2 model pembelajaran saintifik mp fisika (1)

KATA PENGANTAR

  

Rasa syukur kami panjatkan ke hadiran Tuhan Yang Maha Kuasa,  karena berkat

kemurahan-Nya naskah Pendukung pembelajaran Kurikulum 2013 ini dapat diselesaikan.

Naskah ini kami beri judul “Pembelajaran Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran dengan

Pendekatan Saintifik”. Hal ini disesuaikan dengan tuntutan Kurikulum 2013 yang

menekankan pada pembelajaran dengan pendekatan ilmiah (saintifik) dan penilaian

autentik.

pembelajaran adalah suatu kegiatan yang mengandung terjadinya proses penguasaan

pengetahuan, keterampilan dan sikap oleh subjek yang sedang belajar. Pelaksanaan

pembelajaran akan berjalan efektif apabila didahului dengan penyiapan rencana

pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dikembangkan oleh guru baik secara individual

maupun kelompok yang mengacu pada Silabus. Sehubungan hal tersebut, maka naskah ini

disusun dalam rangka memenuhi kebutuhan guru yang terkait dengan pengembangan

persiapan pembelajaran.

Semoga naskah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, untuk memfasilitasi guru

secara individual dan kelompok dalam mengembangkan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan

model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

Pada kesempatan ini kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada semua

pihak yang telah terlibat dalam penyusunan naskah ini, yang tidak dapat kami sebutkan

satu persatu. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas semua kebaikan dan jerih payah

saudara-saudara sekalian.

  DAFTAR ISI Kata Pengantar i DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULIAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup D. Landasan Hukum

  2

  2

  3 BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI

  A. Pembelajaran Pendekatan Saintifik

  B. Penilaian Autentik

  5

  1

  A. Prosedur Analisis

  B. Hasil Analisis

  10

  16 BAB IV PENUTUP

  35 DAFTAR PUSTAKA

  36 Lampiran Contoh RPP

  37

  8 BAB III ANALISIS KOMPETENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

  mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Selanjutnya dalam rangka mencapai tujuan tersebut disusun standar pendidikan nasional, terdiri atas: standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar sarana prasarana, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian. Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses disebutkan bahwa setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap satuan pendidikan perlu melakukan perencanaan pembelajaran, pendekatan autentik. Penilaian memungkinkan para pendidik mampu menerapkan program remedial bagi peserta didik yang tergolong pebelajar lambat dan program pengayaan bagi peserta didik yang termasuk kategori pebelajar cepat. Pemerintah telah menetapkan pelaksanaan kurikulum 2013 secara terbatas pada 1.270 SMA di 33 provinsi pada 295 kabupaten/kota mulai tahun pelajaran 2013/2014 untuk kelas X. Untuk mendukung implementasi pelaksanaan kurikulum tersebut pemerintah telah melatih guru inti dan guru sasaran serta menyediakan silabus, buku guru, dan buku siswa untuk mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Sejarah. Sedangkan untuk mata pelajaran lainnya diharapkan dapat memanfaatkan buku-buku yang ada (dari kurikulum 2006 dan buku sebelumnya) mulai menerapkan kurikulum 2013 mengacu pada silabus yang telah disediakan. Untuk menyiapkan kemampuan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran saintifik serta melakukan penilaiain autentik menggunakan silabus sebagai acuan, perlu penjabaran operasional antara lain dalam mengembangkan materi pembelajaran, mengembangkan langkah pembelajaran serta merancang dan melaksanakan penilaian autentik. Oleh karena itu diperlukan rambu-rambu yang bisa memfasilitasi guru secara individual dan kelompok dalam mengembangkan dan melaksanakan pembelajaran dalam berbagai modus, strategi, dan model untuk muatan dan/atau mata pelajaran yang diampunya.

B. Tujuan

  Secara umum tujuan penulisan naskah ini adalah membantu guru mata pelajaran dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 dengan memafaatkan buku sumber yang

3. Penilaian otentik; dan

  

4. Hasil analisis kompetensi untuk membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP)

D. Landasan Hukum

  1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

  2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

  3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

  4. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah

  5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses

  6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian

  7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum SMA-MA

  8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 81A tentang Implementasi Kurikulum

  9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor …. Tentang Silabus

BAB II PEMBELAJARAN KOMPETENSI Pembelajaran kurikulum 2013 adalah pembelajaran kompetensi dengan memperkuat

  

proses pembelajaran dan penilaian autentik untuk mencapai kompetensi sikap,

pengetahuan dan keterampilan. Penguatan proses pembelajaran dilakukan melalui

pendekatan saintifik, yaitu pembelajaran yang mendorong siswa lebih mampu dalam

mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan

mengomunikasikan.

