T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak T2 BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah
bagian
dari
Menengah
Pendidikan
Kejuruan
Menengah
(SMK)
dalam
sebagai
Sistem
Pendidikan Nasional mempunyai tujuan utama yaitu
menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja,
mengembangkan sikap professional, mengembangkan
diri
sesuai
dengan
kebutuhan
dunia
usaha
dan
industri, serta menjadi produktif, adaptif, dan kreatif
dengan
kompetensi
Nomor 111,2014).
Produktif
keahliannya.
dalam
arti
(Permendikbud,
mampu
menghasilkan
sesuatu sesuai dengan bidang keahliannya, adaptif
dimaksudkan
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
keadaan atau perkembangan yang ada, dan kreatif
memiliki
kemampuan
untuk
mengembangkan
ide,
desain dan produk sesuai dengan standar mutu.
2014,
Data Badan
lulusan
tingkat
Pusat
Statistik
pengangguran
SLTA dan
Kejuruan
(BPS) Agustus
terbuka
yang
untuk
ditamatkan
2013-2014 berjumlah 847.052 jiwa atau 11,81 %
dari
total
tingkat
pengangguran
terbuka
di
Indonesia (Badan Pusat Statistik. 2014). Meskipun
sudah mengalami penurunan dari data sebelumnya,
namun
jumlah
mengingat
tenaga
tersebut
lulusan
kerja
yang
dapat
dikatakan
SMK seharusnya
berkualitas
untuk terjun dalam dunia kerja.
1
dan
besar
merupakan
dipersiapkan
Permasalahan kerja dan penganguran
menjadi
kajian kehidupan karier manusia. Karena keputusan
karier
sering
dikaitkan
dengan
kematangan
karir
seseorang. kematangan karir individu ditentukan pada
berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas
dalam tahap perkembangan karir . Setiap tahapan
perkembangan karir menuntut penyesuaian tugastugas yang spesifik agar seseorang sukses memasuki
tahap perkembangan selanjutnya.
Sharf, (2006:119) menyatakan Mempersiapkan
masa depan, terutama karier merupakan salah satu
tugas
remaja
dalam
tahap
perkembangannya,
menyatakan bahwa yang terpenting
dari masa usia
sekolah menengah pada remaja, 14-20 tahun adalah
perkembangan karier. Dan dalam teori perkembangan
karir konsep karier individu akan mencul pada tahap
eksplorasi saat individu berusia 14- 24 tahun. Konsep
kematangan
karier
akan
mempengaruhi
tingkat
kematangan karier individu. Dan Kematangan karier
individu
dapat
dikembangkan
melalui
pemikiran yang terencana dan terarah.
pola-pola
Lebih lanjut tentang perkembangan karir pada
masa sekolah menengah atas atau kejuruan waktunya
individu
mengumpulkan
informasi
mengenai
diri
mereka, dan tentang dunia kerja melalui eksplorasi
yang efektif, dengan tujuan untuk membuat keputusan
karir selanjutnya.
2
SMK
sebagai
salah
satu
satuan
lembaga
pendidikan formal yang menghasilkan siswa yang
berkompeten dan siap bekerja secara professional
harus
didukung
dengan
program
yang
sesuai.
Penerapan Manajeman pendidikan dalam sekolah yang
mencakup: perencanan (planning), Pengorganisasian,
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan
(controlling) merupakan satu kesatuan dalam mencapai
tujuan sekolah.(Tery,Gr & Rue, LW, 1982) Dengan visi
dan misi serta program yang direncanakan harus
mendukung siswa dalam menyelesaikan tugas dan
tahapan perkembangan, sehingga dapat berhasil secara
maksimal dalam tujuan yang hendak dicapai siswa.
