PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIADAN KOMITMEN ORGANISASITERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KUALITAS SUMBERDAYA

  

MANUSIA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA PENGELOLAAN

KEUANGAN DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH

1 2 3 1) Gunawan Azmi , Darwanis , Syukriy Abdullah 2.3) Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  Staf Pengajar Magister AkuntansinPascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh

  

Abstract: The purpose of this study is to examine the effect of budgetary goal clarity, human resource

quality and organizational commitment on local finance government performance. The research

methods used is cencus method, which is all population elements is examined one by one in collecting

data, and the analysis method used is multiple linear regression. Respondents used in this research

are taken from local governments agencies (SKPD) in Aceh Province as budget user. The result show

that: budgetary goal clarity, human resource quality and organizational commitment have influences

positively on local finance government performance in partially and simultaneously.

  

Key word: Budgetary Goal Clarity, Human Resource Quality, Organizational Commitment, Local

Finance Government Performance

  

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kejelasan sasaran anggaran, kualitas

  sumber daya manusia dan komitmen organisasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah di lingkungan pemerintah aceh. Metode yang digunakan adalah sensus, yaitu seluruh elemen populasi diselidiki satu persatu dalam pengumpulan data. Metode analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Responden penelitian Kepala SKPD sebagai Pengguna Anggaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi secara bersama-sama dan sendiri-sendiri berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Kata kunci: Kejelasana Sasaran Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia, Komitmen Organisasi dan Kinerja

  No.21/2011 pada pasal 1 ayat 37). Pengelolaan 1.

   PENDAHULUAN

  Pengukuran kinerja SKPD (Satuan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan Kerja Perangkat Daerah) dilakukan dengan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, menilai seberapa baik SKPD melakukan tugas penatausahaan, pelaporan, pertanggungjawaban pokok dan fungsi yang dilakukan selama dan pengawasan keuangan daerah (Permendagri periode anggaran. Penggunaan anggaran No.13/2006 pada pasal 1 ayat 8). Kepala daerah merupakan konsep yang sering digunakan selaku kepala pemerintah daerah adalah untuk mengukur kinerja sektor publik. Kinerja pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan adalah keluaran/hasil dari kegiatan/program daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam yang akan atau telah dicapai sehubungan kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas (Permendagri No.13/2006 pada pasal 5 ayat 1). dan kualitas yang terukur (Permendagri Kepala daerah selaku pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan daerah melimpahkan sebagian atau seluruh kekuasaannya kepada: (a) Sekretaris daerah selaku koordinator pengelola keuangan daerah; (b) Kepala SKPKD selaku PPKD; dan Kepala SKPD selaku pejabat pengguna anggaran/pengguna barang (Permendagri No.13/2006 pada pasal 5 ayat 3).

  Dalam proses penganggaran sektor pemerintahan kinerja yang akan dicapai terkait dengan penentuan jumlah alokasi dana yang dibutuhkan untuk mencapai target kinerja pada masing-masing program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD sesuai tugas pokok dan fungsinya. Penjelasan UU No.17/2003 tentang Keuangan Negara menyatakan bahwa pendekatan anggaran yang diterapkan pemerintah di Indonesia adalah anggaran berbasis kinerja, sehingga partisipasi SKPD dan masyarakat dalam penyusunan anggaran sangat penting. Untuk itu, dibutuhkan kejelasan sasaran anggaran dan pelimpahan kewenangan yang jelas dan tegas (Abdullah, 2012).

  Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya sasaran anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik dan dimengerti oleh pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya (Kenis, 1979). Adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk menyusun target-target anggaran. Selanjutnya, target-target anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai organisasi (Kenis, 1979). Wispratini dkk (2014) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif terhadap kinerja. Lintas (2013) juga menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja. Pencapaian target-target anggaran akan tercapai dengan kejelasan sasaran yang jelas sehingga target kinerja akan tercapai.

