KETERAMPILAN BERTANYA siswa dalam pembelajaran (3)

KETERAMPILAN BERTANYA
A. Pengertian Keterampilan Bertanya
Menurut pendapat Brown pengertian bertanya adalah…any statement which tests or
creates knowledge in the learner (setiap pertanyaan yang mengkaji atau menciptakan ilmu
pada diri siswa-siswi merupakan pengertian dari bertanya) (Brown, 1975, 103). Dalam
proses belajar-mengajar, tujuan pertanyaan yang diajukan oleh guru adalah agar siswasiswi belajar, artinya memperoleh pengetahuan (informasi) dan meningkatkan kemampuan
berpikir.1[1]
Keterampilan bertanya, bagi seorang guru merupakan keterampilan yang sangat
penting untuk dikuasai. Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana
pembelajaran lebih bermakna. Pembelajaran akan menjadi sangat membosankan, jika selama
berjam-jam guru menjelaskan materi pelajaran tanpa diselingi dengan pertanyaan, baik hanya
sekedar pertanyaan pancingan, atau pertanyaan untuk mengajak siswa berpikir.2[2]
Bertanya merupakan suatu unsur yang selalu ada dalam suatu proses komunikasi,
termasuk dalam komunikasi pembelajaran. Keterampilan bertanya merupakan ucapan atau
pertanyaan yang dilontarkan guru sebagai stimulus untuk memunculkan atau menumbuhkan
jawaban (respon) dari peserta didik.3[3] Ada hal penting dalam keterampilan bertanya yaitu :
1. Pausing
Setelah guru mengajukan pertanyaan, murid diminta tenang sebentar. Ini bertujuan untuk :
Ø Memberikan kesempatan berpikir mencari jawaban
Ø Untuk memperoleh jawaban yang komplit
Ø Memahami pertanyaan / menganalisa pertanyaan

Ø Agar banyak murid yang menjawab.
2. Prompting
Guru mengajukan pertanyaan “sulit”, sehingga tidak ada murid yang dapat menjawab, karena
sulitnya, atau karena pertanyaan tidak jelas. Oleh sebab itu guru harus melakukan “prompt”
mendorong. Caranya ialah :
Ø Memberikan informasi tambahan, agar murid dapat menjawab
Ø Mengubah pertanyaaan dalam bentuk lain
Ø Pecah pertanyaan semula menjadi beberapa sub pertanyaan sehingga akhirnya semua dapat
terjawab.
3. Probing
Melacak, menuntun, mengarahkan. Probing dilakukan karena belum diperoleh jawaban yang
memuaskan. Untuk memperoleh jawaban yang sempurna, maka guru menunjuk murid lain
untuk menjawab. Apabila belum puas, minta murid yang lain lagi. Yang akhirnya diperoleh
jawaban yang sempurna.4[4]
B. Pentingnya Keterampilan Bertanya
v Telah berakarnya mengajar dengan menggunakan metode ceramah yang cenderung
menempatkan guru sebagai sumber informasi sedangkan siswa / i menjadi penerima
informasi yang pasif
1[1] Eni Purwati dkk, Microteaching,(Surabaya : Aprinta, 2009) hlm 6-15
2[2] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT

Rineka cipta,2000) hlm 157
3[3] http://gurukita.guru-indonesia.net/artikel_detail-30362.html
4[4] Bukhari Alma, dkk, Guru Professional (Bandung : Alfabeta, 2009) hlm 24

v Latar belakang kehidupan anak dalam lingkungan keluarga dan masyarakat yang kurang biasa
mengajukan pertanyaan dan menyatakan pendapat
v Penggalakan penerapan gagasan Active Learning saat ini yang menuntut para siswa/i lebih
banyak terlibat secara mental dalam proses belajar-mengajar seperti bertanya, berusaha
menemukan jawaban masalah yang dihadapinya.
v Pandangan yang salah mengenai tujuan pertanyaan yang mengatakan bahwa pertanyaan hanya
digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar siswa/i.5[5]
C. Dasar-Dasar Pertanyaan Yang Baik
1. Jelas dan mudah dimengerti oleh siswa
2. Berikan informasi yang cukup untuk menjawab pertanyaan
3. Difokuskan pada suatu masalah atau tugas tertentu
4. Berikan waktu yang cukup kepada anak untuk berpikir sebelum menjawab pertanyaan
5. Bagikanlah semua pertanyaan kepada seluruh murid secara merata
6.
Berikanlah respon yang ramah dan menyenangkan sehingga timbul keberanian siswa untuk
menjawab atau bertanya

7.
Tuntunlah jawaban siswa sehingga mereka dapat menemukan sendiri jawaban yang benar. 6
[6]
D. Jenis-Jenis Pertanyaan
1. Jenis pertanyaan menurut maksudnya
a.
Pertanyaan permintaan, yakni pertanyaan yang mengandung unsure suruhan dengan
harapan agar siswa dapat mematuhi perintah yang diucapkan, oleh karena itu pertanyaan ini
tidak mengharapkan jawaban dari siswa, akan tetapi yang diharapkan adalah tindakan siswa
b.
Pertanyaan retoris, yakni pertanyaan yang tidak menghendaki jawaban dari siswa, akan
tetapi kita sendiri yang menjawabnya.
c.
Pertanyaan mengarahkan atau menuntun, yakni pertanyaan yang ditujukan untuk menuntun
proses berpikir siswa, dengan harapan siswa dapat memperbaiki atau menemukan jawaban
yang lebih tepat dari jawaban sebelumnya.
d.
Pertanyaan menggali, yakni pertanyaan yang diarahkan untuk mendorong siswa agar dapat
menambah kualitas dan kuantitas jawaban.
2.

Jenis pertanyaan menurut tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan bisa terdiri dari
pertanyaan tingkat rendah dan pertanyaan tingkat tinggi
a.
Pertanyaan pengetahuan, yakni pertanyaan yang memiliki tingkat kesulitan yang paling
rendah, karena hanya mengandalkan kemampuan mengingat fakta atau data, oleh sebab itu
dinamakan juga pertanyaan yan menghendaki agar siswa dapat mengungkapkan kembali.
b.
Pertanyaan pemahaman, dilihat dari tingkat kesulitan jawaban yang diharapkan, pertanyaan
jenis pertama, oleh sebab itu pertanyaan ini tidak hanya sekedar mengharapkan siswa untuk
mengungkapkan kembali apa yang diingatkannya, akan tetapi pertanyaan yang
mengharapkan kemampuan siswa untuk memperjelas gagasan.
c.
Pertanyaan aplikatif, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban agar siswa dapat
menerapkan pengetahuan yang telah dimilikinya.
d.
Pertanyaan analisis, yakni pertanyaan yang menghendaki agar siswa dapat menguraikan
suatu konsep tertentu.
e.
Pertanyaan sintesis, pertanyaan ini menghendaki agar siswa dapat membuat semacam
ringkasan melalui bagan dari suatu kajian materi pembelajaran

5[5] Eni Purwati dkk, Op.Cit, hlm 6-16
6[6] User Usman, Menjadi Guru Professional, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 75

f.