National Career Development Guideliness (1992)
membantu
konselor
mengidentifikasi
tujuan
sekolah
yang
perkembangan
professional
karier
dan
intervensi sepanjang hidup. Salah satu kompetensi
perkembangan
karier
yang
harus
dicapai
adalah
perencanaan karier dengan individu harus mempunyai
ketrampilan mengambil keputusan, mengerti hubungan
peran hidup, memahami peran sebagai laki-laki dan
wanita dan ketrampilan merencanakan karier. Salah
satu
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
perencanaan karier, memilih karier, dan membuat
keputusan adalah kematangan karier.
Dalam Pengembangan kompetensi siswa pada
sekolah, pendidikan formal seperti SMK tidak hanya
mengandalkan layanan pembelajaran bidang studi dan
manajemen saja, tetapi juga keseluruhan pelaku dan
3
sistem yang menunjang dalam
manajeman SMK
Negeri 1 Sayung, yaitu, bagian administrasi dan
kepemimpinan, Bidang pengajaran, Bidang pembinaan
siswa, layanan khusus yang bersifat psiko edukatif
melalui layanan bimbingan dan konseling. Ketiga sub
ini bekerjasama menurut fungsinya masing- masing
dalam tujuan pendidikan yang ada di SMK N 1 Sayung.
Manajemen
bimbingan
konseling
memuat
aktivitas program dan kegiatan serta layanan yang
mengupayakan siswa untuk mengembangkan potensi
dan kompetensi hidup yang efektif serta memfasilitasi
mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif
agar
siswa
betul-betul
mencapai
Layanan
Bimbingan
dan
kompetensi
perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
konseling
dalam
manajemen sekolah dilaksanakan guru bimbingan dan
konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan
khususnya membantu peserta didik dalam tujuan
akhir pendidikannya, pada tingkat SMK tujuan akhir
pendidikan siswa adalah kesiapan dalam kelanjutan
karier.
Pandangan
gambaran
diri
dari
Super
(tahun
kematangan
1995)
karier
tentang
pegangan bagi guru bimbingan dan konseling
merancang
peserta
program
didik
bimbingan
kepemahaman
diri
karier,
dan
menjadi
dalam
membawa
pengolahan
informasi yang lebih meluas dan lebih matang dalam
konseling karier, bilamana guru bimbingan konseling
4
berhadapan
bimbingan
dengan
konseling
seorang
harus
konseli,
memperhatikan
kematangan karier yang telah dicapai siswa.
guru
taraf
Hal ini harus didukung dengan program dari
Bimbingan
konseling
yaitu
dengan
memberikan
layanan bimbingan karier. Melalui bimbingan karier
siswa
akan
dapat
menyesuaikan
pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistik
berdasarkan
kesempatan
yang
informasi
tersedia
potensi
diri
dilingkungan
dan
hidupnya
sehingga mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Bimbingan
dan
konseling
karier
bertujuan
karier
sepanjang
memfasilitasi perkembangan, ekplorasi, aspirasi dan
pengambilan
keputusan
rentang
hidup peserta didik. Dengan demikian siswa akan (1)
memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian), yang terkait dengan pekerjaan ; (2)
memiliki
informasi
pengetahuan
karier
mengenai
yang
dunia
menunjang
kerja
dan
kematangan
kariernya ; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia
kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran
dengan
persyaratan
keahlian
atau
ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
kariernya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk
membentuk identitas karier
ciri-ciri
pekerjaan,
dengan cara mengenali
persyaratan
kemampuan
yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja, memiliki kemampuan
merencanakan
masa
depan,
yaitu
merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-
5
peran yang sesuai dengan minat, membentuk pola-pola
karier, mengenal ketrampilan kemampuan dan minat,
memiliki kemampuan atau kematangan karier dalam
perkembangan karier untuk keputusan kariernya.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan dalam
pelaksanaannya
Bimbingan
dan
konseling
karier
belum memadai atau berjalan kurang efektif sehingga
tujuan dari bimbingan karier di SMK belum maksimal.
