PENERAPAN PENDEKATAN WRITING AS A PROCES

Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

PENERAPAN PENDEKATAN WRITING-AS-A-PROCESS BERBANTUAN MEDIA
GAMBAR PERISTIWA UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS
RECOUNT TEXT
Elies Kristina, S. Pd., Guru Bahasa Inggris SMP Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan
ABSTRACT
The aims of the research are: 1) to
improve the students' attitude in writing
recount text lesson, 2) to improve the
student's skill in writing recount text, through
the method of writing as a process approach
by using picture-of-event-media in learning
writing recount text. The subjects of the study
were the students of 8F grade semester 1 SMP
Negeri 1 Purwodadi, Grobogan District in the
academic year 2016/2017. The results of the
study showed that the application of writing
as a process approach through picture-ofevent-media-assisted approach: 1) improve
the students' attitude; 2) improve the
students’ writing skills recount text.


Informasi Artikel:
Artikel diterima: 24 Juli 2017
Diterima setelah revisi: 30 Juli 2017
Disetujui untuk diunggah: 5 Agustus 2017

©2017, Entrance Jurnal Pendidikan

Keywords:

www.jurnalcenter.com

writing as a process, recount text,
picture-of-event-media.

susnya di kelas 8 F SMP Negeri 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan antara
lain: (1) minat siswa kurang optimal, (2)
aktivitas menulis siswa cenderung rendah, (3) siswa kesulitan menuangkan
dan mengembangkan ide atau gagasan
dalam bentuk tulisan, dan (4) siswa kesulitan dalam pengorganisasian tulisan

sehingga menjadi suatu wacana yang
bermakna.
Hasil pengamatan awal terhadap
aktivitas pembelajaran keterampilan menulis dalam membuat karangan sederhana recount text bahasa Inggris menunjukkan bahwa dari 38 siswa hanya 18
siswa (47.37%) yang mampu mendapat
nilai A (sangat baik) dan B (baik). Sisanya 20 siswa (52.63%) masih memperoleh nilai C (Cukup Baik) dan D (Kurang
Baik). Sedangkan nilai rata-rata kete-

PENDAHULUAN
Hasil akhir dari proses pembelajaran bahasa Inggris adalah kemampuan produksi bahasa atau language
production, yang mencakup produksi
bahasa secara aktif (verbal/oral) yaitu
berbicara atau speaking, dan produksi
bahasa secara pasif yaitu menulis atau
writing. Kemampuan memproduksi bahasa, baik secara aktif – berbicara, maupun secara pasif – menulis, bagi sebagian
siswa dianggap sebagai keterampilan
yang sulit dikuasai terutama bagi siswa
kelas 8 yang baru beberapa satu tahun
mendapatkan pembelajaran bahasa Inggris.
Sebagai guru bahasa Inggris,

peneliti mengamati beberapa fenomena
utama kesulitan mengajarkan keterampilan menulis bagi siswa kelas 8, khu54

55
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

rampilan menulis 70.18 atau masih
berada dalam klasifikasi C (Cukup Baik).
Untuk meningkatkan keterampilan menulis siswa perlu dilakukan perbaikan dan penyempurnaan pembelajaran keterampilan menulis bahasa Inggris pada siswa kelas 8 F SMP Negeri 1
Purwodadi, Kabupaten Grobogan, dengan menggunakan pendekatan Writing as
a Process.
Merujuk pada latar belakang
masalah di atas, maka tujuan penelitian
ini adalah: 1) Untuk meningkatkan sikap
siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis recount text mata pelajaran
bahasa Inggris bagi siswa kelas 8 F
semester 1 SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2016/2017 melalui penerapan pendekatan writing as a process
berbantuan media gambar peristiwa;

dan 2) Untuk meningkatkan keterampilan menulis recount text mata pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas 8 F
semester 1 SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2016/2017 melalui pendekatan writing as a process berbantuan
media gambar peristiwa.
Penelitian ini diharapkan dapat
memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. Manfaat
tersebut adalah: 1) Bagi siswa, diharapkan dapat meningkatkan kepercayaan diri dan kesadaran terhadap manfaat dan pentingnya keterampilan menulis bahasa melalui penerapan pendekatan writing as a process; 2) Bagi guru,
dapat menambah pengalaman dalam
memahami pelaksanaan pembelajaran
menulis dengan pendekatan writing as a
process; 3) Bagi sekolah, dapat member
masukan yang positif khususnya bagi
kepala sekolah dalam upaya peningkatan
kualitas pendidikan dan kualitas pembelajaran bahasa Inggris di sekolah.

