LAPORAN AKHIR PENGENDALIAN PENYAKIT TANA

LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM PENGENDALIAN PENYAKIT TANAMAN

OLEH :
NAMA : AGUS REJEKI
NIM

: C1011161025

PRODI : S1 AGROTEKNOLOGI
KELAS : AGROTEKNOLOGI A
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2018

1

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan Roh
Kudus-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Akhir
Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini. Laporan Akhir Praktikum

Pengendalian Penyakit Tanaman ini telah penulis susun dengan maksimal dan
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar proses
pembuatan Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit Tanaman ini. Untuk itu,
penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan Laporan Akhir Praktikum Pengendalian Penyakit
Tanaman ini.
Terlepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya karena penulis
juga manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar penulis dapat memenjadi
lebih baik lagi. Akhir kata penulis berharap semoga Laporan Akhir Praktikum
Pengendalian Penyakit Tanaman ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi
terhadap pembaca.

Pontianak, 2 Juni 2018

Penulis

2


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

i

DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan

1
1

2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB III METODOLOGI

3


9

A. Waktu dan Tempat 9
B. Alat dan Bahan

9

C. Prosedur Kerja

9

D. Parameter Pengamatan
E. Diagram Alir

10

10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP


38

A. Kesimpulan
B. Saran

39

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN 41

38

40

11

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Secara umum, penyakit diartikan sebagai gangguan fisiologis pada tanaman
sehingga tanaman tidak dapat melaksanakan fungsi fisiologisnya secara maksimal.
Fungsi fisiologis ini terkait dengan proses fotosintesis maupun respirasi. Penyebab
penyakit (pathogen) menyerang dengan berbagai cara, salah satunya yaitu dengan
mengeluarkan zat yang dapat menghambat penyaluran fotosintat. Tanaman yang
terserang pathogen biasanya masih terlihat sehat. Tanaman baru terlihat sakit saat
tingkat serangan sudah mencapai tahap akut. Oleh karena itu, tanaman yang sudah
terserang penyakit sangat sulit disembuhkan. Hal ini sangat berbeda dengan serangan
hama.
Penyakit tanaman merupakan adanya penurunan dari keadaan normal dari
tanaman yang menyela atau memodifikasi fungsi-fungsi vitalnya. Penyakit tanaman
sebagian besar disebabkan oleh jamur, bakteri, dan virus. Sebagai akibat
terganggunya pertumbuhan tanaman oleh penyakit, maka akan terjadi perubahan pada
tanaman dalam: Bentuk, ukuran, warna, tekstur dan lain-lain. Perubahan tersebut
seringkali merupakan gejala yang khas untuk penyakit tertentu. Tetapi adakalanya
untuk satu macam penyakit menimbulkan lebih dari satu macam perubahan.
Gangguan terhadap tanaman yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan jamur disebut
penyakit. Penyakit ini merusak tumbuhan dengan mengganggu proses– proses dalam
tubuh tanaman sehingga mematikan tumbuhan. Oleh karena itu, tanaman yang
terserang penyakit, umumnya, bagian tubuhnya utuh. Akan tetapi, aktivitas hidupnya

terganggu dan dapat menyebabkan kematian.
Dalam Bidang pertanian yang mengembangkan tanaman budidaya pada suatu
tahap tentu ada kalanya menemui beberapa kendala, antara lain timbulnya penyakit
yang dapat disebabkan oleh serangan jamur, virus, bakteri ataupun nematoda. Ilmu
tentang penyakit tanaman, sangat penting karena suatu tanaman akan mengalami

1

hambatan dalam proses perkembangan dan pertumbuhannya jika terjadi serangan
penyakit pada tanaman itu yang akhirnya menjurus pada kerugian secara kualitas,
kuantitas maupun ekonomis.
Jenis – jenis penyakit yang menyerang tumbuhan sangat banyak jumlahnya.
Penyakit yang menyerang tumbuhan banyak disebabkan oleh mikroorganisme,
misalnya jamur, bakteri, dan alga. Penyakit tumbuhan juga dapat disebabkan oleh
virus. Patogen atau penyebab penyakit dapat berupa organisme, yang tergolong dalam
dunia tumbuhan, dan bukan organisme yang biasa disebut fisiophat. Sedangkan
organisme dapat dibedakan menjadi : parasit dan saprofit.
Penyakit tumbuhan dapat ditinjau dari dua sudut yaitu sudut biologi dan sudut
ekonomi, demikian juga penyakit tanamannya. Dari sudut ekonomi yang berarti
organisme yang melakukan kegiatan fisiologis seperti tumbuh, berpihak dan lain-lain.

Dari sudut ekonomi yang berarti penghasil bahan yang berguna bagi manusia seperti
buah, biji, bunga, daun, batang dan lain-lain. Penyakit bisa muncul karena disuatu
tempat ada tanaman, pathogen serta lingkungan. Ini yang disebut segitiga penyakit
dimana munculnya penyakit karena tiga faktor itu. Salah satu faktor tidak ada atau
tidak memenuhi syarat maka penyakit tidak akan muncul. Syarat yang harus dipenuhi
oleh ketiga faktor agar muncul penyakit adalah tanaman harus peka, penyebab
penyakit harus virulen (fit dan ganas), dan lingkungan mendukung.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui tanda dan gejala pada
tanaman yang terserang penyakit (makroskopis), serta nama dan bentuk dari pathogen
(mikroskopis) yang menyebabkan penyakit pada tanaman pangan, tanaman
hortikultura dan tanaman perkebunan.

2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tanaman sehat merupakan tanaman yang dapat melaksanakan fungsi
fisiologisnya sesuai dengan potensi genetik terbaik yang dimiliki. Tanaman dapat
dikatakan sakit apabila fungsi fisiologis tanaman tersebut menyimpang dengan

keadaan normal. Dilihat dari sudut biologi penyakit merupakan jerjadinya perubahan
fungsi sel dan jaringan inang sebagai akibat gangguan yang terus menerus oleh agensi
pathogen atau faktor lingkungan dan berkembangnya gejala. Sedangkan penyakit
dari segi ekonomi adalah ketidak mampuan tumbuhan untuk memberi hasil yang
cukup kuantitas maupun kualitasnya (Ningsih, 2010).
Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari penyakit tumbuhan akibat
serangan patogen ataupun gangguan ketersediaan hara dikenal sebagai Fitopatologi.
Fitopatologi berasal dari gabungan kata bahasa Yunani yaitu phyton berarti
tumbuhan, pathos berarti

sakit

atau

menderita,

dan logos berati

ilmu


atau

pengetahuan. Secara biologis tumbuhan dikatakan sakit bila tidak mampu melakukan
kegiatan fisiologis secara normal, yang meliputi respirasi, fotosintesis, penyerapan
gizi yang diperlukan dan lain-lain. Selain itu tanaman sakit juga tidak dapat
menunjukkan kapasitas genetiknya, seperti berdaya hasil tinggi, morfologi yang
normal dan lain-lain. Studi ilmu penyakit tumbuhan meliputi studi tentang penyebab
penyakit, studi tentang interaksi antara penyebab penyakit - tumbuhan inang dan
lingkungan, studi tentang fisiologi tanaman sakit. Studi penyakit tumbuhan dalam
populasi tumbuhanya disebut epidemiologi (Hanum, Chairani. 2008).
Berdasarkan faktor penyebab penyakit, penyakit dibagi 2 yaitu penyakit
fisologis (noninfektif) dan penyakit infektif. Penyakit fisiologis atau noninfektif
disebabkan oleh faktor abiotic seperti keadaan tanah (kelembaban, struktur, reaksi
tanah, kahat oksigen, kahat unsure hara, toksisitas pestisida), keadaan cuaca (suhu
tinggi atau rendah, kekurangan atau kelebihan cahaya, angin hujan), dan kerusakan
(kultur teknis yang salah). Sedangkan penyakit infektif merupakan penyakit yang
disebabkan faktor biotik berupa pathogen (jamur, baktei, mikoplasma,
virus, viroid, nematode, maupun protozoa) (Ningsih, 2010).

