T2__BAB I Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk Siswa SMK Negeri 1 Sayung Di Kabupaten Demak T2 BAB I

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sekolah

bagian

dari

Menengah

Pendidikan

Kejuruan

Menengah

(SMK)

dalam


sebagai

Sistem

Pendidikan Nasional mempunyai tujuan utama yaitu

menyiapkan siswa untuk memasuki lapangan kerja,

mengembangkan sikap professional, mengembangkan
diri

sesuai

dengan

kebutuhan

dunia


usaha

dan

industri, serta menjadi produktif, adaptif, dan kreatif
dengan

kompetensi

Nomor 111,2014).
Produktif

keahliannya.

dalam

arti

(Permendikbud,


mampu

menghasilkan

sesuatu sesuai dengan bidang keahliannya, adaptif
dimaksudkan

dapat

menyesuaikan

diri

dengan

keadaan atau perkembangan yang ada, dan kreatif
memiliki

kemampuan


untuk

mengembangkan

ide,

desain dan produk sesuai dengan standar mutu.
2014,

Data Badan

lulusan

tingkat

Pusat

Statistik

pengangguran


SLTA dan

Kejuruan

(BPS) Agustus

terbuka

yang

untuk

ditamatkan

2013-2014 berjumlah 847.052 jiwa atau 11,81 %
dari

total


tingkat

pengangguran

terbuka

di

Indonesia (Badan Pusat Statistik. 2014). Meskipun

sudah mengalami penurunan dari data sebelumnya,
namun

jumlah

mengingat
tenaga

tersebut


lulusan

kerja

yang

dapat

dikatakan

SMK seharusnya

berkualitas

untuk terjun dalam dunia kerja.
1

dan

besar


merupakan

dipersiapkan

Permasalahan kerja dan penganguran

menjadi

kajian kehidupan karier manusia. Karena keputusan
karier

sering

dikaitkan

dengan

kematangan


karir

seseorang. kematangan karir individu ditentukan pada

berhasil atau tidaknya seseorang melakukan tugas

dalam tahap perkembangan karir . Setiap tahapan
perkembangan karir menuntut penyesuaian tugastugas yang spesifik agar seseorang sukses memasuki
tahap perkembangan selanjutnya.

Sharf, (2006:119) menyatakan Mempersiapkan

masa depan, terutama karier merupakan salah satu
tugas

remaja

dalam

tahap


perkembangannya,

menyatakan bahwa yang terpenting

dari masa usia

sekolah menengah pada remaja, 14-20 tahun adalah

perkembangan karier. Dan dalam teori perkembangan
karir konsep karier individu akan mencul pada tahap

eksplorasi saat individu berusia 14- 24 tahun. Konsep
kematangan

karier

akan

mempengaruhi


tingkat

kematangan karier individu. Dan Kematangan karier
individu

dapat

dikembangkan

melalui

pemikiran yang terencana dan terarah.

pola-pola

Lebih lanjut tentang perkembangan karir pada

masa sekolah menengah atas atau kejuruan waktunya
individu

mengumpulkan

informasi

mengenai

diri

mereka, dan tentang dunia kerja melalui eksplorasi

yang efektif, dengan tujuan untuk membuat keputusan
karir selanjutnya.

2

SMK

sebagai

salah

satu

satuan

lembaga

pendidikan formal yang menghasilkan siswa yang
berkompeten dan siap bekerja secara professional
harus

didukung

dengan

program

yang

sesuai.

Penerapan Manajeman pendidikan dalam sekolah yang

mencakup: perencanan (planning), Pengorganisasian,
(organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan
(controlling) merupakan satu kesatuan dalam mencapai

tujuan sekolah.(Tery,Gr & Rue, LW, 1982) Dengan visi
dan misi serta program yang direncanakan harus
mendukung siswa dalam menyelesaikan tugas dan
tahapan perkembangan, sehingga dapat berhasil secara
maksimal dalam tujuan yang hendak dicapai siswa.

National Career Development Guideliness (1992)

membantu

konselor

mengidentifikasi

tujuan

sekolah

yang

perkembangan

professional
karier

dan

intervensi sepanjang hidup. Salah satu kompetensi
perkembangan

karier

yang

harus

dicapai

adalah

perencanaan karier dengan individu harus mempunyai
ketrampilan mengambil keputusan, mengerti hubungan

peran hidup, memahami peran sebagai laki-laki dan

wanita dan ketrampilan merencanakan karier. Salah
satu

faktor yang mempengaruhi seseorang dalam

perencanaan karier, memilih karier, dan membuat
keputusan adalah kematangan karier.

