Aplikasi Media GeoDe pada proses pembela
APLIKASI MEDIA PEMBELAJARAN GEOGRAFI BERBASIS
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA SMA
PROPOSAL PENELITIAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penlitian Pendidikan
Yang dibina oleh Drs.Yusuf Suharto
Oleh
Muhammad Ra’ad Assidiqy
130721616013
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
Januari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata pelajaran Geografi, merupakan mata pelajaran yang pada dasarnya
banyak mengaji mengenai aspek-aspek fisik dengan skala yang abstrak. Hal ini
dikarenakan objek kajian Geografi pada umumya, baik aspek kajian Geografi fisik
maupun Geografi manusia, ditekankan pada objek kajian geosfer atau lapisan hidup
(Geosphere/Life Layer). Menurut Mustofa, Objek kajian Geografi adalah life layer
atau lapisan hidup, yang mana lebih dikenal dengan geosfer (Mustofa,2013).
Sehingga dalam proses pembelajarannya sering kali ditemui permasalahan bahwa
tidak adanya media yang dapat menyajikan objek kajian. Seperti contohnya, apabila
pembelajaran memasuki ranah teoritis mengenai suatu objek kajian, maka diperlukan
penyajian kontekstual mengenai objek kajian agar pemahaman mengenai teori
semaking gamblang.
Pada beberapa kasus mengenai mata pelajaran geografi yang sering kali
muncul adalah, guru memberikan apersepsi berupa pengertian mengenai suatu pokok
bahasan yang cenderung memiliki sifat abstrak. Sehingga banyak siswa yang
menguasai konsep, namun tidak mengerti bagaimana sebenarnya secara fisik
wujudnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa secara sepenuhnya
dalam menguasai ilmu geografi. Karena geografi bukan hanya menekankan aspek
penguasaan secara teoritis saja seperti halnya matematika, namun juga menekankan
pada aspek praktis lapangan.
Geografi pada jenjang SMA memiliki cakupan bahasan yang semakin luas
apabila dibandingkan pada jenjang SMP, yaitu meliputi aspek geografi fisik serta
geografi manusia yang lebih kompleks. Sehingga diperlukan sebuah metode
pembelajaran yang mengaplikasikan media pembelajaran
kontekstual yang
mendukung fungsi aplikasinya. Hal ini dikarenakan sebuah pembelajaran kontekstual
sangat diperlukan bilamana jenis ilmu pengetahuannya banyak mengkaji mengenai
objek abstrak. Semisal, pada ranah kajian litosfer, pembahasan mengenai
karakteristik tanah tidak dapat dilakukan melalui satu metode saja, yaitu metode
teoritis, namun harus disediakan media yang berbasis kontekstual, yaitu secara visual
berupa gambar, dan media kontekstual yang apabila memungkinkan dihadirkan, yaitu
sampel tanah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga pemahaman siswa
mengenai jenis tanah akan lebih baik.
Oleh karena itu, keberadaan media pembelajaran berbasis kontekstual (CTL)
sangat penting didalam mata pelajaran geografi. Selain itu, siswa akan cenderung
mengalami kebosanan apabila diberikan model pembelajaran yang hanya
menekankan pada aspek teoritis, yang akan mengakibatkan turunnya prestasi siswa
pada mata pelajaran tersebut. Apabila media pembelajaran berbasis kontekstual
diterapkan dalam mata pelajaran geografi SMA, maka akan terdapat kecenderungan
bahwa pembelajaran akan cenderung meluas dan bervariatif, serta tidak menimbulkan
kebosanan. Ketiga konsekuensi tersebut akan mendorong adanya peningkatan hasil
belajar.
Maka, diperlukan pembahasan yang lebih mendalam mengenai Aplikasi
Media Pembelajaran Geografi Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk
Meningkatkan Prestasi dan Minat Belajar Siswa SMA, sehingga dapat mendukung
keberhasilan prose pembelajaran geografi khususnya pada jenjang sekolah menengah
atas (SMA).
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian mencakup variabel-variabel yang diteliti, populasi dan lokasi
penelitian. Penelitian juga menghasilkan produk media pembelajaran berbasis
contextual teaching learning. Penelitian dilakukan pada ranah pendidikan wajib,
yaitu pendidikan ranah Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya yang
mencakup bidang studi geografi.
