42497946 Efektivitas pembelajaran bahasa arab dalam upaya peningkatan prestasi di mts ma arif legok

http://www.sastraku.com
http://www.bacagratisku.blogspot.com
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI SISWA
DI MTS MA’ARIF LEGOK

SKRIPSI
Diajukan kepada Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) “AL-AMIN”
Kandanghaur – Indramayu Untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

DODI JAYA
NIM : 06.01.0035
NRK : 38125.2006

Jurusan Pendidikan Agama Islam
SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH AL-AMIN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INDRAMAYU

2010

ABSTRAKSI
DODI JAYA : “EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI SISWA DI MTS MA’ARIF
LEEGOK KECAMATAN LOHBENER KABUPATEN INDRAMAYU”
(Penelitian di MTs Ma’arif Legok)
Efektivitas adalahsuatu upaya yang dapat membawa pengaruh, akibat, dan
memmberikan hasilmemuaskan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar
adalah adanya perubahan tingkah laku yang meliputi segenap aspek organisme
yang bersifat permanent.
Penelitian ini merumuskan Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa
arab, serta metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
bahasa arab, juga faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi
siswa dalam pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok.
Sebagai bahan kajian dan pertimbangan penulis uraikan tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui proses keefektivan Pembelajaran Bahasa Arab di
MTs Maarif Legok, serta memberikan kontribusi pengetahuan khususnya bagi
penulis sekaligus memberikan nilai sugesti agar siswa MTs ma'arif Legok
terampil dalam menguasai keterampilan berbahasa, khususnya Bahasa Arab yang

merupakan bahasa Al-Qur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) dan
juga merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa Islam.
Sesuai dengan tujuan yang dicapai, penelitian ini menggunakan
metode kualitatif, yakni penelitian yang menurut moleong (2004:37) memiliki ciri
sebagai berikut: brlatar alamiah sebagai keutuhan, mengandalkan manusia sebagai
alat peneliti, memanfaatkan metode kualitatif, menganalisis secara induktif,

mengarahkan sasaran pada usaha menemukan teori dari dasar, bersifat deskriptif,
lebih mementingkan proses dari pada hasil, membatasi studi dengan fokus,
memliki kriteria untuk menguji keabsahan data, rancangan penelitian bersifat
sementara, dan hasil penelitian diseakati bersama antara pihak peneliti dengan
subyek yang diteliti.
Untuk melakukan eksplorasi seperti yang dikehendaki dalam penelitian
kualitatif seperti digambarkan diatas, tatakerja yang dikehendaki lebih
menekankan pada observasi dan wawancara mendalam. Hal ini akan memberikan
pemahaman secara konprehenshif terhadap pemikiran, sikap serta perilaku subyek
penelitian
realitas

dengan segala dinamika yang terjadi dalam proses pembentukan

sosial

tersebut.

Secara

spesifik,

model

penelitian

ini

dapat

mendeskripsikan efektivitas pembelajaran bahasa arab dalam upaya peningkatan
prestasi siswa di mts ma’arif legok.
Sedangkan teknik pengumpulan datanya penulis mengunakan beberapa
tekhnik, seperti yang disebutkan diatas yaitu teknik observasi atau pengamatan di

MTs Ma’arif Legok, interview atau wawancara langsung dengan Kepala Sekolah
MTs Ma’arif Legok dan Guru Bidang Study Bahasa Arab. Penulis juga membuat
Angket yang berjumlah…. Pertanyaan. Juga tidak kalah pentingnya yaitu Study
dokumentasi untuk membuktikan data-data yang tidak secara langsung ditujukan
pada subyek penelitian seperti : Buku Harian, Notulen Rapat, Daftar Nilai, dll.

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI SISWA
DI MTS MA’ARIF LEGOK

Oleh:

DODI JAYA
NIM : 06.01.0035

Menyetujui :

Pembimbing I

Pembimbing II


Drs. AHMAD S, M.Ag

Drs…………………

PENGESAHAN
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA
PENINGKATAN PRESTASI SISWA
DI MTS MA’ARIF LEGOK

Oleh:

DODI JAYA
NIM : 06.01.0035

Diuji dalam siding Munaqasah
Pada Tanggal : .. November 2010

Tanda tangan pengiji:
Nama


Tanda Tangan

Tanggal

1. ………………….. ………………………. ……………………...
2. ………………….. ………………………. ……………………...
3. ………………….. ………………………. ……………………...

MOTTO




Semakin Anda memahami lebih banyak tentang dunia di sekitar Anda,
semakin bergairah dan penasaran terhadap kenyataan hidup dalam hidup
Anda.
Gairah adalah salah satu elemen pokok yang meringankan upaya dan
mengubah kegiatan-kegiatan yang biasa-biasa saja menjadi suatu
pekerjaan yang dapat dinikmati.




Semakin besar “Mengapa” Anda akan semakin besar energi yang
mendorong Anda untuk meraih sukses.



Mimpi tidak hanya membantu Anda berhadapan dengan kegagalan, tetapi
mereka juga memotivasi Anda secara konstan.



Mimpi masa kini adalah kenyataan hari esok.



Anda bisa, jika Anda berpikir bisa, selama akal mengatakan bisa. Batasan
apakah sesuatu masuk akal atau tidak, kita lihat saja orang lain, jika
orang lain telah melakukannya atau telah mencapai impiannya, maka

impian tersebut adalah masuk akal.



Menuliskan tujuan akan sangat membantu dalam menjaga alasan
melakukan sesuatu.



Apakah kita bisa untuk mengemban misi kita? Insya Allah kita bisa,
karena Allah Mahatahu, Allah tahu sampai dimana potensi dan
kemampuan kita. Jika kita tidak merasa mampu berarti kita belum benarbenar mengoptimalkan potensi kita.



Jika target obsesi itu baik, maka memiliki obsesi bukan hanya baik, tetapi
harus. Karena motivasi dari sebuah obsesi sangat kuat.




Untuk menjadi sukses, Anda harus memutuskan dengan tepat apa yang
Anda inginkan, tuliskan dan kemudian buatlah sebuah rencana untuk
mencapainya.



Bisakah kita meraih sukses yang lebih besar lagi?



Merumuskan Visi dan Misi adalah salah satu bentuk dalam mengambil
keputusan, bahkan pengambilan keputusan yang cukup fundamental. Visi
dan Misi Anda akan menjiwai segala
gerak dan tindakan di masa datang.



Jangan takut dengan gagalnya meraih visi, kegagalan meraih visi
sebenarnya bukan suatu kegagalan, tetapi merupakan keberhasilan yang
Anda tempuh meski tidak sepenuhnya.




