PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Pengaruh Program Dokter Kecil terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 - 12 Tahun

  commit to user PENGARUH PROGRAM DOKTER KECIL TERHADAP KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT ANAK USIA 10 - 12 TAHUN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

  Teguh Hermawansyah G0008243 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET Surakarta 2011

  PENGESAHAN SKRIPSI Skripsi dengan judul : Pengaruh Program Dokter Kecil terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 - 12 Tahun

  Teguh Hermawansyah, NIM: G0008243, Tahun : 2011 Telah diuji dan sudah disahkan di hadapan Dewan Penguji Skripsi

  Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret Pada Hari Rabu, Tanggal 7 Desember 2011

  Pembimbing Utama Nama : Dr. Risya Cilmiaty AR., drg., M.Si., Sp.KG ..........................

  NIP : 19580710 198610 2 001

  Pembimbing Pendamping Nama : Dr. Pradipto Subiyantoro, drg., Sp.BM ..........................

  NIP : 19570629 198403 1 003

  Penguji Utama Nama : Vita Nirmala A., drg., Sp.Pros., Sp.KG ..........................

  NIP : 19660827 199403 2 003

  Anggota Penguji Nama : Widia Susanti, drg., M.Kes ..........................

  NIP : 19690216 200401 2 002 Surakarta,

  Ketua Tim Skripsi Dekan FK UNS

  Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr., Sp.PD-KR-FINASIM Muthmainah, dr., M.Kes commit to user

  NIP. 19660702 199802 2 001 NIP. 19510601 197903 1 002

  

PERNYATAAN

  Dengan ini menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

  Surakarta, 7 Desember 2011 Teguh Hermawansyah

  NIM. G0008243

  

commit to user

  

ABSTRAK

  Teguh Hermawansyah, G0008243, 2011. Pengaruh Program Dokter Kecil

  

terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 - 12 Tahun, Fakultas

Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Tujuan Penelitian : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program

  dokter kecil terhadap kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 -12 tahun dengan mengontrol faktor perancu pendidikan kebersihan gigi dan mulut di rumah.

  

Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik

  dengan pendekatan cross sectional dimana teknik sampling yang digunakan yakni

  

stratified random sampling. Ukuran sampel adalah 42 anak usia 10 -12 tahun,

  dengan rincian 21 anak bersekolah dengan program dokter kecil dan 21 anak bersekolah tanpa program dokter kecil. Teknik analisis data yang digunakan adalah Chi Square, Odds Ratio, dan analisis regresi logistik ganda yang diolah dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for

  Windows.

  

Hasil Penelitian : Penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh antara program

  dokter kecil dan kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 -12 tahun dengan kekuatan korelasi kuat (p < 0,05). OR didapatkan sebesar 7,4 kali lebih besar pada anak yang bersekolah dengan program dokter kecil untuk kebersihan gigi dan mulut yang lebih baik (OR 7.375 CI 95% 1.622 s.d 33.545).

  

Simpulan Penelitian : Penelitian ini menyimpulkan program dokter kecil dapat

  meningkatkan kebersihan gigi mulut anak usia 10 - 12 tahun. Diharapkan pemerintah lebih meningkatkan program serupa di tatanan sekolah mengingat peran promotif kesehatan rekan sebaya pada anak dirasakan paling efektif.

  Kata kunci : program dokter kecil, kebersihan gigi mulut anak

commit to user

  

ABSTRACT

  Teguh Hermawansyah, G0008243, 2011. Against the influence of Little Doctor

  

Dental Program and Oral Hygiene 10 - 12 Year - Olds, Medical Faculty,

Sebelas Maret University, Surakarta.

Objectives: This study aims to determine the effect of a small doctor's program of

  oral hygiene of children aged 10-12 years by controlling the confounding factors dental education and oral hygiene at home.

  

Methods: This study is an observational study with the analytical approch

sectionaldimana sampling technique is used that is stratified random sampling.

  The sample size was 42 children aged 10-12 years, with details of 21 children attend school with the little doctor program and 21 children attend school without the little doctor program. Data analysis techniques used were chi-square, odds ratio, and multiple logistic regression analysis are processed using the Statistical Product and Service Solution (SPSS) 17.0 for Windows.

  

Result: This study suggests there is little influence between program physicians

  and dental and oral hygiene of children aged 10-12 years with the power of a strong correlation (p <0.05). Obtained OR of 7.4 times greater in children who attend school with a small doctor's program for dental and oral hygiene are better (OR 7.375 CI 95% 1.622 s.d 33.545).

  

Conclusion: This study concluded that small physician programs can improve

  oral hygiene teeth 10-12 year olds. Expected to further increase the government's similar program in order to remember the role of school health promotion peers felt most effective in children.

  Keywords: little doctor program, the child's mouth dental hygiene

commit to user

  

commit to user

PRAKATA

  Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala karena atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Program Dokter Kecil terhadap Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 -12 Tahun”.

  Atas bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat terselesaikan penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan rasa terimakasih kepada :

  1. Prof. Dr. Zainal Arifin Abidin, dr., SpPD-KR-FINASIM, sebagai dekan Fakultas Kedokteran Universitas yang telah mengijinkan pelaksanaan penelitian ini dalam rangka penyusunan skripsi.

