T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Mutu Pendidikan
Mutu merupakan usaha yang dilakukan oleh
sesorang, institusi, atau organisasi dalam upaya
menyempurnakan suatu produk, agar produk itu
bernilai fungsional dan efisien. Jadi mutu merupakan
orientasi utama suatu produk, sejauh mana suatu
produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan.
Korelasi antara mutu dengan pendidikan dapat
dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan
yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan
terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktorfaktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input,
seperti

bahan

ajar,


metodologi,

saran

sekolah,

dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber

daya

lainnya

serta

penciptaan

suasana

kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks

hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu,
Suryosubroto (2004: 210-211).
Dalam

konteks

pendidikan,

kualitas

yang

dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama
berhubungan

erat

dengan


kepuasan

pelanggan.

Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan
internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah
9

kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya.
Pelanggan

eksternal

ada

tiga

kelompok,

yaitu


pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan
pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah
peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah
orang

tua

dan

para

pemimpin

pemerintahan.

Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas, Senduk (2006: 110).
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui
beberapa


cara,

seperti

1)

meningkatkan

ukuran

prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian
daerah

yang

menyangkut

kompetensi


pengetahuan, memperbaiki tes bakat
Aptitude Test),

dan

(Scholastic

sertifikasi kompetensi dan profil

portofolio (portofolio profile), 2) membentuk kelompok
sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran
melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning),
3) menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah
dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar
sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam jam

libur,

penghargaan


4)

meningkatkan

belajar

melalui

pemahaman
penguasaan

dan
materi

(mastery learning) dan penghargaan atas pencapaian
prestasi akademik, 5) membantu siswa memperoleh
pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang
berkaitan

dengan


keterampilan

memperoleh

pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informal
tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaanpekerjaan,

membimbing

siswa

membuat

daftar

riwayatr hidupnya dan mengembangkan portofolio
10

pencarian pekerjaan, John Bishop, dalam Nurkolis

(2003: 78-79).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah hasil
yang telah dicapai sekolah yang sesuai dengan kriteria
tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user)
pendidikan, yakni peserta didik, orang tua, serta
pihak-pihak berkepentingan lainnya.

2.2 Supervisi Akademik
2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik
diberi

pengertian

pemberian

sebagai

bantuan


kepada

serangkaian
guru

dalam

usaha
bentuk

layanan professional yang diberikan oleh supervisor
(kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya)
guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
mengajar. Supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan

membantu

guru


mengembangkan

kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran, Glickman (2007: 89).
Menurut

Mulyasa

(2013:

249)

supervisi

akademik adalah bantuan professional kepala guru,
melalui

siklus

perencanaan

yang

sisteamtis,

pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif

dan

segera,

sehingga

guru

dapat

11

menggunakna balikan tersebut untuk memperhatikan
kinerjanya.
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah

dalam

mencapai

membantu guru

tujuannya,

dalam memahami

tapi

juga

keadaan dan

kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun
Arikunto

berencana
(2009:

12).

pembelajaran

secara

Di

itu

samping

tepat,

supervisi

membantu guru agar memiliki kemampuan dalam
mengembangkan

kecakapan

pribadi.

Supervisi

bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa
supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam
memberi pengertian kepada masyarakat mengenai
program yang sudah ada dan direncanakan oleh
sekolah

agar

masyarakat

dapat

mengerti

dan

membantu usaha sekolah. Intinya, supervisi akademik
merupakan

bantuan

kepada

guru

dalam

meningkatkan pemahaman dan kecakapan kinerja
profesinya sebagai tenaga pendidik, agar berhasil
mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan
kegiatan

bahwa

yang

supervisi

dilakukan

oleh

akademik

adalah

supervisor

(kepala

sekolah atau pengawas sekolah) untuk membantu
guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam
12

melakukan pembelajaran sehingga kinerjanya akan
semakin meningkat.
2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Menurut Sudjana (2011: 56) tujuan supervisi
akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
harus

dicapai

kemampuan

guru

peserta

didik.

mencapai

Pengembangan

tujuan

pembelajaran

selain ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan guru mengajar, juga pada peningkatan
komitmen (commitment), kemauan (willingness) dan
motivasi

(motivation)

guru,

sebab

dengan

meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru
kualitas pembelajaran akan lebih meningkat.
Glickman dan sergiovani dalam Prasojo dan
Sudiyono

(2011:

86)

menggambarkan

3

tujuan

supervisi akademik sebagai berikut.
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan

kelompok

kerja

guru,

dan

membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).

