BAB II LANDASAN TEORI - PENGARUH MODEL QUANTUM TEACHING DENGAN MEDIA PUZZLE TERHADAP MINAT DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI BENTUK ALJABAR KELAS VII MTs ASSYAFI’IYAH GONDANG TAHUN AJARAN 2017/2018 - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

BAB II
LANDASAN TEORI

A.

Deskripsi Teori
1.

Hakikat Matematika
Sejak awal kehidupan manusia, matematika merupakan alat
bantu dalam mengatasi berbagai macam permasalahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, seperti perhitungan, pengukuran, dan
penalaran. Kehidupan manusia dapat berkembang pesat, disebabkan
adanya peranan matematika yang selalu mengikuti perubahan dan
perkembangan jaman. Oleh karena itu, matematika yang merupakan
subyek yang terpenting dalam sistem pendidikan. Negara yang
mengabaikan pendidikan matematika sebagai prioritas utama akan
tertinggal dari kemajuan segala bidang, dibanding dengan negara
lainnya yang memberikan tempat bagi matematika sebagai subyek
yang sangat penting.14
Secara umum definisi matematika dapat dideskripsikan sebagai

berikut:
a.

Matematika sebagai struktur yang terorganisasi
Berbeda dengan ilmu pengetahuan yang lain, matematika
merupakan suatu bangunan struktur yang terorganisasi. Sebagai
sebuah struktur, ia terdiri atas berbagai komponen, yang

14

Moch. Masykur dan Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence Cara Cerdas
Melatih Otak dan Menanggulangi Kesulitan Belajar, ( Jogyakarta : Ar-Ruzz Medi, 2007) hal. 41

19

20

meliputi aksioma/postulat, pengertian pangkal/primitif dan
dalil/teorema


(termasuk

di

dalamnya

lemma

(teorema

pengantar/kecil) dan corollary/sifat.
b.

Matematika sebagai alat (tool)
Matematika

juga

sering


dipandang

sebagai

alat.

Matematika mencari solusi berbagai masalah dalam kehidupan
sehari-hari.
c.

Matematika sebagai pola pikir deduktif
Matematika merupakan pengetahuan yang memiliki pola
pikir deduktif. Artinya, suatu teori atau pernyataan dalam
matematika

dapat

diterima

kebenarannya


apabila

telah

dibuktikan secara deduktif (umum).
d.

Matematika sebagai cara bernalar (the way of thinking)
Matematika dapat pula dipandang sebagai cara bernalar,
paling tidak karena beberapa hal seperti matematika memuat
cara pembuktian yang sahih (valid), rumus-rumus atau aturan
yang umum atau sifat penalaran matematika yang sistematis.15

e.

Matematika sebagai seni yang kreatif
Penalaran yang logis dan efisien serta perbendaharaan ideide dan pola-pola yang kreatif dan menakjubkan, maka
matematika sering pula disebut sebagai seni khususnya seni
berpikir yang kreatif.


15

Abdul Halim Fathani, Matematika Hakikat dan Logika,( Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA,
2012), hal. 23 -24

21

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa
matematika adalah pengetahuan yang berhubungan dengan bilangan.
Matematika mempunyai struktur, sebagai alat dalam memecahkan
persoalan, pernyataan dalam matematika dapat diterima kebenarannya
dan memuat cara pembuktian yang sahih.
2.

Model Quantum Teaching
a.

Pengertian model quantum teaching
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang

meriah, dengan segala nuansanya. Quantum teaching juga
menyertakan segala kaitan antara, interaksi, dan perbedaan yang
memaksimalkan momen belajar. Quantum teaching berfokus
pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas,interaksi yang
mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum
teaching berisi prinsip-prinsip sistem perancaan pengajaran
yang efektif, efisien, dan progresif berikut model penyajiannya
untuk mendapatkan hasil belajar yang mengagumkan dengan
sedikit

waktu.

Quantum

teaching

mempunyai

kerangka


rancangan belajar yang dikenal sebagai TANDUR : tumbuhkan,
alami, namai, demonstrasi, ulangi, dan rayakan. 16
b.

Tujuan model quantum teaching
Adapun tujuan quantum teaching adalah untuk meraih
ilmu pengetahuan yang luas dengan berdasarkan prinsip belajar

16

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif ....... hal 138-139

22

yang menyenangkan dan menggairahkan.17 Situasi kelas yang
nyaman dan menyenangkan akan membuat siswa giat belajar.
Dengan demikian Qantum Teaching menciptkan lingkungan
belajar yang efektif, dengan cara menggunakan unsur yang ada
pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang
terjadi didalam kelas.18

c.

Langkah-langkah model quantum teaching
Adapun

langkah-langkah

model

quantum

teaching

diantaranya:19
1.

Guru wajib memberikan keteladanan sehingga layak
menjadi panutan siswa.

2.


Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan
atau menggembirakan. Kegembiraan di sini berarti
bangkitnya minat, adanya keterkibatan penuh, serta
terciptanya

makna,

pemahaman,

dan

nilai

yang

membahagiakan pada diri siswa.
3.

Lingkungan yang aman, nyaman, dan bisa membawa

kegembiraan:

Mashudi, Asrop Safi’i, Agus Purwowidodo, Desain Model …….. hal. 176
Agni Danaryanti dan Delsika Pramata Sari, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum
Teaching Terhadap Kemampuan Komunikasi Matematis dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI SMA.
Jurnal Pendidikan Matematika: EDU-MAT Jurnal Pendidikan Matematika, Volume 2, Nomor 1,
2014
dalam
http://download.portalgaruda.org/article.php?article=444171&val=9364&title=Pengaruh%20Mode
l%20Pembelajaran%20Quantum%20Teaching%20Terhadap%20Kemampuan%20Komunikasi%2
0Matematis%20dan%20Hasil%20Belajar%20Siswa%20Kelas%20XI%20SMA di download pada
10 Januari 2018, pukul 13.30 WIB. hal 32
19
Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif ….142-145
17

18

23


a.

Pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai
bentuk.

b.

Memberi hiasan di luar maupun di dalam kelas.

c.

Ruangan kelas yang di hiasi dengan poster yang
isinya slogan.

4.

Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa
akan terlibat dan berpengaruh kuat pada proses belajar.

5.

Memutar musik klasik ketika proses belajar mengajar
berlangsung.

Namun

sesekali

akan

diputarkan

instrumental dan bisa di selingi jenis musik lain untuk
bersenang-senang dan jeda selama pembelajaran.
6.

Sikap guru kepada peserta didik diantaranya :
a.

Pengarahan, seperti apa manfaat materi pelajaran ini
bagi siswa dan tujuan.

b.

Perlakuan siswa sebagai manusia sederajat

c.

Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil
siswa.

d.
7.

Memberikan stimulus yang mendorong siswa

Terapkan 8 kunci keunggulan ini ke dalam rencana
pelajaran setiap hari diantaranya :
a.

Integritas, bersikap jujur, tulus, dan menyeluruh.

24

b.

Kegagalan awal kesuksesan, memahami bahwa
kegagalan hanyalah memberikan informasi yang
dibutuhkan untuk sukses.

c.

Bicaralah

dengan

niat

baik,

berbicara

dengan

pengertian positif, dan bertanggungjawab untuk
berkomunikasi yang jujur.
d.

Komitmen, melakukan apa yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan.

e.

Hidup pada saat ini, memusatkan perhatian saat ini
dan mengerjakan sebaik-baiknya.

f.

Tanggungjawab,

bertanggungjawab

atas

semua

tindakan yang dilakukan oleh guru.
g.

Sikap luwes dan fleksibel, bersikap terbuka terhadap
perubahan

atau

pendekatan

baru

yang

dapat

membantu guru untuk memperoleh hasil yang
diinginkan.
h.

Keseimbangan, menjaga keselarasan pikiran, tubuh,
dan jiwa seorang guru.

8.

Guru yang seorang quantum teacher dalam berkomunikasi
memiliki ciri-ciri :
a.

Antusias, menampilkan semangat untuk hidup.

b.

Berwibawa, menggerakkan orang.

c.

Positif, melihat peluang setiap saat.

25

d.

Humoris, berhati lapang untuk menerima kesalahan.

e.

Luwes, menemukan lebih dari satu untuk mencapai
hasil.

f.

Menerima, mencari dibalik tindakan dan penampilan
luar untuk menemukan nilai inti.

g.

Tulus, memiliki niat dan motivasi positif.

h.

Spontan, dapat mengikuti irama dan tetap menjaga
hasil.

9.

Semua siswa diusahakan untuk memiliki buku sumber
belajar lainnya.

10.

Dalam melakukan penilaian, guru harus berorientasi pada
acuan, ketuntasan belajar, dan metode penilaian.

d.

Prinsip quantum teaching
Adapun prinsip quantum teaching adalah sebagai berikut :20
1.

Segalanya berbicara
Segalanya dari dirinya maupun lingkungan kelas
hingga bahasa tubuh, kertas yang dibagikan hingga
rancangan pelajaran, semua akan mengirim pesan tentang
belajar.

2.

Segalanya bertujuan
Semua upaya yang dilakukan oleh guru dalam
mengubah kelas mempunyai tujuan yaitu agar siswa dapat

20

Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif ….hal 138-139

26

belajar secara optimal untuk mecapai hasil belajar yang
tertinggi.
3.

Pengalaman sebelum pemberian nama
Proses belajar paling efektif terjadi ketika siswa telah
mengalami sebelum mereka memperoleh nama untuk apa
yang mereka pelajari.

4.

Akui setiap usaha
Setiap mengambil langkah siswa perlu mendapat
pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
Dalam pembelajaran quantum tidak dikenal istilah “gagal”,
yang ada hanyalah hasil dan umpan balik. Setipa hasil
adalah prestasi dan masing-masing akan menjadi umpan
balik demi pencapaian hasil yang tepat sebagaimana
dimaksudkan.

5.

Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan
Perayaan adalah sarapan para pelajar juara. Perayaan
memberikan

umpan

balik

mengenai

kemajuan

dan

meningkatkan minat dalam belajar.
e.

Kelebihan dan kekurangan model quantum teaching
Adapun kelebihan dan kekurangan metode quantum teaching
diantaranya21 :
Kelebihan:

21

ibid ….hal 145-146

27

1.

Proses

pembelajaran

menjadi

lebih

nyaman

dan

menyenangkan
2.

Siswa dirancang untuk aktif mengamati, menyesuaikan
antara teori dengan kenyataan, dan dapat mencoba
melakukannya sendiri

3.

Pelajaran yang diberikan oleh guru mudah diterima oleh
siswa

Kekurangan:
1.

Model ini memberikan kesiapan dan perencanaan yang
matang disamping memerlukan waktu yang cukup panjang.

2.

Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai
tidak selalu tersedia dengan baik.

3.

Banyak memakan waktu dalam hal persiapan

4.

Agar belajar dengan model pembelajaran ini mendapatkan
hal yang baik diperlukan ketelitian dan kesabaran.

3.

