PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh)
PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, OBYEKTIVITAS, KECERMATAN
PROFESIONAL DAN PENGALAMAN AUDIT TERHADAP KUALITAS AUDIT
(Studi pada Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh) 1) 2) 3) 1) Nasriana , Hasan Basri , Syukriy Abdullah .Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staf Pengajar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kompetensi,independensi, obyektivitas,
kecermatan profesional, dan pengalaman audit terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat
kabupaten/kota di Aceh baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini seluruh
pemeriksa pada inspektorat kabupaten/kota di Aceh berjumlah 654 dengan jumlah sampel penelitian
sebanyak 98 orang. Sumber data penelitian ini adalah data primer yaitu yang diperoleh dari
penyebaran kuisioner ke reponden penelitian. Metode analisi data yang digunakan adalah analisis
regresi linear berganda. Hasil penelitian, menunjukkan kompetensi, independensi, obyektivitas,
kecermatan profesional dan pengalaman audit secara simultan berpengaruh signifikan terhadap
kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh. Hasil penelitian secara parsial
menunjukkan hanya kompetensi, obyektivitas dan kecermatan profesional yang berpengaruh
signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh sedangkan
independensi, dan pengalaman audit tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa
inspektorat kabupaten/kota di Aceh.Kata kunci : Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Kecermatan Profesional, Pengalaman it
Audit dan Kualitas Aud
Abstract: This study is aimed to examine the effect of competence, independence, objectivity, due
professional care, and audit experience on audit quality of examiners at the inspectorate
districts/cities of Aceh either simultaneously or partially. The populations in this study are all the
examiners at the inspectorate districts / cities in Aceh amount to 654 examiners with 98 samples taken.
The data source of this research comes from the primary data obtain from the respondents through
distributed questionnaire. Data analysis method use is multiple linear regression analysis. Results of
the study show competence, independence, objectivity, due professional care and audit experience
simultaneously has a significant effect on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities
of Aceh. The results also show that competence, objectivity and due professional care partially have a
significant effect on audit quality of examiners at the inspectorate districts/cities of Aceh, whereas
independence and audit experience have no significant effect on audit quality of examiners at the
inspectorate districts/cities of Aceh.Keywords : Competence, Independence, Objectivity, Due Professional care, Audit Experience and Audit Quali ty
1.
dianggap sebagai tangan kanan bupati/walikota
PENDAHULUAN
yang lebih dulu melakukan fungsi pengawasan Pengawasan terhadap urusan sebelum pemeriksaan eksternal dilakukan pemerintahan untuk lingkungan pemerintah
(BPKP, 2013a:28). Tanggung jawab APIP kabupaten/kota dilaksanakan oleh APIP inspektorat tidak sekedar watchdog, tetapi juga inspektorat kabupaten/kota, yang berperan sebagai konsultan dan penjamin mutu, bertanggungjawab langsung kepada yang mana lebih banyak melakukan tindakan bupati/walikota (pasal 1 ayat 7 Peraturan yang bersifat preventif (BPKP, 2012:12). Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008). Inspektorat
Namun fenomena yang terjadi saat ini, APIP inspektorat kabupaten/kota belum efektif dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Hal ini dapat dilihat dari hasil pemeriksaan BPK (Badan Pemeriksaan Keuangan) terhadap pelaksanaan pengelolaan APBD di berbagai daerah, dapat dilihat banyak dijumpai temuan- temuan, baik itu temuan administrasi maupun keuangan. Temuan BPK tersebut mengidentifikasikan bahwa inspektorat belum bisa menjalankan peran dan fungsinya dengan baik dan menunjukkan ketidakmampuan APIP dalam menilai dan mendeteksi potensi kecurangan (hasil konferensi Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia tahun 2013, BPKP, 2013b:9). Dengan kata lain, audit yang dilaksanakan oleh APIP inspektorat belum menghasilkan kualitas audit sebagaimana yang diharapkan.
Kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan pelanggaran atau kesalahan yang ditemukan dalam sistem akuntansi kliennya (DeAngelo, 1981b). Maka untuk meningkatkan kualitas audit lampiran Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 mengatur karakteristik APIP yang melakukan kegiatan audit meliputi kompetensi, independensi, obyektivitas, dan kecermatan profesional. Karakteristik tersebut apabila di dukung dengan pengalaman audit maka akan lebih mempermudah auditor dalam membuat kesimpulan audit.
Tujuan paper ini adalah untuk lebih memahami faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kualitas audit pemeriksa inspektorat serta memberikan sumbangan pemikiran bagi peningkatan kualitas audit. Paper ini di mulai dengan membahas kajian pustaka, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.
Kualitas audit merupakan probabilitas dimana seorang auditor menemukan dan melaporkan pelanggaran atau kesalahan yang ditemukan dalam sistem akuntansi kliennya (DeAngelo, 1981b). Probabilitas menemukan pelanggaran tergantung pada kemampuan teknis auditor dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor (Deis dan Giroux, 1992). Jika auditor mampu mendeteksi dan melaporkan salah saji material yang ada, maka proses audit dianggap lebih berkualitas (Mohamed dan Habib, 2013).
Kualitas audit juga mengacu bagaimana auditor dalam pelaksanaan tugasnya menerapkan standar audit yang meliputi standar umum, standar lapangan, dan pelaporan (Van Harling, et al., 2013). Dalam sektor publik,
Government Accountability Office (1986)
mendefinisikan kualitas audit sebagai ketaatan terhadap standar profesi dan ikatan kontrak selama melaksanakan audit (Lowenshon, et al., 2007). Oleh karena itu, auditor harus menerapkan standar audit karena ketidaktaatan auditor terhadap standar audit akan menyebabkan penurunan kualitas audit (Yuniarti dan Zumara, 2013).
Kompetensi
Kompetensi merupakan karakteristik dasar yang dimiliki seorang yang berpengaruh langsung terhadap kesuksesan seseorang ditempat kerja, atau dapat memprediksikan kinerja yang sangat baik (McClelland, 1973). Standar Umum pertama (IAI 2011) dalam Kadhafi (2013) menyebutkan bahwa audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor. Bahkan, auditee sendiri juga mengharapkan seorang auditor memiliki pendidikan dan pengetahuan yang berkaitan dengan profesi mereka (Mansouri, et al., 2009). Kualitas seorang auditor dilihat dari pengetahuan tentang ilmu dan praktik audit, tingkat pelatihan, pengalaman, keterampilan umum, kemampuan mengenali dan mengindentifikasi penyimpangan, serta terus mengikuti perkembangan dalam penyusunan dan mendeteksi penyimpangan (Mautz dan Sharaf, 1986, hlm.140 dalam Mansouri, et al., 2009).
2. KAJIAN PUSTAKA Kualitas Audit
Independensi
Independensi menurut Rai (2008:50) merupakan “sikap yang sangat penting dalam suatu audit karena hasil audit tidak dimaksudkan untuk memuaskan keinginan pihak yang diaudit (auditee
)”. Tingkat independensi seorang auditor dapat dilihat dari probabilitas bersyarat bahwa, auditor akan melaporkan pelanggaran yang telah ditemukan pada saat audit (DeAngelo, 1981a). Independensi merupakan hal yang esesial bagi efektivitas pemeriksaan intern. Ketidakindependenan auditor menjadi alasan utama dari memburuknya kualitas audit (Kim, et al., 2007 dalam Mohammed dan Habib, 2013). Maka dari itu, auditor harus bersikap independen baik dalam kenyataan maupun dalam penampilan pada saat melaksanakan audit atau jasa atestasi lainnya (Boynton, et al., 2002:103).
Obyektivitas
Rivai dan Sagala (2009:1044) mend efinisikan “obyektivitas sebagai kebebasan sikap mental yang harus dipertahankan oleh auditor dalam melakukan audit”. Objektivitas auditor sangat penting karena hasil penilaian profesionalnya akan berguna bagi dirinya sendiri atau bagi orang lain, dan tanpa obyektivitas hasil penilaian auditor tersebut akan kehilangan nilai terutama bagi orang lain (Endaya dan Hanefah, 2013). Terkait dengan obyektivitas, lampiran Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 menyebutkan bahwa “auditor harus memiliki sikap yang netral dan tidak bias serta menghindari konflik kepentingan dalam merencanakan, melaksanakan dan melaporkan pekerjaan yang dilakukannya”.
