PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA GAYA, GERAK DAN ENERGI SERTA FUNGSINYA DENGAN METODE KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 20172018 SDN KEDONDONG 01 01 MADIUN

  Kusmiatun, Peningkatan Kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya

  17

  

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI HUBUNGAN ANTARA

GAYA, GERAK DAN ENERGI SERTA FUNGSINYA DENGAN

METODE KOOPERATIF MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT

(TGT) PADA SISWA KELAS V TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SDN

KEDONDONG 01 01 MADIUN

  Oleh : Kusmiatun

  E-mail: kusmiatun1961@yahoo.com

  

Abstrak. IPA merupakan suatu bahan kajian yang memiliki objek abstraks dan dibangun melalui

proses penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep diperoleh sebagai akibat logis dari kebe-

naran sebelumnya sudah diterima, sehingga keterkaitan antar konsep dalam IPA bersifat sangat

kuat dan jelas. Dalam pembelajaran IPA agar mudah dimengerti oleh siswa, proses penalaran

deduktif untuk menguatkan pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembelajaran IPA

adalah melatih cara berfikir secara logis, kritis, kreatif dan konsisten. Penelitian ini berangkat dari

permasalahan: Bagaimanakah Memahami Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi Serta

Fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dengan diterapkannya metode pembelajaran kooperatif

model TGT? Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah: ingin mengetahui peningkatan ke-

mampuan Memahami Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi Serta Fungsinya dalam kehidup-

an sehari-hari setelah diterapkannya metode pembelajaran kooperatif model TGT. Penelitian ini

menggunakan penelitian tindakan (action research) sebanyak tiga putaran. Setiap putaran terdiri

dari empat tahap yaitu: rancangan, kegiatan/tindakan dan pengamatan, refleksi. Sasaran penelitian

ini adalah siswa kelas V tahun pelajaran 2017/2018. Data yang diperoleh berupa hasil test

formatif, lembar observasi kegiatan belajar mengajar. Dari hasil analis didapatkan bahwa prestasi

belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III yaitu, siklus I (70,56%), siklus

  

II (74,44%), siklus III (88,33%). Kesimpulan lain dari penelitian ini adalah bahwa metode

kooperatif model TGT dapat berpengaruh positif terhadap motivasi belajar siswa kelas V SDN

Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun tahun pelajaran 2017/2018, hal ini ditunjukan dari

hasil pengamatan peneliti dan hasil test bahwa sebagian besar siswa senang belajar dengan

menmggunakan pembelajaran kooperatif model TGT, serta meningkatkan prestasi belajar. Oleh

karena itu model pembelajaran ini dapat digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran IPA.

  Kata kunci: Kemampuan mengaplikasikan pesawat sederhana, team games tournament (TGT)

  Dalam pembelajaran IPA agar mudah di- kecil dan menjelaskan ide-ide kepada orang mengerti oleh siswa, proses penalaran de- lain. (Hudoyo, 2000: 24). Langkah-langkah duktif untuk menguatkan pemahaman yang tersebut memerlukan partisipasi aktif dari sudah dimiliki oleh siswa. Tujuan pembe- siswa. Untuk itu perlu ada metode pembela- lajaran IPA adalah melatih cara berfikir jaran yang melibatkan siswa secara lang- secara logis, kritis, kreatif dan konsisten. sung dalam pembelajaran. Adapun metode

  Pembelajaran IPA lagi mengutamakan yang dimaksud adalah metode pembelajaan pada penyerapan melalui pencapaian infor- kooperatif. Pembelajaran kooperatif adalah masi, tetapi lebih mengutamakan pada pe- suatu pengajaran yang melibatkan siswa ngembangan kemampuan dan pemrosesan bekerja dalam kelompok untuk menetapkan informasi. Untuk itu aktivitas peserta didik tujuan bersama. Felder, (1994: 2). perlu ditingkatkan melalui latihan-latihan Pembelajaran kooperatif lebih mene- atau tugas IPA dengan bekerja kelompok kankan interaksi antar siswa. Dari sini siswa

18 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 7, NO. 1, APRIL 2018

  akan melakukan komunikasi aktif dengan sesama temannya. Dengan komunikasi ter- sebut diharapkan siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan mudah karena “sis- wa lebih mudah memahami penjelasan dari kawannya dibanding penjelasan dari guru karena taraf pengetahuan serta pemikiran mereka lebih sejalan dan sepadan”. (Sulaiman dalam Wahyuni 2001: 2).

