Bahasa Korea dalam Kancah Global di Awal

Bahasa Korea dalam Kancah Global di Awal Abad ke-21:
Gambaran Sekilas 1
Suray Agung Nugroho

1. Pengantar
Banyak keberhasilan yang bisa diceritakan mengenai bangsa Han atau Korea
dalam perkembangan budaya, politik, ekonomi, dan sosial budayanya dalam awal abad
ke-21 ini. Pencapaian nyata yang layak diketahui adalah terobosan tercapainya
pendapatan per kapita lebih dari US$ 25.000 pada tahun 20102; terlampauinya cadangan
devisa sebesar US$ 270 milyar3; terpeliharanya situasi pemerintahan yang demokratis
sejak awal tahun 1990an dengan pemerintahan sipil yang mengawal Korea menuju abad
ke-21 dengan mantap 4 ; semakin terkenalnya budaya Korea melalui gelombang
Korea ’Hallyu’-nya ke seluruh penjuru dunia; serta semakin banyaknya orang asing
mempelajari bahasa Korea baik untuk kepentingan sendiri, bisnis, dan budaya.
Sebelum semua hal tersebut tercapai, perlu disimak bahwa pada tahun 1960-an
sebenarnya Korea tidaklah berbeda jauh dengan Indonesia dalam hal pembangunan
negaranya. Namun, Korea bisa dikatakan telah memimpin dalam hal pencapaian pemba1

Tulisan ini adalah pengembangan lebih lanjut dari riset kecil mengenai Bahasa Korea dalam
perspektif budaya global yang penulis lakukan pada tahun 2005. Dalam kurun waktu 5 tahun
hingga tahun 2011, bahasa Korea terus mengalami perubahan dalam perkembangannya seiring

dengan kemajuan bangsa Korea. Untuk itulah, tulisan ini memaparkan singkat apa yang terjadi
dengan bahasa Korea sebagai salah satu bahasa yang terus mendunia selama dekade pertama
abad ke-21 ini.
2
https://www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/geos/ks.html
3
https://www.cia.gov/library/publications/the-worldfactbook/rankorder/2188rank.html?countryName=Korea,%20South&countryCode=ks®ionCode
=eas&rank=8#ks (Dalam situs ini dilaporkan bahwa per 31 Desember 2010 Korea berada di
bawah Cina, Jepang, Rusia, Arab Saudi, Taiwan, Brasil, dan India dalam hal cadangan devisa
negara).
4
Terlebih dengan Korea di bawah kepresidenan Kim Dae-jung sejak tahun 1998 yang terkenal
dengan Sunshine Policy-nya terhadap Korea Utara, negara Korea hingga sekarang (di bawah Lee
Myung-bak hingga 2013 dan Park Geun-hye sebagai presien baru menggantikan Lee) dapat
dikatakan sebagai salah satu negara Asia yang masa transisi pergantian pemerintahannya dapat
dikatakan berjalan secara damai dan demokratis.

1

ngunannya. Dalam waktu singkat yaitu setelah perang Korea tahun 1950 – 1953, Korea

telah mencapai pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan sehingga dapat disejajarkan
dengan negara-negara industri maju lainnya.
Sebagai salah satu negara Asia yang sedikit banyak memiliki kesamaan di
tengah perbedaan-perbedaan yang ada, Korea telah mampu menarik perhatian beberapa
kalangan akademisi di seluruh dunia termasuk di perguruan tinggi Indonesia. Dalam hal
ini, Korea telah dijadikan sebagai suatu kajian ilmu untuk dipelajari dan diteliti sebagai
kajian khusus. Salah satu kajian yang mulai berkembang adalah kajian mengenai bahasa
Korea. Perkembangan ini memang sudah menjadi suatu kebutuhan mengingat terus
meningkatnya hubungan kedua negara dalam berbagai bidang. Untuk itulah, penting
bagi Indonesia yang telah mulai banyak melakukan kajian kawasan Asia Timur seperti
Cina dan Jepang untuk juga terus memperkuat kajian mengenai Korea. Dalam tulisan
ini, dari berbagai macam ranah kajian Korea, salah satu yang menjadi topik pembahasan
adalah bahasa Korea.
Untuk itulah, demi suatu cita-cita untuk terus memperkenalkan bahasa
Indonesia di tingkat internasional, maka banyak yang bisa dipelajari dari Korea.
Terlebih, Korea telah banyak melakukan banyak hal dalam upaya pengenalan dan
pengajaran bahasa Korea sebagai bahasa asing di negara-negara lain. Sebagai gambaran
singkat, di negara tetangga Korea yaitu, Cina dan Jepang banyak terdapat universitas
yang menjadikan bahasa Korea sebagai program studi resminya. Di Cina terdapat
sekitar 70 perguruan tinggi yang memiliki prodi Korea pada tahun 2009, sementara itu

di Jepang terdapat lebih dari 3000 lembaga kursus bahasa Korea. Hal tersebut belum
termasuk sekitar lebih dari 250 SMP dan SMA yang mengajarkan bahasa Korea sebagai
bahasa asing. Sebagai gambaran lain yang perlu diketahui adalah adanya lebih dari 740

