T2__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pembinaan Kepala Sekolah Untuk Meningkatkan Kualitas Pelaksanaan Program Supervisi Di Gugus Hasanudin Kebonagung Kabupaten Demak T2 BAB II
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Mutu Pendidikan
Mutu merupakan usaha yang dilakukan oleh
sesorang, institusi, atau organisasi dalam upaya
menyempurnakan suatu produk, agar produk itu
bernilai fungsional dan efisien. Jadi mutu merupakan
orientasi utama suatu produk, sejauh mana suatu
produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan.
Korelasi antara mutu dengan pendidikan dapat
dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan
yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan
terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktorfaktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input,
seperti
bahan
ajar,
metodologi,
saran
sekolah,
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber
daya
lainnya
serta
penciptaan
suasana
kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks
hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu,
Suryosubroto (2004: 210-211).
Dalam
konteks
pendidikan,
kualitas
yang
dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama
berhubungan
erat
dengan
kepuasan
pelanggan.
Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan
internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah
9
kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya.
Pelanggan
eksternal
ada
tiga
kelompok,
yaitu
pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan
pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah
peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah
orang
tua
dan
para
pemimpin
pemerintahan.
Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas, Senduk (2006: 110).
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui
beberapa
cara,
seperti
1)
meningkatkan
ukuran
prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian
daerah
yang
menyangkut
kompetensi
pengetahuan, memperbaiki tes bakat
Aptitude Test),
dan
(Scholastic
sertifikasi kompetensi dan profil
portofolio (portofolio profile), 2) membentuk kelompok
sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran
melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning),
3) menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah
dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar
sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam jam
libur,
penghargaan
4)
meningkatkan
belajar
melalui
pemahaman
penguasaan
dan
materi
(mastery learning) dan penghargaan atas pencapaian
prestasi akademik, 5) membantu siswa memperoleh
pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang
berkaitan
dengan
keterampilan
memperoleh
pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informal
tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaanpekerjaan,
membimbing
siswa
membuat
daftar
riwayatr hidupnya dan mengembangkan portofolio
10
pencarian pekerjaan, John Bishop, dalam Nurkolis
(2003: 78-79).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah hasil
yang telah dicapai sekolah yang sesuai dengan kriteria
tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user)
pendidikan, yakni peserta didik, orang tua, serta
pihak-pihak berkepentingan lainnya.
2.2 Supervisi Akademik
2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik
diberi
pengertian
pemberian
sebagai
bantuan
kepada
serangkaian
guru
dalam
usaha
bentuk
layanan professional yang diberikan oleh supervisor
(kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya)
guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
mengajar. Supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran, Glickman (2007: 89).
Menurut
Mulyasa
(2013:
249)
supervisi
akademik adalah bantuan professional kepala guru,
melalui
siklus
perencanaan
yang
sisteamtis,
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif
dan
segera,
sehingga
guru
dapat
11
menggunakna balikan tersebut untuk memperhatikan
kinerjanya.
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
mencapai
membantu guru
tujuannya,
dalam memahami
tapi
juga
keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun
Arikunto
berencana
(2009:
12).
pembelajaran
secara
Di
itu
samping
tepat,
supervisi
membantu guru agar memiliki kemampuan dalam
mengembangkan
kecakapan
pribadi.
Supervisi
bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa
supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam
memberi pengertian kepada masyarakat mengenai
program yang sudah ada dan direncanakan oleh
sekolah
agar
masyarakat
dapat
mengerti
dan
membantu usaha sekolah. Intinya, supervisi akademik
merupakan
bantuan
kepada
guru
dalam
meningkatkan pemahaman dan kecakapan kinerja
profesinya sebagai tenaga pendidik, agar berhasil
mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan
kegiatan
bahwa
yang
supervisi
dilakukan
oleh
akademik
adalah
supervisor
(kepala
sekolah atau pengawas sekolah) untuk membantu
guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam
12
melakukan pembelajaran sehingga kinerjanya akan
semakin meningkat.
2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Menurut Sudjana (2011: 56) tujuan supervisi
akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
harus
dicapai
kemampuan
guru
peserta
didik.
mencapai
Pengembangan
tujuan
pembelajaran
selain ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan guru mengajar, juga pada peningkatan
komitmen (commitment), kemauan (willingness) dan
motivasi
(motivation)
guru,
sebab
dengan
meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru
kualitas pembelajaran akan lebih meningkat.
Glickman dan sergiovani dalam Prasojo dan
Sudiyono
(2011:
86)
menggambarkan
3
tujuan
supervisi akademik sebagai berikut.
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan
kelompok
kerja
guru,
dan
membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).
2.3 Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Sahertian (2008: 52) menyatakan bahwa teknik
supervisi yang bersifat individual meliputi; kunjungan
kelas, observasi kelas percakapan pribadi, intervisitasi,
penyeleksian sumber materi untuk mengajar dan
13
menilai diri sendiri. Teknik-teknik yang digunakan
bersama-sama
supervisor
dengan
sejumlah
guru
dalam satu kelompok terdiri atas pertemuan orientasi
bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru,
diskusi,
tukar
(workshop),
menukar
diskusi
pengalaman,
panel,
seminar,
lokakarya
symposium,
demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin
supervisi,
organisasi
membaca
langsung
jabatan,
mengikuti
laboratorium
kursus,
kurikulum,
perjalanan sekolah (field trip) untuk anggota staf.
Teknik
supervisi
kepada
kelompok
guru
atau
kelompok kepala sekolah antara lain: (1) rapat staf
sekolah, (2) orientasi guru baru, (3) curriculum
laboratory,
(4)
kepanitiaan,
(5)
perpustakaan
profesional, (6) demonstrasi dan simulasi mengajar, (7)
lokakarya, (8)
field trip, (9) diskusi panel, (10)
pelatihan (11) organisasi pelatihan. Dari kesebelas
teknik tersebut peneliti tertarik dengan kegiatan
lokakarya.
