HUKUM ISLAM DAN HUKUM PEMBUKTIAN PERDATA, SERTA ISU-ISU MENARIK TERHADAP PERKEMBANGANNYA (SEBUAH STUDI KOMPARATIF)
HUKUM ISLAM DAN HUKUM PEMBUKTIAN PERDATA, SERTA ISU-ISU MENARIK TERHADAP PERKEMBANGANNYA (SEBUAH STUDI KOMPARATIF)
Hidayat bin Muhammad
Akademi Pengajian Islam Universiti Malaya, 50603 Kuala Lumpur, Malaysia E-Mail: [email protected]
Abstract: In generally, the law of proof used in civil law by Indonesian Justice does not violate the law Islam. However there are certain spaces that need to be repaired. By it to further explore the Indonesian Civil Law, the author tried to comparated the Indonesian Civil Law with Islam law. This is considered important because of changes in society caused by the change of time, space, science, technology and others can give more or less influ- ence the civil rules of evidence of this. Number of evidence used in civil law officially and by law are limited, namely: letters, testimony, presumption, recognition and oath. Sticking with this opinion, the evidence in Islam is not tertbatas with the principle of what can be to deliver justice there he was allowed to be taken. In contrast to the evidence used in Indonesia are adhered to the principle of a closed and limited system.
Keywords: Evidence, Islam Law, Civil Law, Evidence in Islam is not limited
Abstrak: Secara umum, undang-undang pembuktian yang digunakan dalam hukum perdata oleh Peradilan Indonesia tidak menyalahi hukum Islam. Meskipun demikian, masih ada ruang-ruang tertentu yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu untuk lebih mendalami hukum Perdata Indonesia, penulis mencoba untuk meng- koparasikannya dengan hukum Islam. Hal ini dianggap penting karena perubahan yang terjadi di maIslamat yang disebabkan oleh perubahan waktu, tempat, sains, tekhnologi dan lain-lain dapat memberikan pengaruh sedikit banyaknya kepada hukum pembuktian perdata ini. Jumlah alat bukti yang terpakai dalam hukum per- data secara resmi dan menurut undang-undang adalah terbatas yaitu: surat, kesaksian, anggapan, pengakuan dan sumpah. Berpegang dengan pendapat ini, maka alat bukti dalam Islam adalah tidak tertbatas dengan prinsip apa saja yang dapat untuk memberikan keadilan maka ia dapat digunakan. Berbeda dengan alat bukti yang dipakai di Indonesia yang berpegang dengan prinsip sistem tertutup dan terbatas.
Kata Kunci: Pembuktian, Hukum Islam, Hukum Perdata, alat bukti dalam Islam tidak terbatas
Pendahuluan
diperbaiki. Oleh itu untuk lebih mendalami Dari pembacaan penulis, secara umum un- hukum Perdata Indonesia ini, Penulis coba
dang-undang pembuktian yang digunakan da- mencari perbedaan dan persamaannya dengan lam hukum perdata oleh Peradilan Indonesia hukum Islam. Ini bertujuan untuk penambah- tidak menyalahi hukum Islam. Bagaimanapun baikan terhadap undang-undang ini sekiranya masih ada ruang-ruang tertentu yang perlu terdapat kekurangan dan ketidak seimbangan
74 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata di dalamnya. Ini dianggap penting karena pe- ulama tetapi jumlahnya berbeda seperti yang
rubahan yang terjadi di maIslamat yang dis- disebutkan oleh Muhammad Mustafa al- ebabkan oleh perubahan waktu, tempat, sains, Zuhayli dalam kitabnya berjumlah tiga yaitu tekhnologi dan lain-lain dapat memberikan 3 shahadah, al-yamin dan iqrar. Ulama lain, pengaruh sedikit banyaknya kepada hukum sekalipun mereka sepakat akan jumlahnya pembuktian Perdata ini.
(tiga) tetapi berbeda alat pembuktiannya. Seperti menurut ‘Abd al-Karim Zaydan ianya
Perbedaan antara Hukum Pembuktian
berjumlah tiga yaitu: iqrar, shahadah dan al- Perdata dan Hukum Islam 4 nukul.
Sedangkan menurut Ahmad Ibrahim Bek
A. Aspek Jumlah Alat Bukti yang Terpakai alat bukti ada tiga macam yaitu shahadah, iqrar dan qasamah. 5 Menurut Dr. Abd al-Rah- Jumlah alat bukti yang terpakai dalam hukum man Ibrahim‘Abd al-‘Aziz pula menyatakan
perdata secara resmi dan menurut undang ada- bahwa alat bukti yang disepakati berjumlah
lah terbatas yaitu: Surat, kesaksian, anggapan,
1 empat yaitu iqrar, shahadah, al-yamin dan tu- pengakuan dan sumpah. Dibandingkan den-
lisan (al-mustanadat al-khatiyyah al-maqtu‘ gan hukum Islam, berasaskan pendapat Ibn biha). 6 Sedangkan menurut ensklopedia yang Qayyim yang menyatakan apapun yang boleh
dikeluarkan oleh Kementerian Kuwait ber- menzahirkan keadilan adalah merupakan dalil
jumlah lima buah yaitu iqrar, shahadah, al- dan keterangan. Berpegang dengan pendapat yamin, al-nukul dan qasamah. 7 ini, maka alat bukti dalam Islam adalah tidak
Adapun selainnya dan alat bukti yang tertbatas dengan prinsip apa saja yang dapat
tidak disebutkan di atas maka ulama juga untuk memberikan keadilan maka ia diboleh- berbeda pendapat tentangnya. 8 Terdapatnya kan untuk diambil. Berbeda dengan alat bukti
yang dipakai di Indonesia yang berpegang
2 3 Mustafa al-Zuhayli, Wasail al-Ithbat fi Shari‘ah
dengan prinsip system tertutup dan terbatas.
al-Islamiyyah fi al-Mu‘amalat al-Madaniyyah
Bagaimanapun dari sekian banyak alat-
wa Ahwal al-Shar‘iyyah, (Beirut: Maktabah Dar
alat pembuktian yang disebutkan para ulama,
al-Bayan, 1982), hlm. 608.
adalah dapat dikategorikan kepada dua golon-
4 ‘Abd al-Karim Zaydan, Nizam al-Qada’ fi al-
gan yaitu yang disepakati dan tidak disepaka- Shara‘ah al-Islamiyyah, cet. ke-2, (Beirut: Muas-
sasah al-Risalah, 1989), hlm.155.
ti. Alat pembuktian yang disepakatipun para
5 Ahmad Ibrahim Bek, Turuq al-Ithbat al-Shar‘iyyah,
ulama juga berbeda pendapart tentang jum-
(Mesir: Maktbah al-Azhariyyah li al-Turath, 2003),
lahnya. Pembuktian yang dijalankan melalui
hlm. 42
shahadah dan iqrar semua ulama tidak ber-
6 ‘Abd al-Rahman Ibrahim Abd al-‘Aziz, al-Qada’ wa Nizamuhu fi al-Kitab wa al-Sunnah, (Mam-
beda pendapat tentangnya. Dengan arti kata
lakah al-‘Arabiyyah al-Sa‘udiyyah: Jami‘ah
semua ulama menerimanya sebagai alat yang
Umm al-Qura, 1989), hlm. 393
dapat membantu hakim di mahkamah ketika
7 Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, al-
membuat perbicaraan.
Mawsu‘ah al-Fiqhiyyah, cet. ke-2, (al-Kuwayt: Wa-
Adapun alat bukti yang disepakati oleh
zarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, 1983), hlm. 233
1 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Pasal 8 Silakan rujuk kitab-kitab yang menerangkan alat 1866 dan Pasal 164 (HIR) juga Pasal 284 (RBg)
pembuktian yang disepakati yang telah di sebut- 2 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, (Ja-
kan di atas. Bagaimanapun alat-alat pembuktian karta: Sinar Grafik, 2004), hlm. 555.
yang tidak disepakati tersebut, ulama juga ber-
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad
76 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
perbedaan ulama terhadapnya mungkin dis- ebabkan perbedaan masa dimana di zaman Rasulullah dan para sahabat tidak memer- lukan alat pembuktian yang banyak. Ini dis- ebabkan tingkat keimanan dan kesadaran be- ragama pada masa itu masih kuat. Seterusnya di zaman berikutnya dan khususnya sekarang adalah sangat tepat dan sudah waktunya, bila diadakan ijtihad dan kajian yang mendalam dengan menambah alat pembuktian yang di- pakai. 9
B. Aspek Kesaksian
1. Agama Saksi Sebagaimana telah disebutkan sebe- lumnya bahwa pembuktian dengan saksi merupakan pembuktian yang paling uta- ma dalam kasus-kasus Pidana. Di bawah ini, pembuktian dengan saksi tersebut coba dibandingkan dengan hukum Islam.
