LAPORAN PRAKTIKUM KARAK TERISTIK TELUR
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Melakukan pengukuran terhadap karakteristik fisik telur
2. Melakukan identifikasi terhadap struktur fisik telur
3. Melakukan pengujian terhadap mutu telur
BAB II
DASAR TEORI
Telur unggas berbentuk agak bulat sampai lonjong dengan warna putih, coklat, biru atau
berbintik-bintik . Permukaan kulit telur agak kasar sampai halus. Tiap-tiap jenis telur mempunyai
karakteristik warna , ukuran dan berat tertentu.
Telur merupakan bahan pangan dengan struktur fisik yang khas. Telur tersusun dari
kulit , kantung udara dan isi yang terdiri putih telur dan kuning telur. Kulit telur mempunyai
tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk melindungi isi telur dari pengaruh luar. Putih telur dan
kuning telur sebenarnya dipersiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan embrio.
Pada kulit telur sebelah dalam terdapat dua lapisan membran yang terpisah pada ujung
telur yang tumpul dan membentuk kantung udara . Kantung udara ini terbentuk segera setelah
telur keluar dari induknya. Selama pertumbuhan embrio, kantung udara dapat digunakan sebagai
sumber oksigen.
Struktur putih telur dan kuning telur sebenarnya cukup komplek. Putih telur sebenarnya
tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer dalam. Kuning
telur dibungkus oleh suatu membran yang disebut membran vitelina atau membran kuning telur.
Kuning telur tersusun dari lapisan gelap (Kuning) dan lapisan terang (Putih) secara bergantian.
Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat pertumbuhan awal embrio).
Kuning telur diikat oleh kalaza sehingga kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah.
Adanya latebra menyebabkan blastoderm tetap di permukaan sebelah atas kuning telur.
Mutu atau kualitas telur utuh ditentukan berdasarkan kondisi kulit (Kebersihan,
keretakan, bentuk dan tekstur / kekerasan ) , kantung udara ( kedalaman , volume dan posisi )
serta isi telur (kejernihan / kebersihan dan ketegaran). Penentuan mutu telur utuh sering
dilakukan dengan cara candling yaitu pengamatan kondisi telur utuh dengan bantuan sumber
sinar yang cukup sebagai latar belakang. Dengan beberapa kelemahan , candling dapat
digunakan untuk mengetahui adanya penyimpangan pada kulit dan isi telur. Selain dapat
ditentukan secara subyektif mutu telur juga dapat ditentukan secara obyektif dengan mengukur
kedalaman kantung udara, indeks putih telur (albumen), indeks kuning telur (yolk) , nilai Z dan
unit Haugh . Pengukuran indeks putih telur, indeks kuning telur , nilai Z dan unit Haugh
merupakan pengukuran tidak langsung terhadap ketegaran putih telur atau kuning telur.
Pengukuran ketebalan kulit telur merupakan pengukuran tidak langsung terhadap tekstur atau
kekerasan telur utuh . Dalam penilaian mutu telur, juga sering dilakukan pengukuran porasitas
kulit dan warna kuning telur. Porasitas kulit berhubungan dengan kehilangan berat telur selama
penyimpanan . Pengukuran warna kuning telur sering dilakukan oleh industri-industri pengolah
isi telur. pengukuran ini dapat dilakukan secara subyektif , yaitu dengan menggunakan standar
warna maupun secara obyektif menggunakan spektrofotometer.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Alat dan Bahan
1. Alat
: Jangka sorong, timbangan, sendok, pisau, cawan petri besar ,
micrometer sekrup, alat candling , penggaris , gelas piala.
2. Bahan
: Telur ayam broiler, Telur ayam kampung, Telur bebek, Telur
puyuh.
3.2.
Prosedur Kerja
A. Sifat Fisik Telur
Tiap-tiap jenis telur diamati warna kekasaran permukaannya. Selanjutunya
diameter dan panjang telur diukur dengan jangka sorong. Telur utuh ditimbang
untuk mengetahui kisaran beratnya.
B. Struktur Fisik Telur
Telur ditimbang dan selanjutnya dipecahkan di atas cawan , setelah
dilakukan pengamatan terhadap lapisan encer dan kental pda putih telur ,
blastoderm , membran vitelina dan kalaza , kuning telur dipisahkan dari putih
telur. Kuning telur, putih telur dan kuning telur ditimbang dan dihitung
prosentasenya terhadap berat utuh. Membran kulit telur dipisahkan dari kulitnya
dan diukur ketebalannya dengan mikrometer sekrup. Tebal kulit telur juga diukur
dengan alat yang sama.