2.3.1 Pengertian Lokakarya (Workshop)
Lokakarya
adalah
program
pendidikan
dan
pelatihan yang padat dan singkat. Pemimpin lokakarya
memberi tugas kepada peserta yang harus dikerjakan
pada waktu itu juga. Kegiatan lokakarya identik
dengan seminar yaitu suatu pertemuan ilmiah untuk
membahas masalah tertentu oleh para pakar dalam
bidang tertentu pula, Romivera (2013: 1). Lokakarya
atau dalam bahasa inggris disebut workshop adalah
14
suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.
Sebuah lokakarya atau workshop adalah pertemuan
ilmiah yang kecil, Anas (2012: 1).
Sushanty
(2012:
1)
menyatakan
bahwa
lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris
adalah workshop merupakan suatu acara dimana
beberapa
orang
berkumpul
untuk
memecahkan
masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah
lokakarya
adalah
pertemuan
ilmiah
yang
kecil.
Sekelompok orang yang memiliki perhatian yang sama
berkumpul bersama di bawah kepemimpinan beberapa
orang ahli untuk menggali satu atau beberapa aspek
khusus suatu topik. Sub-sub kelompok dibentuk
untuk
tujuan
mendengarkan
ceramah-ceramah,
melihat
demonstrasi-demonstrasi,
berbagai
aspek
topik,
mempraktekkan,
dan
mendiskusikan
mempelajari,
mengerjakan,
mengevaluasinya.
Sebuah
workshop biasanya terdiri dari pimpinan workshop,
anggota, dan manusia sumber.
Perbedaan mendasar antara lokakarya dengan
seminar hanya menekankan pada hasil yang didapat
dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat
digunakan
peserta
lokakarya
dalam
proses
pembelajaran di kelas. Sedangkan seperti seminar kali
ini adalah hanya sebagai pencetus ide yang jika tepat
dapat ditindak lanjuti dan jika tidak dapat digunakan
bahan pemikiran dan acuan berfikir bagi kalangan
pendidik di masa yang akan datang. Karena ada
kalanya suatu pemikiran yang baik membutuhkan
15
momen yang tepat bagi pelaksanaannya. Hal tersebut
tergantung pada permasalahan yang ditimbulkan oleh
pemikiran tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa lokakarya adalah sebuah acara
yang membahas suatu masalah secara bersama-sama
yang
kemudain
akan
dicarikan
solusi
terhadap
permasalahan yang ada.
2.3.2 Ciri – Ciri Lokakarya
a. Masalah yang dibahas bersifat life centered dan
muncul dari peserta sendiri.
b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan
masalah musyawarah dan penyelidikan.
c. Menggunakan
resource
person
dan
resource
materials yang memberi bantuan yang besar sekali
dalam
mencapai
hasil
yang
sebaik-baiknya,
Romivera (2013: 1).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kegiatan lokakarya adalah pembahasan
suatu masalah yang muncul dari peserta lokakarya
dengan
menggunakan
metode
pemecahan
musyawarah dan penyelidikan serta menggunakan
resource person dan resource materials yang memberi
bantuan.
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan Lokakarya
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
16
b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan
prosedur
pemecahan
masalah,
Romivera (2013: 1).
Menurut Amir (2014: 2) prosedur lokakarya
antara lain
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan prosedur pemecahan masalah.
(Merumuskan masalah yang akan dibahas, Tujuan
pembahasan, Metode pembahasan, Mengerjakan
tugas-tugas, Merumuskan kesimpulan)
d. Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang
dipakai selama workshop.
e. Merumuskan kesulita-kesulitan yang dihadapi,
f. Merumuskan kesimpulan dan saran-saran.
2.3.4 Kelemahan dan Kelebihan Lokakarya
a. Kelebihan Lokakarya
1) Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang
luas dan mendalam tentang masalah yang
dibahas.
2) Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis
untuk melaksanakan tugasnya.
3) Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir
secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama antar
17
peserta, Terhubungnya lembaga pendidikan dan
masyarakat.
b. Kelemahan Lokakarya
1) Memerlukan persiapan yang relatif lama.
2) Memerlukan tenaga dan biaya yang besar.
3) Melibatkan
banyak
orang
sehingga
menyita
waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran
di kelasnya.
4) Menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga
menimbulkan
pengamat
potensi
konflik
pendidikan
di
dan
antara
pelaksana
kebijaksanaan, Romivera (2013: 2).
Berdasarkan
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan lokakarya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
setelah
mengikuti
lokakarya,
para
peserta
mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang
mereka hadapi, dan kelemahannya adalah kegiatan
lokakarya membutuhkan waktu yang lama akan
pelaksanaannya
dapat
berjalan
lancar
sehingga
membutuhkan dana yang besar.
2.4 Pengelolaan Supervisi Akademik
Dalam kegiatan pengelolan supervisi akademik
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
18
2.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan
merupakan
salah
satu
syarat
mutlak bagi setiap organisasi atau atau lembaga dan
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun
kelompok.
Tanpa
pelaksanaan
perencanaan
suatu
kegiatan
atau
akan
planning,
mengalami
kesulitan dan bahkan mungkin kegagalan, Purwanto
(2009: 106-107).
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan untuk mempersiapkan tindakan agar
berjalan lancar sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat
tercapai.
akademik
Dalam
kepala
perencanaan
sekolah
bersama
supervisi
pengawas
berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun
waktu tertentu. Perencanaan yang rinci dan disusun
bersama antara pengawas dan kepala sekolah ini
dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara
keduanya
sehingga
pelaksanaa
supervisi
tidak
tumpang tindih, Arikunto (2009:95-96). Perencanaan
supervisi
acuan
akademik
pelaksanaan
dilaksanakan
supervisi
untuk
sehingga
menjadi
supervisi
akademik dapat berjalan lancar.
2.4.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Menurut Hoy dan Forsyth (tanpa tahun: 47)
menyatakan bahwa ”the purpose of supervision is to
work cooperatively with teachers to improve instruction.