Dalam Pengembangan kompetensi siswa pada

sekolah, pendidikan formal seperti SMK tidak hanya

mengandalkan layanan pembelajaran bidang studi dan
manajemen saja, tetapi juga keseluruhan pelaku dan

3

sistem yang menunjang dalam

manajeman SMK

Negeri 1 Sayung, yaitu, bagian administrasi dan

kepemimpinan, Bidang pengajaran, Bidang pembinaan

siswa, layanan khusus yang bersifat psiko edukatif
melalui layanan bimbingan dan konseling. Ketiga sub

ini bekerjasama menurut fungsinya masing- masing
dalam tujuan pendidikan yang ada di SMK N 1 Sayung.
Manajemen

bimbingan

konseling

memuat

aktivitas program dan kegiatan serta layanan yang

mengupayakan siswa untuk mengembangkan potensi
dan kompetensi hidup yang efektif serta memfasilitasi

mereka secara sistematik, terprogram, dan kolaboratif
agar

siswa

betul-betul

mencapai

Layanan

Bimbingan

dan

kompetensi

perkembangan atau pola perilaku yang diharapkan.
konseling

dalam

manajemen sekolah dilaksanakan guru bimbingan dan
konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam upaya
membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional dan
khususnya membantu peserta didik dalam tujuan

akhir pendidikannya, pada tingkat SMK tujuan akhir
pendidikan siswa adalah kesiapan dalam kelanjutan
karier.

Pandangan

gambaran

diri

dari

Super

(tahun

kematangan

1995)

karier

tentang

pegangan bagi guru bimbingan dan konseling
merancang
peserta

program

didik

bimbingan

kepemahaman

diri

karier,
dan

menjadi

dalam

membawa

pengolahan

informasi yang lebih meluas dan lebih matang dalam

konseling karier, bilamana guru bimbingan konseling

4

berhadapan

bimbingan

dengan

konseling

seorang

harus

konseli,

memperhatikan

kematangan karier yang telah dicapai siswa.

guru
taraf

Hal ini harus didukung dengan program dari

Bimbingan

konseling

yaitu

dengan

memberikan

layanan bimbingan karier. Melalui bimbingan karier
siswa

akan

dapat

menyesuaikan

pertumbuhan,

perkembangan, eksplorasi, aspirasi dan pengambilan

karier sepanjang rentang hidupnya secara rasional dan
realistik

berdasarkan

kesempatan

yang

informasi

tersedia

potensi

diri

dilingkungan

dan

hidupnya

sehingga mencapai kesuksesan dalam hidupnya.
Bimbingan

dan

konseling

karier

bertujuan

karier

sepanjang

memfasilitasi perkembangan, ekplorasi, aspirasi dan
pengambilan

keputusan

rentang

hidup peserta didik. Dengan demikian siswa akan (1)

memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan
kepribadian), yang terkait dengan pekerjaan ; (2)
memiliki

informasi

pengetahuan
karier

mengenai

yang

dunia

menunjang

kerja

dan

kematangan

kariernya ; (3) memiliki sikap positif terhadap dunia
kerja; (4) memahami relevansi kemampuan menguasai
pelajaran

dengan

persyaratan

keahlian

atau

ketrampilan bidang pekerjaan yang menjadi cita-cita
kariernya masa depan; (5) memiliki kemampuan untuk
membentuk identitas karier
ciri-ciri

pekerjaan,

dengan cara mengenali

persyaratan

kemampuan

yang

dituntut, lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek

kerja, dan kesejahteraan kerja, memiliki kemampuan
merencanakan

masa

depan,

yaitu

merancang

kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-

5

peran yang sesuai dengan minat, membentuk pola-pola
karier, mengenal ketrampilan kemampuan dan minat,

memiliki kemampuan atau kematangan karier dalam
perkembangan karier untuk keputusan kariernya.

Akan tetapi yang menjadi permasalahan dalam

pelaksanaannya

Bimbingan

dan

konseling

karier

belum memadai atau berjalan kurang efektif sehingga
tujuan dari bimbingan karier di SMK belum maksimal.

