Excecutive Summary Studio Perencanaan

2.2.8 Drainase

2.2.3 Pusat dan Sub Pusat

Jaringan drainase di Desa Sumbersuko yang mayoritas berhierarki Penentuan pusat dan subpusat pada Desa Sumbersuko dilakukan

collector secara keseluruhan sudah baik karena ketika hujan air tidak meluap berdasarkan jumlah KK tiap dusun, ketersediaan sarana dan tingkat

dan tdak menggenang sehingga tidak terjadi banjir di Desa Sumbersuko aksesibilitas tiap dusun. Hasil analisis tersebut menghasilkan bahwa Dusun

walaupun ada beberapa segmen jalan yang tidak memiliki drainase. Beberapa Kenongo sebagai pusat, Dusun Sumberpang Lor sebagai sub pusat dan

titik saluran drainase masih terdapat sampah anorganik dan tanaman liar yang keempat dusun lainnya sebagai sub pusat lingkungan.

dapat menghambat aliran air. Berikut ini merupakan tabel ketersediaan saluran drainase di Desa Sumbersuko.

2.2.4 Perumahan

Kondisi perumahan di Desa Sumbersuko terdiri dari 82,3% rumah

2.2.9 Air Bersih

permanen, 8,9% rumah semi permanen, dan 8,8% rumah non permanen. Penggunaan air bersih pada Desa Sumbersuko secara umum hampir Diproyeksikan dari tahun 2014 untuk 6892 dengan jumlah unit rumah

seluruh bangunan baik permukiman maupun sarana menggunakan sumber sebanyak 1378, maka hingga tahun 2034 menjadi 1437 unit rumah untuk 7185

mata air dari tujuh mata air sebagai sistem penyediaan air bersih. Dua dari KK.

ketujuh mata air tersebut selain dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan air bersih rumah tangga juga digunakan untuk irigasi. Selain itu ketersediaan air

2.2.5 Pola Permukiman

bersih di Desa Sumbersuko hingga tahun 2034 dapat tercukupi sehingga untuk Bentukkan pola permukiman pada Desa Sumbersuko didominasi oleh

20 tahun kedepan tidak perlu adanya penambahan produksi air bersih. pola perumahan linear mengikuti jalan untuk Dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Ngemplak, Glagah Ombo hingga Precet. Adapun untuk pola memusat

2.2.10 Persampahan

Pola Permukiman Kondisi persampahan pada Desa Sumbersuko secara umum masih buruk, hal tersebut dikarenakan warga melakukan pembakaran sampah secara

2.2.6 Sarana

opendumping untuk sampah anorganik yang berakibat pada faktor kesehatan Seluruh jenis sarana terdapat di Desa Sumbersuko, kecuali Sarana

khsususnya pada kesehatan ternak (Hasil PRA,2014), selain itu tidak ada TPS Rekreasi dan Budaya. Total jumlah sarana di desa Sumbersuko yaitu 107 unit

Sampah pada Desa Sumbersuko, sehingga tidak ada pelayanan pengumpulan yang tersebar di keenam dusun desa Sumbersuko. Berdasarkan hasil analisis,

sampah.

diperlukan penambahan sarana keamanan untuk melayani Dusun Kenongo, sedangkan untuk jenis sarana lainnya sudah memenuhi.

2.1.11 Sanitasi

Kondisi sanitasi pada Desa Sumbersuko dari segi kepemilikan MCK secara umum sudah memiliki MCK Pribadi, sedangkan dalam kepemilikan Kondisi sanitasi pada Desa Sumbersuko dari segi kepemilikan MCK secara umum sudah memiliki MCK Pribadi, sedangkan dalam kepemilikan

2.2.14 Jaringan Irigasi

septik. Adapun pada Desa Sumbersuko terdapat satu unit MCK Umum pada Ketersediaan irigasi pada Desa Sumbersuko digunakan untuk Dusun Sumberpang Kidul yang digunakan sebagai cadangan pada saat musim

mengairi komoditas sayur-sayuran yang terletak pada Dusun Precet dan Dusun kemarau.

Kenongo. Penggunaan irigasi tersebut dalam operasionalnya memutuhkan biaya Rp 100.000 perpanen tiap 1 Ha dengan konstruksi nonteknis.

2.2.12 Jaringan Listrik

Kebutuhan listrik warga Desa Sumbersuko secara keseluruhan

2.3 Sosial

bersumber dari Perusahaan Listrik Negara (PLN) dan secara keseluruhan Aspek sosial pada Desa Sumbersuko mencangkup hasil dari bagan rumah penduduk sudah tersaluri listrik dengan daya listrik rata-rata 450 VA.

kecenderungan, pada pembahasan aspek peternakan diketahui bahwa adanya PT.Greenfield yang berdiri sejak tahun 2007 mempengaruhi peningkatan

2.2.13 Jaringan Komunikasi

jumlah ternak dan kemajuan pengolahan limbah ternak pada Desa Ketersediaan jaringan komunikasi pada Desa Sumbersuko secara

Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan PT.Greenfield mengajak para warga umum tidak terdapat BTS pada kawasan Desa Sumbersuko, akan tetapi

sekitar industrinya, yaiut warga Dusun Precet untuk beternak dengan beberapa jaringan provider telepon selular seperti provider Telkomsel masih

kemudahan modal, sehingga dalam pengajuan proposal pengadaan bantuan dapat menjangkau area Desa Sumbersuko. Hal tersebut dikarenakan karena

biodigester dapat dilakukan setelah para peternak sudah memiliki ternak tetap. wilayah Desa Sumbersuko telah tercover pelayanan BTS yang terletak di wilayah luar desa. Adanya pelayanan jaringan komunikasi pada Desa

2.4 Ekonomi

Sumbersuko dapat memudahkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya Komoditas unggul pada Desa Sumbersuko mencangkup Tebu, akan informasi atau perkembangan berita terkini, terutama kebutuhan akan

Rumput Odot hingga Sapi Perah. Adapun gambaran mengenai komoditas akses internet maupun telepon untuk keperluan administratif dan pemerintahan

tersebut dijelaskan pada Tabel 1.

desa.

Tabel 1 Arahan Pengembangan Komoditas Desa Sumbersuko

Aspek Ekonomi

Arus Komoditas

Arahan Pengembangan Masukkan

Kajian Gender

 Melakukan peningkatan teknik penyiraman yang lebih efisien sehingga  Ayah bertani kuantitas rumput tidak menurun saat

musim kemarau.

3 jam/hari,

 Ayah berperan 100%

 Terjaganya produksi rumput untuk pakan

6jam/hari

 B/C ternak dapat menjaga keberlanjutan usaha

pada penyiapan lahan,

Sesuai

untuk

panen dan penjualan

Kuantitas

dengan

peternakan dan supply energi biogas Rumput

untuk mewujudkan DME panen turun

Peringkat

hasil panen.

 Ibu bertani 4  Ibu berperan 50%

menurun saat

Kementrian  Kegiatan operasional untuk pemanfaatan yang direncanakan dapat

Pedoman

Odot

saat kemarau

 ROI

jam/hari, 1

dalam perawatan dan

pemupukkan secara

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus  Anak ternak. (memasukkan kotoran ke

beternak.

seimbang dengan

Indonesia

ayah.