Media Puzzle
Kata media berasal dari bahasa latin Medius yang secara harfiah
berarti “tengah”, “perantara”, atau “pengantar”. Gerlach & Ely
mengatakan bahwa media apabila dipahami seara garis besar adalah
manusia, materi, kejadian yang membangun kondisi yang membuat
siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.22
Media pembelajaran adalah bentuk saluran, yang digunakan untuk

22

Azhar Arsyad, Media Pembelajaran … hal.3

28

menyalurkan pesan, informasi atau bahan pelajaran kepada penerima
pesan atau pembelajar dapat pula dikatakan

bahwa media

pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan
dalam lingkungan pembelajar yang dapat merangsang pembelajar
untuk belajar.
Fungsi media pembelajaran antara lain:
a.

Menyampaikan informasi dalam proses belajar mengajar.

b.

Melengkapi dan memperkaya informasi dalam kegiatan belajar
mengajar.

c.

Mendorong motivasi belajar.

d.

Menambah variasi dalam penyajian materi.

e.

Menambah pengertian nyata tentang suatu pengetahuan.

f.

Memungkinkan pembelajar memilih kegiatan belajar sesuai
dengan kemampuan, bakat dan minatnya.

g.

Mudah dicerna dan tahan lama dalam menyerap pesanpesan (informasinya sangat membekas dan tidak mudah lupa)

Alat dan Bahan media :
a.

Gunting

b.

Kertas manila warna merah dan putih

c.

Kertas Hvs

d.

Lem

Cara penggunaan :
Langkah 1

29

Guru memberikan intruksi kepada siswa tentang media dan siswa
memperhatikan apa yang diinstruksikan. Guru membaginya ke
beberapa kelompok agar supaya siswa dapat antusias dan terlibat
dalam pembelajaran.
Langkah 2
Disediakan soal setiap kelompok, misal tentukan hasil penjumlahan
dari

dan

Langkah 3
Dari soal tersebut kita gunakan media untuk menyelesaikannya yaitu
dengan cara letakkan puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle
segitiga warna putih 3 buah, puzzle belah ketupat warna merah 4 buah,
puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle bentuk belah ketupat
warna putih 3 buah
Langkah 4
Gabungkan suku-suku yang sejenis : puzzle bentuk persegi warna
putih 1 buah, puzzle bentuk persegi warna putih 1 buah, puzzle bentuk
segitiga warna putih 3 buah, puzzle bentuk segitiga warna merah 2
buah, puzzle bentuk belah ketupat warna merah 4 buah, serta puzzle
bentuk belah ketupat warna putih 3 buah.
Langkah 5
Jumlahkan puzzle aljabar yang sudah di gabung sehingga menjadi :
puzzle bentuk persegi warna putih dua buah, puzzle bentuk segitiga
warna putih 1 buah, karena ada dua pasang segitiga yang berbeda

30

warna jadi pasangan tersebut adalah no (dihilangkan) dan puzzle
bentuk belah ketupat warna merah 1 buah, karena ada 3 pasang bentuk
puzzle belah ketupat berbeda warna jadi pasangan tersebut adalah nol
(dihilangkan). Maka sisa puzzle tersebut adalah 2 buah puzzle bentuk
persegi warna putih, 1 buah puzzle bentuk segitiga warna putih dan 1
buah puzzle bentuk belah ketupat warna merah atau
Langkah 6
Hasil pengerjaan di tempel pada papan tulis
Keterangan
=𝑥

=

𝑥

= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 ( )

=𝑥

=

𝑥

= 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎 ( )

Gambar 2.1 Puzzle
Kelebihan :
a.

Membuat Siswa aktif

b.

Mampu menumbuhkan kreatifitas siswa melalui pengalaman
belajar yang dialaminya.

c.

Menumbuhkan minat siswa dengan adanya media pembelajaran
yang digunakan.

d.

Menanamkan konsep pada siswa agar siswa tidak hanya
menghapalnya namun juga akan selalu mengingatnya.

Kekurangan :
a.

Membutuhkan waktu yang cukup lama.

31

b.
4.

Banyaknya media yang harus di buat.

Minat Belajar
Secara sederhana, minat (interest) berarti kecenderungan dan
kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.23
Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat tidak dibawa sejak
lahir, melainkan diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu
dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya serta mempengaruhi
penerimaan minat-minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu merupakan
hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya. Walaupun minat
terhaap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat
mempelajari hal tersebut, asumsi umum menyatakan bahwa minat
akan membantu seseorang mempelajarinya.24
Minat

belajar

adalah

aspek

psikologi

seseorang

yang

menampakkan diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan,
perasaaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku
melalui berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan
pengalaman, dengan kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa
suka, ketertarikan seseorang (siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan
melalui keantusiasan, partisipasi dan keaktifan dalam belajar.25

23

Haryu Islamuddin, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), hal. 187
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya ,(Jakarta: Bina Aksara,
2010), hal 180
25
Muhammad Fathurrohman, dan Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran,(Yogyakarta :
Teras, 2012), hal. 174
24

32

Dari paparan di atas beserta konsep-konsep tentang minat,
sangatlah saling mendukung dan menguatkan akan pentingnya minat
atau kemaun belajar dari seorang siswa. Karena ketika dalam hati dan
dalam diri siswa sudah timbul semangat untuk belajar maka tidak ada
kata putus asa lagi untuk selalu menimba ilmu Allah. Karena Allah
pasti akan selalu memperlihatkan hasil dari apa yang telah dilakukan
umatnya yang bersungguh-sungguh. Berikut ini Firman Allah tentang
Minat belajar dalam surat An-Najm ayat 39-40 yang berbunyi :
           
