BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Perbedaan Penerapan Model Pembelajaran VCT (Value Clarification Technique) dengan Pembelajaran Konvensional Ditinjau dari Hasil Belajar Ranah Afektif pa
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Telah dibahas pada BAB III mengenai rancangan penelitian yang dilakukan
pada kelas atas SD Negeri Gendongan 01 yang terletak di wilayah Kecamatan Tingkir Salatiga. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas atas SD Negeri Gendongan 01 yang terdiri dari kelas 4, 5 dan 6. Sementara itu, sampel yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas 4 SDN Gendongan 01. Variabel dalam penelitian terdiri dari variabel bebas, terikat dan variabel kovariat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran konvensional dan VCT, variabel terikat yaitu hasil belajar PKn pada ranah afektif aspek sikap, dan variabel kovariat yaitu pengukuran awal.
Selanjutnya, pada BAB IV ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol, hasil penelitian pada implementasi pembelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen, deskripsi komparasi hasil pengukuran, hasil uji beda penelitian, hasil uji hipotesis, hasil pembahasan dan keterbatasan penelitian.
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1 Hasil Implementasi Pembelajaran PKn menggunakan Model
Pembelajaran Konvensional sebagai Kelompok KontrolPada sub bab ini akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol. Kelompok kontrol terdiri atas 18 siswa kelas 4 SD Negeri Gendongan 01. Mata pelajaran yang diteliti adalah PKn dengan mengambil topik globalisasi yang didasarkan pada Standar Kompetensi 4 yaitu menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan kompetensi dasar 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisai yang terjadi di lingkungannya. Indikator yang disusun menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan, dan kebudayaan, c) menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.
Upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam penerapan treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model pembelajaran konvensional dan VCT dilakukan oleh orang yang mempunyai kesetaraan kemampuan; dalam penelitian ini pemberian perlakuan dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan setara sudah terpenuhi. b)
Maturation (kematangan), menunjukkan psikologi anak dengan cara dilacak
tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, rata-rata kematangan siswa relatif homogen/ sama. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan
posttest yang berbeda struktur pengkalimatan dan penomoran. d) Possible
regression and interaction between selection, yaitu dalam pemilihan
kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan cara masing- masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok. Dalam penelitian ini seorang siswa yang memperoleh skor pretest maksimal (100) dikeluarkan dari kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelompok kontrol dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016. Proses pembelajaran dilakukan di ruang kelas 1 SDN Gendongan 01 dengan diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 kelompok kontrol yang terdiri dari 18 siswa. Proses pembelajaran dilakukan selama 2x pertemuan (2 x 2 x 35 menit). Pemberian perlakuan dilakukan oleh bantuan rekan peneliti yaitu Serafina Desy dengan diamati oleh Agus Ari Wibisono (rekan peneliti).
4.1.1.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran pada Mata Pelajaran PKn
a. Pertemuan 1
Pertemuan pertama proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran konvensional dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa diberikan pengukuran awal. Soal pengukuran awal yang diberikan berbentuk skala sikap sebanyak 20 butir. Setelah diberikan intrumen pengukuran awal, guru memberi ulasan materi mengenai globalisasi. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan materi. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan pertama mencapai 83,3% dari 6 poin kegiatan. Demikian pula dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai 83,3% dari 6 poin kegiatan. Hal ini berarti bahwa aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan baik.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran konvensional dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru meminta siswa mengerjakan soal pada buku. Setelah itu, guru bersama dengan siswa membahas soal yang dikerjakan siswa. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan materi. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan pertama mencapai 100% dari 6 poin kegiatan. Demikian pula dengan ini berarti bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan sangat baik.
4.1.1.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas Tinggi pada kelompok Kontrol
Tingkat hasil belajar siswa pada kelompok kontrol dipaparkan melalui statistik deskriptif dari hasil pengukuran awal dan pengukuran akhir pada tiap komponen sikap (kognisi, afeksi, dan konasi) yang terdiri dari rata-rata (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuansi dan penyajian data berbentuk grafik. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen kognisi pada kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol pada Komponen Kognisi Descriptive StatisticsN Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
9
14 11.72 1.320 pengukuran_akhir
18
8
13 11.17 1.618 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata komponen kognisi pada kelas kontrol sebesar 11,72 dengan standar deviasi 1,320. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model konvensional, skor rata-rata komponen kognisi kelas kontrol menjadi 11,17 dengan standar deviasi 1,618. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 14 dan skor terendah adalah 9. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 13 dan skor terendahnya adalah 8.
Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen afeksi pada kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.2 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Kontrol pada Komponen Afeksi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
28
37 32.22 2.881 pengukuran_akhir
18
31
43 37.83 3.823 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata komponen afeksi kelas kontrol sebesar 32,22 dengan standar deviasi 2,881. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model konvensional, skor rata-rata kelas kontrol meningkat menjadi 37,83 dengan standar deviasi 3,823. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 37 dan skor terendah adalah 28. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 43 dan skor terendahnya adalah 31.
Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen konasi pada kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Kontrol pada Komponen Konasi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
28
36 32.00 2.544 pengukuran_akhir
18
21
38 30.33 4.379 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata komponen konasi kelas kontrol sebesar 32,00 dengan standar deviasi 2,5544. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model deviasi 4,379. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 36 dan skor terendah adalah 28. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 38 dan skor terendahnya adalah 21.
Untuk memperjelas rerata skor pengukuran awal dan pengukuran akhir pada tiap komponen di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
37.83
Rerata Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Komponen Kognisi, Afeksi dan Konasi pada Kelompok Kontrol Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
40 Rerata Kognisi Rerata Afeksi rerata Konasi
Tabel 4.4 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran AkhirStatistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
pada Kelompok Kontrol
R er at a
35
30
25
20
15
10
5
30.33
11.17
Kelompok Kontrol
Descriptive Statistics
32
Gambar 4.1 Grafik Skor Rerata Pengukuran Awal dan Akhir tiap Komponen11.72
91 79.33 8.203
67
18
83 75.94 4.036 Pengukuran_Akhir
68
18
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengukuran_Awal
32.22 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata kelas kontrol sebesar 75,94 dengan standar deviasi 4.036. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model konvensional, skor rata-rata kelas kontrol meningkat menjadi 79,33 dengan standar deviasi 8,203. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 83 dan skor terendah adalah 68. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 91 dan skor terendahnya adalah 67.
Data yang disajikan akan lebih efisien dan mudah dipahami jika disusun melalui tabel distribusi frekuensi. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi adalah rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K = 1 + 3,3 log n: dimana K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. Dari rumus Sturges tersebut diperoleh K = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3. 1,255 = 5,141 dibulatkan menjadi 5. Interval kelas diperoleh dari hasil rentang data (skor maksimum – skor minimum) dibagi jumlah kelas, sehingga diperoleh hasil
= 4,8 dibulatkan menjadi 4. Hasil distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok kontrol dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Skor Hasil Pengukuran Awal dan Akhir
Kelompok Kontrol
Nilai Pengukuran Nilai Pengukuran No. Kelas awal akhir Kelas Interval Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase1 67 - 71 2 11% 3 17% 2 72 – 76 7 39% 5 28% 3 77 – 81 7 39% 3 17% 4 82 – 86 2 11% 1 6% 5 87 - 91 0%
6 33% Jumlah 18 100% 18 100% Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui distrubusi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval 4. Berikut akan dipaparkan skor hasil pengukuran awal kelompok kontrol. Dari jumlah keseluruhan siswa pada kelompok kontrol, terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor antara 67-71 dengan persentase 11%; 7 siswa mendapatkan skor antara 72-76 dengan persentase 39%; 7 siswa mendapatkan skor antara 77-81 dengan persentase 39%; 2 siswa mendapatkan skor antara 82-86 dengan persentase 11%; tidak ada siswa yang mencapai skor antara 87-91.