  Kinerja juga ikut dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia. Rahayu (2014) menemukan bahwa kualitas sumber daya manusia bepengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja. Sumber daya manusia merupakan salah satu sumber daya yang terdapat dalam organisasi, meliputi semua orang yang melakukan aktivitas (Gomes, 2003:1). Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang memiliki akal, perasaan, keinginan, kemampuan, ketrampilan, pengetahuan, dorongan, daya dan karya. Semua potensi sumber daya manusia tersebut sangat berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuannya. Tercapainya tujuan organisasi menunjukkan bahwa tercapainya kinerja yang diharapkan.

  Komitmen organisasi juga ikut mempengaruhi kinerja. Baihaqi (2012) menemukan bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja. Semakin kuat komitmen, semakin kuat kecenderungan seseorang untuk diarahkan pada tindakan sesuai dengan standar (Rachmawati, 2009 dalam Baihaqi, 2012). Komitmen organisasi dipercaya kuat dan mendukung nilai dan sasaran yang diharapkan oleh organisasi. Memperhatikan betapa pentingnya kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia serta komitmen organisasi terhadap kinerja SKPD, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah di lingkungan pemerintah aceh.

2. KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS Anggaran

  Anggaran dalam organisasi sektor publik merupakan pernyataan mengenai estimasi kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam ukuran finansial (Mardiasmo, 2002:61). Seluruh komponen organisasi mulai dari top

  management hingga para staf memegang

  peranan penting mulai dari proses perencanaan, penerapan, hingga evaluasi anggaran manajer (pemimpin) dan para staf yang terkait di dalamnya. PP No.58/2005 pasal 16 ayat 3 menyebutkan bahwa APBD mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi dan stabilisasi.

  Kejelasan Sasaran Anggaran

  Kejelasan sasaran anggaran menggambarkan luasnya sasaran anggaran yang dinyatakan secara jelas dan spesifik dan dimengerti oleh pihak yang bertanggungjawab terhadap pencapaiannya (Kenis, 1979). Sasaran anggaran adalah target yang dicapai atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau kegiatan (Permendagri No.13/2006). Kejelasaan sasaran anggaran harus sesuai dengan spesifikasi sasaran anggaran. Kegiatan yang dilakukan spesifikasinya sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Kejelasaan sasaran anggaran harus memperhatikan kepentingan pada setiap program. Kepentingan anggaran harus tepat sasaran dan penggunaannya.

  Kejelasan sasaran anggaran harus memiliki outcome yang ingin dicapai. Outcome adalah manfaat yang dihasilkan terhadap anggaran yang telah dilaksanakan. Kejelasan anggaran juga harus melihat skala prioritas. Kegiatan yang menjadi prioritas harus di utamakan sehingga sasaran anggaran tercapai. Penetapan indikator kinerja menjadi penting sehingga sasaran anggaran menjadi jelas dan terarah. Wispratini dkk (2014) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh positif kinerja. Pencapaian target-target anggaran akan tercapai dengan kejelasan sasaran yang jelas sehingga target kinerja akan tercapai.

  Pada kontek pemerintah daerah, sasaran anggaran tercakup dalam Renstrada (Rencana Strategik Daerah) serta program dan kegiatan SKPD. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah). Kenis (1979) menyatakan bahwa pelaksana anggaran memberikan reaksi positif dan secara relatif sangat kuat untuk meningkatkan kejelasan sasaran anggaran. Reaksi tersebut adalah peningkatan kepuasan kerja, penurunan ketegangan kerja, peningkatan sikap karyawan terhadap anggaran, kinerja anggaran dan efisiensi biaya pada pelaksana anggaran secara signifikan jika sasaran anggaran dinyatakan secara jelas. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk mempertanggung jawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan tugas organisasi dalam rangka mencapai tujuan-tujuan dan sasaran- sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya.

  Locke dan Latham dalam Samuel (2008) menyatakan bahwa sasaran adalah apa yang hendak dicapai oleh karyawan. Jadi kejelasan sasaran anggaran akan mendorong manajer dalam hal ini Kepala SKPD lebih efektif dan melakukan yang terbaik dibandingkan dengan sasaran anggaran yang tidak jelas. Pada konteks pemerintah daerah, kejelasan sasaran anggaran berimplikasi pada aparat untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah.

  Ketidakjelasan sasaran anggaran dapat menimbulkan ketidakpastian atau keragu- raguan para pelaksana. Semakin baik kejelasan sasaran, target-target pemerintah akan tercapai.

