Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan (1)

Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya
Sebagai Mekanisme Pengendalian

Diajukan sebagai tugas akhir dalam mata kuliah Seminar Akuntansi
Kontemporer

OLEH
Edwin Triyuwono
13 13 009
Akuntansi A

JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ATMA JAYA
MAKASSAR
2017

KATA PENGANTAR
Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa
karena berkat rahmat dan bimbingan-Nyalah penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul “Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya

Sebagai Mekanisme Pengendalian Perusahaan”. Makalah ini akan membahas tentang
manfaat penerapan tata kelola perusahaan bagi suatu perusahaan dan fungsinya sebagai
pengendalian bagi suatu perusahaan.
Penulis ingin berterima kasih kepada Bapak Dr. Fransiskus Randa, S.E., M.Si., Ak
selaku dosen pembimbing mata kuliah Seminar Akuntansi Kontemporer atas bimbingan dan
bantuannya selama proses penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi seluruh masyarakat Indonesia. Terima Kasih.

Makassar, 13 Januari 2017

Penulis

2

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................


i

KATA PENGANTAR........................................................................................................

ii

DAFTAR ISI.....................................................................................................................

iii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

1

1.1 Latar Belakang.....................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................
1.4 Manfaat Penelitian................................................................................................

1

2
2
2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................

3

2.1 Definisi Tata Kelola Perusahaan...........................................................................
2.2 Prinsip-Prinsip Utama Tata Kelola Perusahaan....................................................
2.3 Mekanisme Tata Kelola Perusahaan....................................................................
2.4 Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengendalian................................
2.5 Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan.......................................................

3
4
5
7
8


BAB III PENUTUP...........................................................................................................

9

3.1 Kesimpulan...........................................................................................................
3.2 Saran....................................................................................................................

9
9

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................

3

10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Konsep tata kelola perusahaan pertama kali disebut dalam sebuah laporan

yang bernama The Financial Aspects of Corporate Governance atau yang umumnya
dikenal sebagai Laporan Cadbury. Laporan ini merupakan survei komprehensif
tentang dewan direksi, meliputi komposisi dewan, pelatihan direksi dan kompensasi,
audit dan pengendalian internal, dan hak-hak dan tanggung jawab pemegang saham.
Tata kelola perusahaan telah menjadi isu yang menonjol dalam beberapa tahun
terakhir. Skandal perusahaan yang dibuat oleh Enron, WorldCom, Parmalant, dan
banyak perusahaan lainnya telah menyebabkan masyarakat bertanya-tanya apakah
uang mereka aman di tangan manajer yang mementingkan diri sendiri.
Tata kelola perusahaan terkait dengan teori agency. Menurut Jensen dan
Meckling (1976) dalam Kusuma (2011), teori keagenan adalah sebuah kontrak
antara manajer (agent) dengan pemilik (principal). Agar hubungan kontraktual ini
dapat

berjalan

dengan

lancar,

pemilik


akan

mendelegasikan

otoritas

pembuatankeputusan kepada manajer. Teori ini memandang bahwa manajemen
tidak dapat dipercaya untuk bertindak dengan sebaik-baiknya bagi kepentingan
pemegang saham maupun pemangku kepentingan.
Tata kelola perusahaan adalah seperangkat mekanisme pengendalian yang
digunakan untuk mengendalikan manajemen agar manajemen bertindak demi
kepentingan pemegang saham yakni memaksimal nilai perusahaan dan tidak
mengejar kepentingan diri sendiri. Menurut Radebaugh (2006), mekanisme tata
kelola perusahaan dapat dibagi menjadi 2 bagian yakni mekanisme tata kelola
perusahaan internal dan mekanisme tata kelola perusahaan eksternal.
Konsep tata kelola perusahaan lebih lanjut dikembangkan menjadi tata kelola
perusahaan yang baik (Good Corporate Governance atau yang biasa disingkat
GCG). Penambahan kata Good pada Corporate Governance memberikan makna
bahwa pelaksanaan Corporate Governance harus dilakukan dengan cermat dan baik

sehingga manfaat pelaksanaan GCG ini dapat dirasakan oleh perusahaan. GCG
mengharuskan perusahaan untuk membuat struktur organisasi yang jelas dan
sistematis.