The goal of the supervision is not simply to help teachers
solve immediate problems but also to engage with
19
teachers in the study of the processes of teaching and
learning. Clearly, improvement of instructional is a long
term,
continous
process
that
requires
cooperation
(Tujuan pengawasan adalah untuk bekerja sama
dengan guru untuk meningkatkan instruksi. Tujuan
dari pengawasan tidak hanya untuk membantu guru
memecahkan masalah secara langsung tetapi juga
untuk terlibat dengan para guru dalam studi proses
pembelajaran. Jelasnya, peningkatan pembelajaran
adalah jangka panjang, proses yang terus-menerus
yang membutuhkan kerjasama).
Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah,
yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor
sehingga
terbentuk
harmonis
dalam
hubungan
dialogis
mendiskusikan
yang
berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah.
2. Melakukan
berbagai
kegiatan
sekolah
dengan
melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali
dan menerapkan metode dan pendekatan baru
dalam pembelajaran.
3. Melaksanakan seminar pendidikan untuk para
guru untuk menambah wawasan kependidikannya.
4. Pelaksanaan
kurikulum
baru
yang
lebih
menekankan kepada kemandirian siswa
5. Penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang
dijanjikan, Herabudin (2009:236).
20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa
pelaksanaan
supervisi
akademik
dapat
dilakukan secara individu dan kelompok.
2.4.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Tindak lanjut merpakan kegiatan akhir dari
proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan
melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang
disupervisi.
Dalam
disupervisi
pertemuan
mendapat
itu
guru
kesempatan
yang
untuk
menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan
tugasnya di kelas yang telah diamati oleh supervisor,
begitu juga sang supervisor mendapat kesempatan
untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses
dialogis antara supervisor dengan yang disupervisi
untuk
mendiskusikan
langkah
perbaikan
atas
kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami
guru dalam proses pembelajaran, Hasan (2002: 93).
Pendekatan yang dilakukan dalam diskusi tersebut
harus bersifat kemitraan dan kekeluargaan, bukan
bersifat
intruksi
dari
atasan
kepada
bawahan,
sehingga terjadi proses yang terbuka, manusiawi, dan
saling menghormati untuk bersama-sama mencari
solusi
terbaik
pembelajaran
dalam
upaya
peningkatan
mutu
yang
pada
gilirannya
akan
meningkatkan mutu prestasi belajar siswa.
21
Diskusi yang dilakukan dalam proses tindak
lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa
yang
ditemukan
dalam
proses
pengamatan
pembelajaran dengan berusaha bersama-sama untuk
mencari jalan keluar dalam upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran, karena demikian
halnya maka dalam proses tersebut tidak ada saling
debat
mempertahankan
argumen
masing-masing,
akan tetapi secara bersama-sama mencari langkah
yang tepat dengan arahan dan bimbingan supervisor.
Berdasarkan
pengertian
di
atas
daat
disimpulkan bahwa pengelolaan supervisi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjuta, dimana
ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.
2.5 Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Di antara pemimpin pendidikan yang bermacammacam
jenis
dan
tingkatannya,
kepala
sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting
karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan
pelaksanaan
program
pendidikan
di
sekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung
pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah
sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini
karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
yang
profesional
dalam
organisasi
sekolah
yang
bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa
22
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga
pendidikan
sekolah
di
samping
diatur
oleh
pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan
oleh aktivitas kepala sekolahnya.
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah
efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah
sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah
pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa
sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah
yang baik, artinya kemampuan profesional kepala
sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah
menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk
lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan
dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya
yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus
memahami perannya.
Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai
beberapa peran penting yaitu:
a. Melaksanakan
perbaikan
penelitian
situasi
dan
sederhana
kondisi
proses
untuk
belajar
mengajar.
b. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan
efektivitas proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan
profesional
pertemuan
dengan
guru
individual
untuk
secara
meningkatkan
profesi guru.
23
d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru
secara
profesional
dalam
pemecahan
masalah
proses belajar mengajar.
e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi
guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu
proses belajar mengajar.
f. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana
dan terarah.
g. Melaksanakan
kerjasama
dengan
guru
untuk
mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
h. Menciptakan
team
work
yang
dinamis
dan
profesional.
i. Menilai
hasil
belajar
peserta
didik
secara
komprehensif, Miftah (2010: 3).
Tugas
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan
melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan
program
dalam
hasilnya.
supervisi
Kemampuan
pendidikan
penyusunan
program
harus
menyusun
diwujudkan
supervisi
kelas,
pengembangan program supervisi untuk kegiatan
ekstra-kurikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan
melaksanakan
program
supervisi
pendidikan
diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
hasil
Sedangkan
supervisi
kemampuan
pendidikan
memanfaatkan
diwujudkan
dalam
pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan
24
kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil
supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Kepala
sekolah
memperhatikan
konsultatif,
sebagai
supervisor
prinsip-prinsip:
kolegial
dan
(1)
bukan
perlu
hubungan
hirarkis;
(2)
dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada
tenaga
kependidikan;
(4)
dilakukan
berdasarkan
kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan
bantuan profesional, Miftah (2010: 5).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
diketahui bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan
supervisi
diwujudkan
menyusun
dan
dalam
melaksanakan
kemampuannya
program
supervisi
pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.
2.6 Penelitian Yang Relevan
Asyhari
(2011)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul ”Supervisi Akademik Pengawas Madrasah
Tsanawiyah Di Kabupaten Jepara” hasil penelitian
menyimpulkan bahwa supervisi akademik Pengawas
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara dilakukan
dengan memenuhi standar prosedural dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dengan
menggunakan seperangkat instrumen yang diperlukan
serta
dilakukan
dengan
cara-cara
modern,
meninggalkan cara konvensional-tradisional.
Unik Rasyidah (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah
25
dalam
Implementasi
Pendidikan
(KTSP)
Kurikulum
di
Tingkat
Madrasah
Satuan
Aliyah
Kota
Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan 56,5% guru
menyatakan pelaksanaan bimbingan kepala sekolah
kepada guru dalam persiapan pembelajaran sudah
berjalan
dengan
baik.