  2. Dr. Risya Cilmiaty, AR., drg., M.Si., Sp.KG sebagai pembimbing utama yang telah memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

  3. Dr. Pradipto Subiyantoro, drg., SpBM sebagai pembimbing pendamping yang telah memberikan waktu, pengarahan, bimbingan, dan motivasi kepada penulis.

  4. Vita Nirmala A., drg., Sp.Pros., Sp.KG sebagai penguji utama yang telah memberikan waktu, masukan, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

  5. Widia Susanti, drg., M.Kes, sebagai anggota penguji yang telah memberikan waktu, masukan, dan saran dalam penyelesaian skripsi ini.

  6. Muthmainah, dr., M.Kes, sebagai ketua tim skripsi yang telah memberikan motivasi dan segala kemudahan dalam penulisan skripsi.

  7. Seluruh Staf Bagian skripsi. Ibu Eny dan Pak Nardi atas segala bantuan yang telah diberikan.

  8. Seluruh Staf Bagian Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut RSUD Dr. Moewardi Surakarta atas segala bantuannya.

  9. Seluruh anggota keluarga peneliti untuk doa dan bantuan yang luar biasa.

  10. Semua teman yang mendukung dan membantu dalam penyelesaian skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kebaikan skripsi ini. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia kedokteran umumnya dan pembaca khususnya.

  Surakarta, 7 Desember 2011 Teguh Hermawansyah

  

commit to user

DAFTAR ISI

  Halaman PRAKATA ....................................................................................................... vi DAFTAR ISI .................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

  BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1 A. Latar Belakang .............................................................................. 1 B. Perumusan Masalah ...................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 5 D. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5 BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 6 A. Tinjauan Pustaka ........................................................................... 6 B. Kerangka Berpikir ......................................................................... 16 C. Hipotesis ........................................................................................ 17 BAB III METODE PENELITIAN .................................................................. 18 A. Jenis Penelitian ........................................................................... 18 B. Lokasi Penelitian ........................................................................ 18 C. Subjek Penelitian ........................................................................ 18 D. Teknik Sampling ......................................................................... 19 E. Rancangan Penelitian .................................................................. 19 F. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................. 20 G. Definisi Operasional Variabel Penelitian ................................... 20 H. Alat dan Bahan Penelitian .......................................................... 21 I. Cara Kerja.....................................................................................21 J. Analisis Data ............................................................................... 24 BAB IV. HASIL PENELITIAN ...................................................................... 26 BAB V. PEMBAHASAN ................................................................................ 31

  BAB VI. SIMPULAN DAN SARAN.............................................................. 35 A. Simpulan ..................................................................................... 35 B. Saran ........................................................................................... 35 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 36 LAMPIRAN

  

commit to user

  

commit to user

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel 1. Analisis Bivariat Chi Square Program Dokter Kecil Dengan

  Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10 -12 Tahun ........................ 27 Tabel 2. Distribusi Data Tabel 2X2 ................................................................. 28 Tabel 3. Perbandingan Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda dengan

  Analisis Bivariat tentang Program Dokter Kecil dengan Pendidikan Gigi Mulut di Rumah....................................................... 29

DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Formulir Persetujuan dan Pemeriksaan Lampiran 2. Data Subjek Penelitian Lampiran 3. Pengolahan Data dengan SPSS 17 Lampiran 4. Surat Kelaikan Etik Lampiran 5. Surat Ijin Penelitian Lampiran 6. Surat Keterangan

  

commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan salah satu faktor utama yang menentukan

  kualitas sumber daya manusia. Kesehatan gigi dan mulut adalah komponen kesehatan umum yang berperan penting dalam menunjang tumbuh kembang anak. Masa anak usia sekolah merupakan masa yang efektif untuk meletakkan landasan kokoh bagi terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat menuju manusia yang berkualitas. Pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta pemeliharaannya merupakan hal utama untuk diperhatikan oleh orang tua, karena kesehatan gigi dan mulut anak berpengaruh terhadap kualitas hidup dan masa depan anak. Orang tua sebaiknya mengetahui cara merawat gigi anak karena dengan memiliki pengetahuan tentang cara merawat gigi anak, maka orang tua diharapkan dapat memotivasi anak agar mempunyai kebiasaan merawat gigi sejak dini secara mandiri (Besford, 1996).

  Kebersihan gigi dan mulut merupakan faktor dasar bagi kesehatan gigi dan mulut, karena pada umumnya kejadian penyakit gusi dan periodontal berawal dari kebersihan mulut yang kurang baik (Rasubala, 1997). Banyak penyakit yang bermanifestasi pada mulut, bahkan sebagian di antaranya gejala pada mulut adalah yang pertama kali muncul, misalnya

  

commit to user

  

immune defiencies dan hypophosphatemia (PerRasmussen, 2001). Secara

  umum dapat dikatakan bahwa kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian integral kesehatan secara keseluruhan dalam menunjang kehidupan masyarakat secara umum, sehingga perlu dipelihara di seluruh lapisan masyarakat (Yuyus, 1996).

  Perawatan gigi anak sejak dini, dapat mengurangi risiko terjadi kerusakan gigi dan gusi. Jika anak mempunyai masalah gigi, maka akan mengakibatkan anak menjadi sulit berkonsentrasi untuk belajar bahkan untuk bermain dan bersosialisasi sampai dengan kurang percaya diri.