3


Terkadang gejala yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit tersebut mirip satu
sama lain. Oleh karena itu, untuk mengetahui penyebab penyakit secara pasti perlu
dilakukan beberapa langkah yaitu:
1. Pastikan penyebab penyakit (patogen atau lingkungan) dengan melihat tanda.
2. Uji dengan Postulat Koch. Pathogen harus bisa diisolasi dan dibiakkan dalam
medium atau tumbuhan rentan. Biakan harus dapat diinokulasikan
ketumbuhan sehat rentan dan menimbulkan gejala yang persis sama. Pathogen
harus bisa direisolasi dari tumbuhan sakit dan sifat sama persis dengan yang
pertama (Ningsih, 2010).
Secara umum pengendalian penyakit yang baik pada tanaman yaitu adanya
integrasi antara pengendalian mekanik (fisik), biologi, kultur teknis, dan kimiawi.
Salah satu pengendalian yang kian populer seiring dengan meningkatnya budidaya
padi organik adalah pengendalian dengan menggunakan pestisida organik. Ramuan
yang pertama menggunakan tembakau, cabe rawit, dan bawang merah masing-masing
1 kg, serta kapur dan belerang 1 ons. Semua bahan digiling atau ditumbuk menjadi
satu hingga halus, kemudian tambahkan air sebanyak 1/10 (sepersepuluh) dari jumlah
bahan dan aduk-aduk sampai tercampur merata. Setelah didiamkan selama 12 jam,
peras dan saring. Cairan siap untuk digunakan. Dalam pengaplikasiannya pestisida
tersebut disemprotkan ke tanaman yang terserang dengan dosis 4 cc/liter air. Untuk

pencegahan lakukan setiap 5-7 hari sekali, sedangkan untuk penanggulangan tiga hari
sekali. Ramuan kedua menggunakan formula tunggal, yaitu dengan urin sapi.
Sebelum digunakan urin harus diendapkan terlebih dahulu dalam wadah terbuka
selama dua minggu agar terkena sinar matahari. Setelah itu, urin diencerkan dengan
enam bagian air. Baru, campuran larutan disemprotkan. Terakhir, ramuan dibuat dari
daun mimba, tembakau, dan kunyit masing-masing 1 gengam, urin sapi 2 liter, dan air
12 liter. Daun mimba, tembakau dan kunyit dihaluskan, lalu direndam dengan air.
Setelah 14 hari disaring. Air hasil saringan dicampur dengan urin sapi yang telah
diendapkan selama 14 hari juga. Semprotkan campuran tersebut ke tanaman yang
terserang, tanpa harus diencerkan lagi (Muhibuddin, Anton. 2012).

4

Tanaman pangan adalah segala jenis tanaman yang di dalamnya terdapat
karbohidrat dan protein yang dapat digunakan sebagai sumber energi bagi manusia.
Tanaman pangan merupakan tanaman pokok manusia untuk dikonsumsi dan menjadi
sumber energi. Pada umumnya tanaman pangan termasuk dalam tanaman musiman
atau yang mampu menghasilkan dalam waktu semusim saja (Binuang, 2014).
Padi (Oryza sativa L.) adalah salah satu tanaman pangan yang dihasilkan
terbanyak di dunia dan sebagian besar tersebar di daerah tropika. Padi termasuk
kedalam genus Oryza yang tergolong kedalam rumpun Oryzeae dalam familia
Gramineae (rumput-rumputan), dimana sekitar 20 spesies tersebar di dunia terutama
di daerah tropis basah Afrika, Asia Selatan, dan Asia Tenggara, Cina Selatan, Amerika
Selatan dan Tengah dan Australia. Pada umumnya padi yang dibudidayakan saat ini
termasuk kedalam genus Oryza dengan spesies utama yaitu Oryza sativ L. spesies
lain yaitu Oryza glaberima yang tumbuh secara sporadic di beberapa wilayah negaranegara Afrika Barat, secara bertahap mulai tergantikan oleh Oryza sativa (De Datta,
1981).
Tanaman padi juga rentan terserang patogen. Padi umumnya sering terkena
penyakit

hawar

daun

jingga

(bakteri

putih

: Pseudomonas sp.

dan

kuning : Baccilus sp), Hawar Daun Bakteri (HDB) (Xanthomonas oryzae pv.oryzae),
kerdil rumput (virus Kerdil Rumput), kerdil hampa (virus kerdil hampa padi), Tungro
(virus tungro), Bercak daun coklat (Helminthosporium Oryzae), busuk batang padi
( Helminthosporium sigmoideum var. irregular), blast (Pyricularia Oryzae Cav),
Narrow Brown Leaf Spot (Cercospora janseana) Stalk rot (Rhizoctonia Solani)
Bakane (Giberella Fujikuroi) Stunt (Grassy stunt virus). Pada tanaman jagung
penyakit yang kerap dijumpai secara umum yaitu : hawar daun (Helminthosporium
Maydis),

karat

daun

(Puccinia

Sorghi),

smut

(Ustilago

Maydis),

bulai

(Peronosclerospora Maydis), busuk batang dan tongkol (Fusarium.sp), Kernel Rot
(Fusarium graminearum), Bacterial Stalk Rot (Erwinia chrysanthemi). Pada umunya
kacang tanah sering terkena penyakit karat daun (Puccinia Arachidis), bercak daun
(Cercospora Arachidis), Mottle dan Mosaic virus (Potyvirus) (Shadily, Hassan.
1984).

5

Kedelai merupakan tanaman subtropis yang multiguna dan sudah sejak dahulu
dimanfaatkan sebagai salah satu sumber pemenuhan kebutuhan protein nabati di
berbagai negara, termasuk Indonesia (Warisno dan Dahana, 2010).
Tanaman jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan bijibijian yang berasal dari Amerika. Jagung tersebar ke Asia dan Afrika melalui kegiatan
bisnis orang-orang Eropa ke Amerika. Jagung adalah salah satu tanaman pangan
penghasil karbohidrat yang terpenting di dunia, selain gandum dan padi. Bagi
penduduk Amerika Tengah dan Selatan, bulir jagung adalah pangan pokok,
sebagaimana bagi sebagian penduduk Afrika dan beberapa daerah di Indonesia. Pada
masa kini, jagung juga sudah menjadi komponen penting pakan ternak. Penggunaan
lainnya adalah sebagai sumber minyak pangan dan bahan dasar tepung maizena.
Berbagai produk turunan hasil jagung menjadi bahan baku berbagai produk industri
farmasi, kosmetika, dan kimia. (Tim Karya Tani Mandiri, 2010).
Secara etimologis, hortikultura berasal dari bahasa latin, hortus dan colore.
Hortus berarti kebun atau sebidang tanah yang berada di sekitar rumah yang masih
dibatasi oleh pagar dan colore yang berarti mengusahakan (terutama mikroorganisme
pada media tanam). Jadi secara harfiah, hortikultura adalah ilmu yang mempelajari
pembudidayaan tanaman kebun. Lebih luas, para ahli kemudian bersepakat bahwa
hortikultura adalah ilmu yang mempelajari budidaya tanaman sayuran, buah-buahan,
bunga-bungaan,

dan

tanaman

hias.

