Pengenalan Jenis Dan Jenis Citra
LAPORAN PRAKTIKUM
PENGINDERAAN JAUH
ACARA I
Pengenalan Jenis Citra
Aisyah Nurul Lathifah (15405241014)
A. Tujuan
1.
Mengenal jenis-jenis citra.
2.
Melatih kemampuan untuk mengenali citra.
B. Dasar teori
Defnisi pengineeraan jauh (PJ)) atau remote sensing (RS) ealam
Inearto (2014:3) eapat eijumpai ei berbagai literatur. Remote berarti eari
jauh, seeangkan sensing berarti mengukur. J)aei, remote sensing berarti
mengukur eari jauh atau mengukur tanpa menyentuh objek yang eiukur.
Salah satu eefnisi pengineeraan jauh menurut Rango (1996) ealam
Inearto
(2014:3),
pengieeraan
memperoleh informasi
tentang
jauh
suatu
aealah
ilmu
objek,
ean
luasan,
seni
atau
untuk
tentang
fenomena melalui analisis eata yang eiperoleh eari sensor. Dalam hal ini,
sensor tieak berhubungan langsung eengan objek atau benea yang
menjaei target.
Interpretasi citra aealah proses pengkajian citra melalui proses
ieentifkasi ean penilaian mengenai objek yang tampak paea citra.
Dengan kata lain, interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan
objek yang berupa gambar (citra) untuk eigunakan ealam eisiplin ilmu
tertentu seperti Geologi, Geograf, Ekologi, Geoeesi ean eisiplin ilmu
lainnya. Tahapan kegiatan yang eiperlukan ealam pengenalan objek yang
tergambar paea citra, yaitu (Anonim, 2014:3-4) :
1.
Deteksi yaitu pengenalan objek yang mempunyai karakteristik
tertentu oleh sensor.
2.
Ieentifkasi
yaitu mencirikan objek eengan
menggunakan
eata
rujukan.
3.
Analisis
yaitu
mengumpulkan
keterangan
lebih
lanjut
secara
terperinci.
Citra merupakan salah satu eari beragam hasil proses pengineeraan
jauh. Defnisi citra banyak eikemukakan oleh para ahli, salah satu ei
antaranya pengertian tentang citra menurut Hornby (1974) ealam Sutanto
(1992) eapat eibagi menjaei lima, berikut ini tiga ei antaranya :
1.
Likeness or copy of someone or something, especially one made in
wood, stone, etc.
2.
Mental pictures or idea, concept of something or someone.
3.
Refection seen in a mirror or through the lens of a camera.
Citra
ealam
Lichwatin
(2014:4-5)
eihasilkan
melalui
proses
perekaman eengan bantuan sensor. Sensor aea eua, yaitu sensor
fotografk ean sensor non-fotografk. Sensor non fotografk masih eapat
eirinci menjaei sensor peminaei (pelarik/penyiam atau scanner) ean
sensor raear/gelombang mikro.
1.
Sensor Fotografk
Sensor ini menangkap kenampakan obyek melalui perekaman
besarnya pantulan sinar (gelombang elektromagnetik) eari obyek
yang masuk melalui susuan lensa paea kamera ean kemueian
mengenai lapisan flm yang peka cahaya. Variasi warna yang muncul
paea gambar yang eihasilkan tergantung paea :
a.
Sistem lensa, eiafragma, ean flter yang eigunakan untuk
menerima cahaya.
b.
J)enis ean kepekaan flm.
c.
Spektrum panjang gelombang yang eiizinkan masuk ke ealam
sistem kamera.
Proses fotografk:
a.
Sinar yang eiizinkan masuk tersebut secara serentak menerpa
flm.
b.
Sinar yang meninggalkan jejak kekuatan energi paparan paea
tingkat pembakaran yang aea paea flm tersebut.
c.
Film kemueian eiproses secara kimiawi ei laboratorium, ean
eicetak menjaei foto ueara berwarna maupun hitam putih,
tergantung paea jenis flm ean pencetakan yang eigunakan.
2.
Sensor Non-Fotografk
Sensor non-fotografk berupa scanner menerima pantulan eari
satu wilayah sangat sempit paea permukaan bumi (instanteous feld
of view/IFOV = meean paneang sesaat) yang masuk ke ealam sistem
lensa, ean kemueian meneeteksi besarnya pantulan tersebut eengan
eetektor peka cahaya.
Citra foto seneiri eapat kita beeakan menjaei beberapa macam, yakni
(TIM SISWAPEDIA, 2016) :
1.
Bereasarkan Spektrum Elektromagnetik
Bereasarkan spektrum elektromagnetik yang eigunakan, citra foto
eapat eibeeakan menjaei 3 macam yaitu foto ultraviolet, foto
ortokromatik ean foto pankromatik.
a.
Foto
Ultraviolet
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum gelombang ultraviolet eengan panjang
gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini akan menghasilkan warna
yang sangat kontras sehingga cocok untuk membeeakan antara
eua zat, misalnya untuk melihat tumpahan minyak ei laut,
mengetahui jaringan jalan aspal ell.
b.
Foto
Ortokromatik
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum gelombang tampak eisekitar warna biru
hingga sebagian warna hijau (sekitar 0,4 – 0,56 mikrometer). Dari
sini banyak objek yang bisa nampak jelas ean bisa melihat objek
ei bawah permukaan air hingga keealaman kurang lebih 20
meter. Foto ini sangat cocok untuk mempelajari eaerah pantai.
c.
Foto
Pankromatrik
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum cahaya tampak sehingga kepekaan
ealam menangkap objek akan sama eengan kepekaan mata. Foto
pankromatik
eapat
eibeeakan
menjaei
eua
macam
yaitu
pankromatik hitam-putih ean foto infra merah.
-
Foto pankromatik hitam-putih akan menghasilkan warna
objek sama seperti warna aslinya. Biasanya eigunakan untuk
memantau lalu lintas, sumber kebakaran hutan (titik api),
perencanaan kota ell.
-
Foto Infra Merah merupakan foto yang eicetak eengan
menggunakan spektrum gelombang infra merah. Biasanya
eigunakan ealam eunia militer, pertanian atau perkebunan
(untuk membeeakan tumbuhan yang sehat eengan yang
sakit).
2.
Bereasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi
Bereasarkan arah sumbu kamera, citra foto eapat eibeeakan menjaei
eua macam, yakni foto tegak ean foto miring.
a.
Foto tegak merupakan foto yang eiambil tegak lurus terhaeap
permukaan bumi atau sekitar 0 sampai 10 eerajat.
b.
Foto miring merupakan foto yang eiambil eengan sueut minimal
10 eerajat terhaeap permukaan bumi. Foto miring/coneong ini
eapat eibeeakan menjaei eua macam yaitu foto agak coneong
(cakrawala masih nampak) ean foto sangat coneong (cakrawala
tieak tampak).
3.
Bereasarkan J)enis Kamera yang Digunakan
Bereasarkan jenis kamera yang eigunakan, citra foto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu foto tunggal ean foto jamak.
a.
Foto tunggal yaitu foto yang eibuat menggunakan kamera
tunggal.
b.
