Jenis Vegetasi Dan Karakteristik Lahan

JENIS VEGETASI DAN KARAKTERISTIK LAHAN
DI KAWASAN HUTAN LINDUNG PULAU TARAKAN
(VEGETATION TYPE AND LAND CHARACTERISTICS IN
PROTECTION FOREST REGION TARAKAN ISLAND)
Adi Sutrisno1, Hariadi Kartodihardjo2, Dudung Darusman2 and
Bramasto Nugroho3
ABSTRACT
This study aimed to describe the type of vegetation and soil fertility status in the
protected forest areas of Tarakan Island (HLPT). The results showed that: (1) the
dominant vegetation types in HLPT belong to a group of Dipterocarpaceae, such as
meranti (Shorea sp), keruing (Dipterocarpus), Resak (Vatica sp), Merawan (Hopea
sangal) and Tengkawang (Shorea pinanga); (2) The soil types in the HLPT area are
dominated by Podsolic, with a very acid soil category to sour, having a low ability in
holding and exchanging kation, total nitrogen levels from very low to low, levels of
C-Organic from very low to high, the phosphorus (P) content available classified as
very low to very high and the potassium (K) content available relatively moderate to
very high, and (3) the soil fertility status of HLPT is very low to low with HLPT soil
texture in form of clay, sandy loam and loamy sand.
Key words: vegetation, soil, forest
(dua ribu kilometer persegi) beserta


PENDAHULUAN
Hutan Lindung Pulau Tarakan

kesatuan

Ekosistemnya.

Dengan

(HLPT) berada pada Pulau Tarakan.

demikian HLPT berada pada sebuah

Menurut BPS Kota Tarakan (2007)

pulau

Pulau Tarakan hanya memiliki luas

memiliki


daratan

250,08

perairan/laut

km2

seluas

dan

406,53

luas
2

kecil.


Pulau-pulau

karakteristik

kecil

biogeofisik

yang antara lain terpisah dari pulau

km .

induk, memiliki sumberdaya air tawar

Padahal menurut Pasal 1 Ayat (3)

yang terbatas baik air permukaan

Undang-Undang Nomor 27 tahun


maupun air tanah dengan daerah

2007 tentang Pengelolaan Wilayah

tangkapan air relatif kecil, peka dan

Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, pulau

rentan terhadap pengaruh eksternal

kecil adalah pulau dengan luas lebih

baik alami maupun akibat kegiatan

kecil atau sama dengan
1
2

2


2 000 km

manusia.

Dosen Universitas Borneo
Guru Besar Institut Pertanian Bogor; 3 Dosen Sekolah Pascasajana Institut Pertanian Bogor

115
J.
Hidrolitan, Vol 2 : 3 : 115-123-, 2011
ISSN 2086-4825

115

Sutrisno A et al. : Jenis Vegetasi dan Karakteristik Lahan

Memperhatikan

karakteristik


kawasan

HLPT.

Sebelum

pulau kecil tersebut, maka keberadaan

melaksanakan

HLPT

penting.

hutan dan lahan diperlukan informasi

Keberadaan HLPT menjadi semakin

yang akurat tentang jenis vegetasi dan


penting

karakteristik lahan di dalam kawasan

adalah

karena

sangat

HLPT

merupakan

kegiatan

rehabilitasi

daerah hulu dari 73 sungai yang ada di


HLPT.

Kota

maka penelitian tentang jenis vegetasi

Tarakan.

dikemukakan
Tarakan

Sebagaimana

oleh

Bappeda

(2004)

penelusuran


Kota

berdasarkan

(tracing)

pada

Guna kepentingan tersebut

dan karakteristik lahan di kawasan
HLPT perlu dilakukan.

peta

topografi, terdapat sekitar 73 buah

METODE PENELITIAN


sungai di wilayah Pulau Tarakan.

