Analisis Penerapan SCM pada Carrefour In

Bisnis e-commerce berkembang dengan cepat di masyarakat. Pada awalnya bisnis ini
hanya berkembang antara pemilik bisnis dengan customer atau biasa disebut B2C (Business to
Customer). Namun seiring perkembangan zaman, kini bisnis e-commerce sendiri sudah sangat
banyak jenisnya, seperti B2B, B2C, C2C, dan C2B. Di bawah ini adalah contoh e-business:
1. Jasa


Angkuts (B2C)



Citilink (B2C)



JNE (B2B) (B2C)



Traveloka (B2C)




Google Play (C2B)

2. Dagang


Lazada (B2C) (C2C)



Amazon (B2C) (C2C)



E-bay (C2C)



McDonald (B2C)




M-Tix (B2C)

3. Manufaktur


Alfamart (B2C)



Khong Guan (B2B) (B2C)



Unilever (B2B)




Apple Inc (B2B) (B2C)



Krakatau Steel (B2B)

ANALISIS PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

STUDY KASUS: PT CARREFOUR INDONESIA Tbk

Citra Dewi Larasati
Universitas Gunadarma
lacitradewi@gmail.com

PENDAHULUAN

Memasuki era pasar global, persaingan di dunia usaha semakin ketat, yang menuntut
setiap perusahaan untuk selalu mengembangkan strategi perusahaan agar dapat bertahan atau
bahkan lebih berkembang. Untuk itu perusahaan perlu mengembangkan suatu strategi yang tepat
agar bisa mempertahankan eksistensinya dan memperbaiki kinerjanya. Kemampuan dalam

memenuhi permintaan konsumen dan pasar dengan waktu tunggu dan waktu pengiriman yang
pendek merupakan tolak ukur untuk menilai tingkat respon perusahaan terhadap permintaan
konsumen.
Supply Chain Management memberikan suatu alternatif strategi dalam memenangkan
persaingan global dengan berbasis competitive excellence yaitu fokus konsumen dan kualitas
yang didukung kompetensi perusahaan seperti keterlibatan konsumen, manajemen persediaan,
teknologi, pengembangan produk, dan tanggung jawab terhadap lingkungan.Teknologi informasi
menjadi salah satu pendorong bagi terciptanya integrasi rantai pasokan termasuk juga makin
kompleksnya permintaan konsumen, makin kompetitifnya kompetisi global dan peningkatan
keinginan perusahaan untuk menjadi perusahaan yang inovatif dan mampu menjadi yang
pertama dalam mengenalkan produk baru sesuai kebutuhan pasar. Supply Chain Management ini
digunakan oleh pihak Carrefour Indonesia dalam memenangkan persaingan pada pasar
Indonesia.

PROFIL PERUSAHAAN

Carrefour di Indonesia hadir sejak tahun 1996 dengan membuka gerai pertama di
Cempaka Putih pada bulan Oktober 1998. Pada saat yang sama, Continent, sebagai perusahaan
ritel Prancis, membuka gerai pertamanya di Pasar Festival. Pada tahun 1999, Carrefour dan
Promodes (sebagai pemegang saham utama dari Continent) menggabungkan semua kegiatan

usaha ritel di seluruh dunia dengan nama Carrefour. Sebagai bagian dari perusahaan global, PT.
Carrefour Indonesia berusaha untuk memberikan standar pelayanan kelas dunia dalam industri
ritel Indonesia. Carrefour Indonesia memperkenalkan konsep hipermarket dan menyediakan
alternatif belanja baru di Indonesia bagi pelanggan Carrefour Indonesia. Carrefour menawarkan
konsep “One-Stop Shopping” yang menawarkan tempat pilihan dengan produk yang beragam,
harga murah, dan juga memberikan pelayanan terbaik sehingga melebihi harapan pelanggan.
Carrefour sangat peduli terhadap kebutuhan pelanggan dengan menawarkan lebih dari
40.000 produk, sehingga pelanggan dapat memperoleh pilihan lengkap kebutuhan sehari-hari
yang berkualitas baik dengan harga diskon di dalam lingkungan belanja yang nyaman. Carrefour
Indonesia memilikisekitar 28,000 karyawan, baik karyawan langsung maupun tidak langsung,
seperti SPG, cleaning service, dll. Carrefour Indonesia telah bermitra dengan sekitar 4,000
pemasok yanghampir 70% adalah UKM (Usaha Kecil Menengah). Carrefour Indonesia juga
telah memberikan kontribusi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan daerah di sektor
pertanian dengan membeli 95% produk dari pasar domestik,meningkatkan kehidupan petani
dengan menjaga hubungan jangka panjang dan memperluasakses pasar di gerai Carrefour
Indonesia, meningkatkan perkembangan kualitas produk local dengan memperkenalkan metode
pertanian modern dan lebih aman, misalnya pengembangansecara aktif penggunaan pupuk alami,
dan menerapkan sistem kontrol pengelolaan air.
Saat ini, Carrefour sudah beroperasi di 84 gerai dan tersebar di 28 kota/kabupaten di
Indonesia. 72 juta pelanggan telah mengunjungi Carrefour pada tahun 2010, naik dari 62 juta