2

universitas di 64 negara yang menawarkan bahasa Korea dalam mata kuliahnya. 5
Bagaimana dengan di Indonesia? Apakah bahasa Korea telah menjadi salah satu
bahasa asing yang penting untuk dilirik? Melihat hal tersebut, banyak yang melihat
bahwa keadaan belumlah seperti bagaimana Cina dan Jepang melihat bahasa Korea,
namun arah ke sana telah ada. Maka, apabila saat ini bahasa Jepang telah menjadi salah
satu bahasa pilihan di tingkat sekolah menengah atas di Indonesia, bahasa Korea belum
mencapai taraf itu. Untuk itulah perlu dilakukan langkah-langkah oleh kedua negara
untuk terus memacu perkembangannya. Salah satu alasan utama mengapa bahasa Korea
perlu terus dipupuk untuk diperkenalkan di Indonesia dalam lembaga formal, selain
melalui perguruan tinggi yang sudah mengembangkannya, yaitu UI, UGM, dan UNAS;
adalah masih timpangnya jumlah ahli Korea di Indonesia, sementara Korea telah
mencetak para ahli Indonesia dalam bidang bahasa dan budaya Indonesia sejak tahun
1960an—suatu pemikiran ke masa depan yang cemerlang saat itu.6
Sementara itu, Indonesia baru bisa dikatakan secara resmi memiliki suatu

program studi yang berkaitan dengan bahasa Korea sejak tahun 2003 di UGM dan 2006
di UI, walaupun sebenarnya ada sebuah lembaga yaitu, Pusat Studi Korea UGM yang
didirikan sepuluh tahun sebelumnya, yaitu pada tahun 1996. Usaha-usaha tersebut dapat
dilihat sebagai bentuk kerjasama bidang akademik antarkedua negara dan juga untuk
meningkatkan kajian tentang Korea di Indonesia.
Tulisan singkat mengenai bahasa Korea ini akan memaparkan sejarah bahasa
Korea secara singkat, perkembangan bahasa Korea dewasa ini, dan apa saja yang terjadi
dengan bahasa ini di tingkat pergaulan dunia sehingga bisa dilihat bagaimana bangsa
5

Park Dong-geun, Everything You Wanted to Know about the Korean Language (The
National Institute of The Korean Language, Juli 2010), hal. 112-113.
6
Hal ini ditandai dengan didirikannya Jurusan Bahasa Indonesia dan Melayu (MalayIndonesian Department) di Hankuk University of Foreign Studies pada tahun 1963.

3

Korea memandang bahasanya sendiri yang didengung-dengungkan sebagai lambang
kebanggaan mereka terlebih-lebih dalam abad ke-21 ini.


2. Sejarah singkat
Sampai sekarang tidak ada yang tahu dengan pasti berapa lama orang Korea
telah menggunakan bahasa Korea. Namun ada yang meyakini orang Korea telah
menggunakan bahasanya lebih dari dua milenia. Saat itu bangsa Cina memberikan
pengaruh yang besar terhadap negara-negara sekitarnya, termasuk Korea. Sebagai salah
satu akibatnya, sekitar 50 persen kosakata bahasa Korea berakar dari bahasa Cina.7
Perlu diketahui bahwa pada jaman dulu bangsa Korea tidak memiliki tulisan
sendiri, sehingga mereka mengadopsi karakter Cina yang digunakan untuk representasi
bahasa Korea. Secara historis, Gugyeol, Hyangchul, dan Idu adalah istilah-istilah yang
sering muncul bila membicarakan bagaimana bahasa Korea ditulis dengan karakter Cina
pada jaman dulu.8 Jadi selama hampir 1500 tahun orang Korea memakai bahasa Korea
untuk percakapan sehari-hari tetapi memakai karakter Cina untuk menuliskan
bahasanya. Hal ini membuat kemampuan memahami karakter Cina adalah sesuatu yang
penting bahkan sejak dini, terutama bagi mereka yang bisa bersekolah di seodang atau
balai belajar di desa (Choi, 2006). Namun semua itu berubah setelah penguasa keempat
7 http://www.chinatraveldepot.com/C201-Chinese-Language-Influence
(Diakses tanggal 2 April 2011)
8 Gugyeol dan Hyangchul (sekitar 950 M) diciptakan untuk membantu menyalin sastra
Cina ke dalam bahasa Koera yang bisa dipahami dalam bahasa Korea. Bentuknya masih
seperti karakter huruf Cina namun partikel, akhiran kalimat, dan beberapa bentuk kata

kerjanya disederhanakan sehingga mudah dipahami oleh orang Korea. Sementara itu, Idu
(1390 M) adalah bentuk karakter Cina yang telah dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
lebih mudah bagi orang Korea menuliskan bahasanya, walaupun tentunya hal ini masih
terbatas untuk dokumen resmi pemerintahan dan tak semua orang bisa memahaminya.
Selain itu Idu dianggap tidak sistematis sehingga tetap belum bisa merepresentasikan
bahasa Korea yang sesungguhnya. (http://glyphs.webfoot.com/blog/2011/03/12/hangul1446-ad-korea/) diakses tanggal 2 April 2011