  Kualitas Sumber Daya Manusia

  Sumber daya manusia perlu dikelola, diatur dan dimanfaatkan agar dapat berfungsi secara produktif untuk mencapai tujuan organisasi, karena merupakan suatu hal yang sangat penting bagi setiap organisasi (Suharto, 2012). Peningkatan kualitas sumber daya manusia harus dilakukan di segala bidang. Pemerintah daerah harus berupaya untuk lebih meningkatkan kualitas SDM karena peran sumber daya manusia diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasi dalam memberikan pelayanan prima kepada masyarakat luas Melalui peningkatan kualitas sumber daya manusia akan mendorong kinerja pegawai pemerintah sesuai dengan yang diharapkan. Semakin tinggi kualitas sumber daya manusia semakin tinggi pula kinerja pemerintah, begitu juga sebaliknya semakin rendah kualitas sumber daya manusia maka semakin rendah kinerja pemerintah (Marwoto, 2012).

  Komitmen Organisasi

  Komitmen dari karyawan merupakan sesuatu yang penting. Karena dampaknya antara lain terhadap keterlambatan, ketidakhadiran, keinginan untuk pindah kerja, dan perputaran tenaga kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi komitmen terhadap organisasi antara lain karakteristik individu, karakteristik pekerjaan, dan pengalaman kerja. Komitmen organisasi itu sendiri mempunyai tiga komponen yaitu keyakinan yang kuat dari seseorang dan penerimaan tujuan organisasi, kemauan seseorang untuk berusaha keras bergantung pada organisasi, dan keinginan seseorang yang terbatas untuk mempertahankan keanggotaan. Semakin kuat komitmen, semakin kuat kecenderungan seseorang untuk diarahkan pada tindakan sesuai dengan standar (Rachmawati, 2009 dalam Baihaqi, 2012).

  Sopiah (2008:163) mengemukakan ada empat faktor yang mempengaruhi komitmen karyawan. Pertama, faktor personal, misalnya usia, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman kerja dan kepribadian. Kedua, karakteristik pekerjaan, misalnya lingkup jabatan, tantangan dalam pekerjaan, konflik peran, tingkat kesulitan dalam pekerjaan. Ketiga, karakteristik struktur, misalnya besar kecilnya organisasi, bentuk organisasi, kehadiran serikat pekerjan dan tingkat pengendalian yang dilakukan organisasi terhadap karyawan. Keempat, pengalaman kerja. Pengalaman kerja seorang karyawan sangat berpengaruh terhadap tingkat komitmen karyawan pada organisasi. Karyawan yang baru beberapa tahun bekerja dan karyawan yang sudah puluhan tahun bekerja dalam organisasi tentu memiliki tingkat komitmen yang berlainan.

  Kinerja Pengelolan Keuangan Daerah

  Sistem pengukuran kinerja sektor publik adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu manajer publik menilai pencapaian suatu strategi melalui alat ukur finansial dan nonfinansial. Sistem pengukuran kinerja dapat dijadikan sebagai alat pengendalian organisasi, karena pengukuran kinerja diperkuat dengan menetapkan reward

  and pusnishment (Mardiasmo, 2009:121).

  Tujuan sistem pengukuran kinerja adalah: (a) Untuk mengkomonikasikan startegi lebih baik (top down dan buttom up); (b) Untuk mengukur kinerja finansial dan non-finansial secara berimbang sehingga dapat ditelusuri perkembangan pencapaian strategi; (c) Untuk mengakomodasi pemahaman kepentingan manajer level menengah dan bawah serta memotivasi untuk mencapai good

  congruence ;dan (d) Sebagai alat untuk

  mencapai kepuasan berdasarkan pendekatan individual dan kemampuan kolektif yang rasional (Mardiasmo, 2009:121-122).

  Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Permenpan) Nomor: PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Instansi Pemerintah mendefinisikan kinerja instansi pemerintah sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian sasaran ataupun tujuan instansi pemerintah sebagai penjabaran dari visi, misi, dan strategi instansi pemerintah yang mengindikasikan tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan-kegiatan sesuai dengan program dan kebijakan yang ditetapkan.