Visi itulah yang akan menuntun perjalanan hidup Anda.



Menciptakan kebiasaan baru adalah salah satu dari kunci sukses. Jika
anda ingin sukses Anda harus mulai menciptakan kebiasaan-kebiasaan
yang akan membawa Anda kepada kesuksesan.



Jika Anda ingin menang— dalam bisnis, karir, pendidikan, olah raga, dsb
— maka Anda harus memiliki kebiasaan-kebiasaan seorang pemenang
pula.

KATA PENGANTAR

‫ن الرر م‬

‫سم م اللهم الرر س‬
‫بم س‬
‫حيِم م‬
‫حمْ م‬
Sesungguhnya semua sanjungan, puja dan puji hanyalah miuilk allah, Rabb yang
maha menciptakan dan memelihara serta yang menguasai seluruh perbendaharaan di
langit dan bumi. Dia yang membawa manusia dari kegelapan (kejahiliahan) menuju
peradaban dibawah naungan hidayah nya. Tidak ada yang patut disembah kecuali hanya
dia.
Semoga shalawat dan salam selalu tercurah untuk utusan-mu yang mulia, suci
dan terpelihara Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wassalam, para keluarga, dan para
sahabatnya, serta untuk para pengikut sunnahnya yang setia hingga akhir zaman.
Alhamdulillah, atas karunia-Nya penulis bisa menyelesaikan Skripsi ini. Penulis
juga menyadari bahwa ada berbagai pihak yang telah membantu dalam proses
penggarapan Skripsi ini, baik dari awal hingga akhir. Oleh karenanya penulis
menyampaikan rasa terimakasih yang takterhingga kepada segenap pihak yang turut
berjasa besar dalam menyelesaikan tulisan ini, yaitu :
1. Bapak Drs. AHMAD S, M.Ag, Selaku Ketua STIT AL-AMIN, sekaligus sebagai
Pembimbing I yang telah membantu, mengarahkan, dan memberi kemudahan dalam
penulisan skripsi ini.

2. Bapak Drs…………., selaku pembimbing II yang telah mengoreksi dan merevisi
redaksi penulisan Skripsi ini.
3. Segenap Dosen STIT “AL-AMIN” yang telah telah membimbing dan mendidik
penulis selama study.
4. Seluruh staf dan Karyawan STIT “AL-AMIN” yang telah mengurus birokrasi dan
keperluan administrasi penulis.
5. Ayahanda Safrudin (ALM) dan Ibunda Saniah, dan segenap keluarga tercinta yang
telah memberikan do’a dan dukungan kepada Penulis serta memberikan semangat
dalam menyelesaikan penulisan Skripsi.
6. Kepala Sekolah MTs Ma’arif Legok, Guru-guru, dan segenap Pengurus Yayasan
Darul Ma’arif yang telah memberikan motivasi serta bantuan yang besar baik moril
maupun spirituil juga memfasilitasi selama penulis melakukan observasi sehingga
dapat menyelesaikan tugas skripsi ini.
Penulis juga menyampaikan ucapan terima kasih banyak kepada semua pihak
yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah memberikan bantuan baik moril
maupun materiil. Semoga semua itu dicatat oleh Allah sebagai amal shalih dan dibalas
oleh-Nya. Amien.
Ikhtiar penulis dalam Skripsi ini sudah semaksimal mungkin, namun demikian
penulis masih merasa terdapat kekurangan didalamnya. Oleh karena itu, kritik dan saran
yang konstruktif sangat penulis butuhkan dengan senang hati.
Berkat bantuan, bimbingan, arahan dan dorongan dari berbagai pihak, semua
hambatan dan kesulitan dapat teratasi. Sehingga Skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DALAM UPAYA PENINGKATAN PRESTASI
SISWA DI MTs MA’ARIF LEGOK”, dengan bacaan Alhamdulillah dapat terselesaikan.
Sehubungan dengan hal itu kiranya tidak ada kata yang pantas diucapkan kecuali
ucapan Jazaakumullah Khairan Katsiran, dengan iringan do’a semoga bantuan mereka
menjadi amal shaleh dan mendapat ridha dari Allah, Amien.

Indramayu,

November 2010

Penulis

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa merupakan alat komunikasi dan pendukung dalam pergaulan
manusia dalam sehari-hari baik antara individu dengan individu, individu dengan
masyarakat, maupun dengan bangsa tertentu. Adapun bahasa Arab merupakan
bahasa yang istimewa di dunia ini seperti yang kita ketahui, bahwasannya bahasa
Arab tidak hanya merupakan bahasa peradaban, melainkan juga sebagai bahasa
persatuan umat Islam di dunia. Bahasa Arab adalah selain merupakan bahasa AlQur’an (firman Allah atau kitab pedoman umat Islam) yang memiliki uslub yang
bermutu juga memiliki sastra yang sangat mengagungkan manusia dan manusia
tidak mampu untuk menandingi. Menurut Abdul Alim Ibrahim (1978;48) bahwa
bahasa Arab merupakan bahasa orang Arab dan sekaligus juga merupakan bahasa
Islam.1
Bahasa-bahasa lain termasuk bahasa Indonesia, tidak dapat diandalkan
untuk memberikan kepastian arti yang tersurat dan tersirat yang terkandung dalam
Al-Qur’an (Ash Shidiqi,1975;2007) karena Al-Qur’an diturunkan dalam bahasa
Arab, maka kaidah-kaidah yang diperlukan dalam memahami Al-Qur’an bersendi
1 Azhar Arsad, Bahasa Arab dan Beberapa Metode Pengajarannya, (Pustaka Pelajar,
Yogyakarta, 2003), hal. 7

atas kaidah-kaidah bahasa Arab, memahami asas-asasnya, merupakan uslubuslubnya dan mengetahui rahasia-rahasianya (Ash Shidgi, 1972;284)2 Pengajaran
bahasa Arab adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,
membimbing, mengembangkan serta membina kemampuan bahasa Arab, baik
secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif. Adapun yang
dimaksud dengan berbahasa Arab aktif yaitu kemampuan berkomunikasi dengan
baik dan benar secara lisan, yaitu dalam berkomunikasi atau berbicara dengan
orang lain maupun secara tertulis seperti membuat karangan. Sedangkan
kemampuan berbahasa pasif yaitu kemampuan untuk memahami pembicaraan
orang lain dan kemampuan memahami isi bacaan. Kemampuan berbahasa Arab
serta sikap positif terhadap bahasa tersebut sangat penting karena dapat membantu
dalam memahami sumber ajaran Islam yaitu Al-Qur’an dan hadits, dan kitab
bahasa Arab yang berkenaan dengan Islam. Oleh karena itu, bahasa Arab
merupakan bahasa Al-Qur’an dan menjadi salah satu alat komunikasi
internasional. Dengan demikian itu mempelajari bahasa Arab menjadi sesuatu
kebutuhan bagi setiap orang khususnya bagi umat Islam.itu dikarenakan bahasa
Arab merupakan bahasa istimewa dan juga menjadi bahasa pilihan karena telah
menjadi bahasa Al-Qur’an. Meskipun bahasa Arab merupakan bahasa Al-Qur’an
bukan berarti Al-Qur’an tersebut diturunkan untuk bangsa Arab saja, melainkan
untuk seluruh bangsa di seluruh dunia.
Dikarenakan bahasa tersebut disesuaikan dengan tingkat kemampuan
bangsa di seluruh dunia guna untuk memahaminya sebagai mana dalam firman
Allah SWT.

