T2__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Evaluasi Peran Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Guru SMP Negeri 9 Ambon T2 BAB IV

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Responden
Penelitian

ini

dilaksanakan

di

Sekolah

Menengah

Pertama (SMP) Negeri 9 Ambon Kecamatan Baguala
yang terdiri dari: 1 gedung SMP, 20 ruang kelas, 1
ruang kepala sekolah, 2 ruang guru, 1 ruang TU, 2
ruang Laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 1 lapangan
olahraga. Responden dalam penelitian ini terdiri dari
kepala sekolah dan guru. Selanjutnya data tentang

responden terdapat lihat pada tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian

No

1

2

Katagori

Jumlah

subjek

(orang)

Kepala
Sekolah
Guru


1

35

Masa
Usia

kerja

Jumlah

Jenjang

12

1

Sarjana


5-35

35

Sarjana

(tahun)
53
2956

Pendidkan

Sumber: Data sekunder, 2014
Dari Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa sekolah menengah
pertama (SMP) Negeri 9 ini mempunyai 1 kepala
sekolah berusia 53 tahun dengan masa kerja sebagai
kepala sekolah antara 3-12 tahun dengan tingkat
39

pendidikan berijazah sarjana dan sedang menempuh

studi lanjut S2.
Responden dari dewan guru sebayak 35 yang usia
mereka berkisar antar 39-56 dengan masa kerja
sebagai guru antara 5-32 tahun. Tingkat pendidikan
mereka 34 orang berijazah sarjana, 1 orang sementara
mengikuti study lanjut.

4.2 Hasil Penelitian
Dalam bagian ini akan dilakukan analisis

data hasil

penelitian terhadap evaluasi peran kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalime guru yang dilihat
dari segi leadership, motivator, supervisor, inovator,
manajer, dan edukator.

4.2.1 Aspek Leadership
Tabel 4.2 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Leadership
No

1

2

Indikator
Memiliki
kepribadian
yang
mencermikan
pemimpin
Memiliki
kemampuan
pengetahuan
terhadap
tenaga
kependidikan

Item
pertanyaan


Total

1, 2, 3, 4

5, 6, 7

7

mean
̅

2,95

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

1,04


Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.2 diketahui bahwa evaluasi peran
kepala sekolah sebagai leadership diperoleh total item
40

pertanyaan 7 kemudian untuk rerata sebesar 2,95 yang
masuk

dalam

kategori

cukup

(2,60-3,39)


dengan

standar deviasi 1,04.
Kepala

sekolah

memberikan

sebagai

leadership

petunjuk

dan

harus

mampu


pengawasan

dalam

meningkatkan kemauan tenaga kependidikan dalam
membuka komunikasi dua arah, mendelegasi tugas.
Gaya

kepemimpinan

kepala

sekolah

menumbuhkan kreativitas yang
terhadap

peningkatan


harus

dapat

dapat mendorong

kompetensi

guru

sehingga

diperlukan gaya kepemimpinan yang secara cepat dan
fleksibel sesuai kondisi dan kebutuhan. Kepemimpinan
seseorang

sangat

berkaitan


dengan

kepribadian

sehingga sebagai kepala sekolah sebagai pemimpin
akan

tercermin

sifat-sifat

sebagai

berikut:

Jujur,

percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko
dan keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan
teladan. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh
data berikut.
Tabel 4.3 Memiliki Sikap Jujur
No
1

Pilihan
a. Sangat sering
b. Sering

Frekuensi

Presentase

29

94 %

2

Kategori

6%

c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Jumlah

31

100

41

Skor

3,05

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat diketahui bahwa kepala
sekolah yang memiliki sikap jujur dalam memerankan
perannya sebagai pemimpin SMP Negeri 9 Ambon. Hal
ini diperkuat dengan data jawaban responden yang
menjawab sangat sering sebanyak 94 %, sering 6 %,
kadang-kadang dan tidak pernah 0 %, sementara
untuk skor

mencapai 3,05 berada pada kategori

cukup
Tabel 4.4 Bertanggung Jawab Terhadap Tugas
No
2

Pilihan
a. Sangat sering
b. Sering

Frekuensi

Presentase

28

90 %

3

10 %

31

100

Kategori

c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Jumlah
Skor

3,03

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat diketahui bahwa 90 %
responden menjawab sangat sering, 10 % responden
menjawab sering, 0 % responden yang menjawab
kadang-kadang dan tidak pernah, sementara untuk
skor
ini

mencapai 3.03 berada pada kategori cukup. Hal
membuktikan

bahwa

kepala

sekolah

sebagai

leader/pemimpin di SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam

42

melaksanakan

tanggung

jawabnya

sebagai

kepala

sekolah.
Tabel 4.5 Berani Mengambil resiko terhadap
Keputusan dan Kebijakan
No
3

Pilihan

Frekuensi

Presentase

27

87 %

4

13 %

31

100

a. Sangat sering
b. Sering

Kategori

c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
Jumlah
Skor

3,0

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat diketahui bahwa 87 %
responden menjawab sangat sering, 13 % responden
menjawab sering, 0 % responden menjawab kadangkadang dan tidak pernah. sementara untuk skor
mencapai 3,0 berada pada kategori cukup. Hal ini
membuktikan

bahwa

kepala

sekolah

sebagai

leader/pemimpin SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam
mengambil resiko terhadap keputusan dan kebijakan
yang dibuatnya.
Tabel 4.6 Keputusan Yang Diambil Demi Kepentingan Bersama
No
4

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

29

94 %

b.

