Ahmad Royani, S.Ag., M.Hum

Semantik
(Ilm Dilalah)
Dosen:
Ahmad Royani, S.Ag., M.Hum

Jangkauan Semantik
 Fonologi
 Morfologi
 Sintaksis

Semantik

Manfaat Semantik
 Bagi seorang wartawan, reporter, atau orang-orang yang berkecimpung

dalam dunia persuratkabaran dan pemberitaan. Mereka akan
memperoleh manfaat praktis dari pengetahuan mengenai
semantik,yang dapat memudahkan dalam memilih dan menggunakan
kata dengan makna yang tepat dalam menyampaikan informasi kepada
masyarakat.
 Bagi pelajar bahasa, pengetahuan semantik akan banyak memberi

bekal teoritis untuk menganalisis bahasa yang sedang dipelajari.
Sedangkan bagi pengajar bahasa, pengetahuan semantik akan
memberi manfaat teoritis, maupun praktis. Secara teoritis, teori-teori
semantik akan membantu dalam memahami dengan lebih baik bahasa
yang akan diajarkannya. Dan manfaat praktisnya adalah kemudahan
untuk mengajarkannya.
 Bagi orang awam, pemakaian dasar-dasar semantik tentunya masih
diperlukan untuk dapat memahami dunia yang penuh dengan informasi
dan lalu-lintas kebahasaan yang terus berkembang.

Pengertian Semantik
 Semantik dalam bahasa Indonesia atau ‘ilm al-

dilâlah dalam bahasa Arab dan semantics dalam
bahasa Inggris berasal dari bahasa Yunani ‘sema’
(kata benda) yang berarti ‘tanda’ atau ‘lambang’.
Kata kerjanya adalah ‘semaino’ yang berarti
‘menandai’, ‘berarti’ atau ‘melambangkan’
 Para ahli bahasa mengemukakan semantik
adalah bidang ilmu bahasa yang membahas

tentang makna yang merupakan bagian dari tiga
tataran analisis bahasa: fonologi, tata bahasa,
dan semantik.

Ilmu Semantik adalah :
 Ilmu yang mempelajari hubungan antara
tanda-tanda linguistik (bunyi dan komponen
makna) dengan hal-hal yang ditandainya (di
luar bahasa/referen/acuan)
 Ilmu tentang makna atau arti.

Ahmad Mukhtar ‘Umar
mendifnisikan ‘ilm al-dilâlah
‫ دراسة المعنى أو العلم الذي يدرس المعنى أو ذلك الفرع من‬
‫علم اللغة الذي يتناول النظرية المنعى أو ذلك الفرع الذى يدرس‬
‫الشروط الواجب توافرها فى الرمز حتى يكون قادرا على حمل‬
‫المعنى‬
 “ kajian tentang makna, atau ilmu yang
membahas tentang makna, atau cabang
linguistic yang mengkaji teori makna, atau

cabang linguistic yang mengkaji syarat-syarat
yang harus dipenuhi untuk mengungkapkan
lambang-lambang bunyi sehingga mempunyai
makna”

Konsep Makna
 konsep makna tiap bahasa bersifat arbitrer:

hanya berlaku untuk bahasa yang
bersangkutan
 Misalnya: Kata bahasa Inggris rice menunjuk
makna padi, beras, maupun nasi, yang oleh
orang Indonesia dibeda-bedakan.

Simbol
 Menurut Odgen dan Richrads, simbol itu

untuk kata yang merujuk ke benda, situasi,
dan peristiwa.
 Sedangkan perasaan dan sikap bukan

merupakan simbol

Segi tiga Makna (Odgen Richards)








 
(b) Konsep (referensi): sebuah buku
 
 
 
 
(a) --------------------------- (c) referent/objek
Kata/lambang [k-i-t-a-b]


Segitiga Makna
(b) Konsep (referensi)

(a)-------------------------------------------------------------------------(c ) Sesuatu yang ditunjuk
(referent)

Jenis Makna: Leksikal
 Saya membaca kamus
 Arti kamus: sejenis buku yang berisi daftar

kata dengan keterangan tentang artinya

Jenis Makna: Denotatif dan
Konotatif
 Saya membaca kamus
 kamus: sejenis buku yang berisi daftar kata

dengan keterangan tentang artinya
 Saya melihat kamus berjalan
 kamus: orang pintar


Jenis Makna: Denotatif dan
Konotatif
 Perempuan itu ibu saya.
 Ah dasar perempuan.
 Pada kalimat (1), kata perempuan bermakna:

manusia dewasa berkelamin perempuan
 Pada kalimat (2), kata perempuan bermakna:
sifat perempuan yang antara lain suka
bersolek

Makna Idiom
 Ia tidak mengenal orang tuanya lagi,

menyatakan 'ibu bapak‘
 Ia membanting tulang siang malam
 bertekuk lutut,
 memeras keringat