Foto jamak yaitu foto yang eibuat lebih eari satu paea saat waktu
yang sama ei eaerah lokasi yang sama.
4.
Bereasarkan Warna yang Digunakan
Bereasarkan warna yang eigunakan, citra foto eibeeakan menjaei
eua, yaitu foto berwarna semu ean foto berwarna asli.
a.
Foto bewarna semu akan menghasilkan warna yang berbeea
eengan warna aslinya.
b.
Foto bewarna asli akan menghasilkan seperti warna objek
aslinya.
5.
Bereasarkan Wahana yang Digunakan
Bereasarkan wahana yang eigunakan, citra foto eapat kita bagi
menjaei foto ueara ean foto satelit.
a.
Foto ueara merupakan foto yang eibuat eari pesawat atau balon
ueara.
b.
Foto satelit atau foto orbital merupakan foto yang eibuat eari
satelit.
Citra nonfoto merupakan citra yang eiambil menggunakan sensor,
biasanya menggunakan satelit. Dan istilah yang eikenal yaitu citra satelit.
Citra nonfoto eapat kita beeakan menjaei 3 jenis yaitu (TIM SISWAPEDIA,
2016) :
1.
Bereasarkan Spektrum Elektromagnetik
Bereasarkan spektrum elektromagnetik yang eigunakan, citra nonfoto
eapat eibeeakan menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra infra merah termal merupakan citra yang eibuat eengan
spektrum infra merah thermal. Perbeeaan warna eisebabkan
karena aeanya perbeeaan suhu antar objek.
b.
Citra raear ean citra gelombang mikro merupakan citra yang
eibuat eengan spektrum gelombang mikro.
2.
Bereasarkan Sensor yang Digunakan
Bereasarkan sensor yang eigunakan, citra nonfoto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra tunggal merupakan citra yang eibuat eengan sensor
tunggal.
b.
Citra multispektral merupakan citra yang eibuat eengan sensor
jamak.
3.
Bereasarkan Wahana yang Digunakan
Bereasarkan wahana yang eigunakan, citra nonfoto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra eirgantara (airborne image) merupakan citra yang eibuat
eengan wahana yang beroperasi ei ueara (eirgantara).
b.
Citra satelit (satellite/spaceborne image) merupakan citra yang
eibuat eari antariksa atau angkasa luar.
C.
Alat dan bahan
Alat :
1.
Bolpoint untuk menulis hasil praktikum yang telah eiperoleh paea
lembar lampiran yang telah eitentukan.
2.
Penggaris untuk membuat tabel 1 sampai tabel 3 ei lampiran.
3.
HVS ukuran A4 sebagai lembar lampiran.
Bahan :
1.
Citra Quickbire Yogyakarta (permukiman) sebagai obyek analisis
citra.
2.
Citra MODIS (cuaca) sebagai obyek analisis citra.
3.
Citra GOES (cuaca) sebagai obyek analisis citra.
4.
Citra SPOT 5 (sumber eaya) sebagai obyek analisis citra.
5.
Citra ASTER – Sangabriel (topograf ean pemukiman) sebagai obyek
analisis citra.
D. Langkah kerja
1.
Mempersiapkan alat-alat yang akan eigunakan seperti HVS, bolpoint,
ean penggaris.
2.
Membuat tabel lampiran, yaitu tabel perbaneingan citra SDA ean
cuaca, tabel perbaneingan citra eilihat eari kelebihan ean kekurangan
paea citra yang tampak, serta tabel perbaneingan citra eari luas
liputan, keeetailan objek, kejelasan bentuk objek, ean perbeeaan
antar objek.
3.
Mengieentifkasi kenampakan yang aea paea citra-citra tersebut, baik
kenampakan alam maupun kenampakan bueaya.
4.
Mengisikan paea tabel berbagai kenampakan paea citra yang telah
eiamati.
E.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Tabel 1 Perbaneingan Citra SDA (Quickbire Yogyakarta) ean Citra Cuaca
(MODIS)
Citra
No.
1.
SDA (Quickbire
Perbaneingan
Warna
-
-
Yogyakarta)
Hijau
-
(MODIS)
Putih
menaneakan
menaneakan
vegetasi.
aeanya
Abu-abu
kenampakan
menaneakan jalan
awan.
raya.
-
Citra Cuaca
-
Aea warna hijau
Kuning sampai
(seeikit)
cokelat
menaneakan
menaneakan
aeanya
Permukiman.
kenampakan
earatan.
-
Biru
menaneakan
2.
3.
Kenampakan J)alan
Kenampakan
J)elas
Permukiman
Permukiman
memanjang
perairan/laut.
Tieak nampak
Tieak nampak
sepanjang jalan ean
4.
5.
Tekstur
Keeetailan
mengelompok
Dominan kasar
Detail
Halus
Tieak Detail
Tabel 2 Kelebihan ean Kekurangan Citra
No.
Citra
Kelebihan
Kekurangan
1.
Citra
Quickbire -
Detail
-
Yogyakarta
-
Berwarna
(Permukiman)
-
Resolusi tinggi
Cakupannya
sempit
-
Gambar
citra
pecah
2.
Citra
MODIS -
(Cuaca)
3.
Citra
Citra
Kurang
eetail
cakupan
Berwarna
karena
-
Resolusinya tinggi
eaerahnya
SPOT
-
-
GOES -
(Cuaca)
4.
Cakupannya luas
5 -
Berwarna
-
(umum)
Resolusi reneah
Cakupan luas
-
Tieak eetail
Cakupan
(Sumber Daya)
-
luas
cukup -
Gambar pecah
Perbeeaan warna
luas
sulit
eibeeakan
Berwarna
(hampir sama satu
sama lain)
5.
Citra
ASTER
– -
Sangabriel
(Topograf
ean
-
Berwarna
Kurang eetail
Walaupun
eetail,
-
Resolusi tinggi
namun
-
Kenampakan
permukiman
seperti nyata
terlihat
kecil
-
Detail
karena
cakupan
-
Cakupan
Pemukiman)
cukup
gambar
citra cukup luas
luas
Tabel 3 Perbeeaan Luas Liputan, Keeetailan Objek, Kejelasan Bentuk
Objek, ean Perbeeaan antar Objek paea Citra.
No
.
1.
Citra
Luas Liputan
L
A
Citra
TL
√
Keeetailan
Objek
SD
D
TD
√
Kejelasan
Bentuk Objek
SJ)
J)
TJ)
√
Perbeeaan
antar Objek
J)
S
TJ)
√
Quickbire
Yogyakarta
(Permukiman
2.
)
Citra
MODIS
√
√
3.
(Cuaca)
Citra
GOES
√
√
√
√
4.
(Cuaca)
Citra SPOT 5
√
√
√
√
√
√
(Sumber
Daya)
Citra ASTER –
5.
√
√
√
√
Sangabriel
(Topograf
ean
Permukiman)
Keterangan :
L : Luas
SD : Sangat Detail
SJ) : Sangat J)elas
AL : Agak Luas
D : Detail
J) : J)elas
TL : Tieak Luas
TD : Tieak Detail
J)
:
J)elas
S : Seeang
TJ) : Tieak J)elas
TJ) : Tieak J)elas
F.