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

sebagai kompos).  Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk alami  Melakukan peningkatan teknik Harga panen

bersekolah

penyiraman yang lebih efisien sehingga bergantung

kuantitas panen tebu tidak menurun saat dari ketetapan

 Ayah

musim kemarau.

harga

 Perbaikan akses jalan yang PT.Kebon

Perlu

Jenis tanah

bekerja 8

dan

menghubungkan Dusun Kenongo dengan Agung dan

 Ayah berperan 100%

perawatan

 B/C ketinggaian dari penanaman, lebih pada

jam/hari

Dusun Sumberpang Lor dan Sumberpang

(bertani dan

penanaman

Kidul untuk menekan biaya Tebu

perawatan hingga

saat musim

tidak sesuai

 Ibu bekerja

panen.

kemarau,

pengangkutan hasil panen.

 Kegiatan operasional untuk pemanfaatan mahal untuk

 ROI dengan  Ibu berperan 40%

hasil panen

(LQ > 1)

karena

2 jam/hari

biodigester yang direncanakan dapat Dusun

untuk penjualan hasil

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus Sumberpanglor

 Anak

panen

sistem tadah

hujan.

Pertanian

ternak. (memasukkan kotoran ke

bersekolah

Indonesia

dan biodigester dan memanfaatkan bio slurry Sumberpang

sebagai kompos). Kidul

 Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat digunakan sebagai pupuk alami

Aspek Ekonomi

Komoditas Arus

Arahan Pengembangan Masukkan

Kajian Gender

 Ayah tidak

 Melakukan peningkatan usaha perkebunan mawar dengan memberi

merawat

mawar,

 Ayah berperan 100%

teduhan pada tanaman pada saat musim

namun

hujan supaya tidak rusak.. Produksi

 B/C

 Kegiatan operasional untuk pemanfaatan panen turun

bertani 5

dalam penyiapan

Tanaman

Ratio

jam/hari dan

lahan

biodigester yang direncanakan dapat Mawar saat musin

Peringkat

mawar rusak

beternak 4

 Ibu berpearan 100%

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus hijan

 ROI

saat musim

jam/hari

dalam penanaman,

penghujan

ternak. (memasukkan kotoran ke

 Ibu merawat

perawatan, panen dan

biodigester dan memanfaatkan bio slurry

mawar 5

penjualan hasil panen.

sebagai kompos).

jam/hari dan beternak 1

 Bio-slurry hasil pemrosesan biogas dapat

jam/hari

digunakan sebagai pupuk alami

 Ayah

beternak 6

 Ayah berperan 75%

Penyediaan

 Melakukan peningkatan kualitas produksi pakan

jam/hari, 3

dalam pmebersihan

Rumput Odot sebagai pakan ternak untuk

jam/hari lain

kandang, memerah

mengurangi ketergantungan pada pakan yang mahal,

konsentrat

 B/C Produksi

untuk

susu dan menjual hasil

konsentrat yang harganya mahal dan tidak

bertani.

susu.

Rumput Odot

serta

Ratio

 Kegiatan operasional untuk pemanfaatan Rumput Odot

Peringkat

Sektor

 Ibu beternak

 Ibu berperan 25%

sebagai pakan

menentu.

Sapi Perah ketersediaan

3.3 Unggulan

 ROI pada setiap kegiatan,

2 1 jam/hari

kurang saat

biodigester yang direncanakan dapat sebagai pakan

(LQ > 1)

dan 4

kecuali dalam

musim

jam/hari

dilakukan saat ayah dan ibu mengurus

pemberian pakan

kemarau

kurang saat ternak. (memasukkan kotoran ke musim

untuk

berperan 50%

biodigester dan memanfaatkan bio slurry kemarau

bertani

 Anak sebagai kompos).

seimbang dengan

ayah. bersekolah

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Tabel 2 Analisis Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko

2.5 Kelembagaan

Kelompok Besar

Analisis

Pembahasan kelembagaan pada Desa Sumberusko mencangkup  Merupakan kelompok lembaga yang memiliki kaitan hubungan kelembagaan yang berpengaruh pada Desa Sumbersuko yang

desa sekaligus dengan dijelaskan pada diagram venn kelembagaan berikut analisisnya. Berikut

terhadap

masyarakat

Kelompok tersebut dalam merupakan gambaran dari diagram venn kelembagaan Desa Sumberusuko.

Pemerintah Desa, BPD,

pemerintah

desa.

LPMD, Kelompok

kegiatannya banyak membutuhkan kerjasama dari

Peternak, GAPOKTAN,

pihak pemerintah desa. Sebagai contoh dalam

PAM, Karang Taruna dan

pengajuan bantuan biodigester oleh Kelompok Ternak

Dinas

PT. Greenfield

Peternakan

Bank Sampah.

kepada pihak Dinas Peternakan Kabupaten Malang,

Kabupaten

membutuhkan persetujuan dan diketahui oleh

Malang

Pemerintah Desa.

Kelompok

Peternak

 Merupakan kelompok lembaga yang secara umum

Bank

Sampah

PT. Kebon

PKK, KOPWAN,

berorientasi untuk memberdayakan kaum perempuan

Agung

Posyandu, Bidan.

Desa Sumbersuko. Kegiatan lembaga tersebut secara

dominan membutuhkan kerjasama dari pihak PKK.  Merupakan kelompok lembaga yang seharusnya

Pemerintah

termaksuk dalam kelompok besar pemerintah desa.

LINMAS

Desa

LINMAS membentuk kelompok tersendiri karena berdasarkan Hasil Survei Primer 2014 terkait kondisi

LINMAS

BPD

kelembagaan pada Desa Sumbersuko, LINMAS saat

MASYARAKAT

ini sedang dalam masa vakuum atau tidak beroperasi,

LPMD

DESA SUMBERSUKO

hal tersebut dikarenakan adanya transisi pergantian pemerintahan desa.

PKK

KOPWAN

 Kelompok lembaga yang beriorientasi pada pengembangan sektor ternak, yaitu kerjasama antara PT.Greenfield dengan Kelompok Ternak terkait

PAM

POSYANDU

Kelompok Peternak,

bantuan permodalan usaha sapi perah. Selain itu

PT.Greenfield, Dinas

orientasi mengarah pada pengembangan pemanfaatan

BIDAN

Peternakan Kabupaten

biodigester, yaitu kerjasama antara Kelompok

Peternak dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang Gambar 1 Diagram Venn Kelembagaan Desa Sumbersuko

Malang

terkait proposal pengajuan bantuan pengadaan Sumber: Hasil Analisis, 2014

biodigester. Hubungan kelompok besar ini sangat berpengaruh dalam perwujudan Desa Mandiri Energi.

