Teori Dan Model Konseptual Asuhan Kebida

1. Teori Dan Model Konseptual Asuhan Kebidanan
DESKRIPSI SINGKAT
Pada bab ini akan dibahas tentang teori model konseptual asuhan kebidanan yang
merupakan bagian dari konsep kebidanan. Masalah yang berhubungan dengan teori
model konseptual asuhan kebidanan ini membahas tentang Pengertian, yang terdiri
dari model, konsep, konseptual model dan model asuhan kebidanan. Kemudian
konseptual model kebidanan yang terdiri dari manusia, kesehatan, lingkungan dan
kebidanan. Dan macam-macam model kebidanan yang terdiri dari model dalam
praktik kebidanan dan model medikal. Serta teori konseptual asuhan kebidanan

SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari bab ini peserta didik akan dapat memjelaskan tentang teori dan
model konseptual asuhan kebidanan yang berhubungan dengan pengertian, konseptual
model keidanan, macam-macam model kebidanan dan teori konseptual asuhan
kebidanan.
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam segala bidang berpengaruh terhadap
meningkatnya kritis masyarakat terhadap pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan
kebidanan. Hal ini menjadi tantangan bagi profesi bidan untuk meningkatkan
kompetensi dan profesionalisme dalam menjalankan praktik kebidanan serta dalam
memberikan pelayanan yang berkualitas.

Untuk menjawab tantangan tersebut dperlukan teori dan model konseptual yang
mempengaruhi praktik kebidanan sehingga sehingga wawasan seoarang bidan
semakin luas.
Secara umum teori dan konsep adalah hal yang sangat berkaitan dengan
perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pelayanan kebidanan, teori yang digunakan
dalam praktik kebidanan berasal dari konseptual model kebidanan.

1.

Pengertian

2. Model
Model adalah contoh atau peraga untuk menggambarkan sesuatu. Kegunaan model
antar lain :
1.

Untuk menggambarkan beberapa aspek (konkrit maupun abstrak) dengan
mengartikan persamaan seperti struktur, gambar, diagram, dan rumus. Model
tidak seperti teori, tidak memfokuskan pada hubungan antara dua fenomena tapi
lebih mengarah pada struktur dan fungsi. Sebuah model pada dasarnya analogi

atau gambar simbolik sebuah ide (wilson, 1985)

2.

Menggambarkan sebuah kenyataan atau gambaran abstrak sehinnga masih
digunakan oleh disiplin ilmu lain sebagai parameter garis besar praktik (berner,
1984).

3.

Konsep

Konsep adalah penopang sebuah teori yang menjelaskan tentang suatu teori yang
dapat diuji melalui observasi atau penelitian.
4.

Konseptual model

Konseptual model merupakan gambaran abstrak suatu ide yang menjadi dasar suatu
disiplin ilmu. Konseptual model berkembang dari wawasan intuitif keilmuan

kemudian disimpulkan dalam kerangka acuan ilmu sehingga konseptual model dapat
memberikan gambaran abstrak atau ide yang mendasari disiplin ilmu dan kemudian
diterapkan sesuai dengan bidang masing-masing.
5.

Model asuhan kebidanan

Model kebidanan adalah suatu bentuk pedoman atau acuan yang merupakan kerangka
kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan.
1. Konseptual model kebidanan
Model dalam kebidanan berdasarkan pada 4 elemen, yaitu :
1. Manusia (perempuan, ibu, pasangan dan orang lain)
2. Kesehatan
3. Lingkungan
4. Kebidanan

2.

