BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori 2.2 . Kinerja Perusahaan - Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Te

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori

  2.2 . Kinerja Perusahaan

  Kinerja perusahaan adalah kemampuan perushaan dalam menjalankan operasionalnya . Pada penelitian ini kinerja perusahaan diukur dengan menggunakan ROA . ROA adalah bentuk dari Profitabilitas untuk mengukur kemampuan perusahaann dalam mengasilkan laba dengan mengunakan total aktiva yang ada. Dalam penelitian ini data ROA yang digunakan diambil dari laporan keuangan perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI periode 2011- 2013 .

  Pengukuran kinerja keuangan perusahaan dengan ROA menunjukkan

  kemampuan atas modal yang diinvestasikan dalamkeseluruhan aktiva yang dimiliki perusahaan untuk menghasilkan laba. ROA yangnegatif disebabkan laba perusahaan dalam kondisi negatif pula atau rugi. Hal inimenunjukkan kemampuan dari modal yang diinvestasikan secara keseluruhan belum mampu untuk menghasilkan laba.

  ROA memiliki keunggulan, diantaranya yaitu (Hakim, 2006):

  1. Merupakan ukuran yang komprehensif dimana seluruhnya mempengaruhi laporan keuangan yang tercermin dari rasio ini.

  2. Mudah dihitung, dipahami, dan sangat berarti dalam nilai absolut.

  3. Merupakan denominator yang dapat diterapkan pada setiap unit organisasi yang bertanggungjawab terhadap profitabilitas dan unit usaha.

  Namun menurut Lisa (1999), selain memiliki keunggulan terdapat pula

  1. Pengukuran kinerja dengan menggunakan ROA membuat manajer divisi memiliki kecenderungan untuk melewatkan project-project yang menurunkan divisional ROA, meskipun sebenarnya proyek-proyek tersebut dapat meningkatkan tingkat keuntungan perusahaan secara keseluruhan.

  2. Manajemen juga cenderung untuk berfokus pada tujuan jangka pendek dan bukan tujuan jangka panjang.

  3. Sebuah project dalam ROA dapat meningkatkan tujuan jangka pendek, tetapi tersebut mempunyai konsekuensi negatif dalam jangka panjang. Yang

  project

  berupa pemutusan beberapa tenaga penjualan, pengurangan budget pemasaran, dan penggunaan bahan baku yang relatif murah sehingga menurunkan kualitas produk dalam jangka panjang.

  Informasi mengenai kinerja sangat bermanfaat bagi pengguna laporan keuangan. Bagi kelompok investor, kreditor maupun masyarakat umum menginginkan investasi mereka yangditanamkan ke bank perlu untuk mengetahui kinerja bank tersebut. Pengembalian atas investasimodal berguna bagi evaluasi manajemen, analisis profitabilitas, peramalan laba, serta perencanaan dan pengendalian. Menggunakan angka pengembalian atas investasi modal untuk tujuan tersebutmembutuhkan pemahaman mendalam mengenai ukuran pengembalian ini. Karena ukuranpengembalian mencakup komponen yang berpotensi memberikan kontribusi pada pemahaman kinerja perusahaan (Wild, Subramanyam, Halsey, 2005).

  Rumus yang digunakan adalah :

  ROA ( Y )=

  

2.2.1 Laporan Keuangan Sebagai Informasi Dalam Menilai Kinerja

Perusahaan

  Laporan keuangan merupakan hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini disusun dan ditafsirkan untuk kepentingan manajemen dan pihak-pihak lain yang menaruh perhatian atau mempunyai kepentingan dengan data keuangan perusahaan.

  Laporan keuangan yang dihasilkan perusahaan merupakan salah satu informasi yang dapat digunakan dalam menilai kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan adalah pengukuran prestasi perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen yang kompleks dan sulit, karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal, efisiensi, dan rentabilitas dari kegiatan perusahaan . Penilaian kinerja perusahaan harus diketahui outputnya maupun inputnya . Outpun adalah hasil dari kinerja karyawan , sedangkan input adalah hasil dari suatu keterampilan yang digunakan untuk mendaptkan hasil tersebut.

  Penggunaan laporan keuangan sebagai aspek penilaian kinerja didasarkan atas informasi akuntansi, yang mencerminkan nilai sumber daya yang diperoleh perusahaan dari bisnisnya dan juga yang dikorbankan oleh para manajer untuk menjalankan aktivitas bisnis perusahaan.