Sumber: Hasil Analisis, 2014

Berikut merupakan pembahasan terkait bentukkan dari diagram venn kelembangaan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Tabel 2

2.6 Biogas

Pembahasan terkait aspek biogas pada Desa Sumbersuko mencangkup perhitungan supply energi, demand energi, kesesuaian antara Pembahasan terkait aspek biogas pada Desa Sumbersuko mencangkup perhitungan supply energi, demand energi, kesesuaian antara

2.6.3 Kesesuaian Supply-Demand Energi

Perhitungan kesesuaian antara supply energi yang tersedia dengan

2.6.1 Supply Energi

kebutuhan demand energi dalam penghitugnannya dipriorotaskan untuk Penghitungan supply energi pada Desa Sumbersuko mengacu pada

memenuhi kebutuhan energi bakar, setelah itu apabila terdapat sisa energi ketesediaan ternak sapi dan kambing. Asumsi yang digunakan adalah untuk 1

maka dapat dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan energi listrik. ekor sapi memproduksi 29 Kg/hari kotoran (SNMI 2011), sedangkan untuk 1

Hasil perhitungan kesesuaian supply dengan demand energi bakar ekor kambing memproduksi 1,4 Kg/hari kotoran (Penelitian Kopi Kakao

pada Desa Sumbersuko secara umum dapat terpenuhi seluruhnya, sehingga Indonesia, 2008), selain itu asumsi yang digunakan adalah jumlah ternak yang

dalam arahan pemanfaatannya dapat diarahkan ke pemenuhan energi listrik. dihitung bersifat tetap atau tidak berkurang, serta pertambahan populasi ternak

Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan memasaknya secara keseluruhan adalah mencapai 5 ekor sapi dan 12 ekor kambing tiap tahunnya.

Dusun Precet sejak tahun eksisting (2014), Ngemplak pada tahun 2019 Berikut merupakan penghitungan supply energi eksisting yang

mendatang, Sumberpang Kidul pada tahun 2034 mendatang, dan Dusun dijelaskan pada Tabel 20 .

Glagah Ombo pada tahun eksisting (2014).

Dusun yang telah terpenuhi kebutuhan energi bakarnya secara Tabel 3 Penghitungan Supply Energi Eksisting

keseluruhan kemudian dapat dilakukan penghitungan kesesuaian supply-

Ketentuan Konversi

demand energi listrik.

Konversi Energi

Energi (Wahyuni,

Hasil Konversi

2.6.4 Kajian Evaluasi Biodigester Eksisting

Kotoran Ternak (kg) –

Pembahasan terkait evaluasi biodigester eksisting memuat bahasan Gas Methan yang

1 kg kotoran ternak

18.638 kg x 0,036 =

aspek mengenai unit biodigester yang rusak hingga evaluasi pemanfaatan dihasilkan (m 3

menghasilkan 0,036 m 3 670.9 m 3 /hari , atau

) 3 gas methan. 244.903 m 3 / tahun energinya. Diketahui dari 27 unit biodigester dengan kapasitas 6m bersifat

3 nonpermanen yang ada 17 diantaranya rusak, selain itu dari 4 unit biodigester Gas Methan (m 3 ) –

1m 3 gas methan setara

670.9 m x 6 Kwh = 4025,76 Kwh/hari atau 3 dengan kapasitas 83 m

3 diantaranya rusak. Oleh karena itu perlu arahan Energi (Kwh)

rencana untuk perbaikan unit biodigester yang rusak. Adapun dari segi Sumber: Hasil Analisis, 2014

dengan 6 Kwh

1.469.404 Kwh/tahun

pemanfaatan energi biodigester eksisiting, masih terdapat 84,82% energi yang belum termanfaatkan.

Penghitungan supply energi dihitung tiap dusun yang mengacu

kepada asumsi pertambahan ternak tiap tahunnya hingga 20 tahun mendatang.

2.6.5 Kajian Pemanfaatan Bio-Slurry

Adapun dusun yang paling banyak memiliki supply energi adalah Dusun Bio-Slurry merupakan produk dari hasil pengolahan biogas berbahan Precet, sedangkan dusun dengan ketersediaan supply energi tersedikit adalah

kotoran ternak dan air melalui proses tanpa oksigen (anaerob) dalam digester Dusun Ngemplak.

biogas yang merupakan ruangan tertutup (BIRU, 2011). Bio-Slurry memiliki wujud padat atau cair tergantung dari campuran air dari lubang inlet digester,

2.6.2 Demand Energi

dan memiliki kemampuan untuk menyuburkan lahan, meningkatkan produksi Perhitungan demand energi pada Desa Sumbersuko mencangkup

tanaman budidaya, dengan ciri tidak berbau dan tidak mengundang serangga, perhitungan kebutuhan demand energi bakar yaitu kebutuhan memasak tiap

sehingga cocok digunakan untuk pupuk organik cair maupun padat. KK, serta kebutuhan energi listrik untuk kebutuhan penerangan rumah tiap

Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA) KK, hingga kebutuhan listrik untuk sarana dan penerangan jalan umum.

Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan Demand Energi bakar diproyeksikan akan bertambah dari 6881 Kwh/Hari

memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan menjadi 7034 Kwh/hari pada tahun 2034 mendatang.

potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa

Sumbersuko. Berdasarkan Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA)

2.7 Akar Masalah dan Akar Tujuan

Tahun 2014, Bio-Slurry atau ampas biogas dapat dijadikan pupuk organik dan Analisis akar masalah merupakan analisis untuk mengetahui memiliki harga jual Rp 1.000/kg. Oleh karena itu dapat dilakukan perhitungan

penyebab terhambatnya pembangunan Desa Sumbersuko. Penjelasan akar potensi Bio-Slurry dari kotoran ternak yang dihasilkan tiap harinya pada Desa

masalah pada Desa Sumbersuko dijelaskan pada Gambar 3, sedangkan Sumbersuko. Sehingga diketahui bahwa potensi Bio-Slurry perharinya dapat

Pembahasan terkait akar tujuan pada Desa Sumbersuko mencangkup mencapai Rp 18.637.800/hari dari 18.637,8 Kg/hari kotoran ternak yang

meningkatkan pemerataan pembangunan desa dan mengatasi masalah sosial seandainya telah terporses oleh unit biodigetser seluruhnya.

dan kelembagaan pada Desa Sumbersuko. Berikut merupakan gambaran akar tujuan pada Desa Sumbersuko yang dijelaskan pada Gambar 4..

2.6.6 Kajian Willingness To Pay

Hasil dari analisis willingness to pay pada Desa Sumbersuko diketahui bahwa secara umum Dusun yang telah terbentuk kelompok peternak yaitu Dusun Kenongo dan Dusun Precet memiliki tingkat WTP yang tinggi baik untuk responden peternak dan non peternak (> Rp 1.500.000), sedangkan dusun lainnya yang belum tetdapat kelompk peternak memiliki tingkatan WTP yang sedang hingga rendah.

2.6.7 Kajian Ketersediaan Kandang Ternak

Hasil dari kajian ketersediaan kandang ternak diketahui bagaimana kesesuaian kondisi kandang ternak pada Desa Sumbersuko terhadap Standar Penyediaan Kandang Ternak oleh BPPP Departemen Pertanian Indonesia Tahun 2007. Diketahui bahwa pada aspek perkerasan kandangm ketersediaan palungan dan ketersediaan saluran drainase sudah sesuai dengan standar. Adapun untuk aspek jarak kandang dari permukiman dan sistem pembuangan kotoran belum sesuai dengan standar.