Sekalipun pembuktian dengan saksi yang digunakan di Peradilan Agama ter- dapat kesamaan dengan hukum pembuk- tian Islam, tetapi tidak seratus persen sama dengan hukum Islam. Ini karena menurut hukum pembuktian Indonesia siapapun boleh menjadi saksi sedangkan dalam Islam untuk menjadi saksi di mahkamah adalah sangat ketat dan melalui proses dan tahapan yang agak panjang. Dengan kata lain dalam Islam ada terpakai kon- sep kesaksian seumpama undang-undang hukum pembuktian Indonesia tetapi tidak sebaliknya.
Dalam kasus Tabi bin Rua (peng- gugat) melawan Supinah binti Sutikno
beda pendapat tentang penerimaannya. 9 Hamid Muhammad Abu Talib, al-Tanzim al- Qadaiyy al-Islami, (t.tp: Matba‘ah al-Sa‘adah, 1982), hlm. 29. Dan Abd al-Rahman Ibrahim Abd al-‘Aziz, Op. Cit., hlm. 393. Lihat ‘Abd al- Karim Zaydan, Op. Cit., hlm.155.
(tergugat) yang didaftarkan di Peradilan Agama Jayapura (Irian Jaya), bekas sua- mi menuntut agar lori Toyota Rino dibagi sama dengan Supinah dan harta lain be- liau tidak keberatan dan bersetuju dengan tergugat. Dalam bantahannya, tergugat mengatakan, mobil truk tersebut bukan harta bersama tetapi harta tergugat yang dibeli dengan menggunakan duit keluar- ganya (patungan) dengan tergugat. Un- tuk mengkuatkan hujahnya itu, tergugat telahpun membawa saksi keluarga yaitu ayah dan saudara-saudara kandung tergu- gat sendiri, dimana semuanya adalah be- ragama Kristien. Bagaimanapun majelis hakim menolak para saksi berkenaan dan menyebutkan para saksi yang dibawa oleh tergugat tidak diterima dan ditolak karena mereka adalah saksi keluarga yaitu ayah dan saudara kandung tergugat. Dengan kata lain kesaksian mereka tidak diterima bukan sebab mereka beragama Kristien.
Dalam menjawap dalil-dalil kedua pihak, mejelis hakim mengatakan: me- lihat dari bukti-bukti yang dibawa oleh tergugat, jelas bahawa truk yang menjadi sengketa adalah dibeli pada tahun 1995 sedangkan surat perjanjian antara tergugat dan keluarganya dibuat pada tahun 1996, maka berdasarkan keterangan tergugat dan para saksi keluarga, ini bermakna ketika truk tersebut dibeli, hubungan ke- luarga kedua-dua pihak (suami-isteri) masik baik dan perkawinan mereka masih harmoni. Kemudian pada waktu timbul- nya bibit pertengkaran diantara keduanya maka akhirnya dibuat surat perjanjian tersebut, dengan tujuan sekiranya terjadi perceraian maka status truk tersebut ada- lah jelas.
Adapun isu menarik dalam kasus ini ialah sekalipun di Pengadilan band-
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata ing, penggugat berhasil meyakinkan ha-
lam tidak diterima dalam masalah orang kim tentang truk tersebut dan keputusan 15 Islam, dengan dalil al-Qur’an surah al-
memihak kepadanya, namun mengenai Baqarah, ayat: 182 yaitu mimman tardaw- kelayakan saksi Kristien sebagai saksi
na min al-syuhada’. Juga hadith dalam tidak dipermasalahkan langsung oleh ma-
Sahih Bukhari tepatnya pada topik ‘tidak na-mana pihak.
boleh orang musyrik diminta atau dipang- Dari kasus ini juga dapat diambil satu
gil menjadi saksi’, Abu Hurairah meri- pengajaran bahwa perundangan Indone-
wayatkan dari Rasulullah s.a.w. Baginda
sia khususnya hukum pembuktian yang 16 bersabda la tusaddiqu alh al-kitab.... dipakai di Peradilan Agama, tidak me-
Bagaimanapun dalam kasus-kasus wajibkan saksi harus beragama Islam. Ini
tertentu, ada Ulama (mazhab Imam Ah- dikuatkan oleh pendapat seorang hakim
mad) yang membolehkan kesaksian orang Agung, Abdul Manan, mengatakan dalam
kafir terhadap orang Islam. Di antaranya bukunya bahwa saksi non-muslim diteri-
dalam perkara wasiat seorang musafir
10 ma kesaksiannya di Peradilan Agama. 17 yang tidak ada saksi muslim. Sedangkan Merujuk dan mengambil perbandin-
menurut Imam Malik, tidak boleh kesak- gan dengan hukum Islam, dalam hukum
sian orang kafir terhadap orang Muslim syahadah semua saksi yang dibawa ke
sekalipun dalam kasus wasiat seperti di mahkamah khususnya dalam kasus orang 18 atas.
Islam adalah mesti beragama Islam. 11 Ia 2. Cara Memberikan Kesaksian bertujuan untuk mendapatkan maklumat
Sekalipun istilah yang diberikan ada- yang sahih yang hanya didapati dari se-
lah sama yaitu saksi, tetapi saksi dalam orang muslim yang adil. 12 Ini karena, Is-
konsep Islam yang memberikan keteran- lam meyakini bahwa semua orang Islam itu adalah amanah dan adil terhadap mus-
al-Islamiyyah fi al-Mu‘amalat al-Madaniyyah
lim yang lain. 13 Bagaimanapun, Ulama
wa Ahwal al-Shar‘iyyah, (Beirut: Maktabah Dar al-Bayan, 1982), hlm. 128.
tidak sepakat dalam hal saksi yang bukan
15 Syams al-Din Abi ‘Abd Allah Muhammad bin
Islam apakah diterima dalam kasus-kasus
Abi Bakr Ibn Qayyim al-Juwziyah, al-Turuq al-
keluarga yang beragama Islam. Menu-
Hukmiyyah fi al-Siyasah al-Syar‘iyyah, alih ba-
rut jumhur ulama 14 saksi yang bukan Is-
hasa Muhammad Jamil (Ghazi Beirut: Matba‘ah al-Madani, 1995), hlm. 470. 10 Abdul Manan, Penerapan Hukum Acara Perdata 16 Salih bin ‘Abd al-‘Aziz bin Muhammad,
di Lingkungan Peradilan Agama, (Jakarta: Pre- Mawsu‘ah al-Hadith al-Syarif al-Kutub al-Sittah, nada Media Group, 2006), hlm. 254.
cet. ke-3, (al-Sa‘udiyyah: Dar al-Salam, 2000), 11 Imam Malik bin Anas al-Asbahaniyy, al-Mudaw-
hlm. 213
wanah al-Kubra, Jilid ke-4, (Beirut: Dar al-Kutub 17 Muhammad bin ‘Abd al-Rahman bin Muhammad al-‘Ilmiyyah, 1994), hlm. 21 . bin Qasim, al-Mustadrak ‘ala Majmu‘ al-Fatawa 12 Ahmad Mustafa al-Muraghi, al-Muragi, Jilid
Syekh al-Islam Ahmad Ibn Taimiyyah, jilid ke-5, ke-3, (Mesir: Syarikah Maktabah wa Matba‘ah
(t.tp: t.p., t.t), hlm. 205. Shams al-Din Abi ‘Abd Al- Mustafa al-Baba al-Halabi waawladih, 1946),
lah Muhammad bin Abi Bakr Ibn Qayyim al-Jaw- hlm. 70.