Pembahasan
Gambar 1 Citra Quickbire Yogyakarta
Citra
Quickbire
Yogyakarta
yang
eiamati
aealah
citra
eari
kenampakan permukiman, jalan raya, ean persawahan. Menurut easar
teori yang saya peroleh, Citra Quickbire Yogyakarta eapat eikatakan
termasuk citra yang menggunakan sensor fotografk eimana sensor ini
menangkap kenampakan obyek melalui perekaman besarnya pantulan
sinar (gelombang elektromagnetik) eari obyek yang masuk melalui
susunan lensa paea kamera ean kemueian mengenai lapisan flm yang
peka cahaya. Sensor yang eihasilkan citra ini memiliki variasi warna,
antara
lain
hijau
menaneakan
vegetasi,
kuning
hingga
coklat
menaneakan permukiman, seeangkan warna abu-abu merupakan jalan
raya. J)ika eilihat eari kenampakan yang aea bereasarkan spektrum
elektromagnetik yang eigunakan, Citra Quickbire Yogyakarta termasuk
citra foto pankromatik hitam putih. Hal tersebut sesuai eengan easar teori
yang
mengatakan
bahwa
gambar
citra
memiliki
warna
seperti
kenampakan aslinya.
Vegetasi paea citra berupa persawahan ean pepohonan yang
memanjang ei sekitar permukiman sepanjang jalan yang mengelompok.
Hal tersebut terlihat paea kenampakan yang berwarna hijau seperti
pepohonan ean petak-petak persawahan. Aeanya vegetasi mungkin
eigunakan untuk mengurangi polusi kenearaan bermotor
ei jalanan.
Permukaan
Seeangkan
jalan
yang
terlihat
berwarna
keabu-abuan.
permukiman berwarna kuning hingga kecoklatan. Permukiman memiliki
pola
memanjang
sepanjang
jalan
ean
mengelompok.
Kepaeatan
peneueuk eaerah tersebut sangat tinggi jika eilihat eari Permukiman yang
sangat
paeat
memungkinkan
ean
rapat.
eaerah
Permukiman
tersebut
yang
merupakan
paeat
eaerah
peneueuk
perkotaan.
Seeangkan sisi kiri paea citra, memungkinkan eaerah tersebut sueah
memasuki eaerah peri urban karena mayoritas tereapat kenampakan
persawahan.
Dilihat eari penjelasan ei atas, Citra Quickbire Yogyakarta memiliki
kenampakan vegetasi, jalan, ean pemukiman yang memiliki perbeeaan
antar objek jelas ean eetail sehingga eapat membuktikan bahwa citra ini
termasuk ke ealam citra foto pankromatik. Karena, citra foto pankromatik
memiliki kepekaan ealam menangkap objek. Keeetailan ean kejelasan
eari
kenampakan-kenampakan
tersebut
membuktikan
bahwa
Citra
Quickbire Yogyakarta memiliki resolusi yang tinggi. Namun paea citra
yang eiamati, gambar citra pecah. Hal tersebut mungkin eikarenakan
kesalahan penyimpanan atau percetakan. Di samping itu, kejelasan ean
keeetailan objek juga eapat eipengaruhi oleh cakupan citra yang eiambil.
Citra Quickbire Yogyakarta memiliki cakupan yang sempit sehingga eapat
terlihat eengan jelas kenampakannya. Tekstur kenampakan paea citra
tersebut eominan kasar karena aeanya pemukiman ean semak belukar
atau pepohonan. Seeangkan tekstur halus paea citra eibuktikan eengan
aeanya kenampakan agraris/persawahan.
Gambar 2 Citra MODIS
Citra
MODIS
merupakan
citra
yang
menggambarkan
tentang
kenampakan earatan, laut, atmosfer yang berkesinambungan eengan
fenomena cuaca atau meteorologi klimatologi. Menurut easar teori yang
saya peroleh, citra ini eapat termasuk ealam citra satelit eimana citra
tersebut eari antariksa atau angkasa luar. Kenampakan yang aea paea
citra MODIS memiliki beberapa warna, antara lain berwarna putih
menaneakan awan, biru luas menaneakan perairan atau laut, ean
nampak pula seeikit warna hijau yang merupakan earatan. Citra MODIS
tieak tereapat kenampakan jalan maupun pemukiman. Teksturnya halus
karena karena citra eieominasi eaerah perairan/laut ean memungkinkan
bahwa citra tersebut memberikan informasi tentang suhu permukaan
laut. Citra cuaca kurang sampai cukup eetail karena tieak terlihat eengan
jelas antar kenampakan. Hal tersebut eisebabkan karena pengambilan
citra jarak jauh menjangkau permukaan bumi atau mencakup eaerah
yang luas. Namun, bentuk objek yang nampak terlihat jelas karena Citra
MODIS mungkin memiliki resolusi seeang sampai tinggi.
Gambar 3 Citra GOES
Citra GOES juga termasuk ealam citra cuaca. Citra GOES memiliki
cakupan yang lebih luas earipaea Citra MODIS. Citra GOES mencakup
salah satu sisi permukaan bumi sehingga paea Citra GOES menampakan
bentuk bumi yang bulat. Sama halnya eengan Citra MODIS, Citra GOES
juga termasuk golongan citra satelit eimana citra tersebut eari antariksa
atau angkasa luar. Citra GOES memiliki warna biru yang menaneakan
perairan/laut, putih menaneakan awan, kuning kecoklatan ean hijau
menaneakan suatu earatan. Dilihat eari gambar citra, memungkinkan
bahwa citra tersebut eigunakan untuk pengamatan vegetasi, raeiasi
permukaan bumi, tutupan lahan, atau juga untuk mengukur suhu
permukaan bumi khususnya ei eaerah Benua Afrika. Hal tersebut eapat
eilihat karena sebagian citra yang eihasilkan mayoritas beraea ei atas
Benua Afrika. Di samping itu, warna kuning hingga kecoklatan paea benua
tersebut
memungkinkan
aeanya
kenampakan
gurun.
Hal
tersebut
memungkinkan eapat memberi informasi tentang suhu ei earatan Afrika
ean bentuklahannya. Apabila hasil citra tercetak eiamati eengan baik,
citra tersebut memiliki gambar yang pecah ean keeetailan antar objek
tieak terlalu jelas. Hal itu eisebabkan oleh resolusi citra yang reneah.
Gambar 4 Citra SPOT 5
Citra SPOT 5 menggunakan citra pankromatik eengan foto inframerah
thermal yang eiambil eari ueara. Bereasarkan easar teori yang saya
peroleh, citra pankromatik menggunakan spektrum cahaya tampak
sehingga menangkap objek seperti yang terlihat menggunakan mata.
Salah satu citra pankromatik aealah foto inframerah thermal. Hal itu
eapat eilihat eari
warna hasil
eari citra tersebut
yaitu eominan
kemerahan. Citra SPOT 5 yang eiamati memiliki perbeeaan antar objek
yang kurang eetail. Sebab, warna yang eihasilkan antara satu objek
eengan objek lainnya sulit eibeeakan ean cakupan citranya cukup luas,
misalnya : sungai ean akses jalan eengan warna yang hampir sama ean
perbeeaan antar pemukiman yang kurang jelas. Foto inframerah thermal
eapat membeeakan tumbuhan yang baik ataupun tumbuhan yang rusak.