Artinya : (39) dan bahwasanya seorang manusia tiada
memperoleh selain apa yang telah diusahakannya, (40) dan
bahwasanya usaha itu kelak akan diperlihat (kepadanya).
Dapat

dipaparkan

ketika

hati

kita

sudah

mempunyai

niat/kemauan untuk belajar dengan ikhlas dan sungguh-sungguh,
maka keberhasilan yang akan kita dapat akan sebanding dengan usaha
yang dilakukan, barang siapa yang tekun dan bersungguh-sungguh
akan berhasil dalam usahanya. Tidak kalah penting juga adanya upaya
atau usaha guru dalam membangkitkan minat belajar supaya apa yang
sudah diberikan guru dapat dipahami, dimengerti dan diterapkan.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan
pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak
akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik
baginya. Ia segan-segan untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan
dari pelajaran itu. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih

33

mudah dipelajari dan disimpan, karena minat menambah kegiatan
belajar.26
Guru perlu sekali mengenal minat-minat muridnya, karena ini
penting bagi guru untuk memilih bahan pelajaran, merancang
pengalaman-pengalaman

belajar,

menentukan

mereka

kearah

pengetahuan, dan untuk mendorong belajar mereka.27
Siswa akan terdorong untuk belajar manakala memiliki minat
untuk belajar. Oleh sebab itu, mengembangkan minat belajar siswa
merupakan salah satu teknik dalam mengembangkan motivasi
belajar.28 Motivasi sangat erat hubungannya dengan unsur minat.
Motivasi muncul karena ada kebutuhan, begitu juga minat sehingga
tepatlah kalau minat merupakan alat motivasi yang pokok. Proses
belajar itu akan berjalan lancar kalau disertai dengan minat. Mengenai
minat ini antara lain dapat dibangkitkan dengan cara sebagai berikut:29

26

a.

Membangkitkan adanya suatu kebutuhan.

b.

Menghubungkan dengan persoalan pengalaman yang lampau.

c.

Mamberi kesempatan untuk mendapatkan hasil yang baik.

d.

Menggunakan berbagai macam bentuk mengajar.

Ibid, hal. 57
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hal. 105
28
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2007), hal. 28
29
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
1986), hal. 94-95
27

34

5.

Hasil Belajar
a.

Pengertian hasil belajar
Pengertian

hasil

belajar

dapat

dijelaskan

dengan

memahami dua kata yang membentuknya, yaitu “hasil” dan
“belajar”. Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu
perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang
mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Belajar
dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada
individu. Winkel dalam Purwanto mengemukakan hasil belajar
adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya.30
Menurut Benjamin Bloom mengklasifikasi hasil belajar
garis besar menjadi tiga ranah, yakni:
1)

Ranah kognitif Yaitu berkenaan dengan hasil belajar
intelektual

yang

terdiri

dari

enam

aspek,

yakni

pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis,
sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut
kognitif tingkat rendah dank keempat aspek berikutnya
termasuk kognitif tingkat sedang.
2)

Ranah Afektif Yaitu berkenaan dengan sikap, yang terdiri
dari lima aspek, yakni penerimaan, jawaban atau reaksi,
penilaian, organisasi, dan internalisasi.

30

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44-45

35

3)

Ranah Psikomotoris Yakni berkenaan dengan hasil belajar
keterampilan dan kemampuan bertindak. Ada enam aspek
dari

ranah

psikomotoris,

yakni:

gerakan

refleks,

keterampilan gerakan kasar, kemampuan perceptual,
keharmonisan atau ketepatan, gerakan keterampilan
kompleks dan gerakan ekspresif dan interpretatife. Ketiga
ranah tersebut menjadi objek penilaian dalam hasil
belajar.31
Diantara ketiga ranah tersebut, ranah kognitiflah yang
paling banyak dinilai oleh para guru di sekolah karena ranah
kognitif berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam
menguasai isi bahan pelajaran yang telah diperolehnya.
b.

Faktor yang mempengaruhi hasil belajar
Usaha dan keberhasilan belajar di pengaruhi oleh banyak
faktor. Faktor-faktor tersebut dapat bersumber pada dirinya atau
di uar dirinya atau lingkungannya.
1) Faktor – faktor dari dalam individu, Banyak faktor dari
dalam individu atau siswa yang mempengaruhi usaha dan
keberhasilan

belajarnya.

Faktor



faktor

tersebut

menyangkut aspek jasmaniah maupun rohaniah dari
individu. Aspek jasmaniah mencakup kondisi dan kesehatan
dari individu. Tiap orang memiliki kondisi fisik yang
31

hal 117

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010)

36

berbeda-beda, ada yang tahan belajar selama lima atau
enam jam terus – menerus, tetapi ada juga yang hanya tahan
satu dua jam saja. Kesehatan merupakan syarat mutlak bagi
keberhasian belajar. Kondisi intelektual juga berpengaruh
terhadap keberhasilan belajar. Kondisi intelektual ini
menyangkut tingkat kecerdasan, bakat, baik bakat sekolah
maupun bakat pekerjaan. Namun keberhasilan belajar
seseorang juga di pengaruhi oleh keterampilan-keterampilan
yang dimilikinya, sepertiketerampilan membaca, berdiskusi,
memecahkan

masalah,

mengerjakan

tugas-tugas

dll.

Keterampian tersebut merupakan hasil belajar seblumnya
2) Faktor – faktor lingkungan, Keberhasilan belajar juga
sangat di pengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri siswa,
baik faktor fisik maupun social-psikologis yang berada ada
lingkungan keluarga, sekolah,dan masyarakat.
3) Faktor hasil belajar yang merujuk pada rumusan normatif
harus menjadi milik siswa setelah melaksanakan proses
pembelajaran. Hasil belajar ini perlu perlu dijabarkan dalam
rumusan yang lebih operasional, baik yang menggambarkan
aspek kognitif, afektif maupun psikomotor sehingga mudah
untuk melakukan evaluasinya.32

32

Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2008) hal 164

37

c.

Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi hasil belajar adalah suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai keberhasilan belajar siswa
setelah siswa mengalami proses belajar selama satu periode
tertentu. Alasan perlu dilakukan evaluasi hasil belajar adalah:
Pertama, dengan evaluasi hasil belajar dapat diketahui apakah
tujuan pendidikan sudah tercapai dengan baik dan untuk
memperbaiki serta mengarahkan pelaksanaan proses belajar
mengajar. Kedua, kegiatan mengevaluasi terhadap hasil belajar
merupakan salah satu cirri dari pendidik profesional. Ketiga,
bila dilihat dari pendekatan kelembagaan, kegiatan pendidikan
adalah merupakan kegiatan manajemen, yang meliputi kegiatan
planning, programming, organizing, actuating, controlling dan
evaluating. Dua hal yang terakhir ini hampir merupakan titik
lemah dalam manajemen tradisional yang menganggap bahwa
fungsi control dan evaluasi pada setiap proses termasuk
pendidikan, dianggap sebagai upaya mengurangi kebebasan dan
kemerdekaan para pelaksana kegiatan tersebut.33 Sehingga
proses evaluasi ini perlu adanya, untuk meningkatkan serta
untuk mengetahui seberapa besar pembelajaran kita berhasil kita
lakukan.

33

Kunandar, Guru Profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) dan Sukses Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hal. 377

38

6.

Materi Aljabar
a.

Bentuk operasi aljabar
Bentuk-bentuk yang dipisahkan oleh tanda penjumlahan disebut
dengan suku. Berikut nama-nama bentuk aljabar berdasarkan
banyaknya suku :
1)

, dan

2)

disebut suku satu atau monomial
disebut suku dua atau binomial

3)

disebut suku tiga atau trinomial

4) Untuk aljabar yang tersusun ataslebih dari tiga suku
dinamakan polinomial.
b.

Pengertian variabel, konstanta dan Suku

𝟐𝒙
Suku

𝟒
Suku

𝟒

𝟐 𝒙
Koefisien

Variabel

Konstanta

1) Variabel adalah lambang pengganti suatu bilangan yang
belum diketahui nilainya dengan jelas. Variabel disebut
juga peubah. Variabel biasanya dilambangkan dengan huruf
kecil a, b, c, ...,z
Contoh

( disebut sebagai variabel)

2) Konstanta, Suku dari suatu bentuk aljabar yang berupa
bilangan dan tidak memuat variabel disebut konstanta.

39

Contoh : tentukan konstanta dari bentuk aljabar berikut :
(konstanta nya adalah

)

3) Koefisien pada bentuk aljabar adalah faktor konstanta dari
suatu suku pada bentuk aljabar. 34
Contoh : tentukan koefisien x pada bentuk aljabar berikut
(koefisien dari
c.

adalah 3)

Operasi bentuk aljabar
1.

Operasi penjumlahan dan pengurangan : Suku disebut
sejenis bila terdiri dari variabel yang sama dan pangkat
yang sama. Bila dalam bentuk aljabar terdapat suku-suku
sejenis, maka suku-suku itu dapat disederhanakan dengan
dijumlahkan atau dikurangkan.
Contoh :

2.

=

=

Operasi perkalian dan pangkat, Perkalian suku dua dengan
suku dua dapat diselesaikan dengan menggunakan sifat
distributif, cara geometri, dan skema.

3.

Pembagian dengan suku sejenis atau tidak sejenis, Untuk
menyelesaikan pembagian dngan suku sejenis atau tidak
sejenis, kita dapat menggunakan sifat-sifat pembagian pada
bilangan bulat.

34

Anggoro Eko Yuni Cahyono, Matematika Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 Kelas
VII, (Jawa Tengah : CV. Grafika Dua Tujuh, 2016), hal 43

40

B.

Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap
Minat Belajar Matematika Siswa.
Minat belajar adalah aspek psikologi seseorang yang menampakkan
diri dalam beberapa gejala, seperti: gairah, keinginan, perasaaan suka untuk
melakukan proses perubahan tingkah laku melalui berbagai kegiatan yang
meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman, dengan kata lain, minat
belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang (siswa)
terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi dan
keaktifan dalam belajar.35
Quantum teaching adalah pengubahan belajar yang meriah, dengan
segala nuansanya. Quantum teaching juga menyertakan segala kaitan antara,
interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Quantum
teaching berfokus pada hubungan dinamis pada lingkungan kelas,interaksi
yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Selanjutnya dalam
pembelajaran ini disertai dengan media puzzle yang digunakan untuk lebih
menanamkan konsep serta minat dari materi yang diajarkan.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran quantum
teaching dengan media puzzle adalah pembelajaran yang menyenangkan
dengan menciptakan suasana belajar melalui pemahaman materi dialami
sendiri oleh siswa sehingga menumbuhkan keinginan siswa untuk belajar
dan mampu mempengaruhi minat belajar siswa.

35

Muhammad Fathurrohman, dan Sulistyorini, Belajar & Pembelajaran,(Yogyakarta :
Teras, 2012), hal. 174

41

C.

Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap
Hasil Belajar Matematika Siswa.
Hasil belajar adalah perubahan yang timbul akibat proses belajar yaitu
berupa perubahan tingkah laku, sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari
siswa. Untuk mengetahui pencapaian hasil belajar tentunya diperlukan suatu
alat pengukuran yang disebut tes. Tes ini sebagai bukti sejauh mana
pemahaman siswa serta hasil belajar siswa yang diperoleh.
Model Quantum Teaching dengan media puzzle merupakan model
pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan kemampuan dan hasil belajar
siswa. Selain mencipatakan lingkungan belajar

yang efektif dan

memudahkan proses belajar, model pembelajaran ini berkaitan erat dengan
materi dan pemecahan masalah yang terjadi di kehidupan siswa sehingga
memungkinkan siswa aktif dalam mencari, menggali, dan menemukan
konsep. Dengan demikian model quantum teaching mampu mempengaruhi
peningkatan hasil belajar siswa secara maksimal.
D.

Pengaruh Model Quantum Teaching dengan Media Puzzle terhadap
Minat dan Hasil Belajar Matematika Siswa.
Pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat
dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya
input secara fungsional. Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya
perubahan perilaku pada individu. Winkel dalam Purwanto mengemukakan

42

hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan manusia berubah dalam
sikap dan tingkah lakunya.36
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran
yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar
dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Ia segan-segan
untuk belajar, ia tidak memperoleh kepuasan dari pelajaran itu. Bahan
pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari dan disimpan,
karena minat menambah kegiatan belajar.37
Pembelajaran Quantum Teaching merupakan pembelajaran yang
menyenangkan dan menciptakan kondisi tertentu agar siswa selalu butuh
dan ingin belajar. Quantum Teaching dengan media puzzle ini bertujuan
untuk lebih memahami materi melalui permasalahan yang dilakukan secara
langsung dan nyata.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran quantum
teaching dengan media puzzle adalah pembelajaran yang menyenangkan
dengan menciptakan suasana belajar melalui pemahaman materi sesuai
dunia yang dialami sendiri oleh siswa sehingga memudahkan proses belajar
siswa yang mampu mempengaruhi minat siswa serta hasil belajar.
E.

Penelitian Terdahulu
Penelitian ini didukung juga oleh beberapa penelitian terdahulu.
Berikut penjelasan beberapa penelitian terdahulu :

36
37

Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal. 44-45
Ibid, hal. 57

43

1.

Penelitian yang dilakukan oleh Ulfatul Hamidah pada tahun 2015
yang berjudul “Pengaruh model Quantum Learning terhadap Motivasi dan
Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika di SMK Islam 1
Durenan Tahun Ajaran 2014/2015”. Menunjukkan bahwa ada pengaruh yang
signifikan model Quantum Learning terhadap Motivasi dan Hasil Belajar
Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika di SMK Islam 1 Durenan
Tahun Ajaran 2014/2015.38

2.

Penelitian yang dilakukan oleh Nurma Mu’arifah 2011 yang berjudul

“Penerapan

Model

Pembelajaran

Quantum

Teaching

Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Himpunan
Pada Siswa Kelas VII MTs Negeri Aryojeding Rejotangan
Tulungagung Tahun Pelajaran 2010/2011”. Menunjukkan bahwa hasil
belajar

siswa

meningkat

setelah

adanya

Penerapan

Model

Pembelajaran Quantum Teaching dengan hasil rata-rata tes awal
adalah sebesar

73,378 sedangkan hasil rata-rata tes akhir adalah

sebesar 90,675.39
3.

Penelitian yang dilakukan oleh Siti Fatikhatur Rokhmah pada tahun
2016 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Quantum
Teaching And Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap
Hasil Belajar Matematika Materi Geometri Siswa Kelas VII Di Mts

38

Ulfatul Hamidah, Pengaruh Model Quantum Learning Terhadap Motivasi Dan Hasil
Belajar Matematika Siswa Kelas X Materi Statistika Di Smk Islam 1 Durenan Tahun Ajaran
2014/2015. Tulungagung : IAIN Tulungagung, Tadris Matematika 2015 dalam http://repo.iaintulungagung.ac.id/1983/ di download pada 21 November 2017, pukul. 21.00 WIB
39
Nurma Mu’arifah, Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Pokok Bahasan Himpunan Pada Siswa Kelas VII MTs
Negeri Aryojeding Rejotangan Tulungagung Tahun Pelajaran 2010/201, Tulungagung : STAIN
Tulungagung, Tadris Matematika 2011 dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/2287/ di
download pada 25 November 2017 pkl. 18.00 Wib

44

Al-Ma’arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016”. Menunjukkan
bahwa adanya pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And
Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar
Matematika Materi Geometri Siswa Kelas VII Di Mts Al-Ma’arif
Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016.40
4.

Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Indah Pratiwi tahun 2013 yang
berjudul “Keefektifan Model Quantum Teaching Terhadap Minat dan
Hasil Belajar Bangun Datar Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar
Negeri Tunon 2 Kota Tegal”. Menunjukkan bahwa model
pembelajaran Quantum Teaching lebih efektif diterapkan jika
dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.41

5.

Penelitian yang dilakukan oleh Azmi Saputra Situmorang Tahun 2016
yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Lagu Dalam Pembelajaran
Matematika Berbasis Metode Quantum Learning Terhadap Hasil
Belajar Siswa Pada Materi Segitiga Dan Segiempat Di Smp Negeri 1
Kota Jambi”. Menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan
Metode Quantum Learning berpengaruh positif terhadap hasil belajar
siswa.42

