Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan suatu negara demokratis yang kekuasaan pemerintahannya
berasal dari warga negara. Sebagai negara yang demokratis, Indonesia tentunya
mempunyai elemen seperti masyarakat. Masyarakat sangat berperan dalam
pembangunan suatu negara.
Negara merupakan alat dari masyarakat yang mempunyai kekuasaan untuk
mengatur hubungan-hubungan manusia dalam masyarakat dan yang paling nampak
adalah unsur-unsur dari negara yang berupa rakyat, wilayah dan pemerintah. Salah
satu unsur negara adalah rakyat, rakyat yang tinggal di suatu negara tersebut
merupakan penduduk dari negara yang bersangkutan.
Warga negara adalah bagian dari penduduk suatu negaranya. Tetapi tidak sedikit
pula warga negara bisa tinggal di negara lain yang bukan merupakan negaranya
sendiri. Suatu negara pasti mempunyai suatu undang-undang atau peraturan yang
mengatur tentang kewarganegaraan. Peraturan tersebut memuat tentang siapa saja
yang bisa dianggap sebagai warga negara.
Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai peraturan tentang
kewarganegaraan tersebut. Negara kesatuan Republik Indonesia didirikan berdasarkan
Undang Undang Dasar 1945 yang mengatur tentang hubungan antara warga negara
dengan negara dalam bentuk hak dan kewajiban negara terhadap warganya, hak dan

kewajiban warga negara terhadap negaranya dalam suatu sistem kenegaraan.
Kewajiban negara terhadap warga negara pada dasarnya memberikan
kesejahteraan hidup dan keamanan lahir batin sesuai dengan sistem demokrasi yang
dianutnya serta turut serta melindungi hak asasi sebagai manusia secara individual
berdasarkan ketentuan internasional yang dibatasi oleh ketentuan agama, etika moral,
dan budaya yang berlaku di negara Indonesia, serta system kenegaraan yang
digunakan.
Meskipun orde baru sudah tidak ada, Indonesia belum menyelenggarakan suatu
dikursus yang serius mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Sehingga
hak dan kewajiban warga negara Indonesia belum terealisasikan dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Hal ini juga disebabkan kurangnya pengetahuan masyarakat
Indonesia mengenai hak dan kewajiban warga negara Indonesia. Sehingga banyak
1

masyarakat yang tidak menjalankan kewajibannya sebagai warga negara Indonesia.
Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai hak dan kewajiban warga negara
Indonesia yang telah diatur dalam Undang Undang Dasar 1945.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari hak dan kewajiban?
2. Siapa sajakah warga negara Indonesia?

3. Bagaimana hak dan kewajiban warga negara Indonesia?
4. Bagaimana hak dan kewajiban mahasiswa sebagai warga negara Indonesia?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hak dan kewajiban.
2. Untuk mengetahui siapa sajakah warga negara Indonesia.
3. Untuk mengetahui hak-hak dan kewajiban-kewajiban warga Negara Indonesia.
4. Untuk mengetahui hak dan kewajiban mahasiswa sebagai warga negara Indonesia.

2

II. ISI

A. Pengertian Hak dan Kewajiban
Hak adalah sesuatu yang mutlak yang menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Contohnya hak mendapatkan pengajaran. Dalam hak
mendapatkan pengajaran ini adalah tergantung dari diri kita sendiri, kalau memang
menganggap bahwa pengajaran itu penting bagi kita pasti kita akan senagtiasa akan
belajar atau sekolah atau mungkin kuliah. Tapi kalau ada yang menganggap itu tidak
penting pasti tidak akan melakukan hal itu.
Hak memiliki pengertian tentang sesuatu hal yang benar, milik, kepunyaan,

