MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI SISWA UNTUK

MEMBANGUN RASA PERCAYA DIRI SISWA UNTUK BERBICARA DI
DEPAN UMUM BERDASAR PADA ASPEK SPEAKING
Siti Nurjanah. Pendidikan Bahasa dan Sastra Inggris. Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar
sitinurjanahlagi@yahoo.com
ABSTRAK
Bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan oleh anggota masyarakat
untuk berinteraksi antara satu sama lain, bekerja sama, dan mengidentifikasikan diri
masing-masing. Kemampuan berbicara seseorang di depan umum akan berkembang
dengan terus melakukan latihan dan praktek. 75% warga Amerika lebih takut jika
berbicara di depan orang banyak atau umum daripada menghadapi kematian (survey
nasional). Jenis penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu penelitian
pustaka (Library Research) objek tulisan ini adalah “Membangun Rasa Percaya Diri
Siswa Untuk Berbicara Di Depan Umum Berdasar Pada Aspek Speaking”. Teknik
pengumpulan data yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah dengan cara
mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai jenis sumber yang berbeda.
Teknik analisis data yang digunakan diawali dengan mengumpulkan berbagai jenis
data yang kemudian dilanjutkan dengan menyaring informasi yang diperoleh sesuai
dengan masalah yang dikaji. Beberapa orang merasa kesulitan untuk berbicara di
depan umum. Penyebabnya juga sangat beragam, ada yang demam panggung, takut,
malu, belum layak, dan masih banyak lagi.


Kata kunci: percaya diri, berbicara, dan depan umum.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan lambang bunyi yang digunakan oleh seluruh anggota
masyarakat untuk saling berinteraksi antara satu sama lain, bekerja sama, dan
mengenalkan diri masing-masing. Menurut Gorys Keraf (1997:1), bahasa adalah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan
berdasarkan kebutuhan seseorang, yakni sebagai alat untuk mengekspresikan diri,
sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan
beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagai alat untuk
melakukan kontrol sosial (Keraf, 1997:3). Selain itu, bahasa juga digunakan
untuk berkomunikasi dengan lingkungan di sekitarnya. Komunikasi tidak akan
sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Mengekspresikan kehendak maupun berkomunikasi dengan orang lain
akan lebih baik jika orang tersebut mengutarakannya secara langsung. Dalam
artian, hal yang diinginkan oleh seseorang bisa langsung tertuju pada orang lain

tanpa perantara. Speaking (berbicara) adalah kemampuan seseorang dalam
melafalkan setiap bunyi, kata, dan kalimat untuk menyampaikan suatu ide pokok,
gagasan, ataupun perasaan. Menurut Tarigan (2008:16), berbicara adalah
kemampuan seseorang mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan. Berbicara tidak hanya kepada satu, dua atau beberapa orang saja,
melainkan juga kepada orang banyak. Sebagian orang menganggap bahwa
berbicara di depan orang banyak membutuhkan mental yang cukup karena
berbicara di depan orang banyak adalah suatu hal yang sulit untuk dilakukan oleh
seseorang.

Kemampuan berbicara seseorang di depan umum berkembang dengan
terus melakukan latihan dan praktek. Ternyata tidak hanya di Indonesia saja yang
menganggap bahwa berbicara di depan orang banyak adalah hal yang sulit
dilakukan. 75% warga Amerika lebih takut jika berbicara di depan orang banyak
atau umum daripada menghadapi kematian (survey nasional). Penyebabnya yang
tidak lain dan bukan ialah timbulnya rasa malu, minder, kurang percaya diri,
takut, dan lain sebagainya. Hal seperti inilah yang membuat beberapa orang lebih
memilih untuk diam dan tak mengutarakan apa-apa. Namun, hal tersebut akan
jauh lebih baik lagi bila diatasi. Berdasar pada kasus permasalahan tersebut,

maka penulis menarik judul “Membangun Rasa Percaya Diri Siswa Untuk
Berbicara Di Depan Umum Berdasar Pada Aspek Speaking”.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari karya tulis ini, meliputi:
1. Bagaimana cara mengatasi kurangnya percaya diri berbicara di depan orang
banyak?
2. Aspek-aspek apa sajakah yang terdapat dalam berbicara (speaking)?
C. Tujuan
Adapun tujuan karya tulis ini, meliputi:
1. Untuk mengetahui cara mengatasi kurang percaya diri berbicara di depan
orang banyak.
2. Untuk mengetahui aspek-aspek yang terdapat dalam berbicara (speaking).
D. Manfaat
Adapun manfaat karya tulis ini, meliputi:
1. Agar dapat membangun rasa percaya diri berbicara di depan orang banyak.
2. Agar dapat mengaplikasikan aspek yang terdapat dalam berbicara (speaking)
guna mengatasi nervous.