Kecermatan Profesional
Tugiman (2006:31) menyatakan bahwa “ketelitian profesional sepantasnya menghendaki penerapan ketelitian dan kecakapan yang secara patut diduga akan dilakukan oleh seorang pemeriksa yang bijaksana dan berkompeten, dalam keadaan yang sama atau mirip”. Dalam profesi audit sikap kehati-hatian diharuskan untuk diterapkan oleh auditor, terutama pada saat merencanakan dan melaksanakan pengawasan (Apriliyani, et al., 2013). Kecermatan profesional berarti auditor menggunakan kecakapan dan penilaian pada saat melakukan pemeriksaan (Tugiman, 2006:39).
Pengalaman Audit
Pengalaman audit diperoleh auditor selama melakukan proses audit, hal ini dilihat dari segi lamanya waktu audit maupun banyaknya penugasan yang pernah ditangani (Suraida, 2005). Auditor yang memiliki pengalaman cenderung melakukan praktik audit terbaik (Badara dan Saidin, 2013). Dengan pengalaman, auditor tidak hanya memiliki kemampuan untuk menemukan kekeliruan dan kecurangan dalam laporan keuangan tetapi juga memberikan penjelasan yang lebih akurat terhadap temuan audit (Libby dan Frederick, 1990). Pengalaman audit tercermin dari kemampuan auditor untuk merespon kebutuhan, harapan klien, dengan syarat tidak bertentangan dengan standar audit dan melaksanakan praktek pekerjaan audit secara profesionalisme (Ussahawanitchakit, 2012).
3. METODE PENELITIAN
Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini merupakan studi lapangan yaitu menguji hubungan korelasional antar variabel dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural. Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi satu tahap.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pemeriksa pada inspektorat kabupaten/kota di Aceh pada bulan Februari tahun 2015 sebanyak 654 orang. Mengingat Indikator pengukuran meliputi: populasi penelitian lebih dari 100 maka peneliti independensi dalam kenyataan dan dapat menggunakan sampel (Sarjono dan
Julianita, 2011:22). Teknik yang digunakan independensi dalam penampilan. dalam penarikan sampel adalah probability
Pengukuran menggunakan skala interval, sampling yaitu stratified random sampling. Jumlah sampel minimal sebanyak 98 orang. dengan skala likert 4 alternatif jawaban. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data diperoleh dari d. 3 ) merupakan sikap auditor
Obyektivitas (X penyebaran kuisioner ke reponden penelitian. yang netral, dan menghindari konflik
Operasionalisasi Variabel
Penelitian ini menggunakan dua variabel kepentingan. Indikator pengukuran yaitu variabel dependen (kualitas audit), meliputi: pengungkapan kondisi sesuai variabel independen (kompetensi, fakta dan bebas dari benturan independensi, obyektivitas, kecermatan profesional pengalaman audit). kepentingan. Pengukuran menggunakan
Operasionalisasi variabel yang digunakan skala interval, dengan skala likert 4 dalam penelitian ini adalah: alternatif jawaban.
a. Kualitas audit (Y) merupakan ukuran baik e. 4 ) merupakan Kecermatan profesional (X buruknya pendapat dan simpulan atas hasil kesungguhan, dan kehati-hatian auditor audit yang dilaksanakan oleh auditor. dalam pelaksanaan tugasnya. Indikator
Indikator pengukuran adalah keakuratan pengukuran meliputi; skeptisme auditor temuan audit, kejelasan laporan, tindak dan keyakinan yang memadai. Pengukuran lanjut hasil audit dan manfaat audit. menggunakan skala interval, dengan skala
Pengukuran menggunakan skala interval,
likert 4 alternatif jawaban.
dengan skala likert 4 alternatif jawaban.
