Laporan praktikum kimia dasar (1)

OLEH : RAHMAT HIDAYAT
FAKULTAS KEHUTAAN UNTAD
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Biasanya zat murni telah tercemar dengan zat-zat lain yang dapat
membentuk campuran yang bersifat homogen dan heterogen yang bergantung
pada jenis komponen yang tergantung didalamnya.
Zat murni ada dua yaitu unsur dan senyawa, sedangkan campuran
merupakan gabungan dua zat murni dengan komposisi sembarangan.Zat murni
yang telah tercemar mengandung zat-zat lain dalam bentuk gas, cair, atau padatan.
Dibumi jarang terdapat materi dalam keadaan murni, melainkan dalam bentuk
campuran.Contohnya, air laut terdiri dari iar dan berbagai zat yang tercampur
didalamnya, misalnya garam.Tanah terdiri dari berbagai senyawa dan unsur baik
dalam wujud padat, cair, atau gas.Udara yang kita hirup setiap hari mengandung
bermacam-macam unsur dan senyawa, seperti oksigen, nitrogen, uap air, karbon
monoksida, dan sebagainya.
Untuk memperoleh zat murni kita harus memisahkannya dari bahan-bahan
pencemar atau pencampuran lainnya pada suatu campuran dengan sistem
pemisahan dan pemurnian.

Banyak cara atau teknik yang dilakukan dalam pemisahan campuran. Hal
tersebut bergantung pada jenis, wujud, dan sifat komponen yang terkandung
didalamnya, seperti pemisahan pemisahan zat padat dari suspensi, pemisahan zat
padat dari larutan, pemisahan campuran zat cair, pemisahan campuran dua jenis
padatan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.

1

1.2 Tujuan Percobaan





Untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling bercampur
Untuk mengetahui zat murni yang dihasilkan lewat proses dekantasi


Untuk mempelajari perubahan apa saja yang terjadi pada dua zat atu au
lebih yang telah dipisahkan
Mempelajari jenis-jenis pemisahan dan pemurnian

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pemisahan dan pemurnian adalah proses pemisahan dua zat atau lebih
yang saling bercampur serta untuk mendapatkan zat murni dari suatu zat yang
telah tercemar atau tercampur. Campuran adalah setia contoh materi yang tidak
murni, yaitu bukan sebuah unsur atau sebuah senyawa. Susunan suatu campuran
tidak sama dengan sebuah zat, dapat bervariasi, campuran dapat berupa homogen
dan heterogen (Ralph H Ptrucci,1996)
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Unsur
adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih kecil.
2

Sedangkan senyawa adalah zat kimia murni yang terdiri dari dua atau beberapa
unsur yang dapat dipecah-pecah lagi menjadi unsur-unsur pembentuknya dengan
reaksi kimia tersebut. Contohnya dihidrogen monoksida (air,H2O) adalah sebuah
senyawa yang terdiri dari dua atom hidrogen untuk setiap atom oksigen. Contohcontoh dari larutan dan unsur adalah larutan yang umum dijumpai adalah padatan

yang dilarutkan dalam cairan seperti garam atau gula dilarutkan dalam air. Contoh
unsur adalah hidrogen, dilambangkan dengan (H), termasuk kedalam kategori gas.
Campuran merupakan suatu materi yang dibuat dari penggabungan dua zat
berlainan atau lebih menjadi satu zat fisik.Tiap zat dalam campuran ini tetap
mempertahankan sifat-sifat aslinya. Sifat-sifat asli campuran :
-

Campuran terbentuk tanpa melalui reaksi kimia.

-

mempunyai sifat zat asalnya

-

Terdiri dari dua jenis zat tunggal atau lebih.

-

Komposisinya tidak tetap.


Campuran terbagi menjadi dua (2) bagian, yaitu campuran homogen dan
campuran heterogen.
Campuran homogen (larutan) adalah campuran unsur-unsur dan atau senyawa
yang mempunyai susunan seragam dalam contoh itu tetapi berbeda susunan dari
contoh lain, selain itu juga merupakan penggabungan zat tunggal atau lebih yang
semua partikelnya menyebar merata sehingga membentuk satu fase. Yang disebut
satu fase adalah zat dan sifat komposisinya sama antara satu bagian dengan bagian
lain didekatnya dan juga campuran dapat dikatakan campuran homogen jika
antara komponennya tidak terdapat bidang batas sehingga tidak terbedakan lagi
walaupun menggunakan mikroskop ultra. Selain itu campuran homogen
mempunyai komposisi yang sama pada setiap bagiannya dan juga memiliki sifatsifat yang sama diseluruh cairan.Campuran heterogen adalah campuran yang
komponen-komponennya dapat memisahkan diri secara fisik karena perbedaan
sifatnya dan penggabungan yang tidak merata antara dua zat tunggal atau lebih
sehingga perbandingan komponen yang satu dengan yang lainnyatidak sama
diberbagai bejana. Dan juga campuran dapat dikatakan campuran heterogen jika
antara komponennya masihterdapat bidang batas dan sering kali dapat dibedakan

3


tanpa menggunakan mikroskop, hanya dengan mata telanjang, serta campuran
memiliki dua fase, sehingga sifat-sifatnya tidak seragam (Ralph H.Petrucci,1987)
Campuran dapat dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia.
Pemisahan secara fisika tidak mengubah zat selama pemisahan, sedangkan secara
kimia, satu komponen atau lebih direaksikan dengan zat lain sehingga dapat
dipisahkan.Cara atau teknik pemisahan campuran bergantung pada jenis, wujud,
dan sifat komponen yang terkandung didalamnya. Jika komponen berwujud padat
dan cair , misalnya pasir dan air, dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan
bermacam-macam, mulai dari yang porinya besar sampai yang sangat halus,
contohnya kertas saring dan selaput semi permiabel. Kertas saring dipakai untuk
memisahkan endapan atau padatan dari pelarut. Selaput semi permiabel dipakai
untuk memisahkan suatu koloid dari pelarutnya (Syukri S,1999)
Karena perbedaan keadaan agregasi (bentuk penampilan materi) sangat
mempengaruhi metode pemisahan dan pemurnian yang diperlukan, maka
diadakan pembedaan :
a. Memisahkan zat padat dari suspensi
Suspensi adalah sistem yang didalamnya mengandung partikel sangat kecil
(padat), setengah padat, atau cairan tersebutr secara kurang lebih seragam dalam
medium cair.Suatu suspensi dapat dipisahkan dengan penyaringan (filtrasi) dan
sentrifugasi.

-

Penyaringan (filtrasi)
Operasi ini adalah pemisahan endapan dari larutan induknya, sasarannya

adalah agar endapan dan medium penyaring secara kuantitatif bebas dari larutan.
Media yang digunakan untuk penyaring adalah:
-

kertas saring

-

penyaring asbes murni atau platinum

-

lempeng berpori yang terbuat dari kaca bertahanan misalnya pyrex dari
silika atau porselin.


