Peran Stratejik Auditor Internal di Teng (1)

Peran Stratejik Auditor Internal di Tengah
Peluang dan Tantangan Pelaporan
Terintegrasi di Indonesia

Paper Competition Indonesia Accounting Fair (IAF) 17

Disusun Oleh:

Dominggus Tama Sitindaon

13/349599/EK/19532

Caecilia Westi Sekar Wangi

13/347600/EK/19401

FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2016


Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................... 2
Daftar Bagan dan Tabel ...................................................................................... 2
Abstraksi .......................................................................................................... 2
Abstraction ....................................................................................................... 3
Pendahuluan ..................................................................................................... 3
Telaah Pustaka .................................................................................................. 6
Metodologi Penulisan.......................................................................................... 7
Pembahasan ..................................................................................................... 8
Simpulan dan Rekomendasi .............................................................................. 11
Daftar Pustaka ................................................................................................ 12
Statement of Authorship................................................................................... 15

Daftar Bagan dan Tabel
Bagan 1. Evolusi Pelaporan Perusahaan ................................................................ 6
Bagan 2. Shifting of Paradigm of IA's Role ............................................................ 7
Bagan 3. The Three Lines of Defense Model ........................................................ 10

Tabel 1. Perbandingan Kerangka Kerja IR dan Standar IA Ditinjau dari Manajemen
Risiko dan Tata Kelola ........................................................................................ 9

Tabel 2. Perbandingan Assurance Role dan Advisory Role pada IA ......................... 10

Abstraksi
Menurut IIRC, pelaporan terintegrasi atau integrated reporting (IR) merupakan
proses komunikasi informasi suatu organisasi kepada stakeholder yang ringkas dan
terintegrasi. Berbagai perusahaan di Indonesia mulai menggunakan jenis pelaporan
ini, seperti pada PT Timah (Persero) Tbk mulai pada tahun 2010. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis implementasi IR di Indonesia yang dibandingkan
dengan perusahaan di Belanda serta peran dari auditor internal atau internal auditor
(IA) di tengah-tengah peluang dan tantangan yang ada. Data diperoleh melalui studi
literatur atas jurnal dan artikel mengenai topik terkait. Selain itu, dilakukan pula
analisis konten atas laporan tahunan dari PT Timah (Persero) Tbk yang berhasil
memperoleh penghargaan “Best Integrated Reporting 2011” dari NCSR di tahun 2011.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa semakin banyak perusahaan di Indonesia
yang mempersiapkan IR sebagai usaha peningkatan relasi kepada stakeholders.
Namun, kandungan informasi yang berlebih pada laporan menjadi tantangan

2

tersendiri yang dihadapi oleh pihak terkait. Berdasarkan hasil tersebut, auditor

internal hadir melalui perannya yang lebih stratejik bagi perusahaan dalam
mendukung efektivitas implementasi IR.
Kata Kunci: pelaporan terintegrasi, Indonesia, peluang dan tantangan, auditor
internal.

Abstraction
According to IIRC, IR is a concise and integrated information communication
process of an organization to stakeholders. Many companies in Indonesia started to
use this reporting, among others PT Timah (Persero) Tbk that began in 2010. The aim
of this research is to analyze the implementation of IR in Indonesia compared to other
companies in Netherlands and also the role of IA in the middle of the opportunities
and challenges. The data is obtained through literature studies based on journals and
articles that are related to the topics. Moreover, there is a content analysis based on
the annual report from PT Timah (Persero) Tbk that has been awarded the "Best
Integrated Reporting 2011" of NCSR in 2011. The result from the research shows that
more and more companies in Indonesia are preparing for IR as a enhancement
business relation to stakeholders. However, the excessive information contents in the
report have become a challenge faced by the relevant parties. Based on these results,
the internal auditor is present through a more strategic role for the company to
support the effectiveness of the Implementation of IRS.

Keywords: integrated reporting, Indonesia, opportunities and challenges, the internal
audit.