kewenangan, kekuasaan untuk berbuat sesuatu (karena telah ditentukan oleh undangundang, aturan, dsb), kekuasaan yang benar atas sesuatu atau untuk menuntut sesuatu,
derajat atau martabat. Ada beberapa hak di masyarakat Indonesia, diantaranya sebagai
berikut :
1. Hak Legal dan Hak Moral
Hak legal adalah hak yang didasarkan atas hukum dalam salah satu bentuk. Hak
legal ini lebih banyak berbicara tentang hukum atau sosial. Contoh kasus,
mengeluarkan peraturan bahwa veteran perang memperoleh tunjangan setiap bulan,
maka setiap veteran yang telah memenuhi syarat yang ditentukan berhak untuk
mendapat tunjangan tersebut.
Hak moral adalah didasarkan atas prinsip atau peraturan etis saja. Hak moral
lebih bersifat soliderisasi atau individu. Contoh kasus, jika seorang majikan
memberikan gaji yang rendah kepada wanita yang bekerja di perusahaannya padahal
prestasi kerjanya sama dengan pria yang bekeja di perusahaannya. Dengan demikian
majikan ini melaksanakan hak legal yang dimilikinya tapi dengan melanggar hak
moral para wanita yang bekerja di perusahaannya. Dari contoh ini jelas sudah bahwa
hak legal tidak sama dengan hak moral.
T.L. Beauchamp berpendapat bahwa memang ada hak yang bersifat legal
maupun moral, hak ini disebut hak-hak konvensional. Contoh jika saya menjadi
anggota klub futsal Indonesia, maka saya memperoleh beberapa hak. Pada umumnya
3


hak–hak ini muncul karena manusia tunduk pada aturan-aturan dan konvensikonvensi yang disepakati bersama. Hak konvensional berbeda dengan hak moral
karena hak tersebut tergantung pada aturan yang telah disepakati bersama anggota
yang lainnya. Dan hak ini berbeda dengan hak Legal karena tidak tercantum dalam
sistem hukum.
2. Hak Khusus dan Hak Umum
Hak khusus timbul dalam suatu relasi khusus antara beberapa manusia atau
karena fungsi khusus yang dimilki orang satu terhadap orang lain. Contoh: jika kita
meminjam Rp. 10.000 dari orang lain dengan janji akan dikembalikan dalam dua
hari, maka orang lain mendapat hak yang dimiliki orang lain.
Hak umum dimiliki manusia bukan karena hubungan atau fungsi tertentu,
melainkan semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimilki oleh semua manusia tanpa
kecuali. Di dalam Negara kita Indonesia ini disebut dengan “ hak asasi manusia”.
3. Hak Individual dan Hak Sosial
Hak individual disini menyangkut pertama-tama adalah hak yang dimiliki
individu-individu terhadap Negara. Negara tidak boleh menghindari atau mengganggu
individu dalam mewujudkan hak-hak yang ia milki. Contoh: hak beragama, hak
mengikuti hati nurani, hak mengemukakan pendapat, perlu kita ingat hak-hak
individual ini semuanya termasuk yang tadi telah kita bahas hak-hak negative.
Hak Sosial disini bukan hanya hak kepentingan terhadap Negara saja, akan

tetapi sebagai anggota masyarakat bersama dengan anggota-anggota lain. Inilah yang
disebut dengan hak sosial. Contoh: hak atas pekerjaan, hak atas pendidikan, hak ata
pelayanan kesehatan. Hak-hak ini bersifat positif.
Kewajiban adalah sesuatu yang wajib dilaksanakan, keharusan (sesuatu hal yang
harus dilaksanakan). Ketika lahir, manusia secara hakiki telah mempunyai hak dan
kewajiban. Tiap manusia mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda, tergantung
pada hal-hal tertentu, seperti jabatan atau kedudukan dalam masyarakat. Kewajiban
dibagi atas dua macam, yaitu kewajiban sempurna yang selalu berkaitan dengan hak
orang lain dan kewajiban tidak sempurna yang tidak terkait dengan hak orang lain.

4

Kewajiban sempurna mempunyai dasar keadilan, sedangkan kewajiban tidak
sempurna berdasarkan moral.