Di samping membeeakan baik buruknya vegetasi, citra ini juga eapat
eigunakan
untuk
tata
guna
lahan
pereesaan
maupun
perkotaan,
mengamati eaerah rawan bencana ean mengamati eaerah potensi
sumber eaya alam.
Paea Citra Spot 5 memiliki vegetasi eengan warna yang berbeea,
yaitu vegetasi yang berwarna hijau ean vegetasi yang berwarna merah.
Daerah vegetasi yang berwarna hijau memungkinkan vegetasi tersebut
lebih lebat atau masih tergolong vegetasi yang baik. Sebaliknya, vegetasi
yang berwarna merah lebih seeikit eari vegetasi yang berwarna hijau atau
vegetasi tersebut tergolong vegetasi yang buruk atau mati. Vegetasi yang
terlihat paea hasil citra cukup banyak atau luas ei sisi selatan laut.
Vegetasi tersebut mungkin merupakan hutan mangrove untuk mencegah
abrasi pantai atau memimalisir potensi yang aea ei wilayah tersebut. Di
eaerah
kepesisiran, ei
sisi barat kenampakan mangrove
tereapat
kenampakan petak-petak menyerupai persawahan yang cukup luas. Hal
ini menaneakan bahwa mayoritas peneueuk sekitar kepesisiran bekerja ei
sektor agraris. Keeetailan Citra SPOT 5 sangat minim sehingga untuk
mengatasi tata guna lahan perkotaan atau pereesaan wilayah tersebut
cukup sulit. Pemukiman yang tampak berpola mengelompok ei sepanjang
akses jalan raya ean juga mengelompok ei eekat sumber air ei bagian
selatan pantai. Di eaerah pemukiman juga eitemui aliran sungai menuju
ke laut. Sungai tersebut tergolong sungai tua karena bentuknya yang
berkelok-kelok (meandering). Bentuk sungai tersebut eipengaruhi oleh
erosi aliran sungai secara terus-menerus maupun aktivitas manusia ei
sekitar sungai. Kemueian, ei sisi utara citra tereapat kenampakan
perairan/laut. Sehingga, citra ini mungkin eapat memberi informasi
tentang potensi sumber eaya ikan ei sekitar pantai guna menunjang
perkonomian peneueuk eaerah tersebut.
Gambar 5 Citra ASTER – Sangabriel
Citra ASTER – Sangabriel juga merupakan citra citra ini eiambil ei
ueara. Citra ini eapat eikatakan sebagai citra eirgantara (airborne image).
Menurut easar teori, mengatakan bahwa citra ini eibuat eengan wahana
yang beroperasi ei ueara (eirgantara). Citra ASTER – Sangabriel memiliki
warna
eominan
hijau
yang
berarti
vegetasi,
warna
keabu-abuan
merupakan pemukiman ei sekitar lereng yang terpengaruh aktivitas
vulkanik gunungapi, aliran sungai, ean jalan memanjang. Resolusi Citra
ASTER – Sangabriel tergolong tinggi karena kenampakan topograf begitu
jelas. Namun, ei wilayah topograf reneah, perbeeaan antar objek seeang
atau cukup karena pengambilan foto yang melalui ueara sehingga wilayah
cakupannya luas ean menimbulkan kenampakan topograf reneah yang
tertangkap citra berukuran kecil.
Paea citra, tereapat suatu bentuklahan yaitu bentuklahan vulkanik.
Paea citra, nampak sangat jelas bentukan topograf vulkanik terutama
igir-igir. Igir-igir terbentuk karena proses erosi ean eenueasional yang
bekerjasama menyebabkan terbentuknya relief kasar ean topograf tinggi
eengan kemiringan lereng yang curam. Proses erosi paea bagian hulu
terjaei sangat kuat eisebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga
membentuk lembah-lembah sungai yang curam ean rapat. Igir-igir sangat
runcing, saling tegak lurus satu sama lain eengan pola mengikuti aliran
sungai-sungainya. Seeangkan ei bagian kaki lereng eigunakan sebagai
eaerah pemukiman karena tereapat sumber mata air yang berasal eari
tekuk lereng. Pola pemukiman peneueuk menyebar karena topografnya
tergolong kasar. Dilihat eari foto ueara, tekstur citra paea topograf yang
lebih tinggi umumnya kasar tetapi seragam paea ketinggian yang sama.
Sebaliknya semakin ke bawah semakin halus.
G. Kesimpulan
Dari lima citra ei atas, eapat eiketahui bahwa kualitas citra yang
paling baik aealah Citra Quickbire Yogyakarta eimana antar objek
memiliki perbeeaan bentuk ean jelas nampak seperti nyata. Seeangkan
yang tergolong reneah aealah Citra GOES. Citra ini memiliki gambar
pecah ean keeetailannya kurang. Kelebihan ean kekurangan eari masingmasing citra juga tergantung paea kegunaannya. Kelima citra ei atas
memiliki jenis ean fungsi berbeea-beea. Yang pertama, Citra Quickbire
Yogyakarta termasuk citra pankromatik hitam-putih yang memiliki fungsi
untuk menganalisis tata guna lahan pemukiman. Keeua, Citra MODIS
termasuk citra satelit yang eigunakan untuk mengetahui preeiksi cuaca
ean suhu permukaan air laut. Ketiga, Citra GOES termasuk citra satelit
untuk mengamati vegetasi, raeiasi permukaan bumi, tutupan lahan, atau
juga untuk mengukur suhu permukaan bumi. Keempat, Citra SPOT 5
termasuk citra pankromatik inframerah thermal untuk membeeakan baik
buruknya vegetasi, tata guna lahan pereesaan maupun perkotaan,
mengamati eaerah rawan bencana ean mengamati eaerah potensi
sumber eaya alam. Kemueian Citra ASTER – Sangabriel termasuk citra
eirgantara (airborne image) atau citra ueara untuk mengieentifkasi
topograf ean pemukiman eaerah setempat.
H. Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Penginderaan Jauh. Diakses paea hari Senin, 27 Maret
2017
pukul
11.20 WIB ei www.eprints.uneip.ac.ie
Inearto. 2014. Teori dan Praktek Pengideraan Jauh. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: UGM Press.
TIM SISWAPEDIA. 2016. Jenis Citra pada Pengideraan Jauh. Diakses paea
hari
Selasa,
28 Maret 2017 pukul 19:01 WIB ei www.siswapeeia.com
Lampiran I
TABEL CITRA
Lampiran II
FOTO CITRA YANG DIAMATI
Gambar 1 Citra Quickbire
Yogyakarta
Gambar 2 Citra MODIS
Gambar 3 Citra GOES
Gambar 4 Citra SPOT 5
Gambar 5 Citra ASTER - Sangabriel
Lampiran III
PRE TEST
PENGINDERAAN JAUH
ACARA I
Pengenalan Jenis Citra
Aisyah Nurul Lathifah (15405241014)
A. Tujuan
1.
Mengenal jenis-jenis citra.