Pendahuluan
Latar Belakang
Pada Pasal 1 Undang-Undang nomor 8 tahun 1997 tentang Dokumen
Perusahaan disebutkan bahwa,
“Perusahaan adalah setiap bentuk usaha yang melakukan kegiatan secara tetap
dan terus menerus dengan memperoleh keuntungan dan atau laba, baik yang
diselenggarakan oleh orang perorangan maupun badan usaha yang berbentuk
badan hukum atau bukan badan hukum, yang didirikan dan berkedudukan
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.”
Mengacu kepada Undang-Undang di atas dapat diartikan bahwa perusahaan
ialah bentuk usaha yang secara konsisten melakukan suatu kegiatan untuk
memperoleh keuntungan.
3

Perusahaan memiliki berbagai peran dan fungsi bagi masyarakat dan negara
yang berkaitan dengan keberadaannya. Kegiatan yang dilakukan perusahaan dalam
Pasal 1 Undang-Undang nomor 8 tahun 1997 adalah kegiatan ekonomi. Contohnya,

perusahaan berperan di dalam masyarakat sebagai penyedia barang dan jasa atau
sebagai produsen. Bagi negara, perusahaan salah satu komponen penggerak kegiatan
ekonomi. Selain itu, perusahaan sebagai pelaku kegiatan ekonomi yang bertujuan
memperoleh pendapatan atau keuntungan, dipandang sebagai pembayar pajak yang
potensial dan sumber devisa negara (Setiyono, 2004).
Dalam menjalankan kegiatannya, perusahaan tidak bisa lepas dari keberadaan
stakeholders yang memiliki kepentingan berbeda-beda. Mereka berharap manajemen
dapat melakukan kegiatan yang dapat memenuhi kepentingan mereka dan
melaporkan kegiatan tersebut (Ulum, 2009). Hal ini memunculkan kebutuhan
perusahaan untuk melakukan tata kelola perusahaan dan tata manajemen yang baik
(Freeman, Harrison, Wicks, Parmar, & De Colle, 2010).
Salah satu hal yang dilakukan perusahaan dalam menjawab berbagai kebutuhan
tersebut ialah dengan keberadaan IA pada perusahaan. IA bagi perusahaan
dianalogikan bagaikan rem dari suatu mobil yang sedang melaju kencang. Tanpa
adanya rem, pada akhirnya mobil akan menabrak dan hancur. Sama halnya dengan
IA yang berperan dalam pengendalian internal atas kinerja perusahaan. Tanpa adanya
rekomendasi dari IA, manajemen tidak dapat melakukan perbaikan proses bisnisnya
(Sutanto, 2015).
Di sisi lain stakeholders memerlukan informasi atas kinerja perusahaan, baik
informasi seputar keuangan dan nonkeuangan. Kebutuhan informasi dari stakeholders

akan kemampuan perusahaan dalam penciptaan nilai atau value creation atas proses
bisnisnya (International Integrated Reporting Council, 2013). Berdasarkan kebutuhan
itu, manajemen dan auditor internal dapat bekerja sama untuk mengembangkan dan
memperkuat komunikasi dengan stakeholders melalui IR (Audit Executive Center,
Institute of Internal Auditors, 2013).
IR merupakan mekanisme penyajian informasi mengenai strategi, tata kelola,
kinerja, dan prospek yang terintegrasi dalam suatu laporan tunggal (International
Integrated Reporting Council, 2011). Pionir penerapan laporan terintegrasi di dunia
adalah Novo Nordisk pada tahun 2003 dan terus berkembang hingga saat ini (De
Villiers, Rinaldi, & Unerman, 2014). Afrika Selatan merupakan negara pertama yang
mewajibkan penerapan IR bagi para emiten pasar sahamnya (ACCA, 2012).
Di Indonesia sendiri baru terdapat peraturan, yaitu Undang-Undang nomor 40
tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan pelaporan Corporate Social
Responsibility (CSR). Sedangkan peraturan yang mewajibkan penerapan IR belum
ada. Namun, beberapa perusahaan telah menerapkannya secara sukarela, salah
4

satunya ialah PT Timah, Tbk yang telah menerapkan IR sejak tahun 2010 (PT Timah
(Persero) Tbk, 2011). Akan tetapi, menerapkan IR tentu bukanlah hal yang mudah
karena masih dalam tahap pengembangan (Miharjo, 2014).

