View of Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran CBSA melalui Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif di SDN Klampis Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran CBSA
melalui Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif di SDN
Klampis Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
Tutik Suhermiasih
suhermiasih123@gmail.com/SDN Klampis Barat
Abstrak: Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah Supervisi
akademik dengan pendekatan Kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran CBSA di SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017?. Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru
dalam menerapkan CBSA di SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017. Guru yang diteliti sejumlah 6 orang guru. Dari
kesepuluh subyek penelitian tersebut semuanya adalah guru kelas dan telah mempunyai
masa kerja yang cukup. Hasil penelitian per siklus diketahui bahwa dengan menggunakan
supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif siklus pertama tingkat keberhasilan
dalam menyusun RPP mencapai 17%,sedangkan siklus kedua mencapai 50% dan pada
siklus ketiga mencapai 100 %. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus
pertama tingkat keberhasilan 17% sedangkan pada siklus kedua 67% dan pada siklus
ketiga 83 %. Kesimpulan yang diambil adalah bahwa supervisi akademik dengan
pendekatan Kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru di SDN Klampis Barat
Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam
menerapkan pembelajaran CBSA.
Kata Kunci : Pembelajaran CBSA ,Supervisi Akademik, Pendekatan Kolaboratif.
Abstract: The problem raised in this research is whether academic supervision with
Collaborative approach can improve the ability of teachers in applying CBSA learning in
SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson 2016/2017 year.
The subject of the research in this case is the teacher in implementing CBSA in SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2016/2017.
Teachers studied a number of 6 teachers. Of the ten subjects of the study are all classroom
teachers and have had a reasonable period of work. The result of research per cycle is
known that by using academic supervision with collaborative approach first cycle success
rate in preparing RPP reach 17%, while second cycle reach 50% and at third cycle reach
100%. In implementing the learning process in the first cycle of success rate of 17%
while in the second cycle 67% and in the third cycle 83%. The conclusion drawn is that
academic supervision with Collaborative approach can improve teacher ability in SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2016/2017 in
applying CBSA learning.
Keywords: CBSA Learning, Academic Supervision, Collaborative Approach.
berikut : a. Pembelajaran kebanyakan
Pendahuluan
Berdasarkan pengamatan selama
dilaksanakan atau berlangsung secara
melaksanakan supervisi di lapangan
konvensional, maksudnya guru selalu
banyak
mendominasi kegiatan pembelajaran,
ditemukan
hal-hal
sebagai
256
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
sedangkan siswa lebih banyak sebagai
Berdasarkan
ketentuan
dalam
tersebut
proses
pendengar, pencatat dan penghafal
undang-undang
fakta-fakta. b. Guru kurang memberi-
pembelajaran yang didominasi oleh
kan kesempatan kepada siswa untuk
guru bukan merupakan sebuah proses
menemukan sendiri pengetahuan yang
pembelajaran yang produktif. Proses
dipelajarinya, sehingga siswa hanya
pembelajaran yang demikian hanyalah
menerima pengetahuan dari gurunya. c.
akan
Dalam pembelajaran berlangsung satu
berinovatif
arah tidak ada kesempataan untuk
mengaktualisasikan
berdiskusi sesama teman, karena siswa
bangkan potensinya. Dengan kondisi
hanya
dari
yang demikian muncullah kesenjangan
dari
antara apa yang diharapkan dengan apa
pada
yang seharusnya terjadi, pembelajaran
kurang
tidak sesuai dengan tuntutan jaman dan
penerima
gurunya.
temuan
informasi
Demikian
yang
prinsipnya
sebagian
didapat
yang
pembelajaran
mengebiri
hak
dan
siswa
berkreasi
dan
untuk
dalam
mengem-
memberi kesempatan kepada siswa
kurang
untuk berinovasi, kurang kreatif dan
kepada siswa untuk berkreasi dan
kurang menantang bagi siswa untuk
berinovasi.
belajar.
memberikan
kesempatan
Cara Belajar Siswa Aktif atau
Undang-Undang sistem Pendidi-
yang sering disingkat CBSA ini dapat
kan Nasional pada ketentuan Umum
diterapkan dikelas dengan melalui
pasal satu menjelaskan bahwa:
pembimbingan ataupun supervisi yang
” Pendidikan adalah usaha sadar
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah.
terancana
mewujudkan
Karena salah satu tugas Kepala sekolah
suasana belajar dan proses pembe-
adalah melakukan supervisi akademik
lajaran agar peserta didik secara aktif
yaitu supervisi yang sasarannya adalah
mengembangkan potensi dirinya untuk
pembinaan tentang pembelajaran di
untuk
siritual
kelas. Hal tersebut juga dikemukakan
keagamaan, pengendalian diri, kepriba-
dalam permendiknas nomor 13 tahun
dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
2007
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
Sekolah yang terdiri dari : Kompetensi
masyarakat,
Kepribadian,
dan
untuk
memiliki
kekuatan
bangsa,
(Depdiknas:2006:3)
dan
negara.”
tentang
kompetensi
Kompetensi
Kepala
sosial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi
257
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
manajerial dan kompetensi supervisi.
behaviorisme
Artinya bahwa seorang kepala sekolah
perbuatan berasal dari refleks, yaitu
disamping tugasnya sebagai guru yakni
respons terhadap rangsangan stimulus.
mengajar, mempunyai tugas tambahan
Oleh
sebagai manajer, supervisor, kewirau-
kekurangan,
sahaan, sosial dan sebagainya. Untuk
rangsangan agar ia bisa bereaksi.
itu seorang kepala sekolah wajib
Supervisor
dapat
melakukan supervisi kepada guru-guru
penguatan
(reinforcement)
dalam sekolahnya utamanya dalam
hukuman (punishment).
meningkatkan
profesionalisme
Adapun rumusan masalah yang
dalam
karena
bahwa
guru
maka
segala
mengalami
perlu
diberikan
menggunakan
atau
para
guru di bawah binaannya.
dikemukakan
ialah
ini
Yang
adalah “Apakah Supervisi akademik
pendekatan
dengan pendekatan Kolaboratif dapat
langsung)
meningkatkan kemampuan guru dalam
terhadap permasalahan yang sifatnya
menerapkan pembelajaran CBSA di
tidak langsung. Perilaku supervisor
SDN
Kecamatan
tidak secara langsung menunjukkan
Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun
permasalahan, tapi ia terlebih dahulu
Pelajaran 2016/2017?.
mendengarkan secara aktif apa yang
Klampis
penelitian
Pendekatan Non Direktif ( Tidak
Langsung)
Barat
dimaksud
Non
adalah
dengan
Direktif
cara
(tidak
pendekatan
dikemukakan guru-guru. Ia meberi
kesempatan sebanyak mungkin kepada
Pendekatan dalam Supervisi
Pendekatan Direktif ( Langsung)
Yang
pendekatan
dimaksud
direktif
guru untuk mengemukakan permasa-
dengan
adalah
cara
lahan yang mereka alami. Pendekatan
non
direktif
ini
berdasarkan
pendekatan terhadap masalah yang
pemahaman
psikologis
bersifat langsung. Supervisor membe-
Psikologi
humanistik
rikan arahan langsung. Sudah tentu
menghargai orang yang dibantu. Oleh
pengaruh
pilaku
karena pribadi guru yang dibina begitu
dominan.
