LAPORAN KUNJUNGAN ILMIAH KE PT SRIWIJAYA

LAPORAN KUNJUNGAN ILMIAH KE
PT SRIWIJAYA AIR

Dibuat oleh :
Devy Nadya Magnolia

2011-012-392

Universitas Katolik Atma Jaya
Jakarta
2014

BAB I
PENDAHULUAN
I. Latar belakang
Dalam lingkungan globalisasi dan bisnis modern ini suatu hal yang mutlak dibutuhkan
bagi kelangsungan hidup suatu entitas bisnis. Seiring perkembangan dunia usaha sekarang ini,
pertumbuhan di bidang perekonomian baik jasa ataupun sektor industry berkembang dengan
sangat pesat. Persaingan di bisnis penerbangan makin terfragmentasi karena hadirnya pemainpemain swasta dengan permodalan yang cukup dan strategi penetrasi bisnis yang brilian.
Khususnya munculnya pemain – pemain baru yang amat percaya diri dan cukup sukses
mengambil positioning sebagai low cost carrier yaitu persaingan melalui rute penerbangan yang

semakin mempermudah pelanggan untuk mencapai tujuan.
Sriwijaya Air merupakan salah satu perusahaan swasta penerbangan yang cukup kuat di
Indonesia. Sejak awal kemunculannya, Sriwijaya berusaha memberikan pelayan yang baik
dengan mengutamakan keselamatan penumpangnya. Ditengah persaingan antar maskapai
penerbangan yang semakin ketat, banyak upaya yang dilakukan maskapai-maskapai penerbangan
dalam mencari, menarik dan mempertahankan pelanggan untuk memuaskan pengguna jasanya,
terutama melalui sisi peforma pelayanannya. Perusahaan harus menempatkan orientasi pada
kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama dimana pelaksanaan / kinerja jasa yang dilakukan
haruslah sesuai dengan tingkat kepentingan / harapan konsumen. Kunci utama untuk
memenangkan persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui
penyampaian produk dan jasa berkualitas.
Adanya perubahan pelayanan yang berorientasikan kepada pelanggan dengan
management yang kukuh dan profesional pada maskapai penerbangan, tentu saja hal ini
mendorong terjadinya persaingan yang semakin tajam, sehingga diperlukan kegiatan pemasaran
yang lebih agresif, konsepsional dan konsisten untuk mendapatkan pangsa pasar yang lebih
besar. Industri transportasi khususnya maskapai penerbangan tentunya tidak hanya berupa
produk saja yang ditawarkan, melainkan juga service / pelayanan. Produk yang berupa rute
penerbangan serta jenis pesawat yang digunakan yang tentunya harus berkualitas harus

diimbangi oleh service yang memuaskan. Service ini dapat berupa keramahtamahan, ketelitian,

kecermatan, sopan santun, dsb. Produk berkualitas memang dapat diciptakan dengan waktu yang
singkat, namun SDM berkualitas yang menjalankan service tersebut tidak dapat diciptakan dalam
waktu yang singkat. SDM yang berkualitas memiliki 3 point utama, yaitu skill, Attitude,
dan knowledge yang baik. Untuk menciptakan SDM yang berkualitas tersebut memerlukan
pendidikan yang baik dan memadai, disertai dengan training bila diperlukan. Keberhasilan suatu
organisasi dalam mencapai tujuannya sangat ditentukan oleh sumber daya manusia yang dimiliki
oleh organisasi tersebut. Oleh karena itu sangat diperlukan faktor yang dapat membangkitkan
minat kerja sumber daya manusia tersebut. Penerapan jaringan komputerisasi maskapai
penerbangan yang menyediakan system informasi dalam suatu perusahaan penerbangan pada
akhir-akhir ini juga mutlak diperlukan. Hal ini dipengaruhi dengan semakin tingginya tingkat
kebutuhan informasi baik keakuratan, relevansi dan ketepatan waktunya. Oleh karena itu banyak
perusahaan penerbangan berlomba-lomba untuk memperbaiki kinerjanya agar dapat bersaing
dalam meraih pangsa pasar.
Didalam sistem pengendalian intern terdapat struktur organisasi, metode, dan ukuranukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan perusahaan, mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan efektifitas, dan mendorong dipatuhinya
kebijakan manajemen.
Pengendalian intern pada pengeluaran kas tersebut meliputi rencana organisasi dan
prosedur-prosedur serta catatan-catatan yang berhubungan dengan pengamanan aktiva dan dapat
dipercayainya catatan keuangan dan dirancang untuk meyakinkan :
-


Transaksi-transaksi dilaksanakan sesuai dengan prinsip wewenang manajemen, baik
yang bersifat umum atau khusus.

