Akutansi sebagai sistem informasi. docx

Akutansi sebagai sistem informasi akan membahas tentang :
1. Pengertian akuntansi
2. Kualitas informasi akuntansi
3. Proses kegiatan akuntansi
4. Kegunaan informasi akuntansi
5. Macam-macam bidang spesialis akuntansi
6. Etika profesi akuntan

1. Pengertian Akuntansi
Pengertian Akuntansi Menurut Para Ahli
Pengertian akuntansi adalah bahwa akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi,
pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi.Tapi ada beberapa Pengertian yang berbeda dari
tap ahli berikut petikkannya:

Menurut American Accounting Association ( AAA ). Akuntansi itu merupakan :
“Proses mengidentifikasikan, mengukur dan melaporkan informasi ekonomi, untuk
memungkinkan adanya penilaian dan keputusan yang jelas dan tegas bagi mereka yang
menggunakan informasi tersebut “.

Definisi akuntansi menurut Arnold:
Definisi akuntansi dipandang sebagai suatu sistem untuk menyediakan informasi (terutama

keuangan) kepada siapa saja yang harus membuat keputusan dan mengendalikan penerapan
keputusan tersebut.

Definisi akuntansi menurut C. West Churman:
sebagai pengalaman tertulis yang berguna untuk pengambilan keputusan.

Definisi akuntansi menurut Widjaya Tunggal:
“Akuntansi sering kali dinyatakan sebagai bahasa perusahaan (language of business) yang
berguna untuk memberikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan

keputusan. Informasi ini merupakan data yang disajikan/diperoleh perusahaan yang bersifat
keuangan dan dinyatakan dalam istilah-istilah moneter.

2. Kualitas Informasi Akuntansi
A. Dapat dipaham
Laporan keuangan haruslah jelas dan mudah untuk di mengerti. Dengan begitu laporan
keuangan dapatlah digunakan dan bermanfaat, data itu dapat di jadi kan sumber informasi, yang
akan di gunakan untuk mengambil sebuah keputusan dalam melakukan rencana ke depan.
Namun demikian, syarat kemudahan untuk di pahami ini tidah di haruskan menghilangkan
informasi yang komplesi/sulit di pahami. Informasi yang komplek/sulit dipahami haruslah tetap

di tampilkan dengan suatu cara tertentu agar mudah di pahami.

B. Relevan
Agar bermanfaat, informasi haruslah relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam
proses pengambilan keputusan, yang artinya dapat mempengaruhi keputusan ekomomi, pemakai
dapat membantu mereka dalam mengevakuasi masa lalu, masa kini, atau pun masa kedepannya
dan menegaskan/mengkoreksi hasil evakuasi mereka di masa lalu.

C. Metarealitas
Informasi di pandang material kalau kelalaiyan untuk mencantumkan kesalahan dalam
mencatatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan yang akan di keluarkan.

D. Keadaan
Agar bermanfaat, informasi haruslah andal yang berarti bebas dalam pengertian yang
menyesatkan, seperti kesalahan material dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian
yang tulus dan jujur.

E. Penyajian jujur
Agar dapat di andalkan, informasi haruslah di sajikan dengan cara yang sejujur-jujurnya serta
peristiwa lainnya, contoh seperti naraca haruslah di tulis secara jujur transaksi serta peristiwa

lainnya dalam bentuk aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada ganggal laporan.

F. Substansi mengungguli bentuk
Dalam melihat suatu transaksi tertentu yang diutamakan adalah substansi dari transaksi atau
peristiwa itu pun sendiri.
Transaksi serta peristiwa tersebut perlu di catat dan di sajikan sesuain dengan substansi dan
realitas ekonomi, bukan banya dalam bentuk hukum itu sendiri.

G. Netralitas/Netral
Informasi haruslah diarahkan pada kebutuhan pemakai dan tudah kergantung pada kebutuhan
sendiri atau terhadap keinginan pihat tertentu.
Tidak boleh ada usaha untuk menyajikan informasi yang henya menguntungkan beberapa
pihak, dan sementara itu akan merugikan pihak lain, yang memiliki kepentingan lain.