Terdapat peningkatan pada skor pengukuran akhir dengan uraian sebagai berikut. Terdapat 3 siswa yang mendapatkan skor antara 67-71 dengan persentase 17%; 5 siswa mendapatkan skor antara 72-76 dengan persentase 28%; 3 siswa mendapatkan skor antara 77-81 dengan persentase 17%; 1 siswa mendapatkan skor antara 82-86 dengan persentase 6%; 6 siswa mendapatkan skor antara 87-91 dengan persentase 33%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Kontrol
7
7
8
7
6
6
5 i s n
5 e u
3
3
4 k e r
3
2
2 F
2
1
1 67 - 71 72 – 76 77 – 81 82 – 86 87 - 91 Interval Nilai
Nilai Pengukuran awal Nilai Pengukuran akhir
Gambar 4.2 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal dan Akhir
4.1.2 Hasil Implementasi Pembelajaran PKn menggunakan Model
Pembelajaran VCT sebagai kelompok EksperimenPada sub bab ini akan dipaparkan hasil implementasi pembelajaran dan tingkat ketercapaian hasil belajar PKn dengan menggunakan model pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen. Kelompok eksperimen terdiri atas 18 siswa kelas 4 kelompok B SD Negeri Gendongan 01. Mata pelajaran yang diteliti adalah PKn dengan mengambil topik globalisasi yang didasarkan pada Standar Kompetensi 4 yaitu menunjukkan sikap terhadap globalisasi di lingkungannya dan kompetensi dasar 4.3 menentukan sikap terhadap pengaruh globalisai yang terjadi di lingkungannya. Indikator yang disusun adalah sebagai berikut: a) menjelaskan pengertian globalisasi, b) menyebutkan pengaruh globalisasi pada makanan, permainan, dan kebudayaan, c) menentukan sikap terhadap pengaruh globalisasi.
Tidak berbeda dengan perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen, upaya-upaya yang dilakukan peneliti untuk mengontrol variabel di luar treatment meliputi 4 hal yaitu a) history, yaitu pengaruh guru dalam penerapan treatment. Artinya perlakuan dalam menerapkan model pembelajaran konvensional dan VCT dilakukan oleh orang yang mempunyai kesetaraan kemampuan; dalam penelitian ini pemberian perlakuan dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan setara sudah terpenuhi. b)
Maturation (kematangan), menunjukkan psikologi anak dengan cara dilacak
tanggal lahirnya. Dari segi kematangan, rata-rata kematangan siswa relatif homogen/ sama. c) Testing (pengujian), seorang siswa dapat menjawab soal dengan baik dikarenakan soal pretest dan posttest yang dibuat itu sama, untuk menghindari hal tersebut telah dilakukan penyusunan soal pretest dan posttest yang berbeda struktur pengkalimatan dan penomoran. d) Possible
regression and interaction between selection , yaitu dalam pemilihan
kelompok-kelompok eksperimen sudah diseimbangkan dengan cara masing- masing kelompok, apabila skor pretest ada yang menonjol paling tinggi dan paling rendah, maka penyeimbangan dilakukan dengan cara mengeluarkan siswa tersebut dari kelompok. Dalam penelitian ini seorang siswa yang memperoleh skor pretest maksimal (100) dikeluarkan dari kelompok.
Pelaksanaan pembelajaran menggunakan model pembelajaran VCT pada kelompok eksperimen dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 dan 17 November 2016. Proses pembelajaran dilakukan di ruang kelas
4 SDN Gendongan 01 dengan diikuti oleh seluruh siswa kelas 4 kelompok eksperimen yang terdiri dari 18 siswa. Proses pembelajaran dilakukan selama 2x pertemuan (2 x 2 x 35 menit). Pemberian perlakuan dilakukan oleh peneliti sendiri yaitu Sara Puspitaning Tyas dengan diamati oleh Niken Indriani (rekan peneliti).
4.1.2.1 Hasil Observasi Proses Pembelajaran Mata Pelajaran PKn
a. Pertemuan 1
Pertemuan pertama proses pembelajaran PKn dengan VCT dilaksanakan pada hari Kamis, 10 November 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, siswa diberikan pengukuran awal. Soal pengukuran awal yang diberikan berupa soal berbentuk skala sikap sebanyak 20 butir. Setelah diberikan soal pengukuran awal, guru menggali pengetahuan siswa tentang globalisasi. Kemudian guru memberi ulasan singkat tentang materi globalisasi. Guru menjelaskan tata cara pembelajaran VCT. Selanjutnya, guru menampilkan masalah dilematik nilai melalui LCD. Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan materi. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan pertama mencapai 100% dari 6 poin kegiatan. Demikian pula dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai 100% dari 6 poin kegiatan. Hal ini berarti bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan sangat baik.
b. Pertemuan 2
Pertemuan kedua proses pembelajaran PKn dengan model pembelajaran VCT dilaksanakan pada hari Kamis, 17 November 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Pembelajaran diikuti oleh 18 siswa.