ziyyah, I‘lam al-Muwaqq‘in ‘an Rabb al-‘Alamin, 13 Ahmad Fathi Bahnasiyy, Nazariyyah al-Itsbat fi
jilid 2, (Beirut: Dar al-Kutub, 1996), hlm. 172. al-Fiqh al-Jinaiyy al-Islamiyyah, (Dar al-Syuruq,
18 Imam Malik bin Anas al-Asbahaniyy, al-Mudaw- t.t), hlm. 19.
wanah al-Kubra, Jilid ke-4, (Beirut: Dar al-Kutub 14 Mustafa al-Zuhayli, Wasail al-Ithbat fi Shari‘ah
al-‘Ilmiyyah, 1994), hlm. 21.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015 77
Hidayat bin Muhammad gan di mahkamah, dengan saksi dalam is-
tidak semua alat bukti saksi dapat digu- tilah perundangan Indonesia, sangat jauh
nakan menjadi hujah dalam perbicaraan. berbeda. Di antara perbedaan yang tam-
Seperti untuk mendirikan sebuah perse- pak dan jelas adalah kebanyakan ulama
roan atau perusahaan hanya disahkan den-
sepakat bahwa untuk memberikan kesak- 22 gan bentuk Akta Otentik. Agak berbeda
sian mestilah menggunakan lafat ashadu 19 dengan pembuktian menurut Islam dima- ataupun yang sama dengannya. Berbeda
na pembuktian dengan saksi merupakan dengan perundangan di Indonesia, pene-
keterangan yang mengikat dan juga ter-
kanan berkenaan lafaz yang hendak digu- 23 pakai untuk semua kasus tanpa kecuali. nakan tidak menjadi satu kemestian. Ba-
4. Jenis Kelamin Saksi
gaimanapun hukum kesaksian Indonesia Laki-laki atau perempuan bukan ini ini nampaknya adalah sesuai dengan
syarat menjadi saksi di perundang-un- pendapat Imam Ibn Qayyim al-Jawzi-
dangan Indonesia. Ini artinya lelaki atau yyah. 20 Beliau berkata:
perempuan adalah sama, perempuan mempunyai kelayakan yang sama dengan
laki-laki dalam membuat kesaksian di
mahkamah. Sekalipun ada disebutkan da-
lam perundangan Indonesia yaitu Kompi-
lasi Hukum Islam bahwa, mensyaratkan Merujuk ungkapan Ibn Qayyim di
saksi harus lelaki, tetapi itu bukan syarat atas, sekalipun ada mazhab yang tidak
memberikan kesaksian di Mahkamah. bersetuju berkenaan amalannya akan
Syarat saksi mesti laki itu hanya sebagai tetapi kesaksian di Indonesia adalah tidak 24 syarat bagi sahnya nikah. Hal ini mung-
menyalahi hukum Islam. kin mesti menjadi keutamaan kepada
3. Kasus-kasus yang Membolehkan Kesak- pihak yang berkecimpung dalam undang- sian
undang syariah di Indonesia untuk mem- Perundangan Indonesia mengakui
buat perubahan. Terutama dalam kasus- bahwa semua keterangan dengan kesak-
kasus berkenaan aurat perempuan, seperti sian boleh digunakan kecuali peruntukan-
saksi dalam kasus pemerkosaan ataupun peruntukan yang ditentukan lain oleh
pemeriksaan mengenai kedaraan seorang undang-undang. 21 Dengan arti kata bahwa
anak perempuan. Walaupun Peradilan Agama tidak mempunyai wewenang un-
19 Menurut pengarang kitab Badai‘ al-Sanai‘ menggunakan lafaz ashhadu adalah syarat diteri-
1895 menyatakan: pembuktian dengan saksi-saksi manya kesaksian, dan menggunakan perkataan
diperkenankan dengan segala hal dimana itu tidak selainnya adalah tidak sah. Imam ‘Ala’ al-Din
dikecualikan oleh undang-undang. Abi Bakr bin Mas‘ud al-Kasani al-Hanafi, Kitab
22 Undang-Undang RI No. 1 Tahun 1995 tentang Badai‘ al-Sana’i‘, jilid ke-6, cet. ke-2, (Beirut:
Perseroan Terbatas.
Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 1986) hlm. 273. 23 Mustafa al-Zuhayli, Op. Cit., hlm. 134. Dan 20 Ibrahim bin ‘Ali bin Muhammad Ibn Farhun,
Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, Tabsirah al-hukkam fi usul al-aqdiyyah wa ma-
al-Mawsu‘ah al-Fiqhiyyah, jilid ke-1, cet. ke-2, nahij al-ahkam, jilid ke-1, (Kairo: Matba‘ah al-
(al-Kuwayt: Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al- Kulliyah al-Azhariyyah, 1986), hlm. 223
Islamiyyah, 1983), hlm. 236. 21 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata seksyen
24 Kompilasi Hukum Islam, Pasal 24 dan 25. 78 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata tuk mendengar kasus-kasus Pidana tetapi
5. Bilangan Saksi
dengan nasehat para hakim, pengacara Dalam UU Indonesia tidak men- dan semua orang yang beragama Islam
erima saksi yang hanya satu orang, ini dalam contoh kasus di atas dapat mem-
dengan Pasal 169 HIR dan KUHP Pasal pengaruhi jalan persidangan. Setidaknya
1905. Sedangkan dalam Islam, menurut mereka ini memberikan masukan supaya
jumhur ulama, untuk menjaga kemaslaha- yang menjadi saksi dalam kasus-kasus be-
tan umat, seorang hakim boleh menerima gini di Pengadilan Negeri juga hendaknya
kesaksian hanya satu orang pada kes-kes perempuan. 28 selain hudud. Malahan Rasulullah s.a.w.
Dibandingkan dengan hukum Islam, pernah membuat keputusan dalam satu berkenaan jenis kelamin saksi sangat
kasus berkenaan harta dengan mengguna- mengambil berat. Di antara kasus-kasus
kan keterangan seorang saksi dan sumpah berat yang tidak boleh dari golongan
pendakwa. Ibn ‘Abbas meriwayatkan: perempuan menjadi saksi padanya adalah
anna Rasul Allah SAW qada bi yamin wa
25 26 kasus zina, hudud 29 dan qisas dan juga syahid. kasus-kasus aurat perempuan yang tidak
Bilangan dan juga penentuan jenis boleh dilihat oleh kaum pria. 27 kelamin saksi-saksi, Ulama telah mem-
Setelah melihat hukum pembuktian bincangkannya dengan panjang lebar da- dengan saksi di antara kedua-dua perun- 30 lam kitab-kitab al-qada’. Hal ini telah
dangan di atas maka dalam hal ini prak- dibahagikan ke dalam dua bahagian, yaitu tek hukum kesaksian di Indonesia sangat
hak Allah dan hak manusia. Kasus-kasus jauh berbeda dengan hukum Islam. Oleh
yang berhubungkait dengan hak Allah itu untuk mencapai tujuan penghakiman
dapat dikategorikan kepada tiga kelom- yang baik maka semua pihak dituntut un-
pok yaitu pertama kasus zina hanya dapat tuk bekerja sama dan lebih terbuka untuk
diputuskan dengan empat orang laki-laki menerima pembaharuan. 31 yang adil. Selain itu, menurut al-Hasan
28 Ibn Qayyim al-Jawziyyah, al-Firasah, alih baha- sa Salah Ahmad al-Samraiy, (Baghdad: Matba‘ah 25 Abi Bakr Muhammad bin Ibrahim bin al-Mundhir
Izman, 1986), hlm. 62 al-Naysaburi, al-Ijma‘, cet. ke-2, alih bahasa Abu 29 Salih bin ‘Abd al-‘Aziz bin Muhammad,
Hammad Saghir Ahmad bin Muhammad Hanif, Mawsu‘ah al-Hadith al-Syarif al-Kutub al-Sittah, (‘Ajman: Maktabah al-Furqan, 1999), hlm. 89.
cet. ke-3, (al-Sa‘udiyyah: Dar al-Salam, 2000), 26 al-Imam Shaikh Abi Bakr bin ‘Ali bin Muham-
hlm. 1491
mad bin Haddad al-Yamaniyi, al-Jawharah al- 30 Abu al-Husayn Yahya bin al-Khayr bin Salim al- Nayyirah ‘ala Mukhtasar al-Quduri, jilid ke-2,
‘Imrani al-Shafi‘iy al-Yamaniy, al-Bayan fi Mad- (Pakistan: Maktabah Haqqaniyyah, t.t.), hlm.
