76022102 Resensi Panduan Monitoring Dan Evaluasi

RESENSI PANDUAN MONITORING DAN EVALUASI
“MANAJEMEN PENDIDIKAN BERBASIS SEKOLAH”
Dosen pengampu:
Widjiningdih,M.Pd

Disusun Oleh :
Nurul Muslimah

09513241032

Pendidikan Teknik Busana Reguler

Sumber Buku :
Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah
Buku 3 Panduan Monitoring dan Evaluasi
Penyusun buku
Departemen Pendidikan Nasional
Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama
Tahun 2001
Digandakan melalui

Proyek Peningkatan Mutu SLTP Jakarta
Dit.SLTP Ditjen Dikdasmen,Depdiknas
Tebal Buku : 55 halaman

BAB I
PENDAHULUAN

Buku ini merupakan penyempurnaan Buku 3 dari Seri Buku Manajemen Peningkatan
Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS) edisi

3 tahun 2001 dengan judul yang sama yaitu

Panduan Monitoring dan Evaluasi. Berdasarkan masukan dan pengalaman pelaksanaan
MPMBS selama ini, maka dilakukan penyempurnaan isi Buku 3. Tidak ada perubahan
mendasar dari penyempurnaan Buku

3 dan karenanya penyempurnaan yang dilakukan

semata-mata pengayaan dan penajaman isinya.
Buku


ini

ditujukan

untuk

penyelenggara

pendidikan,

Dinas

Pendidikan

tingkat

Kabupaten/Kota, Propinsi, maupun Pusat (Departemen).
BAB II
ISI RESENSI

A. PENGERTIAN DASAR
Monitoring merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengawasi atau memantau
proses dan perkembangan pelaksanaan program sekolah. Fokus monitoring adalah untuk
mendapatkan informasi mengenai pelaksanaan program sekolah, bukan pada hasilnya. Lebih
spesifiknya, fokus monitoring adalah pada komponen proses pelaksanaan program, baik
menyangkut proses pengambilan keputusan, pengelolaan kelembagaan, pengelolaan program,
maupun pengelolaan proses belajar mengajar di sekolah. Monitoring dilakukan untuk tujuan
supervisi, yaitu untuk mengetahui apakah program sekolah berjalan sebagaimana yang
direncanakan, apa hambatan yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut.
Dengan kata lain monitoring menekankan pada pemantauan proses pelaksanaan program dan
sedapat mungkin tim/petugas memberikan saran untuk mengatasi masalah yang terjadi. Hasil
monitoring digunakan sebagai umpan balik untuk penyempurnaan pelaksanaan programprogram di sekolah.
Evaluasi merupakan suatu proses sistematis dalam mengumpulkan,menganalisis, dan
menginterpretasikan informasi untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan program
sekolah dengan kriteria tertentu untuk keperluan pembuatan keputusan.

Informasi hasil

evaluasi dibandingkan dengan sasaran yang telah ditetapkan pada program. Apabila hasilnya
sesuai dengan sasaran yang ditetapkan, berarti program tersebut


efektif. Jika sebaliknya,

maka program tersebut dianggap tidak efektif (gagal).Evaluasi bertujuan untuk mengetahui
apakah program sekolah mencapai sasaran yang diharapkan. Evaluasi menekankan pada
aspek hasil (output). Konsekuensinya, evaluasi baru dapat dilakukan jika program sekolah
sudah berjalan dalam satu periode, sesuai dengan tahapan sasaran yang dirancang. Misalnya
untuk satu tahun pelajaran.Dapat juga untuk satu catur wulan atau satu semester, jika
memang programnya dirancang dengan tahapan catur wulan/semester.
Hasil M&E berupa informasi untuk pengambilan keputusan, sehingga informasi/datanya
harus dapat dipertanggungjawabkan (valid dan reliable).

Informasi dan simpulan hasil

monitoring diharapkan dapat digunakan untuk mengambil keputusan tentang apa yang perlu
dilakukan untuk membantu agar program sekolah berhasil seperti yang diharapkan.
Informasi dan simpulan hasil evaluasi diharapkan untuk mengambil keputusan tentang
program sekolah secara utuh, mulai dari kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat dan
tuntutan masa depan (konteks), input, proses, output yang ditargetkan maupun outcome yang
diharapkan, dan juga untuk program-program tahun berikutnya.

1. Instansi yang bertugas melakukan M & E
a. Kepala sekolah melaksanakan M&E terhadap program-program yang dilaksanakan
disekolahnya, baik yang fokusnya pada monitoring pelaksanaan program maupun pada
evaluasi hasil program. M&E seperti ini disebut M&E internal.

Dengan cara itu

diharapkan kepala sekolah mengetahui perkembangan pelaksanaan program sekolah dan
memberikan solusi jika terjadi masalah. M&E oleh kepala sekolah dilakukan secara
periodik dan hasilnya dicatat sebagai dokumen. Dokumen tersebut digunakan sebagai
bahan penyusunan laporan kemajuan dan untuk bahan konsultasi ketika ada M&E dari
Dinas Pendidikan Kabupaten/kota atau Dinas Pendidikan Propinsi atau Direktorat.
b. Dinas Pendidikan Kabupaten/kota melaksanakan M&E sebagai bagian tugas fungsional
pembinaan sekolah. Dengan demikian M&E yang dilaksanakan oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten mencakup seluruh sekolah yang berada di kabupaten/kota yang bersangkutan.
Bukankah M&E merupakan bagian dari pembinaan sekolah? Hasil M&E yang berupa
rangkuman esensial sebaiknya disampaikan kepada Dinas Pendidikan Propinsi dan
Direktorat SLTP, untuk bahan pengambilan keputusan di tingkat propinsi dan nasional.
c. Dinas Pendidikan Propinsi juga melakukan M&E secara sampling untuk validasi hasil
M&E yang dilakukan oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, dalam rangka menyusun

simpulan pada tingkat propinsi.

d. Direktorat SLTP melaksanakan M&E secara sampling untuk validasi hasil-hasil
monitoring yang dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten dan Propinsi, untuk keperluan
pengembangan konsep dan program sekolah di tingkat nasional.
2. Komponen dan Indikator
Secara umum, M&E program sekolah mencakup lima komponen utama, yaitu: (a) konteks,
(b) input, (c) proses, (d) output, dan (e) outcome.
a. Konteks
M&E komponen konteks pada dasarnya mempertanyakan apakah program sekolah sesuai
dengan landasan hukum dan kebijakan pendidikan, tantangan masa datang, dan kondisi
lingkungan sekolah. Komponen konteks mencakup indikator yang mempertanyakan apakah
program sekolah sesuai dengan: (a) landasan hukum/kebijakan pendidikan yang berlaku, (b)
kondisi geografis dan sosial ekonomi masyarakat, (c) tantangan masa depan bagi lulusan, (d)
aspirasi pendidikan masyarakat sekitar, (d) daya dukung masyarakat terhadap program
pendidikan.
Indikator-indikator tersebut seharusnya menjadi landasan sekolah dalam merumuskan
visi, misi, dan tujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaan M&E, yang dipertanyakan adalah:
apakah visi, misi,dan tujuan serta sasaran yang dirumuskan telah sesuai dengan indikatorindikator eksternal tersebut di atas.
b. Input

M&E komponen input pada dasarnya mempertanyakan apakah input-input pendidikan
siap untuk digunakan.Siap berarti mencakup keberadaan,kuantitas maupun kualitasnya.
Komponen input mencakup indikator antara lain: (a) kebijakan,tujuan, dan sasaran mutu, (b)
sumberdaya manusia (staf),(c)sumber daya selebihnya (dana, peralatan, perlengkapan,
bahan), (d) harapan prestasi tinggi, (e) fokus pada pelanggan, (f)manajemen, terdiri dari
tugas, rencana, program, regulasi (ketentuan-ketentuan, limitasi, prosedur kerja, dan
sebagainya). Input mana yang dicermati dalam M&E tergantung sasaran yang ingin dicapai
dan program yang dilaksanakan. Misalnya program pengaktifan MGMP Sekolah tentu
memerlukan input yang berbeda dengan program pelatihan keterampilan anyaman bambu.
Oleh karena itu, input yang dicermati dalam M&E juga berbeda.