1

Peneliti tertarik untuk membahas tentang tata kelola perusahaan di mana tata
kelola perusahaan ini diyakini dapat digunakan sebagai pengendalian perusahaan.
Mekanisme tata kelola perusahaan baik internal maupun eksternal diyakini mampu
memberikan pengendalian kepada perusahaan baik pengendalian yang secara
langsung dilakukan oleh pemilik perusahaan maupun bukan dilakukan secara
langsung oleh pemilik perusahaan.
Menilik latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka judul dari
makalah ini adalah “Manfaat Penerapan Tata Kelola Perusahaan dan Fungsinya
Sebagai Mekanisme Pengendalian Perusahaan”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas di atas, maka rumusan
masalah dari makalah ini adalah Bagaimana mekanisme tata kelola perusahaan
dapat


digunakan

sebagai

mekanisme

pengendalian

dan

bermanfaat

bagi

perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari makalah ini yakni :
a. Menggambarkan mekanisme tata kelola perusahaan dalam kaitannya dengan
pengendalian perusahaan.
b. Mendeskripsikan manfaat tata kelola perusahaan bagi perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari makalah ini adalah :
a. Memberikan informasi yang lebih mendalam kepada pembaca tentang
mekanisme tata kelola perusahaan dan manfaatnya.
b. Memberikan informasi kepada perusahaan berkenaan dengan kegunaan
mekanisme

tata

kelola

perusahaan

sebagai

elemen

perusahaan dan manfaat penggunaan tata kelola perusahaan.

2


pengendalian

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Tata Kelola Perusahaan
Ada begitu banyak definisi tata kelola perusahaan. Forum for Corporate
Governance in Indonesia (FCGI) mendefinisikan tata kelola perusahaan yang
diadaptasi dari Cadburry Committe of United Kingdom sebagai :
a set of rules that define the relationship between shareholders,
managers, creditors, the government, employees and other internal
and external stakeholders in respect to their rights and responsibilities,
or the system by which companies are directed and controlled.
(sebuah perangkat peraturan yang mendefinisikan hubungan antara
pemegang saham, manajer, kreditur, pemerintah, karyawaan dan
pemangku kepentingan internal dan eksternal lainnya dalam kaitannya
dengan hal dan kewajiban atau sistem di mana perusahaan diatur dan
dikendalikan.)
Achmad


Syakhroza

(2002)

dalam

Fajarwati

(2011)

mendefinisikan

Corporate Governance sebagai berikut: “Corporate governance adalah suatu sistim
yang dipakai “Board” untuk mengarahkan dan mengendalikan serta mengawasi
(directing, controlling, and supervising) pengelolaan sumber daya organisasi secara
efisien, efektif, ekonomis, dan produktif – E3P dengan prinsip prinsip transparan,
accountable, responsible, independent, dan fairness – TARIF - dalam rangka
mencapai tujuan organisasi”. (hal. 11).
Rankin (2012) mengemukakan bahwa, “Tata kelola perusahaan dalam hal
yang sangat sederhana adalah 'sistem di mana perusahaan bisnis diarahkan dan
dikendalikan'.” Lebih lanjut, “definisi tata kelola perusahaan yang digunakan oleh
organisasi untuk ekonomi pembangunan dan kerja sama (OECD) menjelaskannya
sebagai:
Prosedur dan proses menurut di mana organisasi diarahkan dan
dikendalikan. Struktur tata kelola perusahaan menentukan pembagian
hak dan tanggung jawab di antara para peserta yang berbeda dalam
organisasi-seperti direksi, manajer, pemegang saham dan pemangku
kepentingan lainnya - dan menetapkan aturan dan prosedur untuk
pengambilan keputusan. Dengan melakukan ini, juga menyediakan
struktur melalui mana tujuan perusahaan ditetapkan, dan cara
mencapai tujuan tersebut dan memantau kinerja.”
Dengan demikian, Tata kelola perusahaan dapat didefinisikan sebagai
seperangkat mekanisme pengendalian yang digunakan untuk mengendalikan
manajemen agar manajemen bertindak demi kepentingan pemegang saham yakni
memaksimal nilai perusahaan dan tidak mengejar kepentingan diri sendiri.
3