pelanggan pada tahun sebelumnya.Dalam menunjang jumlah pelanggan maka Carrefour sendiri
menawarkan lebih dari 40.000 produk.
Trans Corp melalui PT Trans Retail Indonesia telah mengakuisisi 100% saham PT
Carrefour Indonesia pada 16 Januari 2013. Pasca diakuisisi, seluruh pusat perbelanjaan
Carrefour Indonesia akan berganti nama menjadi Transmart Carefour dalam empat tahun
mendatang. Proses akuisisi dilakukan secara bertahap. Awalnya, pada tahun 2010, Trans Corp

membeli 40% saham Carrefour pada April 2010. Saham PT Carrefour Indonesia ditaksir
mempunyai nilai lebih dari US$ 300 juta. Dengan akuisisi itu maka Trans Retail menjadi
pemegang saham terbesar Carrefour Indonesia, sedangkan sisanya digenggam oleh Carrefour
SA, sebesar 39%, Carrefour Nederland BV sebesar 9,5%, dan Onesia BV sebesar 11,5%. Setelah
itu, pada tahun 2012, Trans Corp mengakuisisi 60 persen sisa saham Carrefour.

Tampilan website Carrefour Indonesia

Pada website Carrefour Indonesia terdapat Berita Carrefour, Lokasi, Kartu Mega
Carrefour, Produk Carrefour, Voucer Carrefour, Layanan Kami, Saran dan Pertanyaan serta
Katalog Promo. Berita Carrefour berisi tentang berita atau event yang ada di Carrefour. Lokasi
berisi tentang lokasi gerai-gerai Carrefour di seluruh Indonesia. Produk Carrefour berisi tentang
produk yang dijual dalam jumlah paket. Kartu Mega Carrefour berisi tentang keistimewaan kartu

bank Mega. Voucer Carrefour berisi tentang voucer Carrefour. Saran dan Pertanyaan dapat diisi
oleh pelanggan untuk menuliskan saran ataupun pertanyaan. Katalog berisi katalog produk
Carrefour yang sedang diskon. Walaupun telah ada websitenya, namun pelanggan Carrefour
belum bisa melakukan transaksi jual beli secara online. Salah satu website Carrefour yang dapat
melakukan transaksi belanja online adalah Carrefour United Arab Emirates.

Tampilan website Carrefour United Arab Emirates.

VISI DAN MISI CARREFOUR

Visi PT. Carrefour Indonesia : Menjadi ritel nomor satu di Indonesia
Misi PT. Carrefour Indonesia
1. Menciptakan toserba dengan konsep tempat belanja keluarga
2. Memberikan pilihan dan kualitas ke semua orang
3. Menciptakan harga yan diinginkan konsumen dan penyediaan lokasi yang dekat
dengan rumah
4. Membangun kerja sama yang baik dengan para pemasok yang berkualitas
5. Memberikan dukungan yang terbaik bagi karyawan untuk berkembang dan mencapai
potensi maksimal guna memberikan pelayanan yang memuaskan kepada pelanggan.