-

Jumlah aktiva seperti ada pada laporan atau catatan perusahaan dibandingkan dengan
aktiva yang ada dan bila terjadi perbedaan dilakukan tindakan yang tepat.

Perbedaan yang muncul dikarenakan besarnya biaya yang dikeluarkan melebihi
anggaran. Untuk itu perusahaan perlu memperoleh sumber pendanaan agar dapat membiayai
perbedaan selisih tersebut. Maka keadaan tersebut dapat dihindari dengan diterapkannya system
perencanaan pengeluaran kas yang efektif, perusahaan dapat mengatur, mengarahkan dan

mengamati hal yang berkaitan dengan transaksi pengeluaran kas perusahaan baik dengan cek
atau dengan dana kas kecil. Sehingga dapat mencegah adanya kecurangan, penyelewengan dan
pemborosan yang dilakukan oleh pihak-pihak yang berkepentingan dalam perusahaan tersebut.
Umumnya perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang optimal. Tujuan perusahaan tersebut
dapat dilakukan dengan menekan dan menghindari kecurangan dan penyelewengan yang akan
merugikan perusahaan dan system pengeluaran kas memerlukan sistem pengendalian intern yang

dapat mencegah terjadinya penyelewengan dan penyalahgunaan yang dapat merugikan
perusahaan
II. Rumusan Masalah
Dari latar belakang yang telah dijelaskan diatas , kami menarik beberapa rumusan
masalah seperti berikut :


Bagaimana cara PT.Sriwijaya Air memperoleh pendanaan untuk memulai bisnis
penerbangan ?



Bagaimana perlakuan pengalokasian modal yang dilakukan PT.Sriwijaya Air ?



Bagaimana strategi penetapan harga tiket pada PT.Sriwijaya Air ?




Bagaimana pengakuan pendapatan dan PSAK apa yang diimplementasi oleh
PT.Sriwijaya Air ?



Apa strategi PT.Sriwijaya Air untuk memposisikan diri ditengah persaingan antar
maskaipai swasta lainya ?

III. Tujuan


Untuk mengetahui cara PT.Sriwijaya Air memperoleh pendanaan untuk mengelola
bisnis penerbangan.



Untuk mengetahui perlakuan pengalokasian modal yang dilakukan PT.Sriwijaya
Air.




Untuk mengetahui strategi penetapan harga tiket pada PT.Sriwijaya Air.



Untuk mengetahui pengakuan pendapatan dan PSAK apa yang diimplementasi
oleh PT.Sriwijaya Air



Untuk mengetahui strategi yang digunakanPT.Sriwijaya Air untuk memposisikan
diri ditengah persaingan antar maskaipai swasta lainya

IV. Manfaat


Dari kunjungan ilmiah yang kami lakukan di PT.Sriwijaya Air kami menjadi
dapat memahami tentang ruang lingkup bisnis penerbangan , serta perlakuan
akuntansi untuk usaha penerbangan


BAB II
Gambaran Umum
Sejarah
PT Sriwijaya Air lahir sebagai perusahaan swasta murni yang didirikan oleh Chandra Lie,
Hendry Lie, Johannes Bunjamin, dan Andy Halim. Sriwijaya air kemudian memulai usahanya
dengan bermodalkan satu armada Boeing 737-200. Beberapa tenaga ahli yang turut menjadi
pionir berdirinya Sriwijaya Air diantaranya adalah Supardi, Capt. Kusnadi, Capt. Adil W, Capt.
Harwick L, Gabriella, Suwarsono dan Joko Widodo.
Pada tahun 2003, tepat pada hari Pahlawan, 10 November, Sriwijaya Air memulai
penerbangan perdananya dengan menerbangi rute Jakarta-Pangkalpinang PP, Jakarta-Palembang
PP, Jakarta-Jambi PP, dan Jakarta-Pontianak PP. Saat ini, Sriwijaya Air memiliki 32 Armada
Boeing dengan melayani total 41 rute termasuk rute regional Medan-Penang PP dan rute
international lainnya. Dalam rangka pengembangan rute dan pangsa pasar, tahun ini Sriwijaya
Air akan mendatangkan tambahan armada Boeing seri 737-800 New Generation (NG).
Pada tahun 2004, PT Sriwijaya melakukan beberapa perkembangan. Diantaranya
penambahan rute penerbangan, penambahan dua armada, dan penambahan frekuensi
penerbangan.
Ditahun 2005-2006, pertumbuhan PT Sriwijaya semakin pesat. Diakhir tahun 2006, PT
Sriwijaya telah memiliki 18 armada pesawat tipe Boeing dan 21 rute penerbangan dalam negeri.
Pada PT Sriwijaa, perawatan dan pemeliharaan armada merupakan salah satu hal yang