2.2 Prinsip-Prinsip Utama Tata Kelola Perusahaan
Di sini secara umum ada empat prinsip utama berdasarkan pendapat OECD
(Organization for Economic Corporation and Development) dalam Tjager (2003, h.
40-52) dalam Fajarwati (2011) yaitu: fairness, transparency, accountability, dan
responsibility.
a. Fairness (Kewajaran)
Secara sederhana kesetaraan (fairness) bisa didefinisikan sebagai
perlakuan yang adil dan setara di dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang
timbul berdasarkan perjanjian serta peraturan perundangan yang berlaku.
b. Transparency (Keterbukaan Informasi)
Transparansi bisa diartikan sebagai keterbukaan informasi, baik dalam
proses pengambilan keputusan maupun dalam mengungkapkan informasi
material dan relevan mengenai perusahaan.
c. Accountability (Dapat Dipertanggungjawabkan)
Akuntabilitas

adalah

kejelasan

fungsi,

struktur,

sistem

dan

pertangungjawaban organ perusahaan sehingga pengelolaan perusahaan
terlaksana secara efektif. Namun, masalah yang sering ditemukan di
perusahaan-perusahaan Indonesia adalah lemahnya fungsi pengawasan
Dewan Komisaris. Atau justru sebaliknya, Komisaris Utama mengambil peran
berikut wewenang yang seharusnya dijalankan direksi. Padahal, diperlukan
kejelasan tugas serta fungsi organ perusahaan agar tercipta suatu
mekanisme pengecekan dan perimbangan dalam mengelola perusahaan.
d. Responsibility (Pertanggungjawaban)
Pertanggungjawaban perusahaan adalah kesesuaian (patuh) di dalam
pengelolaan perusahaan terhadap prinsip korporasi yang sehat serta
peraturan perundangan yang berlaku. Peraturan yang berlaku di sini
termasuk yang berkaitan dengan masalah pajak, hubungan industrial,
perlindungan lingkungan hidup, kesehatan/ keselamatan kerja, standar
penggajian, dan persaingan yang sehat.
Disamping itu, dalam kaitannya dengan tata kelola BUMN, Menteri Negara
BUMN juga mengeluarkan keputusan KEP-117/M-MBU/2002 tentang prinsip
GCG, diantaranya:
4

a.

Kewajaran
Prinsip agar para pegelola memperlakukan pemangku kepentingan
secara adil dan setara, baik pemangku kepentingan primer (pemasok,
pelanggan, karyawan, dan pemodal) maupun sekunder (pemerintah,
masyarakat, dan pihak lain). Prinsip inilah yang memunculkan konsep
pengedepanan

kepentingan

atas stakeholders dan

bukan

hanya shareholders.
b.

Transparansi
Kewajiban

bagi

para

pengelola

untuk

menjalankan

prinsip

keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampaian informasi. Lebih
dalam bahwa, informasi yang disampaikan harus lengkap, benar, dan
tepat waktu kepada semua pemangku kepentingan, tidak boleh ada halhal tertentu yang dirahasiakan, disembunyikan, ditutup-tutupi, maupun
ditunda-tunda pengungkapannya.
c.

Akuntabilitas
Kewajiban bagi para pengelola untuk membina sistem akuntansi
yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya
(reliable) dan berkualitas.

d.

