Peramalan Jumlah Produksi Padi 10 Tahun

Peramalan Jumlah Produksi Padi 10 Tahun Mendatang sebagai
Sektor Basis di Kabupaten Karanganyar menggunakan
Analisis Trendline
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Analisis Perencanaan
(TKP 342)
Dosen Pengampu: Sri Rahayu S.Si, M.Si

Disusun Oleh:
Hanifah Cindy Pratiwi
(21040113130100)
Kelas B

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2015

Peramalan Jumlah Produksi Padi 10 Tahun Mendatang sebagai Sektor Basis di
Kabupaten Karanganyar menggunakan Analisis Trendline
Perencanaan wilayah dan kota adalah sebuah proses perencanaan yang sistematis
dengan mempertimbangkan keadaan di masa lampau dan masa kini untuk membentuk

perencanaan yang akan diaplikasikan di masa mendatang agar menghasilkan sebuah
perencanaan yang sesuai dengan apa yang diharspkan berdasarkan dari kondisi wilayah
tersebut. Untuk itu seorang perencanaan harus mampu memproyeksikan keadaan suatu
wilayah ataupun kota yang menjadi salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh seorang
perencana. Analisis trendline adalah salah satu metode dari analisis trend yang dapat
digunkan untuk mendapatkan peramalan masa depan.
Untuk

melakukan

peramalan

dengan

baik

maka

dibutuhkan


berbagai

macam informasi (data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif
cukup panjang, sehingga hasil analisis tersebut dapat mengetahui sampai berapa besar
fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang memengaruhi terhadap perubahan
tersebut. Model deret berkala (trendline) sering kali dapat dengan mudah digunakan untuk

meramal. Secara teoristis, dalam analisis runtun waktu (time series) hal yang paling
menentukan adalah kualitas dan keakuratan dari data-data yang diperoleh, serta waktu atau
periode dari data-data tersebut dikumpulkan. Jika data yang dikumpulkan tersebut semakin
banyak maka semakin baik pula estimasi atau peramalan yang diperoleh. Sebaliknya, jika
data yang dikumpulkan semakin sedikit maka hasil estimasi atau peramalannya akan
semakin jelek.
Trendline dapat dibentuk dengan cara menghubungkan titik-titik tertentu pada riwayat
pergerakan harga dalam charts. Titik-titik yang dapat dijadikan acuan pembentukan trendline
tidak lain dan tidak bukan adalah titik-titik harga tertinggi (high) dan terendah (low) yang
tercipta pada pergerakan harga. Terdapat 3 jenis trendline, yaitu uptrend (kecenderungan
harga naik), down trend (kecenderungan harga turun), sideways (kecenderungan harga
tetap). Dengan menggunakan analisis trendline dapat diketahui pola yang akan terjadi pada
sebuah data, sehingga dengan melihat pola tersebut seorang perencana dapat menentukan

apakah yang nantinya akan terjadi terkait dengan data yang didapatkan tersebut.
Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi Jawa Tengah
yang berbatasan dengan Kabupaten Sragen di sebelah utara, Propinsi Jawa Timur di
sebelah timur, Kabupaten Wonogiri dan Sukoharjo di sebelah selatan serta Kota Surakarta
dan Kabupaten Boyolali di sebelah barat. Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah
77.378,64 Ha, yang terdiri dari luas tanah sawah 22.340,45 Ha dan luas tanah kering
55.038,19 Ha. Tanah sawah terdiri dari irigasi teknis, non teknis, dan tidak berpengairan.

Sektor pertanian sebagai salah satu sektor primer bagi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten Karanganyar dengan produksi terbesar adalah padi sawah yang menjadi
makanan pokok masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang menjadi sektor basis di
Kabupaten Karanganyar ini juga memberikan kontribusi terbesar kedua setelah industri
pengolahan, yaitu sebesar 22,39. Usaha

tani padi dapat terus dikembangkan sebagai

sumber pendapatan bagi petani. Oleh karena itu diperlukan analisis trendline untuk
mengetahui hasil produksi padi selama 10 tahun terakhir dan melakukan peramalan untuk
10 tahun mendatang. Yang diharapkan nantinya akan dapat memberikan gambaran untuk
pengambilan keputusan dalam sebuah perencanaan.

Tabel I
Jumlah Produksi Padi tahun 2004-2013 di Kabupaten Karanganyar
Tahun
Jumlah Produksi Padi
2004
213.397
2005
221.674
2006
224.381
2007
223.284
2008
246.033
2009
279.341
2010
281.234
2011
292.698

2012
279.061
2013
357.978
Sumber: Kabupaten Karanganyar Dalam Angka, 2005-2014

Hasil produksi padi sawah selama 10 tahun terakhir hingga tahun 2013 dapat dilihat
pada tabel I. Dari tabel tersebut diketahui bahwa jumlah produksi padi sawah tertinggi terjadi
pada tahun 2013, yaitu sebesar 357,978 ton dan produksi terendah terjadi pada tahun 2004,
yaitu sebesar 213.397 ton.

