METODOLOGI PENELITIAN PROPOSAL PENELTIAN II

METODOLOGI PENELITIAN
PROPOSAL PENELTIAN KUANTITATIF
PENGARUH MEDIA SOSIAL INSTAGRAM TERHADAP PERILAKU REMAJA
KHUSUSNYA MAHASISWA DESAIN KOMUNIKASI VISUAL STIKOM
SURABAYA ANGKATAN 2011

DISUSUN OLEH :
1. Denny Dwinanto

( 11.42010.0022 )

2. Alban Ismail

( 12.42010.0013 )

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER
SURABAYA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Media sosial merupakan sarana komunikasi masa kini yang sangat pesat dan
cepat dalam perkembangannya, selain itu sosial media saat ini bisa dikatakan telah
menjadi ujung tombak sarana komunikasi khususnya bagi para remaja.
Dalam perkembangannya, media sosial mampu menjadi salah satu fasilitas untuk
berkomunikasi para remaja. Di era digital ini tentu sangat banyak bermunculan
teknologi – teknologi maupun sarana komunikasi yang canggih dan sangat digemari
oleh para remaja.
Teknologi media sosial yang telah berkembang pesat menjadikan banyaknya jenis
sosial media bermunculan, salah satunya yaitu instagram. Instagram adalah salah satu
sosial media yang bisa dikatakan memiliki genre picture publishing, karena
keunggulannya dalam mengambil, mengedit serta mengungguah suatu gambar dan
konten like (suka), komentar serta following maka bisa dikatakan instagram adalah
jenis sosial media picture publishing.
Instgram dalam masanya sangat berkembang dengan pesat dan bahkan digemari
oleh seluru remaja di era digital modern ini. Dengan keunggulan yang dimiliki
instagram, banyak remaja di era modern menggunakan sosial media ini dengan
berbagai macam alasan, tujuan serta pencapaian.

Instagram dalam penggunaannya adalah aplikasi yang mampu mengambil gambar
sebuah momen untuk di publikasikan, mengedit gambar untuk mendapatkan kesan yang
lebih bervariasi dan mengunggah (publishing) sebagai sarana menyimpan suatu momen
yang terjadi pada galeri foto konsumen.
Seiring dalam perkembangannya, instagram memiliki banyak fungsi yang dapat
dinikmati oleh penggunanya, namun disisi lain instagram juga memiliki sifat merubah
perilaku penggunanya (konsumen) remaja khususnya mahasiswa desain komunikasi
visual STIKOM surabaya angkatan 2011.

Di era yang modern ini sangat banyak hal – hal yang mampu merubah perilaku
manusia didunia, termasuk aplikasi – aplikasi yang bermunculan tentu memiliki sifat
positif dan negatif. Aplikasi – aplikasi di era modern ini sangat memiliki peran besar
terhadap tingkahlaku penggunanya bagi remaja khususnya mahasiswa desain
komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011.
2.1

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas, maka dapat
diuraikan perumusan masalah sebagai berikut:
1. Karakteristik media sosial instagram terhadap perilaku remaja (mahasiswa DKV


STIKOM surabaya angkatan 2011) ?
2.

Pengaruh media sosial instagram terhadap perilaku remaja (mahasiswa DKV
STIKOM surabaya angkatan 2011) ?

3.1

Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak menyimpang dari pokok perumusan masalah yang
ada, maka permasalahan ini akan dibatasi pada :
1. Pengaruh media sosial instagram di kalangan remaja khususnya mahasiswa desain
komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011.
2. Peranan media sosial instagram.

4.1

Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis, metodologis,

dan praktis. Adapun manfaat tersebut sebagai berikut :
1. Secara metodeologis , penelitian ini diharapkan dapat menambah rujukan keilmuan
dalam penelitian selanjutnya mengenai terpaan media sosial di era modern terhadap
perilaku remaja.
2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan
wawasan bagi penelitian ilmu komunikasi khususnya mengenai pengaruh media
sosial di era modern.