- Sentrifugasi (pemusingan)
Sentrifugasi dapat digunakan untuk memisahkan suspensi yang jumlahnya
sedikit. Sentrifugasi digunakan untuk memutar dengan cepat hingga gaya

4

sentrifugal beberapa kali lebih besar daripada gorsa berat, digunakan untuk
mengendapkan partikel tersuspensi.
b. Memisahkan zat padat dari larutan
Zat terlarut padat tidak dapat dipisahkan dari larutannya dengan
penyaringan dan pemusingan (sentrifugasi).Zat padat terlarut dapat dipisahkan
melalui penguapan atau kristalisasi.
-

Penguapan
Pada penguapan, larutan dipanaskan sehingga pelarutnya meninggalkan

zat terlarut.Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih
tinggi daripada pelarutnya.
-


Kristalisasi
Kristalisasi adalah larutan pekat yang didinginkan sehingga zat terlarut

mengkristal.Hal

itu

terjadi

karena

kelarutan

berkurang

ketika

suhu


diturunkan.Apabila larutan tidak cukup pekat, dapat dipekatkan lebih dahulu
dengan jalan penguapan, kemudian dilanjutkan dengan pendinginan melalui
kristalisasi diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan yang
lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.
-

Rekristalisasi

Teknik pemisahan dengan rekristalisasi (pengkristalan kembali) berdasarkan
perbedaan titik beku komponen. Perbedaan itu harus cukup besar, dan sebaiknya
komponen yang akan dipisahkan berwujud padat dan yang lainnya cair pada suhu
kamar. Contohnya garam dapat dipisahkan dari air karena garam berupa padatan.
c. Memisahkan campuran zat cair
Zat cair dapat dipisahkan dari campurannya melalui distilasi.Campuran
dua jenis cairan yang tidak saling melarutkan dapat dipisahkan dengan dekantasi
dan corong pisah.
-

Distilasi
Dasar pemisahan dengan distilasi adalah perbedaan titik didih dua cairan


atau lebih. Jika canpuran dipanaskan maka komponen yang titik didihnya lebih
rendah akan menguap lebih dulu. Dengan mengatur suhu secara cermat kita dapat

5

menguapkan dan kemudian mengembunkan komponen demi komponen secara
bertahap.Pengmbunan terjadi dengan mengalirkan uap ketabung pendingin.
-

Dekantasi (pengendapan)
Dekantasi (pengendapan) merupakan proses pemisahan suatu zat dari

campurannya dengan zat lain secara pengendapan didasarkan pada massa jenis
yang lebih kecil akan berada pada lapisan bagian bawah atau mengendap,
contohnya air dan pasir. selain itu zat terlarut (yang akan dipisahkan) diproses
diubah menjadi bentuk yang tak larut, lalu dipisahkan dari larutan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan endapan:
-


suhu

-

ph

-

efek garam

-

kompleksasi

-

derajat supersaturasi

-

sifat pelarut

(Husein H. Bahti,1998)

- Corong Pisah
Untuk pelarut-pelarut yang lebih ringan dari air, dapat digunakan corong
pemisah yang dimodifikasi, yang dirancang untuk menyederhanakan penyingkiran
fase yang lebih ringan.Setelah keadaan seimbang, lapisan yang lebih ringan dan
lapisan air, didesak keatas dengan memasukkan merkurium melalui kran pada
dasar bulatan corong, dengan bantuan sebuah bola pembantu pengatur permulaan
merkurium.
- Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan substansi zat dari campurannya
dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak
saling bercampur seperti eter kloroform, karbon tetraklorida dan karbon disulfida.

6

Diantara berbagai metode pemisahan, ekstraksi merupakan metode yang paling
baik dan paling popular, alasan utamanya karena metode ini dapat dilakukan baik
dalam tingkat makro maupun mikro. Pemisah tidak memerlukan alat khusus atau
canggih, melainkan hanya memerlukan corong pisah.Pemisahan yang dilakukan
sangat sederhana, bersih, cepat dan mudah.
- Sublimasi

Sublimasi adalah dimana suatu padatan diuapkan tanpa melalui peleburan dan
hanya diembunkan uapnya dengan mendinginkannya, langsung kembali dalam
keadaan padat.
Syarat sublimasi :
-

Padatan akan menyublin bila tekanan uapnya mencapai tekanan atmosfer
di bawah titk lelehnya.

-

Secara teoritis setiap zat yang dapat didestilasikan tanpa terurai, dapat di
sublimasikan pada suhu dan tekanan yang cocok

(Syukri S,1999)
Senyawa-senyawa adalah zat tunggal yang dapat diuraikan menjadi zat
yang lebih sederhana.Jumlah senyawa jauh lebih banyak dari jumlah unsur.Pada
tahun 1799, seorang ilmuwan Perancis bernama Joseph Lovis Proust (1754-1826)
menemukan suatu sifat yang terpenting dalam senyawa yaitu yang disebut hukum
perbandingan tetap. Proust menyimpulkan bahwa pwebandingan massa unsur
dalam suatu senyawa adalah tertentu dan tetap. Dari pembahasan diatas dapat
disimpulkan sifat senyawa sebagai berikut :
a. Tergolong zat tunggal
b. Dapat diuraikan menjadi zat yang lebih sederhana
c. Terbentuk dari dua unsur jenis zat atau lebih zat dengan perbandingan

tertentu
d. Mempunyai sifat tertentu dan berbeda dari sifat unsur penyusun

Suspensi dan koloid : Suspensi adalah campuran kasar dan tampak heteroogen.
Sedangkan koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara
larutan dan suspensi. Secara mikroskopis koloid tampak homogen, tetapi jika
diamati dengan mikroskopis ultra akan tampak heterogen masih dapat dibedakan
atas komponennya (James,1999)

7

8

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-Alat












Alat pemanas
Cawan penguap
Cawan petri
Corong pisah
Gelas kimia 100ml
Sendok (spatula)
Batang pengaduk
Corong gelas
Tabung reaksi
Pipet tetes
erlenmeyer
3.1.2 Bahan













Garam dapur
Naftalena
Norit
Minyak goreng
Kapur tulis
Pasir
Aqudes
Kertas saring
CuSO4.5H2O
Sabun
Tisu
3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1


3.2.2



3.2.3

Dekantasi

Dimasukkan 1 sendok pasir ke dalam gelas kimia
Ditambahkan aquades
Dihomogenkan lalu diamati
Filtrasi

Dimasukkan1 sendok kapur tulis ke dalam gelas kimia sebanyak

Ditambahkan aquades
Dihomogenkan
Disaring kedalam erlenmeyer lalu diamati
Rekristalisasi
9





Diambil CuSO4.5H2O
Ditambah aquades
Dipanaskan sampai kering lalu diamati

3.2.4

Sublimasi

Diambil garam dan naftalena ke dalam cawan

Ditutup dengan corong kaca yang sudah dilapisi kertas saring

Dipanaskan, lalu diamati

3.2.5

Ekstraksi

Diambil aquades

Dimasukkan ke dalam corong pisah

Ditambah minyak secukupnya

Dikocok corong pisah

Diamati fase yang terbentuk

3.2.6




Kristalisasi
Ditambahkan garam secukupnya
Dilarutkan dengan aquades
Dipanaskan sampai kering, lalu diamati

10

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel Pengamatan
No
.
1.

Perlakuan
Filtrasi :
 Dimasukkan 1 sendok kapur tulis
 Ditambahkan aquades
 Dihomogenkan
 Disaring kedalam erlenmeyer
 diamati

Pengamatan








2.

Dekantasi :

Dimasukkan 1 sendok pasir ke 
dalam gelas kimia


Ditambah aquades

Dihomogenkan

diamati




3.