  Penelitian juga menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang amat positif terhadap siswa yang rendah hasil belajarnya. (Nur, 1996: 2).

  Sesuai dengan permasalahan di atas, penelitian ini bertujuan, ingin mengetahui peningkatan peningkatan kemampuan Me- mahami Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi Serta Fungsinya dalam kehidupan sehari-hari Melalui Metode Koperatif Model

  Team Games Tournamen

  (TGT) Pada Siswa Kelas V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2017/ 2018.

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan (action research), karena peneli- tian dilakukan untuk memecahkan masalah pembelajaran di kelas. Penelitian ini juga termasuk penelitian deskriptif, sebab meng- gambarkan bagaimana suatu teknik pembe- lajaran diterapkan dan bagaimana hasil yang diinginkan dapat dicapai.

  Menurut Oja dan Sumarjan (dalam Soekamto, 1997: 8) mengelompokkan pene- litian tindakan menjadi empat macam yaitu, (a) guru sebagai peneliti; (b) penelitian tindakan kolaboratif; (c) simultan terinte- gratif; (d) administrasi sosial eksperimental.

  Dalam penelitian tindakan ini meng- gunakan bentuk guru sebagai peneliti, pe- nanggung jawab penuh penelitian ini adalah ini adalah untuk meningkatkan hasil pembe- lajaran di kelas dimana guru secara penuh terlibat dalam penelitian mulai dari peren- canaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.

  Dalam penelitian ini peneliti tidak bekerjasama dengan siapapun, kehadiran pe- neliti sebagai guru di kelas sebagai pengajar tetap dan dilakukan seperti biasa, sehingga siswa tidak tahu kalau diteliti. Dengan cara ini diharapkan didapatkan data yang seob- jektif mungkin demi kevalidan data yang diperlukan.

  Penelitian ini bertempat di kelas V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober samapai Desember semester genap tahun pelajaran 2017/2018. Subyek penelitian adalah siswa-siswi kelas V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Ma- diun Tahun Pelajaran 2017/2018 kompetensi dasar peningkatan kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya, Gerak dan Energi Serta Fungsinya dalam kehidupan sehari- hari. Adapun tujuan utama dari PTK adalah untuk memperbaiki/meningkatkan pratek pembelajaran secara berkesinambungan, se- dangkan tujuan penyertaannya adalah me- numbuhkan budaya meneliti di kalangan guru (Djamarah, 2000: 5).

METODE PENELITIAN

  Sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih, yaitu penelitian tindakan, maka penelitian ini menggunakan model peneliti- an tindakan dari Kemmis dan Taggart (da- lam Sugiarti, 1997: 6), yaitu berbentuk spi- ral dari sklus yang satu ke siklus yang beri- kutnya. Setiap siklus meliputi planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan reflection (refleksi). La- ngkah pada siklus berikutnya adalah pe- rencanaan yang sudah direvisi, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Sebelum masuk pada siklus 1 dilakukan tindakan penda-

  Kusmiatun, Peningkatan Kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya

  19

  huluan yang berupa identifikasi perma- salahan. Siklus spiral dari tahap-tahap pene- litian tindakan kelas dapat dilihat pada Gambar 1.

  Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari, silabus, yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolahan kelas, serta penilaian hasil belajar.

  Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu merupakan perangkat pembela- jaran yang digunakan sebagai pedoman guru dalam mengajar dan disusun untuk tiap putaran. Masing-masing RP berisi kompe- tensi dasar, indikator pencapaian hasil bela- jar, tujuan pembelajaran khusus, dan kegiat- an belajar mengajar.

  Lembar Kegiatan Siswa, lembar kegiatan ini yang dipergunakan siswa untuk membantu proses pengumpulan data hasil eksperimen. Lembar Observasi Kegiatan Belajar Mengajar, (a) Lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, untuk mengamati kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran. (b)

  Lembar observasi aktivitas siswa dan guru, untuk mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran.