Sebesar
55,1%
guru
menyatakan bimbingan kepala sekolah kepada guru
dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
baik. Sedangkan 47,8% guru menyatakan bimbingan
kepala
sekolah
kepada
guru
dalam
evaluasi
pembelajaran berjalan dengan sangat baik
2.7 Kerangka Berpikir
Jenis
penelitian
penelitian
yang
Tindakan
Sekolah
yang
digunakan
menggunakan
(PTS).
desain
Mulyasa
adalah
Penelitian
(2009:
9)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan sekolah
(PTS) merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja
sistem pendidikan dan mengembangkan manajemen
sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif, dan
efisien. PTS dapat diartikan sebagai sebuah upaya
untuk
berbagai
memperbaiki
persoalan
kondisi
pendidikan
dan
memecahkan
yang
dihadapi
di
sekolah. Pengertian tersebut menunjuk pada dua kata
yang satu diantaranya harus ada dalam kegiatan
penelitian tindakan sekolah, yaitu pemecahan masalah
(problem solving) dan peningkatan (improving) kinerja
sistem pendidikan serta manajemen sekolah, yang
26
secara
keseluruhan
akan
berdampak
pada
peningkatan mutu. Lebih lanjut Aqib (2009:3) juga
mengungkapkan bahwa hakikat dari kegiatan PTS
adalah seorang kepala sekolah atau pengawas yang
memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Berikut ini adalah tahapan dalam penelitian:
Gambar 2.1
Prosedur Penelitian
Tahap I
Permasalahan
Hasil Refleksi
Tahap II
Apabila Hasilnya Sudah
Sesuai Dengan Indikator
Keberhasilan Penelitian
Dianggap Selesai
Tahap
Persiapan
Tahap
Pengamata
n
Tahap Akhir
Tindak lanjut
Tahap
Persiapan
Tahap
Pengamatan
Tahap Akhir
Tindak lanjut
Sumber: data diolah 2014
Untuk tahap 1, dan tahap 2, dilaksanakan di SD
Negeri Tlogosih 1.
27
28
LANDASAN TEORI
2.1 Mutu Pendidikan
Mutu merupakan usaha yang dilakukan oleh
sesorang, institusi, atau organisasi dalam upaya
menyempurnakan suatu produk, agar produk itu
bernilai fungsional dan efisien. Jadi mutu merupakan
orientasi utama suatu produk, sejauh mana suatu
produk memenuhi kriteria, standar atau rujukan.
Korelasi antara mutu dengan pendidikan dapat
dilihat dalam dua hal, yakni mengacu pada proses
pendidikan dan hasil pendidikan. Proses pendidikan
yang bermutu apabila seluruh komponen pendidikan
terlibat dalam proses pendidikan itu sendiri. Faktorfaktor dalam proses pendidikan adalah berbagai input,
seperti
bahan
ajar,
metodologi,
saran
sekolah,
dukungan administrasi dan sarana prasarana dan
sumber
daya
lainnya
serta
penciptaan
suasana
kondusif. Sedangkan, mutu pendidikan dalam konteks
hasil pendidikan mengacu pada prestasi yang dicapai
oleh sekolah pada setiap kurun waktu tertentu,
Suryosubroto (2004: 210-211).
Dalam
konteks
pendidikan,
kualitas
yang
dimaksudkan adalah dalam konsep relatif, terutama
berhubungan
erat
dengan
kepuasan
pelanggan.
Pelanggan pendidikan ada dua aspek, yaitu pelanggan
internal dan eksternal. Pelanggan internal adalah
9
kepala sekolah, guru dan staf kependidikan lainnya.
Pelanggan
eksternal
ada
tiga
kelompok,
yaitu
pelanggan eksternal primer, pelanggan sekunder, dan
pelanggan tersier. Pelangan eksternal primer adalah
peserta didik. Pelanggan eksternal sekunder adalah
orang
tua
dan
para
pemimpin
pemerintahan.
Pelanggan eksternal tersier adalah pasar kerja dan
masyarakat luas, Senduk (2006: 110).
Kualitas pendidikan dapat ditingkatkan melalui
beberapa
cara,
seperti
1)
meningkatkan
ukuran
prestasi akademik melalui ujian nasional atau ujian
daerah
yang
menyangkut
kompetensi
pengetahuan, memperbaiki tes bakat
Aptitude Test),
dan
(Scholastic
sertifikasi kompetensi dan profil
portofolio (portofolio profile), 2) membentuk kelompok
sebaya untuk meningkatkan gairah pembelajaran
melalui belajar secara kooperatif (cooperative learning),
3) menciptakan kesempatan belajar baru di sekolah
dengan mengubah jam sekolah menjadi pusat belajar
sepanjang hari dan tetap membuka sekolah pada jam jam
libur,
penghargaan
4)
meningkatkan
belajar
melalui
pemahaman
penguasaan
dan
materi
(mastery learning) dan penghargaan atas pencapaian
prestasi akademik, 5) membantu siswa memperoleh
pekerjaan dengan menawarkan kursus-kursus yang
berkaitan
dengan
keterampilan
memperoleh
pekerjaan, bertindak sebagai sumber kontak informal
tenaga kerja, membimbing siswa menilai pekerjaanpekerjaan,
membimbing
siswa
membuat
daftar
riwayatr hidupnya dan mengembangkan portofolio
10
pencarian pekerjaan, John Bishop, dalam Nurkolis
(2003: 78-79).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa mutu pendidikan adalah hasil
yang telah dicapai sekolah yang sesuai dengan kriteria
tertentu untuk memenuhi kepuasan pengguna (user)
pendidikan, yakni peserta didik, orang tua, serta
pihak-pihak berkepentingan lainnya.