5.1

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1. Karakteristik sosial media instagram terhadap perilaku remaja khususnya
mahasiswa desain komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011..
2. Terpaan sosial media di era modern terhadap perilaku remaja khususnya
mahasiswa desain komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1


Teori-Teori Yang Berkaitan Dengan penelitian
2.1.1 Proses Komunikasi
Komunikasi merupakan sebuah transmisi pesan baik itu pesan informatif,
persuasive. Seperti sudah disinggung diatas komunikasi dapat dianggap sebagai
transmisi informasi. Informasi merupakan suatu bentuk dan pola. Jadi, dengan
demikian bahwa pengiriman dan penerimaan bentuk dalam komunikasi.
Proses komunikasi
a. Sumber (source) pesan yang menentukan tujuan komunikasi dan menetapkan sarana
komunikasi. Sumber adalah seseorang, kelompok/organisasi yang memiliki tujuan
dan diupayakan untuk dibagi (share), dengan penerima/audiens. Contoh : sebuah
sumber dapat berupa sebuah organisasi yang ingin mengirimkan pesan kepada
ribuan konsumen dengan bantuan sebuah iklan
b. Agar dapat mentransmisi arti, maka sebuah sumber harus mengkonstruksi

arti

tersebut dalam bentuk tanda yang dapat mewakili ide. Hal itu dikenal dengan proses
encoding. Proses encoding adalah penyandian tujuan diatas menjadi sebuah pesan.
Pesan yang disampaikan dalam komunikasi pemasaran sifatnya persuasive, yaitu

bagaimana membujuk konsumen agar mau melakukan pembelian.
c. Diantara sumber dan tujuan diatas terdapat satu pengait yang menghubungkan yang
dinamakan saluran komunikasi (The communication

chanel). Pengiriman

(transmission)
Proses transmisi informasi sangat berperan dalam menyebarluaskan baik itu
hanya bersifat menginformasikan, memberikan hiburan, mempengaruhi/merangsang
konsumen untuk menerima atau engadopsi produk/jasa yang ditawarkan dan
sebagainya. Sejumlah faktor lain yang turut berpengaruh pada efektivitas komunikasi
(Uslaksana,2003:40) :
1. semakin besar pengaruh sumber komunikasi pada penerima, semakin besar pula
dampak dan perubahan si peneriama sesuai yang dikehendaki sumber pesan.

2. komunikasi berdampak lebih kuat bila pesannya cocok denagn opini, keyankinan
dan disposisi penerima.
3. Konteks sosial,grup atau gruo akan menjadi perantara komunikasi tersebut dapat
diterima atau tidak.
4. Dalam


prosesnya,

komunikasi

memerlukan

suatu

media,

agar

komunikator dapat menyampaikan pesan kepada komunikannya. Agar
komunikan dapat efektif perlu diambil langkah-langkah pengembangan
komunikasi agar diterima pesan yang ingin disampaikan.

2.1.2 Komunikasi Massa
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi Massa
Komunikasi, dalam


sekian banyak bentuknya, memiliki peran dan

fungsi yang cukup besar dalam kehidupan manusia. Watzalawick dalam Bradac
and Bowers (1980) bahkan mengungkapkan bahwa human being cannot bot
communicate. Setiap manusia memiliki potensi untuk berkomunikasi satu sama
lain saat dia terdiam sekalipun. Komunikasi manusia memiliki beberapa konteks
tergantung dari jumlah komunikator, derajat kedekatan fisik, saluran indrawi
yang tersedia hingga kesegeraan umpan balik ( Cassandra dalam Mulyana,
71;2002). Salah satu konteks komunikasi ini antara lain adalah komunikasi
massa. Cassandra (dalam Mulyana, 71;2002) menyebutkan bahwa jika konteks
komunikasi massa dibandingkan dengan konteks komunikasi lainnya maka dapat
dijelaskan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah bentuk komunikasi yang
memiliki jumlah komunikator yang paling banyak, derajat kedekatan fisik yang
paling rendah, saluran indrawi yang tersedia sangat minimal dan umpan balik ang
tertunda.
Definisi paling sederhana dari komunikasi massa diungkapkan oleh
Bittner (dalam Rahmat, 2005:186)” Komunikasi massa adalah pesan yang
dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah besar orang “. Sedangkan
Dominick ( 1996 ) mengutarakan bahwa komunikasi massa merupakan sebuah

organisasi kompleks yang dengan bantuan dari satu atau lebih mesin membuat
dan menyebarkan pesan publik yang ditujukan pada audiens berskala besar serta
bersifat heterogen adn tersebar. Dari beberapa definisi tetsebut maka dapat
disimpulkan bahwa komunikasi massa merupakan kegiatan seseorang atau suatu

organisasi yang memproduksi serangkaian pesan dengan bantuan mesin
disebarkan kepada khalayak yang bersifat anonim, heterogen dan tersebar.
Rodman (2006) menawarkan model dasar komunikasi massa dalam
bgan dibawah ini :