Macam model kebidanan


Model dalam mengkaji kebutuhan dalam praktek kebidanan
Model ini memiliki 4 unit yang penting, yaitu:
1. Ibu dalam keluarga
2. Konsep kebutuhan
3. Parnership
4. Faktor kedokteran dan keterbukaan
5. Model medikal
Merupakan salah satu model yang dikembangkan untuk membantu manusia dalam
memahami proses sehat sakit dalam arti kesehatan. Tujuannya adalah sebagai
kerangka kerja untuk pemahaman dan tindakan.
3. Teori-teori yang mempengaruhi model kebidanan
Sejarah

kebidanan

berjalan

panjang

mengikuti


perkembangan

ilmu

pengetahuan serta kebutuhan masyarakat. Model dalam kebidanan mengadopsi dari
beberapa model lainnya dan berdasarkan teori yang sudah ada sehingga tercipta suatu
model kebidanan yang sesuai dengan filosofi kebidanan baik dari segi bidan sebagai
profesi maupun perempuan dan keluarga sebagai fokus pelayanan asuhan kebidanan.
Model kebidanan ini sebagai tolak ukur bagi bidan dalam memberikan
pelayanan kebidanan kepada klien sehingga akan terbina suatu partner ship dalam
asuhan kebidanan. Teori-teori yang berhubungan dengan praktik kebidanan antara lain
:
1. Teori Reva Rubin (pencapaian peran ibu)
Rubin adalah seorang nurse-midwife dari amerika yang mengembangkan
penelitian dan teori tentang kesehatan ibu dan anak khususnya ibu bersalin. Rubin
menjelaskan bahwa seseorang mempunyai posisi berbeda dalam tahapan hidupnya
yang berbeda dan juga dapat mempunyai posisi ganda pada waktu yang bersamaan
sebagai seorang anak perempuan, istri, dan ibu juga sebagai bidan, pelajar juga
sebagai karyawan. Tindakan-tindakan yang diatur sekitar posisi terdiri dari peran

(Rubin, 1967)

Tujuan riset Rubin adalah mengidentifikasi bagaimana seorang perempuan
mencapai peran menjadi seorang ibu dan hal apasajakah yang mempengaruhinya,
baik yang bersifat membantu maupun menghambat atau memberi efek negatif.
Menurut Rubin untuk mencapai peran menjadi seorang ibu maka seorang
perempuan membutuhkan proses belajar berupa latihan-latihan. Dalam proses ini
perempuan diharapkan mampu mengidentifikasi bagaimana perempuan tersebut
mampu mengambil peran seorang ibu. Peran diperoleh melalui proses belajar yang
dicapai melalui suatu rangkaian aktivitas.
Rubin mengatakan bahwa seorang perempuansejak hamil sudah mempunyai
harapan sebagai berikut:
1. Memastikan keselamatan secara fisik, kesejahteraan ibu dan bayi.
2. Memastikan penerimaan masyarakat terutama orang-orang yang sangat berarti
bagi ibu dan bayi.
3. Penentuan gambaran identitas diri
4. Mengerti tentang arti memberi dan menerima.
Perubahan yang umumnya terjadi pada perempuan pada waktu hamil adalah :
1. Ibu cenderung lebih tergantung dan lebih memerlukan perhatian untuk dapat
berperan sebagai calon ibu dan mampu memperhatikan perkembangan janinnya.

2. Ibu memerlukan sosialisasi.
2. Teori Ramona Mercer (pencapain peran ibu)
Pencapaian peran ibu adalah suatu proses interaksi dan perkembangan yang terjadi
dalam suatu kurun waktu, sementara itu akan terjalin ikatan kasih sayang dengan
bayinya. Seorang ibu membutuhkan kompetensi dalam mengembang tugas
pengasuhan yang terlibat dalam peran tersebut. Pengambilan peran melibatkan
interaksi aktif dari pengambil peran dan patner si peran, setiap respon terhadap
insyarat dari orang lain dan mengubah perilaku tergantung dari respons orang lain.

Penampilan peran seseorang juga dipengaruhi oleh pengalaman masa lalunya dan
pandangan dari mereka sendiri. Marcer menggambarkan dasar teori dari penelitian
dari penelitian dalam teori pencapaian peran yang mengidentifikasikan 4 tahap
dalam pencapaian peran yaitu :
1. Anticipatory (pendahuluan)
Masa sebelum perempuan menjadi ibu, dimana perempuan mulai melakukan
penyesuaian sosial dan psikologis dengan mempelajari segala sesuatu yang
dibutuhkan untuk menjadi seorang ibu.
2.

