BAB I AKU ADA KARENA KAU TERCIPTA A. Latar Belakang - Geopark Kaldera Toba

BAB I AKU ADA KARENA KAU TERCIPTA A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang berlimpah akan kekayaan alamnya,

  termasuk juga didalamnya kekayaan keragaman geologi (geodiversity). Keragaman geologi tersebut seharusnya dapat menjadi sarana pendidikan juga aset wisata bagi Negara Indonesia. Demi tujuan yang berlandaskan pendidikan juga wisata maka banyak pemikiran yang diajukan dengan memanfaatkan keragaman geologi tersebut. Geopark atau Taman Bumi salah satu konsep pengembangan yang juga sedang berkembang di Indonesia.

  Tema besar yang diajukan pada Studio Perancangan Arsitektur 6 ini yaitu Sustainability dan symbiosiss Architecture di mana tema menjadi landasan berpikir saya dalam menyelesaikan Skripsi saya ini. Dengan tema tersebut diharapkan agar sebuah rancangan tidak hanya memikirkan tentang bentuk bangunannya saja namun juga harus memikirkan segala aspek mengenai bangunan atau rancangan tersebut, mulai dari proses dalam merancangnya sampai di mana bangunan itu berfungsi.

  Geopark yang diusung di negara indonesia dengan buah pemikiran tersebut seharusnya dapat berkaitan erat dengan tema Sustainability dan symbiosiss Architecture. Dengan adanya hal tersebut warisan geologi Indonesia diharapkan dapat menjadi sumber kebangkitan ekonomi, pendidikan, dan sarana wisata bagi daerahnya.

B. Penjelasan Tema Sustainability

  Sustainability dalam bahasa Indonesia berarti berkelanjutan, maka Sustainable Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Dalam efisiensi penggunaan energi, efisiensi penggunaan lahan, efisiensi penggunaan material, juga dalam hal efisiensi penggunaan teknologi maupun pembuangan limbah hal-hal tersebut juga harus menjadi bahan pertimbangan apabila ingin mengangkat tema Sustainable Architecture.

  Kebutuhan akan Sustainable Architecture

  Industri bangunan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, desain, kontruksi maupun perawatannya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan juga lingkungannya. Industri tersebut juga mempengaruhi akan segala aspek seperti sumber air, kualitas udara, limbah juga pola tranportasinya. Menurut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah bangunan itu biasanya menghabiskan: 1. 40% dari energi terpakai diseluruh dunia 2. 25% dari pemotongan kayu 3. 16% dari pemakaian air bersih 4. 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai 5. 30% dari konsumsi bahan mentah 6. 35% dari buangan co2 dunia 7. 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan

  Melihat data yang diatas pertimbangan untuk menggunakan bahan-bahan daur ulang sebagai bahan bangunan menjadi pertimbangan yang sangat wajar untuk dipikirkan, namun ada suatu masalah baru yang timbul yaitu meningkatnya tersebut. Juga menjadi bahan pertimbangan dimana belum adanya teknologi yang ramah akan lingkungan yang dapat mengolah bahan-bahan daur ulang tersebut atau malah bahan-bahan yang diperoleh dari alam malah lebih membutuhkan energi dan biaya yang lebih sedikit dari pada harus mengolah bahan daur ulang yang ada.

  Keuntungan akan Sustainable Architecture

  Keuntungan dengan menerapkan Sustainable Architecture yaitu : 1. Mengurangi biaya operasi

  Pengurangan biaya operasi dipengaruhi oleh efisiensi energi, efisiensi air, pengurangan sampah kontruksi.

2. Mengurangi biaya pokok 3.

  Mengekspansi jangka waktu dan mendapat keuntungan infestasi 4. Meningkatkan produktifitas dan kesehatan manusia 5. Memberikan keuntungan pada komunitas tertentu. Sustainable Architecture seharusnya tidak hanya menjadi trend bagi arsitek- arsitek pada saat ini karena dengan melihat kegunaan, keuntungan juga dampak dari karya seorang arsitek yang tidak mendalami Sustainable secara mendalam sangatlah besar. Maka saya mengambil kesimpulan apabila sebuah karya dari seorang arsitek dapat dikatakan Sustainable Architecture apabila bangunan atau karya tersebut mampu memberikan kenyamanan dan manfaat bagi pengguna, masyarakat sekitar, unsur unsur alam, energi dan segala aspek yang dilihat secara global.