f. audit (X 5 ) merupakan Pengalaman
b. Kompetensi (X 1 ) merupakan karakteristik peristiwa yang membuat auditor mampu dan kemampuan dasar auditor yang melaksanakan praktek audit secara berpengaruh terhadap kinerjanya. profesional dan sesuai standar audit. Indikator pengukuran meliputi pendidikan
Indikator pengukuran adalah lamanya dan pelatihan auditor, penguasaan waktu bekerja sebagai auditor dan terhadap standar akuntansi dan auditing banyaknya tugas dan jenis pemeriksaan dan wawasan tentang pemerintahan. auditor. Pengukuran menggunakan skala
Pengukuran menggunakan skala interval, interval, dengan skala likert 4 alternatif dengan skala likert 4 alternatif jawaban. jawaban.
c. 2 ) merupakan sikap Independensi (X auditor dalam memberikan pendapat dan
Rancangan Pengujian Hipotesis simpulan hasil audit yang tidak memihak. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda dengan model persamaan sebagai berikut:
Y = a+b 1 X 1 +b 2 X 2 +b 3 X 3 +b 4 X 4 + b 5 X 5 +e Dimana: Y = variabel kualitas audit, a = konstanta, b = koefisien regresi, variabel kompetensi (X 1) , variabel independensi (X 2 ), variabel obyektivitas (X 3 ), = variabel kecermatan profesional (X 4 ), variabel pengalaman audit (X 5 ) e = error term 4.
Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data dan asumsi klasik. Hasil uji kualitas data berupa uji validitas dan reliabilitas menunjukkan bahwa data yang diperoleh valid dan reliabel. Hasil pengujian asumsi klasik berupa uji normalitas, heterokedastisitas dan multikolinearitas menunjukkan model regresi memenuhi asumsi klasik. Tahap berikutnya adalah melakukan evaluasi dan interprestasi dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil pengujian dengan menggunakan program SPSS versi 20 dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Hasil Pengujian Regresi Linear Berganda
Model Unstandard ized Coefficients Sta ndardize d Coefficie nts t hitun g t ta bel S ig. B S td. Error Bet a (Constant) 1 .215 3 .001 .40 KOMPETENSI 5 . 687 . 228 .1 11 .15 8 2.0 46 1 ,66 . 044 INDEPENDENSI . 133 . 087 .10 4 1.5 15 OBYEKTIVITAS 1 ,66 . 133 . 460 . 192 .24 2.3 91 1 ,66 . 019 KECERMATAN PROFE . 619 . 143 .44 4.3 19 PENGALAMAN 1 ,66 . 000 AUDIT . 181 . 155 .08 5 1.1 71 R = 0,765 1 ,66 . 245 a F = 25,935 R Square = 0,585 Sig .= 0,000 b Adjusted R Square = 0,562 α = 5% Std. Error of the Estimate = 2,16457
Berdasarkan Tabel 1, maka dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
Y= 1,215+0,228X 1 +0,133X 2 +0,460X 3 +0,619X 4 +0,181X 5 +e
Dari persamaan regresi di atas, diketahui konstanta sebesar 1,215 bermakna bahwa jika variabel kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional, dan pengalaman audit dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel kualitas audit adalah sebesar 1,215.
Pengaruh Kompetensi, Independensi, Obyektivitas, Kecermatan Profesional dan Pengalaman Audit terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 1 nilai koefisien korelasi (R) sebesar 0,765. Artinya variabel kompetensi independensi, obyektivitas, kecermatan profesional, dan pengalaman audit mempunyai hubungan yang kuat dengan kualitas audit. Nilai Adjusted R 2 sebesar 0,562. Hal ini berarti sebesar 56,2% kualitas audit dipengaruhi oleh variabel kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit, sedangkan sisanya (43,8%) dipengaruhi oleh variabel lain.