Karakteristik pembelajaran pada setiap satuan pendidikan terkait erat pada Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi. Standar Kompetensi Lulusan memberikan

kerangka konseptual tentang sasaran pembelajaran yang harus dicapai. Standar Isi

memberikan kerangka konseptual tentang kegiatan belajar dan pembelajaran yang

diturunkan dari tingkat kompetensi dan ruang lingkup materi.

Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan, sasaran pembelajaran mencakup

pengembangan ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dielaborasi untuk

setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah kompetensi tersebut memiliki lintasan

perolehan (proses psikologis) yang berbeda. Sikap diperoleh melalui aktivitas

menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Pengetahuan

diperoleh melalui aktivitas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,

  

pembelajaran parsial menjadi pembelajaran terpadu; (6) pembelajaran yang

menekankan jawaban tunggal menjadi pembelajaran dengan jawaban yang

kebenarannya multi dimensi; (7) pembelajaran verbalisme menjadi keterampilan aplikatif;

(8) peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan

keterampilan mental (softskills); (9) pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan

dan pemberdayaan peserta didik sebagai pebelajar sepanjang hayat; (10) pembelajaran

yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing ngarso sung tulodo),

membangun kemauan (ing madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas

peserta didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani); (11) pembelajaranyang

berlangsung di rumah, di sekolah, dan di masyarakat; (12) pembelajaran yang

menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru, siapa saja adalah siswa, dan di mana

saja adalah kelas; (13) pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk

meningkatkan efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan (14) pengakuan atas perbedaan

individual dan latar belakang budaya peserta didik.

  

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai

mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran, yang meliputi

ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian autentik menilai kesiapan siswa,

serta proses dan hasil belajar secara utuh. Keterpaduan penilaian ketiga komponen (input

  • –proses–output) tersebut akan menggambarkan kapasitas, gaya, dan hasil belajar peserta

    didik, bahkan mampu menghasilkan dampak instruksional (instructional effect) dan

    dampak pengiring (nurturant effect) dari pembelajaran.

  

peningkatan keterampilan proses sains adalah model pembelajaran yang

mengintegrasikan keterampilan proses sains ke dalam sistem penyajian materi secara

terpadu (Beyer, 1991). Model ini menekankan pada proses pencarian pengetahuan dari

pada transfer pengetahuan, peserta didik dipandang sebagai subjek belajar yang perlu

dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, guru hanyalah seorang fasilitator

yang membimbing dan mengkoordinasikan kegiatan belajar. Dalam model ini peserta

didik diajak untuk melakukan proses pencarian pengetahuan berkenaan dengan materi

pelajaran melalui berbagai aktivitas proses sains sebagaimana dilakukan oleh para

ilmuwan (scientist) dalam melakukan penyelidikan ilmiah (Nur: 1998), dengan

demikian peserta didik diarahkan untuk menemukan sendiri berbagai fakta,

membangun konsep, dan nilai-nilai baru yang diperlukan untuk kehidupannya. Fokus

proses pembelajaran diarahkan pada pengembangan keterampilan siswa dalam

memproseskan pengetahuan, menemukan dan mengembangkan sendiri fakta, konsep,

dan nilai-nilai yang diperlukan (Semiawan: 1992).

  

Model ini juga tercakup penemuan makna (meanings), organisasi, dan struktur dari ide

atau gagasan, sehingga secara bertahap siswa belajar bagaimana mengorganisasikan

dan melakukan penelitian. Pembelajaran berbasis keterampilan proses sains

menekankan pada kemampuan peserta didik dalam menemukan sendiri (discover)

pengetahuan yang didasarkan atas pengalaman belajar, hukum-hukum, prinsip-prinsip

dan generalisasi, sehingga lebih memberikan kesempatan bagi berkembangnya

keterampilan berpikir tingkat tinggi (Houston, 1988). Dengan demikian peserta didik

lebih diberdayakan sebagai subjek belajar yang harus berperan aktif dalam memburu

informasi dari berbagai sumber belajar, dan guru lebih berperan sebagai organisator

  

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan konteks

situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi, melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

  

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prisnsip, prosedur, hukum dan teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis, logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan diksusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba/mengumpulkan data bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreatifitas, dan keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan, merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh, menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi, diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktifitas dukungan kemajuan teknologi dan seni, pembelajaran diharapkan mendorong kemampuan berpikir siswa hingga situasi baru yang tak terduga. Agar pembelajaran terus menerus membangkitkan kreativitas dan keingintahuan siswa, kegiatan pembelajaran kompetensi dilakukan dengan langkah sebagai berikut