Dengan
mempertimbangkan
dana,
kelayakan,
dan
efisiensi
waktu,
pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu 2x(2x45menit) atau dua kali
pertemuan, atau dengan alokasi waktu sesuai materi yang dibutuhkan, dengan
menggunakan 1 macam media kontekstual yang berkaitan dengan materi pelajaran
bidang studi geografi yang sedang dibahas.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan umum yang dapat dirumuskan adalah bagaimana penerapan aplikasi
media pembelajaran geografi berbasis contextual teaching learning (CTL) untuk
meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa SMA?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa SMA melalui penerapan media
pembelajaran geografi berbasis contextual teaching learning (CTL).
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat meningkatkan pemahaman materi perkuliahan
metodologi penelitian pendidikan, serta materi perkuliahan pada umumnya,
dikarenakan produk media pembelajaran berbasis CTL dapat dimanfaatkan dalam
aplikasi seluruh disiplin ilmu fisik, khususnya kependidikan geografi.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengevaluasi kinerja
pendidikan dalam bidang studi geografi pada jenjang pendidikan dasar maupun
pendidikan lanjut. Selain itu dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengembangkan
proses pembelajaran bidang studi geografi, khususnya dalam hal media
pembelajarannya.
3. Bagi Guru dan Peserta Didik
Bagi guru dan peserta didik pada umumnya dapat dijadikan sebagai pedoman
pengembangan serta invensi dalam proses belajar mengajar bidang studi geografi,
baik geografi fisik maupun geografi manusia, sehingga dapat terciptanya PBM yang
bervariasi dan tidak menjenuhkan.
1.6 Definisi Operasional
1. Aplikasi adalah operasi, pelaksanaan, penerapan, penggunaan, praktik,
rekayasa; lamaran, permintaan, permohonan (Tesaurus Bahasa Indonesia, 2008:26).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah proses penerapan sebuah
rancangan sebagai upaya peningkatan atau evaluasi.
2. Media adalah alat, corong, instrumen, jalan, medium, penghubung
perangkat, perantara, peranti, saluran, sarana, wahana (Tesaurus Bahasa Indonesia,
2008:316). Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah wahana maupun
alat untuk melakukan suatu hal, dapat berfungsi sebagai pelengkap, maupun untuk
memudahkan sebuah pelaksanaan.
3. Kontekstual adalah kerangka, kondisi, latar belakang, lingkungan, situasi
(Tesaurus Bahasa Indonesia, 2008:47). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kontekstual merupakan kondisi yang sesuai dengan latar belakang atau kerangkanya.
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Media Pembelajaran
Secara konteks, media pembelajaran terdiri atas dua kata yang memiliki arti
kata yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah perantara;
penghubung; yg terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb) (KBBI, 2008:42).
Sedangkan
pembelajaran
menurut
Tesaurus
Bahasa
Indonesia,
penataran,
pendedahan, penelaahan, penerimaan, pengajian pengkajian (Tesaurus, 2008:17).
Sehingga apabila dikonklusikan, media pembelajaran adalah sebuah perantara yang
digunakan dalam proses penataran, atau pengkajian yang bertujuan untuk melengkapi
maupun memudahkan prosesnya.
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam setiap proses
pembelajaran dengan tujuan mempermudah penyampaian pesan pembelajaran.
Menurut Purwanto, secara umum media pembelajaran berfungsi memudahkan siswa
mengenal, memahami, dan selanjutnya menggunakan pesan-pesan pembelajaran
(Purwanto, 2013:137). Sehingga media pembelajaran memiliki perbedaan apabila
dibandingkan dengan sebuah alat peraga. Menurut purwanto, dibandingkan dengan
media pembelajaran, biasanya alat peraga belum memuat pesan pembelajaran.
Menurut Purwanto, media memiliki beberapa jenis, yaitu media benda asli
dan langsung, media tiruan, media dramatisasi, media demonstrasi, media perjalanan,
media pembelajaran pameran—media visual dan media verbal (Purwanto, 2013:136).
Sehingga dalam dunia pendidikan muncul berbagai media pembelajaran, mulai dari
media powerpoint pada dasarnya, media blog, media website, dan lain sebagainya.
2.2 Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching Learning, adalah suatu pendekatan yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan yang nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa’ud,
2008:162). Sehingga secara harfiah, model pendidikan CTL mengacu pada
pendidikan yang lebih menerapkan serta menekankan pada proses praksis aplikatif.