Hasil pengujian secara bersama-sama menunjukkan nilai F hitung adalah sebesar 25,935 dan signifikan pada α = 0,000 b , sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan menerima Ha. Artinya, kompetensi, independensi, obyektivitas, kecermatan profesional dan pengalaman audit secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Mengingat, kualitas Audit merupakan masalah yang paling penting dalam profesi audit (Mohamed dan Habib, 2013), maka lampiran Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 mengharuskan program pengembangan kualitas audit dimulai dari tahap perencanaan hingga pelaporan. APIP inspektorat kabupaten/kota sebagai pelaksana pengawasan terhadap urusan pemerintahan untuk lingkungan pemerintah kabupaten/kota, bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan urusan pemerintah di daerah kabupaten/kota.
Pengaruh Kompetensi terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai t hitung untuk variabel kompetensi adalah sebesar 2,046 atau lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,66. Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,044, (lebih kecil dari α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan menerima H a . Artinya kompetensi berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Efendy (2010), menemukan bahwa kompetensi berpengaruh terhadap kualitas audit. Bertambah baiknya kompetensi auditor akan meningkatkan kualitas audit (Apriliyani, et al., 2013). Mengingat pentingnya kompetensi maka Permenpan Nomor PER/05/M.PAN/03/2008 mengharuskan seorang auditor mempunyai pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi lainnya untuk melaksanakan tanggungjawabnya.
Pengaruh Independensi terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai t hitung untuk variabel independesi adalah sebesar 1,515 atau lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 1,66. Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,133 yang lebih besar dari α = 5%, sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima. Artinya, independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh disebabkan sebagian besar responden penelitian ini tidak bersertifikasi auditor (56%), sehingga kemungkinan pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan dalam menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian tertentu yang akan diperiksa dan ketakutan dari responden itu sendiri akan di mutasi ke tempat lain atau dicopot dari jabatannya.
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Sukriah, et al. (2009), yang menyatakan independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Menurut Sukriah, et al. (2009) independensi tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil pemeriksaan disebabkan pada saat penyusunan program pemeriksaan masih ada intervensi pimpinan untuk menentukan, mengeliminasi atau memodifikasi bagian-bagian yang akan diperiksa serta prosedur-prosedur yang dipilih oleh auditor.
Pengaruh Obyektivitas terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai t hitung untuk variabel obyektivitas adalah sebesar 2,391 atau lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,66. Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,019, (lebih kecil dari α = 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan menerima H a . Artinya, obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Sukriah, et al. (2009), yang menyatakan bahwa obyektivitas berpengaruh signifikan terhadap kualitas hasil pemeriksaan, serta mendukung pernyataan Apriliyani, et al. (2013) yaitu “bertambah baiknya obyektivitas auditor akan berpengaruh terhadap meningkatnya kualitas audit”.
Pengaruh Kecermatan Profesional terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat Kabupaten/Kota di Aceh
Berdasarkan Tabel 1 nilai t hitung untuk variabel kecermatan profesional adalah sebesar 4,319 atau lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,66. Berdasarkan nilai sig. sebesar 0,000, (α lebih kecil dari 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H ditolak dan menerima H a . Artinya, kecermatan profesional berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Bawono dan Singgih (2010) dan Apriliyani, et al. (2013), yang menyebutkan bahwa due professional care berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit. Bertambah baiknya due professional care auditor berpengaruh terhadap peningkatan kualitas audit APIP, begitu pula sebaliknya (Apriliyani, et al., 2013).