4

Dinasti Jeoson (1392-1910) yaitu, Raja Sejong menciptakan sistem penulisan bahasa
Korea yang disebut dengan Hangeul pada tahun 1443 dan yang diresmikan sebagai
karakter nasional pada tanggal 9 Oktober 1446. Setelah adanya Hangeul, maka
pengajaran Hangeul dan pemahaman karakter Cina dikembangkan bersamaan, namun
Hangeul semakin mendapat tempat karena kesederhanaan dan kemudahan dalam
mempelajarinya.
Salah satu alasan yang mendasari penciptaan Hangeul adalah banyaknya rakyat
jelata yang tidak bisa membaca dan menulis saat itu akibat adanya hak istimewa
mengenal baca-tulis hanya untuk kaum bangsawan. Dengan semangat pencerahan
rakyatnya, Raja Sejong dibantu dengan para cendekianya pada saat itu berkumpul untuk
mengkaji dan akhirnya menciptakan Hangeul. Hari ditetapkannya abjad Korea itu sudah

lama dirayakan sebagai hari lahir Hangeul. Pada hari itulah seluruh rakyat Korea secara
khusus memberikan penghormatan terhadap jasa Raja Sejong. Ketika abjad Korea itu
dikenalkan kepada masyarakat awam, Raja Sejong berikrar untuk mendidik rakyatnya
dengan abjad yang benar.
.

Sesungguhnya, pada waktu abjad Hangeul diresmikan, para sarjana ilmu

Konfusius mengajukan keberatan terhadap Raja Sejong. Para sarjana itu berpendapat
bahwa kebudayaan Korea tidak dapat dipisahkan dari kebudayaan Cina. Oleh karena itu,
mereka memandang bahwa abjad Hangeul terlalu sederhana dan mudah sehingga
merupakan abjad yang rendah. Namun, karena tidak mendapat dukungan dari rakyat,
keberatan para sarjana itu akhirnya tersingkir dengan sendirinya karena rakyat justru
menyambut dan mempelajari abjad itu dengan tekun sehingga abjad itu menjadi bagian
penting dalam hidup mereka.
Pada waktu diciptakan, abjad Hangeul terdiri dari 17 konsonan dan 11 vokal.

5

Setelah mengalami beberapa kali pembaharuan dari masa ke masa, maka sekarang

terdapat hanya 14 konsonan dan 10 vokal. Di samping itu, terdapat juga 5 konsonan
ganda dan 11 gabungan vokal. Hangeul sangat sederhana apabila dibandingkan dengan
huruf Cina, dan rakyat Korea mengakui bahwa sistem fonetis dari abjad itu dapat
mengekspresikan berbagai macam bunyi, termasuk kicauan burung dan raungan
binatang liar. Bangsa Korea sangat bangga memiliki Hangeul karena mereka
beranggapan bahwa dengan Hangeul bangsa Korea mempunyai identitas tersendiri di
antara bangsa-bangsa di dunia. Dari segi keindahan, Hangeul berbentuk sederhana dan
mudah dipelajari sehingga dapat dikuasai dalam waktu singkat.
Saat Korea di bawah penjajahan Jepang, memakai bahasa dan tulisan Korea
sangat dibatasi. Namun, justru dengan adanya tindakan represif itu, rakyat Korea
memakai bahasa dan abjad Korea sebagai lambang perlawanan. Sejak tahun 1948, tiga
tahun setelah merdeka, pemerintah Republik Korea telah menerapkan pemakaian
Hangeul dalam dokumen-dokumen resmi dan buku pelajaran. Namun demikian, selama
beberapa tahun setelah dikeluarkan ketetapan tersebut, huruf Cina masih tetap dipakai
bersama-sama dengan Hangeul. Keadaan ini masih terdapat sampai sekarang, tetapi
huruf Cina dipakai secara sangat terbatas.
Sehubungan dengan hal ini, rakyat Korea patut berterima kasih atas jasa Raja
Sejong karena Korea telah menjadi negara yang rakyatnya hampir tidak ada yang buta
huruf.9


3. Posisi bahasa Korea dalam kacamata global dewasa Ini
9

Korea memiliki tingkat melek huruf yang sangat tinggi, yaitu 98,7% pad tahun 2003
(www.liquida.com/literacy-rate-in-asian-countries). Diakses tanggal 2 April 2011

6

Sebelum membicarakan mengenai posisi bahasa Korea di dunia ini, ada baiknya
mengetahui bagaimana dan apa yang terjadi dengan bahasa Korea di tengah-tengah
masyarakatnya sendiri.
Walaupun bahasa Korea dengan abjad Hangeul-nya dianugerahi ‘King Sejong
Literacy Prize’ oleh UNESCO pada 8 September 1990 sebagai salah satu warisan
budaya yang agung, banyak kawula muda Korea—seperti halnya di Indonesia—yang
tergila-gila dengan apa pun yang berbau Inggris. Hal ini bisa dilihat wajar karena
seseorang masih dilihat juga dari sisi seberapa besarkah kemampuannya berbahasa
Inggris. Penggunaan bahasa Korea tidak lepas dari pengaruh bahasa Inggris yang
akhirnya banyak diserap ke dalam bahasa Korea. Dengan semakin banyaknya kata-kata
serapan ini, bisa dikatakan bahwa bahasa Korea yang digunakan di Korea Selatan tidak
semurni bahasa Korea di Korea Utara. Fakta ini dapat terlihat dalam poster, nama toko,

