Minimal Intervensi di Kedokteran Gigi Ba
Minimal Intervensi di Kedokteran Gigi : Bagian 3. Perawatan Kedokteran Gigi
Anak - Protokol Pencegahan dan Penatalaksanaan dengan Menggunakan
Penilaian Resiko Karies untuk Bayi dan Anak-Anak
F. J. Ramos-Gomez,1 Y. O. Crystal,2 S. Domejean3 dan J.D.B. Featherstone4
ABSTRAK
Peningkatan prevalensi karies pada anak-anak di seluruh dunia baru-baru ini
menunjukkan kebutuhan akan program perawatan mulut yang sederhana namun juga
efektif. Program ini perlu untuk memasukkan contoh penatalaksanaan pencegahan
penyakit medis dan pendekatan perawatan berdasarkan risiko pasien secara
individual. Artikel ini menyajikan pendekatan terkini dengan bentuk dan alat yang
praktis berdasarkan prinsip penatalaksanaan karies sesuai dengan penilaian risiko,
CAMBRA. Metode ini akan membantu praktisi dokter gigi umum untuk
mengembangkan dan memelihara protokol komprehensif yang memadai dalam
kunjungan perawatan mulut pada bayi dan anak-anak. Kesehatan mulut perinatal
sangat penting dalam mencegah karies anak usia dini (ECC) pada anak-anak.
Pemberian perawatan dental kepada ibu hamil dan anak-anak mereka merupakan
strategi inovatif yang efektif dan pembangun penatalaksanaan yang efisien. Hal ini
mendorong pencegahan daripada intervensi, dan ini mungkin menjadi cara terbaik
untuk mencapai kesehatan mulut yang lebih lama bagi pasien muda. Praktik dokter
gigi umum dapat menggunakan dengan mudah protokol yang akan mengembangkan
kunjungan pencegahan dini dan bimbingan / konseling antisipatif daripada menunggu
kebutuhan akan perawatan restoratif.
PENDAHULUAN
Meskipun kemajuan yang dicapai dalam pengendalian karies di seluruh dunia
dengan pengaruh perlindungan fluorida, peningkatan penyebaran informasi
kebersihan mulut dan pendidikan makanan sehat yang meluas, karies gigi masih
merupakan penyakit kronis yang paling umum. Oleh karena itu, karies gigi menjadi
beban finansial utama masyarakat di berbagai banyak negara di seluruh dunia. Dalam
beberapa tahun terakhir, laporan menunjukkan bahwa karies pada gigi sulung
1
meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Belanda dan negaranegara lain.1-8
Karies anak usia dini (ECC) lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak muda
dari penduduk dengan sosial ekonomi yang rendah, etnis minoritas.9 Distribusi yang
tidak merata ini terjadi di berbagai banyak negara yang maju dengan 25% anak-anak
memiliki 75% permukaan yang terkena. Karies gigi adalah penyakit menular yang
dapat dicegah dan dapat ditularkan; dental karies terbukti secara benar bahwa
kehadirannya pada gigi sulung merupakan salah satu indikator terbaik untuk karies
masa depan pada gigi permanen.10, 11 Dengan demikian, identifikasi anak-anak yang
berisiko secara dini dan akurat sangatlah penting untuk mengontrol karies dengan
menghemat biaya. Tanda-tanda ECC dapat terdeteksi segera setelah erupsi gigi
pertama. Jika indikator risiko teridentifikasi lebih awal, praktik pencegahan kesehatan
mulut dapat dilaksanakan pada usia muda, penyakit ini dapat dikendalikan dan
perkembangannya melambat.
Di Amerika Serikat, American Dental Association (ADA), American
Academy of Pediatric Dentistry (AAPD), American Academy of Paediatrics (AAP),
American Association of Public Health Dentistry (AAPHD) dan Academy of General
Dentistry (AGD) semua merekomendasikan agar seorang anak harus menemui dokter
gigi dan mengunjungi 'klinik gigi' pada usia satu tahun atau ketika gigi erupsi pertama
kali.12-16 Klinik gigi didefinisikan sebagai hubungan berkelanjutan antara dokter gigi
dan pasien dimana kesehatan gigi dan mulut dapat dicapai dan dihasilkan secara
komprehensif sementara melibatkan partisipasi keluarga secara aktif.17 Meskipun
terdapat advokasi yang luas dari ‘klinik medis dan gigi’ dengan kunjungan kesehatan
gigi dan mulut pada bayi berusia satu tahun belum ditetapkan secara universal oleh
praktik dokter. Terdapat beberapa banyak dokter anak yang tidak mengetahui adanya
protokol dan rekomendasi berbasis bukti kesehatan mulut pada saat ini dan merujuk
anak-anak hanya bila terdapat bukti klinis dari penyakit gigi yang berkembang. Sejak
dokter keluarga dan dokter anak sering kali menjumpai anak-anak sampai enam kali
sebelum berusia dua tahun, hal ini sangat penting untuk mengambil janji sebagai
kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan evaluasi kesehatan mulut dan
2
melindungi anak-anak muda dari risiko karies dan merujuk untuk melakukan
perawatan gigi.18 Namun, dokter gigi umum harus dipersiapkan dalam menerima
anak-anak ini selama kunjungan evaluasi dan perawatan gigi pertama kali anak-anak.
Artikel ini menyajikan sebuah enam langkah protokol yang terbaru, sederhana dan
sistematis dalam pemeriksaan mulut bayi yang akan mempermudah pelaksanaan
kunjungan dini ke praktik dokter gigi.19 Oleh karena sifat karies gigi yang infeksius
dan menular, langkah pertama dalam pencegahan perkembangan ECC adalah dengan
memberikan perawatan kesehatan perinatal kepada calon ibu sesegera mungkin.
KESEHATAN MULUT PERINATAL
Karies merupakan penyakit yang menular, infeksius. Jika penyakit ini terus menerus
berlanjut, kavitasi permukaan dan detruksi jaringan gigi semakin memburuk seiring
berjalannya waktu. Kelompok bakteri Streptococci mutans (MS) (terutama
Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus) merupakan patogen utama dalam
proses karies, karena kemampuan bakteri tersebut untuk melekat ke permukaan gigi
yang halus dan memproduksi asam.20 Umumnya, kolonisasi MS di dalam rongga
mulut anak-anak adalah hasil transmisi organisme ini dari pengasuh pertama anakanak tersebut.21 Hubungan langsung terjadi antara jumlah MS pada perawat dan
prevalensi karies pada anak-anak mereka.22 Faktor-faktor yang mempengaruhi
kolonisasi meliputi konsumsi gula pada bayi dan kebiasaan yang memungkinkan
pemindahan saliva dari ibu / pengasuh ke bayi. Faktor ibu, seperti jumlah MS yang
tinggi, kesehatan mulut yang buruk, status sosioekonomi yang rendah dan seringnya
mengkonsumsi snack dapat meningkatkan risiko transmisi bakteri untuk bayinya.23
Bayi dapat diidentifikasi dengan jumlah MS yang tinggi pada mulut mereka bahkan
sebelum
erupsi
gigi
pertama
kali.19
Oleh
karena
itu,
penting
untuk
mempertimbangkan program perawatan mulut bayi dalam konteks dari pasangan
yang berpartisipasi atau ibu dan anak keduanya, yang mencakup perawatan kesehatan
mulut perinatal ibu, konseling dan perawatan yang komprehensif.
Dokter gigi yang profesional mulai menyadari peran penting yang dimainkan
seorang ibu untuk menentukan kesehatan mulut anaknya. Peningkatan kesehatan gigi
3
dan mulut calon ibu yang hamil dengan mengurangi jumlah bakteri patogen di dalam
mulut mereka sendiri, akan menunda akuisisi bakteri oral dan perkembangan ECC
pada anak-anak mereka.20 Lesi karies yang sembuh dengan perawatan sendiri, tidak
cukup untuk mengurangi risiko ibu mentransmisikan bakteri kariogenik untuk
keturunannya. Program perinatal yang efektif harus menerapkan praktik seperti
intervensi terapeutik dan konseling modifikasi gaya hidup selama pre dan post
partum untuk mengurangi jumlah MS dan lactobacilli pada ibu.24 Sayangnya, wanita
hamil seringkali tidak menerima perawatan kesehatan dan pendidikan tentang gigi
dan mulut pada waktu yang tepat. Banyak wanita yang tidak tahu mereka harus
mencari perawatan gigi selama kehamilannya. Dari mereka yang melakukannya,
mereka sering menemui dokter gigi yang enggan memberikan perawatan kepada ibu
hamil. Seseorang yang baru menjadi ibu juga lebih cenderung menerima gagasan
yang dapat meningkatkan kesehatan mulut anak-anak mereka,25 yang menjadikannya
sebagai 'jendela kesempatan' yang terbaik untuk perawatan pencegahan. Oleh karena
itu, penyedia layanan gigi, medis dan kebidanan memiliki kesempatan besar dalam
mendidik para ibu dengan menginformasikan kembali perubahan perilaku yang
positif dan efektif yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut anak-anak mereka di
masa depan secara signifikan.
KUNJUNGAN DINI PERAWATAN MULUT BAYI
Bayi dan orang tua (pengasuh) akan mendapatkan keuntungan dari kunjungan dini
kesehatan mulut bayi dan membentuk 'klinik gigi'. Kunjungan kesehatan mulut bayi
harus mencakup penilaian risiko karies, strategi pencegahan individual dan panduan
antisipatif.26,27 Menetapkan pengawasan periodisitas interval perawatan dan jalur
perawatan 'sesuai usia' ditentukan berdasarkan risiko penyakit pada masing-masing
pasien.28 Bayi dan balita tidak diharapkan koperatif selama pemeriksaan rongga
mulut; menangis dan bergerak merupakan repson yang umum. Menjelaskan kepada
para pengasuh apa yang diharapkan selama kunjungan ini dan melibatkan mereka
dalam berpartisipasi dapat menghilangkan beberapa ketakutan dan kekhawatiran
mereka.
4
Kunjungan kesehatan mulut bayi terdiri dari enam langkah protokol:
1. Penilaian risiko karies
2. Memposisikan anak yang tepat (knee-to knee exam)
3. Profilaksis menyikat gigi yang tepat berdasarkan usia
4. Pemeriksaan klinis rongga mulut dan gigi anak
5. Perawatan fluoride varnish
6. Penilaian risiko, bimbingan antisipatif dan konseling.
Penilaian resiko karies
Penilaian risiko bayi atau balita secara individual dalam mengembangkan karies
berfungsi sebagai dasar bagi penyedia layanan kesehatan dan orang tua / pengasuh
untuk mengidentifikasi dan memahami faktor risiko ECC pada anak. Penilaian risiko
karies yang sistematis berfungsi sebagai panduan bagi dokter gigi untuk merancang
protokol pengobatan dan pencegahan untuk anak-anak yang sudah menderita
penyakit dan anak-anak yang berisiko. Untuk hasil yang optimal, penilaian risiko
karies harus dilakukan sedini mungkin, dan sebaiknya sebelum onset proses penyakit.
