STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

(1)

ABSTRAK

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT)

PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh

LISNA SARI

Latar belakang penelitian ini adalah hasil belajar Ekonomi yang masih tergolong rendah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Ekonomi pada siswa kelas X IPS SMAN 13 Bandar Lampung dan model mana yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan TGT. Populasi dalam penelitian ini adalah 160 siswa dan sampel 79 siswa (2 kelas) diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Desain penelitian ini adalah pretest-posttest only control design. Pengumpulan data melalui

wawancara, observasi, dokumentasi, dan tes. Teknik analisis data menggunakan t-test polled varians dan efektivitas N-Gain.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) Ada perbedaan hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan TGT dan (2) Model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dibandingkan TGT.


(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 26 Agustus 1993 dengan nama lengkap Lisna Sari. Penulis adalah anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Muhammad Suryo dan Ibu Nurhayati.

Pendidikan formal yang diselesaikan penulis yaitu sebagai berikut. 1. TK Dharma Wanita Unila diselesaikan pada tahun 1999 2. SD Negeri 2 Kampung Baru diselesaikan pada tahun 2005 3. SMP Negeri 22 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2008 4. SMK Negeri 4 Bandar Lampung diselesaikan pada tahun 2011

Pada tahun 2011, penulis diterima sebagai mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN (Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri). Pada Januari 2014, penulis mengikuti Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Solo - Bali - Yogyakarta - Bandung – Jakarta. Pada bulan Juli s.d September, penulis mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata-Kependidikan Terintegrasi (KKN-KT) di Pekon Banjarnegeri Kecamatan Gunung Alip Kabupaten Tanggamus.


(7)

PERSEMBAHAN

Alhamdulillah Hirobbil Alamin

Dengan segala kerendahan hati terucap syukur alhamdulillah untuk segala nikmat yang telah diberikan Allah SWT, sehingga atas izin dan ridho-Nya selesai sudah karya kecil dari peluh dan letihku. Tulisan ini kupersembahkan

dengan tulus teruntuk:

Bapak Muhammad Suryo dan Mamakku Nurhayati tercinta yang penuh dengan kesabaran selalu memberikan dukungan, doa, serta semangat untukku meraih cita-cita. Semoga Allah SWT

menggantikan segala letih dan lelah mereka dengan kemulyaan di dunia dan di akhirat Kakakku Mbak Maya, Mbak Ipit (Alm), Aa Budi serta adikku Nizar, Indah dan Nakhla yang selalu memberikan motivasi, kasih sayang, senyum dan tangis yang menjadi semangat untuk meraih

cita-citaku

Seluruh keluarga besar ku yang memberikan kehangatan di setiap kebersamaan, menjadi tempat ku menghilangkan kesedihan dan kepenatan dalam mencapai cita-cita ku

Para pendidik yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat Pria terbaik yang kelak menjadi imam di keluargaku Sahabat-sahabat dan rekan-rekan seperjuangan yang ku sayangi


(8)

MOTTO

“Indahnya hidup itu ketika melihat kedua orang tua tersenyum karna kita ” (Lisna Sari)

“Syukuri dan rayakan setiap hal kecil dalam hidupmu”

(Lisna Sari)

“Melawan keterbatasan walau sedikit kemungkinan takkan menyerah untuk

hadapi hingga sedih tak mau datang lagi”

(Ipang - Sahabat Kecil)

“Hidup bukanlah duduk mengeluh, menunggu badai mereda. Namun, hidup

adalah belajar menari dalam hujan!”

(Debbie)

“Berusahalah untuk bukan menjadi orang yang sukses melainkan orang yang

berharga” (Albert Einstein)


(9)

SANWACANA

Segala puji hanya milik Allah SWT Rabb semesta alam yang tiada henti memberikan kenikmatan, rahmat, kasih sayang, dan karunia-Nya. Sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi yang berjudul:

“Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Ttipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Game Tournament (TGT) pada Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar

LampungTahun Pelajaran 2014/2015”. Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakulatas Keguruan dan ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Ucapan terimakasih yang tulus penulis sampaikan kepada pihak yang telah membimbing dan membantu kelancaran akan terselesaikannya skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Hi. Sugeng P. Harianto, M.S., selaku Rektor Universitas Lampung;

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung;

3. Bapak Dr. Abdurrahman, M. Si., selaku Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kerjasama FKIP Universitas Lampung;


(10)

5. Bapak Dr. Muhammad Fuad, M.Hum.,selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni FKIP Universitas Lampung;

6. Bapak Drs. Zulkarnain, M. Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila;

7. Bapak Drs. Hi. Nurdin, M. Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Ekonomi, selaku Pembimbing I dan Pembimbing Akademik yang telah mengarahkan serta memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini; 8. Bapak Drs. Yon Rizal, M. Si., selaku Dosen Pembimbing II yang telah

memberikan pengarahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

9. Bapak Drs. Tedi Rusman, M. Si., selaku Dosen Penguji atas kesediaan, keikhlasan, dan kesabarannya memberikan bimbingan, saran dan kritik dalam proses penyusunan skripsi ini;

10.Bapak Drs. Darwin Bangun, M.Pd., selaku Dosen Pembimbing Akademik sebelumnya, yang telah memberikan bimbingan, saran dan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini;

11.Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial FKIP Unila, terimakasih atas ilmu yang telah diberikan kepada penulis;


(11)

penelitian;

14.Ibu Dra. Rahayu Tri Wahyuni, selaku guru mitra atas kerjasama dan bimbingannya;

15.Seluruh staf, guru, dan siswa-siswi SMA Negeri 13 Bandar Lampung khususnya kelas X IPS 1 dan X IPS 3 yang telah membantu dan studi menerima keberadaan penulis selama penelitian;

16.Teman-teman PPL IAIN tersayang, Ayu, Septi, Rina, Aulia, Nita, Joni, dkk. yang selalu menemani dan membantu selama penulis melakukan penelitian sungguh penulis mengucapkan terimakasih;

17.Bapak dan Mamak tersayang, terimakasih atas semua yang telah diberikan untukku, doa, airmata, kasih sayang, dan semua pengorbanan kalian untukku yang tiada pernah bisa dinilai dari segi apapun. Semoga kelak Allah SWT menyediakan jannah-Nya untuk Bapak dan Mamak. Aamiin ya Rabbal A’lamiin;

18.Kakak dan Adikku, Mbak Maya, Mbak Ipit (Alm), Aa Budi, Nizar, Indah dan Nakhla, terimakasih atas doa, dukungan, canda, perhatian, kasih sayang, motivasi, dan pengorbanannya selama ini;

19.Keluarga besarku, Nenek, Pakde Bude tercinta, Ndek Her, Ndek Tik, Mamak Leni, Bapak Leni, Teh Imah, Sepupu dan Keponakan terlucu serta khususnya sepupu kesayangan tercinta tidak ada duanya Evi Krismayanti, terimakasih atas segala doa, perhatian, semangat, kasih sayang, dan gelak tawa yang selalu diberikan;


(12)

dan kebersamaan yang telah kalian berikan selama ini. Semoga persahabatan ini akan terjalin untuk selamanya, Aamiin;

21.Sahabat kecilku tercinta, Rina, Getri, Meri, Vira, Tika. Terimakasih untuk motivasi dan doa selama ini;

22.Sahabat-sahabatku tersayang, Awit, Ajeng, Eka, Esti, Nidut, Rini, Wulan, Yona, Yusmai dan tiga lelaki konyol Andre, Fredy dan Tomy. Terimakasih untuk segala kebersamaan, kekonyolan, dan keseruan yang kalian ukir dalam perjalananku selama ini;

23.Saudara-saudara seperjuanganku di kelas genap Pendidikan Ekonomi angkatan 2011, Arum, Bunda Tuyul, Cici, Cui, Defa, Edy, Heni, Ica, Irfan, Isra, Komar, mba’ Dita, mba’ Rika, Meilani, Ocni, Ratna, Sandy, Irvan, Susi, Tata, Wahyu, Wayan, Yayuk dan Yuda. Terimakasih untuk suka duka

menghadapi dinamika perkuliahan selama ini.;

24.Ani, Novita, dan Lailiyah. Terimakasih sudah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini;

25.Teman-teman angkatan 2011 kelas ganjil, kakak tingkat dan adik tingkat, terimakasih atas informasi dan bantuannya;

26.Kak Dani dan Om Herdi terimakasih atas bantuan dan candaannya selama ini; 27.Sahabat-sahabat KKN tercinta, Ade, Mbak Citra, Arum, Uii, Nanda, Husnun,

Susi, Imam, Apik. Terimakasih untuk kebersamaan dan kegilaan selama di Pekon Banjarnegeri Kec. Gunung Alip Kab. Tanggamus serta semangat dan doa yang selalu kalian berikan selama ini;


(13)

29.Keluarga besar Pekon Banjarnegeri Kec. Gunung Alip Kab. Tanggamus yang telah memberikan banyak pelajaran dan pengalaman selama KKN;

30.Sahabat, kakak dan adikku di Rusunawa Unila (Rini, Nisa, Ipeh, Kak Abdul, Kak Koko, Kak Erik, Kak Richard, Kak Ibo, Yuda, Rojali, dkk.) serta

penghuni rusun lainnya terimakasih untuk semangat, bantuan, dan doa selama ini;

31.Terimakasih untuk semua pihak yang membantu dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu;

Semoga semua bantuan, bimbingan, dorongan dan doa yang diberikan kepada penulis mendapat pahala dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan tetapi penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Aamiin.

