BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah - Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras Di Kota Medan Tahun 2010-2011.

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang Masalah

  Seperti diketahui bersama, perwujudan ketahanan pangan merupakan tanggung jawab pemerintah bersama masyarakat. Dalam hal ini pemerintah menyelenggarakan pengaturan, pembinaan, pengendalian dan pengawasan terhadap ketersediaan pangan yang cukup,baik jumlah dan mutunya, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli masyarakat.

  Sedangkan masyarakat, berperan dalam menyelenggarakan produksi dan penyediaan, perdagangan dan distribusi, serta sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang aman dan bergizi. Dengan demikian sistem ketahanan pangan yang terdiri dari sub system ketersediaan, distribusi dan kewaspadaan pangan yang akan mencakup seluruh komponen bangsa.

  Ketersediaan pangan merupakan salah satu sub sistem utama dalam sistem ketahanan pangan, yang menjelaskan tentang jumlah bahan pangan yang tersedia di suatu wilayah.

  Ketersediaan pangan dapat diwujudkan melalui produksi dalam negeri atau daerah. Pemasukan dari luar negeri atau luar daerah dan cadangan yang dimiliki daerah yang bersangkutan.

  Ketahanan pangan masyarakat ketersediaan pangan yang cukup dan berkelanjutan sepanjang waktu, oleh sebab itu situasi ketersediaan pangan perlu diketahui secara periodik.

  Untuk itu perlu dilakukan pemantauan ketersediaan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan.

  Tujuan dari pemantauan ketersediaan, kebutuhan dan cadangan bahan pangan adalah memantau tingkat ketersediaan dibandingkan dengan tingkat kebutuhan akan pangan masyarakat. Sehingga informasi ini dapat menjadi acuan bagi institusi yang bersangkutan dalam usaha perumusan kebijakan dan memecahkan masalah ketersediaan pangan.

  Oleh karena hal di atas, maka penulis merasa tertarik dan terdorong untuk mengadakan penelitian tentang ketersediaan beras dengan j udul “ Analisa Faktor-Faktor Yang

  Mempengaruhi Ketersediaan Beras Di Kota Medan Tahun 2010- 2011 “.

1.2. Identifikasi Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

  1. Apa sajakah faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras di Kota Medan Tahun 2010-2012.

  2. Berapa besar nilai faktor-faktor yang mempengaruhi ketersediaan beras di Kota Medan ahun 2010-2012.

  3. Bagaimana hubungan korelasi antara faktor-faktor yang mempengaruhi (produksi, dan konsumsi) dengan ketersediaan beras di Kota Medan ahun 2010-2012.

  Sebagai pembatasan masalah ini adalah penganalisaan data kuantitatif statistik yakni menggunakan analisa korelasi dan linier berganda. Data kuantitatif yang dilakukan adalah tentang jumlah ketersediaan beras dan faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu jumlah produksi beras dan kebutuhan beras, sehingga proses penganalisaannya dilakukan dengan uji keberartian koefisien korelasi dan uji keberartian regresi.

  1.3. Lokasi penelitian

  Penelitian dan riset data dilakukan di Kantor Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. A.H Nasution. Dan di kantor Badan Pertanian Sumatera utara yang berlokasi di Jl. A.H Nasution.

  1.4. Tujuan Penelitian

  Tujuan dilakukan penelitian ini adalah mengetahui apakah secara signifikan (meyakinkan) terhadap korelasi positif, negatif atau tidak berkorelasi antara jumlah ketersediaan beras dengan jumlah produksi beras dan jumlah kebutuhan beras di Kota Medan Tahun 2010-2011.

  1.5. Manfaat Penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1.

  Bagi penulis, bermanfaat untuk menambah pengetahuan mengenai analisa korelasi dan regresi linier berganda.

2. Bagi pihak Badan Ketahanan Pangan, dapat bermanfaat sebagai masukan dalam mengambil keputusan.

3. Melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Ahli Madya.

1.6. Metodologi Penelitian

  Metode penelitian yang digunakan penulis adalah dengan cara sebagai berikut: 1.

  Penelitian Kepustakaan Penelitian kepustakaan yaitu metode pengumpulan data untuk memperoleh data dan informasi dari perpustakaan, dengan membaca buku-buku, dan referensi yang bersifat teoritis yang mendukung penulisan tugas akhir.

  2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data untuk keperluan riset ini, telah dilakukan oleh penulis dengan menggunakan data sekunder yang diperoleh dari Kantor Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara yang berlokasi di Jl. A.H Nasution. Dan di kantor Badan Pertanian Sumatera utara yang berlokasi di Jl. A.H Nasution. Data yang dikumpulkan tersebut kemudian disusun dan disajikan dalam bentuk angka-angka dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas tentang sekumpulan data tersebut.