2.3 Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Sahertian (2008: 52) menyatakan bahwa teknik
supervisi yang bersifat individual meliputi; kunjungan
kelas, observasi kelas percakapan pribadi, intervisitasi,
penyeleksian sumber materi untuk mengajar dan
13

menilai diri sendiri. Teknik-teknik yang digunakan
bersama-sama

supervisor

dengan

sejumlah

guru

dalam satu kelompok terdiri atas pertemuan orientasi
bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru,
diskusi,

tukar

(workshop),

menukar

diskusi

pengalaman,

panel,

seminar,

lokakarya
symposium,

demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin
supervisi,
organisasi

membaca

langsung

jabatan,

mengikuti

laboratorium

kursus,

kurikulum,

perjalanan sekolah (field trip) untuk anggota staf.
Teknik

supervisi

kepada

kelompok

guru

atau

kelompok kepala sekolah antara lain: (1) rapat staf
sekolah, (2) orientasi guru baru, (3) curriculum
laboratory,

(4)

kepanitiaan,

(5)

perpustakaan

profesional, (6) demonstrasi dan simulasi mengajar, (7)
lokakarya, (8)

field trip, (9) diskusi panel, (10)

pelatihan (11) organisasi pelatihan. Dari kesebelas
teknik tersebut peneliti tertarik dengan kegiatan
lokakarya.
2.3.1 Pengertian Lokakarya (Workshop)
Lokakarya

adalah

program

pendidikan

dan

pelatihan yang padat dan singkat. Pemimpin lokakarya
memberi tugas kepada peserta yang harus dikerjakan
pada waktu itu juga. Kegiatan lokakarya identik
dengan seminar yaitu suatu pertemuan ilmiah untuk
membahas masalah tertentu oleh para pakar dalam
bidang tertentu pula, Romivera (2013: 1). Lokakarya
atau dalam bahasa inggris disebut workshop adalah

14

suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.
Sebuah lokakarya atau workshop adalah pertemuan
ilmiah yang kecil, Anas (2012: 1).
Sushanty

(2012:

1)

menyatakan

bahwa

lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris
adalah workshop merupakan suatu acara dimana
beberapa

orang

berkumpul

untuk

memecahkan

masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah
lokakarya

adalah

pertemuan

ilmiah

yang

kecil.

Sekelompok orang yang memiliki perhatian yang sama
berkumpul bersama di bawah kepemimpinan beberapa
orang ahli untuk menggali satu atau beberapa aspek
khusus suatu topik. Sub-sub kelompok dibentuk
untuk

tujuan

mendengarkan

ceramah-ceramah,

melihat

demonstrasi-demonstrasi,

berbagai

aspek

topik,

mempraktekkan,

dan

mendiskusikan

mempelajari,

mengerjakan,

mengevaluasinya.

Sebuah

workshop biasanya terdiri dari pimpinan workshop,
anggota, dan manusia sumber.
Perbedaan mendasar antara lokakarya dengan
seminar hanya menekankan pada hasil yang didapat
dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat
digunakan

peserta

lokakarya

dalam

proses

pembelajaran di kelas. Sedangkan seperti seminar kali
ini adalah hanya sebagai pencetus ide yang jika tepat
dapat ditindak lanjuti dan jika tidak dapat digunakan
bahan pemikiran dan acuan berfikir bagi kalangan
pendidik di masa yang akan datang. Karena ada
kalanya suatu pemikiran yang baik membutuhkan
15

momen yang tepat bagi pelaksanaannya. Hal tersebut
tergantung pada permasalahan yang ditimbulkan oleh
pemikiran tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa lokakarya adalah sebuah acara
yang membahas suatu masalah secara bersama-sama
yang