Pendekatan
berdasarkan
psikologi
supervisor
lebih
direktif
ini
pemahaman
terhadap
behaviorisme.
Prinsip
dihormati,
maka
mendengarkan
dihadapi
258
ia
humanistik.
lebih
permasalahan
guru-guru.
Guru
sangant
banyak
yang
menge-
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
mukakan
masalahnya.
Supervisor
akademis yang mencakup masalah
mencoba mendengarkan, memahami
pembelajaran, penilaian, metodologi
apa yang dialami guru-guru.
dan sebagainya. Supervisi ini subyek
Pendekatan Kolaboratif
yang dibina adalah para guru dalam
Yang
dimaksud
dengan
melaksanakan pembelajaran di kelas.
pendekatan kolaboratif adalah cara
Supervisi
manajerial
adalah
pendekatan yang memadukan cara
kegiatan supervisi yang mencakup
pendekatan direktif dan non direktif
binaan
menjadi cara pendekatan baru. Pada
pengelolaan perpustakaan, administrasi
pendekatan ini baik supervisor maupun
kesiswaan,
guru bersama-sama, bersepakat untuk
prasarana, dan sejenisnya.
menetapkan
Supervisi
akademis
dengan
pendekatan
Kolaborasi
untuk
meningkatkan kemampuan dalam
menerapkan CBSA.
struktur,
proses
dan
kriteria dalam melaksanakan proses
percakapan terhadap masalah yang
dihadapi
guru.
Pendekatan
ini
didasarkan pada psikologi kognitif.
Psikologi kognitif beranggapan bahwa
belajar adalah hasil paduan antara
kegiatan individu dengan lingkungan
pada gilirannya
nanti
berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu.
Dengan demikian pendekatan dalam
supervisi berhubungan pada dua arah.
digolongkan
kegiatan
menjadi
besar
dua
yakni
Supervisi Akademik dan Supervisi
Manajerial.
Supervisi
administrasi
seperti
sarana
Supervisi akademis merupakan
supervisi yang dilakukan dalam rangka
membina
guru
dalam
menerapkan
pembelajaran. Dalam penelitian ini
adalah
meneliti
menerapkan
guru
dalam
pembelajaran
CBSA.
Dengan Supervisi akademis ini guru
akan selalu dipantau dan dibimbing
pembelajaran akan selalu terkontrol
Pada garis besarnya supervisi
kelompok
manajerial
supervisor sehingga dalam kegiatan
Jenis Supervisi
bisa
masalah
dan
terkendali.
Dengan
demikian
kegiatan pembelajaran sesuai dengan
CBSA akan dapat diterapkan dengan
baik sesuai dengan indikator CBSA
yang ditetapkan.
akademik
adalah
supervisi yang dilakukan dalam rangka
untuk melakukan pembinaan kegiatan
Dengan demikian secara teoritis
supervisi akademik akan membantu
guru
259
dalam
menerapkan
kegiatan
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
pembelajaran sesuai dengan CBSA,
Subyek penelitian dalam hal ini
setelah dibantu tentunya guru akan
adalah semua guru SDN Klampis Barat
semakin mantap dalam menerapkan
Kecamatan
pembelajaran CBSA dimaksud. Sesuai
Bangkalan. Jumlah guru yang diamati
dengan prinsip CBSA bahwa guru
atau menjadi subyek penelitian adalah
bukanlah
Klampis
Kabupaten
orang
yang
sebanyak 6 orang yang ada di SDN
dan
selalu
Klampis Barat Kecamatan Klampis
memberikan ilmu/pengetahuan kepada
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
siswa.
sebagai
2016/2017 dan semuanya adalah guru
fasilitator,sehingga siswa akan aktif,
kelas dan telah mempunyai masa kerja
menemukan,
yang cukup.
harus
satu-satunya
selalu
dominan
Guru
hanyalah
merangkum
dan
Obyek
menyimpulkan temuannya.
Penelitiannya
adalah
kegiatan guru dalam melaksanakan
Metode Penelitian
Dalam
Sekolah
pembelajaran
penelitian
(PTS)
menggunakan
tindakan
ini
peneliti
penelitian
tindakan
sekolah di sekolah peneliti bertugas.
Sekolah,
yaitu
penelitian
maka
menggunakan
tindakan
penelitian
model
ini
penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam
Sugiarti,
1997:
6),
yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan),
dan
reflection
masuk
pada
(refleksi).
siklus
1
Sebelum
pengamatan peneliti adalah bagaimana
guru menerapkan pebelajaran dengan
pendekaan CBSA di kelasnya.
identifikasi permasalahan.
Untuk
melaksanakan
penga-
matan tersebut peneliti menggunakan
instrumen pengamatan yang disebut
Instrumen Pengamatan Kegiatan Guru
atau
IPKG.
Intstrumen
tersebut
mencakup bagaimana guru melaksanakan
persiapan
melaksanakan
baik
pembelajaran,
pendahuluan
kegiatan inti maupun kegiatan akhir,
dan juga bagaimana guru melaksanakan peniliaan hasil belajar.
dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa
pendekatan
CBSA. Dengan demikian yang menjadi
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih,
dengan
Penelitian ini dilaksanakan di
dalam menerapkan CBSA pada SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis
260
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
penelitian telah mendapat nilai
2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan
minimal 28.
selama 3 (tiga) Bulan yakni pada bulan
2. Kriteria keberhasilan/ ketuntasan
Januari sampai dengan bulan Maret
penelitian
2017.
pembelajaran.
