TUGAS ETIKA BISNIS id. pdf

TUGAS ETIKA BISNIS

FANDY RAHMAN
ERIZAL PRASETYO
RIZKI FAUZI M
AKBAR RIZKI
AZHAR GIAN P

A1C011005
A1C011013
A1C011017
A1C011019
A1C011077

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS PERTANIAN
AGRIBISNIS
PURWOKERTO
2013


Latar Belakang
Dalam menjalankan bisnis, perusahaan sebaiknya harus
memperhatikan benar Tentang etika dalam berbisnis
Pada sistem ekonomi pasar bebas, perusahaan diarahkan untuk
mencapai tujuan mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin
Saat ini banyak pelanggaran etika bisnis dan persaingan yang tidak
sehat dalam upaya penguasaan pangsa pasar yang semakin
memberatkan para pengusaha kalangan bawah

Kebutuhan akan bahan pangan berupa daging
khususnya daging sapi semakin hari semakin
meningkat.
Hal ini dimanfaatkan oleh pihak tertentu yang tidak
bertanggung jawab untuk memperoleh keuntungan
dalam jumlah besar secara instan.
Salah satu pelanggaran yang dilakukan adalah dengan
melakukan penggelonggongansapi.

Proses penggelonggongan sapi


Mempersiapkan sapi

Posisi kepala
sapi
menengadah

Dimasukkan air melalui
mulut sebanyak 100 liter
Serta tubuh disiram air

Proses terjadi selama 6 jam
sampai sapi benar-benar lemas
atau mati

Perbedaan daging segar dan
gelonggong
- Daging sapi asli:

1. daging berwarna merah terang dan lemaknya berwarna kekuningan
2. tekstur dagingnya kenyal

3. biasanya daging sapi asli dijual dengan cara digantung
4. tidak berlendir

- Daging sapi gelonggongan:
1. dagingnya berwarna pucat
2. teksturnya lembek dan cepat busuk
3. kadar airnya sangat banyak. jika dagingnya ditekan akan mengeluarkan air.
4. biasanya dijual dengan cara digeletakan diatas meja (tidak digantung)
5. jika direbus daging sapi gelonggongan akan menyusut lebih banyak daripada daging sapi asli

Tau enggak siih................
Daging gelonggongan sangat merugikan konsumen, diantaranya :
1. Daging tersebut secara keseluruhan naik 30% dari bobot yang
seharusnya, dan ketika daging tersebut dimasak daging susut
sebesar 50%
2. Dapat memicu keracunan dan kematian, hal ini dikarenakan
daging tersebut mengandung berbagai bakteri jahat. Seperti
bakteri E.colli

Fatwa MUI

Majelis Ulama Indonesia menggolongkan daging jenis tersebut
dalam kategori haram, karena sangat merugikan konsumen, dan
dalam proses penyembelihannya harus menyiksa sapi terlebih

dahulu, sehingga MUI mengkategorikannya sebagai bangkai. Jika
daging tersebut dikategorikan sebagai bangkai maka sudah tentu
haram untuk dikonsumsi.

Undang-undang
Para pelaku penggelonggongan bisa diancam jeratan pasal
berlapis, beberapa diantaranya ialah
1. Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
dengan ancaman penjara 15 tahun datau denda Rp. 300 juta
2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan,
mengedarkan pangan yang mengandung bahan kotor, busuk,
tengik, dan terurai, atau bahan yang berasal dari bangkai
sangat dilarang. Ancaman adalah penjara selama 1 tahun
atau denda sebesar Rp 120 juta

Kesimpulan

• Kegitan penggelonggongan sapi atau daging sapi ini merupakan
salah satu pelanggaran dalam etika bisnis, karena sapi di perlakukan
secara tidak normal sebelum dipotong
• Penjualan daging gelonggongan sangat merugikan konsumen
karena apabila dikonsumsi akan sangat berbahaya bagi kesehatan.
Majelis Ulama Indonesia menggolongkan daging jenis tersebut
dalam kategori haram dan mengkategorikannya sebagai bangkai
• Agar peredaran daging sapi gelonggongan tidak semakin meluas,
ada dua hal yang perlu dilakukan. Pertama, konsumen harus
mengetahui ciri-ciri daging gelonggongan dan jangan mau membeli
daging sapi gelonggongan tersebut. Kedua, aparat harus menindak
tegas para pelaku usaha daging gelonggongan, baik yang
memproduksi maupun pedagang daging sapi gelonggongan

TERIMAKASIH