hhab al-Imam al-Shafi‘iy, jilid ke-13, alih bahasa 325-326. Lihat Abu ‘Abd Allah Muhammad bin
Qasim Muhammad Nuri, (Beirut: Dar al-Minhaj, Nasr al-Marwaziy, Ikhtilaf al-Ulama’, alih baha-
2000), hlm. 324-330. Lihat Shams al-Din Abi ‘Abd sa al-Sayyid Subhi al-Samiraiyi, (Beirut: ‘Alam
Allah Muhammad bin Abi Bakr Ibn Qayyim al-Jaw- al-kutub, 1985), hlm. 283.
ziyyah, I‘lam al Muwaqq‘in ‘an Rabb al-‘Alamin, 27 Abu ‘Abd Allah Muhammad bin Idris al-
Juz 2, (Beirut: Dar al-Kutub, 1996) hlm. 172-175. Shafi‘iyi, al-Umm, jilid ke-8, alih bahasa Rif‘at
31 Satu riwayat menyatakan, Khalifah ‘Umar ibn Fawzi ‘Abd al-Mutallib, (t.tp: Dar al-Wafa’ li al-
al-Khattab pernah memukul sekumpulan orang Taba‘ah wa al-Nashar wa al-Tawzi‘, 2001) hlm.
yang telah membuat kesaksian zina tetapi jum- 117.
lahnya tidak cukup empat orang saksi. Sila lihat
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad al-Basri, dalam kasus pembunuhan menu-
dan dua orang perempuan. Akan tetapi rut beliau hanya jatuh dengan sekurang-
ianya hanya boleh dijatuhkan hukumnya kurangnya empat orang saksi. 32 Kedua,
dengan kesakain dua orang laki-laki. kasus-kasus yang berhubungkait den-
Adapun satu orang saksi maka boleh gan hak Allah seperti minum arak, mur-
digunapakai dalam melihat anak bulan tad maka ianya hanya boleh diputuskan
Ramadhan, ini adalah pendapat mazhab dengan kesaksian dua orang lelaki. Ke- 34 Syafi‘i dan Hanbali. Sedangkan menu-
tiga, kasus-kasus yang meliputi hak Al- rut mazhab Hanafi pula ia sah dengan satu lah (al-iqrar bi al-zina) maka dalam hal
orang saksi sekiranya ada ‘illah di lang- ini ada dua pendapat: yaitu dapat disabit- 35 it. Sedangkan menurut mazhab Maliki,
kan dengan dua orang laki-laki karena ia hanya sah dengan dua orang saksi yang merupakan pengakuan dan juga dapat di- 36 adil.
6. Kesaksian yang Tidak Diterima saksi laki-laki dalam kasus zina. Adapun
jatuhkan hukumnya dengan empat orang
Menurut hukum acara Indonesia ada kasus-kasus yang berhubungan dengan
pihak-pihak tertentu yang boleh menarik manusia maka ianya dapat dibagi kepada 37 diri menjadi saksi. Ini menandakan ada
beberapa bahagian. Pertama, kasus-kasus ruang-ruang tertentu kepada seseorang mengenai harta, seperti jual-beli, pinjam-
yang semestinya layak menjadi saksi meminjam, jaminan, perampokan dan
untuk menyembunyikan kebenaran dan sebagainya maka ianya dapat diputus-
keadilan. Sedangkan dalam Islam tidak kan dengan kesaksian dua orang laki-laki
ada peluang seperti ini. karena menurut ataupun seorang laki-laki dan dua orang
Islam sebagaimana yang dijanjikan oleh perempuan. Kedua, kasus-kasus selain
Islam bahwa menjadi saksi adalah peker- harta seperti nikah, talak, rujuk, hudud,
jaan yang sangat mulia apa lagi tidak ada qisas 33 dan sebagainya maka ianya tidak
orang yang keluar untuk menjadi saksi jatuh dengan kesaksian seorang laki-laki
pada masalah-masalah tertentu. Maka dalam hal ini menjadi wajib kepada ses-
al-Shaikh al-Imam Abi al-Mahasin ‘Abd al-Wa- hid bin Isma‘il al-Ruyani, Bahr al-Madhhab, alih
eorang yang mengetahui dan menyaksihi
bahasa Ahmad ‘Izzw ‘Inayah al-Damshiqi, Jilid
perkara tersebut untuk tampil menjadi
ke-12, (Beirut: Dar Ihya’ al-Turab al-‘Arabiy/i,
saksi, sesuai dengan firman Allah yang
2002), hlm. 133. 32 Abu Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad bin Mu-
34 Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin hammad bin Qudamah al-Hanbaliy, al-Mughniy,
Muhammad al-Ghazaliy, Op.,Cit, hlm. 250. Lihat jilid ke-12, cet. ke-3, alih bahasa ‘Abd Allah bin
Mansur bin Yunus bin Idris al-Bahuti, Kashshaf ‘Abd al-Muhsin al-Turkiy dan ‘Abd al-Fattah
al-Qina‘an Matn al-Iqna‘, Jilid ke-2., alih bahasa Muhammad al-Halwi, (Sa‘udi: Dar ‘Alam al-
Muhammad Amin al-Dinnawiy, (t.tp: ‘Alam al- Kutub, 1997), hlm. 229. Lihat Abi Bakr Muham-
Kutub, t.t.), hlm. 127.
mad bin Ibrahim bin al-Mundhir al-Naysaburi, 35 Shams al-Din Abu Bakr Muhammad bin Abi Sahal al-Ijma‘, cet. ke-2, alih bahasa Abu Hammad
al-Sarakhsi, al-Mabsut, jilid ke-3., alih bahasa Khal- Saghir Ahmad bin Muhammad Hanif, (‘Ajman:
il Muhyi al-Din al-Mays, (Beirut: Dar al-Ma‘rifah, Maktabah al-Furqan, 1999), hlm. 89.
1989), hlm. 139
33 al-Imam Shaikh Abi Bakr bin ‘Ali bin Muhammad 36 Imam Malik bin Anas al-Asbahaniyy, al-Mudaw- bin Haddad al-Yamaniy, al-Jawharah al-Nayyirah
wanah al-Kubra, jilid ke-1, (Beirut: Dar al-Kutub ‘ala Mukhtasar al-Quduri, Jilid ke-2, (Pakistan:
al-‘Ilmiyyah, 1994), hlm. 266-267. Maktabah Haqqaniyyah, t.t.), hlm. 325-326.
37 HIR pasal 146
80 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata menyebutkan la taktumu al-shahadah. 38 kesusilaan dan kedudukan para saksi
Salah satu tujuan kehakiman menu- dalam maIslamat sekitarnya dan secara rut Islam adalah untuk menegakkan kea-
umum, atas segala sesuatu yang dapat dilan. Kemudian menegakkan keadilan
mempengaruhi….” Hakim dalam men- adalah tanggungjawap semua orang tanpa
cari maklumat latar belakang kehidupan pandang bulu sekalipun akibat kesak-
saksi diupayakan untuk mencarinya baik sian yang akan dibuat itu akan memberi-
melalui lawan sengketanya ataupun me- kan pengaruh yang tidak baik untuk diri
nanyakan sendiri kepada saksi tersebut. sendiri adalah digalakkan untuk dibuat.