Formal


Perempuan memasuki peran ibu yang sesungguhnya, bimbingan peran
dibutuhkan sesuai dengan kondisi sistem sosial.

3.

Informal

Di mana perempuan sudah mampu menemukan jalan yang unik dalam
melaksanakan peran barunya.

4.

Personal

Merupakan peran terakhir, di mana perempuan sudah mahir melakukan
perannya sebagai ibu dan orang lain pada umumnya menerima pernyataan itu.
Faktor pencapaian peran ibu menurut mercer, yaitu :
1. Emotional support, yaitu perasaan mencintai, penuh perasaan, percata, dan
mengerti

2. Informational support, yaitu memberikan informasi yang sesuai dengan
kebutuhan ibu sehingga dapat membantu ibu untuk menolong dirinya sendiri

3. Physical support, yaitu memberikan pertolongan langsung seperti merawat bayi
dan memberi dukungan dana
4. Appraisal support, yaitu berupa informasi yang menjelaskan tentang perang ibu
sehinnga memungkinkan individu mampu mengevaluasi dirinya sendiri dalam
pencapaian peran ibu.

3. Teori Ernestin Weidenbach
Emestine Weidenbach adalah seorang perawat yang telah bekerja selama 20 tahun.
Walaupun weidenbach pernah lama menjadi perawat tetapi bukunya yang berjudul
“Family Centered maternity Nurcing” ditulis sewaktu dia bekerja dibagian
kebidanan.
Menurut weidenbach 4 konsep yang nyata ditemukan dalam keperawatan, yaitu:
1. The agen
Bidan sebagai agen/ perantara bagi klien dalam mencapai tujuan. Model ini
menekankan perlunya mempertimbangkan kenyakinan/filosofi individual bidan
atau teman sejawat dalam memberikan asuhan. Filosofi Weidenbach adalah
tentang kebutuhan ibu dan bayi segera, untuk mengembangkan kebutuhan yang

lebih luas yaitu kebutuhan untuk persiapan menjadi orang tua.
2. The recipient
Penerima

asuhan

adalah

perempuan,

keluarga

dan

masyarakat

yang

membutuhkan pertolongan. Kebutuhan muncul karena adanya kondisi tertentu
misalnya kehamilan, persalinan dan nifas. Recipient menurut weidenbach

adalah individu yang berkompeten dan mampu melakukan segalanya sendiri
sehingga bidan memberi pertolongan hanya apabila individu tersebut
mengalami

kesulitan

dalam

memenuhi

kebutuhannya

sendiri

secara

memuaskan.
3.

The goal/ purpose
Disadari bahwa kebutuhan masing-masing individu perlu diketahui sebelum
menentukan ujian. Bila kebutuhan sudah diketahui maka dapat diperkirakan

tujuan yang yang akan dicapai dengan mempertimbangkan tingkah laku fisik,
emosional, atau psikologis yang berbeda dari kebutuhan normal.
4.

The means
Metode untuk mencapai tujuan asuhan kebidanan ada 4 tahapan:
1. Identifikasi kebutuhan klien, memerlukan keterampilan adan ide.
2. Memberikan dukungan dalam mencapai pertolongan yang dibutuhkan.
3. Memberi bantuan sesuai dengan kebutuhan.
4. Mengkoordinasitenaga yang ada untuk memberikan bantuan.

4. Teori Ela Joy Lerhman dan Morten
Lerhman mempelajari pelayanan yang diberikan oleh bidan di klinik yang
dipimpin oleh bidan di amerika. Dalam teori ini, Lerhman mengiginkan agar
bidan mampu melihat semua aspek praktik dalam memberikan asuhan pada
perempuan hamil dan memberikan pertolongan pada persalinan.
Lerhman mengemukakan 8 konsep yang penting dalam pelayanan antenatal,
yaitu:
1. Asuhan yang berkesinambungan
2. Asuhan yang berpusat pada keluarga
3. Penyuluhan dan konseling sebagai bagian dari asuhan
4. Asuhan yang bersifat non-intervensi
5. Fleksibel/keluwesan dalam memberikan asuhan
6. Asuhan yang partisipatif
7. Pembelaan/advokasi pada klien
8. Waktu
5. Teori Jean Ball (teori kursi goyang = keseimbangan emosional ibu)
Jean Ball adalah seorang bidan dari britis yang telah melakukan risetnya
secara intensif terhadap kebutuhan perempuan pada masa post natal. Jean Ball
menjelaskan bahwa tujuan asuhan post natal yang sekaligus juga menjadi filosofi