kemudain

akan

dicarikan

solusi

terhadap

permasalahan yang ada.
2.3.2 Ciri – Ciri Lokakarya
a. Masalah yang dibahas bersifat life centered dan
muncul dari peserta sendiri.
b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan
masalah musyawarah dan penyelidikan.
c. Menggunakan

resource

person

dan

resource

materials yang memberi bantuan yang besar sekali
dalam

mencapai

hasil

yang

sebaik-baiknya,

Romivera (2013: 1).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kegiatan lokakarya adalah pembahasan
suatu masalah yang muncul dari peserta lokakarya
dengan

menggunakan

metode

pemecahan

musyawarah dan penyelidikan serta menggunakan
resource person dan resource materials yang memberi
bantuan.
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan Lokakarya
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
16

b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan

prosedur

pemecahan

masalah,

Romivera (2013: 1).
Menurut Amir (2014: 2) prosedur lokakarya
antara lain
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan prosedur pemecahan masalah.
(Merumuskan masalah yang akan dibahas, Tujuan
pembahasan, Metode pembahasan, Mengerjakan
tugas-tugas, Merumuskan kesimpulan)
d. Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang
dipakai selama workshop.
e. Merumuskan kesulita-kesulitan yang dihadapi,
f. Merumuskan kesimpulan dan saran-saran.
2.3.4 Kelemahan dan Kelebihan Lokakarya
a. Kelebihan Lokakarya
1) Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang
luas dan mendalam tentang masalah yang
dibahas.
2) Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis
untuk melaksanakan tugasnya.
3) Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir
secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama antar

17

peserta, Terhubungnya lembaga pendidikan dan
masyarakat.
b. Kelemahan Lokakarya
1) Memerlukan persiapan yang relatif lama.
2) Memerlukan tenaga dan biaya yang besar.
3) Melibatkan

banyak

orang

sehingga

menyita

waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran
di kelasnya.
4) Menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga
menimbulkan
pengamat

potensi

konflik

pendidikan

di

dan

antara

pelaksana

kebijaksanaan, Romivera (2013: 2).
Berdasarkan

pengertian

di

atas

dapat

disimpulkan bahwa pelaksanaan lokakarya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
setelah

mengikuti

lokakarya,

para

peserta

mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang
mereka hadapi, dan kelemahannya adalah kegiatan
lokakarya membutuhkan waktu yang lama akan
pelaksanaannya

dapat

berjalan

lancar

sehingga

membutuhkan dana yang besar.

2.4 Pengelolaan Supervisi Akademik
Dalam kegiatan pengelolan supervisi akademik
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:

18

2.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan

merupakan

salah

satu

syarat

mutlak bagi setiap organisasi atau atau lembaga dan
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun
kelompok.

Tanpa

pelaksanaan

perencanaan

suatu

kegiatan

atau
akan

planning,
mengalami

kesulitan dan bahkan mungkin kegagalan, Purwanto
(2009: 106-107).
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan untuk mempersiapkan tindakan agar
berjalan lancar sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat

tercapai.

akademik

Dalam

kepala

perencanaan

sekolah

bersama

supervisi
pengawas

berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun
waktu tertentu. Perencanaan yang rinci dan disusun
bersama antara pengawas dan kepala sekolah ini
dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara
keduanya

sehingga

pelaksanaa

supervisi

tidak

tumpang tindih, Arikunto (2009:95-96). Perencanaan
supervisi
acuan

akademik

pelaksanaan

dilaksanakan
supervisi

untuk

sehingga

menjadi
supervisi

akademik dapat berjalan lancar.
2.4.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Menurut Hoy dan Forsyth (tanpa tahun: 47)
menyatakan bahwa ”the purpose of supervision is to
work cooperatively with teachers to improve instruction.
The goal of the supervision is not simply to help teachers
solve immediate problems but also to engage with