Sering

2

6%

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

3,05

Kategori

Cukup

43

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.6

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 94 % respoden menjawab sangat sering, 6 %
respoden

menjawab

sering,

0%

responden

yang

menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara
untuk skor

mencapai 3,05 berada pada kategori

cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah Negeri 9 Ambon cukup dalam mengambil
keputusan demi kepentingan bersama-sama.
Tabel 4.7 Memahami Kondisi dan karakter
No
5

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

30

97 %

1

3%

31

100

Skor

Kategori

4,10

Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat diketahui bahwa bahwa
sebanyak 97 % responden menjawab sangat sering, 3 %
responden menjawab sering, 0 %

responden yang

menjawab kadang-kadang dan tidak pernah. Sementara
untuk skor

mencapai 4,10 berada pada kategori baik.

Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri
9 Ambon baik dalam mengenal dan memahami kondisi
dan karakter guru di sekolah.
Tabel 4.8 Menerima Masukan Saran dan Kritikan

44

No
6

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

28

90 %

b.

Sering

3

10 %

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

4,03

Kategori

Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.8

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 90 % responden menjawab sering, sebanyak
10 % responden menjawab sangat sering, 0 %.
responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 4,03 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam menerima
saran dan masukan dari semua pihak sekolah dalam
rangka untuk meningkatkan profesionalisme guru.
Tabel 4.9 Komunikasi Secara Aktif
No
7

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

12

39 %

b.

Sering

15

48 %

c.

Kadang-kadang

4

13 %

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

3,36

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.9

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 48 % responden menjawab sering, sebanyak
39 % responden menjawab sangat sering, sebanyak
45

13 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara
untuk skor

mencapai 3,36 berada pada kategori

cukup . Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah
SMP Negeri 9 Ambon melakukan dengan cukup dalam
komunikasi yang aktif disekolah.
4.2.2 Aspek Supervisor
Tabel 4.10 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Supervisor
No

Indikator

1

Mampu
memahami visi
dan misi
Melakukan
pengawasan
terhadap PBM
(proses belajar
mengajar)
Perhatian
kepala sekolah
terhadap
kinerja guru

2

3

Item
pertanyaan

Total

8,9

mean
̅

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

1,08

Cukup

10, 11, 12
7

3,39

13, 14

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.10 diketahui bahwa evaluasi
peran kepala sekolah sebagai supervisor diperoleh total
item pertanyaan 7 kemudian untuk rerata sebesar 3,39
yang masuk dalam kategori cukup (2,60-3,39) dengan
standar deviasi 1,08.
Kepala sekolah sebagai Supervisor harus mampu
melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian
untuk meningkatkan kinerja tenaga kependidikan.
Untuk

mengetahui

sejauh

mana

guru

mampu

melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
46

sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang
dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas
untuk

mengamati

proses

pembelajaran

secara

langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Sehingga hasil penelitian
yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon
dapat diperoleh data berikut.
Tabel 4.11 Mengembangkan Visi dan Misi
No
8

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

b.

Sering

12

39 %

c.

Kadang-kadang

19

61 %

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

3,70

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.11

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 39 % responden menjawab sering, sebanyak
60 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara skor

mencapai 3,70 berada pada kategori

cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah
SMP

Negeri

9

Ambon

telah

cukup

dalam

mengembangkan visi dan misi.

47

Tabel 4.12 Program Visi Misi Sekolah dalam Tindakan
No
9

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

22

71 %

9

29 %

31

100

Skor

Kategori

Baik

4,10

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.12

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 71 % responden menjawab sering, sebanyak
29 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 4,10 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa program visi
misi sekolah dalam tindakan yang dilakukan oleh
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon berjalan dengan
baik.
Tabel 4.13 Pengawasan Proses Belajar di Kelas
No
10

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

2

6%

29

94 %

31

100

Skor

2,13

Kategori

Kurang

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

48

Berdasarkan

Tabel

4.13

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 6 % responden menjawab sering,

94 %

responden menjawab kadang-kadang dan sebanyak
0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara
untuk skor

mencapai 2,13 berada pada kategori

kurang. Hal ini membuktikan bahwa adanya kurang
pengawasan proses belajar di kelas dilakukan oleh
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon.
Tabel 4.14 Membantu Permasalahan yang dihadapi Guru dan Mencari
Solusi
No
11

Pilihan

Frekuensi

a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Presentase

4

13 %

27

87 %

31

100

Skor

2,20

Kategori

Kurang

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.14

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sering, sebanyak
13 % responden menjawab sangat sering, sebanyak
87 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 2,20 berada pada

kategori kurang. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah

SMP

Negeri

Ambon

kurang

membantu

49

permasalahan

yang

dihadapi

guru

dan

mencari

solusinya.
Tabel 4.15 Membantu Guru dalam Meningkatkan Program Pengajaran
No
12

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

28

90 %

b.