BAB II
TELAAH PUSTAKA

1. Percaya Diri
Menurut Thantaway dalam Kamus istilah Bimbingan dan Konseling (2005:
87), percaya diri adalah kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang
memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau melakukan sesuatu
tindakan.
Menurut Hakim (2004:6) percaya diri adalah suatu keyakinan yang dimiliki
seseorang dan keyakinan tersebut membuat orang itu merasa mampu untuk dapat
mencapai tujuannya.
Berdasarkan pernyataan tersebut maka kesimpulan dari percaya diri adalah
kondisi seseorang yang mana orang tersebut yakin pada dirinya dan merasa
mampu untuk melakukan suatu perbuatan agar tujuan dan keinginannya dapat
tercapai.
2. Berbicara
Burhan Nurgiyantoro (2001:276), berbicara adalah aktivitas berbahasa
kedua yang dilakukan manusia dalam kehidupan berbahasa, yaitu setelah
aktivitas mendengarkan. Berdasarkan bunyi-bunyi yang didengar itu, kemudian
manusia belajar untuk mengucapkan dan akhirnya terampil berbicara.
Laksana (1982:25) mengemukakan bahwa berbicara adalah perbuatan yang
menghasilkan bahasa untuk berkomunikasi, sebagai salah satu keterampilan
dasar dalam berbahasa.

Berdasarkan pernyataan tersebut maka kesimpulan dari berbicara (speaking)
adalah

kegiatan yang dilakukan oleh manusia dengan menghasilkan bahasa

sebagai alat untuk berkomunikasi setelah melakukan aktivitas mendengarkan
bunyi-bunyi dan belajar untuk mengucapkannya.

3. Depan Umum
Depan umum yaitu berhadapan dengan banyak orang yang jumlahnya lebih
dari 3 orang, bisa puluhan, ratusan atau bahkan ribuan orang yang datang untuk
menyaksikan.

BAB III
METODE PENULISAN
A. Jenis Tulisan
Jenis penulisan yang digunakan dalam karya ilmiah ini yaitu penelitian
pustaka (Library Research) yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data dan
informasi dengan bantuan-bantuan materi dari berbagai literatur yang ditulis
secara deskriptif.

B. Objek Tulisan
Objek dari karya tulis ini adalah “Membangun Rasa Percaya Diri Siswa
Untuk Berbicara Di Depan Umum Berdasar Pada Aspek Speaking”.
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan pada karya ilmiah ini adalah
dengan cara mengumpulkan data-data yang diperoleh dari berbagai jenis sumber
yang berbeda. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan kerangka teori mengenai
pembahasan masalah. Informasi data yang diperoleh berupa e-journal, artikel,
dan internet.
D. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan diawali dengan mengumpulkan
berbagai jenis data yang kemudian dilanjutkan dengan menyaring informasi yang
diperoleh sesuai dengan masalah yang dikaji. Setelah melakukan pengumpulan
dan penyaringan, data kemudian dianalisis. Penyajian materi karya ini dilakukan
secara deskriptif, yaitu dengan cara menggambarkan pokok permasalahan yang
ada.

BAB IV
PEMBAHASAN
1. Cara Membangun Rasa Kurang Percaya Diri

Beberapa orang merasa kesulitan untuk berbicara di depan umum.
Penyebabnya juga sangat beragam, ada yang takut, malu, belum layak, dan masih
banyak lagi. Sehingga banyak kesempatan yang didapatkan untuk tampil tetapi
malah terlewatkan begitu saja dan diambil alih oleh orang lain. Itu semua terjadi
karena kurangnya rasa percaya diri untuk berbicara di depan umum. Ada
beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun rasa kurang percaya diri
seseorang. Cara yang dapat dilakukan yaitu: pertama, tanamkan sikap yang baik
pada diri sendiri, seperti mengenali pikiran negatif kemudian mengubahnya ke
dalam hal-hal yang positif, perbanyaklah untuk berpikir positif agar pikiran
negatif tidak timbul, kenali bakat yang dimiliki kemudian berbanggalah pada diri
sendiri. Kedua, mampu mengatasi emosi, seperti mengadapi rasa takut yang
kerap kali datang dengan senyaman mungkin serta bersabarlah selalu pada diri
sendiri, jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain
karena setiap orang itu memiliki karakter dan bakat yang berbeda-beda, jangan
terpuruk karena kesalahan dan menyalahkan diri terus-menerus, bangkitlah dari
kesalahan dan yakin pada diri sendiri bahwa itu semua adalah awal dari sebuah
kesuksesan. Ketiga, belajarlah untuk selalu memperhatikan diri sendiri jangan
terlalu sering memperhatikan oran lain. Apabila cara di atas kurang maksimal
untuk membangun rasa percaya diri dan masih saja nervous ketika tampil
berbicara di khalayak umum, maka hal yang perlu dilakukan selanjutnya ialah

