Makalah Sistem Akuntansi Sektor Publik

BAB 4
STANDAR AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK – BAGIAN II INTERNASIONAL
Kelompok 4:
1. Monica (130420392)
2. Silviana Suryajaya A (130420395)
3. Monica Soejoto (130420408)

A. IFAC
IFAC merupakan organisasi global bagi profesi akuntansi yang didirikan pada tahun 1977.
IFAC memiliki 167 anggota dan asosiasi di 127 negara dan yurisdiksi yang mewakili lebih dari
2,5 juta akuntan dipekerjakan dalam praktek umum, industri dan perdagangan, pemerintah, dan
akademisi.
Organisasi, melalui Dewan penetapan standar yang independen, menetapkan standar
internasional tentang etika, audit dan jaminan, pendidikan akuntansi, dan akuntansi sektor
publik. Hal ini juga mengeluarkan panduan untuk mendorong kinerja berkualitas tinggi dengan
akuntan profesional dalam bisnis.
Misi IFAC adalah untuk mendukung perkembangan profesi akuntansi dengan
harmonisasi standar sehingga akuntan dapat memberikan jasa berkualitas tinggi secara konsisten
demi kepentingan umum.
Beberapa badan yang bernaung dibawah IFAC yang bertugas menetapkan standar-standar
dibidang akuntansi meliputi:

1. International Auditing and Assurance Standards Board
International Auditing and Assurance Standards Board atau IAASB adalah badan standar
independen yang dibentuk oleh Dewan IFAC untuk mengembangkan Standar
Internasional tentang Audit. Standar Internasional tentang Audit meliputi berbagai
layanan yang ditawarkan oleh akuntan profesional di seluruh dunia seperti audit, review,
jaminan lainnya, serta kontrol kualitas dan layanan terkait. IAASB juga memfasilitasi
badan lembaga anggota untuk mengkonvergensi standar nasional mereka dengan Standar
Internasional Audit di IFAC. Tujuan IAASB mencakup ruang lingkup kegiatan dan
keanggotaan yang diatur dalam Acuan Persyaratan. Public Interest Oversight Board
mengawasi pekerjaan IAASB.
2. International Accounting Education Standards Board
Dewan Internasional Standar Pendidikan Akuntansi atau IAESB didirikan oleh IFAC
untuk mengembangkan silabus pedoman pendidikan yang seragam untuk diadopsi oleh
semua anggotanya. Badan akuntansi diperlukan untuk mempertimbangkan standarstandar pendidikan saat merumuskan sistem pendidikan mereka.

1

3. International Ethics Standards Board for Accountants
Dewan Internasional Standar Etika Akuntan mengembangkan Kode Etik model Akuntan
Profesional yang harus diikuti oleh akuntan profesional di seluruh dunia.

4. International Public Sector Accounting Standards Board
IFAC mendirikan International Public Sector Accounting Standard Board atau IPSASB
untuk mengembangkan Standar Akuntansi Sektor Publik Internasional (IPSAS). Standarstandar ini didasarkan pada Standar Pelaporan Keuangan Internasional yang dikeluarkan
oleh IASB dengan modifikasi yang cocok dan relevan untuk akuntansi sektor publik.

B. International Public Sector Accounting Standards Board (IPSASB) dan International
Public Sector Accounting Standards (IPSAS)
International Public Sector Accounting Standards (IPSAS) adalah standar akuntansi
untuk entitas sektor publik yang dikembangkan oleh International Public Sector Accounting
Standards Board (IPSASB). IPSASB merupakan badan yang bernaung di bawah International
Federation of Accountants (IFAC), organisasi profesi akuntansi di tingkat internasional yang
didirikan tahun 1977. Keberadaan IPSASB bermula dari kesadaran akan manfaat nyata informasi
keuangan yang konsisten dan terbandingkan (comparable) lintas-jurisdiksi. IPSAS, sebagai
standar internasional akuntansi sektor publik, diharapkan memainkan peran kunci untuk
merealisasikan manfaat tersebut.
Dalam mengembangkan standar akuntansi sektor publik, IPSASB sangat mendorong
keterlibatan pemerintah dan penyusun standar di berbagai negara melalui penyampaian
tanggapan/komentar atas proposal-proposal IPSASB yang dinyatakan dalam exposure draft.
IPSAS yang diterbitkan oleh IPSASB terkait dengan pelaporan keuangan sektor publik,
baik untuk yang masih menganut basis kas (cash basis) maupun yang telah mengadopsi basis