  Test formatif, test ini disusun berda- sarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur kemam- puan pemahaman konsep matematika pokok bahasan vektor pada ruang dimensi tiga. Test formatif ini diberikan setiap akhir putaran. Bentuk soal yang diberikan adalah pilihan essay bersetruktur. Sebelumnya soal- soal ini berjum telah diujicoba, kemudian penulis mengadakan analisis butir soal test yang telah diuji validitas dan reliabilitas pada tiap soal. Analisis ini digunakan untuk memilih soal yang baik dan memenuhi syarat digunakan untuk mengambil data.

  Data-data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, observasi aktivitas siswa dan guru angket motivasi siswa, dan test formatif.

  

Gambar 1. alur Penelitian

20 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 7, NO. 1, APRIL 2018

  Untuk mengetahui keefektivan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data. Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif ku- alitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh de- ngan tujuan untuk mengetahui prestasi bela- jar yang dicapai siswa juga untuk mem- peroleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran.

  % 100 . . . x Siswa

  

  Siswa belajar tuntas yang P  

HASIL DAN PEMBAHASAN

  X X

  Dengan:

  X = Nilai rata-rata

  Σ X = Jumlah semua nilai siswa Σ N = Jumlah siswa

  Untuk ketuntasan belajar

  Untuk menganalisis tingkat keber- hasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putar- annya dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal test tertulis pada setiap akhir putaran. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistic sederhana, yaitu:

  N

    

  Peneliti melakukan penjumlahan nilai yang diperoleh siswa, yang selanjutnya dibagi dengan jumlah siswa yang ada di kelas tersebut sehingga diperoleh rata-rata test formatif dapat dirumuskan:

  Data penelitian yang diperoleh berupa hasil uji coba item butir soal, data observasi berupa pengamatan pengelolaan metode pembelajaran kooperatif model TGT dan pengamatan aktivitas siswa dan guru pada akhir pembelajaran, dan data test t formatif siswa pada setiap siklus.

  Data hasil uji coba item butir soal digunakan untuk mendapatkan test yang betul-betul mewakili apa yang diinginkan. Data ini selanjutnya dianalisis tingkat vali- ditas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Data lembar observasi diambil dari dua pengamatan yaitu data pengamatan pengelolaan metode pembelajaran koopera- tif model TGT yang digunakan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dan data pengamatan aktivitas siswa dan guru.

  Data test formatif untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa setelah diterapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

  Analisis Item Butir Soal

  Sebelum melaksanakan pengambilan data melalui instrument penelitian berupa test dan mendapatkan test yang baik, maka data test tersebut diuji dan dianalisis. Uji coba dilakukan pada siswa di luar sasaran penelitian. Analisis test yang dilakukan meliputi:

  Untuk menilai ulangan atau test formatif

  Ada dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara perorangan dan secara klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar kurikulum 1994 (Depdikbud, 1994), yaitu seorang siswa telah tuntas belajar bila telah mencapai skor 65% atau nilai 65, dan kelas disebut tuntas belajar bila di kelas tersebut terdapat 85% yang telah mencapai daya serap lebih dari atau sama dengan 65%. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai berikut.

  Kusmiatun, Peningkatan Kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada tanggal 10 November 2017 di kelas V dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti ber- tindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran yang telah dipersiapkan. Pengamatan (ob- servasi) dilaksanakan bersamaan dengan pe- laksaaan belajar mengajar.

  24 66,67 %

  3 Nilai rata-rata test formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 70,56

  2

  1

  Tabel 2. Rekapitulasi Hasil Test Formatif Pada Siklus I No Uraian Hasil Siklus I

  70 Tuntas Jumlah 1199 Rata-rata 70,56

  17 Ahmad Nurzi Surya

  60 Remidi

  1 Yoga Kusuma Yahya

  Tabel 1. Hasil Test t Siklus I Siswa V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2017/2018 Siklus I No.Absen Nama Nilai Keterangan

  Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi test formatif I dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sis- wa dalam proses belajar mengajar yang te- lah dilakukan. Adapun data hasil penelitian pada siklus I disajikan pada Tabel 1.

  Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan

  21 Validitas

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS 1, soal test forma- tif 1 dan alat-alat pengajaran yang men- dukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi pengolahan metode pembelajaran kooperatif model TGT, dan lembar obser- vasi aktivitas guru dan siswa.

  Analisis Data Penelitian Per siklus Siklus I Tahap Perencanaan

  Analisis daya pembeda dilakukan un- tuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. Dari hasil analisis daya pembeda diperoleh soal yang berkriteria jelek seba- nyak 2 soal, berkriteria cukup 5 soal, ber- kriteria baik 3 soal. Dengan demikian soal- soal test yang digunakan telah memenuhi syara-syarat validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda.

  Daya Pembeda

  Taraf kesukaran digunakan untuk mengetahui tingkat kesukaran soal. Hasil analisis menunjukkan dari 10 soal yang diuji terdapat: 4 soal mudah, 4 soal sedang dan 2 soal sukar.

  Taraf Kesukaran (P)

  sebesar 0, 667. Harga ini lebih besar dari harga r product moment. Untuk jumlah sis- wa (N = 17) dengan r (95%) = 0,381. Dengan demikian soal-soal test yang di- gunakan telah memenuhi syarat reliabilitas.

  11

  Soal-soal yang telah memenuhi syarat validitas diuji reliabilitasnya. Dari hasil perhitungan diperoleh koefisien reliabilitas r

  Reliabilitas

  Validitas butir soal dimaksudkan un- tuk mengetahui kelayakan test sehingga dapat digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Dari perhitungan soal-soal diperoleh 1 soal tidak valid dan 11 soal valid.

  Dari Tabel 2 dapat dijelaskan bahwa dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT diperoleh nilai rata- rata prestasi belajar siswa adalah 70,56 dan ketuntasan belajar mencapai 66,67% atau ada 10 siswa dari 17 siswa sudah tuntas

22 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 7, NO. 1, APRIL 2018

  1 Yoga Kusuma Yahya

  Dari Tabel 4 diperoleh nilai rata-rata prestasi belajar siswa adalah 73,70 dan ke- tuntasan belajar mencapai 80,56% atau ada

  29 80,56 %

  3 Nilai rata-rata test formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar 74,44

  2

  1

  Tabel 4. Rekapitulasi Hasil Test Formatif Pada Siklus II No Uraian Hasil Siklus II

  70 Tuntas Jumlah 1265 Rata-rata 74,44

  17 Ahmad Nurzi Surya

  85 Tuntas

  belajar. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pada siklus pertama secara klasikal siswa belum tuntas belajar, karena siswa yang mempero leh nilai ≥ 65 hanya sebesar 67% lebih kecil dari persentase ketuntasan yang dikehendaki yaitu sebesar 85%. Hal ini dise- babkan karena siswa masih merasa baru dan belum mengerti apa yang dimaksudkan dan digunakan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

  Refleksi

  Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi test formatif II dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan sis- wa dalam proses belajar mengajar yang te- lah dilakukan. Instrument yang digunakan adalah test formatif II. Adapun data hasil pe- nelitian pada siklus II adalah sebagai berikut.

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar untuk siklus II dilaksanakan pada tanggal 17 November 2017 di kelas V dengan jumlah siswa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti ber- tindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus I, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus I tidak terulang lagi pada siklus II. Pengamatan (observasi) dilaksanakan bersa- maan dengan pelaksanaan belajar mengajar.

  Tahap kegiatan dan pelaksanaan

  Selain itu juga dipersiapkan lembar obser- vasi pengelolaan metode pembelajaran ko- operatif model TGT dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 2, LKS, soal test formatif

  Siklus II Tahap perencanaan

  Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar pada siklus I ini masih terdapat kekurangan, sehingga perlu adanya refisi untuk dilaku- kan pada siklus berikutnya. (1) Guru perlu lebih terampil dalam memotivasi siswa dan lebih jelas dalam menyampaikan tujuan pembelajaran. Dimana siswa diajak untuk terlibat langsung dalam setiap kegiatan yang akan dilakukan. (2) Guru perlu mendistri- busikan waktu secara baik dengan menam- bahkan informasi-informasi yang dirasa perlu dan memberi catatan. (3) Guru harus lebih terampil dan bersemangat dalam me- motivasi siswa sehingga siswa bisa lebih antusias.

