makalah Komunikasi Keorganisasian Komunikasi Bis
Bab I
Pendahuluan
Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk karena adanya surat atau
dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak adanya interaksi atau komunikasi
tertentu diantara orang-orang yang menunjukkan bahwa mereka tengah berorganisasi.
Manusia di dalam kehidupannya selalu melakukan komunikasi dalam kesehariannya.
Manusia berkomunikasi dengan orang lain karena manusia adalah mahluk social yang
membutuhkan kelompok atau masyarakat lain dalam keberlangsungan hidupnya. Kita
tentu tidak dapat membayangkan masyarakat tanpa organisasi. Masyarakat tidaklah
mungkin ada tanpa organisasi. Ketika seseorang bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama, pada saat itulah organisasi ada. Hidup manusia selalu
dilingkupi atau berada dalam organisasi mulai dari organisasi kecil dan sederhana seperti
keluarga, hingga organisasi besar dan kompleks seperti perusahaan besar atau bahkan
Negara. Singkatnya, komunikasi membentuk organisasi atau apa yang sering disebut
komunikasi organisasi.
Kita semua tentu mengenal kata ‘organisasi’ dan dapat dengan mudah menyebut beberapa
contoh dari organisasi, seperti perguruan tinggi, perusahaan, lembaga pemerintah, dll.
Namun apa sebenarnya definisi dari organisasi itu sendiri?
Menurut Rogers, Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari mereka
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi juga merupakan sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugastugas dan wewenang (Bonnington). 1
Sedangkan definisi komunikasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menggolongkan, memilih, membentuk, dan mentransmisi suatu simbol untuk
menciptakan makna (Rasberry dan Lemoine)
Proses dalam mentransfer pesan antara pengirim dan penerima pesan (Gibson
dan Hodgetts)
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian
1 “Modern Business: A Systems Approach”
1
pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan.
Komunikasi Organisasi mempunyai arti
Gibson dan Hodgetts (1991) menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
penyampaian informasi dan pengetahuan diantara anggota-anggota organisasi
dengan maksud untuk mencapai efisiensi dan efektifitas organisasi.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi dalam organisasi yaitu
Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu
berubah-ubah. (Goldhaber dalam Romli 2005).
Komunikasi Organisasi dianggap jumlah kelompok jaringan komunikasi, dengan
masing-masing jaringan yang terkait dengan salah satu atau lebih dari tujuan
organisasi utama (Greenbaum, 1976 di Rasberry dan Lemoine, 1986)
Maka dari itu, organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dan komunikasi adalah perfecta yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam 1
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti/yang selalu berubah-ubah. Dari pengertian ini, komunikasi organisasi
mengandung 7 konsep kunci yaitu proses, jaringan, keadaan saling tergantung,
hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian.
1.
Proses
Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling
menukar pesan diantara anggotanya yang membentuk suatu organisasi.
2.
Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Kominkasi dapat efektif apabila pesan yang
dikirimkan oleh komunikator diartikan oleh komunikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirimnya. Symbol-simbol yang digunakan dalam pesan dapat
berupa verbal maupun non verbal.
3.
Jaringan
2
Pertukaran pesan dari orang-orang terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Luas dari jaringan dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain
hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seni dari arus pesan dan isi dari pesan.
Peranan tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi
atau pekerjaan tertentu baik secara formal maupun informal.
Faktor kedua yang mempengaruhi jaringan adalah arah. Ada 3 arah jaringan komunikasi
yaitu komunikasi pada bawahan (downward), komunikasi pada atasan (upward), dan
komunikasi horizontal.
4.
Keadaan saling tergantung
Keadaan saling tergantung 1 bagian dengan bagian lainnya merupakan suatu system
terbuka dalam suatu organisasi. Intinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan, maka
dia harus memperhitungkan implikasi keputusannya itu terhadap organisasinya secara
menyeluruh.
5.
Hubungan
Organisasi merupakan suatu system terbuka. Maka dari itu semuanya terletak pada
tangan manusia dimana jaringan suatu pesan dalam organisasi dihubungkan oleh
manusia.
6.
Lingkungan
Lingkungan adalah totalitas secara fisik dan factor social yang diperhitungkan dalam
pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system. Lingkungan dibagi 2 yaitu:
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah personalia (karyawan), staf dan komponen organisasi
lainnya
Lingkungan Eksternal adalah saingan, pelanggan, teknologi
Organisasi harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal karena lingkungan selalu
berubah-ubah. Maka organisasi memerlukan informasi baru yang dapat mengatasi
perubahan dengan menciptakan pertukaran pesan baik internal maupun eksternal.
7.
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang
3
diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan
informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan
lingkungan mereka. Oleh karena itu urusan utama komunikasi
menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang
mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
terlalu banyaknya
untuk menghadapi
organisasi adalah
diperlukan untuk
Dalam organisasi kompleks seperti perusahaan juga membutuhkan komunikasi, baik
antara atasan dengan bawahan maupun antara perusahaan dengan masyarakat umum.
Komunikasi organisasi diperlukan dalam perusahaan karena komunikasi berperan sebagai
sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi,
memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang
mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar.
Bab II
Kerangka Teori
4
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya
dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya yang instruktif,
berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai petugas
organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan pesan yang
terkait dengan kepentingan dinas. Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika
komunikasi antara dua orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan
berdasarkan prinsip - prinsip dan struktur organisasi. Aliran komunikasi formal dalam
organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu dari atas ke bawah (Downward
Communication), dari bawah ke atas (Upward Communication), horizontal
(Horizontal/lateral Communication), dan diagonal communication.
1.
Komunikasi dari atas ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke
tingkat bawah melalui hirarki organisasi. Bentuk dari aliran komunikasi ini
misalnya prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas,
umpan balik terhadap bawahan dan sebagainya. Kegunaan dari downward
communication:
a. Job instruction: Memberikan instruksi spesifik mengenai tugas dari suatu
pekerjaan dan bagaimana menjalankannya. Yang termasuk di dalamnya
yaitu:
Deskripsi pekerjaan, bimbingan pengawasan, program pelatihan,
perintah dan arahan (job description, supervisory guidance,
training programs, orders and directives)
Menyediakan informasi yang diperlukan pekerja untuk melakukan
pekerjaannya
Memberikan arahan tentang apa yang diharapkan dari seorang
pekerja
Memberti tahu otoritas dan tanggung jawabnya
Mendefinisikan bagaimana pekerjaan yang "bagus" itu
b. Job rationale: Memberikan alasan rasional kepada pekerja mengenai
pentingnya pekerjaan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan
yang lain. Tujuannya antara lain:
Agar pekerja memahami peranannya di dalam organisasi dan
bagaimana pekerjaan itu mempengaruhi pekerjaan orang lain
Mencegah keraguan akan pentingnya job intructions yg diterima
Mencegah demotivasi karena merasa pekerjaannya tidak penting
dan tidak perlu
c. Procedures, policies and practices: Memberikan data yang diperlukan
mengenai prosedur, kebijakan, dan praktik yang berlaku organisasi.