Pengertian

tersebut

didasarkan

pada

kecenderungan bahwa tanaman yang ditumbuhkan di sekitar rumah adalah yang
tergolong jenis yang sudah disebutkan sebelumnya. Tanaman bumbu masak, tanaman
obat, dan tanaman penghasil rempah yang banyak dijumpai di kebun tidak termasuk
tanaman hortikultura karena masih bersifat lokal di Indonesia dan belum banyak
dibudidayakan di kebun rumah secara global (Zulkarnain., 2010)
Tomat termasuk familia Solanaceae yang berbentuk perdu, daunnya bercelah
menyirip dan tersusun dalam buah tangkai bersama. Bentuk buah bermacam-macam
ada yang bulat, lalu bulat pipih dan ada pula yang berbentuk bola lampu, buah
tersusun dalam tandan-tandan dan seluruh buah berdaging dan banyak mengandung
air. (Trisnawati Y. dan A.I. Setiawan, 2001)

6

Cabai atau cabe merah atau lombok (bahasa Jawa) adalah buah dan tumbuhan
anggota genus Capsicum. Buahnya dapat digolongkan sebagai sayuran maupun
bumbu, tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas
sangat populer di Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Cabai atau lombok
termasuk dalam suku terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang
mudah ditanam di dataran rendah ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak
mengandung vitamin A dan C serta mengandung minyak atsiri capsaicin, yang
menyebabkan rasa pedas. Tanaman cabe cocok ditanam pada tanah yang kaya humus,
gembur dan sarang serta tidak tergenang air ; pH tanah yang ideal sekitar 5-6. Waktu
tanam yang baik untuk lahan kering adalah pada akhir musim hujan (Maret-April).
Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang sehat serta
bebas dari hama dan penyakit . Buah cabe yang telah diseleksi untuk bibit dijemur
hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru
diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabe (300500 gr biji) (Tjahjadi, Nur. 1991)
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim
dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak,
berwarna hijau dengan permukaan licin. Daunnya majemuk, lonjong, berseling,
panjang 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip,
pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna
hijau. Bunga tanaman ini terdapat pada ketiak daun, majemuk, tangkai silindris,
panjang kurang lebih 12 cm, berwarna hijau keputih-putihan, mahkota berbentuk
kupu-kupu, berwarna putih keunguan, benang sari bertangkai, panjang kurang lebih 2
cm, berwarna putih, kepala sari kuning, putik bertangkai, berwarna kuning, panjang
kurang lebih 1 cm, dan berwarna ungu. Buah tanaman ini berbentuk polong, berwarna
hijau, dan panjang 15-25 cm. Bijinya lonjong, pipih, berwarna coklat muda. Akarnya
tunggang berwarna coklat muda (Hutapea, J.R. 1994).
Tanaman

perkebunan adalah tanaman

semusim dan/atau tanaman

tahunan yang karena jenis dan tujuan pengelolaannya ditetapkan sebagai tanaman
perkebunan. Dengan demikian tanaman perkebunan bisa dikelompokkan jadi dua,

7

yaitu tanaman semusim dan tanaman tahunan. Tanaman semusim adalah jenis
tanaman yang hanya dipanen satu kali dengan siklus hidup satu tahun sekali,
contohnya tanaman tebu, kapas dan tembakau. Sementara tanaman tahunan
membutuhkan waktu yang panjang untuk berproduksi dan bisa menghasilkan sampai
puluhan tahun dan bisa dipanen lebih dari satu kali, misalnya tanaman kelapa sawit,
karet, kakao, cengkeh, kopi dan lada (Syamsulbahri, 1996).
Kakao merupakan tumbuhan tahunan (perennial) berbentuk pohon, di alam
dapat mencapai ketinggian 10m. Meskipun demikian, dalam pembudidayaan
tingginya dibuat tidak lebih dari 5m tetapi dengan tajuk menyamping yang meluas.
Hal ini dilakukan untuk memperbanyak cabang produktif (Goenadi, D.H., Baon,
J.B., Herman, dan Purwoto, A. 2005).
Tanaman kelapa sawit memiliki nama latin (Elaeis guineensis Jacq) saat ini
merupakan salah satu jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting
disektor pertanian umumnya, dan sektor perkebunan khususnya, hal ini disebabkan
karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa
sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Setyamidjaja
dan Djoehana. 1991).
Karet merupakan tanaman berbuah polong (diselaputi kulit yang keras) yang
sewaktu masih muda buahnya berpaut erat dengan rantingnya. Buah karet dilapisi
oleh kulit tipis berwarna hijau dan didalamnya terdapat kulit yang keras dan berkotak.
Tiap kotak berisi sebuah biji yang dilapisi tempurung, setelah tua warna kulit buah
berubah menjadi keabu-abuan dan kemudian mengering. Pada waktunya pecah dan
jatuh, bijinya tercampak lepas dari kotaknya. Tiap buah tersusun atas dua sampai
empat kotak biji. Pada umumnya berisi tiga kotak biji dimana setiap kotak terdapat
satu biji. Tanaman karet mulai menghasilkan buah pada umur empat tahun dan akan
semakin banyak setiap pertambahan umur tanaman sampai pada batas umum tanaman
sekitar 25 – 30 tahun. (Anwar, C., 2001).

8

BAB III
METODOLOGI
A. Waktu dan Tempat
Waktu :


Pengamatan penyakit tanaman pangan dilakukan pada tanggal 27



Maret 2018 sampai 3 April 2018
Pengamatan penyakit tanaman hortikultura dilakukan pada tanggal



3 April 2018
Pengamatan penyakit tanaman perkebunan dilakukan pada tanggal
31 Mei 2018

Tempat :
Seluruh rangkaian acara praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium
Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Tanjungpura.
B. Alat dan Bahan
Alat :







Mikroskop
Plastic
Tali
Gunting
Kamera
Kapas

Bahan :
 Specimen
 Aqudest
C. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Siapkan specimen tanaman yang sudah diambil
3. Masukan specimen tanaman yang sakit ke dalam plastic.
4. Basahi kapas dengan air dan peras sedikit airnya lalu diikat dengan tali,
kemudian

masukkan

kedalam

9

plastic,

plastic

tersebut

dibuat

menggelembung, dan kapas tersebut digantung didalam plastic agar tidak
menyentuh specimen tanaman yang sakit.
5. Diamkan selama minimal 3 hari pada ruangan dengan suhu ruangan
normal.
6. Setelah diinkubasi selama minimal 3 hari, buka plastic tersebut dan
siapkan specimen tersebut untuk diamati.
7. Siapkan mikroskop, objek glass dan cover glass serta aquadest.
8. Gerus bagian specimen yang terdapat miselia dengan cover glass dan
letakkan hasil gerusan tersebut pada objek glass, beri setetes aquadest dan
tutup menggunakan cover glass.
9. Letakkan preparat tersebut pada mikroskop lalu amati.
D. Parameter Pengamatan
1. Bentuk makroskopis (gejala dan tanda pada tanaman)
2. Bentuk mikroskopis (bentuk pathogen)
E. Diagram Alir
F.