  Revisi

  Dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut. (1) Guru ku- rang baik dalam memotivasi siswa dan da- lam menyampaikan tujuan pembelajaran. (2) Guru kurang baik dalam pengelolaan waktu. (3) Siswa kurang begitu antusias selama pembelajaran berlangsung.

  Tabel 3. Hasil Test t Siklus II Siswa Kelas V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2017/2018 Siklus II No.Absen Nama Nilai Keterangan

  Kusmiatun, Peningkatan Kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya 23 16 siswa dari 17 siswa sudah tuntas belajar.

  1 Yoga Kusuma Yahya

  88.33

  3 Nilai rata-rata test formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar

  2

  1

  Tabel 6. Hasil Test Siswa pada Siklus III No Uraian Hasil Siklus III

  70 Tuntas Jumlah 1501 Rata-rata 88,33

  17 Ahmad Nurzi Surya

  85 Tuntas

  Tabel 5 Hasil Test t Siklus III Siswa Kelas V SDN Kedondong 01 Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun Pelajaran 2017/2018 Siklus III No.Absen Nama Nilai Keterangan

  Hasil ini menunjukkan bahwa pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal telah mengalami peningkatan sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya peningkatan hasil bela- jar siswa ini karena setelah guru menginfor- masikan bahwa setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan test sehingga pada pertemu- an berikutnya siswa lebih termotivasi untuk belajar. Selain itu siswa juga sudah mulai mengerti apa yang dimaksudkan dan diinginkan guru dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT.

  III. Adapun data hasil penelitian pada siklus III adalah sebagai berikut.

  Pelaksanaan KBM untuk siklus III dilaksanakan di kelas V dengan jumlah sis- wa 17 siswa. Dalam hal ini peneliti ber- tindak sebagai guru. Adapun proses belajar mengajar mengacu pada rencana pelajaran dengan memperhatikan refisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi pada siklus III. Pengamatan dilaksanakan bersamaan deng- an pelaksanaan belajar mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar siswa diberi test formatif III dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam proses belajar mengajar yang telah dilakukan. In- strumen yang digunakan adalah test formatif

  Tahap kegiatan dan pengamatan

  Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat pembelajaran yang terdiri dari rencana pelajaran 3, LKS, soal test formatif 3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar obser- vasi pengelolaan pembelajaran kooperatif model TGT dan lembar observasi aktivitas guru dan siswa.

  Siklus III Tahap Perencanaan

  Pelaksanaan kegiatan belajar pada siklus II ini masih terdapat kekurangan- kekurangan. Maka perlu adanya revisi untuk dilaksanakan pada siklus II antara lain: (1) Guru dalam memotivasi siswa hendaknya dapat membuat siswa lebih termotivasi selama proses belajar mengajar berlangsung. (2) Guru harus lebih dekat dengan siswa sehingga tidak ada perasaan takut dalam diri siswa baik untuk mengemukakan pendapat atau bertanya. (3) Guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa merumuskan kesimpulan/menemukan konsep. (4) Guru harus mendistribusikan waktu secara baik sehingga kegiatan pembelajaran dapat ber- jalan sesuai dengan yang diharapkan. (5) Guru sebaiknya menambah lebih banyak contoh soal dan memberi soal-soal latihan pda siswa untuk dikerjakan pada setiap kegiatan belajar mengajar.

  Revisi Rancangan

  Dalam pelaksanaan kegiatan belajar diperoleh informasi dari hasil pengamatan sebagai berikut. (1) Memotivasi siswa, (2) Membimbing siswa merumuskan kesimpul- an dan konsep, (3) Pengelolaan waktu.