Oleh karena itu, perlu adanya sinergi antara manajemen dan auditor internal
dalam mendukung implementasi IR tersebut sehingga kegiatan bisnis perusahaan
kian berkembang. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis melakukan penelitian atas
peran stratejik auditor internal di tengah-tengah peluang dan tantangan dari
penerapan IR pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Rumusan Masalah
Berikut merupakan rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas.
1. Bagaimanakah peluang dan tantangan implementasi IR pada perusahaanperusahaan di Indonesia?
2. Bagaimanakah peran stratejik dari auditor internal, baik assurance maupun
advisory role, sebagai pemberi masukan dan pendukung implementasi IR?
Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan adanya peluang dan
tantangan dalam implementasi IR pada perusahaan-perusahaan di Indonesia.
Berdasarkan aspek tata kelola, manajemen risiko, dan proses pengendalian, tujuan
utama dari penelitian ini ialah mengungkapkan peran stratejik dari auditor internal,
baik assurance maupun advisory role, sebagai pemberi masukan dan pendukung
implementasi IR.
Manfaat Penelitian
Dengan disusunnya penelitian ini, terdapat beberapa manfaat yang diharapkan dapat
dipetik, yaitu sebagai berikut.

1. Bagi peneliti, dapat memberikan pengetahuan yang lebih mengenai peluang
dan tantangan implementasi IR beserta peran stratejik auditor internal secara
lebih mendalam.
2. Bagi akademisi, sebagai pemantik adanya analisis dan kajian lebih lanjut dari
berbagai sudut pandang ilmu mengenai implementasi IR dan peran auditor
internal sebagai pendukung.
3. Bagi perusahaan di Indonesia, dapat memberikan wawasan mengenai
implementasi IR dan pentingnya pengembangan peran auditor internal.

5

Telaah Pustaka
Pelaporan Terintegrasi: Evolusi Pelaporan Perusahaan Terkini
IR diartikan sebagai proses komunikasi informasi ringkas dan terintegrasi dari
suatu organisasi kepada stakeholders yang berkaitan dengan penciptaan nilai dari
waktu ke waktu (International Integrated Reporting Council, 2013). Fokus utama
disini ialah pada penciptaan nilai yang secara detail dipaparkan sebagai berikut
(PricewaterhouseCoopers LLP, 2015).
“Value creation refers to the process by which the organisation creates value for
its stakeholders. It is a circular process that depends on seven connected

building blocks: stakeholders, their key messages, risk, strategy, value drivers,
performance and impact.”
Menurut Mark Weinberger, CEO Ernst & Young yang juga anggota International
Integrated Reporting Council (IIRC; www.theiirc.org), secara teknis konten IR jauh
lebih ringkas, tetapi informasinya juga lebih prominen. Dengan adanya laporan
terintegrasi, stakeholders dari perusahaan mendapatkan informasi yang baik sehingga
dapat membuat keputusan yang baik pula mengenai alokasi modalnya (Ernst & Young
Global Limited, 2015). Oleh karena itu, tidak heran bahwa tren pelaporan perusahaan
kini berevolusi menjadi IR.

Bagan 1. Evolusi Pelaporan Perusahaan

Sumber: (Ernst & Young Global Limited, 2014), diolah
Paradigma Baru Fungsi Pengauditan Internal
Auditor internal secara independen berperan untuk melakukan peninjauan dan
penilaian atas operasi perusahaan pada lingkup area yang luas. Institute of Internal
Auditors (IIA; www.theiia.org) mengeluarkan standar bagi auditor internal meskipun
juga banyak terdapat praktik dan pendekatan lain yang berbeda (Moeller, 2009).

6


Dalam melakukan aktivitasnya, auditor internal memiliki proposisi nilai, yaitu
assurance, insight, dan objectivity (The IIA Research Foundation, 2013).
Terdapat pergeseran filosofi pengauditan dari paradigma lama menuju
paradigma baru yang kini lebih berorientasi untuk memberikan kepuasan kepada
jajaran manajemen sebagai partner, yaitu konsultan dan bahkan katalis, bukan
sekadar “watchdog” (Ari, 2015). Fokus auditor intern juga berubah dari aspek
pengeluaran dan pertanggungjawaban biaya menjadi aspek perbaikan, inovasi, dan
efisiensi kinerja perusahaan (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, 2007).