  Kinerja perusahaan diwujudkan dalam berbagai kegiatan untuk mencapai tujuan perusahaan karena setiap kegiatan tersebut memerlukan sumber daya, maka kinerja perusahaan akan tercermin dari penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan perusahaan. Pentingnya laporan keuangan sebagai informasi dalam menilai kinerja perusahaan, mensyaratkan laporan keuangan haruslah mencerminkan keadaan perusahaan yang sebenarnya pada kurun waktu tertentu. Sehingga pengambilan keputusan yang berkaitan dengan perusahaan akan menjadi tepat, dengan demikian pemegang saham dapat menjadikan keputusannya sebagai pemegang saham perusahaan. Salah satu bentuk informasi akuntansi yang penting dalam proses penilaian kinerja perusahaan adalah berupa rasio-rasio keuangan perusahaan untuk perioda tertentu. Dengan rasio-rasio keuangan tersebut akan tampak jelas berbagai indikator keuangan yang dapat mengungkapkan kondisi keuangan suatu perusahaan maupun kinerja yang telah dicapai perusahaan untuk suatu periode tertentu.

2.3 Analisis Laporan Keuangan

  Analisis rasio keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis laporan keuangan (financial statement analysis) adalah aplikasi dari alat dan tehnik analitis untuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dan kesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis (Wild, Subramanyam. 2010:4). Analisis laporan keuangan mengurangi ketergantungan pada firasat, tebakan, dan intuisi dalam pengambilan keputusan, serta mengurangi ketidakpastian analisis bisnis.

  Menurut Stice, et al (2009:791) “analisis laporan keuangan adalah mempelajari hubungan antara angka-angka dalam laporan keuangan dan tren dari angka-angka tersebut dari waktu ke waktu”. Salah satu tujuan analisis laporan keuangan adalah menggunakan kinerja masa lalu untuk memprediksi profitabilitas dan arus kas sebuah perusahaan di masa mendatang. Tujuan lain dari analisis laporan keuangan adalah untuk mengevaluasi kinerja sebuah perusahaan dengan maksud mengidentifikasikan letak masalah yang ada.

  Menurut Kasmir (2008:66) “agar laporan keuangan menjadi lebih dilakukan analisis laporan keuangan”. Bagi pihak pemilik dan manajemen, tujuan utama analisis laporan keuangan adalah agar dapat mengetahui posisi keuangan perusahaan saat ini. Dengan mengetahui posisi keuangan, akan terlihat pencapai target yang direncanakan sebelumnya.

  Analisis laporan keuangan memiliki sifat diagnostik, mengidentifikasi letak-letak masalah perusahaan, dan prognostik, memprediksi kinerja perusahaan di masa mendatang. Sebagian besar informasi berguna saat informasi tersebut dapat dibandingkan dengan beberapa patokan tertentu.

  Dalam buku Stice, et al (2009:792) “The Accounting Principles Board menyatakan bahwa perbandingan laporan keuangan akan menjadi paling informatif dan berguna jika memiliki kriteria sebagai berikut ini : 1.

  Ditampilkan dalam format yang baik: maksudnya pengaturan untuk setiap laporan harus sama.

  2. Isi dari laporan sama; maksudnya memiliki pos-pos yanng sama dalam pencatatan akuntansi yang mendasari dan diklasifikasikan berdasarkan penjelasan yang sama.

3. Prinsip-prinsip akuntansi tidak diubah, atau, jika diubah, pengaruh keuangan dari perubahan diungkapkan.

  4. Perubahan dalam keadaan atau dalam sifat transaksi yang mendasari diungkapkan Untuk melakukan analisis laporan keuangan diperlukan metode dan analisis yang tepat. Tujuan penentuan metode dan teknik analisis yang tepat adalah agar laporan keuangan tersebut dapat memberikan hasil yang maksimal. Selain itu, pengguna hasil analisistersebut dapat dengan mudah untuk menginterpretasikannya.

  Terdapat dua metode analisis laporan keuangan yang biasa dipakai menurut Kasmir, (2008:69) yaitu sebagai berikut :

  1. Analisis Vertikal (Statis) Analisis vertikal merupakan analisis yang dilakukan terhadap hanya satu Periode laporan keuangan saja. Analisis dilakukan antara pos-pos yang ada, dalam satu periode. Informasi yang diperoleh hanya untuk satu periode saja dan tidak diketahui perkembangan ke periode selanjutnya.

  2. Analisis Horizontal (Dinamis) Analisis horizontal merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan keuangan untuk beberapa periode. Dari hasil analisis ini akan terlihat perkembangan perusahaan dari periode yang satu ke periode yang lain .