C. Mutu Telur
1. Pemeriksaan isi telur
Telur utuh ditimbang kemudian dipecahkan dan seluruh isinya diletakkan
dengan hati-hati di atas cawan petri besar.
a. Pemeriksaan Subyektif
Pengamatan ditujukan terhadap kondisi putih telur tebal dan kuning telur
(kebersihan, Kejernihan, warna dan ketegaran) keseluruhan isi telur digambar.
b. Pemeriksaan Obyektif
Kuning telur dipisahkan dari putih telur dengan hati-hati. Kuning telur
diletakkan di atas planimeter dan dilakukan pengukuran terhadap tinggi dan
diameternya. Telur segar mempunyai kisaran nilai indeks kuning telur, indeks
putih telur dan unit Haugh, masing-masing 0,33 sampai 0,50 , 0,05 sampai 0,174
dan 75 sampai 100.
2. Ketebalan Kulit Telur
Tebal kulit telur, diukur dengan mikrometer sekrup atau jangka sorong
dan hasilnya dinyatakan dalam mm . Untuk telur ayam ras , ketebalan kulit
kurang dari 0,33 mm, dianggap terlalu tipis.
3. Porositas kulit telur
Porositas kulit telur diamati secara subyektif dengan metode pewarnaan .
Telur dicelupkan dalam larutan biru metilen atau violet Kristal (0,3 % dalam
alkohol) selama satu jam. Telur dipecahkan dan jumlah bintik warna yang
berpenetrasi kedalam kulit dihitung atau dibandingkan antara telur yang satu
dengan yang lain . Makin banyak jumlah bintik warnanya berarti kulit telur makin
poros.
KELOMPOK 1
Telur Bebek
(1) Diameter Telur
1. 4,19 cm
2. 4,16 cm
3. 4,19 cm
4. 4,17 cm
(2) Panjang Telur
1. 5,45 cm
2. 5,40 cm
3. 5,43 cm
4. 5,30 cm
Rata-rata
= 4,19 + 4,16 +
4,19 + 4,17
= 16,71
4
= 4,1775 cm
Rata-rata
= 5,45+ 5,40 +5,40
+ 5,30
= 21,58
4
= 5,395 cm
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,50 mm
2. 0,50 mm
3. 0,50 mm
4. 0,25 mm
Rata-rata
= 0,50 + 0,50 + 0,50 + 0,25
= 1,75
4
= 0,4375 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 21 gram
2. 23 gram
3. 24 gram
4. 28 gram
Persentase : 1.
2.
x 100 % = 35 %
x 100 % = 39,65%
(3) Berat Telur
1. 60 gram
2. 58 gram
3. 56 gram
4. 56 gram
Rata-rata
= 60 + 58 + 56 +56
= 230
4
= 57,5 gram
3.
x 100 % = 42,85 %
4.
x 100 % = 50 %
Rata-rata = 41,87 %
c. Berat Putih Telur
1. 25 gram
2. 26 gram
3. 26 gram
4. 17 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 41,67 %
2.
x 100 % = 44,82 %
3.
x 100 % = 46,42 %
4.
x 100 % = 30,35 %
Rata-rata = 40,81 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 5 bintik
KELOMPOK 2
Telur Puyuh
(1) Diameter Telu
1. 25,4 mm
2. 25,1 mm
3. 24,4 mm
4. 10,6 mm
Rata-rata
= 25,4 + 25,1 +
24,4 + 10,6
= 85,5
4
= 21,375 mm
(2) Panjang Telur
1. 36,5 mm
2. 31,5 mm
3. 32,1 mm
4. 33,4 mm
Rata-rata
= 36,5 + 31,5 +32,1
+ 33,4
= 133,5
4
= 33,375 mm
(3) Berat Telur
1. 13 gram
2. 10 gram
3. 11 gram
4. 11 gram
Rata-rata
= 13 + 10 + 11 +
11
= 45
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,28 mm
2. 0,17 mm
3. 0,18 mm
4. 0,18 mm
Rata-rata
= 0,28 + 0,17 + 0,18 + 0,18
= 0,81
4
= 0,2025 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 4 gram
2. 4 gram
3. 5 gram
4. 4 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 30,77 %
2.
x 100 % = 40 %
3.
x 100 % = 45,45 %
4.
x 100 % = 36,36 %
Rata-rata = 38,145 %
c. Berat Putih Telur
4
= 11,25 gram
1. 6 gram
2. 5 gram
3. 4 gram
4. 5 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 46,15 %
2.
x 100 % = 50 %
3.
x 100 % = 36,36 %
4.