Pada bidang studi geografi, metode CTL lebih dikaitkan pada proses praktek
serta identifikasi objek kajian geografi menggunakan indera, seperti penglihatan, dan
indera perasa. Hal ini dikarenakan banyak objek kajian geografi yang bersifat abstrak.
Sehingga pada suatu sisi diperlukan pemahaman melalui media langsung, baik
menghadirkan secara langsung, maupun melalui media yang dapat mewakili objek
fisiknya.
2.3 Prestasi dan Minat Belajar
Prestasi dan minat belajar merupakan suatu bentuk variable yang bersifat aksi
reaksi dalam dunia pendidikan. Minat belajar dapat menyebabkan atau dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, Prestasi
adalah hasil, kinerja, penampilan, performa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi merupakan hasil dari suatu bentuk kinerja yang dinyatakan dalam skala dan
ukuran tertentu. Sedangkan minat belajar terdiri atas dua kata, yaitu minat dan
belajar. Menurut Tesaurus, minat adalah animo, atensi, hasrat, hobi, interes,
kecenderungan, kecondongan, kegemaran, kehendak,
kesenangan,
kesukaan,
ketertarikan,
keinginan,
kepentingan,
perendahan, perhatian, pikiran, selera.
Sedangkan belajar adalah berguru, berlatih, bersekolah, melampas, melancarkan,
melatih diri, memahirkan, membaca, membiasakan, mencari
ilmu,
menelaah,
mengaji, menggali ilmu, menimba ilmu, menuntut ilmu (Tesaurus,2008:9-321).
Sehingga apabila diartikan secara harfiah bahwa minat belajar adalah suatu animo
yang timbul dalam ranah proses meneelaah sebuah kajian ilmu pengetahuan.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Metode dan Alasan Menggunakan Metode
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variable penelitian
dan tujuan penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif,
dengan mendasarkan pada hasil evaluasi setelah adanya perlakuan. Sehingga variable
yang dinilai adalah hasil serta perbandingan kondisi antara sebelum adanya perlakuan
hingga setelah diadakan perlakuan. Secara sistematis, kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi: perencanaan, investigasi permasalahan, pemberian perlakuan
berupa metode pengajaran menggunakan media pembelajaran berbasis CTL, evaluasi
hasil, serta rancangan rencana pembelajaran siklus apabila proses tidak berhasil.
3.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dapat diartikan sebagai landscape dimana aplikasi
rancangan proposal dilakukan. Dalam penelitian ini, tempat penelitian dilakukan
secara global pada sekolah-sekolah menengah atas. Namun tidak terbatas pada ruang
kelas sebagai tempat utama dalam menerapkan prosedur penelitiannya, namun
terdapat aplikasi prosedur secara lapangan, atau biasa disebut dengan field trip. Hal
ini dikarenakan beberapa media pada pokok bahasan ada yang bersifat abstrak dalam
hal ukuran, misalnya studi vulkan, maka yang dapat dilakukan adalah metode
fieldtrip.
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Sampel Sumber Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Rencana Pengujian Keabsahan Data
4. Organisasi dan Jadwal Penelitian
4.1 Organisasi Penelitian
4.2 Jadwal Penelitian
5. Biaya yang Diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,Edi.2013.Strategi Pembelajaran:Bidang Studi Geografi.Malang:UM Press.
Pusat Bahasa.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.
Pusat Bahasa.2008.Tesaurus Bahasa Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.
Sa’ud, U.S.2008.Inovasi Pendidikan.Bandung:Alfabeta.
CONTEXTUAL TEACHING LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN
PRESTASI DAN MINAT BELAJAR SISWA SMA
PROPOSAL PENELITIAN
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Metodologi Penlitian Pendidikan
Yang dibina oleh Drs.Yusuf Suharto
Oleh
Muhammad Ra’ad Assidiqy
130721616013
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN GEOGRAFI
PROGRAM STUDI S1 GEOGRAFI
Januari 2015
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mata pelajaran Geografi, merupakan mata pelajaran yang pada dasarnya
banyak mengaji mengenai aspek-aspek fisik dengan skala yang abstrak. Hal ini
dikarenakan objek kajian Geografi pada umumya, baik aspek kajian Geografi fisik
maupun Geografi manusia, ditekankan pada objek kajian geosfer atau lapisan hidup
(Geosphere/Life Layer). Menurut Mustofa, Objek kajian Geografi adalah life layer
atau lapisan hidup, yang mana lebih dikenal dengan geosfer (Mustofa,2013).