Past:

Current:

Next:

Clerical & Watchdog

Assurance & Consultant


Advisor & Catalyst

Sumber: (Ari, 2015)
Bagan 2. Shifting of Paradigm of IA's Role

Metodologi Penulisan
Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan pendekatan interpretatif untuk
menganalisis lebih lanjut tentang peluang dan tantangan implementasi IR serta peran
auditor internal di dalamnya. Peneliti menggunakan berbagai jurnal penelitian dan
artikel dengan topik terkait dari berbagai sumber, seperti The International Integrated
Reporting Council (IIRC), National Center for Sustainability Reporting (NCSR),
Institute of Internal Auditors (IIA), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), dan sebagainya. Selain itu, penelitian ini juga membandingkan antara
implementasi pada perusahaan di Belanda, melalui analisis hasil penelitian dari
Deloitte sebagai sumber data, dan di Indonesia.
Untuk memahami lebih lanjut mengenai penerapan aktual dari IR, peneliti
melakukan analisis konten terhadap laporan terintegrasi PT Timah (Persero) Tbk pada
tahun tertentu dari website perusahaan (http://www.timah.com/). Terdapat beberapa
tahap yang dilakukan dalam melakukan analisis konten ini, yaitu (1) memahami
proses penerapan IR oleh perusahaan, (2) menganalisis peluang atas manfaat dan
tantangan dari IR secara umum yang dikaitkan dengan bukti aktual laporan
perusahaan, dan (3) menganalisis peran stratejik dari auditor internal dalam
mendukung IR.
7

Pembahasan
IR sudah mulai diterapkan di berbagai negara, salah satunya adalah Belanda.
Berdasarkan penelitian dari Deloitte, terdapat 30% perusahaan yang menerapkan IR
di Belanda pada tahun 2013 dan meningkat sebesar 3% dari jumlah di tahun
sebelumnya. Namun, realitanya di Indonesia baru terdapat 40 perusahaan yang
membuat laporan keberlanjutan (Eva, 2013), yang merupakan salah satu aspek dari
IR, dari total 525 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 13 Januari
2016 (Kayo, 2016).
Peluang dan Tantangan IR
Terdapat tren positif atas penggunaan IR, baik dalam sudut pandang teknis
pembuatan laporan maupun kinerja perusahaan. Teknis pembuatan laporan kini
menjadi lebih inovatif dengan penyertaan tabel dan grafik, layout dan struktur yang
kreatif, pemilihan konten yang tidak repetitif dan lebih terkoneksi antara finansial dan
nonfinansial, tetapi tetap ringkas (Ernst & Young Global Limited, 2015). Sedangkan
kinerja juga menjadi lebih baik karena manajemen operasi yang kian kuat dan
peningkatan komunikasi untuk pembuatan keputusan oleh pihak internal dan
eksternal perusahaan sehingga muncul peluang atas model bisnis yang telah
berkembang (Deloitte LLP, 2013).
Di sisi lain terdapat tantangan atas implementasi IR, salah satunya adalah
kandungan informasi yang berlebihan atau overload information. Menurut survei dari
KPMG terhadap 6.500 financial executives, penyebab utamanya ialah kompleksitas
standar akuntansi dan regulasi atas volume informasi (KPMG LLP & Financial
Executives Research Foundation, Inc., 2011). Namun, peyebab lain yang perlu
dicermati ialah informasi yang terlalu berfokus pada kinerja di masa lalu, bukan
penciptaan strategi dan nilai, serta kurangnya konektivitas antara strategi dan risiko.
(Ernst & Young Global Limited, 2015).
Mary Jo White, ketua dari The Securities and Exchange Commission (SEC),
mengatakan bahwa overload information membuat investor kesusahan mencari
informasi yang paling relevan (Ernst & Young LLP, 2014). Meskipun demikian, IR tetap
perlu diterapkan karena berkaitan dengan penyediaan informasi yang terintegrasi dan
menentukan perilaku investor untuk berinvestasi jangka panjang sehingga terjadi
stabilitas keuangan di perusahaan (Audit Executive Center, Institute of Internal
Auditors, 2013). Pada akhirnya stabilitas tersebut dapat digunakan sebagai sumber
daya untuk implementasi strategi pengembangan bisnis perusahaan.