  1. Menyajikan atau mengajak siswa mengamati fakta atau fenomena baik secara langsung dan/ atau rekonstruksi sehingga siswa mencari informasi, membaca, melihat, mendengar, atau menyimak fakta/fenomena tersebut

  2. Memfasilitasi diskusi dan tanya jawab dalam menemukan konsep, prinsip, hukum,dan teori

3. Mendorong siswa aktif mencoba melaui kegiatan eksperimen

  4. Memaksimalkan pemanfaatan tekonologi dalam mengolah data, mengembangkan penalaran dan memprediksi fenomena

  5. Memberi kebebasan dan tantangan kreativitas dalam mengomunikasikan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang dimiliki melalui presentasi dan/atau unjuk karya dengan aplikasi pada situasi baru yang terduga sampai tak terduga.

B. Penilaian Autentik

  Penilaian autentik (authentic assessment) menurut beberapa sumber sebagaimana tertulis dalam Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 adalah sebagai berikut: (1) American Library Association mendefinisikan sebagai proses evaluasi

  

lain. Penilaian autentik cenderung fokus pada tugas-tugas kompleks atau kontekstual,

memungkinkan peserta didik untuk menunjukkan kompetensi mereka yang meliputi

sikap, pengetahuan, dan keterampilan.Karenanya, penilaian autentik sangat relevan

dengan pendekatan saintifik dalam pembelajaran di SMA.

  

Penilaian autentik merupakan pendekatan dan instrumen asesmen yang memberikan

kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk menerapkan pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang sudah dimilikinya dalam bentuk tugas: membaca dan

meringkasnya, eksperimen, mengamati, survei, projek, makalah, membuat multi

media, membuat karangan, dan diskusi kelas.

Penilaian autentik adalah penilaian kinerja, termasuk di dalamnya penilaian portofolio

dan penilaian projek. Penilaian autentik disebut juga penilaian responsif, suatu

metode untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik yang memiliki ciri-ciri

khusus, mulai dari mereka yang mengalami kelainan tertentu, memiliki bakat dan

minat khusus, hingga yang jenius. Penilaian autentik dapat diterapkan dalam berbagai

bidang ilmu seperti seni atau ilmu pengetahuan pada umumnya, dengan orientasi

utamanya pada proses dan hasil pembelajaran.

Hasil penilaian autentik dapat digunakan oleh pendidik untuk merencanakan program

perbaikan (remedial), pengayaan (enrichment), atau pelayanan konseling. Selain itu,

hasil penilaian autentik dapat digunakan sebagai bahan untuk memperbaiki proses

pembelajaran yang memenuhi Standar Penilaian Pendidikan.

  

Penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk

menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran

   Menggunakan format yang sederhana dan mudah diisi/digunakan.  Dapat dibuat rekapitulasi tampilan sikap peserta didik secara kronologis.

 Memungkinkan untuk dilakukannya pencatatan yang sistematis, jelas dan

komunikatif.

  

 Format pencatatan memudahkan dalam pemaknaan terhadap tampilan sikap

peserta didik

 menuntun guru untuk mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan peserta didik.

  

Penilaian-diri (self assessment) termasuk dalam rumpun penilaian kinerja.

  

Penilaian diri merupakan suatu teknik penilaian di mana peserta didik diminta

untuk menilai dirinya sendiri berkaitan dengan status,  proses dan tingkat

pencapaian kompetensi yang dipelajarinya dalam mata pelajaran tertentu. Teknik

penilaian diri dapat digunakan untuk mengukur kompetensi kognitif, afektif dan

psikomotor. Penilaian ranah sikap Misalnya, peserta didik diminta mengungkapkan

curahan perasaannya terhadap suatu objek tertentu berdasarkan kriteria atau

acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah keterampilan Misalnya,  peserta didik

diminta untuk menilai kecakapan atau keterampilan yang telah dikuasainya oleh

dirinya berdasarkan kriteria atau acuan yang telah disiapkan; Penilaian ranah

pengetahuan  Misalnya, peserta didik diminta untuk menilai penguasaan

pengetahuan dan keterampilan berpikir sebagai hasil belajar dari suatu mata

pelajaran tertentu berdasarkan atas kriteria atau acuan yang telah disiapkan.