  Pengelolaan keuangan daerah adalah keseluruhan kegiatan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, pertanggung jawaban, dan pengawasan daerah (Permendagri No.13/2006

  pasal 1 ayat 8). Pengukuran kinerja SKPD dilakukan dengan menilai seberapa baik SKPD melakukan tugas pokok dan fungsi yang dilakukan selama periode anggaran. Sesuai dengan Permendagri No.13/2006, Kepala SKPD adalah pengguna anggaran yang melakukan tugas dimulai dari: perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan , pelaporan, pertanggung jawaban dan pengawasan.

  Hubungan Kejelasan Sasaran Anggaran dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  Anggaran sektor publik merupakan suatu rencana kegiatan yang dipresentasikan dalam bentuk rencana perolehan pendapatan dan belanja dalam satuan moneter (Mardiasmo,

  2004:62). Anggaran yang disusun harus sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai setiap tahunnya. Kejelasan sasaran anggaran dalam konteks bisnis adalah sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran dapat di mengerti oleh orang yang bertanggung jawab atas pencapaian sasaran anggaran tersebut (Kenis, 1979).

  Kejelasan sasaran anggaran adalah target yang dicapai atau hasil yang diharapkan dari suatu program atau kegiatan. Kejelasaan sasaran anggaran harus sesuai dengan spesifikasi sasaran anggaran. Kegiatan yang dilakukan spesifikasinya sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai. Kejelasaan sasaran anggaran harus memperhatikan kepentingan pada setiap program. Kepentingan anggaran harus tepat sasaran dan penggunaannya (Permendagri No.13/2006).

  Hasil penelitian Wiprastini dkk (2014) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh signifikan terhadap kinerja manajerial. Hasil penelitian Lintas (2013) menemukan bahwa kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja.

  Hubungan Kualitas Sumber Daya Manusia dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  Arsyiati (2008) menemukan bahwa kualitas SDM berpengaruh terhadap kinerja. Sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Sedarmayanti (2007) bahwa tercapainya tujuan organisasi hanya dimungkinkan karena upaya pelaku yang terdapat pada organisasi. Dalam hal ini terdapat hubungan yang erat antara kinerja karyawan dengan kinerja lembaga. Dengan kata lain bila kinerja karyawan baik, maka kemungkinan besar kinerja organisasi juga baik. Kinerja karyawan akan lebih baik apabila mempunyai keahlian yang tinggi, bersedia bekerja karena digaji, mempunyai harapan masa depan lebih baik. Bila sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang baik, maka akan berdampak pada kinerja organisasi baik pula, dimana kualitas SDM sangat menentukan dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan organisasi dengan peningkatan kinerja yang sangat diharapkan. Peningkatan kualitas SDM pengelola keuangan daerah sangat penting dalam upaya meningkatkan kinerja organisasi.

  Hubungan Komitmen Organisasi dengan Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  Komitmen berkaitan dengan suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi (Robbins dan Judge, 2007:127). Baihaqi (2012) berpendapat bahwa komitmen organisasional berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Memiliki komitmen organisasi yang tinggi merupakan elemen penting dalam bekerja di organisasi pemerintahan. Seseorang dengan komitmen organisasi yang tinggi diharapkan memiliki pandangan yang positif serta berusaha berbuat yang terbaik untuk mencapai tujuan dan kinerja yang lebih baik.

3. Metode Penelitian

  Y = α + β 1 X 1

  bagian dari analisis multivariat, metode ini mampu menganalisis pengaruh lebih dari satu variabel terhadap variabel dependen (Kuncoro, 2009:231). Teknik multivariat untuk analisis ketergantungan (dependence analysis) yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda dengan tujuan untuk melihat secara langsung pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan

  analysis (analisis ketergantungan) merupakan

  Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dependence

  48 SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di lingkungan Pemerintah Aceh. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan survey kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur yang mana setiap responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja, pertanyaan yang diajukan mencakup aspek kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia, komitmen organisasi dan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Setiap kuesioner diberikan bobot nilai 1 sampai 5 untuk setiap jawaban.