PENCARIAN

INKUBASI

PENGAMATAN

SPESIMEN

SPESIMEN

SPESIMEN

PENGUMPULA

PEMBUATAN

HASIL DAN

N LAPORAN

LAPORAN

DOKUMENTASI

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
1. Penyakit Tanaman Pangan
Penyakit tanaman padi
No

Makroskopis

Mikroskopis

10

Penyakit

Penyakit
Blast
disebabkan

1

oleh
Pyricullaria
Oryzae

Penyakit tanaman kedelai
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Penyakit
Rust
disebabkan

1

oleh
Puccinia
Archidis

Penyakit tanaman jagung
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Penyakit
Rust
disebabkan

1

oleh
Puccinia
Sorghi

11

Penyakit
Bulai
disebabkan
oleh

2

Peronosclero
spora
(Sclerospora
) maydis
Penyakit
Hawar
disebabkan
oleh

3

Drechslera
(Helminthos
porium)
maydis

2. Penyakit Tanaman Hortikultura
Penyakit tanaman kacang panjang
No

Makroskopis

Mikroskopis

Penyakit

Karat Daun
disebabkan

1

oleh Puccinia
sp

12

Bercak Daun
disebabkan
2

oleh
Cercospora
sp

Penyakit tanaman tomat
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Busuk Buah
disebabkan

1

oleh
Colletotrichu
m cocodes

13

Penyakit tanaman cabai
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit

Layu Fusarium
disebabkan

1

oleh Fusarium
Oxyprum
Bercak Daun
disebabkan

2

oleh
Cercospora
Capsisi

14

Antraknosa
disebabkan
3

oleh
Colletotrichum
capsicum

3. Penyakit Tanaman Perkebunan
Penyakit tanaman karet
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Penyakit
Jamur Akar
Putih

1

disebabkan
Rigidoporus
microporus
Penyakit
Jamur Akar
Coklat

2

disebabkan
Phellinus
(Fomes)
noxius
Penyakit Akar
Merah

3

disebabkan
Ganoderma
pseudofereum

4

Penyakit

15

Kanker Garis
disebabkan
oleh
Phytophthora
palmivora
Penyakit
Embun
Tepung

5

disebabkan
Oidium
heveae

Penyakit tanaman sawit
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Penyakit
Ganoderma

1

disebabkan
Ganoderma
boninense
Penyakit
Busuk Tandan

2

disebabkan
Marasmius
palmivorus

3

Penyakit
Pembibitan
Bercak Daun
16

disebabkan
oleh
Curvularia
maculans

Penyakit tanaman kakao
No

Mikroskopis

Makroskopis

Penyakit
Penyakit
Busuk Buah

1

disebabkan
Phytophthora
palmivora
Busuk
Pangkal
Batang

2

disebabkan
Phytophthora
palmivora

B. Pembahasan
1. Penyakit Tanaman Pangan
 Penyakit pada tanaman padi
 Penyakit Blast disebabkan oleh Pyricullaria Oryzae Faktor epidemi mirip
H. oryzae. Adanya embun, suhu 25-30oC, umur tan (saat batang
memanjang), populasi spora diudara dijadikan dasar ramalan, Bisa
bertahan pada jerami atau bulir, rumputan. Syarat infeksi spt H. oryzae.
Pemencaran pada malam atau selepas hujan. Serangan sering terjadi pada
daun, batang, tangkai malai, bulir. Pada daun timbul bercak belah ketupat
warna coklat kemerahan dgn pusatnya abu-abu. Serangan lanjut atau pada
daun tua mirip bercak coklat. Khas adalah neck rot menyebabkan malai
17

hampa (putih) atau patah bila malai sempat terisi. Penyakit ini sangat
merugikan, cepat membentuk ras baru, menyerang padi yang intensif
diusahakan, bisa menggagalkan panen.
Upaya yang dapat dilakukan untuk pengendalian penyakit blast yang
disebabkan oleh Pyricullaria Oryzae yaitu :
1. Pengaturan pemupukan, hindari pemakaian N berlebih
2. Usahakan persemaian dan tanaman tidak kekurangan air
3. Hindari penggunaan benih dari daerah endemi. lakukan seed dressing
4. Membusukkan jerami dari tanaman yangg terserang. Membersihkan
lahan dari rumput sebelum penanaman
5. Lakukan rotasi tanaman guna menghilangkan sumber penyakit
6. Gunakan varietas resisten, tetapi pemakaiannya jangan terlalu lama
dengan jenis yg sama karena memicu patogen membentuk ras baru
7. Penyemprotan dengan fungisida saat tanaman banyak anakan, pengisian


bulir
Penyakit pada tanaman kedelai
Penyakit Rust disebabkan oleh Puccinia Archidis inang utamanya adalah
kacang tanah, menyerang pada fase vegetatif, tahap berbunga, dan tahap
berbuah. Gejala serangan penyakit ini yaitu pustula berwarna oranye,
uredinia, muncul pertama kali pada permukaan bawah daun kacang tanah.
Urediniospora kemudian pecah untuk mengekspos massa urediniospores
berwarna coklat kemerahan Pustula tersebut kemudian muncul pada
permukaan atas dari leaflet yang berlawanan pada permukaan bawah
kultivar yang rentan terserang. Pada kultivar yang sangat rentan, pustula
sekunder dapat berkembang disekitar pustula primer. Pustula biasanya
berbentuk lingkaran, dan berkisar dari 0,5 hingga 1,4 mm. Pustula ini
dapat terbentuk pada semua bagian tanaman dengan pengecualian bunga
dan urediniospora menyebar melalui udara . Daun yang rusak karat
menjadi nekrotik dan kering tetapi tetap melekat pada tanaman. Dalam
beberapa kasus kerusakan parah, tanaman tampak seperti terbakar jika
diraba pada permukaan daun terasa kasar, dan berwarna seperti karat pada
besi. Upaya pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :

18

1. Menggunakan varietas kacang tanah yang resisten
2. Melakukan pemupukan yang berimbang
3. Melakukan pemusnahan terhadap tanaman yang terserang
4. Melakukan rotasi tanaman
5. Mengatur jarak tanam.