H. Kepentingan sehat
Pembuatan leporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidak pastian peristiwa, seperti
ketertagihan piutang yang diragukan
Kepastian semacam itu diakui dengan mengungkapkan kalimat serta tingkatan dengan
menggunakan pertimbangan sehat dalam menyusun laporan.


I. Kelengkapan
Informasi dalam laporan keuangan haruslah lengkap dalam materialitas dan imbang,
kesengajaan untuk tidak mengungkapkan informasi yang sebenarnya akan mengakibatkan
informasi yang ada tidak benar.

J. Dapat dibandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan [erusahaan antarperiode untuk
mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan, pemakai juga harus dapat
membandingkan laporan keuangan untuk perusahaan untuk mengetahua posisi keuangan dan
kinerja keuangan itu sendiri..

3. Proses Kegiatan Akuntansi
Kegiatan akuntansi meliputi proses pencatatan, pengelompokkan, peringkasan, pelaporan, dan
penganalisisan data keuangan suatu organisasi.

Proses pencatatan dan pengelompokkan transaksi merupakan kegiatan rutin yang dilakukan.
Proses pelaporan dan penganalisisan data dilakukan dalam satu periode waktu. Kegiatan
akuntansi memiliki peran penting dalam menyajikan laporan keuangan suatu perusahaan. Oleh
karena itu, informasi akuntansi harus disajikan dalam bentuk laporan secara akurat dan tepat
waktu sehingga berguna bagi pemakai informasi akuntansi.


4. Kegunaan Informasi Akuntansi
Kegunaan Informasi Akuntansi bagi Pemakai Informasi

1.Pemakai intern
Pemakai intern merupakan pihak yang mengelola kegiatan usaha, yaitu pimpinan perusahaan.
Pimpinan merupakan pihak yang bertanggung jawab terhadap kinerja perusahaan. Dengan
menggunakan informasi akuntansi, pimpinan melakukan perencanaan, pengendalian,
pengawasan, dan pengevaluasian kinerja perusahaan.

2. Pemakai ekstern
Pemakai ekstern yang memakai informasi akuntansi adalah sebagai berikut:
a. Pemilik perusahaan (investor).
Pemilik merupakan pihak yang menyetorkan modal untuk kegiatan usaha. Pemilik
membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui posisi keuangan dan kinerja perusahaan.
b. Kreditor.
Kreditor merupakan pihak yang memberikan pinjaman kepada perusahaan sebagai tambahan
modal. Informasi akuntansi diperlukan kreditor sebagai dasar untuk memberikan pinjaman.
c. Pemerintah.
Pemerintah memerlukan informasi akuntansi untuk menetapkan besar pajak yang ditanggung

perusahaan. Pajak perusahaan digunakan untuk melaksanakan pembangunan.
d. Karyawan.
Karyawan adalah sumber daya manusia yang berperan memajukan kinerja perusahaan.
Dengan laporan keuangan, karyawan bisa mengetahui kemampuan perusahaan dalam
memberikan upah, dana pensiun, dan kesempatan kerja.
e. Masyarakat.

Perusahaan yang berkembang turut andil dalam perekonomian nasional, seperti penyediaan
lapangan kerja dan manfaat sosial lainnya. Kemampuan perusahaan terhadap dua hal tersebut
bisa diketahui melalui laporan keuangan.

5. Macaam-macam Bidang Spesialisasi Akuntansi
Akuntansi Keuangan (financial accounting).
Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi secara keseluruhan. Ia
berhubungan dengan pelapporan keuangan untuk pihak-pihak di luar perusahaan. Oleh karena
pihak-pihak di luar perusahaan yang mempunyai banyak kepentingan, maka laporan yang
dihasilkan bersifat serba guna (general purpose). Hal yang penting untuk diperhatikan dalam
penyusunan laporan keuangan untuk pihak-pihak ini adalah aturan-aturan yang telah disetujui
bersama. Aturan-aturan itu disebut prinsip-prinsip akuntansi. Adalah merupakan kewajiban
perusahaan untuk mengikuti prinsip-prinsip tersebut dalam menyusun laporan mengenai posisi

keuangan dan hasil usaha perusahaan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.
1.