Usaha-usaha yang demikian juga ada dis- Di sinilah perbedaan diantara hukum
ebutkan dan dibahas secara luas dalam Is- yang dibuat oleh manusia dengan hukum
lam. Menurut hukum pendakwaan dalam yang dibuat oleh Yang Maha Adil. Kalau 41 Islam hal ini disebut tazkiyah al-syuhud.
falsafah pembuktian dalam Islam adalah Sekalipun ianya ada persamaan iaitu un- untuk menegakkan keadilan sedangkan
tuk mencari maklumat yang sebenar dari- undang-undang Indonesia belum seratus
pada saksi namun dalam Islam ianya dia- persen melaksanakan falsafah ini. Den-
tur lebih mendetil dan rahasia. gan kata lain, seorang notaries, saudara,
7. Kekuatan kesaksian
(keluarga) maka bagi mereka ini dibole- Menurut Islam, alat bukti yang pal- hkan untuk menutupi rahasia rekan-rekan 42 ing kuat adalah kesaksian dan juga pen-
dan saudara mereka. Inikah yang dinama- 43 gakuan tetapi dalam hukum perdata In- kan keadilan? 39 Permasalahan ini pernah
donesia alat pembuktian yang paling kuat diangkat oleh M. Yahya Harahap yaitu
adalah surat. Bagaimanapun meletakkan seorang pakar undang-undang Indonesia
alat bukti surat di Indonesia sebagai nom- yang tahu dan sadar akan ketidak adi-
bor pertama sebagai alat bukti yang pal- lan dan kelemahan yang di bawa oleh
ing kuat adalah diakui dan disetujui oleh undang-undang ini. Beliau menghendaki
DR. Muhammad Mustafa al-Zuhayli. agar Pasal-Pasal yang tidak adil ini hen-
Malahan beliau menambahkan, ini juga daknya dihilangkan. 40
telah dipakai oleh beberapa Negara Islam Untuk mendapatkan keterangan yang 44 seperti Egypt dan Syria.
sahih dan kuat dari saksi yang dipanggil Dalam hukum Pidana Indonesia pula untuk memberikan kesaksian, seorang
41 Abi ‘Abd Allah Muhammad bin Abi Bakr bin
hakim diberikan otoritas penuh untuk
Ayyub Ibn Qayyum al-Jawziyyah, al-Turuq al-
mempelajari dan mencari latar belakang
Hukmiyyah fi al-Siyasah al-Syar‘iyyah, alih ba-
saksi. Dalam hal ini HIR Pasal 172 me-
hasa Nayif bin Ahmad al-Hamad, (Jeddah: Dar
nyatakan: “…dalam pertimbangan untuk
al-‘Alam wa al-Fawaid, t.t), hlm. 534. 42 Abd al-Karim Zaydan, Ibid, hlm. 163.
menilai kesaksian-kesaksian haruslah ha-
43 Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah,
kim memperhatikan secara khusus akan
al-Mawsu‘ah al-Fiqhiyyah, Jilid ke-6, cet. ke-2,
adanya hubungan timbal balik antara ke-
(al-Kuwait: Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-
Islamiyyah, 1983) hlm. 48. 44 Muhammad Mustafa al-Zuhayli, Wasail al-Ithbat 38 Al-Baqarah (2): 283
saksian-kesaksian itu;… akan cara hidup,
fi al-Shari‘ah al-Islamiyyah fi al-Mu‘amalat al- 39 HIR: 146, RBg: 174
Madaniyyah wa al-Ahwal al-Shakhsiyyah, (Bei- 40 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 670-672
rut: Maktabah Dar al-Bayan, 1982), hlm. 228.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad alat bukti yang paling kuat dan urutan
Pengadilan Agama Sukabumi itu akhitnya pertama adalah kesaksian. 45 Prinsip ini
telah dibatalkan oleh Pengadilan Tinggi adalah sama dan sesuai dengan hukum
Agama Bandung dan penggugat (bekas Islam 46 di mana dengan kesaksian ses-
suami) pihak yang dikalahkan. eorang yang telah memenuhi syarat dan
Selanjutnya bekas suami telah pergi kritera sebagai saksi yang diterima dalam
ke Mahkamah Agung (memohon kasasi) Islam adalah mengikat seorang hakim un-
dan meminta kasusnya dibicarakan lagi. tuk membuat keputusan berdasarkan kes-
Di Mahkamah Agung pemohon kasasi aksian tersebut.
cuba mengangkat isu pengakuan yang tergugat terhadap kesaksian para saksi
C. Aspek Pengakuan
keluarga yaitu ayah dan ibu Tergugat. Pemohon telah memberi hujah bahwa
1. Pengertian Pengakuan pengakuan kedua-dua saksi sepatutnya Pengakuan menurut hukum acara diterima dan mengikat karena di buat Indonesia adalah agak unik. Seseorang dihadapan majelis hakim. Beliau telah yang dijadikan sebagai saksi dalam per- mengambil pendapat Yurisprudensi Mah- bicaraan dan kesaksian yang dibuatnya kamah Agung No. 546 K/Sip/1983 dan itu adalah dibenarkan oleh mana-mana No. 3459 K/Sip/1984 yang mengatakan, pihak yang bertikai maka contoh ini juga “Pengakuan yang disampaikan di muka dikategorikan sebagai pengakuan. Ini Hakim adalah mempunyai nilai kekuatan dapat di lihat dalam kasus perceraian di pembuktian yang sempurna, mengikat
Pengadilan Agama Sukabumi, 47 dimana
dan menentukan dan pengakuan itu tidak tuntutan penggugat yaitu bekas suami di- dapat ditarik kembali tanpa alasan yang terima dan talakpun dijatuhkan (talak satu dibenarkan oleh hukum”. Namun semua bain kubra). Kemudian yang tergugat (be- hujah-hujah pemohon ditolak oleh Mah- kas isteri) tidak setuju dengan keputusan kamah Agung dan telah memberikan tersebut, dia kemudian banding ke Penga- keputusan dengan menyokong keputusan dilan Tinggi Agama Bandung. Keputusan Peradilan Tinggi Agama Bandung. 48
45 Kitab Undang-Undang Hukum Acar Pidana (KU-
Cara memberikan pengakuan ini di
HAP) Pasal 184. Tapi dalam Islam untuk men-
lihat dari kaca mata Islam adalah agak
jadi saksi di sesebuah perbicaraan adalah sangat
sedikit berlainan. Ini karena merujuk ke-
ketat dan memerlukan waktu. Ini bertujuan untuk menghasilkan kesaksian yang sebenar dan bukan
pada takrif pengakuan yang dibuat oleh
kesaksian palsu.Tetapi prakteknya di Indonesia
para Ulama, menyatakan bahwa yang
untuk menjadi saksi jauh lebih mudah dan tidak
dinamakan pengakuan adalah suatu pen-
memerlukan banyak prosedur dan syarat yang
gakuan yang datang dan dibuat oleh pihak
ketat.
yang mengaku (al-muqirr). Pengarang
46 al-Baqarah ayat 282 dan hadith Nabi SAW, al- bayyinah ‘ala al-mudda‘i wa al-yamin ‘ala man
kitab al-Ikhtiyar li Ta‘lil al-Mukhtar mis-
ankar. Lihat juga Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un
alnya telah mentakrifkan pengakuan se-
al-Islamiyyah, al-Mawsu‘ah al-Fiqhiyyah, Jilid
bagai berikut:
ke-1, cet. ke-2, (al-Kuwayt: Wazarah al-Awqaf wa al-Shu’un al-Islamiyyah, 1983), hlm. 236.
47 Putusan Mahkamah Agung, Nomor 387 K/ AG/2010.
48 Lihat Ibid, hlm. 6-7 dan 11-12. 82 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata
ِلكَذ َﱃِٕا ُ َله ِّﺮَﻘُﻤْﻟا Semua takrif di atas menunjukkan
bahwa pengakuan itu dilafazkan oleh
Pengakuan yang datang daripada orang yang
orang yang bersangkutan. Bukan ses-
membuat pengakuan atau al-muqirr, dengan
eorang (orang lain) yang membuat pen-
adanya pengakuan itu maka nyatalah hak (ke- pada siapa ia diberikan) oleh itu tenanglah hati
gakuan bahwa ada hak si Pulan kepada al-muqirr lah disebabkan pengakuan itu. 49 seseorang. Ini karena pengakuan yang
Juga dalam kitab al-Fatawa al-Hindi- dipakai di Peradilan tersebut lebih me- yyah yang terkenal dengan al-Fatawa al-
mudahkan seseorang untuk membuat pe- ‘Alam Ghiriyyah juga menyebutkan:
nipuan disebabkan kesilapan oleh pihak lawan. Terlebih-lebih lagi sekiranya di
ِﻪ ِﺴْﻔَﻧ ﲆﻋ ِ ْﲑَﻐْﻠِﻟ ِّﻖ َﺤْﻟا ِتﻮُﺒُﺛ ﻦﻋ ٌرﺎَﺒ ْﺧٕا ُراَﺮْﻗِٕ ْﻻا antara pihak yang bersengketa tidak
mengikuti dari awal apa yang didakwa-
Iqrar adalah suatu pemberitahuan tentang hak
kan dan diperkatakan oleh para pihak.