Pertanyaan evaluasi, yakni pertanyaan yang menghendaki jawaban dengan cara
memberikan penilaian atau pendapatnya terhadap suatu isu.7[7]

E. Tujuan Keterampilan Bertanya
1. Merangsang kemampuan berpikir
2. Membantu siswa dalam belajar
3. Mengarahkan siswa pada interaksi belajar yang mandiri
4. Membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang dirumuskan8[8]
5.
Memusatkan kekuatan ingatan dalam suatu masalah, sehingga dapat mengikuti sepenuhnya
pembahasan dan pendalaman masalahnya, kemudian setelah itu bepindah kepada bahan lain
(bahan baru)
6.
Memantapkan pengertian-pengertian dan masalah-masalah yang telah diajarkan kepada
mereka

7.
Mengukur (mengevaluasi) benar tidaknya bahan pelajaran yang dapat mengerti / ditangkap
oleh murid-murid selama pelajaran berlangsung dan mengukur kadar jelas tidaknya
(pengertian mereka)
8.
Akan jelas bagi guru, banyaknya pelajaran yang sudah diketahui/dimengerti oleh muridmuridnya.9[9]
F.

Komponen-Komponen Bertanya
Keterampilan bertanya sangat penting dikuasai oleh guru karena hampir semua
kegiatan –kegiatan belajar guru mengajukan pertanyaan dan kualitas guru menentukan
jawaban dari murid. Maka keterampilan bertanya dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu
keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya lanjutan10[10]:
1. Keterampilan Bertanya Dasar
Komponen keterampilan bertanya dasar adalah :
a.
Jelas dan singkat
Pertanyaan hendaknya singkat dan jelas, dengan kata-kata yang dipahami siswa. Pertanyaan
yang berbelit-belit tidak akan dipahami sehingga kemungkinan besar siswa tidak dapat
menjawabnya. Susunan kata-kata harus disesuaikan dengan usia dan tingkat perkembangan

siswa
b. Pemberian acuan
Sebelum pertanyaan diajukan, kadang-kadang guru perlu memberi acuan pertanyaan yang
berisi informasi yang relevan dengan jawaban yang diharapkan dari siswa. Pemberian acuan
ini akan banyak menolong siswa mengarahkan pikirannya kepada pokok bahasan yang
sedang dibahas.11[11]
c.
Pemusatan
Pertanyaan dapat dibagi menjadi pertanyaan luas dan pertanyaan sempit. Pertanyaan luas
menuntut jawaban yang umum dan cukup luas, sedangkan pertanyaan sempit menuntut
7[7] Syaiful Bahri, Pembelajaran Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta : PT
Rineka cipta,2000) hlm 158
8

[8] http://irdahendro.blogspot.com/2012/03/teknik-bertanya.html

9[9] Abu Bakar Muhammad, Pedoman Pendidikan dan Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981)
hlm 92
10[10] Kusnadi, Profesi dan Etika Keguruan, (Pekan Baru : Yayasan Pustaka Riau, 2011) hlm 78
11[11] Noerhadi Th,Sri anita wiryawan, Strategi Belajar Mengajar, (universitas terbuka, 1994) hlm 8-4


d.

e.

f.

g.

Ø
Ø
Ø
2.
a.

b.

c.
Ø


jawaban yang khusus spesifik. Pertanyaan yang sempit menuntut pemusatan perhatian siswa
pada hal-hal yang khusus yan perlu didalami.
Pemindahan giliran
Ada kalanya sebuah pertanyaan lebih-lebih pertanyaan yang cukup kompleks, tidak dapat
dijawab secara tuntas oleh seorang siswa. Dalam hal ini, guru perlu memberikan kesempatan
kepada siswa lain dengan cara pemindahan giliran. Artinya, setelah siswa pertama memberi
jawaban, guru meminta siswa kedua melengkapi jawaban tersebut, kemudian meminta lagi
siswa ketiga dan seterusnya.
Penyebaran
Penyebaran pertanyaan berarti menyebarkan giliran untuk menjawab pertanyaan yang
diajukan guru. Teknik penyebaran perlu diperhatikan guru, lebih-lebih bagi guru yang biasa
mengajukan pertanyaan pada siswa tertentu. Ada kalanya guru melupakan siswa yang duduk
dideretan belakang, sehingga aman untuk dari kejaran guru.
Pemberian waktu berpikir
Untuk menjawab satu pertanyaan, seseorang memerlukan waktu untuk berpikir. Demikian
juga seorang siswa yang harus menjawab pertanyaan guru memerlukan waktu untuk
memikirkan jawaban pertanyaan tersebut. Oleh karena itu, setelah mengajukan pertanyaan
guru hendaknya menunggu beberapa saat sebelum meminta atau menunjuk siswa untuk
menjawabnya.
Pemberian tuntunan

Kadang-kadang pertanyaan yang diajukan guru tidak dapat dijawab oleh siswa, ataupun jika
ada yang menjawab, jawaban yang diberikan tidak seperti yang diharapkan. Dalam hal ini
guru tidak boleh hanya diam dan menunggu sampai siswa menjawabnya. Guru harus
memberikan tuntunan yang memungkinkan siswa secara bertahap mampu memberikan
jawaban yang yang diharapkan. Tuntunan dapat diberikan antara lain sebagai berikut :
Memparafrase, yaitu mengungkapkan kembali pertanyaan denan cara lain yang lebih mudah
dan sederhana, sehingga lebih dipahami oleh siswa
Mengajukan pertanyaan lain yang lebih sederhana yang dapat menuntun siswa menemukan
jawabannya.
Mengulangi penjelasan / informasi sebelumnya yang berkaitan dengan pertanyaan yang
diajukan.12[12]
Keterampilan Bertanya Tingkat Lanjutan
Keterampilan bertanya tingkat lanjutan merupakan kelanjutan dari keterampilan bertanya
dasar . Komponen bertanya tingkat lanjut adalah :
Pengubahan tuntunan tingkat kognitif
Guru hendaknya mampu mengubah pertanyaan dari tingkat kognitif yang hanya sekedar
mengingat fakta menuju pertanyaan aspek kognitif lain, seperti pemahaman, penerapan,
analisis, sintesis, dan evaluasi.
Pengaturan urutan pertanyaan
Pertanyaan yang diajukan hendaknya mulai dari yang sederhana menuju yang paling

kompleks secara berurutan. Jangan mengajukan pertanyaan bolak balik dari yang mudah atau
yang sederhana kepada yang sukar kemudian kepada yang sukar lagi.
Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak diberikan jika jawaban yang diberikan peserta didik masih kurang tepat.
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak, yaitu :
Klarifikasi