LANDASAN TEORI
Keterampilan Menulis
Menulis adalah rangkaian kegiatan mengungkapkan gagasan secara tidak
langsung kepada orang lain melalui tulisan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1219) menulis adalah (1)
membuat huruf (angka, dsb), (2) melahirkan pikiran atau perasaan (seperti

mengarang, membuat surat), (3) menggambar, melukis, (4) membatik (kain).
Menurut Gie (2002: 3) menulis
adalah rangkaian kegiatan seseorang mengungkapkan gagasan dan menyampaikannya melalui tulisan kepada masyarakat untuk dipahami.
Pada dasarnya menulis merupakan kegiatan seseorang untuk mengungkapkan pendapat, gagasan, ide atau pikiran melalui bahasa tulis berisi lambang-lambang grafik yang mudah dipahami oleh orang lain (pembaca).
Tujuan Menulis
Semi (2007: 14) merangkumkan
tujuan menulis antara lain sebagai berikut: 1) Untuk menceritakan sesuatu; 2)
Untuk memberikan petunjuk atau pengarahan; 3) Untuk menjelaskan sesuatu;
4) Untuk meyakinkan orang lain; 5) Untuk merangkum.
Pembelajaran menulis yang dilakukan dalam penelitian ini bertujuan untuk
menceritakan sesuatu yang dipikirkan
penulis agar dapat memberi informasi
kepada pembaca. Informasi yang dimaksud terangkum dalam bentuk sebuah
karangan narasi.
Tahapan dalam Menulis
Pada dasarnya aktifitas menulis
bisa dibagi dalam tiga tahapan, yakni
tahap pra-penulisan, penulisan, dan
pasca-penulisan.


56
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

Fase pra-penulisan mencakup aktivitas memilih topik, menetapkan tujuan
dan sasaran, mengumpulkan bahan atau
informasi yang diperlukan, serta mengorganisasikan ide dalam bentuk kerangka karangan. Ada beberapa tips menjemput ide seperti yang dikemukakan
Combs (1996: 29), yaitu: (1) banyak
membaca, (2) menjawab pertanyaan dari
orang lain, (3) berdiskusi dengan orang
lain, dan (4) peka terhadap lingkungan
sekitar.
Tahap berikutnya adalah tahap
penulisan. Tahap ini adalah pengembangan kerangka karangan. Kerangka karangan dikembangkan menjadi awal karangan, isi karangan dan akhir karangan
yang berfungsi sebagai darft karangan.
Tahap Pasca-penulisan
Tahap ini adalah penyuntingan dan
perbaikan draft karangan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1) membaca keseluruhan karangan; 2) menandai
dan memberikan catatan pada hal-hal
yang harus disempurnakan; serta; melakukan perbaikan sesuai dengan temuan
saat penyuntingan.

Teknik
Menulis

Penilaian

Kemampuan

Nurgiyantoro (dalam Iskandarwassid dan Sunendar, 2011:250)
berpendapat bahwa penilaian yang dilakukan terhadap karangan siswa biasanya
bersifat holistis, impresif, dan selintas,
maksudnya adalah penilaian yang ber-sifat menyeluruh berdasarkan kesan yang
diperoleh dari membaca karangan secara
selintas. Dalam kaitannya dengan penilaian karangan, berikut ini beberapa
kriterianya: 1) kualitas dan ruang lingkup isi; 2) organisasi dan penyajian isi;
3) komposisi; 4) kohesi dan koherensi;

5) gaya dan bentuk bahasa; 6) mekanik:
tata bahasa, ejaan, dan tanda baca; 7)
kerapian tulisan dan kebersihan; dan 8)
respon afektif pengajar terhadap karya

tulis. Selain penilaian dengan kriteria
tersebut, dapat pula dipilih model penilaian dengan analisis unsur karangan.
Unsur yang dimaksud adalah isi gagasan,
organisasi isi, tata bahasa dan pola kalimat, gaya; pilihan struktur dan kosa kata,
serta ejaan (Aries dan Febru, 2011:137).
Tulisan Recount Text
Recount text adalah adalah sebuah
jenis teks yang berisi tentang pengalaman seseorang atau peristiwa yang
terjadi pada waktu lampau yang
diungkapkan secara runut.
Jenis recount text ada tiga, yaitu: 1)
personal recount, yaitu menceritakan
kembali pengalaman di mana penulis terlibat secara langsung; 2) factual recount,
yaitu menceritakan kembali kejadian
atau insiden, seperti berita koran, laporan kecelakaan; dan 3) imaginative
recount, yaitu menceritakan peran yang
bersifat imajinatif dan menghubungkan
kejadian khayalan (Emilia dkk., 2008:
16). Jenis recount text yang diteliti dalam
penelitian tindakan kelas ini adalah

personal recount.
Struktur Tulisan Recount Text
Struktur recount text biasanya
dimulai dengan penjelasan mengenai
siapa, kapan, di mana, dan mengapa,
diikuti dengan kejadian penting yang
disusun dalam urutan waktu, dan
diakhiri dengan refleksi penulis tentang
kejadian-kejadian yang diceritakannya.