orang lain terhadap dirinya. 50
2. Kekuatan Alat Bukti Pengakuan Pandangan Ulama lain yang berbe-
Penyenaraian pengakuan di bab ini za mazhab dengan yang di atas. Seperti
tidaklah mengikut urutan sebagaimana Imam al-Sharbayni dan al-Ramli men-
di sebutkan dalam undang-undang. Ianya takrifkan pengakuan sebagai berikut:
di letakkan setelah alat bukti saksi oleh
ِﱪ ْﺨُﻤْﻟا َﲆَﻋ ٍﺖِﺑ َثا ٍّﻖ َﺣ ْﻦَﻋ ٌرﺎَﺒ ْﺧٕا Penulis hanya karena menurut Islam ia
adalah alat bukti yang paling kuat. Ini
Suatu pemberitahuan tentang sabitnya satu hak
disetujui oleh Ibn Rushd. Menurut beliau,
terhadap orang yang membuat kenyataan terse- but. 51
iqrar wajib diambil sekiranya ia dibuat dengan jelas (tiada paksaan). 52
Pengakuan (iqrar) merupakan alat
49 ‘Abd Allah bin Mahmud bin Mawdud, al-Ikhtiyar
bukti yang paling kuat sama seperti ke-
li Ta‘lil al-Mukhtar, Jilid ke-2, alih bahasa Shaikh
saksian dan juga kekuatannya sebagai
Mahmud Abu Daqiqah, (Beirut: Dar al-Kutub
salah satu keterangan, ulama semua sepa-
al-‘Ilmiyyah, t.t), hlm. 127. Lihat Mujamma‘ al-Lughah al-‘Arabiyyah, al-Mu‘jam al-Wajiz,
kat. Berbeda dengan hukum pembuktian
(Jumhuriyyah Misr al-‘Arabiyyah: Wizarah al-
Indonesia, pengakuan masih menjadi
Tarbiyyah wa al-Ta‘lim, 1994), hlm. 615.
khilaf dikalangan para pakar undang-un-
50 Lihat al-‘Allamah al-Hummam Mawlana Shaikh
dang. Sebagian (Profesor Subekti) men-
Nizam, al-Fatawa al-Hindiyyah al-Ma‘rufah al- Fatawa al-‘Alamghiriyyah fi Mazhab al-Imam
gatakan pengakuan tidak tepat dijadikan
al-A‘zam Abi Hanifah al-Nu‘man, Jilid ke-4, 53 sebagai alat bukti. Alasannya kata Pro- Tashih ‘Abd al-Latif Hasan ‘Abd al-Rahman,
fessor itu adalah dengan diakuinya apa
(Beirut: Dar al-Kutub al-‘Ilmiyyah, 2000), hlm.
yang yang didakwakan oleh seseorang itu
menyebabkan pihak pendakwa dibebas-
51 Shams al-Din Muhammad bin al-Khatib al- Sharbayni, Mughni al-Muhtaj ilaMa‘rifah al- Ma‘ani al-Fazi al-Minhaj, jilid ke-2, (Beirut:
52 Abu al-Walid Muhammad bin Ahmad bin Mu- Dar al-Ma‘rifah, 1997), hlm. 308. Lihat Shams
hammad bin Ahmad bin Rushd al-Qurtubiyy, Bi- al-Din Muhammad bin Abi al-‘Abbas Ahmad bin
dayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, jilid Hamzah bin Shihab al-Din al-Ramli, Nihayah al-
ke-2, cet. ke-6, (Beirut: Dar al-Ma‘rifah, 1982), Muhtaj ila Sharh al-Minhaj, Jilid ke-5, (Beirut:
hlm. 471.
Dar Ihya’ al-Turath al-‘Arabi, 1992), hlm. 64 53 Abdul Manan, Op. Cit., hlm. 258
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad kan daripada memberikan pembuktian.
4. Hak Memberikan Pengakuan Menurut Profesor Subekti, semua yang
Menurut perundangan Indonesia membuat dakwaan mesti memberikan
pengakuan datang setelah di dahului oleh bayyinah, samada ada pengakuan atau
dakwaan. Juga ianya harus dibuat di mah- tidak. Sedangkan dalam Islam apabila
kamah. Dengan arti kata sekiranya tiada pengakuan sudah dibuat oleh terdakwa
seorangpun yang datang membuat tuntu- atas apa yang dituntut oleh Penggugat be-
tan di mahkamah berkenaan satu barang rarti permasalahan atau perbicaraan sele-
seperti jam tangan yang berada di tangan sai. Ini karena menurut Islam pengakuan
seseorang. Maka barang tersebut diang- yang telah dibuat itu sudah menjadi ket-
gap milik yang memegang jam tangan erangan yang kuat untuk memberikan
tersebut sekalipun ianya diperoleh mela- keputusan sesuatu hukum.
lui jalan yang tidak sah. Dalam Islam ses-
3. Syarat-syarat Pengakuan eorang yang mau membuat pengakuan Sebagaimana telah disebutkan dia-
tidak perlu menunggu orang lain datang tas bahwa perundangan Indonesia tidak
membuat dakwaan barulah dia membuat mengambil penekanan yang serius
pengakuan dan membagi hak orang terse- berkenaan syarat alat bukti pengakuan. 54 but. Juga seseorang yang sadar akan aki-
Dibandingkan dengan al-iqrar dalam bat mengambil hak orang lain maka tidak Islam, para Ulama telah membincang-
perlu menunggu dan datang ke mahkamah kannya dengan panjang lebar. Di antara
dan menyerahkan barang yang dia ambil syarat-syarat diterimanya sebuah pen-
tersebut kepada yang berhak. Oleh itu alat gakuan menurut Ulama adalah berakal,
bukti pengakuan adalah sah sekalipun mukallaf, 55 tidak terhalang untuk mem-
tidak ada pertikaian berlaku dan tidak ada
buat pengakuan (ghair al-mahjur), tidak 58 orang yang ditarik sebagai pihak lawan.
ada tohmah, tidak dipaksa (al-taw‘), 56 5. Praktek Pengakuan di Pengadilan orang yang membuat pengakuan adalah
Konsep pengakuan dalam Islam dan tahu akan yang diakuinya. 57 juga penggunaanya adalah agak berlainan
dengan di Indonesia. Ini dapat di lihat ke-
54 Adapun syarat penerimaan alat bukti pengakuan
pada, akibat dari pengakuan yang dibuat
menurut perundangan Indonesia adalah ianya
oleh para pihak yang bertikai. Menurut Is-
harus dibuat di hadapan hakim. Ini diatur dalam
lam pengakuan yang dibuat oleh seseorang
pasal 1923, 1925 (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata) dan juga pasal 174 (HIR).
akan mendamaikan dan menyejukkan
55 Sebahagian Ulama menggunakan perkataan mu-
hati al-muqirr lahu (orang yang menda-
kallaf, rujuk Mansur bin Yunus bin Idris al-Bahu-
pat pengakuan). Ini dapat di lihat daripada
ti, Kashshaf al-Qina‘an Matn al-Iqna‘, Jilid ke-5,
takrif al-iqrar yang disebutkan oleh ‘Abd
alih bahasa Muhammad Amin al-Dinnawiy/i,
Allah bin Mahmud bin Mawdud (seorang
(t.t.p., ‘Alam al-Kutub, t.t.), hlm. 391. 56 Imam al-Ramli menggunakan perkataan lain iaitu ‘la yasihhu iqrar mukrih’, Shams al-Din Muham-
Hanafi, Kitab Bada’i‘ al-Sanna’i‘ fi Tartib al- mad bin Abi al-‘Abbas Ahmad bin Hamzah bin Shi-
Syara’i‘, cet. ke-3, Jilid ke-7, (Beirut: Dar al-Kutub hab al-Din al-Ramli, Nihayah al-muhtaj ila Sharh
al-‘Ilmiyyah, 1986), hlm. 222-223. al-Minhaj, Jilid ke-7, (Beirut: Dar Ihya’ al-Turath
58 al-Shaikh Ahmad bin Shaikh Muhammad al- al-‘Arabi, 1992), hlm. 71.