19

teachers in the study of the processes of teaching and
learning. Clearly, improvement of instructional is a long
term,

continous

process

that

requires

cooperation

(Tujuan pengawasan adalah untuk bekerja sama
dengan guru untuk meningkatkan instruksi. Tujuan
dari pengawasan tidak hanya untuk membantu guru
memecahkan masalah secara langsung tetapi juga
untuk terlibat dengan para guru dalam studi proses
pembelajaran. Jelasnya, peningkatan pembelajaran
adalah jangka panjang, proses yang terus-menerus
yang membutuhkan kerjasama).
Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah,
yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor
sehingga

terbentuk

harmonis

dalam

hubungan

dialogis

mendiskusikan

yang

berbagai

permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah.
2. Melakukan

berbagai

kegiatan

sekolah

dengan

melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali
dan menerapkan metode dan pendekatan baru
dalam pembelajaran.
3. Melaksanakan seminar pendidikan untuk para
guru untuk menambah wawasan kependidikannya.
4. Pelaksanaan

kurikulum

baru

yang

lebih

menekankan kepada kemandirian siswa
5. Penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang
dijanjikan, Herabudin (2009:236).

20

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa

pelaksanaan

supervisi

akademik

dapat

dilakukan secara individu dan kelompok.
2.4.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Tindak lanjut merpakan kegiatan akhir dari
proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan
melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang
disupervisi.

Dalam

disupervisi

pertemuan

mendapat

itu

guru

kesempatan

yang
untuk

menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan
tugasnya di kelas yang telah diamati oleh supervisor,
begitu juga sang supervisor mendapat kesempatan
untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses
dialogis antara supervisor dengan yang disupervisi
untuk

mendiskusikan

langkah

perbaikan

atas

kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami
guru dalam proses pembelajaran, Hasan (2002: 93).
Pendekatan yang dilakukan dalam diskusi tersebut
harus bersifat kemitraan dan kekeluargaan, bukan
bersifat

intruksi

dari

atasan

kepada

bawahan,

sehingga terjadi proses yang terbuka, manusiawi, dan
saling menghormati untuk bersama-sama mencari
solusi

terbaik

pembelajaran

dalam

upaya

peningkatan

mutu

yang

pada

gilirannya

akan

meningkatkan mutu prestasi belajar siswa.

21

Diskusi yang dilakukan dalam proses tindak
lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa
yang

ditemukan

dalam

proses

pengamatan

pembelajaran dengan berusaha bersama-sama untuk
mencari jalan keluar dalam upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran, karena demikian
halnya maka dalam proses tersebut tidak ada saling
debat

mempertahankan

argumen

masing-masing,

akan tetapi secara bersama-sama mencari langkah
yang tepat dengan arahan dan bimbingan supervisor.
Berdasarkan

pengertian

di

atas

daat

disimpulkan bahwa pengelolaan supervisi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjuta, dimana
ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.

2.5 Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Di antara pemimpin pendidikan yang bermacammacam

jenis

dan

tingkatannya,

kepala

sekolah

merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting
karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan
pelaksanaan

program

pendidikan

di

sekolah.

Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung
pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah
sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini
karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
yang

profesional

dalam

organisasi

sekolah

yang

bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa
22

untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga
pendidikan

sekolah

di

samping

diatur

oleh

pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan
oleh aktivitas kepala sekolahnya.
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah
efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah
sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah
pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa
sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah
yang baik, artinya kemampuan profesional kepala
sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah
menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk
lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan
dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya
yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus
memahami perannya.
Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai
beberapa peran penting yaitu:
a. Melaksanakan
perbaikan

penelitian

situasi

dan

sederhana

kondisi

proses

untuk
belajar

mengajar.
b. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan
efektivitas proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan
profesional

pertemuan

dengan

guru

individual
untuk

secara

meningkatkan

profesi guru.