  Symbiosis dapat diartikan sebagai “interaksi antara dua mahkluk hidup yang berada diwilayah yang sama dan hubungannya saling menguntungkan satu sama lain”. Sedangkan dalam konteks Arsitektur Symbiosis diterjemahkan menjadi pemandangan seni yang mana bangunan yang dikembangkan pada masa kini harus menjadi warisan untuk generasi yang akan datang.

  Menurut Kisho Kurokawa dalam bukunya Intercultural Architecture- The Philosophy of Symbiosis (1991). Arsitektur simbiosis sebagai analogi biologis dan ekologis yang memadukan beragam hal kontradiktif antara keragman satu dengan keragaman lainnya. Seperti eksterior dengan interior, alam dengan teknologi, masa lalu dengan masa depan, manusia dengan teknologi, manusia dengan alam.

  1. Symbiosis of eksterior and interior

  Sebenarnya dalam budaya di luar Jepang juga terdapat intermediary space namun keberadaannya tidak terlalu diperhatikan.

  Konsep intermediary space adalah kunci penting dalam memahami Filosofi Simbiosis. Dari barat, dua hal yang berlawanan dilebur jadi satu kesatuan, atau ditolak sama sekali. Sebaliknya dalam filosofi simbiosis diciptakan sesuatu yang menghubungkan dua elemen itu sementara perbedaannya tetap dipertahankan. Hubungan yang diciptakan harus dinamis, selalu bergerak dan berubah. Untuk itu agar lebih efektif, hubungan itu biasanya berupa zone netral. Oleh karena itu dalam intermediarry space terdapat zona netral/transisi, atau bisa dikatakan juga zona abu-abu (peralihan dari hitam

  2. Symbiosis of history and present

  Turunan dari diachronicity yang merupakan symbiosis waktu (lampau sekarang dan depan). Prinsip ini berusaha melihat masa lampau dengan sudut pandang filosofi simbiosis. Sejarah digambarkan dalam suatu simbol/ lambang, elemen arsitektural berupa nilai, ide, aesthetic, religions yang nantinya ditransformasikan pada masa sekarang dalam bentuk dan juga makna baru.

  3. Symbiosis of man and tecnologi

  Manusia dan teknologi menurut dunia modern adalah dua konteks yang sangat berbeda. Perbedaan inilah yang menjadi pemikiran dari dunia arsitektur modern saat ini. Dalam pemikiran simbiosis perbedaan ini ditelusuri sampai kepada roh dan raga manusia dimana artinya bagaimana raga dan jiwa manusia itu apabila harus berhubungan dengan teknologi yang berkembang hingga saat ini.

4. Symbiosis of man and nature

  Simbiosis antar manusia dan alam ini tidak hanya diartikan sebagai hubungan antara manusia dengan pohon, rumput, burung, serangga, dan lingkungan dimana manusia itu hidup. Namun apabila dipandang secara luas segala benda dan bentuk ciptaan manusia seperti danau, dermaga, teknologi, kota, bahkan hutan buatan sekalipun cepat atau lambat hal hal tersebut akan menjadi bagian dari alam itu sendiri. Menurut Kisho yang diciptakan manusia itu dinamakan artifisial di mana hal tersebut tidak akan lama. Hal inilah baru bisa dinamakan Symbiosis of man and nature.

  Jadi saya menyimpulkan dengan penjelasan dari Kisho Kurokawa apa yang dimaksud dengan Arsitektur Symbiosis ialah di mana ada dua faktor global yang saling bertolak belakang namun dapat saling berinteraksi dan saling mendukung satu sama lainnya dan semua itu hanya dapat dirasakan dari sebuah karya arsitek, seperti halnya teknologi dengan alam di mana kedua faktor ini saling bertolak belakang namun dengan adanya seorang arsitek kedua faktor ini dapat saling mendukung pada sebuah karya arsitek tersebut.