57
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

Tabel 1
Struktur Tulisan Recount Text
Struktur
Orientation

Fungsi (Function)
Pembukaan

(pengenalan
tokoh, tempat, waktu, dan
kejadian/aktivitas si pelaku)
Sequence of
Kejadian (rangkaian kejadian
Events
yang dilakukan)
ReSimpulan (beirisi refleksi
orientation/
pelaku terhadap kejadian atau
Conlcusion
aktivitas yang dilakukan)
Sumber: Fadlun, 2011: 98

Pendekatan Writing as a Process
Pendekatan proses Writing as a
Process pada dasarnya adalah menelusuri kembali proses penulisan suatu
karangan untuk memahami dan menganalisa isi tulisan. Dengan kata lain, pendekatan ini menekankan aspek proses
bagaimana seorang penulis menciptakan
tulisannya (Combs, 1996: 15).

Langkah-langkah Menulis dengan
Pendekatan Writing as a Process
Tahapan dalam (writing process)
meliputi:
prewriting (pra-penulisan),
writing (penulisan draf), revising
(perbaikan), dan rewriting (penyempurnaan) (Hyland, 2005: 11, Ellis, dkk.,
2009). Berikut ini dipaparkan empat
tahapan proses menulis, yaitu: 1) prapenulisan, 2) penulisan draf, 3) perbaikan, dan 4) penyempurnaan.

sebagai tahap latihan (rehearsing), yakni
tahap untuk menemukan apa yang ingin
ditulis. Dalam kegiatan pembelajaran,
tahap pra-penulisan dibangun guru dan
siswa melalui brainstorming dan free
writing. Brainstorming adalah curah pendapat, diikuti dengan free writing yaitu
membuat catatan bebas. Kegiatan ini bisa
dilakukan secara individual, kelompok
(clustering), dan klasikal, menyimak terbimbing, dan pengimajinasian.
Tahap Penulisan Draf
Tahap penulisan draf disebut
Temple, dkk. (dalam Harmer, 2007: 17)
sebagai kegiatan yang tentatif, artinya
penulisan draf pertama akan bersambung dan berubah dengan penulisan draf
kedua dan seterusnya.
Pada tahap ini penulis berdialog
dengan dirinya sendiri sambil membaca
draf yang ditulisnya. Dalam penulisan
yang bersifat kelompok, dialog dapat
terjadi dengan anggota kelompok yang
lain. Fokus dialog pada tahap ini berupa
isi atau makna tulisan.
Tahap Perbaikan
Inti kegiatan pada tahap perbaikan
adalah memperbaiki dan menyempurnakan draf tulisan. Perhatian utama pada
tahap perbaikan adalah tentang isi
tulisan. Apa yang telah ditulis dapat disempurnakan dan disusun kembali.

Tahap Pra-penulisan

Tahap Penyempurnaan

Tahap pra-penulisan adalah kegiatan penulis mencari dan menemukan
apa yang ingin ditulisnya, yang mencakup pemilihan topik, memikirkan tujuan,
bentuk, dan pembaca, serta memampatkan dan mengorganisasikan gagasan.
Temple, dkk. (dalam Harmer,
2007: 15) menyebut tahap pra-penulisan

Penyempurnaan didasarkan pada
hasil pembacaan kembali (refleksi) penulis dan dari hasil curah pendapat dengan orang lain. Selain mencakup isi karangan, penyempurnaan dilakukan pula
pada aspek teknis tulisan, misalnya cara
menggunakan huruf kapital, tanda koma,
tanda titik, kalimat langsung dan tak

58
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

langsung, pemilihan kata, dan cara menyusun kalimat. Tulisan pada tahap penyempurnaan ini merupakan hasil akhir
penulis yang siap dikomunikasikan kepada pembaca.
Berdasarkan penjelasan di atas,
maka proses penulis dengan pendekatan
Writing as a Process dapat disajikan
secara visual ke dalam diagram berikut
ini.