  Populasi dalam penelitian ini berjumlah

  Berdasarkan tinjauan terhadap teori kerangka pemikiran, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut: 1.

  merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis (Sekaran, 2006:162). Studi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antar variabel dalam suatu pengujian hipotesis, yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel kejelasan sasaran anggaran, kulitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi secara parsial dan simultan terhadap kinerja SKPD Pemerintah Aceh. Penelitian ini dilakukan pada kurun waktu satu tahun, maka metode pengembangannya adalah dengan cara cross

  Adapun persamaan model empiris regresi linear berganda adalah:

  research ). Penelitian hipotesis atau verifikatif

  Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hipotesis (hypothesis testing

  4. Komitmen organisasi berpengaruh secara bersama-sama terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.

  3. Kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.

  2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.

  Kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi berpengaruh secara bersama- sama terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah.

  software SPSS (Statistical Package for Social Science ).

  • + β
  • 2 X 2 + β 3 X 3<
  • + ε

  sectional . Penelitian cross sectional yaitu data

  Keterangan : Y = Kinerja pengelolaan keuangan daerah α = Konstanta β 1 β 2 β 3 = Koefisien regresi

  hanya sekali dikumpulkan dalam satu periode (Sekaran, 2006:315).

  X 1 = Kejelasan Sasaran Anggaran

  Sumber: Data Primer Diolah (2015) Berdasarkan Tabel 1 dapat ditulis persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: dengan asumsi variabel kualitas sumber daya manusia (X 2 ) dan komitmen organisasi (X 3 ) dianggap konstan. Hasil pengujian menerima hipotesis yaitu kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tidak menerima hipotesis nol (H ).

  β 1 ). Koefisien regresi (

  Pengujian hipotesis kedua yaitu pengaruh kejelasan sasaran anggaran terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah denagn melihat koefisien regresi (

  Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  Nilai koefisien determinasi (R²) sebesar 0.500, hal ini dapat diinterpretasikan bahwa variasi yang terjadi pada variabel kinerja pengelolaan keuangan daerah (Y) sebesar 50% dipengaruhi atau disebabkan oleh perubahan yang terjadi secara bersama-sama pada variabel kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi. sedangkan sisanya 50% disebabkan oleh faktor- faktor dari variabel-varibel lain yang tidak tercakup dalam model regresi tersebut.

  (β 1,2,3 ) untuk semua variabel ≠ 0. Hal ini menunjukkan bahwa kejelasan sasaran anggran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dan menerima hipotesis. Koefisien korelasi (R) sebesar 0.707 yang menunjukkan bahwa derajat hubungan (korelasi) antara variabel bebas dengan variabel terikat sebesar 70.7%, artinya variabel bebas kejelasan sasaran anggran, kualitas sumber daya manusia dan komitmen organisasi mempunyai hubungan dengan kinerja pengelolaan keuangan daerah. konstanta sebesar 3.585. Artinya apabila faktor kejelasan sasaran anggaran (X 1 ), kualitas sumber daya manusia (X 2 ), komitmen organisasi (X 3 ) dianggap konstan, maka kinerja pengelolaan keuangan daerah sebesar 0.092 pada satuan skala likert.

  Y= 3.585 + 0.290X 1 + 0.166X 2 + 0.261X 3 Berdasarkan Tabel 1, koefisien regresi

  0.50 Kejelasan Sasaran Anggaran 0.290 Kualitas Sumber Daya Manusia 0.166 Komitmen Organisasi 0.261

  X 2 = Kualitas Sumber Daya Manusia

  7

  0.70

  Tabel 1 Hasil Uji Regresi Nama Variabel Koefisien Regresi (β) R R 2 Konstanta 3.585

  Hasil uji regresi dengan menggunakan bantuan software SPSS adalah seperti pada Tabel 1.

   HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pengaruh Kejelsan Sasaran Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia dan Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  X 3 = Komitmen Organisasi ε = Error 4.

