169791986 proposal motivasi internal external

PENGARUH MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN DI HOTEL X YOGYAKARTA

A. Latar Belakang
Era globalisasi mempunyai dampak dalam dunia usaha. Globalisasi
menimbulkan persaingan yang ketat diantara hotel - hotel untuk
mendapatkan pangsa pasar yang dibidiknya. Dengan adanya globalisasi
maka dunia usaha mau tidak mau didorong untuk mencapai suatu
organisasi hotel yang efektif dan efisien. Keefektifan dan keefesienan
dalam suatu hotel sangat diperlukan agar hotel dapat memiliki daya saing
maupun keunggulan lebih dari para pesaing, sehingga hotel dapat bertahan
dalam dunia persaingan yang ketat.
Suatu perusahaan dalam melaksanakan kegiatannya akan berusaha
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Satu hal yang
penting yaitu bahwa keberhasilan berbagai aktivitas didalam perusahaan
dalam mencapai tujuan bukan hanya tergantung pada keunggulan
teknologi, dana operasi yang tersedia, sarana ataupun prasarana yang
dimiliki, melainkan juga tergantung pada aspek sumber daya manusia.
Faktor sumber daya manusia ini merupakan elemen yang harus
diperhatikan oleh perusahaan, terutama bila mengingat bahwa era
perdagangan bebas akan segera dimulai, dimana iklim kompetisi yang

dihadapi akan sangat berbeda. Hal ini memaksa setiap perusahaan harus
dapat bekerja dengan lebih efisien, efektif dan produktif. Tingkat

1

kompetisi yang tinggi akan memacu tiap perusahaan untuk dapat
mempertahankan kelangsungan hidupnya dengan memberikan perhatian
pada aspek sumber daya manusia. Jadi manusia dapat dipandang sebagai
faktor penentu karena ditangan manusialah segala inovasi akan direalisir
dalam upaya mewujudkan tujuan perusahaan. Untuk mendapatkan sumber
daya manusia yang diharapkan oleh organisasi agar memberikan andil
positif terhadap semua kegiatan perusahaan dalam mencapai tujuannya,
setiap karyawan diharapkan memiliki motivasi kerja yang tinggi sehingga
nantinya akan meningkatkan kinerja yang tinggi. Motivasi terdiri dari dua
jenis yaitu motivasi intrinsik/internal adalah motivasi yang berasal dari
dalam dri sendiri atau pribadi masing-masing orang dan motivasi
ekstrinsik/eksternal adalah motivasi yang berasal dari luar diri seperti
pengaruh dari rekan kerja dan atasan.
Motivasi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan oleh
pihak manajemen bila mereka menginginkan setiap karyawan dapat

memberikan kontribusi positif terhadap pencapaian tujuan perusahaan.
Karena dengan motivasi, seorang karyawan akan memiliki semangat yang
tinggi dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. Tanpa
motivasi, seorang karyawan tidak dapat memenuhi tugasnya sesuai standar
atau bahkan melampaui standar karena apa yang menjadi motif dan
motivasinya dalam bekerja tidak terpenuhi. Sekalipun seorang karyawan
memiliki kemampuan operasional yang baik bila tidak memiliki motivasi
dalam bekerja, hasil akhir dari pekerjaannya tidak akan memuaskan. Maka

2

dari itu motivasi sangat berpengaruh untuk memaksimalkan kinerja
karyawan. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui “Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
di Hotel X Yogyakarta”.
B. Rumusan Masalah
Setiap perusahaan menginginkan motivasi yang tinggi dari para
karyawan. motivasi kerja karyawan ini tercemin dari kinerja karyawan.
Seorang yang mempunyai motivasi kerja yang kuat akan melaksanakan
pkerjaanya dengan sungguh – sungguh (kerja keras), sebaliknya seorang

yang memiliki motivasi rendah/ lemah akan melaksanakan pekerjaannya
sekedarnya saja. Oleh sebab itu penulis mencoba untuk merumuskan
masalah sebagai berikut
1. Apakah ada pengaruh motivasi Internal dan eksternal terhadap Kinerja
karyawan?
2. Manakah yang lebih berpengaruh motivasi internal atau eksternal
terhadap kinerja karyawan?
C. Batasan Masalah
Untuk memudahkan dalam menganalisis masalah yang akan
dibahas, maka penulis membatasi masalah yang dikaji dalam penelitian
ini. Mencangkup pengaruh motivasi external dan internal terhadap kinerja
karyawan hotel Food and Baverage department.