Karena karies pada gigi sulung adalah predictor yang kuat dari karies pada gigi
permanen, penilaian dan pengelolaan risiko karies sangat penting, demikian juga
tindak lanjut berikutnya.29,30 Konsep keseimbangan karies menunjukkan bahwa
perkembangan atau penyembuhan karies gigi ditentukan oleh keseimbangan antara
faktor patologis dan faktor pelindung karies. 31,32,33 Faktor risiko ditentukan dari
anamnesa dengan orang tua dan dari penilaian klinis anak (Tabel 1).
Selama
wawancara
dengan
orang
tua/pengasuh,
penilaian
harus
mengeksplorasi faktor risiko biologis dan gaya hidup yang berkontribusi terhadap
perkembangan atau progresi karies. Contoh faktor risiko termasuk restorasi gigi yang
baru-baru ini dilakukan pada ibu, status sosial ekonomi keluarga yang rendah,
literatur kesehatan perawat yang rendah, asupan karbohidrat yang dapat difermentasi
pada anak, menggunakan botol yang mengandung cairan selain air dan penggunaan
5
'sippy cup’ yang mengandung susu, jus atau minuman manis ketika tidur dalam
jangka waktu yang lama.
Tabel 1. CAMBRA sebagai alat penilaian faktor resiko gigi berlubang (0-5 tahun)
**
Faktor biologis
Faktor risiko Faktor risiko Faktor
tinggi
sedang
protektif
Ibu / pengasuh yang pertama memiliki karies
aktif
Orang tua / pengasuh yang memiliki status
sosioekonomi rendah
Anak yang mengkonsumsi > 3 antara
makanan manis pada makanan ringan atau
minuman per hari
Anak yang tertidur dengan botol yang berisi
susu manis
Anak yang memiliki kebutuhan perawatan
kesehatan khusus
Anak yang merupakan imigran baru
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Faktor Pelindung
Anak yang mengkonsumsi air minum
dengan fluoride secara optimal atau
suplemen fluoride
Anak yang menyikat gigi setiap hari dengan
pasta gigi berfluoride
Anak menerima topikal fluorida dari tenaga
kesehatan profesional
Anak yang mengunjungi klinik gigi /
melakukan perawatan gigi reguler
Pengasuh yang pertama kali menggunakan
permen karet / permen karet xylitol
Temuan Klinis
Anak yang memiliki lebih dari satu dmfs
Anak yang memiliki lesi white spot yang
aktif atau kerusakan enamel
Anak yang memiliki Streptokokus mutans
yang tinggi
Anak yang memiliki plak pada gigi
Penilaian keseluruhan risiko karies gigi pada
anak: Tinggi Sedang Rendah
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
** Dimodifikasi dari Ramos-Gomez dkk.
Jurnal CDA 2007; 35: 687-702; Dan
formulir penilaian risiko karies ADA yang
tersedia
di
6
http://www.ada.org/sections/professionalRes
ources/pdfs/topic_caries_over6.pdf (diakses
Oktober 2012). Hak Cipta 2007/2010
California Dental Association. Dicetak ulang
dengan izin
Indikator penyakit klinis dari pemeriksaan mulut digunakan untuk
mendiagnosis karies. Dimana termasuk kavitasi lesi karies, lesi white spot /
dekalsifikasi yang diamati secara visual atau dengan radiografi dan restorasi yang
baru. Namun, manifestasi fisikal karies ini tidak memberi tahu kita mengapa penyakit
ini ada (Gambar 1). Dalam tiga kasus klinis yang disajikan pada Gambar 1, tanda
klinis (lesi karies pada tahap klinis yang berbeda) menunjukkan terdapatnya proses
karies yang aktif. Penilaian risiko karies dan penentuan faktor patologis, khususnya,
akan memandu pengambilan keputusan dan kustomisasi strategi terapeutik dan
pencegahannya, yang spesifik untuk setiap pasien.
Gambar. 1.b. Anak, berusia tiga tahun, dengan lesi
Gambar 1a - Lesi karies dengan tingkat klinis yang
berbeda: anak, 18 bulan, dengan lesi kavitasi yang
kavitasi yang terlokalisir pada permukaan labial gigi
telah lanjut
anterior
Gambar 1.c Anak, berusia maksila
tiga tahun,
dengan lesi
kavitasi yang terlokalisir pada permukaan labial gigi
7
maksila anterior
Faktor risiko biologis, juga dikenal sebagai faktor patologis, meliputi adanya
plak, gingival bleeding (indikator plak padat), pH yang rendah dan mulut yang
kering. Salah satu indikator yang tercatat ini kemudian dapat dikombinasikan dengan
data dari anamnesa untuk menentukan risiko pasien tersebut (Gambar 2). Pada anak
yang lebih tua, adanya pemakaian orthodontik dapat meningkatkan retensi plak dan
risiko karies.
Gambar 2 Anak berusia tiga tahun, dengan risiko karies yang tinggi. Terdapatnya plak gigi yang
terlihat, perdarahan gingiva dan lesi white spot pada servikal gigi posterior
Faktor pelindung, dimana merupakan indikator yang dapat mengurangi risiko
anak terhadap ECC, juga dapat dinilai saat anamesa dengan orang tua. Faktor-faktor
ini meliputi pemakaian fluorida yang optimal, akses terhadap perawatan gigi reguler
(misalnya, adanya klinik gigi), penyikatan gigi dengan pasta gigi berfluorida secara
konsisten, penggunaan air berfluoride dan xylitol di antara terapi kombinasi lainnya.
Memposisikan anak dengan tepat
Memposisikan anak dengan tepat sangatlah penting dalam melakukan pemeriksaan
klinis yang efektif dan efisien pada anak kecil. Secara umum, posisi knee to knee
dapat digunakan pada anak-anak yang berusia enam bulan sampai tiga tahun, atau
sampai usia lima tahun dengan anak-anak yang membutuhkan perawatan khusus.
Anak-anak yang berusia lebih dari tiga tahun mungkin dapat duduk di atas pangkuan
8
pengasuh mereka atau duduk sendirian di kursi. Pemeriksa dan pengasuh perlu
bekerja sama dalam transisi anak dari anamnesa hingga pemeriksaan (Gambar 3).
Dokter harus menjelaskan apa yang akan terjadi (tell, show and do) sebelum
memulai, dan mengantisipasi bahwa anak kecil mungkin menangis disebabkan karena
menangis merupakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan anak-anak seusia
ini. Memposisikan knee to knee memungkinkan anak untuk melihat orang tua selama
pemeriksaan. Hal ini juga memungkinkan orang tua / pengasuh untuk mengamati
temuan klinis dan demonstrasi kebersihan secara langsung, dengan lemah lembut
membantu untuk menstabilkan anak dengan aman ketika pemeriksaan klinis. Jika
anak
dapat
merasakan
interaksi
yang
ramah
dan
nyaman
antara
dokter
dan
perawat,
dia
akan
cenderung
bekerja sama dan
menghasilkan
pemeriksaan
yang lebih baik.
Gambar 3. Posisi knee to knee
Profilaksis Penyikatan Gigi
Profilaksis penyikatan gigi sangatlah efisien dalam menghilangkan plak pada
sebagian besar anak kecil. Profilaksis penyikatan gigi tidak membahayakan bagi
anak-anak kecil dan berfungsi untuk menunjukkan teknik penyikatan gigi yang tepat
terhadap pengasuh. Pemeriksa meretraksi bibir dan pipi anak tersebut dan
9
menunjukkan penyikatan sepanjang gingival margin. Pegangan spons dari sikat gigi
dengan ukuran yang sesuai dengan usia dapat digunakan untuk membantu membuka
mulut anak. Pegangan dari sikat gigi yang kedua bisa digunakan sebagai pengganjal
mulut. Selama melakukan 'tell-show-do' ini, pengasuh harus didorong untuk menyikat
gigi anak mereka setidaknya dua kali sehari, terutama sebelum tidur. Penggunaan
pasta gigi berfluoride harus ditekankan karena fluoride telah terbukti efektif dapat
mencegah karies. Orangtua dan pengasuh harus diinstruksikan untuk menggunakan
jumlah pasta gigi berfluoride dengan 'pea-sized' untuk anak-anak yang berusia dua
sampai enam tahun dan 'smear' untuk anak di bawah usia dua tahun.34, 35
Pemeriksaan klinis
Pemeriksa 'menghitung' gigi anak dengan keras, menggunakan pegangan sikat gigi
sebagai alat bantu jika diperlukan. Banyak penyedia layanan membuat permainan dari
tugas ini, menyanyikan lagu, menarik perhatian anak, dan jika semuanya gagal,
mengalihkan anak-anak dengan sikat gigi berwarna cerah atau mainan. Memuji anak
di setiap langkah atas kerja sama dan/atau perilaku baik mereka. Sementara
'menghitung' gigi, pemeriksa juga memeriksa jaringan lunak, jaringan keras dan
oklusi, jika anak dapat bekerja sama. Data dari hasil pemeriksaan klinis harus
dikombinasikan dengan data dari anamnesa pengasuh untuk mengetahui risiko karies
secara keseluruhan pada anak dan menetapkan diagnosis oral dan merumuskan
rencana perawatan (perawatan).
Informasi berikut yang harus didokumentasikan:
Terlihat plak dan lokasinya
Lesi white spot
Noda kecoklatan yang menunjukkan indikasi karies pada permukaan oklusal
Kerusakan gigi, pit fissure yang dalam, anomali gigi
Kehilangan gigi dan kerusakan gigi
Restorasi yang ada
Restorasi yang rusak
10
Gingivitis atau kelainan jaringan lunak lainnya
Oklusi
Perawatan fluorida
Fluorida merupakan metode pencegahan yang penting dan hemat biaya untuk
memperkuat email gigi dan mencegah karies. ADA dan UK NHS Departement of
Health merekomendasikan agar anak-anak dengan risiko karies tinggi mendapatkan
aplikasi topical fluoride varnish (FV) dan penggunaan ulang secara konsisten dengan
interval tiga / empat bulan.36 Direkomendasikan minimal setiap enam bulan bagi
anak-anak dengan risiko karies sedang bahkan jika anak-anak yang tinggal dalam
masyarakat yang sudah mendapatkan manfaat air berfluoridasi. Penyedia harus
mengulangi manfaat kumulatif dari flouride varnish, bahkan jika sebelumnya telah
disebutkan pada kunjungan tersebut. Setelah aplikasi, pengasuh harus diingatkan
untuk tidak membiarkan anak menyikat gigi atau makan makanan yang renyah /
lengket sepanjang hari agar memungkinkan flouride varnish menjadi efektif.