Program dari Bimbingan karier yang ada di SMK Negeri
1 Sayung baru terfokus pada layanan informasi tentang
karier saja dan belum
didukung dengan aplikasi
instrumentasi yang berisi data dan keterangan siswa
yang meliputi hasil analisis instrumen karier. Aplikasi
instrumentasi berupa hasil tes dan non tes dalam
program karier sangat diperlukan oleh seorang guru
Bimbingan
dan
konseling
membantu
fungsi
pemahaman diri siswa, pencegahan dalam berbagai
permasalahan karier yang, pengentasan permasalahan
karir siswa dalam karier serta perencanaan
pengembangan karier siswa.
dan
Bimbingan karier dalam layanan informasi karier
belum memberikan manfaat untuk siswa karena siswa
hanya tahu informasi karier dan hanya memberikan
gambaran saja tanpa mampu merencanakan karier
sesuai dengan potensi dan peluang karier yang ada
pada dirinya. Begitu juga untuk Bimbingan dan
konseling layanan informasi karier. baru pada tahap
6
proses
transfer
informasi
karier
saja
tanpa
mengkaitkan rencana dan potensi karier siswa.
Dalam rangka mewujudkan Bimbingan karier
yang efektif maka dibutuhkan peran aktif seorang guru
Bimbingan
dan
konseling
yang
professional
dan
berkompeten sehingga dapat mengoptimalkan layanan
bimbingan karier, sedangkan salah satu ciri guru
pembimbing
menggunakan,
instrumen
mendalami
yang
berkompeten
mengembangkan
layanan
untuk
pemahaman
adalah
dan
membantu
tentang
mampu
membuat
melengkapi
siswa
serta
permasalahannya secara optimal (Prayitno dan Erman
Amti, 2004 : 21).
Untuk mengoptimalkan layanan bimbingan karier
di SMK termasuk permasalahan tentang kematangan
karier guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat
mengembangkan atau menggunakan instrumen yang
dapat mengungkap berbagai data untuk mengetahui
kematangan karier siswa. Dengan adanya instrumen
tersebut
akan
membantu
guru
Bimbingan
dan
konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling
karier
yang
tepat
dan
sesuai,
diungkap Prayitno dan Erman Amti (2004: 31)
seperti
bahwa hasil tes dapat digunakan oleh
pembimbing
untuk
memperoleh
gambaran
tentang kecakapan, kemampuan, ketrampilan
seseorang siswa, sehingga membantu dalam
proses layanan bimbingan .
Inventori adalah sebuah daftar yang teratur atau
pengklasifikasikan item-item, yang menilai sifat, opini,
watak, keyakinan, minat atau perilaku dan seterusnya.
7
Dalam
kenyataan yang ditemukan di sekolah belum
ada inventori yang secara khusus dapat mengukur atau
mengungkap kematangan karier yang sesuai dengan
kondisi dan program sekolah di SMK. Guru Bimbingan
dan
konseling
masih
memiliki
keterbatasan
kemampuan dalam membuat alat atau instrumen yang
standar (sahih dan reliabel).
Fungsi inventori adalah mengumpulkan data
dalam rangka memahami individu dan fungsi data
dalam bimbingan dan konseling sangat sentral karena
data merupakan potret atau gambaran lengkap tentang
seseorang.
Penelitian
ini
bertujuan
mengembangkan
dan
menghasilkan
inventori yang dapat digunakan untuk mengungkap
secara
spesifik
kematangan karier.
data
tentang
Kematangan karir sebagai tugas perkembangan
yang dapat diukur. McDivitt dalam Zunker, VG (2006)
menyarankan
bahwa
inventori
dapat digunakan membantu
kematangan
karier
klien dalam proses
pembuatan keputusan karier. Inventori ini merupakan
alat
diagnosis
individu
atau
untuk
kelompok,
mengembangkan
bisa
juga
prosedur
menghasilkan
pengukuran orientasi perencanaan, kesiapan untuk
eksplorasi, informasi dan pembuatan keputusan karier.