Akuntansi Pemeriksaan (auditing). Bidang ini berhubungan dengan pemeriksaan
secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan
utama dari dilakukannya pemeriksaan adalah agar informasi akuntansi yang disajikan
dapat lebih dipercaya, namun terdapat tujuan-tujuan lain yang dapat dicakup. Misalnya,
memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisiensi
dan efektifitas suatu kegiatan. Konsep yang mendasari akuntansi pemeriksaan adalah
obyektivitas dan independensi dari pemeriksa. Di samping itu kerahasiaan serta
pengumpulan bukti-bukti yang cukup dan relevan juga merupakan konsep dasar yang
dianut dalam pemeriksaan. Pengumpulan bukti-bukti pemeriksaan yang cukup dan
relevan tadi dilakukan melalui pengujian terhadap catatan-catatan akuntansi dan
prosedur-prosedur pemeriksaan lainnya. Dalam melakukan pemeriksaan, akuntan tunduk
pada norma-norma pemeriksaan dan kode etik akuntan. Pemeriksaan akuntansi
merupakan jasa utama yang diberikan oleh akuntan publik. Di samping akuntan publik,
perusahaan-perusahaan besar umumnya memiliki pegawai yang bekerja sebagai akuntan
intern atau pemeriksa intern (internal auditor). Salah satu tugas utama dari pemeriksa
intern adalah menentukan sampai sejauh mana tiap-tiap bagian dalam perusahaan telah
mematuhi kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan oleh manajemen perusahaan.


2.

Akuntansi Manajemen (management accounting). Akuntansi yang bertujuan utama
menghasilkan informasi untuk kepentinngan manajemen. Jenis informasi yang diperlukan
dalam manajemen dalam banyak hal berbeda dengan informasi yang diperlukan pihak
luar. Beberapa kegunaan dari akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan
perusahaan, memonitor arus kas dan menilai alternatif dalam pengambilan keputusan.
Kegunaan akuntansi manajemen dalam pengambilan kepputusan dapat dilihat , misalnya
dalam hal penetapan harga jual, metode produksi, investasi dan pembelanjaan. Dalam
menghasilkan informasi yang diperlukan, akuntansi manajemen tidak membatasi diri
pada data historis saja, ada kalanya digunakan data yang baru terjadi dan bahkan data

taksiran di masa datang. Di samping itu, akuntansi manajemen dalam memecahkan
masalah-masalahnya kadang memerlukan bantuan disiplin ilmu yang lain, misalnya teori
organisasi, ilmu perilaku (behavirol sciences) dan teori informasi.
3.

Akuntansi Biaya (cost accounting). Bidang ini menekankan pada penetapan dan
kontrol atas biaya, terutama berhubungan dengan biaya produksi suatu barang. Tetapi

perhatian yang makin meningkat mulai diberikan atas biaya distribusi. Fungsi utama
akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisa data mengenai biaya, baik biaya
yang telah maupun yang akan terjadi. Informasi yang dihasilkan berguna bagi manajemen
sebagai alat kontrol atas kegiatan yang telah dilakukan dan bermanfaat untuk membuat
rencana di masa mendatang.

4.