40

Siti Fatikhatur Rokhmah, Pengaruh Model Pembelajaran Quantum Teaching And
Learning Dengan Teknik Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Matematika Materi Geometri
Siswa Kelas VII Di Mts Al-Ma’arif Tulungagung Tahun Ajaran 2015/2016, (Tulungagung : IAIN
Tulungagung, Tadris Matematika 2016) dalam http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4382/
didownload pada 25 November 2017 pkl. 09.00 Wib.
41
Kiki Indah Pratiwi, Keefektifan Model Quantum Teaching Terhadap Minat dan Hasil
Belajar Bangun Datar Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Tunon 2 Kota Tegal
http://lib.unnes.ac.id/17283/1/1401409045.pdf , (Tegal: Universitas Negeri Semarang, 2013) di
download pada 23 November 2017 pada Pukul 18.30 Wib.
42
Azmi Saputri Situmorang, Pengaruh Penggunaan Lagu Dalam Pembelajaran
Matematika Berbasis Metode Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Materi

45

Tabel 2.1 Perbedaan Penelitian Terdahulu dengan sekarang
No
1

Nama dan Judul

Persamaan

Ulfatul Hamidah pada - Menggunakan
tahun 2015 yang
model
berjudul “Pengaruh
Quantum
model Quantum
teaching
Learning terhadap
Motivasi dan Hasil
- Pendekatan
Belajar Matematika
penelitian
Siswa Kelas X Materi
kuantitatif
Statistika di SMK
Islam 1 Durenan
- Analisis
Tahun Ajaran
menggunakan
2014/2015”
uji
MANOVA

Perbedaan

Penelitian
Sekarang

- Dilaksanakan di
SMK Islam 1
Durenan

- Menggunakan
model quantum
teaching

- Obyek yang
diteliti adalah
siswa kelas X

- Menggunakan
Media puzzle

- Variabel yang
diteliti Motivasi
dan Hasil belajar
- Materi pokok
Statistika
- Tes tulis,
dokumentasi,
angket

- Dilaksanakan di
MTs
Assyafi’iyah
Gondang
- Objek yang
diteliti adalah
siswa kelas VII
- Variabel yang
diteliti adalah
Minat dan Hasil
belajar
- Materi Pokok
operasi bentuk
Aljabar
- Menggunakan
Instrumen, Tes,
Angket,Observa
si, Dokumentasi

2

Nurma Mu’arifah
2011 yang berjudul
“Penerapan Model
Pembelajaran
Quantum Teaching

- Menggunakan - Menggunakan
model
pendekatan
Quantum
penelitian
Teaching
kualitatif

- Analisis
Menggunakan
MANOVA
- Menggunakan
model quantum
teaching
- Menggunakan

Segitiga Dan Segiempat Di Smp Negeri 1 Kota Jambi, (Jambi : Universitas Jambi, Pendidikan
Matematika,
2016)
http://repository.fkip.unja.ac.id/search/detil/PENGARUH%20PENGGUNAAN%20LAGU%20D
ALAM%20PEMBELAJARAN%20MATEMATIKA%20BERBASIS%20METODE%20QUANT
UM%20LEARNING%20TERHADAP%20HASIL%20BELAJAR%20SISWA%20PADA%20MA
TERI%20SEGITIGA%20DAN%20SEGIEMPAT%20DI%20SMP%20NEGERI%201%20KOTA
%20JAMBI.html didownload pada 19 Februari 2018 pkl. 13.00 wib

46

Untuk Meningkatkan
Hasil Belajar
Matematika Pokok
Bahasan Himpunan
Pada Siswa Kelas VII
MTs Negeri
Aryojeding
Rejotangan
Tulungagung Tahun
Pelajaran 2010/2011”

- Objek yang
- Dilaksanakan di
Media puzzle
diteliti adalah
MTs Negeri
siswa kelas
Aryojeding
- Dilaksanakan di
VII
- Instrumen berupa
MTs
tes, wawancara,
Assyafi’iyah
observasi, catatan
Gondang
lapangan
- Objek yang
- Materi Himpunan
diteliti adalah
siswa kelas VII
- Variabel yang
diteliti hasil
- Variabel yang
belajar
diteliti adalah
Minat dan Hasil
belajar
- Materi Pokok
operasi bentuk
Aljabar
- Menggunakan
Instrumen, Tes,
Angket,Observa
si, Dokumentasi

3

Siti Fatikhatur
- Menggunakan - Dilakukan di
Rokhmah pada tahun
model
MTs Al-Ma’arif
2016 yang berjudul
Quantum
Tulungagung
“Pengaruh Model
Teaching
Pembelajaran
- Menggunakan
Quantum Teaching
- Menggunakan
Teknik mind
And Learning Dengan
Penelitian
mapping
Teknik Mind Mapping
kuantitatif
Terhadap Hasil Belajar
- Instrumen
Matematika Materi
- Objek yang
pengambilan data
Geometri Siswa Kelas
diteliti adalah
berupa obsevasi,
VII Di MTs Alsiswa kelas
tes, dokumentasi,
Ma’arif Tulungagung
VII
dan interview
Tahun Ajaran
(wawancara)
2015/2016”
- Variabel yang
diteliti adalah
hasil belajar
- Materi Geometri

- Analisis
Menggunakan
MANOVA
- Menggunakan
model Quantum
Teaching
- Menggunakan
Media puzzle
- Dilaksanakan di
MTs
Assyafi’iyah
Gondang
- Objek yang
diteliti adalah
siswa kelas VII
- Variabel yang
diteliti adalah
Minat dan Hasil
belajar

47

- Analisis
menggunakan
Uji-T

- Materi Pokok
operasi bentuk
Aljabar
- Menggunakan
Instrumen, Tes,
Angket,Observa
si, Dokumentasi

4

Kiki Indah Pratiwi
tahun 2013 yang
berjudul “Keefektifan
Model Quantum
Teaching Terhadap
Minat dan Hasil
Belajar Bangun Datar
Pada Siswa Kelas V
Sekolah Dasar Negeri
Tunon 2 Kota Tegal”