Zarqa, Sharh al-Qawa‘id al-Fiqhiyyah, cet. ke-2, 57 ‘Alau al-Din Abi Bakr bin Mas‘ud al-Kassani al-
(Damshiq: Dar al-Qalam, 1989), hlm. 395 84 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata Ulama Hanafi) sebagai berikut:
Ini dapat di lihat dalam perkara pembahagian warisan, Uki Lati Papu-
tungan bin Lati Paputungan (Penggugat)
melawan Hagi Lati Paputungan dkk.
Gugatan Penggugat terhadap salah satu
Pengakuan yang datang dari al-muqirr, den-
gan zahirnya pengakuan itu sabitlah hak maka
lot tanah (no. 5.4) sebagai harta pening-
merasa tenanglah hati al-muqirr lah disebab-
galan si mati adalah tidak diterima oleh kan pengakuan itu. 59 Hakim tingkat pertama. Tetapi Tergugat
Di lihat dari takrif di atas maka di- membantah dakwaan Penggugat terhadap antara tujuan pengakuan adalah untuk
sebidang tanah (5.4.) tersebut sebagai ta- menenangkan hati orang-orang yang ber-
nah pusaka si mati. Maelis Hakim telah tikai. Dikaitkan dengan pengakuan yang
berhujah bahwa berasaskan keterangan dibuat oleh yang bersengketa di Peradilan
saksi Tergugat dan diakui dan dibenarkan ternyata kesan dari pengakuan itu tidak
oleh Penggugat maka tanah (5.4.) adalah dapat di jumpai. Ini dapat di lihat dari ka- 61 bukan harta warisan si mati.
sus yang sudah dibicarakn dan putusan Dalam kasus ini, Hakim telah sudahpun dijatuhkan oleh majelis Hakim
mengambil kesimpulan bahwa Penggu- dengan berasaskan alat bukti pengakuan.
gat telah membuat pengakuan berasaskan Tetapi masih banyak yang tidak berpuas
kesaksian yang dibuat oleh saksi yang hati dan kemudian banding ke Mahkamah
dibawa oleh Tergugat. Pada hal Pemohon yang lebih tinggi. Ini bermakna, walaupun
tidak ada melafazkan sendiri ‘pengakuan’ perkara tersebut diputuskan berdasarkan
tersebut, tetapi hanya orang lain (saksi alat bukti pengakuan tetapi sebenarnya
dari Tergugat) yang membuat keterangan itu bukanlah pengakuan yang ikhlas yang
kesaksian.
datang daripada hati nurani pembuatnya. Juga karena pengakuan yang di dapat
D. Aspek Alat Bukti Sumpah
oleh hakim lebih kepada pemaksaan dan
1. Pihak yang Bersumpah sedikit ada unsur-unsur helah.
Sumpah merupakan alat bukti yang Dari beberapa kasus yang telah
unik khusus di Indonesia. Selain digu- dibaca oleh Penulis ternyata yang dika-
nakan di Mahkamah Syariah juga ianya takan pengakuan kebanyakannya kesim-
dipakai di Peradilan Negeri. Tetapi da- pulan yang dibuat sendiri oleh hakim dari
lam kasus tertentu, sumpah di Mahkamah tanya-jawap di masa proses perbicaraan.
Syariah adalah berbeda dengan Peradilan Oleh karena tidak puas hati dengan hujah
dan kesimpulan yang dibuat oleh hakim
60 Lihat Putusan Pengadilan Agama Kotamabagu
tersebut maka tidak sedikit yang telah
No. 70/Pdt.G/1996/PA.Ktg. Lihat juga Putusan
membuat banding.
Pengadilan Tinggi Agama Manado Nomor 02/ Pdt. G/1997/PTA.Mdo. Lihat juga Putusan Mah-
59 ‘Abd Allah bin Mahmud bin Mawdud, Op. kamah Agung Nomor 315/K/AG/1997. Lihat De- Cit., hlm.127. Lihat Mujamma‘ al-Lughah al-
partemen Agama (2002), Yurisprudensi Peradi- ‘Arabiyyah, al-Mu‘jam al-Wajiz, (Jumhuriyyah
lan Agama, hlm. 147-293.
Misr al-‘Arabiyyah: Wizarah al-Tarbiyyah wa al- 61 Lihat Departemen Agama, Yurisprudensi Peradi- Ta‘lim, 1994), hlm. 615.
lan Agama, 2002, hlm. 198.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad lain. Dengan arti kata, sumpah yang di-
waan tersebut maka menurut Pasal 182 maksud di Pengadilan Agama dalam ka-
ini, Hakim akan membebankan kepada sus cerai adalah berbeda dengan makna
sesiapa sahaja menurut pilihannya untuk sumpah secara umum. Ini karena yang
bersumpah. Agak berbeda dengan hukum dimaksud dengan sumpah dalam gugatan 64 Islam, menurut Ibn Farhun, sumpah
perceraian adalah bersumpah laknat di- ada beberapa bentuk. Pertama, sump- antara dua pihak yaitu suami dan isteri. 62 ah untuk menolak dakwaan (li daf‘ al-
Dalam pengertian ini maka sumpah terse- da‘wa), yaitu dakwaan yang tidak dapat but tidak berlaku di Peradilan Negeri. Di
dibuktikan oleh pendakwa maka untuk bawah ini akan dibahas berkenaan sump-
menafikan dakwaan tersebut terdakwa
ah secara umum yang dipakai di Pengadi- diarahkan untuk bersumpah. Sumpah ini lan Agama juga Pengadilan Negeri.
adalah bersesuaian dengan yang disab- Perundangan Indonesia tidak mem-
dakan oleh Nabi s.a.w. bayyinah kepada
berikan definisi terang apakah itu sump- 65 pendakwa dan sumpah kepada terdakwa.
ah. Maksud sumpah dalam hukum Pem- Kedua, sumpah untuk membenarkan dak- buktian Indonesia hanya dikenal melalui
waan (li tashih al-da‘wa), yaitu sumpah takrif yang dibuat oleh para pakar perun- 66 yang dibuat oleh saksi. Ketiga, sump-
dangan Indonesia. 63 Sumpah di Peradi-
ah pendakwa (al-yamin al-mardudah), lan Indonesia tidak mengenal sistem apa
yaitu sumpah yang dikembalikan kepada yang disebutkan oleh Nabi s.a.w. bahwa
pendakwa karena yang kena dakwa eng- pembuktian dibebankan kepada pendak- 67 gan untuk bersumpah (al-nukul). Keem-
wa dan sumpah atas pihak yang di dakwa. pat, sumpah penyempurna (li tatmim al- Tetapi dalam praktek di mahkamah, sia-
hukm), yaitu sumpah pembebasan setelah papun boleh di arahkan untuk bersumpah. 68 semua keterangan selesai dibuat.
RBg Pasal 182 menyebutkan: Sumpah pemutus (dalam Islam
Bila dasar gugatan dan pembelaan yang dia-
dikenal dengan yamin al-batt) adalah
jukan tidak sepenuhnya dibuktikan atau juga
mengikat, sekiranya ia dibuat maka pihak
tidak sepenuhnya tanpa bukti dan tidak ada ke- mungkinan sama sekali untuk menguatkannya
64 Ibrahim bin ‘Ali bin Muhammad Ibn Farhun, dengan alat-alat bukti lain, maka karena jaba-
Tabsirah al-Hukkam fi Usul al-Aqdiyyah wa Ma- tannya pengadilan negeri dapat memerintahkan
nahij al-Ahkam, Jilid ke-1, (Kairo: Matba‘ah al- salah satu pihak untuk melakukan sumpah ...
Kulliyah al-Azhariyyah, 1986), hlm. 157.