Sehingga dalam proses pembelajarannya sering kali ditemui permasalahan bahwa
tidak adanya media yang dapat menyajikan objek kajian. Seperti contohnya, apabila
pembelajaran memasuki ranah teoritis mengenai suatu objek kajian, maka diperlukan
penyajian kontekstual mengenai objek kajian agar pemahaman mengenai teori
semaking gamblang.
Pada beberapa kasus mengenai mata pelajaran geografi yang sering kali
muncul adalah, guru memberikan apersepsi berupa pengertian mengenai suatu pokok
bahasan yang cenderung memiliki sifat abstrak. Sehingga banyak siswa yang
menguasai konsep, namun tidak mengerti bagaimana sebenarnya secara fisik
wujudnya. Hal ini akan berpengaruh terhadap kemampuan siswa secara sepenuhnya
dalam menguasai ilmu geografi. Karena geografi bukan hanya menekankan aspek
penguasaan secara teoritis saja seperti halnya matematika, namun juga menekankan
pada aspek praktis lapangan.
Geografi pada jenjang SMA memiliki cakupan bahasan yang semakin luas
apabila dibandingkan pada jenjang SMP, yaitu meliputi aspek geografi fisik serta
geografi manusia yang lebih kompleks. Sehingga diperlukan sebuah metode
pembelajaran yang mengaplikasikan media pembelajaran
kontekstual yang
mendukung fungsi aplikasinya. Hal ini dikarenakan sebuah pembelajaran kontekstual
sangat diperlukan bilamana jenis ilmu pengetahuannya banyak mengkaji mengenai
objek abstrak. Semisal, pada ranah kajian litosfer, pembahasan mengenai
karakteristik tanah tidak dapat dilakukan melalui satu metode saja, yaitu metode
teoritis, namun harus disediakan media yang berbasis kontekstual, yaitu secara visual
berupa gambar, dan media kontekstual yang apabila memungkinkan dihadirkan, yaitu
sampel tanah dengan karakteristik yang berbeda-beda. Sehingga pemahaman siswa
mengenai jenis tanah akan lebih baik.
Oleh karena itu, keberadaan media pembelajaran berbasis kontekstual (CTL)
sangat penting didalam mata pelajaran geografi. Selain itu, siswa akan cenderung
mengalami kebosanan apabila diberikan model pembelajaran yang hanya
menekankan pada aspek teoritis, yang akan mengakibatkan turunnya prestasi siswa
pada mata pelajaran tersebut. Apabila media pembelajaran berbasis kontekstual
diterapkan dalam mata pelajaran geografi SMA, maka akan terdapat kecenderungan
bahwa pembelajaran akan cenderung meluas dan bervariatif, serta tidak menimbulkan
kebosanan. Ketiga konsekuensi tersebut akan mendorong adanya peningkatan hasil
belajar.
Maka, diperlukan pembahasan yang lebih mendalam mengenai Aplikasi
Media Pembelajaran Geografi Berbasis Contextual Teaching Learning (CTL) Untuk
Meningkatkan Prestasi dan Minat Belajar Siswa SMA, sehingga dapat mendukung
keberhasilan prose pembelajaran geografi khususnya pada jenjang sekolah menengah
atas (SMA).
1.2 Fokus Penelitian
Fokus penelitian mencakup variabel-variabel yang diteliti, populasi dan lokasi
penelitian. Penelitian juga menghasilkan produk media pembelajaran berbasis
contextual teaching learning. Penelitian dilakukan pada ranah pendidikan wajib,
yaitu pendidikan ranah Sekolah Menengah Atas (SMA) pada umumnya yang
mencakup bidang studi geografi.
Dengan
mempertimbangkan
dana,
kelayakan,
dan
efisiensi
waktu,
pelaksanaan penelitian dilakukan dalam waktu 2x(2x45menit) atau dua kali
pertemuan, atau dengan alokasi waktu sesuai materi yang dibutuhkan, dengan
menggunakan 1 macam media kontekstual yang berkaitan dengan materi pelajaran
bidang studi geografi yang sedang dibahas.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan umum yang dapat dirumuskan adalah bagaimana penerapan aplikasi
media pembelajaran geografi berbasis contextual teaching learning (CTL) untuk
meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa SMA?