Gambar 2 Akar Masalah Desa Sumbersuko Sumber: Hasil Analisis, 2014

Gambar 3 Akar Tujuan Desa Sumbersuko Sumber: Hasil Analisis, 2014

2.8 Penentuan Alternatif Proyek

sebuah pengembangan teknologi pertanian serta pemberian sosialisasi Analisis alternatif adalah suatu usaha untuk melihat berbagai

terkait pengembangan kualitas pertanian.

kemungkinan pilihan hubungan tindakan hasil (rangkaian tujuan) dari analisis

3. Proyek pengembangan dan pengelolaan sistem persampahan sasaran yang mengarah pada suatu keadaan tertentu yang diinginkan.

Sebagian besar warga desa sumbersuko masih belum Penentuan urutan alternatif proyek dilakukan dengan cara memberikan nilai

melakukan pengolahan sampah dengan benar, umumnya warga masih terlebih dahulu pada masing-masing alternatif proyek yang dianggap layak

mengandalkan proses pembakaran sampah secara open dumping diterapkan. Kemudian nilai masing-masing proyek diurutkan mulai dari nilai

bahkan hingga membuang sampah menuju saluran drainase. Hal yang terbesar dengan nilai yang paling terendah untuk nantinya diterapkan

tersebut dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat terkait untuk proyek yang lebih didahulukan atau yang leih dibutuhkan oleh

pengelolaan sampah secara benar dan tidak tersedianya sarana untuk masyarakat.

melakukan pengelolaan sampah. Oleh karena itu rencana Penentuan beberapa proyek sebagai alternatif adalah dengan

pengembangan system pengelolaan persampahan pada Desa melakukan berbagai analisis sebagai solusi pemecahan berbagai masalah yang

Sumbersuko akan diarahkan untuk membentuk Kelompok Binaan terdapat di Desa Sumbersuko, sehingga ditemukan cara untuk menyelesaikan

Bank Sampah Malang secara merata tiap dusunnya, sehingga dapat permasalahan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa. Proyek

menangani sampah anorganik. Adapun untuk menangani sampah yang dapat dijadikan sebagai alternatif diantaranya adalah sebagai berikut:

organik dapat diarahkan dengan pengadaan tong komposter secara merata tiap dusunnya.

1. Proyek Pengembangan dan pemanfaatan Biogas

4. Proyek perbaikan jalan serta penambahan fasilitas umum jalan Desa Sumbersuko merupakan desa yang memiliki potensi di

Masalah infrastuktur yang teradapat di desa Sumbersuko bidang peternakan, sehingga akan lebih produktif lagi dalam

salah satunya berkenaan dengan kualitas jalan yang masih rendah. memanfaatkan limbah ternak yang tidak terpakai menjadi suatu yang

Sebagian perkerasan fisik jalan yang menghubungkan antar dusun lebih berguna, salah satunya menjadi energy alternative yang dapat

masih berupa macadam hingga diperlukan sebuah pengembangan dimanfaatkan masyarakat untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga

kualitas jalan yang dapat menunjng pergerakan masyarakat khususnya bahkan sebagai energi untuk keperluan sarana, maka dengan

dalam melakukan kegiatan. Perbaikan kualitas perkerasan jalan demikian dapat mewujudkan konsep desa mandiri energy. Adapun

menjadi aspal sehingga dapat dengan mudah diaskses oleh bermacam hasil ampas pemrosesan biodigester berupa Bio-Slurry diarahkan

meningkatkan kemajuan untuk dimanfaatkan maupun dijual dengan nilai ekonomis sebesar Rp

perkembangan perekonomian dalam hal pemasaran. Selain itu 1.000/kg.

penyediaan fasilitas umum seperti penerangan jalan serta rambu-

2. Proyek pengembangan hasil pertanian (Tebu, Sapi Perah serta rambu jalan juga sangat penting dalam meningkakan keamanan jalan. Mawar)

5. Proyek peningkatan SDM melalui pelatihan keterampilan Sektor perekonomian desa Sumbersuko didukung oleh

terhambatnya tingkat bidang pertanian dengan komoditas utama terdiri dari Tebu, sapi

perekonomian Desa Sumbersuko salah satunya yaitu masih tingginya perah serta Mawar. Salah satu masalah yang dihadapi desa

tingkat pengangguran di desa Sumbersuko, hal tersebut salah satunya Sumbersuko yaitu kualitas tebu terus mengalami penurun sehingga

berkenaan dengan kualitas SDM yang belum memeiliki keterampilan dalam rangka memaksimalkan komoditas utama pertanian dalam

khusus, sehingga dalam meminimalisisr angka pengangguran maka menyokong perekonomian desa Sumbersuko perlu dilakukannya

pemberdayaan masyarakat melalui pemberian pelatihan keterampilan pengolahan hasil pertanian menjadi sebuah produk bernilai ekonomis

merupakan startegi yang dianggap mampu mengahadapi masalah tinggi serta peningkatan kualitas tanam komoditas pertanian (tebu dan

tersebut.

mawar) agar hasil pertanian memiliki kualitas yang tinggi melalui Pembahasan Alternatif Proyek pada Desa Sumberusko dijelaskan pada Tabel 4 .

Tabel 4 Penentuan Alternatif Proyek Desa Sumbersuko

Peningkatan SDM Kriteria (Bobot)

Pengembangan

Pengembangan Tiga

Pengembangan Sistem

Peningkatan Kualitas

Melalui Keterampilan

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Proyek cukup sesuai Urutan prioritas prinsip

 Sesuai dengan prinsip

 Proyek sesuai dengan

 Proyek sedikit berkenaan

 Proyek sesuai dengan

dengan prinsip kebijakan pembangunan wilayah

pembangunan RPJMD

prinsip kebijakan

dengan upaya untuk

prinsip kebijakan

pembangunan pada (10)

Kab. Malang Tahun

pembangunan pada

pengetasan desa

pembangunan pada

2010-2015 untuk

RPJMD Kab. Malang

tertinggal

RPJMD Kab. Malang

RPJMD Kab. Malang

pengentasan Desa

Tahun 2010-2015 untuk

Tahun 2010-2015 untuk

Tahun 2010-2015 untuk

Tertinggal

pengentasan Desa

pengentasan Desa

pengentasan Desa

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 1

 Nilai Skor 4

 Sumberdaya alam yang

 Proyek menggunakan

 Proyek emnggunakan

 Tidak terdapat sumber

 Proyek menggunakan

sumberdaya alam Ketersediaan Sumber

digunakan sebanyak 4

sumberdaya alam

dua macan sumberdaya

daya alam yang

sebanyak 4 macam Daya Alam (10)

macam (air, tanah, gas,

sebanyak 4 macam (tebu,

alam, yaitu sampah

digunakan dalam

dan limbah kotoran

susu perah, mawar, dan

anorganik dan sampah

proyek

(tebu, susu perah,

ternak)

energi biogas.)

organik

mawar, dan energi biogas.)