Untuk
penulis
mengupulkan
menggunakan
data
dalam
Dalam
metode
pelaksanaan
menetapkan
penelitian
apakah
pelaksanaan
observasi dan dokumentasi. Observasi
pembelajaran berhasil atau tidak,
dilakukan ketika guru melaksanakan
maka
pembelajaran. Dokumentasi digunakan
keberhasilan
untuk menilai rencana pembelajaran
ketuntasan
yang digunakan guru.
tindakan sebagai berikut :
Kriteria Keberhasilan Penelitian
a. Penelitian dalam pelaksanaan
Kriteria keberhasilan ditetapkan
ditetapkan
kriteria
atau
dalam
kriteria
penelitian
pembelajaran dinyatakan tuntas/
bahwa : Masing-masing guru maupun
berhasil secara individu
jika
secara keseluruhan dinyatakan tuntas
tiap
skor
atau
minimal 80, artinya tiap aspek
berhasil
jika
mencapai
nilai
sebagai berikut :
1. Kriteria
mencapai
minimal mendapat nilai 4 dari
keberhasilan/ketuntasan
20 aspek pengamatan kegiatan
dalam menyusun RPP.
pembelajaran.
a. Guru dinyatakan telah berhasil
dalam
guru
menyusun
Penelitian ini dianggap selesai atau
rencana
berhasil jika 80 % dari guru-guru yang
pembelajaran jika nilai rencana
menjadi responden dalam penerapan
pembelajaran
pembelajaran CBSA telah mendapat
minimal
28
artinya setiap aspek minimal
nilai minimal 80.
mendapat nilai 4 dari tujuh
aspek
penilaian
rencana
pembelajaran.
b. Penelitian ini dianggap selesai
atau berhasil jika 80 % dari
guru-guru yang menjadi subyek
261
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kegiatan
Siklus I
mengacu pada persiapan yang telah
Tahap
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
dan
disempurnakan dari siklus pertama.
pengamatan siklus I dilaksanakan pada
Guru menyampaikan informasi tujuan
tanggal 25 sampai dengan 27 Januari
pembelajaran yang akan disampaikan.
2017. Pada tahap ini Guru melakukan
Dalam pertemuan ini tampak berbeda
kegiatan
dengan siklus 1, siswa mulai banyak
pembelajaran
dengan
penerapan pembelajaran CBSA dan
yang
peneliti melakukan observasi terhadap
mengelurkan pendapat yaitu ada 5
pelaksanaan
orang
kegiatan
pembelajaran
yang dilakukan oleh guru.
Berikut
aktif
bahkan
pertanyaan
merupakan
hasil
pengamatan pada siklus I:
bertanya
lebih
maupun
yang
menjawab
banyak
lagi.
Di
samping itu aktifitas guru sudah mulai
terkendali artinya guru tidak terlalu
mendominasi kegiatan lagi, guru mulai
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
pertama.
berperan
N
RENTANG
JUM
muncul dominasi sekali-kali. Meskipun
O
NILAI
GURU
I
KET
demikian
Rencana
Kurang
II
Sama
dari
5
Belum berhasil
atau
1
Berhasil
rencana
beberapa
pembelajaran
yang
telah
lebih dari 28
Pada kegiatan pelaksanaan ini
Pelaksanaan
waktunya tidak bersamaan dan diatur
Kurang
dari
5
agar
Belum berhasil
Sama
setiap
guru
yang
diteliti
melakukan kegiatn pembelajaran yang
80
2
terdapat
sering
disusun.
Pembelajaran
1
masih
masih
dan
kekuragan jika dibandingkan dengan
28
2
motivator
fasilitatormeskipun
Pembelajaran
1
sebagai
atau
1
tidak berbenturan dengan guru lain, hal
Berhasil
kebih dari 80
ini mudah dilakukan karena di Sekolah
Dasar adalah guru kelas, sehingga
Siklus II
Tahap
setiap hari setiap guru kelas berada di
pelaksanaan
ini
kelasnya masing-masing.
dilaksanakan pada tanggal 8 sampai
dengan 10 Februari 2017 di lokasi
penelitian.
Guru
melaksanakan
262
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
lagi, guru mulai berperan sebagai
Tabel 4.2
motivator
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
RENTANG
JUM
O
NILAI
GURU
I
kali.
KET
Kurang
II
Sama
meskipun
dari
3
Belum berhasil
atau
3
Berhasil
demikian
beberapa
dibandingkan
masih
kekurangan
dengan
pembelajaran
28
2
Meskipun
terdapat
Rencana
Pembelajaran
1
fasilitator
masih sering muncul dominasi sekali-
kedua.
N
dan
yang
jika
rencana
telah
disusun.
Penilaian dalam proses dilaksanakan
lebih dari 28
oleh guru, penggunaan mediapun telah
Pelaksanaan
dilakukan dengan baik.
Pembelajaran
1
Kurang
dari
2
Belum berhasil
Tabel 4.3
80
2
Sama
atau
4
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
Berhasil
kebih dari 80
ketiga.
Siklus III
Tahap
pelaksanaan
N
RENTANG
JUM
O
NILAI
GURU
I
ini
1
dengan 24 Februari 2017 di lokasi
kegiatan
Guru
2
II
0
Belum berhasil
Sama
atau
6
Berhasil
dari
1
Belum berhasil
atau
5
Berhasil
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
disempurnakan dari siklus kedua. Guru
informasi
dari
lebih dari 28
dengan
mengacu pada persiapan yang telah
menyampaikan
Kurang
28
melaksanakan
pembelajaran
Rencana
Pembelajaran
dilaksanakan pada tanggal 22 sampai
penelitian.
KET
Kurang
80
tujuan
2
pembelajaran yang akan disampaikan.
Sama
kebih dari 80
Dalam pertemuan ini tampak berbeda
dengan siklus kedua, siswa mulai
Hasil pengamatan pada rencana
banyak yang aktif bertanya maupun
pembelajaran pada siklus pertama dan
mengeluarkan pendapat bahkan yang
siklus kedua terdapat perubahan yang
menjawab pertanyaan lebih banyak
sangat signifikan. Hasil pengamatan
lagi. Di samping itu aktifitas guru
pada siklus pertama masih banyak
sudah mulai terkendali artinya guru
ditemukan
tidak terlalu mendominasi kegiatan
prosentase keberhasilan masih dibawah
263
kekurangan
sehingga
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
kiteria
keberhasilan
atau
kriteria
ketuntasan dalam penelitian. Hasil
pengamatan
tentang
pembelajaran
pada
pelaksanaan
siklus
ketiga
didapatkan bahwa untuk penilaian
rencana
pembelajaran
tidak
ada
seorang gurupun yang mendapat nilai
di bawah 28 dari 7 aspek yang diamati,
artinya nilai minimal tiap aspek 4.