B. Pengertian Warga Negara
Warga Negara adalah penduduk yang sepenuhnya dapat diatur oleh Pemerintah
Negara tersebut dan mengakui Pemerintahnya sendiri. Adapun pengertian penduduk
menurut Kansil adalah mereka yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu yang
ditetapkan oleh peraturan negara yang bersangkutan, diperkenankan mempunyai

tempat tinggal pokok (domisili) dalam wilayah negara itu.
Adapun untuk menentukan siapa-siapa yang menjadi warga negara, digunakan
asas-asas kewarganegaraan, yaitu:
1. Asas kelahiran (Ius soli)
Asas kelahiran (Ius soli) adalah penentuan status kewarganegaraan
berdasarkan tempat atau daerah kelahiran seseorang. Pada awalnya, asas
kewarganegaraan hanyalah ius soli saja, sebagai suatu anggapan bahwa seseorang
lahir di suatu wilayah negara, maka otomatis dan logis ia menjadi warga negara
tersebut, akan tetapi dengan tingginya mobilitas manusia maka diperlukan asas
lain yang tidak hanya berpatokan pada kelahiran sebagai realitas bahwa orang tua
yang memiliki status kewarganegaraan yang berbeda akan menjadi bermasalah
jika kemudian orang tua tersebut melahirkan di tempat salah satu orang tuanya
(misalnya di tempat ibunya). Jika asas ius soli ini tetap dipertahankan maka si
anak tidak berhak untuk mendapatkan status kewarganegaraan bapaknya. Atas
dasar itulah maka muncul asas ius sanguinis.
2. Asas keturunan (Ius sanguinis)
Asas keturunan (Ius sanguinis) adalah pedoman kewarganegaraan berdasarkan
pertalian darah atau keturunan. Jika suatu negara menganut asas ius sanguinis,
maka seseorang yang lahir dari orang tua yang memiliki kewarganegaraan suatu
negara seperti Indonesia maka anak tersebut berhak mendapat status

kewarganegaraan orang tuanya, yaitu warga negara Indonesia.
Kedua prinsip kewarganegaraan ini (ius soli dan Ius sanguinis ) digunakan
secara bersama dengan mengutamakan salah satu, tetapi tanpa meniadakan yang
5

satu. Konflik antara Ius Soli dan Ius Sanguinis akan menyebabkan terjadinya
kewarganegaraan rangkap (bi-patride) atau tidak mempunyai kewarganegaraan
sama sekali (a-patride). Berhubungan dengan itu, maka untuk menentukan
kewarganegaraan, seseorang digunakan 2 stelsel kewarganegaraan (di samping
kedua asas di atas), yaitu stelsel aktif dan stelsel pasif. Pelaksanaan kedua stelsel
ini kita bedakan dalam :
1) Hak Opsi, ialah hak untuk memiliki kewarganegaraan (pelaksanaan stelsel
aktif);
2) Hak Reputasi, ialah hak untuk menolak kewarganegaraan (pelaksana stelsel
pasif).
3. Aspek Perkawinan
Selain dari sisi kelahiran , penentuan kewarganegaraan dapat didasarkan pada
aspek perkawinan yang mencakup atas asas kesatuan hukum dan asas persamaan
derajat :
a. Asas persamaan hukum didasarkan pandangan bahwa suami istri adalah suatu

ikatan yang tidak terpecahkan sebagai inti dari masyarakat. Dalam
menyelenggarakan kehidupan bersama, suami istri perlu mencerminkan suatu
kesatuan yang bulat termasuk dalam masalah kewarganegaraan. Berdasarkan
asas ini diusahakan status kewarganegaraan suami dan istri adalah sama dan
satu.
b. Asas

persamaan

derajat

berasumsi

bahwa

suatu

perkawinan

tidak


menyebabkan perubahan status kewarganegaaraan suami atau istri. Keduanya
memiliki hak yang sama untuk menentukan sendiri kewarganegaraan. Jadi
mereka dapat berbeda kewarganegaraan seperti halnya ketika belum
berkeluarga. Asas ini menghindari penyelundupan hukum, misalnya seorang
yang berkewarganegaraan asing ingin memperoleh status kewarganegaraan
suatu negara dengan cara berpura-pura melakukan pernikahan denga
perempuan di negara tersebut, setelah mendapat kewarganegaraan itu ia
menceraikan isterinya.
4. Naturalisasi