2.
Melatih kemampuan untuk mengenali citra.
B. Dasar teori
Defnisi pengineeraan jauh (PJ)) atau remote sensing (RS) ealam
Inearto (2014:3) eapat eijumpai ei berbagai literatur. Remote berarti eari
jauh, seeangkan sensing berarti mengukur. J)aei, remote sensing berarti
mengukur eari jauh atau mengukur tanpa menyentuh objek yang eiukur.
Salah satu eefnisi pengineeraan jauh menurut Rango (1996) ealam
Inearto
(2014:3),
pengieeraan
memperoleh informasi
tentang
jauh
suatu
aealah
ilmu
objek,
ean
luasan,
seni
atau
untuk
tentang
fenomena melalui analisis eata yang eiperoleh eari sensor. Dalam hal ini,
sensor tieak berhubungan langsung eengan objek atau benea yang
menjaei target.
Interpretasi citra aealah proses pengkajian citra melalui proses
ieentifkasi ean penilaian mengenai objek yang tampak paea citra.
Dengan kata lain, interpretasi citra merupakan suatu proses pengenalan
objek yang berupa gambar (citra) untuk eigunakan ealam eisiplin ilmu
tertentu seperti Geologi, Geograf, Ekologi, Geoeesi ean eisiplin ilmu
lainnya. Tahapan kegiatan yang eiperlukan ealam pengenalan objek yang
tergambar paea citra, yaitu (Anonim, 2014:3-4) :
1.
Deteksi yaitu pengenalan objek yang mempunyai karakteristik
tertentu oleh sensor.
2.
Ieentifkasi
yaitu mencirikan objek eengan
menggunakan
eata
rujukan.
3.
Analisis
yaitu
mengumpulkan
keterangan
lebih
lanjut
secara
terperinci.
Citra merupakan salah satu eari beragam hasil proses pengineeraan
jauh. Defnisi citra banyak eikemukakan oleh para ahli, salah satu ei
antaranya pengertian tentang citra menurut Hornby (1974) ealam Sutanto
(1992) eapat eibagi menjaei lima, berikut ini tiga ei antaranya :
1.
Likeness or copy of someone or something, especially one made in
wood, stone, etc.
2.
Mental pictures or idea, concept of something or someone.
3.
Refection seen in a mirror or through the lens of a camera.
Citra
ealam
Lichwatin
(2014:4-5)
eihasilkan
melalui
proses
perekaman eengan bantuan sensor. Sensor aea eua, yaitu sensor
fotografk ean sensor non-fotografk. Sensor non fotografk masih eapat
eirinci menjaei sensor peminaei (pelarik/penyiam atau scanner) ean
sensor raear/gelombang mikro.
1.
Sensor Fotografk
Sensor ini menangkap kenampakan obyek melalui perekaman
besarnya pantulan sinar (gelombang elektromagnetik) eari obyek
yang masuk melalui susuan lensa paea kamera ean kemueian
mengenai lapisan flm yang peka cahaya. Variasi warna yang muncul
paea gambar yang eihasilkan tergantung paea :
a.
Sistem lensa, eiafragma, ean flter yang eigunakan untuk
menerima cahaya.
b.
J)enis ean kepekaan flm.
c.
Spektrum panjang gelombang yang eiizinkan masuk ke ealam
sistem kamera.
Proses fotografk:
a.
Sinar yang eiizinkan masuk tersebut secara serentak menerpa
flm.
b.
Sinar yang meninggalkan jejak kekuatan energi paparan paea
tingkat pembakaran yang aea paea flm tersebut.
c.
Film kemueian eiproses secara kimiawi ei laboratorium, ean
eicetak menjaei foto ueara berwarna maupun hitam putih,
tergantung paea jenis flm ean pencetakan yang eigunakan.
2.
Sensor Non-Fotografk
Sensor non-fotografk berupa scanner menerima pantulan eari
satu wilayah sangat sempit paea permukaan bumi (instanteous feld
of view/IFOV = meean paneang sesaat) yang masuk ke ealam sistem
lensa, ean kemueian meneeteksi besarnya pantulan tersebut eengan
eetektor peka cahaya.
Citra foto seneiri eapat kita beeakan menjaei beberapa macam, yakni
(TIM SISWAPEDIA, 2016) :
1.
Bereasarkan Spektrum Elektromagnetik
Bereasarkan spektrum elektromagnetik yang eigunakan, citra foto
eapat eibeeakan menjaei 3 macam yaitu foto ultraviolet, foto
ortokromatik ean foto pankromatik.
a.
Foto
Ultraviolet
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum gelombang ultraviolet eengan panjang
gelombang 0,29 mikrometer. Foto ini akan menghasilkan warna
yang sangat kontras sehingga cocok untuk membeeakan antara
eua zat, misalnya untuk melihat tumpahan minyak ei laut,
mengetahui jaringan jalan aspal ell.
b.
Foto
Ortokromatik
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum gelombang tampak eisekitar warna biru
hingga sebagian warna hijau (sekitar 0,4 – 0,56 mikrometer). Dari
sini banyak objek yang bisa nampak jelas ean bisa melihat objek
ei bawah permukaan air hingga keealaman kurang lebih 20
meter. Foto ini sangat cocok untuk mempelajari eaerah pantai.
c.
Foto
Pankromatrik
merupakan
foto
yang
eicetak
eengan
menggunakan spektrum cahaya tampak sehingga kepekaan
ealam menangkap objek akan sama eengan kepekaan mata. Foto
pankromatik
eapat
eibeeakan
menjaei
eua
macam
yaitu
pankromatik hitam-putih ean foto infra merah.
-
Foto pankromatik hitam-putih akan menghasilkan warna
objek sama seperti warna aslinya. Biasanya eigunakan untuk
memantau lalu lintas, sumber kebakaran hutan (titik api),
perencanaan kota ell.
-
Foto Infra Merah merupakan foto yang eicetak eengan
menggunakan spektrum gelombang infra merah. Biasanya
eigunakan ealam eunia militer, pertanian atau perkebunan
(untuk membeeakan tumbuhan yang sehat eengan yang
sakit).
2.
Bereasarkan Arah Sumbu Kamera ke Permukaan Bumi
Bereasarkan arah sumbu kamera, citra foto eapat eibeeakan menjaei
eua macam, yakni foto tegak ean foto miring.
a.
Foto tegak merupakan foto yang eiambil tegak lurus terhaeap
permukaan bumi atau sekitar 0 sampai 10 eerajat.
b.
Foto miring merupakan foto yang eiambil eengan sueut minimal
10 eerajat terhaeap permukaan bumi. Foto miring/coneong ini
eapat eibeeakan menjaei eua macam yaitu foto agak coneong
(cakrawala masih nampak) ean foto sangat coneong (cakrawala
tieak tampak).
3.
Bereasarkan J)enis Kamera yang Digunakan
Bereasarkan jenis kamera yang eigunakan, citra foto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu foto tunggal ean foto jamak.
a.
Foto tunggal yaitu foto yang eibuat menggunakan kamera
tunggal.
b.
Foto jamak yaitu foto yang eibuat lebih eari satu paea saat waktu
yang sama ei eaerah lokasi yang sama.