Penelitian ini dilaksanakan di

Sungai-sungai tersebut membentang

Kota Tarakan, Propinsi Kalimantan

dari wilayah perbukitan di tengah-

Timur.

tengah Pulau Tarakan dan kemudian

digunakan

bermuara di pantai.

pelaksanaan


Namun, di kawasan HLPT

1 347,741, sedangkan yang

mulai

persiapan,
penyusunan

dalam penelitian ini adalah data

dan 17,377 ha berupa lahan terbuka

adalah

dokumen

(Sutrisno

dkk

terkait

dan

Dishutbun

Kota

Tarakan

yang

Jenis data yang digunakan

sekunder.

Menurut

dari

hingga

1 014,294 ha berupa semak belukar

2003).

penelitian

laporan adalah 2 (dua) bulan.

dijumpai fakta lahan berhutan hanya
tersisa

Waktu

Sumber

data

sekunder

laporan

instansi

laporan-laporan

hasil

(2008)

penelitian, Menurut Sugiyono (2006)

kawasan HLPT dimanfaatkan oleh

sumber sekunder merupakan sumber

masyarakat dengan berbagai bentuk

yang tidak langsung memberikan data

pemanfaatan

kepada pengumpul data, misalnya

mengakibatkan

perubahan fisik hutan lindung (seluas

lewat dokumen.

2 400 ha) menjadi lahan terbuka ± 1
316 ha.

Teknik

pengumpulan data

yang digunakan untuk mendapatkan
Kerusakan

mengharuskan

HLPT

tersebut

dilakukannya

data sesuai dengan kebutuhan studi
adalah

teknik

studi

dokumen.

rehabilitasi hutan dan lahan di dalam

116

J. Hidrolitan, Vol 2 : 3 : 115-123, 2011

Menurut Sugiyono (2006) dokumen

Mersawa (Anisoptera grossirenica V.

merupakan catatan peristiwa yang

SI), Aghatis (Aghatis borneensis),

sudah

bisa

Pulai (Alstonia angustiloba Miq),

berbentuk tulisan, gambar, atau karya-

Kempas (Koompasia malaccensis) dan

karya monumental dari seseorang.

Terap (Artocarpus elasticus Reinw).

Dokumen

yang

berbentuk

tulisan

Disamping itu, juga ditemui jenis

misalnya

catatan

harian,

sejarah

tumbuhan yang dilindungi, seperti

kehidupan

(life

history),

ceritera,

Ulin (Eusideroxylon zwageri), Ramin

berlalu.

Dokumen

(Gonistylus

biografi, peraturan, kebijakan.
Teknik analisis yang digunakan
berdasarkan tujuan penelitian yang

(Kompassia excelsa) dan Jelutung
(Dyera costulata).
Menurut Dinas Kehutanan dan

ingin dicapai adalah teknik analisis
deskriptif

kualitatif.

deskriptif

kualitatif

Analisis
dimaksudkan

Bengeris

bancanus),

Perkebunan Kota Tarakan (2005) jenis
pohon,

jumlah

pohon,

kerapatan

untuk memberikan pemaparan atas

seluruh jenis dan kerapatan relatif

dasar gejala atau fenomena yang

suatu

jenis

pada

HLPT

terjadi.

sebagaimana

yang

disajikan pada

adalah

Tabel 1. Selanjutnya, menurut BPKH
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jenis Vegetasi
Pulau Tarakan

Hutan

Lindung

Wilayah IV Samarinda (2009) kondisi
vegetasi di kawasan HLPT adalah
sebagaimana

Menurut PPLH Unmul (2000)

yang

disajikan pada

Berdasarkan

berbagai

Tabel 2.

jenis tumbuhan pohon yang terdapat
pada kawasan HLPT antara lain adalah
Cengal (Hopea sangal Korth), keruing

informasi/data diatas dapat dinyatakan

(Dipterocarpus sp), Meranti (Shorea

bahwa jenis vegetasi dominan di

sp),

dalam kawasan HLPT adalah kelompk

Nyantoh

(Palaquium

seperti

Meranti

dasyphyllum),

Bintangur

Dipterocarpaceae,

(Callophyllum teysmanii

Z et. M),

(Shorea sp), Keruing (Dipterocarpus

Rengas (Melanorhoea wailichi King),

sp), Resak (Vatica sp), Merawan

Merawan (Hopea feerugenia Pariys),

(Hopea

117

sangal)

dan Tengkawang

Sutrisno A et al. : Jenis Vegetasi dan Karakteristik Lahan

Tabel 1. Jenis pohon, jumlah pohon, kerapatan seluruh jenis, kerapatan suatu jenis
dan kerapatan relatif suatu jenis pada HLPT
No