  Penyakit gigi dan mulut terutama karies dan radang gusi (gingivitis) dapat menyebabkan terganggunya fungsi pengunyahan yang selanjutnya dapat mengakibatkan asupan gizi berkurang, terganggunya fungsi berbicara, tersenyum, tertawa, dan termasuk bau napas tidak sedap serta gangguan penampilan wajah. Kerusakan gigi dan gusi ditimbulkan karena penimbunan plak pada permukaan gigi dan gusi, sebagai akibat dari pemeliharaan kebersihan mulut yang kurang baik. Salah satu metode untuk membersihkan gigi dari plak dan sisa makanan adalah dengan menyikat gigi. Saat yang paling penting untuk membersihkan permukaan gigi dari sisa-sisa makanan, antara lain pagi setelah makan pagi dan malam menjelang tidur (Besford, 1996).

  Penyakit gigi dan mulut menduduki urutan pertama dari daftar 10 besar penyakit yang paling sering dikeluhkan masyarakat Indonesia.

  Persepsi dan perilaku masyarakat Indonesia terhadap kesehatan gigi

  commit to user dan mulut masih buruk. Ini terlihat dari masih besarnya angka karies gigi dan penyakit mulut di Indonesia yang cenderung meningkat.

  Sementara ada dua penyakit mulut yang sering dialami masyarakat yaitu karies gigi dan penyakit periodontal. Karies gigi adalah penyakit infeksi yang merusak struktur gigi. Penyakit ini menyebabkan gigi berlubang, jika tidak ditangani, penyakit ini dapat menyebabkan nyeri, penanggalan gigi, infeksi, berbagai kasus berbahaya, bahkan mematikan. Penyakit periodontal itu sendiri merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus (karang gigi) yang biasanya terdapat pada leher gigi. Penyakit periodontal ini dapat ringan seperti radang gusi yang ditandai dengan gusi berwarna merah dan mudah berdarah. Pada keadaan yang lebih berat dapat terjadi kerusakan tulang pendukung gigi dan juga abses periodontal (Admin, 2008).

  Kecenderungan anak untuk membentuk suatu pola dari orang yang ditirunya, anak hanya mau menirukan orang yang dekat dengannya, yang menyukai dan disukainya. Semua anak tidak peduli apakah laki-laki atau perempuan membutuhkan kesempatan untuk berada di dekat orang yang dikenal. Pada anak usia antara 6 -12 tahun, perkembangan emosi dan sosial berlanjut pada 3 konteks, yaitu: rumah, sekolah, dan lingkungan sekitarnya.

  Dari ketiga konteks tersebut, sekolah selain sebagai sarana pendidikan formal juga diharapkan dapat membentuk pola hidup bersih dan sehat meskipun konteks rumah masih memegang peran yang paling dominan. (Needlman, 1996).

  commit to user Visi pembangunan kesehatan saat ini harus mengedepankan upaya promotif dan preventif bukan lagi kuratif. Salah satu caranya adalah dengan mengkampanyekan PHBS (Perilaku hidup Bersih dan Sehat) sejak usia dini. Program revitalisasi dokter kecil memilki peran penting untuk membentuk perilaku bersih dan sehat sejak dini. Mengingat pentingnya program Dokter Kecil tersebut maka Kementerian Kesehatan telah menjadikan Dokter Kecil wajib ada di setiap Sekolah Dasar (SD) sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan yang tertuang dalam SK No.145/Menkes/SK/X/2003. Sementara itu, dokter kecil juga terbukti efektif berperan sebagai promotor kesehatan sekolah. Selanjutnya diharapkan dapat berkembang ke lingkungan yang lebih besar seperti keluarga dan masyarakat. Sosialisasi PHBS melalui dokter kecil akan berdampak besar terhadap terwujudnya generasi Indonesia yang lebih sehat. Kesehatan dimulai dari kebersihan hal yang kecil oleh diri sendiri, contohnya kebersihan gigi dan mulut, sehingga penulis tertarik untuk meneliti pengaruh program dokter kecil terhadap kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 10 -12 tahun (Sulani, 2010).

B. Perumusan Masalah

  Apakah ada pengaruh program dokter kecil terhadap kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 -12 tahun?

  

commit to user

  C. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh program dokter kecil terhadap kebersihan gigi dan mulut pada anak usia 10 -12 tahun.

  D. Manfaat Penelitian

  1. Manfaat teoritik Penelitian ini diharapkan dapat mengetahui efektivitas dokter kecil terhadap peningkatan kebersihan gigi dan mulut anak usia 10-12 tahun.

  2. Manfaat terapan

  a. Bagi anak untuk memberi bahan pertimbangan dalam memelihara kesehatan gigi dan mulut.

  b. Bagi pemerintah penelitian ini memberi bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan.

  c. Bagi peneliti sebagai acuan untuk penelitian lebih lanjut.

  

commit to user

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka Gigi mempunyai peranan penting salah satunya yaitu untuk

  menghaluskan makanan atau proses pengunyahan (mastikasi), mengingat letaknya selaku organ yang berada di awal proses pencernaan. Gigi juga berfungsi melindungi jaringan di dalam mulut terhadap tekanan pengunyahan, untuk berbicara, dan pembentuk struktur wajah (Moestopo, 1993).