Kegiatan pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan yang mencakup salam, presensi, apersepsi dan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru membagi siswa kedalam kelompok, kemudian guru meminta siswa untuk mengidentifikasi masalah yang disajikan. Guru meminta siswa menanggapi secara tertulis permasalahan yang disajikan, kemudian meminta siswa untuk berargumentasi secara lisan. Selama argumentasi berlangung, guru memantau dan meluruskan sesuai target nilai. Guru bersama siswa menyimpulkan apa yang telah dipelajari dan diarahkan pada target nilai.
Pada kegiatan penutup, guru bersama siswa membuat kesimpulan. Setelah itu, guru memberikan soal pengukuran akhir pada siswa. Guru mengawasi pelaksanaan pengukuran akhir. Setelah selesai, guru bersama siswa mengkoreksi hasil pekerjaan siswa. Guru meluruskan kesalahpahaman siswa. Guru menutup pembelajaran dengan salam.
Berdasarkan hasil observasi, tingkat keterlaksanaan aktivitas guru pada pertemuan kedua mencapai 80% dari 10 Poin kegiatan. Demikian pula dengan tingkat keterlaksanaan aktivitas siswa mencapai 80% dari 10 poin kegiatan. Hal ini berarti bahwa semua aspek aktivitas guru dan siswa pada pertemuan pertama telah dilaksanakan dan tingkat keterlaksanaan pembelajaran dikategorikan baik.
4.1.2.2 Tingkat Hasil Belajar PKn Siswa Kelas TInggi pada Kelompok
EksperimenTingkat hasil belajar siswa pada kelompok eksperimen dipaparkan tiap komponen sikap (kognisi, afeksi, dan konasi) yang terdiri dari rata-rata (mean), skor tertinggi (max), skor terendah (min), standar deviasi, distribusi frekuansi dan penyajian data berbentuk grafik. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen kognisi kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.6 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Eksperimen pada Komponen Kognisi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
9
14 10.83 1.505 pengukuran_akhir
18
10
15 13.17 1.249 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata komponen kognisi pada kelas eksperimen sebesar 10,83 dengan standar deviasi 4,189. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT, skor rata-rata komponen kognisi pada kelas eksperimen meningkat menjadi 13,17 dengan standar deviasi 1,249. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 14 dan skor terendah adalah 9. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 15 dan skor terendahnya adalah 10.
. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen afeksi kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.7 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Eksperimen pada Komponen Afeksi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
25
36 31.06 3.369 pengukuran_akhir
18
34
42 38.50 2.121 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 31,06 dengan standar deviasi 3,369. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT, skor rata-rata kelas eksperimen meningkat menjadi 38,50 dengan standar deviasi 2,121. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 36 dan skor terendah adalah 25. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 42 dan skor terendahnya adalah 34.
. Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir komponen konasi kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.8 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Eksperimen pada Komponen Konasi
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation pengukuran_awal
18
25
35 29.50 3.294 pengukuran_akhir
18
29
38 34.61 2.453 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata komponen konasi pada kelas eksperimen sebesar 29,50 dengan skor rata-rata kelas eksperimen meningkat menjadi 34,61 dengan standar deviasi 2,453. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 35 dan skor terendah adalah 25. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 38 dan skor terendahnya adalah 29.
Untuk memperjelas rerata skor pengukuran awal dan pengukuran akhir pada tiap komponen di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut
Rerata Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Komponen Kognisi, Afeksi dan Konasi pada
Kelompok Kontrol
50
38.5
34.61
40 a
30 at
31.06
29.5 er R
13.17
20
10
10.83 Rerata Kognisi Rerata Afeksi Rerata Konasi
Pengukuran Awal Pengukuran Akhir
Gambar 4.3 Grafik Skor Rerata Pengukuran Awal dan Akhir tiap Komponen
pada Kelompok Eksperimen . Statistik deskriptif skor pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok eksperimen disajikan dalam tabel berikut.