2.3.1 Rasio Keuangan

  Rasio keuangan atau analisis rasio “merupakan salah satu alat analisis keuangan yang populer dan banyak digunakan”(Wild, Subramanyam, 2010:40). Rasio keuangan perannya penting dan dapat menjadi pedoman dalam mengevaluasi kegiatan aktivitas perusahaan, selain itu membandingkan kinerja dan hasil yang dicapai perusahaan antara periode tahun-tahun sebelumnya. Juga dapat menjadi ukuran perbandingan dengan perusahaan lainnya.

  Rasio keuangan menyatakan hubungan matematis antara dua kuantitas. Meskipun perhitungan rasio merupakan operasi arimatika sederhana, interpretasinya lebih kompleks. Agar bermakna, sebuah rasio harus mengacu pada hubungan ekonomis yang penting.

  Rasio merupakan alat untuk menyediakan pandangan terhadap kondisi yang mendasari. Rasio yang diinterpretasikan dengan tepat mengidentifikasi area yang memerlukan investigasi yang lebih lanjut. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan menjadi dasar perbandingan dalam menemukan kondisi dan trend yang sulit untuk dideteksi dengan mempelajari masing-masing komponen yang membentuk rasio. Seperti alat analisis lainnya, rasio yang paling bermanfaat bila orientasi ke depan. Hal ini berarti kita sering menyesuaikan faktor-faktor yang mempengaruhi rasio untuk kemungkinan tren dan ukurannya di masa depan.

2.3.2 Jenis-jenis Rasio Keuangan

  Secara umum, rasio yang digunakan untuk menganalisis laporan keuangan suatu perusahaan diklasifikasikan menjadi empat jenis yaitu :

1. Rasio Likuiditas

  Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera dipenuhi biasanya dalam jangka pendek. Kewajiban jangka pendek adalah utang (debt) yang mesti dibayar dalam periode waktu yang sama yang dipakai dalam menentukan aktiva lancar.

  Pihak-pihak yang berkepentingan dalam menilai tingkat likuiditas perusahaan adalah kreditor, seperti pemasok dan bankir.

  Kelikuiditasan perusahaan diukur dari kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Perusahaan dapat dikatakan likuid bila perusahaan mampu untuk membayar kewajiban jangka pendeknya, seperti utang dagang, utang gaji, utang pajak. Sebaliknya, perusahaan yang tidak mampu untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya dikatakan illikuid atau tidak likuid.

  Aktiva lancar merupakan sumber daya yang relatif likuid. Aktiva lancar seperti kas, piutang dagang, persediaan, dan beban dibayar dimuka. Menurut Simamora (2000:523) “untuk memenuhi syarat sebagai aktiva lancar, suatu aktiva lancar harus bisa dikonversikan menjadi kas dalam jangka waktu yang

  Rasio likuiditas dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Rasio likuiditas menurut Simamora (2000:524) “antara lain rasio lancar, acid test ratio, putaran piutang dagang, dan putaran persediaan. Menurut Kasmir (2008:134) “jenis rasio likuiditas yang ada seperti current ratio, quick ratio atau acid test ratio,

  cash ratio, rasio perputaran kas, inventory to net working capital”.

  Rasio yang menjadi variabel dan fokus penelitian ini adalah rasio likuiditas. Namun tidak semua rasio likuditas yang akan diuji, hanya rasio lancar (current

  

ratio). Seperti yang dikemukakan Subramanyam dan Wild (2010:45) “rasio

  likuiditas yang paling penting adalah rasio lancar”. Rasio lancar menurut Kasmir (2008:134) “merupakan rasio untuk mengukur kemampuan jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”. Rasio lancar mengukur tingkat kemampuan dan keamanan perusahaan, yaitu ketersediaan aktiva lancar untuk menutupi kewajiban.

  Menurut Stice, et al (2009:806) “rasio lancar adalah sebuah ukuran tidak langsung atas kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang akan datang. Rasio-rasio berdasarkan arus kas dari kegiatan operasi memberikan indikasi langsung terhadap kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas yang cukup untuk memenuhi prediksi jumlah kas yang harus dipenuhi”. Rumus untuk menghitung rasio lancar menurut Wild, Subramanyam (2010:44)

  Current Ratio ( X1) = x100% 2.