FV merupakan salah satu metode yang paling manjur dan lazim yang
digunakan oleh dokter gigi modern untuk memerangi karies anak usia dini. Menurut
ADA, penelitian yang luas telah menunjukkan bahwa FV aman dan efektif bagi
pasien dari semua umur.37 FV tidak menimbulkan rasa sakit, cepat dalam
penggunaannya, dan oleh karena itu dapat digunakan pada anak-anak yang sangat
muda.38 Namun, terdapat perdebatan yang meluas mengenai hasil referensi
rekomendasi yang berbeda untuk frekuensi dan periodisitas aplikasi FV. Beberapa
sumber menganjurkan perawatan FV setiap enam bulan, yang mengutip protokol ini
sebagai metode yang paling hemat biaya dengan hasil terbaik.39 Yang lain
berpendapat bahwa tiga varnish berturut-turut selama periode waktu seminggu, sekali
setahun, lebih efektif dari pada perawatan setengah tahunan.40,
41, 42
Bagaimanapun,
semua sumber setuju bahwa FV berguna sebagai standar penting komponen
perawatan dalam mencegah karies gigi dan sangat penting sebagai alat dalam
pemeliharaan kesehatan mulut untuk semua umur.40, 41, 42
Penilaian resiko, bimbingan antisipatif dan konseling
11
Rencana perawatan individual untuk setiap bayi / pengasuh dirancang berdasarkan
risiko yang ditentukan dari anamnesa terhadap orang tua dan pemeriksaan klinis anak
(Tabel 2 dan 3). Pendekatan ganda sangat penting untuk anak-anak yang beresiko
karies sedang dan tinggi dan orang tua / pengasuh mereka. Strategi perlu
direncanakan untuk menurunkan transmisi ibu atau pengasuh dari bakteri kariogenik
ke bayi melalui penggunaan obat kumur chlorhexidine dan produk xylitol untuk
perawat, dan fluoride varnish untuk pengasuh dan anak-anak keduanya.34 Selain itu,
perubahan diperlukan pada diet anak-anak, menyikat gigi dan aplikasi fluorida dapat
teridentifikasi dari analisis risiko.
Ilmu pencegahan karies terus berkembang. Tabel 2 menggambarkan
bagaimana untuk mengembangkan jalur perawatan bagi pasien. Terdapat beberapa
banyak pendekatan alternatif untuk pencegahan dan perawatan karies gigi, dengan
semakin banyak yang muncul terus menerus. Jalur perawatan harus tetap dinamis dan
berubah seiring berjalannya waktu sebagai keefektifan protokol baru dan terkini yang
telah divalidasi oleh bukti ilmiah. Orang tua harus diberikan informasi tambahan dan
panduan antisipatif tentang pencegahan kesehatan mulut yang spesifik untuk
kebutuhan anak mereka. Informasi tersebut mencakup masalah kebersihan,
pertumbuhan dan perkembangan (yaitu, erupsi gigi kebiasaan menghisap ibu jari),
oral habit, diet dan gizi dan pencegahan cedera (Tabel 2 dan 3). Pendekatan panduan
antisipatif dirancang untuk memanfaatkan dari waktu kritis untuk menerapkan praktik
kesehatan preventif dan mengurangi risiko anak terhadap penyakit oral yang dapat
dicegah.43, 44, 45
Komponen penting dari kunjungan ini adalah untuk menasihati orang tua untuk
mengubah faktor-faktor spesifik yang dapat menyebabkan karies aktif atau
peningkatan risiko karies pada anak mereka. Secara tradisional, rekomendasi secara
umum, seperti 'menyikat gigi dua kali sehari dan tidak memakan permen', telah
dianjurkan kepada orang tua dengan keberhasilan terbatas. Menggunakan anjuran
yang berpusat pada keluarga telah terbukti lebih menjanjikan karena orang tua lebih
terlibat dalam perubahan praktik yang spesifik. Wawancara motivasi adalah teknik
konseling yang bergantung pada komunikasi dua arah antara klinisi dan pasien atau
12
orang tua46 (Gambar 4). Hal ini termasuk membentuk aliansi terapeutik (yang
membangun hubungan baik dan kepercayaan), dengan mengajukan pertanyaan untuk
membantu orang tua mengidentifikasi masalah dan mendengarkan apa yang mereka
katakan, mendorong pernyataan motivasi diri, bersiap menghadapi perubahan
(mendiskusikan rintangan yang mengganggu tindakan), menanggapi dalam ketahanan
dan penjadwalan follow up, serta mempersiapkan bagi orang tua untuk akibat yang
tak terelakkan di jalan.47 Setelah wawancara motivasi singkat (konseling), orang tua /
pengasuh diminta untuk memilih dua tujuan pengelolaan diri atau rekomendasi
sebagai tugas mereka sebelum kunjungan evaluasi kembali dokter gigi berikutnya.
Orang tua / pengasuh diminta untuk berkomitmen terhadap dua sasaran yang dipilih
dan diberi tahu bahwa penyedia layanan kesehatan mulut akan menindaklanjuti
tujuan tersebut dengan mereka pada pertemuan berikutnya (lihat Tabel 2 dan 3 untuk
tujuan pengelolaan diri bagi orang tua / pengasuh)
Gambar 4. Wawancara Motivasi (Konseling)
Tabel 2. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun
Kategori resiko
(berusia 0
hingga 2
tahun)
Rendah
Pemeriksaan
mulut
periodik
Tahunan
Radiografi
Diagnostik
Uji saliva
Bitewings posterior
dengan interval 1224
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
Baseline
opsional
Fluoride
Di klinik: tidak
Rumah: sikat dua
kali sehari dengan
‘smear’ dari pasta
gigi F
Intervensi preventif
Xylitol
Tidak dibutuhkan
13
Sedang
Sedang;
patuh
Tinggi
Setiap enam
bulan
tidak
secara visual atau
dengan probe
Bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Disarankan
Setiap tiga
hingga enam
bulan
Bitewings posterior
pada interval 6-12
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Setiap
bulan
Anterior
(film
oklusal #2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
Dibutuhkan
tiga
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
perawat
tidur:
perawatan kumur
sodium fluoride
yang dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
14
dengan probe
Tinggi;
patuh
tidak
Lebih tinggi
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Setiap
sebulan
hingga tiga
bulan
Anterior
(film
oklusal # 2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Setiap
sebulan
hingga tiga
bulan
Anterior
(film
oklusal # 2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
15
fluoride
yang
dijual bebas
Tabel 3. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun
Kategori resiko
(berusia 0
hingga 2
tahun)
Rendah
Sedang
Sedang;
patuh
tidak
Tinggi
Tinggi;
patuh
tidak
Sealant
Tidak
Tidak
Intervensi preventif
Antibakter Bimbingan
i
/konseling
antisipasi
Tidak
Iya
Tidak
Iya
Tujuan
pengelolaa
n diri
Tidak
Tidak
Sealant
yang
melepaskan
fluoride
dianjurkan ada
pit dan fissure
yang dalam
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Sealant
yang
melepaskan
fluoride
dianjurkan ada
pit dan fissure
yang dalam
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Setiap sebulan
hingga
tiga
bulan
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Lesi
whitespot/sebe
lum kavitasi
n/a
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
Restorasi
Lesi yang ada
n/a
n/a
n/a
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
memungkinkan
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
16
Lebih tinggi
Setiap sebulan
hingga
tiga
bulan
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
memungkinkan
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
memungkinkan
KUNJUNGAN KEMBALI DAN PERIODESITAS KUNJUNGAN
Dokter harus mempertimbangkan kebutuhan masing-masing anak dalam menentukan
interval dan frekuensi yang tepat untuk pemeriksaan mulut;48 beberapa bayi dan balita
dengan risiko karies yang tinggi harus dievaluasi ulang setiap bulan (Tabel 2 dan 3).
Sebagian besar anak berisiko tinggi perlu dilihat dengan interval tiga bulan untuk
evaluasi ulang. Anak-anak dalam kategori risiko sedang harus dievaluasi dengan
interval enam bulan dan anak berisiko rendah dengan interval rentang 6-12 bulan
(Tabel 2 dan 3).
Setelah orang tua mengikuti anjuran selama tiga sampai enam bulan, dan anak
mereka datang kembali untuk melakukan penilaian ulang. Orang tua membutuhkan
dorongan secara dini bila terdapat perubahan perilaku baru yang dibutuhkan dan
waktu untuk pengajukan pertanyaan mengenai seberapa sulit dalam mengikuti
anjuran. Mereka harus menyadari bahwa perubahan praktik di klinik gigi tidak terjadi
dalam semalam. Pada kunjungan perawatan mulut bayi ini, penting untuk menilai
kembali status risiko dan memantau perbaikan pada tujuan pengelolaan diri yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selama penilaian kunjungan ulang ini, perubahan dapat
dilakukan dan protokol pencegahan diinformasikan ulang.
KESIMPULAN
Dokter gigi anak dan dokter gigi umum memiliki peran yang paling berpengaruh
dalam mencegah dan mengurangi keparahan karies anak usia dini pada anak-anak.
Dengan merangkul konsep 'klinik gigi', kesehatan mulut perinatal dan bayi, penyedia
layanan dapat menerapkan protokol pencegahan dan perawatan. Jalur perawatan ini
17
didasarkan pada risiko karies yang ditentukan secara individu dan menggunakan
penilaian risiko karies sesuai usia tertentu. Misalnya, perawatan untuk anak-anak
yang masih sangat muda harus mencakup intervensi pencegahan seperti aplikasi
varnish fluorida, sealant dan penggunaan produk xylitol. Bila diperlukan restorasi
namun tidak dapat dilakukan dengan mudah karena berbagai alasan, praktisi harus
mempertimbangkan restorasi terapi sementara (restorasi terapeutik sementaras/ITR),
menggunakan penggunaan hand rotary instrument atau low speed instrument untuk
menghilangkan karies yang sebagian diikuti dengan aplikasi adhesive, restorasi yang
dapat melepaskan fluoride seperti glass ionomer sement yang dimodifikasi resin. 49
Wawancara motivasi, bimbingan antisipatif dan mengatur tujuan pengelolaan diri
yang meningkatkan probabilitas untuk hasil dan sifat kesehatan mulut yang lebih
baik, tidak hanya untuk anak, tapi juga untuk seluruh keluarga. Kemitraan dengan
dokter yang profesional lainnya dengan tujuan untuk menyediakan layanan
pencegahan bagi penduduk yang berisiko tinggi kami yang sangat penting untuk
mencapai pengaruh kesehatan mulut yang lebih baik di masa depan. Tujuan
keseluruhannya adalah untuk menurunkan tingkat risiko dari waktu ke waktu dan
menghilangkan kebutuhan restorasi lebih lanjut dengan mengendalikan proses karies.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Claudie Damour-Terrasson, direktur penerbitan Group
Information Dentaire, Paris France, atas otorisasi terjemahan dan publikasi dari bagian dalam BDJ;
Dr Norman Tinanoff, Dr Manwai Ng atas kontribusi dan pengetahuan mereka terhadap proyek ini;
Ms Debra Tom atas bantuan editorialnya; dan HRSA Oral Health Disparities Collaborative untuk
penerapan instrumen CAMBRA dan pengembangan instrumen tujuan pengelolaan diri melalui High
Plains Health Center. Akhirnya, mereka ingin mengetahui AAPD dan AAP atas dukungan dan
kepemimpinan mereka dalam pengembangan penilaian resiko karies.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Oral health country/area profile program
(CAPP). Geneva: WHO, 2006. Online programme
at http://www.whocollab.od.mah.se/ (accessed October 2012).
available
18
2. Dye B A, Tan S, Smith V et al. Trends in oral health status: United States,
1988-1994 and 1999-2004. Vital Health Stat 11 2007: 1–92.