Diagram 1. Pendekatan Writing as A
Process

Pengertian Media Gambar Peristiwa
Kata media berasal dari bahasa
latin dan merupakan bentuk jamak dari
kata medium , yang secara harafiah berarti perantara atau penyalur . Menurut
Arsyad (2012: 8), media adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk
merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan siswa sehingga bisa mendorong
terjadinya proses belajar pada siswa.
Sedangkan menurut Gagne (Sadiman,
2012: 6), media adalah berbagai jenis
komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Selain itu media adalah segala alat fisik
yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.
Media gambar suatu peristiwa bisa
berupa gambar atau kejadian yang pernah dialami. Media gambar sebagai
media pembelajaran menulis memiliki
kelebihan dan kekurangan. Beberapa ke-

lebihan media gambar menurut Sadiman
(2012: 29), antara lain adalah sebagai
berikut: 1) Gambar bersifat konkret,
gambar lebih menunjukkan pokok masalah dibandingkan dengan media verbal
semata; 2) Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu; 3) Gambar dapat
mengatasi keterbatasan pengamatan
kita; 4) Gambar dapat memperjelas suatu
masalah, dalam bidang apa saja dan
untuk tingkat usia berapa saja, sehingga
dapat mencegah atau membetulkan
kesalahpahaman; dan 5) Gambar harganya murah dan mudah didapat serta
digunakan tanpa peralatan khusus.
Selanjutnya, Sadiman (2012: 29)
mengungkapkan beberapa kekurangan
media gambar sebagai berikut: 1) Gambar hanya menekankan persepsi indera
mata; 2) Gambar benda yang terlalu
kompleks kurang efektif untuk kegiatan
pembelajaran; dan 3) Media gambar
ukurannya sangat terbatas untuk
kelompok besar.
Penggunaan media gambar peristiwa sebagai media pembelajaran menulis tulisan recount text, selain mudah
didapatkan juga memudahkan siswa
dalam memunculkan ide yang kreatif
dalam bentuk tulisan recount text. Hal
tersebut dikarenakan media gambar
mampu menyampaikan pesan atau informasi secara visual sehingga merangsang
kreativitas siswa dalam menafsirkan dan
mengemukakan sendiri hal-hal yang terkandung di dalamnya.

59
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

Gambar 2. Media gambar peristiwa

Kerangka Berpikir
Berdasarkan hasil identifikasi awal
terhadap pembelajaran menulis pada
siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi, dapat diketahui bahwa
keterampilan menulis siswa belum optimal, terlihat darijumlah siswa yang
memperoleh nilai keterampilan menulis
dengan klasifikasi A dan B baru mencapai 21 orang (55.26%), sedangkan sisanya 17 orang (44.74%) masih memperoleh nilai dengan klasifikasi C dan D.
Nilai rata-rata keterampilan menulis di
kelas tersebut baru mencapai 68.47 atau
masih berada dalam klasifikasi B- (Baik).
Kurang optimalnya keterampilan
menulis siswa diduga karena minat dan
motivasi serta aktivitas siswa dalam
pembelajaran menulis kurang optimal,
maka guru berupaya melakukan perbaikan pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru adalah dengan menerapkan
pendekatan writing as a process dalam
pembelajaran menulis tulisan recount
text.
Agar lebih mudah dipahami, maka
kerangka berpikir tersebut di atas dapat
disajikan secara skematis ke dalam diagram berikut ini

Gambar 3. Diagram Kerangka Berpikir

Hipotesis Tindakan
Berdasarkan landasan teori dan
kerangka pemikiran di atas, selanjutnya
dapat dirumuskan hipotesis tindakan
sebagai berikut ini: 1) Melalui penerapan
pendekatan writing as a process dapat
meningkatkan sikap siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis recount
text mata pelajaran bahasa Inggris bagi
siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017;
2) Melalui penerapan pendekatan writing as a process dapat meningkatkan keterampilan menulis recount text mata
pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas
8 F semester 1 SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2016/2017.
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di kelas 8F
semester 1 SMPN 1 Purwodadi, Kabupaten Grobogan tahun pelajaran 2016/
2017, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada semester 1 tahun pelajaran 2016/2017 selama 3 (tiga) bulan,
yaitu dimulai pada bulan Oktober 2016
sampai dengan bulan Desember 2016.