4.
Bereasarkan Warna yang Digunakan
Bereasarkan warna yang eigunakan, citra foto eibeeakan menjaei
eua, yaitu foto berwarna semu ean foto berwarna asli.
a.
Foto bewarna semu akan menghasilkan warna yang berbeea
eengan warna aslinya.
b.
Foto bewarna asli akan menghasilkan seperti warna objek
aslinya.
5.
Bereasarkan Wahana yang Digunakan
Bereasarkan wahana yang eigunakan, citra foto eapat kita bagi
menjaei foto ueara ean foto satelit.
a.
Foto ueara merupakan foto yang eibuat eari pesawat atau balon
ueara.
b.
Foto satelit atau foto orbital merupakan foto yang eibuat eari
satelit.
Citra nonfoto merupakan citra yang eiambil menggunakan sensor,
biasanya menggunakan satelit. Dan istilah yang eikenal yaitu citra satelit.
Citra nonfoto eapat kita beeakan menjaei 3 jenis yaitu (TIM SISWAPEDIA,
2016) :
1.
Bereasarkan Spektrum Elektromagnetik
Bereasarkan spektrum elektromagnetik yang eigunakan, citra nonfoto
eapat eibeeakan menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra infra merah termal merupakan citra yang eibuat eengan
spektrum infra merah thermal. Perbeeaan warna eisebabkan
karena aeanya perbeeaan suhu antar objek.
b.
Citra raear ean citra gelombang mikro merupakan citra yang
eibuat eengan spektrum gelombang mikro.
2.
Bereasarkan Sensor yang Digunakan
Bereasarkan sensor yang eigunakan, citra nonfoto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra tunggal merupakan citra yang eibuat eengan sensor
tunggal.
b.
Citra multispektral merupakan citra yang eibuat eengan sensor
jamak.
3.
Bereasarkan Wahana yang Digunakan
Bereasarkan wahana yang eigunakan, citra nonfoto eapat eibeeakan
menjaei eua macam yaitu :
a.
Citra eirgantara (airborne image) merupakan citra yang eibuat
eengan wahana yang beroperasi ei ueara (eirgantara).
b.
Citra satelit (satellite/spaceborne image) merupakan citra yang
eibuat eari antariksa atau angkasa luar.
C.
Alat dan bahan
Alat :
1.
Bolpoint untuk menulis hasil praktikum yang telah eiperoleh paea
lembar lampiran yang telah eitentukan.
2.
Penggaris untuk membuat tabel 1 sampai tabel 3 ei lampiran.
3.
HVS ukuran A4 sebagai lembar lampiran.
Bahan :
1.
Citra Quickbire Yogyakarta (permukiman) sebagai obyek analisis
citra.
2.
Citra MODIS (cuaca) sebagai obyek analisis citra.
3.
Citra GOES (cuaca) sebagai obyek analisis citra.
4.
Citra SPOT 5 (sumber eaya) sebagai obyek analisis citra.
5.
Citra ASTER – Sangabriel (topograf ean pemukiman) sebagai obyek
analisis citra.
D. Langkah kerja
1.
Mempersiapkan alat-alat yang akan eigunakan seperti HVS, bolpoint,
ean penggaris.
2.
Membuat tabel lampiran, yaitu tabel perbaneingan citra SDA ean
cuaca, tabel perbaneingan citra eilihat eari kelebihan ean kekurangan
paea citra yang tampak, serta tabel perbaneingan citra eari luas
liputan, keeetailan objek, kejelasan bentuk objek, ean perbeeaan
antar objek.
3.
Mengieentifkasi kenampakan yang aea paea citra-citra tersebut, baik
kenampakan alam maupun kenampakan bueaya.
4.
Mengisikan paea tabel berbagai kenampakan paea citra yang telah
eiamati.
E.
Hasil dan Pembahasan
Hasil
Tabel 1 Perbaneingan Citra SDA (Quickbire Yogyakarta) ean Citra Cuaca
(MODIS)
Citra
No.
1.
SDA (Quickbire
Perbaneingan
Warna
-
-
Yogyakarta)
Hijau
-
(MODIS)
Putih
menaneakan
menaneakan
vegetasi.
aeanya
Abu-abu
kenampakan
menaneakan jalan
awan.
raya.
-
Citra Cuaca
-
Aea warna hijau
Kuning sampai
(seeikit)
cokelat
menaneakan
menaneakan
aeanya
Permukiman.
kenampakan
earatan.
-
Biru
menaneakan
2.
3.
Kenampakan J)alan
Kenampakan
J)elas
Permukiman
Permukiman
memanjang
perairan/laut.
Tieak nampak
Tieak nampak
sepanjang jalan ean
4.
5.
Tekstur
Keeetailan
mengelompok
Dominan kasar
Detail
Halus
Tieak Detail
Tabel 2 Kelebihan ean Kekurangan Citra
No.
Citra
Kelebihan
Kekurangan
1.
Citra
Quickbire -
Detail
-
Yogyakarta
-
Berwarna
(Permukiman)
-
Resolusi tinggi
Cakupannya
sempit
-
Gambar
citra
pecah
2.
Citra
MODIS -
(Cuaca)
3.
Citra
Citra
Kurang
eetail
cakupan
Berwarna
karena
-
Resolusinya tinggi
eaerahnya
SPOT
-
-
GOES -
(Cuaca)
4.
Cakupannya luas
5 -
Berwarna
-
(umum)
Resolusi reneah
Cakupan luas
-
Tieak eetail
Cakupan
(Sumber Daya)
-
luas
cukup -
Gambar pecah
Perbeeaan warna
luas
sulit
eibeeakan
Berwarna
(hampir sama satu
sama lain)
5.
Citra
ASTER
– -
Sangabriel
(Topograf
ean
-
Berwarna
Kurang eetail
Walaupun
eetail,
-
Resolusi tinggi
namun
-
Kenampakan
permukiman
seperti nyata
terlihat
kecil
-
Detail
karena
cakupan
-
Cakupan
Pemukiman)
cukup
gambar
citra cukup luas
luas
Tabel 3 Perbeeaan Luas Liputan, Keeetailan Objek, Kejelasan Bentuk
Objek, ean Perbeeaan antar Objek paea Citra.
No
.
1.
Citra
Luas Liputan
L
A
Citra
TL
√
Keeetailan
Objek
SD
D
TD
√
Kejelasan
Bentuk Objek
SJ)
J)
TJ)
√
Perbeeaan
antar Objek
J)
S
TJ)
√
Quickbire
Yogyakarta
(Permukiman
2.
)
Citra
MODIS
√
√
3.
(Cuaca)
Citra
GOES
√
√
√
√
4.
(Cuaca)
Citra SPOT 5
√
√
√
√
√
√
(Sumber
Daya)
Citra ASTER –
5.
√
√
√
√
Sangabriel
(Topograf
ean
Permukiman)
Keterangan :
L : Luas
SD : Sangat Detail
SJ) : Sangat J)elas
AL : Agak Luas
D : Detail
J) : J)elas
TL : Tieak Luas
TD : Tieak Detail
J)
:
J)elas
S : Seeang
TJ) : Tieak J)elas
TJ) : Tieak J)elas
F.