  β 1 ) kejelasan sasaran anggaran (X 1 ) sebesar 0.290 dimana β 1 ≠ 0. Artinya setiap 100% perubahan dalam variabel kejelasan sasaran anggaran akan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah sebesar 29%

  Hasil penelitian ini mendukung hipotesis kedua yaitu kejelasan sasaran anggaran berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. SKPD merupakan satuan kerja perangkat daerah yang mengeloa anggaran setiap tahunnya. SKPD Provinsi Aceh diberikan kewenangan untuk mengambil kebijakan dan keputusan dalam pengelolaan keuangan setiap tahunnya. Kebijakan dan keputusan yang diambil tidak boleh bertentangan dengan peraturan-peraturan pemerintah.

  Kejelasan sasaran anggaran harus memiliki outcome yang ingin dicapai. Outcome adalah manfaat yang dihasilkan terhadap anggaran yang telah dilaksanakan. Kejelasan anggaran juga harus melihat skala prioritas. Kegiatan yang menjadi prioritas harus di utamakan sehingga sasaran anggaran tercapai. Penetapan indikator kinerja menjadi penting sehingga sasaran anggaran menjadi jelas dan terarah. Tercapainya kejelasan sasaran yang jelas dalam mencapai tujuan Pemerintah Aceh yaitu kesejahteraan masyarakat secara langsung kinerja pengelolaan keuangan semakin baik, dikarenakan pengelolaan keuangan oleh SKPA Pemerintah Aceh telah sesuai dengan sasaran- sasaran anggaran yang telah ditetapkan.

  Kualitas Sumber Daya Manusia terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah

  Pengujian hipotesis ketiga yaitu pengaruh kualitas sumber daya manusia terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan analisis regresi liner berganda dengan bantuan SPSS. Untuk menguji pengaruh kualitas sumber daya manusia daerah terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan melihat koefisien regresi (β 2 ). Koefisien regresi (β2) kualitas sumber daya manusia sebesar 0.166, dimana β 2 ≠ 0. Hasil penelitian menerima hipotesis ketiga yaitu kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Variabel kualitas sumber daya manusia (X 2 ) mempunyai pengaruh yang positif atau dengan kata lain setiap terjadi 100% perubahan dalam variabel kualitas sumber daya manusia secara relatif akan menaikan 16.6% variabel kinerja pengelolaan keuangan daerah dengan asumsi variabel kejelasan sasaran anggaran (X 1 ) dan komitmen organisasi (X 3 ) dianggap konstan . Hasil pengujian menerima hipotesis yaitu kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tidak menerima hipotesis nol (H ).

  Hasil penelitian ini mendukung hipotesis ketiga yaitu kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangand daerah. Kualitas sumber daya manusia adalah tingkat pengetahuan, kemampuan, dan kemauan yang dapat ditunjukkan oleh sumber daya manusia. Tingkat itu dibandingkan dengan tingkat yang dibutuhan dari waktu ke waktu oleh organisasi yang memiliki sumber daya manusia tersebut (Ruky, 2003:57). Kualitas kerja mengacu kepada kualitas sumber daya manusia yang mencakup komponen-komponen berikut: pengetahuan, ketrampilan, kemampuan (Martutina, 2001:205).

  Sumber daya manusia yang berkualitas ikut meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Kepala SKPD sebagai pengguna anggaran di provinsi aceh, merupakan sumber daya manusia yang telah memenuhi komponen kualitas kerja, baik dari segi pengetahuan, ketrampilam dan kemampuan. Sumber daya manusia pada SKPD Pemerintah Aceh dalam pengelolaan keuangan menempatkan orang-orang yang memiliki kualitas kerja. Sumber daya manusia dalam pengelolaan keuangan daerah yang berkualitas akan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah. Kinerja keuangan pemerintah provinsi aceh dalam setahun anggaran akan tercapai tepat waktu baik yang dimulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan pegelolaan keuangan daerah.

  Pengaruh Komitmen Organsisai terhadap Kinerja Pengelolaan Keuangan Daerah.