  Sebagian dari masyarakat masih belum memperhatikan kebersihan, kesehatan gigi dan mulutnya, hal ini mengakibatkan gigi rusak dan tidak berfungsi sebagaimana mestinya (Moestopo, 1993).

1. Kebersihan gigi dan mulut

  Kebersihan gigi dan mulut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: a. Faktor internal

  1) Susunan Gigi Sebuah susunan gigi yang tidak teratur, seringkali dapat mengakibatkan sisa-sisa makanan dan depositnya terselip di sel- sela gigi dan juga melekat pada permukaan gigi sehingga mengalami kesulitan saat membersihkannya, hal ini

  

commit to user mengakibatkan kebersihan gigi dan mulut berkurang (Rasubala, 1997).

  2) Saliva Salah satu zat penjaga kelestarian gigi yaitu saliva, zat ini mempunyai mekanisme sebagai pembersih secara mekanis, pelumuran elemen gigi geligi, pelindung, penyangga (buffer), anti pelarut juga anti bakteri (Suwelo, 1992).

  3) Xerostomia Salah satu faktor internal dari kondisi kesehatan umum yang berpengaruh pada kesehatan gigi dan mulut yakni xerostomia

  (keringnya mulut karena sekresi saliva berkurang) kondisi ini dapat diakibatkan oleh berbagai faktor, salah satu di antaranya yaitu diabetes mellitus (Carranza, 1979). 4) Konsumsi Refined Carbohydrate

  Saat ini sudah menjadi gaya hidup di masyarakat mengenai konsumsi refined carbohydrate seperti gula-gula, biskuit, makanan cepat saji lunak tak berserat. Hal ini nantinya akan berdampak merugikan kesehatan gigi dan mulut (Yuyus, 1996).

  5) Antibiotik Golongan Tetrasiklin Salah satu golongan antibiotik, tetrasiklin, dapat menimbulkan disgenesis, yakni perubahan warna secara permanen dan mengarah pada karies, baik pada gigi susu maupun

  commit to user gigi tetap. Adapun perubahan warnanya dapat bervariasi mulai dari kuning coklat hingga kelabu tua (Setiabudi, 2007).

  b. Faktor eksternal 1) Plak

  Plak lebih sering ditemukan pada kelompok yang kurang memperhatikan kebersihan gigi daripada kelompok yang memperhatikan kebersihan gigi dengan baik (Priantojo, 1995). Kepedulian terhadap kebersihan gigi dan mulut sendiri membutuhkan kedisiplinan, dan hal ini sering diabaikan.

  Contohnya, rutinitas gosok gigi sebelum tidur kerap kali diabaikan juga gosok gigi setelah makan. Dan yang paling penting yaitu kontrol kesehatan gigi dan mulut ke dokter gigi setiap enam bulan sekali penting untuk dilakukan, namun pada kenyataannya aktivitas tersebut sulit diterapkan oleh sebagian masyarakat (Prayitno, dkk, 1996).

  2) Tingkat Pendidikan Pengetahuan, yang dalam hal ini adalah tingkat pendidikan juga dapat berpengaruh pada kebersihan gigi dan mulut meskipun tidak begitu signifikan (Priantojo, 1996). Dalam masyarakat masih dijumpai kebiasaan buruk berupa menghisap rokok, menggunakan tusuk gigi, menggeser-geserkan gigi dengan kuat sehingga menimbulkan suara gemertak atau bruxism, hal-hal tersebut dapat merusak gigi dan jaringan penyangganya

  commit to user

  (Moestopo, 1993; Tarigan, 1993). Kandungan tembakau dalam rokok dapat memicu terbentuknya stain (noda) pada permukaan gigi sehingga mengakibatkan permukaan gigi menjadi kasar dan deposit akan mudah melekat, seperti plak dan kalkulus (Pratiwi, 1998). 3) Food Debris dan Kalkulus

  Kebersihan gigi mulut yang diabaikan makin lama akan terbentuk food debris dan kalkulus pada permukaan gigi.

  Kalkulus merupakan endapan amorf atau kristal yang terbentuk pada gigi dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus disebut juga “tartar” yang merupakan endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota akar gigi (S Leyla, 1996). Food debris adalah penimbunan sisa makanan di dalam mulut yang dengan cepat dilarutkan oleh enzim bakteri yang dapat dibersihkan dari rongga mulut 5 menit setelah makan atau pelekatan sisa makanan pada mukosa mulut dan permukaan gigi yang mudah terlepas (Rasubala, 1996). 4) Acquired pellicel

  Acquired pellicel merupakan presipitasi glikoprotein yang berasal dari ludah yang terjadi tanpa keberadaan bakteri.

  Kemudian bakteri akan tumbuh dengan cepat pada permukaan lapisan oleh air liur (pellicel), melekat pada pellicel sehingga terbentuk plak (Priantojo, 1996). Gigi yang terdapat plak lama-

  commit to user kelamaan akan mengalami proses demeniralisasi dan menimbulkan suasana asam. Seperti tulang yang direndam dalam larutan cuka, maka tulang yang tercelup lama-kelamaan bisa hancur (Prayitno, dkk, 1996). Penyelidikan terhadap penyakit gigi telah menetapkan bahwa plak adalah penyebab pertama dari penyakit periodontal dan karies (Prayitno, dkk, 1996).