12[12] Djadja Djadjuri, Strategi Belajar Mengajar, (1994) hlm 7-10

Ø
Ø
Ø
Ø
Ø

Ø
d.
Ø
Ø

Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum begitu jelas, maka guru dapat melacak
jawaban peserta didik dengan pertanyaan lanjutan atau pertanyaan lacakan agar peserta didik
tersebut mengungkapkan kembali dengan kalimat lain.
Meminta peserta didik memberikan alasan
Pertanyaan ini diajukan guru untuk meminta peserta didik memberikan alasan terhadap
jawaban yang diajukannya.
Meminta kesepakatan jawaban
Pertanyaan ini diajukan kepada peserta didik lain untuk memperoleh kesepakatan bersama
tentang jawaban yang telah diajukan.
Meminta ketepatan jawaban
Apabila jawaban yang diajukan peserta didik belum mencapai sasaran yang diharapkan, maka
guru dapat mengajukan pertanyaan lanjut untuk memperoleh jawaban yang lebih tepat.
Meminta jawaban yang lebih relevan
Jika jawaban yang diajukan oleh peserta didik kurang relevan dengan materi standar , maka
guru dapat mengajukan pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih relevan.
Meminta contoh
Jika jawaban yang diajukan peserta didik belum jelas maksudnya, maka guru dapat
mengajukan pertanyaan lanjutan untuk meminta contoh atau ilustrasi atas jawaban yang
diajukannya.
Meminta jawaban yang lebih kompleks
Jika jawaban yang diajukan peserta didik masih sederhana, maka guru dapat memberikan
pertanyaan lanjutan untuk memperoleh jawaban yang lebih luas.
Mendorong terjadinya interaksi
Untuk mendorong terjadinya interaksi, hal yang harus diperhatikan adalah :
Pertanyaan hendaknya dijawab oleh peserta didik, tetapi seluruh peserta didik diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya bersama teman dekatnya.
Guru hendaknya menjadi dinding pemantul, jika ada peserta didik yang bertanya, janganlah
dijawab langsung, tetapi dilontarkan kembali kepada seluruh peserta didik untuk
didiskusikan.13[13]

G. Teknik-teknik bertanya
1. Tunjukan keantusiasan dan kehangatan
Keantusiasan dan kehangatan adalah cara guru mengekspresikan pertanyaan atau menjawab
pertanyaan, misalnya bahasa yang digunakan tidak terkesan memojokkan siswa, wajah yang
hangat tidak terkesan tegang.
2. Berikan waktu kepada siswa untuk berpikir
Dalam proses bertanya, guru perlu memberikan kesempatan yang cukup bagi siswa untuk
menemukan jawaban yang tepat.
3. Atur lalu lintas bertanya jawab
Sering terjadi khususnya disekolah-sekolah tingkat dasar, ketika guru bertanya, secara
bersama-sama siswa menjawab serempak pertanyaan yang diajukan sehingga sulit
menangkap makna jawaban.
4. Hindari pertanyaan ganda
Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa jawaban sekaligus.14[14]

13[13] E Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung : Pt Remaja Rosda Karya, 2005) hlm 73-77
14[14] Hisyam Zaini, Strategi Pembelajaran Aktif, (Yogyakarta :Pustaka Insani Madani :2008) hlm 63

http://juliamiska.blogspot.com/2013/05/keterampilan-bertanya.html

Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut
A.

Latar belakang masalah
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ”
terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata
“Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang
berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.

B.

Rumusan masalah
Pembahasan dalam makalah ini dibatasi dalam beberapa

pembahasan, diantaranya:

A. Apa pengertian keterampilan bertanya dasar
B. Apa tujuan, tipe dan syarat-syarat bertanya
C. Apa komponen-komponen keterampilan bertanya
C. Tujuan makalah
Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah “ppl (microteaching)”,
juga untuk menambah wawasan kita mengenai keterampilan bertanya dasar dan bertanya
lanjut, juga untuk menambah wawasan kita mengenai microteaching.

BAB II
PEMBAHASAN
(Keterampilan bertanya dasar dan bertanya lanjut)
A.

Pengertian keterampilan bertanya dasar
Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku yaiitu ”
terampil dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata
“Tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang
berarti memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”. Dengan
demikian keterampilan bertanya secara sederhana dapat dirumuskan adalah kecakapan atau
kemampuan seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain, atau pihak
pihak menjadi lawan bicara.

1.

Tujuan, tipe dan syarat-syarat bertanya
Ø Tujuan
Pertanyaan dalam pembelajaran pada dasarnya adalah untuk membelajarkan
siswa, yaitu mengomunikasikan materi dan lingkunan pembelajaran untuk mencapai tujuan

pembelajaran.
Ø Tipe pertanyaan
Tipe atau bentuk pertanyaan sangat beragam, penggunaan setiap bentuk pertanyaan
tergantung pada tujuan yang di harapkan. Jika di identifikasikan ada enam tipe pertanyaan.
2.

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
3.

Komponen keterampilan bertanya
Keterampilan bertanya memilki beberapa komponen yang harus diperhatikan oleh
guru. Komponen-komponen tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
Pemberian acuan
Pemusatan
Pemindahan giliran
Penyebaran
Pemberian waktu berfikir
Pembrrian tuntunan
Prinsip-prinsip keterampilan bertanya
Kegiatan bertanya hamper tidak pernah terlewatkan dalam setiap pembelajaran di
setiap jenjang dan jenis satuan pendidian dimanapun.oleh karena itu keterampilan bertanya
harus dilatih, dikembangkan sehingga dapat memfasilitasi untuk terjadinya pembelajaran
secara lebih aktif dan produktif.
Prinsip-prinsip pokok yang harus dipehatikan oleh para guru, calon guru dalam mengunakkan
keterampilan bertanya antara lain:

a.
b.

Kehangatan dan keantusiasan
Memberi waktu berfikir
Disamping kedua prinsip tersebut di atas, untuk mengefektifkan keterampilan
bertanya hendaklah menghindari hal-hal sebagai berikut :

Ø Mengulangi pertanyaan sendiri
Ø Memberikan waktu berfikir
Ø Menjawab pertanyaan sendiri
Ø Mengajukan pertanyaan yang memancing jawaban serentak
Ø Mengajukan pertanyaan ganda
Ø Menentukan siswa yang akan menjawab pertanyaan

B.

Keterampilan bertanya lanjut
Pembelajaran pertanyaan di klasifikasikan kedalam dua bentukatau jenis, yaitu
pertanyaan dasar dan pertanyaan lanjut. Dalam kegiatan pembelajaran telah dijelaskan bahwa
yang dimaksud keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan yang pertama atau pembuka
untuk mendapatkan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti dari pertanyaan
pertama diikuti oleh berikutnya atau disebut dengan petanyaaan lanjut.

1.

Tujuan dan manfaat bertanya lanjut
Tujuan dan manfaat dari keterampilan bertanya dasar masih relevan dan berlaku pula
untuk bertanya lanjut. Namun untuk kepentingan bertanya lanjut, tujuan dan manfaat itu
lebih luas dan hal-hal yang belum terjangkau oleh tujuan dan manfaat darti pertanyaan dasar.
Tujuan dan manfaat dari pertanyaan lanjut yang dimaksud yaitu untuk memungkinkan siswa
dapat berfikir lbih tajam analitis dan komperetif.

2.

Penggolongan bertanya lanjut
Sebagai penuntun bagi calon guru atau para guru dalam menerapkan keterampilan
bertanya lanjut, dapat digunakan klasifiikasi tingkatan belajar yang disampaikan oleh bloom
(taksonomi bloom).
Berdasarkan taksonomi dari bloom, pertanyaan dapat digolongkan kedalam enam kelompok

a.
b.
c.
d.
e.
f.

atau jenis, yaitu :
Pertanyaan ingatan (knowledge)
Pertanyaan pemahaman(comprehension)
Pertanyaan penarapan (application)
Pertanyaan analisis (analysis)
Pertanyaan sintesis (sintesis)
Pertanyaan evaluasi (evaluation)

3.