2.2 Supervisi Akademik
2.2.1 Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Muslim (2010: 41) supervisi akademik
diberi
pengertian
pemberian
sebagai
bantuan
kepada
serangkaian
guru
dalam
usaha
bentuk
layanan professional yang diberikan oleh supervisor
(kepala sekolah, penilik sekolah dan pembina lainnya)
guna meningkatkan mutu proses dan hasil belajar
mengajar. Supervisi akademik adalah serangkaian
kegiatan
membantu
guru
mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran, Glickman (2007: 89).
Menurut
Mulyasa
(2013:
249)
supervisi
akademik adalah bantuan professional kepala guru,
melalui
siklus
perencanaan
yang
sisteamtis,
pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang
objektif
dan
segera,
sehingga
guru
dapat
11
menggunakna balikan tersebut untuk memperhatikan
kinerjanya.
Supervisi akademik bukan hanya membantu
guru dalam memahami pendidikan dan apa peran
sekolah
dalam
mencapai
membantu guru
tujuannya,
dalam memahami
tapi
juga
keadaan dan
kebutuhan siswanya, sebagai dasar analisis dalam
menyusun
Arikunto
berencana
(2009:
12).
pembelajaran
secara
Di
itu
samping
tepat,
supervisi
membantu guru agar memiliki kemampuan dalam
mengembangkan
kecakapan
pribadi.
Supervisi
bertujuan membentuk moral kelompok yang kuat dan
mempersatukan guru dalam satu tim yang efektif,
bekerjasama secara akrab dan bersahabat serta saling
menghargai satu sama lainnya. Makna lain yang
terkandung dalam definisi tersebut adalah bahwa
supervisi dimaksudkan untuk membantu guru dalam
memberi pengertian kepada masyarakat mengenai
program yang sudah ada dan direncanakan oleh
sekolah
agar
masyarakat
dapat
mengerti
dan
membantu usaha sekolah. Intinya, supervisi akademik
merupakan
bantuan
kepada
guru
dalam
meningkatkan pemahaman dan kecakapan kinerja
profesinya sebagai tenaga pendidik, agar berhasil
mencapai tujuan pendidikan.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
disimpulkan
kegiatan
bahwa
yang
supervisi
dilakukan
oleh
akademik
adalah
supervisor
(kepala
sekolah atau pengawas sekolah) untuk membantu
guru dalam mengembangkan kemampuannya dalam
12
melakukan pembelajaran sehingga kinerjanya akan
semakin meningkat.
2.2.2 Tujuan Supervisi Akademik
Menurut Sudjana (2011: 56) tujuan supervisi
akademik adalah membantu guru mengembangkan
kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang
harus
dicapai
kemampuan
guru
peserta
didik.
mencapai
Pengembangan
tujuan
pembelajaran
selain ditekankan pada peningkatan pengetahuan dan
ketrampilan guru mengajar, juga pada peningkatan
komitmen (commitment), kemauan (willingness) dan
motivasi
(motivation)
guru,
sebab
dengan
meningkatkan kemampuan dan motivasi kerja guru
kualitas pembelajaran akan lebih meningkat.
Glickman dan sergiovani dalam Prasojo dan
Sudiyono
(2011:
86)
menggambarkan
3
tujuan
supervisi akademik sebagai berikut.
a. membantu guru mengembangkan kompetensinya,
b. mengembangkan kurikulum,
c. mengembangkan
kelompok
kerja
guru,
dan
membimbing penelitian tindakan kelas (PTK).
2.3 Teknik-Teknik Supervisi Akademik
Sahertian (2008: 52) menyatakan bahwa teknik
supervisi yang bersifat individual meliputi; kunjungan
kelas, observasi kelas percakapan pribadi, intervisitasi,
penyeleksian sumber materi untuk mengajar dan
13
menilai diri sendiri. Teknik-teknik yang digunakan
bersama-sama
supervisor
dengan
sejumlah
guru
dalam satu kelompok terdiri atas pertemuan orientasi
bagi guru baru, panitia penyelenggara, rapat guru,
diskusi,
tukar
(workshop),
menukar
diskusi
pengalaman,
panel,
seminar,
lokakarya
symposium,
demonstrasi mengajar, perpustakaan jabatan, bulletin
supervisi,
organisasi
membaca
langsung
jabatan,
mengikuti
laboratorium
kursus,
kurikulum,
perjalanan sekolah (field trip) untuk anggota staf.
Teknik
supervisi
kepada
kelompok
guru
atau
kelompok kepala sekolah antara lain: (1) rapat staf
sekolah, (2) orientasi guru baru, (3) curriculum
laboratory,
(4)
kepanitiaan,
(5)
perpustakaan
profesional, (6) demonstrasi dan simulasi mengajar, (7)
lokakarya, (8)
field trip, (9) diskusi panel, (10)
pelatihan (11) organisasi pelatihan. Dari kesebelas
teknik tersebut peneliti tertarik dengan kegiatan
lokakarya.
2.3.1 Pengertian Lokakarya (Workshop)
Lokakarya
adalah
program
pendidikan
dan
pelatihan yang padat dan singkat. Pemimpin lokakarya
memberi tugas kepada peserta yang harus dikerjakan
pada waktu itu juga. Kegiatan lokakarya identik
dengan seminar yaitu suatu pertemuan ilmiah untuk
membahas masalah tertentu oleh para pakar dalam
bidang tertentu pula, Romivera (2013: 1). Lokakarya
atau dalam bahasa inggris disebut workshop adalah
14
suatu acara di mana beberapa orang berkumpul untuk
memecahkan masalah tertentu dan mencari solusinya.
Sebuah lokakarya atau workshop adalah pertemuan
ilmiah yang kecil, Anas (2012: 1).
Sushanty
(2012:
1)
menyatakan
bahwa
lokakarya yang dalam pengertian bahasa Inggris
adalah workshop merupakan suatu acara dimana
beberapa
orang
berkumpul
untuk
memecahkan
masalah tertentu dan mencari solusinya. Sebuah
lokakarya
adalah
pertemuan
ilmiah
yang
kecil.