Diberikan dengan cara:
5
Sosialisasi tentang iklim korporat kepada pekerja: general
policies and procedures, on the job practices
Dimulai saat program orientasi penerimaan pekerja baru
On the job practices lebih banyak dikomunikasikan oleh
supervisor dan kelompok informal dalam organisasi
d. Performance feedback: Memberikan feedback atas kinerja pekerja
seperti:
Ukuran atas kinerja pekerja
Apakah kinerja pekerja masuk dalam standar perusahaan
Apa kelemahannya
Kesempatan karirnya seperti apa yang akan ia dapat
Mengarahkan apakah pekerja perlu mengikuti training programs
dan seperti apa training programs yang harus diikuti
e. Mission and goals: Memberikan informasi yang akan menimbulkan
pemahaman akan tujuan perusahaan. Komunikasi dalam organisasi
diharapkan dapat menyampaikan hal berikut kepada pekerja:
Misi dan tujuan organisasi
Menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi
Menyelaraskan performa pekerja dengan tujuan organisasi
Metode Downward Communication
Oral communication
Bersifat langsung, cepat, dan dalam bentuk tatap muka. Selain itu
membutuhkan waktu dan tempat yang besar untuk menyampaikan
informasi kepada semua orang pada satu waktu yang sama. Jika
disampaikan secara berjenjang maka level distorsi akan besar.
Written Communication
Sifatnya lebih formal dan permanen. Informasi yang disampaikan lebih
banyak dan lebih sering dalam bentuk tertulis sehingga mudah diabaikan.
Masalah yang dihadapi Downward Communication
Komunikasi dari atasan ke bawahan merupakan faktor terpenting dalam
6
perusahaan. Namun, ada 2 masalah yang dihadapi oleh atasan kepada bawahan
ketika memberikan informasi, yakni:
1. Organisasi yang sangat besar membuat manajer kesulitan untuk menyebarkan
informasi kepada pekerja. Karena dirasa sulit dan merepotkan, akhirnya manajer
memilih untuk tidak menyebarkan informasi
2. Manajer mendelegasikan tugas penyebarluasan informasi kepada satu bagian
saja di dalam organisasi, (misalnya hanya melalui newsletter). Akhirnya informasi
yang ada diabaikan oleh pekerja.
2. Komunikasi dari bawah ke atas (Upward Communication)
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang
seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan informasi
tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Tujuan dari Upward
Communication adalah:
1. Mendapatkan feedback tentang sikap dan perasaan pekerja.
Upward Communication dapat mendeteksi masalah – masalah yang ada dan mulai
timbul sebelum menjadi suatu masalah yang besar dalam sebuah organisasi.
Supervisor juga dapat mengetahui kualitas dari setiap pekerja yang ada, apakah
pekerja tersebut tegolong pekerja yang high-motivated atau pekerja yang
berpeluang untuk menimbulkan masalah.
2. Saran untuk peningkatan dlm prosedur dan teknik, termasuk ide-ide baru,
terjadinya komunikasi dua arah dimana para pekerja dapat memberikan saran atau
ide baru tentang pekerjaan yang dijalaninya dan memberikan kesempatan para
pekerja untuk berpartisipasi secara maksimum.
3. Feedback atas sistem komunikasi downward, memberikan gambaran apakah
Downward Communication yang dilakukan dapat diterapkan dengan benar dan
mengetahui pekerja mana yang masih membutuhkan infomasi tentang pekerjaan
yang dilakukan.
4. Informasi tentang produksi dan pencapaian tujuan organisasi
Para atasan juga mendapat laporan produktivitas dari para pekerja secara rutin dan
menyimpulkan seberapa efektif pekerjaan yang telah dilakukan dan bagaimana
hasil akhirnya.
5. Permintaan pekerja atas suplai, asistensi, serta mendapatkan informasi menjadi
kebutuhan yang penting bagi pekerja dan harus dipenuhi agar dapat menunjang
produktivitas dari para pekerja itu sendiri.
7
6. Munculnya keluhan-keluhan kecil sebelum meledak menjadi masalah besar
Karena komunikasi yang terjadi secara dua arah dapat diterapkan pada Upward
Communication, berbagai keluhan, kebutuhan, saran dari para pekerja dapat
tersampaikan sehingga hal – hal yang dapat menimbulkan masalah dapat teratasi
sebelum menjadi masalah yang besar.
7. Lebih melibatkan pekerja dalam organisasi dan dalam pekerjaannya
Persepsi atas Upward Communication
Upward Communication dianggap tidak efektif karna memakan waktu
yang cukup lama dimana feedback yang dikumpulkan dari pekerja memerlukan
waktu, diteliti, atau diproses dimana hal tersebut juga memerlukan waktu untuk
meneliti feedback tersebut, banyak juga manajer yang tidak mampu
mempertahankan Upward Communication karena sulit menjaga kualitas
komunikasi dari para pekerja. Para pekerja sendiri juga lebih sering mendapatkan
informasi atau perintah dari atasan, bukan memberikan informasi atau perintah
kepada atasan sehingga menyulitkan untuk mendapatkan infomasi yang spesifik
dari para pekerja.
Masalah dalam Upward Communication
McClleand mengemukakan beberapa masalah yang dapat terjadi pada Upward
Communication adalah sebagai berikut:
1. Pekerja dinilai takut untuk bersuara karna merasa tidak enak dengan
atasan ataupun bebagai hal lainya dan juga para pekerja dinilai berusaha
untuk menghidanri perbedaan pendapat walaupun mukin para pekerja
sendiri tau keputusan yang diambil atau dijalankan pada saat itu tidak
tepat.
2. Ada anggapan bahwa seluruh saran atau keluhan yang telah diberikan
para pekerja kepada para manajer yang diharapkan dapat disampaikan
kepada para atasan telah di modifikasi sebelum benar – benar disampaikan
kepada para atasan.