Sering

3

10 %

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

Kategori

Baik

4,13

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.15

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 90 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 10 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
tidak pernah. Sementara untuk skor

mencapai 4,13

berada pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam
membantu

guru

dalam

meningkatkan

program

pengajaran.
Tabel 4.16 Mendorong Guru Untuk Memulai dan Mengakhiri
Pembelajaran Sesuai Waktu
yang Ditentukan
No
13

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

5

16 %

26

84 %

31

100

Skor

3,35

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

50

Berdasarkan

Tabel

4.16

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 16 % responden menjawab sering, sebanyak
84 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 3,35 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup dalam mendorong
guru untuk memulai dan mengakhiri pembelajaran
sesuai waktu yang ditentukan.
Tabel 4.17 Melaksanakan Simulas Pembelajaran
No
14

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

12

39 %

b.

Sering

13

42 %

c.

Kadang-kadang

6

19 %

d.

Tidak pernah

Jumlah

31

Kategori

100

Skor

4,95

Sangat baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.17

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 42 % responden menjawab sering, sebanyak
39 % responden menjawab sangat sering, sebanyak
19

%

responden

menjawab

kadang-kadang

dan

sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 4,95 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala

51

sekolah SMP Negeri 9 Ambon sangat baik dalam
melaksanakan simulasi pembelajaran.
4.2.3 Aspek Motivator
Tabel 4.18 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Motivator
No

Indikator

1

Membangun
lingkungan
kerja yang
kondusif,
disertai
wawasan
tentang
pembelajaran
Mendorong
guru untuk
selalu
berpartisipasi
dalam
penyelenggara
an program
pendidikan

2

Item
pertanyaan

Total

15, 16, 17

18, 19

5

mean
̅

3,63

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

0,68

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.18 diketahui bahwa evaluasi
peran kepala sekolah sebagai motivator dengan total
item pertanyan 5 kemudian untuk rerata sebesar 3,63
yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39)
dengan standar deviasi 0,68.
Kepala sekolah sebagai motivator, harus memiliki
strategi yang tepat untuk memotivasi para tenaga
kependidikan dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya. Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan
memungkinkan setiap guru lebih termotivasi untuk
menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai
52

usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh sebab
itu kepala sekolah hendaknya memperhatikan prinsipprinsip sebagai berikut :
(1) para guru akan bekerja lebih giat apabila kegiatan
yang dilakukannya menarik dan menyenangkan, (2)
tujuan kegiatan perlu disusun

dengan jelas dan

diinformasikan kepada para guru sehingga mereka
mengetahui tujuan dia bekerja, para guru juga dapat
dilibatkan dalam penyusunan tujuan tersebut, (3) para
guru harus selalu diberitahu tentang dari setiap
pekerjaannya, (4) pemberian hadiah lebih baik dari
hukuman,

namun

sewaktu-waktu

hukuman

juga

diperlukan, (5) usahakan untuk memenuhi kebutuhan
sosio-psiko-fisik guru, sehingga memperoleh kepuasan.
Sehingga hasil penelitian yang dilakukan terhadap 31
guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh data berikut.
Tabel 4.19 Meningkatkan Sarana dan Prasarana yang Nyaman
No
15

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

23

74 %

b.

Sering

8

26 %

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

Kategori

4,0

Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.19

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 74 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 26 % responden menjawab sering, sebanyak
53

0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 4,0 berada

pada kategori cukup baik. Hal ini membuktikan bahwa
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam
meningkatkan sarana dan prasarana demi kenyamanan
proses pembelajaran.
Tabel 4.20 Memberikan Penghargaan Kepada Guru yang Berprestasi
No
16

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

3

10 %

b.

Sering

4

13 %

c.

Kadang-kadang

24

77 %

d.

Tidak pernah

Jumlah

31

Kategori

100

Skor

Kurang

2,40

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.20

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 77 % responden menjawab kadang-kadang,
sebanyak 13 % responden menjawab sering, sebanyak
10 % responden menjawab sangat sering dan sebanyak
0 % responden menjawab tidak pernah. Sementara
untuk skor

mencapai 2,40 berada pada kategori

kurang. Hal ini membuktikan bahwa kepala sekolah
SMP

Negeri

memberikan

9

Ambon

dikatakan

penghargaan

kurang

dalam

guru

yang

kepada

berprestasi.
Tabel 4.21 Meningkatkan Disiplin Kerja Guru
No

Pilihan

Frekuensi

Presentase

Kategori

54

17

a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

25

81 %

6

19 %

31

100

Skor

Cukup

3,9

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.21

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 81 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 19 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
tidak pernah. Sementara untuk skor

mencapai 3,9

berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan
bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup
dalam mengutamakan kedispilinan kerja guru.
Tabel 4.22 Kondisi Kerja yang Kondusif
No
18

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

7

23 %

24

77 %

31

100

Skor

3,45

Katagori

Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.22

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 23 % responden menjawab sering, sebanyak
77 % responden menjawab kadang-kadang, sebanyak
0 % responden menjawab sangat sering dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 3,45 berada
55

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon membuat situasi kerja
yang kondusif.
Tabel 4.23 Memotivasi dengan Melengkapi Fasilitas Pembelajaran
No
19

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Frekuensi

Presentase

26

84 %

5

6%

Jumlah

31

Kategori

100

Skor

Baik

4,40

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.23

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 84 % responden menjawab sering, sebanyak
6 % responden menjawab kadang-kadang, sebanyak
0 % responden menjawab sangat sering dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 4,40 berada

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam memotivasi
dengan melengkapi fasilitas pembelajaran.