  Rasio Solvabilitas Pendanaan perusahaan bersumber dari dua pendanaan yaitu dari kreditor jangka pendek seperti pemasok dan kreditor jangka panjang seperti pemegang saham. Rasio solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka panjangnya (Wild, Subramanyam. 2010:46).

  Menurut Rahardjo (2008:118) “rasio solvabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek dan jangka panjangnya”. Rasio solvabilitas mengukur kontribusi pemegang saham dibandingkan dengan dana yang berasal dari kreditor.

  Pada penelitian ini yang menjadi fokus dan variabel adalah rasio debt to

  

equity ratio . Menurut Kasmir (2008:157) “debt to equity ratio merupakan rasio

  yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini membandingkan antara seluruh utang, termasuk utang lancar dengan seluruh ekuitas”. Rasio ini berfungsi mengetahui setiap modal yang dimiliki yang dijadikan untuk jaminan utang dan memberikan petunjuk mengenai kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Bagi pihak kreditor, semakin besar rasio solvabilitas akan tidak menguntungkan disebabkan akan semakin besar risiko yang ditanggung atas kegagalan yang mungkin terjadi diperusahaan. Namun bagi pihak pemegang saham, semakin tinggi rasio ini akan semakin baik.

  Bagi setiap perusahaan akan berbeda rasio debt to equity rasio,tergantung karakteristik perusahaan dan arus kasnya. Menurut Wild, Subramanyam (2010:44) rumus untuk menghitung total utang terhadap ekuitas ( debt to equity

  rasio) Debt to Equity Ratio (X2) =

  3.Rasio Aktivitas Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktivanya. Rasio ini mengukur tingkat efisensi pemanfaatan sumber daya perusahaan. Rasio aktivitas atau pemanfaat asset menurut Wild, Subramanyam (2010:45) dapat dklasifikasikan menjadi “rasio perputaran kas (cash turover), rasio perputaran piutang usaha (account receveible turnover), rasio perputaran persediaan (inventory

  

turnover ), rasio perputaran modal kerja (working capital turnover), rasio

  perputaran aset tetap (PPE turnover), dan rasio perputaran total aset (total asset turnover ).

  Rasio aktivitas yang menjadi fokus dan variabel pada penelitian ini adalah rasio perputaran total asset (total asset turn over). Rasio ini digunakan untuk mengukur perputaran aktiva perusahaan untuk memperoleh penjualan yang dilakukan perusahaan. Rumus rasio ini menurut Wild, Subramanyam (2010:45)

  Total Asset TurnOver ( X3) = Total Aktiva (Total Assets Turnover) merupakan rasio aktivitas yang digunakan untuk mengukur sampai seberapa besar efektivitas perusahaan dalam menggunakan sumber dayanya yang berupa asset. Semakin tinggi efisien penggunaan asset Maka semakin cepat pengembalian dana dalam bentuk kas (Abdul Halim, 2007). Total Assets Turnover sendiri merupakan rasio antara penjualan dengan total aktiva yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan. Apabila rasio rendah itu merupakan indikasi bahwa perusahaan beroperasi pada volume yang memadai bagi kapsitas investasinya. Sedangkan menurut (Weston dan Brigham, 1989), TATO merupakan rasio pengelolaan aktiva terakhir, mengukur perputaran atau pemanfaatan dari semua aktiva perusahaan. Apabila perusahaan tidak menghasilkan volume usaha yang cukup untuk ukuran investasi sebesar total aktivanya, penjualan harus ditingkatkan.

  Beberapa aktiva harus dijual, atau gabungan dari langkah-langkah tersebut harus segera dilakukan. Apabila dalam menganalisis rasio ini selama beberapa periode menunjukkan suatu trend yang cenderung meningkat, memberikan gambaran bahwa semakin efisien penggunaan aktiva sehingga meningkat (Sawir, 2001). Sedangkan TATO dipengaruhi oleh besar kecilnya penjualan dan total aktiva, baik lancar maupun aktiva tetap. Karena itu, TATO dapat diperbesar dengan menambah aktiva pada satu sisi dan pada sisi lain diusahakan agar penjualan dapat meningkat relatif lebih besar dari peningkatan aktiva atau dengan mengurangi penjualan disertai dengan pengurangan relatif terhadap aktiva, (Pieter Leunupun, 2003)

3. Rasio Profitabilitas

  Rasio profitabilitas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba. Rasio ini memberi ukuran tingkat efektivitas manajemen perusahaan. Tujuan perusahaan adalah mempertahankan kelangsungan hidupnya, untuk tetap bertahan perusahaan harus mampu untuk menghasilkan laba. Bila perusahaan rugi, pihak kreditor akan mempertimbangkan untuk tetap memberi pinjaman atau menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut.