menjadi prioritas utama. Dalam perawatan dan pemeliharaan armada, Sriwijaya Air melakukan
kerjasama dengan PT Aero Nusantara Indonesia (ANI) dan Garuda Maintenance Facility (GMF)
sebagai maintenance provider terpercaya di Indonesia yang bertaraf internasional. Kerjasama ini
dimaksudkan aagar para pelanggan Sriwijaya Air akan mendapatkan keamanan dan kenyamanan
yang optimal. Selain itu, tenaga kerja yang dimiliki Sriwijaya Air merupakan sumber daya
manusia (SDM) pilihan yang terampil, ramah dan terpercaya.

Arti Logo dan Warna

Logo berupa RU-YI (Cina), yang berarti bahwa apa yang kita inginkan atau usahakan harus
yakin tercapai.


Warna Putih:
Melambangkan semua karyawan Sriwijaya Air harus memiliki hati yang bersih, sebersih



warna dasar armada Sriwijaya Air
Warna Biru:

Melambangkan Sriwijaya Air berkeinginan melanglang buana ke seluruh pelosok



Nusantara tercinta
Warna Merah:
Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan Sriwijaya Air harus berani dan bijak



dalam menyelesaikan masalah atau mengambil keputusan
Tulisan Sriwijaya Air:
Melambangkan bahwa Sriwijaya Air harus menjadi perusahaan yang besar dan terkenal



seperti Kerajaan Sriwijaya yang namanya terukir dalam sejarah nasional dan regional
Lekukan Hati Di Atap Pesawat:
Melambangkan bahwa para pimpinan dan karyawan harus mempunyai rasa memiliki
(sense of belonging) dan rasa cinta terhadap perusahaan


Struktur Organisasi Perusahaan
Struktur organisasi merupakan salah satu dasar dalam proses penyusunan prosedur
kegiatan operasional. Struktur organisasi harus terus berkembang sesuai dengan kegiatan dan
tujuan perusahaan. Skema struktur organisasi yang jelas, akan mendukung aktivitas perusahaan
secara keseluruhan.
Struktur organisasi PT Sriwijaya adalah sebagai berikut:
a. Operational Departement
Operational Departement sebagai pengendali dalam proses pelaksanaan seluruh kegiatan
operasional penerbangan.
b. Maintenance Departement

Maintenance Departement berfungsi untuk mengendalikan kegiatan perawatan dan
pemeliharaan pesawat.
c. Marketing & Sales Departement
Marketing & Sales Departement berfungsi untuk mengendalikan kegiatan pemasaran dan
penjualan produk/jasa yang ditawarkan oleh perusahaan sehingga mencapai target yang
telah ditentukan.
d. Finance & Accounting Departement
Finance & Accounting Departement berfungsi untuk mengendalikan kegiatan

pengelolaan sumber daya perusahaan secara efektif dan efisien.
e. HRD & G/A Departement
HRD & G/A Departement berfungsi untuk mengendalikan kegiatan pengelolaan sumber
daya manusia secara efektif dan efisien.
f. Quality Assurance Departement
Quality Assurance Departement memiliki fungsi untuk mengawasi kegiatan perawatan
dan pemeliharaan pesawat.
g. Corporate Legal
Corporate Legal berfungsi untuk melaksanakan kegiatan terkait dengan permasalahan
hukum perusahaan, barik dari internal maupun dari eksternal.
h. Service Departement
Service Departement berfungsi untuk melaksanakan kegiatan terkait dengan penanganan
dan pengelolaan services yang meliputi Pre flight,Iin flight, dan Post flight.
i. Bussines Development
Bussines Development berfungsi untuk melaksanakan kegiatan kreatif yang bertujuan
untuk mengembangkan usaha atau mengembangkan produk.
j. CASO (Company Aviation Safety Officers)
CASO berfungsi sebagai pengawas atas kegiatan yang berkaitan langsung dengan safety.
Keselamatan Penerbangan
Pemeliharaan armada Sriwijaya Air dilakukan oleh tim pakar mesin pesawat dari dalam maupun
luar negeri. Dilengkapi dengan hanggar, peralatan khusus serta keseriusan dalam profesionalisme
dari departemen teknik, departemen perencanaan dan quality control, menjadikan Sriwijaya Air
mampu meningkatkan pengawasan hingga titik maksimal terhadap pemeliharaan pesawat.
Standar pemeliharaan pesawat Sriwijaya Air mengikuti prosedur dari manufaktur dan berpegang
teguh pada regulasi dari Direktorat Kelaikan Udara dan Pengoperasian Pesawat Udara. Kerja
keras tim pemeliharaan membuahkan penghargaan dari Boeing atas komitmen mempromosikan