Teknik penilaian-diri bermanfaat memiliki beberapa manfaat positif. Pertama,

menumbuhkan rasa percaya diri peserta didik. Kedua, peserta didik menyadari

kekuatan dan kelemahan dirinya. Ketiga, mendorong, membiasakan, dan melatih

  • makna ganda/berbeda Indikator menunjukkan sikap peserta didik dalam situasi yang nyata atau • sebenarnya Instrumen dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid) • memuat indikator kunci atau esensial yang menunjukkan penguasaan satu

  Kriteria penilaian yang digunakan jelas, tidak berpotensi munculnya penafsiran

  • kompetensi peserta didik
  • Indikator menunjukkan sikap yang dapat diukur Mampu memetakan sikap peserta didik dari kemampuan pada level terendah
  • sampai kemampuan tertinggi.

2. Tes tertulis.

  Penilaian tertulis atas hasil pembelajaran tetap lazim dilakukan. Tes tertulis terdiri dari memilih atau mensuplai jawaban dan uraian. Memilih jawaban terdiri dari pilihan ganda, pilihan benar-salah, ya-tidak, menjodohkan, dan sebab-akibat. Mensuplai jawaban terdiri dari isian atau melengkapi,  jawaban singkat atau pendek, dan  uraian. Tes tertulis berbentuk uraian atau esai menuntut peserta didik mampu mengingat, memahami, mengorganisasikan, menerapkan, menganalisis, mensintesis, mengevaluasi, dan sebagainya atasmateri yang sudah dipelajari. Tes tertulis berbentuk uraian sebisa mungkin bersifat komprehentif, sehingga mampu menggambarkan ranah sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Pada tes tertulis berbentuk esai, peserta didik berkesempatan memberikan jawabannya sendiri yang berbeda dengan teman-temannya, namun tetap terbuka

   Pertanyaan diharapkan dapat mendorong siswa dalam mengkontruksi jawabannya sendiri.  disusun dari pertanyaan yang sederhana ke pertanyaan yang komplek.

  4. Penilaian Melalui Penugasan.

  

Instrumen penugasan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang harus

dikerjakan oleh peserta didik, baik secara individu atau kelompok, sesuai dengan

karakteristik tugas. Kriteria penugasan adalah sbb: Tugas mengarah pada pencapaian indikator hasil belajar. 

   Tugas dapat dikerjakan oleh peserta didik.

   Tugas dapat dikerjakan selama proses pembelajaran atau merupakan bagian dari pembelajaran mandiri.

  

Pemberian tugas disesuaikan dengan taraf perkembangan peserta didik.

   Materi penugasan harus sesuai dengan cakupan kurikulum. Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik  untuk menunjukkan kompetensi individualnya meskipun tugas diberikan secara kelompok. Untuk tugas kelompok, perlu dijelaskan rincian tugas setiap anggota. 

   Tugas harus bersifat adil (tidak bias gender atau latar belakang sosial ekonomi).

  

Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan secara jelas.

   Penugasan harus mencantumkan rentang waktu pengerjaan tugas.

  5. Tes Praktik.

  Task untuk Tes Praktik, diperlukan penyusunan rubrik penilaian, rubrik tersebut harus memenuhi syarat sbb:  Rubrik dapat mengukur target kemampuan yang akan diukur (valid).  Rubrik sesuai dengan tujuan pembelajaran.  Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diamati (observasi).  Indikator menunjukkan kemampuan yang dapat diukur.  Rubrik dapat memetakan kemampuan peserta didik.  Rubrik menilai aspek-aspek penting pada proyek peserta didik.

6. Penilaian Proyek

  Penilaian proyek (project assessment) merupakan kegiatan penilaian terhadap tugas yang harus diselesaikan oleh peserta didik menurut periode/waktu tertentu. Penyelesaian tugas dimaksud berupa investigasi yang dilakukan oleh peserta didik, mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian, pengolahan, analisis, dan penyajian data. Dengan demikian, penilaian proyek bersentuhan dengan aspek pemahaman, mengaplikasikan, penyelidikan, dan lain-lain. Selama mengerjakan sebuah proyek pembelajaran, peserta didik memperoleh kesempatan untuk mengaplikasikan sikap, keterampilan, dan pengetahuannya. Karena itu, pada setiap penilaian proyek, setidaknya ada tiga hal yang memerlukan perhatian khusus dari guru.  Keterampilan peserta didik dalam memilih topik, mencari dan mengumpulkan data, mengolah dan menganalisis, memberi makna atas informasi yang diperoleh, dan menulis laporan.