Idealnya indikator-indikator input tersebut telah siap sehingga proses pendidikan yang
diprogramkan dapat berjalan dengan baik.Di dalam pelaksanaan M&E dipertanyakan apakah
sumberdaya manusia (guru, tata usaha, siswa), berbagai rancangan pembelajaran sebagai
aplikasi kurikulum, berbagai sarana pendukung kegiatan pendidikan yang diperlukan
(perpustakaan,ruang kelas, laboratorium dan sebagainya), anggaran operasional pendidikan,
dan sebagainya telah disusun atau diadakan sesuai kebutuhan.
c. Proses
M&E komponen proses pada dasarnya mempertanyakan apakah proses pengolahan input
telah sesuai dengan yang seharusnya. Artinya apakah proses tersebut telah sesuai dengan

prinsip yang diyakini atau terbukti baik.Komponen proses dalam penyelenggaraan MPMBS
mencakup antara lain indikator: (a) proses belajar mengajar yang efektif, (b) kepemimpinan
sekolah yang kuat, (c) penciptaan lingkungan sekolah yang aman dan tertib, (d) pengelolaan
tenaga kependidikan yang efektif, (e) pemilikan budaya mutu, (f) kerjasama tim kerja yang
kuat, (g) kemandirian, (h) partisipasi yang tinggi dari warga sekolah dan masyarakat,(h)
keterbukaan, (i) kemauan untuk berubah (inovasi), (j) evaluasi dan perbaikan secara
berkelanjutan, (k) responsive dan antisipatif terhadap kebutuhan, (l) komunikasi yang baik,
(m) akuntabilitas, dan (n) sustainibilitas.
Idealnya indikator-indikator dalam komponen proses tersebut berjalan sesuai dengan
prinsip dan konsep yang dijadikan landasan berpikir. Oleh karena itu,

dalam M&E

dipertanyakan apakah proses-proses yang terkait dengan program yang diajukan telah
berjalan seperti prinsip yang melandasi MPMBS.
d. Output
M&E komponen output pada dasarnya mempertanyakan apakah sasaran yang ingin
dicapai pada suatu program tertentu telah tercapai.

Dengan demikian untuk komponen


output, M&E baru dapat dilakukan pada saat program sudah selesai dan kegiatannya
merupakan evaluasi. Komponen output selalu mengenai kinerja siswa, karena pendidikan
pada dasarnya mendidik siswa. Artinya apapun program yang diajukan, wujud outputnya
harus berbentuk kinerja siswa atau yang biasa disebut hasil belajar. Hasil belajar dapat
bersifat akademik, misalnya nilai hasil belajar nasional, nilai raport, kejuaraan pada LKIR
dan sebagainya. Juga dapat bersifat non akademik, misalnya harga diri, kejujuran, kerjasama
yang baik, rasa kasih sayang yang tinggi terhadap sesama, solidaritas,toleransi, kedisiplinan,

kerajinan, prestasi dalam olahraga, aktivitas keagamaan, kesenian dan sebagainya. Juga
sangat mungkin ada output yang

bersifat antara, misalnya intensitas kehadiran guru,

intensitas belajar mengajar, dan sebagainya. Namun hasil antara tersebut harus benar-benar
sebagai wahana untuk mewujudkan hasil belajar.
Idealnya output tersebut sesuai dengan yang dicantumkan sebagai sasaran program,
misalnya peningkatan skor (gain score) evaluasi hasil belajar nasional dari 0 (nol) menjadi
0,5. Sebagai contoh di suatu SLTP, rata-rata nilai Matematika lulusan pada tahun lalu 6,0.
Pada saat siswa tersebut lulus SD, rata-rata nilainya juga 6,0. Berarti peningkatan nilai (dari

SD ke SLTP) Matematika 6,0-6,0 = 0. Pada tahun ini peningkatan nilai diharapkan naik
menjadi 0,5. Artinya, jika rata-rata nilai Matematika SD dari siswa kelas tiga saat ini 6,2
maka diharapkan ketika lulus SLTP rata-rata nilai Matematikanya menjadi 6,7. Jadi yang
dijadikan ukuran bukan perbedaan nilai tahun lalu dengan nilai sekarang, tetapi peningkatan
nilai mereka saat lulus SD dan lulus SLTP.
Sasaran peningkatan prestasi olahraga dapat juga berupa peningkatan peringkat
kejuaraan, yaitu dari juara ketiga menjadi juara kedua, atau jumlah artikel yang dihasilkan
siswa meningkat dari 12 buah menjadi 15 buah setiap bulan.Jika memungkinkan, ukuran
output tidak hanya terbatas pada ukuran kuantitatif, tetapi juga kualitatatif. Dalam evaluasi
dipertanyakan apakah sasaran berupa output tersebut dapat terealisasi atau tidak.
Dalam M&E komponen output, ketercapaian sasaran itulah yang dilihat, termasuk
masalah yang terjadi jika ternyata sasaran tidak tercapai. Dalam contoh di atas sasaranya
peningkatan nilai (gain score).
e. Outcome
M&E komponen outcome pada dasarnya mempertanyakan dampak dari program
sekolah. Dampak biasanya muncul setelah output terjadi beberapa lama. Dampak dapat
terjadi pada siswa (tamatan), misalnya diterima-tidaknya diperguruan tinggi, waktu tunggu
mendapatkan pekerjaan, gaji/ penghasilan setelah bekerja dan sebagainya. Dampak juga
dapat mengenai sekolah, misalnya peningkatan popularitas sekolah, tingkat kepercayaan
masyarakat kepada sekolah dan sebagainya.