Penyakit pada tanaman jagung
Penyakit Bulai (Downy mildew) disebabkan oleh Peronosclerospora
(Sclerospora) maydis merupakan jenis penyakit yang paling ditakuti
karena kerugian bisa mencapai 100% bila serangan terjadi saat tanaman
bibit (kurang 3 minggu). Umum menyerang di dataran rendah, tanah berat,
miskin, sering hujan atau kabut. Saat ini tidak terlalu masalah setelah
ditemukan Metalaksil, terkecuali benih langsung ditanam hasil produk
sendiri. Gejala bisa sistemik karena patogen mencapai titik tumbuh, dan
lokal tergantung umur tanaman saat terjadi serangan gejala ditandai
dengan timbulnya bercak klorotik memanjang sejajar tulang daun warna
kuning pucat. Pada serangan berat daun relatif kaku, akar sedikit, tongkol
berbiji jarang bertangkai panjang. Pagi hari pada sisi bawah daun dengan
gejala klorotik terbentuk lapisan beledu putih (kumpulan konidia dan
konidiofor). Serangan pada bibit tanaman daunnya kuning pucat dan tidak
akan menghasilkan, sering terjadi kerebahan. Patogen dapat hidup
saprofitik, hanya punya inang jagung. Dapat terbawa biji, jika ditanam
masih basah akan menimbulkan serangan sistemik. Sporulasi pada malam
hari atau cuaca lembab. Infeksi lewat mulut daun dan harus ada lapisan
air. Serangan kontinyu karena penanaman jagung kontinyu, faktor
epidemi:
 Jagung ditanam musim hujan, pada tanah berat
 Sering dan lama terbentuk lapisan air dipermukaan daun
 Umur tanaman saat terjadi infeksi < 3 minggu tanam, varietas yg
ditanam, pemupukan kurang baik (N tinggi).
 Ada jagung liar di antara musim tanam

19

Upaya pengendalian terhadap serangan penyakit ini sebagai berikut :
1. Perbaikan cara bertani agar tanaman tumbuh baik (pupuk, pengolahan
tanah, sanitasi)
2. Rotasi, karena inang cuma jagung.
3. Menanam varietas resisten
4. Gunakan biji yang cukup kering, layak sebagai benih. Perhatikan cara



menyimpan benih. Lakukan seed treatment.
5. Pengaturan waktu tanam, hindari hujan berlebihan saat tan muda
Penyakit Leaf Blight disebabkan oleh Drechslera (Helminthosporium)
maydis Penyakit yang sangat umum menyerang segala tingkat umur
tanaman. Di Kalbar ada dua spesies berbeda yang menyerang gejala
berupa bercak coklat jorong (seperti perahu), hijau tua lalu jadi coklat
kehijauan. Bercak cepat meluas sehingga daun cepat kering hal ini
berpengaruh terhadap produksi. Ada spesies lain menyebabkan bercak
awal persegi warna coklat jerami, bila lanjut gejala akan sama. Sifat dan
ciri patogen mirip penyakit bercak coklat pada padi, tetapi kedua patogen
tidak bisa saling pindah inang. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan :
1. Hindari penanaman pada waktu curah hujan tinggi
2. Mengatur pemupukan agar tanaman tumbuh subur
3. Mengatur drainase (jangan ada genangan dalam jangka waktu yang



lama)
4. Sanitasi lahan yang akan dikerjakan sebelum proses tanam
5. Menggunakan varietas resisten
6. Pengaturan jarak tanam guna menghindari lembab dan teduh
Penyakit Rust disebabkan oleh Puccinia Sorghi, penyakit ini umumnya
menyerang jagung yangg tua sudah tua, kerugian dpt mencapai 70%
tetapi tidak sampai menimbulkan kematian tanaman. Banyak terdapat
masalah didataran rendah basah (tropical area),

pada jagung manis.

Gejala penyakit ini pada awal akan terbentuk bercak putih, berkembang
kekuningan. Timbul urediosorus (postul) berbentuk bundar/ lonjong shg
daun berkesan kasar. Bila postul pecah maka urediospora keluar berwarna
sepeti serbuk sari. Akibatya daun cepat kering, jika diraba pada
permukaan daun terasa kasar, dan berwarna seperti karat pada besi.

20

Patogen ini bersifat parasit obligat, xerofit, tidak memiliki inang lain,
bertahan pada jagung liar, penyebarannya biasa dibantu angin pada siang
hari. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan yaitu :
1. Rotasi tanaman dan tanam serempak, hindari ada jagung liar.
2. Gunakan varietas jagung resisten
3. Memusnahkan bagian tanaman yang sudah terserang
4. Melakukan pemupukan yang berimbang.
2. Penyakit Tanaman Hortikultura
Penyakit pada tanaman Kacang Panjang
 Penyakit Karat Daun disebabkan oleh Puccinia sp oleh gejala awal
memang seperti bintik-bintik kecil, sedikit menonjol, kuning atau putih di
atas bahkan di bawah permukaan daun. Bintik-bintik kemudian
memperbesar dan membentuk pustul-cokelat kemerahan atau berwarna
karat. Berdasarkan demografi, resiko yang terjadi di beberapa daerah bisa
mengakibatkan kerugian mencapai 40-60 persen yang diakibatkan
penyakit karat kacang panjang. Spora pada cendawan ini menginfeksi
bagian daun tanaman dalam bentuk urediniospora dan teliospora.
Cendawan akan membentuk teliospora pada musim dingin sebagai
struktur pertahanan. Dampak serangannya daun akan mengering dimulai
dari daun tua. Penyakit ini akan semakin berkembang jika kondisi udara
panas dan lembab, yaitu musim hujan yang sering panas tiba-tiba.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan penyakit
ini sebagai berikut :
1. Menggunakan varietas yang reisiten
2. Melakukan pemupukan yang berimbang
3. Pengendalian untuk penyakit karat kacang panjang ini bisa dilakukan
dengan praktek budidaya seperti rotasi tanaman untuk menurunkan
potensi penyebaran.
4. Sisa tanaman yang terserang harus dimusnahkan.
5. Beberapa fungisida dapat mencegah atau mengurangi infeksi karat,
jika penerapannya pada awal musim sebelum epidemi menjadi berat.

21

6. Terapkan fungisida untuk mencegah kerugian, dapat digunakan
fungisida seperti azoxystrobin (Quadris), boscalid (Endura) dan


pyraclostrobin (Headline).
Bercak Daun disebabkan oleh Cercospora sp, cendawan ini dapat betahan
hidup sampai dua tahun pada sisa-sisa tanaman sakit di dalam biji.
Kondisi lingkungan lembab dengan suhu udara antara 20-24˚C sangat
cocok untuk berkembangnya jamur ini. Penyebaran cendawan ini ke
tanaman lain dapat dengan perantaraan angin, percikan air, alat pertanian,
serangga dan pekerja kebun. Cendawan ini memiliki konidium berwarna
putih bening berbentuk gada terbalik dan bersekat. Jamur ini merusak
klorofil daun sehingga menyebabkan proses asimilasi berjalan tidak
sempurna. Tanaman kacang panjang yang terserang cendawan ini
menunjukkan gejala daunnya berbercak coklat dengan jumlah cukup
banyak, bercak berbentuk bulat dengan diameter antara 1-5 mm dan di
sekeliling bercak berwarna kuning. Di samping itu, bercak pada
permukaan daun bagian bawah berwarna hitam. Pada umumnya, serangan
cendawan tersebut banyak terdapat pada daun tua. Pada serangan berat
daun akan layu dan gugur. Cendawan ini dapat menyerang polong, tangkai
daun, biji dan batang. Pada musim kemarau penyakit ini jarang dijumpai.
Upaya pengendalian yang dapat dilakukab jika tanaman kacang panjang
terserang penyakit ini yaitu dengan cara :
1. Penggunaan varietas resisten
2. Pengaturan jarak tanam
3. Saniitasi lahan dari sisa tanaman yang terserang
4. Membuat saluran drainase yang baik pada lahan
5. Melakukan pemupukkan yang berimbang agar tanaman menjadi sehat



dan sulit terserang penyakit.
6. Rotasi tanaman untuk memutus rantai makanan dari cendawan ini.
Penyakit pada Tanaman Tomat
 Busuk Buah disebabkan oleh Colletotrichum cocodes gejala serangan
penyakit ini bisa dilihat pada buah tanaman tomat yang terserang terdapat
bercak kecil, bercak tersebut berbentuk bulat dan cekung semakin lama
berbentuk lingkaran yang berpusat pada suatu titik (biasanya ditengah

22

lingkaran) dan warnanya akan semakin menghitam. Apabila penyakit ini
menyerang diakar dan batang tanaman tomat, maka pada ujung korteks
akan berubah warna menjadi coklat dan tanaman tomat yang terserang
akan

layu.