Sekelompok orang yang memiliki perhatian yang sama
berkumpul bersama di bawah kepemimpinan beberapa
orang ahli untuk menggali satu atau beberapa aspek
khusus suatu topik. Sub-sub kelompok dibentuk
untuk
tujuan
mendengarkan
ceramah-ceramah,
melihat
demonstrasi-demonstrasi,
berbagai
aspek
topik,
mempraktekkan,
dan
mendiskusikan
mempelajari,
mengerjakan,
mengevaluasinya.
Sebuah
workshop biasanya terdiri dari pimpinan workshop,
anggota, dan manusia sumber.
Perbedaan mendasar antara lokakarya dengan
seminar hanya menekankan pada hasil yang didapat
dari lokakarya menjadi sebuah produk yang dapat
digunakan
peserta
lokakarya
dalam
proses
pembelajaran di kelas. Sedangkan seperti seminar kali
ini adalah hanya sebagai pencetus ide yang jika tepat
dapat ditindak lanjuti dan jika tidak dapat digunakan
bahan pemikiran dan acuan berfikir bagi kalangan
pendidik di masa yang akan datang. Karena ada
kalanya suatu pemikiran yang baik membutuhkan
15
momen yang tepat bagi pelaksanaannya. Hal tersebut
tergantung pada permasalahan yang ditimbulkan oleh
pemikiran tersebut.
Berdasarkan pendapat di atas dapat diambil
kesimpulan bahwa lokakarya adalah sebuah acara
yang membahas suatu masalah secara bersama-sama
yang
kemudain
akan
dicarikan
solusi
terhadap
permasalahan yang ada.
2.3.2 Ciri – Ciri Lokakarya
a. Masalah yang dibahas bersifat life centered dan
muncul dari peserta sendiri.
b. Cara yang digunakan ialah metode pemecahan
masalah musyawarah dan penyelidikan.
c. Menggunakan
resource
person
dan
resource
materials yang memberi bantuan yang besar sekali
dalam
mencapai
hasil
yang
sebaik-baiknya,
Romivera (2013: 1).
Berdasarkan teori di atas dapat disimpulkan
bahwa ciri-ciri kegiatan lokakarya adalah pembahasan
suatu masalah yang muncul dari peserta lokakarya
dengan
menggunakan
metode
pemecahan
musyawarah dan penyelidikan serta menggunakan
resource person dan resource materials yang memberi
bantuan.
2.3.3 Prosedur Pelaksanaan Lokakarya
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
16
b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan
prosedur
pemecahan
masalah,
Romivera (2013: 1).
Menurut Amir (2014: 2) prosedur lokakarya
antara lain
a. Merumuskan tujuan workshop (output yang akan
dicapai).
b. Merumuskan pokok-pokok masalah yang akan
dibahas secara terperinci.
c. Menentukan prosedur pemecahan masalah.
(Merumuskan masalah yang akan dibahas, Tujuan
pembahasan, Metode pembahasan, Mengerjakan
tugas-tugas, Merumuskan kesimpulan)
d. Menentukan alat dan bahan perlengkapan yang
dipakai selama workshop.
e. Merumuskan kesulita-kesulitan yang dihadapi,
f. Merumuskan kesimpulan dan saran-saran.
2.3.4 Kelemahan dan Kelebihan Lokakarya
a. Kelebihan Lokakarya
1) Peserta mendapatkan keterangan teoritis yang
luas dan mendalam tentang masalah yang
dibahas.
2) Peserta mendapatkan petunjuk-petunjuk praktis
untuk melaksanakan tugasnya.
3) Peserta dibina untuk bersikap dan berfikir
secara ilmiah, Terpupuknya kerja sama antar
17
peserta, Terhubungnya lembaga pendidikan dan
masyarakat.
b. Kelemahan Lokakarya
1) Memerlukan persiapan yang relatif lama.
2) Memerlukan tenaga dan biaya yang besar.
3) Melibatkan
banyak
orang
sehingga
menyita
waktu guru untuk melaksanakan pembelajaran
di kelasnya.
4) Menimbulkan banyak pro dan kontra sehingga
menimbulkan
pengamat
potensi
konflik
pendidikan
di
dan
antara
pelaksana
kebijaksanaan, Romivera (2013: 2).
Berdasarkan
pengertian
di
atas
dapat
disimpulkan bahwa pelaksanaan lokakarya memiliki
kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya adalah
setelah
mengikuti
lokakarya,
para
peserta
mendapatkan masukan terhadap permasalahan yang
mereka hadapi, dan kelemahannya adalah kegiatan
lokakarya membutuhkan waktu yang lama akan
pelaksanaannya
dapat
berjalan
lancar
sehingga
membutuhkan dana yang besar.
2.4 Pengelolaan Supervisi Akademik
Dalam kegiatan pengelolan supervisi akademik
dilakukan melalui beberapa tahapan yaitu:
18
2.4.1 Perencanaan Supervisi Akademik
Perencanaan
merupakan
salah
satu
syarat
mutlak bagi setiap organisasi atau atau lembaga dan
bagi setiap kegiatan, baik perseorangan maupun
kelompok.
Tanpa
pelaksanaan
perencanaan
suatu
kegiatan
atau
akan
planning,
mengalami
kesulitan dan bahkan mungkin kegagalan, Purwanto
(2009: 106-107).
Perencanaan adalah rangkaian kegiatan yang
dilaksanakan untuk mempersiapkan tindakan agar
berjalan lancar sehingga tujuan yang telah ditetapkan
dapat
tercapai.
akademik
Dalam
kepala
perencanaan
sekolah
bersama
supervisi
pengawas
berdiskusi menyusun rencana kerja untuk kurun
waktu tertentu. Perencanaan yang rinci dan disusun
bersama antara pengawas dan kepala sekolah ini
dimaksudkan untuk menciptakan koordinasi antara
keduanya
sehingga
pelaksanaa
supervisi
tidak
tumpang tindih, Arikunto (2009:95-96). Perencanaan
supervisi
acuan
akademik
pelaksanaan
dilaksanakan
supervisi
untuk
sehingga
menjadi
supervisi
akademik dapat berjalan lancar.