3. Waktu Pelaksanaan M&E

a. M&E internal oleh kepala sekolah yang memfokuskan pada monitoring pelaksanaan
program sekolah dilaksanakan secara periodik sepanjang tahun, misalnya setiap
minggu.Dengan

melaksanakan

M&E

setiap

minggu

diharapkan

kepala

sekolahmengetahui betul perkembangan pelaksanaan program sekolah yang sedang
berjalan, dan sedini mungkin mengetahui kendala yang muncul sehingga dapat
membantu penanggungjawabnya dalam mencari pemecahannya. Kepala sekolah dibantu
oleh tim guru juga perlu melakukan M&E yang memfokuskan pada evaluasi hasil
program sekolah pada akhir tahun akademik atau akhir pelaksanaan program sekolah.
b. M&E oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dilaksanakan minimal dua kali dalam satu
tahun pelajaran, dan tentu saja lebih baik jika lebih dari dua kali. Jika hanya dua kali,
sebaiknya satu kali M&E dilakukan di saat KBM berjalan efektif yaitu antara agustus
sampai dengan April, sedangkan yang kedua dilaksanakan pada saat hasil program
sudah diketahui, yaitu antara bulan Juni dan Juli.
c. M&E oleh Dinas Pendidikan Propinsi dilaksanakan pada saat KBM efektif sedang
berlangsung (Agustus-April), agar dapat mengetahui proses pelaksanaan program dan
petugas dapat bertemu dengan siswa dalam keadaan KBM berjalan.Data hasil sekolah
dapat juga diambil dari laporan sekolah dan laporan M&E yang dilakukan oleh Dinas
Pendidikan Kabupaten/kota. Namun data dari laporan yang dibuat oleh sekolah perlu
dicek kebenarannya di lapangan.
d. M&E oleh Direktorat SLTP juga dilaksanakan ketika KBM efektif berjalan di sekolah,
yaitu antara Agustus-April. Data hasil pelaksanaan program sekolah dapat diperoleh dari
laporan M&E oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/kota dan M&E yang dilakukan oleh
Dinas Pendidikan Propinsi.
e. Setiap dua atau tiga tahun sekali dilakukan penilaian secara komprehensif terhadap
sekolah sebagai

school review.Jika diperlukan,

school review

dilaksanakan oleh

institusi independen. Perlu dicatat bahwa M&E haruslah dilakukan oleh orang yang
benar-benar mengerti tentang M&E dan telah mempelajari program-program yang
dimiliki sekolah. Untuk Dinas Pendidikan Kabupaten/kota, M&E sebaiknya dilakukan
oleh pengawas yang memang secara fungsional bertugas untuk pembinaan sekolah.
Sebelum melakukan M&E sebaiknya petugas/pengawas mempelajari lebih dahulu
rogram sekolah yang akan dikunjungi. Juga mempelajari laporan kemajuan yang disusun
oleh sekolah pada setiap akhir catur wulan/semester (jika sudah ada) dan laporan akhir
tahun sebelumnya.
4. Sumber Data

Sumber data M&E adalah: (a) dokumen, (b) persepsi orang (responden) dan (c) hasil
pengamatan.
a. Dokumen mencakup antara lain dokumen program sekolah, data sosial ekonomi
orangtua siswa, jumlah siswa dan guru serta fasilitas yang dimiliki sekolah maupun
yang ada di lingkungannya.
b. Orang (responden) akan memberikan data tentang persepsi mereka terhadap
keterbukaan manajemen sekolah, kerjasama antara warga sekolah maupun sekolah
dengan lingkungan, kemandirian sekolah dalam menyusun kebijakan, akuntabilitas
program

sekolah

dicocokkan

dengan

kondisi

siswa,

serta

sustainibilitas

(keberlanjutan) program-program sekolah.
c. Hasil pengamatan akan memberikan data antara lain berupa keterlibatan warga
sekolah dalam kegiatan di sekolah seperti KBM di sekolah, latihan olahraga atau
kesenian, kondisi fasilitas yang dimiliki sekolah, dan antusiasme warga sekolah dalam
suatu kegiatan tertentu. Sumber data M&E harus disesuaikan dengan data yang
diperlukan. Ketiga sumber data tersebut dapat digunakan, sedangkan data apa yang
perlu digali dari setiap sumber dapat dilihat pada instrumen/kuesioner dan panduan
observasi, dokumentasi, dan wawancara.
5. Metoda Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada dasarnya dilakukan melalui:
a. Metoda dokumentasi untuk mencermati dokumen-dokumen program sekolah, kondisi
sosial ekonomi orangtua siswa, fasilitas yang dimiliki sekolah, dan hasil-hasil yang
dicapai oleh program sekolah seperti nilai hasil belajar nasional, hasil berbagai
kejuaraan, dan sebagainya;
b. Metoda wawancara untuk menggali pendapat beberapa warga sekolah dan orangtua
secara mendalam terhadap program sekolah, proses penyusunan program maupun
pelaksanaannya;
c. Metoda observasi untuk menggali data yang terkait dengan kegiatan program sekolah
yang sedang berjalan maupun hasil-hasilnya;
d. Metoda kuesioner untuk menggali pendapat warga sekolah yang terkait dengan
program sekolah secara ekstensif.
Penggunaan ke empat metoda tersebut dilakukan secara saling melengkapi. Misalnya,
metoda wawancara diarahkan untuk mendalami dan melakukan pemeriksanaan ulang
terhadap pendapat warga sekolah yang dituangkan dalam isian kuesioner. Hal ini untuk

mengantisipasi

adanya

data

yang

tidak

sesuai

atau

bertentangan

satu

dengan

lainnya.Demikian pula metoda observasi diharapkan dapat melengkapi atau pemeriksaan
ulang dari data yang diperoleh dari data dokumen atau sebaliknya.
6. Instrumen M&E
Secara umum, panduan M&E dan instrumen dikembangkan oleh Direktorat SLTP. Dinas
Pendidikan Propinsi dan Dinas Pendidikan Kabupaten/kota diharapkan mencermati panduan
beserta instrumen

tersebut dan diharapkan melakukan penyempurnaan sesuai dengan

program-program sekolah dan kondisi daerahnya.Instrumen terdiri dari: kuesioner dan
panduan observasi, dokumentasi dan wawancara.

Kuesioner meliputi

kuesioner untuk

kepala sekolah,kuesioner untuk guru, kuesioner untuk siswa, kuesioner untuk tata usaha dan
kuesioner untuk orangtua. Petunjuk penilaian, kisi-kisi instrumen, dan contoh Instrumen.
Perlu dipahami bahwa kondisi sekolah dan permasalahan yang dihadapi sangat bervariasi.
Oleh karena itu, tidak mungkin disusun instrumen yang rinci untuk masing-masing sekolah.
Instrumen pada panduan ini sifatnya umum, dan setiap petugas M&E diharapkan
menyesuaikan dengan kondisi sekolah yang dikunjungi.

B. MONITORING DAN EVALUASI EKSTERNAL
Monitoring dan Evaluasi eksternal (yang dilakukan oleh orang luar) terbagi menjadi tiga
tahap,yaitu (1) tahap persiapan,(2) tahap pelaksanaan,dan (3) tahap pelaporan.Berikut ini
dilakukan oleh tim M&E di Propinsi atau kabupaten/kota.
1. Tahap Persiapan
Secara umum, hampir semua komponen utama dari rancangan M&E telah disampaikan
pada bagian Pendahuluan (BAB I). Oleh karena itu, perlu dilakukan review terhadap
panduan, termasuk instrumen yang dikembangkan oleh Direktorat SLTP.

Review

dimaksudkan untuk mencermati apakah rancangan, instrumen dan panduan M&E sudah
sesuai dengan keperluan dan kondisi sekolah, daerah atau masih perlu penyempurnaan.Jika
ternyata belum sesuai dengan kondisi sekolah dan daerah, perlu dilakukan penyempurnaan.
Penyempurnaan tetap harus mengacu pada fokus dan tujuan M&E serta indikatorindikatornya.