Pengaruh Pengalaman Audit terhadap Kualitas Audit Pemeriksa Inspektorat
Kabupaten/Kota di Aceh Untuk peneliti selanjutnya agar dalam
hitung mengumpulkan data berupa pengisian kuisionerBerdasarkan Tabel 1 nilai t untuk dapat didampingi sehingga dapat mengurangi variabel pengalaman audit adalah sebesar 1,171 kelemahan pengumpulan data yang atau lebih kecil dari nilai t tabel sebesar 1,66. menggunakan kuisioner dan responden
Nilai sig. sebesar 0,245 lebih besar dari α = 5%, penelitian akan datang adalah pemeriksa sehingga dapat disimpulkan bahwa H diterima. inspektorat yang bersertifikasi auditor. Artinya, pengalaman audit tidak berpengaruh
Saran untuk Praktisi
terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat Untuk meningkatkan kualitas audit kabupaten/kota di Aceh. pemeriksa agar lebih berkualitas maka kepala
Hal ini dikarenakan responden melihat para pegawai yang mendekati masa akhir daerah dan inspektur perlu untuk memahami pengabdian, kinerjanya relatif kurang. Dugaan pentingnya independensi dan obyektivitas bagi lainnya responden melihat kegiatan audit lainnya, lebih sering dilaksanakan oleh para pemeriksa inspektorat karena para pemeriksa APIP yang masa pensiunnya masih lama. yang independen dan objektif akan
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Bawono dan melaksanakan audit dengan jujur, adil, tidak
Singgih (2010) dan Samsi, et al. (2013) yang memihak, serta bebas dari pengaruh menyatakan pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Bawono kepentingan pihak lain, serta pentingnya dan Singgih (2010) menyebutkan pengalaman pelatihan dan pendidikan berkelanjutan tidak berpengaruh terhadap kualitas audit karena sebagian besar responden penelitian sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan adalah auditor yang berada pada posisi staf kecermatan profesional. auditor. Sedangkan menurut Samsi, et al. (2013) pengalaman audit tidak berpengaruh terhadap kualitas audit disebabkan diantara pegawai yang mendekati masa akhir pengabdian terjadi
DAFTAR PUSTAKA
penurunan kinerja, dan bervariatifnya pengetahuan auditor karena latar belakang Apriliyani, Ika Berty, R. Anugerah dan P. pekerjaan, pendidikan serta pengalaman kerja.
Nurmayanti. 2013. Faktor-Faktor yang 5.
KESIMPULAN, DAN SARAN
Mempengaruhi Kualitas Audit APIP
Kesimpulan
Pada Inspektorat Provinsi Riau. Pekbis
Jurnal , Vol.5, No.3, November: 145-
Berdasarkan hasil penelitian yang 158. diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa kompetensi, independensi, obyektivitas,
Badara, M.S and S.Z. Saidin. 2013. The kecermatan profesional dan pengalaman audit Relationship between Audit Experience secara simultan berpengaruh signifikan and Internal Audit Effectiveness in the terhadap kualitas audit pemeriksa inspektorat Public Sector Organizations. kabupaten/kota di Aceh. Sedangkan secara
International Journal of Academic
parsial menunjukkan hanya kompetensi,
Research in Accounting, Finance and
obyektivitas, dan kecermatan profesional yang
Management Sciences. Vol. 3, No.3,
berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa July: 329 –339. inspektorat kabupaten/kota di Aceh namun
Bawono, I.R. dan E.M. Singgih. 2010. Faktor- independensi, dan pengalaman audit tidak Faktor dalam Diri Auditor dan Kualitas berpengaruh terhadap kualitas audit pemeriksa Audit: Studi pada KAP ‘Big Four’ di inspektorat kabupaten/kota di Aceh.
Indonesia. Simposium Nasional Akuntansi 1, Purwokerto.
Saran Saran untuk Akademis
Lowensohn, Suzanne, L.E. Johnson, dan R.J.
- 1981b. Auditor Size and Audit Quality.
Jakarta: Salemba Empat. Rivai, Veithzal dan E.J. Sagala. 2009.
Rai, I Gusti Agung. 2008. Audit Kinerja Sektor Publik: Konsep.Praktik. Studi Kasus.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 Tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah .
Standar Audit Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara .
Aparatur Negara Nomor: PER/05/M.PAN/03/2008 Tentang
Vol.6 No.2: 116 – 144. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan
Education, Business and Society: Contemporary Middle Eastern Issues.
Mohamed, D.M and M.H. Habib. 2013. Auditor independence, audit quality and the mandatory auditor rotation in Egypt.
McClelland, David C. 1973. Testing for Competence Rather Than for "Intelligence". American Psychologist .Vol.28 No.1. Januari:1-14.
Business and Management . Vol.4 No.2: 17-25.