Prinsip penggunaaan berrtanya lanjut
Prinsip-prinsip yang berlaku pada keterampilan bertannya dasar berlaku pula sebagai
prinsip bertanya lanjut. Prinsip-prinsip tersebet yaitu antara lain : kehangatan, keantusiasan,
menghindari menjawab pertanyaan sendiri, mengajukan pertanyaaan ganda, dan peertanyaan
yang memancing jawaban yang serentak.

4.
a.

Komponen-komponen keterampilan bertanya lanjut
Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab prtanyaan.
Guru dalam mengajukan pertanyaan hendaknya dapat berusaha mengubah tuntunan
tingkat kognitif dalam menjawab pertanyaan dari tingkat yang sekedar mengingat kembali
fakta-fakta yang telah dipelajari siswa, keberbagai tingkat kognitif lainnya yang lebih tinggi,

seperti tingkat pemhaman, penerapan, anlisis, sintesis dan evaluasi.
b. Pengaturan urutan pertanyaan
Untuk mengembangkan tingkat kognitif dari yang sifatnya lebih rendah ke yang lebih
tinggi dan kompleks, guru hendak nya mengatur urutan pertanyaan yang di ajukan kepada
siswa. Misalnya pertama mengajukan pertanyaan pemahaman, setelah itu pertanyaan
penerapan, analisis, sinttesis dan terakhir pertanyaan evaluasi.
c.
Pertanyaan pelacak
Pertanyaan pelacak digunakan untuk menindak lanjuti atas jawaban yang pertama yang telah
di sampaiakan, misalnya jawaban siswa sudah benar, namun bisa di tingkatkan lebih
sempurna lagi
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Secara etimologis keterampilan bertanya dapat diurai menjadi dua suku

yaiitu ” terampil

dan Tanya”. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia “Bertanya” berasal dari kata “Tanya”
yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” yang berarti
memilki arti “cakap dalam menyelesaikan tugas atau mampu dan cekatan”.
2. Tujuan, dan tipe syarat-syarat bertanya adalah
Ø Tujuan
Ø Tipe pertanyaan
3. Komponen-komponen keterampilan bertanya yaitu
a. Pengungkapan pertanyaan secara jelas dan singkat
b. Pemberian acuan
c. Pemusatan
d. Pemindahan giliran
e. Penyebaran
f. Pemberian waktu berfikir
g. Pembrrian tuntunan

B. KRITIK DAN SARAN
Makalah ini disajikan dengan segudang kekurangan, oleh karenanya Saya berharap
pengamatan yang teliti dari pembaca terhadap sistematika pembahasan, gaya bahasa dan
kesesuaian tema dan isi dari makalah ini, sehingga menghasilkan saran dan keritik yang
konstruktif demi kesempurnaan makalah ini.
http://tyoashter.blogspot.com/2012/05/keterampilan-bertanya-dasar-dan.html

Blog Guru Fisika
Where there's a will, there's a way


Beranda



Foto



Tentang Penulis

RSS
← Keterampilan Mengadakan Variasi Guna Meningkatkan Pembelajaran di Sekolah
Keterampilan Mengelola Kelas →
Keterampilan Bertanya
30 Des
Makalah ini disusun oleh:
1. Alin Eliani (109321420151)
2. Tri Yuliani (109321422595)
3. Agnes Fitriana (109321422619)
Mahasiswa Universitas Negeri Malang
Program Studi Pendidikan Fisika
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Pendidikan adalah pondasi utama suatu insan. Seseorang akan menjadi bermutu, berwawasan
dan berilmu karena pendidikan. Pendidikan juga dikatakan bermutu apabila mencetak insaninsan yang bener-benar berpendidikan. Untuk mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu
dan berkelas juga harus diperhatikan dari berbagai unsur yang terlibat dalam proses mendidik
tersebut. Pengajar atau pendidik adalah unsur yang sangat berpengaruh dan berperan penting
dalam proses pendidikan tersebut, oleh karena itu perlu adanya pendidik yang benar-benar
profesional.
Dalam mengajar dibutuhkan pendidik yang benar-benar profesional, tidak hanya dituntut
untuk dapat mengajar saja, dan juga menguasai kelas, namun jauh dari itu pendidik harus
memiliki ilmu pengetahuan dan skill yang banyak, sehingga dapat menyampaikan ilmu yang
diajarkannya kepada peserta didik.
Banyak kita temuai terkadang pendidik hanya asal-asalan dalam mengajar, dan tidak
mempunyai keterampilan, namun tetap saja mengajar, sehingga hasilnya tidak maksimal.
Oleh karena itu, perlu keterampilan khusus yang dimiliki oleh seorang pendidik.
Ada banyak sekali keterampilan di dalam mengajar, namun pada pembahasan ini akan
menguraikan tentang keterampilan bertanya yang harus dikuasai oleh pendidik di dalam
mendidik anak-anaknya agar lebih termotivasi didalam belajar.
Pertanyaan untuk murid adalah pertanyaan yang diharapkan akan memberi umpan balik
positif bagi murid. Dengan pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh pengajar dalam
proses pembelajaran diharapkan murid terpacu dan tertarik untuk mengikuti proses belajar
mengajar dan tidak hanya itu murid juga tertantang pada suatu pembahasan yang
dilaksanakan. Oleh karena itu pendidik haruslah terampil dalam bertanya.
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan keterampilan bertanya?
2. Apa jenis-jenis keterampilan bertanya?
3. Apa jenis-jenis pertanyaan?
4. Apa hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan dalam proses
mengajar pada siswa?
5. Apa kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi keterampilan bertanya.
2. Untuk mengetahui jenis-jenis keterampilan bertanya.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis pertanyaan.
4. Untuk mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan guru dalam mengajukan
pertanyaan dalam proses mengajar pada siswa.

5. Untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan dari keterampilan bertanya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keterampilan Bertanya
Menurut Brown yang dikutip Udin S. Saud dan Cicih Sutarsih (2007:59), menyatakan bahwa
bertanya adalah setiap pernyataan yang mengkaji atau menciptakan ilmu pada diri siswa.
Keterampilan bertanya merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam rangka
meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran, yang sekaligus merupakan bagian dari
keberhasilan dalam pengelolaan instruksional dan pengelolaan kelas. Melalui keterampilan
bertanya guru mampu mendeteksi hambatan proses berpikir di kalangan siswa dan sekaligus
dapat memperbaiki dan meningkatkan proses belajar di kalangan siswa (Sofa, 2008).
B. Jenis-Jenis Keterampilan Bertanya
Menurut Albantati (2010), keterampilan bertanya dapat dibedakan menjadi 2 golongan yaitu:
1. Keterampilan Bertanya Dasar
a. Pengertian
Pengertian keterampilan bertanya dasar secara etimologis diuraikan menjadi dua suku kata
yaitu “terampil dan tanya”. Menurut kamus bahasa Indonesia “bertanya” berasal dari kata
“tanya” yang berarti antara lain permintaan keterangan. Sedangkan kata “terampil” memiliki
arti “cakap dalam penyelesaian tugas ataupun mampu dan cekatan”. Dengan demikian
keterampilan bertanya secara sederhana dapat diartikan dengan kecakapan atau kemampuan
seseorang dalam meminta keterangan atau penjelasan dari orang lain atau pihak yang menjadi
lawan bicara.
Menurut John. I. Bolla dalam proses pembalajaran setiap pertanyaan baik berupa kalimat
tanya atau suruhan, yang menuntut respon siswa, sehingga siswa memperoleh pengetahuan
dan meningkatkan kemampuan berfikir, dimasukkan pertanyaan. Pendapat serupa
dikemukakan oleh G.A. Brown dan R.Edmonson dalam Siti Julaeha, pertanyaan adalah
segala pertanyaan yang menginginkan tanggapan verbal (lisan).
Merujuk pada dua pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pertanyaan yang diajukan tidak
selalu dalam rumusan kalimat tanya, melainkan dalam bentuk suruhan atas pertanyaan, selain
itu dimaksudkan adanya respon siswa.
b. Komponen-Komponen
1. Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat.
Pertanyaan guru harus diungkapkan secara jelas dan singkat dengan menggunakan kata-kata
yang dapat dipahami oleh siswa sesuai dengan taraf perkembangannya.