Review di tingkat sekolah dilakukan oleh tim pelaksana M&E internal (Kepala
sekolah, Guru, dan staf terkait). Review di tingkat kabupaten/kota/Propinsi dilakukan oleh
pengawas dan atau staf Dinas Pendidikan Kabupaten/kota/Propinsi yang memahami
manajemen sekolah dan jika perlu melibatkan ahli dari pihak luar (eksternal).Secara umum,
beberapa komponen utama yang perlu ada dalam rancangan M&E antara lain: (a) penentuan
fokus dan tujuan, (b) penentuan komponen dan indikator, (c) rancangan pengumpulan data
dan pengembangan instrumen, (d) penyusunan rencana kerja.
a. Penentuan Fokus dan Tujuan
Fokus kegiatan M&E perlu ditentukan, yaitu apakah lebih menekankan pada kegiatan
monitoring atau pada evaluasi. Seperti dikemukakan di muka, monitoring memfokuskan pada
perolehan informasi mengenai pelaksanaan program sekolah, sedangkan evaluasi
memfokuskan pada hasil program sekolah. Di samping itu, mengacu pada program-program
sekolah yang sedang atau telah dilaksanakan, perlu ditentukan tujuan M&E secara jelas dan
operasional sehingga kriteria pencapaiannya dapat diukur dan mudah diketahui. Berkaitan
dengan hal tersebut, perlu dilakukan pencermatan terhadap program sekolah yang akan di
M&E.
b. Pengembangan Komponen dan Indikator
Komponen

dan indikator program sekolah yang akan di M&E perlu ditentukan.

Penentuan komponen ini didasarkan pada tujuan diselenggarakannya M&E dan substansi
program sekolah.

Untuk kegiatan monitoring, komponen yang perlu dipantau terutama

mengenai komponen proses pelaksanaan, termasuk kondisi masukan dan pengelolaannya
dalam rangka proses pelaksanaan program sekolah tersebut. Adapun untuk kegiatan evaluasi
program sekolah mencakup komponen konteks, masukan, proses, dan keluaran, serta
dampak. Penentuan indikator dan kriteria yang digunakan untuk M&E sangat terkait dengan
komponen yang akan di M&E. Indikator merupakan penjabaran dari komponen-komponen
program yang akan di M&E. Dalam hal ini, setiap komponen dijabarkan menjadi indikatorindikator, termasuk kriteria pencapaiannya.
c. Rancangan Pengumpulan Data dan Pengembangan Instrumen
Sesuai dengan tujuan M&E dan komponen yang akan di dikaji, perlu ditentukan rencana
pengumpulan data. Dalam hal ini, data apa saja yang akan dijaring dan siapa responden atau
sumber datanya. Setelah hal tersebut ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah

mengembangkan instrumen. Pengembangan instrumen dilakukan dengan mengacu pada
komponen-komponen program yang akan di M&E. Penyusunan instrumen mencakup
enentuan jenis instrumen dan isi instrumen. Isi instrumen hendaknya disusun berdasarkan
kisi-kisi substantif dari komponen dan indikator, dan perlu dilakukan validasi serta uji coba
untuk memperoleh instrumen yang valid dan reliable. Satu komponen dapat dijabarkan
menjadi beberapa indikator. Sebagai gambaran, contoh instrumen M&E pada lampiran dapat
digunakan sebagai acuan untuk dikembangkan sesuai program dan kondisi sekolah/daerah.
d. Penyusunan Rencana Kerja
Rencana kerja pelaksanaan M&E perlu disusun, mencakup berbagai kegiatan dalam
M&E, terutama pengumpulan data, analisis data, pembuatan laporan, dan tindak lanjutnya.
Dalam hal ini, perlu disusun jenis kegiatan, waktu pelaksanaan, pelaksana atau evaluator,
hasil yang diharapkan, instrumen dan metode yang digunakan, serta subyek atau sumber
data.
2. Tahap Pelaksanaan
Sebagaimana

disebutkan

di

bagian

terdahulu,

M&E

oleh

Kabupaten/kota sebaiknya minimal dilakukan sebanyak dua kali.

Dinas

Pendidikan

M&E yang pertama

dilakukan antara bulan Agustus sampai dengan April, yaitu ketika kegiatan pembelajaran
efektif sedang berlangsung. M&E yang kedua dilakukan pada bulan Juni atau Juli, yaitu
ketika kegiatan pembelajaran telah selesai dan hasil-hasilnya dapat diketahui. Jika M&E
dapat dilakukan lebih dari dua kali, maka yang ketiga dan seterusnya dapat dilakukan pada
waktu lain selama proses pembelajaran efektif sedang berlangsung, misalnya satu kali pada
setiap catur wulan atau dua kali pada setiap semester. Perlu diperhatikan bahwa waktu
pelaksanaan M&E juga terkait dengan fokus M&E. Jika M&E dilakukan untuk melakukan
evaluasi komprehensif terhadap suatu program sekolah, maka waktu pelaksanaannya pada
akhir pelaksanaan program tersebut (misalnya pada akhir tahun pelajaran/akademik).
Kegiatan pelaksanaan M&E program sekolah pada dasarnya terdiri atas empat, yaitu
pengisian kuesioner oleh responden, mencermati dokumen yang terkait dengan program
sekolah, observasi kegiatan program, dan wawancara. Empat kegiatan tersebut dilakukan
untuk saling melengkapi dan cek silang (cross check).

Misalnya informasi dari isian

kuesioner dicek dengan observasi atau wawancara. Empat kegiatan tersebut dapat juga
dilakukan secara simultan. Misalnya ketika melakukan observasi langsung diteruskan dengan

wawancara untuk kontrolnya. Juga hasil observasi dapat dicek dengan data dokumen.
Responden pengisi kuesioner terdiri dari kepala sekolah, guru, tata usaha, siswa dan orang
tua. Oleh karena itu, kedatangan tim M&E ke sekolah perlu diatur agar dapat bertemu
langsung dengan responden tersebut.
Sebaiknya tim M&E memilih sendiri responden yang ingin diminta mengisi kuesioner
atau diwawancarai, dan tidak meminta kepala sekolah untuk

menunjuk orang/siswa.

Mengapa? Agar diperoleh informasi yang objektif, jujur dan tidak cenderung membaikbaikan atau sebaliknya menjelek-jelekkan.

Namun harus diupayakan responden yang

mengetahui kondisi atau program-program sekolah, sehingga dapat memberikan penilaian.
Sebagai contoh, ketika memilih orangtua sebagai responden, sebaiknya yang aktif dalam
kegiatan sekolah.