PEMBAHASAN

Supply Chain Management
Implementasi Supply Chain Management (SCM) di dalam suatu perusahaan menjadi
bagian penting untuk memperbaiki kemampuan kompetisi organisasi bisnis. Supply Chain
menunjukkan adanya rantai yang panjang yang dimulai dari supplier hingga pelanggan. Ada
berbagai pihak yang berperan dalam supply chain yaitu :
1. Supplier (chain 1), rantai pada supply chain dimulai dari supplier (pemasok), yang
merupakan sumber yang menyediakan bahan pertama, dimana mata rantai penyaluran
barang akan mulai. Bahan pertama disini bisa dalam bentuk bahan baku, bahan mentah,
bahan penolong, suku cadang atau barang dagang.
2. Supplier-Manufacturer (chain 1-2). Rantai pertama tadi dilanjutkan dengan rantai kedua,
yaitu manufacturer yang merupakan tempat mengkonversi ataupun menyelesaikan barang
(finishing). Hubungan antar kedua mata rantai tersebut sudah mempunyai potensi untuk
melakukan penghematan. Misalnya, inventory carrying cost dapat dihemat dengan
mengembangkan konsep supplier partnering.
3. Supplier-Manufacturer-Distribution (chain 1-2-3). Dalam tahap ini barang jadi yang
dihasilkan disalurkan kepada pelanggan, dimana biasanya menggunakan jasa distributor
atau wholesaler yang merupakan pedagang besar dalam jumlah besar.
4. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets (chain 1-2-3-4). Dari pedagang besar

tadi barang disalurkan ke toko pengecer (retail outlets). Walaupun ada beberapa pabrik
yang langsung menjual barang hasil produksinya kepada customer, namun secara relatif
jumlahnya tidak banyak dan kebanyakan menggunakan pola seperti di atas.
5. Supplier-Manufacturer-Distribution-Retail Outlets-Customer (chain 1-2-3-4-5). Customer
merupakan rantai terakhir yang dilalui dalam supply chaindalam konteks ini sebagai enduser.
Pengimplementasian SCM merupakan suatu proses yang sangat kompleks dimana
banyak hambatan yang dihadapi dalam pengimplementasinya. Banyak tahap yang perlu
ditempuh untuk mengimplementasi SCM di suatu perusahaan yang dimulai dari tahap

perancangan hinggai tahap evaluasi dan continuous improvement. Tidak hanya itu, implementasi
SCM membutuhkan dukungan dari berbagai pihak mulai dari internal, seluruh manajemen
puncak dan eksternal, dan seluruh partner yang ada.

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT CARREFOUR

Seiring dengan berkembangnya suatu perusahaan, maka permintaan atas barang yang
dijual akan semakin banyak dan beragam. Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan
perkembangan hypermarket dan supermarket yang ada di beberapa negara di Asia.

Tabel Perkembangan Supermart dan Hypermart di Indonesia


Pada tabel diatas dapat dilihat bahwa perkembangan hypermarket dan supermarket di
Indonesia lebih pesat dibandingkan dengan negara lain di Asia. Perkembangan itu dapat dicapai
karena adanya rantai pasokan (supply chain management) yang baik. Terlebih bagi peritel
sekelas Carrefour, yang memiliki lebih dari 84 gerai yang tersebar di 28 kota/kabupaten di
Indonesia dan bekerja sama dengan lebih dari 4 ribu pemasok. E-business diterapkan dalam
supply chain management Carrefour. Supply chain ini dapat didefinisikan sebagai sekumpulan
aktifitas yang terlibat dalam proses transformasi dan distribusi barang mulai dari bahan baku
paling awal hingga produk jadi pada konsumen akhir.
Carrefour mulai serius menerapkan e-business pada supply chain perusahaannya pada
tahun 2007. Sebelumnya, supply chain yang digunakan sangatlah sederhana hanya berfungsi
untuk stok barang makanan siap saji. Penerapan e-business di Carrefour menggunakan sebuah
aplikasi yang disebut dengan Infolog. Aplikasi ini digunakan oleh Carrefour dalam menerapkan
supply chain management. Sebelum menggunakan InfoLog, InfoLog adalah suatu aplikasi
khusus untuk rantai pasokan dan mampu menajalankan Warehouse Management System.

Contoh penggunaan InfoLog

Penggunaan InfoLog dimaksudkan untuk mengintegrasikan antara stok barang dan
pemasok. Sehingga Carrefour tidak mengalami lost of sales karena ketidaksediaan stok barang

untuk para pelanggannya. Tidak hanya itu, pemasok juga tidak mengalami kesulitan dalam hal
pendistribusian barang ke seluruh gerai yang dimiliki Carrefour karena harus melakukan
pengecekan status stok barang sendiri. Beberapa proses bisnis yang dapat dijalankan oleh

InfoLog antara lain Inbound Logistics, Perencanaan dan pengadaan persediaan, Operasi Gudang,
Outbound Logistics, Pelaporan.