3. Para Manajer juga merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mendengarkan keluhan atau saran dari para pekerjanya secara satu per satu
dan menyeluruh sehingga seringkali manajer sendiri mengabaikan bahwa
Ia harus mendegar keluhan atau saran dari para pekerja dibawahnya.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal adalah komunikasi mendatar antara anggota staf dengan
8
anggota staf yang lain bersifat tidak formal. Komunikasi horizontal seringkali
melalui:
Percakapan telepon: sebagai alat utama untuk memberi koordinasi,
mendapat masukan, menghindarkan rapat yang lama
Social events: acara piknik, olahraga untuk menciptakan suasana bincang formal
Task Forces: untuk integrasi upaya-upaya interdependen dalm periode tertentu
Komunikasi tertulis: memo yang ditulis tangan (stick it notes)
Productivity improvement groups: mendiskusikan gagasan yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas kerja
4. Komunikasi Diagonal.
Komunikasi Diagonal adalah komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan
pegawai seksi/bagian lain. Komunikasi diagonal memperkuat filosofi komunikasi
terbuka dan manajemen partisipatif karena membuat pekerja merasa penting. Para
anggota pekerja benar-benar berpartisipasi dalam suatu tim sehingga memperkuat
"authority of knowledge". Selain itu, kerjasama dalam komunikasi diagonal memotong
hirarki yang ada sehingga pertanyaan terjawab, info disebarluaskan, dan masalah dapat
terpecahkan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Downward Communication (Komunikasi kebawah)
Contoh komunikasi downward: Presiden Jokowi memerintahkan Menpora untuk segera
mencabut pembekuan PSSI. Informasi tersebut juga diminta oleh Jokowi disampaikan ke
FIFA. Pemerintah akhirnya mencabut SK Pembekuan Persatuan Sepak Bola Indonesia
9
(PSSI). Pencabutan dilakukan setelah Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan Ketua
Komite Ad Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar di Istana Negara. Dalam pertemuan
yang berlangsung pukul 16.30 WIB, Rabu (24/2/2016), Presiden Jokowi memberikan
arahan pada Menpora Imam Nahrawi dalam satu dua hari ini mengkaji lagi kemungkinan
rencana pencabutan pembekuan PSSI. Jubir Kemenpora Gatot Dewa Broto menyanggupi
arahan presiden. "Sesegera mungkin akan melaporkan kembali kepada Presiden," jelas
Gatot. Jokowi dalam pertemuan itu juga mengijinkan Agum Gumelar untuk melaporkan
hasil pertemuan kepada FIFA. Pertemuan selain dihadiri Menpora juga diikuti Wakil
Presiden Jusuf Kalla. 2
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan
bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan. Para atasan
mengirimkan informasi berisi peraturan, kebijakan, dan prosedur sehingga bisa
digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada bawahan. Dalam contoh kasus
diatas, presiden Jokowi memerintahkan Menpora untuk segera mencabut pembekuan
PSSI (ini adalah pemberian instruksi dari atasan (Presiden Jokowi) kepada bawahan
(Menpora) untuk menyelesaikan suatu tugas (mencabut pembekuan PSSI)). Presiden
Jokowi memberikan arahan pada Menpora Imam Nahrawi dalam satu dua hari ini
mengkaji lagi kemungkinan rencana pencabutan pembekuan PSSI (disini terlihat bahwa
atasan mengirimkan informasi yang berisi kebijakan untuk mengkaji lagi kemungkinan
rencana pembekuan PSSI). Jubir Kemenpora Gatot Dewa Broto menyanggupi arahan
presiden. Jokowi dalam pertemuan itu juga mengijinkan Agum Gumelar untuk
melaporkan hasil pertemuan kepada FIFA (kebijakan yang telah dikaji diharapkan
dilaporkan kepada Presiden sebagai feedback).
2. Upward Communication (Komunikasi keatas)
Contoh komunikasi keatas: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan
masukan segudang permasalahan Ibukota langsung dari warganya. Ia menyebarluaskan
nomor handphone dan alamat emailnya agar warga mudah menjalankan fungsi
pengawasan."Forum ini adalah forum untuk saya dapat masukan dan kemudian untuk
saya cek lapangan. Forum ini sebenarnya saya hanya butuh masukan dari bapak ibu
sekalian. Saya tidak menjawab. Malah saya balik bertanya, apa yang seharusnya kita
2 http://soccer.sindonews.com/read/1087993/58/presiden-jokowi-mintamenpora-cabut-pembekuan-pssi-1456313860
10
lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada," kata Jokowi di ruang Diorama Tugu
Monas, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).
Mantan Wali Kota Solo mendengarkan keluh kesah dan masukan dari warganya lewat
acara 'Rembuk Provinsi'. Saat sesi tanya jawab dimulai, beberapa orang berlomba
melontarkan pertanyaan kepada orang nomor satu di Jakarta itu.
"Pak, saya dari Cipayung. Kasih kesempatan," ujar salah seorang warga.
"Pak, yang di sini dari Jakarta Utara," kata warga lainnya.
Satu per satu, Jokowi mendengarkan keluhan dan masukan dari warganya.
"Nanti saya lihat lapangan. Kalau sudah lihat di lapangan dan benar iya, bisa langsung
kita putuskan," kata Jokowi.
Jokowi pun kemudian berdiri dan memberikan nomor handphonenya ke warga. "Ini catat
nomor saya, 08122600960. Emailnya, [email protected]," ujar Jokowi.
"Nanti bisa langsung SMS, Pak?" tanya salah seorang warga.
"Bisa, itu ke saya langsung," jawab Jokowi yang tampak mengenakan batik warna
cokelat. “Ini untuk fungsi pengawasan dari masyarakat," imbuhnya.3
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi keatas adalah membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan
pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke
hari. Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang
telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan, mengajukan keluhan dan memberikan saran untuk pengembangan
selanjutnya. Para pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugastugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran
bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah perasaan
mereka mengenai bagaiaman segala sesuatu berjalan. Komunikasi keatas merupakan hal
yang penting dan para manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesanpesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut
diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
Dalam contoh kasus diatas, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan
masukan segudang permasalahan Ibukota langsung dari warganya. Ia menyebarluaskan
nomor handphone dan alamat emailnya agar warga mudah menjalankan fungsi
pengawasan. (dalam kasus ini, kita dapat menganggap rakyat sebagai bawahan/pegawai
3 http://news.detik.com/berita/2426126/jokowi-sebar-nomor-hp-dan-alamatemail-ke-warga-jakarta
11
dan Gubernur Jokowi adalah atasannya. Para bawahan mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan dan mengajukan keluhan dengan adanya media penyampaian
pendapat melalui nomor handphone dan alamat email yang disebarluaskan)
3. Horizontal Communication atau komunikasi horizontal
Contoh horizontal communication: Para siswa-siswi sekolah di Yogyakarta, kembali
masuk setelah libur tiga hari akibat hujan abu gunung Kelud sejak Jumat lalu. Namun,
sekolah belum memulai kegiatan belajar mengajarnya. Para siswa SMP/SMA/SMK
masuk sekolah hari pertama, melaksanakan kerja bakti masal. Mereka membersihkan abu
gunung Kelud yang menyelimuti sekolah.
Senin (17/2/2014) seluruh siswa di SMAN 3 Yogyakarta mengenakan seragam sekolah.
Dengan membawa sekop, sapu, karung plastik, para siswa nampak membersihkan abu
dihalaman dan di ruang-ruang kelas. Kepala Sekolah SMAN 3 Yogyakarta, Dwi Rini
Wulandari mengatakan, berdasar instruksi Gubernur DIY hari Senin dan Selasa besok,
siswa diminta masuk tetapi tidak ada kegiatan belajar mengajar. Dan dilakukan kerja
bakti membersihkan sekolahnya masing-masing.