3. Pitts N B, Chestnutt I G, Evans D, White D, Chadwick B, Steele J G. The
dentinal caries experience of children in the United Kingdom, 2003. Br Dent
J 2006; 200: 313–320. | Article | PubMed | ISI | CAS |
4. Al-Jewair T S, Leake J L. The prevalence and risks of early childhood caries
(ECC) in Toronto, Canada. J Contemp Dent Pract 2010; 11: 1–8.
5. Armfield J M, Spencer A J. Changes in South Australian children's caries
experience: is caries
100. | Article | PubMed |
re-surfacing? Aust
Dent
J 2004; 49:
98–
6. Truin G J, van't Hof M A, Kalsbeek H, Frencken J E, König K G. Secular
trends of caries prevalence in 6- and 12-year-old Dutch children. Community
Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 249–252. | Article | PubMed |
7. Begzati A, Berisha M, Meqa K. Early childhood caries in preschool children
of Kosovo – a serious public health problem. BMC Public Health 2010; 10:
788. | Article | PubMed |
8. Ferro R, Besostri A, Meneghetti B et al. Oral Health inequalities in preschool
children in North-Eastern Italy as reflected by caries prevalence. Eur J Paedr
Dent2007; 8: 13–18
9. Vargas C M, Crall J J, Schneider D A. Sociodemographic distribution of
pediatric dental caries: NHANES
Assoc 1998; 129: 1229–1238. | PubMed |
III,
1988–1994. J
Am
Dent
10. Li Y, Wang W. Predicting caries in permanent teeth from caries in primary
teeth: an eight-year cohort study. J
566. | Article | PubMed | ISI | CAS |
Dent
Res 2002; 81:
561–
11. Alm A, Wendt L K, Koch G, Birkhed D. Prevalence of approximal caries in
posterior teeth in 15-year-old Swedish teenagers in relation to their caries
experience
at
3
years
of
age. Caries
Res 2007; 41:
392–
398. | Article | PubMed |
12. American Dental Association. Statement on early chidlhood caries. Chicago:
ADA,
2007.
ADA.
Online
statement
at http://www.ada.org/2057.aspx(accessed October 2012).
available
13. American Academy of Pediatric Dentistry reference manual 2010–
2011. Pediatr Dent 2010–2011; 32: 1–334.
19
14. Hale K J, American Academy of Pediatrics Section on Pediatric Dentistry.
Oral health risk assessment timing and establishment of the dental
home. Pediatrics2003; 111: 1113–1116. | Article | PubMed |
15. American Association of Public Health Dentistry. First oral health
assessment
policy.
AAPHD,
2004.
Online
policy
available
at http://www.aaphd.org/default.asp?page=FirstHealthPolicy.htm (accessed
October 2012).
16. Academy of General Dentistry. Policies, guidelines, positions statements and
fact
sheets.
Online
information
available
at http://www.agd.org/issuesadvocacy/policies/dentalcare/ (accessed
October 2012).
17. American Academy of Pediatric Dentistry. Definition of dental home.
Chicago:
AAPD,
2006 http://www.aapd.org/media/policies_guidelines/d_dentalhome.pdf(acces
sed October 2012).
18. Ismail A I, Nainar S M, Sohn W. Children's first dental visit: attitudes and
practices of US pediatricians and family physicians. Pediatr Dent 2003; 25:
425–430. | PubMed |
19. Ramos-Gomez F, Ng M W. Six step protocol for a successful infant oral care
visit.
Pediatric
dentistry
today,
2009. http://www.cdhp.org/resource/six_step_protocol_successful_infant_oral
_care_visit(accessed October 2012).
20. Ramos-Gomez F. Bacterial salivary markers' role in ECC risk assessment in
infants. J Dent Res 2006; 85B: poster 0516.
21. Seki M, Yamashita Y, Shibata Y, Torigoe H, Tsuda H, Maeno M. Effect of
mixed mutans streptococci colonization on caries development. Oral
Microbiol Immunol2006; 21: 47–52. | Article | PubMed |
22. Douglass J M, Li Y, Tinanoff N. Association of mutans streptococci between
caregivers and their children. Pediatr Dent 2008; 30: 375–387. | PubMed |
23. Tinanoff N, Kanellis M J, Vargas C M. Current understanding of the
epidemiology mechanisms, and prevention of dental caries in preschool
children. Pediatr Dent2002; 24: 543–551. | PubMed |
24. California Dental Association Foundation, American College of Obstetricians
and Gynecologists, District I X. Oral health during pregnancy and early
childhood: evidence-based guidelines for health professionals. J Calif Dent
Assoc 2010; 38: 391–403, 405–440.
20
25. Gajendra S, Kumar J V. Oral health and pregnancy: a review. N Y State Dent
J2004; 70: 40–44. | PubMed |
26. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs. Policy
on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and
preventive strategies. Pediatr Dent 2005–2006; 27: 31–33.
27. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics.
Policy on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and
preventive strategies. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 40–43.
28. Peretz B, Ram D, Azo E, Efrat Y. Preschool caries as an indicator of future
caries: a longitudinal study. Pediatr Dent 2003; 25: 114–118. | PubMed |
29. Tagliaferro E P, Pereira A C, Meneghim Mde C, Ambrosano G
M. Assessment of dental caries predictors in a seven-year longitudinal
study. J Public Health Dent2006; 66: 169–173. | Article | PubMed |
30. Featherstone J D. The caries balance: contributing factors and early
detection. J Calif Dent Assoc 2003; 31: 129–133. | PubMed |
31. Featherstone J D, Adair S M, Anderson M H et al. Caries management by risk
assessment: consensus statement, April 2002. J Calif Dent Assoc 2003; 31:
257–269. | PubMed |
32. Featherstone J D. The caries balance: the basis for caries management by risk
assessment. Oral Health Prev Dent 2004; 2: 259–264. | PubMed |
33. Featherstone J D. Caries prevention and reversal based on the caries
balance. Pediatr Dent 2006; 28: 128–132. | PubMed |
34. Ramos-Gomez F J. Clinical considerations for an infant oral health care
program. Compend Contin Educ Dent 2005; 26: 17–23. | PubMed |
35. Recommendations
from MCHB Expert Panel. Topical fluoride
recommendations for high-risk children – development of decision support
matrix. Altarum Institute, Washington: 2007. Online article available at http://
www.ncdhhs.gov/dph/oralhealth/library/includes/IMBresources/
TopicalFluorideRpt%204-30-09%20edited%20with%20link%201-10.pdf (acc
essed October 2012).
36. American Dental Association Council on Scientific Affairs. Professionally
applied topical fluoride: evidence-based clinical recommendations. J Dent
Educ 2007; 71: 393–402.
37. Autio-Gold
J. Recommendations for fluoride varnish use in caries
management. Dent Today 2008; 27: 64–67. | PubMed |
21
38. Moberg Sköld U, Petersson L G, Lith A, Birkhed D. Effect of school-based
fluoride varnish programmes on approximal caries in adolescents from
different caries risk areas. Caries Res 2005; 39: 273–279. | Article | PubMed |
39. Irigoyen M E, Luengas I, Zepeda M A, Sánchez-Pérez L T. Frequency of
fluoride varnish application in prevention of dental caries. Xochimilco,
Mexico: Universidad Autonoma Metropolitana.
40. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Fluoride varnishes for
preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst
Rev 2002: CD002279.
41. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Topical fluoride
(toothpastes, mouthrinses, gels or varnishes) for preventing dental caries in
children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev 2003: CD002782.
42. Marinho V C, Higgins J P, Sheiham A, Logan S. One topical fluoride
(toothpastes, or mouthrinses, or gels, or varnishes) versus another for
preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst
Rev 2004: CD002780.
43. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs.
Guideline on periodicity of examination, preventive dental services,
anticipatory guidance/counseling, and oral treatment for infants, children, and
adolescents. Pediatr Dent 2008; 30: 112–118.
44. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs.
Guideline on periodicity of examination, preventive dental services,
anticipatory guidance, and oral treatment for children. Pediatr Dent 2005–
2006; 27: 84–86.
45. American Academy of Pediatric Dentistry. Clinical guideline on periodicity of
examination, preventive dental services, anticipatory guidance, and oral
treatment for children. Pediatr Dent 2004; 26: 81–83.
46. Weinstein P, Harrison R, Benton T. Motivating parents to prevent caries in
their young children: one-year findings. J Am Dent Assoc 2004; 135: 731–
738. | PubMed |
47. Weinstein P. Provider versus patient-centered approaches to health promotion
with parents of young children: what works/does not work and why. Pediatr
Dent2006; 28: 172–176. | PubMed |
48. Ramos-Gomez F J, Crall J, Gansky S A, Slayton R L, Featherstone J
D. Caries risk assessment appropriate for the age 1 visit (infants and
toddlers). J Calif Dent Assoc 2007; 35: 687–702. | PubMed |
22
49. American Academy on Pediatric Dentistry Clinical Affairs CommitteeRestorative Dentistry Subcommittee, American Academy on Pediatric
Dentistry. Council on Clinical Affairs Guideline on pediatric restorative
dentistry. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 163–169.
23
Anak - Protokol Pencegahan dan Penatalaksanaan dengan Menggunakan
Penilaian Resiko Karies untuk Bayi dan Anak-Anak
F. J. Ramos-Gomez,1 Y. O. Crystal,2 S. Domejean3 dan J.D.B. Featherstone4
ABSTRAK
Peningkatan prevalensi karies pada anak-anak di seluruh dunia baru-baru ini
menunjukkan kebutuhan akan program perawatan mulut yang sederhana namun juga
efektif. Program ini perlu untuk memasukkan contoh penatalaksanaan pencegahan
penyakit medis dan pendekatan perawatan berdasarkan risiko pasien secara
individual. Artikel ini menyajikan pendekatan terkini dengan bentuk dan alat yang
praktis berdasarkan prinsip penatalaksanaan karies sesuai dengan penilaian risiko,
CAMBRA. Metode ini akan membantu praktisi dokter gigi umum untuk
mengembangkan dan memelihara protokol komprehensif yang memadai dalam
kunjungan perawatan mulut pada bayi dan anak-anak. Kesehatan mulut perinatal
sangat penting dalam mencegah karies anak usia dini (ECC) pada anak-anak.