Hasil Inventori kematangan karier bermanfaat
dalam
8
konseling
perorangan,
perencanan
program
bimbingan karier, evaluasi dan penelitian
(Super,
1995). Dalam konseling individual, hasil inventori
kematangan
karier
ini
dapat
digunakan
untuk
mendiagnosis dan memprediksi. Sedangkan dalam
perencanaan program bimbingan dapat digunakan
sebagai
instrumen
survey
dalam
mengidentifikasi
kebutuhan program bimbingan karier, dalam evaluasi
dan penelitian,
hasil inventori dapat mengevaluasi
efektifitas program bimbingan karier.
Dalam layanan Bimbingan Karier di SMK Negeri 1
Sayung belum tersedia Inventori kematangan karier
yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai,
sehingga perlu dikembangakan Inventori Kematangan
karir yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang
memadai dan sesuai standar. Inventori yang digunakan
mengadopsi dari luar negeri dan diterjemahkan ke
bahasa Indonesia yang belum diadaptasikan kondisi
yang ada sesuai dengan peserta didik SMK Negeri 1
Sayung. Selain itu terkait dengan aplikasi budaya,
suatu alat tes tidak dapat digeneralisasikan dinegaranegara lain, validitas dan reliabilitas harus dibuat
untuk setiap inventori karena suatu alat tes yang
mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi belum
tentu dinegara lain menunjukkan hal yang sama
(Zunker & Osborn, 2006).
Berdasarkan uraian kondisi ideal dan riil tersebut
maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
belum
adanya
memiliki
Inventori
validitas
dan
Kematangan
reliabilitas
Karier
yang
yang
memadai
sehingga perlu dikembangkan Inventori Kematangan
Karier yang memenuhi validas dan reliabilitas suatu
9
alat
ukur
yang
standar.
Penelitian
ini
berjudul
Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk
Siswa SMK Negeri 1 Sayung di Kabupaten Demak .
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah
belum adanya alat ukur kematangan karier yang teruji
valid dan reliabel yang dapat digunakan di SMK Negeri
1 Sayung, maka diperlukan pengembangan Inventori
kematangan karier untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan
sebagai
berikut:
Apakah
pengembangan
Inventori
kematangan karier yang dihasilkan teruji secara valid
dan reliabel sebagai alat ukur kematangan karier ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat inventori
kematangan karier yang teruji valid dan reliabel sebagai
alat ukur kematangan karier.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis pengembangan Inventori
kematangan karier secara khusus memberikan
10
pemahaman
konsep
dan
dan
konstruk
wawasan
mengenai
teori
mengenai
kematangan karier, apabila dihasilkan Inventori
kematangan karir yang teruji valid dan reliabel
akan menambah perbendaharaan alat ukur
bimbingan karier di Indonesia.
1.5.2 Manfaat Secara Praktis
Inventori
diharapkan
kematangan
dapat
digunakan
karier
oleh,
ini
guru
bimbingan dan konseling, kepala sekolah serta
kepala diknas sebagai need assesmen dalam
merencanakan
dan
menyusun
program
bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan
dan tugas perkembangan karier siswa.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I, pendahuluan terdiri dari latar belakang,
Identifikasi
masalah,
masalah,
tujuan
tujuan
penelitian,
sistematika penelitian.
Bab II
kematangan
masalah,
manfaat
Tinjauan pustaka
karier,
Inventori
penelitian,
terdiri dari teori
kematangan
penelitian yang relevan, Kerangka pemikiran.
Bab
III
Metode
rumusan
penelitian
terdiri
karier,
Metode
penelitian, tahap penelitian, subyek penelitian, Jenis
data penelitian, teknik analisa data
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan sara
11
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah
bagian
dari
Menengah
Pendidikan
Kejuruan
Menengah
(SMK)
dalam
sebagai
Sistem
Pendidikan Nasional mempunyai tujuan utama yaitu
menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja,
mengembangkan sikap professional, mengembangkan
diri
sesuai
dengan
kebutuhan
dunia
usaha
dan
industri, serta menjadi produktif, adaptif, dan kreatif
dengan
kompetensi
Nomor 111,2014).