2 Ibid 9

Artinya: “Kami tidak mengutus seorang rasul pun, melainkan dengan bahasa
kaumnya, supaya ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka.
Maka Allah menyesatkan siapa yang dia kehendaki, dan memberi petunjuk
kepada siapa yang dia kehendaki. dan Dia-lah Tuhan yang Maha Kuasa lagi
Maha Bijaksana”. (QS.Ibrahim ayat 4).3
Jadi al–Qur’an dengan bahasanya tersebut telah diukur atau didesain
oleh Allah untuk dapat dipahami dan diamalkan oleh bangsa manapun. Tatkala
kita merasa kesulitan dengan hal apapun yang menyangkut bahasa Arab, bukan
berarti alasan dari kesulitan kita adalah bahasa Arab yang nota bena merupakan
bahasa asing bagi kita sebagai orang Indonesia. Pada dasarnya yang kita butuhkan
adalah kemauan yang besar untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan
bahasa Arab sehingga memperoleh hasil yang kita harapkan. Sebagai salah satu
contoh, siswa yang sedang mengikuti pelajaran bahasa Arab, hendaknya
menghilangkan kesan pertama kali bahasa Arab itu sulit, karena bahasa adalah
merupakan kebiasaan yang terus dilatih akan mudah memahaminya. Begitu juga
dengan guru hendaknya guru pengajar bahasa Arab haruslah memberi motivasi
terhadap anak didiknya, bahwa bahasa Arab itu mudah asalkan ada kemauan yang
besar untuk mempelajarinya. Dalam suatu sistem mempelajari bahasa Arab yang
ideal diharapkan siswa mempunyai ketrampilan atau melewati fase-fase bahasa
Arab antara lain:
1. Ketrampilan mendengar.
3 (QS.Ibrahim: 4) qur’an terjemah Departemen Agama Republik Indonesia

2. Ketrampilan berbicara.
3. Ketrampilan membaca.
4. Ketrampilan menulis.4
Agar tujuan pembelajaran tercapai, guru hendaknya pandai-pandai
mengelola kelasnya dengan memperhatikan efektifitas dan efisien dari kegiatan
belajar mengajar yang telah direncanakan. Untuk tuntutan itu, guru harus
membantu para siswa untuk mencapai pembelajaran yang efektif dan efisien.
Adapun pembelajaran yang efektif adalah suatu upaya mengetahui
berhasil tidaknya pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab khususnya baik dari segi
proses maupun hasil. Maka peran guru tidak cukup sebagai pengajar saja.
Disamping para pengajar juga diharapkan pakar bahasa Arab sangat membantu
perkembangan pembelajaran bahasa Arab itu sendiri. Upaya yang dapat dilakukan
berupa pengadaan pusat latihan, laboratorium bahasa, media-media yang
menyajikan bahasa Arab yang praktis dan buku-buku karya ilmiah yang
menyajikan bahasa Arab yang mudah atau gamblang dan metodologis5
Keberhasilan seorang siswa dalam belajar dapat dilihat dari prestasi
belajar siswa yang bersangkutan. Di dalam pendidikan siswa akan dinilai
keberhasilannya melalui tes hasil belajar. Hasil yang diharapkan adalah prestasi
belajar yang baik karena setiap orang menginginkan prestasi yang tinggi, baik
siswa, guru, sekolah, maupun orang tua hingga masyarakat. Namun antara siswa
satu dengan siswa yang lainnya berbeda dalam pencapaian prestasi belajar. Ada
4 Maluddin Sukamto dan Akhmad Munawwir, Tata Bahasa Arab Sistematis,
(Yogyakarta:Norma Media Idea, 2004), hal. 5
58Tayas Yusuf dan Syaiful Anwar. Metodologi Pengajaran dan Bahasa Arab,
(Jakarta:Grafindo Persada 1995)

yang mampu mencapai prestasi yang tinggi, namun ada juga siswa yang rendah
prestasi belajarnya.
Adanya perbedaan prestasi belajar siswa banyak dipengaruhi oleh
berbagai faktor. Prestasi belajar dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal
dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang bersumber dari dalam
individu seperti kecerdasan, perhatian, minat, bakat, motivasi, kematangan dan
kesiapan. Sedangkan faktor eksternal adalah semua faktor yang bersumber dari
luar seperti lingkungan. Lingkungan ini terdiri dari tiga yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Lingkungan keluarga meliputi
cara orangtua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan.
Lingkungan sekolah meliputi metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan
siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran, waktu sekolah
dan lain-lain. Sedangkan lingkungan masyarakat meliputi keadaan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakakat

B. Rumusan Masalah
Sehubungan dengan permasalahan tersebut diatas dalam penulisan
skripsi ini penulis ingin mengkaji metode pengajaran bahasa Arab dalam
rumusan :
(1) Bagaimana efektivitas pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok
(2) metode apa saja yang digunakan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
bahasa arab di mts ma’arif legok

(3) Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat prestasi siswa dalam
pembelajaran bahasa arab di mts ma’arif legok

C. Tujuan Penelitian dan kegunaan penelitian
Sedangkan tujuan dari yang ingin dicapai dari penulisan skripsi ini adalah:
1.

Untuk mengetahui efektivitas pembelajaran bahasa arab

2.

Untuk mengetahui metode apa saja yang digunakan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab

3.

Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat
prestasi siswa dalam pembelajaran bahasa arab
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi

kasus pada Madrasah Tsanawiyah Ma’arif Legok. Pengumpulan data pada
penelitian ini menggunakan metode wawancara / interview dan dokumentasi.
Sumber data penulis peroleh dari sumber data primer, yaitu informan yang
terdiri dari guru bahasa Arab. Dan sumber data sekunder adalah sumber data
tangan kedua tempat penyimpanan dokumen.
Berdasarkan tujuan penelitian diatas maka manfaat dari hasil penelitian ini
adalah sebagai berikut:
1.