x 100 % = 45,45 %
Rata-rata = 44,49 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 134 bintik
KELOMPOK 3
Telur ayam broiller
(1) Diameter Telur
1. 4,48 mm
2. 4,28 mm
3. 4,64 mm
4. 4,51 mm
Rata-rata
= 4,48 + 4,28 +
4,64 + 4,51
= 17,91
4
= 4,48 mm
(2) Panjang Telur
1. 5,76 mm
2. 5,00 mm
3. 5,78 mm
4. 5,82 mm
Rata-rata
= 5,76 + 5,00 +5,78
+ 5,82
= 22,36
4
= 5,59 mm
(3) Berat Telur
1. 63 gram
2. 61 gram
3. 71 gram
4. 69 gram
Rata-rata
= 63 + 61 + 71 +
69
= 264
4
= 66 gram
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,4 mm
2. 0,3 mm
3. 0,7 mm
4. 0,5 mm
Rata-rata
= 1,9
4
= 0,475 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 17 gram
2. 20 gram
3. 16 gram
4. 18 gram
Persentase :
1.
x 100 % = 30,91 %
2.
x 100 % = 36,36 %
3.
x 100 % = 28,07 %
4.
x 100 % = 30 %
Rata-rata = 31,335 %
c. Berat Putih Telur
1. 46 gram
2. 35 gram
3. 41 gram
4. 42 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 83,64 %
2.
x 100 % = 63,64 %
3.
x 100 % = 71,92 %
4.
x 100 % = 70 %
Rata-rata = 72,3 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 15 bintik
KELOMPOK 4
Telur ayam kampung
(1) Diameter Telur
1. 38 mm
2. 37 mm
3. 39 mm
4. 37 mm
Rata-rata
= 38+ 37+ 39+ 37
= 151
4
= 37,75 mm
(2) Panjang Telur
1. 49 mm
2. 46 mm
3. 50 mm
4. 49 mm
Rata-rata
= 49 + 46+ 50 + 49
= 194
4
= 48,5 mm
(3) Berat Telur
1. 47 gram
2. 44 gram
3. 43 gram
4. 50 gram
Rata-rata
= 47 + 44 + 43 +
50
= 184
4
= 46 gram
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,1 mm
2. 0,1 mm
3. 0,1 mm
4. 0,1 mm
Rata-rata
= 0,4
4
= 0,1 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 14 gram
2. 12 gram
3. 15 gram
4. 23 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 29,79 %
2.
x 100 % = 27,27 %
3.
x 100 % = 34,88 %
4.
x 100 % = 46 %
Rata-rata = 34,78 %
c. Berat Putih Telur
1. 24 gram
2. 23 gram
3. 21 gram
4. 24 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 43,64 %
2.
x 100 % = 53,49 %
3.
x 100 % = 48,84 %
4.
x 100 % = 48 %
Rata-rata = 50 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 49 bintik
BAB V
PEMBAHASAN
A. Sifat Fisik
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, dapat diketahui bahwa sifat fisik
telur bebek dilihat dari warna kulit menunjukkan bahwa telur bebek memiliki warna kulit putih.
Kekasaran permukaan kulit bebek memiliki permukaan yang halus. Lalu dilihat diameter telur,
telur bebek memiliki panjang 4,17 cm dan panjang 5,39 cm. Dan telur bebek memiliki berat utuh
sebesar 57,5 gram.
Pada percobaan yang dilakukan kelompok 2, dapat diketahui bahwa sifat fisik telur
burung puyuh dilihat dari warna kulit memiliki warna putih dan terdapat bercak hitam. Dari
kekasaran permukaan kulit burung puyuh memiliki permukaan yang halus. Lalu setelah diukur,
diameter telur burung puyuh adalah 21,38 mm dan memiliki panjang 33,38 mm. Berat utuh
burung puyuh adalah sebesar 11,25 gram.
Percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 3, dapat diketahui bahwa sifat fisik telur
ayam broiler memiliki warna kulit cokelat. Sedangkan kekasaran permukaan kulit, kulit telur
ayam broiler memiliki struktur yang agak kasar. Diameter telur ayam broiler adalah 4,48 mm dan
memiliki panjang 5,59 mm. Berat utuh telur ayam broiler sendiri adalah 66 gram.
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4, dapat diketahui bahwa warna kulit
telur ayam kampung adalah putih tulang. Dan dari kekasaran permukaan kulit, kulit telur ayam
kampung adalah halus. Setelah diukur menggunakan jangka sorong dapat diketahui bahwa telur
ayam kampung memiliki diameter 37,75 mm dan panjang 48,5 mm. Dan berat utuh telur ayam
kampung adalah sebesar 46 gram.