Responsibilitas
Kewajiban para pengelola untuk memberikan pertanggungjawaban
atas semua tindakan dalam pengelolaan perusahaan kepada para
pemangku kepentingan sebagai wujud kepercayaan dan wewenang yang
telah diberikan.
Dengan demikian, penerapan tata kelola perusahaan yang baik harus

mencerminkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik seperti yang telah
dijelaskan di atas. Dengan menerapkan prinsip-prinsip tersebut, niscaya tata kelola
perusahaan akan semakin baik dan tentunya akan berpengaruh terhadap
pengendalian perusahaan secara menyeluruh.
2.3 Mekanisme Tata Kelola Perusahaan
Menurut Radebaugh (2006), mekanisme tata kelola perusahaan dapat dibagi
menjadi 2 bagian yakni mekanisme tata kelola perusahaan internal dan mekanisme
tata kelola perusahaan eksternal. Mekanisme tata kelola perusahaan internal
5

merupakan mekanisme tata kelola yang dikendalikan secara langsung oleh pemilik
perusahaan sementara mekanisme tata kelola eksternal tidak dikendalikan secara
langsung oleh pemilik perusahaan.
a. Mekanisme Tata Kelola Internal
Dalam Radebaugh (2006) dijelaskan bahwa mekanisme tata kelola
perusahaan internal merupakan mekanisme yang dikendalikan secara langsung
oleh pemilik perusahaan. Mekanisme ini terdiri atas dewan dan struktur
kepemilikan. Dewan yang dimaksud disini lebih mengacu pada fungsi dewan
komisaris (pengawas) seperti yang ada di Indonesia bukan pada dewan direksi
(pelaksana). Hal ini disebabkan karena perbedaan penggunaan sistem dewan di
mana ada Negara yang menganut sistem One Tier seperti Amerika Serikat dan
ada yang menggunakan sistem Two Tier seperti Belanda. Sistem One Tier
menggabungkan keseluruhan dewan direksi dan komisaris menjadi Boards of
Directors, sementara sistem Two Tier memisahkan antara dewan direksi dan
dewan komisaris.
Kebanyakan perusahaan memiliki sebuah dewan komisaris yang bertugas
untuk mengawasi kinerja dewan direksi demi melindungi kepentingan pemilik
atau pemangku kepentingan.
Sementara itu, struktur kepemilikan adalah keputusan strategis yang
menentukan bagaimana modal akan dimasukkan ke dalam perusahaan dan
bagaimana

kekayaan

akan

didistribusikan

di

antara

berbagai

pihak.

Sederhananya, struktur kepemilikan adalah bagaimana susunan kepemilikan dari
suatu perusahaan.
b. Mekanisme Tata Kelola Eksternal
Radebaugh (2006) menjelaskan mekanisme tata kelola eksternal adalah
mekanisme yang tidak dikendalikan secara langsung oleh pemilik perusahaan.
Mekanisme ini mencakup takeover market dan sistem hukum.
Ketika sebuah perusahaan berkinerja buruk, perusahaan tersebut dapat dibeli
oleh pemilik baru yang percaya bahwa mereka entah bagaimana dapat dengan
lebih baik mengelola perusahaan dan membuatnya lebih menguntungkan.
Mekanisme pengendalian eksternal ini disebut takeover market.
Studi terbaru menunjukkan bahwa sistem hukum yang berbeda bertindak
sebagai kendali eksternal penting di perusahaan. Sistem hukum dapat
mendukung penanaman modal ke perusahaan dengan melindungi pemegang
6