8

Peran IA dalam Implementasi IR
IA dapat menjadi jawaban atas tantangan overload information IR dengan
peran yang dilakukannya. Peraturan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) nomor
1 tahun 2011 tentang good corporate governance (GCG) mewajibkan keberadaan dari
IA dalam setiap perusahaan berbadan hukum di Indonesia. Kegiatan IA dinilai dapat
mendorong perusahaan mencapai tujuan dengan cara melakukan evaluasi yang
memiliki dampak terhadap peningkatan proses GCG, efektivitas manajemen risiko,
dan pengendalian internal (IIA, 1999).
Berikut ini merupakan tiga poin alasan IA dapat menjadi pendukung
implementasi dan solusi atas tantangan dari IR.
1. Standar IA yang mirip dengan kerangka kerja IR
IA dapat mendukung implementasi IR yang efektif karena memiliki standar,
yaitu International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing, yang
mirip dengan kerangka kerja IR. Terdapat dua aspek yang berkaitan di antara
keduanya, yaitu manajemen risiko dan tata kelola, yang dijelaskan melalui tabel
berikut ini (Audit Executive Center, Institute of Internal Auditors, 2013).
Tabel 1. Perbandingan Kerangka Kerja IR dan Standar IA Ditinjau dari Manajemen
Risiko dan Tata Kelola
Kerangka Kerja IR

Standar IA

Manajemen

Menunjukkan kemampuan

Memberikan evaluasi atas

Risiko

perusahaan dalam penciptaan

keefektifan dan pengembangan

nilai dari aktivitas bisnisnya.

manajemen risiko.

Mendukung kemampuan

Menilai dan merekomendasikan

perusahaan dalam penciptaan

proses tata kelola yang efektif

nilai melalui tata kelola yang

kepada manajemen.

Tata Kelola

baik.

2. Evolusi advisory role dari IA dalam implementasi IR
Dalam perkembangannya IA mengalami evolusi peran, dari assurance role
menjadi advisory role, yang mendorong efektivitas kinerjanya (Mihret &
Woldeyohannis, 2008). Kini IA berpartisipasi sebagai rekan manajemen yang dapat
memberikan nilai tambah bagi perusahaan (Effendi, 2002) karena memiliki ruang
untuk berperan aktif dalam perencanaan dan implementasi tujuan stratejik
perusahaan (Melville, 2003). Berikut ini merupakan penjelasan evolusi peran IA dalam
mendukung IR (Audit Executive Center, Institute of Internal Auditors, 2013).
9

Tabel 2. Perbandingan Assurance Role dan Advisory Role pada IA




Assurance Role



Meninjau risiko terkait IR
Memverifikasi dan memastikan



proses IR

Advisory Role
Merekomendasikan
pengembangan IR
Menentuka maturitas terkini

Memastikan kepatuhan IR,

pelaporan perusahaan atas

khususnya pelaporan CSR,

peluang untuk berkembang



terhadap aturan

Memastikan efektivitas dan
efisiensi atas proses IR

3. Bergantungnya manajemen perusahaan terhadap kinerja IA
Posisi IA yang strategis dalam proses penciptaan nilai proses bisnis perusahaan
membuat IA memiliki nilai lebih dalam penerapan IR (IIA, 2015). Hal ini didukung
oleh suatu model, yaitu The Three Lines of Defense, yang dapat meningkatkan
keefektifan komunikasi di internal perusahaan dalam rangka melakukan kontrol dan
manajemen risiko (IIA, 2013). IA menempati posisi pada lini ketiga yang strategis
karena memiliki garis langsung dengan senior management dan board, khususnya
komite audit. Dengan posisi tersebut, diperlukan pemahaman yang baik terhadap
strategi dan kinerja perusahaan karena pengelola dan manajemen senior bergantung
pada informasi dari IA (Audit Executive Center, Institute of Internal Auditors, 2013).

Sumber: (IIA, 2013)
Bagan 3. The Three Lines of Defense Model

Solusi terhadap penyebab dari tantangan IR ditawarkan oleh IA. IA yang
memiliki pengetahuan mendalam mengenai manajemen risiko dan menjadi partner
stratejik manajemen dapat membantu mengkoneksikan antara strategi dan risiko.