B. Struktur Fisik
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok satu, dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur bebek dari berat keseluruhan adalah sebesar 41,87%. Sedangkan presentase
berat putih telur bebek dari berat keseluruhan adalah 40,81%.
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 2, dapat diketahui bahwa presentase berat
kuning telur burung puyuh dari berat keseluruhan adalah sebesar 38,145% dan presentase berat
putih telur burung puyuh adalah sebesar 44,49% dari berat keseluruhanya.
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3, dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur ayam broiler adalah sebesar 31,335% dari berat keseluruhannya. Sedangkan
putih telurnya adalah sebesar 72,3% dari berat keseluruhannya.
Hasil praktikum yang telah di lakukan oleh kelompok 4 dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur ayam kampung adalah sebesar 34,78% dari berat keseluruhannya. Dan putih
telur adalah sebesar 50% dari berat keseluruhannya.
C. Tebal Kulit
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa
tebal kulit dari semua telur secara berurutan adalah sebagai berikut: Kulit telur bebek adalah
sebesar 0,43 mm, kulit telur burung puyuh adalah sebesar 0,2 mm, lalu tebal kulit ayam broiler
adalah sebesar 0,475 mm, dan yang terakhir adalah tebal kulit telur ayam kampung sebesar 0,1
mm.
D. Porositas Kulit (jumlah bintik)
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok satu bahwa jumlah bintik yang terbentuk
pada telur bebek setelah direndam pada larutan metilen biru selama satu jam dapat diketahui
bahwa jumlah bintiknya sebanyak 5 bintik.
Pada percobaan oleh kelompok 2 dapat diketahui jumlah bintik yang terbentuk pada telur
burung puyuh setalah merendam pada larutan metilen biru selama satu jam adalh sebanyak 134
bintik.
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3 bahwa jumlah bintik yang terbentuk
pada telur ayam broiler setelah direndam pada larutan metilen biru selama satu jam dapat
diketahui bahwa jumlah bintiknya sebanyak 15 bintik.
Pada percobaan oleh kelompok 4 dapat diketahui jumlah bintik yang terbentuk pada telur
ayam kampung setalah merendam pada larutan metilen biru selama satu jam adalh sebanyak 49
bintik.
Dari semua data yang telah didapat oleh setiap kelompok dapat diketahui bahwa jumlah
bintik yang paling banyak adalah bintik pada telur burung puyuh sebesar 134 bintik, sedangkan
paling sedikit adalah pada bintik telur bebek yaitu hanya terdapat 5 bintik saja. Dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah bintik yang terdapat pada kulit telur setelah
perendaman dengan metilen biru maka dapat diketahui bahwa telur tersebut makin poros, dan
begitu juga sebaliknya.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahu bahwa jika ingin melihat baik
tidaknya kondisi sebuah telur dapt diketahu dari sifat fisik, struktur fisik. Dan jika ingin
mengetahui seberapa poros sebuah telur dapat diketahui dengan jumlah bintik yang terbentuk
setelah perendaman dengan metilen biru.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
https://ml.scribd.com/doc/147055611/ LAPORAN-PRAKTIKUM-TELUR
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial : http://www.docudesk.com
D.A. Pratiwi. Sri maryati. Srikini dan kawan – kawan. 2007. Biologi untuk SMA kelas
XI. Jakarta : Erlangga.
ch1za.blogspot.com/2012/05/laporan-hasil-praktikum-telur-susu.html
https://ml.scribd.com/doc/186165814/ laporan-morfologi-Telur
id.slideshare.net/titissari/ibm1pengantar-telur
BAB VIII
LAMPIRAN
a. Ketebalan kulit
b. Poros telur
c. Kuning Telur
LAPORAN PRAKTIKUM
Ilmu Bahan Makanan Dasar
Karakteristik Telur
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. Rindiani, MP
DISUSUN OLEH :
Afifah Nur Hamidah G42140046
Jihaan Haajidah
G42140047
Farradiba
G42140070
Nurul Baro’ah S
G42140079
Elfrida Ramadhani
G42140082
Putri Febiana
G42140103
Oktalina Dwiki A.
G42140116
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
PRODI D-IV GIZI KLINIK
2014/2015
PENDAHULUAN
1.1 Tujuan
1. Melakukan pengukuran terhadap karakteristik fisik telur
2. Melakukan identifikasi terhadap struktur fisik telur
3. Melakukan pengujian terhadap mutu telur
BAB II
DASAR TEORI
Telur unggas berbentuk agak bulat sampai lonjong dengan warna putih, coklat, biru atau
berbintik-bintik . Permukaan kulit telur agak kasar sampai halus. Tiap-tiap jenis telur mempunyai
karakteristik warna , ukuran dan berat tertentu.