Berdasar
perbandingan
nilai
pada tabel dan grafik tersebut diatas
dapatlah disimpulkan bahwa: Pada
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Pengamatan
Tentang Rencana Pembelajaran
Masing masing siklus
siklus pertama hanya ada 1 orang atau
hanya sebesar 17% guru yang tuntas
dalam menyusun pembelajaran. Pada
JUMLAH GURU
siklus ke 2 ketuntasan yang telah
N
RENT
SIK
SIK
SIK
O
ANG
LUS
LUS
LUS
NILAI
I
II
III
5
2
0
Belum berhasil
1
4
6
Tuntas
1 Kurang
dicapai
dalam
penyusunan
Rencana pembelajaran sebesar 50%
dari 28
2 Sama
guru
atau ada 3 orang guru dari 6 orang guru
yang nilai penyusunan RPPnya sesuai
atau
Lebih
dengan kriteria ketuntasan. Pada siklus
dari 28
ketiga tidak ada satu gurupun yang
Jika
pengamatan
perbandingan
tentang
hasil
rencana
hasil/
nilai
penyusunan
pembelajarannya
kurang
rencana
dari
28.
siklus
Semua guru hasil/nilai penyusunan
bentuk
rencana pembelajarannya adalah lebih
grafik maka akan menjadi sebagai
dari 28 atau dapat dikatakan persentase
berikut :
ketuntasan pada siklus III mencapai
pembelajaran
tersebut
masing-masing
dituangkan
dalam
100%.
Perbandingan hasil pengamatan
pelaksanaan
pembelajaran
dalam
bentuk tabel adalah sebagai berikut:
264
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
2. Pada siklus kedua terdapat 2 orang
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Pengamatan
Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Masing masing siklus
guru yang mendapat nilai dibawah
kriteria keberhasilan atau 4 guru
JUMLAH GURU
N
RENT
SIK
SIK
SIK
yang
O
ANG
LUS
LUS
LUS
ketuntasannya mencapai 67%.
NILAI
I
II
III
5
2
1
Belum berhasil
1
4
5
Tuntas
1 Kurang
tuntas,artinya
tingkat
Pada siklus ketiga didapatkan 1
orang guru yang mendapatkan hasil
dari 28
2 Sama
atau
dibawah 80 dalam pengamatan yang
Lebih
dilakukan peneliti. Artinya prosentase
dari 28
keberhasilan
Jika
Pengamatan
Perbandingan
Tentang
Hasil
Rencana
Pembelajaran Masing-masing siklus
tersebut
dituangkan
dalam
bentuk
pada
siklus
ketiga
mencapai 83%, dengan demikian guru
telah mencapai kriteria keberhasilan
dalam
melaksanakan
pembelajaran
CBSA.
grafik maka akan menjadi sebagai
Penutup
berikut :
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan pembahasan dapatlah disimpulkan
bahwa: Supervisi akademik dengan
pendekatan
Kolaboratif
dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran CBSA pada
Berdasarkan
rekapitulasi
dan
SDN
Klampis
Barat
Kecamatan
perbandingan hasil pengamatan tentang
Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun
pelaksanaan
Pelajaran 2016/2017.
pembelajaran
CBSA
dapatlah disimpulkan bahwa :
Adapun saran-saran atas dasar
1. Pada siklus pertama masih terdapat
kesimpulan dan pembahasan tersebut
5 guru yang mendapatkan hasil
diatas dapatlah dikemukakan sebagai
kurang dari 80 sedang yang tuntas
berikut : (1).Supervisi terhadap guru
sebanyak 1 orang guru artinya
hendaknya dapat dilaksanakan secara
tingkat
demokratis,
keberhasilannya
mencapai 17%.
hanya
sehingga
lebih
memungkinkan adanya keterbukaan
265
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
bagi
guru
untuk
mengungkapkan
permasalahan yang dihadapinya. Guru
anggaran pendidikan terutama untuk
peningkatan mutu.
tidak lagi takut untuk berkomunikasi
dengan
kepala
sekolah
sehingga
pengawas benar-benar menjadi mitra
kerja
para
guru.
(2).Pendekatan
kolaboratif hendaknya dapat diterapkan
untuk semua kelas dan semua mata
pelajaran, karena supervisi dengan
pendekatan ini lebih demokratis dan
terbuka kepada guru. (3). Peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran CBSA dapat ditingkatkan
bukan hanya melalui supervisi tetapi
juga melalui kegiatan rutin seperti
mgmp, pelatihan maupun kegiatan lain
yang
dilakukan
kepala
sekolah
terhadap gurunya. (4). Semua pihak
yang
bertanggung
pendidikan
jawab
seyogyanya
terhadap
membantu
peningkatan mutu guu dalam rangka
pencapaian mutu pendidikan dengan
berbagai
cara
seperti
peningkatan
anggaran, memberikan bantuan baik
materiil
maupun
spirituil
demi
kemajuan sekolah. (5). Pemerintah
daerah diharapkan selalu meningkatkan
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan
Konsep Pendidikan Moral
Pancasila. Semarang: Aneka
Ilmu.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi
Research, Jilid 1. Yogyakarta:
YP. Fak. Psikologi UGM.
Melvin, L. Siberman. 2004. Active
Learning, 101 Cara Belajar
Siswa
Aktif.
Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, dkk. Pembelajaran CBSA
(Contextual
Teaching
and
Learning/CTL)
dan
Penerapannya Dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri
Malang (UM Press).
Riduwan. 2004. Belajar Mudah
Penelitian
untuk
GuruKaryawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004.
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode
Pengajaran
Nasional.
Bandung:
Jemmars.
266
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran CBSA
melalui Supervisi Akademik dengan Pendekatan Kolaboratif di SDN
Klampis Barat Tahun Pelajaran 2016/2017
Tutik Suhermiasih
suhermiasih123@gmail.com/SDN Klampis Barat
Abstrak: Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah apakah Supervisi
akademik dengan pendekatan Kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran CBSA di SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017?. Subyek penelitian dalam hal ini adalah guru
dalam menerapkan CBSA di SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten
Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017. Guru yang diteliti sejumlah 6 orang guru. Dari
kesepuluh subyek penelitian tersebut semuanya adalah guru kelas dan telah mempunyai
masa kerja yang cukup. Hasil penelitian per siklus diketahui bahwa dengan menggunakan
supervisi akademik dengan pendekatan kolaboratif siklus pertama tingkat keberhasilan
dalam menyusun RPP mencapai 17%,sedangkan siklus kedua mencapai 50% dan pada
siklus ketiga mencapai 100 %. Dalam melaksanakan proses pembelajaran pada siklus
pertama tingkat keberhasilan 17% sedangkan pada siklus kedua 67% dan pada siklus
ketiga 83 %. Kesimpulan yang diambil adalah bahwa supervisi akademik dengan
pendekatan Kolaboratif dapat meningkatkan kemampuan guru di SDN Klampis Barat
Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran 2016/2017 dalam
menerapkan pembelajaran CBSA.