Tabel 4.9 Statistik Deskriptif Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir
Kelompok Eksperimen
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Pengukuran_Awal
18
60
78 71.39 4.189 Pengukuran_Akhir
18
81
92 86.28 3.545 Valid N (listwise)
18 Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah siswa yang
mengikuti pengukuran awal dan pengukuran akhir sebanyak 18 siswa. Skor rata-rata kelas eksperimen sebesar 71,39 dengan standar deviasi 4,189. Setelah dilakukan pembelajaran dengan model VCT, skor rata-rata kelas eksperimen meningkat menjadi 86,28 dengan standar deviasi 3.545. Skor tertinggi yang dicapai siswa sebelum diberikan perlakuan adalah 78 dan skor terendah adalah 60. Setelah diberikan perlakuan, skor tertinggi yang dicapai siswa adalah 92 dan skor terendahnya adalah 81.
Data yang disajikan akan lebih efisien dan mudah dipahami jika disusun melalui tabel distribusi frekuensi. Pedoman yang digunakan untuk menentukan kelas interval yang terdapat pada tabel distribusi frekuensi adalah rumus Sturges (Sugiyono, 2013:35) yaitu K = 1 + 3,3 log n: dimana K adalah jumlah kelas interval dan n adalah jumlah data/siswa. Dari rumus Sturges tersebut diperoleh K = 1 + 3,3 log 18 = 1 + 3,3. 1,255 = 5,141 dibulatkan menjadi 5. Interval kelas diperoleh dari hasil rentang data (skor maksimum – skor minimum) dibagi jumlah kelas, sehingga diperoleh hasil
= 6,2 dibulatkan menjadi 6. Hasil distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok eksperimen 1 dapat
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal Dan Pengukuran Akhir
Kelompok Eksperimen
Nilai Pengukuran awal Nilai Postest No. Kelas
Kelas Interval Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase
60 - 66 2 11% 0%
1 67 - 73 11 61% 0%
2 74 -80 5 28% 0%
3 81 -87 0% 10 56%
4 88 - 91 0% 8 44%
5 18 100% 18 100%
Jumlah Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui distrubusi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir yang dikelompokkan ke dalam 5 kelas dengan panjang interval 6. Berikut akan dipaparkan skor hasil pengukuran awal kelompok eksperimen. Dari jumlah keseluruhan siswa pada kelompok eksperimen, terdapat 2 siswa yang mendapatkan skor antara 60-66 dengan persentase 11%; 11 siswa mendapatkan skor antara 67-73 dengan persentase 61%; 5 siswa mendapatkan skor antara 74-80 dengan persentase 28%; dan tidak ada siswa yang mencapai skor antara 81-91.
Terdapat peningkatan pada skor pengukuran akhir dengan uraian sebagai berikut. Tidak ada siswa yang mndapat skor antara 60-80; terdapat 10 siswa yang mendapatkan skor antara 81-87 dengan persentase 56%; 8 siswa mendapatkan skor antara 88-91 dengan persentase 44%. Untuk memperjelas distribusi frekuensi skor pengukuran awal dan pengukuran akhir di atas, maka disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut.
Gambar 4.4 Grafik Distribusi Frekuensi Skor Pengukuran Awal dan Akhir
Kelompok Eksperimen
Skor Pengukuran Awal dan Pengukuran
Akhir Kelompok Eksperimen
Nilai Pengukuran awal Nilai Pengukuran Akhir12 60 - 66 67 - 73 74 -80 81 -87 88 - 91 F r e k u e n s i Interval Nilai
10
8
6
4
2
8
10
5
11
2
4.1.3 Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran
38.5 34.61 86,28 6,95
13.17
37.83 30.33 79,33
11.17
31.06 29.5 71,39 4,55 Pengukuran akhir
10.83
32.22 32 75,94
11.72
Pengukuran awal
Kelompok Eksperimen
Tahap Pengukuran Rerata Skor (mean) Kelompok Ket. Selisih Kontrol Eksperimen Kognisi Afeksi Konasi Jml Kognisi Afeksi Konasi Jml Tabel 4.11 Tabel Komparasi Hasil Pengukuran Kelompok Kontrol danBerikut akan dipaparkan perbandingan hasil pengukuran kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdasarkan nilai pengukuran awal dan pengukuran akhir dalam bentuk deskripsi komparasi. Deskripsi berikut akan disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui adanya perbedaan skor rata-rata tahap pengukuran awal dan pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Perbedaan tersebut dapat diketahui dari selisih skor rata-rata antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada tahap pengukuran pengukuran awal, selisih skor antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah 4,55, dimana rata-rata skor kelompok tahap pengukuran pengukuran akhir, perbedaan skor rata-rata kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 6,95, dimana skor rata-rata kelompok eksperimen lebih unggul dari kelompok kontrol.