  Reference and Case Study

  Apabila ingin membahas lebih jauh mengenai Sustainable Architecture dan Symbiosis Architecture maka saya juga harus mengangkat isu yang sekarang sedang panas dibicarakan di dunia mengenai Sustainable Development Goals (SDG). Di mana SDG adalah sebuah rumusan yang diajukan untuk mencapai tujuan tujuan yang harus dicapai apabila kita ingin menerapkan Sustainable Architecture itu sendiri. SDG dirumuskan pada tahun 2012 di Rio de Janeiro, dan akan dilaksanakan pada tahun 2015.

  Adapun tujuan-tujuan dari Sustainable Development Goals (SDG) itu sendiri adalah:

  1. Menghapus kemiskinan dalam segala bentuknya dimanapun Mengakhiri kelaparan, mencapai keamanan pangan dan perbaikan gizi dan memajukan pertanian berkelanjutan

  3. Memastikan hidup sehat, dan kesejahteraan manusia disemua usia 4.

  Membangun infrastruktur yang tangguh, mendorong industrialisasi berkelanjutan dan inklusif dan mengembangkan inovasi

  5. Membuat kota dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan

  6. Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampak-dampaknya

  Maka dari tujuan tujuan yang diinginkan SDG sendiri seharusnya harus dapat terjawab dengan penyelesaian dari sebuah karya arsitek yang menjadi pembelajaran saya pada Studio Perancangan Arsitektur 6 itu sendiri.

  Adapun isu yang ingin saya angkat pada PA6 saya ini yaitu

  Tourism/Resort di mana menurut saya hal ini yang sangat cocok dikembangkan di

  daerah Sumatera Utara ini. Saya ingin mengembangkan tema ini di daerah Pangururan Pulau Samosir Sumatera Utara yang memiliki kekayaan alam yang sangat baik dan sangat mahal nilainya, mulai dari lingkungan, budaya, alamnya yang masi dapat digolongkan cukup alami dibanding kesemrautan di kota kota besar seperti Kota Medan. Dengan mengembangkan wilayah Pangururan Pulau Samosir tersebut sebagai salah satu tempat wisata terbaik Sumatera Utara kita dapat menjawab tujuan tujuan yang ingin dicapai SDG.

  Adapun dengan pembahasan Sustainable dan Symbiosis dimana sebuah karya pengembangan tempat pariwisata yang memikirkan lingkungan, ekonomi, manusianya juga dapat disimbiosiskan antara manusia dengan teknologinya.

C. Pengertian Geopark

  Geopark atau Taman Bumi, konsep pemikiran yang dicetuskan pertama kali oleh UNESCO (United Nations Educational, Scientif and Cultural Organization).

  Pada awalnya perkembangan Geopark diawali dengan terbentuknya organisai non- pemerintahan di negara-negara Eropa yaitu EGN ( Europe Geopark Network) pada tahun 2001. Tujan dari EGN ini sendiri yaitu untuk melindungi warisan warisan geologi yang sangat banyak jumlahnya di Eropa. Selanjutnya UNESCO memfasilitasi dan membentuk sebuah organisasi yang bernama GGN (Global Geopark Network) yang berdiri pada tahun 2004. Tujuan dari GGN ini sendiri agar dapat menampung lebih banyak negara di dunia, dengan harapan tidak hanya warisan geologi negara-negara eropa saja yang dilindungi namun mencakup seluruh warisan geologi yang berada diseluruh dunia.

  Sebuah kawasan yang memiliki unsur geologi terkemuka, termasuk juga didalamnya nilai arkeologi, ekologi, juga budaya merupakan defenisi Geopark menurut UNESCO. Masyarakat setempat juga harus berperan aktif demi dapat melindungi dan meningkatkan fungsi warisan alam yang terdapat di lingkungan mereka. Dengan adanya Geopark warisan alam, hal itu digunakan untuk mendorong kesadaran masyarakat atas isu-isu yang dihadapi terutama berkaitan dengan dinamika kebumian yang terjadi disekitar mereka. Hal tersebut memilki tujuan agar masyarakat lebih menghargai dan menjaga serta merwat warisan alam di daerahnya masing-masing.