Produktif
keahliannya.
dalam
arti
(Permendikbud,
mampu
menghasilkan
sesuatu sesuai dengan bidang keahliannya, adaptif
dimaksudkan
dapat
menyesuaikan
diri
dengan
keadaan atau perkembangan yang ada, dan kreatif
memiliki
kemampuan
untuk
mengembangkan
ide,
desain dan produk sesuai dengan standar mutu.
2014,
Data Badan
lulusan
tingkat
Pusat
Statistik
pengangguran
SLTA dan
Kejuruan
(BPS) Agustus
terbuka
yang
untuk
ditamatkan
2013-2014 berjumlah 847.052 jiwa atau 11,81 %
dari
total
tingkat
pengangguran
terbuka
di
Indonesia (Badan Pusat Statistik. 2014). Meskipun
sudah mengalami penurunan dari data sebelumnya,
namun
jumlah
mengingat
tenaga
tersebut
lulusan
kerja
yang
dapat
dikatakan
SMK seharusnya
berkualitas
untuk terjun dalam dunia kerja.
1
dan
besar
merupakan
dipersiapkan
Permasalahan kerja dan penganguran
menjadi
kajian kehidupan karier manusia. Karena keputusan
karier
sering
dikaitkan
dengan
kematangan
karir
seseorang. kematangan karir individu ditentukan pada
berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas
dalam tahap perkembangan karir . Setiap tahapan
perkembangan karir menuntut penyesuaian tugastugas yang spesifik agar seseorang sukses memasuki
tahap perkembangan selanjutnya.
Sharf, (2006:119) menyatakan Mempersiapkan
masa depan, terutama karier merupakan salah satu
tugas
remaja
dalam
tahap
perkembangannya,
menyatakan bahwa yang terpenting
dari masa usia
sekolah menengah pada remaja, 14-20 tahun adalah
perkembangan karier. Dan dalam teori perkembangan
karir konsep karier individu akan mencul pada tahap
eksplorasi saat individu berusia 14- 24 tahun. Konsep
kematangan
karier
akan
mempengaruhi
tingkat
kematangan karier individu. Dan Kematangan karier
individu
dapat
dikembangkan
melalui
pemikiran yang terencana dan terarah.
pola-pola
Lebih lanjut tentang perkembangan karir pada
masa sekolah menengah atas atau kejuruan waktunya
individu
mengumpulkan
informasi
mengenai
diri
mereka, dan tentang dunia kerja melalui eksplorasi
yang efektif, dengan tujuan untuk membuat keputusan
karir selanjutnya.
2
SMK
sebagai
salah
satu
satuan
lembaga
pendidikan formal yang menghasilkan siswa yang
berkompeten dan siap bekerja secara professional
harus
didukung
dengan
program
yang
sesuai.
Penerapan Manajeman pendidikan dalam sekolah yang
mencakup: perencanan (planning), Pengorganisasian,
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan
(controlling) merupakan satu kesatuan dalam mencapai
tujuan sekolah.(Tery,Gr & Rue, LW, 1982) Dengan visi
dan misi serta program yang direncanakan harus
mendukung siswa dalam menyelesaikan tugas dan
tahapan perkembangan, sehingga dapat berhasil secara
maksimal dalam tujuan yang hendak dicapai siswa.
National Career Development Guideliness (1992)
membantu
konselor
mengidentifikasi
tujuan
sekolah
yang
perkembangan
professional
karier
dan
intervensi sepanjang hidup. Salah satu kompetensi
perkembangan
karier
yang
harus
dicapai
adalah
perencanaan karier dengan individu harus mempunyai
ketrampilan mengambil keputusan, mengerti hubungan
peran hidup, memahami peran sebagai laki-laki dan
wanita dan ketrampilan merencanakan karier. Salah
satu
faktor yang mempengaruhi seseorang dalam
perencanaan karier, memilih karier, dan membuat
keputusan adalah kematangan karier.