keamanan penerbangan. Lebih dari itu, Sriwijaya Air juga berhasil meraih penghargaan dari
Departemen Transportasi Indonesia tahun 2008.
Penerbang-penerbang senior, didukung oleh kru pesawat yang terlatih dengan baik melengkapi
rangkaian

prosedur

keselamatan

Sriwijaya

Air.

Karenanya,

pelanggan

tidak

mengkhawatirkan keselamatan dan kenyamanan terbang bersama Sriwijaya Air.

Peta Rute
Sekarang ini Sriwijaya Air melayani banyak rute penerbangan hampir ke seluruh Indonesia.

Layanan
Sriwijaya Air memiliki beberapa pelayanan yang diberikan kepada masyarakat, yaitu:
1.

Pengiriman Barang

perlu

Sriwijaya Air menawarkan layanan pengiriman barang ke berbagai daerah di
Indonesia dan mancanegara. Sriwijaya mengerti kebutuhan masyarakat akan keamanan
kiriman, kenyamanan pelayanan dan harga yang barsaing. Sriwijaya telah membuktikan
2.

bahwa layanan cargo mereka adalah salah satu yang terbaik di Indonesia.
Pre-Flight
Terdapat beberapa fasilitas yang bisa digunakan untuk bertransaksi dengan Sriwijaya,
seperti Call Center yang siap melayani kebutuhan konsumen 24 jam setiap harinya, kantor
cabang yang tersebar di berbagai lokasi strategis di setiap kota di Indonesia, atau bisa juga
dengan melakukan online booking yang dilengkapi dengan fasilitas e-payment, dan tersedia
juga e-ticket sebagai pengganti tiket konvensional sehingga lebih ringkas, mudah, dan aman.

3.

In-Flight
Kenyamanan dan keselamatan adalah prioritas Sriwijaya Air. Pilot-pilot yang andal
dan profesional serta keramahan tim udara akan menemani perjalan kita. Sriwijaya Air juga
menyediakan berbagai produk berkualitas khas Sriwijaya Air di Sales On Board. Sebelum
memesan, penumpang dapat melihat daftar produk pada katalog yang tersedia di setiap

4.

kantung kursi pada pesawat Sriwijaya Air.
Post-Flight
Pada saat sampai di bandara tujuan, petugas Sriwijaya Air akan menyambut dan
mengarahkan penumpang ke tempat pengambilan bagasi atau ke tempat lapor transit bagi
yang ingin melanjutkan penerbangan kembali. Bagi penumpang yang memerlukan
penanganan khusus, seperti menggunakan kursi roda, petugas akan selalu siap membantu
untuk mengantar sampai area depan terminal kedatangan untuk dijemput keluarga. Petugas
Lost & Found Sriwijaya Air selalu sigap mengamankan barang-barang Anda yang tidak

5.

sengaja tercecer.
Sriwijaya Travel Insurance
Dengan Sriwijaya Travel Insurance, pelanggan bisa mendapatkan ganti rugi apabila
terjadi hal yang tidak diinginkan seperti pembatalan penerbangan, keterlambatan
penerbangan, keterlambatan bagasi, bagasi hilang, atau bagasi rusak.

BAB III
Praktek Akuntansi PT Sriwijaya Air
 Pendapatan atas Penjualan Tiket
Pada saat terjadi penjualan tiket, PT Sriwijaya Air tidak langsung mengakuinya sebagai
pendapatan dan hanya mengakuinya sebagai pendapatan diterima di muka, hal ini terkait
dengan kewajiban yang belum diselesaikan oleh PT Sriwijaya Air, yaitu mengantarkan
penumpangnya sampai tempat tujuan, maka PT Sriwiijaya Air akan melakukan pencatatan
atas penjualan tiketnya sebagai berikut :
Cash
xx
Unearned Revenue

xx

PT Sriwijaya Air kemudian mengakui pendapatan penjualan atas tiketnya setelah
penumpang sampai tempat tujuan, dimana dalam pencatatanya PT Sriwijaya Air melakukan
pencatatan sebagai berikut:
Cash
Revenue

xx
xx

 Asuransi Penerbangan
Dalam setiap penerbangan, PT Sriwijaya Air melakukan kerjasama dengan pihak
asuransi yang disebut dengan travel insurance untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya
hal yang tidak diinginkan. PT Sriwijaya Air mencatat beban asuransinya ke beban operasional
penerbangan.
 Kelebihan bagasi oleh penumpang