3

D. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh data guna
menjawab masalah penelitian yang telah dirumuskan diatas. Adapun
tujuan penelitian ini sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh motivasi external dan internal

terhadap kinerja karyawan hotel X Yogyakarta.
2. Untuk mengetahui motivasi internal atau external yang lebih
berpengaruh terhadap kinerja.

E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi yang
membutuhkannya. Manfaat penelitian ini dapat berguna baik bagi peneliti,
maupun perusahaan yang diteliti dalam hal ini adalah Hotel X Yogyakarta.
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi hotel : dapat menjadi bahan pertimbangan dan merumuskan
kebijakan untuk mengambil keputusan mengenai cara meningkatkan
kinerja kerja karyawan ditinjau dari sisi kepuasan kerja dan motivasi
kerja karyawan yang didapat dari perusahaan untuk meningkatkan
kinerja karyawan sesuai dengan tujuan hotel.
2. Bagi karyawan : untuk membuka pikiran karyawan mengenai
pentingya kinerja karyawan, serta hasil yg di peroleh dari peningkatan
tingkat kinerja karyawan tersebut.

4


3. Bagi penulis : Penelitian ini akan memberikan gambaran tentang
sejauh mana Motivasi kerja karyawan saat ini sehingga dapat dijadikan
bahan pertimbangan lebih lanjut untuk membuat keputusan berkaitan
dengan upaya meningkatkan kualitas tingkat kinerja karyawan pada
perusahaan.

F. Landasan teori / Teorisasi
1. Motivasi
Setiap manusia mempunyai kebutuhan dan keinginan yang
berbeda- beda di dalam hidupnya. keinginan dan kebutuhan inilah
yang memotivasi seseorang untuk mengerjakan sesuatu.
Menurut Moekijat (2001:14) Sigmund freud adalah orang pertama
yang mengakui pentingnya motivasi di bawah sadar ia berpendapat
bahwa orang orang tidak selalu menyadari sesuatu yg mereka
perlukan, dan oleh karenanya banyak perilaku mereka yang
dipengaruhi motif - motif atau kebutuhan - kebutuhan di bawah sadar.
oleh karena itu sering hanya sebagian kecil motivasi yang jelas terlihat
atau yang disadari oleh dirinya sendiri.
a. Pengertian Motivasi
Seseorang yang memiliki keinginan dan kebutuhan akan dapat

menimbulkan motivasi dalam dirinya untuk melakukan sesuatu,
sehingga perlu juga kita mengetahui lebih lanjut tentang definisi
motivasi agar dapat memudahkan kita memahami motivasi.

5

di bawah ini terdapat beberapa definisi mengenai motivasi yang
di kemukakan oleh beberapa ahli, antara lain :
1) Menurut Harold Koontz (moekijat, 2001:5)
Motivasi

menunjukan

doorongan

dan

usaha

untuk


memenuhi atau memuaskan suatu kebutuhan atau untuk
mencapai suatu tujuan.
2) Menurut George R. terry (moekijat, 2001:5)
Motivasi adalah keinginan di dalam seorang individu yang
mendorong ia untuk bertindak
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa "motivasi" pada dasarnya
adalah kondisi mental sesorang yang mendorong dilakukan ya suatu
tindakan dan memberikan kekuatan yang menarah kepada pencapaian
tujuan,

kebutuhan,

memberi

kepuasan

ataupun

mengurangi


ketidakseimbangan (Martoyo, 2007:183).