Bandar Lampung, Maret 2015 Penulis,


(14)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 6

C. Pembatasan Masalah ... 7

D. Rumusan Masalah ... 7

E. Tujuan Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian ... 8

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9

II.TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 11

1. Hasil Belajar Ekonomi ... 11

2. Model Pembelajaran Kooperatif ... 19

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TAI ... 23

4. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT ... 26

B. Penelitian yang Relevan ... 31

C. Kerangka Pikir ... 33


(15)

III.METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 41

B. Populasi dan Sampel ... 42

1. Populasi ... 42

2. Sampel ... 42

C. Variabel Penelitian ... 43

D. Desain Penelitian ... 44

E. Definisi Konseptual Variabel ... 45

F. Definisi Operasional Variabel ... 46

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Uji Persyaratan Instrumen ... 48

I. Uji Persyaratan Analisis Data ... 53

J. Teknik Analisis Data ... 54

K. Pengujian Hipotesis ... 58

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 61

B. Implementasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... 69

C. Deskripsi Data ... 79

D. Pengujian Persyaratan Analisis Data ... 89

E. Pengujian Hipotesis ... 91

F. Pembahasan ... 95

V.KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ...108

B. Saran ...109 DAFTAR PUSTAKA


(16)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Daftar Nilai Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa

Kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP. 2014/2015 ... 3

2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ... 22

3. Hasil Penelitian yang Relevan ... 31

4. Definisi Operasional Variabel Penelitian ... 46

5. Penggolongan Item Soal Berdasarkan Perhitungan Taraf Kesukaran dan Daya Beda Soal ... 53

6. Kriteria Indeks Gain ... 57

7. Daftar Nama Kepala SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 61

8. Fasilitas SMA Negeri 13 Bandar Lampung ... 65

9. Jumlah Siswa SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP. 2014/2015 ... 66

10.Siswa Menurut Status Kelas ... 67

11.Data Guru & Pegawai SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP.2014/2015 .. 68

12.Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Eksperimen ... 81

13.Distribusi Frekuensi Hasil Pretest Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Kontrol ... 82

14.Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Eksperimen ... 84

15.Distribusi Frekuensi Hasil Posttest Mata Pelajaran Ekonomi Kelas Kontrol ... 86

16.Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88

17.Hasil Uji Normalitas Ekonomi Sampel Kelas Eksperimen ... 90

18.Hasil Uji Normalitas Ekonomi Sampel Kelas Kontrol ... 90

19.Hasil Uji Homogenitas Varians Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 91

20.Hasil Pengujian Hipotesis 1 ... 92


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Struktur Organisasi SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP. 2014/2015 ... 114

2. Denah Kelas SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP. 2014/2015 ... 115

3. Daftar Nama Guru SMA Negeri 13 Bandar Lampung TP. 2014/2015 ... 116

4. Daftar Nama Siswa Kelas Eksperimen ... 118

5. Daftar Nama Siswa Kelas Kontrol ... 119

6. Daftar Nama Kelompok Kelas Eksperimen ... 120

7. Daftar Nama Kelompok Kelas Kontrol ... 121

8. Silabus Pembelajaran ... 122

9. Analisis KI – KD ... 133

10.Perangkat Pembelajaran Kelas Eksperimen (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI) ... 134

11.Perangkat Pembelajaran Kelas Kontrol (Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT) ... 160

12.Kisi-Kisi Soal Uji Coba ... 178

13.Soal Tes Uji Coba ... 179

14.Kunci Jawaban Soal Tes Uji Coba ... 186

15.Kisi-Kisi Soal Pretest ... 187

16.Soal Pretest ... 188

17.Kunci Jawaban Soal Pretest ... 195

18.Kisi-Kisi Soal Posttest ... 196

19.Soal Posttest ... 197

20.Kunci Jawaban Soal Posttest ... 204

21.Hasil Uji Validitas Soal Tes ... 205

22.Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes ... 207

23.Hasil Uji Coba Taraf Kesukaran Soal Tes ... 208

24.Hasil Uji Coba Daya Beda Soal Tes ... 210

25.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 212

26.Rekapitulasi Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol ... 213

27.Perbedaan Hasil Belajar Ekonomi Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen ... 214

28.Uji Normalitas Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen ... 215


(18)

31.Uji T-test Hasil Belajar Ekonomi ... 218 32.Uji Hipotesis 2 ... 221 33.Surat Izin Penelitian Pendahuluan

34.Surat Izin Penelitian

35.Surat Keterangan Melakukan Penelitian Pendahuluan 36.Surat Keterangan Melakukan Penelitian


(19)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Games Ruler ... 30

2. Penempatan Pada Meja Turnamen ... 30

3. Paradigma Penelitian ... 37

4. Desain Penelitian ... 44

5. Rata-Rata Hasil Posttest Kelas Eksperimen Secara Kontinum ... 85


(20)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Peningkatan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88 2. Grafik Perbandingan Rata-Rata Hasil Belajar Ekonomi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 96 3. Grafik Ketuntasan Hasil Belajar antara Kelas Eksperimen dan Kelas


(21)

1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Berlandaskan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Selain itu, pendidikan juga harus diselenggarakan dengan sadar dan proses pembelajarannya direncanakan sehingga segala sesuatu yang akan dilakukan oleh guru dan siswa merupakan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan, yaitu untuk mengembangkan potensi peserta didik.

Pendidikan dapat dilaksanakan melalui beberapa jalur dan salah satu

diantaranya adalah pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari


(22)

Setiap materi pembelajaran yang disampaikan kepada peserta didik dalam proses belajar mengajar, guru merupakan tenaga pendidik yang secara langsung terlibat. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, peningkatan mutu pendidikan, pengajar maupun pendidik sehingga guru dituntut untuk memiliki berbagai kompetensi yang diperlukan agar materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.

Ekonomi adalah ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi, konsumsi, dan/atau distribusi. Di tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), Ekonomi merupakan salah satu mata pelajaran yang ada di Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial. Adanya mata pelajaran Ekonomi ini ditujukan agar peserta didik memahami sejumlah konsep ekonomi untuk mengkaitkan peristiwa dan masalah ekonomi dengan kehidupan sehari-hari, terutama yang terjadi di lingkungan individu, rumah tangga, masyarakat, dan negara.

Berdasarkan observasi awal peneliti, kondisi pembelajaran Ekonomi di SMA Negeri 13 Bandar Lampung masih menitikberatkan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran. Guru lebih banyak menjelaskan, memberikan contoh soal dan siswa mencatat serta mendengarkan. Hal ini membuat siswa yang kurang mampu menyerap materi dengan baik akan membutuhkan waktu yang lama agar materi yang disampaikan itu dipahami, berbeda dengan siswa yang cepat memahami materi pelajaran dengan baik. Jadi, siswa yang kurang


(23)

menyerap materi dengan baik terkadang akan berpura-pura mengerti dengan materi tersebut dengan alasan karena mereka malu jika belum paham dengan siswa yang lainnya, kemudian siswa yang cerdas akan merasa bosan dengan materi yang dipelajari diulang kembali. Situasi dan kondisi pembelajaran tersebut berpengaruh pada tingkat pencapaian hasil belajar siswa yang rendah, seperti yang ditunjukkan pada tabel berikut.

Tabel 1. Daftar Nilai Mid Semester Ganjil Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015

No. Kelas

Interval Nilai

Jumlah Siswa

<76 ≥76

n % per Kelas n % per Kelas

1 X IPS 1 32 82,05% 7 17,95% 39

2 X IPS 2 29 70,73% 12 29,27% 41

3 X IPS 3 33 82,50% 7 17,50% 40

4 X IPS 4 26 65% 14 35% 40

Jumlah 120 - 40 - 160

Presentase 75% 25% 100%

Sumber : Guru Mata Pelajaran Ekonomi SMA Negeri 13 Bandar Lampung

Guru mata pelajaran Ekonomi kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) sebesar 76. Berdasarkan Tabel 1, dapat dikatakan bahwa penguasaan pelajaran Ekonomi siswa masih tergolong rendah karena menurut Suryosubroto (2009: 47) taraf penguasaan minimal unit bahan pelajaran baik secara perseorangan atau kelompok mencapai 75% dari materi setiap satuan bahasan dengan melalui penilaian formatif. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai <76 atau yang belum mencapai KKM sebanyak 75% dan hanya 25% yang memenuhi KKM. Dengan demikian, hasil belajar siswa yang tergolong rendah tersebut perlu ditingkatkan.