Abu gunung kelud yang menumpuk di halaman maupun lantai kelas, dikumpulkan para
siswa kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik berisi abu ini,
kemudian ditaruh di luar dan akan diambil oleh petugas Badan Lingkungan Hidup. Pada
pelaksanaannya, untuk para siswa membersihkan di luar ruang kelas. Sementara para
siswi membersihkan dalam ruang kelas.
Siswa kelas 11 SMAN 3 Yogyakarta, Dwi Nugroho mengatakan, selama libur siswa
sudah mulai membersihkan sekolah, meski belum semua. Para siswa dari OSIS juga
membagi-bagikan masker kepada masyarakat. Siswa mengaku, memaklumi kondisi saat
ini karena musibah.
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi horizontal atau lateral terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen
harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. (dalam kasus ini, kita
menganggap bahwa para siswa SMKN 3 Yogyakarta adalah para anggota tim sedangkan
Kepala Sekolah sebagai departemennya). Komunikasi horisontal terjadi antara orangorang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang
berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. (Para siswa SMKN
berada pada tingkat yang sama yaitu siswa sekolah menengah kejuruan). Komunikasi
horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek
menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik12
konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. (Proyek pertama
para siswa SMP/SMA/SMK saat masuk sekolah hari pertama adalah melaksanakan kerja
bakti masal membersihkan abu gunung Kelud yang menyelimuti sekolah. Pemecahan
konflik dalam kasus ini adalah Abu gunung kelud yang menumpuk di halaman maupun
lantai kelas, dikumpulkan para siswa kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Kantong plastik berisi abu ini, kemudian ditaruh di luar dan akan diambil oleh petugas
Badan Lingkungan Hidup)
4. Diagonal Communication atau Komunikasi Diagonal
Contoh komunikasi diagonal: komunikasi antara staff divisi acara dengan staff divisi
acara. Staff acara mengeluhkan budget untuk acara yang dianggarkan oleh coordinator
bidang divisi dana terasa kurang banyak padahal kebutuhan yang harus dipersiapkan
cukup banyak dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Staff dana lalu menyampaikan
keluhan tersebut kepada coordinator bidang divisi dana. Korbid divisi dana kemudian
memanggil staff divisi acara untuk membahas ulang anggaran budget yang akan dipakai
untuk membiayai acara.
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi diagonal terjadi bila arus informasi terjadi diantara orang yang berbeda
departemen dan beda tingkatan dalam organisasi. Seorang karyawan berkomunikasi
dengan bukan atasan langsungnya (dalam kasus ini, staff divisi acara mengeluh kepada
staff divisi dana) baik yang
dilakukan secara formal maupun
Ketua
informal. Komunikasi diagonal
dapat juga dilaksanakan menurun
Acara
atau menaik, seperti pucuk pimpinan
bekomunikasi secara langsung
dengan
karyawan
terendah
di
perusahaannya atau terjadi sebaliknya.
Komunikasi diagonal ditujukan
untuk mendengarkan saran,
masukan, keluhan dari unit lain
dalam lingkup satu organisasi.
Wakil Ketua
(dengan adanya keluhan dari
divisi acara, divisi dana
Acara
akhirnya merevisi ulang anggaran
budget).
Sekretaris
Bendahara
Koordinator
Bidang Acara
Staf
Acara
Koordinator
bidang Dana
Staf
Dana
Koordinator bidang
Perlengkapan
Staf
Perlengkapan
13
DAFTAR PUSTAKA
Morisson, M.A. TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2009.
Eunson, Baden. Communicating in the 21st century.Australia:Wiley, 2005.
14
aliyahnuraini. Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal,
Upward, and Downward. 24 Maret 2009.
https://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/03/24/arah-komunikasi-dalamorganisasi-horizontal-diagonal-upward-downward/comment-page-2/
(diakses
pada 1 Maret 2016).
Imnida, Rara. Persepsi dan Konsep Dasar Komunikasi Organisasi. 12 November
2011.
http://annyeong-rara-imnida.blogspot.co.id/2011/11/persepsi-dan-konsep-dasarkomunikasi.html (diakses 2 Maret 2016)
15
Pendahuluan
Menurut perspektif ilmu komunikasi, organisasi tidak terbentuk karena adanya surat atau
dokumen persetujuan, tetapi organisasi ada sejak adanya interaksi atau komunikasi
tertentu diantara orang-orang yang menunjukkan bahwa mereka tengah berorganisasi.
Manusia di dalam kehidupannya selalu melakukan komunikasi dalam kesehariannya.
Manusia berkomunikasi dengan orang lain karena manusia adalah mahluk social yang
membutuhkan kelompok atau masyarakat lain dalam keberlangsungan hidupnya. Kita
tentu tidak dapat membayangkan masyarakat tanpa organisasi. Masyarakat tidaklah
mungkin ada tanpa organisasi. Ketika seseorang bekerja bersama dengan orang lain untuk
mencapai tujuan bersama, pada saat itulah organisasi ada. Hidup manusia selalu
dilingkupi atau berada dalam organisasi mulai dari organisasi kecil dan sederhana seperti
keluarga, hingga organisasi besar dan kompleks seperti perusahaan besar atau bahkan
Negara. Singkatnya, komunikasi membentuk organisasi atau apa yang sering disebut
komunikasi organisasi.
Kita semua tentu mengenal kata ‘organisasi’ dan dapat dengan mudah menyebut beberapa
contoh dari organisasi, seperti perguruan tinggi, perusahaan, lembaga pemerintah, dll.
Namun apa sebenarnya definisi dari organisasi itu sendiri?
Menurut Rogers, Organisasi merupakan suatu sistem yang mapan dari mereka
yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi juga merupakan sarana dimana manajemen mengkoordinasikan
sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugastugas dan wewenang (Bonnington). 1
Sedangkan definisi komunikasi menurut beberapa ahli adalah sebagai berikut:
Menggolongkan, memilih, membentuk, dan mentransmisi suatu simbol untuk
menciptakan makna (Rasberry dan Lemoine)
Proses dalam mentransfer pesan antara pengirim dan penerima pesan (Gibson
dan Hodgetts)
Definisi komunikasi secara umum adalah suatu proses pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan yang terjadi di dalam diri seseorang dan atau di antara
dua atau lebih dengan tujuan tertentu. Definisi tersebut memberikan beberapa pengertian
1 “Modern Business: A Systems Approach”
1
pokok yaitu komunikasi adalah suatu proses mengenai pembentukan, penyampaian,
penerimaan dan pengolahan pesan.
Komunikasi Organisasi mempunyai arti
Gibson dan Hodgetts (1991) menyatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
penyampaian informasi dan pengetahuan diantara anggota-anggota organisasi
dengan maksud untuk mencapai efisiensi dan efektifitas organisasi.
Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi dalam organisasi yaitu
Proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam hubungan jaringan yang
saling bergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang selalu
berubah-ubah. (Goldhaber dalam Romli 2005).
Komunikasi Organisasi dianggap jumlah kelompok jaringan komunikasi, dengan
masing-masing jaringan yang terkait dengan salah satu atau lebih dari tujuan
organisasi utama (Greenbaum, 1976 di Rasberry dan Lemoine, 1986)
Maka dari itu, organisasi adalah sekelompok masyarakat yang saling bekerja sama untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dan komunikasi adalah perfecta yang memungkinkan
kelompok masyarakat tersebut secara bersama-sama melakukan fungsinya dengan baik.
Komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar pesan dalam 1
jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan
yang tidak pasti/yang selalu berubah-ubah. Dari pengertian ini, komunikasi organisasi
mengandung 7 konsep kunci yaitu proses, jaringan, keadaan saling tergantung,
hubungan, lingkungan, dan ketidakpastian.
1.
Proses
Organisasi adalah suatu sistem terbuka yang dinamis yang menciptakan dan saling
menukar pesan diantara anggotanya yang membentuk suatu organisasi.
2.
Pesan
Pesan adalah susunan simbol yang penuh arti tentang orang, obyek, kejadian yang
dihasilkan oleh interaksi dengan orang. Kominkasi dapat efektif apabila pesan yang
dikirimkan oleh komunikator diartikan oleh komunikan sama dengan apa yang
dimaksudkan oleh si pengirimnya. Symbol-simbol yang digunakan dalam pesan dapat
berupa verbal maupun non verbal.
3.
Jaringan
2
Pertukaran pesan dari orang-orang terjadi melewati suatu set jalan kecil yang dinamakan
jaringan komunikasi. Luas dari jaringan dipengaruhi oleh banyak factor, antara lain
hubungan peranan, arah dan arus pesan, hakikat seni dari arus pesan dan isi dari pesan.
Peranan tingkah laku dalam suatu organisasi menentukan siapa yang menduduki posisi
atau pekerjaan tertentu baik secara formal maupun informal.
Faktor kedua yang mempengaruhi jaringan adalah arah. Ada 3 arah jaringan komunikasi
yaitu komunikasi pada bawahan (downward), komunikasi pada atasan (upward), dan
komunikasi horizontal.
4.
Keadaan saling tergantung
Keadaan saling tergantung 1 bagian dengan bagian lainnya merupakan suatu system
terbuka dalam suatu organisasi. Intinya, bila pimpinan membuat suatu keputusan, maka
dia harus memperhitungkan implikasi keputusannya itu terhadap organisasinya secara
menyeluruh.
5.
Hubungan
Organisasi merupakan suatu system terbuka. Maka dari itu semuanya terletak pada
tangan manusia dimana jaringan suatu pesan dalam organisasi dihubungkan oleh
manusia.
6.
Lingkungan
Lingkungan adalah totalitas secara fisik dan factor social yang diperhitungkan dalam
pembuatan keputusan mengenai individu dalam suatu system. Lingkungan dibagi 2 yaitu:
Lingkungan Internal
Lingkungan internal adalah personalia (karyawan), staf dan komponen organisasi
lainnya
Lingkungan Eksternal adalah saingan, pelanggan, teknologi
Organisasi harus berinteraksi dengan lingkungan eksternal karena lingkungan selalu
berubah-ubah. Maka organisasi memerlukan informasi baru yang dapat mengatasi
perubahan dengan menciptakan pertukaran pesan baik internal maupun eksternal.
7.
Ketidakpastian
Ketidakpastian adalah perbedaan informasi yang tersedia dengan informasi yang
3
diharapkan. Ketidakpastian dalam suatu organisasi disebabkan
informasi yang diterima daripada sesungguhnya yang diperlukan
lingkungan mereka. Oleh karena itu urusan utama komunikasi
menentukan dengan tepat berapa banyaknya informasi yang
mengurangi ketidakpastian tanpa informasi yang berlebihan.
terlalu banyaknya
untuk menghadapi
organisasi adalah
diperlukan untuk
Dalam organisasi kompleks seperti perusahaan juga membutuhkan komunikasi, baik
antara atasan dengan bawahan maupun antara perusahaan dengan masyarakat umum.
Komunikasi organisasi diperlukan dalam perusahaan karena komunikasi berperan sebagai
sistem pengendalian manajemen yang merupakan alat untuk mengarahkan, memotivasi,
memonitor atau mengamati serta evaluasi pelaksanaan manajemen perusahaan yang
mencoba mengarahkan pada tujuan organisasi dalam perusahaan agar kinerja yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan dapat berjalan lebih efesien dan lancar.
Bab II
Kerangka Teori
4
Komunikasi formal adalah suatu proses komunikasi yang bersifat resmi dan biasanya
dilakukan di dalam lembaga formal melalui garis perintah atau sifatnya yang instruktif,
berdasarkan struktur organisasi oleh pelaku yang berkomunikasi sebagai petugas
organisasi dengan status masing - masing yang tujuannya menyampaikan pesan yang
terkait dengan kepentingan dinas. Suatu komunikasi juga dapat dikatakan formal ketika
komunikasi antara dua orang atau lebih yang ada pada suatu organisasi dilakukan
berdasarkan prinsip - prinsip dan struktur organisasi. Aliran komunikasi formal dalam
organisasi dapat dibedakan menjadi empat, yaitu dari atas ke bawah (Downward
Communication), dari bawah ke atas (Upward Communication), horizontal
(Horizontal/lateral Communication), dan diagonal communication.
1.
Komunikasi dari atas ke bawah (Downward Communication)
Komunikasi dari atas ke bawah merupakan aliran komunikasi dari tingkat atas ke
tingkat bawah melalui hirarki organisasi. Bentuk dari aliran komunikasi ini
misalnya prosedur organisasi, instruksi tentang bagaimana melakukan tugas,
umpan balik terhadap bawahan dan sebagainya. Kegunaan dari downward
communication:
a. Job instruction: Memberikan instruksi spesifik mengenai tugas dari suatu
pekerjaan dan bagaimana menjalankannya. Yang termasuk di dalamnya
yaitu:
Deskripsi pekerjaan, bimbingan pengawasan, program pelatihan,
perintah dan arahan (job description, supervisory guidance,
training programs, orders and directives)
Menyediakan informasi yang diperlukan pekerja untuk melakukan
pekerjaannya
Memberikan arahan tentang apa yang diharapkan dari seorang
pekerja
Memberti tahu otoritas dan tanggung jawabnya
Mendefinisikan bagaimana pekerjaan yang "bagus" itu
b. Job rationale: Memberikan alasan rasional kepada pekerja mengenai
pentingnya pekerjaan tertentu dalam hubungannya dengan pekerjaan
yang lain. Tujuannya antara lain:
Agar pekerja memahami peranannya di dalam organisasi dan
bagaimana pekerjaan itu mempengaruhi pekerjaan orang lain
Mencegah keraguan akan pentingnya job intructions yg diterima
Mencegah demotivasi karena merasa pekerjaannya tidak penting
dan tidak perlu
c. Procedures, policies and practices: Memberikan data yang diperlukan
mengenai prosedur, kebijakan, dan praktik yang berlaku organisasi.