Upaya

pengendalian

yang

dapat

dilakukan

untuk

mengendalikan penyakit ini dengan cara sebagai berikut :
1. Menanam tanaman tomat dengan benih yang resisten.
2. Melakukan pemupukan yang berimbang.
3. Penggunaan mulsa plastic dan memberikan lanjaran pada tanaman
tomat agar buahnya tidak menyentuh tanah.
4. Memusnahkan tanaman yang sudah terserang.
5. Melakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang bukan tanaman



inang.
6. Melakukan pengolahan lahan sebelum dilakukan penanaman.
7. Menggunakan fungisida yang mengandung bahan aktif kaptafol.
Penyakit pada Tanaman Cabai
 Layu Fusarium disebabkan oleh Fusarium Oxysprum juga bisa
menimbulkan damping-off di pembibitan atau busuk leher akar
Gejalapenyakit layu Fusarium ini yaitu dumping off ditandai dgn kematian
mendadak bibit. Pangkal batang timbul bercak yg kemudian menyebabkan
batang mengkerut. Pertumbuhan bibit terhambat. Serangan tinggi pada
pembibitan yang menggunakan tanah dengan kandungan bahan organik
rendah. Pada kondisi lembab leher akar ditumbuhi jalinan miselia warna
putih seperti sarang laba-laba yang semakin lama menebal. Jalinan ini
akan menipis lagi tapi diikuti dgn pembentukan sklerotia. Layu tanaman
disebabkan akar busuk atau rusaknya atau ada blocking dijaringan
pembuluh. Kelayuan akibat Fusarium oxysporum ditandai tulang daun
menguning didaun tua, dan klorosis pada daun muda. Kayu batang akan
mencoklat karena jaringan pembuluh mati. Empelur batang biasanya tidak
membusuk dan tetap keras. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan
yaitu Jika diipembibitan dapat dilakukan solarisasi media, penambahan
bahan organik, usahakan tidak terlalu lembab dan panas (sirkulasi udara
harus baik). Gunakan benih sehat atau perlakuan benih, sedangkan jika
dipertanaman dapat dilakukan tidakan sebagai berikut :
23

1. Musnahkan sisa tanaman yang terinfeksi
2. Melakukan penggenangan lahan (anaerob),

imbangi

dengan

pengeringan
3. Pengolahan lahan, buang tanaman inang yang tersisa
4. Pemupukan seimbang, baiknya menggunakan pupuk organik
5. Rotasi tanaman dengan bukan tanaman inang, sulit karena patogen


punya banyak inang
Bercak Daun disebabkan oleh Cercospora Capsisi penyakit ini umum
menyerang berbagai jenis tanaman cabai baik didataran tinggi atau rendah.
Penyakit ini menyebabkan daun cepat rontok tanpa harus diawali warna
kuning sehingga pertumbuhan terganggu, buah banyak mengalami
sunscald, vigor tanaman berkurang. Penyakit ini hanya menyerang daun
saja buah tanaman cabai tidak diserang. Gejala yang ditimbulkan oleh
penyakit ini yaitu bercak bundar warna coklat dan di bagian tengah
berwarna abu-abu. Ukuran bercak bisa sampai 1 cm, atau beberapa bercak
menyatu. Selain daun bercak dapat timbul dibatang, tangkai daun dengan
bentuk bercak elip dan ada garis pembatas yang berwarna coklat gelap.
Infeksi terjadi pada daun tua, serangan berat daun muda juga terserang.
Banyak menyerang pada musim hujan. Semakin lama lembab penyakit
berkembang. Upaya pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan
cara :
1. Menggunakan benih dengan varietas yang resisten
2. Melakukan pemupukan yang berimbang
3. Kurangi kondisi lembab (pengaturan jarak tanam, drainase)
4. Membuang daun yang terserang dengan segera.
5. Hindari penanaman di musim hujan
6. Pemakaian fungisida saat penyakit berkembang
 Antraknosa disebabkan oleh Colletotrichum capsicum penyakit ini
bersifat laten. Bercak kecil timbul di daun dan buah, infeksi didahului
dengan pembentukan apresoria yang diikuti dengan atau tidak
terbentuknya bercak. Untuk dapat terjadi infeksi perlu lapisan air dan
luka. Serangan pada buah terjadi sejak kecil, dan gejala timbul setelah
buah besar. Timbul bercak berair, bundar, mencekung yang kemudian
ditumbuhi kumpulan konidia (aservulus) konsentris warna hitam.
24

Bercak bisa bergabung menyebabkan buah keriput. Infeksi lewat luka
dan perlu kondisi lembab dan ada lapisan air. Pada daun timbul bercak
coklat keunguan, tengah berwarna abu-abu. Antraknosa penyakit umum
pada cabai dibanyak tempat. Penyakit berkembang pada cuaca lembab,
irigasi berlebihan dan sering hujan percikan air hujan sangat membantu
penyebaran konidia, patogen dapat bertahan pada sisa tanaman dan
biji.Upaya pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan sanitasi lahan terhadap sisa tanaman dan inang lain.
2. Membuang tanaman yang sudah terserang
3. Menggunakan benih sehat dan resisten, atau melakukan seed
treatment
4. Melakukan rotasi dengan tanaman lain atau menggunakan varietas
resisten
5. Fungisida berbahan aktif belerang sangat baik
6. Melakukan pemupukan yang berimbang

3. Penyakit Tanaman Perkebunan
 Penyakit tanaman karet
 Penyakit Jamur Akar Putih disebabkan Rigidoporus microporus penyakit
utama di Kalbar dan sangat merugikan, terutama dilahan bekas hutan, dan
di daerah tanah yang masam. Serangan disegala fase pertumbuhan,
penyakit ini masih sulit dikendalikan dan baru diketahui setelah parah.
Gejala terlihat didaun padahal serangan terjadi diakar. Tajuk tanaman
terlihat layu, menguning, daun dan ranting gugur pada salah cabang, serta
meluas ke cabang lain sehingga tanaman meranggas. Pada leher akar, akar
yang dekat permukaan tanah ditumbuhi miselium putih dan putih kotor,
semakin lama menebal tidak tertempel tanah. Akibatnya akar membusuk
sehingga penyerapan hara dan air terganggu. Sejalan dengan pembusukan
jamur membentuk tubuh buah (karpofor) dipangkal batang, atau tunggul.
Karpofor dan spora tidak sebagai sumber inokulum, tetapi bahan organik,