10

Rekomendasi atas kinerja finansial dan nonfinansial pun diberikan supaya perusahaan
tidak menyimpang dari strategi dan dapat menciptakan nilai dari proses bisnisnya
(Moeller, 2009). Dengan demikian, konten pada laporan terintegrasi dapat lebih
berfokus pada penciptaan strategi dan nilai, serta terdapat konektivitas antara
strategi dan risiko (Ernst & Young Global Limited, 2015).
IR dan IA pada PT Timah Tbk
Salah satu contoh perusahaan di Indonesia yang menerapkan IR dan memiliki IA
yang baik adalah PT Timah Tbk. BUMN yang bergerak di industri pertambangan ini
berhasil memenangkan penghargaan “Best Integrated Reporting 2011” dalam
Indonesia Sustainability Report Award (ISRA) (Kusumaputra, 2012). Satuan
Pengawasan Internal (SPI), sebutan IA pada PT Timah Tbk, yang bertanggung jawab
langsung atas direksi ini mengawasi penyusunan dan memastikan kualitas informasi
laporan sebelum dipublikasikan sebagai pemenuhan syarat GCG. Selain itu, SPI
bertanggung jawab untuk memberikan saran perbaikan dan informasi yang objektif
pada seluruh kegiatan perusahaan (PT Timah (Persero) Tbk., 2014). Dengan
demikian, assurance role dan advisory role dari SPI telah dilakukan guna mendukung
ketersediaan informasi yang relevan, benar, lengkap, dan tepat pada laporan
terintegrasi PT Timah Tbk.

Simpulan dan Rekomendasi
Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal, yaitu
sebagai berikut.


Penerapan IR dapat mendorong perilaku investor untuk melakukan strategi
investasi jangka panjang yang berdampak pada stabilitas keuangan



perusahaan yang berguna untuk pengembangan bisnis.
Namun, terdapat tantangan penerapan IR berupa overload information yang
disebabkan oleh konten laporan yang terlalu berfokus pada kinerja di masa
lalu, bukan penciptaan strategi dan nilai, serta kurangnya konektivitas antara



strategi dan risiko.
Eksistensi dari IA dapat mendukung implementasi dan menjadi solusi atas
tantangan IR, yaitu overload information, karena standar IA yang mirip dengan
kerangka kerja IR, adanya evolusi advisory role dari asuurance role, dan
bergantungnya manajemen perusahaan terhadap kinerja IA.
Sedangkan rekomendasi yang dapat diberikan oleh penulis berdasarkan

simpulan tersebut adalah sebagai berikut.

11



Perusahaan di Indonesia sebaiknya mulai melakukan persiapan atas penerapan
IR untuk kepentingan perusahaan sendiri dan stakeholders, khususnya



investor.
Perlu adanya transformasi peran IA dalam mendukung IR dengan terlebih
dahulu meningkatkan kompetensi sumber daya manusianya melalui



pelaksaaan seminar, pelatihan, dan pendidikan lanjutan.
Pembatasan pengungkapan konten pelaporan dan penyediaan informasi
pendukung pada website resmi perusahaan perlu dilakukan melalui regulasi
dari pihak yang berwenang, seperti SEC.

Daftar Pustaka
ACCA. (2012). Integrated Reporting: The Influence of King III on Social, Ethical, and
Enviromental Reporting. London: ACCA.
Ari, D. E. (2015, September 4). Foundation of Internal Auditing. (C. W. Sekar Wangi,
Pewawancara) Yogyakarta.
Audit Executive Center, Institute of Internal Auditors. (2013). Resources: Third-party
resources. Dipetik January 15, 2016, dari International Integrated Reporting
Council Web site: http://integratedreporting.org/resource/the-institute-ofinternal-auditors-integrated-reporting-and-the-emerging-role-of-internalauditing/
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan. (2007). Audit Berpeduli RIsiko.
Jakarta: Pusdiklat Pengawasan BPKP.
De Villiers, C., Rinaldi, L., & Unerman, J. (2014). Integrated Reporting: Insights,
Gaps, and an Agenda for Future Research. Accounting Auditing &
Accountability Journal, 1037-1042.
Deloitte LLP. (2013, January 31). Publications: Sustainability. Dipetik January 20,
2016, dari UK Accounting Plus Web site: http://www.iasplus.com/engb/publications/sustainability/ir-a-reporting-evolution
Effendi, M. A. (2002). Paradigma Baru Internal Auditor. Majalan Auditor.
Ernst & Young Global Limited. (2014). Integrated Reporting Elevating Value.
Ernst & Young Global Limited. (2015, July 3). EY’s Excellence in Integrated Reporting
Awards 2015.
Ernst & Young LLP. (2014, October). Publication: Assets. Dipetik January 15, 2016,
dari Ernst & Young Web site: http://www.ey.com/Publication/vwLUAssets/EYdisclosure-effectiveness-what-companies-can-do-now/$FILE/EY-disclosureeffectiveness-what-companies-can-do-now.pdf