Rekristalisasi :

Diambil CuSO4.5H2O

Ditambah aquades

Dipanaskan sampai kering

Diamati




Setelah aquades di campur kapur
tulis, air menjadi keruh berwarna
putih susu
Setelah disaring menggunakan
kertas saring dan air campuran
berubah menjadi jernih
Filtrat: Air saringan yang telah
berubah menjadi jernih
Residu: Sisa kapur tulis yang
tertinggal di kertas saring
setelah dicampur pasir, aquades
menjadi keruh
camnpuran didiamkan beberapa
waktu sehingga menghasilkan
endapan
karena massa pasir berada lebih
besar daripada air maka pasir
berada diatas
campuran pasir dan aquades
merupakan campuran heterogen
sehingga masih bisa dibedakan
antara pasir dan air
Sebelum CuSO4.5H2O dicampur
dengan aquades airnya menjadi biru
Setelah dipanaskan air, akan
menguap dan akhirnya mengkristal

11

4.

5.

Sublimasi :

Diambil garam dan naftalena 
kedalam cawan

Ditutup dengan corong kaca
yang sudah dilapisi kertas saring

Dipanaskan

Diamati
Ektraksi :

 Diambil aquades
 Dimasukkan kedalam corong
pisah

 Ditambah minyak secukupnya
 Dikocok corong pisah
 Diamati fase yang terjadi


6.

Kristalisasi :
 Diambil garam secukupnya
 Dilarutkan dengan aquades
 Dipanaskan sampai kering
 Diamati



Campuran garam dan naftalena
dipanaskan dan menghasilkan
uapan
naftalena
sedangkan
garam, tetap

Aquades dan minyak goreng
dikocok dan hasilnya minyak dan
air tetap terpisah
Setelah itu dicampur sabun
dimasukkan kedalam corong pisah.
Dikocok dan hasilnya terjadi 3 fase,
minyak diatas, air ditengah dan
sabun dibawah
Air, minyak bercampur karena
sabun bersifat hidrofolik dan
hidrofobik
Garam yang dicampur dengan
aquades,
didihkan
dan
menghasilkan endapan garam

4.2 Reaksi
4.2.1 CuSO4 + H2O → Cu+ + SO4⁻ + H2O
4.2.2 Minyak goreng+air+sabun →
O
CH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3
O
CHOC (CH2)7CHCH(CH2)7CH3
O
CH2OC(CH2)7CHCH(CH2)7CH3
12

Struktur minyak (trigliserida)

4.2.3 Naftalena →
4.2.4 NaCl + H2O → NaOH⁻+ HCl+
4.3 Pembahasan
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau
lebih yang saling bercampur dan pemurnian dilakukan untuk mendapatkan zat
murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain. Pemisahan dan pemurnian
adalah proses pemisahan dua zat atau lebih yang saling bercampur serta untuk
mendapatkan zat murni dari suatu zat yang telah tercemar oleh zat lain.
Teknik pemisahan atau pemurnian dari suatu zat yang telah tercemar dapt
dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya :
-

Penyaringan, adalah proses pemisahan yang didasari pada perbedaan

-

ukuran partikel
Rekristalisasi adalah proses keseluruhan melarutkan zat terlarut dan

-

mengkristal kembali
Sublimasi adalah proses pemisahan dan pemurnian zat yang dapat

-

menyublim dari suatu partikel atau zat yang tercampur
Ekstraksi adalah proses pemurnian zat bercampur dengan menggunakan

-

sifat kepolaran suatu zat yang menggunakan corong pisah
Kristalisasi adalah proses yang membentuk kristal padat, baik gas, cairan

-

atau molekul
Rekristalisasi adalah proses pemisahan benda padat berbentuk kristalin
Filtrasi adalah proses sustansi/zat yang telah melewati penyaringan

Yang dimaksud dengan :
- Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua zat atau lebih zat.
- Unsur adalah zat kimia yang tidak dapat dibagi lagi menjadi zat yang lebih

kecil
- Campuran adalah campuran suatu bahan yang terdiri atas satu atau lebih

zat yang masih mempunyai sifat-sifat zat asalnya
- Campuran homogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan
atau lebih dalam fase yang sama

13

- Campuran heterogen adalah suatu campuran yang terdiri dari dua bahan

atau lebih dalam fase yang berbeda
Membahas hasil percobaan :
- Proses pemisahan campuran pasir dan air dilakukan dengan dekantasi.

Pasir dilarutkan ke dalam air kemudian dibiarkan hingga pasir mengendap
karena massa jenis pasir lebih berat dari air
- Proses filtrasi pemisahan suspensi kapur tulis dalam air dilakukan dengan

filtrasi (penyaringan). Kapur tulis didalam air dilakukan dengan filtrasi
(penyaringan). Kapur tulis yang dihaluskan dimasukkan kedalam air dan
campuran tampak keruh. Kemudian disaring dan kapur tulis tertahan pada
kertas saring karena kapur memiliki ukuran partikel yang lebih besar
dibanding ukuran pori-pori kertas saring
- Proses pemurnian naftalena dilakukan dengan cara sublimasi. Naftalena

yang tercemar oleh garam pada cawan penguap ditutup oleh kertas saring
yang telah dilubangi kecil-kecil. Kemudian ditutup lagi dengan corong
kaca dengan posisi terbalik dan lehernya disumbat oleh tisu. Kemudian
diuapkan hingga naftalena berubah menjadi gas dan dari wujud

gas

langsung ke padat pada pendinginan tidak menjadi cair terlebih dahulu
- Proses pemurnian minyak dan air dilakukan dengan ekstraksi air dan
minyak goreng. Kedua dimasukkan kedalam corong pisah dan terbentuk
pada dua fase karena air dan minyak tidak dapat saling melarutkan. Air
bersifat polar dan minyak non-polar
- Minyak dan air tidak tercampur karena massa jenis dan sifat kepolarannya
berbeda. Minyak bersifat hidrofobik dan air bersifat hidrofolik
Fungsi perlakuan adalah perubahan suhu dan reaksi karena adanya dua
campuran yang berbeda bergabung menjadi satu sedangkan fungsi reagen adalah
perlakuan selama percobaan dimulai dari penimbangan untuk menentukan jumlah
berat larutan yang diperlukan dalam suatu percobaan.
Dalam ilmu kimia pengertian ‘Like Dissolved Like’ sudah sangat umum
digunakan. Suatu kelarutan yang besar dapat terjadi bila molekul-molekul solut
mempunyai persamaan dalam struktur dan sifat-sifat kelistrikan dengan molekul-

14

molekul solven. Bila ada kesamaan misal momen dipole yang tinggi antara solven
dan solut maka gaya tarik menarik yang terjadi antar solut dan solven adalah kuat.
Namun, bila tidak ada kesamaan diantara keduanya maka gaya tarik akan
cenderung lemah. Sehingga dengan begitu suatu senyawa polar H 2O biasanya
merupakan solven yang baik untuk senyawa polar seperti alkohol, akan tetapi
merupakan solven yang buruk untuk senyawa non-polar seperti minyak goreng.
Oleh karena itu senyawa air dan minyak goreng pada perlakuan ekstraksi diatas
merupakan salah satu bukti penerapan prinsip ‘like dissolved like’. Jadi ‘like
dissolved like’ adalah sebuah prinsip kelarutan dimana, suatu zat hanya akan larut
pada pelarut yang sesuai.
Aplikasi pada kehidupan sehari-hari :
-