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000

0

Jumlah Produksi Padi

04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015

Gambar 1
Diagram Garis Jumlah Produksi Padi tahun 2004-2013 di Kabupaten Karanganyar

Untuk dapat memudahkan bagaimana perkembangan hasil produksi padi sawah di
Kabupaten Karanganyar dari tahun 2004 hingga tahun 2013 dapat disajikan dalam bentuk
diagram garis yang dapat dilihat pada gambar 1. Berdasarkan diagram tersebut dapat
diketahui bahwa hasil produksi pada mulai tahun 2004 hingga tahun 2013 cenderung
meningkat. Hanya saja terjadi penurunan yang tidak signifikan pada tahun 2007 dan
penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai sekitar 20.000 ton pada tahun 2012.
Menurut berita yang dipublikasikan di website www.karanganyarkab.go.id, penurunan
produksi pada sawah tersebut terjadi akibat cuaca yang buruk dan serangan hama wereng.
Selanjutnya sebelum dilakukan analisis untuk mengetahui peramalan hasil produksi padi

sawah 10 tahun mendatang, perlu dilakukan pemilihan trendline yang tepat terlebih dahulu
yang ditampilkan pada gambar 2.

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

f(x) = 195372.61 exp( 0.05 x )
R² = 0.88

Jumlah Produksi Padi
Exponential (Jumlah
Produksi Padi)


04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

(a)

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

f(x) = 13646.55x + 186852.07
R² = 0.84


04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

(b)

Jumlah Produksi Padi
Linear (Jumlah
Produksi Padi)

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0


f(x) = 50363.88 ln(x) + 185836.42
R² = 0.67

Jumlah Produksi Padi
Logarithmic (Jumlah
Produksi Padi)

04 005 006 007 008 009 010 011 012 013
0
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2

(c)

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000

100,000
50,000
0

f(x) = 1127.24x^2 + 1246.93x + 211651.32
R² = 0.88
Jumlah Produksi Padi
Polynomial (Jumlah
Produksi Padi)

04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

(d)

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000
300,000
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
0

f(x) = 193649.8 x^0.19
R² = 0.73

Jumlah Produksi Padi
Power (Jumlah
Produksi Padi)

04 05 06 07 08 09 10 11 12 13
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

(e)
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015

Gambar 2
Trendline Jumlah Produksi Padi tahun 2004-2013 di Kabupaten Karanganyar Jenis (a)
Exponensial; (b) Linear; (c) Logaritmik; (d) Polynomial; dan (e) Power

Berdarkan kelima jenis tendline yang disajikan pada gambar 2, didapatkan nilai R2
yang berbeda-beda. Nilai R2 menunjukkan keakuratan, jenis trendline yang baik adalah
jenis trendline dengan nilai R2 tertinggi atau mendekati 1. Pada gambar tersebut diketahui
bahwa R2 tertinggi dimiliki oleh jenis trendline (a) exponensial dan (d) polynomial karena
keduanya memiliki tipe garis yang serupa namun persamaannya berbeda. Oleh karena itu
dapat diambil salah satu saja, dalam hal ini akan digunakan jenis trendline exponensial.
Dimana trendline jenis exponensial ini selalu bergerak dari kiri ke kanan atau cenderung
selalu bertambah dengan garis yang sedikit membentuk curve kebawah. Pola garis yang
dibenutuk oleh jumlah produksi dari tahun 2004 hingga thun 2013 pun mendekati dengan
garis exponensial yang cenderung meningkat. Untuk itu dibuat peramalan 10 mendatang
mulai dari tahun 2014 mengenai hasil produksi padi sawah di Kabupaten Karanganyar
menggunakan trendline jenis exponensial.

Jumlah Produksi Padi
400,000
350,000

f(x) = 195372.61 exp( 0.05 x )
R² = 0.88

300,000
250,000
200,000
150,000

Jumlah Produksi Padi
Exponential (Jumlah
Produksi Padi)

100,000
50,000
0
04 06 08 10 12 14 16 18 20 22
20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
Sumber: Hasil Analisis Penulis, 2015

Gambar 3
Peramalan Trendline Jumlah Produksi Padi tahun 2004-2013 di Kabupaten Karanganyar
Jenis Exponensial

Pada gambar 3 dapat diketahui peramalan jumlah produksi padi sawah di Kabupaten
Karanganya yang akan terus meningkat hingga tahun 2023 yang mencapai sekitar 550.000
ton. Sehingga dapat dianalisis bahwa padi sawah akan terus memberikan kontirbusi yang
semakin meningkat bagi PDRB di Kabupaten Karanganyar dan akan terus menjadi sektor
basis. Hal tersebut tentunya juga akan sangat turut meningkatkan pendapatan para petani.
Namun, mengingat pembangunan yang semakin banyak terjadi di Indonesia, khususnya di
Kabupaten Karangnyar yang juga terdapat banyak industri. Dikhawatirkan selanjutnya akan
makin menambah pembangunan industri yang pasti juga akan turut terjadi pembangunan
permukiman karena industri menyerap cukup banyak tenaga kerja yang tidak hanya berasal
dari daerah lokal.