6

Naturalisasi atau pewarganegaraan adalah suatu proses hukum yang
menyebabkan seseorang dengan syarat-syarat tertentu mempunyai kewarganeraan
negara lain. Dalam naturalisasi ada yang bersifat aktif dan pasif. Naturalisasi aktif
yaitu seseorang yang dapat menggunakan hak opsi untuk memilih atau
mengajukan kehendak untuk menjadi warga negara dari suatu negara. Sedangkan
naturalisasi pasif, seseorang yang tidak mau diwarganegarakan oleh suatu negara
atau tidak mau diberi status warga negara suatu negara, maka yang bersangkutan

menggunakan hak repudiasi yaitu hak untuk menolak pemberian kewarganegaraan
tersebut.
C. Penentuan Warga Negara di Indonesia
Di Indonesia, siapa-siapa yang menjadi warga negara telah disebutkan di dalam
pasal 26 UUD 1945, yaitu:
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli dan orangorang bangsa lain yang disahkan dengan undang-undang sebagai warga negara.
2. Syarat-syarat mengenai kewarganeraan ditetapkan dengan undang-undang.
Pelaksanaan selanjutnya dari pasal 26 UUD 1945 ini diatur dalam UU nomor 62
Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, yang pasal 1-nya
menyebutkan :
Warga Negara Republik Indonesia adalah :
a. Orang-orang yang berdasarkan perundang-undangan dan/atau perjanjianperjanjian dan/atau peraturan-peraturan yang berlaku sejak Proklamasi 17
Agustus 1945 sudah warga negara Republik Indonesia.
b. Orang yang pada waktu lahirnya mempunyai hubungan hukum kekeluargaan
dengan ayahnya, seorang warga negara RI, dengan pengertian bahwa
kewarganegaraan karena RI tersebut dimulai sejak adanya hubungan hukum
kekeluargaan ini diadakan sebelum orang itu berumur 18 tahun, atau sebelum
ia kawin pada usia di bawah umur 18 tahun.
c. Anak yang lahir dalam 300 hari setelah ayahnya meninggal dunia, apabila
ayah itu pada waktu meninggal dunia warga negara RI.

7

d. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, apabila ia pada
waktu itu tidak mempunyai hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya.
e. Orang yang pada waktu lahirnya ibunya warga negara RI, jika ayahnya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama tidak diketahui kewarganegaraan
ayahnya.
f. Orang yang lahir di dalam wilayah RI selama kedua orang tuanya tidak
diketahui.
g. Seseorang yang diketemukan di dalam wilayah RI selama tidak diketahui
kedua orang tuanya.
h. Orang yang lahir di dalam wilayah RI, jika kedua orang tuanya tidak
mempunyai kewarganegaraan atau selama kewarganegaraan kedua orang
tuanya tidak diketahui.
i. Orang yang lahir di dalam wilayah RI yang pada waktu lahirnya tidak
mendapat kewarganegaraan ayah atau ibunya itu.
j. Orang yang memperoleh kewarganegaraan RI menurut aturan undang undang
ini.
Selanjutnya di dalam Penjelasan Umum UU No. 62 Tahun 1958 ini dikatakan
bahwa kewarganegaraan RI diperoleh:
1) Karena kelahiran;
2) Karena pengangkatan;
3) Karena dikabulkan permohonan;
4) Karena pewarganegaraan;
5) Karena atau sebagai akibat dari perkawinan;
6) Karena turut ayah/ibunya;

8

7) Karena pernyataan.
Sebagaimana telah diterangkan di atas, yang menentukan status anak ialah
ayahnya. Apabila tidak ada hubungan hukum kekeluargaan dengan ayahnya atau
apabila ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan ataupun (selama) tidak diketahui
kewarganegaraannya, maka barulah ibunya yang menentukan status anak itu.
Hubungan hukum kekeluargaan antara ibu dan anak selalu mengadakan hukum secara
yuridis. Anak baru turut kewarganegaraan ayahnya, setelah ayah itu mengadakan
hubungan hukum kekeluargaan dan apabila hubungan hukum itu baru diadakan
setelah anak itu menjadi dewasa, maka ia tidak turut kewarganegaraan ayahnya.