4.2.4 Aspek Inovator
Tabel 4.24 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Inovator
No

Indikator

Item
pertanyaan

Total

1

Penambahan
tenaga
pendidik serta
menjalin
hubungan
yang harmonis

20, 21, 22

3

mean
̅
3,73

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

0,49

cukup

56

dengan
lingkungan
sekolah

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.24 diketahui bahwa evaluasi
peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total
item pertanyaan 3 kemudian untuk rerata sebesar 3,73
yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39)
dengan standar deviasi 0,49.
Kepala

sekolah

sebagai

Inovator,

harus

memiliki

strategi yang tepat untuk menjalin hubungan yang
harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,
mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan
kepala seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan
mengembangkan

model-model

pembelajaran

yang

inovatif. Sehingga hasil penelitian yang dilakukan
terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat diperoleh
data berikut.
Tabel 4.25 Menjaga Hubungan Baik dengan Guru dan Karyawan
No
20

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

30

97 %

b.

Sering

1

3%

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

Katagori

4,10

Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.25

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 97 % responden menjawab sering, sebanyak
57

3 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 %
responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 4,10 berada pada

katagori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik dalam menjaga
hubungan keluarga dengan guru dan karyawan.
Tabel 4.26 Menjadi Contoh Teladan dan Panutan Bagi Guru
No
21

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

29

94 %

b.

Sering

2

6%

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

Kategori

Baik

4,06

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.26

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 94 % responden menjawab sering, sebanyak
6 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 %
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 4,06 berada

pada kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon baik menjadi contoh
teladan dan panutan bagi guru.
Tabel 4.27 Menerapkan Model Pembelajaran yang Inovatif
No
22

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

1

3%

b.

Sering

30

97 %

c.

Kadang-kadang

Kategori

58

d.

Tidak pernah

Jumlah

31

100

Skor

Cukup

3,03

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.27

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 3 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 97 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
tidak pernah. Sementara untuk skor

mencapai 3,03

berada pada kategori cukup. Hal ini membuktikan
bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup
dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif.
4.2.5 Aspek Manajer
Tabel 4.28 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Manajer
No

Indikator

1

Memiliki ide,
gagasan baru
serta
memberdayak
an guru
melalui kerja
sama
Memberikan
kesempatan
kepada guru
untuk
meningkatkan
profesi serta
mendorong
keterlibatan
guru dalam
setiap kegiatan

2

Item
pertanyaan

Total

Mean
̅

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

0,72

Cukup

23, 24, 25

5

3,78

26, 27

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4.28 diketahui bahwa evaluasi
peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total
item pertanyaan 5 kemudian untuk rerata sebesar 3,78
59

yang masuk dalam kategori cukup baik (2,60-3,39)
dengan standar deviasi 0,72.
Kepala sekolah sebagai Manajer, yang pada hakekatnya
merupakan

suatu

proses

merencanakan,

mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin, dan
mengendalikan usaha para anggota organisasi serta
mendayagunakan

seluruh

sumber-sumber

daya

organisasi dalam rangka mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Dalam mengelola tenaga kependidikan,
salah satu tugas yang harus dilakukan kepala sekolah
adalah

melaksanakan

pengembangan

kegiatan

profesi

para

pemeliharaan

guru.

Sehingga

dan
hasil

penelitian yang dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri
9 Ambon dapat diperoleh data berikut.
Tabel 4.29 Menetapkan Beberapa Guru Pada Bidang Studi Tertentu
No
23

Pilihan

Frekuensi

Presentase

a.

Sangat sering

2

6%

b.

Sering

29

94 %

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah
31

100

Jumlah
Skor

3,16

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.29

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 2 % responden menjawab sering, sebanyak
29 %responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 %
responden yang menjawab kadang-kadang dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 3,16 berada
60

pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon

cukup dalam

menetapkan beberapa guru pada bidang studi tertentu.
Tabel 4.30 Bekerja Sama dengan Guru dalam
Setiap Kegiatan
No
24

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

5

16 %

26

84 %

31

100

Skor

Kategori

Cukup

3,26

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan
sebanyak

Tabel

4.30

dapat

diketahui

bahwa

16 % responden menjawab sangat sering,

sebanyak 84 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak
pernah. Sementara untuk skor

mencapai 3,26 berada

pada kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa
kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon

cukup dalam

bekerja sama dengan guru di setiap kegiatan.
Tabel 4.31 Memanfaatkan Seluruh Sumber Daya yang
Ada di Sekolah
No
25

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

3

10 %

28

90 %

31

100

Skor

3,20

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

61

Berdasarkan

Tabel

4.31

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 10 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 90 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden

menjawab kadang-kadang dan tidak

pernah. Sementara untuk skor
pada kategori cukup.

mencapai 3,20 berada

Hal ini membuktikan bahwa

kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon

cukup dalam

memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di
sekolah.
Tabel 4.32 Mengikut Sertakan Guru dalam Pelatihan dan Seminar
Pendidikan
No
26

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Frekuensi

Jumlah

Presentase

2

6%

20

65 %

9

29 %

31

Kategori

100

Skor

Baik

4,30

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.32

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 6 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 65 % responden menjawab sering, sebanyak
29 % responden yang menjawab kadang-kadang dan
sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 4,30 berada pada

kategori baik. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah

SMP

Negeri

9

Ambon

baik

dalam

62

mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan seminar
pendidikan.
Tabel 4.33 Mendorong Guru Untuk Aktif
Berpartisipasi dalam Setiap Kegiatan
No
27

Pilihan

Frekuensi

a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Presentase

6

20 %

25

80 %

31

100

Skor

4,95

Kategori

Sangat Baik

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.33

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 20 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 80 % responden menjawab sering, sebanyak
0 % responden menjawab kadang-kadang dan tidak
pernah.