-

-

-

-

Dekantasi :

a. Pembuatan campuran air dan kopi
b. Dalam pendulangan emas
c. Pengendapan campuran air dan pasir
Filtrasi :
a. Pembuatan jus mangga
b. Penyaringan santan untuk masakan
c. Penyaringan campuran air dan santan
Ekstraksi :
a. Pemisahan minyak dan alkohol
b. Pemisahan minyak dan air
c. Pemisahan oli dan minyak
Kristalisasi : a. Pembuatan kristal gula
b. Pembuatan garam dari laut
c. Pengolahan air laut menjadi air tawar
Sublimasi : a. Pemisahan naftalena dari pengotornya
b. Penguapan bahan pengawet dari pewangi padatan
c. Pemisahan iodin dari campurannya
Adapun manfaat dari pengadukan pada setiap percobaan ditujukan untuk

mencampur zat terlarut dan zat pelarut agar menjadi suatu campuran. Dan manfaat
pada percobaan ekstraksi adalah untuk mencampurkan minyak dan air.
Mendiamkan campuran setelah diaduk pada percobaan dekantasi adalah untuk
menunggu zat terlarut pada campuran tersebut mengendap. Pemanasan pada
percobaan kristalisasi adalah untuk menguapkan zat terlarut tersebut hingga
meninggalkan zat terlarutnya. Penyaringan pada percobaan filtrasi adalah untuk
menyaring padatan yang terdapat pada campuran. Pemanasan yang dilakukan
pada pencampuran naftalena dan garam pada percobaan sublimasi adalah untuk

15

memisahkan kedua campuran padatan tersebut dengan menguapkan dahulu zat-zat
yang mempunyai titik uap paling rendah.
Struktur minyak goreng :
CH3-(CH2)4-(CH=CH-CH2)2-(CH2)6-COOH
Struktur naftalena (CHOH8) :
Struktur air H2O :
H-O-H
Masing-masing percobaan dilakukan karena untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau sekelompok senyawa yang mempunyai susunan
kimia yang berkaitan dari suatu bahan.
Perlakuan yaitu tindakan yang kita lakukan pada bahan yang akan kita
reaksikan, range. Manfaat masing-masing percobaan adalah kita dapat mengetahui
kinerja pembuatan dan pemisahan serta pemurnian dari semua cara yang ada
sehingga dalam praktikum yang lainnya kita dapat lancar melakukan dan
menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Fungsi pengadukan dan pengocokan zat
yang dicampur ialah membuat kedua zat yang dicampurkan dapat bersatu.
Pemanasan dilakukan bertujuan menguapkan zat yang titik didihnya lebih rendah,
sehingga dapat dipisahkan zat sisa dan hasil reaksi serta didapatkan hasil berupa
zat murni. Penyaringan dilakukan untuk memisahkan dan memurnikan zat atau
filtrat sebagai hasil-hasil dari zat-zat sisa (residu).
Dalam proses pemisahan dan pemurnian dikenal dua metode penyerapan,
adsorbsi dan absorsi. Perbedaan antara adsorbsi dan absorsi adalah merupakan
pemisahan dengan cara penyerapan pada seluruh bagian permukaan. Sedangkan
adsorbsi merupakan proses pemisahan dan pemurnian dengan cara penyerapan
yang terjadi buih pada permukaan apa saja.
Aquades dalam percobaan ini digunakan sebagai pelarut universal, sebagai
penyerap warna minyak. Digunakan sebagai larutan yang bersifat polar.
Zat-zat yang digunakan dalam praktikum ini adalah zat murni. Zat murni
adalah zat yang belum tercampur apapun dan pada praktikum ini ada yang disebut
pelarut dan larutan yang mempengaruhi semuanya.
Pada praktikum ini prinsip-prinsip berpengaruh pada proses pemurnian
dan pemisahan sehingga perlu diperhatikan prinsip-prinsip dan metode-metode
yang dilakukan pada praktikum kali ini. Pada setiap praktikum harus banyak
16

memperhatikan semuanya, mulai dari metode-metode, prinsip-prinsip dan yang
lainnya.
Pengaplikasian percobaan ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari yaitu
adalah proses filtrasi digunakan pada kegiatan rumah tangga yaitu untuk
menyaring teh dan pembuatan tahu, proses dekantasi pada industri besar yaitu
untuk pengendapan limbah yang ada. Kristalisasi digunakan untuk penjernihan air
dengan kaporit karena pada proses ini menggunakan prinsip adsorbsi dan absorsi
serta penjernihan minyak. Sublimasi yaitu proses penyubliman dimana pada
proses ini terjadi pada kapur barus, iodium dan belerang yang menyublim ketika
dibiarkan pada suatu ruangan dengan sinar panas. Kapur barus digunakan untuk
menghilangkan bau pada pakaian. Aplikasi-aplikasi diatas dapat kita temukan
pada kehidupan sehari-hari.

BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, zat murni yang dihasilkan lewat


dekantasi adalah endapan pasir yang telah bebas dari kotoran
Setelah melakukan percobaan, kita dapat memisahkan dua zat atau lebih
yang



bercampur

dengan

metode

dekantasi,

filtrasi,

kristalisasi,

rekristalisasi, sublimasi, dan ekstraksi
Pada saat ekstraksi minyak goreng dengan aquades , warna minyak goreng
tidak lagi kuning cerah karena partikel air ikut larut dalam minyak. Begitu
pula yang terjadi pada air, warna air menjadi keruh karena ada partikel



minyak yang ikut larut dalam air
Ada bermacam-macam jenis pemisahan dan pemurnian. Misalnya,
dekantasi, kristalisasi, filtrasi, sublimasi, ekstraksi, dan rekristalisasi

17

5.2. Saran
Bagi praktikum selanjutnya dapat menggunakan tekhnik yang lain-lain
selain yang dipercobakan, seperti pemusingan (sentrifugal) agar didapat hasil
yang berbeda dan lebih bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA
Petrucci, Ralph H.1996.Kimia Dasar Jilid 1.Jakarta:Erlangga
Petrucci, Ralph H.1987.Kimia Dasar Jilid 1.Jakarta:Erlangga
S,Syukri.1999.Kimia Dasar 1.Bandung:ITB
S,Syukri.1991.Kimia Dasar 1.Bandung:ITB
H,Bahti Husein.1998.Teknik Pemisahan Kimia dan Fisika.Jakarta:Ganeca
James.1999.Metode Pemisahan.Yogyakarta:F.Farmasi UGM Yogyakarta

18

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ketika mempelajari kimia dikenal adanya larutan. Larutan pada dasarnya
adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari komponen. Komponen
yang terdapat dalam jumlah yang besar disebut pelarut atau solvent, sedangkan
komponen yang terdapat dalam jumlah yang kecil disebut zat terlarut atau solute.
Konsentrasi suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam
sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara,
antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainnya. Molaritas yaitu
jumlah mol solute per 1000 gram pelarut sedangkan normalitas yaitu jumlah gram
ekuivalen solute dalam 1 liter larutan.
Dalam ilmu kimia, pengertian larutan ini sangat penting karena hampir semua
reaksi kimia terjadi dalam bentuk larutan. Larutan dapat didefinisikan sebagai
campuran serba sama dari dua komponen atau lebi yang saling berdiri sendiri.
Disebut campuran karena terdapat molekul-molekul, atom-atom atau ion-ion dari
dua zat atau lebih. Larutan dikatakan homogen apabila campuran zat tersebut
komponen-komponen penyusunnya tidak dapat dibedakan satu dengan yang