   Kesesuaian atau relevansi materi pembelajaran dengan pengembangan sikap, analitik merujuk pada semua kriteria yang harus dipenuhi untuk menghasilkan produk tertentu. Penilaian secara holistik merujuk pada apresiasi atau kesan secara keseluruhan atas produk yang dihasilkan.

7. Penilaian Portofolio

  Penilaian portofolio merupakan penilaian atas kumpulan artefak yang menunjukkan kemajuan dan dihargai sebagai hasil kerja dari dunia nyata. Penilaian portofolio bisa berangkat dari hasil kerja peserta didik secara perorangan atau diproduksi secara berkelompok, memerlukan refleksi peserta didik, dan dievaluasi berdasarkan beberapa dimensi. Penilaian portofolio merupakan penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan informasi yang menunjukkan perkembangan kemampuan peserta didik dalam satu periode tertentu. Informasi tersebut dapat berupa karya peserta didik dari proses pembelajaran yang dianggap terbaik, hasil tes (bukan nilai), atau informasi lain yang releban dengan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang dituntut oleh topik atau mata pelajaran tertentu.Fokus penilaian portofolio adalahkumpulan karya peserta didik secara individu atau kelompok pada satu periode pembelajaran tertentu. Penilaian terutama dilakukan oleh guru, meski dapat juga oleh peserta didik sendiri. Memalui penilaian portofolio guru akan mengetahui perkembangan atau kemajuan belajar peserta didik. Misalnya, hasil karya mereka dalam menyusun atau membuat karangan, puisi, surat, komposisi musik, gambar, foto, lukisan, resensi buku/ literatur, laporan penelitian, sinopsis, dan lain-lain. Atas dasar penilaian itu, guru dan/atau peserta didik dapat melakukan perbaikan sesuai dengan tuntutan

   Guru memberi umpan balik kepada peserta didik atas hasil penilaian portofolio.

BAB III ANALISIS KOMPETENSI A. Prosedur Analisis Kurikulum berbasis kompetensi menekankan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam standar kompetensi lulusan, komptensi inti dan kompetensi dasar. Oleh karena itu fokus pertama dan utama bagi guru dalam menyiapkan pembelajaran

  adalah melakukan analisis pada ketiga kompetensi itu. Dari analisis itulah akan diperoleh penjabaran materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan penilaian yang diperlukan. Standar kompetensi lulusan adalah muara utama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada jenjang tertentu. Sedangkan kompetensi inti adalah pijakan pertama pencapaian yang dituju semua mata pelajaran pada tingkat kompetensi tertentu. Penjabaran kompetensi inti untuk tiap mata pelajaran tersaji dalam rumusan kompetensi dasar.

  Rumusan standar kompetensi lulusan seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 tahun 2013 untuk tingkat SMA adalah sebagai berikut.

  Dimensi Kualifikasi Kemampuan Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap orang beriman, berakhlak mulia, berilmu, percaya diri, dan bertanggung jawab dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan

  

XII. Rumusan kompetensi yang relelevan bagi kelas X sesua Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013 tentang Standar Isi adalah sebagai

berikut.

  Kompetensi Deskripsi Kompetensi Sikap Spiritual

  1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya Sikap Sosial

  2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia Pengetahuan

  3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah Keterampilan

4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan

  Prosedur analisis kompetensi inti (KI) dilakukan dengan langkah sebagai berikut

(1) Melakukan linearisasi kompetensi dasar dari KI 3 dan KI 4 sesuai materi pokok

seperti tabel berikut ini.

  Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) Materi Pokok (Dalam Silabus) 3,1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip

  4.1 Menyajikan hasil pengukuran besaran fisis Hakikat Fisika dn Pengukuran dari tingkat yang terendah sampai tertinggi, yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. (4) Mengembangkan alternatif pembelajaran mulai dari mengamati, menanya, mencoba, mengasosiasi, dan mengomunikasikan yang diperlukan untuk mengembangkan sikap sosial dan sikap religius. (5) Mengidentifikasi nilai-nilai sikap dari KI 2 dan KI 1 yang relevan (6) Merancang penilaian sikap.

  Prosedur analisis dapat diilustrasikan dengan diagram berikut ini.

  

Materi Pokok Penillaian

Materi Pokok Penillaian

(Silabus) (Silabus)

(Silabus) (Silabus)

  Alternatif Kegiatan Indikator Materi

  Lulusan yang : Pembelajaran:

  Sikap, Pembelajaran Cerdas,

  Mengamati, Pengethuan, Fakta, Menanya, Kreatif, dan

  Mencoba, Konsep,

  Produktif, dan Keterampilan Mengasosiasi,

  Prinsip, dan Bertanggung dan untuk Prosedur jawab

  Mengomunikasik Penilaian an

  Pembelajaran Pembelajaran (Silabus) (Silabus)

  (2) Konsep, merupakan ide yang mempersatukan fakta-fakta atau dengan kata lain konsep merupakan suatu penghubung antara fakta-fakta yang saling berhubungan. Contoh konsep.adalah elastisitas, perubahan wujud, gerak lurus berubah beraturan.