  Menurut Kasmir (2008:199) rasio profitabilitas dapat diklasifikasikan menjadi 4 yaitu :

1. Profit margin ( profit margin on sales) yang terdiri dari a.

   Gross Profit margin b. Net Profit Margin 2.

  Return On Investment (ROI) 3. Laba Per Lembar Saham 4. Return On Equity (ROE)

2.4. Size

  Size adalah suatu skala dimana dapat diklasifikasikan besar kecil

  perusahaan menurut berbagai cara, antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain. . Rumus ukuran perusahaan sebagai berikut:

  

Size ( X4) = Total Aset

Size merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap manajemen

  laba perusahaan. Perusahaan besar cenderung bertindak hati-hati dalam melakukan pengelolaan perusahaan dan cenderung melakukan pengelolaan laba secara efisien. Perusahaan yang besar lebih diperhatikan oleh masyarakat sehingga mereka akan lebih berhati-hati dalam melakukan pelaporan keuangan, sehingga berdampak perusahaan tersebut melaporkan kondisinya lebih akurat (Nuryaman, 2008:7).

  Pada dasarnya menurut Edy Suwito dan Arleen Herawaty (2005: 138) ukuran perusahaan hanya terbagi dalam 3 kategori yaitu : “perusahaan besar, perusahaan menengah dan perusahaan kecil. Penentuan ukuran perusahaan ini didasarkan kepada total asset perusahaan”. Menurut Suwito dan Herawaty (2005: 138) yang mengambil pendapat Moses (1987) menemukan bukti bahwa : pula untuk melakukan perataan laba dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan yang lebih kecil karena perusahaan-perusahaan yang lebih besar menjadi subyek pemeriksaan (pengawasan yang lebih ketat dari pemerintah dan masyarakat umum/general public)”.

2.4.1 Indikator Size

  Salah satu Size kemampuan perusahaan dalam kinerja keuangan yang maksimal dapat dilihat dari rasio-rasio yang menunjukkan perkembangan atau kemunduran dari operasional normal perusahaan tersebut, hal ini dapat dilihat salah satunya dari rasio pertumbuhan, dimana rasio pertumbuhan menunjukkan ukuran kenaikan atau penurunan kinerja keuangan suatu perusahaan yang dapat dilihat dari perbandingan tahun sebelum dan sesudah maupun sedang berjalan untuk beberapa pos akuntansi keuangan perusahaan.

  Dalam rasio pertumbuhan ini akan dihitung seberapa jauh pertumbuhan dari beberapa pos penting dalam laporan keuangan. Variabel ini diukur dengan rata- rata jumlah nilai kekayaan yang dimiliki suatu perusahaan . Skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.

  Size bisa diukur dengan menggunakan total aktiva, penjualan, atau modal

  dari perusahaan tersebut. Salah satu tolak ukur yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan adalah ukuran aktiva dari perusahaan tersebut. Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan bahwa perusahaan tersebut telah mencapai tahap kedewasaan dimana dalam tahap ini arus kas perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik dalam jangka waktu yang relatif lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total asset yang kecil .

  2.5 Penelitian Terdahulu Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama Penelitti Variabel Penelitian Hasil Penelitian (Tahun Penelitian)

  1. Variabel Independen Secara simultan Current Ade Afrina Ratio, Debt to Equity Ratio,

  Pulungan Current ratio, debt to

  Total Asset Turnover, Gross

  (2010) equity ratio, Total asset

  Profit Margin tidak trun over , gross frofit .

  berpengaruh signifikan Variabel Dependen terhadap perubahan laba.

  Perubahan Laba Pengujian secara parsial

  Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Gross Profit Margin tidak berpengaruh

  secara signifikkan terhadap laba.

  

2. Varibel Independen: Hasil Penelitian ini

Cecilia

  Srimindarti ( Current Ratio menunjukkan bahwa 2009) Totall Asset Turn Over Current Ratio

  Return On Invesment Totall Asset Turn Over berpengaruh positif dan Variabeln dependent signifikan terhadap kinerja Kinerja perusahaan dan Return On Invesment berpengeruh negative terhadap kinerja sebesar 0,000%). Sementara secara simultan (CR, DER, TAT, dan NPM) terbukti signifikan berpengaruh terhadap ROE perusahaan manufaktur di BEI pada level kurang dari 5% yaitu sebesar 0,000%.