Telur merupakan bahan pangan dengan struktur fisik yang khas. Telur tersusun dari
kulit , kantung udara dan isi yang terdiri putih telur dan kuning telur. Kulit telur mempunyai
tekstur yang kaku dan cukup kuat untuk melindungi isi telur dari pengaruh luar. Putih telur dan
kuning telur sebenarnya dipersiapkan sebagai makanan bagi pertumbuhan embrio.
Pada kulit telur sebelah dalam terdapat dua lapisan membran yang terpisah pada ujung
telur yang tumpul dan membentuk kantung udara . Kantung udara ini terbentuk segera setelah
telur keluar dari induknya. Selama pertumbuhan embrio, kantung udara dapat digunakan sebagai
sumber oksigen.
Struktur putih telur dan kuning telur sebenarnya cukup komplek. Putih telur sebenarnya
tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan encer, lapisan kental, dan lapisan encer dalam. Kuning
telur dibungkus oleh suatu membran yang disebut membran vitelina atau membran kuning telur.
Kuning telur tersusun dari lapisan gelap (Kuning) dan lapisan terang (Putih) secara bergantian.
Pada permukaan kuning telur terdapat blastoderm (bintik tempat pertumbuhan awal embrio).
Kuning telur diikat oleh kalaza sehingga kedudukan kuning telur tetap stabil ditengah-tengah.
Adanya latebra menyebabkan blastoderm tetap di permukaan sebelah atas kuning telur.
Mutu atau kualitas telur utuh ditentukan berdasarkan kondisi kulit (Kebersihan,
keretakan, bentuk dan tekstur / kekerasan ) , kantung udara ( kedalaman , volume dan posisi )
serta isi telur (kejernihan / kebersihan dan ketegaran). Penentuan mutu telur utuh sering
dilakukan dengan cara candling yaitu pengamatan kondisi telur utuh dengan bantuan sumber
sinar yang cukup sebagai latar belakang. Dengan beberapa kelemahan , candling dapat
digunakan untuk mengetahui adanya penyimpangan pada kulit dan isi telur. Selain dapat
ditentukan secara subyektif mutu telur juga dapat ditentukan secara obyektif dengan mengukur
kedalaman kantung udara, indeks putih telur (albumen), indeks kuning telur (yolk) , nilai Z dan
unit Haugh . Pengukuran indeks putih telur, indeks kuning telur , nilai Z dan unit Haugh
merupakan pengukuran tidak langsung terhadap ketegaran putih telur atau kuning telur.
Pengukuran ketebalan kulit telur merupakan pengukuran tidak langsung terhadap tekstur atau
kekerasan telur utuh . Dalam penilaian mutu telur, juga sering dilakukan pengukuran porasitas
kulit dan warna kuning telur. Porasitas kulit berhubungan dengan kehilangan berat telur selama
penyimpanan . Pengukuran warna kuning telur sering dilakukan oleh industri-industri pengolah
isi telur. pengukuran ini dapat dilakukan secara subyektif , yaitu dengan menggunakan standar
warna maupun secara obyektif menggunakan spektrofotometer.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1.
Alat dan Bahan
1. Alat
: Jangka sorong, timbangan, sendok, pisau, cawan petri besar ,
micrometer sekrup, alat candling , penggaris , gelas piala.
2. Bahan
: Telur ayam broiler, Telur ayam kampung, Telur bebek, Telur
puyuh.
3.2.
Prosedur Kerja
A. Sifat Fisik Telur
Tiap-tiap jenis telur diamati warna kekasaran permukaannya. Selanjutunya
diameter dan panjang telur diukur dengan jangka sorong. Telur utuh ditimbang
untuk mengetahui kisaran beratnya.
B. Struktur Fisik Telur
Telur ditimbang dan selanjutnya dipecahkan di atas cawan , setelah
dilakukan pengamatan terhadap lapisan encer dan kental pda putih telur ,
blastoderm , membran vitelina dan kalaza , kuning telur dipisahkan dari putih
telur. Kuning telur, putih telur dan kuning telur ditimbang dan dihitung
prosentasenya terhadap berat utuh. Membran kulit telur dipisahkan dari kulitnya
dan diukur ketebalannya dengan mikrometer sekrup. Tebal kulit telur juga diukur
dengan alat yang sama.