60
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

Subjek dalam penelitian ini adalah
siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi, Kabupaten Grobogan tahun
pelajaran 2016/2017 yang terdiri dari
38 orang.
Prosedur analisis data menggunakan model alur dari Kemmis dan Taggart
yang intinya mengidentifikasi perkembangan dan perubahan subjek setelah diberi perlakuan khusus atau dikondisikan
pada situasi tertentu dengan pembelajaran tindakan dalam kurun waktu tertentu dan berulang-ulang sampai program dinyatakan berhasil (Wiriaatmadja,
2006: 62).
Analisis data dalam penelitian ini
menggunakan teknik analisis deskriptif
kualitatif – kuantitatif. Analisis data secara kualitatif digunakan untuk menganalisis data kualitatif, seperti hasil observasi dan studi dokumentasi. Tahapan
analisis data deskriptif kualitatif terdiri
dari: pemaparan data, reduksi (data yang
sudah ada di cek dan dicatat kembali),
kategorisasi (data dipilah-pilah), penafsiran dan penyimpulan.
Analisis data deskriptif kuantitatif
digunakan untuk menganalisa data kuantitatif, seperti hasil tes. Data kuantitatif
berupa nilai hasil belajar siswa yang
didapat dengan menggunakan teknik
analisis statistik deskriptif misalnya,
mencari nilai rerata (Arikunto, 2010:
189).
Indikator
keberhasilan
dalam
penelitian ini terdiri dari indikator sikap
ilmiah dan hasil belajar sebagai berikut
ini: 1) Pembelajaran dianggap berhasil
meningkatkan sikap siswa dalam pembelajaran apabila secara klasikal sikap
siswa dalam pembelajaran termasuk
klasifikasi B (Baik); 2) Pembelajaran
dianggap berhasil meningkatkan sikap
siswa dalam pembelajaran apabila jum-

lah siswa dengan skor sikap klasifikasi A
(Sangat Baik) dan B (Baik) mencapai >
80.00% dari jumlah siswa; 3) Klasifikasi
penilaian keterampilan menulis recount
text dalam pembelajaran bahasa Inggris
adalah sebagai berikut:
Tabel 2
Kategorisasi Penilaian Keterampilan
Menulis
Kategori
No
Skor Penilaian
Keterampilan
1.
Kategori A (Sangat
‘> 85.00
Baik)
2.
Kategori B (Baik)
75.00 < X < 85.00
3.
Kategori C (Cukup
60.00 < X < 75.00
Baik)
4.
Kategori D (Kurang
‘< 60.00
Baik)

Pembelajaran dianggap berhasil
apabila nilai rata-rata keterampilan menulis siswa sudah mencapai klasifikasi B
(Baik) yaitu dengan nilai rata-rata kelas
sebesar> 75.00.
Pembelajaran dianggap berhasil
apabila jumlah siswa yang sudah memperoleh nilai keterampilan menulis
dengan klasifikasi A (Sangat Baik dan
klasifikasi B (Baik) sudah mencapai >
80.00% dari jumlah siswa.
Hasil dan Pembahasan
Penerapan pendekatan writing as a
process berbantuan media gambar
peristiwa dapat meningkatkan sikap
siswa dalam pembelajaran
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa Melalui penerapan pendekatan writing as a process berbantuan
media gambar peristiwa dapat meningkatkan sikap siswa dalam pembelajaran keterampilan menulis recount
text mata pelajaran bahasa Inggris bagi

61
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017
terbukti kebenarannya. Hal ini dibuktikan dengan meningkatnya jumlah siswa dengan sikap kategori A dan B pada
setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Hasil pengamatan pada kondisi
awal, menunjukan bahwa jumlah siswa
dengan sikap sosial kategori A 6 orang
(15.79%). Jumlah siswa dengan sikap
sosial kategori B 9 orang (23.68%), sikap
sosial kategori C 13 orang (34.21%),
kategori D 10 orang (26.32%).
Hasil-hasil tersebut menunjukkan
bahwa jumlah siswa dengan sikap sosial
kategori Adan B pada kondisi awal baru
mencapai 15 orang (39.47%), karena itu
perlu perbaikan pembelajaran untuk
meningkatkan sikap sosial siswa dalam
pembelajaran.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I adalah membagi siswa ke dalam 6 kelompok
masing-masing beranggotakan 6 orang
dan ada 2 kelompok yang beranggotakan
7 orang. Pada tindakan Siklus I guru
memberikan tugas kelompok sehingga
siswa dapat bekerjasama dan melakukan
brain-storming dalam penggalian gagasan menulis. Guru membantu siswa menggali gagasan penulisan melalui pertanyaan-pertanyaan tentangdaily activities
dan penayangan gambar peristiwa yang
relevan dengan kehidupan sehari-hari
siswa.
Hasil pengamatan pada tindakan
Siklus I, menunjukkan bahwa jumlah siswa dengan sikap sosial kategori A 10
orang (26.32%), kategori B 14 orang
(36.84%), kategori C 11 orang (28.95%),
kategori D 3 orang (7.89%). Jumlah
siswa dengan sikap sosial kategori A dan
B meningkat dari 15 orang (39.47%)