Pemberian perawatan dental kepada ibu hamil dan anak-anak mereka merupakan
strategi inovatif yang efektif dan pembangun penatalaksanaan yang efisien. Hal ini
mendorong pencegahan daripada intervensi, dan ini mungkin menjadi cara terbaik
untuk mencapai kesehatan mulut yang lebih lama bagi pasien muda. Praktik dokter
gigi umum dapat menggunakan dengan mudah protokol yang akan mengembangkan
kunjungan pencegahan dini dan bimbingan / konseling antisipatif daripada menunggu
kebutuhan akan perawatan restoratif.
PENDAHULUAN
Meskipun kemajuan yang dicapai dalam pengendalian karies di seluruh dunia
dengan pengaruh perlindungan fluorida, peningkatan penyebaran informasi
kebersihan mulut dan pendidikan makanan sehat yang meluas, karies gigi masih
merupakan penyakit kronis yang paling umum. Oleh karena itu, karies gigi menjadi
beban finansial utama masyarakat di berbagai banyak negara di seluruh dunia. Dalam
beberapa tahun terakhir, laporan menunjukkan bahwa karies pada gigi sulung
1
meningkat di Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Australia, Belanda dan negaranegara lain.1-8
Karies anak usia dini (ECC) lebih banyak terjadi di kalangan anak-anak muda
dari penduduk dengan sosial ekonomi yang rendah, etnis minoritas.9 Distribusi yang
tidak merata ini terjadi di berbagai banyak negara yang maju dengan 25% anak-anak
memiliki 75% permukaan yang terkena. Karies gigi adalah penyakit menular yang
dapat dicegah dan dapat ditularkan; dental karies terbukti secara benar bahwa
kehadirannya pada gigi sulung merupakan salah satu indikator terbaik untuk karies
masa depan pada gigi permanen.10, 11 Dengan demikian, identifikasi anak-anak yang
berisiko secara dini dan akurat sangatlah penting untuk mengontrol karies dengan
menghemat biaya. Tanda-tanda ECC dapat terdeteksi segera setelah erupsi gigi
pertama. Jika indikator risiko teridentifikasi lebih awal, praktik pencegahan kesehatan
mulut dapat dilaksanakan pada usia muda, penyakit ini dapat dikendalikan dan
perkembangannya melambat.
Di Amerika Serikat, American Dental Association (ADA), American
Academy of Pediatric Dentistry (AAPD), American Academy of Paediatrics (AAP),
American Association of Public Health Dentistry (AAPHD) dan Academy of General
Dentistry (AGD) semua merekomendasikan agar seorang anak harus menemui dokter
gigi dan mengunjungi 'klinik gigi' pada usia satu tahun atau ketika gigi erupsi pertama
kali.12-16 Klinik gigi didefinisikan sebagai hubungan berkelanjutan antara dokter gigi
dan pasien dimana kesehatan gigi dan mulut dapat dicapai dan dihasilkan secara
komprehensif sementara melibatkan partisipasi keluarga secara aktif.17 Meskipun
terdapat advokasi yang luas dari ‘klinik medis dan gigi’ dengan kunjungan kesehatan
gigi dan mulut pada bayi berusia satu tahun belum ditetapkan secara universal oleh
praktik dokter. Terdapat beberapa banyak dokter anak yang tidak mengetahui adanya
protokol dan rekomendasi berbasis bukti kesehatan mulut pada saat ini dan merujuk
anak-anak hanya bila terdapat bukti klinis dari penyakit gigi yang berkembang. Sejak
dokter keluarga dan dokter anak sering kali menjumpai anak-anak sampai enam kali
sebelum berusia dua tahun, hal ini sangat penting untuk mengambil janji sebagai
kesempatan untuk meningkatkan kesadaran akan evaluasi kesehatan mulut dan
2
melindungi anak-anak muda dari risiko karies dan merujuk untuk melakukan
perawatan gigi.18 Namun, dokter gigi umum harus dipersiapkan dalam menerima
anak-anak ini selama kunjungan evaluasi dan perawatan gigi pertama kali anak-anak.
Artikel ini menyajikan sebuah enam langkah protokol yang terbaru, sederhana dan
sistematis dalam pemeriksaan mulut bayi yang akan mempermudah pelaksanaan
kunjungan dini ke praktik dokter gigi.19 Oleh karena sifat karies gigi yang infeksius
dan menular, langkah pertama dalam pencegahan perkembangan ECC adalah dengan
memberikan perawatan kesehatan perinatal kepada calon ibu sesegera mungkin.
KESEHATAN MULUT PERINATAL
Karies merupakan penyakit yang menular, infeksius. Jika penyakit ini terus menerus
berlanjut, kavitasi permukaan dan detruksi jaringan gigi semakin memburuk seiring
berjalannya waktu. Kelompok bakteri Streptococci mutans (MS) (terutama
Streptococcus mutans dan Streptococcus sobrinus) merupakan patogen utama dalam
proses karies, karena kemampuan bakteri tersebut untuk melekat ke permukaan gigi
yang halus dan memproduksi asam.20 Umumnya, kolonisasi MS di dalam rongga
mulut anak-anak adalah hasil transmisi organisme ini dari pengasuh pertama anakanak tersebut.21 Hubungan langsung terjadi antara jumlah MS pada perawat dan
prevalensi karies pada anak-anak mereka.22 Faktor-faktor yang mempengaruhi
kolonisasi meliputi konsumsi gula pada bayi dan kebiasaan yang memungkinkan
pemindahan saliva dari ibu / pengasuh ke bayi. Faktor ibu, seperti jumlah MS yang
tinggi, kesehatan mulut yang buruk, status sosioekonomi yang rendah dan seringnya
mengkonsumsi snack dapat meningkatkan risiko transmisi bakteri untuk bayinya.23
Bayi dapat diidentifikasi dengan jumlah MS yang tinggi pada mulut mereka bahkan
sebelum
erupsi
gigi
pertama
kali.19
Oleh
karena
itu,
penting
untuk
mempertimbangkan program perawatan mulut bayi dalam konteks dari pasangan
yang berpartisipasi atau ibu dan anak keduanya, yang mencakup perawatan kesehatan
mulut perinatal ibu, konseling dan perawatan yang komprehensif.
Dokter gigi yang profesional mulai menyadari peran penting yang dimainkan
seorang ibu untuk menentukan kesehatan mulut anaknya. Peningkatan kesehatan gigi
3
dan mulut calon ibu yang hamil dengan mengurangi jumlah bakteri patogen di dalam
mulut mereka sendiri, akan menunda akuisisi bakteri oral dan perkembangan ECC
pada anak-anak mereka.20 Lesi karies yang sembuh dengan perawatan sendiri, tidak
cukup untuk mengurangi risiko ibu mentransmisikan bakteri kariogenik untuk
keturunannya. Program perinatal yang efektif harus menerapkan praktik seperti
intervensi terapeutik dan konseling modifikasi gaya hidup selama pre dan post
partum untuk mengurangi jumlah MS dan lactobacilli pada ibu.24 Sayangnya, wanita
hamil seringkali tidak menerima perawatan kesehatan dan pendidikan tentang gigi
dan mulut pada waktu yang tepat. Banyak wanita yang tidak tahu mereka harus
mencari perawatan gigi selama kehamilannya. Dari mereka yang melakukannya,
mereka sering menemui dokter gigi yang enggan memberikan perawatan kepada ibu
hamil. Seseorang yang baru menjadi ibu juga lebih cenderung menerima gagasan
yang dapat meningkatkan kesehatan mulut anak-anak mereka,25 yang menjadikannya
sebagai 'jendela kesempatan' yang terbaik untuk perawatan pencegahan. Oleh karena
itu, penyedia layanan gigi, medis dan kebidanan memiliki kesempatan besar dalam
mendidik para ibu dengan menginformasikan kembali perubahan perilaku yang
positif dan efektif yang dapat mempengaruhi kesehatan mulut anak-anak mereka di
masa depan secara signifikan.
KUNJUNGAN DINI PERAWATAN MULUT BAYI
Bayi dan orang tua (pengasuh) akan mendapatkan keuntungan dari kunjungan dini
kesehatan mulut bayi dan membentuk 'klinik gigi'. Kunjungan kesehatan mulut bayi
harus mencakup penilaian risiko karies, strategi pencegahan individual dan panduan
antisipatif.26,27 Menetapkan pengawasan periodisitas interval perawatan dan jalur
perawatan 'sesuai usia' ditentukan berdasarkan risiko penyakit pada masing-masing
pasien.28 Bayi dan balita tidak diharapkan koperatif selama pemeriksaan rongga
mulut; menangis dan bergerak merupakan repson yang umum. Menjelaskan kepada
para pengasuh apa yang diharapkan selama kunjungan ini dan melibatkan mereka
dalam berpartisipasi dapat menghilangkan beberapa ketakutan dan kekhawatiran
mereka.
4
Kunjungan kesehatan mulut bayi terdiri dari enam langkah protokol:
1. Penilaian risiko karies
2. Memposisikan anak yang tepat (knee-to knee exam)
3. Profilaksis menyikat gigi yang tepat berdasarkan usia
4. Pemeriksaan klinis rongga mulut dan gigi anak
5. Perawatan fluoride varnish
6. Penilaian risiko, bimbingan antisipatif dan konseling.
Penilaian resiko karies
Penilaian risiko bayi atau balita secara individual dalam mengembangkan karies
berfungsi sebagai dasar bagi penyedia layanan kesehatan dan orang tua / pengasuh
untuk mengidentifikasi dan memahami faktor risiko ECC pada anak. Penilaian risiko
karies yang sistematis berfungsi sebagai panduan bagi dokter gigi untuk merancang
protokol pengobatan dan pencegahan untuk anak-anak yang sudah menderita
penyakit dan anak-anak yang berisiko. Untuk hasil yang optimal, penilaian risiko
karies harus dilakukan sedini mungkin, dan sebaiknya sebelum onset proses penyakit.
Karena karies pada gigi sulung adalah predictor yang kuat dari karies pada gigi
permanen, penilaian dan pengelolaan risiko karies sangat penting, demikian juga
tindak lanjut berikutnya.29,30 Konsep keseimbangan karies menunjukkan bahwa
perkembangan atau penyembuhan karies gigi ditentukan oleh keseimbangan antara
faktor patologis dan faktor pelindung karies. 31,32,33 Faktor risiko ditentukan dari
anamnesa dengan orang tua dan dari penilaian klinis anak (Tabel 1).