Dalam Pengembangan kompetensi siswa pada
sekolah, pendidikan formal seperti SMK tidak hanya
mengandalkan layanan pembelajaran bidang studi dan
manajemen saja, tetapi juga keseluruhan pelaku dan
3
sistem yang menunjang dalam
manajeman SMK
Negeri 1 Sayung, yaitu, bagian administrasi dan
kepemimpinan, Bidang pengajaran, Bidang pembinaan
siswa, layanan khusus yang bersifat psiko edukatif
melalui layanan bimbingan dan konseling. Ketiga sub
ini bekerjasama menurut fungsinya masing- masing
dalam tujuan pendidikan yang ada di SMK N 1 Sayung.
Manajemen
bimbingan
konseling
memuat
aktivitas program dan kegiatan serta layanan yang
mengupayakan siswa untuk mengembangkan potensi
dan kompetensi hidup yang efektif serta memfasilitasi
mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif
agar
siswa
betul-betul
mencapai
Layanan
Bimbingan
dan
kompetensi
perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
konseling
dalam
manajemen sekolah dilaksanakan guru bimbingan dan
konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan
khususnya membantu peserta didik dalam tujuan
akhir pendidikannya, pada tingkat SMK tujuan akhir
pendidikan siswa adalah kesiapan dalam kelanjutan
karier.
Pandangan
gambaran
diri
dari
Super
(tahun
kematangan
1995)
karier
tentang
pegangan bagi guru bimbingan dan konseling
merancang
peserta
program
didik
bimbingan
kepemahaman
diri
karier,
dan
menjadi
dalam
membawa
pengolahan
informasi yang lebih meluas dan lebih matang dalam
konseling karier, bilamana guru bimbingan konseling
4
berhadapan
bimbingan
dengan
konseling
seorang
harus
konseli,
memperhatikan
kematangan karier yang telah dicapai siswa.
guru
taraf
Hal ini harus didukung dengan program dari
Bimbingan
konseling
yaitu
dengan
memberikan
layanan bimbingan karier. Melalui bimbingan karier
siswa
akan
dapat
menyesuaikan
pertumbuhan,
perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan
karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistik
berdasarkan
kesempatan
yang
informasi
tersedia
potensi
diri
dilingkungan
dan
hidupnya
sehingga mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Bimbingan
dan
konseling
karier
bertujuan
karier
sepanjang
memfasilitasi perkembangan, ekplorasi, aspirasi dan
pengambilan
keputusan
rentang
hidup peserta didik. Dengan demikian siswa akan (1)
memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian), yang terkait dengan pekerjaan ; (2)
memiliki
informasi
pengetahuan
karier
mengenai
yang
dunia
menunjang
kerja
dan
kematangan
kariernya ; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia
kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran
dengan
persyaratan
keahlian
atau
ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
kariernya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk
membentuk identitas karier
ciri-ciri
pekerjaan,
dengan cara mengenali
persyaratan
kemampuan
yang
dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek
kerja, dan kesejahteraan kerja, memiliki kemampuan
merencanakan
masa
depan,
yaitu
merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-
5
peran yang sesuai dengan minat, membentuk pola-pola
karier, mengenal ketrampilan kemampuan dan minat,
memiliki kemampuan atau kematangan karier dalam
perkembangan karier untuk keputusan kariernya.
Akan tetapi yang menjadi permasalahan dalam
pelaksanaannya
Bimbingan
dan
konseling
karier
belum memadai atau berjalan kurang efektif sehingga
tujuan dari bimbingan karier di SMK belum maksimal.