b. Proses Motivasi
Motivasi terbentuk dari kebutuhan manusia dan pada
dasarnya seseorang terlebih dahulu harus mengetahui apa yang
diinginkan dan di butuhkan sehingga nantinya dapat mengatur
rencana untuk mengetahui apa yang di inginkan dan di butuhkan
sehingga nantinya dapat mengatur rencana untuk mencapainya.
Manusia berusaha untuk memuaskan kebutuhannya dan mereka

6

memahami bahwa untuk memenuhi tujuan tersebut harus ada
keinginan yang sangat kuat untuk mencapainya.
Dalam pencapaian tujuan tersebut dibutuhkan suatu usaha
dalam mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, keahlian dan
kemampuan untuk mencapainya. Apabila usaha tersebut berhasil
(tujuan dapat tercapai), maka kebutuhan akan menjadi kurang kuat
dan motivasi seorangpun juga akan berkurang. kegiatan tersebut

dapat dikatakan sebagai proses terjadinya motivasi yang ada di
dalam diri seseorang Usamara (2006:15).

c. Tujuan Motivasi
Didalam perusahaan motivasi berperan sangat penting
dalam meningkatkat kinerja karyawan. Tujuan dalam memberikan
motivasi

kerja

terhadapa

karyawan

agar

karyawan

dapat


melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Dengan
demikian berarti juga mampu memelihara dan meningkatkan
moral, semangat dan gairah kerja, karena dirasakan sebagai
pekerjaan yang menantang. program dengan cara ini suatu
organisasi dapat mendorong berkembangnya motivasi berprestasi
dalam suatu perusahaan, yang akan memacu tumbuh dan
berkembangnya persaingan sehat antara individu/tim kerja dalam
suatu perusahaan. Tetapi dalam individu setiap manusia tidak
semua karyawan termotivasi lewat lingkungan kerjanya yang biasa

7

disebut dengan motivasi eksternal, tetapi ada juga karyawan yang
termotivasi dari dalam dirinya sendiri (motivasi internal) tanpa ada
motivasi khusus yang dia dapatkan dalam lingkungan kerjanya.

d. Manfaat Motifas
Manfaat motivasi yang utama adalah menciptakan gairah kerja,
sehingga produktifitas kerja meningkat. sementara itu, manfaat
yang diperoleh karena bekerja dengan orang - orang yang

termotivasi adalah pekerjaan dapat diselesaikan dengan tepat.
Artinya, pekerjaan dapat diselesaikan sesuai standar yang benar
dalam skala waktu yang sudah di tentukan, serta orang akan lebih
senang melakukan pekerjaannya. Sesuatu yang di lakukan karena
ada motivasi yang mendorongnya akan membuat orang senang
mengerjakannya. Orang pun akan merasa dihargai atau diakui. Hal
ini ini terjadi karena pekerjaannya itu benar - benar berharga bagi
orang termotivasi. Orang akan bekerja keras, hal ini di maklumi
karena dorongan yang begitu tinggi untuk menghasilkan sesuai
target yang mereka tetapkan. Kinerjanya akan di pantau oleh
individu yang bersangkutan dan tidak akan membutuhkan terlalu
banyak pengawasan. Hal ini akan memberikan suasana bekerja
yang cukup bagus di semua bidang Ishak dan Hendrik (2004:1617)

8

e. Perbandingan Motivasi External Dan Internal
1. Motivasi Eksternal
Motivasi eksternal menjelaskan kekuatan yang ada di
dalam individu yang dipengaruhi oleh faktor internal yang
dikendalikan oleh manajer, yaitu meliputi penghargaan,
kenaikan pangkat dan tanggung jawab. Motivasi eksternal
meliputi faktor pengendalian oleh manajer yang meliputi halhal yang berkaitan dengan pekerjaan seperti halnya gaji atau
upah, keadaan kerja dan kebijaksanaan perusahaan dan
pekerjaan yang mengandung hal-hal seperti penghargaan,
pengembangan dan tanggung jawab. Manajer perlu mengenal
motivasi eksternal untuk mendapatkan tanggapan yang positif
dari karyawannya. Tanggapan yang positif ini menunjukkan
bahwa bawahan sedang bekerja demi kemajuan perusahaan.
Manajer dapat menggunakan motivasi eksternal yang positif
maupun negatif. Motivasi positif merupakan penghargaan atas
prestasi yang sesuai, sedangkan motivasi negatif mengenakan
sangksi jika prestasi tidak dapat dicapai.