akrual (accrual basis). IPSAS yang berbasis akrual dikembangkan dengan mengacu kepada
International Financial Reporting Standards (IFRS), standar akuntansi bisnis yang diterbitkan
oleh International Accounting Standards Board (IASB), sepanjang ketentuan-ketentuan di dalam
IFRS dapat diterapkan di sektor publik. Meskipun demikian, IPSASB tetap memperhatikan isuisu yang spesifik di sektor publik yang tidak tercakup di dalam IFRS.
Diadopsinya IPSAS oleh pemerintah di berbagai negara diharapkan akan meningkatkan
kualitas dan daya banding informasi keuangan yang dilaporkan entitas-entitas sektor publik di
seluruh dunia. Dalam mendorong pengadopsian dan harmonisasi ketentuan-ketentuan akuntansi
sektor publik di berbagai negara dengan IPSAS, IPSASB menghormati hak pemerintah dan
penyusun standar di tingkat nasional dalam menetapkan standar dan pedoman pelaporan
keuangan di dalam jurisdiksi mereka masing-masing.
Meskipun demikian, laporan keuangan sektor publik hanya boleh mengklaim telah
mematuhi IPSAS jika laporan keuangan itu memenuhi semua ketentuan yang berlaku di dalam
masing-masing standar
Tujuan IPSAS
2

Untuk improvisasi kualitas pelaporan keuangan untuk tujuan umum oleh entitas sektor
publik, yang mengarah ke penilaian informasi yang lebih baik dari alokasi sumber daya
keputusan yang dibuat oleh Pemerintah, sehingga Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.
Cakupan IPSAS

Dalam Handbook of IPSAS 2012 Edition, halaman 10 disebutkan cakupan IPSAS adalah
standar akuntansi yang ditujukan kepada pemerintah nasional, pemerintah regional (negara
bagian, provinsi, teritorial), pemerintah lokal (kota madya, kabupaten) serta pemerintah dan
badan pemerintah terkait (lembaga dan komisi). Standar IPSAS secara luas digunakan oleh
organisasi antar pemerintah. Definisi atau penjelasan ini menunjukkan bahwa ruang lingkup
sektor publik yang dimaksudkan dalam IPSAS adalah pemerintah tidak termasuk organisasi
nirlaba lainnya.
Standar IPSAS
Standar akuntansi sektor publik yang telah dihasilkan oleh IPSASB hingga tahun 2015 ini adalah
1. IPSAS 1—Presentation of Financial Statements
2. IPSAS 2—Cash Flow Statements
3. IPSAS 3—Accounting Policies, Changes in Accounting Estimates and Errors
4. IPSAS 4—The Effects of Changes in Foreign Exchange Rates
5. IPSAS 5—Borrowing Costs
6. IPSAS 6—Consolidated and Separate Financial Statements
7. IPSAS 7—Investments in Associates
8. IPSAS 8—Interests in Joint Ventures
9. IPSAS 9—Revenue from Exchange Transactions
10. IPSAS 10—Financial Reporting in Hyperinflationary Economies
11. IPSAS 11—Construction Contracts

12. IPSAS 12—Inventories
13. IPSAS 13—Leases
14. IPSAS 14—Events After the Reporting Date
15. IPSAS 15—Financial Instruments: Disclosure and Presentation
16. IPSAS 16—Investment Property
17. IPSAS 17—Property, Plant, and Equipment
18. IPSAS 18—Segment Reporting
19. IPSAS 19—Provisions, Contingent Liabilities and Contingent Assets
20. IPSAS 20—Related Party Disclosures
21. IPSAS 21—Impairment of Non-Cash-Generating Assets
22. IPSAS 22—Disclosure of Information about the General Government Sector (IFAC,
2010)
23. IPSAS 23—Revenue from Non-Exchange Transactions (Taxes and Transfers)
24. IPSAS 24—Presentation of Budget Information in Financial Statements
25. IPSAS 25—Employee Benefits
26. IPSAS 26—Impairment of Cash-Generating Assets
27. IPSAS 27—Agriculture
28. IPSAS 28—Financial Instruments: Presentation
29. IPSAS 29—Financial Instruments: Recognition and Measurement
30. IPSAS 30—Financial Instruments: Disclosures