2. Pemberian acuan.
Kadang-kadang guru perlu memberikan acuan yang berupa pertanyaan yang berisi informasi
yang relevan dengan jawaban yang diharapkan.
3. Pemindahan giliran.
Adakalanya satu pertanyaan perlu dijawab oleh lebih dari satu siswa, karena jawaban siswa
benar atau belum memadai.
4. Penyebaran.
Untuk melibatkan siswa sebanyak-banyaknya dalam pembelajaran, guru perlu menyebarkan
giliran menjawab pertanyaan secara acak.
5. Pemberian waktu berfikir
Setelah mengajukan pertanyaan kepada seluruh siswa, guru perlu memberi waktu untuk
berfikir sebelum menunjuk salah seorang siswa untuk menjawab.
6. Pemberian tuntunan
Bila siswa itu menjawab salah atau tidak bisa menjawab pertanyan, guru hendaknya
memberikan tuntunan kepada siswa itu agar dapat menemukan sendiri jawaban yang benar.
2. Keterampilan Bertanya Lanjut
a. Pengertian
Dalam kegiatan pembelajaran di atas telah dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan
keterampilan bertanya dasar adalah pertanyaan pertama atau pembuka untuk mendapatkan
keterangan atau informasi dari siswa. Untuk menindaklanjuti pertanyaan pertama diikuti oleh
pertanyaan berikutnya atau disebut dengan pertanyaan lanjut.
Dengan demikian, pertanyaan lanjut adalah kelanjutan dari pertanyaan pertama (dasar) yaitu
mengorek atau mengungkapkan kemampuan berfikir yang lebih dalam dan komperehensif
dari pihak yang diberi pertanyaan (siswa). Keberhasilan mengembangkan kemampuan
berfikir yang dilakukan melalui bertanya lanjut banyak dipengaruhi oleh hasil pembelajaran
yang dikembangkan melalui pengggunaan pertanyaan dasar.
Kemampuan bertanya lanjut sebagai kelanjutan dari bertanya dasar lebih mengutamakan
usaha mengembangkan kemampuan berfikir, memperbesar partisipasi dan mendorong lawan
bicara agar lebih aktif dan kritis mengembangkan kemampuan berfikirnya.
b. Komponen-Komponen
1. Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab suatu pertanyaan
Pengubahan ini artinya agar seorang guru dalam mengajukan pertanyaan dapat berusaha
mengubah tingkat kognitif siswa dalam menjawab suatu pertanyaan dari tingkat yang rendah

ke tingkat kognitif yang lebih tinggi. Seperti: tingkat pemahaman, penerapan, analisis,
sintesis maupun tingkat evaluasi.
2. Pengaturan urutan pertanyaan secara tepat
Dalam memberikan urutan pertanyaan seorang guru harus memberikannya secara terurut,
misal: pertama seorang guru mengajukan pertanyaan pemahaman penerapan, analisis, sintesis
dan yang terakhir lanjut ke pertanyaan evaluasi. Selain itu, seorang guru hendaknya
memberikan waktu yang cukup untuk bisa menjawab pertanyaan yang diajukan.
3. Penggunaan pertanyaan pelacak
Ada tujuh teknik pertanyaan pelacak yang dapat digunakan oleh seorang guru.
a) Klarifikasi
Jika ada salah satu siswa menjawab pertanyaan guru dengan kalimat yang kurang tepat, maka
guru memberikan pertanyaan pelacak yang meminta siswa untuk menjelaskan atau dengan
kata-kata lain sehingga jawaban siswa menjadi lebih baik atau menyuruh siswa untuk
mengulang jawabannya dengan kata yang lebih lugas.
Contoh: Dapatkah kamu menjelaskan sekali lagi apa yang kamu maksud?
b) Meminta siswa memberikan alasan
Guru dapat meminta siswa untuk memberikan bukti yang menunjang kebenaran suatu
pandangan yang diberikan dalam menjawab pertanyaan. Contoh: Mengapa kamu mengatakan
demikian?
c) Meminta kesepakatan pandangan
Guru memberikan kesempatan kepada siswa-siswa lainnya untuk menyatakan persetujuan
atau penolakan siswa serta memberikan alasan-alasannya terhadap suatu pandangan yang
diungkapkan oleh seorang siswa, dengan maksud agar diperoleh pandangan yang benar dan
dapat diterima oleh semua pihak.
Contoh: Siapa setuju dengan jawaban itu? Mengapa?
d) Meminta ketepatan jawaban
Jika jawaban siswa belum tepat guru dapat meminta siswa untuk meninjau kembali jawaban
itu agar diperoleh jawaban yang tepat atau guru dapat menggunakan metode pemberian
pertanyaan dengan sistem bergilir.
e) Meminta jawaban yang lebih relevan
Mengajukan pertanyaan yang memungkinkan siswa menilai kembali jawabannya atau
mengemukakan kembali jawabannya menjadi lebih relevan.
f) Meminta contoh

Jika ada jawaban dari siswa yang kurang jelas maka guru dapat meminta siswa untuk
memberikan ilustrasi atau contoh yang konkret.
Contoh: Dapatkah kamu memberi satu atau beberapa contoh dari jawabanmu?
g) Meminta jawaban yang lebih kompleks
Guru memberikan penjelasan agar jawaban siswa menjadi lebih kompleks dan mampu
menemukan ide-ide penting lainnya.
Contoh: Dapatkah kamu memberikan penjelasan yang lebih luas lagi dari ide yang dikatakan
tadi?
4. Peningkatan terjadinya interaksi
Ada 2 cara guru untuk menghilangkan peranannya sebagai penanya sentral.


Guru mencegah pertanyaan dijawab langsung oleh seorang siswa tetapi siswa diberi
kesempatan singkat untuk mendiskusikan jawabannya untuk didiskusikan.



Jika siswa mengajukan pertanyaan, guru tidak segera menjawab pertanyaan dari
murid, tetapi melontarkan kembali pertanyaan tersebut kepada siswa untuk
didiskusikan.