Orangtua yang tidak pernah hadir jika diundang rapat, tentu tidak

mengetahui kegiatan sekolah.
Responden untuk wawancara pada dasarnya sama dengan responden pengisi kuesioner
dengan maksud mengecek isian mereka.Atau responden lain untuk mengecek isian kuesioner
teman mereka. Misalnya isian kuesioner dari seorang guru dicek melalui wawancara dengan
guru lain. Yang penting, arahnya untuk mencari informasi yang sebenarnya. Jika terjadi
perbedaan perlu dilakukan trianggulasi, yaitu menanyakan ke orang ketiga untuk
mendapatkan informasi sebenarnya.
A. Pengisian Kuesioner.
a. Responden untuk setiap sekolah terdiri dari: kepala sekolah, 3 orang guru, 2 orang
staf TU, 3 orang siswa, dan 1 orang pengurus BP3. Instrumen untuk setiap responden
terlampir.
b. Pemilihan responden diupayakan bukan orang yang ditunjuk oleh kepala sekolah,
tetapi dipilih oleh petugas M&E dari guru/staf TU/siswa secara acak. Khusus untuk
guru sebaiknya satu orang dari wakil kepala sekolah, satu orang guru senior dan satu
orang guru yunior. Untuk responden dari tata usaha, satu orang dipilih KTU atau
bendahara dan satu orang lainnya dari staf tata usaha biasa. Untuk siswa, seorang
responden diambil dari pengurus OSIS dan dua lainnya dari siswa yang bukan
pengurus OSIS.
c. Usahakan agar responden mengisi kuesioner secara terpisah/tidak saling mencontoh
dan tidak dilihat oleh kepala sekolah, sehingga dapat bebas mengisinya.
d. Perlu dijelaskan bahwa pengisian kuesioner dengan menuliskan nama, tetapi
pengisian tidak berpengaruh terhadap yang bersangkutan. Petugas M&E harus dapat

meyakinkan bahwa isian semata-mata untuk penyempurnaan program sekolah dan
tidak akan berpengaruh kepada karier pengisi atau nilai siswa yang mengisinya.
e. Pengisian kuesioner harus selesai pada hari itu juga dan hasilnya dibawa pulang oleh
petugas yang datang ke sekolah. Isian kuesioner seorang responden tidak boleh dilihat
oleh responden lain dan juga oleh kepala sekolah.
B. Penggalian Data Dokumen
a. Data dokumen yang perlu dicermati adalah: (1) rancangan program sekolah, (2) data
latar belakang sosial ekonomi orangtua siswa, (3) program jangka panjang sekolah
(jika ada), RAPBS tahun ini dan beberapa tahun yang lewat, (4) data tentang kegiatan
sekolah dan prestasi yang dicapai, (5) data prestasi siswa khususnya yang terkait
dengan capaian target dalam program sekolah, (6) laporan pelaksanaan program
sekolah, jika sudah ada, serta (7) data lain yang diperlukan.
b. Ketika mencermati data dokumen harus selalu diingat data yang sebelumnya sudah
ditemukan.

Misalnya jika pada isian kuesioner disebutkan pelaksanaan suatu

program mencapai 60%, perlu dicek apakah catatan-catatan yang ada sesuai dengan
isian tersebut. Jika isian kuesioner mengatakan upaya peningkatan olahraga bola
voly mencapai sasaran, dari juara ketiga menjadi juara kesatu, perlu dicek apakah
data dokumen juga mendukung isian tersebut.
c. Ketika mencermati data dokumen perlu diarahkan untuk menjawab pertanyaan: (1)
Apakah program sekolah

sesuai dengan kebutuhan masyarakat (akuntabel)?

Pertanyaan ini dijawab dengan cara mencocokan isi program-program sekolah
dengan kondisi sekolah dan karateristik latar belakang sosial ekonomi orangtua.(2)
apakah sasaran yang diajukan realistik? Pertanyaan ini dicermati dari data tentang
kesiapan komponen fungsi-fungsi pendukung (komponen input) untuk mencapai
sasaran tersebut, misalnya jumlah dann kualitas guru, ketersediaan alat dan
sebagainya. (3) Apakah sasaran yang disebutkan pada program sekolah tercapai,
dengan mencocokkan sasaran tersebut dengan dokumen tentang pencapaiannya di
akhir

tahun pelajaran. (4) Apakah dampak program sekolah tersebut terhadap

kepercayaan masyarakat.

Pertanyaan ini dijawab dengan melihat perkembangan

jumlah calon siswa pendaftar dan peningkatan partisipasi masyarakat terhadap
program-program sekolah. (5) Akuntabilitas keuangan, dengan mencermati buktibukti pembukuan sehingga diketahui apakah penggunaan dana sudah sesuai dengan
program sekolah dan dapat dipertanggungjawabkan administrasinya.
C. Observasi

a. Observasi dilakukan untuk mencermati kegiatan sekolah atau bukti fisik yang
berkaitan dengan program sekolah,misalnya KBM, kegiatan olahraga, hasil
pengadaan fasilitas tertentu, rapat guru dan sebagainya.
b. Ketika melakukan observasi sebaiknya telah dipastikan data apa yang ingin
didapatkan. Di samping itu juga telah mencermati data awal, baik dari program
sekolah maupun isian kuesioner, sehingga observasi dapat tearah.
c. Hasil observasi diharapkan dapat menjawab pertanyaan: (1) Apakah manajemen
sekolah cukup terbuka? Pertanyaan tersebut dapat dijawab dengan melihat apakah
rapat guru berjalan dengan demokratis dan apakah program sekolah tersedia dan
dapat dibaca oleh guru dan tatausaha bahkan orangtua siswa. (2) Apakah kegiatan
yang diprogramkan berjalan dengan baik? Jawaban pertanyaan tersebut dicermati
misalnya KBM yang diprogramkan, kegiatan diperpustakaan, kessuaian fasilitas yang
diadakan dengan pengajuan pada program sekolah dan sebagainya.
D. Wawancara
a. Wawancara dilakukan untuk menggali persepsi responden terhadap proses
pelaksanaan program sekolah di sekolah.Wawancara juga digunakan untuk mencek
data lain yang sudah lebih dahulu diperoleh. Misalnya data dokumen tentang kondisi
sosial ekonomi orangtua dapat dicek ketika wawancara dengan orangtua siswa. Data
keterbukaan yang diperoleh dari kuesioner dapat dicek dengan wawancara dengan
guru, tata usaha, siswa dan orangtua.
b. Hasil wawancara diharapkan dapat mengungkap pertanyaan: (1) Apakah betul bahwa
penyusunan program sekolah dilakukan secara bersama-sama antara pimpinan
sekolah, guru, tata usaha, wakil siswa dan wakil orangtua? (2) Apakah betul semua
warga sekolah, khususnya guru mengetahui apa saja program sekolah? (3) Apakah
betul bahwa alokasi anggaran diketahui oleh warga sekolah? (4) Apakah betul
kerjasama antara warga sekolah semakin membaik? (5) Apakah betul kerjasama
antara sekolah dengan masyarakat semakin meningkat? (6) Apakah penggunaan dana
dilakukan secara terbuka? (7) Apakah program-program sekolah diyakini akan terus
berlanjut, karena memang merupakan kebutuhan sekolah?
c. Semua yang ditanyakan pada butir (b) di atas juga ditanyakan pada kuesioner.
Wawancara lebih banyak melakukan pendalaman atau pemeriksaan tentang isian
kuesioner. Oleh karena itu sebaiknya sebelum melakukan wawancara isian kuesioner
telah dibaca dan dipahami lebih dahulu.
Idealnya setiap sekolah menyusun program sekolah dan secara periodik pada akhir catur
wulan/semester menyusun laporan kemajuan dan mengirimkannya kepada Dinas Pendidikan