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Proyek bermanfaat pada Penerima manfaat

 Proyek bermanfaat pada

 Proyek bermanfaat pada

 Proyek bermanfaat pada

 Proyek bermanfaat pada

sektor ekonomi maksimal (10)

sektor peternakan,

sektor ekonomi

sektor ekonomi

sektor pertanian,

pertanian, ekonomi

masyarakat dan

masyarakt dan

peternakan dan

masyarakat dan

masyarakat keseluruhan,

pertanian.

lingkungan permukiman

ekonomi masyarakat.

pertanian.

lingkungan alam

desa.

masyarakat.  Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Proyek berpeluang besar

 Proyek cukup

 Proyek

cukup

 Proyek cukup untuk

 Proyek cukup

berpeluang untuk Peningkatan pedapatan

dalam meningkatkan

berpeluang untuk

pendapatan penduduk

desa (penjualan Bio-

peningkatan pendapatan

pendapatan desa melalui

pendapatan

desa

peningkatan pendapatan

Slurry, penghematan

desa melalui penjualan

hasil penyetoran sampah

melalui

penghematan

desa melalui penjualan

biaya memasak)

hasil diversifikasi produk

oleh nasabah bank dan

biaya

pengangkutan

hasil diversifikasi

tiga komoditas.

hasil penjualan kompos.

hasil komoditas

produk komoditas.

Peningkatan

 Nilai Skor 5 pemanfaatan potensi

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 5

 Proyek akan sumberdaya manusia

 Proyek akan

 Proyek akan

 Proyek akan

 Proyek akan

meningkatan SDM >51

meningkatan SDM >51

meningkatan SDM >51

meningkatan SDM >51

meningkatan SDM >51

Peningkatan SDM Kriteria (Bobot)

Pengembangan

Pengembangan Tiga

Pengembangan Sistem

Peningkatan Kualitas

Melalui Keterampilan

penduduk desa yang

penduduk desa

penduduk desa

penduduk desa

penduduk desa

diarahkan akan memiliki biodigester

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Proyel memiliki Kesinambungan atau

 Proyel memiliki

keterkitan cukup dengan keterkaitan dengan

keterkitan besar dengan

keterkitan besar dengan

keterkitan rendah dengan

keterkitan

cukup

program sebelumnya, program tahun

program sebelumnya,

yaitu program sebelumnya (program

yaitu program

pembangunan desa pada yang sedang berjalan)

pembangunan desa pada

pembangunan desa pada

pembangunan desa pada

program pembangunan

muatan RPJMD (5)

muatan RPJMD

Kabupaten Malang

Kabupaten Malang

Tahun 2010-2015

Tahun 2010-2015

Tahun 2010-2015

Malang Tahun 2010-

Tahun 2010-2015

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Proyek memiliki Sumbangan terhadap

 Proyek memiliki

 Proyek memiliki

 Proyek memiliki sedikit

 Proyek memiliki

sumbangan cukup program strategis

sumbangan cukup

sumbangan strategis

sumbangan strategis

sumbangan strategis

strategis terhadap kabupaten atau

strategis terhadap

terhadap program

terhadap program

terhadap program

program kecamatan kotamadya (5)

program kecamatan

kecamatan wagir dalam

kecamatan wagir dalam

kecamatan wagir dalam

wagir dalam

wagir dalam

memberdayakan

masyarakat desa

masyarakat desa

masyarakat desa

memberdayakan

masyarakat desa

masyarakat desa

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 2

 Proyek mungkin diulang Replikabilitas (5)

 Proyem mungkin diulang

 Proyek mungkin diulang

 Proyek mungkin diulang

 Proyek mungkin

di lebih dari empat

di suatu tempat,

di suatu tempat

diulang di tiga tempat

disuatu empat.

tempat, yaitu pada tiap

lain.

dusun Desa Sumbersuko (6).

 Nilai Skor 4

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Tingkat duplikasi proyek

 Tingkat duplikasi proyek

 Tingkat duplikasi proyek

 Tingkat duplikasi

 Tingkat duplikasi proyek

cukup, karena ada Duplikasi (5)

rendah, karena adanya

cukup, karena ada

cukup, karena ada

proyek cukup, karena

komitmen masyarakat

kemungkinan

kemungkinan

ada kemungkinan

kemungkinan

untuk menjalankan

ketersediaan sarana yang

ketersediaan sarana yang

adanya proyek

ketersediaan sarana yang

proyek

dibutuhkan masih kurang

dibutuhkan masih kurang

perbaikan lagi di masa

dibutuhkan masih

mendatang.

kurang

Peningkatan SDM Kriteria (Bobot)

Pengembangan

Pengembangan Tiga

Pengembangan Sistem

Peningkatan Kualitas

Melalui Keterampilan

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 5

 Nilai Skor 2

 Nilai Skor 2

 Proyek sedikit untuk Pertimbangan ekologi

 Proyek dapat meunjang

 Proyek sedikit untuk

 Proyek dapat menunjang

 Proyek sedikit untuk

menunjang aspek ramah (10)

keberlanjutan

menunjang aspek ramah

aspek ramah lingkugan

menunjang aspek ramah

lingkungan, yaitu dengan

kotoran ternak sebagai sumber energi

 Nilai Skor 3 Hubungan alat dengan

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Proyek menyebabkan tujuan (5)

 Proyek menyebabkan

hubungan cukup eraat

hubungan cukup eraat

hubungan cukup eraat

hubungan cukup eraat

hubungan cukup eraat

antara alat dengan

 Nilai Skor 3 Keterkaitan proyek antar

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Nilai Skor 3

 Proyek dan hasilnya desa (5)

 Proyek dan hasilnya

 Proyek dan hasilnya

 Proyek dan hasilnya

 Proyek dan hasilnya

memiliki keterkaitan

memiliki keterkaitan

memiliki keterkaitan

memiliki keterkaitan

memiliki keterkaitan

dengan proyek desa lain

dengan proyek desa lain

dengan proyek desa lain

dengan proyek desa lain

dengan proyek desa lain

Jumlah Skor

345 335 315 305 295 Sumber: Hasil Analisis, 2014

BAB III

d. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun

RENCANA

Sumberpanglor.

Pembahasan rencana merupakan perwujudan terkait solusi dari hasil

B. Rencana Pola Ruang Desa

permasalahan yang termuat pada akar masalah, serta perwujudan terkait Pembahasan rencana pola ruang desa mencangkup kawasan potensi dari hasil analisa aspek spasial dan sektoral pada Desa Sumbersuko.

terbangun dan kawasan tidak terbangun.

Pembahasan mencangkup rencana spasial desa, rencana proyek desa, hingga dampak proyek.

1. Kawasan Terbangun

Permukiman di Desa Sumbersuko direncanakan dengan perbaikan

3.1 Rencana Spasial

kondisi fisik rumah yang kurang layak huni dan penambahan Pembahasan rencana spasial desa mencangkup rencana tata ruang

permukiman. Pembangunan permukiman dilakukan secara bertahap desa dan rencana ultilitas dan fasilitas desa pada Desa Sumbersuko.

sesuai dengan pertambahan penduduk. Pada Desa Sumbersuko mempunyai pola linear, jadi dalam perencanaan unrunk

3.1.1 Rencana Tata Ruang Desa

mengembangkan biodigester pada Desa Sumbersuko adalah Kajian mengenai rencana tata ruang desa mencangkup rencana

biodigester individu.

struktur tata ruang desa, rencana pola ruang desa hingga rencana sistem keterhubungan atau lingkage system.