19

lainnya lagi. Misalnya larutan gula dengan air dimana kita tidak dapat lagi melihat
dari bentuk gulanya, hal ini terjadi karena larutan sudah tercampur secara
homogen. Dalam pembuatan larutan dengan konsentrasi tertentu sering dihasilkan
konsentrasi titak dapat dengan yang diinginkan untuk itu diperlukan praktikun dan
pada praktikum kali ini akan dilaksanakan pembuatan larutan dan standarisasinya.
Dalam pembuatan larutan harus dilakukan seteliti mungkin dan menggunakan
perhitungan yang tepat, sehingga hasil yang di dapatkan sesuai dengan yang
diharapkan untuk mengetahui konsentrasi sebenarnya dari larutan yang dihasilkan
maka dilakukan standarisasi.
Berdasarkan uraian diatas maka dilakukan percobaan pembuatan larutan ini
untuk membuat suatu larutan standar yang dibutuhkan dalam analisa kuantitatif
suatu reagen untuk metode penelitian yang tepat, disamping pembuatan larutan ini
menjelaskan bagaimana sifat dan karakter suatu larutan ini yang banya ditemukan
dalam kehidupan sehari-hari, tujuannya adalah untuk menatileen larutan yang
lama kadaluarsa (tidak layak pakai) disuatu larutan.
1.2 Tujuan Percobaan
-

Menghitung konsentrasi larutan dari masing-masing bahan yang
digunakan(NaOH, HNO3)

-

Untuk mengetahui macam-macam kosentrasi dalam larutan

-

Untuk mengetahui atau menghitung molaritas

20

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pengetahuan mengenai cara pembuatan larutan sangat penting karena
sebagian besar reaksi kimia terjadi melalui bentuk cairan atau larutan, terutama
dalam bentuk larutan dengan pelarut air. Larutan sendiri merupakan suatu sistem
homogen yang terdiri dari molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih.
Disebut homogen jika zat-zat yang ada dalam sistem tersebut fasenya sama dan
susunannya seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian atau
fasenya terpisah (Baroroh,2004).
Semua gas pada umumnya dapat bercampur dengan sesamanya (misibel).
Karena itu semua campuran gas adalah larutan. Meskipun demikian campuran
fase gas jarak pisah antaranya molekul relatif jauh, sehingga tidak dapat saling
tarik-menarik secara efektif. Larutan dapat berfase padat, dalam larutan pada
pelarutnya adalah zat padat. Kemampuan membentuk larutan padat sering
terdapat pada logam dan larutan tertentu dimana atom terlarut mengerahkan
beberapa atom pelarut dalam larutan padat lain. Atom terlarut dapat mengisi kisi
atau lubang dalam kisi planet. Pembentukan larutan padat ini terjadi apabila atom

21

terlarut cukup kecil untuk memasuki lubang-lubang dan diantara atom pelarut
(Syukri S,1991).
Pada umumnya larutan berfase cair. Salah satu komponen (penyusun) larutan
semacam itu adalah suatu cairan sebelum campuran itu dibuat. Cairan ini disebut
medium pelarut (solven) komponen lain yang dapat dibentuk padat,cair ataupun
gas, dianggap sebagai zat kedalam komponen pertama. Zat terlarut itu disebut
solute. Faktor utama yang berpengaruh dalam kemampuan terjadi larutan adalah
kemampuan atau gaya tarik-menarik antara partikel larutan dan pelarut yang
menghasilkan bentuk partikel tertentu. Interaksi molekul-molekul pelarut dengan
partikel zat terlarut dalam bentuk gugusan disebut solvasi. Jika pembentukan
larutan dapat disebut sebagai proses hipotorus tahap pertama. Jarak antar molekul
meningkat menjadi jarak rata-rata yang tampil pada larutan. Tahap ini
memerlukan banyak energi untuk melampaui gaya-gaya intermolekul kohesi.
Pada tahap ini disuntai dengan peningkatan entalpi dengan reaksi endoterm
(penyerapan panas). Banyak cara menentukan konsentrasi larutan yang semuanya
menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas pelarut atau larutan. Dengan
demikian, setiap sistem konsentrasi harus mengatakan hal-hal sebagai berikut:
a) Satuan yang digunakan untuk zat terlarut
b) Kuantitas jedua dapat berupa pelarut atau larutan keseluruhan
c) Satuan yang digunakan untuk kuantitas kedua konsentrasi

Dalam perhitungan muncul masalah konsentrasi-konsentrasi yang menyatakan
banyak solut dalam sejumlah larutan, misalkan 2 gelas air minum dan terisi air
gula sama banyak (sama volume) tapi yang satu berisi gula yang lebih banyak,
maka pada gelas pertama tadi memiliki konsentrasi yang lebih besar dari gelas
kedua. Larutan ini disebut encer bila konsentrasinya kecil. Pengertian encer dan
pekat relatif dan sukar dinyatakan kapan suatu larutan masih pekat, kapan sudah
dapat dikatakan atau disebut encer (respati, 1992).
Untuk perhitungan kimia, masalah konsentrasi harus lebih eksak atau ilmiah
pengertiannya. Ada dua cara menghitung konsentrasi yaitu:
a).

Konsentrasi sebagai perbandingan banyaknya solut terhadapa banyaknya
pelarut

22

b).

Konsentrasi sebagai perbandingan banyakanya solut terdapat banyaknya
larutan

Jadi banyaknya solut = n dan banyaknya pelarut = m (Baroroh, 2004)
Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut dalam suatu larutan.
Apabila zat terlarut banyak sekali sedangkan pelarut sedikit, maka dapat di
katakan bahwa larutan itu pekat atau konsentrasinya sangat tinggi sebaliknya bila
zat yang terlarutnya sedikit sedangkan pelarutnya sangat banyak, maka dapat
dikatakan bahwa larutan itu encer atau konsentarasinya sangat rendah.
Konsentrasi daoat dinyatakann dengan beberapa cara yaitu:
a). Persen volum

Persen volum menyatakan jumlah liter zat terlarut dalam 100 liter larutan,
misalnya: alkohol 76%, berarti dalam 100 liter larutan alkohol terdapat 76 liter
alkohol murni
b).

Persen massa
Persen massa menyatakan jumlah gram zat terlarut dalam 100 gram larutan.