K O M PA R A S I S K O R PE N G U K U R A N AWA L D A N PE N G U K U R A N A K H I R Pengukuran awal Pengukuran akhir 100
86.28
79.33
71.39 T A A
80 -R
75.94 R A T A
60 R S KO
40
20 K O N T R O L E K S P E R I M E N
Gambar 4.5 Grafik Deskripsi Komparasi Hasil Pengukuran Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen4.1.4 Hasil Uji ANCOVA Rerata Hasil Belajar
Pada sub bab ini akan dilakukan uji ANCOVA. Sebelum dilakukan uji ANCOVA, harus dilakukan uji prasyarat dan dilanjutkan dengan uji hipotesis. Uji prasyarat yang harus dilakukan yaitu uji normalitas data dan uji homogenitas variansi data serta uji homogenitas koefisien regresi linier. Uji normalitas digunakan untuk mengetahui distribusi kenormalan data, sementara uji homogenitas digunakan untuk mengetahui tingkat kesetaraan data. Selanjutnya uji homogenitas koefisien regresi linier digunakan untuk memastikan tingkat kesetaraan regresi linier antara variabel kovariat pengukuran awal (X
2 ) dengan variabel terikat hasil belajar (Y). Pengujian
normalitas, homogenitas data dan uji homogenitas koefisien regresi linier dilakukan dengan bantuan SPSS 16.00 for Windows.
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui data berasal dari bantuan uji Kolmogorov-Smirnov, dengan dasar pengambilan keputusan; jika nilai signifikansi/probabilitas < 0,05, maka data berdistribusi tidak normal. Apabila nilai signifikansi/probabilitas>0,05, maka data berdistribusi normal.
Tabel 4.12 Hasil Uji Normalitas Skor Pengukuran Awal-Pengukuran Akhir
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
P_Awal P_Akhir_ P_Awal_ P_Akhir_ _Kontrol Kontrol Eksperimen Eksperimen N a
18
18
18
18 Normal Parameters Mean
75.94
79.33
71.39
86.28 Std. Deviation 4.036 8.203 4.189 3.545
Most Extreme Absolute .103 .181 .185 .184
Differences Positive .083 .169 .093 .184Negative -.103 -.181 -.185 -.131
Kolmogorov-Smirnov Z .438 .767 .786 .781
Asymp. Sig. (2-tailed) .991 .599 .567 .575
a. Test distribution is Normal.Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) uji Kolmogorov-Smirnov Z hasil pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok kontrol adalah 0,991 dan 0,599. Sedangkan hasil pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok eksperimen adalah 0,567 dan 0,575. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H adalah sebuah sampel yang berasal dari populasi berdistribusi normal dan H a adalah sampel yang tidak berasal dari populasi berdistribusi normal, maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai (0,05) H ditolak, jika sebaliknya maka H diterima.
α
Berdasarkan data yang diperoleh, diketahui bahwa nilai signifikansi/probabilitas Asymp. Sig. (2-tailed) data-data tersebut berturut- turut 0,991; 0,599; 0,567; 0,575 > 0,05 maka H diterima, artinya dapat disimpulkan bahwa persebaran data hasil pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen tersebut berasal dari populasi yang berdistribusi normal.