C. Mutu Telur
1. Pemeriksaan isi telur
Telur utuh ditimbang kemudian dipecahkan dan seluruh isinya diletakkan
dengan hati-hati di atas cawan petri besar.
a. Pemeriksaan Subyektif
Pengamatan ditujukan terhadap kondisi putih telur tebal dan kuning telur
(kebersihan, Kejernihan, warna dan ketegaran) keseluruhan isi telur digambar.
b. Pemeriksaan Obyektif
Kuning telur dipisahkan dari putih telur dengan hati-hati. Kuning telur
diletakkan di atas planimeter dan dilakukan pengukuran terhadap tinggi dan
diameternya. Telur segar mempunyai kisaran nilai indeks kuning telur, indeks
putih telur dan unit Haugh, masing-masing 0,33 sampai 0,50 , 0,05 sampai 0,174
dan 75 sampai 100.
2. Ketebalan Kulit Telur
Tebal kulit telur, diukur dengan mikrometer sekrup atau jangka sorong
dan hasilnya dinyatakan dalam mm . Untuk telur ayam ras , ketebalan kulit
kurang dari 0,33 mm, dianggap terlalu tipis.
3. Porositas kulit telur
Porositas kulit telur diamati secara subyektif dengan metode pewarnaan .
Telur dicelupkan dalam larutan biru metilen atau violet Kristal (0,3 % dalam
alkohol) selama satu jam. Telur dipecahkan dan jumlah bintik warna yang
berpenetrasi kedalam kulit dihitung atau dibandingkan antara telur yang satu
dengan yang lain . Makin banyak jumlah bintik warnanya berarti kulit telur makin
poros.
KELOMPOK 1
Telur Bebek
(1) Diameter Telur
1. 4,19 cm
2. 4,16 cm
3. 4,19 cm
4. 4,17 cm
(2) Panjang Telur
1. 5,45 cm
2. 5,40 cm
3. 5,43 cm
4. 5,30 cm
Rata-rata
= 4,19 + 4,16 +
4,19 + 4,17
= 16,71
4
= 4,1775 cm
Rata-rata
= 5,45+ 5,40 +5,40
+ 5,30
= 21,58
4
= 5,395 cm
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,50 mm
2. 0,50 mm
3. 0,50 mm
4. 0,25 mm
Rata-rata
= 0,50 + 0,50 + 0,50 + 0,25
= 1,75
4
= 0,4375 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 21 gram
2. 23 gram
3. 24 gram
4. 28 gram
Persentase : 1.
2.
x 100 % = 35 %
x 100 % = 39,65%
(3) Berat Telur
1. 60 gram
2. 58 gram
3. 56 gram
4. 56 gram
Rata-rata
= 60 + 58 + 56 +56
= 230
4
= 57,5 gram
3.
x 100 % = 42,85 %
4.
x 100 % = 50 %
Rata-rata = 41,87 %
c. Berat Putih Telur
1. 25 gram
2. 26 gram
3. 26 gram
4. 17 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 41,67 %
2.
x 100 % = 44,82 %
3.
x 100 % = 46,42 %
4.
x 100 % = 30,35 %
Rata-rata = 40,81 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 5 bintik
KELOMPOK 2
Telur Puyuh
(1) Diameter Telu
1. 25,4 mm
2. 25,1 mm
3. 24,4 mm
4. 10,6 mm
Rata-rata
= 25,4 + 25,1 +
24,4 + 10,6
= 85,5
4
= 21,375 mm
(2) Panjang Telur
1. 36,5 mm
2. 31,5 mm
3. 32,1 mm
4. 33,4 mm
Rata-rata
= 36,5 + 31,5 +32,1
+ 33,4
= 133,5
4
= 33,375 mm
(3) Berat Telur
1. 13 gram
2. 10 gram
3. 11 gram
4. 11 gram
Rata-rata
= 13 + 10 + 11 +
11
= 45
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,28 mm
2. 0,17 mm
3. 0,18 mm
4. 0,18 mm
Rata-rata
= 0,28 + 0,17 + 0,18 + 0,18
= 0,81
4
= 0,2025 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 4 gram
2. 4 gram
3. 5 gram
4. 4 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 30,77 %
2.
x 100 % = 40 %
3.
x 100 % = 45,45 %
4.
x 100 % = 36,36 %
Rata-rata = 38,145 %
c. Berat Putih Telur
4
= 11,25 gram
1. 6 gram
2. 5 gram
3. 4 gram
4. 5 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 46,15 %
2.
x 100 % = 50 %
3.
x 100 % = 36,36 %
4.