2. Motivasi Internal
Motivasi internal merupakan motivasi yang berasal dari
dalam diri seseorang. Efek motivasi terhadap kinerja karyawan

9

akan tercipta jika motivasi internal ini sudah ada. Motivasi
internal berperan penting dalam menciptakan prestasi kerja
yang tinggi dan terus menerus.
Banyak

perlakuan

yang

dapat

dilakukan

dalam

meningkatkan motivasi internal, antara lain memberikan
penghargaan kepada karyawan yang berprestasi. Memberikan
kesempatan melanjutkan pendidikan serta membuka peluang
bagi promosi karir, dan sebagainya.
Tabel 1
Perbedaan Motivasi External & Internal Dalam Lingkungan
Kerja

Motivasi External

Motivasi Internal

Lingkungan Kerja
1. Upah gaji yang baik dan
layak
2. Kondisi kerja yang baik
3. Supervisi yang baik
Lingkungan Kerja
1. Pekerjaan yang sesuai
dengan keinginannya /
menyenangkan
2. Pekerjaan yang menarik
3. Pekerjaan yang menantang

Pada tabel diatas adalah pandangan dari William dan Devis (2000 :
253) yang membedakan lingkungan kerja motivasi eksternal dan
internal, Berikut aspek-aspek dari lingkungan kerja diatas terdiri
dari :

10

Motivasi External
a) Pemberian upah/gaji untuk memenuhi kebutuhan fisik
minimal maupun untuk kebutuhan hidup minimal.
Tanpa upah/gaji yang layak sulit untuk mengharapkan
atau

bahkan

kontribusi

memaksa

maksimal

SDM

dalam

agar

memberikan

melaksanakan

tugas

pokoknya.
b) Kondisi kerja yang baik, perasaan puas dan senang
dalam

bekerja

dilingkungan

organisasi,

sangat

dipengaruhi oleh kondisi kerja, baik yang bersifat
fisik/material maupun psikis/non material. Kondisi
kerja yang bersifat fisik menyangkut factor sarana dan
prasarana, seperti luas ruangan termaksut penataan
dalam ruangan, ketersedian perlengkapan dan peralatan
kerja yang mutahir dan lain-lain. Sedangkan factor
psikis/non material mengenai antara hubungan atasan
dengan bawahan yang lain.
c) Supervisi yang baik sebagai kegiatan mengamati,
menilai dan membantu SDM agar bekerja secara efektif
dan efisien, merupakan salah satu kegiatan prilaku
organisasi,

karena

tujuan

untuk

terus

menerus

memperbaiki, meningkatkan dan menyempurnakan

11

keterampilan dalam bekerja. William B. Werther Jr dan
Keith Devis (2000 : 253)
Motivasi Internal
a) Pekerjaan yang menyenangkan, pekerjaan yang bebas
dari tekanan dan paksaan, disamping mudah atau tidak
rumit melaksanakannya. Namun pekerjaan yang berat
dan komplek juga akan menyenangkan, jika dikerjakan
dalam suasana kerja yang saling bantu membantu dan
tolong menolong atau dalam suasana kerjasama yang
efektif dan efisien.
b) Pekerjaan yang menarik, setiap SDM akan menyenangi
bekerja dalam bidang yang sesuai dengan potensi, latar
belakang pengalaman, pendidikan, keterampilan dan
keahlian

atau

profesionalisme

yang

dikuasainya.