PT Sriwijaya Air memberikan bagasi gratis terhadap penumpangnya jika berat bagasi
tidak melebihi 20 kg, kecuali untuk rute Jakarta Tanjung Pinang yaitu hanya seberat 15 kg
tidak boleh melebihi 55 cm x 35 cm x 25 cm. Jika terjadi kelebihan muatan bagasi, maka PT
Sriwijaya Air akan membebankan ke penumpang dan biaya tersebut akan dicatat ke payload
related operating cost .
Kas

xx
Pendapatan Bagasi

xx

 Penundaan penerbangan (delay)
Terkadang dalam perusahaan penerbangan terjadi penundaan keberangkatan (delay),
hal demikian juga terjadi pada PT Sriwijaya Air, sehubungan dengan hal itu PT Sriwijaya Air
akan membayar kompenasi sebesar Rp 300.000 untuk setiap penumpang dan jika harus
menginap akan disediakan penginapan, PT Sriwijaya Air akan mencatat biaya-biaya tersebut
ke dalam beban lain-lain.
Other expense – delay
Cash

xx
xx

 Pembatalan penerbangan
Jika terjadi bencana Alam seperti kebakaran hutan yang menyebabkan terjadinya kabut
asap, maka pesawat akan dilarang terbang. Dalam hal ini maka perusahaan harus
mengembalikan sejumlah uang yang telah diterimanya kepada penumpang dan melakukan
pencatatan sebagai berikut:
Unearned Revenue
Cash

xx
xx

 Pembatalan tiket oleh penumpang
Saat terjadi transaksi pembelian tiket, perusahaan melaporkan adanya pendapatan
ditangguhkan, karena pendapatan baru diakui setelah penumpang tiba di tempat tujuan. Jika,
terjadi pembatalan pembelian, perusahaan akan melakukan refund kepada pembeli dan
pencatatan pendapatan ditangguhkan akan dihapuskan.
Unearned Revenue
xx
Cash
xx
 Bagasi penumpang hilang

Untuk bagasi kabin yang hilang berdasarkan peraturan menteri perhubungan no.77
untuk asuransi keterlambatan bagasi hilang serta kecelakaan, akan diberikan ganti rugi
sebesar Rp 200.000 untuk per kilogram dengan maksimum 4 juta . Perlakuan akuntansi akan
diakui sebagai kerugian.
 Maintanance pesawat
Perlakuan akuntansi untuk pemeliharaan pesawat masuk kedalam beban usaha untuk
pemeliharaan dan perbaikan . biaya perbaikan dan pemeliharaan lainnya dibebankan saat
terjadinya.
Maintanance Expense
Cash

xx
xx

 Penyusutan Pesawat
Aset tetap pesawat disusutkan hingga ke estimasi nilai residu dengan menggunakan
metode garis lurus selama taksiran masa manfaat, sebagai berikut:
Rangka Pesawat: 18-20 tahun
Mesin: 18-20 tahun
Simulator: 10 tahun
Rotable Parts: 12 tahun
Asset tetap lainnya (perlengkapan, perangkat keras, & instalasi): 2-10 tahun
Dalam melakukan pencatatan penyusutannya, PT Sriwijaya Air mencatatnya sebagai
berikut:
Depreciation expense
Accumulated depreciation

xx
xx

 Umur ekonomis Pesawat
Umur ekonomis suatu pesawat adalah 20 tahun, setelah 20 tahun masih tetap bisa
dipakai sampai dengan umur atau take-off n landing cycle tertentu (pembatasan ini di
Indonesia sumbernya dari Dephub sendiri), misal: 35 tahun atau 70.000 cycle mana dulu yang
tercapai. Pesawat tersebut tidak dijual. Jika suatu pesawat sudah melewati masa itu, di
Sriwijaya sendiri, pesawat tersebut akan digunakan untuk disewakan kepada orang untuk
berbagai keperluan seperti belajar kemudi tapi tidak diterbangkan ( 1jam sekitar 2 juta) dan
juga pewasat tersebut juga bisa dipakai untuk media belajar praktek untuk sekolah yang
didirikan Sriwijaya itu sendiri.