Selama
wawancara
dengan
orang
tua/pengasuh,
penilaian
harus
mengeksplorasi faktor risiko biologis dan gaya hidup yang berkontribusi terhadap
perkembangan atau progresi karies. Contoh faktor risiko termasuk restorasi gigi yang
baru-baru ini dilakukan pada ibu, status sosial ekonomi keluarga yang rendah,
literatur kesehatan perawat yang rendah, asupan karbohidrat yang dapat difermentasi
pada anak, menggunakan botol yang mengandung cairan selain air dan penggunaan
5
'sippy cup’ yang mengandung susu, jus atau minuman manis ketika tidur dalam
jangka waktu yang lama.
Tabel 1. CAMBRA sebagai alat penilaian faktor resiko gigi berlubang (0-5 tahun)
**
Faktor biologis
Faktor risiko Faktor risiko Faktor
tinggi
sedang
protektif
Ibu / pengasuh yang pertama memiliki karies
aktif
Orang tua / pengasuh yang memiliki status
sosioekonomi rendah
Anak yang mengkonsumsi > 3 antara
makanan manis pada makanan ringan atau
minuman per hari
Anak yang tertidur dengan botol yang berisi
susu manis
Anak yang memiliki kebutuhan perawatan
kesehatan khusus
Anak yang merupakan imigran baru
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Faktor Pelindung
Anak yang mengkonsumsi air minum
dengan fluoride secara optimal atau
suplemen fluoride
Anak yang menyikat gigi setiap hari dengan
pasta gigi berfluoride
Anak menerima topikal fluorida dari tenaga
kesehatan profesional
Anak yang mengunjungi klinik gigi /
melakukan perawatan gigi reguler
Pengasuh yang pertama kali menggunakan
permen karet / permen karet xylitol
Temuan Klinis
Anak yang memiliki lebih dari satu dmfs
Anak yang memiliki lesi white spot yang
aktif atau kerusakan enamel
Anak yang memiliki Streptokokus mutans
yang tinggi
Anak yang memiliki plak pada gigi
Penilaian keseluruhan risiko karies gigi pada
anak: Tinggi Sedang Rendah
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
Iya
** Dimodifikasi dari Ramos-Gomez dkk.
Jurnal CDA 2007; 35: 687-702; Dan
formulir penilaian risiko karies ADA yang
tersedia
di
6
http://www.ada.org/sections/professionalRes
ources/pdfs/topic_caries_over6.pdf (diakses
Oktober 2012). Hak Cipta 2007/2010
California Dental Association. Dicetak ulang
dengan izin
Indikator penyakit klinis dari pemeriksaan mulut digunakan untuk
mendiagnosis karies. Dimana termasuk kavitasi lesi karies, lesi white spot /
dekalsifikasi yang diamati secara visual atau dengan radiografi dan restorasi yang
baru. Namun, manifestasi fisikal karies ini tidak memberi tahu kita mengapa penyakit
ini ada (Gambar 1). Dalam tiga kasus klinis yang disajikan pada Gambar 1, tanda
klinis (lesi karies pada tahap klinis yang berbeda) menunjukkan terdapatnya proses
karies yang aktif. Penilaian risiko karies dan penentuan faktor patologis, khususnya,
akan memandu pengambilan keputusan dan kustomisasi strategi terapeutik dan
pencegahannya, yang spesifik untuk setiap pasien.
Gambar. 1.b. Anak, berusia tiga tahun, dengan lesi
Gambar 1a - Lesi karies dengan tingkat klinis yang
berbeda: anak, 18 bulan, dengan lesi kavitasi yang
kavitasi yang terlokalisir pada permukaan labial gigi
telah lanjut
anterior
Gambar 1.c Anak, berusia maksila
tiga tahun,
dengan lesi
kavitasi yang terlokalisir pada permukaan labial gigi
7
maksila anterior
Faktor risiko biologis, juga dikenal sebagai faktor patologis, meliputi adanya
plak, gingival bleeding (indikator plak padat), pH yang rendah dan mulut yang
kering. Salah satu indikator yang tercatat ini kemudian dapat dikombinasikan dengan
data dari anamnesa untuk menentukan risiko pasien tersebut (Gambar 2). Pada anak
yang lebih tua, adanya pemakaian orthodontik dapat meningkatkan retensi plak dan
risiko karies.
Gambar 2 Anak berusia tiga tahun, dengan risiko karies yang tinggi. Terdapatnya plak gigi yang
terlihat, perdarahan gingiva dan lesi white spot pada servikal gigi posterior
Faktor pelindung, dimana merupakan indikator yang dapat mengurangi risiko
anak terhadap ECC, juga dapat dinilai saat anamesa dengan orang tua. Faktor-faktor
ini meliputi pemakaian fluorida yang optimal, akses terhadap perawatan gigi reguler
(misalnya, adanya klinik gigi), penyikatan gigi dengan pasta gigi berfluorida secara
konsisten, penggunaan air berfluoride dan xylitol di antara terapi kombinasi lainnya.
Memposisikan anak dengan tepat
Memposisikan anak dengan tepat sangatlah penting dalam melakukan pemeriksaan
klinis yang efektif dan efisien pada anak kecil. Secara umum, posisi knee to knee
dapat digunakan pada anak-anak yang berusia enam bulan sampai tiga tahun, atau
sampai usia lima tahun dengan anak-anak yang membutuhkan perawatan khusus.
Anak-anak yang berusia lebih dari tiga tahun mungkin dapat duduk di atas pangkuan
8
pengasuh mereka atau duduk sendirian di kursi. Pemeriksa dan pengasuh perlu
bekerja sama dalam transisi anak dari anamnesa hingga pemeriksaan (Gambar 3).
Dokter harus menjelaskan apa yang akan terjadi (tell, show and do) sebelum
memulai, dan mengantisipasi bahwa anak kecil mungkin menangis disebabkan karena
menangis merupakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan anak-anak seusia
ini. Memposisikan knee to knee memungkinkan anak untuk melihat orang tua selama
pemeriksaan. Hal ini juga memungkinkan orang tua / pengasuh untuk mengamati
temuan klinis dan demonstrasi kebersihan secara langsung, dengan lemah lembut
membantu untuk menstabilkan anak dengan aman ketika pemeriksaan klinis. Jika
anak
dapat
merasakan
interaksi
yang
ramah
dan
nyaman
antara
dokter
dan
perawat,
dia
akan
cenderung
bekerja sama dan
menghasilkan
pemeriksaan
yang lebih baik.
Gambar 3. Posisi knee to knee
Profilaksis Penyikatan Gigi
Profilaksis penyikatan gigi sangatlah efisien dalam menghilangkan plak pada
sebagian besar anak kecil. Profilaksis penyikatan gigi tidak membahayakan bagi
anak-anak kecil dan berfungsi untuk menunjukkan teknik penyikatan gigi yang tepat
terhadap pengasuh. Pemeriksa meretraksi bibir dan pipi anak tersebut dan
9
menunjukkan penyikatan sepanjang gingival margin. Pegangan spons dari sikat gigi
dengan ukuran yang sesuai dengan usia dapat digunakan untuk membantu membuka
mulut anak. Pegangan dari sikat gigi yang kedua bisa digunakan sebagai pengganjal
mulut. Selama melakukan 'tell-show-do' ini, pengasuh harus didorong untuk menyikat
gigi anak mereka setidaknya dua kali sehari, terutama sebelum tidur. Penggunaan
pasta gigi berfluoride harus ditekankan karena fluoride telah terbukti efektif dapat
mencegah karies. Orangtua dan pengasuh harus diinstruksikan untuk menggunakan
jumlah pasta gigi berfluoride dengan 'pea-sized' untuk anak-anak yang berusia dua
sampai enam tahun dan 'smear' untuk anak di bawah usia dua tahun.34, 35
Pemeriksaan klinis
Pemeriksa 'menghitung' gigi anak dengan keras, menggunakan pegangan sikat gigi
sebagai alat bantu jika diperlukan. Banyak penyedia layanan membuat permainan dari
tugas ini, menyanyikan lagu, menarik perhatian anak, dan jika semuanya gagal,
mengalihkan anak-anak dengan sikat gigi berwarna cerah atau mainan. Memuji anak
di setiap langkah atas kerja sama dan/atau perilaku baik mereka. Sementara
'menghitung' gigi, pemeriksa juga memeriksa jaringan lunak, jaringan keras dan
oklusi, jika anak dapat bekerja sama. Data dari hasil pemeriksaan klinis harus
dikombinasikan dengan data dari anamnesa pengasuh untuk mengetahui risiko karies
secara keseluruhan pada anak dan menetapkan diagnosis oral dan merumuskan
rencana perawatan (perawatan).
Informasi berikut yang harus didokumentasikan:
Terlihat plak dan lokasinya
Lesi white spot
Noda kecoklatan yang menunjukkan indikasi karies pada permukaan oklusal
Kerusakan gigi, pit fissure yang dalam, anomali gigi
Kehilangan gigi dan kerusakan gigi
Restorasi yang ada
Restorasi yang rusak
10
Gingivitis atau kelainan jaringan lunak lainnya
Oklusi
Perawatan fluorida
Fluorida merupakan metode pencegahan yang penting dan hemat biaya untuk
memperkuat email gigi dan mencegah karies. ADA dan UK NHS Departement of
Health merekomendasikan agar anak-anak dengan risiko karies tinggi mendapatkan
aplikasi topical fluoride varnish (FV) dan penggunaan ulang secara konsisten dengan
interval tiga / empat bulan.36 Direkomendasikan minimal setiap enam bulan bagi
anak-anak dengan risiko karies sedang bahkan jika anak-anak yang tinggal dalam
masyarakat yang sudah mendapatkan manfaat air berfluoridasi. Penyedia harus
mengulangi manfaat kumulatif dari flouride varnish, bahkan jika sebelumnya telah
disebutkan pada kunjungan tersebut. Setelah aplikasi, pengasuh harus diingatkan
untuk tidak membiarkan anak menyikat gigi atau makan makanan yang renyah /
lengket sepanjang hari agar memungkinkan flouride varnish menjadi efektif.