2. Anak

  UNICEF mendefinisikan anak sebagai orang di bawah umur 18 tahun, kecuali berdasarkan undang-undang setempat yang berlaku, ditentukan lebih lanjut apabila usia dewasa dicapai lebih awal (UNICEF, 2002). Di Indonesia batasan umur anak berbeda-beda, pasal 45 KUHAP menentukan batas umur 16 tahun, pasal 283 KUHP 17 tahun, pasal 287- 293 KUHP 15 tahun. UU Kesejahteraan Anak no 4 tahun 1979 menyebutkan bahwa anak-anak adalah orang yang belum berusia 21 tahun (Majidah, 2002), sedangkan dalam UU Perkawinan batas umur wanita 16 tahun dan pria 19 tahun (Utami, 2002).

  Perubahan kognitif anak diawali pada usia 5 - 7 tahun yang ditandai dengan reorganisasi pada sistem saraf pusat, pada usia ini anak mengalami peningkatan kemampuan dalam hal memberi perhatian terhadap masalah yang dihadapi, juga menunjukkan sikap rajin terhadap tugas yang diberikan (Wright, 1975).

  Anak usia 6 - 12 tahun merupakan usia sekolah, pada usia ini

  commit to user anak menjadi literate yaitu mampu membaca dan menulis. Setelah mencapai usia 12 tahun, umumnya anak sudah bisa menggunakan

  

grammar dan syntax, mampu berkomunikasi secara lisan dan tertulis

  dengan baik. Bahkan pada beberapa negara, di usia ini anak sudah fasih dalam bahasa keduanya (second language) (Wright, 1975).

  Pada anak usia 7-12 tahun menurut Piaget, anak sudah mengerti konstanta panjang, massa, berat, ukuran dan berat. Relativitas juga sudah dapat dimengerti oleh anak. Sebagai contoh, bagi anak usia 4 tahun ‘gelap’ diartikan sebagai hitam, sedangkan anak usia 10 tahun sudah dapat membicarakan tentang mobil berwarna hijau ‘gelap’. Saat mencapai usia 12 tahun, pikiran dan mental anak mengalami pendewasaan, sehingga sudah mampu mengasimilasi hal-hal nyata dan juga informasi abstrak (Wright, 1975).

  Anak dengan rentang usia 6 - 12 tahun dapat merasakan kepuasan emosional bila anak tersebut diterima oleh suatu kelompok sepermainan (peer group). Apabila tidak merasa diterima, sering diejek, dapat sangat merusak emosinya. Peranan orang tua, guru dan aturan lainnya sangat membantu anak dalam menghadapi masalah tersebut. Kemampuan anak untuk mengatasi dan memulihkan diri dari rasa malu, frustasi, rasa kehilangan dan ketidakpuasan diharapkan mulai tumbuh pada rentang usia ini. Jika hal ini tidak terjadi, maka dapat membahayakan masa remaja anak (Darbi, Walsh, 2003).

  commit to user Ketika anak pada fase perubahan sosial, dalam hal ini sekolah merupakan pemegang peranan yang sangat penting, anak akan menemukan dunia luar yang baru selain dari lingkungan rumahnya. Anak memiliki rasa antusias yang tinggi di awal masa sekolah, namun semakin menurun di tahun berikutnya. Peer group yang diikuti oleh anak juga sangat berpengaruh bagi kehidupan yang akan datang. Ada saatnya timbul konflik batin ketika peer group bertentangan dengan orang tua ataupun guru. Pada satu sisi, anak ingin tetap berpegangan pada orang tua dan guru, namun di sisi lain juga ingin diterima lagi oleh teman- temannya. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengerti adanya konflik semacam itu dan bagaimana kuatnya tekanan peer

  

group bagi anak-anak di usia ini. Hal lain yang menandakan usia ini

adalah adanya suatu pertemanan yang lebih bermakna dan stabil.

  Biasanya anak-anak berteman dengan jenis kelamin yang sama. Selain itu ada kecenderungan untuk memilih teman dengan tingkat ekonomi, hobi, kegemaran, dan tingkat kedewasaan yang sama (Darbi, 2003).

  Anak pada fase perubahan emosional, mulai mampu menerima norma dalam bertingkah laku. Anak sudah dapat mengisi kebosanan dengan melakukan hal yang disukai. Pada usia 12 tahun anak sudah mampu mengatur daftar prioritas. Pada usia ini pula, anak mulai mementingkan penampilan luar (body image). Sebagai contoh, gigi kecoklatan tidak mengganggu anak usia 6 tahun, namun bila hal ini

  commit to user didapati pada usia 12 tahun, a n a k mulai merasa tidak percaya diri, malu untuk tertawa dan memperlihatkan gigi (Niel-Gehrig dan Willman, 2003).

3. Gigi anak

  Pemeliharaan kebersihan gigi setiap hari sebaiknya dimulai saat erupsi gigi sulung pertama pada bayi, sebab bila gigi tersebut tidak dirawat akan merugikan pertumbuhan selanjutnya. Sebagai contoh, apabila gigi sulung seorang anak telah dicabut sebelum waktunya, sedangkan gigi permanen belum akan tumbuh, maka menyebabkan calon gigi permanen tidak tersusun dengan baik. Pemeliharaan kebersihan gigi pada bayi dapat dengan cara membersihkan gigi dengan kain halus atau kapas, juga dapat menggunakan sikat gigi khusus jika sudah berusia 6 atau 7 bulan (Moestopo, 1993).