x 100 % = 45,45 %
Rata-rata = 44,49 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 134 bintik
KELOMPOK 3
Telur ayam broiller
(1) Diameter Telur
1. 4,48 mm
2. 4,28 mm
3. 4,64 mm
4. 4,51 mm
Rata-rata
= 4,48 + 4,28 +
4,64 + 4,51
= 17,91
4
= 4,48 mm
(2) Panjang Telur
1. 5,76 mm
2. 5,00 mm
3. 5,78 mm
4. 5,82 mm
Rata-rata
= 5,76 + 5,00 +5,78
+ 5,82
= 22,36
4
= 5,59 mm
(3) Berat Telur
1. 63 gram
2. 61 gram
3. 71 gram
4. 69 gram
Rata-rata
= 63 + 61 + 71 +
69
= 264
4
= 66 gram
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,4 mm
2. 0,3 mm
3. 0,7 mm
4. 0,5 mm
Rata-rata
= 1,9
4
= 0,475 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 17 gram
2. 20 gram
3. 16 gram
4. 18 gram
Persentase :
1.
x 100 % = 30,91 %
2.
x 100 % = 36,36 %
3.
x 100 % = 28,07 %
4.
x 100 % = 30 %
Rata-rata = 31,335 %
c. Berat Putih Telur
1. 46 gram
2. 35 gram
3. 41 gram
4. 42 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 83,64 %
2.
x 100 % = 63,64 %
3.
x 100 % = 71,92 %
4.
x 100 % = 70 %
Rata-rata = 72,3 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 15 bintik
KELOMPOK 4
Telur ayam kampung
(1) Diameter Telur
1. 38 mm
2. 37 mm
3. 39 mm
4. 37 mm
Rata-rata
= 38+ 37+ 39+ 37
= 151
4
= 37,75 mm
(2) Panjang Telur
1. 49 mm
2. 46 mm
3. 50 mm
4. 49 mm
Rata-rata
= 49 + 46+ 50 + 49
= 194
4
= 48,5 mm
(3) Berat Telur
1. 47 gram
2. 44 gram
3. 43 gram
4. 50 gram
Rata-rata
= 47 + 44 + 43 +
50
= 184
4
= 46 gram
Struktur Fisik
a. Tebal Kulit
1. 0,1 mm
2. 0,1 mm
3. 0,1 mm
4. 0,1 mm
Rata-rata
= 0,4
4
= 0,1 mm
b. Berat Kuning Telur
1. 14 gram
2. 12 gram
3. 15 gram
4. 23 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 29,79 %
2.
x 100 % = 27,27 %
3.
x 100 % = 34,88 %
4.
x 100 % = 46 %
Rata-rata = 34,78 %
c. Berat Putih Telur
1. 24 gram
2. 23 gram
3. 21 gram
4. 24 gram
Persentase : 1.
x 100 % = 43,64 %
2.
x 100 % = 53,49 %
3.
x 100 % = 48,84 %
4.
x 100 % = 48 %
Rata-rata = 50 %
d. Porositas Kulit (jumlah bintik) = Berjumlah 49 bintik
BAB V
PEMBAHASAN
A. Sifat Fisik
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, dapat diketahui bahwa sifat fisik
telur bebek dilihat dari warna kulit menunjukkan bahwa telur bebek memiliki warna kulit putih.
Kekasaran permukaan kulit bebek memiliki permukaan yang halus. Lalu dilihat diameter telur,
telur bebek memiliki panjang 4,17 cm dan panjang 5,39 cm. Dan telur bebek memiliki berat utuh
sebesar 57,5 gram.
Pada percobaan yang dilakukan kelompok 2, dapat diketahui bahwa sifat fisik telur
burung puyuh dilihat dari warna kulit memiliki warna putih dan terdapat bercak hitam. Dari
kekasaran permukaan kulit burung puyuh memiliki permukaan yang halus. Lalu setelah diukur,
diameter telur burung puyuh adalah 21,38 mm dan memiliki panjang 33,38 mm. Berat utuh
burung puyuh adalah sebesar 11,25 gram.
Percobaan yang telah dilakukan oleh kelompok 3, dapat diketahui bahwa sifat fisik telur
ayam broiler memiliki warna kulit cokelat. Sedangkan kekasaran permukaan kulit, kulit telur
ayam broiler memiliki struktur yang agak kasar. Diameter telur ayam broiler adalah 4,48 mm dan
memiliki panjang 5,59 mm. Berat utuh telur ayam broiler sendiri adalah 66 gram.
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 4, dapat diketahui bahwa warna kulit
telur ayam kampung adalah putih tulang. Dan dari kekasaran permukaan kulit, kulit telur ayam
kampung adalah halus. Setelah diukur menggunakan jangka sorong dapat diketahui bahwa telur
ayam kampung memiliki diameter 37,75 mm dan panjang 48,5 mm. Dan berat utuh telur ayam
kampung adalah sebesar 46 gram.