Diberikan dengan cara:
5
Sosialisasi tentang iklim korporat kepada pekerja: general
policies and procedures, on the job practices
Dimulai saat program orientasi penerimaan pekerja baru
On the job practices lebih banyak dikomunikasikan oleh
supervisor dan kelompok informal dalam organisasi
d. Performance feedback: Memberikan feedback atas kinerja pekerja
seperti:
Ukuran atas kinerja pekerja
Apakah kinerja pekerja masuk dalam standar perusahaan
Apa kelemahannya
Kesempatan karirnya seperti apa yang akan ia dapat
Mengarahkan apakah pekerja perlu mengikuti training programs
dan seperti apa training programs yang harus diikuti
e. Mission and goals: Memberikan informasi yang akan menimbulkan
pemahaman akan tujuan perusahaan. Komunikasi dalam organisasi
diharapkan dapat menyampaikan hal berikut kepada pekerja:
Misi dan tujuan organisasi
Menyelaraskan tujuan individu dengan tujuan organisasi
Menyelaraskan performa pekerja dengan tujuan organisasi
Metode Downward Communication
Oral communication
Bersifat langsung, cepat, dan dalam bentuk tatap muka. Selain itu
membutuhkan waktu dan tempat yang besar untuk menyampaikan
informasi kepada semua orang pada satu waktu yang sama. Jika
disampaikan secara berjenjang maka level distorsi akan besar.
Written Communication
Sifatnya lebih formal dan permanen. Informasi yang disampaikan lebih
banyak dan lebih sering dalam bentuk tertulis sehingga mudah diabaikan.
Masalah yang dihadapi Downward Communication
Komunikasi dari atasan ke bawahan merupakan faktor terpenting dalam
6
perusahaan. Namun, ada 2 masalah yang dihadapi oleh atasan kepada bawahan
ketika memberikan informasi, yakni:
1. Organisasi yang sangat besar membuat manajer kesulitan untuk menyebarkan
informasi kepada pekerja. Karena dirasa sulit dan merepotkan, akhirnya manajer
memilih untuk tidak menyebarkan informasi
2. Manajer mendelegasikan tugas penyebarluasan informasi kepada satu bagian
saja di dalam organisasi, (misalnya hanya melalui newsletter). Akhirnya informasi
yang ada diabaikan oleh pekerja.
2. Komunikasi dari bawah ke atas (Upward Communication)
Komunikasi dari bawah ke atas dirancang untuk menyediakan umpan balik tentang
seberapa baik organisasi telah berfungsi. Bawahan diharapkan memberikan informasi
tentang prestasinya dan praktek serta kebijakan organisasi. Tujuan dari Upward
Communication adalah:
1. Mendapatkan feedback tentang sikap dan perasaan pekerja.
Upward Communication dapat mendeteksi masalah – masalah yang ada dan mulai
timbul sebelum menjadi suatu masalah yang besar dalam sebuah organisasi.
Supervisor juga dapat mengetahui kualitas dari setiap pekerja yang ada, apakah
pekerja tersebut tegolong pekerja yang high-motivated atau pekerja yang
berpeluang untuk menimbulkan masalah.
2. Saran untuk peningkatan dlm prosedur dan teknik, termasuk ide-ide baru,
terjadinya komunikasi dua arah dimana para pekerja dapat memberikan saran atau
ide baru tentang pekerjaan yang dijalaninya dan memberikan kesempatan para
pekerja untuk berpartisipasi secara maksimum.
3. Feedback atas sistem komunikasi downward, memberikan gambaran apakah
Downward Communication yang dilakukan dapat diterapkan dengan benar dan
mengetahui pekerja mana yang masih membutuhkan infomasi tentang pekerjaan
yang dilakukan.
4. Informasi tentang produksi dan pencapaian tujuan organisasi
Para atasan juga mendapat laporan produktivitas dari para pekerja secara rutin dan
menyimpulkan seberapa efektif pekerjaan yang telah dilakukan dan bagaimana
hasil akhirnya.
5. Permintaan pekerja atas suplai, asistensi, serta mendapatkan informasi menjadi
kebutuhan yang penting bagi pekerja dan harus dipenuhi agar dapat menunjang
produktivitas dari para pekerja itu sendiri.
7
6. Munculnya keluhan-keluhan kecil sebelum meledak menjadi masalah besar
Karena komunikasi yang terjadi secara dua arah dapat diterapkan pada Upward
Communication, berbagai keluhan, kebutuhan, saran dari para pekerja dapat
tersampaikan sehingga hal – hal yang dapat menimbulkan masalah dapat teratasi
sebelum menjadi masalah yang besar.
7. Lebih melibatkan pekerja dalam organisasi dan dalam pekerjaannya
Persepsi atas Upward Communication
Upward Communication dianggap tidak efektif karna memakan waktu
yang cukup lama dimana feedback yang dikumpulkan dari pekerja memerlukan
waktu, diteliti, atau diproses dimana hal tersebut juga memerlukan waktu untuk
meneliti feedback tersebut, banyak juga manajer yang tidak mampu
mempertahankan Upward Communication karena sulit menjaga kualitas
komunikasi dari para pekerja. Para pekerja sendiri juga lebih sering mendapatkan
informasi atau perintah dari atasan, bukan memberikan informasi atau perintah
kepada atasan sehingga menyulitkan untuk mendapatkan infomasi yang spesifik
dari para pekerja.
Masalah dalam Upward Communication
McClleand mengemukakan beberapa masalah yang dapat terjadi pada Upward
Communication adalah sebagai berikut:
1. Pekerja dinilai takut untuk bersuara karna merasa tidak enak dengan
atasan ataupun bebagai hal lainya dan juga para pekerja dinilai berusaha
untuk menghidanri perbedaan pendapat walaupun mukin para pekerja
sendiri tau keputusan yang diambil atau dijalankan pada saat itu tidak
tepat.
2. Ada anggapan bahwa seluruh saran atau keluhan yang telah diberikan
para pekerja kepada para manajer yang diharapkan dapat disampaikan
kepada para atasan telah di modifikasi sebelum benar – benar disampaikan
kepada para atasan.
3. Para Manajer juga merasa tidak memiliki waktu yang cukup untuk
mendengarkan keluhan atau saran dari para pekerjanya secara satu per satu
dan menyeluruh sehingga seringkali manajer sendiri mengabaikan bahwa
Ia harus mendegar keluhan atau saran dari para pekerja dibawahnya.