nama-nama tempat perbelanjaan dan nama restoran yang banyak memakai bahasa
Inggris, Perancis, atau Italia untuk menunjukkan kesan mewah dan elegan. Bahkan
lirik-lirik lagu K-Pop banyak yang disisipi bahasa asing terutama bahasa Inggris untuk
menunjukkan ke-hip-an lagu-lagu grup-grup musik Korea saat ini. Apabila hal ini
dilihat sebagai dampak buruk semakin terbukanya Korea, maka bisa dikatakan
penggunaan bahasa Korea tidak jauh berbeda dengan pemakaian bahasa Indonesia yang
banyak terpengaruh oleh bahasa asing.
Namur demikian, bahasa Korea tetap merupakan bahasa yang terus berkembang
di tengah semakin kaburnya batas antarbangsa dan semakin mudahnya komunikasi
lintas negara dewasa ini. Untuk itulah, untuk mengetahui letak bahasa Korea dalam
percaturan bahasa-bahasa di dunia, paling tidak ada dua posisi penting bahasa Korea
dalam pergaulan dunia saat ini yaitu, dalam bidang budaya dan bisnis. Melalui dua

7

bidang ini akan terlihat bagaimana bahasa Korea berperan dalam menampilkan
karakteristik produk budaya Korea ke masyarakat dunia sekaligus bagaimana bahasa
Korea digunakan dalam dunia bisnis. Setelah menelaah dua bidang ini, selanjutnya akan
dibahas sekilas mengenai perkembangan bahasa Korea dalam dekade awal abad ke-21
ini.


3.1. Bahasa Korea dilihat dari kacamata budaya
Sejak hiruk pikuk Piala Dunia 2002 di mana Korea menjadi tuan rumah bersama
dengan Jepang hingga tahun 2010 di mana pengaruh budaya Korea semakin terasa,
beberapa stasiun televisi swasta di Indonesia gencar bersaing menayangkan film-film,
sinetron-sinetron, dan musik Korea. Bahkan, terdapat beberapa sinetron Korea yang
‘sukses’ di layar kaca, sebut saja Winter Sonata, Endless Love, Dae Jang Deum, dan
Boys Befote Flowers—segelintir yang kemungkinan besar diingat oleh pecinta Korea di

Indonesia. Sinetron-sinetron buatan negeri ginseng ini telah berhasil menarik perhatian
sebagian masyarakat Indonesia, bahkan beberapa bintang sinetron tersebut telah
menjadi idola di tanah air. Hal ini baru berbicara mengenai situasi di Indonesia, padahal
Korea telah berhasil mengekspor budaya popnya ke penjuru dunia pada awal abad ke-21
ini.
Situasi di atas adalah sebagian kecil dari apa yang disebut Hallyu—istilah buatan yang bermakna pengaruh budaya modern Korea di negara-negara lain—yang mulai
merebak di banyak negara Asia, termasuk Indonesia. Terlebih lagi, fenomena K-Pop
yang mulai menggelegar dan menyambangi pecinta Korea mulai tahun 2009 hingga
2010 dengan serbuan artis artis boy-band dan girl bandnya (Nugroho, 2010). Secara
singkat bisa dikatakan bahwa Indonesia pun ternyata juga tidak jauh berbeda dengan

8

negara-negara Asia lain seperti Cina, Singapura, Taiwan, Malaysia, Thailand, Vietnam
dan bahkan Jepang dalam hal besarnya pengaruh Hallyu terhadap negera-negara itu.
Tidak banyak yang menyangka bahwa Korea akan berhasil ‘mengekspor’
budaya popnya sebegitu besar dan gencar seperti halnya yang terjadi dengan budaya
pop Jepang yang telah terlebih dahulu menyerbu Asia pada era 90-an. Berhubungan
dengan Hallyu ini, terutama dengan K-Pop (Korean Pop)-nya akhir-akhir ini, fenomena
Hallyu semakin mencengkeram para remaja di seluruh Asia dan kawasan dunia lainnya.
Banyak artis Korea semakin menjadi idola para remaja di belahan dunia lain. Hal ini
terbukti dengan banyaknya konser-konser artis Korea yang diadakan karena diundang
oleh para penyelenggara event dari berbagai negara. Terlebih lagi, banyak yang berhasil
terjual habis tiketnya. Selain itu banyak pula situs-situs dan jejaring sosial tentang artis
Korea yang didedikasikan khusus untuk para pemain drama Korea dan para penyanyi
Korea yang bisa diakses oleh para penggemarnya.
Sekarang, pertanyaan yang timbul dari situasi tersebut adalah adakah hubungan
Hallyu (baca: budaya Korea modern) dengan bahasa Korea?
Secara mudah bisa digambarkan bahwa fenomena tersebut secara tidak langsung
semakin membuat bahasa Korea semakin terkenal. Semua produk budaya ‘modern’
Korea tersebut adalah asli Korea dalam arti baik lagu, sinetron, maupun filmnya
memakai medium bahasa Korea sebagai bahasa pengantarnya. Sudah barang tentu, saat
memasuki negara-negara lain dan dikonsumsi oleh para konsumen di belahan negara
lain, produk tersebut banyak yang masih menggunakan bahasa Korea—sebelum melalui
proses sulih suara—terutama untuk drama. Di sinilah letak salah satu keberhasilan
bangsa Korea dalam memperkenalkan bahasanya.