Nama jenis pohon

Adat
Aghatis (Agathis sp)
Arang
Bengkirai (Shorea sp)
Benuang (Octomeles
sumatrana Miq)
6
Bintangur (Calophyllum
sp)
7
Cemara
8
Dara-dara (Myristica sp)
9
Jambu-jambu
(Syzygium sp)
10 Jelutung (Dyera sp)
11 Keruing (Dipterocarpus
sp)
12 Kempas (Koompassia
malaccensis Maing)
13 Laban
14 Lembasung
15 Meranti (Shorea sp)
16 Manggis
17 Nyatoh (Palaquium sp)
18 Pasang (Quercus sp)
19 Plaju
20 Pelawan
21 Petaling
22 Pisang-pisang (Mezzetia
parviflora Becc)
23 Perupuk
(Lophopetalum spp)
24 Resak (Vatica sp)
25 Rengas (Gluta aptera
(King) Ding Hou)
26 S. Batu
27 Sepetir (Sindora sp)
28 Senerai
29 Semangko
30 Simpur (Dillenia sp)
31 Terentang
(Campnosperma sp)
32 Lainnya
Jumlah

4
21
14
49
4

235,60
235,60
235,60
235,60
235,60

0,40
2,10
1,40
4,90
0,40

Kerapatan
relatif
suatu jenis
(%)
0,17
0,89
0,59
2,08
0,17

106

235,60

10,60

4,50

9
33
149

235,60
235,60
235,6

0,90
3,30
14,90

0,38
1,40
6,32

8
17

235,6
235,6

0,80
1,70

0,34
0,72

50

235,6

5,00

2,12

2
2
390
10
599
2
46
32
155
64

235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60

0,20
0,20
39,00
1,00
59,90
0,20
4,60
3,20
15,50
6,40

0,09
0,09
16,55
0,42
25,42
0,09
1,95
1,36
6,58
2,72

20

235,60

2,00

0,85

385
27

235,60
235,60

38,50
2,70

16,34
1,15

102
3
14
28
7
3

235,60
235,60
235,60
235,60
235,60
235,60

10,20
0,30
1,40
2,80
0,70
0,30

4,33
0,13
0,59
1,19
0,29
0,13

1
2.356

235,6
-

0,10

0,04
100,00

Jumlah
Pohon

1
2
3
4
5

Kerapatan
seluruh jenis
(batang/ha)

Kerapatan
suatu jenis
(batang/ha)

-

Sumber; Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kota Tarakan (2005)

118

J. Hidrolitan, Vol 2 : 3 : 115-123, 2011

Tabel 2. Kondisi pada kawasan HLPT berdasarkan koordinat dan lokasi pengamatan
Lokasi pengamatan Koordinat
Kondisi vegetasi
Kelurahan Kampung I
Skip (sekitar embung)
Kelurahan Juwata Laut
(hulu sungai
Manggatal)

00 20’ 18” LU –
1170 37’ 01” BT
030 23’ 27” LU –
1170 35’ 29,34” BT

Kelurahan Juwata Laut
(hulu sungai
Manggatal)

030 23’ 34,52” LU
– 1170 35’ 29,34”
BT

Juwata Kerikil (sekitar
pos jaga Juwata
Kerikil)

030 23’ 10” LU –
1170 35’ 32” BT

Tanaman pertanian, semak dan belukar muda
Jenis vegetasi dominan adalah kelompok
Dipterocarpaceae, jenis lainnya adalah
Palaquium sp, Aghatis sp, Dillenia sp,
Myristica sp, Canarium sp, Santiria sp, Intsia
sp, Artocarpus sp, Lophopetalum sp, Litsea sp
dan Cinnamomum sp.
Hutan sekunder yang didominasi oleh
kelompok Dipterocarpaceae, seperti Meranti
(Shorea sp), Keruing (Dipterocarpus sp),
Resak (Vatica sp), Merawan (Hopea sangal)
dan Tengkawang (Shorea pinanga). Terdapat
pula jenis-jenis Litsea sp, Canarium sp,
Eugenia sp, dan Aghatis sp
Hutan sekunder dengan jenis vegetasi Meranti
(Shorea sp), jelutung (Dyera costulata),
Keruing (Dipterocarpus sp), Keranji (Diallium
prucerum), Tengkawang (Shorea pinanga),
Mendarahan (Myristica sp), Gaharu (Aqularia
beccariana) dan Resak (Vatica sp)