(24)

Peningkatan hasil belajar siswa yang dapat dilakukan dengan cara guru menerapkan berbagai strategi dan model pembelajaran yang efektif, kontekstual, dan bermakna. Salah satu model pembelajaran yang

dikembangkan sesuai hal tersebut adalah model pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dimana siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam memahami materi pelajaran. Beberapa pembelajaran

kooperatif yang dapat diadaptasikan pada sebagian besar mata pelajaran, termasuk Ekonomi dan tingat kelas adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Kedua model pembelajaran ini dapat membantu siswa yang lemah dalam memahami konsep-konsep yang sulit.

Ibrahim (2008: 8) berpendapat, “Pembelajaran kooperatif tipe TAI memberi keuntungan baik pada siswa kelompok atas maupun kelompok bawah yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. Siswa yang pandai ikut bertanggung jawab dalam membantu yang lemah dalam kelompoknya”. Pada model pembelajaran ini, siswa yang berkemampuan tinggi dapat

mengembangkan serta mengasah kemampuan dan keterampilan yang mereka miliki, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan rendah dapat membantu dalam menguasai materi pelajaran.

Menurut Komalasari (2013: 67), “Model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah


(25)

diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatan peran siswa sebagai tutor sebaya, dan mengandung unsur permainan serta reinforcement atau penguatan”. Adanya peran siswa sebagai tutor sebaya bagi siswa yang pandai dapat membantu siswa yang

berkemampuan rendah dalam menyelesaikan tugas.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI), siswa ditempatkan dalam kelompok-kelompok kecil (4 – 5 siswa) yang heterogen dan selanjutnya diikuti dengan pemberian bantuan secara individu bagi siswa yang memerlukan. Pembelajaran kooperatif tipe TAI juga mengadakan pemberian skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dipandang berhasil dalam menyelesaikan tugas. Sementara itu, model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) siswa memainkan permainan-permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran.

Penelitian ini akan melihat bagaimana kedua model pembelajaran kooperatif tersebut diterapkan dan melihat hasil belajar yang didapat siswa dengan perlakuan model pembelajaran tipe TAI dan TGT kemudian

membandingkannya. Hal ini diterapkan karena hasil belajar Ekonomi siswa kelas X IPS di SMA Negeri 13 Bandar Lampung masih tergolong rendah.


(26)

Penerapan kedua model pembelajaran tersebut diduga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis akan melakukan penelitian dalam rangka menyusun skripsi yang berjudul: “Studi

Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Game Tournament (TGT) pada Siswa Kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut.

1. Hasil belajar Ekonomi siswa yang masih tergolong rendah, terlihat dari jumlah siswa yang mencapai KKM hanya 40 dari 160 siswa atau sebanyak 25%.

2. Kondisi pembelajaran Ekonomi yang masih menitikberatkan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran.

3. Kemampuan guru yang hanya menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh soal dan siswa mencatat serta mendengarkan.

4. Kurangnya penerapan variasi model pembelajaran terhadap siswa. 5. Kondisi belajar mengajar yang masih monoton sehingga siswa merasa


(27)

6. Siswa kurang memperhatikan dan berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan, maka masalah dalam penelitian ini dibatasi pada kajian membandingkan hasil belajar Ekonomi dengan menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT).

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung?

2. Model mana yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pembatasan masalah dan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut.


(28)

1. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

2. Untuk mengetahui model mana yang lebih efektif antara model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis, yakni dapat menambah referensi penelitian dalam penggunaan model

pembelajaran khususnya model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Game Tournament (TGT) sehingga penelitian ini dapat memberikan sumbangan bagi para peneliti selanjutnya dalam pengembangan teori penggunaaan model pembelajaran tersebut untuk meningkatkan hasil belajar siswa, khususnya dalam

pembelajaran Ekonomi.

2. Secara Praktis

a. Bagi sekolah, hasil penelitian ini menjadi salah satu bahan rujukan yang bemanfaat bagi perbaikan mutu pembelajaran.


(29)

b. Bagi peneliti, dapat dijadikan pengalaman dalam mempersiapkan diri sebagai tenaga pendidik pada masa yang akan datang. Selain itu, juga menambah wawasan tentang bagaimana penerapan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan Team Game Tournament (TGT) di lingkungan SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

c. Bagi guru, sebagai kontribusi positif bagi guru dalam pemilihan model pembelajaran yang sesuai dengan pelajaran Ekonomi. d. Bagi siswa, dengan penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan

hasil belajar siswa khususnya untuk mata pelajaran Ekonomi dan dapat memberikan informasi serta saling berkomunikasi sehingga siswa turut berperan aktif dalam proses pembelajaran.

G. Ruang Lingkup

Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah hasil belajar Ekonomi, model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI), dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournamen (TGT). 2. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X IPS semester ganjil. 3. Tempat Penelitian


(30)

4. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015.


(31)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Hasil Belajar Ekonomi

Syah (2011: 63) menyatakan bahwa “Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam

penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan”. Secara keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok dalam keseluruhan proses pendidikan. Hal ini berarti bahwa kegiatan pada setiap jenjang pendidikan tidak akan berjalan tanpa adanya proses belajar dan pembelajaran.

Belajar merupakan salah satu dari faktor yang berperan penting dan mempengaruhi dalam pembentukan pribadi maupun perilaku-perilaku individu. Perubahan intelektual individu menjadi lebih baik dan tinggi dari sebelumnya didapatkan dari belajar, seperti yang diungkapkan

Suryabrata (2013: 232) bahwa belajar itu membawa perubahan (dalam arti behavioral changes atau tingkah laku, aktual, maupun potensial).

Bukti bahwa seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari


(32)

tidak mengerti menjadi mengerti. Menurut Djamarah dan Zain (2011: 13) mendefinisikan belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya menyangkut unsur cipta (kognitif), rasa (afektif), dan karsa (psikomotor).

Menurut Slameto (2012: 7) “Belajar adalah proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perolehan tingkah laku yang baik secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Pengertian ini menitikberatkan pada interaksi antara individu dengan lingkungan. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman.

Belajar bukan suatu tujuan tetapi merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komalasari (2013: 2) mengidentifikasikan ciri-ciri kegiatan belajar yaitu sebagai berikut.

a. Belajar adalah aktivitas yang dapat menghasilkan perubahan dalam diri seseorang, baik secara aktual maupun potensial. b. Perubahan yang didapat sesungguhnya adalah kemampuan

yang baru dan ditempuh dalam jangka waktu yang lama. c. Perubahan terjadi karena ada usaha dari dalam diri setiap

individu.

Kegiatan mengajar tidak dapat dilakukan sembarangan, tetapi harus menggunakan teori-teori dan prinsip-prinsip belajar tertentu agar bisa bertindak secara tepat. Komalasari (2013: 3) menjelaskan prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam belajar meliputi.


(33)

a. Prinsip Kesiapan

Tingkat keberhasilan belajar tergantung pada kesiapan pelajar. Apakah dia sudah dapat mengonsentrasikan pikiran, atau apakah kondisi fisiknya sudah siap untuk belajar.

b. Prinsip Asosiasi

Tingkat keberhasilan belajar juga tergantung pada kemampuan pelajar mengasosiasikan atau menghubung-hubungkan apa yang sedang dipelajari dengan apa yang sudah ada dalam ingatannya: pengetahuan yang sudah dimiliki, pengalaman, tugas yang akan datang, masalah yang pernah dihadapi, dll. c. Prinsip Latihan

Pada dasarnya mempelajari sesuatu itu perlu berulang-ulang atau diulang-ulang, baik mempelajari pengetahuan maupun keterampilan, bahkan juga dalam kawasan efektif. Makin sering diulang makin baiklah hasil belajarnya.

d. Prinsip Efek (Akibat)

Situasi emosional pada saat belajar akan mempengaruhi hasil belajarnya. Situasi emosional itu dapat disimpulkan sebagai perasaan senang atau tidak senang selama belajar.

Seorang individu yang belajar harus memiliki tujuan. Belajar tanpa tujuan dapat menimbulkan kebingungan. Dick and Carey dalam Uno (2012: 91) menjelaskan bahwa “Tujuan pembelajaran adalah untuk menentukan apa yang dapat dilakukan oleh anak didik setelah mengikuti kegiatan

pembelajaran”. Dengan mengetahui tujuan belajar akan dapat mengadakan persiapan yang diperlukan, baik fisik maupun mental, sehingga proses belajar yang dilakukan dapat berjalan lancar dan berhasil dengan memuaskan.

Menurut Syah (2011: 11) belajar dapat dikatakan berhasil jika terjadi perubahan dalam diri siswa. Namun, tidak semua perubahan perilaku dapat dikatakan belajar karena perubahan tingkah laku akibat belajar yang memiliki ciri-ciri perwujudan yang khas antara lain.