Contohnya: sirup merupakan larutan gula 80 % artinya dalam 100 gram sirup
terdapat 80 gram gula
c). Molaritas
Molaritas menyatakan bahwa banyaknya mol zat terlarut per kilogram pelarut
yang terkandung dalam suatu larutan molaritas (meter) tidak dapat dihitung dari
konsentrasi molar (M) kecuali jika rapatan (densitar) larutan itu diketahui
d). Molalitas
Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut setiap kilogram dalam 1 liter
larutan. Contohnya NaCl berati 1 liter larutan terdapat 0,1 mol NaCl.
e). Normalitas
Normalitas suatu larutan adalah jumlah gram ekuivalen zat terlarut yang
terkandung didalam 1 liter larutan. Batas ekuivalen adalah fraksi bobot molekul
yang berkenaan dengan satu-satuan tertentu, reaksi kimia dan 1 gram ekuivalen
adalah fraksi yang sama dari pada 1 mol.
f). Fraksi Mol

23

Fraksi mol suatu dalam larutan didefinisikan sebagai banyaknya mol (n)
komponen itu, dibagi dengan jumlah mol keseluruhan komponen dalam larutan
itu. Jumlah fraksi seluruh komponen dalam setiap larutan adalah:
X (terlarut) = n (terlarut)
n (terlarut) + n (pelarut)
X (pelarut) = n (pelarut)
n (teralrut) + n (pelarut)
Dalam persentase fraksi mol dinyatakan sebagai mol persen (Haryadi, 1990).
Skala konsentrasi molar dan normalitas sangat bermanfaat untuk eksperimen
volumetri dimana kuantitas zat terlarut dalam larutan dengan volume bagian
terlarut itu. Skala normalitas sangat menolong dalam membandingkan volume dua
larutan yang di perlukan untuk bereaksi secara kimia. Keterbatasan skala
normalitas adalah bahwa suatu larutan mungkin mempunyai lebih dari satu nilai
normalitas, bergantung pada reaksi yang menggunakannya. Konsentrasi molar
larutan sebaliknya merupakan suatu bilangan tetap karena bobot molekul zat itu
tidak bergantung pada reaksi yang menggunakannya. Skala fraksi mol sangat
berguna dalam karya-karya teoritas karena banyak sifat-sifat fisika larutan dapat
dinyatakan dengan lebih jelas dalam perbandingan jumlah molekul pelarut dan zat
terlarut. Kimia volumetri yaitu pembuatan larutan baku. Zat murni ditimbang
dengan teliti, kemudian dilarutkan dalam labu ukur sampai volume tertentu
dengan tepat. Dimana normalitasnya diperoleh dengan perhitungan larutan-larutan
baku primer yaitu natrium oksalat, kalium bikromat, natrium karbonat, kalium
iodida (Ralph H Petrucci,1989).
Zat-zat kimia yang dipakai untuk membuat larutan harus memenuhi syarat:
1) Zat yang digunakan harus murni dan mempunyai rumus molekul yang pasti.
2) Zat yang digunakan harus mempunyai berat ekuivalen yang pasti.
3) Zat yang digunakan mudah dikeringkan.
4) Stabil diman larutan baku primer dapat dipakai untuk menentukan kadar larutan

yang tidak di ketahui (David W,2001).
Larutan baku (standar) adalah larutan yang telah diketahui konsentrasinya
secara teliti, dan konsentrasinya biasanya dinyatakan dalam satuan N (normalitas)

24

atau M (molaritas). Senyawa yang digunakan untuk membuat larutan baku
dinamakan senyawa baku. Senyawa baku dibedakan menjadi dua, yaitu:
1). Baku primer adalah bahan dengan kemurnian tinggi yang digunakan untuk

membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku yang
konsentrasinya larutannya dapat dihitung demi hasil penimbangan senyawa dan
volume larutan yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O, asam benzoat
(CoH5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, A52O3, KbrO3, KlO3, NaCL, dll. Syarat-syarat
baku primer:
-

Diketahui dengan pasti rumus molekulnya

-

Mudah didapat dalam keadaan murni dan mudah dimurnikan

-

Stabil, tidak mudah bereaksi dengan CO2, cahaya dan uap air

-

Mempunyai Mr yang tinggi.
2). Baku skunder adalah bahan yang telah dibakukan sebelumnya oleh baku

primer karena sifatnya yang tidak stabil yang kemudian digunakan untuk
membakukan larutan standar. Contohnya: larutan natrium tiosulfat pada
pembakuan larutan iodium. Syarat-syarat baku skunder:
-

Harus murni atau mudah dimurnikan

-

Susunan kimianya diketahui dengan pasti

-

Dapat dikeringkan dan tidak bersifat higroskopis
-

Bobot ekuivalennya besar, agar pengaruh kesalahan penimbangan dapat
diperkecil

-

Stabil, baik dalam keadaan murni maupun dalam larutannya (Isfar
Anshary,2002).
Titrasi adalah pentuan kadar suatu larutan yang belum diketahui

konsentrasinya dengan cara mengukur volume preaksi yang diketahui kadarnya
yang dapat bereaksi dengan sejumlah tertentu larutan tersebut. Titrasi asam basa
terbagi dua yaitu:
1) Asidimetri

Asidimetri adalah penentuan konsentrasi larutan basa dengan menggunakan
larutan baku asam
2) Alkalimetri

25

Alkalimetri adalah penentuan konsentrasi larutam asam dengan menggunakan
larutan baku asam basa.
Titik ekuivalen adalah titik dimana terjadi kesetaraan reaksi secara
stoikiometri antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titik akhir titrasi adalah
titik dimana terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukan titik
ekuivalen reaksi antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Pada umumnya,
senyawa asam mempunyai rasa asam, sedangkan senyawa basa mempunyai rasa
pahit. Namun begitu, tidak dianjurkan untuk mengenali asam dan basa dengan
cara mencipipinya, sebab banyak diantaranya yang dapat merusak kulit (korosif)
atau bahkan bersifat racun. Asam dan basa dapat dikenali dengan menggunakan
zat indikator, yaitu zat yang memberi warna pada berbeda dalam lingkungan asam
dan lingkungan basa (zat yang warnanya dapat berubah saat berinteraksi atau
bereaksi dengan senyawa asam maupun senyawa basa). Indikator adalah zat yang
ditambahkan untuk menunjukkan titik akhir titrasi telah dicapai. Umumnya
indikator yang digunakan adalah indikator a2o dengan warna yang spesifik pada
berbagai perubahan PH. Dalam laboratorium kimia, indikator asam-basa yang
biasa digunakan adalah indikator buatan dan indikator alami.
1) Indikator buatan adalah indikator siap pakai yang sudah dibuat dilaboratorium

atau pabrik alat-alat kimia. Contoh indikator buatan adalah kertas lakmus yang
terdiri dari lakmus merah dan biru. Indikator universal, fenolptalin dan metal
jingga. Indikator universal, fenolptalin, dan metil jingga selain dapat
mengidentifikasi sifat larutan asam basa juga dapat digunakan untuk
menentukan derajat kesamaan (PH) larutan.
2) Indikator alam merupakan bahan-bahan alam yang dapat berubah warnanya

dalam larutan asam, basa dan netral. Indikator alam yang biasanya dilakukan
dalam pengujian asam basa adalah tumbuhan yang berwarna mencolok, berupa
bunga-bungaan, umbi-umbian, kulit buah dan dedaunan. Perubahan warna
indikator bergantung pada warna jenis tanamannya, misalnya kembang sepatu
merah di dalam larutan asam akan berwarna merah dan di dalam larutan basa
akan berwarna hijau, kol ungu di dalam larutan asam akan berwarna merah
keunguan dan di dalam larutan basa akan berwarna hijau. Indikator asam basa

26

adalah senyawa holokromik yang ditambahkan dalam jumlah kecil kedalam
sampel, umumnya adalah larutan yang akan memberikan warna sesuai dengan
kondisi (PH) larutan tersebut (Kopkar S. M,1984).