9

Apabila sebelumnya publik Asia lebih dulu terbiasa dengan bunyi bahasa
Mandarin atau Jepang, maka sejak dekade awal abad ke-21 ini, bahasa Korea telah
mulai terbiasa terdengar di radio dan televisi di dunia Internasional; serta mulai terbiasa
terlihat oleh mata semua orang baik yang bisa membaca maupun hanya melihat tulisan
Hangeul di koran, majalah, dan internet. Apalagi dengan masuknya teknologi dwibahasa pada acara-acara televisi tertentu, bahasa Korea dalam sinetron maupun film
buatan Korea akhirnya dapat dikenal masyarakat. Khusus mengenai kaitannya dengan
internet, ada satu hal yang patut dicatat di sini yaitu, fakta bahwa bahasa Korea berada
di posisi ke-10 sebagai bahasa yang sering digunakan di media internet pada tahun
2009.10 Hal ini sudah barang tentu menjadikan bahasa Korea sebagai salah bahasa yang
penetrasi dan signifikansinya di ajang global menjadi takterbantahkan. Sebagai
gambaran, bahasa Korea menempati urutan ke-13 dengan pengguna sebanyak 71 juta
orang di dunia ini sebagai bahasa yang paling digunakan. Jumlah ini pun baru dihitung
dari Korea Selatan dan Korea Utara, belum termasuk para imigran Korea beserta
keturunannya yang sampai saat ini berdiam di Cina, Amerika, Jepang, Rusia, Kanada,
Australia, Amerika Selatan, Selandia Baru, Australia, dan negara-negara Eropa serta
Asia lainnya.11

3.2. Bahasa Korea dilihat dari kacamata bisnis
Bagian tulisan ini tidak akan menyinggung bisnis secara mendalam karena
makna bisnis sangatlah luas. Namun, yang akan dipaparkan di sini hanyalah satu kasus

10

Bahasa Korea berada di dalam daftar top ten internet world user by language. Dalam
daftar ini, Korea berada di bawah Rusia; di mana bahasa Inggris menempati posisi nomor
satu. (www.internetworldstats.com/stats7.htm) Diakses tanggal 2 April 2010.
11
Op. cit., Park, hal. 12-13.

10

saja yaitu, bahwa bahasa Korea menyebar ke seluruh dunia seiring dengan
meningkatnya penanaman modal asing (PMA) Korea ke negara-negara lain.
Investasi asing langsung di suatu negara menuntut penguasaaan asing oleh para
SDM tempat investasi tersebut berada. Hal ini tak terkecuali di Indonesia, di mana
Korea menjadi salah satu investor aktifnya. Terkait dengan hal ini, investasi perusahaan
Korea yang merelokasi pabriknya maupun yang hanya membeli saham perusahaanperusahaan lokal juga memerlukan SDM Indonesia yang paling tidak mengetahui
bahasa dan budaya Korea walaupun tidak sempurna—terlepas dari adanya anggapan
bahwa memiliki kemampuan bahasa Inggris sudah cukup bahkan untuk bekerja di
perusahaan-perusahaan Korea.
Namun anggapan tersebut ada benar dan tidaknya. Malahan, apabila budaya
Korea benar-benar dipahami, maka anggapan tersebut sama sekali salah. Ternyata
bangsa Korea dengan budayanya sendiri menuntut para pekerja di tempat
perusahaannya untuk mengenal dan memahami lebih lanjut bahasa berikut budaya
Korea. Alasan singkatnya adalah dengan menguasai bahasa Korea maka seseorang bisa
menempatkan dirinya dalam berkomunikasi dengan orang Korea, terlebih dalam dunia
bisnis. Hal itu tidak lepas dari adanya tingkatan kesopanan pemakaian bahasa Korea—
hampir mirip dengan bahasa Jawa.
Pada penelitian yang pernah dilakukan Pusat Studi Korea Universitas Gadjah
Mada tahun 2003 & 2004 yang menganalisis pemahaman antarbudaya pada perusahaan
asing Korea di Indonesia, terdapat beberapa hal yang bisa menggambarkan hal tersebut.
Salah satu yang bisa dipaparkan di sini adalah adanya dukungan empiris bahwa
pemahaman antarbudaya khususnya komunikasi antarbudaya di dalam perusahaan
Korea di Indonesia sangat diperlukan untuk menunjang kebijakan-kebijakan yang akan