saham

tertentu,

atau

dapat

memengaruhi

penanaman

modal

dengan

menawarkan perlindungan yang sangat sedikit untuk investor potensial.
2.4 Tata Kelola Perusahaan Sebagai Mekanisme Pengendalian
Penggunaan mekanisme tata kelola perusahaan yang baik dapat memberikan
berbagai keuntungan bagi perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan
yang baik.
Penggunaan mekanisme pengendalian tata kelola seperti dewan komisaris
misalnya akan meningkatkan pengendalian terhadap perusahaan. Dewan komisaris
dibentuk oleh pemilik dan memiliki fungsi untuk melakukan pengawasan terhadap
dewan direksi sebagai pelaksana. Dewan komisaris umumnya terdiri dari anggota
perusahaan dan anggota independen. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan
independensi dari dewan komisaris sehingga dewan komisaris akan bertindak demi
kepentingan pemilik bukannya demi kepentingan manajemen selaku pelaksana
perusahaan. Umumnya, komite audit juga dibentuk oleh dewan komisaris sebagai
fungsi pengawas tambahan.
Runtuhnya perusahaan-perusahaan besar di awal abad ke-20 yang
diakibatkan penipuan perusahaan (corporate fraud) mendorong perusahaanperusahaan saat ini untuk menerapkan tata kelola perusahaan yang baik demi
kelangsungan perusahaan. Seperti diketahui, bangkrutnya perusahaan-perusahaan
besar seperti Enron, Worldcom, dan sebagainya telah memicu kekhawatiran massal
tentang perusahaan terutama para pemilik modal. Yang dikhawatirkan tentunya
terkait modal yang mereka tanamkan dalam perusahaan, apakah berada ditangan
yang tepat atau justru berada ditangan yang salah.
Mekanisme pengendalian tata kelola perusahaan yang lain seperti sistem
hukum, juga memiliki fungsi pengendalian tersendiri bagi perusahaan. Sistem hukum
yang dibentuk oleh suatu negara akan memengaruhi kebijakan perusahaan.
Misalnya undang-undang yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkaitan dengan
perusahaan secara umum di suatu negara, tentunya akan memengaruhi kebijakan
perusahaan. Perusahaan umumnya akan berusaha untuk mematuhi regulasi
pemerintah tersebut meskipun tidak semua perusahaan patuh terhadap regulasi
pemerintah.
Penggunaan tata kelola perusahaan yang baik (GCG) akan mampu
meningkatkan kredibilitas perusahaan di mata masyarakat luas terutama para pemilik
modal.
2.5 Tujuan dan Manfaat Tata Kelola Perusahaan
Tata kelola perusahaan berguna sebagai bentuk pengendalian bagi
perusahaan dalam rangka untuk mencegah para manajer dalam bertindak demi
kepentingan diri sendiri. Dengan penggunaan tata kelola perusahaan yang baik
7

(GCG) akan mampu mengurangi tetapi tidak mencegah seutuhnya bentuk-bentuk
penipuan (fraud), kecurangan dan sebagainya.
Ada lima macam tujuan utama Good Corporate Governance yaitu: (Tjager,
2003 dalam Fajarwati, 2011)
a. Melindungi hak dan kepentingan pemegang saham,
b. Melindungi

hak

dan

kepentingan

para

anggota

the

stakeholders

nonpemegang saham
c. Meningkatkan nilai perusahaan dan para pemegang saham,
d. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja Dewan Pengurus atau Board of
Directors dan manajemen perusahaan, dan
e. Meningkatkan mutu hubungan Board of Directors dengan manajemen senior
perusahaan.
Rankin (2012) mengemukakan “Perusahaan yang dapat menunjukkan praktik
tata kelola perusahaan yang baik memiliki keuntungan. Dengan meningkatnya
globalisasi bisnis dan persaingan modal, perusahaan-perusahaan yang dapat
memberikan jaminan bahwa perusahaan sedang dikelola dengan tepat dapat
memperoleh keunggulan kompetitif. Mengurangi risiko dianggap investor dapat
mengurangi biaya modal. Selain itu, perluasan kepemilikan saham perusahaan ke
basis yang lebih luas (di banyak negara, pemegang saham kecil menjadi semakin
umum, baik melalui investasi langsung atau tidak langsung melalui rencana
pensiun/pensiun mereka), dikombinasikan dengan kelompok pengaruh pemegang
saham lebih terorganisir dan aktif, menempatkan pengawasan lebih pada
manajemen perusahaan.” (hal 188)
Menurut FCGI, dengan menerapkan tata kelola perusahaan, maka terdapat
beberapa keuntungan (benefits) yang dapat diperoleh, yakni:
a.
b.
c.
d.