25

potongan kayu yang diselimuti miselium dan kontak akar. Infeksi juga
bisa terjadi ditanaman pada pembibitan karena media yang digunakan
telah terkontaminasi, jika dikebun terjadi karena land clearing tidak bersih,
ada gumpalan kayu yang mengandung patogen. Upaya pengendalian yang
dapat dilakukan dengan cara :
1. Melakukan land clearing degan baik, membusukkan tunggul dan sisa
tanaman, serta membersihkan bahan organik dipermukaan tanah.
2. Menggunakan bibit sehat
3. Membongkar tanaman muda yang terserang, diganti setelah
pemberaan.
4. Menanam tanaman penutup tanah agar mempercepat pembusukan sisa
kayu dan menangkap patogen
5. Penggunaan antagonis dalam lubang tanam atau sekitar pangkal
batang
6. Penggunaan pelindung leher akar (mengkikis akar yang terinfeksi,



menyiramkan serbuk belerang)
7. Pembuatan parit isolasi disekeliling tanaman yg terinfeksi
8. Pembukaan leher akar agar terkena sinar matahari
Penyakit Jamur Akar Coklat disebabkan Phellinus (Fomes) noxius
Perkembangan serangan penyakit ini tidak seganas Jamur Akar Putih dan
berlangsung lambat. Kematian dan gejala terjadi setelah tanaman tua.
Gejala mirip serangan Jamur Akar Putih, daun menguning, layu dan gugur
sehingga terlihat hanya ranting. Perbedaan dengan Jamur Akar Putih atas
warna rizomorfa yang berwarna coklat dan melekat kuat partikel tanah.
Perkembangan miselium diakar utama dan leher akar. Akibatnya akar
membusuk dan lunak, pada kayu ada pewarnaan coklat. Karpofor jarang
terbentuk, warna coklat keunguan, dibagian pinggir warna putih
kekuningan, ada zonasi. Penyebaran lewat spora tapi tidak berpotensi
untuk menginfeksi. Penularan melalui kontak akar. Upaya untuk
pengendalian yang dapat dilakukan :
1. Pengamatan dini, membongkar tan sakit dan lubang dibersihkan dari
sisa sebelum dipakai ulang
2. Penggunaan cover crop agar mempercepat pembusukan sisa tanamaan

26

3. Biocontrol dengan Trichoderma untuk mencegah infeksi spora pada
tunggul yang baru dipotong. Patogen bukan pesaing yang kuat dan
tidak dapat menjajah tunggul jika ada organisme lain, seperti spesies


Trichoderma.
Penyakit Akar Merah disebabkan Ganoderma pseudofereum Serangan
tidak seganas Jamur Aakar Putih, berjalan lambat. Gejala serangan mirip
Jamur Akar Putih, dibedakan atas rizomorfa yg terbentuk setelah gejala
lanjut. Daun berwarna kuning dan gugur, dan sering terjadi gumosis pada
batang. Rizomorfa awal berwarna putih krem yang kemudian berubah
menjadi merah dan merah anggur. Partikel tanah cukup melekat erat pada
miselium. Bila rizomorfa dilepasdi sebelah dalamnya berwarna putih
kotor. Gejala lanjut akan terjadi pembusukan pada akar, warna coklat
muda dan keras. Penularan terjadi lewat kontak akar, menyerang di tanah
berat dan basah. Inang lain adalah pohon hutan, kopi, kakao, kelapa,
alpokat, nangka, cengkeh, dadap, lamtoro, Tephrosia. Upaya pengendalian
yang dapat dilakukan :
1. Penyiapan lahan agar terbebas dari inokulum (tunggul dan sisa
tanaman karet)
2. Membongkar tanaman yg sakit untuk tanam baru
3. Perbaikan drainase agar lahan tidak lama tergenang
4. Membersihkan lahan dari gulma atau pelindung lain agar sinar



matahari bisa mengenai pangkal batang
5. Membuat parit isolasi disekitar tanaman sakit
6. Melakukan pemupukan agar tanaman tumbuh sehat
Penyakit Kanker Garis disebabkan oleh Phytophthora palmivora pathogen
ini menyerang bidang sadap, menimbulkan kerusakan pada kulit batang
sehingga mengganggu penyadapan dan penyembuhan. Selain itu juga
menyerang daun, dan petiole. Gejala serangan pathogen ini terbentuk garis
hitam vertikal di atas irisan sadap. Garis yang berdekatan bisa bersatu
membentuk bercak hitam, dan menyebabkan pembusukan kulit batang.
Bercak bisa berkembang sampai ke kayu, merusak kambium sehingga
mengganggu penyembuhan bidang sadap. Terkadang dari kulit yang baru

27

terbentuk keluar latek

Gejala utama dipangkal petiole berupa bercak

coklat tua dengan bintik hitam dan ada bekuan latek hal ini menyebabkan
daun cepat gugur . Patogen membentuk sporangium, zoospora, oospora pd
kondisi lembab dan suhu 20 – 25oC. Penyebaran dan pemencaran sangat
tergantung air, angin, dan alat sadap. Tanaman inang cukup banyak spt
kakao, pala, lada, kelapa, pepaya, jeruk, durian. Patogen dapat bertahan
didalam tanah, dan sisa tanaman. Kecambah dan semai liar dapat
terinfeksi dan berpotensi sebagai agen penyebaran. Penyakit ini
berkembang pada suasana lembab dan sejuk. Perkembangan penyakit
dipengaruhi iklim, jarak tanam, lebatnya tajuk yang dapat membuat
lingkungan lembab, sistem dan dalamnya bidang sadapan, tinggi bidang
sadap, cover crop, dan kerentanan klon. Upaya pengendalian yang dapat
dilakukan yaitu :
1. Menghindari kelembaban didalam kebun (jarak tanam, kelebatan
tajuk, pemberantasan gulma dan pengelolaan cover crop).
2. Mengusahakan tanaman tumbuh baik dgn pemberian pupuk,
pemulihan kesehatan tanaman lebih cepat.
3. Usahakan penyadapan jangan terlalu dalam, bidang sadap jangan



terlalu dekat dgn permukaan tanah.
4. Hindari membuka bidang sadap baru pada musim hujan.
5. Mengolesi fungisida pada bekas sadapan/ bidang sadap yang luka.
Penyakit Embun Tepung disebabkan Oidium heveae patogen bersifat
parasit obligat, tidak bisa membentuk stadium sempurna, pathogen ini
menyebabkan tanaman meranggas,dan menyerang daun muda. Bila ini
terus berlangsung tanaman melemah, cadangan pati berkurang. Patogen
ini juga dikenal sebagai green house disease. Gejala serangan penyakit ini
pada daun muda akan melemah mengeriting ditepi, dan kemudian
menghitam dan gugur sehingga tersisa tangkainya saja. Serangan pada
daun tua timbul bercak putih seperti beledu halus merupakan konidia dan
konidiofor, dan dapat menutupi seluruh permukaan daun. Bercak ini dapat
mencoklat karena jaringannya mati dan bentuknya tidak teratur, serangan