Sementara untuk skor

mencapai 4,95

berada pada kategori sangat baik. Hal ini membuktikan
bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sangat baik
dalam mendorong guru untuk aktif berpartisipasi
dalam setiap kegiatan pendidikan.

4.2.6 Aspek Edukator
Tabel 4.34 Evaluasi Peran Kepala Sekolah Sebagai Edukator
No

Indikator

Item
pertanyaan

Total

1

Meningkatkan
kinerja guru
dan prestasi
belajar peserta
didik

28, 29, 30

3

Mean
̅
2,58

Standar
Deviasi
(SD)

Kategori

0,37

Kurang

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

63

Berdasarkan Tabel 4.34 diketahui bahwa evaluasi
peran kepala sekolah sebagai inovator diperoleh total
item pertanyaan 3 kemudian untuk rerata sebesar 2,58
yang masuk dalam kategori kurang (1,80-2,59) dengan
standar deviasi 0,37.
Kepala sekolah sebagai edukator (pendidik), meliputi
pembinaan mental, pembinaan moral dan pembinaan
fisik

bagi

tenaga

kependidikan.

Kegiatan

belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan
guru merupakan pelaksana dan pengembang utama
kurikulum di sekolah. Sehingga hasil penelitian yang
dilakukan terhadap 31 guru SMP Negeri 9 Ambon dapat
diperoleh data berikut.
Tabel 4.35 Melaksanakan Pembinaan Konseling
Kepada Guru
No
28

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

Frekuensi

Presentase

9

29 %

22

71 %

31

100

Skor

2,36

Kategori

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan Tabel 4. 35 dapat diketahui bahwa
sebanyak 0 % responden menjawab sangat sering,
sebanyak 29 % responden menjawab sering, sebanyak
71

%

responden

menjawab

kadang-kadang

dan

sebanyak 0 % responden menjawab tidak pernah.
64

Sementara untuk skor

mencapai 2,36 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah

SMP

Negeri

9

Ambon

cukup

dalam

melaksanakan pembinaan konseling kepada guru.
Tabel 4.36 Mengembangkan program Sekolah Melalui Pengayaan dan
Perbaikan Pembelajaran
(Remedial Teaching)
No
29

Pilihan
a.

Sangat sering

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Frekuensi

Jumlah

Presentase

1

3%

30

97 %

31

Kategori

100

Skor

3,13

Cukup

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.36

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 3 % responden menjawab sering, sebanyak
97 % responden menjawab sangat sering, sebanyak 0 %
responden menjawab kadang-kadang dan tidak pernah.
Sementara untuk skor

mencapai 3,13 berada pada

kategori cukup. Hal ini membuktikan bahwa kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon cukup mengembangkan
program sekolah melalui pengayaan dan perbaikan
pembelajaran (remedial teaching).
Tabel 4.37 Menggerakan dan Meningkatkan Tim Evaluasi Hasil Belajar
Peserta Didik
No
30

Pilihan
a.

Frekuensi

Presentase

Kategori

Sangat sering

65

b.

Sering

c.

Kadang-kadang

d.

Tidak pernah

Jumlah

6

19 %

25

81 %

31

100

Skor

2,26

Kurang

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

Berdasarkan

Tabel

4.37

dapat

diketahui

bahwa

sebanyak 0 % responden menjawab sering, sebanyak
19 % responden menjawab sangat sering, sebanyak
81 % responden menjawab kadang-kadang dan 0 %
responden menjawab tidak pernah. Sementara untuk
skor

mencapai 2,26 berada pada kategori kurang. Hal

ini membuktikan bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9
Ambon kurang dalam menggerakan dan meningkatkan
tim evaluasi hasil belajar peserta didik.

4.2.7 Hasil Evaluasi Peran Kepala sekolah
Tabel 4.38 Rerata Evaluasi Peran Kepala Sekolah
No

Peran Kepala
sekolah

Mean

̅

Standar Deviasi
(SD)

Kategori

1

Aspek Leadership

2,95

1,04

Cukup

2

Aspek Supervisor

3,39

1,53

Cukup

3

Aspek Motivator

3,63

0,68

Cukup

4

Aspek Inovator

3,73

0,49

Cukup

5

Aspek Manajer

3,78

0,72

Cukup

6

Aspek Edukator

2,58

0,37

Kurang

Sumber: Data Primer yang diolah, 2014

66

Berdasarkan Tabel 4.38 diketahui bahwa hasil evaluasi
peran kepala sekolah untuk lima aspek dikategorikan
cukup yaitu aspek leadership, aspek supervisor, aspek
motivator,

aspek

inovator,

dan

aspek

manajer.

Sedangkan peran kepala sekolah untuk aspek edukator
dikategorikan kurang.

4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil data akan dilakukan pembahasan
per aspek mengenai evaluasi peran kepala sekolah
dalam meningkatkan profesionalisme guru SMP Negeri
9 Ambon Kecamatan Baguala.