.Inbound Logistics adalah aktivitas penerimaan dan

penggudangan barang yang meliputi Advanced Shipping Notification (ASN),Reservasi Lokasi,
dan Put Away. Perencanaan dan pengadaan persediaan mengatur tiga tingkatan persediaan yaitu
tingkat persediaan minimum, tingkat persediaan maksimum, dan tingkat reorder. Operasi gudang
meliputi pendefinisikan tipe gudang, manajemen ruang berdasarkan kapasitas dan volume, Cycle
count dan stock adjustment. Outbond Logistics Aktivitas outbound logistic meliputi
Penangkapan pesanan pembeli, distribusi, dan penjualan, pembuatan invoice dan packs. Laporan
meliputi laporan cycle count, laporan kosong, dll. Keseluruhannya dimuat dalam 4 modul yang
berbeda yang keluarannya berupa laporan yang diperlukan manajemen dan operator sebagai
pertimbangan untuk pengambilan keputusan teknis dan strategi
Supply chain yang dibangun oleh Carrefour didasarkan pada perhitungan tingkat optimasi
dari pabrik atau pemasok sampai ke rak (shelf) gerai. Penerapan dari proses just-in-time (JIT) di
pusat distribusi (Distribution Center/DC), yang disebut Cross Dock adalah metode yang dipakai
Carrefour untuk menganalisis setiap jenis produk dan supply chain pemasok. Tujuan dari
penerapan metode ini adalah untuk mengefisienkan proses sehingga stok di pusat distribusi tidak
perlu ada. Singkatnya, bila pemasok hari ini mengirimkan barang ke DC Carrefour di Lebak
Bulus, maka keesokan harinya barang sudah terkirim ke gerai-gerai. Metode Cross Dock ini
memungkinkan proses supply chain yang lebih transparan dalam hal distribusi produk karena
tidak ada produk yang tertumpuk di gudang.

Skema Supply Chain Sebelum Cross Dock

Gambar diatas adalah tampilan sebelum Carrefour menggunakan sistem Cross Dock di
dalan supply chainnya. Retailer perlu ke beberapa warehouse sebelum akhirnya mencapai gerai.
Proses ini memakan waktu yang cukup lama yaitu sekitar 200-300 hari. Belum lagi terjadi
penumpukan barang di dalam warehouse. Penggunaan Supply Chain ini sudah lama, sekitar 20
tahun.

Skema Sistem Cross Dock

Setelah memakai sistem Cross Doock di dalam supply chain, proses distribusi barang
menjadi lebih mudah karena sudah teroganisir. Belum lagi karena barang setelah diperiksa dan
dikategorikan langsung dikirm ke gerai yang dituju sehingga tidak terjadi penumpukan barang di
warehouse.
Berbeda dengan konsep pemasok langsung mengirimkan barang, di dalam sistem Cross
Dock ini barang yang dikirim hanya barang yang dibutuhkan di gerai tersebut saja. Misalnya,
gerai Carrefour di Tamini butuh stok 10 barang yang berbeda dari 10 pemasok yang berbeda
pula. Biasanya, 10 truk akan datang ke gerai tersebut dengan membawa barang untuk gerai
Carrefour yang lain. Dengan adanya sistem ini, barang-barang yang distok oleh pemasok dapat
di kirim ke DC Carrefour. Selanjutnya, barang dari berbagai pemasok itu akan dipilah-pilah
sesuai dengan permintaan gerai. Jadi, truk yang datang ke gerai Carrefour di Tamini hanya
membawa barang yang dibutuhkan gerai tersebut.

Supply Chain yang dikembangkan oleh Carrefour bukan hanya berdasarkan proses
pergerakan fisik produk, melainkan memperhatikan pula aliran informasi. Penyederhanaan
dokumentasi untuk penagihan dari pemasok dan pembayaran oleh Carrefour diperhitugka juga.
Hal ini dikarenakan keberhasilan rantai pasokan di peritel sangat ditentukan oleh aliran informasi
dari gerai sampai ke pemasok, dan sebaliknya, disertai sinkronisasi data kedua pihak. Carrefour
membangun rantai pasokan dengan mengandalkan dukungan pemasok terhadap efisiensi yang
diciptakan dalam rantai pasokan ini.
Central Order Pool (COP) dikembangkan untuk kebutuhan dalam proses aliran order,
dimana proses pengorderan dilakukan secara otomatis dan terpusat berdasarkan posisi stok di
gerai dan parameter-parameter lain. Untuk melakukan pemesanan barang ke seluruh pemasok,
Carrefour menggunakan sistem Electronic Data Interchange (EDI). Jika order sudah diterima,
pemasok bisa menerimanya melalui Web. Ada pula pemasok yang sudah mengintegrasikannya
dengan sistem ERP mereka. Selanjutnya, mereka menyampaikan (submit) order itu ke pabriknya,
lalu barang pun dikirim ke DC Carrefour.Proses cycle count (alias penghitungan stok
menggunakan sampling setiap hari) diterapkan agar data stok di gerai dan pusat distribusi akurat.