Kesesuaiannya itu membuat pekerjaannya dirasakan
menarik karena mencakup sesuatu yang sudah dikenal
dan dipahaminya.
c) Pekerjaan yang menantang, motivasi kerja tidak saja
timbul karena pekerjaan yang menyenangkan, tetapi
juga yang menantang untuk mencapai suatu prestasi,
sebagai sukses yang diinginkan oleh setiap pekerja
(SDM). Dengan kata lain pekerjaan yang menantang
cenderung akan menimbulkan motivasi berprestasi
melalui kemampuan berkompentisi secara sehat dalam
12

arti jujur dan sportif, sejalan dengan kemampuan
bekerjasama yang efektif dan efisien. William dan
Devis (2000 : 253)

2. Kinerja Karyawan
Kinerja seorang karyawan merupakan hal yang bersifat individual,
karena setiap karyawan mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda
- beda dalam mengerjakan tugasnya. Pihak manajemen dapat
mengukur karyawan atas unjuk kerjanya berdasarkan kinerja dari
masing - masing karyawan.
Kinerja adalah sebuah aksi, bukan kejadian. Aksi kinerja itu sendiri
terdiri dari banyak komponen dan bukan merupakan hasil yang dapat
dilihat pada saat itu juga. Pada dasarnya kinerja merupakan sesuatu hal
yang bersifat individual, karena setiap karyawan memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda dalam mengerjakan tugasnya. Kinerja
tergantung pada kombinasi antara kemampuan, usaha, dan kesempatan
yang diperoleh. akan dilakukan dan tidak dilakukan dengan
karakteristik kinerja individu. Pendapat di atas didukung oleh
pernyataan dari Sunarto (2003), yaitu :
“Kinerja yang tinggi dapat tercapai oleh karena kepercayaan
(trust) timbal balik yang tinggi di antara anggota - anggotanya
artinya para anggota mempercayai integritas, karakteristik, dan
kemampuan setiap anggota lain. Untuk mencapai kinerja yang

13

tinggi

memerlukan

waktu

lama

untuk

membangunnya,

memerlukan kepercayaan, dan menuntut perhatian yang seksama
dari pihak manajemen”. Sunarto (2003:20)

a. Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja
Menurut Mangkunegara (2002:67) faktor yang mempengaruhi
pencapaian kinerja adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor
Motivasi (motivation)
1) Faktor Kemampuan
Secara psikologis, kemampuan (ability) pegawai terdiri dari
kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan (Knowledge + Skill).
Artinya, pegawai yang memiliki IQ diatas rata-rata (IQ 110-120)
dengan pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil
dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka ia akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu
pegawai perlu ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan
keahliannya (the right in the right place, the right man in the right
job).
2) Faktor Motivasi
Motivasi tumbuh dari sikap (attitude) seorang pegawai
yang menghadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan
kondisi yang menggerakkan diri pegawai yang terarah untuk
mencapai tujuan perusahaan.
Sikap mental merupakan kondisi yang mendorong diri
pegawai untuk berusaha mencapai kinerja secara maksimal.

14

Seorang pegawai harus memiliki sikap mental yang siap secara
psikologi (mental, fisik, tujuan dan situasi). Artinya, seorang
pegawai harus siap secara mental, maupun secara fisik, memahami
tujuan utama dan target kerja yang akan dicapai, mampu
memanfaatkan dan menciptakan situasi kerja aman dan nyaman
sesama karyawan.
Menurut Mangkunegara (2002:67) hal yang perlu diperhatikan
oleh manajer sumber daya manusia dalam kinerja pegawai, yang
dijadikan penulis sebagai indikator antara lain meliputi :
a) Kualitas kerja adalah menunjukan hasil kerja yang dicapai
dari segi ketepatan, ketelitian dan keterampilan.
b) Kuantitas kerja adalah menunjukkan hasil kerja yang
dicapai dari segi keluaran atau hasil tugas-tugas rutinitas
dan kecepatan dalam menyelesaikan tugas itu sendiri.
c) Kerjasama menyatakan kemampuan karyawan dalam
berpartisipasi dan bekerjasama dengan orang lain dalam
menyelesaikan tugas.
d) Tanggung jawab menyatakan seberapa besar karyawan
dalam menerima dan melaksanakan pekerjaannya.
e) Inisiatif yakni bersemangat dalam menyelesaikan tugasnya,
serta kemampuan dalam membuat suatu keputusan yang
baik tanpa adanya pengarahan terlebih dahulu.
Ada tiga alasan pokok perlunya mengadakan penilaian terhadap
kinerja karyawan:

15

1) Untuk mendorong perilaku yang baik atau memperbaiki serta
mengikis kinerja (prestasi) dibawah standart. Orang-orang yang
berkinerja baik mengharapkan imbalan, walau hanya sekedar
pujian.
2) Untuk memuaskan rasa ingin tahu karyawan tentang seberapa
baik kerja karyawan. Setiap orang memiliki dorongan ilmiah
untuk mengetahui seberapa cocok seseorang dengan organisasi
tempat orang tersebut bekerja. Seorang karyawan mungkin
tidak suka dinilai, tetapi dorongan untuk mengetahui hasil
penilaian ternyata sangat kuat.
3) Untuk memberikan landasan yang kuat bagi pengambilan
keputusan selanjutnya sehubungan dengan karir seorang
karyawan. Hal-hal seperti kenaikan gaji, promosi, pemindahan
atau pemberhentian dapat ditangani dengan lebih baik bila
karyawa telah mengetahui kemungkinan ini sebelumnya.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Kinerja (performance) dipengaruhi oleh 3 faktor :
1) Faktor individual yang terdiri dari kemampuan dan keahlian, latar
belakang, dan demografi.

16

2) Faktor psikologis yang terdiri dari persepsi, attitude (sikap),
personality (kepribadian), pembelajaran, dan motivasi.
3) Faktor organisasi yang terdiri dari sumber daya, kepemimpinan,
penghargaan, struktur dan job design (Mangkunegara, 2005:14)
Menurut A. Dale Timple (Mangkunegara, 2005:15), faktor-faktor
kinerja terdiri dari faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal
(disposisional), yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat sifat
seseorang. Faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja sesorang yang berasal dari lingkungan, seperti perilaku, sikap,
dan tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan, fasilitas
kerja, dan iklim organisasi. Faktor-faktor internal dan eksternal ini
merupakan jenis-jenis atribusi yang mempengaruhi kinerja seseorang.
Menurut Mangkunegara (2005:16-17), faktor penentu prestasi
kerja individu dalam organisasi adalah faktor individu dan faktor
lingkungan.
1) Faktor Individu
Secara psikologis, individu normal adalah individu yang memiliki
integritas yang tinggi antara fungsi psikis dan fisiknya.
Konsentrasi yang baik ini merupakan modal utama individu untuk
mampu mengelola dan mendayagunakan potensi dirinya secara
optimal dalam melaksanakan kegiatan atau aktifitas kerja seharihari dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Faktor Lingkungan
Faktor linhkungan kerja organisasi sangat menunjang bagi individu
dalam mencapai prestasi kerja. Faktor lingkungan organisasi yang

17

dimaksud antara lain uraian jabatan yang jelas, autoritas yang
memadai, target kerja yang menantang, pola komunikasi kerja
efektif, hubungan kerja harmonis, iklim kerja respek dan dinamis,
peluang berkarier dan fasilitas kerja yang relatif memadai.

G. Hipotesis
Hipotesis merupakan dugaan sementara yang selanjutnya ajan di uji
kebenaranya. Untuk mengetahui faktor motivasi yang manakah yang lebih
berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Dari rumusan masalah diatas
maka dapat di simpulkan hipotesisnya sebagai berikut.
Ha : diduga Motivasi Eksternal lebih berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja karyawan yang ada di hotel x.

H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan

jenis penelitian deskriptif

kuantitatif. Metode diskriftif kuantitatif adalah suatu metode dalam
meneliti status kelompok manusia, obyek, set kondisi , sistem
,pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada sekarang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk membuat diskripsi atau gambaran lukisan
secara sistematis , faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat

18

serta hubungan antar fenomena yang diselidiki Moh.Nazir,Ph.D
(1988:63).
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Hotel X Yogyakarta. Penelitian
dilakukan dalam kurun waktu 1 bulan. Yaitu di bulan September. Kami
melakukan penelitian di hotel tersebut karena hotel tersebut merupakan
salah satu hotel yang terkenal dan ramai di Yogyakarta.