(34)

a. Perubahan Intensional

Perubahan dalam proses belajar adalah karena pengalaman atau praktik yang dilakukan secara sengaja dan bisa dari dalam diri. Pada ciri ini siswa menyadari bahwa ada perubahan dalam dirinya, seperti penambahan pengetahuan, kebiasaan dan keterampilan.

b. Perubahan Positif dan Aktif

Positif berarti perubahan tersebut baik dan bermanfaat bagi kehidupan serta sesuai dengan harapan memperoleh sesuatu yang baru, yang lebih baik dari sebelumnya. Sedangkan aktif artinya perubahan tersebut terjadi karena adanya usaha dari siswa yang bersangkutan.

c. Perubahan Positif dan Fungsional

Perubahan dikatakan efektif apabila membawa pengaruh dan manfaat tertentu bagi siswa. Sedangkan perubahan yang fungsional artinya perubahan dalam diri siswa tersebut relatif menetap dan apabila dibutuhkan perubahan tersebut

direproduksi dan dimanfaatkan lagi.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa belajar merupakan proses usaha yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman, latihan dan bukan suatu kebetulan. Belajar juga merupakan kebutuhan yang perlu dipenuhi oleh manusia. Dengan belajar, manusia dapat mengembangkan

pengetahuannya untuk menjadi pribadi yang berintelektual dan berakhlak.

Perubahan tingkah laku akibat adanya pengalaman, latihan, dan bukan suatu kebetulan dari proses belajar itulah yang disebut dengan hasil belajar. Dengan berakhirnya proses belajar, maka seseorang memperoleh hasil belajar. Uno (2012: 213) menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku yang relatif menetap dalam diri seseorang sebagai akibat dari interaksi seseorang dengan lingkungannya.


(35)

Hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya penggal dan puncak proses belajar. Proses belajar mencapai puncaknya pada hasil belajar siswa atau unjuk kerja siswa. Sebagai suatu hasil maka dengan unjuk kerja tersebut, proses belajar berhenti untuk sementara dan dilakukan penilaian. Dalam penilaian hasil belajar, maka penentu

keberhasilan belajar tersebut adalah guru. Guru menyusun desain pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, dan menilai hasil belajar.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 250) menyatakan bahwa:

Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan “Tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Selanjutnya, dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat

terselesaikannya bahan pelajaran. Hal ini terkait dengan jumlah penggal-penggal pembelajaran.

Menurut Bloom dalam Sardiman (2014: 23) menyatakan bahwa ada tiga ranah hasil belajar, yaitu sebagai berikut.

a. Kognitif Domain : knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, meringkas), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesis (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk bangunan baru), evaluation (menilai), application (menerapkan). b. Affective Domain : receiving (sikap menerima), responding

(memberi respon), valuing (menilai), organization (organisasi), characterization (karakterisasi).

c. Psychomotor Domain : initiatory, pre-routine level, routinized level.

Hasil belajar seseorang dapat diketahui dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran, seperti tes akhir, tes formatif, dan tes sumatif yang


(36)

dapat menunjukkan secara langsung sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2008: 57) bahwa nilai yang diperoleh waktu ulangan bukanlah menggambarkan partisipasi, tetapi menggambarkan hasil belajar.

Mengukur hasil belajar dengan melakukan penilaian atau evaluasi terhadap hasil belajar.

Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui hasil yang telah dicapai oleh pendidik dalam proses pembelajaran adalah melalui evaluasi. Menurut Arikunto (2013: 39) menyatakan bahwa evaluasi adalah kegiatan pengumpulan data untuk mengukur sejauh mana tujuan sudah tercapai. Dengan makna demikian, maka anak panah berasal dari evaluasi menuju ke tujuan. Di lain sisi, jika dilihat dari langkah, dalam menyusun alat evaluasi ia mengacu pada tujuan yang sudah dirumuskan.

Dimyati dan Mudjiono (2013: 200) mendefinisikan bahwa “Evaluasi hasil belajar merupakan proses untuk menentukan nilai belajar melalui kegiatan penilaian dan/atau pengukuran hasil belajar”. Setiap pembelajaran,

pendidik harus berusaha mengetahui hasil dari proses pembelajaran yang dilakukan. Pentingnya diketahui hasil ini karena dapat menjadi salah satu pedoman bagi pendidik untuk mengetahui sejauh mana proses

pembelajaran yang dilakukan dapat mengembangkan potensi peserta didik. Dengan evaluasi, maka maju dan mundurnya kualitas pendidikan dapat diketahui. Selain itu, evaluasi dapat memberikan informasi


(37)

mengenai titik kelemahan serta mudah mencari jalan keluar untuk berubah menjadi lebih baik ke depan.

Mankiw (2014: 3) menyebutkan bahwa kata ekonomi berasal dari Bahasa Yunani yang artinya seseorang yang mengatur rumah tangga. Hal ini juga diungkapkan oleh Sudarman (2014: 42) bahwa secara harfiah istilah ekonomi berasal dari kata oikos dan nomos. Oikos berarti rumah tangga dan nomos berarti aturan. Sehingga oikonomia mengandung arti yang berlaku untuk memenuhi kebutuhan hidup dalam suatu rumah tangga.

Ekonomi merupakan ilmu tentang perilaku dan tindakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya yang bervariasi dan berkembang dengan sumber daya yang ada melalui pilihan-pilihan kegiatan produksi,

konsumsi, dan/atau distribusi (Sukamto, 2011:1). Mata pelajaran ini mencakup perilaku ekonomi dan kesejahteraan yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang berkaitan dengan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan kehidupan bermasyarakat, meliputi aspek-aspek

perekonomian, ketergantungan, spesialisasi dan pembagian kerja,

perkoperasian, kewirausahaan, akuntansi, dan manajemen. Adapun fungsi bidang studi Ekonomi di sekolah menengah yaitu mengembangkan kemampuan siswa untuk berekonomi, dengan cara mengenal berbagai kenyataan dari peristiwa ekonomi, memahami konsep dan teori secara berlatih dalam memecahkan masalah ekonomi yang terjadi di lingkungan masyarakat.


(38)

Menurut Mankiw (2014: 4) menyatakan ilmu ekonomi (economics) itu sendiri adalah studi mengenai bagaimana masyarakat mengatur sumber daya yang langka. Inti masalah ekonomi adalah adanya

ketidaksambungan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan tersebut kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan.

Budiawati (2011: 2) pembelajaran Ekonomi di dalamnya terdapat beberapa prinsip. Prinsip tersebut meliputi sebagai berikut.

a. Prinsip relevansi, yaitu adanya keterkaitan antara apa yang dipelajari di kelas dengan apa yang terjadi di masyarakat. b. Prinsip harmonisasi, materi yang dikembangkan berdasarkan

sintesis antara kebutuhan lapangan dan prinsip pendidikan yang diyakini sesuai dengan tujuan pendidikan dan prinsip

pendidikan Indonesia.

c. Prinsip interaksi, keterkaitan materi yang digunakan untuk mengembangkan wawasan, pemahaman, sikap dan kemampuan profesional dalam bidang ekonomi antara kebutuhan lapangan dengan pandangan teoritik bersifat interaktif.

d. Prinsip evaluatif, evaluasi hasil belajar didasarkan pada kegiatan dan keberhasilan guru ekonomi menguasai langkah-langkah dalam pembelajaran ekonomi.

e. Prinsip sistematis, materi pembelajaran diorganisasikan secara struktur, dimulai dari apersepsi, pretest, penyampaian materi pokok sampai dengan kesimpulan dan evaluasi.

f. Prinsip proporsionalitas, adanya keterkaitan yang erat dan proporsional antara pengembangan aspek kognitif, afektif dan psikomotor yang berkaitan dengan dimensi-dimensi yang dituntut untuk dikembangkan dan dicapai dalam pembelajaran ekonomi.

Berdasarkan uraian para ahli mengenai hasil belajar dan mata pelajaran Ekonomi di atas, dapat diketahui bahwa hasil belajar Ekonomi dapat diartikan sebagai nilai yang merupakan bentuk perumusan akhir yang diberikan oleh guru terkait dengan sejauh mana tujuan pembelajaran


(39)

mengenai materi Ekonomi pada siswa selama kegiatan pembelajaran tercapai.

2. Model Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Oleh karena itu, dalam belajar siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai sumber belajar saja melainkan berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Uno (2012: 54) mendefinisikan pembelajaran sebagai suatu proses interaksi antara peserta belajar dengan pengajar/instruktur dan/atau sumber belajar pada suatu lingkungan belajar untuk pencapaian tujuan belajar tertentu.

Komalasari (2013: 3) mendefinisikan “Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Secara keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Ini berarti bahwa keberhasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Istilah model pembelajaran dikenal dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran itu sendiri dapat diartikan sebagai suatu pendekatan yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran yang disusun berdasarkan


(40)

prosedur sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya pendidik boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajarannya.