BAB 3
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
- Neraca analitik
- Labu takar 100 ml
- Pipet tetes
- Pipet ukur 10 ml
- Batang pengaduk
- Gelas kimia 100 ml
- Corong kaca
- Labu erlenmeyer
- Beaker glass
- Buret
3.1.2 Bahan
- Aquades

27

- HNO3 0,5 M
- NaOH
- Indikator pp
- H2SO4
- Tisu
3.2 Prosedur Percobaan
3.2.1 Pembahasan larutan HNO3
- Dimasukan aquades kedalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml denagan digunakan pipet ukur
- Ditambahkan aquades lagi hingga tanda tera
- Diukur dan dihomogenkan
- Dihitung molaritasnya
3.2.2 Pembuatan Larutan
- Ditimbang 4 gr NaOH
- Dipindahkan ke gelas kimia
- Ditambahkan 25 ml aquades
- Dihomogenkan
- Dipindah ke dalam labu takar 100 ml
- Ditambahkan aquades hingga tanda tera
- Dihomogenkan
- Dihitung molaritasnya
3.2.3 Standarisasi NaOH
- Diambil 35 ml larutan NaOH 1 M
- Dimasukan larutan kedalam labu erlenmeyer
- Ditambahkan indikator pp 3 tetes
- Dititrasi digunakan HNO3
- Diamati sampai berubah warna
- DIhitung molaritasnya

28

BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Tabel pengamatan
No
1

Perlakuan
Pembahasan larutan HNO3
- Dimasukkan

Pengamatan
Larutan HNO3 ditambahkan aquades

aquades kedalam tidak ada perubahan warna pada

labu takar 100 ml

campuran, cairannya tetap bening.

- Ditambahkan HNO3 0,5 M 2 ml Molaritas HNO3:

dengan menggunakan pipet ukur

M1 V1 = M2 . M2

- Ditambahkan aquades lagi hingga

0,15 . 2 = M2 . 98

tanda tera

1 = M2 . 98

- Ditutup dan dihomogenkan
- Dihitung molaritasnya

2

M2 =

Pembuatan Larutan

= 0,01 M
Campuran NaOH + aquades saat

- Ditimbang 4 gr NaOH

dihomogenkan menjadi sedikit kental.

- Dipindahkan ke gelas kimia

Molaritas NaOH:

- Ditambahkan 25 ml aquades

M

=

29

4 1000
x
40 100

- Dihomogenkan
- Dipindah ke dalam labu takar 100

= 0,1 x 10

ml
- Ditambahkan

aquades

=1M

hingga

tanda tera
- Dihomogenkan
- Dihitung molaritasnya

3

Standarisasi NaOH

Saat larutan NaOH distandarisasi dan

- Diambil 35 ml larutan NaOH 1 ditambahkan 3 tetes indikator pp,

M

larutan

menjadi

- Dimasukan larutan kedalam labu lembayung,

erlenmeyer

berwarna

setelah

merah

dinetralisasi

dengan nitran dan dihomogenkan

- Ditambahkan indikator pp 3 tetes

sehinnga

larutan

sedikit

berubah

- Dititrasi digunakan HNO3

warna menjadi merah lembayung

- Diamati sampai berubah warna

pucat. Molaritas standarisasi NaOH:

- DIhitung molaritasnya

M1V1 = M2V2
1.35 = x.10.2
35 = 20x
x=

35
=1,75 M
20

4.2 Reaksi
4.2.1 HNO3 + H2O HNO3(Ag) H+(Ag) + NO3-(Ag)
4.2.2 NaOH + H2O Na + OH- + H2O + Heat
4.2.3 HNO3 + NaOH NaNO3

+ H2O

4.2.4 Indikator pp + H2SO4

+ H2SO4

4.2.5 Indikator pp + NaOH
30

O
H

C
O
H
C
O
O
OK
-

C
O

C
O
+

NaOH

31

+

Na+OHO

4.3 Perhitungan
4.3.1 Molaritas HNO3
Dik: M1 = 0,5 M
V1 = 2 ml
V2 = 98 ml
Dit: M2 ...?
Jawab: M1 V1 = M2 V2
0,5 . 2 = M2 . 98
1 = M2 . 98
M2 = = 0,01 M
4.3.2 Molaritas NaOH
Dik: gr = 4 gram
Mr NaOH = 40
V (ml) = 100 ml
Dit: M NaOH...?
32

=
= 0,1 . 10 = 1 M
4.3.3 standarisasi NaOH
Dik: V1 = 35 ml

V2 = - V1 = 45 - 35 = 10 ml

= 45 ml M1 = 1 M
Dit: M2...?
Jawab: M1 V1 = N2 . N2
1 . 35 = N2 . 10 . 2
35 = 20 N2
N2 = = 1,75 M
4.4 Pembahasan
Larutan adalah campuran homogen yang terdiri dari dua atau lebih zat. Zat
yang jumlah lebih sedikit didalam larutan disebut zat terlarut atau solute,
sedangkan zat yang jumlahnya lebih banyak dari pada zat-zat lain dalam larutan
disebut pelarut atau solven. Komposisi zat terlarut dan pelarut dalam larutan
dinyatakan dalam konsentrasi larutan. Sedangkan proses pencampuran zat terlarut
dan pelarut membentuk larutan disebut pelarut atau solvasi. Contoh dari larutan
adalah padatan yang dilarutkan dalam cairan seperti garam atau gula dilarutkan
dalam air.
Koloid adalah suatu bentuk campuran (sistem dispersi) dua atau lebih zat
yang bersifat homogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup
besar (1-100 nm), sehingga tekanan efek Tyndall. Bersifat homogen berarti
partikel terdispersi tidak berpengaruh oleh gaya gravitasi atau gaya lain yang
dikenakan kepadanya sehinga tidak terjadi pengendapan. Contoh-contoh koloid
adalah susu, agar-agar, sampho, tinta.
Suspensi adalah suatu campuran fluida yang mengandung partikel padat atau
dengan kata lain campuran heterogen dari zat cair dan zat padat yang dilarutkan
dalam zat cair tersebut. Partikel padat dalam sistem suspensi umumnya lebih besar
dari 1 mikrometer sehinnga cukup besar untuk memungkinkan terjadinya
sedimentasi. Tidak seperti koloid, padatan pada suspensi akan mengalami
pengendapan atau sedimentasi walaupun tidak terdapat gangguan. Contoh

33

suspensi yaitu: lumpur tanah dan lempung tersuspensi di air, tepung dapat
tersuspensi di air, debu tersuspensi di atmosfer.
Larutan standar primer adalah larutan dengan kemurnian tinggi yang
digunakan untuk membakukan larutan standar dan untuk membuat larutan baku
yang konsentrasi larutannya dapat dihitung dari hasil penimbangan senyawanya
dan volume larutan yang dibuat. Contohnya: H2C2O4, 2H2O4, asam benzoat
(C6H5COOH), Na2CO3, K2Cr2O7, As2O3, KBrO3, NaCL, dll.
Syarat-syarat terjadinya larutan standar primer:
1). Mudah diperoleh, dimurnikan atau dikeringkan (jika mungkin pada suhu ) dan

disimpan dalam keadaan murni.
2). Tidak bersifat higroskopis dan tidak berubah berat dalam penimbangan

diudara
3). Diketahui dengan pasti rumus molekulnya
4). Mempunyai Mr yang tinggi.