 Kecelakaan pesawat
Jika terjadi kecelakaan pesawat seperti pesawat hilang dan tidak dapat ditemukan,
ataupun pesawat mengalami kecelakaan seperti terjadi ledakan maupun tenggelam di laut
maka perusahaan harus memberikan kompensasi kepada keluarga korban, dalam hal itu
perusahaan mencatatnya sebagai beban:
Beban lain-lain
xx
Kas
xx
Nilai tercatat aset akan dikeluarkan dari laporan konsolidasi dan kerugiannya diakui di
laporan laba rugi.
 Umur ekonomis perusahaan
Apabila umur ekonomis suatu pesawat telah habis, maka pesawat tersebut tidak
digunakan lagi atau dijual. Nilai yang tercatat akan dikeluarkan dari laporan keuangan
konsolidasian dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkan diakui dalam laporan laba rugi.
 Pelatihan pegawai
Sriwijaya Air merupakan perusahaan jasa transportasi yang tentunya sangat
mengutamakan peran pegawai dalam melakukan pelayanannya, maka itu pelatihan untuk
pegawai tentu akan sangat material jumlahnya. maka dari itu, pelatihan pegawai tidak akan
dicatat sebagai biaya. melainkan akan dikapitalisasi kedalam asset.

BAB IV
KETERKAITAN DENGAN PSAK

1. PENDAPATAN USAHA (PSAK 23)
No
1

Keterangan
Penjualan Jasa

PSAK 23
PT SRIWIJAYA AIR
Pengakuan pendapatan dengan mengacu Pendapatan jasa perbaikan dan
pada tingkat penyelesaian dari suatu pemeliharaan
transaksi sering disebut sebagai
metode

persentase

pesawat

atas

kontrak jangka pendek diakui pada

penyelesaian. saat jasa diserahkan kepada

Dengan metode ini, pendapatan diakui langganan.
dalam periode akuntansi pada saat jasa perbaikan
ditunaikan. Pengakuan pendapatan atas pesawat

Pendapatan
dan

atas

dasar ini memberikan informasi yang panjang

jasa

pemeliharaan
kontrak

diakui

jangka
dengan

berguna mengenai tingkat kegiatan jasa menggunakan metode persentase
dan kinerja entitas dalam suatu periode. penyelesaian.
PSAK 34: Akuntansi Kontrak Kontruksi
juga

mensyaratkan

pendapatan

pengakuan

berdasarkan

hal

ini.

Persyaratan pada Pernyataan tersebut
berlaku secara umum
untuk pengakuan pendapatan dan beban
terkait untuk transaksi yang melibatkan
2.

Bunga,

pemberian jasa.
Royalti, Pendapatan diakui dengan dasar sebagai Pendapatan

dan Dividen

berikut:

berdasarkan

bunga
waktu

di-akru
terjadinya

(a) bunga diakui menggunakan metode dengan acuan jumlah pokok
suku

bunga

efektif

seperti

yang terhutang dan tingkat bunga yang

dijelaskan di PSAK 55 (revisi2006): sesuai.
Instrumen keuangan: pengakuan dan
pengukuran paragraf 8 dan PA 17-20;

Penghasilan

dividen

dari

(b) royalti diakui atas dasar akrual sesuai investasi saham diakui pada saat
dengan

substansi

perjanjian

yang hak menerima dividen telah

relevan; dan
(c) dividen diakui jika hak pemegang

ditetapkan.

saham untuk menerima pembayaran
ditetapkan.

2. ASET TETAP (PSAK 16)
NO KETERANGAN
PSAK 16
PT SRIWIJAYA AIR
1
Pengakuan
a
Biaya Perolehan Aset tetap dapat diperoleh untuk alasan Biaya pengurusan legal hak
Awal

keamanan atau lingkungan. Perolehan atas tanah pada saat perolehan
aset tetap semacam itu, walaupun tidak tanah tersebut diakui sebagai
secara langsung meningkatkan manfaat bagian dari biaya perolehan
ekonomik masa depan dari suatu aset asset tanah sesuai dengan PSAK
tetap yang ada, mungkin diperlukan 16 (revisi 2011).
bagi entitas untuk memperoleh manfaat
ekonomik masa depan dari aset lain
yang terkait. Dalam keadaan ini,
perolehan aset tetap semacam itu
memenuhi kualifikasi untuk diakui
sebagai aset, karena aset
kemungkinkan

entitas

tersebut
memperoleh

manfaat ekonomik masa depan yang
lebih

besar

dibandingkan

dari

aset-aset
dengan

terkait
manfaat

ekonomik yang dihasilkan seandainya
aset tersebut tidak diperoleh.