Program dari Bimbingan karier yang ada di SMK Negeri
1 Sayung baru terfokus pada layanan informasi tentang
karier saja dan belum
didukung dengan aplikasi
instrumentasi yang berisi data dan keterangan siswa
yang meliputi hasil analisis instrumen karier. Aplikasi
instrumentasi berupa hasil tes dan non tes dalam
program karier sangat diperlukan oleh seorang guru
Bimbingan
dan
konseling
membantu
fungsi
pemahaman diri siswa, pencegahan dalam berbagai
permasalahan karier yang, pengentasan permasalahan
karir siswa dalam karier serta perencanaan
pengembangan karier siswa.
dan
Bimbingan karier dalam layanan informasi karier
belum memberikan manfaat untuk siswa karena siswa
hanya tahu informasi karier dan hanya memberikan
gambaran saja tanpa mampu merencanakan karier
sesuai dengan potensi dan peluang karier yang ada
pada dirinya. Begitu juga untuk Bimbingan dan
konseling layanan informasi karier. baru pada tahap
6
proses
transfer
informasi
karier
saja
tanpa
mengkaitkan rencana dan potensi karier siswa.
Dalam rangka mewujudkan Bimbingan karier
yang efektif maka dibutuhkan peran aktif seorang guru
Bimbingan
dan
konseling
yang
professional
dan
berkompeten sehingga dapat mengoptimalkan layanan
bimbingan karier, sedangkan salah satu ciri guru
pembimbing
menggunakan,
instrumen
mendalami
yang
berkompeten
mengembangkan
layanan
untuk
pemahaman
adalah
dan
membantu
tentang
mampu
membuat
melengkapi
siswa
serta
permasalahannya secara optimal (Prayitno dan Erman
Amti, 2004 : 21).
Untuk mengoptimalkan layanan bimbingan karier
di SMK termasuk permasalahan tentang kematangan
karier guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat
mengembangkan atau menggunakan instrumen yang
dapat mengungkap berbagai data untuk mengetahui
kematangan karier siswa. Dengan adanya instrumen
tersebut
akan
membantu
guru
Bimbingan
dan
konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling
karier
yang
tepat
dan
sesuai,
diungkap Prayitno dan Erman Amti (2004: 31)
seperti
bahwa hasil tes dapat digunakan oleh
pembimbing
untuk
memperoleh
gambaran
tentang kecakapan, kemampuan, ketrampilan
seseorang siswa, sehingga membantu dalam
proses layanan bimbingan .
Inventori adalah sebuah daftar yang teratur atau
pengklasifikasikan item-item, yang menilai sifat, opini,
watak, keyakinan, minat atau perilaku dan seterusnya.
7
Dalam
kenyataan yang ditemukan di sekolah belum
ada inventori yang secara khusus dapat mengukur atau
mengungkap kematangan karier yang sesuai dengan
kondisi dan program sekolah di SMK. Guru Bimbingan
dan
konseling
masih
memiliki
keterbatasan
kemampuan dalam membuat alat atau instrumen yang
standar (sahih dan reliabel).
Fungsi inventori adalah mengumpulkan data
dalam rangka memahami individu dan fungsi data
dalam bimbingan dan konseling sangat sentral karena
data merupakan potret atau gambaran lengkap tentang
seseorang.
Penelitian
ini
bertujuan
mengembangkan
dan
menghasilkan
inventori yang dapat digunakan untuk mengungkap
secara
spesifik
kematangan karier.
data
tentang
Kematangan karir sebagai tugas perkembangan
yang dapat diukur. McDivitt dalam Zunker, VG (2006)
menyarankan
bahwa
inventori
dapat digunakan membantu
kematangan
karier
klien dalam proses
pembuatan keputusan karier. Inventori ini merupakan
alat
diagnosis
individu
atau
untuk
kelompok,
mengembangkan
bisa
juga
prosedur
menghasilkan
pengukuran orientasi perencanaan, kesiapan untuk
eksplorasi, informasi dan pembuatan keputusan karier.