  Kemampuan prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap ROE sebesar

  No Penelitti Variabel Penelitian Hasil Penelitian (Tahun Penelitian)

  97,9% sebagaimana ditunjukkan oleh besarnya adjusted R square sebesar 97,9%, sedangkan sisanya 2,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dimasukkan ke dalam model penelitian.

  

3. M. Rofiq Variabel Independen Hasil Penelitian

  current ratio, debt to menyatakan dari ketiga Sunarko ( 2012) total assets, variable secara parsial ukuranperusahaan, berpengaruh secara signifikan kecuali variable Variabel Dependen current ratio yang tidak kinerja keuangan berpengaruh secara perusahaan signifikan. Variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap kinerja perusahaan adalah ukuran perusahaan. Berdasarkan pengujian model, hasilnya menunjukkan bahwa model regresi tepat (fit) untuk memprediksi pengaruh variable independen terhadap variable dependen

  4. Devi Sriasih Variabel independen : Secara simultan operating

  Meliala (2010) Operating income to income to sales, gross sales gross profit sales profit sales leverage ratio leverage ratio mempunyai pengaruh Variabel dependen signifikan terhadap pertumbuhan laba pertumbuhan laba.

  Pengujian secara parsial operating income to Sales profit sales, leverage ratio tidak berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba

  No Penelitti Variabel Penelitian Hasil Penelitian (Tahun Penelitian)

  Hasil penelitian

5. Uliva Dewi Variabel independen

  menunjukan bahwa secara Ardiatmi (2013) Current Ratio, Debt to parsial (X1) Current

  Equity Ratio, Total Ratioberpengaruh negatif

  Asset Turnover, Firm dan signifikan terhadap Size, dan Debt Ratio

  ROE. (X2) Debt to Equity Ratioberpengaruh positif

  Variabel dependen: dan signifikan terhadap ROE, (X3) Total Asset

  Profitabilitas (ROE) Turnover tidak berpengaruh terhadap ROE. (X4) SIZE perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROE dan (X5) Debt Ratio tidak Berpengaruh terhadap ROE. Return on Equity dapat dijelaskan oleh variabel bebas sebesar 53,8

  Srimindarti (2009) melukan penelitian mengenai Pengaruh Current Ratio ,

  Total Assets TurnOver dan Return on Invesment terhadap Kinerja Perusahaan

  Pada Insdustri Food and Beverages yang terdapat di BEJ . Variebel Independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Current Ratio , Total Assets

  TurnOver dan Return on Invesment. Variabel Dependen yang digunakan dalam

  penelitian ini adalah Kinerja Perusahaan . Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh current rasio, total assets turnover, dan return on

  investment terhadap kinerja perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa

  Efek Jakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Metode penyampelan yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Analisis regresi digunakan untuk menguji pengaruh current rasio, total assets turnover, dan return on investment terhadap kinerja yang diproksi dengan laba setelah pajak. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa current rasio dan assets turnover memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Sedangkan return on investment tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja.

  Meliala (2010) melakukan penelitian mengenai Analisis Hubungan Pertumbuhan Rasio Laporan Keuangan Dengan Prediksi Pertumbuhan Laba pada Perusahaan-Perusahaan Go Public yang Terdaftar di BEI. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Operating Income to Sales, Gross

  

Profit Sales, Leverage Ratio. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah

  Pertumbuhan Laba. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara secara simultan Operating Income to Sales, Gross Profit Sales, Leverage Ratio mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan laba, sedangkan secara parsial Operating Income to Sales berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan laba. Gross Profit Sales dan Leverage Ratio tidak berpengaruh secara signifikan.

  Sunarko ( 2012) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Rasio keuangan dan Size terhadap kinerja dan menganalisis variabel yang paling dominan mempengaruhi Kinerja Perusahaan. Obyeknya perusahaan manufaktur kelompok tekstil yang listed di BEI selama tahun 2004 – 2009. Rasio keuangan meliputi

  

current ratio, debt to total assets, sedangkankinerja keuangan perusahaan diukur

  dari laba sebelum pajak, dengan alasan untuk menghindari pengaruh penggunaan tarif pajak yang berbeda antar periodeyang dianalisis. Alat analisis yang digunakan adalah analisis regresi berganda,Uji t, Uji F, dan R2. Hasil Penelitian menyatakan dari keempat variable secara parsial berpengaruh secara signifikan kecuali variable current ratio yang tidak berpengaruh secara signifikan. Variabel yang memberikan pengaruh paling dominan terhadap kinerja perusahaan adalah ukuran perusahaan. Berdasarkanpengujian model, hasilnya menunjukkan bahwa model regresi tepat (fit) untukmemprediksi pengaruh variable independen terhadap variable dependennya.