  3. Teknik dan Analisa Data Data penelitian dianalisis dengan menggunakan analisis multiple regresi linier (Analisis Regresi Berganda) dan korelasi. Analisis multiple regresi linier yang lebih dikenal dengan regresi linier ganda merupakan perluasan dari regresi linier sederhana, pada regresi linier ganda variabel independen lebih dari satu variabel yang dihubungkan dengan satu variabel dependen.

  Regresi linier ganda juga adalah persamaan garis lurus (regresi linier) untuk memprediksi variabel dependent (numerik) dari beberapa variabel independen (numerik atau kategorik).

  Jenis data pada regresi linier ganda untuk variabel dependen harus numerik, sedangkan untuk variabel independen boleh semuanya numerik atau campuran numerik dengan kategorik. Di mana data numerik terdiri dari data interval dan data ratio, sedangkan data kategorik terdiri dari data ordinal dan nominal.

  Pada analisis linier ganda dihubungkan beberapa variabel independen dengan satu variabel dependen pada waktu yang bersamaan.

  Model persamaan regresi linier ganda adalah :

  1 x

  1 2 x 2 n x n + e i

  Ŷ=α+β + β + … + β Keterangan:

  Ŷ : variabel dependen α : intercept = nilai Y jika X = 0 β : slope = koefisien regresi = besarnya perubahan nilai Y setiap satu unit perubahan x : variabel independen e i : residual/error term sampel = beda arah nilai Y observasi dengan nilai Y prediksi Di mana koefisien regresi linier berganda dari variabel-variabel tersebut akan dicari nilai dan pengaruhnya masing-masing terhadap variabel terikat dengan menggunakan aplikasi SPSS 17.

1.7. Tinjauan Pustaka

  Pangan merupakan kebutuhan dasar utama bagi manusia yang harus dipenuhi setiap saat. Hak untuk memperoleh pangan merupakan salah satu hak asasi manusia, sebagaimana tersebut dalam pasal 27 UUD 1945. Hak pemenuhan kebutuhan pangan bagi setiap manusia juga tercantum dalam deklarasi Roma tahun 1986, yaitu “Rome Declaration on World Food Security and World

  Food Summit Plan of Action

  ”. Pertimbangan tersebut juga mendasari terbitnya UU pangan No.7 pada tahun 1996. Sebagai kebutuhan dasar dan hak asasi manusia, pangan mempunyai arti dan peran yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Ketersediaan pangan yang lebih kecil dibandingkan kebutuhannya dapat menciptakan ketidak-stabilan ekonomi disuatu negara.

  Berbagai gejolak sosial dan politik dapat juga terjadi jika ketahanan pangan terganggu. Bagi indonesia, pangan diidentikkan dengan beras karena jenis pangan ini merupakan makanan pokok utama (Mohammad Ismet, 2007).

  Beras merupakan komoditas pangan yang dijadikan makanan pokok bagi bangsa Asia, khususnya Indonesia, Thailand, Malaysia, Vietnam, Jepang, dan Myanmar. (Rethna Hessie, 2009).

  Produksi padi Indonesia dengan fluktuasi di beberapa tahun mempunyai kecenderungan meningkat. Pada awal tahun 1960 sampai dengan tahun 1970, kenaikan produksi lebih banyak dipengaruhi oleh perluasan lahan dan perbaikan produktivitas meskipun masih berjalan relatif lamban. Pertumbuhan produksi cukup tajam sekitar rata-rata 4,3 persen per tahun pada kurun waktu 1970-1990. Periode berikutnya 1997-200 meningkat rata-rata 1,67 persen per tahun, terutama karena bertambahnya areal panen. Kenaikan rata-rata terus terjadi sehingga pada tahun 2008 diperkirakan mencapai 60,28 juta ton gabah kering giling atau naik sebesar 5,46 persen dibanding tahun 2007. Dengan produksi tersebut, maka Indonesia kembali menjadi negara swasembada beras. Fluktuasi teus terjadi dalam kurun waktu terakhir hingga swasembada sulit dipertahankan. Kebutuhan konsumsi nasional sebagian dipenuhi dari impor (Tajuddin Bantacut, 2012).