Kata Kunci : Pembelajaran CBSA ,Supervisi Akademik, Pendekatan Kolaboratif.
Abstract: The problem raised in this research is whether academic supervision with
Collaborative approach can improve the ability of teachers in applying CBSA learning in
SDN Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson 2016/2017 year.
The subject of the research in this case is the teacher in implementing CBSA in SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2016/2017.
Teachers studied a number of 6 teachers. Of the ten subjects of the study are all classroom
teachers and have had a reasonable period of work. The result of research per cycle is
known that by using academic supervision with collaborative approach first cycle success
rate in preparing RPP reach 17%, while second cycle reach 50% and at third cycle reach
100%. In implementing the learning process in the first cycle of success rate of 17%
while in the second cycle 67% and in the third cycle 83%. The conclusion drawn is that
academic supervision with Collaborative approach can improve teacher ability in SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis Kabupaten Bangkalan Lesson Year 2016/2017 in
applying CBSA learning.
Keywords: CBSA Learning, Academic Supervision, Collaborative Approach.
berikut : a. Pembelajaran kebanyakan
Pendahuluan
Berdasarkan pengamatan selama
dilaksanakan atau berlangsung secara
melaksanakan supervisi di lapangan
konvensional, maksudnya guru selalu
banyak
mendominasi kegiatan pembelajaran,
ditemukan
hal-hal
sebagai
256
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
sedangkan siswa lebih banyak sebagai
Berdasarkan
ketentuan
dalam
tersebut
proses
pendengar, pencatat dan penghafal
undang-undang
fakta-fakta. b. Guru kurang memberi-
pembelajaran yang didominasi oleh
kan kesempatan kepada siswa untuk
guru bukan merupakan sebuah proses
menemukan sendiri pengetahuan yang
pembelajaran yang produktif. Proses
dipelajarinya, sehingga siswa hanya
pembelajaran yang demikian hanyalah
menerima pengetahuan dari gurunya. c.
akan
Dalam pembelajaran berlangsung satu
berinovatif
arah tidak ada kesempataan untuk
mengaktualisasikan
berdiskusi sesama teman, karena siswa
bangkan potensinya. Dengan kondisi
hanya
dari
yang demikian muncullah kesenjangan
dari
antara apa yang diharapkan dengan apa
pada
yang seharusnya terjadi, pembelajaran
kurang
tidak sesuai dengan tuntutan jaman dan
penerima
gurunya.
temuan
informasi
Demikian
yang
prinsipnya
sebagian
didapat
yang
pembelajaran
mengebiri
hak
dan
siswa
berkreasi
dan
untuk
dalam
mengem-
memberi kesempatan kepada siswa
kurang
untuk berinovasi, kurang kreatif dan
kepada siswa untuk berkreasi dan
kurang menantang bagi siswa untuk
berinovasi.
belajar.
memberikan
kesempatan
Cara Belajar Siswa Aktif atau
Undang-Undang sistem Pendidi-
yang sering disingkat CBSA ini dapat
kan Nasional pada ketentuan Umum
diterapkan dikelas dengan melalui
pasal satu menjelaskan bahwa:
pembimbingan ataupun supervisi yang
” Pendidikan adalah usaha sadar
dilaksanakan oleh Kepala Sekolah.
terancana
mewujudkan
Karena salah satu tugas Kepala sekolah
suasana belajar dan proses pembe-
adalah melakukan supervisi akademik
lajaran agar peserta didik secara aktif
yaitu supervisi yang sasarannya adalah
mengembangkan potensi dirinya untuk
pembinaan tentang pembelajaran di
untuk
siritual
kelas. Hal tersebut juga dikemukakan
keagamaan, pengendalian diri, kepriba-
dalam permendiknas nomor 13 tahun
dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
2007
ketrampilan yang diperlukan dirinya,
Sekolah yang terdiri dari : Kompetensi
masyarakat,
Kepribadian,
dan
untuk
memiliki
kekuatan
bangsa,
(Depdiknas:2006:3)
dan
negara.”
tentang
kompetensi
Kompetensi
Kepala
sosial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi
257
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
manajerial dan kompetensi supervisi.
behaviorisme
Artinya bahwa seorang kepala sekolah
perbuatan berasal dari refleks, yaitu
disamping tugasnya sebagai guru yakni
respons terhadap rangsangan stimulus.
mengajar, mempunyai tugas tambahan
Oleh
sebagai manajer, supervisor, kewirau-
kekurangan,
sahaan, sosial dan sebagainya. Untuk
rangsangan agar ia bisa bereaksi.
itu seorang kepala sekolah wajib
Supervisor
dapat
melakukan supervisi kepada guru-guru
penguatan
(reinforcement)
dalam sekolahnya utamanya dalam
hukuman (punishment).
meningkatkan
profesionalisme
Adapun rumusan masalah yang
dalam
karena
bahwa
guru
maka
segala
mengalami
perlu
diberikan
menggunakan
atau
para
guru di bawah binaannya.
dikemukakan
ialah
ini
Yang
adalah “Apakah Supervisi akademik
pendekatan
dengan pendekatan Kolaboratif dapat
langsung)
meningkatkan kemampuan guru dalam
terhadap permasalahan yang sifatnya
menerapkan pembelajaran CBSA di
tidak langsung. Perilaku supervisor
SDN
Kecamatan
tidak secara langsung menunjukkan
Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun
permasalahan, tapi ia terlebih dahulu
Pelajaran 2016/2017?.
mendengarkan secara aktif apa yang
Klampis
penelitian
Pendekatan Non Direktif ( Tidak
Langsung)
Barat
dimaksud
Non
adalah
dengan
Direktif
cara
(tidak
pendekatan
dikemukakan guru-guru. Ia meberi
kesempatan sebanyak mungkin kepada
Pendekatan dalam Supervisi
Pendekatan Direktif ( Langsung)
Yang
pendekatan
dimaksud
direktif
guru untuk mengemukakan permasa-
dengan
adalah
cara
lahan yang mereka alami. Pendekatan
non
direktif
ini
berdasarkan
pendekatan terhadap masalah yang
pemahaman
psikologis
bersifat langsung. Supervisor membe-
Psikologi
humanistik
rikan arahan langsung. Sudah tentu
menghargai orang yang dibantu. Oleh
pengaruh
pilaku
karena pribadi guru yang dibina begitu
dominan.