11

ditentukan serta untuk meminimalisir masalah atau konflik yang terjadi akibat adanya
perbedaan budaya. Penelitian tersebut memberikan satu rekomendasi berupa perlunya
peningkatan pemahaman antarbudaya di kalangan karyawan, baik karyawan lokal
maupun karyawan Korea di perusahaan Korea di Indonesia.(Kim et al., 2004)
Ketika perusahaan Korea berekspansi ke negara lain, mereka menghadapi
masalah bagaimana memanajemen perbedaan budaya. Latar belakang budaya Korea
(dalam hal ini Konfusianisme) menyebabkan orang Korea pada tataran tertentu
memerlukan penyesuaian-penyesuaian dalam berhubungan dengan orang asing. Hal ini
terkadang berakibat pada cara orang Korea berhubungan dengan orang asing, dalam hal
ini hubungan antara karyawan dengan pimpinan perusahaan. Untuk itulah, pemahaman
bahasa Korea dan dalam hal ini tentunya budaya Korea sangatlah penting. Tentu
sebaliknya, orang Korea yang juga menjadi pemilik perusahaan pun, juga harus bisa
memahami perbedaan budaya para karyawannya.
Pada intinya, gambaran singkat ini hanya ingin menunjukkan bahwa PMA dari
Korea ke negara-negara lain berimplikasi bahwa bahasa Korea dan budayanya ternyata
ikut serta terbawa oleh para pemilik modal. Untuk itu, perlu dipahami bahwa apa yang
sebenarnya terjadi adalah tidak adanya pemahaman bagaimana orang Korea memakai
bahasanya. Seperti telah disebutkan sebelumnya, bahasa Korea mirip dengan bahasa
Jawa yang memiliki tingkatan pemakaian tergantung dengan siapa seseorang berbicara.
Tanpa adanya pengetahuan dasar dan sesederhana ini, sering muncul kesalahpahaman
yang dapat mengganggu jalannya komunikasi. Gambaran ini bisa saja terjadi tidak
hanya di Indonesia, namun bisa di seluruh lini perusahaan Korea yang tersebar di
seluruh dunia. Inilah gambaran satu kasus bahwa bahasa Korea semakin menyebar
seiring dengan maraknya percaturan bisnis Korea berskala global. Dalam situasi ini, tak

12

pelak lagi bahasa Korea menjadi salah satu bahasa penting yang wajib diketahui dan
dipelajari oleh pebisnis, mitra, dan pelaku bisnis internasional terutama yang
bersinggungan dengan Korea.

4. Sekilas perkembangan bahasa Korea di dalam dekade awal abad ke-21
Melihat perkembangan bahasa Korea pada saat ini seperti melihat mobil lama
namun semua mesinnya diganti dengan kecepatan dan kemampuan baru. Bahasa Korea
didorong untuk tumbuh dan berkembang pesat di tengah-tengah fakta bahwa bahasa ini
telah menjadi bahasa nasional Korea yang sekaligus juga diharapkan bisa menjadi
bahasa ‘wajib’ bagi para peminat Korea. Salah satu caranya adalah dengan adanya
kebijakan pemerintah Korea untuk mengharuskan orang asing yang ingin bekerja dan
belajar di Korea untuk menguasai bahasa Korea dengan standar tertentu, yaitu dengan
diberlakukannya TOPIK (Test of Proficiency in Korean). Di sini sudah terlihat
lompatan jauh upaya pemerintah Korea untuk membuat bahasa Korea sebagai bahasa
pengantar di negara itu dalam bidang bisnis dan akademik—selain dengan tetap
berlakunya bahasa Inggris sebagai bahasa pergaulan internasional.
Pemberlakuan kebijakan TOPIK ini didukung penuh oleh sebuah lembaga
pemerintah, yaitu The Institute for Curriculum and Evaluation yang khusus menangani
ujian bahasa Korea baik di Korea sendiri maupun di negara lain di seluruh dunia.
Sebagai informasi, ujian ini dilaksanakan setahun dua kali secara serentak di seluruh
dunia. Dengan terus ditingkatkannya bahan ajar, penerbitan buku pelajaran bahasa
Korea, dan pendaftaran online di seluruh dunia, arus perkembangan bahasa Korea
semakin luas di tengah mengglobalnya dunia. Jumlah peserta ujian TOPIK hanya

13

sekitar 2000 orang pada tahun 1997 saat diberlakukannya sistem ini, namun pada tahun
2009 telah melonjak menjadi 180.000 orang.12
Apa yang mendasari hal ini bisa juga ditelusuri dari pernyataan presiden Kim
Dae Jung pada saat menjabat presiden Korea Selatan tahun 1998. Beliau mengatakan
bahwa salah satu tujuan pemerintahannya adalah meningkatkan ekspor budaya Korea.
Korea harus bisa menjadi suatu negara yang tidak hanya bisa mengekspor hasil industri
manufakturnya, namun juga harus bisa memberikan sesuatu yang lain kepada dunia,
yaitu melalui produk budaya. Pada saat ini sudah terlihat hasilnya yaitu, bahasa Korea
pun telah menjadi semacam ‘ekspor’ budaya atau lebih tepatnya bisa dikatakan bahwa
bahasa Korea telah menjadi salah satu duta budaya Korea di kancah dunia.
Pemerintah

Korea

pun

saat

ini

terus

berusaha

tak

henti-hentinya

mempertahankan citra yang diperolehnya dari semakin dikenalnya bahasa dan budaya
Korea ini. Beberapa upaya pemerintah dan pihak swasta Korea dapat dilihat dari dua
ringkasan sepak terjang bahasa Korea dalam dasawarsa terakhir.
Pertama , pemerintah Korea pada abad ke-21 ini telah memiliki televisi kabel

yang disiarkan secara internasional semacam BBC, CNN, atau NHK, yaitu dengan KBS
World dan Arirang. Dengan ini, masyarakat Korea di seluruh dunia tetap dapat
mengikuti perkembangan negaranya dalam bahasa mereka sendiri dan begitu juga
masyarakat internasional dapat juga ikut mempelajari bahasa maupun bidang lain dari
pemberitaaan khusus tentang Korea lewat saluran ini. Terkait dengan bidang penyiaran,
salah satu siaran radio internasional Korea, yaitu KBS International Radio melalui
www.world.kbs.co.kr menyapa para penggemar Korea lewat 11 bahasa asing, termasuk
bahasa Indonesia. Salah satu siarannya adalah mengajarkan atau memperkenalkan

12

Op.cit., Park, hal. 115.