2. Kawasan Tak Terbangun

Desa Sumbersuko sebagian besar ditunjang oleh sektor pertanian

A. Rencana Struktur Tata Ruang Desa yang berupa lahan pertanian, perkebunan dan hutan produksi. . Sektor Beberapa pertimbangan yang mendasari perencanaan struktur ruang

peternakan juga menunjang perekonomian desa yaitu berupa hasil yakni berdasarkan daerah pusat dan sub pusat desa dengan didasarkan pada

ternak seperti susu. Desa Sumbersuko memiliki kawasan penyangga orientasi pada desa Sumbersuko.

dan kawasan budidaya semusim. Untuk Dusun Precet dan Dusun

1. Rencana pusat kegiatan desa Sumberpang Kidul yang tergolong pada kawsan pennyangga akan Dusun yang merupakan kawasan pusat kegiatan yang ada di Desa

terdapat rencana untuk tidak menambah bangunan dan menjadaikan Sumbersuko yaitu dusun Kenongo. Perencanaan serta Kegiatan utama

kawasan tersebut ke kawsan penyangga. Melalui arahan tersebut akan di wilayah Dusun Kenongo diarahkan untuk:

menambah jumlah pertanian dan lahan perkebunan sehingga dapat

a. Pengolahan hasil panen meningkatkan produktifitas hasil komoditas dan meningkatkan

b. Pengembangan pemanfaatan biogas melalui peletakan biodigester

perekonomian Desa Sumbersuko.

c. Perbaikan dan peningkatan jalan

d. Pengembangan fasilitas keamanan.

C. Rencana Sistem Hubungan

e. Pengembangan Bank Sampah di setiap dusun, termasuk dusun Rencana sistem hubungan bertujuan untuk mengorganisasikan sistem Kenongo

pergerakan yang dapat membantu peningkatan ekonomi masyarakat Desa

2. Rencana Sub Pusat Kegiatan Desa Sumbersuko. Pada analisis daerah Desa Sumbersuko terbentuk sistem Sub-Pusat kegiatan desa Sumbersuko, yaitu dusun Sumberpanglor.

hubungan yang terbentuk adalah sistem hubungan visual karena memiliki Adapun Perencanaan serta Kegiatan utama di wilayah Desa

keterkaitan dengan aspek-aspek seperti ekonomi, sosial, dan budaya di dalam Sumberpanglor diarahkan untuk:

lingkungan dan sekitar daerah Desa Sumbersuko yang saling terkait.

a. Pengolahan hasil panen Aksesibilitas yang baik diharapkan dapat mampu mendorong kegiatan

b. Pengembangan pemanfaatan biogas ekonomi, sosial dan budaya masayarakat, baik di dalam dan di luar Desa

c. Perbaikan dan peningkatan jalan Sumbersuko yang dapat dicapai melalui rencana tersebut diantaranya c. Perbaikan dan peningkatan jalan Sumbersuko yang dapat dicapai melalui rencana tersebut diantaranya

B. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Prasarana Keterkaitan antara dusun di dalam Desa Sumbersuko akan mendorong

Pembahasan mengenai rencana perbaikan dan pengembangan pencapaian saran prasarana, interaksi atau hubungan setiap dusun menjadi

prasarana mencangkup prasarana jalan, drainase, air bersih, hingga lebih erat baik dalam aspek ekonomi, sosial dan budaya.

persampahan pada Desa Sumbersuko.

3.1.2 Rencana Ultilitas dan Fasilitas Desa

1. Jalan

Pembahasan rencana ultilitas dan fasilitas Desa Sumbersuko Kondisi kualitas perkerasan jalan antara Dusun Kenongo dengan mencangkup rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas sarana dan

Dusun Sumberpang, serta antara Dusun Glagah Ombo dengan Dusun rencana perbaikan dan pengembangan fasilitas prasarana pada Desa

Ngemplak perlu untuk dilakukan perbaikan, karena merupakan jalur Sumberusko.

distribusi komoditas utama pada Desa Sumbersuko. Adapun penjelasan terkait rencana perbaikan jalan dijelaskan pada Tabel 5.

A. Rencana Perbaikan dan Pengembangan Sarana Ketersediaan sarana pada Desa Sumbersuko secara umum sudah

Tabel 5 Rencana Perbaikan Jalan Desa Sumbersuko memenuhi untuk melayani kebutuhan akan sarana masyarakat Desa

Perhitungan

Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, yaitu sarana pendidikan, sarana

Asumsi

kesehatan, sarana pelayanan umum, sarana peribadatan, sarana perdagangan

Komoditas

dan jasa, sarana RTH dan Olahraga hingga sarana pemakaman. Khusus untuk Yang

sarana keamanan direncanakan untuk dilakukan penambahan berupa pos

Keseluruhan Dipengaruhi

(Meter)

Perkerasan

kamling pada Dusun Kenongo sebanyak 1 unit seperti pada Gambar 4, serta

(Per m)

pengembangan kelompok binaan Bank Sampah Malang dengan membangun

Jalan

unit kantor bank sampah tiap dusun sebagai sarana pelayanan umum.

penghubung

antara

Tebu, Padi,

Rp 241.300.000,00 Jagung, Sayur-sayuran

Dusun Sumberpang Lor Jalan penghubung antara Dusun

Rp 17.600.000,00 Tebu, Kopi

dan Jagung

Dusun

Gambar 4 Ilustrasi Rencana Penambahan Sarana Keamanan

Glaga

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Ombo

Total Biaya Proyek

Rp 258.900.000,00

Sumber: Hasil Rencana, 2014

Sumber: Hasil Rencana, 2014

2. Drainase Rencana terkait prasrana drainase berupa normalisasi saluran secara

4. Persampahan

berkala untuk membersihkan sampah dan vegetasi liar, dan Rencana pengembangan sistem persampahan pada Desa Sumberusko penambahan saluran drainase di jalan yang belum terdapat saluran

sistem persampahan. drainase. Perbaikan saluran drainase yang rusak dapat dilakukan di

Pengembangan tersebut berupa pembangunan unit kantor bank beberapa titik di dusun Kenongo, Sumberpang Lor, Sumberpang

sampah yang merupakan kelompok binaan Bank Sampah Malang Kidul, Ngemplak, Glagah Ombo dan Precet dan dapat juga dilakukan

secara menyeluruh tiap dusun, yang dilengkapi tong komposter. perkerasan. Untuk normalisasi saluran dapat dilakukan secara berkala

Adanya unit bank sampah yang direncakanan bertujuan untuk dengan cara kerja bakti membersihkan saluran yang ada di Desa

mengatasi sampah anorganik, sedangkan tong komposter yang Sumbersuko. Penambahan saluran drainase tidak begitu diperlukan

direncanakan bertujuan untuk mengatasi sampah organik. karena pengaliran airnya sudah baik. Namun pada beberapa tempat yang dirasa perlu untuk ditambah saluran drainase seperti rumah-