Pasal 182 di atas bermaksud, sekiran-
65 Imam Shihab al-Din Abi al-‘Abbas Ahmad bin
ya seseorang yang membuat dakwaan
Idris bin ‘Abd al-Rahman al-Sanhajiy al-ma‘ruf al-Qarafiy, Op.Cit., hlm. 1227. Lihat Khayr al-
tidak dapat membuktikan dakwaannya
Din al-Zirikliy, Op.Cit., 2002, hlm. 106.
juga yang kena dakwa tidak dapat mem-
66 Abi Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad bin Mu-
buktikan keberatannya terhadap dak-
hammad bin Qudamah al-Hanbaliy, Op.,Cit., Jilid ke-14, hlm. 132. Lihat Abu al-Hasan ‘Ali Bin
62 Lihat Kompilasi Hukum Islam Pasal 126. Li- Muhammad bin Habib al-Mawardiy al-Basariy, hat juga Undang-Undang RI No. 7 Tahun 1989,
Op.Cit., Jilid ke-17, hlm. 110. Pasal 88 ayat (1)
67 Abi Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad bin Mu- 63 Teguh Samudra, Hukum Pembuktian dalam Ac-
hammad bin Qudamah al-Hanbaliy, Ibid, hlm. ara Perdata, cet. ke-2, (Bandung: Penerbit P.T.
233-234.
Alumni, 2004), hlm. 94-95 68 Abd al-Karim Zaidan, Op,Cit., hlm. 204. 86 Vol. 15, No. 1, Juni 2015 Al-Risalah
Hukum Islam dan Hukum Pembuktian Perdata lawan dianggap kalah. 69 Pasal 183, RBg.
dan kesaksian. Berbeda dengan pandan- (3) menyebutkan:
gan Hakim Zayd Hansh ‘Abd Allah (se-
Barangsiapa diminta melakukan sumpah tetapi
orang Qadi Mahkamah Tinggi Yaman).
menolak dan juga tidak mengembalikannya ke-
Menurut Qadi Yaman ini, ia adalah bayyi-
pada pihak lawan, dan juga barangsiapa yang
nat mubasharah. Menurutnya 73 adapun
minta agar lawannya disumpah tetapi lawan itu
keterangan langsung adalah di antara
mengembalikan sumpah itu kepadanya namun ditolaknya, harus dinyatakan kalah.
adalah kesaksian, pengakuan, tulisan dan sumpah. Menurut beliau, sumpah dikate-
Berpandukan Pasal 183 di atas, maka gorikan sebagai alat bukti langsung karena
satu pengajaran dapat diambil bahwa ia terus berkait langsung dengan pertika-
sistem hukum pembuktian di Indonesia ian. Dengan kata lain sekiranya sumpah
adalah sekiranya pihak lawan enggan ber- dibuat maka perbicaraan selesai.
sumpah maka pihak yang satu lagi akan
2. Syarat Sumpah diperintahkan untuk bersumpah. 70 Ini se-
Perbedaan syarat sumpah dengan suai dengan mazhab Imam Syafi‘i dan
perundangan Indonesia diantaranya ada- Imam Malik, tetapi dengan syarat apabila
lah dilafazkan dengan lidah, di hadapan yang enggan bersumpah tersebut adalah
74 majelis hakim 75 dihadiri oleh pihak lawan terdakwa (menurut Islam sumpah meru-
dan tidak ada keterangan, 76 permintaan
pakan hak yang kena dakwa). 71 77
salah satu pihak dan perbuatan yang di- Dari segi konsep, sumpah merupak-
lakukan sendiri oleh pihak yang melaku- an alat bukti yang tidak langsung. Ini ada-
kan sumpah. 78
lah sesuai dengan pandangan M. Yahya Sedangkan syarat sumpah yang dise-
Harahap seorang bekas Hakim dan pakar butkan oleh Ulama 79 diantaranya: mukal-
perundangan Indonesia. Menurut beliau sumpah adalah bukan alat bukti karena ia
73 Zayd Hansh ‘Abd Allah, “Wasail al-Ithbat”,
merupakan indirect evidence. 72 Menurut
Majallah al-Buhuth al-Qadaiyyah, Bil. 7, (Juni
beliau sumpah itu bukan berbentuk yang
2007), hlm. 119
dapat di lihat (fizikal) sebagaimana tulisan 74 Undang-Undang RI Kitab Hukum Perdata, Pasal
1929 dan 1944. Lihat HIR, Pasal 158 ayat (1). 69 Dalam Islam, jenis sumpah seperti ini ulama ber-
Bagaimanapun dibolehkan bersumpah di luar beda pendapat.
mahkamah dengan sebab-sebab dan alasan yang 70 Dalam Islam hakim akan memerintahkan pihak
masuk akal. Lihat Pasal 185 (Rbg). lawan untuk bersumpah disebabkan pihak yang
75 Undang-Undang RI Kitab Hukum Perdata, Pasal lain menolak untuk bersumpah. Sedikit berlainan
1945 dan Pasal 158 ayat (2) HIR. dengan Indonesia, apabila pihak lawan menolak
76 Undang-Undang RI Kitab Hukum Perdata, Pasal untuk bersumpah dia akan dikalahkan kecuali dia
1930 ayat (2), Pasal 1941, dan juga Pasal 156 meminta pihak yang satu lagi untuk berbuat yang
ayat (1) HIR.
demikian. Dalam perkara ini sekiranya pihak 77 Undang-Undang RI Kitab Hukum Perdata, Pasal lawan mau menerima untuk bersumpah barulah
pihak yang enggan untuk bersumpah itu dikalah- 78 HIR Pasal 156 ayat (1), bagaimana pun menurut kan
Pasal 185 (Rbg) menyebutkan bahawa dengan 71 Abu ‘Amr Yusuf bin ‘Abd Allah bin Muham-
izin hakim dibolehkan mewakilkan sumpah. mad bin Abd al-Barr al-Namiriyi al-Andalusiy,
79 Abu Ishaq Ibrahim bin Yusuf al-Fayruza badiyy al-Istidhkar, Jilid ke-22, (Beirut: Dar Qutaybah li
al-Shirazi, al-Muhadhdhab fi Fiqh al-Imam al- al-Taba‘ah wa al-Nashr, t.t.), hlm. 70-71
Shafi‘i, Jilid 5, Tahqiq Muhammad al-Zuhayli, 72 M. Yahya Harahap, Op. Cit., hlm. 558
(Beirut: al-Dar al-Shamiyyah, 1996), hal. 477.
Al-Risalah
Vol. 15, No. 1, Juni 2015
Hidayat bin Muhammad
laf, tidak dipaksa atau kemauan sendiri, 86 ah sekiranya masih ada alat bukti lain.
81 sengaja, 82 Islam dan Orang yang ber- Dengan kata lain bahwa di antara syarat sangkutan (tidak boleh diwakilkan), 83 sumpah adalah tidak ada bukti yang da-
bersumpah dengan nama Allah, tidak pat dihadirkan lagi oleh mana-mana al-ifrat (berlebih-lebihan). DR. Mustafa
pihak. Shaikh al-Islam Abi Bakr bin ‘Ali al-Zuhayli menambahkan di antaranya:
bin Muhammad al-Haddad al-Yamaniy/i al-mudda‘a ‘alayh menafikan dakwaan
mengatakan dalam kitab beliau: Pendakwa, permintaan yang bertikai
melalui hakim, bukan sumpah dalam
perkara hak Allah seperti hudud dan juga
pertikaian yang dibolehkan mengguna-
kan alat bukti pengakuan. 84 Kemudian Membandingkan kedua-dua perun- Hhakim, Zayd Hansh ‘Abd Allah (Hakim
dangan di atas maka satu pengajaran da- Mahkamah Tinggi Yaman) menambah-
pat diambil bahwa, semua syarat yang kan syaratnya diantaranya sumpah dibuat
diperkenalkan oleh perundangan Indone- di hadapan majelis hakim. 85 Juga Ulama sia adalah disebutkan dalam Islam. Akan
sepakat bahwa tidak boleh dibuat sump- tetapi tidak semua yang dijadikan syarat sumpah dalam Islam digunapakai dan
80 Abu Muhammad ‘Abd Allah bin Ahmad bin
diamalkan di Peradilan Indonesia.
Muhammad bin Qudamah al-Hanbaliy, Op. Cit., hlm. 436
81 Abu Ishaq Ibrahim bin Yusuf al-Fayruza badiyy Persamaan antara Hukum Pembuktian al-Shirazi, al-Muhadhdhab fi Fiqh al-Imam al- Perdata dan Hukum Islam
Shafi‘i, Jilid ke-4, alih bahasa Muhammad al-Zu- hayli, (Beirut: al-Dar al-Shamiyyah, 1996), hlm.
A. Aspek Makna Pengakuan