  Dengan menggunakan data produksi padi ataupun beras jika dibandingkan dengan angka konsumsi agregate atau konsumsi langsung, sebenarnya kita memang sudah mencukupi konsumsi rumah tangga. Bahkan dengan angka dasar ketersediaan beras 139 kg/kapita/tahun sekalipun, produksi beras kita masih mencukupi kebutuhan dalam negeri. Jika penduduk kita mencapai 237 juta jiwa, maka kita hanya membutuhkan produksi beras kurang dari 33 juta ton. Hal ini berarti tingkat kecukupan ketersediaan beras dengan mengendalikan produksi dalam negeri cukup menjaga produksi beras pada tinggkat terendah 50 juta ton gabah kering giling, meskipun kini telah mampu menghasilkan lebih dari 66 juta ton GKG (Noer Sutrisno, 2012).

  Permasalahan produksi pangan dalam negeri, terutama beras, menjadi semakin kompleks apabila dikaitkan dengan karateristik produksi pangan yang mempunyai ketimpangan antar tempat dan waktu serta diproduksi oleh jutaan petani produsen yang sebagian besar petani kecil, petani tanpa tanah atau buruh padi. Masalah konsumsi juga tidak sederhana. Beras harus tersedia dalam jumlah yang cukup dengan harga yang terjangkau, yaitu masyarakat miskin (Mohammad Ismed, 2007).

  Dengan pertimbangan karteristik produksi, konsumsi beras, dan pasar beras yang terintegrasi, serta pentingnya beras sebagai komoditi ekonomi dan politik, maka diperlukan kebijakan ketahanan pangan yang bersifat nasional dan komprehensif, tidak terpisah-pisah atau parsial. Dalam rangka mewujudkan ketersediaan pangan yang bersifat nasional tersebut, diperlukan kebijakan Pemerintah yang mengelola jaringan kegiatan pemasaran antar tempat dan antar waktu (pengadaan, penyaluran dan penyimpanan) yang terkendali secara nasional yang bobotnya secara proporsional disesuaikan dengan besar-kecilnya pasar beras di masing-masing wilayah/daerah.

  Kebijakan pangan nasional yang dilaksanakan oleh pemerintah harus dapat mengakomodasikan dan menyeimbangkan penawaran/produksi dan permintaan beras. Disatu pihak, kebijaksanaan pemerintah harus berupaya meningkatkan produksi pangan dalam rangka ketersediaan pangan dengan harga terjangkau masyarakat konsumen, namun dipihak lain kebijaksanaan pangan pemerintah tersebut harus meningkatkan kesejahteraan petani yang selalu menginginkan harga tinggi bagi komoditi yang dihasilkannya. Dengan demikian harus tercipta

  

price brand yang reasonable untuk musim panen maupun untuk musim panceklik (Mohammad

Ismed, 2007).

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Kontrak Pengadaan Alat-alat Kesehatan Pada Dinas Kesehatan Kota Tanjungbalai

0 0 8

BAB II HUBUNGAN HUKUM INDUK PERUSAHAAN DENGAN ANAK PERUSAHAAN A. Status Badan Induk perusahaan dan Anak Perusahaan - Analisis Tanggung Jawab Induk Perusahaan Sebagai Penjamin Dalam Kepailitan Anak Perusahaannya

1 3 13

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Tanggung Jawab Induk Perusahaan Sebagai Penjamin Dalam Kepailitan Anak Perusahaannya

0 0 13

BAB II PENGATURAN MENGENAI KONSOLIDASI BUMN PERSERO DI INDONESIA A. Pengertian, Jenis, dan Bentuk BUMN - Akibat Hukum Atas Konsolidasi Bumn Persero Terhadap Pemegang Saham Minoritas

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Akibat Hukum Atas Konsolidasi Bumn Persero Terhadap Pemegang Saham Minoritas

0 0 17

BAB II PENGATURAN HUKUM INTERNASIONAL MENGENAI BATAS WILAYAH SUATU NEGARA A. Sejarah Perkembangan Hukum Laut Internasional - Penahanan Nelayan Yang Melanggar Wilayah Perairan Dan Wilayah Yurisdiksi Antara Indonesia – Malaysia Ditinjau Dari Hukum Internasi

0 0 17

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Penahanan Nelayan Yang Melanggar Wilayah Perairan Dan Wilayah Yurisdiksi Antara Indonesia – Malaysia Ditinjau Dari Hukum Internasional

0 0 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Analisis Forecasting Ketersediaan Daging Sapi Di Sumatera Utara Tahun 2020

0 0 15

SISTEM PENGOLAHAN DATA RUMAH SAKIT UMUM HIDAYAH MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0 TUGAS AKHIR - Sistem Pengolahan Data Rumah Sakit Umum Hidayah Menggunakan Visual Basic 6.0

0 0 11

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Analisis Regresi - Analisa Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ketersediaan Beras Di Kota Medan Tahun 2010-2011.

0 0 10