Penulisan skripsi ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran bagi para
praktisi dunia pendidikan dan bagi tenaga pengajar khususnya agar lebih
memperhatikan peranannya sebagi pengajar dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas serta dalam memperhatikan penggunaan metode yang
variatif demitercapainya tujuan pendidikan yang diharapkan

2. Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
guru

atau

yang

berkecimpung

meningkatkan kualitas pendidikanya.
D. Langkah-langkah penelitian

dalam

dunia

pendidikan

untuk

1. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang merupakan studi kasus
pada Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok. Pengumpulan data pada
penelitian

ini

menggunakan

metode

wawancara

/

interview

dan

dokumentasi. Sumber data penulis peroleh dari sumber data primer, yaitu
informan yang terdiri dari guru bahasa Arab kelas. Dan sumber data
sekunder adalah sumber data tangan kedua tempat penyimpanan dokumen
3. Populasi dan sampel
a. Populasi penelitian
populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di mts ma’arif legok
sebanyak 125 orang dengan karakteristik yang sama memiliki stratifikasi
berdasarkan tingkatan kelas.
b. Dengan karakter populasi yang memiliki strata seperti digambarkan
diatas, maka sampel penelitian diambil dengan teknik stratied sampling,
yakni penelitian berdasarkan strata yang ada, yakni sebanyak 3 kelas
masing-masing kelas sebanyak 15 orang.
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Observasi
Observasi sebagai alat pengumpul data, banyak digunakan untuk
mengukur tingkah laku individu, ataupun proses terjadinya sesuatu yang
dapat diamati baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi
buatan6. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang gambaran
umum pembelajaran di Madrasah tsanawiyah ma’arif Legok dan untuk
6Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan (Bandung: Sinar Baru,
1989), hal. 109

mengetahui kondisi fisik sarana dan prasarana dari obyek penelitian,
maka penulis menggunakan metode observasi secara langsung di
Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok guna mengamati dan mencatat
secara sistematis fenomena-fenomena yang diteliti.7
b. Metode Dokumentasi
Metode ini digunakan untuk mencari jumlah siswa yang ada pada
Madrasah Tsanawiyah Maarif Legok secara keseluruhan dan data-data
yang berhubungan dengan penelitian.
c.Metode Interview
Dalam mengumpulkan data penelitian penulis melakukannya dengan
metode

interview

guna

mengetahui

data

tentang

metodologi

pembelajaran bahasa arab dalam proses belajar mengajar dan kendalakendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Metode ini digunakan untuk
mendapatkan jawaban dari responden dengan cara Tanya jawab8 dan
suatu komunikasi

verbal semacam percakapan yang bertujuan

memperoleh informasi.
d. Metode Angket Metode ini digunakan untuk menjaring data yang akan

dianalisis

dalam

penelitian

dan

berkaitan

dengan

metodologi

pembelajaran bahasa Arab.
2. Instrumen Penelitian
Untuk mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini,
penulis menggunakan beberapa instrumen penelitian sebagai berikut:
7
Sutrisno Hadii, Metodologi Reseach, (Jakarta; Andi Offset, 1990), hal. 136

8 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, … hal. 27

a. Daftar pedoman interview dalam hal ini penulis hanya memuat atau
mencantumkan pokok-pokok pertanyaan saja. Selebihnya penulis
mengembangkan sendiri pertanyaan-pertanyaan itu dalam wawancara
untuk mendapatkan data-data sesuai dengan kepentingan penelitian.
b. Yang memuat pokok-pokok masalah yang hendak diobservasikan
dengan melakukan pengamatan dan pencatatan sendiri sesuai dengan
kenyataan yang ada di lapangan.
5. Teknik Analisis Data
Setelah pengumpulan data, langkah selanjutnya adalah proses analisis
data. Pada penelitian ini menggunakan data kualitatif yang mana penelitian
kualitatif tidak dimulai dari deduksi teori, tetapi dimulai dari lapangan, yakni
fakta empiris atau induktif. Peneliti terjun ke lapangan, mempelajari suatu
proses atau penemuan yang terjadi secara alami, mencatat, menganalisis,
menafsirkan, dan melaporkan serta menarik kesimpulan-kesimpulan dari proses
tersebut. Data yang sudah masuk pada penulis akan dikumpulkan sesuai
dengan kelompok-kelompok data tertentu. Data tertentu kemudian dilakukan
analisis data menggunakan analisis deskriptif kualitatif. Analisis deskriptif
kualitatif ini dirancang untuk memperoleh informasi tentang status gejala pada
saat penelitian dilakukan. Pada umumnya penelitian deskriptif merupakan
penelitian non hipotesis sehingga dalam langkah penelitian tidak perlu
merumuskan hipotesis, peneliti menggunakan deskriptif kualitatif. Adapun
langkahlangkahnya sebagai berikut:
a.Kata-Kata dan Tindakan

Kata-kata dan tindakan orang-orang yang diamati atau diwawancarai sebagai
sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan tertulis atau
melalui perekam video dan pengambilan photo.
b.Sumber Tertulis
Walaupun dikatakan bahwa sumber tertulis merupakan sumber kedua setelah
kata-kata dan tindakan merupakan sumber kedua. Jelas hal itu tidak bisa
diabaikan dilihat dari segi sumber data, bahan tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dibagi atas buku dan majalah ilmiah sumber dan arsip-arsip,
dokumen pribadi dan dokumen resmi.
c. Photo
Photo adalah sebagai alat yang dipakai untuk keperluan penelitian kualitatif,
karena dapat dipakai dalam berbagai keperluan. Photo menghasilkan data
deskriptif yang cukup berharga dan sering digunakan untuk menelaah segisegi subyektif dan hasilnya sering dianalisis secara induktif

9

E. Sistematika Pembahasan

Bab I : Merupakan pendahuluan yang memberikan gambaran secara umum
kepada pembaca mengenai isi skripsi ini. Di dalamnya membahas tentang latar

9Lexy J. Moloen, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung; Remaja Rosda Karya
2002), hal. 112-114

belakang masalah, rumusan masalah, penegasan judul, tujuan dan kegunaan
penelitian, metode penelitian dan sistematika pembahasan.

Bab II : Merupakan landasan teori yang menguraikan tentang pengertian
efektivitas pembelajaran bahasa Arab, tujuan pembelajaran bahasa Arab,serta
keterkaitannya dengan prestasi belajar siswa.