Menurut Komalasari (2013: 57) menyatakan bahwa “Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru”. Hal ini dapat berarti model pembelajaran terbentuk dari pendekatan, strategi, metode, teknik serta taktik pembelajaran yang sudah terangkai menjadi satu kesatuan secara utuh yang digunakan oleh guru dalam menyampaikan materi selama proses pembelajaran. Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan suatu pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

Slavin dalam Siregar dan Nara (2011: 114) menyatakan bahwa: Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk

menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership). Adanya penghargaan atau rekognisi kelompok akan membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan kelompok yang nantinya berdampak positif terhadap pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif tidak hanya sekedar belajar dalam kelompok. Ada unsur dasar pembelajaran kooperatif yang membedakan dengan pembelajaran kelompok yang dilakukan asal-asalan. Menurut Komalasari (2013: 62) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi pembelajaran di mana siswa belajar dan bekerja dalam


(41)

kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 2 sampai 5 orang, dengan struktur kelompoknya yang bersifat heterogen.

Menurut pandangan teori belajar konstruktivisme Piaget dan Vigotsky dalam Rusman (2012: 202) menyatakan bahwa “Adanya hakikat sosial dari sebuah proses belajar dan juga tentang penggunaan kelompok-kelompok belajar dengan kemampuan anggotanya yang beragam, sehingga terjadi perubahan konseptual”. Pandangan konstruktivisme Piaget dan Vigotsky dapat berjalan dalam proses belajar kontruktivisme Piaget yang menekankan pada kegiatan internal individu terhadap objek yang dihadapi dan pengalaman yang dimiliki orang tersebut. Sedangkan konstruktivisme Vigotsky menekankan pada interaksi sosial dan

melakukan kontruksi pengetahuan dari lingkungan sosialnya.

Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Menurut Trianto (2014: 14) menyatakan bahwa:

Di dalam kelas kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4 – 6 orang siswa yang sederajat tetapi heterogen, kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar.

Huda (2013: 29) berpendapat bahwa:

Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang diorganisir oleh satu prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial diantara kelompok-kelompok pembelajar yang didalamnya setiap

pembelajar bertanggungjawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lain.


(42)

Model pembelajaran kooperatif dilakukan melalui enam langkah atau tahap, seperti yang terdapat dalam Tabel 2.

Tabel 2. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif

Tahap Tingkah Laku Guru

Tahap 1

Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa.

Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada kegiatan pelajaran dan menekankan pentingnya topik yang akan dipelajari dan memotivasi siswa belajar.

Tahap 2

Menyajikan informasi.

Guru menyajikan informasi atau materi kepada siswa dengan memberikan bahan bacaan.

Tahap 3

Mengorganisasikan siswa dalam

kelompok-kelompok belajar.

Guru menjelaskan kepada siswa bagaimana cara membentuk kelompok belajar dan membimbing setiap

kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

Tahap 4

Membimbing kelompok bekerja dan belajar.

Guru membimbing kelompok-kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka.

Tahap 5 Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi yang telah dipelajari atau

masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil kerjanya. Tahap 6

Memberikan penghargaan.

Guru mencari cara-cara untuk menghargai baik upaya hasil belajar individu dan kelompok.

Rusman (2012: 211)

Pembelajaran kooperatif terdapat saling ketergantungan positif antar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Setiap siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk sukses. Aktivitas belajar berpusat pada siswa dalam bentuk diskusi, mengerjakan tugas bersama, saling

membantu dan saling mendukung dalam memecahkan masalah. Hal ini sama dengan yang diungkapkan oleh Piaget dalam Rusman (2012: 202) bahwa belajar adalah sebuah proses aktif dan pengetahuan disusun di dalam pikiran siswa. Oleh karena itu, belajar adalah tindakan kreatif


(43)

dimana konsep dan kesan dibentuk dengan memikirkan objek dan bereaksi pada peristiwa tersebut.

Menurut Rusman (2012: 212) prosedur atau langkah-langkah

pembelajaran kooperatif pada prinsipnya terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut.

a. Penjelasan Materi

Tahap ini merupakan tahapan penyampaian pokok-pokok materi pelajaran sebelum siswa belajar dalam kelompok. b. Belajar Kelompok

Tahapan ini dilakukan setelah guru memberikan penjelasan materi, siswa bekerja dalam kelompok yang telah dibentuk sebelumnya.

c. Penilaian

Penilaian dalam pembelajaran kooperatif dapat dilakukan melalui tes atau kuis, yang dilakukan secara individu atau kelompok.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran yang menekankan pada aktivitas belajar siswa yang aktif dengan cara siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok bersifat heterogen. Dalam model ini siswa memiliki dua tanggung jawab, yaitu mereka belajar untuk dirinya sendiri dan membantu sesama anggota kelompok untuk belajar.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Slavin (2005: 15) menyebutkan bahwa “Model pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) merupakan model pembelajaran yang


(44)

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran yang individual”. Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) menuntut siswa untuk memasuki sekuen individual berdasarkan tes penempatan dan kemudian melanjutkannya dengan tingkat kemampuan mereka sendiri. Teman satu tim saling memeriksa hasil kerja masing-masing menggunakan lembar jawaban dan saling membantu dalam menyelesaikan berbagai masalah.

Secara singkat pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) yaitu, siswa belajar dengan bantuan lembar diskusi secara berkelompok,

berdiskusi untuk menemukan dan memahami konsep-konsep. Sesama anggota kelompok berbagi tanggung jawab. Setiap individu dalam kelompok tersebut diberi satu evaluasi (kuis). Kemudian, hasil belajar kelompok dibandingkan dengan kelompok lain untuk memperoleh penghargaan dari guru yang berperan sebagai fasilitator.

Menurut Widyantini (2006: 9) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI meliputi:

a. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pelajaran secara individual yang sudah dipersiapkan oleh guru.

b. Guru memberikan kuis secara individual kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal.

c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4 – 5 siswa dengan kemampuan yang berbeda-beda baik tingkat kemampuan (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang berbeda serta kesetaraan jender.

d. Hasil belajar siswa secara individual didiskusikan dalam kelompok, setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.


(45)

e. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

f. Guru memberikan kuis kepada siswa secara individual. g. Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan

perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari skor dasar ke skor berikutnya (terkini).

Menurut Lie (2010: 43) kelompok heterogen disukai oleh para guru yang telah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) karena beberapa alasan berikut ini.

a. Kelompok heterogen memberikan kesempatan untuk saling mengajar (peer tutoring) dan saling mendukung.

b. Kelompok ini meningkatkan relasi dan interaksi antar ras, agama, etnik, dan gender.

c. Kelompok heterogen memudahkan pengelolaan kelas karena dengan adanya satu orang yang berkemampuan akademis tinggi, guru mendapatkan satu asisten untuk setiap tiga sampai empat anak.

Menurut Suyitno (2004: 8) model pembelajaran Team Assisted Individualiztion (TAI) memiliki 8 (delapan) komponen yaitu sebagai berikut.

a. Teams, yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri dari 4 sampai 5 siswa.

b. Placement test, yakni pemberian pretest kepada siswa atau melihat rata-rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

c. Student creative, melaksanakan tugas dalam suatu kelompok dengan menciptakan situasi dimana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi keberhasilan kelompoknya. d. Team study, yaitu tahapan tindakan belajar yang harus

dilaksanakan oleh kelompok dan guru memberikan bantuan secara individual kepada siswa yang membutuhkannya. e. Team score and team recognition, yaitu pemberian skor

terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang dipandang berhasil dalam menyelesaikan tugas.

f. Teaching group, yakni pemberian materi secara singkat dari guru menjelang pemberian tugas kelompok.


(46)

g. Fact test, yaitu pekasanaan tes-tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

h. Whole and class units, yaitu pemberian materi oleh guru kembali di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

Kelebihan dan kelemahan menurut Slavin (2005: 17) menjelaskan berikut ini.

a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI 1) Meningkatkan hasil belajar.

2) Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.

3) Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi.

4) Program ini akan sangat membantu siswa yang lemah. Dengan pembelajaran seperti ini, siswa dapat

mengeksplorasi pengetahuan dan pengalamannya sendiri dalam mempelajari suatu bahan ajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi tersebut semakin terasah, bukan semata-mata hafalan yang didapatkannya dari guru. b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TAI

1) Tidak semua mata pelajaran cocok diajarkan dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted

Individualization (TAI)

2) Apabila model pembelajaran yang baru diketahui, kemungkinan sejumlah peserta didik bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri dan sebagian mengganggu antar peserta didik lain.

4. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

Model pembelajaran kooperatif ada berbagai macam dan salah satunya yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT). Model ini pada mulanya dikembangkan oleh David De Vries dan Keith Edwards. Menurut Komalasari (2013: 67) model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status,


(47)

melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement atau penguatan.

Menurut Rusman (2012: 224) menjelaskan bahwa:

Team Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin, dan suku kata atau ras yang berbeda”. Guru menyajikan materi, dan siswa bekerja dalam kelompok mereka masing-masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama-sama dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok lain bertanggung jawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya sebelum mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru.

Hal ini selaras dengan yang disebutkan oleh Slavin (2005: 14) bahwa “Dalam model pembelajaran TGT, teman satu tim akan saling membantu dalam mempersiapkan diri untuk permainan dengan mempelajari lembar kegiatan dan menjelaskan masalah-masalah satu sama lain”. Dengan demikian, setiap siswa akan siap untuk mengikut turnamen dan mengumpulkan skor terbaik untuk kelompoknya.