14

bahasa Korea. Tentu saja hal ini tak lepas dari semakin banyaknya peminat pembelajar
bahasa Korea. Di sisi lain, yaitu di dunia internet; salah satu situs terkenal nomor satu13
di Korea yaitu, www.naver.com memberikan pelayanan kamus online yang sangat
interaktif sehingga semua orang—bukan saja orang Korea, dapat mengakses bahasa
Korea dengan mudah karena situs tersebut menyediakan kamus online Korea, Inggris,
dan beberapa bahasa terkemuka di dunia. Hal ini tentunya menarik para pembelajar dan
pemerhati bahasa Korea untuk menggunakan fitur yang tersedia tersebut.
Kedua , perguruan tinggi-perguruan tinggi Korea Selatan bekerja sama dengan

universitas di negara lain membuka program bahasa Korea baik sebagai program pilihan
maupun sebagai program studi. Program ini didukung dengan pengiriman para pengajar
bahasa Korea ke negara-negara tersebut dan juga pengiriman para tenaga pengajar
universitas lokal untuk belajar bahasa Korea di Korea. Tidak berhenti di sini, beberapa
dari mereka yang telah menjadi pengajar bahasa Korea diberi kesempatan untuk
mengikuti lokakarya dan penyegaran bahasa Korea di berbagai universitas Korea yang
banyak memiliki program pelatihan bahasa Korea untuk orang asing. Ribuan orang
asing setiap tahun datang ke Korea baik atas bantuan beasiswa maupun biaya pribadi
untuk langsung mempelajari bahasa dan budaya Korea. Universitas-universitas ternama
yang menjadi tujuan utama para pembelajar asing adalah misalnya, Yonsei University,
Kyunghee University, Ewha Womans University, Hankuk University of Foreign Studies,
Korea University, Seoul National University, Sogang University, dan beberapa
universitas negeri dan swasta baik di Seoul maupun di kota-kota propinsi lain.

13

Menurut
situs
pemeringkat
website
alexa,
http://www.alexa.com/topsites/countries/KR, situs www.naver.com menempati urutan
pertama sebagai situs yang paling banyak diakses di Korea Selatan; mengungguli
facebook, daum, dan google korea. Diakses tanggal 3 April 2011.

15

Khusus mengenai hal ini, perlu ditambahkan adanya dua buah lembaga yang
perlu disinggung kiprahnya dalam memajukan bahasa Korea di tingkat internasional
karena berperan memberikan beasiswa kepada mahasiswa internasional untuk belajar
bahasa dan budaya Korea, selain bidang-bidang lain tentunya. Kedua lembaga tersebut
adalah NIIED (The National Institute for International Education) dan KF (Korea
Foundation). Selain itu, searah dengan cita-cita pemerintah Korea untuk mengglobalkan
bahasa Korea, maka muncullah berbagai macam lembaga yang berkaitan dengan bahasa
Korea seperti, International Korean Language Foundation – 한국어세계화재단
(www.sejonghakdang.org); The National Institute of the Korean Language –
국립국어원 (www.korean.go.kr); Hangeul Society – 한극학회 (www.hangeul.or.kr);
International Association for Korean Language Education – 국제한국어교육학회
(www.iakle.com); Society of Korean Dialect - 한국방언학회 (www.sokodia.or.kr);
atau bahkan ada lembaga seperti Society of Korean Semantics – 한국어의미학회
(www.semantics.or.kr), dan banyak situs-situs lain yang terkait dengan bahasa Korea
dan Hangeul.
Sebagai catatan terakhir dalam tulisan mengenai perkembangan bahasa Korea
dengan Hangeul-nya saat ini, perlu disinggung dua kehebohan pemberitaan media
massa Korea yang terjadi pada paruh terakhir tahun 2010.
Pertama adalah adanya berita mengenai penetapan Hangeul sebagai médium
suku Cia-Cia di kota Bau-Bau Sulawesi untuk menuliskan bahasa lisannya. Walaupun
sebenarnya tidak ada pernyataan resmi yang menyatakan bahwa suku tersebut memakai
Hangeul 14 , apa yang terjadi pada tahun 2009 itu menunjukkan adanya kemungkinan
atau wacana bahwa Hangeul bisa digunakan untuk menuliskan beberapa bahasa lisan
14

Isi lengkap mengenai hal ini dapat dilihat dalam situs Korea Times, yaitu
http://www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/10/113_74114.html
(Diakses tanggal 3 April 2011)