Bab III : Merupakan Metodologi penelitian yang terdiri atas : profil mts ma’arif
legok, letak geografis struktur organisasi, sarana dan prasarana

Bab IV: Merupakan , analisis data atau laporan hasil penelitian mengenai
Keefektifan pembelajaran bahasa Arab,serta penyajian data mengenai prestasi
belajar siswa.

Bab IV : Akhir dari bab ini merupakan kesimpulan dan saran sebagai akhir dari
pembahasan skripsi ini.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Efektifitas pembelajaran bahasa arab
1. Pengertian Efektivitas
Ketika kita berbicara tentang efektif, kita akan mengalami kesulitan dalam
memberikan makna. Di mana efektifitas tidak memiliki patokan makna yang pasti
dalam pengukurannya berikut ini akan saya berikan definisi efektifitas dari
beberapa pakar. Menurut CES, di dalam ensiklopedia Indonesia adalah tujuan, suatu
usaha. Menurut Burhani MS dan Hasbi Lawrence, yang dimaksud efektifitas adalah
ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Menurut T. Hani Handoko, efektifitas
adalah kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau peralatan yang tepat
untuk mencapai tujuan yang ditetapkan.10 Dari definisi di atas dapat disimpulkan
bahwasannya efektifitas adalah suatu upaya untuk mengetahui berhasil tidaknya
pelaksanaan pembelajaran bahasa Arab, khususnya baik dari segi proses maupun
hasil.
Bagi seorang pengajar yang baik hendaknya mengetahui dan memahami
tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam pembelajaran bahasa Arab. Sesuai dengan
materi yang diajarkan sehingga dapat menentukan metode yang tepat dalam
pengetahuan bahasa Arab. Menetapkan materi atau bahan pengajaran dalam
perencanaan mengajar tidak akan menemui banyaknya kesulitan, asal tujuan
pembelajaran dirumuskan secara jelas dan terdapatnya sumber yang berkenaan
dengan bahan tersebut.11 Materi atau bahan pembelajaran yang dipelajari siswa
tidak terlepas dari syarat-syarat memilih atau menetapkan materi pelajaran, yaitu:
10 Hani Handoko, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: BPFE, 1987), h. 30
11 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algasindo,1987), h. 67-70

a. Tujuan pengajaran Materi pelajaran hendaknya ditetapkan dengan mengacu pada
tujuan-tujuan instruksional yang ingin dicapainya.
b. Pentingnya bahan
Materi yang diberikan hendaknya merupakan bahan yang betulbetul penting baik
dilihat dari tujuan yang ingin dicapai maupun fungsinya untuk mempelajari bahan
berikutnya.
c. Nilai praktis
Materi yang dipilih hendaknya bermakna bagi siswa, dalam arti mengandung nilai
praktis atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari.
d. Tingkat perkembangan peserta didik
Kedalaman dan keluasan materi dipertimbangkan dengan jenjang sekolah dan
perkembangan psikologi siswa.
e. Tata urutan
Materi yang diberikan hendaknya ditata dalam urutan yang memudahkan untuk
mempelajari keseluruhan materi pelajaran (sistematis). 12 Buku adalah sumber ilmu.
Oleh karenanya membaca buku adalah suatu keharusan bagi siswa dengan
membaca buku, siswa akan lebih banyak mengetahui bahan pelajaran yang akan
diberikan guru, bahkan tidak mustahil siswa terlebih dahulu mengetahui materi
sebelum diberitahukan oleh guru.
Pendidik hendaknya jeli dalam memilih buku pedoman dalam mendidik anak
didiknya, karena sebuah kitab atau buku disebut efektif apabila kitab tersebut
membawa hasil atau prestasi yang memuaskan dan tidak jauh dari tujuan yang
direncanakan sebelumnya, serta membawa manfaat terbesar bagi penggunaannya.
12 Depdikbud, Institut Perguruan dan Ilmu Pengetahuan Surabaya, Belajar dan
Pembelajaran I,… h. 96

Begitu juga dengan kitab pelajaran bahasa Arab, hendaknya membawa manfaat
bagi anak didik setelah

2. Pengertian Pembelajaran Bahasa Arab
Pengertian Pembelajaran adalah upaya untuk belajar. Kegiatan ini akan
mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu dengan cara efektif dan efisien.13
Sebagaimana hal yang disebutkan oleh Nababan bahwasannya arti pembelajaran
adalah nominalisasi proses untuk membelajarkan14.Seharusnya pembelajaran
bermakna “proses membuat atau menyebabkan orang lainbelajar.
Adapun menurut Oemar Hamalik, Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang
tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran, dalam
hal ini manusia terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan
tenaga lainnya, materi meliputi; buku-buku, papan tulis dan lain-lainnya. Fasilitas
dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas dan audiovisual. prosedur meliputi
jadwal dan metode penyampaian informasi, praktek belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran15 disebut juga sebagai proses perilaku dengan arah positif untuk
memecahkan masalah personal, komunitas.
ekonomi, sosial dan politik yang ditemui oleh individu, kelompok dan dalam hal
ini perilaku diartikan sebagai sikap, ide, nilai ,keahlian dan minat individu.
Sedangkan arah positif merujuk kepada apa yang meningkatkan diri, orang lain
13 Muhaimin M.A. Dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: CV. Citra Media, 1996),
h99

14 Jos D Parera, Lingustik Edukasional, (Jakarta: Erlangga 1997), h. 24-25.
15 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 57

dan komunitas. Pembelajaran memungkinkan individu, kelompok, atau komunitas
menjadi entities yang berfungsi, efektif dan produktif di dalam masyarakat. 16
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran (proses belajar
mengajar) adalah suatu aktifitas (upaya) seorang pendidik yang disengaja untuk
memodifikasi (mengorganisasikan) berbagai komponen belajar mengajar yang
diarahkan tercapainya tujuan yang ditentukan. Dari istilah proses belajar dan
mengajar terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan terjadi kaitan dan interaksi
saling pengaruh-mempengaruhi dan saling menunjang satu sama yang lain adapun
tujuan belajar merupakan kriteria untuk mencapai derajat mutu dan efisiensi
pembelajaran itu sendiri. Perbuatan belajar adalah proses yang komplek. Proses
itu sendiri sulit diamati, namun perbuatan atau tindakan belajar dapat diamati
berdasarkan perubahan tingkah laku yang dihasilkan oleh tindakan belajar
tersebut. Karena itu, untuk memahami suatu perbuatan belajar diperlukan kajian
terhadap perbuatan itu secara unsuriyah. Dengan kata lain, setiap perbuatan
belajar mengandung beberapa unsur, yang sifatnya dinamis. Unsur-unsur tersebut
dikatakan dinamis karena dapat berubah-ubah, dalam arti dapat menjadi lebih kuat
atau menjadi lebih lemah. Kedinamisan ini dipengaruhi oleh kondisi-kondisi yang
ada dalam diri siswa dan yang ada di luar siswa bersangkutan. Perubahan unsurunsur tersebut sudah tentu ada pengaruhnya terhadap kegiatan belajar dan hasil
yang diperoleh. Unsur-unsur yang terkait dalam proses belajar mengajar terdiri
dari:
a. Motivasi belajar siswa