III.

PEMBAHASAN

A. Hak dan Kewajiban Warga Negara Indonesia
Setiap warga Negara memiliki hak dan kewajiban. Hak dan Kewajiban
merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan, akan tetapi terjadi pertentangan
karena hak dan kewajiban tidak seimbang. Bahwa setiap warga negara memiliki hak
dan kewajiban untuk mendapatkan penghidupan yang layak, tetapi pada kenyataannya
banyak warga negara yang belum merasakan kesejahteraan dalam menjalani
kehidupannya. Semua itu terjadi karena pemerintah dan para pejabat tinggi lebih
banyak mendahulukan hak daripada kewajiban. Padahal menjadi seorang pejabat itu
tidak cukup hanya memiliki pangkat akan tetapi mereka berkewajiban untuk
memikirkan diri sendiri. Jika keadaannya seperti ini, maka tidak ada keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Jika keseimbangan itu tidak ada akan terjadi kesenjangan
sosial yang berkepanjangan.
Sebagaimana telah ditetapkan dalam UUD 1945 pada pasal 28, yang
menetapkan bahwa hak warga negara dan penduduk untuk berserikat dan berkumpul,
9

mengeluarkan pikiran dengan lisan maupun tulisan, dan sebagainya, syarat-syarat
akan diatur dalam undang-undang. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia
bersifat demokrasi. Adapun hak dan kewajiban warga negara Indonesia yang
tercantum dalam UUD 1945 adalah sebagai berikut ;
1. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Politik
a. Pasal 27 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara bersamaan
kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemeritahan itu dengan tidak ada kecualinya”. Pasal ini menyatakan adanya
keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu:
1) Hak untuk diperlakukan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan.
2) Kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan.
b. Pasal 28 menyatakan, bahwa “Kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang”. Arti pesannya adalah:
1) Hak berserikat dan berkumpul.
2) Hak mengeluarkan pikiran (berpendapat).
3) Kewajiban untuk memiliki kemampuan beroganisasi dan melaksanakan
aturan-aturan lainnya, di antaranya : Semua organisasi harus berdasarkan
Pancasila sebagai asasnya, semua media pers dalam mengeluarkan pikiran
(pembuatannya selain bebas harus pula bertanggung jawab dan sebagainya).
2. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Sosial Budaya
a. Pasal 29 ayat (2) yang menyatakan bahwa “Negara menjamin kemerdekaan tiaptiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat
menurut agamanya dan kepercayaannya itu”.
b. Pasal 31 ayat (1) menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak mendapat
pengajaran”.
c. Pasal 31 ayat (2) menyatakan bahwa “Pemerintah mengusahakan dan
menyelenggarakan satu sistim pengajaran nasional, yang diatur dengan undangundang”.
d. Pasal 32 menyatakan bahwa “Pemerintah memajukan kebudayaan nasional
Indonesia”.
Arti pesan yang terkandung adalah :
10