pada kondisi awal, menjadi 24 orang
(63.16%) pada tindakan Siklus I.
Peningkatan sikap sosial siswa dalam pembelajaran pada tindakan Siklus I
dianggap belum optimal, karena belum
memenuhi indikator kinerja yang menuntut jumlah siswa dengan sikap sosial
kategori A dan B > 80.00% dari jumlah
siswa. Karena itu perludiperbaiki pada
tindakan Siklus II dengan fokus meningkatkan sikap sosial siswa.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II adalah membagi siswa ke dalam 9 kelompok
masing-masing beranggotakan 4 orang
dan ada 2 kelompok yang beranggotakan
5 orang.
Hasil pengamatan pada tindakan
Siklus II, menunjukkan bahwa jumlah
siswa dengan sikap sosial kategori A15
orang (39.47%), kategori B 17 orang
(44.74%), kategori C 6 orang (15.79%),
dan kategori D sudah tidak ada lagi
(0.00%).
Hasil-hasil tersebut menunjukkan
bahwa, maka jumlah siswa dengan sikap
sosial kategori A dan B meningkat dari
24 orang (63.16%) pada tindakan Siklus
I, menjadi 32 orang (84.21%) pada
tindakan Siklus II.
Tabel 3
Peningkatan Sikap Sosial Siswa dari
Kondisi Awal hingga Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil-hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa melalui pene-

62
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

rapan pendekatan writing as a process
berbantuan media gambar peristiwa dapat meningkatkan sikap siswa dalam
pembelajaran keterampilan menulis recount text mata pelajaran bahasa Inggris
bagi siswa kelas 8 F semester 1 SMP
Negeri 1 Purwodadi tahun pelajaran
2016/2017. Jumlah siswa dengan sikap
sosial kategori A (Sangat Baik) dan B
(Baik) meningkat dari 15 orang
(39.47%) pada kondisi awal, menjadi 24
orang (63.16%) pada tindakan Siklus I,
kemudian menjadi 32 orang sisa
(84.21%) pada tindakan Siklus II.
17

18
15

16

14

14
12

10

10
8

13
11

10

9

6

6

6
3

4
2

0

0
Sngt Baik

Baik
Awal

Ckp Baik
Siklus I

Krg Baik

Siklus II

Gambar 4 Peningkatan Sikap Sosial Siswa
dari Kondisi Awal hingga Tindakan Siklus
II

Penerapan pendekatan writing as a
process berbantuan media gambar
peristiwa
dapat
meningkatkan
keterampilan menulis recount text
pada siswa
Hipotesis tindakan yang menyatakan bahwa Melalui penerapan pendekatan writing as a process berbantuan
media gambar peristiwa dapat meningkatkan keterampilan menulis recount
text mata pelajaranbahasa Inggris bagi
siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1

Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017
terbukti kebenarannya. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai ratarata hasil belajar dan banyaknya siswa
dengan keterampilan menulis recount
text kategori A dan B pada setiap siklus
tindakan yang dilakukan.
Hasil identifikasi awal menunjukkan bahwa keterampilan menulis siswa
di kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017
masih rendah. Hal ini ditunjukkan dengan nilai rata-rata sebesar 70.18 dan
banyaknya siswa dengan keterampilan
menulis recount text kategori A dan baru
mencapai 18 orang (47.37%). Atas dasar
hal tersebut, guru melakukan perbaikan
pembelajaran dengan menerapkan pendekatan Writing as a process guna
meningkatkan keterampilan menulis
recount text bagi siswa.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus I
adalah membagi siswa ke dalam 6 kelompok masing-masing beranggotakan 6
orang dan ada 2 kelompok yang beranggotakan 7 orang. Pada tindakan Siklus I
tersebut guru memberikan tugas kelompok sehingga siswa dapat bekerjasama
dan melakukan brain-storming dalam
penggalian gagasan menulis. Guru membantu siswa menggali gagasan penulisan
melalui pertanyaan-pertanyaan mengenai daily activities dan penayangan
gambar peristiwa yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari siswa.
Upaya yang dilakukan guru pada
tindakan Siklus I berhasil meningkatkan
keterampilan siswa dalam menulis recount text. Hal ini ditunjukkan dengan
meningkatnya nilai rata-rata keterampilan menulis recount text dan banyaknya siswa dengan keterampilan