  Proses kerusakan atau karies gigi sulung lebih cepat menyebar dan menjadi parah dibandingkan gigi tetap. Hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor. Faktor yang langsung berhubungan dengan karies gigi sulung antara lain, struktur email gigi sulung kurang solid dan lebih tipis, morfologis gigi sulung lebih memungkinkan retensi sisa makanan. Ditambah dengan anak yang lebih senang dan sering makan makanan dan minuman karsiogenik sehingga menyebabkan kebersihan gigi dan mulutnya jelek (Suwelo, 1992).

  commit to user Anak-anak seharusnya mendapat pemeriksaan gigi secara rutin setelah umur 3 tahun. Orang tualah yang mempersiapkan dan mengantarkan anaknya ke dokter gigi anak untuk melakukan pemeriksaan rutin. Selain diet yang seimbang, pemberian fluoride, pencegahan luka dan menggosok gigi secara teratur juga penting untuk mendapatkan gigi yang sehat (Besford, 1996).

  Sejak umur 5,5 tahun telah dimulai erupsi gigi permanen yang merupakan pengganti gigi sulung (kecuali gigi-gigi molar tetap). Pada umur 12 -13 tahun semua gigi permanen telah muncul, kecuali gigi molar ketiga. Sedangkan pada umur 11 tahun gigi molar kedua rahang atas belum muncul, karena proses erupsi diawali dari gigi rahang bawah baru diikuti gigi rahang atas (Hasan, 2007).

  Penelitian tentang tingkat kebersihan mulut anak SD di Ujung Pandang menunjukkan bahwa murid yang mempunyai tingkat kebersihan mulut yang buruk mencapai 21,66 %, tingkat kebersihan mulut sedang 50,42 %, dan hanya 27,96 % mempunyai tingkat kebersihan mulut yang baik (Rasubala, 1996).

4. Program Dokter Kecil

  Program Dokter Kecil merupakan upaya pendekatan edukatif dalam rangka mewujudkan perilaku sehat di antaranya perilaku kebersihan perorangan yang melibatkan keaktifan anak didik sebagai pelaksana (Lucky, 2000).

  commit to user Program dokter kecil bertujuan membentuk perilaku hidup bersih dan sehat sejak usia dini. Diharapkan, pembangunan kesehatan kini dan pada masa yang akan datang diarahkan pada peningkatan upaya promotif dan preventif dengan tidak mengenyampingkan upaya kuratif dan rehabilitatif. Salah satu upaya yang dilakukan adalah memberikan edukasi tentang bagaimana cara mempraktikkan PHBS kepada generasi muda. Kegiatannya seperti cuci tangan pakai sabun, menjaga kebersihan lingkungan serta menjaga kesehatan gigi, sehingga dokter kecil diharapkan menjadi agen perubahan. Perekrutan dokter kecil dilakukan pada siswa kelas 4, 5 dan 6 dengan ketentuan murid yang terlatih memelihara dan meningkatkan kesehatan diri sendiri. Selain itu memiliki jiwa pemimpin dan bertanggung jawab, serta memiliki budi pekerti baik dan suka menolong. Pada masa yang akan datang setiap dokter kecil akan dilengkapi dengan tas kecil berisi separangkat alat kebersihan, buku, pena, sabun, handuk, sikat gigi dan odol. Diharapkan, kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah ditularkan kepada teman, keluarga dan lingkungan sekolah (Sedyaningsih, 2009).

  commit to user

  

commit to user

B.

   Kerangka Berpikir

  Siswa Dengan Program Dokter Kecil

  Kebesihan gigi dan mulut jelek Kebersihan gigi dan mulut baik

  Food debris Kesehatan gigi dan mulut baik

  Acquired pellicel

  mikroorganisme plak Demineralisasi

  Kerusakan gigi kebersihan diri (umum) kebersihan gigi dan mulut kebersihan lingkungan

  Faktor pelindung alami (pellicel, saliva, plak baik)

  Remineralisasi Siswa Tanpa Program

  Dokter Kecil Promotif kebersihan gigi dan mulut kurang

  Siswa Sekolah Dasar (SD)

  

commit to user

C.

   Hipotesis

  Ada pengaruh program dokter kecil terhadap kebersihan gigi dan mulut anak usia 10 -12 tahun.

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis studi ini observasional analitik dengan pendekatan cross sectional (Taufiqurohman, 2004). B. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar (SD), Simo 1 dan Simo 2, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali C. Subjek Penelitian

  

commit to user

  1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar (SD) usia 10 -12 tahun.

  2. Sampel Penelitian Penelitian ini mengambil sampel anak Sekolah Dasar (SD) usia 10 -12 tahun yang bersekolah di sekolah dengan program dokter kecil, dan yang bersekolah di sekolah tanpa program dokter kecil.

  3. Besar sampel Besar sampel yang dihitung menurut hukum Rule of Thumb di mana jumlah sampel minimal adalah 30 - 45, jumlah tersebut telah memenuhi syarat pengambilan sampel penelitian (Murti, 2010), sehingga peneliti menggunakan 42 sampel secara keseluruhan.