- Menggunakan - Dilakukan di SD
model
Tunon 2 Kota
Quantum
Tegal
Teaching
- Objek yang
- Variabel yang
diteliti adalah
diteliti adalah
siswa kelas V
minat dan
hasil belajar - Analisis
menggunakan
- Menggunakan
Uji-T
penelitian
kuantitatif
- Materi Bangun
datar

- Analisis
Menggunakan
MANOVA
- Menggunakan
model Quantum
Teaching
- Menggunakan
Media puzzle
- Dilaksanakan di
MTs
Assyafi’iyah
Gondang
- Objek yang
diteliti adalah
siswa kelas VII

- Instrumen
pengambilan data - Variabel yang
Dokumentasi
diteliti adalah
angket, tes
Minat dan Hasil
belajar
- Materi Pokok
operasi bentuk
Aljabar
- Menggunakan
Instrumen, Tes,
Angket,Observa
si, Dokumentasi
- Analisis
Menggunakan
MANOVA

48

5

Azmi Saputra
Situmorang Tahun
2016 yang berjudul
“Pengaruh
Penggunaan Lagu
Dalam Pembelajaran
Matematika Berbasis
Metode Quantum
Learning Terhadap
Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Segitiga
Dan Segiempat Di
Smp Negeri 1 Kota
Jambi

- Menggunakan - Menggunakan
model
lagu dalam
quantum
pembelajaran
teaching
- Dilakukan di
- Menggunakan
SMP Negeri 1
penelitian
Kota Jambi
kuantitatif
- Variabel yang
- Objek yang
diteliti hasil
diteliti adalah
belajar
siswa kelas
VII
- Materi Segitiga
dan segiempat
- Analisis
menggunakan
Uji-T
- Menggunakan
instrumen tes,
dokumentasi

- Menggunakan
model quantum
teaching
- Menggunakan
Media puzzle
- Dilaksanakan di
MTs
Assyafi’iyah
Gondang
- Objek yang
diteliti adalah
siswa kelas VII
- Variabel yang
diteliti adalah
Minat dan Hasil
belajar
- Materi Pokok
operasi bentuk
Aljabar
- Menggunakan
Instrumen, Tes,
Angket,Observa
si, Dokumentasi
- Analisis
Menggunakan
MANOVA

F.

Kerangka Berfikir
Alur kerangka berfikir pengaruh model pembelajaran quantum
teaching dengan media puzzle aljabar dengan materi dapat di ilustrasikan
sebagai berikut :

49

Bagan 2.2 Kerangka Penelitian
Pendidikan
Siswa
Materi

Model Pembelajaran
quantum teaching
dengan media puzzle

Minat Belajar

Hasil belajar

Model Pembelajaran
konvensional

Minat Belajar

Hasil belajar

Pendidikan merupakan segala jenis pengalaman kehidupan yang
mendorong timbulnya minat belajar untuk mengetahui dan kemudian bisa
mengajarkan sesuatu hal yang telah diketahui itu yang disampaikan oleh
pendidik kepada peserta didik (siswa). Siswa disini siswa di posisikan
sebagai penerima informasi yang akan di sampaikan oleh pendidik.
Sedangkan materi ialah informasi yang akan di sampaikan oleh pendidik
kepada peserta didik (siswa). Pembelajaran Quantum Teaching merupakan
cara atau metode dari pendidik untuk menyampaikan informasi atau materi
kepada siswa dengan cara belajar yang meriah dan menyenangkan agar
siswa aktif dan tidak bosan dalam belajar. Sedangkan media puzzle aljabar
yang digunakan merupakan alat untuk mempermudah dalam pembelajaran
materi tersebut, supaya siswa mengalami pembelajaran secara nyata, dan
dapat

memahami

dengan

melakukannya

sendiri.

Pembalajaran

50

Konvensional merupakan cara atau metode untuk menyampaikan informasi
dengan cara biasa guru menyampaikan siswa mendengarkan.
Minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang
(siswa) terhadap belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan, partisipasi
dan keaktifan dalam belajar. Sehingga setelah diterapkannya metode minat
siswa terhadapmateri dan pembelajaran matematika akan tinggi. Hasil
belajar adalah hasil akhir untuk mengetahui metode tersebut berhasil apa
tidak. Dalam proses pembelajaran matematika, siswa lebih berperan aktif
baik fisik, mental maupun emosional. Oleh karena itu agar siswa berperan
aktif dalam kegiatan belajar, guru dapat memilih Pembelajaran model
qantum teaching dengan media puzzle aljabar diterapkan pada kelas VII A
sebagai kelas eksperimen dan dibandingkan dengan kelas VII B sebagai
kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran konvensional namun dengan
materi yang sama.

Dokumen yang terkait

EFEKTIFITAS BERBAGAI KONSENTRASI DEKOK DAUN KEMANGI (Ocimum basilicum L) TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR Colletotrichum capsici SECARA IN-VITRO

4 157 1

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

APRESIASI IBU RUMAH TANGGA TERHADAP TAYANGAN CERIWIS DI TRANS TV (Studi Pada Ibu Rumah Tangga RW 6 Kelurahan Lemah Putro Sidoarjo)

8 209 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

FENOMENA INDUSTRI JASA (JASA SEKS) TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU SOSIAL ( Study Pada Masyarakat Gang Dolly Surabaya)

63 375 2

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENERAPAN MEDIA LITERASI DI KALANGAN JURNALIS KAMPUS (Studi pada Jurnalis Unit Aktivitas Pers Kampus Mahasiswa (UKPM) Kavling 10, Koran Bestari, dan Unit Kegitan Pers Mahasiswa (UKPM) Civitas)

105 442 24

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25