63
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

menulis recount text kategori A dan B
dibandingkan kondisi sebelumnya.
Nilai rata-rata keterampilan menulis recount text mengalami peningkatan
dari 70.61 pada kondisi awal menjadi
76.61 pada akhir tindakan Siklus I.
Banyaknya siswa dengan keterampilan
menulis recount text kategori Adan B
mengalami peningkatan dari 18 orang
(47.37%) pada kondisi awal menjadi 22
orang (57.89%) pada akhir tindakan
Siklus I.
Peningkatan yang diperoleh siswa
dipandang belum optimal, karena belum
memenuhi indikator kinerja yang menuntut jumlah siswa dengan keterampilan menulis recount textkategori A dan
B harus> 80.00% dari jumlah siswa.
Hasil refleksi menunjukkan bahwa siswa
masih mengalami kelemahan dalam hal
penulisan tata bahasa (grammar), terutama dalam penggunaan bentuk waktu
(tenses), dan pada aspek koherensi di
mana siswa terlalu banyak menggunakan
kata sambung.
Dari kondisi tersebut, guru melakukan perbaikan pada tindakan Siklus
II. Perbaikan difokuskan peningkatan
keterampilan penulisan tata bahasa dan
penggunaan bentuk waktu serta koherensi.
Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru pada tindakan Siklus II
adalah membagi siswa ke dalam 9 kelompok masing-masing beranggotakan 4
orang dan ada 2 kelompok yang
beranggotakan 5 orang.
Upaya yang dilakukan guru pada
tindakan Siklus II berhasil meningkatkan
keterampilan siswa dalam recount text.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata keterampilan menulis
recount text dan banyaknya siswa dengan keterampilan menulis recount text

kategori A dan B dibandingkan kondisi
sebelumnya. Nilai rata-rata keterampilan
menulis recount text pada siswa mengalami peningkatan dari 76.61 pada
akhir tindakan Siklus I menjadi 82.16
pada akhir tindakan Siklus II. Banyaknya
siswa dengan keterampilan menulis recount text kategori A dan B mengalami
peningkatan dari 22 orang (57.89%) pada akhir tindakan Siklus I, meningkat
menjadi 31 orang (81.58%) pada akhir
tindakan Siklus II.
Data perkembangan keterampilan
menulis recount text pada siswa dari
kondisi awal hingga siklus II dapat disajikan ke dalam tabel berikut.
Tabel 4
Peningkatan Keterampilan Menulis
Recount Text Siswa dari Kondisi Awal
Hingga Akhir Tindakan Siklus II

Berdasarkan hasil-hasil tersebut,
dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pendekatan writing as a process
berbantuan media gambar peristiwa
dapat meningkatkan keterampilan menulis recount text dalam pembelajaran
bahasa Inggris bagi siswa kelas 8 F
semester 1 SMP Negeri 1 Purwodadi
tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai
rata-rata keterampilan menulis recount
text dan banyaknya siswa dengan keterampilan menulis recount text kategori
A dan B pada setiap siklus tindakan yang
dilakukan. Nilai rata-rata keterampilan
menulis recount text pada siswa menga-

64
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

lami peningkatan dari 70.18 pada kondisi awal, menjadi 76.61 pada tindakan
Siklus I, meningkat menjadi 82.16 pada
akhir tindakan Siklus II. Jumlah siswa
dengan nilai keterampilan menulis kategori A dan B meningkat dari 18 orang
(47.37%) pada kondisi awal, meningkat
menjadi 22 orang (57.89%) pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat
menjadi 31 orang (81.58%) pada tindakan Siklus II.
Data peningkatan keterampilan
menulis recount text pada siswa dari
kondisi awal hingga siklus II dapat disajikan ke dalam diagram berikut.

Gambar 5 Peningkatan Keterampilan
Menulis Recount Text Siswa dari Kondisi
Awal Hingga Akhir Tindakan Siklus II