  D. Teknik Sampling

  Dalam penelitian ini diambil dengan metode stratified random sampling, yaitu seluruh siswa sekolah dasar usia 10 -12 tahun yang bersekolah di SD dengan program dokter kecil, dan siswa yang bersekolah di SD tanpa program dokter kecil diambil data secara acak dari masing - masing kelas dengan jumlah sama, sesuai kriteria jumlah sampel minimal (Murti, 2010).

  E. Rancangan penelitian

  Sekolah Dasar (SD) Sekolah dengan Sekolah tanpa program dokter program dokter kecil kecil

  Siswa Usia 10 -12 Siswa Usia 10 -12 tahun tahun

  (21 siswa) (21 siswa) OHI- S OHI- S

  Analisis data

  

commit to user

  F. Identifikasi Variabel Penelitian

  1. Variabel bebas : Program dokter kecil Skala : nominal

  2. Variabel tergantung : Kebersihan gigi dan mulut Skala : interval

  3. Variabel Luar a. Terkendali : umur, pendidikan.

  b. Tidak terkendali : keadaan kesehatan umum, susunan gigi, saliva, kebiasaan atau habit, diet.

  G. Definisi Variabel Penelitian

  1. Program Dokter Kecil Program dokter kecil merupakan salah satu strategi pemerintah dalam mensosialisasikan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) sejak dini melalui tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD) (Sedyaningsih, 2009).

  Anak-anak yang bersekolah di SD dengan program dokter kecil adalah anak-anak atau siswa yang memperoleh sosialisasi kebersihan gigi dan mulut melalui program dokter kecil di sekolahnya.

  Anak-anak yang bersekolah di SD tanpa dokter kecil adalah anak- anak atau siswa yang tidak memperoleh sosialisasi kebersihan gigi dan mulut melalui program dokter kecil di sekolahnya.

  

commit to user

  2. Kebersihan Gigi dan Mulut Kebersihan gigi dan mulut merupakan kondisi di mana gigi dan rongga mulut tidak didapati kalkulus dan debris yang bermakna.

  Kebersihan tentunya akan menunjang kesehatan gigi dan mulut yang berperan besar dalam kesehatan tubuh secara keseluruhan (Admin, 2008).

  Parameter kebersihan gigi dan mulut dapat diukur dengan Simplified

  Oral Hygiene Index (OHI-S) dari Greene dan vermillion, 1964 yang menggambarkan Indeks Debris dan Indeks Kalkulus.

H. Alat dan Bahan Penelitian

  1. Lembar pemeriksaan dan alat tulis

  2. Alat diagnostik (kaca mulut, sonde, pinset dan ekskavator)

  3. Lampu penerang

  4. Sarung tangan

  5. Sikat gigi dan pasta gigi

  6. Air kumur

  7. Kapas steril dan cotton bud

  8. Disclosing tablets/paste I.

   Cara Kerja

  1. Tahap persiapan penelitian Hal-hal yang dilakukan pada saat tahap persiapan penelitian.

  a. Menyiapkan informed consent.

  

commit to user b. Menyiapkan alat untuk menilai OHI-S.

  c. Mempersiapkan subjek penelitian.

  2. Tahap penelitian Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 42 siswa. Setelah didapatkan sampel, peneliti melakukan pemeriksaan untuk mengetahui nilai OHI-S subjek penelitian.

  Subjek penelitian dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok faktor risiko (+) dan kelompok faktor risiko (-). Kelompok dengan faktor risiko (+), berupa 21 siswa yang bersekolah tanpa program dokter kecil, sedangkan kelompok dengan faktor risiko (-), berupa 21 siswa yang bersekolah dengan program dokter kecil.

  Selanjutnya, subjek penelitian mengisi informed consent. Setelah itu, pasien diminta menggosok gigi selama 5 menit. Lalu, gigi subjek penelitian diberi disclosing tablets/paste dan diperiksa nilai OHI-S dari subjek penelitian.

  Untuk mengetahui kebersihan gigi dan mulut dipakai kriteria

  

Simplified Oral Hygiene Index (OHI-S) dari Greene dan Vermillion yang

terdiri dari Indeks Debris (DI-S) dan Indeks Kalkulus (CI-S).

  a. Yang diperiksa adalah 6 buah gigi, yaitu : 1) Permukaan labial incisivus sentral kanan atas 2) Permukaan labial incisivus sentral kiri bawah 3) Permukaan bukal molar satu kanan atas 4) Permukaan bukal molar satu kiri atas

  commit to user

  5) Permukaan lingual molar satu kiri bawah 6) Permukaan lingual molar satu kanan bawah

  b. Dengan ketentuan sebagai berikut : 1) Bila salah satu gigi tidak ada, maka dapat dipilih atau diganti dengan gigi yang berdekatan sebagai pembanding 2) Pemeriksaan dilakukan pada gigi yang telah mengalami erupsi sempurna c. Cara pengukuran Indeks Debris:

  Pengukuran dilakukan dengan menggunakan sonde pada permukaan gigi yang diperiksa, apakah ada sisa makanan yang menempel tidak begitu lengket pada permukaan gigi.

  d. Kriteria untuk menghitung Indeks Debris (DI-S) adalah: 0 = tidak ada debris atau stain 1 = debris lunak yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi 2 = debris lunak menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi 3 = debris lunak menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi e. Cara pengukuran Indeks Kalkulus:

  Ditunjukkan dengan adanya endapan yang biasanya berwarna putih sampai kuning kecoklatan (supra ginggival kalkulus), atau coklat sampai hitam (sub ginggival kalkulus).

  f. Kriteria untuk menghitung Indeks Kalkulus (CI-S) adalah: 0 = tidak ada kalkulus

  commit to user

  1 = adanya supra ginggival kalkulus yang menutupi tidak lebih dari 1/3 permukaan gigi.