1) Hak

untuk

mengembangkan

dan

menyempurnakan

hidup

moral

keagamaannya, sehingga di samping kehidupan materiil juga kehidupan
spiritualnya terpelihara dengan baik.
2) Kewajiban untuk percaya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
3) Hak memperoleh kesempatan pendidikan pada segala tingkat, baik umum
maupun kejuruan.
4) Hak menikmati dan mengembangkan kebudayaan nasional dan daerah.
5) Kewajiban mematuhi peraturan-peraturan dalam bidang kependidikan.
6) Kewajiban memelihara alat-alat sekolah, kebersihan dan ketertibannya.
7) Kewajiban ikut menanggung biaya pendidikan.
8) Kewajiban memelihara kebudayaan nasional dan daerah.
3. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Hankam
a. Pasal 30 menyatakan, bahwa “Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pembelaan negara”. Arti pesannya: bahwa setiap warga negara
berhak dan wajib dalam usaha pembelaan negara.
Wujud Bela Negara (UU No.3 Tahun 2002) ialah :
1) Pendidikan Kewarganegaraan
2) Pelatihan dasar kemiliteran secara wajib
3) Pengabdian sebagai prajurit TNI secara sukarela
4) Pengabdian sesuai profesi
4. Hak dan Kewajiban dalam Bidang Ekonomi
a. Pasal 33 ayat (1), menyatakan, bahwa “Perekonomian disusun sebagai usaha
bersama berdasar atas azas kekeluargaan”.
b. Pasal 33 ayat (2), menyatakan bahwa “Cabang-cabang produksi yang penting bagi
negara dan yang menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara”.
c. Pasal 33 ayat (3), menyatakan bahwa “Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesarbesarnya kemakmuran rakyat”.
d. Pasal 34 menyatakan bahwa “Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
negara”.
Arti pesannya adalah :

11

1) Hak memperoleh jaminan kesejahteraan ekonomi, misalnya dengan
tersedianya barang dan jasa keperluan hidup yang terjangkau oleh daya
beli rakyat.
2) Hak dipelihara oleh negara untuk fakir miskin dan anak-anak terlantar.
3) Kewajiban bekerja keras dan terarah untuk menggali dan mengolah
berbagai sumber daya alam.
4) Kewajiban dalam mengembangkan kehidupan ekonomi yang berazaskan
kekeluargaan, tidak merugikan kepentingan orang lain.
5) Kewajiban membantu negara dalam pembangunan misalnya membayar
pajak tepat waktu.
Untuk mencapai keseimbangan antara hak dan kewajiban, yaitu dengan cara
mengetahui posisi diri kita sendiri. Sebagai seorang warga negara, kita harus
mengetahui hak dan kewajiban kita. Seorang pejabat atau pemerintah pun harus
mengetahui akan hak dan kewajibannya. Seperti yang sudah tercantum dalam hukum
dan aturan-aturan yang berlaku. Jika hak dan kewajiban seimbang dan terpenuhi,
maka kehidupan masyarakat akan aman sejahtera.
Hak dan kewajiban di Indonesia ini tidak akan pernah seimbang apabila
masyarakat tidak bergerak untuk merubahnya. Karena para pejabat tidak akan pernah
merubahnya, walaupun rakyat banyak menderita karena hal ini. Mereka lebih
memikirkan bagaimana mendapatkan materi daripada memikirkan rakyat. Sampai
saat ini, masih banyak rakyat yang belum mendapatkan haknya. Oleh karena itu, kita
sebagai warga negara yang berdemokrasi harus bangun dan bergerak untuk
melakukan perubahan. Peran pemerintah tidak akan cukup untuk merubah keadaan
saat ini. Diperlukan peran dari semua pihak atau masyarakat untuk merealisasikan hak
dan kewajiban warga Negara Indonesia sesuai Undang Undang Dasar 1945. Sejumlah
sifat dan karakter warga negara yang bertanggung jawab dan mandiri adalah sebagai
berikut :
1) Memiliki rasa hormat dan bertanggung jawab, sifat ini adalah sikap dan
perilaku sopan santun, ramah tamah dan melaksanakan semua tugas dan
fungsinya sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
2) Bersikap kritis, sikap ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan
fakta yang valid (sah) serta argumentasi yang akurat`