Salehi. 2009. Audit Competence and Audit Quality: Case in Emerging Economy. International Journal of
, 26: 705- 732. Mansouri, Ali, Reza Pirayesh dan Mahdi
Accounting & Public Policy
Elder. 2007. Auditor Specialization and Perceived Audit Quality, Auditee Satisfaction and Audit Fees in the Local Government Audit Market. Journal of
Libby, R and D.M. Frederick. 1990. Experience and the Ability to Explain Audit Findings. Journal of Accounting Research . Vol.28 No.2: 348-367.
Boynton, William C, R.N. Johnson dan W.G.
Accounting and Economics 3: 113- 127.
Kell. 2002. Modern Auditing, Jilid 1 Edisi ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga.
BPKP. 2012. Warta Pengawasan. Vol.
XIX/No.4/Desember. BPKP. 2013a. Warta Pengawasan. Vol.
XX/No.3/September. BPKP. 2013b. Warta Pengawasan. Vol.
XX/No.4/Desember. DeAngelo, Linda Elizabeth. 1981a. Auditor
Independence, 'Low-Balling', and Disclosure Regulation. Journal of
Journal of Accounting and Economics 3:183-199.
Kadhafi, Muhammad. 2013. Pengaruh Independensi, Etika dan Standar Audit tehadap Kualitas Audit Inspektorat Aceh. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi Vol. 6 No. 1, Januari: 54-63.
Deis, D.R and G.A. Giroux. 1992.
Determinants of Audit Quality in the Public Sector. The Acounting Review. Vol.67, No. 3, July: 462-479. Efendy, Muh. Taufik. 2010. Pengaruh
Kompetensi, Independensi, dan Motivasi terhadap Kualitas Audit Aparat Inspektorat dalam Pengawasan Keuangan Daerah (Studi Empiris pada Pemerintah Kota Gorontalo ).
Endaya, Khaled Ali and M.M. Hanefah. 2013.
Internal Audit Effectiveness: An Approach Proposition to Develop the Theoretical Framework. Journal of
Finance and Accounting, Vol.4, No.10: 92-103.
Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan: Dari Teori dan Praktik. Edisi Kedua. Jakarta: Rajawali Pers. Samsi, Nur, A. Riduwan dan B. Suryono. 2013. Satisfaction. International Journal of Pengaruh Pengalaman audit, Humanities and Management Sciences Independensi, dan Kompetensi terhadap (IJHMS) Vol.1 No. 1: 96-100.
Kualitas Audit: Etika Auditor Sebagai Variabel Pemoderasi. Jurnal Ilmu dan
Riset Akuntansi Vol. 1 No.2, Maret: 207-226.
Sarjono, Haryadi dan W. Julianita. 2011. SPSS
vs LISREL: Sebuah pengantar, Aplikasi untuk Riset . Jakarta: Salemba Empat.
Sukriah, I., Akram dan B. A. Inapty. 2009.
Pengaruh Pengalaman audit, Independensi, Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan . SNA XII.
Palembang. Suraida, Ida. 2005. Pengaruh Etika,
Kompetensi, Pengalaman Audit dan Resiko Audit terhadap Skeptisme Profesional Auditor dan Ketepatan Pemberian Opini Akuntan Publik.
Sosiohumaniora . Vol.3: 186-202.
Tugiman, Hiro. 2006. Standar Profesional
Audit Internal . Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Ussahawanitchakit, Phapruke. 2012. Audit Independence of Tax Auditors in Thailand: Roles of Ethical Orientation, Professional Responsibility, Stakeholder Pressure, and Audit Experience. Journal of Academy of
Business Publisher: International Academy of Business and Economics Audience: Academic . Vol. 12, No. 1: p1. anggal 24 Januari 2015 11.52 WIB.
Van Harling, Marthlin Novten, Supriyati dan Djuwari. 2013. The Effect of Audit Quality Attributes on Client Satisfaction.
The Indonesian Accounting Review, Vol.
3 No. 1, January: 67 – 76. Yuniarti, Rita dan W.M. Zumara. 2013. Audit
Quality Attributes and Audit Client