Pendekatan
berdasarkan
psikologi
supervisor
lebih
direktif
ini
pemahaman
terhadap
behaviorisme.
Prinsip
dihormati,
maka
mendengarkan
dihadapi
258
ia
humanistik.
lebih
permasalahan
guru-guru.
Guru
sangant
banyak
yang
menge-
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
mukakan
masalahnya.
Supervisor
akademis yang mencakup masalah
mencoba mendengarkan, memahami
pembelajaran, penilaian, metodologi
apa yang dialami guru-guru.
dan sebagainya. Supervisi ini subyek
Pendekatan Kolaboratif
yang dibina adalah para guru dalam
Yang
dimaksud
dengan
melaksanakan pembelajaran di kelas.
pendekatan kolaboratif adalah cara
Supervisi
manajerial
adalah
pendekatan yang memadukan cara
kegiatan supervisi yang mencakup
pendekatan direktif dan non direktif
binaan
menjadi cara pendekatan baru. Pada
pengelolaan perpustakaan, administrasi
pendekatan ini baik supervisor maupun
kesiswaan,
guru bersama-sama, bersepakat untuk
prasarana, dan sejenisnya.
menetapkan
Supervisi
akademis
dengan
pendekatan
Kolaborasi
untuk
meningkatkan kemampuan dalam
menerapkan CBSA.
struktur,
proses
dan
kriteria dalam melaksanakan proses
percakapan terhadap masalah yang
dihadapi
guru.
Pendekatan
ini
didasarkan pada psikologi kognitif.
Psikologi kognitif beranggapan bahwa
belajar adalah hasil paduan antara
kegiatan individu dengan lingkungan
pada gilirannya
nanti
berpengaruh
dalam pembentukan aktivitas individu.
Dengan demikian pendekatan dalam
supervisi berhubungan pada dua arah.
digolongkan
kegiatan
menjadi
besar
dua
yakni
Supervisi Akademik dan Supervisi
Manajerial.
Supervisi
administrasi
seperti
sarana
Supervisi akademis merupakan
supervisi yang dilakukan dalam rangka
membina
guru
dalam
menerapkan
pembelajaran. Dalam penelitian ini
adalah
meneliti
menerapkan
guru
dalam
pembelajaran
CBSA.
Dengan Supervisi akademis ini guru
akan selalu dipantau dan dibimbing
pembelajaran akan selalu terkontrol
Pada garis besarnya supervisi
kelompok
manajerial
supervisor sehingga dalam kegiatan
Jenis Supervisi
bisa
masalah
dan
terkendali.
Dengan
demikian
kegiatan pembelajaran sesuai dengan
CBSA akan dapat diterapkan dengan
baik sesuai dengan indikator CBSA
yang ditetapkan.
akademik
adalah
supervisi yang dilakukan dalam rangka
untuk melakukan pembinaan kegiatan
Dengan demikian secara teoritis
supervisi akademik akan membantu
guru
259
dalam
menerapkan
kegiatan
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
pembelajaran sesuai dengan CBSA,
Subyek penelitian dalam hal ini
setelah dibantu tentunya guru akan
adalah semua guru SDN Klampis Barat
semakin mantap dalam menerapkan
Kecamatan
pembelajaran CBSA dimaksud. Sesuai
Bangkalan. Jumlah guru yang diamati
dengan prinsip CBSA bahwa guru
atau menjadi subyek penelitian adalah
bukanlah
Klampis
Kabupaten
orang
yang
sebanyak 6 orang yang ada di SDN
dan
selalu
Klampis Barat Kecamatan Klampis
memberikan ilmu/pengetahuan kepada
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
siswa.
sebagai
2016/2017 dan semuanya adalah guru
fasilitator,sehingga siswa akan aktif,
kelas dan telah mempunyai masa kerja
menemukan,
yang cukup.
harus
satu-satunya
selalu
dominan
Guru
hanyalah
merangkum
dan
Obyek
menyimpulkan temuannya.
Penelitiannya
adalah
kegiatan guru dalam melaksanakan
Metode Penelitian
Dalam
Sekolah
pembelajaran
penelitian
(PTS)
menggunakan
tindakan
ini
peneliti
penelitian
tindakan
sekolah di sekolah peneliti bertugas.
Sekolah,
yaitu
penelitian
maka
menggunakan
tindakan
penelitian
model
ini
penelitian
tindakan dari Kemmis dan Taggart
(dalam
Sugiarti,
1997:
6),
yaitu
berbentuk spiral dari sklus yang satu ke
siklus yang berikutnya. Setiap siklus
meliputi planning (rencana), action
(tindakan), observation (pengamatan),
dan
reflection
masuk
pada
(refleksi).
siklus
1
Sebelum
pengamatan peneliti adalah bagaimana
guru menerapkan pebelajaran dengan
pendekaan CBSA di kelasnya.
identifikasi permasalahan.
Untuk
melaksanakan
penga-
matan tersebut peneliti menggunakan
instrumen pengamatan yang disebut
Instrumen Pengamatan Kegiatan Guru
atau
IPKG.
Intstrumen
tersebut
mencakup bagaimana guru melaksanakan
persiapan
melaksanakan
baik
pembelajaran,
pendahuluan
kegiatan inti maupun kegiatan akhir,
dan juga bagaimana guru melaksanakan peniliaan hasil belajar.
dilakukan
tindakan pendahuluan yang berupa
pendekatan
CBSA. Dengan demikian yang menjadi
Sesuai dengan jenis penelitian yang
dipilih,
dengan
Penelitian ini dilaksanakan di
dalam menerapkan CBSA pada SDN
Klampis Barat Kecamatan Klampis
260
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
Kabupaten Bangkalan Tahun Pelajaran
penelitian telah mendapat nilai
2016/2017. Penelitian ini dilaksanakan
minimal 28.
selama 3 (tiga) Bulan yakni pada bulan
2. Kriteria keberhasilan/ ketuntasan
Januari sampai dengan bulan Maret
penelitian
2017.
pembelajaran.