2.4.2 Pelaksanaan Supervisi Akademik
Menurut Hoy dan Forsyth (tanpa tahun: 47)
menyatakan bahwa ”the purpose of supervision is to
work cooperatively with teachers to improve instruction.
The goal of the supervision is not simply to help teachers
solve immediate problems but also to engage with
19
teachers in the study of the processes of teaching and
learning. Clearly, improvement of instructional is a long
term,
continous
process
that
requires
cooperation
(Tujuan pengawasan adalah untuk bekerja sama
dengan guru untuk meningkatkan instruksi. Tujuan
dari pengawasan tidak hanya untuk membantu guru
memecahkan masalah secara langsung tetapi juga
untuk terlibat dengan para guru dalam studi proses
pembelajaran. Jelasnya, peningkatan pembelajaran
adalah jangka panjang, proses yang terus-menerus
yang membutuhkan kerjasama).
Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat
dilakukan dengan berbagai cara, yaitu:
1. Kunjungan rutin yang terjadwal ke setiap sekolah,
yang dikesani sebagai silaturahmi para supervisor
sehingga
terbentuk
harmonis
dalam
hubungan
dialogis
mendiskusikan
yang
berbagai
permasalahan pembelajaran yang dihadapi sekolah.
2. Melakukan
berbagai
kegiatan
sekolah
dengan
melibatkan para guru dan siswa untuk mengenali
dan menerapkan metode dan pendekatan baru
dalam pembelajaran.
3. Melaksanakan seminar pendidikan untuk para
guru untuk menambah wawasan kependidikannya.
4. Pelaksanaan
kurikulum
baru
yang
lebih
menekankan kepada kemandirian siswa
5. Penilaian terhadap kinerja guru dan reward yang
dijanjikan, Herabudin (2009:236).
20
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan
bahwa
pelaksanaan
supervisi
akademik
dapat
dilakukan secara individu dan kelompok.
2.4.3 Tindak Lanjut Supervisi Akademik
Tindak lanjut merpakan kegiatan akhir dari
proses supervisi sebelum laporan dibuat, dengan
melakukan pertemuan antara supervisor dengan yang
disupervisi.
Dalam
disupervisi
pertemuan
mendapat
itu
guru
kesempatan
yang
untuk
menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan
tugasnya di kelas yang telah diamati oleh supervisor,
begitu juga sang supervisor mendapat kesempatan
untuk membantu guru untuk mengatasi masalahnya
dalam pelaksanaan pembelajaran.
Langkah tindak lanjut dilakukan melaui proses
dialogis antara supervisor dengan yang disupervisi
untuk
mendiskusikan
langkah
perbaikan
atas
kekurangan-kekurangan dan kelemahan yang dialami
guru dalam proses pembelajaran, Hasan (2002: 93).
Pendekatan yang dilakukan dalam diskusi tersebut
harus bersifat kemitraan dan kekeluargaan, bukan
bersifat
intruksi
dari
atasan
kepada
bawahan,
sehingga terjadi proses yang terbuka, manusiawi, dan
saling menghormati untuk bersama-sama mencari
solusi
terbaik
pembelajaran
dalam
upaya
peningkatan
mutu
yang
pada
gilirannya
akan
meningkatkan mutu prestasi belajar siswa.
21
Diskusi yang dilakukan dalam proses tindak
lanjut merupakan langkah menindaklanjuti dari apa
yang
ditemukan
dalam
proses
pengamatan
pembelajaran dengan berusaha bersama-sama untuk
mencari jalan keluar dalam upaya perbaikan dan
peningkatan kualitas pembelajaran, karena demikian
halnya maka dalam proses tersebut tidak ada saling
debat
mempertahankan
argumen
masing-masing,
akan tetapi secara bersama-sama mencari langkah
yang tepat dengan arahan dan bimbingan supervisor.
Berdasarkan
pengertian
di
atas
daat
disimpulkan bahwa pengelolaan supervisi meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan tindak lanjuta, dimana
ketiga aspek tersebut saling berkaitan satu sama lain.
2.5 Kepala Sekolah sebagai Supervisor
Di antara pemimpin pendidikan yang bermacammacam
jenis
dan
tingkatannya,
kepala
sekolah
merupakan pemimpin pendidikan yang sangat penting
karena kepala sekolah berhubungan langsung dengan
pelaksanaan
program
pendidikan
di
sekolah.
Ketercapaian tujuan pendidikan sangat bergantung
pada kecakapan dan kebijaksanaan kepala sekolah
sebagai salah satu pemimpin pendidikan. Hal ini
karena kepala sekolah merupakan seorang pejabat
yang
profesional
dalam
organisasi
sekolah
yang
bertugas mengatur semua sumber organisasi dan
bekerjasama dengan guru-guru dalam mendidik siswa
22
untuk mencapai tujuan pendidikan. Kegiatan lembaga
pendidikan
sekolah
di
samping
diatur
oleh
pemerintah, sesungguhnya sebagian besar ditentukan
oleh aktivitas kepala sekolahnya.
Edmonds (dalam Sagala, 2005) tentang sekolah
efektif menunjukkan bahwa peran kepala sekolah
sedemikian penting untuk menjadikan sebuah sekolah
pada tingkatan yang efektif. Asumsinya adalah bahwa
sekolah yang baik akan selalu memiliki kepala sekolah
yang baik, artinya kemampuan profesional kepala
sekolah dan kemauannya untuk bekerja keras dalam
memberdayakan seluruh potensi sumber daya sekolah
menjadi jaminan keberhasilan sebuah sekolah. Untuk
lebih mengefektifkan pelaksanaan pekerjaannya dan
dapat mendayagunakan seluruh potensi sumber daya
yang ada di sekolah maka kepala sekolah harus
memahami perannya.