Skema EDI

Supply yang tersentralisasi itu memberi beberapa keuntungan, baik bagi Carrefour
maupun pemasok :



Bagi pihak Carrefour, ketersediaan produk menjadi keuntungan utamanya. Keuntungan
ini juga merupakan keuntungan bagi pemasok, karena produk yang tersedia, maka lost of
sales akibat stok barang yang kosong dapat dihindari. Selain itum dengan tersambungnya
seluruh gerai ke DC Pondok Ungu dengan menggunakan satu sistem ERP (single
platform) sehingga waktu yang dibutuhkan untuk transfer dan kolaborasi datanya menjadi
real time. Mekanisme kerjanya, sistem ERP yang digunakan Carrefour akan memicu ke
pemasok melalui fasilitas e-business ataupun e-mail.



Bagi pihak pemasok, keuntungan utamanya adalah proses yang lebih sederhana, karena
hanya memproses satu order. Pemasok juga hanya perlu mengirim produk ke satu titik,
sehingga lebih menghemat biaya pengiriman dibanding mengirim produk ke seluruh
gerai. Tidak hanya itu saja, ketersediaan produk menjadi lebih terjamin, dan terjaganya
kinerja pemasok di Carrefour dalam hal service level.

Aplikasi Central Order Pool

Gambar diatas adalah skema dari aplikasi Central Order Pool. Di dalam aplikasi tersebut
terdapat OpenPro ERP Distribution yang menjadi dasar dari segala macam proses yang ada di
dalam Carrefour. Proses yang ada di Carrefour antara lain customer service yang menangani
permasalahan dengan pelanggan, EDI untuk menangani komunikasi dalam pemesanan,
purchasing yang digunakan untuk membeli persediaan. Inventory control yang berguna dalam

mengontrol persediaan barang, order entry yang berguna dalam memesan barang, point of sale
yang mengontrol harga penjualan, warehouse management yang berguna dalam mengontrol data
warehouse dan sales analysis yang berguna dalam memprediksi harga penjualan.
Di masa mendatang, Carrefour tidak berorientasi ke dalam pengembangan sistem TI. Hal
ini dikarenakan sistem TI yang digunakan di Carrefour sudah memenuhi kebutuhan. Sasaran
utama yang akan dikembangkan oleh pihak Carrefour adalah menaikkan pemasok yang memiliki
service level rendah. Alasan menaikkan pemasok adalah agar pemasok profitnya naik sehingga
provit Carrefour juga ikut naik pula.
Sejak Carrefour menerapkan supply chain yang baru, PT Unilever Indonesia Tbk, salah
satu supplier besar yang menjadi pemasok Carrefour sejak 1998, merjadi salah satu pioneer yang
ikut serta dalam pengiriman terpusat (centralized delivery). Dengan sistem pengiriman terpusat
ini, Unilever sebagai pemasok tidak perlu lagi mengirim barang langsung ke gerai-gerai
Carrefour, tapi cukup ke gudang Carrefour. Carrefour kemudian akan mengirim barang Unilever
ke gerai bersama-sama dengan barang dari pemasok lain.
Sistem pengiriman terpusat ini merupakan kolaborasi yang baik antara Unilever dengan
Carrefour. Apabila dilihat dari rantai pasokan secara keseluruhan, kolaborasi ini menghasilkan
efisiensi yang bisa dinikmati bersama oleh Unilever dan Carrefour. Dengan kapabilitas yang
dimiliki Carrefour, sistem rantai pasokan yang baru ini bisa dikembangkan untuk menjangkau
daerah yang lebih luas.
Supply chain yang baru ini diakui pula oleh CV Mulyatama. Menurutnya, Pada sistem
SCM yang dikembangkan Carrefour sekarang ini penggunaan tenaga kerja lebih efisien.
Sebelumnya pengiriman dilakukan langsung ke gerai sehingga memerlukan lebih banyak tenaga
kerja. Dalam satu hari satu mobil maksimum hanya dapat menuju tiga gerai. Sekarang
pengiriman cukup dilakukan satu kali dan sudah mencakup seluruh gerai Carrefour.