FV merupakan salah satu metode yang paling manjur dan lazim yang
digunakan oleh dokter gigi modern untuk memerangi karies anak usia dini. Menurut
ADA, penelitian yang luas telah menunjukkan bahwa FV aman dan efektif bagi
pasien dari semua umur.37 FV tidak menimbulkan rasa sakit, cepat dalam
penggunaannya, dan oleh karena itu dapat digunakan pada anak-anak yang sangat
muda.38 Namun, terdapat perdebatan yang meluas mengenai hasil referensi
rekomendasi yang berbeda untuk frekuensi dan periodisitas aplikasi FV. Beberapa
sumber menganjurkan perawatan FV setiap enam bulan, yang mengutip protokol ini
sebagai metode yang paling hemat biaya dengan hasil terbaik.39 Yang lain
berpendapat bahwa tiga varnish berturut-turut selama periode waktu seminggu, sekali
setahun, lebih efektif dari pada perawatan setengah tahunan.40,
41, 42
Bagaimanapun,
semua sumber setuju bahwa FV berguna sebagai standar penting komponen
perawatan dalam mencegah karies gigi dan sangat penting sebagai alat dalam
pemeliharaan kesehatan mulut untuk semua umur.40, 41, 42
Penilaian resiko, bimbingan antisipatif dan konseling
11
Rencana perawatan individual untuk setiap bayi / pengasuh dirancang berdasarkan
risiko yang ditentukan dari anamnesa terhadap orang tua dan pemeriksaan klinis anak
(Tabel 2 dan 3). Pendekatan ganda sangat penting untuk anak-anak yang beresiko
karies sedang dan tinggi dan orang tua / pengasuh mereka. Strategi perlu
direncanakan untuk menurunkan transmisi ibu atau pengasuh dari bakteri kariogenik
ke bayi melalui penggunaan obat kumur chlorhexidine dan produk xylitol untuk
perawat, dan fluoride varnish untuk pengasuh dan anak-anak keduanya.34 Selain itu,
perubahan diperlukan pada diet anak-anak, menyikat gigi dan aplikasi fluorida dapat
teridentifikasi dari analisis risiko.
Ilmu pencegahan karies terus berkembang. Tabel 2 menggambarkan
bagaimana untuk mengembangkan jalur perawatan bagi pasien. Terdapat beberapa
banyak pendekatan alternatif untuk pencegahan dan perawatan karies gigi, dengan
semakin banyak yang muncul terus menerus. Jalur perawatan harus tetap dinamis dan
berubah seiring berjalannya waktu sebagai keefektifan protokol baru dan terkini yang
telah divalidasi oleh bukti ilmiah. Orang tua harus diberikan informasi tambahan dan
panduan antisipatif tentang pencegahan kesehatan mulut yang spesifik untuk
kebutuhan anak mereka. Informasi tersebut mencakup masalah kebersihan,
pertumbuhan dan perkembangan (yaitu, erupsi gigi kebiasaan menghisap ibu jari),
oral habit, diet dan gizi dan pencegahan cedera (Tabel 2 dan 3). Pendekatan panduan
antisipatif dirancang untuk memanfaatkan dari waktu kritis untuk menerapkan praktik
kesehatan preventif dan mengurangi risiko anak terhadap penyakit oral yang dapat
dicegah.43, 44, 45
Komponen penting dari kunjungan ini adalah untuk menasihati orang tua untuk
mengubah faktor-faktor spesifik yang dapat menyebabkan karies aktif atau
peningkatan risiko karies pada anak mereka. Secara tradisional, rekomendasi secara
umum, seperti 'menyikat gigi dua kali sehari dan tidak memakan permen', telah
dianjurkan kepada orang tua dengan keberhasilan terbatas. Menggunakan anjuran
yang berpusat pada keluarga telah terbukti lebih menjanjikan karena orang tua lebih
terlibat dalam perubahan praktik yang spesifik. Wawancara motivasi adalah teknik
konseling yang bergantung pada komunikasi dua arah antara klinisi dan pasien atau
12
orang tua46 (Gambar 4). Hal ini termasuk membentuk aliansi terapeutik (yang
membangun hubungan baik dan kepercayaan), dengan mengajukan pertanyaan untuk
membantu orang tua mengidentifikasi masalah dan mendengarkan apa yang mereka
katakan, mendorong pernyataan motivasi diri, bersiap menghadapi perubahan
(mendiskusikan rintangan yang mengganggu tindakan), menanggapi dalam ketahanan
dan penjadwalan follow up, serta mempersiapkan bagi orang tua untuk akibat yang
tak terelakkan di jalan.47 Setelah wawancara motivasi singkat (konseling), orang tua /
pengasuh diminta untuk memilih dua tujuan pengelolaan diri atau rekomendasi
sebagai tugas mereka sebelum kunjungan evaluasi kembali dokter gigi berikutnya.
Orang tua / pengasuh diminta untuk berkomitmen terhadap dua sasaran yang dipilih
dan diberi tahu bahwa penyedia layanan kesehatan mulut akan menindaklanjuti
tujuan tersebut dengan mereka pada pertemuan berikutnya (lihat Tabel 2 dan 3 untuk
tujuan pengelolaan diri bagi orang tua / pengasuh)
Gambar 4. Wawancara Motivasi (Konseling)
Tabel 2. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun
Kategori resiko
(berusia 0
hingga 2
tahun)
Rendah
Pemeriksaan
mulut
periodik
Tahunan
Radiografi
Diagnostik
Uji saliva
Bitewings posterior
dengan interval 1224
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
Baseline
opsional
Fluoride
Di klinik: tidak
Rumah: sikat dua
kali sehari dengan
‘smear’ dari pasta
gigi F
Intervensi preventif
Xylitol
Tidak dibutuhkan
13
Sedang
Sedang;
patuh
Tinggi
Setiap enam
bulan
tidak
secara visual atau
dengan probe
Bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Disarankan
Setiap tiga
hingga enam
bulan
Bitewings posterior
pada interval 6-12
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Setiap
bulan
Anterior
(film
oklusal #2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
Dibutuhkan
tiga
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
perawat
tidur:
perawatan kumur
sodium fluoride
yang dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
14
dengan probe
Tinggi;
patuh
tidak
Lebih tinggi
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Setiap
sebulan
hingga tiga
bulan
Anterior
(film
oklusal # 2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Setiap
sebulan
hingga tiga
bulan
Anterior
(film
oklusal # 2) dan
bitewings posterior
dengan interval 612
bulan
jika
permukaan
proksimal
tidak
dapat
diperiksa
secara visual atau
dengan probe
Dibutuhkan
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
fluoride
yang
dijual bebas
Di
kantor:
kunjungan
dini
dan pemanggilan
kembali aplikasi
F varnish Rumah:
Sikat dua kali
sehari
dengan
“smear’ dari pasta
gigi
F
yang
dipadukan dengan
‘smear’ dari pasta
gigi
yang
mengandung
kalsiumphopspate
900
ppm
pada
pengasuh sebelum
tidur: perawatan
kumur
sodium
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
Anak: tisu yang
mengadung xylitol
Pengasuh:
dua
batang
permen
karet
atau dua
permen empat kali
sehari
15
fluoride
yang
dijual bebas
Tabel 3. Protokol pelaksanaan karies untuk anak berusia 0-2 tahun
Kategori resiko
(berusia 0
hingga 2
tahun)
Rendah
Sedang
Sedang;
patuh
tidak
Tinggi
Tinggi;
patuh
tidak
Sealant
Tidak
Tidak
Intervensi preventif
Antibakter Bimbingan
i
/konseling
antisipasi
Tidak
Iya
Tidak
Iya
Tujuan
pengelolaa
n diri
Tidak
Tidak
Sealant
yang
melepaskan
fluoride
dianjurkan ada
pit dan fissure
yang dalam
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Sealant
yang
melepaskan
fluoride
dianjurkan ada
pit dan fissure
yang dalam
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Setiap sebulan
hingga
tiga
bulan
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
Lesi
whitespot/sebe
lum kavitasi
n/a
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
Restorasi
Lesi yang ada
n/a
n/a
n/a
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
memungkinkan
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
16
Lebih tinggi
Setiap sebulan
hingga
tiga
bulan
Dianjurkan
bagi
pengasuh
Iya
Iya
remineralisasi
Perawatan
dengan
produk
fluoride
seperti yang
ditunjukkan
untuk
mendorong
remineralisasi
memungkinkan
ITR
(restorasi
terapeutik
sementara)
atau
perawatan restoratif
konvensional
dengan
koperatif
pasien dan keadaan
keluarga
yang
memungkinkan
KUNJUNGAN KEMBALI DAN PERIODESITAS KUNJUNGAN
Dokter harus mempertimbangkan kebutuhan masing-masing anak dalam menentukan
interval dan frekuensi yang tepat untuk pemeriksaan mulut;48 beberapa bayi dan balita
dengan risiko karies yang tinggi harus dievaluasi ulang setiap bulan (Tabel 2 dan 3).
Sebagian besar anak berisiko tinggi perlu dilihat dengan interval tiga bulan untuk
evaluasi ulang. Anak-anak dalam kategori risiko sedang harus dievaluasi dengan
interval enam bulan dan anak berisiko rendah dengan interval rentang 6-12 bulan
(Tabel 2 dan 3).
Setelah orang tua mengikuti anjuran selama tiga sampai enam bulan, dan anak
mereka datang kembali untuk melakukan penilaian ulang. Orang tua membutuhkan
dorongan secara dini bila terdapat perubahan perilaku baru yang dibutuhkan dan
waktu untuk pengajukan pertanyaan mengenai seberapa sulit dalam mengikuti
anjuran. Mereka harus menyadari bahwa perubahan praktik di klinik gigi tidak terjadi
dalam semalam. Pada kunjungan perawatan mulut bayi ini, penting untuk menilai
kembali status risiko dan memantau perbaikan pada tujuan pengelolaan diri yang
telah ditetapkan sebelumnya. Selama penilaian kunjungan ulang ini, perubahan dapat
dilakukan dan protokol pencegahan diinformasikan ulang.
KESIMPULAN
Dokter gigi anak dan dokter gigi umum memiliki peran yang paling berpengaruh
dalam mencegah dan mengurangi keparahan karies anak usia dini pada anak-anak.
Dengan merangkul konsep 'klinik gigi', kesehatan mulut perinatal dan bayi, penyedia
layanan dapat menerapkan protokol pencegahan dan perawatan. Jalur perawatan ini
17
didasarkan pada risiko karies yang ditentukan secara individu dan menggunakan
penilaian risiko karies sesuai usia tertentu. Misalnya, perawatan untuk anak-anak
yang masih sangat muda harus mencakup intervensi pencegahan seperti aplikasi
varnish fluorida, sealant dan penggunaan produk xylitol. Bila diperlukan restorasi
namun tidak dapat dilakukan dengan mudah karena berbagai alasan, praktisi harus
mempertimbangkan restorasi terapi sementara (restorasi terapeutik sementaras/ITR),
menggunakan penggunaan hand rotary instrument atau low speed instrument untuk
menghilangkan karies yang sebagian diikuti dengan aplikasi adhesive, restorasi yang
dapat melepaskan fluoride seperti glass ionomer sement yang dimodifikasi resin. 49
Wawancara motivasi, bimbingan antisipatif dan mengatur tujuan pengelolaan diri
yang meningkatkan probabilitas untuk hasil dan sifat kesehatan mulut yang lebih
baik, tidak hanya untuk anak, tapi juga untuk seluruh keluarga. Kemitraan dengan
dokter yang profesional lainnya dengan tujuan untuk menyediakan layanan
pencegahan bagi penduduk yang berisiko tinggi kami yang sangat penting untuk
mencapai pengaruh kesehatan mulut yang lebih baik di masa depan. Tujuan
keseluruhannya adalah untuk menurunkan tingkat risiko dari waktu ke waktu dan
menghilangkan kebutuhan restorasi lebih lanjut dengan mengendalikan proses karies.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Claudie Damour-Terrasson, direktur penerbitan Group
Information Dentaire, Paris France, atas otorisasi terjemahan dan publikasi dari bagian dalam BDJ;
Dr Norman Tinanoff, Dr Manwai Ng atas kontribusi dan pengetahuan mereka terhadap proyek ini;
Ms Debra Tom atas bantuan editorialnya; dan HRSA Oral Health Disparities Collaborative untuk
penerapan instrumen CAMBRA dan pengembangan instrumen tujuan pengelolaan diri melalui High
Plains Health Center. Akhirnya, mereka ingin mengetahui AAPD dan AAP atas dukungan dan
kepemimpinan mereka dalam pengembangan penilaian resiko karies.