mengatasinya. Adapun cara yang dapat dilakukan yaitu sebagai berikut:
1. Melawan rasa malu yang kerap kali datang jika ingin tampil di depan umum.
Berusahalah untuk melawannya meski itu agak sulit. Lakukan yang terbaik
meskipun rasa malu itu masih ada terbesit.

2. Berlatihlah dengan berbicara di depan cermin atau meminta seorang teman
untuk menjadi audience. Cara lain yang juga dapat digunakan ialah merekam
suara sendiri untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan materi yang akan
disampaikan nantinya.
3. Buatlah persiapan sebaik mungkin sebelum tampil. Hal ini berkaitan dengan
materi yang akan disampaikan. Gunakan bahasa yang sesimpel mungkin dan
tidak bertele-tele. Tujuannya yaitu agar pendengar tidak merasa sulit untuk
mencerna perkataan yang disampaikan oleh pemateri karena penggunaan
bahasa yang berat.
4. Berbicaralah dengan gaya sendiri pada saat menyampaikan materi. Jangan
meniru gaya berbicara orang lain karena hal seperti itu bisa membuat
seseorang tidak nyaman dengan materi yang disampaikan, be yourself.
5. Melakukan kontak mata dengan para pendengar (audience) karena itu akan
membuat seseorang sedikit lebih nyaman dan audience akan menganggap
bahwa pembicara percaya diri. Daripada melihat ke bawah atau langit- langit

ruangan yang menandakan seseorang tidak percaya diri. Selain itu, melakukan
kontak mata dengan audience mencerminkan bahwa pembicara menghargai
orang yang diajak berbicara.
6. Sebagai umat yang beragama, akankah lebih baik jika sebelum melakukan
sesuatu hendaknya berdoa terlebih dahulu karena dengan berdoa itu berarti
seseorang menyerahkan seluruh ikhtiar yang sudah dipersiapkan sebelumnya.
Maka, berdoalah dahulu sebelum tampil atau ketika mendapat kesempatan
untuk berbicara di depan umum.
Itulah beberapa cara yang dapat diterapkan pada diri seseorang dalam
mengatasi rasa kurang percaya diri dan membangun percaya diri yang sering
terjadi ketika seseorang ingin tampil ataupun berbicara di depan umum. Hal yang
paling terpenting ialah teruslah berlatih untuk berbicara di depan umum agar
kelak bila ada kesempatan tampil rasa malu itu berkurang dan percaya diri.

2. Aspek-aspek Berbicara
Hal-hal yang terdapat dalam aspek berbicara (speaking) meliputi:
1. Lafal adalah cara seorang atau sekelompok golongan dalam mengucapkan
satu kata atau beberapa kata atau bahkan kalimat yang disusun sesuai dengan
gramatikal sebelumnya sehigga dapat mengasilkan bunyi.
2. Tata bahasa adalah struktur gramatikal bahasa. Tata bahasa digunakan untuk

menyusun kata menjadi sebuah kalimat sehingga memiliki arti serta tujuan.
Penggunaan tata bahasa bertujuan agar seseorang tidak asal dalam menyusun
kata. Penyusunan tata bahasa yang baik maka akan menghasilkan makna yang
baik pula.
3. Kosakata adalah kumpulan dari kata-kata yang sangat sering digunakan oleh
seseorang dalam kehidupan sehari-hari untuk berbicara ataupun membuat
suatu kalimat yang disusun sedemikian rupa agar memiliki arti yang logis.
4. Kefasihan atau kelancaran adalah keadaan di mana seseorang fasih atau tidak
terbata-bata dalam mengucapkan kata-kata ataupun kalimat yang didapatkan
dengan mendengar ataupun membaca.
5. Materi adalah bahan yang disusun dan dirangkai untuk disampaikan, diberikan
atau diujikan kepada seseorang yang akan mendengar ataupun menerimanya
dari si pemberi materi. Materi yang akan diberikan sebaiknya sesuai dengan
tingkatan si penerima. Apabila materi yang diberikan tidak sesuai dengan
tingkatan, dikawatirkan si penerima materi tersebut akan kurang mengerti atau
bahkan tidak mengerti sama sekali apa yang dimaksud oleh pemateri. Seorang
pemateri sebaiknya menggunakan bahasa yang ringan agar mudah dicerna dan
dipahami.
6. Pemahaman adalah cara seseorang untuk memahami suatu materi, sebelum
diberikan atau disampaikan kepada orang lain. Pemateri hendaknya paham