4.3.1 Aspek Leadership
Peran kepala sekolah di sekolah SMP Negeri 9 Ambon
dapat

menunjukkan

kemampuan

yang

memiliki

kepribadian yang mencerminkan leader (pemimpin) dan
memiliki kemampuan pengetahuan terhadap tenaga
kependidikan akan tercermin dalam sifat-sifat sebagai
berikut: jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani
mengambil resiko dan keputusan, berjiwa besar, emosi
yang stabil, dan teladan. Dilihat dari sikap yang
diperankan seorang pemimpin SMP Nergeri 9 Ambon,
maka

lembaga

yang

mengedepankan

transpirasi

program

ditetapkan

yang

dipimpinnya
segala
secara

bertujuan

kegiatan

dan

bersama-sama.
67

Berawal dari sikap jujur yang diperankan oleh kepala
sekolah maka diharapkan dapat memotivasi kinerja
disekolah sehingga dapat meningkatkan prestasi siswa.
Sikap
sekolah

tanggung
akan

jawab

yang

menunjukkan

dilaksanakan
bahwa

kepala

benar-benar

mampu dapat memegang kepercayaan yang diberikan
kepadanya. Dengan demikian tanggung jawab tersebut
akan

dapat

meningkatkan

disekolahnya.

Sebagai

profesionalisme

pemimpin/leader

guru
cukup

mempunyai keberanian mengambil resiko terhadap
keputusan dan kebijakan. Keberanian ini menunjukkan
bahwa

kepala

sekolah

benar-benar

kepribadian yang harus dimiliki oleh

memiliki

seorang kepala

sekolah yaitu dapat bertanggung jawab terhadap semua
keputusan

yang

dibuatnya,

keputusan

untuk

dalam

mengutamakan

mengambil
kepentingan

bersama. Keputusan yang diambil kepala sekolah
dalam

menentukan

kebijakan

sekolah

untuk

meningkatkan mutu di sekolah. Kepala sekolah SMP
Negeri

9

Ambon

sebagai

pimpinan

berusaha

memuaskan semua pihak yang terkait dengan sekolah
tentu hal ini dilakukan demi tercapainya tujuan
bersama yaitu meningkatkan kualitas pendidikan di
sekolah. Kepala sekolah SMP sebagai pemimpin/leader
baik dalam memahami kondisi dan karakteritik guru.
Ini

merupakan

cerminan

bahwa

kepala

sekolah
68

memiliki sikap perhatian kepada bawahanya, maka
kepala

sekolah

prestasi

akan

pendidikan

kepemimpinannya,
masukkan

mengetahui

dari

meningkatkan
melaksanakan

perkembangan

disekolahnya

dalam
semua

menerima
pihak

profesionalisme
kepemimpinan

dibawah
saran

dan

sekolah

untuk

guru.

Dalam

saran

dan

kritikan

memang harus ada karena dengan saran dan kritikan
itulah kinerja kepemimpinan kepala sekolah dapat di
evaluasi, dengan menerima saran dan kritik kepala
sekolah

akan

selalu

kepemimpinannya

semakin

dalam

rangka

baik

kinerja

meningkatkan

profesionalisme guru. Melakukan komunikasi secara
aktif. Hal inilah yang dilakukan oleh kepala sekolah
SMP

Negeri

9

Ambon

dengan

tujuan

akan

meningkatkan profesionalisme guru di sekolahnya.
Dengan komunikasi yang aktif maka segala kebutuhan
guru akan dapat diketahui oleh kepala sekolah dengan
demikan diharapkan akan tercapai proses belajar
dengan baik di sekolah.

4.3.2 Aspek Supervisor
Peran kepala sekolah di sekolah SMP Negeri 9 Ambon
sebagai

supervisor

mempunyai

kemampuan

memahami visi misi, melakukan pengawasan terhadap
69

proses belajar mengajar (PBM) yang dilakukan guru,
perhatian kepala sekolah terhadap kinerja guru.
Untuk

mengetahui

sejauh

mana

guru

mampu

melaksanakan pembelajaran, secara berkala kepala
sekolah perlu melaksanakan kegiatan supervisi, yang
dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas
untuk

mengamati

proses

pembelajaran

secara

langsung, terutama dalam pemilihan dan penggunaan
metode, media yang digunakan dan keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Sehingga dapat diketahui
kelemahan

sekaligus

melaksanakan

keunggulan

pembelajaran,

kompetensi

guru

diupayakan

solusi,

yang

guru

tingkat

penguasaan

bersangkutan,

pembinaan

dan

dalam

selanjutnya

tindak

lanjut

tertentu sehingga guru dapat memperbaiki kekurangan
yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya
dalam melaksanakan pembelajaran. Sebagai supervisor
dilakukan dengan cukup dalam mengembangkan visi
dan misinya. Kepemimpinan kepala sekolah merupakan
salah satu faktor yang dapat mendorong sekolah untuk
mewujudkan visi dan misi sekolah dengan program
bertahap untuk tujuan meningkatkan mutu sekolah,
dalam melaksanakan program visi misi sekolah dalam
tindakan dengan baik. visi misi merupakn tujuan
utama dalam pelaksanaan beroganisasi, visi misi yang
berjalan dengan baik ditunjukkan dengan berjalannya
70

program yang telah diagendakan oleh sekolah secara
bersama-sama. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon
kurang