Source dalam bagan diatas merupakan para profesional atau sebuah
organisasi besar yang bertindak sebagai gatekeeper. Pesan yang disiapkan oleh
gatekeeper untuk disebarkan adalah pesan yang dibentuk berdasarkan
pertimbangan ekonomi, legal dan etika. Dengan adanya perbedaan intepretasi
peran oleh masing-masing individu dalam khalayak yang menyebabkan adanya
efek baik pada tingkat individual dan tingkat masyarakat.
2.1.2.2 Karakteristik Komunikasi Massa
Serupa dengan definisi komunikasi massa, karakteristik tentang
komunikasi massapun memiliki banyak versi dari para ahli komunikasi. Elizabeth
Noelle Neuman (dalam Rakhmat, 1983 : 92) menyebutkan empat tanda pokok

dalam komunikasi massa yaitu :
1. Komunikasi massa bersifat tidak langsung.
2. Komunikasi massa bersifat satu arah.
3. Komunikasi massa bersifat terbuka.
4. Memiliki publik yang secara geografis tersebar.

Rodman (2006:8) dalam bukunya Mass Media In A Changing World
menyebutkan perbedaan komunikasi massa dengan jenis komunikasi lain yakni :
1. Proses umpan balik berjalan lamban dan interaksi antara komunikator dan
komunikan dibatasi.
2. Komunikasi masa memiliki efek yang besar dan meluas.
3. Proses encoding dan decoding melalui beberapa tahapan (multistages) dengan
kemungkinkan gangguan sematik, alam dan mekanis.
4. Pesan yang disampaikan bersifat publik, mahal dan mudah terputus.
5. Komunikasi memiliki jumlah yang besar dan dapat memilih pesan mana yang
ingin dia akses.
Dari

uraian-uraian


tersebut

maka

dapat

dismpulkan

bahwa

karakteristik komunikasi massa adalah sebagai berikut :
1. Sumber atau komunikator dari komunikasi massa merupakan sebuah
organisasi terlembaga yang menentukan pesan apa saja yang akan disebarkan.
2. Pesan bersifat terbuka karena semua orang mendapat isi pesan yang sama,
mahal karena melibatkan beberapa tahapan encoding dan decoding serta
diperlukannya teknologi untuk memproduksi dan menyebarkan pesan, serta
dapat dipotong dengan gampang.
3. Komunikan tidak memiliki identitas (anonim), banyak, tersebar dan heterogen
sehingga terpaan pesan dapat diapresiasi berbeda oleh masing-masing
individu.
4. Proses umpan balik berjalan lambat dan sulit mendapatkan respons dari
komunikator.
2.1.3 Sosial Media Sebagai Sarana Komunikasi
Media sosial adalah sarana komunikasi di era modern dengan basis digital
komunikasi, media sosial pada penggunaannya adalah sebagai alat komunikasi atau
penyampaian pesan antar individu.
Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial dengan mengandalkan
picture publishing, dengan penggunaannya instagram mampu memambil, mengedit

serta mempublikasikan suatu momen oleh penggunnanya. Berbagai jenis effect editing
juga di input pada aplikasi ini sehingga mampu menambah daya tarik terhadap estetika
editing foto yang telah di ambil.
Instagram pada dasarnya adalah untuk mempublikasikan suatu momen yang telah
diabadikan oleh penggunanya, selain itu instagram juga mampu menjadi media sosial
bagi remaja yang bertujuan untuk menunjukan suatu tempat, momen, kejadian, karya
maupun beriklan kepada rekan (follower).
Pada fasilitasnya, instagram juga mampu mengunggah video berdurasi 15 detik.
Dengan aplikasi yang terbilang sederhana, namun instagram dapat dikatakan sebgai
aplikasi yang populer di kalangan remaja modern.
Keunggulan Instagram
a. Memperluas jaringan pertemanan
b. Mampu menyimpan sebuah momen pada galeri akun pengguna.
c. Mampu menjadi sarana (alat) menunjukan tempat dengan mengambil dan
mengunggah suatu lokasi dengan sebuah foto.
d. Dapat menjadi sarana beriklan bagi advertisment.
e. Mampu menjadi sarana eksistensi diri.
Kelemahan Instagram
a. Rentan terhadap pengkategorian sekumpulan remaja.
b. Saling berunjuk diri bagi remaja.
c. Mampu merubah perilaku remaja.
2.1.4 Pengertian Remaja
Remaja berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau
tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi
yang mencakup kematangan mental, emosional sosial dan fisik (Hurlock, 1992).
Pasa masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas karena tidak
termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994)
bahwa masa remaja menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena
remaja belum memperoleh status dewasa dan tidak lagi memiliki status anak.
Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004: 53) masa remaja adalah peralihan dari
masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek/
fungsi untuk memasuki masa dewasa.
Masa remaja berlangsung antara umur 12 tahun sampai dengan 21 tahun
bagi

wanita

dan

13

tahun

sampai

dengan

22

tahun

bagi

pria.