16

yang tidak memiliki sistem penulisan karena memang karakter Hangeul dibuat untuk
bisa mencerminkan bahasa lisan sebagaimana adanya.
Kedua adalah apa yang terjadi pada bulan Oktober - November 2010 yaitu,
berita yang menyenangkan buat orang Korea terutama para pecinta budaya Korea. Kali
ini datang dari Amerika karena seorang artis dan produser hip hop terkenal yaitu, will
i.am merilis musik video (MV) yang penuh dengan nuansa Hangeul di hampir seluruh
tampilannya.15 Bersama seorang rapper Nicki Minaj, MV lagu hip hop berjudul ‘Check
It Out’ ini disutradarai oleh seorang Amerika keturunan Korea, yaitu Rich Lee yang
telah malang melintang dalam industri hiburan Amerika. Dengan adanya MV ini
banyak orang Korea berkomentar dan menghargai usaha yang dilakukan Lee dan will
i.am. dalam memperkenalkan budaya Korea—dalam hal ini Hangeul ke pentas musik
dunia. Apa pun maksud penampilan Hangeul tersebut, fakta tersebut membantu promosi
Korea yang memang tak pernah diam membantu apa pun upaya untuk memperluas
gaung bahasa Korea dan Hangeul-nya ke seantero dunia.
Satu hal yang perlu dilihat dari dua hal tersebut adalah fakta bahwa bangsa
Korea sangat menaruh perhatian yang tinggi terhadap perkembangan dan masa depan
bahasanya, sehingga semua upaya dan perhatian diberikan pemerintah dan swasta untuk
mempertahankan jati diri bangsanya ini.

5. Penutup
Merebaknya Hallyu di seluruh penjuru dunia telah menunjukkan adanya aliran
budaya dari Korea ke negara-negara lain. Begitu pula dengan semakin luasnya cakupan
investasi Korea di berbagai bidang perdaganan. Terlepas dari dampak panjang yang
15

http://www.pinayinkorea.com/?tag=hangul-korean-language-letters-will-i-amnicki-minaj-check-it-out-music-video (Diakses tanggal 3 April 2011)

17

akan terus berlanjut, keberhasilan korea ini memang suatu fenomena tersendiri dalam
dunia global. Dalam situasi dunia di mana pertukaran informasi terjadi hampir tanpa
halangan apa pun, Korea telah berhasil menjejakkan pengaruhnya di dunia.
Seiring dengan hal itu, semakin dikenalnya bahasa Korea dan semakin
terbukanya tuntutan untuk mengenal dan mempelajari bahasa negara ini, tak bisa
dilepaskan dari peran pemerintah dan swasta baik dari media massa, industri,
masyarakat, dan lembaga pendidikan yang secara sadar maupun tidak telah membantu
terjadinya aliran budaya yaitu, pengenalan bahasa Korea ke seluruh dunia. Bahkan,
dengan sinergi pemerintah dan swastalah bahasa Korea berhasil memasuki semua sudut
negara-negara lain di dunia.
Perubahan yang dialami oleh bahasa Korea, dari suatu bahasa yang hanya
dipakai oleh sekitar 70 juta jiwa menjadi salah satu bahasa dunia yang mulai semakin
dikenal merupakan suatu fenomena yang menarik untuk dikaji. Sebagai sebuah negara
yang banyak diperhitungkan kiprahnya di kawasan Asia, Korea tidak bisa begitu saja
dilihat sebelah mata. Banyak hal yang bisa dipelajari dari fenomena itu, terutama
bagaimana semua pihak di dalam negeri bersatu padu membuat fenomena itu menjadi
suatu komoditas yang berharga bagi bangsa.
Bagi Indonesia, selain banyak yang bisa dipelajari, dengan semakin banyaknya
produk budaya Korea yang secara sadar atau tidak telah menemani kehidupan
masyarakat Indonesia, pentinglah kiranya pemahaman terhadap bahasa dan budaya
Korea mulai diperkenalkan di tingkat yang lebih luas lagi. Tidak hanya di kalangan
perguruan tinggi seperti saat ini, namun bisa juga dimulai dari kalangan sekolah
menengah sehingga pemahaman tentang Korea semakin luas yang akhirnya diharapkan
hubungan budaya antarkedua negara bisa semakin diterima dan berlanjut lebih baik.

18

Referensi
Choi, Wan-gee. The Traditional Education of Korea . Seoul: Ewha Womans University
Press. 2006. hal. 40-41
Fakta-Fakta tentang Korea. Seoul: Pelayanan Kebudayaan dan Informasi Korea

Kementerian Kebudayaan, Olahraga dan Pariwisata. 2008.
Ha, Tae Hung. Guide to Korean Culture. Seoul: Yonsei University Press. 1985.
Kim, Geung-seob, et al. “Pemahaman Antarbudaya di Perusahaan Korea ”. Laporan
Penelitian. Pusat Studi Korea UGM, 2004.
Nugroho, Suray Agung, “The Recent Depiction of Hallyu in Indonesia”. Paper
disampaikan pada The 10th Korea Forum yang diselenggarakan oleh KISEAS,
SEASREP dan Pusat Studi Korea UGM, Juli 2010.
Park, Dong-geun. Everything You Wanted to Know about the Korean Language . Seoul:
The National Institute of The Korean Language. Juli 2010.
Yang, Seung-yoon, Seputar Kebudayaan Korea . Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press. 1995
Laman
www.alexa.com/topsites/countries/KR
www.chinatraveldepot.com/C201-Chinese-Language-Influence
www.cia.gov/library/publications/the-world-factbook/
www.glyphs.webfoot.com/blog/2011/03/12/hangul-1446-ad-korea/
www.internetworldstats.com/stats7.htm
www.koreatimes.co.kr/www/news/nation/2010/10/113_74114.html
www.liquida.com/literacy-rate-in-asian-countries
www.pinayinkorea.com/?tag=hangul-korean-language-letters-will-i-am-nicki-minajcheck-it-out-music-video

19