Kabupate/Kota. Oleh karena itu, petugas M&E seharusnya membaca secara cermat program
sekolah dan laporan kemajuan dari sekolah, sehingga telah memiliki gambaran cukup baik
sebelum datang ke sekolah. Bahkan laporan itu juga dapat dipahami sebagai sumber data
yang nantinya dicek (divalidasi) ketika mengunjungi sekolah.Jika sekolah sudah
melaksanakan program sekolah selama satu tahun pelajara, maka di akhi rtahun pelajaran
tersebut sekolah menyusun laporan akhir dan mengirimkannya ke Dinas Pendidikan
Kabupate/Kota.
Khusus untuk masalah keuangan diperlukan pencermatan tersendiri.Sebagaimana
diketahui sekolah menerima dana untuk penyelenggaraan pendidikan, baik dari pemerintah
maupun dari pihak non-pemerintah. Dana tersebut wajib dikelola dan diadministrasikan serta
dipertanggungjawabkan
pertanggungjawaban

sesuai

tersebut

dengan
harus

aturan

yang

diwujudkan

dalam

berlaku.Administrasi
bentuk

tertulis

dan

dan
siap

diverifikasi.Untuk memudahkan dan melancarkankan pengadministrasian keuangan, sekolah
hendaknya menyusun: (1) Laporan Realisasi Penggunaan dana, dan (2) Laporan
Perkembangan Penggunaan Dana.Kelima laporan yang ada di sekolah perlu diverfikasi pada
saat M&E untuk diperiksa kebenarannya. Kebenaran laporan keuangan tersebut merupakan
bagian dari akuntabilitas program sekolah.
3. Tahap Pelaporan
1. Analisis Data
M&E pada dasarnya untuk masing-masing sekolah secara mandiri, sehingga unit
analisisnya juga sekolah. Simpulan juga akan berlaku untuk masing-masing sekolah,
sehingga tidak ada generalisasi. Jika ada keinginan generalisasi, sifatnya inferensi dari data
atau simpulan yang telah diambil untuk masing-masing sekolah.

Misalnya jika ingin

mengetahui berapa persen jumlah sekolah yang berhasil mencapai sasaran yang dilakukan
adalah menghitung dari simpulan masing-masing sekolah.
Analisis pada M&E dasarnya untuk menjawab pertanyaan pokok, antara lain:
a.
b.
c.
d.

Apakah visi, misi, dan tujuan telah sesuai dengan kondisi sekolah dan lingkungannya?
Apakah sasaran yang diajukan dalam program sekolah realistik
Apakah program-program yang diajukan untuk mencapai sasaran tersebut sesuai?
Apakah komponen input telah tersedia dan mendukung proses pelaksanaan program
sekolah?

e. Apakah program-program tersebut berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Misalnya apakah program MGMP Sekolah yang direncanakan dapat berjalan seperti
yang diharapkan. Apakah program latihan kesenian yang diajukan dapat berjalan
seperti yang direncanakan.
f. Apakah aspek-aspek manajemen sekolah (keterbukaan,kerjasama, kemandirian,
akuntabilitas dan sustainibilitas) yang ingin dikembangkan dalam MPMBS sudah
tumbuh? Pertanyaan penting tersebut dapat dirinci menjadi:
1) Apakah proses pengambilan keputusan di sekolah, baik menyangkut program
maupun alokasi keuangan, semakin partisipatif dan terbuka? Misalnya dalam
penyusunan program sekolah, rapat-rapat dan pengambilan kebijakan lainnya.
2) Apakah kerjasama antar warga sekolah maupun antara sekolah dengan
lingkungan masyarakat sekitar berjalan semakin baik?
3) Apakah kemandirian sekolah (secara kolektif), dalam mengambil kebijakan
semakin baik? Artinya tidak sekedar mengikuti petunjuk dari atas.Juga apakah
kemampuan sekolah dalam menumbuhkan partisipasi masyarakat semakin baik?
4) Apakah pelaksanaan program maupun penggunaan anggaran akuntabel, baik dari
aspek kegiatan maupun keuangannya?
g. Apakah program sekolah efektif, artinya apakah sasaran-sasaran yang diajukan dapat
tercapai?
h. Apakah ada dampak positif atau negatif dari program-program MPMBS terhadap
sekolah? Misalnya apakah ada peningkatan jumlah pendaftar calon siswa baru dan
partisipasi masyarakat terhadap program sekolah, sebagai indikator peningkatan
kepercayaan masyarakat terhadap sekolah.
Catatan:
- Pertanyaan (e) merupakan pertanyaan untuk komponen proses,(f) merupakan komponen
output,(g) untuk komponen dampak.Pertanyaan (b)(c)(d) untuk selanjutnya diintegrasikan
pada aspek akuntabilitas sasaran dan program pada komponen proses.
Data M&E ini tidak dapat dianalisis secara linier dengan satu butir pertanyaan atau
sumber data.

Oleh karena itu berdasarkan data yang diperoleh, baik isian kuesioner,

dokumentasi, hasil pengamatan (observasi) dan wawancara tersebut, petugas M&E dituntut
untuk mampu memastikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan di atas. Perlu dicatat bahwa
simpulan (hasil analisis) sangat mungkin tidak berupa jawaban “ya atau tidak”, tetapi
seberapa jauh perkembangan yang terjadi. Misalnya, keterbukan manajemen tidak menuntut

jawaban “terbuka” atau “tidak terbuka”, tetapi seberapa jauh peningkatan keterbukaan yang
terjadi setelah adanya program sekolah tersebut.
Oleh karena itu, setelah mencermati data yang diperoleh, petugas M&E harus dapat
menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas. Sebagai contoh, bagaimana menyimpulkan bahwa
sasaran yang diajukan sekolah realistik atau tidak. Perlu dicermati hasil identifikasi fungsifungsi untuk mencapai sasaran, hasil analisis SWOT, dan program untuk mengatasi
komponen yang lemah dan ancaman. Setelah itu dicermati apakah memang program yang
diajukan realistik, yaitu sesuai dengan kondisi dan kemampuan sekolah. Jika Anda menilai
tidak mungkin program itu dapat terlaksana karena potensi yang ada tidak mampu
mendukung, berarti sasaran tidak realistik.
Apakah hal seperti tidak subyektif? Jawabnya ya, jika petugas M&E benar-benar
memahami konsep M&E dan mengerti kondisi sekolah, memiliki sikap jujur, maka simpulan
tidak akan terlalu bias.Oleh karena itu tiga aspek itu (pemahaman konsep M&E, pemahaman
kondisi sekolah, dan kejujuran) merupakan modal yang harus dimiliki oleh petugas M&E.
2. Penyusunan Laporan
Laporan M&E hendaknya memuat dua hal pokok, yaitu laporan teknis yang menyangkut
program dan laporan keuangan. Laporan dibuat untuk setiap sekolah secara terpisah. Untuk
M&E yang dilakukan oleh pihak di luar sekolah (eksternal), struktur laporan sebagai berikut:
Bab I : A. Gambaran Umum Sekolah
B. Program-program Sekolah
Bab II : A. Deskripsi Data
- Kondisi dan Dukungan Komponen Konteks
- Ketersediaan dan Kesiapan Komponen Input
- Proses Pelaksanaan/Keterlaksanaan Program
- Ketercapaian Sasaran/Hasil
- Dampak Program Terhadap Sekolah
B. Peningkatan Sebelum dan Setelah Pelaksanaan Program-Program Sekolah
(MPMBS)