12

3) Melakukan diskusi dan dialog, sifat ini adalah sikap dan perilaku dalam
menyelesaikan masalah (problem solving) hendaknya dilakukan dengan pola
diskusi dan dialog untuk mencari kesamaan pemikiran terhadap penyelesaian
masalah yang dihadapi.
4) Bersifat terbuka, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang transpran serta
terbuka, sejauh masalah tersebut tidak bersifat rahasia.
5) Rasional, sifat ini adalah pola dan perilaku yang berdasarkan rasio atau akal
pikiran yang sehat.
6) Adil, sifat ini adalah sikap dan perilaku menghormati persamaan derajat dan
martabat kemanusiaan.
7) Jujur, sifat ini adalah sikap dan perilaku yang berdasarkan data dan fakta yang
sah dan akurat.
B. Hak dan Kewajiban Mahasiswa sebagai Warga Negara Indonesia
Mahasiswa atau mahasiswi adalah panggilan untuk orang yang sedang
menjalani pendidikan tinggi di sebuah universitas atau perguruan tinggi. Mahasiswa
termasuk dalam kalangan pemuda yang menjadi harapan bangsa. Sebagai agent of
change mahasiswa berperan besar membawa perubahan dalam diri bangsa Indonesia,
untuk itu diperlukan generasi mahasiswa yang bertanggung jawab serta memiliki
kesadaran dan bisa mengimplementasikan hak dan kewajiban sebagai warga negara
Indonesia.
Sebagai bagian dari Negara Indonesia mahasiswa merupakan insan yang
memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari sivitas akademika yang
mempunyai hak dan kewajiban yang sama dengan warga negara Indonesia lainnya.
Hak dan kewajiban yang harus ditanamkan dalam diri mahasiswa antara lain :
1. Kebebasan akademik menuntut dan mengkaji ilmu sesuai norma dan susila
yang berlaku dalam lingkungan akademik.
2. Memperoleh pengajaran dan layanan di bidang akademik sesuai dengan minat,
bakat, dan kemampuan.
3. Menyelesaikan studi lebih awal.
4. Memperoleh layanan informasi yang berkaitan dengan program studi serta
hasil belajarnya.

13

5. Memanfaatkan sumber daya melalui perwakilan organisasi mahasiswa yang
ada di kampus.
6. Mematuhi peraturan yang berlaku.
7. Memelihara sarana dan prasarana serta kebersihan dan keamanan fakultas dan
kampus.
8. Menghargai ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian.
9. Menjunjung tinggi kebudayaan nasional.
10. Menjaga kewibawaan dan nama baik universitas atau kampus.

IV. PENUTUP

A. Simpulan
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa:
1.

Hak adalah sesuatu yang mutlak yang menjadi milik kita dan penggunaannya
tergantung kepada kita sendiri. Sedangkan kewajiban adalah sesuatu yang wajib
dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.

2.

Warga Negara Indonesia adalah bangsa Indonesia asli dan bangsa lain yang
disahkan Undang Undang sebagai warga Negara.

3.

Hak dan Kewajiban warga negara Indonesia telah dicantumkan dalam UUD 1945
pasal 27-34. Hak dan kewajiban tersebut meliputi bidang politik, sosial dan
budaya, hankam, dan bidang ekonomi.

4.

Hak dan kewajiban mahasiswa sebagai warga negara salah satunya ialah
memperoleh pengajaran dan pelayanan di bidang akademik, meyelesaikan studi

14

lebih awal, menjaga sarana dan prasarana kampus, dan mematuhi peraturan yang
berlaku.

15

Dokumen yang terkait

Keanekaragaman Makrofauna Tanah Daerah Pertanian Apel Semi Organik dan Pertanian Apel Non Organik Kecamatan Bumiaji Kota Batu sebagai Bahan Ajar Biologi SMA

26 317 36

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Pencerahan dan Pemberdayaan (Enlightening & Empowering)

0 64 2

KEABSAHAN STATUS PERNIKAHAN SUAMI ATAU ISTRI YANG MURTAD (Studi Komparatif Ulama Klasik dan Kontemporer)

5 102 24