dalam

melaksanakan

pengawasan

proses

belajar di kelas. Hal ini menunjukkan kelemahan yang
terjadi bahwa kurang ad pengawasan maka upaya
untuk meningkatkan profesionalisme guru dan prestasi
siswanya akan tidak optimal. Sehingga untuk aspek
supervisor terutama mengenai pengawasan perlu di
evaluasi bagi kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon.
Kepala

sekolah

SMP

Negeri

9

Ambon

dalam

kapasitasnya sebagai pemimpin lembaga, maka peran
kepala sekolah adalah konsultan. Dari sikap terbuka
kepala sekolah tersebut berarti kepala sekolah telah
melakukan fungsinya sebagai pembina profesionalisme
bagi guru. Mendorong para guru agar dapat memulai
dan

mengakhiri

pembelajan

sesuai

waktu

yang

ditentukan. Dorongan dari kepala sekolah agar guru
dapat melaksanakan pembelajaran untuk memulai dan
mengakhiri

pembelajaran

tepat

pada

waktunya

bertujuan agar dapat mengefisiensikan waktu secara
tepat

dan

tidak

membuang

waktu

pada

proses

pembelajaran dengan sia-sia, hal ini dilakukan dengan
harapan proses belajar mengajar di dalam kelas dapat
berjalan dengan maksimal.

4.3.3 Aspek Motivator
71

Kepala sekolah

di sekolah SMP Negeri 9 Ambon

sebagai seorang motivator, yaitu melihat lingkungan
kerja yang kondusif, penambahan wawasan tentang
pembelajaran

dan

berpartisipasi

mendorong

dalam

guru

untuk

penyelenggaraan

selalu

program

pendidikan. Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon
sebagai motivator memiliki strategi yang tepat untuk
memotivasi

para

tenaga

kependidikan.

Dalam

melakukan berbagai tugas dan fungsinya, budaya dan
iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap
guru lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya
secara

unggul,

yang

disertai

usaha

untuk

meningkatkan kompetensinya. Peningkatan sarana dan
prasarana yang nyaman sangat di perlukan oleh setiap
lembaga

pendidikan.

Hal

ini

ditujukan

agar

pelaksanaan pembelajaran dapat berjalan dengan baik.
Program inilah yang telah dilaksanakan kepala sekolah
SMP

Negeri

9

Ambon

tentunya

agar

tujuan

pembelajaran dapat berjalan dengan baik sehingga
menghasilkan

prestasi

yang

baik

bagi

siswanya.

Penghargaan yang diberikan kepala sekolah kepada
guru

yang

berprestasi

merupakan

program

yang

dilaksanakan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon, hal
ini bertujuan untuk menghargai usaha yang diberikan
guru dalam memberikan bimbingan kepada siswa di
sekolah dan sebagai motivasi bagi guru untuk selalu
72

meningkatkan kinerjanya sehingga berdampak pada
peningkatan

mutu

pendidikan

di

sekolah,

dalam

meningkatkan kedisplinan kerja guru. Peningkatan
kedisiplinan kerja yang dilakukan kepala sekolah
terhadap guru-guru bertujuan agar efektifitas dan
produktifitas sekolah dapat meningkatkan lebih baik
lagi, sehingga menunjukkan bahwa kepala sekolah SMP
Negeri 9 Ambon sering mengutamakan disiplin kerja
tenaga. Dalam menunjukkan bahwa kepala sekolah
setiap aktivitas yang dilakukan membawa kondisi kerja
yang kondusif agar seluruh para guru merasa dihargai,
karena dengan kondisi kerja yang kondusif yang
diharapkan akan tercapai proses belajar dengan baik di
sekolah. Memotivasi kepada guru dengan melengkapi
fasilitas pembelajaran agar dapat mengembangkan
kemampuan pribadinya secara optimal dalam upaya
peningkatan

profesionalisme

guru.

Motivasi

yang

diberikan oleh kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon
melalui berbagai cara seperti memberikan masukan
kepada

guru

kompetensinya
pembelajaran

untuk
dengan
hal

ini

selalu

meningkatkan

meningkkatkan
dilakukan

dalam

sarana
upaya

meningkatkan kualitas dari tenaga pendidik di sekolah.

4.3.4 Aspek Inovator

73

Seorang inovator

memiliki strategi yang tepat untuk

menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan,
mencari

gagasan

baru,

mengintegrasikan

setiap

kegiatan, memberikan teladan kepala seluruh tenaga
kependidikan di sekolah dan mengembangkan modelmodel pembelajaran yang inovatif kemudian.
Dalam

menerapkan

prinsip-prinsip

kewirausaan

dihubungkan dengan peningkatan kompetensi guru,
maka kepala sekolah seyogyanya dapat menciptakan
pembaharuan,
memanfaatkan

keunggulan
berbagai

komparatif,

peluang.

Kepala

serta
sekolah

dengan sikap kewirauhasaan yang kuat akan berani
melakukan

perubahan-perubahan

yang

inovatif

di

sekolahnya.
Kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon sebagai inovator
baik dalam menjaga hubungan kekeluargaan dengan
guru

dan

kekeluargaan

karyawan

di

dalam

suatu

sekolah.