C. Pertanggungjawaban Keuangan
Bab III : A. Simpulan
B. Rekomendasi
Penjelasan:
Bagian Gambaran Umum Sekolah memuat gambaran singkat tentang:
1) jumlah siswa, jumlah rombongan belajar, jumlah dan tingkat pendidikan guru dan tata
usaha, jumlah dan kondisi ruang

kelas dan ruang-ruang lainnya, jumlah buku

perpustakaan dan sebagainya
2) tingkat sosial ekonomi orangtua,
3) output (jumlah dan nilai hasil belajar nasional tamatan) dan prestasi yang pernah
diraih sekolah. Dari bagian ini pembaca dapat membayangkan kondisi sekolah. Data
untuk bagian ini dapat diambil dari profil sekolah pada program sekolah dan hasil
observasi maupun wawancara.
Bagian Program-program Sekolah memuat sasaran yang ingin dicapai dan program-program
yang diajukan sekolah untuk mencapai sasaran tersebut. Data untuk bagian ini juga dapat
diambil dari program sekolah.Bagian Deskripsi Data M&E Aspek Teknis memuat data yang
ditemukan dalam M&E.

Data untuk setiap sub bagian

dideskripsikan dan sekaligus

dianalisis. Data hasil isian kuesioner, data dokumen, hasil observasi dan wawanara
dideskripsikan secara terpadu, sehingga mudah untuk dianalisis.
Jika M&E dilakukan pada akhir tahun pelajaran, maka ketercapaian sasaran sudah dapat
diketahui. Oleh karena itu harus dideskripsikan, apakah sasaran yang dicantumkan pada
program sekolah dapat dicapai atau tidak. Jika M&E dilakukan sebelum tahun pelajaran
berakhir, tentu saja ketercapaian sasaran dan dampak belum diketahui. Namun dari butir
mengenai perkiraan responden terhadap pelaksanaan program dan hasil yang dapat dicapai,
perlu dideskripsikan. Isian tersebut kemudian dilengkapi dengan hasil wawancara, sehingga
dapat dibuat analisis tentang prediksi ketercapaian sasaran.
Bagian dampak program sekolah terhadap sekolah berisi dampak yang terjadi akibat
adanya program program. Deskripsi harus sampai pada analisis apakah sudah ada dampak
(positif dan atau negatif) dari adanya program sekolah. Bagian peningkatan sebelum dan
setelah pelaksanaan program-program sekolah berisi peningkatan dalam berbagai komponen
dan indikator pendidikan di sekolah. Beberapa hal yang perlu disampaikan antara lain
peningkatan dalam hal: prestasi belajar siswa (nilai hasil belajar nasional, prestasi kesenian,

olah raga), dan aspek-aspek MPMBS, yaitu kemandirian, parrtisipasi, keterbukaan,
akuntabilitas, kerjasama, sustainibilitas dan fleksibilitas.
Bagian pertanggungjawaban keuangan berisi deskripsi penerimaan, penggunaan dan
pengadministrasian keuangan, khususnya yang digunakan untuk program-program sekolah.
Deskripsi hendaknya sampai pada analisis apakah dana digunakan secara efisien dan sesuai
dengan pedoman administrasi keuangan yang berlaku.
Bagian simpulan memuat simpulan dari hasil analisis yang telah disebutkan terdahulu.
Bagian rekomendasi memuat saran-saran, baik untuk memperbaiki pelaksanaan program
yang sedang berjalan dan untuk penyempurnaan program secara keseluruhan pada tahuntahun berikutnya atau bahkan untuk penyempurnaan konsep-konsep MPMBS.
3. Pengiriman Laporan
Sebagaimana disebutkan pada bagian depan bahwa hasil M&E akan digunakan
sebagai landasan pengambilan keputusan, terutama tentang pelaksanaan MPMBS di sekolah
yang bersangkutan.Laporan pelaksanaan program sekolah hendaknya dikirim pada akhir
catur wulan/semester oleh Kepala Sekolah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota,
sebagai bentuk laporan M&E internal. Laporan tersebut sebaiknya digunakan sebagai
pertimbangan urgensi kunjungan ke sekolah. Artinya sekolah yang mengalami masalah perlu
mendapat prioritas dikunjungi dengan maksud untuk memberikan bantuan pemecahan. Isi
laporan juga digunakan sebagai data dasar kunjungan sehingga pelaksanaan M&E di sekolah
yang bersangkutan lebih terarah dan lancar.
Laporan M&E yang disusun oleh Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, yaitu berupa
rangkuman hasil M&E tingkat Kabupaten/Kota hendaknya dikirimkan kepada Dinas
Pendidikan Propinsi. Laporan M&E pertama (yang mengarah pada monitoring) hendaknya
dikirimkan paling lambat 1 bulan setelah M&E dilaksanakan, dengan maksud agar Dinas
Pendidikan Propinsi dapat mengetahui hasilnya dan mengambil langkah-langkah yang
diperlukan guna membantu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam melakukan pembinaan
kepada sekolah. Untuk M&E kedua (yang mengarah ke evaluasi) yang dilaksanakan pada
periode Juni-Juli, laporan paling lambat sudah dikirimkan pada akhir Agustus, sehingga dapat
digunakan sebagai bahan pengambilan keputusan tahun pelajaran berikutnya.
Dinas Pendidikan Propinsi hendaknya menyusun hasil M&E dari setiap
Kabupaten/Kota menjadi satu rangkuman hasil M&E tingkat Propinsi. Rangkuman hasil

M&E tersebut hendaknya diinformasikan ke Departemen Pendidikan Nasional Pusat sebagai
bahan pengambilan keputusan di tingkat pusat guna melakukan pembinaan kepada sekolah,
baik melalui Dinas Pendidikan Propinsi, Kabupaten/Kota, maupun langsung ke sekolahsekolah yang bersangkutan.

BAB III
ANALISIS PEMANFAATAN HASIL DAN TINDAK LANJUT

Seperti disebutkan sebelumnya bahwa hasil M&E

akan digunakan sebagai landasan

pengambilan keputusan, baik keputusan pada tingkat sekolah yang bersangkutan, Dinas
Pendidikan tingkat Kabupaten/Kota dan Propinsi, serta oleh Departemen Pendidikan
Nasional Pusat.
A. Sekolah
Sekolah secara langsung dapat memanfaatkan hasil M&E, terutama yang berfokus
pada monitoring pelaksanaan program yang dilakukan oleh tim internal sekolah. Dengan
mencermati laporan hasil M&E dapat diidentifikasi berbagai hambatan dan kemajuan dalam
pelaksanaan program-program sekolah. Hasil M&E tersebut berfungsi formatif, yaitu sebagai
acuan untuk memperbaiki berbagai kelemahan dan kendala dalam pelaksanaan program
sekolah agar hasilnya dapat lebih baik. Hal ini terutama menyangkut berbagai komponen dan
ndikator pendidikan yang secara langsung mampu ditangani sekolah.
Kepala Sekolah

menggunakan hasil M&E sebagai acuan dalam melakukan

pembinaan terhadap para guru dan staf lainnya, serta sebagai dasar dalam penyusunan
program sekolah yang akan datang. Berkaitan dengan hal tersebut, sebaiknya sekolah secara
rutin mengadakan pertemuan warga sekolah, termasuk BP3 guna membahas temuan-temuan
M&E.