3. Komunikasi Horizontal
Komunikasi Horizontal adalah komunikasi mendatar antara anggota staf dengan
8
anggota staf yang lain bersifat tidak formal. Komunikasi horizontal seringkali
melalui:
Percakapan telepon: sebagai alat utama untuk memberi koordinasi,
mendapat masukan, menghindarkan rapat yang lama
Social events: acara piknik, olahraga untuk menciptakan suasana bincang formal
Task Forces: untuk integrasi upaya-upaya interdependen dalm periode tertentu
Komunikasi tertulis: memo yang ditulis tangan (stick it notes)
Productivity improvement groups: mendiskusikan gagasan yang diperlukan
untuk meningkatkan kualitas kerja
4. Komunikasi Diagonal.
Komunikasi Diagonal adalah komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan
pegawai seksi/bagian lain. Komunikasi diagonal memperkuat filosofi komunikasi
terbuka dan manajemen partisipatif karena membuat pekerja merasa penting. Para
anggota pekerja benar-benar berpartisipasi dalam suatu tim sehingga memperkuat
"authority of knowledge". Selain itu, kerjasama dalam komunikasi diagonal memotong
hirarki yang ada sehingga pertanyaan terjawab, info disebarluaskan, dan masalah dapat
terpecahkan.
BAB III
PEMBAHASAN
1. Downward Communication (Komunikasi kebawah)
Contoh komunikasi downward: Presiden Jokowi memerintahkan Menpora untuk segera
mencabut pembekuan PSSI. Informasi tersebut juga diminta oleh Jokowi disampaikan ke
FIFA. Pemerintah akhirnya mencabut SK Pembekuan Persatuan Sepak Bola Indonesia
9
(PSSI). Pencabutan dilakukan setelah Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan Ketua
Komite Ad Hoc Reformasi PSSI Agum Gumelar di Istana Negara. Dalam pertemuan
yang berlangsung pukul 16.30 WIB, Rabu (24/2/2016), Presiden Jokowi memberikan
arahan pada Menpora Imam Nahrawi dalam satu dua hari ini mengkaji lagi kemungkinan
rencana pencabutan pembekuan PSSI. Jubir Kemenpora Gatot Dewa Broto menyanggupi
arahan presiden. "Sesegera mungkin akan melaporkan kembali kepada Presiden," jelas
Gatot. Jokowi dalam pertemuan itu juga mengijinkan Agum Gumelar untuk melaporkan
hasil pertemuan kepada FIFA. Pertemuan selain dihadiri Menpora juga diikuti Wakil
Presiden Jusuf Kalla. 2
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi kebawah seringkali berbentuk pemberian instruksi atau penjelasan
bagaimana seorang atasan menginginkan suatu tugas diselesaikan. Para atasan
mengirimkan informasi berisi peraturan, kebijakan, dan prosedur sehingga bisa
digunakan untuk feedback yang bersifat motivasional pada bawahan. Dalam contoh kasus
diatas, presiden Jokowi memerintahkan Menpora untuk segera mencabut pembekuan
PSSI (ini adalah pemberian instruksi dari atasan (Presiden Jokowi) kepada bawahan
(Menpora) untuk menyelesaikan suatu tugas (mencabut pembekuan PSSI)). Presiden
Jokowi memberikan arahan pada Menpora Imam Nahrawi dalam satu dua hari ini
mengkaji lagi kemungkinan rencana pencabutan pembekuan PSSI (disini terlihat bahwa
atasan mengirimkan informasi yang berisi kebijakan untuk mengkaji lagi kemungkinan
rencana pembekuan PSSI). Jubir Kemenpora Gatot Dewa Broto menyanggupi arahan
presiden. Jokowi dalam pertemuan itu juga mengijinkan Agum Gumelar untuk
melaporkan hasil pertemuan kepada FIFA (kebijakan yang telah dikaji diharapkan
dilaporkan kepada Presiden sebagai feedback).
2. Upward Communication (Komunikasi keatas)
Contoh komunikasi keatas: Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan
masukan segudang permasalahan Ibukota langsung dari warganya. Ia menyebarluaskan
nomor handphone dan alamat emailnya agar warga mudah menjalankan fungsi
pengawasan."Forum ini adalah forum untuk saya dapat masukan dan kemudian untuk
saya cek lapangan. Forum ini sebenarnya saya hanya butuh masukan dari bapak ibu
sekalian. Saya tidak menjawab. Malah saya balik bertanya, apa yang seharusnya kita
2 http://soccer.sindonews.com/read/1087993/58/presiden-jokowi-mintamenpora-cabut-pembekuan-pssi-1456313860
10
lakukan untuk mengatasi permasalahan yang ada," kata Jokowi di ruang Diorama Tugu
Monas, Jakarta Pusat, Kamis (28/11/2013).
Mantan Wali Kota Solo mendengarkan keluh kesah dan masukan dari warganya lewat
acara 'Rembuk Provinsi'. Saat sesi tanya jawab dimulai, beberapa orang berlomba
melontarkan pertanyaan kepada orang nomor satu di Jakarta itu.
"Pak, saya dari Cipayung. Kasih kesempatan," ujar salah seorang warga.
"Pak, yang di sini dari Jakarta Utara," kata warga lainnya.
Satu per satu, Jokowi mendengarkan keluhan dan masukan dari warganya.
"Nanti saya lihat lapangan. Kalau sudah lihat di lapangan dan benar iya, bisa langsung
kita putuskan," kata Jokowi.
Jokowi pun kemudian berdiri dan memberikan nomor handphonenya ke warga. "Ini catat
nomor saya, 08122600960. Emailnya, [email protected]," ujar Jokowi.
"Nanti bisa langsung SMS, Pak?" tanya salah seorang warga.
"Bisa, itu ke saya langsung," jawab Jokowi yang tampak mengenakan batik warna
cokelat. “Ini untuk fungsi pengawasan dari masyarakat," imbuhnya.3
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi keatas adalah membawa data dari pelanggan mengenai produksi barang dan
pelayanan, dan segala kebutuhan yang diperlukan untuk operasi organisasi dari hari ke
hari. Para pimpinan organisasi menerima feedback tentang efektifitas keputusan yang
telah diambilnya. Anggota tingkat bawah mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan, mengajukan keluhan dan memberikan saran untuk pengembangan
selanjutnya. Para pegawai harus melaporkan kemajuan mereka dalam penyelesaian tugastugas; jika ada, tugas-tugas apa yang menyebabkan masalah bagi mereka; saran-saran
bagi peningkatan produk atau peningkatan prosedur; dan yang terpenting adalah perasaan
mereka mengenai bagaiaman segala sesuatu berjalan. Komunikasi keatas merupakan hal
yang penting dan para manajer memerlukan umpan balik yang akurat mengenai pesanpesan mereka apakah telah dipahami atau bagaimana keputusan-keputusan tersebut
diterima setelah masalah-masalah apa yang dikembangkan.