KELEBIHAN PENERAPAN SCM DI CARREFOUR
Hasil data stok yang lebih akurat. Beberapa manfaat keakuratan data stok di Carrefour:
a. Mengetahui jumlah stok barang yang ada di Distribution Center maupun disetiap gerai
b. Ketersediaan produk di gerai lebih terjamin.

c. Mengantisipasi terjadinya keterlambatan pengiriman barang maupun out of stock dari
pemasok
d. Memenuhi permintaan pelanggan pada saat yang dibutuhkan
e. Terjadinya efisiensi biaya karena mengurangi biaya penyimpanan, biaya transportasi,
markdown cost (penurunan harga produk yang tidak laku dijual dengan harga normal),
dan stock out cost.
f. Mengurangi inventori barang.
g. Mengurangi stok barang yang berlebih karena barang yang laku sudah diperkirakan
h. Menjamin kelancaran arus barang.
i. Barang dikirim ke setiap gerai dari Distribution Center tanpa adanya proses penyimpanan
digudang.
j. Menjamin mutu. Kualitas dan mutu lebih terjamin, karena barang langsung dari pemasok
dan didistribusikan langsung ke gerai-gerai, tanpa adanya pengendapan barang di gudang.

KELEMAHAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Selain memiliki kelebihan, penerapan SCM yang baru juga memiliki kelemahan sebagai berikut :
a. Memerlukan biaya maintenance yang besar
b. Memerlukan tenaga ahli di bidang IT untuk implementasi, maintenance, dan pelatihan
c. Kurangnya partisipasi pemasok dalam distribusi. Tingkat partisipasi pemasok untuk
bergabung dengan sistem distribusi masih kurang. Padahal, service level para pemasok
masih di bawah ekspektasi Carrefour. Saat ini, rata-rata pemasok yang mengantar
langsung ke gerai Carrefour memiliki service level50%. Misalnya, kalau pihak Carrefour
memesan 100 unit, mereka hanya mampu memasok 50 unit.

TANTANGAN PENERAPAN SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Tantangan pada saat Penerapan SCM adalah sebagai berikut:

a. Merekrut tenaga ahli dibidang teknik informasi dan manajemen perusahaan
b. Membutuhkan biaya awal yang cukup tinggi
c. Pelatihan manajemen perusahaan mengenai sistem yang baru.
d. Terjadi-nya data lag, karena pemesanan suplai ke pemasok berbasis online, maka tidak
menutup kemungkinan adanya data lag, penyebabnya dapat karena kerusakan alat
komunikasi atau koneksi internet.
PEMAKSIMALAN SCM DENGAN MENGGUNAKAN APO
Advanced Planner and Optimizer (APO) adalah sebuah aplikasi dari Jerman yang
berbasis SAP untuk supply chain management. Alat ini dirancang untuk memungkinkan suatu
organisasi untuk meningkatkan layanan terhadap pelanggan, dilain pihak, alat ini juga
mengurangi biaya. APO juga berguna untuk membantu perusahaan dalam meningkatkan
perencanaan produksi, harga, penjadwalan, dan pengiriman produk. Cara kerja APO dengan
update real-time dari agen tentang jumlah permintaan pelanggan. Update tersebut digunakan
untuk membuat demand trigger APO yang meliputi penjadwalan pengiriman bahan baku dan
siklus produksi, meramalkan jumlah produksi yang tepat untuk perusahaan agar dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan dikemudian hari. Selain itu, APO juga dapat diintegrasikan dengan SAP
dan ERP.
APO sendiri terdiri dari 8 level yaitu network design, demand planning, supply network
planning, production planning and detailed scheduling, global availability, transportation
planning and vehicle scheduling dan supply chain collaboration. Penggunaan APO di dalam
Carrefour untuk memaksimalkan proses supply chain yang ada sehingga nantinya akan dapat
lebih menguntungkan perusahaan. Selaim itu, bagi pelanggan Carrefour penggunaan aplikasi ini
dapat memuaskan pelanggan karena pelayanan perusahaan yang makin meningkat.