Oleh karena itu dikhawatirkan akan terjadinya alih fungsi lahan yang dapat
mempengaruhi jumlah produksi padi sawah di Kabupaten Karangnyar. Sehingga perlu
dilakukan upaya untuk mencegah terjadinya permasalahan tersebut dengan cara penetapan
kebijakan pemerintah terhadap peningkatan kualitas hasil produksi padi yang menjadi sektor
basis, adanya peraturan yang ketat terhadap ijin pendirian bangunan di atas lahan sawah,
serta pengoptimalan arahan distribusi padi sawah dari pemerintah sehingga petani padi
akan medapatkan keuntungan yang maksimal pula.
Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan kesimpulan bahwa jumlah produksi
padi sawah di Kabupaten Karanganyar mulai tahun 2004 hingga tahun 2013 cenderung
mengalami peningkatan dengan produksi tertinggi didapatkan pada tahun 2013. Namun
terjadi penurunan pada tahun 2007 yang tidak begitu signifikan dan kemudian kembali
meningkat dan terjadi penurunan kembali yang cukup signifikan pada tahun 2012 yang
diakibatkan oleh cuaca buruk dan serangan dari hama wereng. Dari peramalan trendline
yang dilakukan, jumlah produksi padi akan terus meningkat hingga tahun 2023 yang
tentunya akan turut meningkatkan PDRB dan pendapatan para petani sebagai sektor basis
di Kabupaten Karanganyar apabila dilakukan upaya-upaya pencegahan kemungkinan yang
akan terjadi pada penggunaan lahan yang mempengaruhi hasil produksi padi.

DAFTAR PUSTAKA
BPS Kab. Karanganyar. 2014. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2014. Kabupaten
Karanganyar: BPS Kab. Karanganyar.
BPS Kab. Karanganyar. 2011. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2010. Kabupaten
Karanganyar: BPS Kab. Karanganyar.
BPS Kab. Karanganyar. 2008. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2014. Kabupaten
Karanganyar: BPS Kab. Karanganyar.
BPS Kab. Karanganyar. 2005. Kabupaten Karanganyar Dalam Angka 2014. Kabupaten
Karanganyar: BPS Kab. Karanganyar.
Dodik. 2012. Produksi Padi Menurun dalam www.karanganyarkab.go.id. Diakses pada 5 Mei
2015.
Gozali, Adi. Tanpa Tahun. Garis Trend (Trendline) dalam www.aldigozali.com. Diakses pada
4 Mei 2015.
Nafi, Lanjar. 2013. Trendline Analisa Teknikal dalam www.terasbursa.com. Diakses pada 4
Mei 2015.
Rudiarto, Iwan, dkk. 2015. Buku Ajar Mata Kuliah Metode Analisis Perencanaan. Semarang:
Tidak Diterbitkan.

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Pengangguran, Kemiskinan dan Fasilitas Kesehatan terhadap Kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Jember Tahun 2004-2013

21 388 5

PENGALAMAN KELUARGA DALAM MERAWAT ANGGOTA KELUARGA DENGAN GANGGUAN JIWA (SKIZOFRENIA) Di Wilayah Puskesmas Kedung Kandang Malang Tahun 2015

28 256 11

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Efek Pemberian Ekstrak Daun Pepaya Muda (Carica papaya) Terhadap Jumlah Sel Makrofag Pada Gingiva Tikus Wistar Yang Diinduksi Porphyromonas gingivalis

10 64 5

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

Pengaruh kualitas aktiva produktif dan non performing financing terhadap return on asset perbankan syariah (Studi Pada 3 Bank Umum Syariah Tahun 2011 – 2014)

6 101 0

Peranan Hubungan Masyarakat (Humas) Mpr Ri Dalam Mensosialisasikan Empat Pilar Bangsa Tahun 2014

4 126 93

Makna Kekerasan Pada Film Jagal (The Act Of Killing) (Analisis Semiotika Roland Barthes pada Film Dokumenter "Jagal (The Act of Killing)" tentang Pembunuhan Anti-PKI pada Tahun 1965-1966, Karya Joshua Oppenheimer)

17 109 98