Sedangkan pengertian remaja menurut Zakiah Darajat (1990: 23) adalah:” masa
peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak
mengalami masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang telah
matang.”
2.1.5 Sejarah Instagram
Di tengah pesatnya kemajuan teknologi mobile, instagram merupakan
terobosan terbaru sosial media yang berbasis picture publishing. Di awal
kemunculannya pada akhir tahun 2011, instagram merupakan aplikasi yang
tergolong berbeda dengan aplikasi sosisal media lainnya yang berbasis chatting.
Berbeda dengan sosial media yang lain adalah cara instagram untuk mendapatkan
dunianya sendiri, instagram merupakan aplikasi sosial media yang hanya
diperuntukan kepada pengguna sosial media yang menyukai foto.
Picture publishing merupakan dasar perkembangan instagram di era modern
ini dengan menjadi sarana mempublikasi momen – momen pada sebuah foto,
instagram mampu menarik banyak minat remaja modern di berbagai dunia hingga
sampai saat ini.

2.2

Hipotesis
Dalam penelitian ini, penulis mengambil hipotesis yang akan di teliti yaitu:
 Pengaruh sosial media mempengaruhi perilaku remaja khususnya mahasiswa
desain komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011..
 Pengaruh instagram terhadap perilaku remaja khususnya mahasiswa desain
komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011..

BAB III
METODE PENELITIAN
3. 1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid
dengan tujuan dapat ditemukan, dibuktikan, dan dikembangkan suatu pengetahuan
tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan
mengatasi permasalahan (Sugiyono,2005:3).
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif
dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan
untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen)
tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan antara variabel satu dengan
variabel yang lain (Sugiyono, 2005: 11).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar tingkat pengaruh sosial media INSTAGRAM terhadap perilaku remaja.
3. 2 Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil kelayakan pengaruh media sosial
INSTAGRAM tehadap perilaku remaja, maka sampel populasi dalam penilitian ini
yaitu mahasiswa desain komunikasi visual STIKOM surabaya angkatan 2011.
2. Sampel
Setelah megetahui jumlah populasi, maka penelitian dapat meengetahui kerangka
sampel yang berupa hasil observasi dan pendataan secara manual, kemudian langkah
selanjutnya adalah menentukan besaran atau ukuran sampel yang diambil dari para
remaja sebagai target populasi.
Setelah mengetahui ukuran atau besaran sampel, maka langkah selanjutnya
adalah menentukan teknik pengambilan sampel atau teknik sampling.

3. 3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap kegiatan penelitian selalu ada kegiatan pengumpulan data. Metode
pengumpulan data dalam penelitian ini menurut Sulistyo-Basuki (2006:147) meliputi:
1. Observasi nonpartisipan ( Pengamatan tidak terkendali )
Pada metode ini peneliti hanya mengamati, mencatat apa yang terjadi. Metode
ini banyak digunakan untuk mengkaji pola perilaku mahasiswa di media sosial.
2. Kuesioner
Kuesioner adalah pertanyaan terstruktur yang diisi sendiri oleh responden atau
diisi oleh pewawancara yang membacakan pertanyaan dan kemudian mencatat
jawaban yang diberikan (Sulistyo-Basuki, 2006: 110).
Pertanyaan yang akan diberikan pada kuesioner ini adalah pertanyaan
menyangkut fakta dan pendapat responden, sedangkan kuesioner yang digunakan
pada penelitian ini adalah kuesioner tertutup, diamana responden diminta
menjawab pertanyaan dan menjawab dengan memilih dari sejumlah alternative.
Keuntungan bentuk tertutup ialah mudah diselesaikan, mudah dianalisis, dan
mampu memberikan jangkauan jawaban.
3. Wawancara terstruktur
Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar
pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Pertanyaan yang sama diajukan
kepada semua responden, dalam kalimat dan urutan yang seragam (SulistyoBasuki, 2006: 110).
Wawancara yang dilakukan meliputi media sosial instagram di kalangan
mahasiswa desain komunikasi visual Stikom Surabaya. Keuntungan metode ini
adalah mampu memperoleh jawaban yang berkualitas.