Lebih mudah untuk meningkatkan modal
Cost of Capital yang lebih rendah
Peningkatan kinerja bisnis dan kinerja ekonomis
Dampak yang baik pada harga saham

BAB III
PENUTUP
3.3 Kesimpulan

8

Tata kelola perusahaan adalah seperangkat mekanisme pengendalian yang
digunakan untuk mengendalikan manajemen agar manajemen bertindak demi
kepentingan pemegang saham yakni memaksimal nilai perusahaan dan tidak
mengejar kepentingan diri sendiri. Konsep tata kelola perusahaan lebih lanjut
dikembangkan menjadi tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate
Governance atau yang biasa disingkat GCG). Prinsip-prinsip tata kelola perusahaan
secara

umum

(Transparency),

mencakup
Dapat

Kewajaran

(Fairness),

Dipertanggungjawabkan

Keterbukaan

Informasi

(Accountability)

dan

Pertanggungjawaban (Responsibility).
Menurut Radebaugh (2006), mekanisme tata kelola perusahaan dapat dibagi
menjadi 2 bagian yakni mekanisme tata kelola perusahaan internal dan mekanisme
tata kelola perusahaan eksternal. Penggunaan mekanisme tata kelola perusahaan
baik internal maupun eksternal dapat memberikan berbagai keuntungan bagi
perusahaan yang menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. Penggunaan
mekanisme pengendalian tata kelola seperti dewan komisaris misalnya akan
meningkatkan pengendalian terhadap perusahaan. Contoh lain misalnya sistem
hukum di suatu negara yang akan memberikan efek pengendalian terhadap suatu
perusahaan.
Manfaat yang dapat dirasakan oleh perusahaan yang melakukan tata kelola
perusahaan yang baik mencakup peningkatan nilai perusahaan, mutu Board of
Directors yang lebih baik dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas kinerja
manajemen dan Board of Directors. Selain itu, dengan menerapkan prinsip-prinsip
tata kelola perusahaan yang baik (GCG), maka kelangsungan perusahaan akan
terjaga.
3.4 Saran
Berdasarkan pembahasan di atas, maka saran dari penulis adalah
Perusahaan sebaiknya menerapkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (GCG)
sehingga kelangsungan perusahaan dapat terjaga. Dengan menerapkan prinsip
GCG, perusahaan tidak hanya akan terjamin kelangsungannya, tetapi juga
memperoleh manfaat-manfaat lain dari GCG ini.

DAFTAR PUSTAKA

9

Fajarwati, D. (2011). Analisis Penerapan Prinsip-Prinsip Good Corporate Governance di
Lingkungan Internal Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) Jakarta
(Skripsi). Depok: FISIP UI.
Forum for Corporate Governance in Indonesia (FCGI). (n.d). What is Corporate Governance.
Retrieved

From

http://www.fcgi.or.id/corporate-governance/about-good-corporate-

governance.html. 12 Januari 2017
Kusuma, K. (2011). Perbandingan Kinerja Perusahaan Sebelum dan Sesudah Mengadakan
Employee Stock Ownership Program (ESOP) (Studi Kasus pada Perusahaanperusahaan yang Terdaftar pada Bursa Efek Indonesia). Yogyakarta: FE UAJY
Radebaugh, L. H., Gray, S. J., & Black, E. L. (2006). International Accounting and
Multinational Enterprises (6th Ed). United States, New Jersey: Wiley.
Rankin, M. et al (2012). Contemporary Issues in Accounting. Australia, Queensland: John
Wiley & Sons Australia Ltd.
Wardhani, R. (2007). Mekanisme Corporate Governance dalam Perusahaan yang
Mengalami Permasalahan Keuangan. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, 4(1),
95-114.
Wulandari, C. A. (2009). Tinjauan Pelaksanaan Prinsip-prinsip Good Corporate Governance
di PT. Pupuk Kujang (Skripsi). Depok: FEB UI.
Keputusan Menteri BUMN Nomor KEP-117/M-MBU/2002 Tahun 2002 tentang Penerapan
Praktik Good Corporate Governance pada Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

10