b

Biaya-biaya

12. Sesuai dengan prinsip pengakuan Beban

pemeliharaan

setelah perolehan dalam paragraf 07, entitas tidak boleh perbaikan
awal

dan

dibebankan

mengakui biaya perawatan sehari-hari laporan

pada

laba

aset tetap sebagai bagian dari aset komprehensif

rugi

konsolidasian

bersangkutan. Biaya-biaya ini diakui pada saat terjadinya. Biayadalam laba rugi saat terjadinya. Biaya biaya

lain

yang

terjadi

perawatan sehari-hari terutama terdiri selanjutnya yang timbul untuk
atas biaya tenaga kerja dan bahan habis menambah,
pakai

(consumables)

dalamnya

suku

termasuk
cadang

Pengeluaran-pengeluaran
tersebut

sering

mengganti

atau

di memperbaiki asset tetap dicatat

kecil. sebagai biaya perolehan.

untuk

disebut

hal

“biaya

pemeliharaan dan perbaikan” aset
tetap.

Biaya inspeksi besar rangka
pesawat dan perbaikan besar

14. Agar aset tetap dapat beroperasi mesin pesawat milik sendiri dan
secara berkelanjutan, perlu dilakukan sewa pembiayaan dikapitalisasi
inspeksi teratur terlepas apakah ada dan disusutkan selama periode
komponen yang diganti.

Dalam

setiap inspeksi
signifikan,
dalam

biaya

jumlah

sebagai suatu

sampai dengan inspeksi atau

yang perbaikan besar berikutnya.

inspeksi

tercatat

aset

diakui
tetap

penggantian apabila

memenuhi kriteria pengakuan.
2

Pengakuan Awal
Pengukuran
23. Biaya perolehan aset tetap adalah Aset
Biaya Perolehan

dalam

setara dengan nilai tunai yang diakui dinyatakan
pada saat terjadinya. Jika pembayaran perolehan.
suatu

aset

melampaui

ditangguhkan
jangka

waktu

hingga tersebut

penyelesaian
sebesar

Biaya
termasuk

biaya
perolehan
biaya

kredit pinjaman yang terjadi selama

normal, perbedaan antara nilai tunai masa pembangunan yang timbul

dengan

pembayaran

total

diakui dari

utang

sebagai beban bunga selama periode untuk
kredit kecuali dikapitalisasi sesuai tersebut.

yang

digunakan

pembangunan

asset

Akumulasi

biaya

dengan PSAK 26 (revisi 2008): Biaya

perolehan akan dipindahkan ke

Pinjaman.

masing-masing aset tetap yang
bersangkutan pada saat selesai
dan siap digunakan. Pinjaman
yang tidak spesifik digunakan
untuk perolehan aset tertentu,
jumlah biaya pinjaman yang
dikapitalisasi tertentu terhadap
jumlah

3

pengeluaran

untuk

perolehan aset tersebut.
Aset tetap non pesawat

Pengukuran

Model Biaya

Setelah

30. Setelah diakui sebagai aset, aset kecuali tanah dan bangunan

Pengakuan Awal tetap dicatat sebesar biaya perolehan dicatat

berdasarkan

harga

dikurangi akumulasi penyusutan dan perolehan dikurangi akumulasi
akumulasi rugi penurunan nilai aset.

penyusutan dan penurunan nilai.

Model Revaluasi

Pesawat, tanah dan bangunan

31. Setelah diakui sebagai aset, aset dinyatakan berdasarkan nilai
tetap yang nilai wajarnya dapat diukur revaluasi yang merupakan nilai
secara andal harus dicatat pada jumlah wajar pada tanggal revaluasi
revaluasian, yaitu nilai wajar pada dikurangi akumulasi penyusutan
tanggal revaluasi dikurangi akumulasi dan akumulasi rugi penurunan
penyusutan

dan

akumulasi

rugi nilai yang terjadi setelah tanggal

penurunan nilai yang terjadi setelah revaluasi.
3

Penyusutan

tanggal revaluasi.
Penyusutan dimulai saat aset tersebut Aset tetap pesawat & non
siap untuk digunakan. Penyusutan aset pesawat disusutkan hingga ke
dihentikan

lebih

awal

ketika estimasi nilai residu dengan

diklasifikasikan sebagai aset dimiliki menggunakan

metode

garis

untuk dijual.

