PDIP Program Deradikalisasi Tidak Efekti
Kamis, 06 September 2012 , 07:48:00 WIB
PDIP: Program Deradikalisasi Tidak Efektif dan Tidak Tepat
Sasaran!
Laporan:
ilustrasi/ist
RMOL. Program deradikalisasi untuk
meredam pemahaman teror yang selama ini dibuat oleh pemerintah tidak berjalan dengan
efektif dan efisien.
"Program deradikalisasi tidak tepat sasaran," kata Wakil Ketua Komisi I, Mayjen TNI (Purn)
TB Hasanuddin, dalam acaratalkshow di salah satu televisi swasta (Kamis, 6/9).
Selama ini, lanjut TB Hasanuddin, program deradikalisasi dilakukan secara general kepada
pesantren-pesantren di Indonesia. Padahal pesantran-pesantren yang menjadi target
program ini justru memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Seharusnya, program
deradikalisasi itu khusus diarahkan kepada lembaga pendidikan yang sudah diindikasikan
kuat mengajarkan aksi teror.
"Indikasi itu didapat dari mana? Ya dari aparat intelijen. Bila ini dilakukan maka bisa
efektif, tepat sasaran dan murah," kata TB Hasanuddin, yang juga politisi PDI Perjuangan.
Dalam penangangan teroris, TB juga membandingkan dengan masa lalu. Dulu, bila ada aksi
teror, pemerintah tidak pernah mengaitkan dengan agama, kelompok atau organisasi
tertemu. Pemerintah misalnya, cukup menyebut dengan "Kelompok Warman".
"Sekarang dikatakan ajaran atau jemaat A melakukan teror. Padahal dalam jemaat itu juga
ada beberapa kelompok yang berbeda pemahaman," kata TB Hasanuddin. [ysa]
Related News:
Razia Teroris, Eh Dapatnya VCD Porno
Diduga Bom di Tambora, Polisi Amankan Ibu Yos dan Istri Torik
Nasir Djamil Bingung dengan Omongan Ansyaad Mbai
BNPT Jangan Cuma Utamakan Penindakan, Tapi Juga Deradikalisasi dan
Pencegahan
Firman, Guru Bahasa Arab yang Nyentrik dan Penyendiri
PDIP: Program Deradikalisasi Tidak Efektif dan Tidak Tepat
Sasaran!
Laporan:
ilustrasi/ist
RMOL. Program deradikalisasi untuk
meredam pemahaman teror yang selama ini dibuat oleh pemerintah tidak berjalan dengan
efektif dan efisien.
"Program deradikalisasi tidak tepat sasaran," kata Wakil Ketua Komisi I, Mayjen TNI (Purn)
TB Hasanuddin, dalam acaratalkshow di salah satu televisi swasta (Kamis, 6/9).
Selama ini, lanjut TB Hasanuddin, program deradikalisasi dilakukan secara general kepada
pesantren-pesantren di Indonesia. Padahal pesantran-pesantren yang menjadi target
program ini justru memiliki rasa nasionalisme yang kuat. Seharusnya, program
deradikalisasi itu khusus diarahkan kepada lembaga pendidikan yang sudah diindikasikan
kuat mengajarkan aksi teror.
"Indikasi itu didapat dari mana? Ya dari aparat intelijen. Bila ini dilakukan maka bisa
efektif, tepat sasaran dan murah," kata TB Hasanuddin, yang juga politisi PDI Perjuangan.
Dalam penangangan teroris, TB juga membandingkan dengan masa lalu. Dulu, bila ada aksi
teror, pemerintah tidak pernah mengaitkan dengan agama, kelompok atau organisasi
tertemu. Pemerintah misalnya, cukup menyebut dengan "Kelompok Warman".
"Sekarang dikatakan ajaran atau jemaat A melakukan teror. Padahal dalam jemaat itu juga
ada beberapa kelompok yang berbeda pemahaman," kata TB Hasanuddin. [ysa]
Related News:
Razia Teroris, Eh Dapatnya VCD Porno
Diduga Bom di Tambora, Polisi Amankan Ibu Yos dan Istri Torik
Nasir Djamil Bingung dengan Omongan Ansyaad Mbai
BNPT Jangan Cuma Utamakan Penindakan, Tapi Juga Deradikalisasi dan
Pencegahan
Firman, Guru Bahasa Arab yang Nyentrik dan Penyendiri