dengan materi yang akan disampaikannya. Hal ini bertujuan agar pemateri
mudah untuk menyampaikan isi materi. Bagaimana mungkin seorang

pemateri menyampaikan materi namun tidak memahami isi materi tersebut.
Jadi, seorang pemateri harus benar-benar menguasai materi tersebut.
Itulah aspek berbicara (speaking) yang perlu diperhatikan oleh seorang
pembicara (speaker) dalam menyampaikan sesuatu. Hal ini bertujuan agar si
pembicara menyampaikan dan melakukannya dengan baik dan benar meskipun
itu kurang sempurna.

BAB V
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Rasa kurang percaya diri memang kerap kali datang ketika seseorang tampil
di depan umum. Apalagi bagi seseorang yang tidak biasa atau bahkan sama
sekali belum pernah tampil di depan umum. Saat itu, seseorang akan merasa
malu yang dapat dikatakan cukup malu. Hal ini dikarenakan orang tersebut
tidak terbiasa. Ternyata tidak hanya itu saja, terkadang orang yang memiliki
rasa percaya diri yang cukup biasa merasakan nervous juga. Namun, karena
terbiasa makanya orang tersebut mampu mengatasi kecanggungannya dengan
berbagai cara yang dimilikinya.
2. Penyebab rasa kurang percaya diri sangat beragam, seperti takut, malu atau
merasa belum layak untuk tampil. Namun, itu semua bisa dicegah dengan
mengetahui cara mengatasinya.
3. Penyebab yang lainnya ialah kurangnya pemahaman terhadap aspek yang ada
pada speaking. Pemahaman terhadap aspek speaking juga sangat penting guna
menunjang penampilan saat berbicara atau menyampaikan sesuatu. Cara yang
dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan mengetahui aspek
speaking dan memahaminya.
B. Saran
Berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan, maka saran dari peniliti
yaitu untuk mengatasi rasa kurang percaya diri alangkah lebih baik jika sesorang
benar-benar menerapkan cara yang telah diberikan sebelumnya. Cara tersebut
tidak hanya ditujukan pada seorang siswa saja, melainkan kepada seluruh lapisan
masyarakat yang ingin mengatasi rasa kurang percaya dirinya, tak terkecuali
kepada penulis.

DAFTAR PUSTAKA
Amalina, H. (2012, - -). Lumbung Pustaka UNY. Retrieved - -, 2012, from -:
http://eprints.uny.ac.id/8609/3/bab%202%20-%2008108244123.pdf
(diakses
pada Kamis, 13 April 2017 pukul 19:22 WITA)
Anonim. (2014, November 1). Tes Keterampilan Berbicara (Speaking Skill Test).
Retrieved
November
1,
20014,
from
slideshare:
https://www.slideshare.net/icyaceps/tes-keterampilan-berbicara (diakses pada
Sabtu, 15 April 2017 pukul 09:52 WITA)
Ilawati. (2014, November 17). Cara Agar Percaya Diri di Depan Banyak Orang.
Retrieved November 17, 2014, from ilawati-apt.com: http://www.ilawatiapt.com/cara-agar-percaya-diri-di-depan-banyak-orang/ (diakses pada Kamis,
13 April 2017 pukul 19:36 WITA)
Mufarohah, M. (2013). Hubungan percaya diri dengan intensitas perilaku menyontek
siswa Madrasah Aliyah Salafiyah Bangil Pasuruan (Doctoral dissertation,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim).
Noer, M. (2014, November 24). 6 Cara Ampuh Meningkatkan Percaya Diri Dalam
Presentasi. Retrieved November 24, 2014, from presentasi.net:
http://www.presentasi.net/percaya-diri-public-speaking-di-depan-umum/
(diakses pada Kamis, 13 April 2017 pukul 19:40 WITA)