Jean Ball tentang post natal care sebagai berikut: membantu seorang perempuan
agar berhasil menjadi ibu, dan keberhasilan ini tidak hanya melibatkan proses
fisiologis saja tetapi psikologis dan emosional yang memotivasi keinginan untuk
menjadi orang tua serta pencapaiannya.
Kesejahteraan perempuan setelah melahirkan sangat bergantung pada
kepribadian perempuan itu sendiri, support sistem dukungan pribadi dan support
yang diberikan oleh pelayanan kebidanan. Ball mengemukakan teori kursi goyang
dimana :
1. Dasar kursi dibentuk oleh pelayanan kebidanan yang berpijak pada pandangan
masyarakat tentang keluarga.
2. Topangan kanan kiri adalah kepribadian perempuan, pengalaman hidup.
3. Topangan tengah (yang menyangga kursi dari belakang kanan-kiri) adalah
keluarga dan support sistem.
4. Tempat duduk menggambarkan kesejahteraan maternal, yang tergantung pada
efektivitas

2. Perempuan dan Keluarganya Sebagai Klien di Kaitkan
dengan Kebutuhan Dasar Manusia
Kebutuhan dasar manusia merupakan unsur-unsur yang dibutuhkan oleh manusia
dalm memepertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang tentunya
bertujuan untuk memepertahankan kehidupan dan kesehatan.

2.1 Seorang Perawat Menghadapi Klien dalam Kebutuhan Dasar Manusuia
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional yang mempunyai
suatu paradigma atau model keperawatan yang meliputi empat komponen yaitu :
manusia, kesehatan, lingkungan dan perawat itu sendiri. Perawat adalah suatu
profesi yang mulia, karena memerlukan kesabaran dan ketenangan dalam melayani
pasien yang sedang menderita sakit. Seorang perawat harus dapat melayani pasien
dengan sepenuh hati. Sebagai seorang perawat harus dapat memahami masalah yang
dihadapi oleh pasien, selain itu seorang perawat dapat berpenampilan menarik.

Untuk itu seorang perawat memerlukan kemampuan untuk memperhatikan orang
lain, ketrampilan intelektual, teknikal dan interpersonal yang tercermin dalam
perilaku peduli atau kasih sayang.( Dwidiyanti ).
Perilaku peduli sangatlah penting untuk keperawatan. Perilaku peduli adalah
fokus pemersatu untuk praktek keperawatan. ( Blais ). Perilaku peduli juga sangat
penting untuk tumbuh kembang, memperbaiki dan meningkatkan kondisi atau cara
hidup manusia ( Blais ). Perilaku Peduli (caring) mengandung 3 hal yang tidak
dapat dipisahkan yaitu perhatian, tanggung jawab, dan dilakukan dengan ikhlas
( Sitorus ). Perilaku peduli (Caring) juga merupakan sikap peduli, menghormati dan
menghargai orang lain, artinya memberi perhatian dan mempelajari kesukaan –
kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berfikir dan bertindak. Memberikan
asuhan secara sederhana tidak hanya sebuah perasaan emosional atau tingkah laku
sederhana, karena perilaku peduli merupakan kepedulian untuk mencapai perawatan
yang lebih baik, perilaku peduli bertujuan dan berfungsi membangun struktur sosial,
pandangan hidup dan nilai kultur setiap orang yg berbeda pada satu
tempat( Dwidiyanti ), maka kinerja perawat khususnya pada perilaku peduli menjadi
sangat penting dalam mempengaruhi kualitas pelayanan dan kepuasan pasien
terutama di rumah sakit, dimana kualitas pelayanan menjadi penentu citra institusi
pelayanan yang nantinya akan dapat meningkatkan kepuasan pasien dan mutu
pelayanan ( Potter – Perry )

Faktor- faktor yang mempengaruhi kebutuhan dasar manusia, yaitu

(Fuadramadan,

2012) :
1.