3

31. IPSAS 31—Intangible Assets. (IFAC, 2010)

4

C. IPSAS 1
Dalam IPSAS 1 paragraf 37 disebutkan bahwa manajemen harus memilih dan menerapkan
kebijakan akuntansi entitas dan meyakinkan bahwa laporan keuangan telah memberikan
informasi sebagai berikut :
1. Relevan dengan pengambilan keputusan bagi para pemakai. Informasi yang relevan
harus mempunyai seperangkat standar yang jelas dengan tujuan akuntansi dan
berlandaskan pada konsep-konsep yang jelas serta dapat diterima umum.
2. Reliabel (dapat dipercaya) yang berarti informasi harus :


Disajikan secara cepat dalam hal kinerja dan posisi keuangan entitas,




Mencerminkan substansi ekonomi atas kejadian-kejadian dan transaksi-transaksi dan
tidak hanya bentuk formalitasnya,



Netral yang berarti bebas dari bias dan kesalahan,



Kehati-hatian (prudent), dan



Lengkap dalam semua hal yang material.

Selanjutnya, lampiran IPSAS No. 1 menyajikan karakteristik kualitatif agar laporan
keuangan menjadi informasi yang berguna bagi para pemakai laporan keuangan, yaitu:
1. Dapat dimengerti (Understandability)
Informasi harus dapat dimengerti oleh para pemakai laporan keuangan. Dengan demikian, para
pemakai laporan keuangan diharapkan dapat dimengerti atau memahami artinya. Untuk tujuan

ini, para pemakailaporan keuangan diasumsikan mempunyai pengetahuan atas aktivitas dan
lingkungan entitas yang beroperasi dan mau mempelajari informasi tersebut.
2. Relevance
Informasi harus relevan bagi para pemakai laporan keuangan sehingga informasi dapat
digunakan untuk mengevaluasi masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan dating. Informasi
yang relevan adalah informasi yang disajikan tepat waktu.
3. Materiality
Informasi yang relevan dipengaruhi oleh sifat dan materialnya. Informasi dikatakan material jika
salah saji laporan keuangan dapat mepengaruhi pengambilan keputusan bagi para pemakai
laporan keuangan.
4. Reliability
5

Informasi yang reliabel (dapat dipercaya) adalah informasi yang bebas dari bias dan kesalahan
material.
5. Faithul Representation
Informasi yang mengenai transaksi atau kejadian lainnya secara tepat harus disajikan sesuai
6. Substance Over Form
Informasi akuntansi disajikan secara jujur atas transaksi dan kejadian yang harusnya disajikan.
Transaksi atau kejadian tersebut disajikan sesuai dengan substansinya dan realitas ekonomi,

bukan hany mengikuti aspek formalitasnya saja. Substansi transaksi dan kejadian lainnya tidak
selalu konsisten dengan aspek formalitasnya.
7. Neutrality
Informasi yang netral adalah informasi yang bebas dari bias. Laporan keuangan dikatakan tidak
netral jika informasinya telah dipilih dan dirancang untuk memengaruhi pengambilan keputusan
agar dapat mencapai hasil yang telah ditetapkan sebelumnya.
8. Prudence
Kehati-hatian meruoakan pelaksanaan pertimbangan yang memerlukan pembuatan estimasi
menurut kondisi ketidakpastian, seperti aktiva dan pendapatan yang tidak dinilai terlalu tinggi
(overstated) dan kewajiban atau beban yang tidak dinilai terlalu rendah (understated).
9. Completeness
Informasi laporan keungan harus disajikan secara lengkap dengan batas materialitas dan biaya.
10. Comparability
Informasi dalam laporan keuangan dapat diperbandingkan ketika para pemakai laporan keuangan
mampu mengidentifikasi kesamaan dan perbedaan antara informasi tersebut dan informasi
laporan lainnya. Perbandingan tersebut meliputi :


Perbandingan laporan keuangan dengan entitas yang berbeda dan




Perbandingan laporan keuangan atas periode waktu yang sama.

6