16 Agus Suryana, Panduan Praktis Mengelola Pelatihan, (Jakarta: Edsa Mahkota, 2006),
h. 2922

Dalam pembelajaran harus ada upaya-upaya agar motivasi yang sudah ada pada
diri pembelajaran tetap terpelihara dan ditingkatkan karena motivasi berguna
untuk menghubungkan pengalaman yang lama dengan bahan pelajaran yang
baru, sebab setiap siswa datang ke kelas dengan latar belakang yang berbedabeda. Dengan motivasi, siswa tidak mengalami dalam belajar dan merasa
terdorong untuk mempelajari bahan-bahan baru,
b. Bahan ajar
Bahan belajar yang tersedia harus mendukung bagi pencapaian tujuan belajar
siswa karena itu penggunaan bahan belajar harus selektif dan disesuaikan
dengan komponen-komponen lainnya.

c. Alat bantu ajar
Suasana belajar perlu dikembangkan agar masing-masing siswa biasa
kompetitif. Sebab dengan kompetitif yang sehat akan memungkinkan setiap
siswa dapat berprestasi secara maksimal dan dapat mencapai prestasi yang
setinggi mungkin
d. Suasana belajar
Suasana belajar penting artinya bagi kegiatan belajar. Suasana yang
menyenangkan dapat menumbuhkan kegairahan belajar, sedangkan suasana
yang kacau, ramai, tak tenang dan banyak gangguan, sudah tentu tidak
menunjang kegiatan belajar yang efektif. Karena itu, guru dan siswa
senantiasa dituntut agar menciptakan suasana lingkungan belajar yang baik dan
menyenangkan, menantang dan menggairahkan. Hal ini berarti bahwa suasana
belajar turut menentukan motivasi, kegiatan, keberhasilan belajar siswa.

e. Kondisi subyek yang belajar
Kondisi subyek dapat dibedakan atas kondisi fisik ataupun psikis,kondisi fisik
meliputi ukuran tubuh, kekuatan tubuhnya, kesehatannya,aspirasinya dan
harapannya oleh karena itu kondisi siswa perlu diperhatikan. Dari kelima unsur
inilah yang bersifat dinamis itu, yang sering berubah, menguat atau melemah
dan yang mempengaruhi proses belajar tersebut.17 Sedangkan unsur-unsur
dinamis pada guru meliputi:
a. Motivasi membelajarkan Siswa
Guru harus memiliki motivasi untuk membelajarkan siswa. motivasi itu timbul
dari kesadaran yang tinggi untuk mendidik para peserta didik lebih baik, jadi
guru harus memiliki hasrat untuk menyiapkan siswa menjadi pribadi yang
memiliki pengetahuan dan kemampuan.
b.Kondisi Guru Siap Membelajarkan Siswa
Guru perlu memiliki kemampuan dalam proses pengajaran selain kemampuan
dalam proses pengajaran selain kemampuan kepribadian dan kemampuan
kemasyarakatan. Maka guru perlu berupaya meningkatkan kemampuannya agar
senantiasa berada dalam kondisi siap membelajarkan siswa.

B. Tinjauan prestasi belajar bahasa arab
1. Tujuan Mempelajari Bahasa Arab
Tujuan dalam mempelajari bahasa Arab adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penting dalam rangka system pembelajaran yakni merupakan suatu
komponen system pembelajaran yang menjadi titik tolak dalam merancang
17 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta; Bumi Aksara, 1994) hal 50
24

sistem yang efektif,18 yang menjadi kunci dalam rangka menentukan tujuan
pembelajaran adalah kebutuhan siswa, mata ajaran dan guru itu sendiri.
Berdasarkan kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dikembangkan dan diapresiasikan untuk dapat ditentukan hasil-hasil
pendidikan yang di inginkan. Guru itu sendiri adalah sumber utama bagi para
siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuan-tujuan pendidik yang
bermakna dan dapat diukur19.Adapun tujuan umum dalam mempelajari bahasa
Arab yaitu; agar siswa dapat memahami Al-Qur'an dan Hadits sebagai sumber
hukum agama Islam dan ajaran-ajarannya.
2. Dapat memahami dan mengerti buku-buku agama dan kebudayaan Islam yang
tertulis dalam bahasa Arab
3. Sebagai alat bantu sebagai alat pembantu keahlian lainnya.
4. Untuk membina ahli bahasa yang benar-benar profesional20.
2. Hakekat Belajar
Belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan
mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan. Perubahan perilaku
terjadi karena didahului oleh proses pengalaman. Dari pengalaman yang satu ke
pengalaman yang lain akan menyebabkan proses perubahan. Perubahan ini tidak
hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan tetapi juga kecakapan,
ketrampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri.
"Belajar tidak hanya mata pelajaran, tetapi juga penyusunan, kebiasaan, persepsi,
18 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h. 75
19 Ibid. h, 76
20 Departemen Agama, Pengajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama
Islam\IAIN, (Jakarta: Proyek Pembinaan System Pendidikan Agama Islam, 1997), h. 117

kesenangan atau minat, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan lain
dan cita-cita" (Hamalik, 2002:45). Dengan demikian seseorang dikatakan belajar
apabila terjadi perubahan pada diri orang yang belajar akibat adanya latihan dan
pengalaman melalui interaksi dengan lingkungan.
1

23 Ciri-ciri Belajar
Hakekat belajar adalah perubahan tingkah laku sehingga menurut
Djamarah belajar mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
1 1. Belajar adalah perubahan yang terjadi secara sadar.
2 2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional.
3 3. Perubahan dalam belajar bersifat positif dan aktif.
4. Perubahan dalam belajar tidak bersifat sementara.
4 5. Perubahan dalam belajar bertujuan atau terarah.
5 6. Perubahan mencakup seluruh aspek tingkah laku.21
Menurut aliran Humanis bahwa setiap orang menentukan sendiri tingkah
lakunya. Orang bebas memilih sesuai dengan kebutuhannya. Tidak terikat pada
lingkungan. Hal ini sesuai dengan Wasty Sumanto yang dikutip dari Darsono
bahwa tujuan pendidikan adalah membantu masing-masing individu untuk
mengenal dirinya sendiri sebagai manusia yang unik dan membantunya dalam
mewujudkan potensi-potensi yang ada pada diri masing-masing. 22
Menurut pandangan dan teori Konstruktivisme (Sardiman, 2006:37)
belajar merupakan proses aktif dari si subyek belajar untuk merekonstruksi