DAFTAR PUSTAKA
1. World Health Organization. Oral health country/area profile program
(CAPP). Geneva: WHO, 2006. Online programme
at http://www.whocollab.od.mah.se/ (accessed October 2012).
available
18
2. Dye B A, Tan S, Smith V et al. Trends in oral health status: United States,
1988-1994 and 1999-2004. Vital Health Stat 11 2007: 1–92.
3. Pitts N B, Chestnutt I G, Evans D, White D, Chadwick B, Steele J G. The
dentinal caries experience of children in the United Kingdom, 2003. Br Dent
J 2006; 200: 313–320. | Article | PubMed | ISI | CAS |
4. Al-Jewair T S, Leake J L. The prevalence and risks of early childhood caries
(ECC) in Toronto, Canada. J Contemp Dent Pract 2010; 11: 1–8.
5. Armfield J M, Spencer A J. Changes in South Australian children's caries
experience: is caries
100. | Article | PubMed |
re-surfacing? Aust
Dent
J 2004; 49:
98–
6. Truin G J, van't Hof M A, Kalsbeek H, Frencken J E, König K G. Secular
trends of caries prevalence in 6- and 12-year-old Dutch children. Community
Dent Oral Epidemiol 1993; 21: 249–252. | Article | PubMed |
7. Begzati A, Berisha M, Meqa K. Early childhood caries in preschool children
of Kosovo – a serious public health problem. BMC Public Health 2010; 10:
788. | Article | PubMed |
8. Ferro R, Besostri A, Meneghetti B et al. Oral Health inequalities in preschool
children in North-Eastern Italy as reflected by caries prevalence. Eur J Paedr
Dent2007; 8: 13–18
9. Vargas C M, Crall J J, Schneider D A. Sociodemographic distribution of
pediatric dental caries: NHANES
Assoc 1998; 129: 1229–1238. | PubMed |
III,
1988–1994. J
Am
Dent
10. Li Y, Wang W. Predicting caries in permanent teeth from caries in primary
teeth: an eight-year cohort study. J
566. | Article | PubMed | ISI | CAS |
Dent
Res 2002; 81:
561–
11. Alm A, Wendt L K, Koch G, Birkhed D. Prevalence of approximal caries in
posterior teeth in 15-year-old Swedish teenagers in relation to their caries
experience
at
3
years
of
age. Caries
Res 2007; 41:
392–
398. | Article | PubMed |
12. American Dental Association. Statement on early chidlhood caries. Chicago:
ADA,
2007.
ADA.
Online
statement
at http://www.ada.org/2057.aspx(accessed October 2012).
available
13. American Academy of Pediatric Dentistry reference manual 2010–
2011. Pediatr Dent 2010–2011; 32: 1–334.
19
14. Hale K J, American Academy of Pediatrics Section on Pediatric Dentistry.
Oral health risk assessment timing and establishment of the dental
home. Pediatrics2003; 111: 1113–1116. | Article | PubMed |
15. American Association of Public Health Dentistry. First oral health
assessment
policy.
AAPHD,
2004.
Online
policy
available
at http://www.aaphd.org/default.asp?page=FirstHealthPolicy.htm (accessed
October 2012).
16. Academy of General Dentistry. Policies, guidelines, positions statements and
fact
sheets.
Online
information
available
at http://www.agd.org/issuesadvocacy/policies/dentalcare/ (accessed
October 2012).
17. American Academy of Pediatric Dentistry. Definition of dental home.
Chicago:
AAPD,
2006 http://www.aapd.org/media/policies_guidelines/d_dentalhome.pdf(acces
sed October 2012).
18. Ismail A I, Nainar S M, Sohn W. Children's first dental visit: attitudes and
practices of US pediatricians and family physicians. Pediatr Dent 2003; 25:
425–430. | PubMed |
19. Ramos-Gomez F, Ng M W. Six step protocol for a successful infant oral care
visit.
Pediatric
dentistry
today,
2009. http://www.cdhp.org/resource/six_step_protocol_successful_infant_oral
_care_visit(accessed October 2012).
20. Ramos-Gomez F. Bacterial salivary markers' role in ECC risk assessment in
infants. J Dent Res 2006; 85B: poster 0516.
21. Seki M, Yamashita Y, Shibata Y, Torigoe H, Tsuda H, Maeno M. Effect of
mixed mutans streptococci colonization on caries development. Oral
Microbiol Immunol2006; 21: 47–52. | Article | PubMed |
22. Douglass J M, Li Y, Tinanoff N. Association of mutans streptococci between
caregivers and their children. Pediatr Dent 2008; 30: 375–387. | PubMed |
23. Tinanoff N, Kanellis M J, Vargas C M. Current understanding of the
epidemiology mechanisms, and prevention of dental caries in preschool
children. Pediatr Dent2002; 24: 543–551. | PubMed |
24. California Dental Association Foundation, American College of Obstetricians
and Gynecologists, District I X. Oral health during pregnancy and early
childhood: evidence-based guidelines for health professionals. J Calif Dent
Assoc 2010; 38: 391–403, 405–440.
20
25. Gajendra S, Kumar J V. Oral health and pregnancy: a review. N Y State Dent
J2004; 70: 40–44. | PubMed |
26. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs. Policy
on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and
preventive strategies. Pediatr Dent 2005–2006; 27: 31–33.
27. American Academy of Pediatric Dentistry, American Academy of Pediatrics.
Policy on early childhood caries (ECC): classifications, consequences, and
preventive strategies. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 40–43.
28. Peretz B, Ram D, Azo E, Efrat Y. Preschool caries as an indicator of future
caries: a longitudinal study. Pediatr Dent 2003; 25: 114–118. | PubMed |
29. Tagliaferro E P, Pereira A C, Meneghim Mde C, Ambrosano G
M. Assessment of dental caries predictors in a seven-year longitudinal
study. J Public Health Dent2006; 66: 169–173. | Article | PubMed |
30. Featherstone J D. The caries balance: contributing factors and early
detection. J Calif Dent Assoc 2003; 31: 129–133. | PubMed |
31. Featherstone J D, Adair S M, Anderson M H et al. Caries management by risk
assessment: consensus statement, April 2002. J Calif Dent Assoc 2003; 31:
257–269. | PubMed |
32. Featherstone J D. The caries balance: the basis for caries management by risk
assessment. Oral Health Prev Dent 2004; 2: 259–264. | PubMed |
33. Featherstone J D. Caries prevention and reversal based on the caries
balance. Pediatr Dent 2006; 28: 128–132. | PubMed |
34. Ramos-Gomez F J. Clinical considerations for an infant oral health care
program. Compend Contin Educ Dent 2005; 26: 17–23. | PubMed |
35. Recommendations
from MCHB Expert Panel. Topical fluoride
recommendations for high-risk children – development of decision support
matrix. Altarum Institute, Washington: 2007. Online article available at http://
www.ncdhhs.gov/dph/oralhealth/library/includes/IMBresources/
TopicalFluorideRpt%204-30-09%20edited%20with%20link%201-10.pdf (acc
essed October 2012).
36. American Dental Association Council on Scientific Affairs. Professionally
applied topical fluoride: evidence-based clinical recommendations. J Dent
Educ 2007; 71: 393–402.
37. Autio-Gold
J. Recommendations for fluoride varnish use in caries
management. Dent Today 2008; 27: 64–67. | PubMed |
21
38. Moberg Sköld U, Petersson L G, Lith A, Birkhed D. Effect of school-based
fluoride varnish programmes on approximal caries in adolescents from
different caries risk areas. Caries Res 2005; 39: 273–279. | Article | PubMed |
39. Irigoyen M E, Luengas I, Zepeda M A, Sánchez-Pérez L T. Frequency of
fluoride varnish application in prevention of dental caries. Xochimilco,
Mexico: Universidad Autonoma Metropolitana.
40. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Fluoride varnishes for
preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst
Rev 2002: CD002279.
41. Marinho V C, Higgins J P, Logan S, Sheiham A. Topical fluoride
(toothpastes, mouthrinses, gels or varnishes) for preventing dental caries in
children and adolescents. Cochrane Database Syst Rev 2003: CD002782.
42. Marinho V C, Higgins J P, Sheiham A, Logan S. One topical fluoride
(toothpastes, or mouthrinses, or gels, or varnishes) versus another for
preventing dental caries in children and adolescents. Cochrane Database Syst
Rev 2004: CD002780.
43. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs.
Guideline on periodicity of examination, preventive dental services,
anticipatory guidance/counseling, and oral treatment for infants, children, and
adolescents. Pediatr Dent 2008; 30: 112–118.
44. American Academy of Pediatric Dentistry Clinical Affairs Committee,
American Academy of Pediatric Dentistry Council on Clinical Affairs.
Guideline on periodicity of examination, preventive dental services,
anticipatory guidance, and oral treatment for children. Pediatr Dent 2005–
2006; 27: 84–86.
45. American Academy of Pediatric Dentistry. Clinical guideline on periodicity of
examination, preventive dental services, anticipatory guidance, and oral
treatment for children. Pediatr Dent 2004; 26: 81–83.
46. Weinstein P, Harrison R, Benton T. Motivating parents to prevent caries in
their young children: one-year findings. J Am Dent Assoc 2004; 135: 731–
738. | PubMed |
47. Weinstein P. Provider versus patient-centered approaches to health promotion
with parents of young children: what works/does not work and why. Pediatr
Dent2006; 28: 172–176. | PubMed |
48. Ramos-Gomez F J, Crall J, Gansky S A, Slayton R L, Featherstone J
D. Caries risk assessment appropriate for the age 1 visit (infants and
toddlers). J Calif Dent Assoc 2007; 35: 687–702. | PubMed |
22
49. American Academy on Pediatric Dentistry Clinical Affairs CommitteeRestorative Dentistry Subcommittee, American Academy on Pediatric
Dentistry. Council on Clinical Affairs Guideline on pediatric restorative
dentistry. Pediatr Dent 2008–2009; 30: 163–169.
23