  (3) Prinsip, merupakan generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep yang berkaiatan. Prinsip IPA bersifat analitik, sebab merupakan generalisasi induktif yang ditarik dari berapa contoh. Contoh yang merupakan prinsip adalah benda dikatakan elastis jika setelah diberi gaya luar akan kembali pada keadaan semula, air jika dipanaskan akan menguap. resultan gaya yang bekerja pada benda mempengaruhi percepatan benda. Termasuk ke dalam kategori prinsip adalah hukum, teori, dan azas. (4) Prosedur, merupakan sederatan langkah yang bertahap dan sistematis dalam menerapkan prinsip. Langkah prosedural merupakan bagian dari kompetensi pada aspek keterampilan. Pada mata pelajaran fisika, langkah kerja ilmiah merupakan bagian tidak terpisahkan pada setiap materi pokok. Contoh: percobaan hukum Hooke, percobaan menentukan kalor jenis, percobaan gerak dipercepat atau diperlambat.

  2. Mengembangkan Alternatif Kegiatan Pembelajaran Kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, mencoba/mengumpulkan data, mengasosiasi/menalar, dan mengomunikasikan.

3. Merumuskan indikator pencapaian

  (4) Tingkat kompetensi pada aspek sikap adalah menerima, menjalankan, menghargai, menghayati, dan mengamalkan (5) Tingkat kompetensi pada aspek pengetahuan adalah mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevalasi, dan mengkreasi (6) Tingkat kompetensi pada aspek keterampilan adalah mengamati, menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta (7) Keseluruhan indikator yang disusun memadai untuk mencapai kompetensi dasar, kompetensi inti, dan standar kompetensi lulusan

4. Mengembangkan alternatif penilaian (Penilaian Autentik)

  a. Aspek sikap melalui pengamatan, yaltu penilaian diri, penilaian sebaya, dan/atau jurnal. Penilaian sikap melalui pengematan menggunakan lembar pengamatan atau daftar cheklist pengamatan yang memuat aspek sikap yang daiamati. Rincian aspek sikap yang diamati merujuk pada indikator sikap yang dijabarkan dari KI-1 dan KI-2 pada saat dilakukan analisis kompetensi. Penilaian sikap dilakukan sebagai upaya mengembangkan sikap sosial dan sikap religius dalam rangka pengembangan nilai karakter bangsa. Penjabaran penilaian sikap dalam tabel analisis perlu direlasikan/dihubungkan dengan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peserta didik.

  b. Aspek pengetahuan melalui tes tertulis, tes lisan, dan/atau penugasan. Pemilihan bentuk penugasan dijabarkan dalam tabel analaisis menjadi aspek-aspek yang digunakan dalam penilaian. Aspek penilaian tugas ini bermanfaat dalam mengembangkan rubrik dan pedoman penskoran.

B. Hasil Analisis Kompetensi

  1. Hasil Pemasangan Kompetensi Dasar Materi Pokok Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) (Dalam Silabus)

  3.1 Memahami hakikat fisika

  4.1 Menyajikan hasil pengukuran Hakekat Fisika dan prinsip-prinsip besaran fisis dengan dan Pengukuran pengukuran (ketepatan, menggunakan peralatan dan Besaran Fisika ketelitian, dan aturan teknik yang tepat untuk angka penting) penyelidikan ilmiah

  3.2 Menerapkan prinsip

  4.2 Merencanakan dan Penjumlahan

penjumlahan vektor melaksanakan percobaan Vektor

(dengan pendekatan untuk menentukan resultan geometri) vektor

  3.3 Menganalisis besaran-

  4.3 Menyajikan data dan grafik Gerak lurus

besaran fisis pada gerak hasil percobaan untuk dengan

lurus dengan kecepatan menyelidiki sifat gerak benda kecepatan konstan dan gerak lurus yang bergerak lurus dengan konstan dan dengan percepatan kecepatan konstan dan gerak percepatan konstan lurus dengan percepatan konstan (GLB konstan dan GLBB)