Saco dalam Rusman (2012: 224) juga menjelaskan bahwa:

Dalam pembelajaran TGT, siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor tim mereka masing-masing”. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan mata

pelajaran. Kadang-kadang juga dapat diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka).

Menurut Slavin (2005: 166) menyebutkan komponen-komponen TGT berikut ini.


(48)

a. Presentasi Kelas

Dalam presentasi kelas siswa diperkenalkan dengan materi pembelajaran yang diberikan secara langsung oleh guru atau didiskusikan dalam kelas dengan guru sebagai fasilitator. b. Kelompok (Team)

Kelompok terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen. Tujuan utama pembentukan kelompok ini adalah meyakinkan siswa bahwa semua anggota kelompok belajar dan semua anggota mempersiapkan diri untuk mengikuti games dan turnament dengan sebaik-baiknya.

c. Permainan (Games)

Permainan dibuat dengan isi pertanyaan-pertanyaan untuk mengetes pengetahuan siswa yang didapat dari presentasi kelas dan latihan kelompok.

d. Kompetisi (Tournament)

Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Umumnya diselenggarakan pada akhir minggu setelah guru membuat presentasi kelas dan kelompok-kelompok

mempraktikkan tugasnya. Untuk turnamen pertama guru memberikan siswa permainan-permainan meja tiga siswa-siswa dengan kemampuan tertinggi di meja 1, meja 2 dan seterusnya.

e. Rekognisi Tim

Tim akan mendapatkan sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain apabila skor rata-rata mereka mencapai kriteria tertentu. Skor tim siswa dapat juga digunakan menentukan dua puluh persen dari peringkat mereka. Siswa yang memiliki kemampuan sama ditempatkan dalam satu meja pertandingan (anak berprestasi tinggi dari setiap kelompok disatukan di meja 1, anak yang berprestasi sedang ditempatkan dimeja 2 dan tiga, anak yang berprestasi rendah di meja 4). Kelompok yang mendapatkan poin terbanyak menjadi pemenang dalam pertandingan. Peserta yang mendapatkan nilai terbanyak meraih tingkat 1 (top scorer), siswa yang memperoleh

terbanyak kedua meraih tingkat 2 (high middle scorer), siswa yang memperoleh terbanyak ketiga meraih tingkat 3 (low middle scorrer), dan siswa yang memperoleh nilai terkecil meraih tingkat 4 (low scorrer).

f. Materi

Dalam Pembelajaran TGT materi-materi dapat diadaptasi dari buku teks atau sumber-sumber bacaan terbitan lainnya atau bisa juga dengan materi yang dibuat oleh guru.

Trianto (2012: 84) menyatakan model pembelajaran terdiri dari 4 komponen utama sebagai berikut.


(49)

a. Presentasi guru (sama dengan STAD). b. Kelompok belajar (sama dengan STAD). c. Turnamen.

d. Pengenalan kelompok.

Dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1) Guru menyiapkan:

a) kartu soal;

b) Lembar Kerja Siswa (LKS); c) alat/bahan.

2) Siswa dibagi atas beberapa kelompok (tiap kelompok anggotanya 5 orang).

3) Guru mengarahkan aturan permainannya.

Aktivitas dan kreativitas merupakan sesuatu yang diharapkan dalam sebuah proses pembelajaran. Oleh karena itu, diperlukan adanya interaksi yang seimbang antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru. Slavin (2005: 170) menjelaskan dalam pembelajaran TGT terdiri dari siklus reguler dari aktivitas pengajaran sebagai berikut.

a. Pengajaran. Menyampaikan pelajaran.

b. Belajar Tim. Para siswa mengerjakan lembar kegiatan-kegiatan dalam tim mereka untuk menguasai materi.

c. Turnamen. Para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang homogen, dengan meja turnamen tiga peserta.

d. Rekognisi Tim. Skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Trianto (2012: 84) menjelaskan bahwa:

Aturan (skenario) permainan dalam pembelajaran TGT yaitu dalam satu permainan terdiri dari: kelompok pembaca, kelompok penantang I, kelompok penantang II, dan seterusnya sejumlah kelompok yang ada. Kelompok pembaca bertugas: (1) ambil kartu bernomor dan cari pertanyaan pada lembar permainan; (2) baca pertanyaan keras-keras; dan (3) beri jawaban. Kelompok penantang kesatu bertugas: Menyetujui pembaca atau memberi jawaban yang berbeda. Sedangkan kelompok penantang kedua bertugas: (1) Menyetujui pembaca atau memberi awaban yang berbeda; dan (2) Cek lembar jawaban. Kegiatan ini dilakukan secara bergiliran (games ruler).


(50)

Gambar 1. Games Ruler

Secara lengkap mekanisme games ruler untuk 3 tim ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Penempatan Pada Meja Turnamen

Menurut Slavin (2005: 172) kebaikan dan kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT adalah sebagai berikut.

a. Kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TGT 1) Dapat menumbuhkan rasa percaya diri siswa dan

memotivasi siswa untuk selalu berusaha mendapatkan nilai Pembaca

Penantang Pertama Penantang

Kedua

A-1 A-2 A-3 A-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

TEAM A

Meja Turnamen I

Meja Turnamen 2

Meja Turnamen 3

Meja Turnamen 4

B-1 B-2 B-3 B-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah

C-1 C-2 C-3 C-4 Tinggi Sedang Sedang Rendah


(51)

yang baik karena mereka sadar kesuksesan akademik yang diperoleh merupakan usaha mereka sendiri.

2) Memberi kesempatan bagi siswa yang berkemampuan belajarnya kurang berintegrasi di dalam kelas.

3) Dapat membantu siswa menganalisis, mensintesa, menyelesaikan masalah, dan bahkan belajar mempelajari sesuatu.

4) Seluruh siswa menjadi lebih siap. 5) Melatih kerjasama dengan baik.

b. Kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

1) Karena siswa berbicara dan bekerja dalam kelompok kecil, jika banyak siswa dalam kelompok berbicara menyebabkan pelaksanaan tugas kelompok terhambat. Di samping itu, dapat mengganggu guru dan kelas lain.

2) Perhatian yang kurang oleh guru dalam pelaksanaan tugas kelompok dan kurang mengerti siswa tentang apa yang harus dilakukan di dalam kelas menyebabkan tujuan tidak tercapai.

B. Penelitian yang Relevan

Untuk membandingkan hasil penelitian penulis dengan penelitian terdahulu maka di bawah ini peneliti akan menuliskan beberapa penelitian yang relevan yang ada kaitannya dengan pokok masalah.

Tabel 3. Hasil Penelitian yang Relevan

No. Nama Judul Penelitian Hasil Penelitian

1 Ari Yuda Fertika (2010) Efektivitas Model Pembelajaran Team Assisted Individualization (TAI) untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Materi Kelangkaan Sumber Daya Ekonomi Pada Siswa Kelas VIII SMP N Mejobo Kudus

Model pembelajaran TAI efektif untuk meningkatkan hasil belajar materi

kelangkaan sumber daya ekonomi pada kelas VIII SMP Negeri 2 Mejobo Kudus dengan hasil evaluasi

menunjukkan nilai rata-rata kelas TAI 7,81 sedang rata-rata nilai konvensional 7,36 dengan presentase kenaikan rata-rata kelas eksperimen 20,6% dan untuk kelas kontrol hanya 10%.


(52)

2 Lustiana Tussoleha (2010) Pengaruh Penggunaan Pembelajaran Kooperatif Model TAI Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA YP Unila Bandar Lampung TP 2009/2010

Berdasarkan uji normalitas bahwa kedua sampel

berdistribusi normal dan dari uji homogenitas mempunyai varian yang sama, sehingga untuk menguji hipotesis dapat digunakan uji t dengan

kriteria penolakan thitung > tTabel , yaitu 4,65 > 1,96 , dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak yang berarti bahwa rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatf tipe TAI lebih efektif daripada pembelajaran konvensional. 3 Tiar Caroline

Citra Purba (2012) Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Medan

Model pembelajaran

kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dapat meningkatkan hasil belajar dengan adanya keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.

4 Putry Agung 2012 Studi Perbandingan Hasil Belajar Sejarah melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI dan TPS Ditinjau dari Aspek Motivasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 12 Bandar Lampung TP. 2011/2012

Berdasarkan pengujian hipotesis pertama,

menunjukkan ada perbedaan yang signifikan hasil belajar siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS. Hal ini terlihat dari rata – rata hasil belajar Sejarah kelas eksperimen (75,64) lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol (68,25).


(53)

5 Olviyan Afriyani (2010)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT pada Mata Diklat Akuntansi untuk

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Kelas XI AK SMKPGRI 4 Pasuruan

Rata-rata skor untuk

keseluruhan aspek aktivitas belajar siswa pada siklus I mecapai 70,75% dan dinyatakan dalam taraf keberhasilan yang baik. Pada siklus II aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan sebesar 16,07%. Hal ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata keseluruhan aspek sebesar 86,82% dengan taraf keberhasilan sangat baik.