Sebagai supervisor, kepala sekolah mempunyai
beberapa peran penting yaitu:
a. Melaksanakan
perbaikan
penelitian
situasi
dan
sederhana
kondisi
proses
untuk
belajar
mengajar.
b. Mengadakan observasi kelas untuk peningkatan
efektivitas proses belajar mengajar.
c. Melaksanakan
profesional
pertemuan
dengan
guru
individual
untuk
secara
meningkatkan
profesi guru.
23
d. Menyediakan waktu dan pelayanan bagi guru
secara
profesional
dalam
pemecahan
masalah
proses belajar mengajar.
e. Menyediakan dukungan dan suasana kondusif bagi
guru dalam perbaikan dan peningkatan mutu
proses belajar mengajar.
f. Melaksanakan pengembangan staf yang berencana
dan terarah.
g. Melaksanakan
kerjasama
dengan
guru
untuk
mengevaluasi hasil belajar secara komprehensif.
h. Menciptakan
team
work
yang
dinamis
dan
profesional.
i. Menilai
hasil
belajar
peserta
didik
secara
komprehensif, Miftah (2010: 3).
Tugas
kepala
sekolah
sebagai
supervisor
diwujudkan dalam kemampuannya menyusun dan
melaksanakan program supervisi pendidikan serta
memanfaatkan
program
dalam
hasilnya.
supervisi
Kemampuan
pendidikan
penyusunan
program
harus
menyusun
diwujudkan
supervisi
kelas,
pengembangan program supervisi untuk kegiatan
ekstra-kurikuler, pengembangan program supervisi
perpustakaan, laboraturium dan ujian. Kemampuan
melaksanakan
program
supervisi
pendidikan
diwujudkan dalam pelaksanaan program supervisi
klinis dan dalam program supervisi kegiatan ekstrakurikuler.
hasil
Sedangkan
supervisi
kemampuan
pendidikan
memanfaatkan
diwujudkan
dalam
pemanfaatan hasil supervisi untuk meningkatkan
24
kinerja tenaga kependidikan dan pemanfaatan hasil
supervisi untuk mengembangkan sekolah.
Kepala
sekolah
memperhatikan
konsultatif,
sebagai
supervisor
prinsip-prinsip:
kolegial
dan
(1)
bukan
perlu
hubungan
hirarkis;
(2)
dilaksanakan secara demokratis; (3) berpusat pada
tenaga
kependidikan;
(4)
dilakukan
berdasarkan
kebutuhan tenaga kependidikan; dan (5) merupakan
bantuan profesional, Miftah (2010: 5).
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat
diketahui bahwa peran kepala sekolah dalam kegiatan
supervisi
diwujudkan
menyusun
dan
dalam
melaksanakan
kemampuannya
program
supervisi
pendidikan serta memanfaatkan hasilnya.
2.6 Penelitian Yang Relevan
Asyhari
(2011)
dalam
penelitiannya
yang
berjudul ”Supervisi Akademik Pengawas Madrasah
Tsanawiyah Di Kabupaten Jepara” hasil penelitian
menyimpulkan bahwa supervisi akademik Pengawas
Madrasah Tsanawiyah di Kabupaten Jepara dilakukan
dengan memenuhi standar prosedural dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan dengan
menggunakan seperangkat instrumen yang diperlukan
serta
dilakukan
dengan
cara-cara
modern,
meninggalkan cara konvensional-tradisional.
Unik Rasyidah (2012) dalam penelitiannya yang
berjudul ”Peran Supervisi Akademik Kepala Sekolah
25
dalam
Implementasi
Pendidikan
(KTSP)
Kurikulum
di
Tingkat
Madrasah
Satuan
Aliyah
Kota
Yogyakarta” Hasil penelitian menunjukkan 56,5% guru
menyatakan pelaksanaan bimbingan kepala sekolah
kepada guru dalam persiapan pembelajaran sudah
berjalan
dengan
baik.
Sebesar
55,1%
guru
menyatakan bimbingan kepala sekolah kepada guru
dalam pelaksanaan pembelajaran berjalan dengan
baik. Sedangkan 47,8% guru menyatakan bimbingan
kepala
sekolah
kepada
guru
dalam
evaluasi
pembelajaran berjalan dengan sangat baik
2.7 Kerangka Berpikir
Jenis
penelitian
penelitian
yang
Tindakan
Sekolah
yang
digunakan
menggunakan
(PTS).
desain
Mulyasa
adalah
Penelitian
(2009:
9)
mengemukakan bahwa penelitian tindakan sekolah
(PTS) merupakan upaya untuk meningkatkan kinerja
sistem pendidikan dan mengembangkan manajemen
sekolah agar menjadi lebih produktif, efektif, dan
efisien. PTS dapat diartikan sebagai sebuah upaya
untuk
berbagai
memperbaiki
persoalan
kondisi
pendidikan
dan
memecahkan
yang
dihadapi
di
sekolah. Pengertian tersebut menunjuk pada dua kata
yang satu diantaranya harus ada dalam kegiatan
penelitian tindakan sekolah, yaitu pemecahan masalah
(problem solving) dan peningkatan (improving) kinerja
sistem pendidikan serta manajemen sekolah, yang
26
secara
keseluruhan
akan
berdampak
pada
peningkatan mutu. Lebih lanjut Aqib (2009:3) juga
mengungkapkan bahwa hakikat dari kegiatan PTS
adalah seorang kepala sekolah atau pengawas yang
memperbaiki kualitas penyelenggaraan pendidikan.
Berikut ini adalah tahapan dalam penelitian:
Gambar 2.1
Prosedur Penelitian
Tahap I
Permasalahan
Hasil Refleksi
Tahap II
Apabila Hasilnya Sudah
Sesuai Dengan Indikator
Keberhasilan Penelitian
Dianggap Selesai
Tahap
Persiapan
Tahap
Pengamata
n
Tahap Akhir
Tindak lanjut
Tahap
Persiapan
Tahap
Pengamatan
Tahap Akhir
Tindak lanjut
Sumber: data diolah 2014
Untuk tahap 1, dan tahap 2, dilaksanakan di SD
Negeri Tlogosih 1.
27
28