Relasi Makna






Sinonimi
Hiponomi
Homonimi
Polisemi
Antonimi

Sinonim
 Dua buah kata yang mempunyai kemiripan

makna
 Contoh:
1. Perempuan = wanita
2. Cantik =

3. Cinta =
4. Benci =

Sinonim ‘menulis’

sino
nim

: memahat, mencatat, menggores, menoreh, menyalin,
menyurat, merekam, mengarang, menggubah, menyusun,
melukis, menggambar, membatik,

Sinonim ‘tanda’
sino
nim

: atribut, cap, ciri, ikon, karakter, kualitas, lambang, logo,
markah, pengenal, rambu-rambu, sebut-sebutan, semboyan,
simbol, alamat, anggai, faal, fenomena, firasat, gejala,
gelagat, indikasi, isyarat, petunjuk, pertanda, sinyal,

tengara, alasan, alibi, bukti, burhan, dalil, hujah, jejak,
kesaksian, kesan, keterangan, trek,

Sinonim ‘cinta’

sino
nim

: afeksi, amor, asmara, berahi, cinta kasih, cita,
dendam berahi, filantropi, hibat, hasrat, kama, kasih,
kasih sayang, kehangatan, kekaguman, nafsu, renjana,
sayang, tresna,

Hiponimi
 hubungan makna yang mengandung

pengertian hubungan hirarkhis
 Contoh:
1. mawar, melati, ....berhiponim dengan kata...
2. merah, putih, hitam, atau hijau adalah

hiponim kata...

Homonimi
 Bila terdapat dua buah makna atau lebih

yang dinayatakan dengan sebuah bentuk
yang sama, maka perhubungan makna dan
bentuk itu disebut homonimi ('sama nama'
atau juga sering disebut homofoni [sama
bunyi]).
 Contoh: kata ‘bisa’....

Polisemi
 sebuah kata juga dapat mempunyai lebih dari

satu makna
 Contoh: kepala...

Antonimi
 makna-makna yang berlawanan

 Contoh: laki-laki, hidup, gadis
1. laki-laki X.....
2. Hidup X.....
3. Gadis X....

Kaidah memahami
makna





Kata: dilihat macam-macam maknanya
Kalimat: diperhatikan ko-teks dan konteks
Wacana: diperhatikan kohesi dan koherensi
Komponen maknanya

Komponen Makna
 gadis: + BERNYAWA + MANUSIA – KAWIN –

PRIA
 jejaka: + BERNYAWA + MANUSIA – KAWIN
+ PRIA

Alat Sintaksis
 Alat-alat untuk menghubungkan kata-kata

menjadi
kelompok
dengan
struktur
tertentu (hubungan setara dan bertingkat
dari kelompok tersebut).
 Alat-alat sintaksis: Urutan kata, bentuk
kata, intonasi dan kata tugas.

Urutan Kata
 Alat sintaksis yang pertama ialah urutan. Dalam

bahasa pada umumnya peranan urutan kata ikut
menentukan makna gramatikal.
 Contoh pertentangan seperti:
 Tinggi gunung dan gunung tinggi,
 Tiga jam dan jam tiga,
 Untung melihat Nurul dan Nurul melihat Untung
Bagaimana dengan bahasa Arab?
‫ قرأ التلميذ الكتاب‬
‫ قرأ الكتاب التلميذ‬

Bentuk Kata
 Alat sintaksis yang kedua berupa bentuk kata yang pada









umumnya diperlihatkan oleh afiks. Afiks-afiks itu
menunjukkan makna gramatikal yang bermacam-macam,
bergantung kepada bahasanya: jumlah, orang, jenis,
kata, aspek, modus, kasus, diatesis, dan sebagainya.
Perhatikan keenam contoh bahasa Latin berikut yang
sama maknanya (‘Paul melihat Maria’).
Paulus vidit Mariam.
Paulus Mariam vidit.
Mariam vidit Paulus.
Mariam Paulus vidit.
Vidit Paulus Mariam.
Vidit Mariam Paulus.

Bentuk Kata (afks)
 Perhatikan 3 kalimat di bawah ini:
1. Hidayat mengambil mangga
2. Hidayat mengambili mangga
3. Hidayat mengambilkan Tiara mangga
 Masing-masing kalimat memiliki makna

gramatikal yang berbeda

Intonasi (Tanghim)
 Alat sintaksis yang ketiga ialah intonasi, yang dalam tulis

dan atau ejaan dinyatakan secara tidak sempurna dengan
tanda-tanda baca dan pemakaian huruf. Dalam bahasa
indonesia, misalnya, biasanya batas antara pokok (= topic)
dan sebutan (= comment) ditunjukan oleh intonasi.
Kelompok kata dalam bahasa Indonesia juga ditandai oleh
penempatan tekanan pada kata terakhir. Seringkali, bila
terjadi salah mengerti akibat timbulnya tafsir ganda
(misalnya atas penanaman padi Krawang, anak istrinya,
semua orang asing, sepuluh ribuan, anak majikan yang
baik), intonasi dipakai untuk menjelaskan amanat yang
hendak disampaikan. Dengan intonasi sering pula orang
dapat membedakan macam kalimat, misalnya kalimat berita
dengan kalimat tanya.