  Geopark juga dapat diartikan berupa suatu upaya/gerakan dalam melestarikan warisan geologi agar dapat mengembangkan lingkungan, masyarakat, serta budaya didaerahnya. Pengertian Geopark sangat beragam, pengertiannya juga dapat dibagi dalam beberapa aspek :

a. Sebagai Suatu Kawasan

  Geopark adalah sebuah kawasan yang berisi aneka jenis unsur geologi yang memilki makna dan fungsi sebagai warisan alam. Dikawasan ini dapat diimplementasikan berbagai strategi pengembangan wilayah secara berkelanjutan, yang promosinya harus didukung oleh program pemerintah. Sebagai kawasan, geopark harus memiliki batas yang tegas dan nyata. Luas permukaan Geopark pun harus cukup, dalam artian dapat mendukung penerapan kegiatan rencana aksi pengembangannya.

  b. Sebagai Sarana Pengenalan Warisan Bumi

  Geopark mengandung sejumlah situs geologi (geosite) yang memiliki makna dari sisi ilmu pengetahuan, kelangkaan, keindahan, serta pendidikan.

  Kegiatan di dalam Geopark tidak terbatas pada aspek geologi saja, tetapi juga aspek lain seperti arkeologi, ekologi, sejarah, dan budayanya.

  c. Sebagai Kawasan Lindung Warisan Bumi Situs geologi penyusun Geopark adalah bagian dari warisan bumi.

  Berdasarkan arti, fungsi dan peluang pemanfaatannya, keberadaan dan kelestarian situs-situs itu perlu dijaga dan dilindungi.

  d. Sebagai Tempat Pengembangan Geowisata

  Objek objek warisan bumi di dalam Geopark berpeluang menciptakan nilai ekonomi. Pengembangan ekonomi lokal melalui kegiatan pariwisata berbasis alam (geologi) atau geowisata merupakan salah satu pilihan. Penyelenggaraan kegiatan pariwisata Geopark secara berkelanjutan dimaknai sebagai kegiatan dan upaya penyeimbangan antara pembangunan ekonomi dengan usaha konservasi

  e. Sebagai Sarjana Kerjasama yang Efektif dan Efisien dengan Masyarakat Lokal

  Pengembangan Geopark di suatu daerah akan berdampak langsung kepada manusia yang tinggal di dalam dan sekitar kawasan. Konsep Geopark memperbolehkan masyarakat untuk tetap tinggal di dalam kawasan, yaitu dalam rangka menghubungkan kembali nilai-nilai warisan bumi kepada mereka.

  Masyarakat dapat berpartisipasi aktif di dalam revitalisasi kawasan secara keseluruhan.

  f. Sebagai Tempat Implementasi Aneka Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

  Di dalam kegiatan melindungi objek-objek warisan alam dari perusakan atau penurunan mutu lingkungan, kawasan Geopark menjadi tempat uji coba metoda perlindungan yang diberlakukan. Selain itu, kawasan Geopark juga terbuka sepenuhnya untuk berbagai kegiatan kajian dan penelitian aneka ilmu pengetahuan dan teknologi.

  Menurut Pedoman GGN (Global Geopark Network), tujuan Geopark adalah menggali, menggembangkan, menghargai serta mengambil manfaat dari mulai warisan geologi, alam, serta budaya yang terdapat pada area tersebut. Agar tujuan dari Geopark itu tercapai maka harus terjadinya 3(tiga) kegiatan penting yaitu ; konservasi, pendidikan, geowisata.