Penyakit.
Jika dalam keadaan sakit maka beberapa fungsi organ tubuh memerlukan
pemenuhan kebutuhan lebih besar dari biasanya.

2.

Hubungan keluarga.
Hubungan keluarga yang baik dapat meningkatkan pemenuhan kebutuhan dasar
karena adanya saling percaya.

3.

Konsep diri.

Konsep diri yang positif memberikan makna dan keutuhan bagi seseorang.
Konsep diri yang sehat memberikan perasaan yang positif terhadap diri. Orang
yang merasa positif tentang dirinya akan mudah berubah, mudah mengenali
kebutuhan dan mengembangkan cara hidup yang sehat sehingga lebih mudah
memenuhi kebutuhan dasarnya
4.

Tahap perkembangan.
Setiap tahap perkembangan manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda, baik
kebutuhan biologis, psikologis, sosial, maupun spiritual.

3. Peran Kepemimpinan Bidan
Peran Bidan
Peran adalah perangkat tingkah laku yang diharapkan dan dimiliki oleh orang yang
berkedudukan dalam masyarakat (Tim Media pena,2002 : 112 )
Peran bidan yang diharapkan adalah:
1. Sebagai pelaksana,
Sebagai pelaksana bidan memiliki tiga kategori tugas yaitu tugas mandiri, tugas
kolaborasi dan tugas ketergantungan
a. Tugas Mandiri/ Primer
Tugas mandiri bidan yaitu tugas yang menjadi tanggung jawab bidan sesuai
kewenangannya, meliputi:

1)

Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang
diberikan.

2)

Memberi pelayanan dasar pra nikah pada remaja dengan melibatkan
mereka sebagai klien

3)

Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal

4)

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinan
dengan melibatkan klien /keluarga

5)

Memberikan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir

6)

Memberikan asuhan kebidanan kepada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien /keluarga

7)

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan KB.

8)

Memberikan asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakretium dan nifas.

b. Tugas Kolaborasi
Merupakan tugas yang dilakukan oleh bidan sebagai anggota tim yang kegiatannya
dilakukan secara bersamaan atau sebagai salah satu urutan dari proses kegiatan
pelayanan kesehatan
1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga
2) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan resiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatan yang memerlukan tindakan
kolaboras
3) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi dan keadaan kegawatan yang memerlukan pertolongan Pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga

4) Memberikan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan resik tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi dengan klien dan keluarga
5) Memberikan asuhan pada BBL dengan resiko tinggi dan yang mengalami
komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan pertolongan pertama
dengan tindakan kolaborasi dengan meliatkan klien dan keluarga
6) Memberikan asuhan kebidanan pada balita dengan resiko tinggi dan yang
mengalami komplikasi serta kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan keluarga
c. Tugas Ketergantungan / Merujuk
yaitu tugas yang dilakukan oleh bidan dalam rangka rujukan ke sistem pelayanan
yang lebih tinggi atau sebaliknya yaitu pelayanan yang dilakukan oleh bidan
sewaktu menerima rujukan dari dukun yang menolong persalinan, juga layanan
rujukan yang dilakukan oleh bidan ketempat/fasilitas pelayanan kesehatan lain
secara horisintal maupun vertikal atau ke profesi kesehatan lainnya.
1)

Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan sesuai
dengan fungsi rujukan keterlibatan klien dan keluarga

2)

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
hamil dengan resiko tinggi dan kegawat daruratan

3)

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan keluarga

4)

Memberikan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas dengan penyulit tertentu dengan kegawatdaruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga

5)

Memberikan asuhan kebidanan pada BBL dengan kelainan tertentu dan
kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan
melibatkan keluarga