12

Eva. (2013, January 3). Business Research: SWA. Dipetik February 9, 2016, dari
http://swa.co.id/business-research/perusahaan-pembuat-laporankeberlanjutan-kian-banyak-di-indonesia
Freeman, R. E., Harrison, J. S., Wicks, A. C., Parmar, B., & De Colle, S. (2010).
Stakeholder Theory: The State of Art. New York: Cambridge University Press.
IIA. (1999). Definition of Internal Auditing. Florida: Altamonte Springs.
IIA. (2013). The Three Lines of Defense in Effective Risk Management and Control.
Florida: The Institute of Internal Auditors.
IIA. (2015). Enhancing Integrated Reporting: Internal Audit Value Proposition.
European Institutes of Internal Auditors.
International Integrated Reporting Council. (2011, September). Towards Integrated
Reporting: Communicating Value in the 21st Century. Disscussion Pape.
London: IIRC.
International Integrated Reporting Council. (2013, December 8). The International
Framework. Dipetik January 20, 2016, dari
http://integratedreporting.org/resource/international-ir-framework/
Kayo, E. (2016, January). Emiten: Saham OK. Dipetik February 11, 2016, dari
http://www.sahamok.com/perusahaan-publik-terbuka-tbk-emiten-bei-bursaefek-indonesia/
KPMG LLP & Financial Executives Research Foundation, Inc. (2011, November 14).
Issues and Insights: Articles Publications. Dipetik January 29, 2016, dari KPMG
Web site:
http://www.kpmg.com/us/en/issuesandinsights/articlespublications/pages/discl
osure-overload-complexity.aspx
Kusumaputra, A. (2012, December 3). Ekonomi: Kompas.com. Dipetik January 20,
2016, dari
http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2012/12/03/21350969/Antam.Raih.P
enghargaan.Best.Website.2012
Melville, R. (2003). The Contribution Internal Auditors Make to Strategic Management.
International Journal of Auditing, 209-223.
Miharjo, S. (2014, April 23). Integrated Reporting. [Kuliah Umum]. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada.
Mihret, D., & Woldeyohannis, G. Z. (2008). Value-Added Role of Internal Audit: an
Ethiopian Case Study. Managerial Auditing Journal, 567-593.
Moeller, R. (2009). Brink's Modern Internal Auditing, 7th Edition. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc.
PricewaterhouseCoopers LLP. (2015, July). Implementing Integrated Reporting.

13

PT Timah (Persero) Tbk. (2011). PT Timah (Persero) Tbk 2010 Annual Report.
Jakarta: PT Timah (Persero) Tbk.
PT Timah (Persero) Tbk. (2014). Efisiensi dan Pertumbuhan Kesinambungan, Laporan
Tahunan 2014. Bangka: PT Timah (Persero) Tbk.
Setiyono. (2004). Kejahatan Korporasi, Analisis Viktimologi dan Pertanggungjawaban
Korporasi Dalam Hukum Pidana Indonesia. Malang: Bayumedia Publishing.
Sutanto, H. (2015, December 4). Internal Auditors Practice. (C. W. Wangi,
Pewawancara)
The IIA Research Foundation. (2013). International Professional Practices Framework,
2013 Edition. The IIA Research, 29.
Ulum, I. (2009). Intellectual Capital: Konsep dan Kajian Empiris. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

14

Statement of Authorship
Judul Paper:
Peran Stratejik Auditor Internal di Tengah Peluang dan Tantangan Pelaporan
Terintegrasi di Indonesia
Nama Penulis:
Dominggus Tama Sitindaon

13/349599/EK/19532

Caecilia Westi Sekar Wangi

13/347600/EK/19401

Kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa memang benar
karya dengan judul tersebut di atas merupakan hasil karya sendiri dan tidak ada
pekerjaan orang lain yang kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya. Karya ini
belum pernah dipublikasikan dan/atau dilombakan di luar kegiatan “Paper
Competition Indonesia Accounting Fair 2016” yang diselenggarakan oleh Studi
Profesionalisme Akuntan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Indonesia.
Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarnya. Apabila terbukti
terdapat pelanggaran di dalamnya, kami bersedia untuk didiskualifikasi dari
perlombaan ini sebagai tanggung jawab kami.

Yogyakarta, 12 Februari 2016
Yang membuat pernyataan,

Dominggus Tama Sitindaon

Caecilia Westi Sekar Wangi

13/349599/EK/19532

13/347600/EK/19401

15