3. 4 Teknik Analisa Data
Teknik analisa data di gunakan dalam penelian ini untuk mendapatkan uraian
yang benar dari beberapa para ahli, yakni dengan cara mempelajari dan membaca bukubuku, literature serta karya ilmiah yang pernah dibuat dan dipublikasikan sebagai bahan
referensi yang ada hubungan dengan penulisan penelitian ini.
Dari semua instrument yang terdapat pada penelitian yang dipergunakan penulis
dalam penelitian ini, metode angket sebagai metode primer, karena data yang diperoleh
dari angket merupakan data elementer dalam pengujian hipotesis penelitian dengan
menggunakan rumusan statistik untuk mengetahui bagaimana pengaruh sosial media
INSTAGRAM terhadap perilaku remaja. Sedangkan metode pengumpulan data lainnya
tetap relevan untuk dilakukan guna mendapatkan data sekunder yang dibutuhkan dalam
kerangka penulisan penelitian ini, agar hasil penelitian dapat mewujudkan adanya
konseptual yang legitimasi menurut konsep penelitian faktual dan dapat dipertanggung
jawabkan hasilnya.

LAMPIRAN
Kuisioner
Petunjuk Pengisian
Sesuai dengan yang diketahui, berilah penilaian terhadap diri anda sendiri dengan
jujur dan apa adanya berdasarkan pertanyaan dibawah ini dengan cara membri tanda
checklist
(√) salah satu dari lima kolom, dengan keterangan sebagai berikut :

SS
Sangat Setuju

S
Setuju

N
Netral

TS
Tidak Setuju

STS
Sangat Tidak
Setuju

IDENTITAS RESPONDEN
Nama

:.......................................................................

Usia

:

15 – 17 tahun

20 – 24 Tahun

17 – 20 Tahun

>25 Tahun

Pendidikan Terakhir :
SMP

PERGURUAN TINGGI

SMA

LAIN-LAIN

No

Pertanyaan

1.
2.

INSTAGRAM sebagai sarana komunikasi.
INSTAGRAM sebagai sosial media yang mampu

3.

menjadi alat eksistensi berkarya.
INSTAGRAM sebagai sosial media yang mampu

4.

menjadikan alat informasi.
Mengambil foto dengan tujuan menunjukan tempat

5.

/ lokasi.
Mengambil foto diri dengan tujuan sedang berada

6.

di suatu tempat / lokasi.
Effektifitas INSTAGRAM sebagai alat saling

7.

sharing momen.
Effektifitas INSTAGRAM sebagai alat untuk

8.
9.

beriklan.
Mengabadikan foto pemandangan alam.
Mengabadikan foto diri sendiri maupun ddengan

10.

teman.
Mengabadikan momen dengan sebuah foto untuk
bertujuan menginformasikan.

SS

Pilihan Jawaban
S
N
TS

STS

Dokumen yang terkait

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

PENGEMBANGAN MEDIA KOPER-X (KOTAK PERKALIAN) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA PADA MATERI PERKALIAN SISWA KELAS II DI SD NEGERI MOJOLANGU 2

8 90 18

DISKRESI DALAM PELAKSANAAN PROGRAM BANTUAN SISWA MISKIN SEKOLAH DASAR (BSM-SD) (Studi Kasus di Sekolah Dasar Negeri Sebanen II Kalisat Kabupaten Jember)

1 35 17

EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI (PTKLN) BERDASARKAN PERATURAN DAERAH PROPINSI JAWA TIMUR NO.2 TAHUN 2004 BAB II PASAL 2 DI KABUPATEN BONDOWOSO (Studi Kasus pada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupa

3 68 17

Hubungan pH dan Viskositas Saliva terhadap Indeks DMF-T pada Siswa-siswi Sekolah Dasar Baletbaru I dan Baletbaru II Sukowono Jember (Relationship between Salivary pH and Viscosity to DMF-T Index of Pupils in Baletbaru I and Baletbaru II Elementary School)

0 46 5

IMPLEMENTASI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN MENGENAL UNSUR BANGUN DATAR KELAS II SDN LANGKAP 01 BANGSALSARI

1 60 18

Peningkatan keterampilan menyimak melalui penerapan metode bercerita pada siswa kelas II SDN Pamulang Permai Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2013/2014

20 223 100

METODELOGI PENELITIAN : 13 kesalahan dalam menyusun proposal penelitian skripsi/tugas akhir.

2 51 1

TINJAUAN TENTANG ALASAN PERUBAHAN KEBIASAAN NYIRIH MENJADI MEROKOK DI KALANGAN IBU-IBU DI DUSUN TRIMO HARJO II KELURAHAN BUMI HARJO KECAMATAN BUAY BAHUGA KABUPATEN WAY KANAN

3 73 70

TEKNIK REAKSI KIMIA II

0 26 55