Akuntansi perpajakan (tax accounting). Laporan akuntansi yang digunakan untuk
tujuan perpajakan berbeda dengan laporan untuk tujuan lain. Hal ini disebabkan oleh
berbedanya konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan, metode pengukuran dan
cara pelaporan. Untuk tujuan pajak, konsep tentang transaksi dan kejadian keuangan serta
bagaimana mengukur dan melaporkannya ditetapkan oleh undang-undang. Oleh karena
setiap perusahaan akan selalu berurusan dengan masalah perpajakan, maka seorang
akuntan perlu mengetahui konsep, metode dan cara pelaporan untuk perpajakan tersebut.
Di samping itu peraturan perpajakan mempunyai pengaruh yang besar terhadap
keputusan usaha yang akan dilakukan perusahaan. Dalam menghadapi masalah pajak,
akuntan dapat berperan dalam hal perencanaan pajak (tax planning), pelaksanaan
administrasi perpajakan, misalnya mengisi Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT), atau
mewakili perusahaan di hadapan kantor pajak. Tugas akuntan dalam perencanaan pajak di

antaranya adalah memberi nasehat tentang bagaimana meminimalisir pengaruh pajak,
apabila secara hukum dimungkinkan. Nasehat-nasehat tersebut di antaranya adalah
pemilihan bentuk badan usaha, metode akuntansi yang diterapkan dan cara menangani
suatu transaksi.

5.

Sistem Informasi (information system). Bidang ini menyediakan informasi keuangan
maupun non keuangan yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan organisasi secara
efektif. Melalui sistem ini diproses informasi yang diperlukan untuk menyusun laporan
kepada pemegang saham, kreditur, badan-badan pemerintah, pimpinan perusahaan,
pegawai dan pihak-pihak lain. Sistem yang dirancang dengan baik akan memungkinkan
pimpinan perusahaan mengidentifikasikan masalah dan menelaahnya sehingga masalah
tersebut dapat ditangani.Beberapa aspek dari suatu sistem adalah harus dapat
menghasilkan informasi pada waktu yang tepat, dalam bentuk yang bermanfaat dan pada
tingkat akurasi yang wajar, dan pada tingkat biaya yang layak. Tugas seorang akuntan
dalam bidang ini dapat meliputi perancangan, pelaksanaan dan evaluasi suatu sistem
dalam perusahaan.

6.


Penganggaran (budgeting). Bidang ini berhubungan dengan penyusunan rencana
keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa datang
serta analisa dan pengotrolannya. Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan
perusahaan, berisi rencana kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan di masa datang

serta nilai uang yang terlibat di dalamnya. Apabila rencana ini dibandingkan dengan
realisasinya, maka ia dapat merupakan alat kontrol di dalam perusahaan.
7.

Akuntansi Pemerintahan (governmental acounting). Bidang ini mengkhususkan
diri dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi yang terjadi di dalam pemerintah,
menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan (business aspect) dari
administrasi keuangan negara. Di samping itu, bidang ini mencakupi pengendalian atas
pengeluara melalui anggaran negara. Termasuk di dalamnya adalah kesesuaian dengan
ketentuan undang-undang yang berlaku.

6. Etika Profesi Akuntan

1. Tanggung jawab profesi : bahwa akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai
profesional harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua
kegiatan yang dilakukannya.

2. Kepentingan publik : akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak
dalam kerangka pelayanan kepada publik, menghormati kepentingan publik, dan menunjukkan
komitmen atas profesionalisme.

3. Integritas : akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan
kepercayaan publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga
integritasnya setinggi mungkin.

4. Obyektifitas : dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota
IAI harus menjaga obyektifitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.

5. Kompetensi dan kehati-hatian profesional : akuntan dituntut harus melaksanakan jasa
profesionalnya dengan penuh kehati-hatian, kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari
jasa profesional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang
paling mutakhir.

6. Kerahasiaan : akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama
melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut

tanpa persetujuan, kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.

7. Perilaku profesional : akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku
konsisten selaras dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesinya.

8. Standar teknis : akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan
mematuhi standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan
dengan berhati-hati, akuntan mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip integritas dan obyektifitas.

Sumber :
http://adindapratiwiips1.blogspot.co.id/2012/10/akutansi-sebagai-sistem-informasi-akan.html.
Diakses pada 15 September 2015

https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_informasi_akuntansi. Diakses pada 15 September 2015

Hariningsih S.P.2006.Sistem Informasi Akuntansi. Ardana Media:Yogyakarta