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan judul dan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan prestasi dan minat belajar siswa SMA melalui penerapan media
pembelajaran geografi berbasis contextual teaching learning (CTL).
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diantaranya adalah:
1. Bagi peneliti
Penelitian ini bermanfaat meningkatkan pemahaman materi perkuliahan
metodologi penelitian pendidikan, serta materi perkuliahan pada umumnya,
dikarenakan produk media pembelajaran berbasis CTL dapat dimanfaatkan dalam
aplikasi seluruh disiplin ilmu fisik, khususnya kependidikan geografi.
2. Bagi Pemerintah
Penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan untuk mengevaluasi kinerja
pendidikan dalam bidang studi geografi pada jenjang pendidikan dasar maupun
pendidikan lanjut. Selain itu dapat digunakan sebagai rujukan dalam mengembangkan
proses pembelajaran bidang studi geografi, khususnya dalam hal media
pembelajarannya.
3. Bagi Guru dan Peserta Didik
Bagi guru dan peserta didik pada umumnya dapat dijadikan sebagai pedoman
pengembangan serta invensi dalam proses belajar mengajar bidang studi geografi,
baik geografi fisik maupun geografi manusia, sehingga dapat terciptanya PBM yang
bervariasi dan tidak menjenuhkan.
1.6 Definisi Operasional
1. Aplikasi adalah operasi, pelaksanaan, penerapan, penggunaan, praktik,
rekayasa; lamaran, permintaan, permohonan (Tesaurus Bahasa Indonesia, 2008:26).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi adalah proses penerapan sebuah
rancangan sebagai upaya peningkatan atau evaluasi.
2. Media adalah alat, corong, instrumen, jalan, medium, penghubung
perangkat, perantara, peranti, saluran, sarana, wahana (Tesaurus Bahasa Indonesia,
2008:316). Sehingga dapat disimpulkan bahwa media adalah sebuah wahana maupun
alat untuk melakukan suatu hal, dapat berfungsi sebagai pelengkap, maupun untuk
memudahkan sebuah pelaksanaan.
3. Kontekstual adalah kerangka, kondisi, latar belakang, lingkungan, situasi
(Tesaurus Bahasa Indonesia, 2008:47). Sehingga dapat disimpulkan bahwa
kontekstual merupakan kondisi yang sesuai dengan latar belakang atau kerangkanya.
BAB II
STUDI KEPUSTAKAAN
2.1 Media Pembelajaran
Secara konteks, media pembelajaran terdiri atas dua kata yang memiliki arti
kata yang berbeda. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, media adalah perantara;
penghubung; yg terletak di antara dua pihak (orang, golongan, dsb) (KBBI, 2008:42).
Sedangkan
pembelajaran
menurut
Tesaurus
Bahasa
Indonesia,
penataran,
pendedahan, penelaahan, penerimaan, pengajian pengkajian (Tesaurus, 2008:17).
Sehingga apabila dikonklusikan, media pembelajaran adalah sebuah perantara yang
digunakan dalam proses penataran, atau pengkajian yang bertujuan untuk melengkapi
maupun memudahkan prosesnya.
Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam setiap proses
pembelajaran dengan tujuan mempermudah penyampaian pesan pembelajaran.
Menurut Purwanto, secara umum media pembelajaran berfungsi memudahkan siswa
mengenal, memahami, dan selanjutnya menggunakan pesan-pesan pembelajaran
(Purwanto, 2013:137). Sehingga media pembelajaran memiliki perbedaan apabila
dibandingkan dengan sebuah alat peraga. Menurut purwanto, dibandingkan dengan
media pembelajaran, biasanya alat peraga belum memuat pesan pembelajaran.
Menurut Purwanto, media memiliki beberapa jenis, yaitu media benda asli
dan langsung, media tiruan, media dramatisasi, media demonstrasi, media perjalanan,
media pembelajaran pameran—media visual dan media verbal (Purwanto, 2013:136).
Sehingga dalam dunia pendidikan muncul berbagai media pembelajaran, mulai dari
media powerpoint pada dasarnya, media blog, media website, dan lain sebagainya.