Program dari Bimbingan karier yang ada di SMK Negeri
1 Sayung baru terfokus pada layanan informasi tentang
karier saja dan belum

didukung dengan aplikasi

instrumentasi yang berisi data dan keterangan siswa

yang meliputi hasil analisis instrumen karier. Aplikasi
instrumentasi berupa hasil tes dan non tes dalam

program karier sangat diperlukan oleh seorang guru
Bimbingan

dan

konseling

membantu

fungsi

pemahaman diri siswa, pencegahan dalam berbagai
permasalahan karier yang, pengentasan permasalahan
karir siswa dalam karier serta perencanaan
pengembangan karier siswa.

dan

Bimbingan karier dalam layanan informasi karier

belum memberikan manfaat untuk siswa karena siswa

hanya tahu informasi karier dan hanya memberikan
gambaran saja tanpa mampu merencanakan karier

sesuai dengan potensi dan peluang karier yang ada
pada dirinya. Begitu juga untuk Bimbingan dan

konseling layanan informasi karier. baru pada tahap

6

proses

transfer

informasi

karier

saja

tanpa

mengkaitkan rencana dan potensi karier siswa.

Dalam rangka mewujudkan Bimbingan karier

yang efektif maka dibutuhkan peran aktif seorang guru
Bimbingan

dan

konseling

yang

professional

dan

berkompeten sehingga dapat mengoptimalkan layanan

bimbingan karier, sedangkan salah satu ciri guru
pembimbing

menggunakan,
instrumen

mendalami

yang

berkompeten

mengembangkan

layanan

untuk

pemahaman

adalah
dan

membantu

tentang

mampu

membuat

melengkapi

siswa

serta

permasalahannya secara optimal (Prayitno dan Erman
Amti, 2004 : 21).

Untuk mengoptimalkan layanan bimbingan karier

di SMK termasuk permasalahan tentang kematangan
karier guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat
mengembangkan atau menggunakan instrumen yang

dapat mengungkap berbagai data untuk mengetahui
kematangan karier siswa. Dengan adanya instrumen
tersebut

akan

membantu

guru

Bimbingan

dan

konseling dalam memberikan layanan bimbingan dan
konseling

karier

yang

tepat

dan

sesuai,

diungkap Prayitno dan Erman Amti (2004: 31)

seperti

bahwa hasil tes dapat digunakan oleh
pembimbing
untuk
memperoleh
gambaran
tentang kecakapan, kemampuan, ketrampilan
seseorang siswa, sehingga membantu dalam
proses layanan bimbingan .

Inventori adalah sebuah daftar yang teratur atau

pengklasifikasikan item-item, yang menilai sifat, opini,
watak, keyakinan, minat atau perilaku dan seterusnya.

7

Dalam

kenyataan yang ditemukan di sekolah belum

ada inventori yang secara khusus dapat mengukur atau

mengungkap kematangan karier yang sesuai dengan

kondisi dan program sekolah di SMK. Guru Bimbingan
dan

konseling

masih

memiliki

keterbatasan

kemampuan dalam membuat alat atau instrumen yang
standar (sahih dan reliabel).

Fungsi inventori adalah mengumpulkan data

dalam rangka memahami individu dan fungsi data

dalam bimbingan dan konseling sangat sentral karena
data merupakan potret atau gambaran lengkap tentang
seseorang.

Penelitian

ini

bertujuan

mengembangkan

dan

menghasilkan

inventori yang dapat digunakan untuk mengungkap
secara

spesifik

kematangan karier.

data

tentang

Kematangan karir sebagai tugas perkembangan

yang dapat diukur. McDivitt dalam Zunker, VG (2006)
menyarankan

bahwa

inventori

dapat digunakan membantu

kematangan

karier

klien dalam proses

pembuatan keputusan karier. Inventori ini merupakan
alat

diagnosis

individu

atau

untuk

kelompok,

mengembangkan
bisa

juga

prosedur

menghasilkan

pengukuran orientasi perencanaan, kesiapan untuk
eksplorasi, informasi dan pembuatan keputusan karier.