B. Struktur Fisik
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok satu, dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur bebek dari berat keseluruhan adalah sebesar 41,87%. Sedangkan presentase
berat putih telur bebek dari berat keseluruhan adalah 40,81%.
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 2, dapat diketahui bahwa presentase berat
kuning telur burung puyuh dari berat keseluruhan adalah sebesar 38,145% dan presentase berat
putih telur burung puyuh adalah sebesar 44,49% dari berat keseluruhanya.
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3, dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur ayam broiler adalah sebesar 31,335% dari berat keseluruhannya. Sedangkan
putih telurnya adalah sebesar 72,3% dari berat keseluruhannya.
Hasil praktikum yang telah di lakukan oleh kelompok 4 dapat diketahui bahwa presentase
berat kuning telur ayam kampung adalah sebesar 34,78% dari berat keseluruhannya. Dan putih
telur adalah sebesar 50% dari berat keseluruhannya.
C. Tebal Kulit
Setelah percobaan yang dilakukan oleh kelompok 1, 2, 3, dan 4 dapat diketahui bahwa
tebal kulit dari semua telur secara berurutan adalah sebagai berikut: Kulit telur bebek adalah
sebesar 0,43 mm, kulit telur burung puyuh adalah sebesar 0,2 mm, lalu tebal kulit ayam broiler
adalah sebesar 0,475 mm, dan yang terakhir adalah tebal kulit telur ayam kampung sebesar 0,1
mm.
D. Porositas Kulit (jumlah bintik)
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok satu bahwa jumlah bintik yang terbentuk
pada telur bebek setelah direndam pada larutan metilen biru selama satu jam dapat diketahui
bahwa jumlah bintiknya sebanyak 5 bintik.
Pada percobaan oleh kelompok 2 dapat diketahui jumlah bintik yang terbentuk pada telur
burung puyuh setalah merendam pada larutan metilen biru selama satu jam adalh sebanyak 134
bintik.
Pada percobaan yang dilakukan oleh kelompok 3 bahwa jumlah bintik yang terbentuk
pada telur ayam broiler setelah direndam pada larutan metilen biru selama satu jam dapat
diketahui bahwa jumlah bintiknya sebanyak 15 bintik.
Pada percobaan oleh kelompok 4 dapat diketahui jumlah bintik yang terbentuk pada telur
ayam kampung setalah merendam pada larutan metilen biru selama satu jam adalh sebanyak 49
bintik.
Dari semua data yang telah didapat oleh setiap kelompok dapat diketahui bahwa jumlah
bintik yang paling banyak adalah bintik pada telur burung puyuh sebesar 134 bintik, sedangkan
paling sedikit adalah pada bintik telur bebek yaitu hanya terdapat 5 bintik saja. Dapat
disimpulkan bahwa semakin banyak jumlah bintik yang terdapat pada kulit telur setelah
perendaman dengan metilen biru maka dapat diketahui bahwa telur tersebut makin poros, dan
begitu juga sebaliknya.
BAB VI
KESIMPULAN
Pada percobaan yang telah dilakukan dapat diketahu bahwa jika ingin melihat baik
tidaknya kondisi sebuah telur dapt diketahu dari sifat fisik, struktur fisik. Dan jika ingin
mengetahui seberapa poros sebuah telur dapat diketahui dengan jumlah bintik yang terbentuk
setelah perendaman dengan metilen biru.
BAB VII
DAFTAR PUSTAKA
https://ml.scribd.com/doc/147055611/ LAPORAN-PRAKTIKUM-TELUR
PDF Created with deskPDF PDF Writer - Trial : http://www.docudesk.com
D.A. Pratiwi. Sri maryati. Srikini dan kawan – kawan. 2007. Biologi untuk SMA kelas
XI. Jakarta : Erlangga.
ch1za.blogspot.com/2012/05/laporan-hasil-praktikum-telur-susu.html
https://ml.scribd.com/doc/186165814/ laporan-morfologi-Telur
id.slideshare.net/titissari/ibm1pengantar-telur
BAB VIII
LAMPIRAN
a. Ketebalan kulit
b. Poros telur
c. Kuning Telur
LAPORAN PRAKTIKUM
Ilmu Bahan Makanan Dasar
Karakteristik Telur
DOSEN PEMBIMBING :
Ir. Rindiani, MP
DISUSUN OLEH :
Afifah Nur Hamidah G42140046
Jihaan Haajidah
G42140047
Farradiba
G42140070
Nurul Baro’ah S
G42140079
Elfrida Ramadhani
G42140082
Putri Febiana
G42140103
Oktalina Dwiki A.
G42140116
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN KESEHATAN
PRODI D-IV GIZI KLINIK
2014/2015