  Refleksi

  34 94,44%

24 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 7, NO. 1, APRIL 2018

  Berdasarkan Tabel 6 diperoleh nilai rata-rata test formatif sebesar 75,27 dan dari 17 siswa yang telah tuntas sebanyak 16 siswa dan 2 siswa belum mencapai ketuntas- an belajar. Maka secara klasikal ketuntasan belajar yang telah tercapai sebesar 94,44% (termasuk kategori tuntas). Hasil pada siklus

  III ini mengalami peningkatan lebih baik dari siklus II. Adanya peningkatan hasil belajar pada siklus III ini dipengaruhi oleh adanya peningkatan kemampuan guru dalam menerapkan metode pembelajaran koopera- tif model TGT membuat siswa menjadi lebih terbiasa dengan pembelajaran seperti ini sehingga siswa lebih mudah dalam memahami materi yang telah diberikan.

  Refleksi

  Pada tahap ini akah dikaji apa yang telah terlaksana dengan baik maupun yang masih kurang baik dalam proses belajar mengajar dengan penerapan metode pembe- lajaran kooperatif model TGT. Dari data- data yang telah diperoleh dapat diuraikan sebagai berikut. (1) Selama proses belajar mengajar guru telah melaksanakan semua pembelajaran dengan baik. Meskipun ada beberapa aspek yang belum sempurna, tetapi persentase pelaksanaannya untuk masing- masing aspek cukup besar. (2) Berdasarkan data hasil pengamatan diketahui bahwa sis- wa aktif selama proses belajar berlangsung. (3) Kekurangan pada siklus-siklus sebelum- nya sudah mengalami perbaikan dan pening- katan sehingga menjadi lebih baik. (4) Hasil belajar siswsa pada siklus III mencapai ketuntasan.

  Refisi Pelaksanaan

  Pada siklus III guru telah menerapkan metode pembelajaran kooperatif model TGT dengan baik dan dilihat dari hasil belajar siswa pelaksanaan proses belajar mengajar sudah berjalan dengan baik. Maka tidak diperlukan revisi terlalu banyak, tetapi yang perlu diperhatikan untuk tindakah selanjut- nya adalah memaksimalkan dan memper- tahankan apa yang telah ada dengan tujuan agar pada pelaksanaan proses belajar meng- ajar selanjutnya penerapan metode pembe- lajaran kooperatif model TGT dapat me- ningkatkan proses belajar mengajar sehing- ga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

  Ketuntasan Hasil belajar Siswa

  Melalui hasil penelitian ini menunjuk- kan bahwa pembelajaran kooperatif model TGT memiliki dampak positif dalam me- ningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari semakin mantapnya pe- mahaman siswa terhadap materi yang disampaikan guru (ketuntasan belajar me- ningkat dari sklus I, II, dan III) yaitu masing-masing 66,67%, 80,56%, dan 94,44%. Pada siklus III ketuntasan belajar siswa secara klasikal telah tercapai.

  Kemampuan Guru dalam Mengelola Pembelajaran

  Berdasarkan analisis lapangan yang dicatat peneliti, diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam proses metode pembelajaran kooperatif model TGT dalam setiap siklus mengalami peningkatan. Hal ini berdampak positif terhadap prestasi belajar siswa yaitu dapat ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata siswa pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

  Aktivitas Guru dan Siswa dalam Pembe- lajaran

  Dari kenyataan yang ada, diperoleh bahwa aktivitas siswa dalam proses pem- belajaran matematika pokok bahasan vektor pada ruang dimensi tiga dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT yang

  Kusmiatun, Peningkatan Kemampuan Memahami Hubungan Antara Gaya

  25

  memperhatikan penjelasan guru, dan diskusi antar siswa/antara siswa dengan guru. Jadi dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dapat dikategorikan aktif.

  Sedangkan untuk aktivitas guru sela- ma pembelajaran telah melaksanakan lang- kah-langkah metode pembelajaran koopera- tif model TGT dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas guru yang muncul di antaranya aktivitas membimbing dan mengamati siswa dalam mengerjakan kegiatan menemukan konsep, menjelaskan materi yang sulit, memberi umpan balik/evaluasi/tanya jawab dimana prosentase untuk aktivitas di atas cukup besar.