Untuk
penulis
mengupulkan
menggunakan
data
dalam
Dalam
metode
pelaksanaan
menetapkan
penelitian
apakah
pelaksanaan
observasi dan dokumentasi. Observasi
pembelajaran berhasil atau tidak,
dilakukan ketika guru melaksanakan
maka
pembelajaran. Dokumentasi digunakan
keberhasilan
untuk menilai rencana pembelajaran
ketuntasan
yang digunakan guru.
tindakan sebagai berikut :
Kriteria Keberhasilan Penelitian
a. Penelitian dalam pelaksanaan
Kriteria keberhasilan ditetapkan
ditetapkan
kriteria
atau
dalam
kriteria
penelitian
pembelajaran dinyatakan tuntas/
bahwa : Masing-masing guru maupun
berhasil secara individu
jika
secara keseluruhan dinyatakan tuntas
tiap
skor
atau
minimal 80, artinya tiap aspek
berhasil
jika
mencapai
nilai
sebagai berikut :
1. Kriteria
mencapai
minimal mendapat nilai 4 dari
keberhasilan/ketuntasan
20 aspek pengamatan kegiatan
dalam menyusun RPP.
pembelajaran.
a. Guru dinyatakan telah berhasil
dalam
guru
menyusun
Penelitian ini dianggap selesai atau
rencana
berhasil jika 80 % dari guru-guru yang
pembelajaran jika nilai rencana
menjadi responden dalam penerapan
pembelajaran
pembelajaran CBSA telah mendapat
minimal
28
artinya setiap aspek minimal
nilai minimal 80.
mendapat nilai 4 dari tujuh
aspek
penilaian
rencana
pembelajaran.
b. Penelitian ini dianggap selesai
atau berhasil jika 80 % dari
guru-guru yang menjadi subyek
261
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
Hasil Penelitian dan Pembahasan
kegiatan
Siklus I
mengacu pada persiapan yang telah
Tahap
pelaksanaan
pembelajaran
dengan
dan
disempurnakan dari siklus pertama.
pengamatan siklus I dilaksanakan pada
Guru menyampaikan informasi tujuan
tanggal 25 sampai dengan 27 Januari
pembelajaran yang akan disampaikan.
2017. Pada tahap ini Guru melakukan
Dalam pertemuan ini tampak berbeda
kegiatan
dengan siklus 1, siswa mulai banyak
pembelajaran
dengan
penerapan pembelajaran CBSA dan
yang
peneliti melakukan observasi terhadap
mengelurkan pendapat yaitu ada 5
pelaksanaan
orang
kegiatan
pembelajaran
yang dilakukan oleh guru.
Berikut
aktif
bahkan
pertanyaan
merupakan
hasil
pengamatan pada siklus I:
bertanya
lebih
maupun
yang
menjawab
banyak
lagi.
Di
samping itu aktifitas guru sudah mulai
terkendali artinya guru tidak terlalu
mendominasi kegiatan lagi, guru mulai
Tabel 4.1
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
pertama.
berperan
N
RENTANG
JUM
muncul dominasi sekali-kali. Meskipun
O
NILAI
GURU
I
KET
demikian
Rencana
Kurang
II
Sama
dari
5
Belum berhasil
atau
1
Berhasil
rencana
beberapa
pembelajaran
yang
telah
lebih dari 28
Pada kegiatan pelaksanaan ini
Pelaksanaan
waktunya tidak bersamaan dan diatur
Kurang
dari
5
agar
Belum berhasil
Sama
setiap
guru
yang
diteliti
melakukan kegiatn pembelajaran yang
80
2
terdapat
sering
disusun.
Pembelajaran
1
masih
masih
dan
kekuragan jika dibandingkan dengan
28
2
motivator
fasilitatormeskipun
Pembelajaran
1
sebagai
atau
1
tidak berbenturan dengan guru lain, hal
Berhasil
kebih dari 80
ini mudah dilakukan karena di Sekolah
Dasar adalah guru kelas, sehingga
Siklus II
Tahap
setiap hari setiap guru kelas berada di
pelaksanaan
ini
kelasnya masing-masing.
dilaksanakan pada tanggal 8 sampai
dengan 10 Februari 2017 di lokasi
penelitian.
Guru
melaksanakan
262
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
lagi, guru mulai berperan sebagai
Tabel 4.2
motivator
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
RENTANG
JUM
O
NILAI
GURU
I
kali.
KET
Kurang
II
Sama
meskipun
dari
3
Belum berhasil
atau
3
Berhasil
demikian
beberapa
dibandingkan
masih
kekurangan
dengan
pembelajaran
28
2
Meskipun
terdapat
Rencana
Pembelajaran
1
fasilitator
masih sering muncul dominasi sekali-
kedua.
N
dan
yang
jika
rencana
telah
disusun.
Penilaian dalam proses dilaksanakan
lebih dari 28
oleh guru, penggunaan mediapun telah
Pelaksanaan
dilakukan dengan baik.
Pembelajaran
1
Kurang
dari
2
Belum berhasil
Tabel 4.3
80
2
Sama
atau
4
Rekapitulasi hasil pengamatan siklus
Berhasil
kebih dari 80
ketiga.
Siklus III
Tahap
pelaksanaan
N
RENTANG
JUM
O
NILAI
GURU
I
ini
1
dengan 24 Februari 2017 di lokasi
kegiatan
Guru
2
II
0
Belum berhasil
Sama
atau
6
Berhasil
dari
1
Belum berhasil
atau
5
Berhasil
Pelaksanaan
Pembelajaran
1
disempurnakan dari siklus kedua. Guru
informasi
dari
lebih dari 28
dengan
mengacu pada persiapan yang telah
menyampaikan
Kurang
28
melaksanakan
pembelajaran
Rencana
Pembelajaran
dilaksanakan pada tanggal 22 sampai
penelitian.
KET
Kurang
80
tujuan
2
pembelajaran yang akan disampaikan.
Sama
kebih dari 80
Dalam pertemuan ini tampak berbeda
dengan siklus kedua, siswa mulai
Hasil pengamatan pada rencana
banyak yang aktif bertanya maupun
pembelajaran pada siklus pertama dan
mengeluarkan pendapat bahkan yang
siklus kedua terdapat perubahan yang
menjawab pertanyaan lebih banyak
sangat signifikan. Hasil pengamatan
lagi. Di samping itu aktifitas guru
pada siklus pertama masih banyak
sudah mulai terkendali artinya guru
ditemukan
tidak terlalu mendominasi kegiatan
prosentase keberhasilan masih dibawah
263
kekurangan
sehingga
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
kiteria
keberhasilan
atau
kriteria
ketuntasan dalam penelitian. Hasil
pengamatan
tentang
pembelajaran
pada
pelaksanaan
siklus
ketiga
didapatkan bahwa untuk penilaian
rencana
pembelajaran
tidak
ada
seorang gurupun yang mendapat nilai
di bawah 28 dari 7 aspek yang diamati,
artinya nilai minimal tiap aspek 4.