PENUTUP
Berdasarkan temuan-temuan penelitian dan analisis, maka selanjutnya
dapat diperoleh simpulan sebagai verikut; 1) Penerapan pendekatan writing as
a process berbantuan media gambar
peristiwa dapat meningkatkan sikap siswa dalam pembelajaran keterampilan
menulis recount text mata pelajaran bahasa Inggris bagi siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1 Purwodadi tahun
pelajaran 2016/2017. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah siswa
dengan sikap kategori A (Sangat Baik)
dan B (Baik) pada setiap siklus tindakan

yang dilakukan. Jumlah siswa dengan
sikap sosial kategori A (Sangat Baik) dan
B (Baik) meningkat dari 15 orang
(39.47%) pada kondisi awal, meningkat
menjadi 24 orang (63.16%) pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat
menjadi 32 orang (84.21%) pada tindakan Siklus II; 2) Penerapan pendekatan writing as a process berbantuan
media gambar peristiwa dapat meningkatkan keterampilan menulis recount
text mata pelajaranbahasa Inggris bagi
siswa kelas 8 F semester 1 SMP Negeri 1
Purwodadi tahun pelajaran 2016/2017.
Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata hasil belajar dan
banyaknya siswa dengan keterampilan
menulis recount text kategori A (Sangat
Baik) dan B (Baik) pada setiap siklus tindakan yang dilakukan.
Nilai rata-rata keterampilan menulis recount text pada siswa mengalami
peningkatan dari 70.18 (kategori C) pada
kondisi awal, menjadi 76.61 (kategori B)
pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 82.16 (kategori B) pada
akhir tindakan Siklus II. Jumlah siswa dengan nilai keterampilan menulis kategori
A (Sangat Baik) dan B (Baik) meningkat
dari 18 orang (47.37%) pada kondisi
awal, meningkat menjadi 22 orang
(57.89%) pada tindakan Siklus I, kemudian meningkat menjadi 31 orang
(81.58%) pada tindakan Siklus II.
Berdasarkan kesimpulan hasil
penelitian, maka dapat disarankan halhal sebagai berikut.
Bagi Siswa. Bagi siswa disarankan
untuk lebih giat dan aktif dalam belajar
menulis sehingga keterampilan menulis
semakin optimal.
Bagi Guru. Hasil penelitian
menunjuk-kan
bahwa
pendekatan

65
Elies Kristina, S.Pd. / Entrance Jurnal Pendidikan Vol. 1 No. 1, September - Oktober 2017, 54 - 66

writing as a process berbantuan media
gambar pe-ristiwa dapat meningkatkan
sikap sosial dan keterampilan menulis
recount text pada siswa. Untuk itu
disarankan kepada para guru untuk mau
menggunakan
berbagai
metode
pembelajaran yang bervariatif.

Emilia, Hermawan & Tati, 2008.
Pendekatan Genre Based dalam
Kurikulum Bahasa Inggris Tahun
2006: Penelitian Sebuah Tindakan
Kelas di Sebuah SMP Negeri di
Badung.
Bandung:
Jurusan
Pendidikan Bahasa Inggris FPBS
UPI.

Bagi Sekolah. Hasil penelitian ini
diharapkan dapat memberikan gambaran bahwa penggunaan metode pembelajaran yang bervariatif mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Untuk
itu disarankan kepada sekolah untuk lebih mendorong para guru agar mau mencoba menggunakan berbagai metode
pembelajaran guna meningkatkan kualitas pembelajaran yang dilakukan.

Fadlun, Bahasa. 2011. Rangkuman
Intisari Bahasa Inggris. Surabaya:
Pustaka Agung Harapan.

DAFTAR PUSTAKA
Aries S., dan Erna Febru. 2011. Asesmen
dan evaluasi. Yogyakarta. Aditya
Media Publishing.
Arikunto,
Suharsimi,
dkk.
Penelitiaan
Tindakan
Jakarta: Bumi Aksara.

2010.
Kelas.

Gie,

The Liang. 2002. Terampil
Mengarang Bahasa Indonesia Siswa
Sekolah Dasar. Yogyakarta: Andi.

Harmer, Jeremy. 2007. The Practice of
English
Language
Teaching.
Cambrigde: Longman.
Hyland, Kenneth. 2005. Teaching and
ResearchingWriting.
Britain:
Pearson Education. Limited.
Iskandarwassid dan Dadang Suendar.
2009.
Strategi
Pembelajaran
Bahasa. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. 2007.
Jakarta: Balai Pustaka.

Combs, M. 1996. Develoing Competent
Reader and Writers in the Primary
Grades. Englewood Cliff: Prentice
Hall, Inc.

Semi,

Ellis, Carol Ann & Reed, Cheryl, 2003,
New Directions for Writers Volume
1: College Writing and Beyond,
New York: Addison Wesley
Longman.

Wiriaatmadja, Rochiati. 2006. Metode
Penelitian
Tindakan
Kelas.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sadiman, A.S. 2006. Media Pendidikan.
Jakarta: CV Rajawali.
M.A.
2007.
Dasar-dasar
Keterampilan Menulis. Bandung:
Angkasa.