Kata Tugas (Harf)
 Alat sintaksis lainya disebut partikel atau kata

tugas. Beberapa kata tugas ialah sebagai berikut:
(1) jumlahnya terbatas, (2) keanggotaanboleh
dikatakan tertutup, (3) biasanya tidak mengalami
proses morfologi, (4) biasanya tidak mempunyai
makna leksikal, tetapi mempunyai makna
gramatikal, (5) ada dalam macam wacana apa
saja
puisi, pidato resmi, drama, undangundang, percakapan sehari-hari, nyanyian, dan
sebagainya, (6) dikuasai oleh pemakai bahasa
dengan cara menghafal.

Satuan Sintaksis
Satuan Sintaksis adalah mulai dari kata, frasa,
klausa, dan kalimat.
 Kata. Dalam pembicaraan mengenai morfem dan
kata (materi sebelumnya), kata disebut sebagai
satuan gramatikal bebas terkecil.
 Ciri kata adalah kata mempunyai potensi untuk
bersendiri, misalnya sebagai kalimat jawaban
atau sebagai kalimat suruhan.
 Mau.
(Jawaban “Mau Kau Kuajak pergi?”)
- Minggir! (Suruhan kepada pengemudi bis kota.)

Kata (Ciri Kata)
 Ciri kedua ialah ciri tak tersela. Artinya, diantara

bagian-bagian pembentuk kata tidak seperti diantara
kata-kata yang membentuk kelompok kata atau frase
tidak dapat diselakan kata lain. Karena diantara
dunia modern, misalnya dapat diselakan kata seperti
yang atau kurang, rangka dunia dunia modern
bukanlah satu kata, melainkan dua. Sebaliknya,
karena antara nikmat dan i tidak dapat diselakan
apa-apa, rangkaian nikmati merupakan satu kata.
 Kata merupakan satuan terkecil yang dapat
berpindah dalam kalimat sedang afiks tidak
mempunyai ciri yang demikian

Satuan Sintaksis (Frasa/
Tarkib)
 Frase adalah satuan gramatikal yang terdiri dari







dua atau lebih dari dua kata yang tidak berciri
klausa dan yang pada umumnya menjadi
pembentuk klausa.
Ciri frasa adalah dapat berdiri sendiri seperti kata
Di antara konstituen frase dapat disisipkan kata.
Contoh:
Analisa kalimat
analisa tentang kalimat
Kalimat kompleks kalimat yang kompleks
Berlari cepat berlari dengan cepat

 Frase pada umumnya dapat diperluas.

Contoh penyisipan kata dalam frase diatas
merupakan contoh perluasan frase.
Penambahan kata untuk memperluas frase
juga dilakukan di depan atau di belakang
frase tersebut.
 Kalimat kompleks beberapa kalimat
kompleks
 Berlari cepat
berlari cepat sekali

Klausa
 Klausa. Klausa adalah satuan gramatikal yang

disusun oleh kata dan/atau frase dan yang
mempunyai satu predikat. Klausa pada
umumnya merupakan konstituen kalimat.
 Contoh:
 KPK mengumumkan hasil temuannya
 KPK telah mengumumkan hasil temuannya.
‫ محمد طالب‬
‫ ذهب محمد‬

Macam-Macam Klausa Berdasarkan
Kategori Pengisi Fungsi Predikat
 Klausa Verbal: Dia membaca
 Klausa Nonverbal:
 Wajahnya ceria (klausa ajektif)
 Kelas A ada tiga puluh mahasiswa (numeral)

Analisis Sintaksis
 Fungsi: Subyek, Predikat, obyek, Keterangan.
 Kategori/jenis: nomina (isim), verba (fi’il), adverbia,







adjektiva. Dalam bahasa Arab: jenis, jumlah, persona,
kala, dan modus.
Peran: pelaku, penderita, penerima, alat, tindakan,
Contoh:
‫ كتب التلميذ رسالة‬
‫كتب‬: berfungsi predikat, berkategori verba, berperan
sebagai perbuatan
‫التلميذ‬: Subyek (fungsi), nomina (Kategori), pelaku (Peran)
‫رسالة‬: Obyek (F), nomina (K), hasil (P)

‫ كتب رسالة‬
 ‫كتب‬: Predikat (F), verba (K), sandangan (P)
 ‫رسالة‬: Subyek (F), nomina (K), tujuan (P)