21 Djamarah,Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. (Jakarta: Rineka Cipta), h15
22 Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang
Press.), h18

makna, sesuatu entah tes, kegiatan dialog, pengalaman fisik dan lain-lain. Belajar
merupakan proses mengasimilasi dan
Menghubungkan dengan pengalaman atau bagian yang dipelajarinya dari
pengertian yang dimiliki sehingga pengertiannya menjadi berkembang. 23
Sehubungan dengan hal itu, ada beberapa ciri atau prinsip dalam belajar menurut
Paul Suparno sebagai berikut:
1. Belajar mencari makna. Makna diciptakan siswa dari apa yang mereka lihat,
dengar, rasakan, dan alami.
12. Konstruksi makna adalah proses yang terus menerus.
2 3.

Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, tetapi merupakan

pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar
bukanlah hasil perkembangan tetapi perkembangan itu sendiri.
34. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman subyek belajar dengan dunia fisik
dengan lingkungannya.
45. Hasil belajar seseorang tergantung pada apa yang telah diketahui si subyek
belajar, tujuan, motivasi yang mempengaruhi proses interaksi dengan bahan
yang telah dipelajari.24
5
Berdasarkan ciri-ciri yang disebutkan di atas, maka proses mengajar
bukanlah kegiatan memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa tetapi suatu
kegiatan yang memungkinkan siswa merekonstruksi sendiri pengetahuannya dan
menggunakan pengetahuan untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh
23 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.),h37
24 Ibid.h38

karena itu guru sangat dibutuhkan untuk membantu belajar siswa sebagai
perwujudan perannya sebagai mediator dan fasilitator.

4. Prinsip-prinsip Belajar
Untuk melengkapi berbagai pengertian dan makna belajar, perlu
dikemukakan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan belajar. Seorang guru atau
calon guru perlu mengetahui prinsip-prinsip belajar yaitu prinsip-prinsip belajar
yang harus dilaksanakan dalam situasi dan kondisi yang berbeda dan oleh
setiap siswa secara individual. Beberapa prinsip belajar yang perlu diketahui
antara lain:
61. Berdasarkan prasyarat yang diperlukan untuk belajar
1a. Dalam belajar setiap siswa harus diusahakan partisipasi aktif,
meningkatkan

minat

dan

membimbing

untuk

mencapai

tujuan

instruksional
2b. Belajar harus dapat menimbulkan reinforcement dan motivasi yang kuat
pada siswa untuk mencapai tujuan instruksional.
3c. Belajar perlu lingkungan yang menantang di mana anak dapat
mengembangkan kemampuannya bereksplorasi dan belajar dengan efektif.
4d. Belajar perlu ada interaksi siswa dengan lingkungannya.
52. Sesuai hakikat belajar
6a. Belajar itu proses kontinyu maka harus tahap demi tahap menurut
perkembangannya.
7b. Belajar adalah proses organisasi, adaptasi, eksplorasi dan discovery.

8c. Belajar adalah proses kontinguitas (hubungan antara pengertian yang satu
dengan pengertian yang lain) sehingga mendapatkan pengertian yang
diharapkan.
93. Sesuai materi atau bahan yang harus dipelajari
10a. Belajar bersifat keseluruhan dan materi itu harus memiliki struktur,
penyajian

yang

sederhana,

sehingga

siswa

mudah

menangkap

pengertiannya.
11b. Belajar harus dapat mengembangkan kemampuan tertentu sesuai dengan
tujuan instruksional yang harus dicapai.
124. Syarat keberhasilan belajar
13a. Belajar memerlukan sarana yang cukup sehingga siswa dapat belajar
dengan tenang.
14b. Repetisi, dalam belajar mengajar perlu ulangan berkali-kali agar
pengertian/ketrampilan/sikap itu mendalam pada siswa. 25
1
2
35. Teori-teori Belajar
Selama perkembangan sejarah psikologi, kita banyak sekali mengenal
aliran psikologi. Setiap aliran tersebut mempunyai pandangan sendiri mengenai
belajar. Berikut ini adalah beberapa teori tentang belajar:
1. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya
Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam-macam daya. Masingmasing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Untuk
25 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka
Cipta.),h 27-28

melatih daya itu dapat digunakan berbagai cara atau bahan. Misalkan untuk
melatih daya ingat dalam belajar dengan menghafalkan kata-kata atau angka,
istilah-istilah asing.
2. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt
Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagianbagian/unsur. Sehingga dalam kegiatan belajar berawal dari pengamatan.
Pengamatan itu penting dilakukan secara menyeluruh. Sehingga berdasarkan
teori ini mudah atau sukarnya suatu pemecahan masalah tergantung pada
pengamatan. Menurut aliran teori ini, seseorang belajar jika mendapatkan
insight. Insight ini diperoleh kalau seseorang melihat hubungan tertentu antara
berbagai unsur dalam situasi tertentu.
Dari aliran ilmu jiwa Gestalt memberikan beberapa prinsip yang penting,
antara lain:
a. Manusia bereaksi dengan lingkungannya secara keseluruhan, tidak hanya
secara intelektual, tetapi juga secara fisik, emosional, sosial dan sebagainya.
b. Belajar adalah penyesuaian diri dengan lingkungan.
c. Manusia berkembang secara keseluruhan sejak dari kecil sampai dewasa,
lengkap dengan segala aspek-aspeknya.
d. Belajar adalah perkembangan ke arah diferensiasi yang lebih luas.
e. Belajar hanya berhasil apabila tercapai kematangan untuk memperoleh insight.
1f. Tidak mungkin ada belajar tanpa ada kemauan untuk belajar, motivasi
memberi dorongan yang menggerakkan seluruh organisme.
2g. Belajar akan berhasil kalau ada tujuan.

3h. Belajar merupakan suatu proses bila seseorang itu aktif, bukan ibarat suatu
bejana yang diisi.
43. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Asosiasi
Ilmu jiwa asosiasi berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri
dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya. Dari aliran ini ada dua
teori yang terkenal yakni:
2a. Teori Konektionisme
Teori ini mengatakan belajar adalah pembentukan hubungan antara
stimulus dan respon, antara aksi dan reaksi. Antara stimulus dan respon ini
akan terjadi suatu hubungan yang erat kalau sering dilatih. Berkat latihan yang
terus menerus, hubungan antara stimulus dan respon itu akan terbiasa,
otomatis.
b. Teori Conditioning
Teori ini mengemukakan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu
kebiasaan karena adanya suatu tanda. Kondisi yang diciptakan merupakan
syarat memunculkan refleks bersyarat.

