Density and Biting Activity Vector of Malaria in Labuan and Sindue Subdistrict Donggala District Central Sulawesi

DENSITY A]\D BITING ACTfYITY \rECTOR OF MALARIA
IN LABUATIAIID SINDTIE SI]BDISTRICT
DONGGALA DISTRICT CENTRAL ST]LAWESI
Rosmini', Jastalt, yuyun Srikandi', yudith Labatjo,, Risti,

ABSTRACT

:

One of thefactors that play a role in malaria control efforts is an understanding of the
behavior of malariavectors thar differfrom one species to the another. The objectivei ofthis
study to determine the density and activity of malaria vectors in the District of Labuan and.
Sindue.
This research is a descriptive observational study. Data collected by catching adult
mosquito bait by people inside and outside the home and also catching rnosquitoes resting on
walls and around cattle.
Ofthe 12 species ofAnppMescaptured, there are 3 species ofmalariavectors inCentral
Sula,vesi, narnely An. barbirostris. An. nigerrimus and An.
flavirostris. Density of An.
baribirostris by indoor and outdoor collection is 0.19 per man/hour and 0.63 per man/hour


withthepeakbitinginside andoutsidethehomethatis at 9:0Ap.m. to 3:00 a.i. and 23:00to
03:00 hours. Density ofAn.nigerrintus.inside and outside the home is 0.06 and 0.03 with the
peak biting respectively are at 22:00 to 23:00 and 20:00 to 21:00 hours. Density of
fu
flavirostris by indoor and outdoor collection are 0.53 and 0.44 with the peak biting are at
21

:00 to 22:00 and 23:00 to 0I :00 hours indoor and outdoor respectively.

Kqt words : Bio-ekolo gi, Anopheles. larva, habitat.

PENDAEULUAN
Masalah vekror di lndonesia bersifat
lokal spesifik. karena di seriap daerah
geografi mempu.nvai spesies spesifik bioekolog:. habrtar. penl'ebaran. kepadatan
)'ang beragam. Kurangnya pemahaman
tentang spesies dan bio-ekologi vektor akan

menghambat keberhasilan program
pengendalian penyakit yang ditularkannya.


Oleh karena itu penelitian tentang spesies,
distribusi, habitat, bio-ekologi veltor dan

cara pengendaliannya

di

berbagai

ekosistem diperlukan sebagai bagian dari

sistem perin gatan dini untuk

mengantisipasi tedadinya outbreak atau
Kejadian Luar Biasa (KLB) dan perbaikan
progam pengendalian. Spesies Anopheles
yang berperan sebagai veltor malaria di
setiap daerah berbeda baik biotogi maupun
ekologinya'. Di samping itu pembangunan

yang tidak berwawasan kesehatan
menimbulkan kerusakan ekosistem
'. Balai Litbang p2B2Donggala
Badan Litbang Kesehatan, KEMENKES RI

sehingga dapat meningkatkan populasi,
perubahan komposisi dan dominasi spesies

vektor, Dengan perubahan perilaku
masyarakat, terutama urbanisasi serta
mobilitas penduduk dari daerah endemis
dan sebaliknya meningkatkan risiko
penularan penyakit tular vektor di
Indonesia'.

Di

Sulawesi Tengah terdapat tiga

spesies Anopheles sebagai vektor malaria,


An. barbirostris, An. subpictus, dan
nyamuk
dinyatakan sebagai vektor malaria belum
tentu bertindak sebagai vektor di daerah
lain'. Di Kabupaten Donggala, propinsi
Sulawesi Tengah, hampir semua wilayah
yaits.

An. Flavirostris3. Spesies

Puskesmas mempunyai masalah dengan
penyakit malaia. Berdasarkan data malaria
klinis selama 1 tahun per 1000 penduduk
dalam 3 tahun terakhir yaitu 24,7 %o (2002),
17,7o/oo (2003), 20,4Yoo Q}Aq. Angka
tersebut hampir sama dengan angka AMI

9


Density and Biting

r ata-r atalndone sia secara ke s eluruhan

Actiiity

Vector

n,vamuk,4

ada
22,2o/oo.
p

tahun 2004 yang berkisar
Puskesmas Labuan dan Puskesmas

Batusuya merupakan puskesmas yang ada
di wilayah Kabupaten Donggala yang juga
mempunyai masalah malaria. Data annual

malaria incidence (AMI) pada tahun 2002 2004 di Puskesmas Labuan berturut-turut
8,4o/oo, 5,8%o dan ll,2Yoo sedangkan angka
AMI di Puskesmas Batusuya berturut-turut
yaitu 8,44o/oo, 14,30 dan 62,210/oo2). Kedua
puskesmas tersebut termasuk daerah Low
Incidence Area (LIA) dan High Incidence
Area QIIA) dimana kasus malaria di daerah
tersebut selalu ada sepanj ang tahun'.
Salah satu faktor yang berperan dalam
upaya pengendalian malaria adalah
pemahaman tentang bio-ekologi vektor
karena setiap spesies nyamuk mempunyai
kebiasaan dalam menggigit, hinggap,
istirahat dan berkembang biak yang
berbeda dari satu spesies dengan spesies
yang lain'. Informasi mengenai bio-ekologi
vektor di Kecamatan Labuan dan
Kecamatan Sindue belum ada. Berdasarkan
hal tersebut, maka dalarn penelitian ini akan
dilakukan pengumpulan data dasar


mengenai habitat perkembangbiakan

nyamuk, distribusi nyamuk dan aktivitas
menggigit Anopheles spp. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui beberapa
aspek bioekologi Anopheles spp. yaitu
mengenai jenis habitat, distribusi dan
aktivitas menggigit serta kepadatan

n o p h el

(Rosmini Jam.-

es spp.

BAE{]{ D^l\ CARAKERJA

i:ri merupakan penelitian
yang dilalrukan di

deskriptrf
obsen'asional
Desa Toposo dan Labuan Kecamatan
Labuan den Desa Tamarenja dan Sikara
Kecamatan Sindue. Sulan'esi Tengah.
Untuk mengetahui ke.oadatan dan perilaku
menggigit nyamuk dilaL-ukan per an gkapan
nyamuk pada maiam hari' Penangkapan
nyamuk dewasa dilakukan mula: Pukul
18.00 - 06.00 dengan cara umpan omng di
Peneliuan

dalam dan

di luar rumah dan juga

penangkapan nyamuk yang istirahat dr
dinding dan di sekitar kandan g'

HASIL


1.

FaunaNyamuk

Nyamuk yang tertangkaP dengan
menggunakan 4 metode penangkapan dr
Desa Labuan, ToPoso, Tamarenja dan
Sikara ditemukan 12 spesies Anopheles
yaiat An- barbirostris, An. Jla,-irostns, An
indefinitus, An. ludlowe, An. nigernmu,
An. parangensis, An. tesselatus, An. va?u:
An. maculatus, An. sulawesi, An. aconitus
dan An. kochi. Diantara 12 spesles
Anopheles yang tertangkap, ;"aag

=iar
diketahui sebagai vektor malar:a i:

Sulawesi Tengah adalah An. barbirc-