  3.4 Menganalisis hubungan

  4.4 Merencanakan dan Hukum Newton antara gaya, massa, dan melaksanakan percobaan pada gerak lurus gerakan benda pada gerak untuk menyelidiki hubungan lurus gaya, massa, dan percepatan dalam gerak lurus

  3.5 Menganalisis besaran fisis

  4.5Menyajikan ide/gagasan Gerak Melingkar pada gerak melingkar terkait gerak melingkar dengan laju

  Materi Pokok Kompetensi Dasar (KI 3) Kompetensi Dasar (KI 4) (Dalam Silabus) dan konduktivitas kalor

3.9 Menganalisis cara kerja

  4.9 Menyajikan ide/rancangan Alat – alat Optik alat optik menggunakan sebuah alat optik dengan sifat pencerminan dan menerapkan prinsip pembiasan cahaya oleh pemantulan dan pembiasan cermin dan lensa pada cermin dan lensa

2.Hasil Analisis Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika

  2. Menggunakan neraca lengan dan gelas ukur.

  1. Kejujuran

  2. Ketelitian

  3. Disiplin

  1. Menjelaskan perbedaan feomena fisika dari fenomena alam lainnya . 2. menjelaskan langkah metode ilmiah dalam fisika 3.membedakan variabel bebas, terikat, dan terkontrol dalam Tugas 1.

  Membuat regresi data percobaan aspek: 1. penyajian data 2. visual pekerjaan 3. persamaan regresi, 4. jawaban pertanyaan Tugas 2.

  1. Menggunakan mistar, jangka sorong, dan mikrometer.

  3.Menyaji dan mengolah data pengukuran.

  2. Presentasi Kelompok

  4. Membuat laporan tertulis hasil praktikum 5.

  Observasi Keg.1 Percobaan mengu kur masa jenis, aspek:

  1. Menggunakan mikro meter

  2. Menggunakan neraca

  3. Menggunakan gelas ukur

  4. Menyaji dan mengolah data

  4.1 Menyajikan hasil pengukuran

  3. Diskusi kelompok Sikap individu:

  KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam

berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam

pergaulan dunia. KI 3 : Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

  KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

  Fakta

  Kompetensi Dasar Materi Pokok

  Materi Pembelajaran

  Alternatif Pembelajaran Sikap Pengetahuan Keterampilan

  Indikator Penilaian Indikator Penilaian Indikator Penilaian

  3.1 Memahami hakikat fisika dan prinsip-prinsip pengukuran (ketepatan, ketelitian, dan aturan angka penting)

  Hakekat Fisika dan Pengukuran Besaran Fisika

  1. gejala alam secara umum 2. gejala fisika 3. beberapa contoh alat ukur 4. kesalahan pengukuran 5. sumber data penelitian

  3. Observasi

  Konsep Mengamati

  1. Mencari informasi tentang hakikat fisika dan metode ilmiah

  2. Melihat video atau gambar beberapa fenomena alam

  3. Menyimak contoh laporan singkat hasil penelitian ilmiah

  4. Mengamati peragaan satu

  1. Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

  2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanaka n percobaan.

  1. Percoban mengukur masa jenis besaran fisis dengan menggunakan peralatan dan teknik yang tepat untuk penyelidikan ilmiah

  1. variabel pengukuran 2. ketepatan dan ketelitian 3. angka penting 4. kesalahan pengukuran

  1. Kritis

  1. Laporan praktikum aspek:

  3. Metode Penyajian Portofolio

  2. Teknik Bertanya/ Menjawab

  1. Penguasaan Isi.

  Keg.2 Presentasi Kelompok aspek:

  Mempresentasika n pengetahuan dan keterampilan pengukuran masa jenis kerikil

  10. Menjawab pekerjaan rumah, aspek: 1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapa n Tes UH (Uraian) UTS (PG)

  9. Merancang cara pengukuran masa jenis benda tidak teratur

  7. Menghitung kesalahan relatif 8. Menyimpulkan hasil pengukuran

  5. Menentukan ketelitian alat ukur (mistar, jangka sorong, mikrometer, dan neraca lengan) 6. Menggunakan prinsip angka penting

  4. Menjelaskan pentingnya ketelitian dan ketepatan dalam pengukuran

  3. Toleran penyelidikan ilmiah

  2. Obyektif

  4.Tanggung jawab Sikap ilmiah:

  Prinsip 1.