14. Teori Konstruktivisme
Konstruktivisme adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan
bahwa pengetahuan kita itu adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Secara
sederhana konstruktivisme beranggapan bahwa pengetahuan kita merupakan
konstruksi dari kita yang mengetahui sesuatu. Pengetahuan itu bukanlah suatu
fakta yang tinggal ditemukan, melainkan suatu perumusan yang diciptakan

orang yang sedang mempelajarinya. Jadi seseorang yang belajar itu membentuk
pengertian. 26
Bettencourt menyimpulkan bahwa konstruktivisme tidak bertujuan
mengerti hakikat realitas tetapi lebih hendak melihat bagaimana proses kita
menjadi tahu tentang sesuatu. Jadi menurut teori konstruktivisme, belajar
adalah kegiatan yang aktif dimana si subjek belajar membangun sendiri
pengetahuannya. Subjek belajar juga mencari sendiri makna dari sesuatu yang
mereka pelajari.27
5. Teori belajar dari R. Gagne
Dalam masalah belajar, Gagne memberikan dua definisi:
a. Belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan,
keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
b. Belajar adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari instruksi.
Gagne mengatakan bahwa segala sesuatu yang dipelajari oleh manusia
dapat dibagi menjadi lima kategori yang disebut dengan the domainds of
learning yaitu sebagai berikut ini:

1

1) Keterampilan motoris (motor skill)
Dalam hal ini perlu koordinasi dari berbagai gerakan badan misalnya
melempar bola, main tenis, mengemudi mobil dan sebagainya.
2) Informasi verbal

26 Sardiman, AM. 2006. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada), hal 30-36
27 Ibid. h37

Orang dapat menjelaskan sesuatu dengan berbicara, menulis, menggambar,
dalam hal ini dapat dimengerti bahwa untuk mengatakan sesuatu perlu
intelegensi.
3) Kemampuan intelektual
Manusia mengadakan interaksi dengan dunia luar dengan simbol-simbol.
Kemampuan belajar dengan cara inilah yang disebut dengan “kemampuan
intelektual”.
4) Strategi kognitif
Strategi kognitif merupakan organisasi keterampilan yang internal (internal
organized skill) yang perlu untuk belajar mengingat dan berpikir.
Kemampuan ini berbeda dengan kemampuan intelektual, karena ditujukan
ke dunia luar dan tidak dapat dipelajari hanya dengan berbuat satu kali serta
memerlukan perbaikan-perbaikan terus menerus.
5) Sikap
Kemampuan ini tak dapat dipelajari dengan ulangan-ulangan, tidak
tergantung atau dipengaruhi oleh hubungan verbal seperti halnya domain
yang lain. Sikap ini penting dalam proses belajar, tanpa kemampuan ini
belajar tak akan berhasil dengan baik.
Berdasarkan teori-teori belajar yang dijelaskan di atas teori yang sesuai
dengan motivasi adalah teori belajar menurut R. Gagne yang menyebutkan
bahwa belajar adalah proses untuk memperoleh motivasi. Sedangkan teori
yang sesuai
dengan faktor ekstern yang mempengaruhi prestasi yang sedang dikaji oleh
peneliti yaitu metode pembelajaran adalah teori konstruktivisme. Teori ini

meyebutkan

bahwa

proses

belajar

mengajar

bukanlah

kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke subjek belajar/siswa, tetapi suatu
kegiatan

yang

memungkinkan

subjek

belajar

merekonstruksi

pengetahuannya. Mengajar adalah bentuk partisipasi dengan subjek belajar
dalam membentuk pengetahuan dan membuat makna, mencari kejelasan
dan membentuk justifikasi. Karena itu guru mempunyai peran yang penting
sebagai mediator dan fasilitator untuk membantu optimalisasi belajar siswa
dengan cara menggunakan metode-metode mengajar yang tepat.
C. Pengertian Prestasi Belajar Bahasa Arab
"Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan
diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik, maupun sikap". 28 Ketiga aspek
tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Oleh karena itu dalam
kegiatan

belajar

mengajar

harus

berjalan

secara

efektif

agar

mampu

mempengaruhi hasil belajar siswa. Prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai
dari yang telah dilakukan, dikerjakan. Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan
dari seseorang setelah memperoleh pengalaman belajar atau mempelajari
sesuatu.29
prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka nilai yang diberikan oleh guru.30

28Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. (Semarang: CV. IKIP Semarang
Press),h64
29 Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka),h895

30 Tu’u, Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. (Jakarta:
Grasindo),h75

Prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil belajar yang telah dicapai
pada mata pelajaran bahasa arab yang ditunjukkan nilai tes atau angka yang
diberikan oleh guru bahasa arab. Berdasarkan pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa prestasi belajar bahasa arab merupakan hasil yang telah
dicapai oleh peserta didik dalam kegiatan belajar yang ditunjukkan dengan nilai
tes atau angka nilai dari hasil evaluasi yang diberikan oleh guru bahasa arab.

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar ada dua macam yaitu
faktor internal dan faktor eksternal
11. Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam individu yang sedang belajar
seperti:
1 a. Faktor Jasmaniah, meliputi
2 a) Faktor kesehatan
3 Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan orang terganggu,
selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing,
mengantuk, kurang darah atau gangguan fungsi alat indera.
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh ini dapat berupa buta, tuli, patah kaki dan patah tangan.
2b. Faktor Psikologis, meliputi
3a) Intelegensi
Siswa yang mempunyai tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih
berhasil daripada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah. Siswa
yang mempunyai intelegensi tinggi dapat berhasil dengan baik dalam

belajarnya dikarenakan belajar dengan menerapkan metode belajar
yang efisien. Sedangkan yang mempunyai intelegensi rendah perlu
mendapatkan pendidikan khusus.31
b) Perhatian
Perhatian menurut Ghazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi,
jiwa itu pun semata-mata tertuju kepada suatu obyek benda/hal atau
sekumpulan obyek. Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik maka
siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. 32
c) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan
mengenang beberapa kegiatan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar.
Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan
disimpan karena minat menambah kegiatan belajar.
d) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru
akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau
berlatih.
e) Motivasi
Seseorang akan berhasil dalam belajarnya bila mempunyai
penggerak atau pendorong untuk mencapai tujuan. Penggerak atau
pendorong inilah yang disebut dengan motivasi.
f) Kematangan
31 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
32 Ib