Hubungan

organisasi

sangat

diperlukan, hal inilah yang dilakukan kepala sekolah
SMP Negeri 9 Ambon untuk menjaga kualitas dari
tenaga pendidik. Tidak hanya kepada tenaga pendidik,
tetapi dilakukan juga kepada karyawan. Kepala sekolah
juga menjaga hubungan kekeluargaan tersebut agar
tercipta

pendidikan

yang

bermutu

pada

sekolah

tersebut. Menjadi contoh teladan dan panutan bagi
guru di SMP Negeri 9 Ambon. Hal ini menunjukkan
74

bahwa kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam
bersikap sangat hati-hati. Kepala sekolah sebagai
seorang

pemimpin

akan

dijadikan

panutan

bagi

bawahanya dalam bersikap. Dengan sikap demikian
maka kepala sekolah akan disegani dan berwibawa
sehingga guru akan lebih meningkatkan tanggung
jawab sebagai seorang guru, dalam mengembangkan
model pembelajan yang inovatif. Kepala sekolah dengan
sikap

kewirausahaan

yang

kuat

maka

berani

melakukan perubahan-perubahan di sekolah yaitu
perubahan

yang

berhubungan

dengan

proses

pembelajaran siswa serta kompetensi guru.

4.2.5 Aspek Manajer
Seorang
suatu

manajer, yang pada hakekatnya terdapat
proses

merencanakan,

mengorganisasikan,

melaksanakan, memimpin, dan mengendalikan usaha
para

anggota

organisasi

serta

mendayagunakan

seluruh sumber-sumber daya organisasi dalam rangka
mencapai tujuan yang telah ditetapkan telah berjalan
dengan baik.
Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu
tugas yang harus dilakukan kepala sekolah adalah
melaksanakan
pengembangan
seyogyanya

kegiatan
profesi

dapat

para

pemeliharaan
guru.

memfasiltasi

kepala

dan

dan
sekolah

memberikan
75

kesempatan yang luas kepada para guru untuk dapat
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui
berbagai kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang
dilaksanakan di sekolah. Dalam menetapkan beberapa
guru pada bidang studi tertentu. Dengan adanya
beberapa guru pada bidang studi tertentu diharapkan
akan lebih memudahkan guru untuk memberikan
pengarahan
mengawasi

kepada

siswa

kemampuan

dan

mudah

pemahaman

untuk

siswa

pada

pembelajaran. Kerja sama harus diutamakan prinsip
yang diterapkan kepala sekolah SMP Negeri 9 Ambon
dalam menjalankan peran sebagai pemimpin. Hal ini
dilakukan sebagai upaya meningkatkan profesionalisme
guru di sekolah. Kerja sama yang terjalin baik antara
kepala

sekolah

kemajuan

dan

guru

kualitas

dan

akan

berdampak

mutu

di

pada

sekolah.

Memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada di
sekolah dalam mencapai visi misinya. Memanfaatkan
sumber daya yang ada di sekolah dilakukan oleh kepala
sekolah SMP Negeri 9 Ambon dalam upaya untuk
mengembangkan kualitas pendidikan di sekolah. Guru
merupakan sumber daya yang paling utama dalam
dunia pendidikan untuk itu kepala sekolah berusaha
mengembangkan profesionalisme tenaga pendidik di
sekolahnya.

76

Data pada Tabel 4.32 terlihat bahwa kepala sekolah
SMP Negeri 9 Ambon sebagai manajer cukup dalam
mengikutsertakan guru dalam pelatihan dan seminar
pendidikan. Kepala sekolah sangat sering melakukan
hal ini bertujuan utama
wawasan

pengetahuan

ialah untuk menambah
guru

dan

meningkatkan

profesionalisme guru-guru di sekolah.

4.3.6 Aspek Edukator
Peran

kepala

sekolah

sebagai

edukator

meliputi

pembinaan mental, pembinaan moral dan pembinaan
fisik

bagi

tenaga

kependidikan.

Kegiatan

belajar

mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan
guru merupakan pelaksana dan pengembang utama
kurikulum
konseling

di

sekolah.

kepada

Melaksanakan

guru.

Tujuan

pembinaan

pembinaan

yang

dilakukan oleh kepala sekolah dalam rangka untuk
membantu

mengetahui

dan

memecahkan

permasalahan yang sedang dihadapi oleh guru dan
memberikan para guru untuk menyampaikan semua
yang diperlukan oleh guru dalam hal pelaksanaan
pembelajaran. Kemudian untuk meningkatkan program
sekolah

dengan

pembelajaran
usaha
prestasi

kepala

pengayaan

(remedial
sekolah

didiknya

dan

teaching).
untuk

kepala

perbaikan

Sebagai

bentuk

meningkatkan
sekolah

hasil

berusaha
77

mengembangkan program sekolah melalui kegiatan
pengayaan

dan

perbaikan

pembelajaran,

hal

ini

dilakukan agar pemahaman perserta didik terhadap
pelajaran dapat diperbaiki dan hasil prestasi yang
dimiliki peserta didiknya dapat memuaskan. Dalam
menggerakkan dan meningkatkan tim evaluasi hasil
belajar peserta didik. Hal ini merupakan kelemahan
yang tedapat dalam aspek edukator. Sehingga perlu
ada

evaluasi

untuk

mengetahuinya.

Usaha

yang

dilakukan oleh kepala sekolah untuk menggerakkan
dan meningkatkan tim evaluasi belajar peserta didik
bertujuan n untuk mengontrol hasil belajar siswa agar
kedepan hasil prestasi siswa dapat menjadi baik dan
dilakukan perbaikan pelaksanaan pembelajaran.

78