Dalam contoh kasus diatas, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mendengarkan
masukan segudang permasalahan Ibukota langsung dari warganya. Ia menyebarluaskan
nomor handphone dan alamat emailnya agar warga mudah menjalankan fungsi
pengawasan. (dalam kasus ini, kita dapat menganggap rakyat sebagai bawahan/pegawai
3 http://news.detik.com/berita/2426126/jokowi-sebar-nomor-hp-dan-alamatemail-ke-warga-jakarta
11
dan Gubernur Jokowi adalah atasannya. Para bawahan mempunyai kesempatan untuk
menginformasikan dan mengajukan keluhan dengan adanya media penyampaian
pendapat melalui nomor handphone dan alamat email yang disebarluaskan)
3. Horizontal Communication atau komunikasi horizontal
Contoh horizontal communication: Para siswa-siswi sekolah di Yogyakarta, kembali
masuk setelah libur tiga hari akibat hujan abu gunung Kelud sejak Jumat lalu. Namun,
sekolah belum memulai kegiatan belajar mengajarnya. Para siswa SMP/SMA/SMK
masuk sekolah hari pertama, melaksanakan kerja bakti masal. Mereka membersihkan abu
gunung Kelud yang menyelimuti sekolah.
Senin (17/2/2014) seluruh siswa di SMAN 3 Yogyakarta mengenakan seragam sekolah.
Dengan membawa sekop, sapu, karung plastik, para siswa nampak membersihkan abu
dihalaman dan di ruang-ruang kelas. Kepala Sekolah SMAN 3 Yogyakarta, Dwi Rini
Wulandari mengatakan, berdasar instruksi Gubernur DIY hari Senin dan Selasa besok,
siswa diminta masuk tetapi tidak ada kegiatan belajar mengajar. Dan dilakukan kerja
bakti membersihkan sekolahnya masing-masing.
Abu gunung kelud yang menumpuk di halaman maupun lantai kelas, dikumpulkan para
siswa kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik. Kantong plastik berisi abu ini,
kemudian ditaruh di luar dan akan diambil oleh petugas Badan Lingkungan Hidup. Pada
pelaksanaannya, untuk para siswa membersihkan di luar ruang kelas. Sementara para
siswi membersihkan dalam ruang kelas.
Siswa kelas 11 SMAN 3 Yogyakarta, Dwi Nugroho mengatakan, selama libur siswa
sudah mulai membersihkan sekolah, meski belum semua. Para siswa dari OSIS juga
membagi-bagikan masker kepada masyarakat. Siswa mengaku, memaklumi kondisi saat
ini karena musibah.
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi horizontal atau lateral terjadi antar rekan kerja. Anggota tim dan departemen
harus berkomunikasi untuk memperluas hubungan kerja mereka. (dalam kasus ini, kita
menganggap bahwa para siswa SMKN 3 Yogyakarta adalah para anggota tim sedangkan
Kepala Sekolah sebagai departemennya). Komunikasi horisontal terjadi antara orangorang yang pada tingkat yang sama atau orang-orang yang pada tingkat yang
berhubungan pada divisi yang berbeda dalam suatu organisasi. (Para siswa SMKN
berada pada tingkat yang sama yaitu siswa sekolah menengah kejuruan). Komunikasi
horisontal yang efektif dapat membantu orang-orang untuk mengkoordinasikan proyek
menyelesaikan masalah, memberikan pemeriksaan informasi, memecahkan konflik12
konflik dan membuka jalan bagi terciptanya hubungan-hubungan bisnis. (Proyek pertama
para siswa SMP/SMA/SMK saat masuk sekolah hari pertama adalah melaksanakan kerja
bakti masal membersihkan abu gunung Kelud yang menyelimuti sekolah. Pemecahan
konflik dalam kasus ini adalah Abu gunung kelud yang menumpuk di halaman maupun
lantai kelas, dikumpulkan para siswa kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik.
Kantong plastik berisi abu ini, kemudian ditaruh di luar dan akan diambil oleh petugas
Badan Lingkungan Hidup)
4. Diagonal Communication atau Komunikasi Diagonal
Contoh komunikasi diagonal: komunikasi antara staff divisi acara dengan staff divisi
acara. Staff acara mengeluhkan budget untuk acara yang dianggarkan oleh coordinator
bidang divisi dana terasa kurang banyak padahal kebutuhan yang harus dipersiapkan
cukup banyak dan menghabiskan biaya yang tidak sedikit. Staff dana lalu menyampaikan
keluhan tersebut kepada coordinator bidang divisi dana. Korbid divisi dana kemudian
memanggil staff divisi acara untuk membahas ulang anggaran budget yang akan dipakai
untuk membiayai acara.
Asumsi yang digunakan:
Komunikasi diagonal terjadi bila arus informasi terjadi diantara orang yang berbeda
departemen dan beda tingkatan dalam organisasi. Seorang karyawan berkomunikasi
dengan bukan atasan langsungnya (dalam kasus ini, staff divisi acara mengeluh kepada
staff divisi dana) baik yang
dilakukan secara formal maupun
Ketua
informal. Komunikasi diagonal
dapat juga dilaksanakan menurun
Acara
atau menaik, seperti pucuk pimpinan
bekomunikasi secara langsung
dengan
karyawan
terendah
di
perusahaannya atau terjadi sebaliknya.
Komunikasi diagonal ditujukan
untuk mendengarkan saran,
masukan, keluhan dari unit lain
dalam lingkup satu organisasi.
Wakil Ketua
(dengan adanya keluhan dari
divisi acara, divisi dana
Acara
akhirnya merevisi ulang anggaran
budget).
Sekretaris
Bendahara
Koordinator
Bidang Acara
Staf
Acara
Koordinator
bidang Dana
Staf
Dana
Koordinator bidang
Perlengkapan
Staf
Perlengkapan
13
DAFTAR PUSTAKA
Morisson, M.A. TEORI KOMUNIKASI ORGANISASI. Jakarta: Ghalia Indonesia,
2009.
Eunson, Baden. Communicating in the 21st century.Australia:Wiley, 2005.
14
aliyahnuraini. Arah Komunikasi dalam Organisasi: Horizontal, Diagonal,
Upward, and Downward. 24 Maret 2009.
https://aliyahnuraini.wordpress.com/2009/03/24/arah-komunikasi-dalamorganisasi-horizontal-diagonal-upward-downward/comment-page-2/
(diakses
pada 1 Maret 2016).
Imnida, Rara. Persepsi dan Konsep Dasar Komunikasi Organisasi. 12 November
2011.
http://annyeong-rara-imnida.blogspot.co.id/2011/11/persepsi-dan-konsep-dasarkomunikasi.html (diakses 2 Maret 2016)
15