PERAN E-BUSINESS DALAM SUPPLY CHAIN
Menurut Steve Alter (2002), e-business adalah praktek pelaksanaan dan pengelolaan
proses bisnis utama seperti perancangan produk, pengelolaan pasokan bahan baku, manufaktur,
penjualan, pemenuhan pesanan, dan penyediaan servis melalui penggunaan teknologi
komunikasi, komputer, dan data yang telah terkomputerisasi.

Secara garis besar E-business dapat diartikan sebagai penggunaan internet untuk
berhubungan dengan konsumen, rekan bisnis, dan supplier. E-business memungkinkan suatu
perusahaan untuk berhubungan dengan sistem pemrosesan data internal dan eksternal secara
lebih efisien dan fleksibel. E-business berfungsi untuk mendukung bagian marketing, produksi,
accounting, finance dan human resource management. Proses transaksi online memegang
peranan yang sangat penting pada e-business.
Jalinan komunikasi anatara perushaan dengan konsumen secara rutin membuat
perusahaan mengetahui keinginan, kebutuhan dan tanggapan dari para konsumennya. Jaringan
komunitas konsumen yang terbentuk menciptakan kumpulankonsumen yang loyal sehingga
memudahkan perusahaan dalam mendistribusikan informasi mengenai produk. Hal ini berarti
perusahaan dapat menghemat biaya promosi dan meningkatnya jumlah konsumen tanpa
melakukan banyak promosi. Selain itu, keuntungan dari penerapan e-business di dalam supply
chain perusahaan adalah terjalinnya kerja sama yang lebih baik dengan para supplier sehingga
stok barang yang habis dapat diminimalisir.
Selain itu, e-business juga membawa dampak yang besar di dalam supply chain salah
satunya adalah meluasnya fasilitas komunikasi dalam organisasi yang mengakibatkan
terbangunnya kerja sama yang baik. Tidak hanya itu, e-business menyediakan kesempatan bagi
sebuah organisasi untuk meluaskan pasar mereka ke seluruh dunia sehingga dapat menaikan
tingkat permintaan dalam penggunaan barang atau jasa.

KESIMPULAN

Penerapan Sistem Manajemen Rantai (Supply Chain Management) dengan e-business
dapat mengoptimalkan proses bisnis dari segi pengeluaran biaya dan pendapatan. Pengoptimalan
ini dapat terjadi karena dengan menggunakan sistem Cross Dock, supplier tidak perlu datang ke
seluruh gerai Carrefour hanya perlu datang ke DC Carrefour. Selain itu, pihak Carrefour pun
akan diuntungkan karena tidak adanya lost of sales. Di lain pihak, pelanggan pun akan
diuntungkan karena barang yang mereka butuhkan tersedia.

SARAN
Penggunaan e-business dalam penerapan Supply Chain Management pada suatu
perusahaan sangat diperlukan untuk membantu perusahaan tersebut meningkatkan proses
bisnisnya. Maka dari itu, perlu pengkajian lebih dalam terhadap Carrefour Indonesia agar dapat
mengkaji berbagai alternatif sistem dan perangkat lunak yang dapat diterapkan dalam
mendukung penerapan e-business yang lebih komperhensif.

DAFTAR PUSAKA

1. http://www.carrefour.co.id/shop/
2. https://www.carrefouruae.com/webstore/
3. http://it.toolbox.com/wiki/index.php/SAP_APO
4. Dwiyangtri, Teddy and Hidayatuloh, Sarip. 2012. Implementasi Sistem Supply Chain
Management (SCM) pada PT. Carrefour Indonesia, Jurnal Sistem Informasi, p-ISSN
1979-0767
5. Carrefour Group Supply Chain Strategy. 2016. Group Commercial & Supply Chain
Department

Dokumen yang terkait

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

SENSUALITAS DALAM FILM HOROR DI INDONESIA(Analisis Isi pada Film Tali Pocong Perawan karya Arie Azis)

33 290 2

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

DOMESTIFIKASI PEREMPUAN DALAM IKLAN Studi Semiotika pada Iklan "Mama Suka", "Mama Lemon", dan "BuKrim"

133 700 21

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis tentang saksi sebagai pertimbangan hakim dalam penjatuhan putusan dan tindak pidana pembunuhan berencana (Studi kasus Perkara No. 40/Pid/B/1988/PN.SAMPANG)

8 102 57

Community Development In Productive Village Through Entrepreneurship Of Rosary

0 60 15

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22