lurus selama taksiran masa
manfaat, sebagai berikut:
-

Rangka Pesawat: 18-20 tahun
Mesin: 18-20 tahun
Simulator: 10 tahun
Rotable Parts: 12 tahun
Bangunan & Prasarana: 40

tahun
- Kendaraan: 3-5 tahun
- Asset tetap lainnya
(perlengkapan, perangkat
keras, & instalasi): 2-10 tahun
4

Penghentian

Keuntungan atau kerugian yang timbul Apabila

aset

tetap

tidak

pengakuan

dari penghentian pengakuan suatu aset digunakan lagi atau dijual, maka
tetap ditentukan sebesar pendapatan nilai tercatat dikeluarkan dari
antara jumlah hasil pelepasan neto, jika laporan keuangan konsolidasian
ada, dan jumlah tercatat dari aset dan keuntungan atau kerugian
tersebut.

yang dihasilkan diakui dalam
laporan laba rugi.

3. PROPERTI INVESTASI (PSAK 13)
No
1

Keterangan
Pengakuan

PSAK 13
PT SRIWIJAYA AIR
16. Properti investasi diakui sebagai Properti investasi adalah properti
aset jika dan hanya jika:
(a)

besar

kemungkinan

(tanah

atau

bangunan-atau

manfaat bagian dari suatu bangunan atau

ekonomik di masa depan dari aset keduanya) untuk menghasilkan
yang tergolong properti investasi rental atau untuk kenaikan nilai
akan mengalir ke dalam entitas; dan

atau keduanya.

(b) biaya perolehan properti investasi
dapat diukur dengan andal.

Properti

investasi

awalnya

dinilai sebesar biaya perolehan.

Selanjutnya

setelah

penilaian

awal, properti investasi dinilai
dengan

menggunakan

nilai

wajar. Keuntungan atau kerugian
yang
timbul dari perubahan nilai
wajar diakui pada laporan laba
rugi ada saat terjadinya.

4. UANG MUKA (PSAK 9)
No.
Keterangan
1.
Cakupan Aktiva
Lancar

PSAK 9
Pembayaran uang muka untuk

PT SRIWIJAYA AIR
Akun ini merupakan uang

pembelian aktiva lancar.

muka

pembelian

24

pesawat Airbus tipe A-330
dengan jadwal pengiriman
mulai

Nopember

2012

sampai dengan Oktober 2014,
25 Pesawat A-320 dengan
jadwal

pengiriman

mulai

2014 sampai dengan 2018,
10

Boeing

777-300ER

dengan jadwal pengiriman
mulai

Juni

2013

sampai

dengan Januari 2016, dan
Boeing 737-800 sebanyak 25
pesawat

dengan

jadwal

pengiriman mulai Juni 2009
sampai
2016.

dengan

Februari

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
1.1 Kesimpulan
PT Sriwijaya sudah menggunakan standar akuntansi yang berlaku pada umumnya.
Hal ini dapat dilihat dari bagaimana prinsip akuntansi yang dipakai oleh PT Sriwijaya air.
Selain itu praktik akuntansi yang digunakan dalam pencatatan jurnal juga sudah baik
dimana tidak ada penyimpangan yang terjadi dalam pencatatan.
Terkait dengan beban operasional perusahaan. Perusahaan mengklasifikasikan
beban operasional hanya berdasarkan beban usaha dan beban nonusaha, sedangkan beban
usaha tidak dibedakan menjadi beban langsung maupun beban usaha. Semua bebanbeban seperti operasional penerbangan langsung dikategorikan sebagai beban usaha saja
dan tidak dipisahkan menjadi beban langsung dan beban tidak langsung
Terkait dengan dana perawatan pesawat dan uang muka jaminan. Dalam melakukan
pencatatan, uang muka jaminan tidak dirinci secara jelas bagaimana pencatatan uang
muka jaminan dilakukan, seperti berapakah tingkat diskonto yang digunakan untuk
menilai uang muka jaminan tersebut. Begitu pula dengan beban keuangan belum
menjelaskan secara lengkap mengenai beban yang timbul dari uang muka jaminan karena
hanya menunjukan berapa beban keuangan yang harus dikeluarkan terkait transaksi sewa
operasi secara keseluruhan, serta pendapatan keuangan, yang dalam hal ini adalah bunga,

juga tidak dirinci secara keseluruhan, berkaitan dengan dari mana asal pendapatan
keuangan tersebut. Terakhir, PT Sriwijaya Air tidak menjelaskan secara rinci bagaimana
pencatatan pengembalian uang muka jaminan atas sewa operasi yang telah jatuh tempo.