Berdasar
perbandingan
nilai
pada tabel dan grafik tersebut diatas
dapatlah disimpulkan bahwa: Pada
Tabel 4.4
Perbandingan Hasil Pengamatan
Tentang Rencana Pembelajaran
Masing masing siklus
siklus pertama hanya ada 1 orang atau
hanya sebesar 17% guru yang tuntas
dalam menyusun pembelajaran. Pada
JUMLAH GURU
siklus ke 2 ketuntasan yang telah
N
RENT
SIK
SIK
SIK
O
ANG
LUS
LUS
LUS
NILAI
I
II
III
5
2
0
Belum berhasil
1
4
6
Tuntas
1 Kurang
dicapai
dalam
penyusunan
Rencana pembelajaran sebesar 50%
dari 28
2 Sama
guru
atau ada 3 orang guru dari 6 orang guru
yang nilai penyusunan RPPnya sesuai
atau
Lebih
dengan kriteria ketuntasan. Pada siklus
dari 28
ketiga tidak ada satu gurupun yang
Jika
pengamatan
perbandingan
tentang
hasil
rencana
hasil/
nilai
penyusunan
pembelajarannya
kurang
rencana
dari
28.
siklus
Semua guru hasil/nilai penyusunan
bentuk
rencana pembelajarannya adalah lebih
grafik maka akan menjadi sebagai
dari 28 atau dapat dikatakan persentase
berikut :
ketuntasan pada siklus III mencapai
pembelajaran
tersebut
masing-masing
dituangkan
dalam
100%.
Perbandingan hasil pengamatan
pelaksanaan
pembelajaran
dalam
bentuk tabel adalah sebagai berikut:
264
Jurnal Pendidikan, Volume 9, Edisi 2, Halaman 256-266
2. Pada siklus kedua terdapat 2 orang
Tabel 4.5
Perbandingan Hasil Pengamatan
Tentang Pelaksanaan Pembelajaran
Masing masing siklus
guru yang mendapat nilai dibawah
kriteria keberhasilan atau 4 guru
JUMLAH GURU
N
RENT
SIK
SIK
SIK
yang
O
ANG
LUS
LUS
LUS
ketuntasannya mencapai 67%.
NILAI
I
II
III
5
2
1
Belum berhasil
1
4
5
Tuntas
1 Kurang
tuntas,artinya
tingkat
Pada siklus ketiga didapatkan 1
orang guru yang mendapatkan hasil
dari 28
2 Sama
atau
dibawah 80 dalam pengamatan yang
Lebih
dilakukan peneliti. Artinya prosentase
dari 28
keberhasilan
Jika
Pengamatan
Perbandingan
Tentang
Hasil
Rencana
Pembelajaran Masing-masing siklus
tersebut
dituangkan
dalam
bentuk
pada
siklus
ketiga
mencapai 83%, dengan demikian guru
telah mencapai kriteria keberhasilan
dalam
melaksanakan
pembelajaran
CBSA.
grafik maka akan menjadi sebagai
Penutup
berikut :
Berdasarkan
hasil
penelitian
dan pembahasan dapatlah disimpulkan
bahwa: Supervisi akademik dengan
pendekatan
Kolaboratif
dapat
meningkatkan kemampuan guru dalam
menerapkan pembelajaran CBSA pada
Berdasarkan
rekapitulasi
dan
SDN
Klampis
Barat
Kecamatan
perbandingan hasil pengamatan tentang
Klampis Kabupaten Bangkalan Tahun
pelaksanaan
Pelajaran 2016/2017.
pembelajaran
CBSA
dapatlah disimpulkan bahwa :
Adapun saran-saran atas dasar
1. Pada siklus pertama masih terdapat
kesimpulan dan pembahasan tersebut
5 guru yang mendapatkan hasil
diatas dapatlah dikemukakan sebagai
kurang dari 80 sedang yang tuntas
berikut : (1).Supervisi terhadap guru
sebanyak 1 orang guru artinya
hendaknya dapat dilaksanakan secara
tingkat
demokratis,
keberhasilannya
mencapai 17%.
hanya
sehingga
lebih
memungkinkan adanya keterbukaan
265
Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menerapkan Pembelajaran –Tutik Suhermiasih
bagi
guru
untuk
mengungkapkan
permasalahan yang dihadapinya. Guru
anggaran pendidikan terutama untuk
peningkatan mutu.
tidak lagi takut untuk berkomunikasi
dengan
kepala
sekolah
sehingga
pengawas benar-benar menjadi mitra
kerja
para
guru.
(2).Pendekatan
kolaboratif hendaknya dapat diterapkan
untuk semua kelas dan semua mata
pelajaran, karena supervisi dengan
pendekatan ini lebih demokratis dan
terbuka kepada guru. (3). Peningkatan
kemampuan guru dalam menerapkan
pembelajaran CBSA dapat ditingkatkan
bukan hanya melalui supervisi tetapi
juga melalui kegiatan rutin seperti
mgmp, pelatihan maupun kegiatan lain
yang
dilakukan
kepala
sekolah
terhadap gurunya. (4). Semua pihak
yang
bertanggung
pendidikan
jawab
seyogyanya
terhadap
membantu
peningkatan mutu guu dalam rangka
pencapaian mutu pendidikan dengan
berbagai
cara
seperti
peningkatan
anggaran, memberikan bantuan baik
materiil
maupun
spirituil
demi
kemajuan sekolah. (5). Pemerintah
daerah diharapkan selalu meningkatkan
Daftar Pustaka
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktek. Jakarta: Rineksa Cipta.
Ali, Muhammad. 1996. Guru Dalam
Proses
Belajar
Mengajar.
Bandung: Sinar Baru Algesindon.
Daroeso, Bambang. 1989. Dasar dan
Konsep Pendidikan Moral
Pancasila. Semarang: Aneka
Ilmu.
Hadi, Sutrisno. 1982. Metodologi
Research, Jilid 1. Yogyakarta:
YP. Fak. Psikologi UGM.
Melvin, L. Siberman. 2004. Active
Learning, 101 Cara Belajar
Siswa
Aktif.
Bandung:
Nusamedia dan Nuansa.
Ngalim, Purwanto M. 1990. Psikologi
Pendidikan. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, dkk. Pembelajaran CBSA
(Contextual
Teaching
and
Learning/CTL)
dan
Penerapannya Dalam KBK.
Malang: Universitas Negeri
Malang (UM Press).
Riduwan. 2004. Belajar Mudah
Penelitian
untuk
GuruKaryawan dan Peneliti Pemula.
Bandung: Alfabeta.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004.
Metode Penelitian Pendidikan.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.
Surakhmad, Winarno. 1990. Metode
Pengajaran
Nasional.
Bandung:
Jemmars.
266