Hasil Inventori kematangan karier bermanfaat
dalam
8
konseling
perorangan,
perencanan
program
bimbingan karier, evaluasi dan penelitian
(Super,
1995). Dalam konseling individual, hasil inventori
kematangan
karier
ini
dapat
digunakan
untuk
mendiagnosis dan memprediksi. Sedangkan dalam
perencanaan program bimbingan dapat digunakan
sebagai
instrumen
survey
dalam
mengidentifikasi
kebutuhan program bimbingan karier, dalam evaluasi
dan penelitian,
hasil inventori dapat mengevaluasi
efektifitas program bimbingan karier.
Dalam layanan Bimbingan Karier di SMK Negeri 1
Sayung belum tersedia Inventori kematangan karier
yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai,
sehingga perlu dikembangakan Inventori Kematangan
karir yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang
memadai dan sesuai standar. Inventori yang digunakan
mengadopsi dari luar negeri dan diterjemahkan ke
bahasa Indonesia yang belum diadaptasikan kondisi
yang ada sesuai dengan peserta didik SMK Negeri 1
Sayung. Selain itu terkait dengan aplikasi budaya,
suatu alat tes tidak dapat digeneralisasikan dinegaranegara lain, validitas dan reliabilitas harus dibuat
untuk setiap inventori karena suatu alat tes yang
mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi belum
tentu dinegara lain menunjukkan hal yang sama
(Zunker & Osborn, 2006).
Berdasarkan uraian kondisi ideal dan riil tersebut
maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
belum
adanya
memiliki
Inventori
validitas
dan
Kematangan
reliabilitas
Karier
yang
yang
memadai
sehingga perlu dikembangkan Inventori Kematangan
Karier yang memenuhi validas dan reliabilitas suatu
9
alat
ukur
yang
standar.
Penelitian
ini
berjudul
Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk
Siswa SMK Negeri 1 Sayung di Kabupaten Demak .
1.2 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah
belum adanya alat ukur kematangan karier yang teruji
valid dan reliabel yang dapat digunakan di SMK Negeri
1 Sayung, maka diperlukan pengembangan Inventori
kematangan karier untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung
1.3 Rumusan Masalah
Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan
sebagai
berikut:
Apakah
pengembangan
Inventori
kematangan karier yang dihasilkan teruji secara valid
dan reliabel sebagai alat ukur kematangan karier ?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah membuat inventori
kematangan karier yang teruji valid dan reliabel sebagai
alat ukur kematangan karier.
1.5 Manfaat Penelitian
1.5.1 Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis pengembangan Inventori
kematangan karier secara khusus memberikan
10
pemahaman
konsep
dan
dan
konstruk
wawasan
mengenai
teori
mengenai
kematangan karier, apabila dihasilkan Inventori
kematangan karir yang teruji valid dan reliabel
akan menambah perbendaharaan alat ukur
bimbingan karier di Indonesia.
1.5.2 Manfaat Secara Praktis
Inventori
diharapkan
kematangan
dapat
digunakan
karier
oleh,
ini
guru
bimbingan dan konseling, kepala sekolah serta
kepala diknas sebagai need assesmen dalam
merencanakan
dan
menyusun
program
bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan
dan tugas perkembangan karier siswa.
1.6 Sistematika Penulisan
Bab I, pendahuluan terdiri dari latar belakang,
Identifikasi
masalah,
masalah,
tujuan
tujuan
penelitian,
sistematika penelitian.
Bab II
kematangan
masalah,
manfaat
Tinjauan pustaka
karier,
Inventori
penelitian,
terdiri dari teori
kematangan
penelitian yang relevan, Kerangka pemikiran.
Bab
III
Metode
rumusan
penelitian
terdiri
karier,
Metode
penelitian, tahap penelitian, subyek penelitian, Jenis
data penelitian, teknik analisa data
Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan sara
11