3. Populasi dan Sempel
a. Populasi
Menurut Sugiyono (2004:72), populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas subyek ataupun obyek yang mempunyai kualitas
ataupun karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk
di pelajari dan kemudian di tarik kesimpulannya.
b. Sampel
Sampel adalah bagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel
merupakan sebagian dari populasi yang memiliki karakteristik
yang relatif sama dan dianggap bisa mewakili populasi (Sugiyono,
1999).
4. Variabel Penelitian dan Indikator
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari
orang , obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang

19

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
(Sugiono, 2009:3)
a. Variabel Independent (X)
Variabel independent(variabel bebas) merupakan variabel
yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahan atau
timbulnya variabel dependent(variabel terikat). Dalam penelitian
ini yang menjadi variabel independent adalah motivasi penulis
menggunakan indikator :

Motovasi Eksternal (X2) dengan indikator :
1) Gaji
2) Kondisi tempat kerja
3) Supervisi
Motivasi Internal (X1) dengan indikator:
1) Pekerjaan yang menarik
2) Pekerjaan yang sesuai dengan keinginanya
3) Pekerjaan yang menantang
b. Variabel Dependent (Y)
Variabel dependent (variabel terikat) merupakan variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel
bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel dependent
adalah prestasi kerja karyawan penulis menggunakan indikator :
1) Kuantitas kerja

20

2) Kualitas kerja
3) Ketrampilan dan tingkat pengetahuan karyawan
4) Standar profesional kerja
5. Alat atau Instrumen Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Wawancara
Teknik pengumpulan data dengan wawancara merupakan teknik
pengumpulan data dengan cara menggunakan pertanyaan lisan
kepada subyek penelitian. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan
gambaran dari permasalahan yang biasanya terjadi karena sebabsebab khusus yang tidak dapat dijelaskan dengan kuesioner
b. Kuesioner
Teknik pengumpulan data dengan kuesioner merupakan satu teknik
pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan kepada
responden, dengan harapan responden akan memberikan respon
terhadap pertanyaan yang ada dalam kuesioner. Dalam kuesioner
ini nantinya akan digunakan model pertanyaan tertutup, yakni
bentuk pertanyaan yang sudah disertai alternatif jawaban
sebelumnya, sehingga responden dapat memilih salah satu dari
alternatif jawaban tersebut.
6. Alat Analisis / Uji Hipotesis
a. Regresi linier berganda
Merupakan pengujian untuk mengukur seberapa besar pengaruh
variabel Motivasi kerja karyawan (X) dengan variabel kinerja (Y),

21

Yaitu dengan rumus:
Y = a + b1.x1 + b2.x2 + E
Y = Kinerja karyawan
a = konstanta
b1 dan b2 = koefisien regresi
x1 = Variabel Motivasi Eksternal
x2 = Variabel Motivasi Internal
E = Standart err
b. Uji F (F-test)
Analisis bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan
atau bersama-sama antara variabel independent dalam hal ini yaitu
variabel keselamatan dan kesehatan kerja terhadap variabel
dependent yaitu kinerja karyawan.
Dengan rumus:
Fhitung = R2 / (k -1)
(1- R2 ) / (n - k)

Di mana:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel bebas
n = banyaknya sampel
Penolakannya hipotesa atas dasar signifikasi pada taraf nyata 5%
(taraf kepercayaan 95%) dengan kriteria:

22

Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti
ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.
Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti
tidak ada pengaruh secara simultan antara variabel bebas terhadap
variabel terikat.

c. Uji t (t-test)
Analisis ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh variabel
independent

terhadap variabel dependent secara parsial atau per

variabel.
Dengan rumus:
thitung = Sb
b

Di mana:
b = koefisien regresi
Sb = standart deviasi dari variabel bebas
Sedangkan pada uji t mempunyai kriteria sebagai berikut:
1) Jika -t tabel < t hitung < t tabel, maka H o diterima dan Ha ditolak,
yang berarti tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel
bebas terhadap variabel terikat.

23

2) Jika t hitung > t tabel atau t hitung