2.2 Contextual Teaching Learning
Contextual Teaching Learning, adalah suatu pendekatan yang menekankan
kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang
dipelajari dan menghubungkan dengan situasi kehidupan yang nyata sehingga
mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata (Sa’ud,
2008:162). Sehingga secara harfiah, model pendidikan CTL mengacu pada
pendidikan yang lebih menerapkan serta menekankan pada proses praksis aplikatif.
Pada bidang studi geografi, metode CTL lebih dikaitkan pada proses praktek
serta identifikasi objek kajian geografi menggunakan indera, seperti penglihatan, dan
indera perasa. Hal ini dikarenakan banyak objek kajian geografi yang bersifat abstrak.
Sehingga pada suatu sisi diperlukan pemahaman melalui media langsung, baik
menghadirkan secara langsung, maupun melalui media yang dapat mewakili objek
fisiknya.
2.3 Prestasi dan Minat Belajar
Prestasi dan minat belajar merupakan suatu bentuk variable yang bersifat aksi
reaksi dalam dunia pendidikan. Minat belajar dapat menyebabkan atau dapat
berpengaruh terhadap prestasi belajar. Menurut Tesaurus Bahasa Indonesia, Prestasi
adalah hasil, kinerja, penampilan, performa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
prestasi merupakan hasil dari suatu bentuk kinerja yang dinyatakan dalam skala dan
ukuran tertentu. Sedangkan minat belajar terdiri atas dua kata, yaitu minat dan
belajar. Menurut Tesaurus, minat adalah animo, atensi, hasrat, hobi, interes,
kecenderungan, kecondongan, kegemaran, kehendak,
kesenangan,
kesukaan,
ketertarikan,
keinginan,
kepentingan,
perendahan, perhatian, pikiran, selera.
Sedangkan belajar adalah berguru, berlatih, bersekolah, melampas, melancarkan,
melatih diri, memahirkan, membaca, membiasakan, mencari
ilmu,
menelaah,
mengaji, menggali ilmu, menimba ilmu, menuntut ilmu (Tesaurus,2008:9-321).
Sehingga apabila diartikan secara harfiah bahwa minat belajar adalah suatu animo
yang timbul dalam ranah proses meneelaah sebuah kajian ilmu pengetahuan.
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Metode dan Alasan Menggunakan Metode
Rancangan penelitian diartikan sebagai strategi mengatur latar penelitian agar
peneliti memperoleh data yang valid sesuai dengan karakteristik variable penelitian
dan tujuan penelitian. Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah kualitatif,
dengan mendasarkan pada hasil evaluasi setelah adanya perlakuan. Sehingga variable
yang dinilai adalah hasil serta perbandingan kondisi antara sebelum adanya perlakuan
hingga setelah diadakan perlakuan. Secara sistematis, kegiatan yang dilakukan dalam
penelitian ini meliputi: perencanaan, investigasi permasalahan, pemberian perlakuan
berupa metode pengajaran menggunakan media pembelajaran berbasis CTL, evaluasi
hasil, serta rancangan rencana pembelajaran siklus apabila proses tidak berhasil.
3.2 Tempat Penelitian
Tempat penelitian dapat diartikan sebagai landscape dimana aplikasi
rancangan proposal dilakukan. Dalam penelitian ini, tempat penelitian dilakukan
secara global pada sekolah-sekolah menengah atas. Namun tidak terbatas pada ruang
kelas sebagai tempat utama dalam menerapkan prosedur penelitiannya, namun
terdapat aplikasi prosedur secara lapangan, atau biasa disebut dengan field trip. Hal
ini dikarenakan beberapa media pada pokok bahasan ada yang bersifat abstrak dalam
hal ukuran, misalnya studi vulkan, maka yang dapat dilakukan adalah metode
fieldtrip.
3.3 Instrumen Penelitian
3.4 Sampel Sumber Data
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.6 Teknik Analisis Data
3.7 Rencana Pengujian Keabsahan Data
4. Organisasi dan Jadwal Penelitian
4.1 Organisasi Penelitian
4.2 Jadwal Penelitian
5. Biaya yang Diperlukan
DAFTAR PUSTAKA
Purwanto,Edi.2013.Strategi Pembelajaran:Bidang Studi Geografi.Malang:UM Press.
Pusat Bahasa.2008.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.
Pusat Bahasa.2008.Tesaurus Bahasa Indonesia.Jakarta:Departemen Pendidikan
Nasional.
Sa’ud, U.S.2008.Inovasi Pendidikan.Bandung:Alfabeta.