Setelah uji normalitas terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui varian kedua kelompok homogen atau tidak. Apabila nilai signifikansi/probabilitas < 0,005, maka data dikatakan tidak homogen. Apabila nilai signifikasi/probabilitas .> 0,005, maka data dikatakan homogen. Pengujian homogenitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00 for windows. Berikut hasil dari uji homogenitas data kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Tabel 4.13
Hasil Uji Homogenitas Skor Pengukuran Akhir
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Test of Homogeneity of Variances
Levene Statistic df1 df2 Sig.P_akhir 21.169
1 34 .000
Berdasarkan tabel 4.13 di atas diketahui bahwa hasil Test of
Homogeneity of Variances signifikansi/probabilitas nilai pengukuran akhir
menunjukkan angka 0,000. Bila dirumuskan sebuah hipotesis H adalah variansi data pada tiap kelompok sama (homogen) dan H a adalah variansi data pada tiap kelompok tidak sama (tidak homogen), maka dapat diputuskan jika probabilitas < nilai α (0,05) H ditolak, jika sebaliknya maka H diterima. Oleh karena nilai signifikansi/probabilitas data adalah sebesar 0,000, dimana 0,000 > 0,05 maka H diterima. Artinya dapat dikatakan bahwa skor pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen adalah homogen. Melihat skor signifikansi/probabilitas pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, dapat disimpulkan bahwa data skor pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki varian data yang homogen atau sama.
Setelah uji normalitas dan homogenitas terpenuhi dilanjutkan uji homogenitas koefisien regresi linier untuk mengetahui kehomogenitasan belajar (Y). Paramenter yang digunakan untuk menentukan homogenitas koefisien regresi adalah nilai koefisien beta (B) pada tabel output parameter estimates dan nilai t serta probabilitasnya. Syarat yang lain adalah bahwa nilai beta (B) haruslah lebih besar sama dengan 0,60 (Budiyono, 2009: 300). Jika probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka koefisien regresi linier kedua sampel homogen.
Tabel 4.14 Hasil Uji Homogenitas Koefisien Regresi Linier Skor Pengukuran
Awal dan Pengukuran Akhir Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
Parameter Estimates
Dependent Variable:P_akhir 95% Confidence Interval Std.
Parameter B Error t Sig. Lower Bound Upper Bound
Intercept 66.872 20.250 3.302 .002 25.673 108.070
P_awal .164 .266 .617 .541 -.377 .705
[Treatment=1] 7.692 2.447 3.144 .004 2.714 12.670
a[Treatment=2] . . . . .
a. This parameter is set to zero because it is redundant.
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, dapat dilihat bahwa nilai beta (B) sebesar 0,164 lebih kecil dari 0,60, nilai t sebesar 0,617 berada pada signifikansi/probabilitas 0,541, maka koefisien regresi linier kedua sampel tidak linier dan model ANACOVA tidak dapat digunakan untuk memprediksi variabel dependent (hasil belajar).
Uji analisis berikutnya adalah ANCOVA atau uji kombinasi analisis regresi dan varians
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji ANCOVATests of Between-Subjects Effects Dependent Variable:P_akhir Type I Sum of
Source Squares df Mean Square F Sig.
a Corrected Model 449.5162 224.758 5.526 .009 Intercept 246843.361 1 246843.361 6.069E3 .000 P_awal 47.542 1 47.542 1.169 .287 Treatment 401.974 1 401.974 9.884 .004 Error 1342.123
33 40.670 Total 248635.000
36 Corrected Total 1791.639
35
a. R Squared = .251 (Adjusted R Squared = .205)
Ringkasan uji ANCOVA pada tabel di atas memberikan informasi tentang nilai F dan signifikansinya. Pada sumber varian Corrected Model, nampak bahwa F hitung sebesar 5,526 dengan taraf signifikansi 0,009. Oleh karena 0,009 < =
α
0,050, maka dampak variabel independen secara simultan terhadap variabel dependen signifikan. Artinya bahwa model pembelajaran VCT dan pengukuran awal secara simultan memiliki dampak yang berbeda secara signifikan terhadap hasil belajar siswa, dibandingkan dengan model pembelajaran konvensional.