3.2 Rencana Proyek

rumah yang berada di gang kecil seperti di Dusun Kenongo Rencana pengembangan Desa Sumbersuko berupa proyek-proyek yang dihasilkan berdasarkan hasil Analisis Alternatif Proyek (AAP), yaitu

3. Air Bersih

Pemanfaatan Biogas, Proyek Rencana terkait prasarana air bersih mengacu terhadap hasil analisis

Pengembangan Hasil Tiga Komoditas (Tebu, Mawar dan Kerupuk Susu), air bersih yang diketahui bahwa ketersediaan sumber air bersih pada

Proyek Pengembangan Persampahan hingga Proyek Perbaikan Kualitas Jalan Desa Sumbersuko yang bersumber dari ketujuh mata air dapat

Desa Sumbersuko.

mencukupi kebutuhan air bersih warga Desa Sumbersuko hingga 20 tahun mendatang, serta seluruh rumah sudah menggunakan sistem

3.2.1 Rencana Pengembangan Pemanfaatan Biogas

meteranisasi. Berikut merupakan rencana terkait prasarana air bersih Rencana pengembangan pemanfaatan biogas mencangkup rencana yang dijelaskan pada Tabel 8..

penambahan biodigester, rencana perbaikan biodigester hingga arahan rencana Tabel 6 Rencana Pengembangan Prasarana Air Bersih

untuk pemanfaatan Bio-Slurry sebagai pupuk organik. Pembahasan

Standart

Kebutuhan

mencangkup rencana proyek, matriks perencanaan proyek, organisasi proyek,

Kebutuhan Air

Prasarana

Arahan Rencana

hingga matriks kerjasama dengan pihak lain.

(Kimpraswil,2003)

(liter/jiwa/hari)

 Tahun 2014

 Penambahan rumah Desa

A. Rencana Proyek

Pada persiapan proyek, ditentukan berapa m 413.520 liter/hari 3 Sumbersuko selama 20 tahun biodigester yang  Tahun 2019

kedepan sebanyak 73 rumah

akan dibangun 20 tahun mendatang tiap tahunnya, berapa unit

biodigester yang harus diperbaiki, hingga penyusunan organisasi 

417.840 liter/hari

perlu penambahan jaringan pipa

Tahun 2024

air bersih dan meterisasi sesuai

proyek serta rapat koordinasi antar pihak yang berpengaruh dalam

proyek. Perbaikan unit biodigester sebanyak 13 unit atau 354m 3 , lingkup desa kecil

60 lt/hari

422.220 liter/hari

dengan penambahan penduduk

sedangkan besar biodigester (m Tahun 2029 3 ) yang dibangun tiap tahunnya 426.660 liter/hari

dan rumah.

 Perlu perawatan dan

dijelaskan pada Tabel 7.

 Tahun 2034

pemeliharaan pipa tralon air

431.100 liter/hari

bersih serta tandon agar mencegah adanya kebocoran.

Tabel 7 Rencana Proyek Pembangunan Biodigester Desa Sumbersuko

B. Organisasi Proyek

Biodigester

Pembentukkan organisasi proyek yang dibutuhkan untuk

pelaksanaan proyek pengembangan biodigester pada Desa

Sumberusko memiliki struktur seperti yang dijelaskan pada Gambar

2014* 506* 398930,4* 8603283,6* 5%* ORGANISASI PROYEK PENGEMBANGAN

KECAMATAN / DESA

2019 PIMPINAN PROYEK 196,6 1239680,16 8693161,2 14% 2020

BADAN PENGAWASAN

BENDAHARA PROYEK

2023 SEKERTARIS PROYEK 196,6 1859677,92 8766810,9 21% 2024

BIDANG PERENCANAAN

BIDANG LOGISTIK

BIDANG HUMAS BIDANG PELAKSANAAN

MASYARAKAT DESA SUMBERSUKO

2030 (PETERNAK DAN NON PETERNAK) 96,6 2611795,752 8895385,8 29% 2031

2032 PANITIA PROYEK 96,6 2764114,632 8931586,5 31% 2033

GARIS KOORDINATIF

GARIS INSTRUKTIF

PELAKSANA PROYEK

Gambar 5 Organisasi Proyek Pengembangan Biodigester * = Unit Biodigester Eksisting yang sudah tersedia.

Sumber : Hasil Rencana, 2014

Sumber: Hasil Rencana, 2014 Pimpinan proyek merupakan pihak Kelompok Peternak Desa Berdasarkan Tabel 7, diketahui proyek pengembangan biodigester

Sumbersuko yang dianggap mengerti bagaimana dan penentuan hingga 20 tahun mendatang hanya mampu mencukupi 33% demand

lokasi pembangunan unit biodigester. Adapun Pemerintah Kecamatan energi Desa Sumbersuko, sehingga proyek yang dilakukan belum

dan Desa sebagai badan pengawasan, dengan bidang perencanaan mampu untuk mewujudkan Desa Mandiri Energi pada Desa

merupakan pihak yang ahli dalam pembangunan biodigester, yaitu Sumbersuko.

Dinas Peternakan Kabupaten Malang, maupun pihak swasta seperti Biogas Rumah Indonesia (BIRU, 2011).

C. Matriks Perencanaan Proyek Tabel 8 Matriks Perencanaan Proyek Pengembangan Biodigester

INDIKATOR OBYEKTIF( Objectives Verifiable Indicators)

Sumber

Asumsi Penting ( objectives and activities of the

Tujuan dan kegiatan proyek

( means of

• Evaluasi proyek • Masyarakat memiliki

( goal)

terkait

antusias dalam

pemenuhan

pemanfaatan biogas

Pemanfaatan limbah kotoran ternak

energi biogas

sebagai energi biomassa yang

• Unit Biodigester yang telah

• Laporan

terbaharukan untuk memenuhi demand

dibangun sebagai penyedia

energi bakar dan listrik warga Desa

supply energi biogas

proyek berapa

Sumbersuko

unit biodigester beserta kapasitas yang telah dibangun beserta skala pelayanannya

Maksud

• Memberdayakan masyarakat Desa

• Jumlah pengguna

• Evaluasi proyek

• Partisipasi masyarakat

proyek

Sumbersuko dalam aspek pengolahan

Desa Sumbersuko

( purpos)

tinggi untuk • Menciptakan industri skala rumah

limbah ternak sebagai energi biogas.

perkembangan

memanfaatkan limbah tangga yang memanfaatkan energi

• Jumlah industri skala rumah

proyek

kotoran ternak sebagai biogas dalam proses produksinya.

tangga yang terbentuk

berbasis biogas

energi biogas

Hasil

Meningkatkan pengolahan limbah

• Pengolahan kotoran ternak

• Evaluasi proyek

• Hasil pemanfaatan

proyek

kotoran ternak melalui pengolahan

sebagai sumber energi

• Laporan

limbah kotoran ternak

( output)

melalui unit Meningkatkan perekonomian warga

kotoran ternak dengan biodigester

biogas melalui unit

biodigester yang telah dengan menekan biaya untuk memasak

biodigester yang telah

proyek

dibangun dapat dan penerangan.