Pembahasan
Gambar 1 Citra Quickbire Yogyakarta
Citra
Quickbire
Yogyakarta
yang
eiamati
aealah
citra
eari
kenampakan permukiman, jalan raya, ean persawahan. Menurut easar
teori yang saya peroleh, Citra Quickbire Yogyakarta eapat eikatakan
termasuk citra yang menggunakan sensor fotografk eimana sensor ini
menangkap kenampakan obyek melalui perekaman besarnya pantulan
sinar (gelombang elektromagnetik) eari obyek yang masuk melalui
susunan lensa paea kamera ean kemueian mengenai lapisan flm yang
peka cahaya. Sensor yang eihasilkan citra ini memiliki variasi warna,
antara
lain
hijau
menaneakan
vegetasi,
kuning
hingga
coklat
menaneakan permukiman, seeangkan warna abu-abu merupakan jalan
raya. J)ika eilihat eari kenampakan yang aea bereasarkan spektrum
elektromagnetik yang eigunakan, Citra Quickbire Yogyakarta termasuk
citra foto pankromatik hitam putih. Hal tersebut sesuai eengan easar teori
yang
mengatakan
bahwa
gambar
citra
memiliki
warna
seperti
kenampakan aslinya.
Vegetasi paea citra berupa persawahan ean pepohonan yang
memanjang ei sekitar permukiman sepanjang jalan yang mengelompok.
Hal tersebut terlihat paea kenampakan yang berwarna hijau seperti
pepohonan ean petak-petak persawahan. Aeanya vegetasi mungkin
eigunakan untuk mengurangi polusi kenearaan bermotor
ei jalanan.
Permukaan
Seeangkan
jalan
yang
terlihat
berwarna
keabu-abuan.
permukiman berwarna kuning hingga kecoklatan. Permukiman memiliki
pola
memanjang
sepanjang
jalan
ean
mengelompok.
Kepaeatan
peneueuk eaerah tersebut sangat tinggi jika eilihat eari Permukiman yang
sangat
paeat
memungkinkan
ean
rapat.
eaerah
Permukiman
tersebut
yang
merupakan
paeat
eaerah
peneueuk
perkotaan.
Seeangkan sisi kiri paea citra, memungkinkan eaerah tersebut sueah
memasuki eaerah peri urban karena mayoritas tereapat kenampakan
persawahan.
Dilihat eari penjelasan ei atas, Citra Quickbire Yogyakarta memiliki
kenampakan vegetasi, jalan, ean pemukiman yang memiliki perbeeaan
antar objek jelas ean eetail sehingga eapat membuktikan bahwa citra ini
termasuk ke ealam citra foto pankromatik. Karena, citra foto pankromatik
memiliki kepekaan ealam menangkap objek. Keeetailan ean kejelasan
eari
kenampakan-kenampakan
tersebut
membuktikan
bahwa
Citra
Quickbire Yogyakarta memiliki resolusi yang tinggi. Namun paea citra
yang eiamati, gambar citra pecah. Hal tersebut mungkin eikarenakan
kesalahan penyimpanan atau percetakan. Di samping itu, kejelasan ean
keeetailan objek juga eapat eipengaruhi oleh cakupan citra yang eiambil.
Citra Quickbire Yogyakarta memiliki cakupan yang sempit sehingga eapat
terlihat eengan jelas kenampakannya. Tekstur kenampakan paea citra
tersebut eominan kasar karena aeanya pemukiman ean semak belukar
atau pepohonan. Seeangkan tekstur halus paea citra eibuktikan eengan
aeanya kenampakan agraris/persawahan.
Gambar 2 Citra MODIS
Citra
MODIS
merupakan
citra
yang
menggambarkan
tentang
kenampakan earatan, laut, atmosfer yang berkesinambungan eengan
fenomena cuaca atau meteorologi klimatologi. Menurut easar teori yang
saya peroleh, citra ini eapat termasuk ealam citra satelit eimana citra
tersebut eari antariksa atau angkasa luar. Kenampakan yang aea paea
citra MODIS memiliki beberapa warna, antara lain berwarna putih
menaneakan awan, biru luas menaneakan perairan atau laut, ean
nampak pula seeikit warna hijau yang merupakan earatan. Citra MODIS
tieak tereapat kenampakan jalan maupun pemukiman. Teksturnya halus
karena karena citra eieominasi eaerah perairan/laut ean memungkinkan
bahwa citra tersebut memberikan informasi tentang suhu permukaan
laut. Citra cuaca kurang sampai cukup eetail karena tieak terlihat eengan
jelas antar kenampakan. Hal tersebut eisebabkan karena pengambilan
citra jarak jauh menjangkau permukaan bumi atau mencakup eaerah
yang luas. Namun, bentuk objek yang nampak terlihat jelas karena Citra
MODIS mungkin memiliki resolusi seeang sampai tinggi.
Gambar 3 Citra GOES
Citra GOES juga termasuk ealam citra cuaca. Citra GOES memiliki
cakupan yang lebih luas earipaea Citra MODIS. Citra GOES mencakup
salah satu sisi permukaan bumi sehingga paea Citra GOES menampakan
bentuk bumi yang bulat. Sama halnya eengan Citra MODIS, Citra GOES
juga termasuk golongan citra satelit eimana citra tersebut eari antariksa
atau angkasa luar. Citra GOES memiliki warna biru yang menaneakan
perairan/laut, putih menaneakan awan, kuning kecoklatan ean hijau
menaneakan suatu earatan. Dilihat eari gambar citra, memungkinkan
bahwa citra tersebut eigunakan untuk pengamatan vegetasi, raeiasi
permukaan bumi, tutupan lahan, atau juga untuk mengukur suhu
permukaan bumi khususnya ei eaerah Benua Afrika. Hal tersebut eapat
eilihat karena sebagian citra yang eihasilkan mayoritas beraea ei atas
Benua Afrika. Di samping itu, warna kuning hingga kecoklatan paea benua
tersebut
memungkinkan
aeanya
kenampakan
gurun.
Hal
tersebut
memungkinkan eapat memberi informasi tentang suhu ei earatan Afrika
ean bentuklahannya. Apabila hasil citra tercetak eiamati eengan baik,
citra tersebut memiliki gambar yang pecah ean keeetailan antar objek
tieak terlalu jelas. Hal itu eisebabkan oleh resolusi citra yang reneah.
Gambar 4 Citra SPOT 5
Citra SPOT 5 menggunakan citra pankromatik eengan foto inframerah
thermal yang eiambil eari ueara. Bereasarkan easar teori yang saya
peroleh, citra pankromatik menggunakan spektrum cahaya tampak
sehingga menangkap objek seperti yang terlihat menggunakan mata.
Salah satu citra pankromatik aealah foto inframerah thermal. Hal itu
eapat eilihat eari
warna hasil
eari citra tersebut
yaitu eominan
kemerahan. Citra SPOT 5 yang eiamati memiliki perbeeaan antar objek
yang kurang eetail. Sebab, warna yang eihasilkan antara satu objek
eengan objek lainnya sulit eibeeakan ean cakupan citranya cukup luas,
misalnya : sungai ean akses jalan eengan warna yang hampir sama ean
perbeeaan antar pemukiman yang kurang jelas. Foto inframerah thermal
eapat membeeakan tumbuhan yang baik ataupun tumbuhan yang rusak.