2.6 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu model yang menerangakan bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antara variable-variabel penelitian yaitu variabel bebas dengan variable terikat.

  Varibel Independent dalam kerangka konseptual adalah current ratio ( X1)

, debt to equity ratio ( X2 ) , total asser turn over ( X3 ) dan size ( X4 ) .

  Sedangkan pada varibel dependent kerangka konseptual terdiri dari kinerja perusahaan ( Y ) yang diukur menggunakan ROA. Variabel Independent Variabel Dependent H 1

  Current Ratio (X1)

  K H 2

  Debt to Equity Ratio

  I

  (X2)

  N H 5 E R

  Total Asset Turnover

  H 3

  (X3)

  J A Perusahaan

  Size

  H 4

  (X4)

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

  Kerangka konseptual diatas menjelelaskan hubungan simultan maupun parsial antara masing – masing variabel independen dan dependen . Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut : 1.

  

.Hubungan Current Ratio( X1) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y )

Current Ratio merupakan salah satu rasio likuiditas, yaitu rasio

  yang bertujuan untuk mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Semakin tinggi CR suatu perusahaan berarti semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Akibatnya resiko yang akan ditanggung pemegang saham juga semakin kecil .

  Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur (idle cash) sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga semakin kecil. Dengan demikian diduga semakin besar nilai CR maka semakin kecil ROA H1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan .

  2.

  

.Hubungan Debt to Equity Ratio ( X2 ) terhadap kinerja perusahaan

( Y)

  Kebijakan pendanaan yang tercemin dari debt equity ratio ( DER) sangat mempengaruhi pencapaian laba yang diperoleh perusahaan. Ang (1997) menyatakan bahwa semakin tinggi DER akan mempengaruhi besarnya laba (return on asset) yang dicapai oleh perusahaan. Jika biaya hutang yang tercermin dalam biaya pinjaman lebih besar daripada biaya modal sendiri, maka rata-rata biaya modal (weighted average cost of

  capital) akan semakin besar sehingga return on asset (ROA) akan semakin

  kecil, demikian sebaliknya (Brigham, 1983) Semakin tinggi DER menunjukkan semakin besar kepercayaan dari pihak luar, hal ini sangat memungkinkan meningkatkan kinerja perusahaan, karena dengan modal yang besar maka kesempatan untuk meraih tingkat keuntungan juga besar. Dengan demikian pengaruh DER terhadap ROA adalah positif. Hal tersebut didukung oleh pecking order theory yang menetapkan suatu urutan keputusan pendanaan dimana para manajer pertama kali akan memilih untuk menggunakan laba ditahan, kemudian hutang, dan modal sendiri eksternal sebagai pilihan terakhir (Brigham dan Houston, 2001). H2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

3. Hubungan Total Asser Turn Over ( X3 ) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y ) .

  Total Asset Turn Over merupakan salah satu rasio aktivitas.Ang

  (1997:50) menyatakan bahwa“TATO menunjukkan efisiensi penggunaan seluruh aktiva (total assets) perusahaan untuk menunjang penjualan (sale)” .Hanafi dan Halim (2009:16) menyatakan bahwa : “Perputaran total aset mencerminkan kemampuan perusahaan menghasilkan penjualan dari total investasi tertentu.Rasio ini juga biasa diartikan sebagai kemampuan perusahaan mengelola aktiva berdasarkan tingkat penjualan tertentu. Rasio ini mengukur aktivitas pengguanaan aktiva (asset) perusahaan”

  Hanafi dan Halim (2009:81) menyatakan bahwa : “ Rasio Total Asset Turnover yang tinggi biasanya menunjukan manajemen yang baik dan sebaliknya”.Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa semakin tinggitingkat penjualan maka semakin efektif perusahaan tersebut dalam mengelola aktivanya (asset) sehingga menunjukanTotal Asset Turnoveryang tinggi dan dapat menghasilkan laba yang tinggi pula

  .Semakin besar TATO menunjukkan perusahaan efisien dalam menggunakan seluruh aktiva perusahaan untuk menghasilkan penjualan bersihnya. Ang, (1997:60) menyatakan bahwa “Semakin cepat perputaran aktiva suatu perusahaan untuk menunjang kegiatan penjualan bersihnya,maka pendapatan yang diperoleh meningkat sehingga laba yang didapat besar ”

  Ini didukung oleh Ou (1990) dan Asyik dan Sulist (2000) yang dalam penelitiannya menunjukkan bahwa TATO berpengaruh positif terhadap pertumbuhan laba. H3 : Total Asset Turn Over berpengaruh terhadap kinerja perusahaan 4.