Larutan standar skunder adalah larutan yang telah dibakukan sebelumnya
oleh baku primer atau standar. Contohnya: AgNO3, KMnO4, Fe(SO4)2. Syaratsyarat larutan standar skunder:
1). Kemurnian derajat lebih kecil dari pada larutan standar primer
2). Mempunyai BE yang tinggi untuk memperkecil kesalahan penimbangan
3). Larutan relatif stabil dalam penyimpanan
4). Harus murni atau mudah dimurnikan
5). Susunan kimianya diketahui dengan pasti

Titik ekuivalen adalah titik dimana perbandingan yang bereaksi sama dengan
jumlah basa yang bereaksi. Ini biasa dilakukan dalam titrasi asam basa. Biasa
digunakan indikator seperti fenolftalen untuk melihat perubahan yang terjadi jika
warna larutan menjadi merah, maka indikator itu sudah terlihat dan disitulah titik
ekuivalen, titik akhir, saat dimana terjadi perubahan warna indikator terjadi, titrasi
dihentikan. Titrasi adalah suatu jenis volumetric. Larutan yang ditambahkan dari
berat disebut titran. Titik akhir titrasi atau biasa disingkat TAT adalah titik dimana
terjadi perubahan warna pada indikator yang menunjukan titik ekuivalen reaksi

34

antara zat yang dianalisis dan larutan standar. Titrat adalah larutan yang ditambahi
oleh titran.
Contoh-contoh titik ekuivalen: fenolftalen untuk melihat perubahan warna
yang terjadi, jika warna indikator merah, itu adalah TA. Contoh titik akhir titrasi:
untuk indikator phenolphthalein (pp) dan keadaan tidak terionisasi (dalam larutan
asam) tidak akan berwarna dan akan berwarna merah keunguan dalam keadaan
terionisasi. Contoh: titran, larutan skunder NaOH dititrasi dengan 10 ml larutan
HNO3 yang hasilnya menunjukan sifat asam dan basa.
Dari hasil percobaan diatas dapat dibahas yaitu pembuatan larutan HNO 3
dimana pembuatan HNO3 dengan 0,5 ml massa dan volume 2 ml dan 98 ml tetapi
pada HNO3 tidak perlu ditimbang yang selanjutnya larutan itu dilarutkan dengan
sedikit air dalam beaker glass. Kemudian masukan pada labu takar pada saat
didalam labu takar yang telah diisi air terjadi reaksi endoterm yaitu larutan
menjadi terasa dingin kemudian ditambahkan lagi dengan air sampai tanda tera
dengan menggunakan pipet tetes kemudian dihomogenkan dengan cara tutup labu
takar kemudian diputar dibolak-balik hingga menjadi larutan homogen karena
pada HNO3 akan terjadi pencampuran yang akan menghasilkan campuran dengan
jumlah molaritas adalah 0,01 M yang kita dapat. Pembuatan larutan NaOH
dengan 100 ml, massa relatif 40 dan massa 4 gram. Hal pertama yang dilakukan
yaitu menimbang dengan menggunakan neraca analitik yang selanjutnya
dilarutkan dalam beaker glass. Kemudian dipindah pada labu takar, karena NaOH
bersifat basa kuat maka harus terdapat air sebelum dimasukan NaOH dalamnya.
Kemudian ditambahkan air hingga batas tera dan dihomogenkan maka akan terasa
panas pada percobaan diatas didapati molaritas = 1 M dari hasil perhitungan
dalam praktikum ini yang berfungsi sebagai larutan standar adalah HNO3 35 ml
larutan NaOH 1 m larutan NaOH ditambahkan 3 tetes larutan indikator pp.
Indikator didefinisikan sebagai zat yang digunakan untuk menunjukan apakah
suatu larutan saat larutan NaOH distandarisasi dan ditumpahkan 3 tetes pp
indikator, larutan menjadi merah lembayung. Setelah dinetralisasi mol yang
didapat dari hasil perhitungan zat larut ini = 1,75 M.
Faktor-faktor kesalahan dalam melakukan percobaan:

35

1). Pada saat penimbangan NaOH yang digunakan adalah 2109 gram sehingga

larutan encer mengalami kenaikan suhu saat dihomogenkan yang akan
menimbulkan kesalahan yang ada
2). Pada saat larutan diencerkan menggunakan aquades yang terjadi kelebihan

aquades yang seharusnya diencerkan sampai tanda tera yang ada pada labu
takar
Banyak lagi faktor kesalahan yang terjadi pada praktikum. Keteledoran yaitu
pemegangan tabung reaksi pada saat larutan NaOH di cairkan. Penggunaan pipet
tetes yang kurang baik akan mengurai hasil yang kurang bagus, pemegangan dan
pengambilan larutan NHO3 bila dilakukan dengan salah akan mengakibatkan fatal.
Fungsi reagen, fungsi bahan kimia yang digunakan atau dilarutkan pada
pelarut yang ada pada praktikum kali ini.
Fungsi perlakuan yaitu tindakan yang kita lakukan pada bahan yang kita
reaksikan pada praktikum kali ini.
Konsentrasi suatu larutan merupakan bobot atau volume zat terlarut yang
berubah dalam pelarut, ataupun larutan yang banyak ditemukan. Terdapat
beberapa metode yang lazim untuk mengungkapkan kualitas-kualitas ini, yaitu:
PPM adalah satuan konsentrasi yang sering dipakai dalam di cabang kimia
analisa. Satauan ini sering sering digunakan untuk menujukan kandungan suatu
senyawa dalam suatu larutan misalnya kandungan garam dalam air laut,
kandungan polutan dalam sungai atau biasanya kandungan yodium dalam garam
juga dinyatakan dalam PPM.
PPB adalah satuan konsentrasi yang digunakan untuk mengukur konsentrasi
suatu kontaminan dalam tanah. PPB juga kadang-kadang digunakan untuk
menggambarkan konsentrasi kecil dalam air.
Normalitas yang bernotasi (N) adalah satuan konsentrasi yang sudah
memperhitungkan kation atau anion yang dikandung sebuah larutan. Normalitas
di definisikan banyaknya zat dalam gram ekuivalen dalam satu liter larutan.
Molalitas (m) adalah beberapa mol solute yang terdapat dalam 1000 gr
pelarut. Pernyataan konsentrasi ini lain dengan satuan terdahulu karena banyaknya

36

solute disini tidak diperbandingkan dengan larutannya tetapi dengan banyaknya
pelarut.
Molaritas (M) adalah banyaknya mol zat terlarut dalam tiap liter larutan.
Harga kemolaran dapat ditentukan dengan menghitung mol zat terlarut dan
volume larutan. Volume larutan adalah volume zat terlarut dan pelarut setelah
bercampur.
Fraksi mol adalah beberapa bagian jumlah mol zat dari keseluruhan jumlah
mol semua komponen yang ada dalam larutan. Fraksimol terbagi menjadi 2, yaitu:
a). Fraksi mol zat terlarut (Xt) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total

mol yang bersangkuatan dengan zat terlarut
b). Fraksi mol zat pelarut (Xp) yang merupakan bagian pecahan dari jumlah total

yang bersangkutan dengan pelarut
Persen berat adalah perbandingan massa larutan dikali 100%. Biasanya
dipakai pada larutan padat-cair atau padat-padat.
Persen volume adalah perb