  1. Menyaji data berdasrkan jenis Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanaka n kejujuran, ketelitian, disiplin dan tanggung jawab

  Mengasosiasi

  3. Menghitung kesalahan relatif

  2. Praktik berkelompok mengukur masa jenis kerikil

  1. Menggunakan jangka sorong dan mikrometer

  Eksperimen/ Eksplorasi

  3. Diskusi kelas variabel bebas, terikat, dan terkontrol

  2. Diskusi kelas prinsip ketelitian dan ketepatan pengukuran serta aturan angka penting

  1. Diskusi kelompok cara membaca skala mistar, jangka sorong, dan mikrometer

  Menanyakan

  2. Penyajian dan pengolahan data. siswa penggunaan mistar,jangka sorong, dan mikrometer

  1. langkah kerja ilmiah.

  Prosedur

  menentukan ketelitian pengukuran 2. menghitung kesalahan relative 3. penggunaan aturan angka penting 4. Menyimpulka n hasil penelitian

  1. Visual laporan . 2. kelengkapan . 3.jawaban pertanyaan pengukuran masa jenis kerikil.

  2. Membuat regresi hasil data hubungan volume dan massa benda

  3. Menafsirkan regresi

  Mengomunikasikan 1. membuat laporan

  tertulis

2. Mempresentasikan

  3.2 Menerapkan prinsip penjumlahan vektor (dengan pendekatan geometri)

  3. Membuat laporan tertulis hasil praktik 5. Mempresentasika n hasil percobaan

  3. Toleran

  1. Menjelaskan penjumlahan vektorvektor 2. Menggunakan penjumlahan vektor dalam penyelesaikan

  3.Menganalisis penjumlahan vektor

  4.Menyimpulka n hasil percobaan penjumlahan vektor Tugas 1.

  Menyimpulka n data percobaan aspek: 1. penyajian data 2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaan Tugas 2. Menjawab pekerjaan rumah, aspek: 1. ketepatan waktu 2. visual pekerjaan 3.kelengkapa n Tes

  1. Menggunakan neraca pegas.

  2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.

  Observasi Keg.1 Percobaan penjumlahan dua vektor, aspek:

  1. Kritis

  1. Menggunakan neraca pegas.

  2. Menyaji dan mengolah data Keg.2 Presentasi Kelompok aspek:

  1. Penguasaan Isi.

  2. Teknik Bertanya/ Menjawab

  3. Metode Penyajian Portofolio

  1. Laporan praktikum aspek:

  1. Visual laporan . 2. kelengkapan . 3.jawaban

  4.2 Merencanaka n dan melaksanaka n percobaan untuk menentukan resultan vektor

  2. Obyektif

  4.Tanggung jawab Sikap ilmiah:

  Penjumlaha n Vektor Fakta 1. gambar vektor 2. animasi kapal menyeberangi sungai berarus

  Menunjukan sikap positip (individu dan sosial) dalam diskusi kelompok

  3. Daun jatuh tertiup angin Konsep 1. vektor 2. komponen vektor 3. .… Prinsip 1. Penjumlahan vektor

  2. Menentukan arah penjumlahan vektor

  Mengamati

  1. Mengamati animasi cara Menggambar vektor, resultan vektor, komponen vektor serta menghitung besar dan arah resultan vektor dalam sebuah pengamatan bersama.

  Menanyakan

  1. Menanyakan prinsip penjumlahan vektor

  Eksperimen/ Eksplorasi

  1. Mengeksplorasi cara menghitung besar dan arah dua buah vektor (misalnya vektor perpindahan, vektor kecepatan, vektor 1.

  2. Menunjukkan sikap ilmiah pada saat melaksanaka n percobaan.

  3. Disiplin

  3. Menunjukkan perilaku dan sikap menerima, menghargai, dan melaksanaka n kejujuran, ketelitian, disiplin dan

  Observasi

  1. Percoban penjumlah an vektor

  2. Diskusi kelompok

  3. Presentasi Kelompok

  Sikap individu:

  hasil prakrik kembali pemikiran diri sendiri tentang cara mengukur masa jenis

  2. Ketelitian

  1. Kejujuran

  3. .… Prosedur

  3.Menganalisis GLB dan GLBB dalam penyelesaian masalah

  4. Presentasi Kelompok

  5. Diskusi kelompok Sikap individu:

  1. Kejujuran

  2. Ketelitian

  1. Menjelaskan GLB dan GLBB 2.

  Menggunakan GLB dan GLBB dalam penyelesaian masalah

  4.Menyimpulka Tugas 1.

  3. Observasi

  Menyimpulka n data percobaan aspek: 1. penyajian data 2. visual pekerjaan3. jawaban pertanyaan Tugas 2. Menjawab pekerjaan

  1. Menggunakan seperangkat alat percobaan GLB dan GLBB

  2.Menyaji dan mengolah data pengukuran.