  PENUTUP Kesimpulan

  Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta anali- sis yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut. (1) Pembelajaran fisika dengan model TGT memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar siswa yang ditandai dengan peningkatan ketun- tasan belajar siswa dalam setiap siklus, yaitu siklus I (66,67%), siklus II (80,56%), siklus

  III (94,44%). (2) Penerapan metode pem- belajaran kooperatif model TGT mempunyai pengaruh positif pula, pada peningkatan mo- tivasi belajar siswa yang ditunjukan dengan hasil wawancara dengan beberapa siswa, rata-rata jawaban mereka menyatakan bah- wa siswa tertarik dan berminat dengan metode pembelajaran kooperatif model TGT sehingga mereka menjadi termotivasi untuk belajar.

  Saran

  Dari hasil penelitian yang diperoleh dari uraian sebelumnya agar proses belajar mengajar matematika lebih efektif dan lebih memberikan hasil yang optimal bagi siswa, maka disampaikan saran sebagai berikut. (1) Untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif model TGT memerlukan persiap- an yang cukup matang, sehingga guru harus mampu menentukan atau memilih topik yang benar-benar bisa diterapkan dengan model kooperatif model TGT dalam proses belajar mengajar sehingga diperoleh hasil yang optimal. (2) Dalam rangka meningkat- kan prestasi belajar siswa, guru hendaknya lebih sering melatih siswa dengan berbagai metode pembelajaran, walau dalam taraf yang sederhana, dimana siswa nantinya dapat menemukan pengetahuan baru, mem- peroleh konsep dan keterampilan, sehingga siswa berhasil atau mampu memecahkan masalah-masalah yang dihadapinya. (3) Per- lu adanya penelitian yang lebih lanjut, karena hasil penelitian ini hanya dilakukan di kelas V SD Negeri Kedondong 01 Ke- bonsari Madiun Tahun Pelajaran 2017/2018. (4) Untuk penelitian yang serupa hendaknya dilakukan perbaikan-perbaikan agar diper- oleh hasil yang lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

  Belajar Mengajar. Jakarta: Rineksa Cipta.

  Felder, Richard M. 1994. Cooperative

  Learning in Technical Corse , (online),

  (Pcll\d\My % Document\Coop % 20 Report.

  Hudoyo, H. 2000. Strategi Belajar Me-

  ngajar Matematika . Malang: IKIP Malang.

  Kemmis, S. dan Mc. Taggart, R. 1988. The

  Action Research Planner . Victoria Dearcin University Press.

  Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Strategi

26 JURNAL PENDIDIKAN PROFESIONAL, VOLUME 7, NO. 1, APRIL 2018

  Nur, Muhammad. 1996. Pembelajaran Ko-

  operatif . Surabaya. Universitas Negeri Surabaya.

  Soekamto, Toeti. 1997. Teori Belajar dan

  Model Pembelajaran . Jakarta: PAU- PPAI, Universitas Terbuka.

  Wahyuni, Dwi. 2001. Studi Tentang Pem-

  belajaran Kooperatif Terhadap Hasil Belajar Matematika. Malang : Pro-

  gram Sarjana Universitas Negeri Malang. Wetherington. H.C. and W.H. Walt. Burton.

  1986. Teknik-teknik Belajar dan

  Mengajar . (terjemahan) Bandung: Jemmars.

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN ANTARA JENJANG PENDIDIKAN DAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS V SDN REBALAS 01 KECAMATAN GRATI KABUPATEN PASURUAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 3 17

PENINGKATAN KEMAMPUAN ANALISIS IPA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TPS PADA SISWA KELAS V DI SD NEGERI 2 KEDONDONG KECAMATAN KEDONDONG KABUPATEN PESAWARAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 8 25

UPAYA MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN DRIBLE DALAM SEPAKBOLA MELALUI MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 30 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

1 5 63

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMULYA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 11 67

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS V SDN SIDOREJO KIDUL 03 SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2016 2017

0 0 13

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SD

0 2 5

PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS KELAS V DENGAN MENGGUNAKAN MODEL TEAM GAMES TOURNAMENT PADA SISWA SD 5 DERSALAM SKRIPSI

0 0 21

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) SISWA KELAS V SDN MANGUNSARI 05 KECAMATAN SIDOMUKTI SALATIGA SEMESTER II TAHUN 20142015

0 0 15