Sumber; Balai Pemantapan Kawasan Hutan Wilayah IV Samarinda (2009); diolah
(Shorea pinanga). Jenis pohon hutan
ini merupakan jenis vegetasi yang

Karakteristik Lahan/Tanah Hutan

mendominasi

Lindung Pulau Tarakan

Kalimantan.
dan

hutan

tropis

Dilaporkan Heriyanto

Subiandono

jenis

fisiografi HLPT terdiri dari formasi

tumbuhan yang mendominasi tegakan

perbukitan dan gunung-gunung yang

pada

Sungai

tidak terlalu tinggi dengan kisaran

Lekawai-Sungai Jengonoi Kabupaten

ketinggian 25 – 110 m dpl. Keadaan

Sintang Kalimanatan Barat adalah

lapangan

Shorea parvifolia (meranti merah),

ringan sampai dengan berbukit, di

(medang),

dominasi kelerengan agak curam (15 -

kelompok

Melanochyla

(2003)

Menurut PPLH Unmul (2000)

hutan

tomentosa

Palaquium obovatum (nyatoh), Shorea
macroptera

(meranti

kuning),

tergolong

bergelombang

25%).

Menurut Dishutbun Kota

Tarakan

(2008)

kelerengan

yang

Eusideroxylon zwageri (ulin), Shore

terdapat pada kawasan hutan dapat

pinanga (tengkawang), Dipterocarpus

dikelompokan mulai dari landai (8 -

elongatus (keruing), dan Shorea laevis

15%) sampai dengan sangat curam (>

(bangkirai).

45%).

119

Sutrisno A et al. : Jenis Vegetasi dan Karakteristik Lahan

Tabel 3. Sifat kimia tanah HLPT
pH (1:2,5)

Lokasi/
Sampel

1
2
3
4
5
6

Exchange
cation
(meq/100 gr)

0-30
30-60
0-30
30-60
0-30
30-60
0-30
30-60
0-30
30-60
0-30
30-60

H2O
4,33
4,55
4,45
4,63
3,90
5,01
4,56
4,58
4,19
4,32
5,24
5,23

KCL
3,23
3,38
3,29
3,47
2,34
3,28
3,16
3,22
3,34
3,27
3,74
3,78

KTK
15,29
11,27
4,51
7,37
2,56
1,50
3,56
6,43
15,62
15,07
2,31
1,82

C–N
Analyzer
C
N
%
2,42
1,36
1,86
1,14
4,70
0,89
2,58
1,06
3,14
1,61
1,14
0,38

%
0,10
0,05
0,04
0,05
0,09
0,03
0,05
0,04
0,09
0,05
0,05
0,03

Av. P

Av. K

(0,1 N
KCl)
Ppm
1,45
1,12
4,68
1,72
39,86
5,89
18,81
1,05
0,71
1,05
11,54
3,34

(0,1N KCl)
Ppm
34,72
36,46
29,51
52,93
61,21
27,34
33,74
25,39
39,96
29,44
36,67
26,82

Sumber: Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Borneo (2008) dalam
Dishutbun Kota Tarakan (2008)
Menurut PPLH Unmul (2000)
jenis

tanah

yang

terdapat

pada

1) Nilai pH (H20) tanah di HLPT
berkisar antara 3,90 - 5,24 dengan

kawasan HLPT adalah alluvial dan

nilai

kompleks podsolik, dengan jenis tanah

Kisaran

yang

menunjukan bahwa tanah HLPT

dominan

Menurut

BPKH

adalah

podsolik.