Komponen ini akan dapat membantu siswa memberikan komentar yang wajar dan mampu
mengembangkan cara berfikir siswa.
c. Prinsip-Prinsip Keterampilan Bertanya
Prisip-prisip yang harus diperhatikan dalam menggunakan keterampilan bertanya antara lain:
1. Kehangatan dan keantusiasan
Suasana pembelajaran harus diciptakan dalam kondisi yang menyenangkan, sehingga merasa
nyaman dan betah dalam belajar. Salah satu upaya mengembangkan suasana pembelajarana
yang menyenangkan antara lain yaitu bagaimana pertanyaan yang diajukan memiliiki nuansa
psikologis yang hangat dan mendorong semangat belajar yang tinggi.
2. Memberikan waktu berfikir
Setelah guru mengajukan pertanyaan hendaknya tidak langsung menunjuk salah seorang dari
siswa untuk menjawab pertanyaan yang diajukannya tetapi memberikan kelonggaran (waktu)
kepada siswa untuk memikirkan atau menemukan jawaban atas pertanyaannya.
C. Jenis-Jenis Pertanyaan
Jenis-jenis pertanyaan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Klasifikasi Pertanyaan Menurut Taksonomi Bloom

Menurut Beni (2008), Taksonomi Bloom merupakan salah satu cara yang dipakai dalam
merumuskan tujuan pengajaran. Taksonomi ini dapat juga diterapkan untuk
mengklasifikasikan pertanyaan yang diajukan guru di kelas.
Ada tiga kawasan atau disebut juga ranah (domein) yang dikemukan Bloom dan kawankawan dalam taksonomi tersebut ialah: kognitif (yang menyangkut aspek pikir); afektif (yang
menyangkut aspek sikap); psikomotor (yang menyangkut aspek keterampilan).
Dalam kaitannya dengan pertanyaan ini, maka domein yang digunakan ialah kognitif oleh
karena seseorang yang bertanya berarti ia berpikir (aspek pikir yang diutamakan). Untuk
domein kognitif ini ada enam tingkatan, yang masing-masing tingkat dituntut proses berpikir
yang berbeda. Sesuai dengan tingkat kesukarannya dari keenam tingkatan tersebut dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan ialah:
a. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih rendah:
1. pengetahuan (knowledge)
2. pemahaman (comprehension)
3. penerapan (application)
b. Pertanyaan kognitif tingkatan yang lebih tinggi:
1. analisis (analysis)
2. sintesis (synthesis)
3. evaluasi (evaluation)
Dari keenam tingkatan tersebut secara berturut-turut akan diuraikan sebagai berikut:
a. Pertanyaan pengetahuan
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan penalaran dalam kategori yang terendah, yang hanya
menuntut siswa untuk dapat mengungkapkan kembali pengetahuan tentang fakta, kejadian,
definisi dan sebagainya. Siswa hanya dituntut mengingat kembali apa yang dipelajarinya.
Kata-kata yang sering digunakan untuk pertanyaan pengetahuan ini antara lain: Apa?, Siapa?,
Bilamana?, Di mana?, Sebutkan!, Ingatlah istilah, Kemukakan definisi!, Pasangkan!, Berilah
nama!, dan Golongkan!.
b. Pertanyaan pemahaman
Pertanyaan ini meminta untuk menujukkan bahwa ia telah mengerti atau memahami sesuatu.
Ia dikatakan memahami sesuatu berarti ia telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan
kembali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Beberapa kata yang
dapat digunakan untuk pertanyaan pemahaman adalah: Bedakanlah, Terangkan, Simpulkan,
Bandingkanlah, Jelaskan dengan kata-katamu sendiri, Terjemahkan, Ubahlah, Berilah contoh,
dan Berikan interpretasi.

c. Pertanyaan penerapan (aplikasi)
Pertanyaan penerapan adalah pertanyaan pertanyaan yang menuntut suatu jawaban dengan
menggunakan informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Siswa dihadapkan pada
pemecahan masalah sederhana dengan menggunakan pengetahuan yang telah dipelajarinya.
Dengan menggunakan konsep, prinsip, aturan, hukum atau proses yang dipelajari
sebelumnya, siswa diharapkan dapat menentukan suatu jawaban yang benar terhadap masalah
itu. Beberapa kata yang sering digunakan untuk pertanyaan penerapan adalah: Gunakanlah,
Tunjukkanlah, Demonstrasikan, Buatlah sesuatu, Carilah hubungan, Tuliskan suatu contoh,
Siapkanlah, dan Klasifikasikanlah.
d. Pertanyaan analisis
Pertanyaan ini merupakan jenjang pertama dari kelompok pertanyaan tingkat tinggi.
Pertanyaan analisis menuntut siswa untuk berpikir secara mendalam, kritis, bahkan
menciptakan sesuatu yang baru, untuk menjawab pertanyaan analisis, siswa harus mampu
menguraikan sebab-sebab, motif-motif atau mengadakan deduksi (dari suatu
generalisasi/kesimpulan umum/hukum/teori, dicari fakta-faktanya). Oleh karena itu,
pertanyaan analisis tidak hanya mempunyai satu jawaban yang benar, melainkan berbagai
alternatif. Pertanyaan analisis menuntut siswa terlibat dalam proses kognitif sebagai berikut:
1. Menguraikan alasan atau sebab-sebab dari suatu kejadian
2. Mempertimbangkan dan menganalisis inforamsi yang tersedia agar mencapai
suatu kesimpulan atau generalisasi berdasarkan informasi
3. Menganalisis kesimpulan atau generalisasi untuk menemukan bukti yang
menunjang atau menyangkal kesimpulan/generalisasi itu.
Kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan analisis adalah: Analisislah, Kemukakan
bukti-bukti, Mengapa, Identifikasikan, Tunjukkanlah sebabnya, dan Berilah alasan-alasan.
e. Pertanyaan sintesis
Pertanyaan ini merupakan pertanyaan tingkat tinggi yang menuntut siswa untuk berpikir
orisinil dan kreatif. Dengan pertanyaan ini akan diperoleh kemampuan untuk
menghubungkan bagian-bagian atau unsur-unsur agar dapat menjadi suatu kesatuan. Mereka
dituntut untuk dapat mengambil suatu kesimpulan dari informasi yang telah diberikan. Siswa
tidak hanya menerka jawaban, melainkan harus berpikir dengan sungguh-sungguh. Berikut
ini adalah kata-kata yang sering digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan sintesis:
Ramalkanlah, Bentuk, Ciptakanlah, Susunlah, Rancanglah, Tulislah, Bagaimana kita dapat
memecahkan, Apa yang terjadi seaindainya, Bagaimana kita dapat memperbaiki, dan
Kembangkan.
f. Pertanyaan evaluasi
Pertanyaan ini menuntut proses berpikir yang paling tinggi dan untuk dapat menyatakan
pendapat atau menilai berbagai ide, karya seni, pemecahan masalah serta alasan-alasan
keputusannya, harus digunakan kriteria-kriteria tertentu. Pertanyaan evaluasi dapat
dikategorikan sebagai berikut:

1. pertanyaan yang meminta siswa memberikan pendapat tentang berbagai
persoalan
2. pertanyaan yang menilai suatu ide
3. pertanyaan yang meminta siswa menetapkan suatu cara pemecahan masalah
4. pertanyaan yang meminta siswa menetapkan karya seni terbaik.
2. Pertanyaan Berdasarkan Maksudnya
Menurut Hutasoit (2010), pertanyaan berdasarkan maksudnya, terdiri atas:
a. Pertanyaan permintaan ( compliance question) adalah pertanyaan yang mengharapkan
peserta didik mematuhi perintah yang diucapkan dalam bentuk pernyataan.
b. Pertanyaan retoris (rhetorical question) adalah pertanyaan yang tidak menghendaki
jawaban, tetapi dijawab sendiri oleh guru, dengan maksud hanya menyampaikan
informasi kepada peserta didiknya.
c. Pertanyaan mengarahkan atau menuntun (prompting question) adalah pertanyaan
yang bermaksud memberi arah atau menuntun peserta didik sehingga dapat
menemukan sendiri jawaban atas pertanyaan yang diajukan kepadanya. Pertanyaan ini
diperlukan jika guru ingin agar peserta didiknya memperhatikan dengan seksama
bagian-bagian tertentu atau pokok inti dari bahan yang disajikannya.
d. Pertanyaan menggali (probing question) adalah pertanyaan lajutan yang dapat
mendorong peserta didik untuk lebih mendalami jawaban atas pertanyaan yang
diajukan sebelumnya. Jenis pertanyaan ini dimaksudkan untuk mendorong peserta
didik meningkatkan kuantitas dan kualitas jawaban yang diberikan.
3. Pertanyaan Berdasarkan Tujuannya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan maksudnya terdiri atas:
a. Pertanyaan Kognitif
Pertanyaan kognitif adalah pertanyaan yang dilakukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menguji pengetahuan, pemahaman, dan pendapat siswa tentang materi pelajaran.
Contohnya dalam ilmu fisika: “ Apa yang dimaksud dengan tekanan?”
b. Pertanyaan Performansi
Pertanyaan performansi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
agar siswa melakukan penampilan/performansi sesuai dengan yang dianjurkan guru.
Contonya: “ Bisakah Kamu mengerjakan soal itu di papan tulis?”.
c. Pertanyaan Konsekuensi

Pertanyaan konsekuensi adalah adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan
tujuan agar siswa menjelaskan atau memberikan alas an terhadap tindakan ataupun pendapat
yang telah dikemukakan. Contohnya: “Apa yang terjadi ketika tembaga dan kayu didekatkan
pada sebuah magnet? Mengapa hal tersebut bisa terjadi?”
d. Pertanyaan Eksplorasi
Prtanyaan eksplorasi adalah pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa dengan tujuan
untuk menjajagi sejauh mana pengetahuan dan pengalaman siswa sebelum ia menempuh
pelajaran baru. Contonya: setelah guru selesai menjelaskan tentang besaran dan satuan,
kemudian meberikan pertanyaan “Kecepatan dan usaha termasuk besaran apa?”.
4. Pertanyaan Berdasarkan Sifatnya
Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan sifatnya terdiri atas:
a. Pertanyaan Ingatan
Pertanyaan ingatan adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk mengenal atau
mengingat kembali apa yang telah dipelajari. “ Ada berapa macam besaran di fisika?”
b. Pertanyaan Pemahaman
Pertanyaan pemahaman adalah pertanyaan yang meminta siswa untuk membuktikan bahwa
mereka telah mempunyai pengertian yang cukup untuk menyusun materi yang telah diketahui
secara mantap. Contihnya: “ Tolomg jelaskan dengan bahasa kamu sendiri, bagaimana proses
terjadinya interferensi pada gelombang cahaya?”.
c. Pertanyaan Analisis
Pertanyaan analisis adalah pertanyaan yang menghendaki siswa untuk berpikir secara kritis
dan mendalam.Biasanya meminta siswa untuk mencari alasan atau sebab dari suatu masalah
atau dapat juga dengan menganalisa suatu informansi. Contohnya: “ Mengapa gas kalau
dipanaskan tekanannya meningkat?”.
d. Pertanyaan Sintesis
Pertanyaan sintesis adalah pertanyaan tingkat tinggi yang meminta siswa untuk menampilkan
pikiran yang murni dan kreatif. Contohnya: “ Apa yang terjadi seandainya dua benda yang
beratnya berbeda dijatuhkan bersama-sama dari gedung yang tinggi?”
e. Pertanyaan Evaluasi
Pertanyaan evaluasi adalah pertanyaan tingkat tinggi berdasarkan proses mental yang terlibat
di dalamnya. Pertanyaan evaluasi tidak memiliki satu jawaban yang benar mutlak dan tidak
mempunyai jawaban tunggal. Contohnya: “ Menurut kalian cara mana yang paling mudah
untuk menyelesaikan soal integral ini?”.
5. Pertanyaan Berdasarkan Caranya

Menurut Wartono (2003), pertanyaan berdasarkan caranya terdiri atas:
a. Pertanyaan Mengarahkan
Pertanyaan mengarahkan adalah pertanyaan yang diberikan guru untuk menuntun siswa
dalam dalam proses berpikir, sehingga siswa dapat menemukan inti permasalahannya.
Contohnya: pada saat guru menerangkan tentang sifat-sifat bayangan pada cermin datar, guru
menyuruh siswa untuk menggambar bayangan benda di depan cermin datar berdasarkan
hukum pemantulan pada cermin datar.
b. Pertanyaan Menggali
Pertanyaan menggali adalah pertanyaan lanjutan yang mendorong siswa untuk lebih
mendalami maksud dari pertanyaan yang diajukan sebelumnya, dan meningkatkan kualitas
dan kuantitas pertanyaan sebelumnya.
c. Pertanyaan Memancing
Pertanyaan memancing adalah pertanyaan yang bertujuan untuk memancing ide-ide siswa
secara original, sehingga siswa dapat memberikan jawaban secara tepat, jujur, benar, tidak
malu, dan takut menjawabnya.
D. Hal-Hal yang Harus Diperhatikan Guru dalam Mengajukan Pertanyaan dalam
Proses Mengajar pada Siswa
1. Tujuan
Tujuan yang dicanangkan guru dalam mengajukan suatu pertanyaan harus jelas.
2. Penyusunan Kata-Kata
Untuk membantu siswa merespon pertanyaan guru, pertanyaan harus disusun dengan katakata yang sesuai dengan tingkat perkembangan siswanya dan harus memahami bahwa
pembendaharaan kata-kata dan pemahaman terhadap kata-kata antara guru dan siswa
berbeda.
3. Struktur
Selama proses belajar mengajar, sebaiknya guru memberikan informasi yang relevan dengan
tugas atau pertanyaan yang diajukan pada siswa baik sebelum maupun sesudah pertanyaan itu
diajukan.
4. Pemusatan
Pemusatan sangat penting dalam ruang lingkup pertanyaan yang diberikan guru agar
pertanyaan tidak meluas ke topik-topik yang lain yang bukan menjadi tujuan materi yang
diajarkan. Pemusatan lainnya yaitu perhatian terhadap jumlah pertanyaan yang diberikan
pada siswa.
5. Pindah Gilir