dibangun

• Perekonomian masyarakat

masyarakat dari segi ekonomi dan ekologi

Kegiatan Tahap Persiapan

Sumber dana proyek:

• Evaluasi proyek

a. Alokasi dana tiap

proyek

• Rapat koordinasi antara Pemerintahan • Alokasi Anggaran Desa Tiap Tahun (90%)

• Laporan

tahun yang diberikan

( Activities)

Desa dengan Kelompok Peternak dan • APBN Tiap Tahun (10%)

perkembangan

oleh Pemerintah Pusat

INDIKATOR OBYEKTIF( Objectives Verifiable Indicators)

Sumber

Asumsi Penting ( objectives and activities of the

Tujuan dan kegiatan proyek

( means of

masyarakat Desa Sumbersuko untuk

kepada Pemerintah menentukan distribusi supply energi

proyek

Desa sebanyak Rp yang kemudian disesuaikan dengan

550juta tiap tahun, demand energi yang dapat dipenuhi

sesuai dengan muatan hingga lokasi unit biodigester yang

UU.No 6 Tahun 2014 akan dibangun. Pembahasan yang

tentang Desa. dilakukan juga meliputi manfaat yang dapat diperoleh dengan proyek pengembangan biodigester pada Desa Sumbersuko

• Sosialisasi terkait manfaat akan proyek pengembangan biodigester kepada masyarakat Desa

Sumbersuko, terutama untuk dusun yang belum terbentuk kelompok ternaknya, seperti Dusun Ngemplak, Dusun Sumberpang Lor, Dusun Sumberpang Kidul dan Dusun Glagah Ombo.

Tahap Pelaksanaan

• Rapat koordinasi dengan Dinas Peternakan Kabupaten Malang bersamaan dengan Pemerintah Desa

dan Kelompok Peternak terkait pembentukkan cluster unit biodigester yang akan dibangun

• Pembangunan unit biodigester yang mengacu kepada Standar Penyediaan Biogas Rumah (BIRU) Tahun 2011.

Tahap Evaluasi dan Monitoring

Sumber: Hasil Rencana, 2014

D. Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Tabel 9 Matriks Kerjasama dengan Pihak Lain

Unit-Unit dalam Proyek

Unit di Luar Proyek

Bidang Kerjasama/Kooordinasi

Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

Badan Pengawas Proyek

• Dinas Peternakan Kabupaten

• Mengadakan pengawasan terhadap

• Penyusunan laporan perkembangan proyek

Malang

pelaksanaan Proyek

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Berkoordinasi dalam pengendalian dan

• Pengawasan dan pengendalian kinerja hasil

penyelesaian dalam serta keberhasilan proyek

proyek

• Evaluasi hasil kerja

Pimpinan Proyek

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Menyusun rencana kegiatan operasional

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Pemerintah Kecamatan Wagir

proyek

• Penyusunan laporan perkembangan proyek

• Dinas Peternakan Kabupaten

• Mengadakan pengawasan atau pemantauan

Malang

kegiatan proyek

• Konsultan atau Pihak Swasta

• Membuat laporan perkembangan proyek

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

secara perodik • Menentukan letak biodigester beserta cluster dan skala pelayanannya • Mengadakan pengawasan dan pemeriksaan

terhadap bendahara dan pelaksana utama proyek dalam masalah keuangan

• Bertanggung jawab dalam hal keberhasilan proyek

Sekretaris

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Menyusun proposal kegiatan proyek

• Laporan perkembangan kegiatan proyek dalam

• Dinas Peternakan Kabupaten

• Mengurus surat menyurat dengan instansi

rapat koordinasi per enam bulan

Malang

terkait

• Proposal penggalian dana ke instansi terkait

• Konsultan atau Pihak Swasta

• Menyusun laporan perkembangan proyek

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Menyusun laporan akhir kegiatan proyek • Bertanggungjawab atas dokumentasi dan hasil

kerja kepada pimpinan proyek

Bendahara

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Menyusun administrasi keuangan sesuai

• Laporan keuangan dalam rapat koordinasi per

• Dinas Peternakan Kabupaten

dengan aturan yang ada

enam bulan

Malang

• Menyusun pembukuan tentang data keuangan

• Konsultan atau Pihak Swasta

proyek

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Bertanggungjawab atas keuangan kegiatan

proyek kepada pimpinan proyek

Bidang Perencanaan

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Melaksanakan program penyuluhan terkait

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Dinas Peternakan Kabupaten

dengan pelaksanaan proyek

• Bidang perencanaan bertanggung jawab

Malang

• Melakukan proses partisipasi dalam hal

bertanggung jawab kepada Dinas Peternakan

• Konsultan atau Pihak Swasta

pelaksanaan proyek

Kabupaten Malang

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Mengindentifikasi masalah dalam proyek

Unit-Unit dalam Proyek

Unit di Luar Proyek

Bidang Kerjasama/Kooordinasi

Mekanisme Kerjasama/Koordinasi

• Evaluasi hasil kerja

Bidang Logistik

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Menyediakan segala kebutuhan dan peralatan

• Pengadaan sarana dan prasarana

• Dinas Peternakan Kabupaten

proyek

• Koordinasi penggunaan sarana dan prasarana

Malang

• Inventarisasi untuk peralatan proyek

• Pengadaan material, peralatan dan transportasi

• Konsultan atau Pihak Swasta

• Melakukan inventarisasi

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

Bidang Humas

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Membuat rencana kegiatan sosialisasi

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Dinas Peternakan Kabupaten

• Membuat jadwal kegiatan sosialisasi

Malang

• Berkoordinasi dengan instansi terkait

• Konsultan atau Pihak Swasta

• Berkoordinasi aktif dengan sekertaris

Biogas Rumah Indonesia (BIRU)

• Bantuan teknologi tepat guna

• Masyarakat Desa Sumbersuko

Bidang Pelaksana

• Pemerintah Desa Sumbersuko

• Melaksanakan program penyuluhan

• Rapat koordinasi per enam bulan

• Masyarakat Desa Sumbersuko

sehubungan dengan pelaksanaan proyek

• Bidang pelaksana bertanggung jawab kepada

• Menerapkan proses konsep Partsipasi yang

Dinas Peternakan Kabupaten Malang dan pihak

melibatkan semua subjek pembangunan agar

Konsultan atau Swasta BIRU.

proyek yang dilakukan dapat dicapai secara efektif

• Mengidentifikasi adanya kendala dan hambatan dalam proyek • Evaluasi hasil kerja

Sumber: Hasil Rencana, 2014 mawar dalam pengembangan sistem penanamannya akan diberikan

3.2.2 Rencana Pengembangan Hasil Tiga Komoditas

pelatihan terkait mengatasi musim penghujan supaya tidak merusak Rencana terkait proyek untuk pengembangan hasil tiga komoditas

tanaman mawar.

mencangkup rencana pemanfaatan tebu sebagai industri rumah tangga sirup tebu, pengembangan penanaman mawar beserta pemanfaatannya sebagai selai mawar, hingga rencana pemanfaatan hasil susu perah sebagai industri rumah tangga kerupuk susu.