Wialayah

IV

Samarinda (2009) jenis tanah pada
kawasan

KPH

Kota

Tarakan

rata-rata

masuk

nilai

sebesar
pH

4,49.
tersebut

dalam kategori sangat

masam sampai masam.
2) Nilai pH (KCl) tanah di HLPT

merupakan orde Ultisol dengan jenis

berkisar

antara

3,16

-

tanah Podsolik Merah Kuning dan

Kisaran

nilai

pH

tersebut

Latosol.

menunjukan bahwa tanah HLPT

Sifat kimia tanah pada

kawasan HLPT adalah sebagaimana

3,78.

masuk dalam kategori masam.

3.

3) Nilai Kapasitas Tukar Kation

Sedangkan status kesuburan tanah dan

(KTK) tanah di HLPT tergolong

tekstur tanah adalah sebagaimana yang

rendah, yaitu berkisar antara 1,50

disajikan pada Tabel 4.

- 15,62 meq/100 gr, hal ini

yang

disajikan

pada

Tabel

Berdasarkan Tabel 3 dapat
dinyatakan hal-hal sebagai berikut:

menunjukkan bahwa jenis tanah
HLPT

memiliki

kemampuan

120

J. Hidrolitan, Vol 2 : 3 : 115-123, 2011

memengang

dan

sangat tinggi (0,71 - 39,86 ppm),

menukarkan

dengan kandungan rata-rata 7,6

kation yang rendah.

ppm.

4) Kadar Nitrogen total tanah di
HLPT tergolong

7)

sangat rendah

Kandungan Kalium (K) tersedia

sampai rendah (0,03 - 0,1%), dan

tanah di HLPT tergolong sedang

bila dibandingkan dengan skala

sampai sangat tinggi (25,39 -

kualitas

61,21 ppm), dengan rata-rata

lingkungan

kesuburan

tanah

untuk

(nitrogen),

sebesar 38,18 ppm.

menunjukkan sangat rendah.

Selanjutnya berdasarkan Tabel

5) Kandungan C-organik tanah di

4 dapat dinyatakan bahwa Kapasitas

HLPT tergolong sangat rendah

Tukar Kation (KTK) tanah di HLPT

sampai tinggi (0,38 - 4,70%), dan

tergolong

bila dibandingkan dengan skala

rendah, P2O5 sangat rendah sampai

kualitas

tinggi, K2O5 sedang sampai sangat

lingkungan

kesuburan

tanah

untuk

(C-organik)

tinggi,

sangat

C-Organik

rendah

sangat

samapai

rendah

adalah rendah sampai tinggi pada

sampai tinggi, status kesuburan HLPT

lapisan atas dan sangat rendah

tergolong

pada lapisan bawah.

rendah, sedangkan tekstur tanah HLPT

6) Kandungan Phospor (P) tersedia

sangat rendah sampai

adalah clay, sandy loam dan loamy

tergolong sangat rendah sampai

sand.

Tabel 4. Status kesuburan dan tekstur tanah HLPT
No
1
2
3
4
5
6
Sumber:

121

Kedalaman
(cm)

Status
Teksur
Kesuburan
Tanah
Tanah
0-30
R
SR
S
S
R
C
30-60
R
SR
S
R
R
C
0-30
SR
SR
S
R
SR
LS
30-60
R
SR
ST
R
R
SL
0-30
SR
ST
ST
T
SR
LS
30-60
SR
R
S
SR
SR
LS
0-30
SR
T
S
S
SR
LS
30-60
R
SR
S
R
R
SL
0-30
R
SR
S
T
R
C
30-60
R
SR
S
R
R
C
0-30
SR
S
S
R
SR
SL
30-60
SR
SR
S
SR
SR
SL
Laboratorium Tanah Fakultas Pertanian Universitas Borneo (2008) dalam Dishutbun
Kota Tarakan (2008); SR = Sangat Rendah; S = Sedang; T = Tinggi; R = Rendah;
ST = Sangat tinggi; C = Clay; SL = Sandy Loam; LS = Loamy Sand.
KTKE