C. Kerangka Pikir

Komalasari (2013: 3) mendefinisikan “Pembelajaran sebagai suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek

didik/pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien”. Untuk mencapai tujuan tersebut, di dalam proses pembelajaran terdapat beberapa komponen penting, yakni guru, media belajar, model pembelajaran, kurikulum/standar kompetensi dan lingkungan belajar, dimana ini akan mempengaruhi cara guru dalam menyampaikan pelajaran yakni dengan menggunakan model pembelajaran yang cocok.

Pemberian materi sepenuhnya dalam pembelajaran langsung dilakukan oleh guru sehingga siswa kurang diberi kesempatan untuk belajar aktif dan komunikatif dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, pada umumnya siswa kurang berinisiatif bertanya apabila ada materi yang kurang dipahami.


(54)

Dengan kondisi ini, sulit bagi siswa mendapatkan hasil belajar yang baik dibandingkan dengan kegiatan pembelajaran yang melibatkan siswa aktif. Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan diketahui sebagian besar

pencapaian hasil belajar siswa masih tergolong rendah. Hal ini terlihat dari banyaknya hasil belajar Ekonomi siswa kelas X IPS yang masih di bawah KKM yaitu hanya 40 siswa yang mencapai nilai KKM dan yang belum mencapai KKM sebanyak 120 siswa. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada

pencapaian hasil belajar Ekonomi yang lebih baik adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning).

Model pembelajaran kooperatif terus dikembangkan karena melalui model pembelajaran ini kemampuan berpikir, mengeluarkan pendapat, rasa percaya diri siswa dalam mengerjakan soal dapat ditingkatkan. Slavin dalam Siregar dan Nara (2011: 114) menyatakan bahwa:

Pembelajaran kooperatif dapat membantu siswa dalam mendefinisikan struktur motivasi dan organisasi untuk menumbuhkan kemitraan yang bersifat kolaboratif (collaborative partnership). Adanya penghargaan atau rekognisi kelompok akan membangkitkan motivasi siswa untuk melakukan kerjasama dalam rangka mencapai tujuan kelompok yang nantinya berdampak positif terhadap pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif terdiri dari berbagai tipe, dua diantaranya adalah tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan tipe Team Game Tournament (TGT). Kedua model pembelajaran kooperatif tersebut memiliki langkah-langkah yang berbeda. Namun, kedua model tersebut memilik kesamaan yaitu pembelajaran kelompok yang berpusat pada siswa dan peran guru hanya


(55)

sebagai fasilitator. Selain itu, kedua model pembelajaran ini dapat meningkatkan hasil belajar.

Slavin (2005: 17) menjelaskan kelebihan model pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut.

1. Meningkatkan hasil belajar.

2. Meningkatkan motivasi belajar pada siswa.

3. Mengurangi perilaku yang mengganggu dan konflik antar pribadi. 4. Program ini akan sangat membantu siswa yang lemah. Dengan

pembelajaran seperti ini, siswa dapat mengeksplorasi

pengetahuan dan pengalamannya sendiri dalam mempelajari suatu bahan ajar, sehingga pemahaman siswa terhadap materi tersebut semakin terasah, bukan semata-mata hafalan yang didapatkannya dari guru.

Pembelajaran TGT dikembangkan untuk mencapai hasil belajar akademik. Slavin (2005: 171) berpendapat bahwa TGT mempunyai kelebihan, antara lain unggul dalam membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit. Selain itu, model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan telah dapat meningkatkan penilaian siswa pada belajar akademik.

Model pembelajaran TAI, setiap siswa dituntut aktif dalam kegiatan pembelajaran dan guru hanya sebagai fasilitator. Konsep dari model

pembelajaran ini adalah pemberian bantuan kepada siswa yang lemah dalam pembelajaran agar kesulitan yang mereka hadapi akan teratasi. Setelah dibentuknya kelompok heterogen, guru memberikan materi yang akan dibahas berupa topik bahasan. Tiap siswa mempelajari materi dengan cara berdiskusi dengan teman satu kelompoknya. Apabila mengalami kesulitan siswa dapat meminta bantuan teman satu kelompok atau guru.


(56)

Siswa diberikan latihan soal yang dikerjakan secara individual di dalam kelompoknya. Pemberian soal individu ini dilakukan setelah siswa melakukan diskusi dalam kelompok. Kemudian diadakan koreksi antar sesama anggota kelompok. Setelah diadakan koreksi soal latihan, ketua kelompok mengumpulkan lembar kerja individu anggota kelompoknya menjadi berkas kelompok dan diserahkan kepada guru. Berkas kelompok ini dipakai guru untuk melihat siswa yang belum menguasai materi pembelajaran yang telah diberikan. Kelompok yang memiliki skor terbanyak dan memenuhi kriteria penilaian akan diberikan reward atau penghargaan. Dari setiap

anggota kelompok heterogen yang belum menguasai materi dikelompokkan menjadi kelompok homogen untuk diberikan pembelajaran langsung dari guru.

Pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ini dalam proses pembelajarannya menekankan adanya pembagian kelompok heterogen dan homogen agar pembelajaran dengan pemberian bantuan secara individu dalam memahami materi lebih terarah. Berbeda dengan model pembelajaran kooperatif tipe TAI, model kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) siswa dibagi dalam tim belajar yang terdiri dari empat sampai lima orang yang berbeda-beda tingkat kemampuannya, jenis kelamin dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa melakukan turnamen, dimana siswa memainkan game akademik dengan anggota tim lain untuk menyumbang poin bagi timnya. Siswa memainkan game ini bersama anggota lain pada


(57)

meja turnamen, dimana peserta dalam satu meja turnamen ini adalah para siswa yang memiliki skor sama. Ini berarti bahwa mereka yang berprestasi rendah (bermain dengan yang berprestasi rendah juga) dan yang berprestasi tinggi (bermain dengan yang berprestasi tinggi) keduanya memiliki

kesempatan yang sama untuk sukses.

Kelas eksperimen akan diberikan perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan kelas kontrol dengan menggunakan model TGT. Sebelum diberi perlakuan, masing-masing kelas yang dijadikan sampel akan diberikan pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa dan setelah diberikan perlakuan di akhir pembelajaran diadakan posttest untuk mengukur hasil belajar Ekonomi siswa. Kemudian hasil belajar ini

dibandingkan untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil belajar dan model mana yang lebih efektif antara kelas yang diterapkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan TGT. Untuk memperjelas kerangka pemikiran, maka digambarkan dalam bentuk diagram pada Gambar 3.

Gambar 3. Paradigma Penelitian

Hasil Belajar Model TAI

(kelas eksperimen) X IPS 1

Posttest Pre

test

Hasil Belajar X IPS 3 Model TGT Posttest


(58)

D. Anggapan Dasar

Untuk menyelidiki adanya faktor-faktor lain yang mempengaruhi penelitian, maka anggapan dasar dari peneliti adalah sebagai berikut.

1. Kedua kelas sampel memiliki pengalaman belajar dan kemampuan akademis yang relatif sama.

2. Kelas yang diberikan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas yang menggunakan model pembelajaran tipe Team Game Tournament (TGT) , memperoleh materi, alokasi waktu pembelajaran dan diajar oleh guru yang sama.

3. Faktor-faktor lain di luar penelitian diabaikan.

E. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diungkapkan di atas, maka hipotesis eksperimen pada pembelajaran Ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yaitu.

1. Ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung. 2. Model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization


(59)

Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

Hipotesis ini dirumuskan menjadi hipotesis verbal dan statistik.

1. Hipotesis Verbal

a. HO : Tidak ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

Ha : Ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.

b. HO : Tidak ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung. Ha : Ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif

tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model

pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung.


(60)

2. Hipotesis Statistik a. Ho: µ1 = µ2

Ha: µ1 ≠ µ2 b. Ho: = 1


(61)

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Jenis pendekatan penelitian yang digunakan untuk merealisasi kegiatan guru dalam membandingkan dua model pembelajaran terhadap hasil belajar adalah melalui penelitian eksperimen. Jadi, dengan kata lain metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen dengan pendekatan komparatif. Penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat (Sugiyono 2013: 107). Penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau sampel yang berbeda atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono 2013: 57).

Analisis komparatif dilakukan dengan cara membandingkan antara teori satu dengan teori yang lain, dan hasil penelitian satu dengan penelitian lain. Melalui analisis komparatif ini peneliti dapat memadukan antara teori satu dengan teori yang lain, untuk mereduksi bila dipandang terlalu luas


(62)

penelitian yang akan dicapai yaitu untuk mengetahui perbedaan satu variabel, yaitu hasil belajar siswa dengan perlakuan yang berbeda.

Metode eksperimen yang digunakan adalah true-experimental. Menurut Sugiyono (2013: 112) ciri utama dari metode eksperimen ini adalah bahwa sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random. Bentuk penelitian ini juga banyak digunakan dalam bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003: 16).