   Hubungan Size ( X4 ) terhadap Kinerja Perusahaan ( Y ) .

  Miyajima et al (2003) menunjukkan pengaruh dari size terhadap kinerja perusahaan (ROA) sangat kuat. Perusahaan besar dengan akses pasar yang lebih baik seharusnya mempunyai aktivitas operasional yang lebih luas sehingga mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan yang besar yang dapat meningkatkan kinerja perusahaan, sehingga antara ukuran perusahaan dan kinerja perusahaan memiliki hubungan yang positif .

  Ekawati (2004) dalam penelitiannya yang berjudul “Level of

  growth and accounting profitability in corporate value creation strategy

  ,” meneliti tentang kemampuan rasio-rasio keuangan dalam memprediksi ROA, dimana Size berhubungan positif dengan ROA. Hasil penelitian Ekawati (2003) didukung oleh penelitian Bardosa dan Louri (2003) yang juga menunjukkan hasil bahwa size berpengaruh positif terhadap ROA.

  Sehingga Sizediprediksikan mempunyai hubungan positif dengan ROA. H 4 : Size berpengaruh terhadap kinerja perusahaan .

2.7 Hipotesis Penelitian

  Menurut Sugiyono (2007:51) “hipotesis dikembangkan dari telah teoritis sebagai jawaban sementara dari masalah atau pernyataan penelitian yang memerlukan ujian secara empiris. Hipotesis merupakan jawaban sementara dari penelitian yang akan dilakukan”.

  H

  

1 : Current Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

  manufaktur H

  2 : Debt to Equity Ratio berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada

  perusahaan manufaktur H : Total Asset Turnover berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada

  3

  perusahaan manufaktur H

  4 : Size berpengaruh terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

  manufaktur H

  5 : Current Ratio, Debt to Equity Ratio, Total Asset Turnover, Size

  berpengaruh signifikan maupun parsial terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan manufaktur Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ada 127 sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia .

2.8 Definisi Operasional Variabel

  Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

  No Variabel Definisi Sakala Rumus

  1. Current Perbandingan antara Rasio Ratio aktiva lancar dengan hutang lancar

  2. Debt Equity Perbandingan antara Rasio Ratio harga pokop penjualan yang terjadi dengan persediaan

  3. Perbandingan anatar Rasio Total Asset Turn Over penjualan terhadap total asset

  4. Size Logaritma natural dari Rasio Size = Log Total Asset total asset

  5. Retrun On Rasio antara earning Rasio Asset after tax terhadap total asset

Dokumen yang terkait

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kanker 2.1.1 Pengertian - Resiliensi dan Mekanisme Koping Orangtua Anak Penderita Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 18

SK Dirjen Pendis Nomor 5161 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MI (Madrasah Ibtidaiyah) - Berkas Edukasi

1 3 81

SK Dirjen Pendis Nomor 5162 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MTs (Madrasah Tsanawiyah) - Berkas Edukasi

1 3 88

Resiliensi dan Mekanisme Koping Orangtua Anak Penderita Kanker di RSUP H. Adam Malik Medan

0 0 13

SK Dirjen Pendis Nomor 3751 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA (Madrasah Aliyah) - Berkas Edukasi

0 6 86

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI(PKLM) A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia - Pelaksanaan Surat Teguran Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Negara Di Kantor Pelayanan P

0 0 14

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri - Pelaksanaan Surat Teguran Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Penerimaan Pajak Negara Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia

0 0 16

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Kanker Payudara - Karakteristik Penderita Kanker Payudara Yang Dirawat Inap Di Rsu Dr. Pirngadi Medan Tahun 2011-2013

0 0 34

BAB II GAMBARAN UMUM MENGENAIASHIGARU - Fungsi Dan Tugas Ashigaru Dalam Situasi Perang Pada Zaman Kamakura Hingga Zaman Edo

0 0 14

Pengaruh Pertumbuhan Rasio Keuangan ( Current Ratio, Debt To Eqiuty Ratio , Total Asset Turn Over ) dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2011-2013

0 0 14