Hasil Inventori kematangan karier bermanfaat

dalam

8

konseling

perorangan,

perencanan

program

bimbingan karier, evaluasi dan penelitian

(Super,

1995). Dalam konseling individual, hasil inventori
kematangan

karier

ini

dapat

digunakan

untuk

mendiagnosis dan memprediksi. Sedangkan dalam

perencanaan program bimbingan dapat digunakan
sebagai

instrumen

survey

dalam

mengidentifikasi

kebutuhan program bimbingan karier, dalam evaluasi
dan penelitian,

hasil inventori dapat mengevaluasi

efektifitas program bimbingan karier.

Dalam layanan Bimbingan Karier di SMK Negeri 1

Sayung belum tersedia Inventori kematangan karier
yang memiliki validitas dan reliabilitas yang memadai,

sehingga perlu dikembangakan Inventori Kematangan
karir yang mempunyai validitas dan reliabilitas yang

memadai dan sesuai standar. Inventori yang digunakan
mengadopsi dari luar negeri dan diterjemahkan ke

bahasa Indonesia yang belum diadaptasikan kondisi

yang ada sesuai dengan peserta didik SMK Negeri 1
Sayung. Selain itu terkait dengan aplikasi budaya,

suatu alat tes tidak dapat digeneralisasikan dinegaranegara lain, validitas dan reliabilitas harus dibuat
untuk setiap inventori karena suatu alat tes yang

mempunyai validitas dan reliabilitas yang tinggi belum

tentu dinegara lain menunjukkan hal yang sama
(Zunker & Osborn, 2006).

Berdasarkan uraian kondisi ideal dan riil tersebut

maka pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah
belum

adanya

memiliki

Inventori

validitas

dan

Kematangan

reliabilitas

Karier

yang

yang

memadai

sehingga perlu dikembangkan Inventori Kematangan
Karier yang memenuhi validas dan reliabilitas suatu

9

alat

ukur

yang

standar.

Penelitian

ini

berjudul

Pengembangan Inventori Kematangan Karier Untuk

Siswa SMK Negeri 1 Sayung di Kabupaten Demak .

1.2 Identifikasi Masalah

Identifikasi masalah pada penelitian ini adalah

belum adanya alat ukur kematangan karier yang teruji

valid dan reliabel yang dapat digunakan di SMK Negeri
1 Sayung, maka diperlukan pengembangan Inventori
kematangan karier untuk siswa SMK Negeri 1 Sayung

1.3 Rumusan Masalah

Permasalahan pada penelitian ini dirumuskan

sebagai

berikut:

Apakah

pengembangan

Inventori

kematangan karier yang dihasilkan teruji secara valid
dan reliabel sebagai alat ukur kematangan karier ?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah membuat inventori

kematangan karier yang teruji valid dan reliabel sebagai
alat ukur kematangan karier.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Secara Teoritis

Secara teoritis pengembangan Inventori

kematangan karier secara khusus memberikan

10

pemahaman

konsep

dan

dan

konstruk

wawasan

mengenai

teori

mengenai

kematangan karier, apabila dihasilkan Inventori

kematangan karir yang teruji valid dan reliabel

akan menambah perbendaharaan alat ukur
bimbingan karier di Indonesia.

1.5.2 Manfaat Secara Praktis
Inventori

diharapkan

kematangan

dapat

digunakan

karier
oleh,

ini

guru

bimbingan dan konseling, kepala sekolah serta

kepala diknas sebagai need assesmen dalam
merencanakan

dan

menyusun

program

bimbingan karier yang sesuai dengan kebutuhan
dan tugas perkembangan karier siswa.

1.6 Sistematika Penulisan

Bab I, pendahuluan terdiri dari latar belakang,

Identifikasi
masalah,

masalah,

tujuan

tujuan

penelitian,

sistematika penelitian.
Bab II

kematangan

masalah,

manfaat

Tinjauan pustaka

karier,

Inventori

penelitian,

terdiri dari teori

kematangan

penelitian yang relevan, Kerangka pemikiran.
Bab

III

Metode

rumusan

penelitian

terdiri

karier,

Metode

penelitian, tahap penelitian, subyek penelitian, Jenis
data penelitian, teknik analisa data

Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan
Bab V Kesimpulan dan sara

11

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

AN ANALYSIS ON GRAMMATICAL ERROR IN WRITING MADE BY THE TENTH GRADE OF MULTIMEDIA CLASS IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MALANG

26 336 20

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72