B. Populasi Dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013: 117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung semester ganjil tahun pelajaran 2014/2015 yang terdiri dari 4 kelas yaitu X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3,dan X IPS 4 dengan jumlah siswa 160 orang.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah populasi dan kerakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013: 118). Pengambilan sampel penelitian ini diperoleh dari populasi sebanyak empat kelas, yaitu X IPS 1, X IPS 2, X IPS 3, dan X IPS 4 dengan menggunakan teknik


(63)

cluster random sampling. Berdasarkan teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh kelas X IPS 1 dan X IPS 3 sebagai sampel yang kemudian kedua kelas tersebut akan diundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Hasil undian diperoleh kelas X IPS 1 sebagai kelas eksperimen dengan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelas X IPS 3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT).

C. Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono (2013: 61) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu sebagai berikut.

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen atau terikat (Sugiyono, 2013: 61). Biasanya variabel ini dilambangkan dengan (X) . Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sebagai X1 dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) sebagai (X2).


(64)

2. Variabel terikat (Dependent Variable)

Variabel terikat dengan lambang (Y) adalah variabel yang dikaitkan atau dipengaruhi oleh variabel bebas, sehingga sifatnya bergantung pada variabel lain. Pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) sebagai Y1 dan hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) sebagai Y2.

D. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian bersifat true-experimental dengan menggunakan desain pretest-posttest only control design. Kelompok sampel ditentukan secara random, kelompok eksperimen (X IPS 1) menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan kelompok kontrol (X IPS 3) menggunakan model pembelajaran kooperatif Team Game Tournament (TGT). Desain penelitian yang akan digunakan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 3.1 Desain Penelitian Gambar 4. Desain Penelitian Keterangan:

R1 : Kelas eksperimen

R1 O1 X1 O2 R2 O3 X2 O4


(65)

R2 : Kelas kontrol O1O3 : Pretest O2O4 : Posttest

X1 : Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TAI kelas X IPS 1 X2 : Pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TGT kelas X IPS 3

E. Definisi Konseptual Variabel

1. Hasil Belajar Ekonomi

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2013: 250) “Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi. Dari sisi siswa, hasil belajar

merupakan “Tingkat perkembangan mental” yang lebih baik bila dibandingkan pada saat pra-belajar. Selanjutnya, dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesaikannya bahan pelajaran”. Hal ini terkait dengan jumlah penggal-penggal pengajaran.

Hasil belajar seseorang dapat diketahui dengan cara memberikan tes pada akhir pembelajaran, seperti tes akhir, tes formatif, dan tes sumatif yang dapat menunjukkan secara langsung sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang disampaikan.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Slavin (2005: 15) menyebutkan bahwa model pembelajaran Team Assisted Individulization (TAI) merupakan model pembelajaran yang


(66)

menggabungkan pembelajaran kooperatif dengan pembelajaran yang individual.

3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

Komalasari (2013: 67) menyatakan bahwa model pembelajaran TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan serta reinforcement atau penguatan.

F. Definisi Operasional Variabel

Menurut Sudjarwo (2009: 174) menyatakan bahwa definisi operasional variabel adalah definisi yang diberikan kepada satu variabel dan konstrak dengan cara melihat pada dimensi tingkah laku atau properti yang ditujukan oleh konsep dan mengkategorikan hal tersebut menjadi elemen yang dapat diamati dan diukur.

Tabel 4. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Indikator Pengukuran

Variabel

Skala Pengukuran Hasil Belajar

Ekonomi

Hasil tes formatif mata pelajaran Ekonomi

Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran Ekonomi. Interval Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI)

Hasil tes formatif mata pelajaran Ekonomi setelah menggunakan model pembelajaran Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran Ekonomi setelah menggunakan model


(67)

G. Teknik Pengumpulan Data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Wawancara (Interview)

Teknik wawancara dilakukan untuk menemukan permasalahan yang ditujukan kepada guru bidang studi Ekonomi mengenai siswa yang diajarkannya dan beberapa siswa kelas X IPS mengenai bagaimana cara guru mengajar di kelas.

2. Observasi

Hadi dalam Sugiyono (2013: 203) mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan. Observasi digunakan untuk mendapatkan data mengenai jumlah siswa, latar belakang masalah dalam penelitian serta sejarah atau gambaran umum sekolah.

kooperaif tipe TAI pembelajaran TAI Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT)

Hasil tes formatif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT Tingkat besarnya hasil tes formatif mata pelajaran Ekonomi setelah menggunakan model pembelajaran TGT Interval


(1)

Hipotesis perlakuan mana yang lebih efektif antara model pembelajaran kooperatif tipe TAI dan TGT terhadap hasil belajar Ekonomi pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung, dapat ditulis sebagai berikut.

Ho: = 1 Ha: < 1; > 1

Adapun kriteria pengujian hipotesis adalah :

Tolak Ho apabila N-Gain Kelas Eksperimen > N-Gain Kelas Kontrol Terima Ho apabila N-Gain Kelas Eksperimen < N-Gain Kelas Kontrol


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Ada perbedaan hasil belajar Ekonomi antara siswa dengan perlakuan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) dimana hasil belajar Ekonomi pada kelas eksperimen yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol yang diberi perlakuan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun pelajaran 2014/2015.

2. Ada perbedaan efektivitas antara model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) dan model pembelajaran

kooperatif tipe Team Game Tournament (TGT) pada siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung dimana model pembelajaran kooperatif tipe TAI lebih efektif dibandingkan dengan model pembelajaran


(3)

kooperatif tipe TAI dan TGT terhadap hasil belajar Ekonomi siswa kelas X IPS SMA Negeri 13 Bandar Lampung, maka peneliti menyarankan:

1. Pembelajaran dengan menggunakan model Team Assisted

Individualization (TAI) dapat dijadikan alternatif bagi guru-guru di sekolah sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan hasil belajar Ekonomi pada tema “Pasar dalam Perekonomian”.

2. Hendaknya siswa memberikan saran dan kritik kepada guru agar

menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar mengajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2008. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta

Biologipedia. 2011. Uji Niormalitas Gain.

http://biologipedia.blogspot.com/2011/01/uji-normalitas-gain.html (diunduh tanggal 28 September 2014)

Budiwati, Neti. 2011. Hakekat Pembelajaran Ekonomi. at

http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI_EKONOMI_DAN_KOPERASI/ 196302211987032_NETI BUDIWATI/Hakekat Pembel Eko.pdf (diunduh tanggal 2 Oktober 2014)

Dimyati dan Mudjiono. 2013. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta Djamarah, Syaiful Bahri dan Asswan Zain. 2011. Strategi Belajar dan Mengajar.

Jakarta: Rineka Cipta

Huda, Miftahul. 2013. Cooperative Learning – Metode, Teknik, Struktur, dan Model Penerapan. Yogyakarta: Pustaka Belajar

Ibrahim, dkk. 2008. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: University Press Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi.

Bandung: Refika Aditama

Lie, Anita. 2010. Cooperative Learning: Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang – Ruang Kelas


(5)

Sardiman. 2014. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada

Siregar, Eveline dan Hartini Nara. 2011. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor: Ghalia Indonesia

Slavin, Robert E. 2005. Cooperative Learning: Teori, Riset, dan Praktik (Terjemahan Narulita Yusron). Bandung: Nusa Media

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor – faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Sudarman, Ari. 2014. Teori Ekonomi Mikro Edisi 4. Yogyakarta: BPFE UGM Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Transito

Sudjarwo, dkk. 2009. Manajemen Penelitian Sosial. Bandung: CV. Maju Mundur Sukamto, Slamet. 2011. Ekonomi SMA Kelas XI. Jakarta: Yudhistira

Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Alfabeta: Bandung Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta: Bandung Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alabeta

Suryabrata, Sumardi. 2013. Psikologi Pendidikan. jakarta: Rajagrafindo Persada Suryosubroto. 2009. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta Suyitno, Amin. 2004. Dasar – Dasar dan Proses Pembelajaran Matematika I.

Semarang: FMIPA UNNES

Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajagrafindo Persada Trianto. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: PT

Fajar Interpratama Mandiri

Uno, Hamzah B. 2012. Model Pembelajaran: Menciptakan Proses Belajar Mengajar yang Kreatif dan Efektif. Jakarta: Bumi Aksara


(6)

Widyantini. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Kooperatif. Yogyakarta: Depdiknas


Dokumen yang terkait

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP MATA PELAJARAN PADA SISWA KELAS X SEMESTER GENAP SMA NEGERI 1

0 9 88

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 21 57

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) PADA MATA PELAJARAN PKn KELAS VA SDN 10 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 14 55

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DAN TIPE MAKE A MATCH PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTABUMI

1 22 172

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN GROUP INVESTIGATION DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL SISWA

1 36 211

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TWO STAY TWO STRAY (TSTS) DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 14 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJAR

0 6 88

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT DAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION DENGAN MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 BATANGHARI TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 10 84

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) PADA SISWA KELAS X IPS SMA NEGERI 13 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 10 85

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MTS ASH-SHOHIBIYAH ANTARA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DAN TEAM ASISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 0 5