Laporan hasil M&E yang disusun oleh sekolah juga digunakan sebagai bentuk

laporan kemajuan dan akuntabilitas sekolah terhadap masyarakat luas dan pihak Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota.
Hasil M&E yang dilakukan oleh tim eksternal, baik oleh tim Dinas Pendidikan
Kabupaten/Kota, Propinsi atau Pusat (Departemen), dimanfaatkan oleh sekolah sebagai
bahan refleksi bagi sekolah. Dengan mencermati hasil M&E tersebut, sekolah dapat

mengetahui kelemahan dan keunggulan sekolahnya dibanding sekolah-sekolah lain.
Berkaitan dengan hal tersebut, sekolah yang hasil M&Enya kurang baik hendaknya tidak
segan-segan untuk berkonsultasi atau bertukar pengalaman dengan sekolah lain yang lebih
maju. Demikian pula, sekolah hendaknya perlu berkonsultasi dengan Pengawas atau staf
Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota mengenai berbagai hal yang terkait dengan upaya untuk
meningkatkan kinerja sekolahnya.
B. Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota
Laporan pelaksanaan monitoring yang secara periodik dikirim pada akhir catur
wulan/semester oleh Kepala Sekolah kepada Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota merupakan
bentuk laporan M&E internal. Laporan ini hendaknya digunakan sebagai salah satu bahan
pertimbangan penilaian prestasi sekolah. Artinya sekolah yang secara teratur mengirim
laporan dengan komprehensif (walaupun singkat) dinilai positif, sebaliknya yang tidak
mengirim secara teratur perlu diperingatkan. Jika sekolah tidak mengirim laporan perlu
ditegur dan jika perlu dicatat sebagai pertimbangan pada saat dilakukan penilaian akhir tahun
pelajaran.
Laporan tersebut sebaiknya digunakan sebagai pertimbangan urgensi kunjungan ke
sekolah. Artinya sekolah yang mengalami masalah perlu mendapat prioritas dikunjungi
dengan maksud untuk memberikan bantuan pemecahan. Isi laporan juga digunakan sebagai
data dasar kunjungan sehingga pelaksanaan M&E di sekolah yang bersangkutan lebih terarah
dan lancar. M&E yang dilaksanakan pada saat KBM berjalan diarahkan sebagai monitoring
dan lebih ditekankan untuk mengetahui penyimpangan yang mungkin terjadi serta hambatan
pelaksanaan program sekolah.Laporan M&E ini digunakan sebagai landasan apakah
diperlukan bantuan untuk memecahkan masalah yang terjadi atau diperlukan “peringatan”
jika ternyata ada pelaksanaan

yang menyimpang dari rancangan program sekolah.

Akuntabilitas administrasi keuangan perlu mendapat perhatian khusus pada M&E ini, untuk
memastikan apakah penggunaan dana dilakukan secara efisien dan sesuai dengan aturan yang
berlaku. Di samping itu laporan M&E saat KBM berlangsung juga digunakan sebagai bahan
pertimbangan pada saat pengambilan keputusan di akhir tahun pelajaran (bersama hasil M&E
akhir tahun pelajaran).
M&E pada akhir tahun pelajaran, yaitu pada saat hasil-hasil program sekolah sudah dapat
diketahui, lebih diarahkan sebagai evaluasi.Dengan demikian hasil M&E ini sebagai
penilaian apakah program sekolah dinilai berhasil atau gagal. Beberapa hal yang perlu

dilakukan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota dalam memanfaatkan hasil M&E adalah
sebagai berikut:
1. Mengkaji hasil-hasil ME secara cermat, utamanya pada simpulan dan rekomendasi
untuk cakupan Dinas Kabupaten/Kota
2. Membuat inventarisasi permasalahan yang akan digunakan sebagai pembinaan
3. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi, dan program pembinaan berdasarkan skala
4.
5.
6.
7.

prioritas atau secara keseluruhan
Menentukan sekolah-sekolah yang perlu dilakukan pembinaan
Merumuskan langkah-langkah pembinaan
Melaksanakan pembinaan
Pembuatan laporan

C. Dinas Pendidikan Propinsi
Pada prinsipnya, pemanfaatan dan tindak lanjut hasil M&E oleh Dinas Pendidikan
Propinsi hampir sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Perbedaannya terletak pada
cakupan wilayah kerjanya, yaitu pada tingkat propinsi. Melalui koordinasi dengan dinas
Kabupaten/Kota, Dinas Propinsi perlu mencermati hasil-hasil M&E sebagai bahan
pembinaan kepada sekolah baik melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun secara
langsung melalui program-program pembinaan atau kegiatan lain yang terkait. Hal lain yang
perlu dilakukan kaitannya dengan hasil M&E adalah melakukan koordinasi dengan
Departemen Pendidikan Nasional Pusat.

Beberapa hal yang perlu dilakukan oleh Dinas Pendidikan Propinsi dalam memanfaatkan dan
menindaklanjuti hasil-hasil M&E antara lain:
1. Mengkaji hasil-hasil M&E secara cermat, utamanya pada kesimpulan dan
rekomendasi untuk cakupan Dinas Propinsi
2. Membuat inventarisasi permasalahan yang perlu dilakukan pembinaan
3. Merumuskan tujuan, sasaran, strategi, dan program pembinaan berdasarkan skala
prioritas atau secara keseluruhan
4. Menentukan sekolah-sekolah/Dinas Kabupaten/Kota yang akan dilakukan pembinaan
5. Melaksanakan pembinaan
6. Pembuatan laporan

D. Direktorat SLTP

Hasil M&E yang telah disusun untuk tingkat nasional dapat dipergunakan untuk
pembinaan secara nasional. Direktorat perlu merangkum hasil-hasil M&E baik yang berasal
dari Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun Propinsi. Berdasarkan hasil rangkuman akan
dapat diketahui sejauhmana kemajuan pendidikan yang telah dicapai oleh sekolah, dan
berbagai kendala yang dihadapinya.Direktorat kemudian dapat menyusun program-program
pembinaan. Dalam hal ini perlu dicermati, program-program pembinaan apa saja yang secara
langsung dapat dilakukan Direktorat ke sekolah-sekolah, dan program apa saja yang
sebaiknya dilakukan melalui Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota atau Propinsi.
Berbagai proyek dan anggaran lain yang ada pada Direktorat hendaknya disinergikan
secara terpadu dan diarahkan untuk mengatasi berbagai masalah yang ada di sekolah sesuai
temuan dan rekomendasi dari hasil M&E. Di samping itu, berdasarkan hasil M&E Direktorat
perlu melakukan pengembangan konsep-konsep dan praktik penyelenggaraan MPMBS yang
lebih baik, yang dapat diaplikasikan, sesuai dengan permasalahan dan kondisi sekolah.

BAB IV
PENUTUP
KelebihanBuku ini mengupas secara spesifik tentang panduan Monitoring dan Evaluasi
untukpeningkatan progam – progam yang diselenggarakan sekolah.KelemahaBuku ini di
cetak secara terpisah antara Buku 1, Konsep dan pelaksanaanMPMBS,Buku 2 ,dan Buku 3
sehingga pembaca yang belum mengerti dasar MPMBS cenderung mengalami kesulitan
untuk memahami Panduan Monitoring dan Evaluasi ini.