Agar respon dari siswa tetap ada dalam proses belajar mengajar, guru dapat melakukan
pindah gilir terhadap pertanyaan yang diajukan, misalnya pertanyaan yang diajukan pada
salah satu siswa belum terjawab, maka guru bisa mengajukannya lagi pada siswa yang lain
dengan pertanyaan yang sama.
6. Distribusi/Penyebaran
Untuk melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar, guru disarankan
mendistribusikan pertanyaan secara acak selama proses belajar mengajar. Pertanyaan dapat
diberikan pada seluruh kelas kemudian baru pada salah satu siswa, dan guru harus berusaha
agar semua siswa mendapat giliran menjawab pertanyaan.
7. Pemberian Waktu
Guru perlu memberikan waktu bagi siswanya untuk berpikir sebelum menemukan jawaban
dari pertanyaan yang diberikan guru.
8. Pemberian Tuntunan
Guru dapat memberikan tuntunan pada siswa untuk meberikan jawaban dengan baik dan
benar, misalnya dengan menanggapi jawaban yang kurang tepat atau jawaban yang salah
yang diberikan siswa.
9. Antusias dan Hangat
Sikap antusias dan hangat yang diberikan guru pada siswa dapat memberikan arti dalam
meningkatkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar. Misalnya tidak secara
langsung mengatakan bahwa jawaban si A salah dan langsung mengajukannya pada siswa
lain, akan tetapi memberikan arahan lain yang yang bersifat membantu (Wartono, 2003).
E. Kelebihan dan Kelemahan dari Keterampilan Bertanya


Kelebihan

a. Mempererat hubungan keilmuan antara guru dan siswa.
b. Melatih anak-anak mengeluarkan pendapatnya secara merdeka, sehingga pelajaran
akan lebih menarik.
c. Menghilangkan verbalisme, individualisme dan intelektaulisma (Munsyi (1981:70)
dalam Albantati, 2010).


Kelemahan

a. Mudah menjurus kepada hal yang tidak dibahas.
b. Bila guru kurang waspada pedebatan beralih kepada sentiment pribadi.
c. Tidak semua anak mengerti dan dapat mengajukan pendapat (Munsyi (1981:70)
dalam Albantati, 2010).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Keterampilan bertanya merupakan kemampuan dalam memberikan pertanyaan
kepada siswa agar mencapai sasaran yang tepat dengan maksud antara lain untuk
memberikan dorongan kepada siswa agar mereka mengemukakan pendapat, sekedar
apersepsi, atau untuk mendapatkan umpan balik dari penjelasan yang telah
disampaikan. keterampilan ini merupakan salah satu kunci untuk meningkatakan mutu
dan kebermaknaan pembelajaran.
2. Keterampilan bertanya dibedakan menjadi 2, yaitu keterampilan bertanya dasar dan
keterampilan bertanya lanjut.
3. Pertanyaan dapat dibedakan menjadi bermacam-macam, antara lain yaitu: klasifikasi
pertanyaan berdasarkan Taksonomi Bloom, berdasarkan maksudnya, berdasarkan
tujuannya, berdasarkan sifatnya, dan berdasarkan caranya.
4. Hal yang perlu diperhatikan guru dalam mengajukan pertanyaan yaitu sebelum
memberi pertanyaan yaitu tentang tujuan, penysusunan kata-kata, struktur, pemusatan,
pindah gilir, distribusi/penyebaran, pemberian waktu, pemberian tuntunan, antusias,
dan hangat.
5. Kelebihan keterampilan bertanya yaitu mempererat hubungan guru dengan murid dan
melatih untuk berpendapat, sedangkan kelemahannya antara lain mudah keluar dari
topik pembicaraan, menimbulkan perdebatan, serta tidak semua siswa mengerti dan
dapat berpendapat.
B. Saran
Dari uraian pembahasan yang telah disebutkan diatas, penulis menyarankan kepada para
pembaca yang akan berprofesi sebagai calon guru agar dapat menguasai keterampilan
bertanya ini, karena keterampilan ini merupakan satu komponen penting di dalam memotivasi
minat belajar anak.
DAFTAR PUSTAKA
Albantati, Fadlie. 2010. Keterampilan Bertanya, (online), (http://keterampilan-bertanyafadli_files/navbar.htm, diakses 17 Agustus 2011).
Beni. 2008. Keterampilan Bertanya Dasar dan Lanjut, (online), (http:// KETERAMPILAN
%20BERTANYA%20DASAR%20DAN%20LANJUT%20%C2%AB%20BENI%27S
%20WEBLOG_files/jquery.js“, diakses 17 Agustus 2011).
Hutasoit, Amelia. 2010. Keterampilan Bertanya, (online),
(http://callmeamel.blogspot.com/2010/07/keterampilan-bertanya.html, diakses 17 Agustus
2011).

Sofa, Pakde. 2008. Keterampilan Bertanya, Mendengar dan Evaluasi
dalam pembelajaran Fisika, (online),
(http://massofa.wordpress.com/2008/02/04/keterampilan-bertanya-mendengar-dan-evaluasidalam-pembelajaran-fisika, diakses 17 Agustus 2011).
Wartono. 2003. Keterampilan Dasar Mengajar. Malang: Universitas Kanjuruhan Malang.
Rate this:

http://areknerut.wordpress.com/2012/12/30/978/

KETERAMPILAN BERTANYA (DASAR DAN LANJUTAN)
I. Pengertian Dan Rasional
Dalam PBM tujuan pertanyaan yang dijukan guru ialah agar siswa belajar yaitu memperoleh
pengetahuan dan meningkatkan kemampuan berpikir, baik berupa kalimat Tanya atau suruhan
yang menuntut respon siswa.
Dalam PBM umumnya guru mengajukan pertanyaan kepada siswanya cara yang
digunakan mempunyai pengaruh dalam pencapaian hasil belajar sehingga ketrampilan
bertanya dibedakan atas : ketrampilan bertanya dasar, mempunyai beberapa komponen yang
perlu diterapkan dalam mengajukan segala jenis pertanyaan, sedangkan ketrampilan bertanya
lanjut : lanjutan dari bertanya dasar yang mengutamakan usaha pengembangan kemampuan
berfikir siswa.
A. Tujuan Bertanya Akan Dicapai
Ø Membangkitkan minat dan rasa ingin tahu terhadap pokok bahasan
Ø Memusatkan perhatian
Ø Mendiaknosis kegiatan khusus yang menghambat siswa belajar
Ø Mengembangkan SCL (Studen Center Learning)
B.
1.

Hal Yang Perlu Diperhatikan
Kehangatan Dan Keantusiasan

Baik pada waktu mengajukan pertanyaan maupun menerima jawaban siswa, sikap dan gaya
guru suara, ekpresi wajah, gerakan badan, dan sebagainya. Menampilkan ada tidaknya
kehangatan.
2.

Kebiasaan Yang Harus Dihindari

a.

Mengulangi Pertanyaan Sendiri
Contoh : Sebelum siswa dapat berpikir maksimal terhadap pertanyaan guru
mengulangi pertanyaan kembali akibatnya siswa tidak konsentrasi.

b.

Mengulangi Jawaban Siswa
Menyebabkan waktu terbuang, siswa tidak mendengar jawaban dari temanya

yang lain

karena guru akan mengulanginya.
c.

Mejawab Pertanyaan Sendiri
Pertanyaan dijawab guru sebelum siswa mendapatkan kesempatan cukup untuk memikirkan
jawabanya sehingga anak beranggapan tidak perlu memikirkan jawabanya karena guru akan
memikirkan jawabanya.
d.

Pertanyaan Yang Memancing Jawaban Serentak
Contoh : Apa ibu kota RI?

Akibatnya guru tidak dapat mengetahui dengan pasti siapa yang benar dan

menutut

kemungkinan terjadi interaksi selanjutnya.
e.

Pertanyaan Ganda
Contoh : Siapa pemimpin orang belanda yang pertama datang ke