P2O5

K2O

COrganik

Sutrisno A et al. : Jenis Vegetasi dan Karakteristik Lahan

Berdasarkan

berbagai

kemampuan

memengang

dan

informasi sebagaimana diuraian di atas

menukarkan kation yang rendah,

dapat diketahui bahwa jenis tanah

kadar

Nitrogen

total

pada kawasan HLPT didominasi oleh

sangat

rendah

sampai

Podsolik, dengan kategori tanah sangat

kandungan

masam sampai

sangat

masam,

memiliki

tergolong

C-organik

rendah

rendah,
tergolong

sampai

tinggi,

dan

kandungan Phospor (P) tersedia

menukarkan kation yang rendah, kadar

tergolong sangat rendah sampai

Nitrogen total tergolong

sangat

tinggi

dan

kandungan

rendah sampai rendah, kandungan C-

Kalium

(K)

tersedia

tergolong

organik

sedang sampai sangat tinggi.

kemampuan

memengang

tergolong

sangat

sangat

rendah

sampai tinggi, kandungan Phospor (P)

3. Status kesuburan tanah di dalam

rendah

kawasan HLPT tergolong sangat

sampai sangat tinggi dan kandungan

rendah sampai rendah dan tekstur

Kalium (K) tersedia tergolong sedang

tanah terdiri atas clay, sandy loam

sampai

dan loamy sand.

tersedia

tergolong

sangat

sangat

tinggi.

Status

kesuburan tanah di dalam kawasan
HLPT tergolong sangat rendah sampai
rendah dan tekstur tanah terdiri atas
clay, sandy loam dan loamy sand.
KESIMPULAN
1. Jenis vegetasi dominan di dalam
kawasan HLPT adalah kelompk
Dipterocarpaceae, seperti Meranti
(Shorea

sp),

Keruing

(Dipterocarpus sp), Resak (Vatica
sp), Merawan (Hopea sangal) dan
Tengkawang (Shorea pinanga).
2. Jenis tanah pada kawasan HLPT
didominasi oleh Podsolik, dengan
kategori
sampai

tanah

sangat

masam,

masam

DAFTAR PUSTAKA
[BAPPEDA Kota Tarakan] Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah Kota Tarakan. 2004.
Master Plan Penyediaan Air
Bersih Kota Tarakan. Tarakan:
Bappeda Kota Tarakan.
[BPS Kota Tarakan] Badan Pusat
Statistik Kota Tarakan. 2007.
Kota Tarakan dalam Angka.
Tarakan: BPS Kota Tarakan.
[BPKH Wilayah IV Samarinda] Balai
Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah
IV
Samarinda.
Iventarisasi Potensi Kelola
Kesatuan Pengelolaan Hutan
(KPH)
Model
Tarakan,
Provinsi Kalimantan Timur.

memiliki

122

J. Hidrolitan, Vol 2 : 3 : 115-123, 2011

Samarinda : Balai Pemantapan
Kawasan Hutan Wialayah IV.
[Dishutbun Kota Tarakan]
Dinas
Kehutanan dan Perkebunan
Kota Tarakan. 2008. Master
plan Kelola Sosial Kesatuan
Pengelolaan Hutan Lindung
Model (KPHL-Model)
di
Tarakan Provinsi Kalimantan
Timur. Tarakan: Dishutbun
Kota Tarakan.
Heriyanto NM, Subiandono E. 2003.
Status kelangkaan jenis pohon
di kelompok hutan Sungai
Lekawai-Sungai
Jengonoi,
Sintang Kalimantan Barat.
Bogor: Buletin Plasma Nutfah
9 (2): 28-37.

123

[PPLH

Unmul] Pusat Penelitian
Lingkungan Hidup Universitas
Mulawarman. 2000. Rencana
Unit
Pengelolaan
Hutan
Lindung
Lima
Tahunan.
Kalimantan Timur: UPL Dati
II Kota Madya Tarakan.

Sugiyono. 2006. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R &
D. Bandung: Alfabeta.
Sutrisno A, Sardjono MA, Aipassa
MI.
2003.
Partisipasi
masyarakat
lokal
dalam
konservasi Hutan Lindung
Pulau
Tarakan
[Tesis].
Samarinda:
Program
Pascasarjana
Kehutanan,
Universitas Mulawarman.