  2 = adanya supra ginggival kalkulus menutupi lebih dari 1/3 tapi tidak lebih dari 2/3 permukaan gigi.

  3 = supra ginggival kalkulus menutupi lebih dari 2/3 permukaan gigi atau adanya sub ginggival kalkulus yang melingkari seluruh servikal gigi.

  g. Skor OHI-S didapatkan dari jumlah DI-S dan CI-S, dengan kriteria sebagai berikut: 1) Baik : 0,0 – 1,2 2) Sedang : 1,3 – 3,0 3) Buruk : 3,1 – 6,0 J.

   Analisis Data

  Berdasarkan skala pengukuran dari variabel yang digunakan, maka uji statistika yang sesuai yaitu Chi Square tabel 2 X 2. Pemilihan uji statistika tersebut berdasarkan pengukuran variabel berskala nominal dengan variabel berskalainterval terdikotomi.

  Odds Ratio digunakan untuk mengetahui tingkat kekuatan hubungan

  antara program dokter kecil dan kesehatan gigi dan mulut. Analisis regresi

  logistik ganda digunakan untuk mengendalikan faktor perancu dalam penelitian (Murti, 2010).

commit to user

  Dalam pelaksanaan analisis data, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan program Statistcical Product and Service Solution (SPSS) versi 17 for Windows.

  commit to user

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Hasil Penelitian Penelitian dilakukan di Sekolah Dasar Simo 1 dan Sekolah Dasar Simo 2, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali pada Bulan Mei-Juli 2011. Penelitian dilakukan terhadap 42 anak yang ditentukan secara stratified

  random sampling dengan distribusi 21 anak yang bersekolah dengan program

  dokter kecil, kelas 4, 5, dan 6 masing-masing 7 anak, diberi kode A1 – A21, dan 21 anak yang bersekolah tanpa program dokter kecil, kelas 4, 5, dan 6 masing-masing 7 anak, diberi kode B1 – B21. Adapun syarat untuk pemilihan sampel telah ditentukan lebih dulu, disesuaikan dengan kemampuan dan tujuan penelitian ini. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil OHI-S dan data pendidikan kebersihan gigi dan mulut di rumah seperti tertulis pada

  Lampiran 2.

B. Analisis Data

  Data yang diperoleh kemudian dilakukan analisis data yang terdiri dari tiga langkah, yaitu (1) uji Chi Square, (2) Odds Ratio, (3) analisis regresi logistik ganda menggunakan program komputer SPSS 17 for Windows.

  

commit to user

1. Uji Chi Square

  Data dalam penelitian ini dianalisis dengan uji Chi Square, dengan uji itu dapat diketahui apakah hubungan yang teramati antara kedua variabel secara statistik bermakna. Penelitian ini mengamati hubungan antara variabel tergantung kebersihan gigi mulut dengan variabel bebas program dokter kecil dan variabel perancu berupa pendidikan kebersihan gigi mulut di rumah. Adanya variabel perancu berpengaruh terhadap hasil analisis data yang didapat. Untuk mengendalikannya, dilakukan analisis regresi logistik. Setelah hasil uji Chi Square didapat, maka dapat dilihat nilai signifikansinya. Hubungan signifikan jika p < 0,05. Selain itu, jika p < 0,25, maka variabel tersebut memenuhi syarat analisis regresi logistik.

  Tabel 1 Analisis Bivariat Chi Square Program Dokter Kecil dengan

  Kebersihan Gigi dan Mulut Anak Usia 10-12 Tahun No Variabel Asymp. Sig(2-sided)

  1. Program dokter kecil dan 0,005 kebersihan gigi mulut Nilai kemaknaan adalah 0,005 untuk Asymp. Sig(2-sided). Nilai kemaknaan p < 0,05, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara program dokter kecil dan kebersihan gigi dan mulut. Hasil lebih lengkap dapat dilihat di lampiran 3.

  commit to user

2. Odds Ratio

  Tingkat kekuatan hubungan antara program dokter kecil dengan kebersihan gigi dan mulut anak digunakan rumus Odds Ratio.

  Tabel 2 Distribusi Data Tabel 2 X 2 Sampel Baik Buruk Total dengan program dokter kecil

  14

  7

  21

  tanpa program dokter kecil

  5

  16

  21

  19

  23

  42 Total

  Odds Ratio didapatkan dengan persamaan:

  冐2 䥨 14 16 䥨 7 5 䥨 6, 4

  Studi pada sampel dari populasi ini menunjukkan program dokter kecil memiliki kebersihan gigi dan mulut anaklebih baik 6, 4 kali daripada tanpa program dokter kecil.

  commit to user

3. Analisis Regresi Logistik Ganda

  

Tabel 3 Perbandingan Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda dengan

  Analisis Bivariat tentang Program Dokter Kecil dengan Pendidikan Gigi Mulut di Rumah

  Analisis multivariat regresi logistik ganda

  I CI 95% Variabel n