23

d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru
secara

profesional

dalam

pemecahan

masalah

proses belajar mengajar.
e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi
guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu
proses belajar mengajar.
f. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana
dan terarah.
g. Melaksanakan

kerjasama

dengan

guru

untuk

mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
h. Menciptakan

team

work

yang

dinamis

dan

profesional.
i. Menilai

hasil

belajar

peserta

didik

secara

komprehensif, Miftah (2010: 3).
Tugas

kepala

sekolah

sebagai

supervisor

diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan
melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan
program
dalam

hasilnya.

supervisi

Kemampuan

pendidikan

penyusunan

program

harus

menyusun
diwujudkan

supervisi

kelas,

pengembangan program supervisi untuk kegiatan
ekstra-kurikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan
melaksanakan

program

supervisi

pendidikan

diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
hasil

Sedangkan

supervisi

kemampuan

pendidikan

memanfaatkan

diwujudkan

dalam

pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan

24

kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil
supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Kepala

sekolah

memperhatikan
konsultatif,

sebagai

supervisor

prinsip-prinsip:

kolegial

dan

(1)

bukan

perlu

hubungan
hirarkis;

(2)

dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada
tenaga

kependidikan;

(4)

dilakukan

berdasarkan

kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan
bantuan profesional, Miftah (2010: 5).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
diketahui bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan
supervisi

diwujudkan

menyusun

dan

dalam

melaksanakan

kemampuannya
program

supervisi

pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.

2.6 Penelitian Yang Relevan
Asyhari

(2011)

dalam

penelitiannya

yang

berjudul ”Supervisi Akademik Pengawas Madrasah
Tsanawiyah Di Kabupaten Jepara” hasil penelitian
menyimpulkan bahwa supervisi akademik Pengawas
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara dilakukan
dengan memenuhi standar prosedural dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dengan
menggunakan seperangkat instrumen yang diperlukan
serta

dilakukan

dengan

cara-cara

modern,

meninggalkan cara konvensional-tradisional.
Unik Rasyidah (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah
25

dalam

Implementasi

Pendidikan

(KTSP)

Kurikulum
di

Tingkat

Madrasah

Satuan

Aliyah

Kota

Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan 56,5% guru
menyatakan pelaksanaan bimbingan kepala sekolah
kepada guru dalam persiapan pembelajaran sudah
berjalan

dengan

baik.

Sebesar

55,1%

guru

menyatakan bimbingan kepala sekolah kepada guru
dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
baik. Sedangkan 47,8% guru menyatakan bimbingan
kepala

sekolah

kepada

guru

dalam

evaluasi

pembelajaran berjalan dengan sangat baik

2.7 Kerangka Berpikir
Jenis

penelitian

penelitian

yang

Tindakan

Sekolah

yang

digunakan

menggunakan
(PTS).

desain

Mulyasa

adalah

Penelitian
(2009:

9)

mengemukakan bahwa penelitian tindakan sekolah
(PTS) merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja
sistem pendidikan dan mengembangkan manajemen
sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif, dan
efisien. PTS dapat diartikan sebagai sebuah upaya
untuk
berbagai

memperbaiki
persoalan

kondisi
pendidikan

dan

memecahkan

yang

dihadapi

di

sekolah. Pengertian tersebut menunjuk pada dua kata
yang satu diantaranya harus ada dalam kegiatan
penelitian tindakan sekolah, yaitu pemecahan masalah
(problem solving) dan peningkatan (improving) kinerja
sistem pendidikan serta manajemen sekolah, yang
26

secara

keseluruhan

akan

berdampak

pada

peningkatan mutu. Lebih lanjut Aqib (2009:3) juga
mengungkapkan bahwa hakikat dari kegiatan PTS
adalah seorang kepala sekolah atau pengawas yang
memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Berikut ini adalah tahapan dalam penelitian:
Gambar 2.1
Prosedur Penelitian
Tahap I
Permasalahan

Hasil Refleksi

Tahap II

Apabila Hasilnya Sudah
Sesuai Dengan Indikator
Keberhasilan Penelitian
Dianggap Selesai

Tahap
Persiapan

Tahap
Pengamata
n

Tahap Akhir
Tindak lanjut

Tahap
Persiapan

Tahap
Pengamatan

Tahap Akhir
Tindak lanjut

Sumber: data diolah 2014
Untuk tahap 1, dan tahap 2, dilaksanakan di SD
Negeri Tlogosih 1.

27

28

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72