Di samping membeeakan baik buruknya vegetasi, citra ini juga eapat
eigunakan
untuk
tata
guna
lahan
pereesaan
maupun
perkotaan,
mengamati eaerah rawan bencana ean mengamati eaerah potensi
sumber eaya alam.
Paea Citra Spot 5 memiliki vegetasi eengan warna yang berbeea,
yaitu vegetasi yang berwarna hijau ean vegetasi yang berwarna merah.
Daerah vegetasi yang berwarna hijau memungkinkan vegetasi tersebut
lebih lebat atau masih tergolong vegetasi yang baik. Sebaliknya, vegetasi
yang berwarna merah lebih seeikit eari vegetasi yang berwarna hijau atau
vegetasi tersebut tergolong vegetasi yang buruk atau mati. Vegetasi yang
terlihat paea hasil citra cukup banyak atau luas ei sisi selatan laut.
Vegetasi tersebut mungkin merupakan hutan mangrove untuk mencegah
abrasi pantai atau memimalisir potensi yang aea ei wilayah tersebut. Di
eaerah
kepesisiran, ei
sisi barat kenampakan mangrove
tereapat
kenampakan petak-petak menyerupai persawahan yang cukup luas. Hal
ini menaneakan bahwa mayoritas peneueuk sekitar kepesisiran bekerja ei
sektor agraris. Keeetailan Citra SPOT 5 sangat minim sehingga untuk
mengatasi tata guna lahan perkotaan atau pereesaan wilayah tersebut
cukup sulit. Pemukiman yang tampak berpola mengelompok ei sepanjang
akses jalan raya ean juga mengelompok ei eekat sumber air ei bagian
selatan pantai. Di eaerah pemukiman juga eitemui aliran sungai menuju
ke laut. Sungai tersebut tergolong sungai tua karena bentuknya yang
berkelok-kelok (meandering). Bentuk sungai tersebut eipengaruhi oleh
erosi aliran sungai secara terus-menerus maupun aktivitas manusia ei
sekitar sungai. Kemueian, ei sisi utara citra tereapat kenampakan
perairan/laut. Sehingga, citra ini mungkin eapat memberi informasi
tentang potensi sumber eaya ikan ei sekitar pantai guna menunjang
perkonomian peneueuk eaerah tersebut.
Gambar 5 Citra ASTER – Sangabriel
Citra ASTER – Sangabriel juga merupakan citra citra ini eiambil ei
ueara. Citra ini eapat eikatakan sebagai citra eirgantara (airborne image).
Menurut easar teori, mengatakan bahwa citra ini eibuat eengan wahana
yang beroperasi ei ueara (eirgantara). Citra ASTER – Sangabriel memiliki
warna
eominan
hijau
yang
berarti
vegetasi,
warna
keabu-abuan
merupakan pemukiman ei sekitar lereng yang terpengaruh aktivitas
vulkanik gunungapi, aliran sungai, ean jalan memanjang. Resolusi Citra
ASTER – Sangabriel tergolong tinggi karena kenampakan topograf begitu
jelas. Namun, ei wilayah topograf reneah, perbeeaan antar objek seeang
atau cukup karena pengambilan foto yang melalui ueara sehingga wilayah
cakupannya luas ean menimbulkan kenampakan topograf reneah yang
tertangkap citra berukuran kecil.
Paea citra, tereapat suatu bentuklahan yaitu bentuklahan vulkanik.
Paea citra, nampak sangat jelas bentukan topograf vulkanik terutama
igir-igir. Igir-igir terbentuk karena proses erosi ean eenueasional yang
bekerjasama menyebabkan terbentuknya relief kasar ean topograf tinggi
eengan kemiringan lereng yang curam. Proses erosi paea bagian hulu
terjaei sangat kuat eisebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga
membentuk lembah-lembah sungai yang curam ean rapat. Igir-igir sangat
runcing, saling tegak lurus satu sama lain eengan pola mengikuti aliran
sungai-sungainya. Seeangkan ei bagian kaki lereng eigunakan sebagai
eaerah pemukiman karena tereapat sumber mata air yang berasal eari
tekuk lereng. Pola pemukiman peneueuk menyebar karena topografnya
tergolong kasar. Dilihat eari foto ueara, tekstur citra paea topograf yang
lebih tinggi umumnya kasar tetapi seragam paea ketinggian yang sama.
Sebaliknya semakin ke bawah semakin halus.
G. Kesimpulan
Dari lima citra ei atas, eapat eiketahui bahwa kualitas citra yang
paling baik aealah Citra Quickbire Yogyakarta eimana antar objek
memiliki perbeeaan bentuk ean jelas nampak seperti nyata. Seeangkan
yang tergolong reneah aealah Citra GOES. Citra ini memiliki gambar
pecah ean keeetailannya kurang. Kelebihan ean kekurangan eari masingmasing citra juga tergantung paea kegunaannya. Kelima citra ei atas
memiliki jenis ean fungsi berbeea-beea. Yang pertama, Citra Quickbire
Yogyakarta termasuk citra pankromatik hitam-putih yang memiliki fungsi
untuk menganalisis tata guna lahan pemukiman. Keeua, Citra MODIS
termasuk citra satelit yang eigunakan untuk mengetahui preeiksi cuaca
ean suhu permukaan air laut. Ketiga, Citra GOES termasuk citra satelit
untuk mengamati vegetasi, raeiasi permukaan bumi, tutupan lahan, atau
juga untuk mengukur suhu permukaan bumi. Keempat, Citra SPOT 5
termasuk citra pankromatik inframerah thermal untuk membeeakan baik
buruknya vegetasi, tata guna lahan pereesaan maupun perkotaan,
mengamati eaerah rawan bencana ean mengamati eaerah potensi
sumber eaya alam. Kemueian Citra ASTER – Sangabriel termasuk citra
eirgantara (airborne image) atau citra ueara untuk mengieentifkasi
topograf ean pemukiman eaerah setempat.
H. Daftar Pustaka
Anonim. 2014. Penginderaan Jauh. Diakses paea hari Senin, 27 Maret
2017
pukul
11.20 WIB ei www.eprints.uneip.ac.ie
Inearto. 2014. Teori dan Praktek Pengideraan Jauh. Yogyakarta: Penerbit
ANDI.
Sutanto. 1992. Penginderaan Jauh Jilid I. Yogyakarta: UGM Press.
TIM SISWAPEDIA. 2016. Jenis Citra pada Pengideraan Jauh. Diakses paea
hari
Selasa,
28 Maret 2017 pukul 19:01 WIB ei www.siswapeeia.com
Lampiran I
TABEL CITRA
Lampiran II
FOTO CITRA YANG DIAMATI
Gambar 1 Citra Quickbire
Yogyakarta
Gambar 2 Citra MODIS
Gambar 3 Citra GOES
Gambar 4 Citra SPOT 5
Gambar 5 Citra ASTER - Sangabriel
Lampiran III
PRE TEST