  Terdapat 111 (seratus sebelas) Taman Bumi atau Geopark di seluruh dunia, hal ini tentu saja juga sudah di akui oleh UNESCO. Cina merupakan negara terbanyak dari 111 tempat 30 diantaran terletak di Negara Cina. Di Asia Tenggara sendiri hanya terdapat ditiga negara yaitu Indonesia, Malaysia, Vietnam. Kawasan Gunung Batur yang terletak di Bali, Kabupaten Bangli merupakan satu satunya Geopark yang terdapat di Negara Indonesia dengan nama resmi yaitu Batur Global Geopark.

  Seperti yang sudah dijelaskan diawal, Negara Indonesia adalah negara yang berlimpah akan kekayaan alamnya, begitu juga Provinsi Sumatera Utara. Provinsi ini terletak dipulau Sumatera yang menjadi salah satu lokasi yang juga sudah ditetapkan UNESCO untuk pengembangan Geopark kedua di Indonesia dengan nama . Danau Toba merupakan titik kedua perencanaan Geopark, dengan keindahan alamnya, sejarah dari warisan geologinya, juga budayanya nama Geopark Kaldera Toba diajakuan dan dimulai pengembangannya untuk beberapa waktu kedepan.

  Danau toba merupakan warisan alam yang memilki kisah yang sangat luar biasa. Tercipta dari letusan maha dahsyat oleh Gunung Super Volcano yaitu Gunung Toba. Pada akhirnya membentuk sebuah garis lempengan yang dengan kata lain garis tersebut menciptakan salah satu dari 3(tiga) danau terbesar di dunia.

  Dalam rangka perwujudan pengembangan, penataan dan pembanguna Geopark Kaldera Toba dibutuhkan rencana dan persiapan yang matang. Hal ini disebabkan pengusulan Geopark untuk diakui oleh GGN, yang memilki waktu-waktu tertentu sehingga pengembangannya harus dilakukan tepat waktu. Pengembangan yang dilakukan sebelum dan setelah geopark ini mencakup kesemua aspek, mulai dari alam yang dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran, juga sarana wisata sampai di mana masyarkat toba harus belajar dan berkembang demi meningkatkan dan mempertahankan Geopark Kaldera Toba.

  Danau toba merupakan warisan alam yang sangat luar biasa. Keberadaan Danau Toba menghasilkan pemikiran Geopark Kaldera Toba. Hal ini layaknya judul Bab I pada tulisan skripsi saya yaitu Aku Ada Karena Kau Tercipta.

Dokumen yang terkait

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diare 2.1.1 Pengertian Diare - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

0 0 22

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang - Hubungan Iklim (Curah Hujan, Suhu Udara, Kelembaban Udara dan Kecepatan Angin) Dengan Kejadian Diare di Kota Jakarta Pusat pada Periode Tahun 2004-2013

0 0 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pencemaran dan Lingkungan - Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 49

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang - Analisis Kandungan Kadmium (Cd), Timbal (Pb) dan Formaldehid Pada Beberapa Ikan Segar Di KUB(Kelompok Usaha Bersama) Belawan, Kecamatan Medan Belawan Tahun 2015

0 0 9

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang - Implementasi Layanan Rakyat Untuk Sertifikasi Tanah (Larasita) Pada Kantor Pertanahan Kota Binjai

0 1 43

BAB I PENDAHULUAN I.1.Latar Belakang - Implementasi Peraturan Walikota Medan Nomor 20 Tahun 2011 Dalam Penerbitan Ijin Usaha Minimarket

0 0 33

BAB II PROFIL PERUSAHAAN - Pengendalian Internal Terhadap Prosedur Penerimaan Dan Pengeluaran Kas Pada PT Taspen Kcu Medan

0 1 27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Jamur 2.1.1Definisi Jamur - Analisis Keberadaan Candida albicans dan Aspergillus spp. Serta Keluhan Kesehatan dan Perilaku Penjual Tentang Bahaya Kesehatan pada Pakaian Bekas di Pasar Melati Kelurahan Tanjung Selamat Kecamatan

0 0 30

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Mioma Uteri - Analisis Faktor Risiko Pasien Mioma Uteri Di RSUP. H. Adam Malik Medan Dan RS Jejaring

0 0 17

BAB II BERLARI DAN BERNYANYI - Geopark Kaldera Toba

0 0 38