6)

Memberikan asuhan kebidanan pada anak balita dengan kelainan tertentu
dan kegawatan yang memerlukan konsultasi dan rujukan dengan melibatkan

2. Peran sebagai pengelola
Sebagai pengelola bidan memiliki 2 tugas yaitu tugas pengembangan pelayanan
dasar kesehatan dan tugas partisipasi dalam tim
a. Pengembangkan pelayanan dasar kesehatan
Bidan bertugas mengembangkan pelayanan dasar kesehatan terutama
pelayanan kebidanan untuk individu, keluarga kelompok khusus dan
masyarakat di wilayah kerja dengan melibatkan masyarakat/ klien
b. Berpartisipasi dalam tim
Bidan berpartisi dalam tim untuk melaksanakan program kesehatan dan sektor
lain melalui peningkatan kemampuan dukun bayi, kader, dan tenaga kesehatan
lain yang berada di wilayah kerjanya.

3. Peran sebagai pendidik
Sebagai pendidik bidan mempunyai 2 tugas yaitu sebagai pendidik dan
penyuluh kesehatan bagi klien serta pelatih dan pembimbing kader
a. Memberikan pendidikan dan penyuluhan kesehatan kepada individu,
keluarga dan masyarakat tentang penanggulanagan masalah kesehatan
khususnya KIA/KB
b. Melatih dan membimbing kader termasuk siswa bidan/keperawatan serta
membina dukun di wilayah kerjanya.
4. Peran sebagai peneliti
Melakukan investigasi atau penelitian terapan dalam bidang kesehatan baik secara
mandiri maupun kelompok.

1.

Mengidentifikasi kebutuhan investigasi/penelitian

2.

Menyusun rencana kerja

3.

Melaksanakan investigasi

4.

Mengolah dan menginterpretasikan data hasil investigasi

5.

Menyusun laporan hasil investigasi dan tindak lanjut

6.

Memanfaatkan hasil investigasi untuk meningkatkan dan mengembangkan
program kerja atau pelayanan kesehatan.

4. Sistem Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan. Yang di maksud dengan pelayanan kesehatan adalah sebuah
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan baik itu perorangan, keluarga, kelompok, ataupun
masyarakat.

Demikian pengertian

pelayanan

kesehatan

menurut

Lovey

dan

Loomba.Sedangkan yang dimaksud dengan sistem kesehatan suatu kesatuan dari
serangkaian usaha teratur yang terdiri atas berbagai komponen guna mencapai suatu
tujuan derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.
.
Sedangkan yang dimaksud dengan sistem pelayanan kesehatan adalah suatu tatanan
yang menghimpun berbagai upaya bangsa indonesia secara terpadu dan saling
mendukung guna menjamin derajat kesehatan yg setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam UUD 45. Demikian yang dimaksud
dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada dalam negara kita ini.
Sistem terdiri dari :
Input
Subsistem yang akan memberikan segala masukan untuk berfungsinya sebuah sistem,
seperti sistem pelayanan kesehatan :
– Potensi masyarakat
– Tenaga kesehatan
– Sarana kesehatan
Proses
Kegiatan yg berfungsi untuk mengubah sebuah masukan menjadi sebuah hasil yg
diharapkan dari sistem tersebut, yaitu berbagai kegiatan dalam pelayanan kesehatan.
Output

Hasil yang diperoleh dari sebuah proses, Output pelayanan kesehatan : pelayanan
yang berkualitas, efektif dan efisien serta terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
sehingga pasien sembuh & sehat optimal.
Dampak
Akibat yang dihasilkan sebuah hasil dari sistem, relative lama waktunya. Dampak
sistem Pelayanan kesehatan adalah masyarakat sehat, angka kesakitan & kematian
menurun.

Umpan balik (feedback)
Suatu hasil yang sekaligus menjadikan masukan dan ini terjadi dari sebuah sistem
yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, berupa kualitas tenaga kesehatan
Lingkungan
Semua keadaan di luar sistem tetapi dapay mempengaruhi pelayanan kesehatan.