Pada varian intercecept nampak bahwa F hitung sebesar 6,069 dengan taraf signifikansi hitung 0,000. Oleh karena 0,000 < = 0,050, maka nilai intercept
α
signifikan. Nilai intercept merupakan besaran konstanta perubahan nilai variabel dependen sebesar nilai tersebut meskipun tanpa dipengaruhi keberadaan kovariat dan variabel independen. Pada kovarian pengukuran awal, diperoleh data F hitung 1,169, dengan taraf signifikansi 0,287. Oleh karena 0,253 > = 0,05, maka nilai
α
dampak kovariat tidak signifikan. Artinya tidak ada perbedaan pengaruh pengukuran awal terhadap hasil belajar siswa. signifikan. Artinya bahwa dampak pembelajaran VCT berbeda secara signifikan dengan konvensional.
4.1.5 Hasil Uji Hipotesis.
Hasil uji hipotesis didasarkan pada hasil uji ANCOVA nilai pengukuran awal-pengukuran akhir kelompok kontrol dan eksperimen. Hipotesis yang akan diuji pada penelitian ini adalah: H :
a
diterima. Berdasarkan nilai probabilitas tersebut, dapat diartikan bahwa hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasi pada pembelajaran PKn menggunakan VCT lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan
a
= 0,05), maka H ditolak dan H
α
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasi pada pembelajaran PKn menggunakan VCT lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional pada kelas tinggi SD Negeri Gendongan 01. Hasil uji hipotesis menggunakan teknik ANCOVA diperoleh probabilitas 0,004. Oleh karena nilai probabilitas lebih kecil dari nilai Alpha (
diterima. Artinya terdapat perbedaan hasil belajar PKn yang signifikan pada siswa kelas atas SDN Gendongan 01 dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional dan VCT.
2 = Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada pembelajaran PKn menggunkan VCT lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. Berdasarkan uji ANCOVA yang telah dilakukan terhadap nilai pengukuran akhir kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diperoleh hasil signifikansi/probabilitas 0,004 atau < 0,05 maka H ditolak dan H
µ
µ
1 >
µ
:
a
2 = Hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasai pada pembelajaran PKn menggunkan VCT tidak lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan hasil pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional. H
µ
1 ≤
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
Temuan bahwa hasil belajar berupa sikap terhadap Globalisasi pada pembelajaran PKn menggunakan VCT lebih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran menggunakan model pembelajaran konvensional didukung oleh perbedaan rerata masing-masing komponen (kognisi, afeksi, dan konasi) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol,rerata pada komponen kognisi mengalami penurunan dari 11,72 menjadi 11,17. Komponen afeksi mengalami peningkatan dari 32,22 menjadi 37,83 dan pada komponen konasi mengalami penurunan dari 32, 00 menjadi 30,33. Ketidakkonsistenan rerata sebelum dan sesuadah diberi perlakuan ini menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model konvensional tidak memberikan dampak terhadap hasil belajar pada aspek sikap. Hal ini dikarenakan tiap komponen pada aspek sikap yaitu kognisi, afeksi dan konasi saling mempengaruhi satu sama lain. Berbeda dengan rerata pada kelompok eksperimen yang menunjukkan kekonsistenan pada tiap komponen kognisi, afeksi dan konasi setelah diberi perlakuan. Pada kelompok eksperimen, rerata pada komponen kognisi mengalami peningkatan dari 10,83 menjadi 13,17. Begitu pula pada pada komponen afeksi mengalami peningkatan dari 31,06 menjadi 38,50 dan pada komponen konasi mengalami peningkatan dari 29,50 menjadi 34,61. Sehingga dapat dimaknai bahwa perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran VCT memberikan dampak terhadap hasil belajar ranah sikap yang leih tinggi secara signifikan dibandingkan dengan pembelajaran mengggunakan model konvensional.
Berdasarkan rerata tiap komponen aspek tersebut dapat diketahui perbedaan rerata dari kedua sampel dimana rerata skor pada penerapan model pembelajaran VCT sebesar 86,28, sedangkan rerata skor pada penerapan model konvensional sebesar 71,39. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran
VCT memberikan dampak berbeda dan lebih tinggi daripada model
pembelajaran konvensional.Keefektifan model pembelajaran VCT memberikan kontribusi lebih tinggi terhadap hasil belajar berupa sikap dibandingkan dengan menggunakan
Taniredja, Faridli, dan Harmianto (2011: 91)