28

juga terjadi di tandan buah. Upaya pengendalian yang dapat dilakukan
dengan cara :
1. Sebaiknya tidak menanam klon-klon yang peka terhdap penyakit
embun tepung seperti GT 1, PR 255, PR 261, dan BPM 1. Klon yang
tahan terhadap penyakit ini sperti, AVROS 2037, PR 300, dan PR 303.
2. Pada saat daun – daun baru pada tanaman mulai terbentuk,
prioritaskan melakukan pemupukkan dengan menggunakan pupuk N.
3. Klon yang peka diokulasi dengan klon yang tahan sehingga
diharapkan tajukanya bebas dari serangan embun tepung.
4. Daun-daun tanaman harus digugurkan lebih awal, sebelum masa gugur
daun tahuanan,dengan asam kakodilik (1-5 kg/ 1 air/ha).
5. Pelindungan atas serangan embun tepung dilakukan cara pengembusan


serbuk belerang seminggu sekali selama lima minggu.
Penyakit tanaman sawit
 Penyakit Ganoderma disebabkan Ganoderma boninense merupakan
penyakit yang banyak menjadi masalah di bekas kebun kelapa, daerah
serangan terus meluas. Serangan terjadi di semua fase tumbuh. Gejala
serangan baru diketahui dari perubahan pada daun, seperti mempunyai
janur lebih banyak, warna hijau pucat atau kusam, daun tua layu, patah
pada pelepahnya dan menggantung disekitar batang. Gejala didaun bukan
gejala khas karena bisa disebabkan gangguan translokasi hara dan air.
Gejala didaun terjadi setelah serangan tergolong lanjut. Pada pangkal
batang terjadi pembusukan, dibagian dalam terjadi pembusukan kering
warna coklat muda dan seringkali terlihat pertumbuhan miselium.
Terbentuk pula jalur demarkasi coklat gelap yang merupakan penumpukan
blendok. Gejala pada tanaman muda daun menguning dari yang tua dan
berlanjut dengan nekrotik. Serangan penyakit ini dilahan gambut
berlangsung lebih cepat. Gejala yang timbul basal dan upper stem rot.
Gejala lanjut akan terbentuk badan buah (sporofor) di pangkal batang atau
akar dekat batang Sumber inokulum berupa bagian tanaman yang
terserang dan spora. Di Malaysia ada 4 spesies penyebab penyakit ini
yaitu

:

G.

29

boninense,

G. miniatocinctum, G. zonatum, dan G. Tornatum. Upaya pengendalian
penyakit ini bisa dengan melakukan sanitasi tanaman terinfeksi dilakukan
melalui

pemusnahan

inokulum

dengan

cara

membongkar

tanah

memusnahkan tunggul-tunggul, bole dan akar tanaman terinfeksi serta
membakarnya. Melakukan chiping dengan ketebalan 10 cm pada saat
replanting. Pembuatan parit isolasi untuk tanaman yang terinfeksi pada
populasi infeksi masih rendah. Bahan Tanaman Toleran, ada indikasi
bahwa bahan tanaman varietas dura menunjukkan gejala yang lebih
lambat daripada bahan tanaman varietas tenera. Bahan tanaman yang
parsial toleran ganoderma sudah ada yang diproduksi disalah satu breeder
perkebunan di Indonesia. Pengendalian Hayati lebih bersifat sebagai
tindakan preventif dalam menekan laju infeksi Ganoderma. Perlakuan
pada awal pembibitan kelapa sawit dengan cendawan antagonis
(Trichoderma spp. dan Gliocladium spp.) serta mikoriza, untuk
meningkatkan pertahanan tanaman terhadap serangan penyakit ini pada
pembibitan kelapa sawit, ke dalam polibag diitambahkan 15-30 gram
cendawan antagonis. Pada saat bibit dipindahkan ke lapangan, ke dalam
lubang tanam ditambahkan cendawan Trichoderma spp. sebanyak 75–150
gram. Cendawan seperti Gliocladium sp, Trichoderma spp. ( T. viridae,
T.hamatum, T. harzianum, T. koningii dan T. polysporum) dilaporkan dapat
menekan. Ganoderma melalui kemampuan mikoparasit dan persaingannya
yang kuat dengan patogen dengan memanfaatkan Trichoderma spp.
sebagai organisme yang mempunyai kemampuan antagonistik dalam
mengendalikan penyakit tanaman. Trichoderma spp. merupakan cendawan
yang sangat umum dijumpai dalam tanah dan merupakan jamur yang
bersifat antagonistik terhadap cendawan lain. Saat ini cendawan


Trichoderma spp sudah banyak diproduksi massal dan mudah didapatkan.
Penyakit Busuk Tandan disebabkan Marasmius palmivorus penyakit ini
mulai jadi masalah, terutama untuk tandan yang tidak bisa langsung
diproses, tandan yang kotor. Terbentuk miselia putih atau merah jambu

30

pada permukaan, khususnya di pangkal tandan buah atau ijuk. Patogen
terus berkembang menginfeksi kemesokarp menyebabkan buah busuk
lunak, berwarna coklat dan gugur, biasanya menyebarkan bau tengik. Bila
buah yang terserang dibiarkan akan menjadi sumber penyakit terhadap
tanda buah berikutnya. Pada infeksi lanjut akan terbentuk tubuh buah
(basidiokarp) dibagian tanaman yang terinfeksi. Buah-buah sawit yg
terserang saling berlekatan sehingg agak menyulitkan dalam pengolahan.
Bila buah yg terserang diolah maka kualitas minyaknya rendah, karena
terbentuk asam lemak Perkembangan patogen masih terus berlangsung
walau sudah dipenampungan. Penyebaran patogen melalui spora yang
diterbangkan angin, potongan miselium bersamaan dengan bahan organik.
Perkembangan penyakit tergantung pada kondisi lembab di dan sekitar
tandan buah, ini disebabkan:
 Tanaman yang terlalu rimbun dan rapat
 Tingginya curah hujan
 Drainase kebun butuk
 Kotor/ penumpukan bahan organik di sekitar tandan buah
Upaya pengendalian yang dapat dilakukan :
1. Sanitasi (membersihkan daerah tandan dari gulma, bunga jantan/ buah
yang gugur, tandan yang mati)
2. Penjarangan daun agar sinar matahari dapat mengenai tanaman.
3. Perbaikan drainase untuk menjaga agar air pada lahan tidak berlebihan
atau kurang
4. Pemilihan varietas yang tidak rimbun, berdaun agak melebar


Penyakit Pembibitan Bercak Daun disebabkan oleh Curvularia maculans
serangan Curvularia maculans biasa terjadi pada daun pupus atau dua
daun termuda berupa bercak bundar warna coklat muda dengan pusat yang
mencekung. Bercak dapat terlihat dikedua permukaan dan menjalar
membentuk bercak baru sesuai aliran air. Gejala lanjut bercak membesar,
daun mengering. Penyakit ini akan mudah berkembang jika kondisi

31

tanaman yang lemah, tumbuh kurang subur, kekurangan unsur hara,
adanya luka didaun atau melemahnya jaringan daun, dan kondisi tempat
pembibitan yang lembab. Patogen disebarkan dalam bentuk konidia
dengan bantuan angin, percikan air saat penyiraman atau hujan. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan yaitu dengan cara :
1. Melakukan pemupukan dan penyiraman yang tepat agar tanaman
dapat tumbuh dengan subur dan sehat.
2. Melakukan sanitasi pada bagian tanaman yang terserang jika belum
parah, jika serangan sudah parah maka dilakukan penyi