  Pengujian hipotesis keempat yaitu pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dilakukan dengan analisis regresi liner berganda dengan bantuan SPSS. Koefisien regresi ( β 3 ) komitmen organisasi (X 3 ) sebesar 0.261, dimana β 3 ≠ 0. Variabel komitmen organisasi mempunyai penagruh yang positif atau dengan kata lain setiap 100% perubahan dalam variabel komitmen organisasi secara relatif akan meningkatkan kinerja pengelolaan keuangan daerah sebesar 26.1% dengan asumsi variabel kejelasan sasaran anggaran (X 1 ) dan kualitas sumber daya manusia (X 2 ) dianggap konstan. Hasil pengujian menerima hipotesis yaitu komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah dan tidak menerima hipotesis nol (H )

  Hasil penelitian ini mendukung hipotesis keempat yaitu komitmen organisasi berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan keuangan daerah. Komitmen sebagai suatu keadaan dimana seorang individu memihak organisasi serta tujuan-tujuan dan keinginannya untuk mempertahankan keangotaannya dalam organisasi (Robbins dan Judge (2007:127). Menurut Sopiah (2008:164), ada 5 faktor yang berpengaruh terhadap komitmen organisasi yaitu: budaya keterbukaan, kepuasan kerja, kesempatan personal untuk berkembang, arah organisasi, Penghargaan kerja yang sesuai dengan kebutuhan.

  Komitmen organisasi yang tinggi dan kuat akan meninakatkan kinerja. Saaran- sasaran yang ingin dicapai oleh organisasi akan terealisasi. SKPD pemerintah provinsi aceh yang memiliki komitmen organisasi yang kuat, akan mencapai seluruh sasaran yang telah ditetapkan dlam setahun anggaran. Sebaliknya SKPD yang memiliki komitmen organisasi yang rendah tidak akan mampu mencapai sasaran organisasi, hal ini dapat dilihat dariserapan anggaran yang rendah, sehingga kinerja pengelolaan keuangannya juga ikut berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan rendah. keuangan daerah.

  5. Kesimpulan Dan Saran DAFTAR PUSTAKA Kesimpulan Abdullah, Syukriy. 2012.

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

  1. Kejelasan sasaran anggaran, kualitas Adamy, Marbawy. 2010. Pengaruh sumber daya manusia dan komitmen

  Kompensasi, Kepemimpinan dan Komitmen Organisasi terhadap organisasi secara bersama-sama Kinerja SKPD Kota Lhokseumawe. berpengaruh terhadap kinerja pengelolaan Jurnal Aplikasi Manajemen . Vol.8. keuangan daerah. No.4: 1133-1142.

  2. Kejelasan sasaran anggaran berpengaruh Alimbudiono, Ria Sandra, dan Fidelis Arastyo terhadap kinerja pengelolaan keuangan Andono. 2004. Kesiapan Sumber

  Daya Manusia Sub Bagian Akuntansi daerah. Pemerintah Daerah “XYZ” dan 3.

  Kaitannya dengan Kualitas sumber daya manusia berpengaruh

  Pertanggungjawaban Keuangan terhadap kinerja pengelolaan keuangan Daerah kepada Masyarakat: daerah. Renungan bagi Akuntan Pendidik.

  Jurnal Akuntansi dan Keuangan 4.

  Komitmen organisasi berpengaruh terhadap Sektor Publik . Vol. 05 No. 02: 18 –30. kinerja pengelolaan keuangan daerah.

  Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu

  Saran Pendekatan Praktik . Jakarta: Rineka Berdasarkan penelitian yang telah Cipta.

  dilaksanakan, maka diajukan saran-saran Arsyiati, Darwanis, dan Muslim A Jalil. 2008. sebagai berikut:

  Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan 1. Kinerja pengelolaan keuangan daerah

  Keuangan terhadap Kualitas provinsi aceh akan semakin baik apabila Pertanggungjawaban Keuangan PNPB dalam Upaya Meningkatkan Kinerja kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber Instansi pada Universitas Syiah Kuala. Jurnal Telaah &amp; Riset daya manusia dan komitmen organisasi

  Akuntansi . Vol. 01 No. 01: 29 –49.

  diterapkan secara baik di lingkungan Bastian, Indra. 2006. Akuntansi Sektor Publik: pemerintah provinsi aceh..

  Suatu Pengantar . Jakarta: Erlangga.

  2. Penelitian ini hanya menggunakan variabel Baihaqi. 2012. Pengaruh Komitmen Organisasi kejelasan sasaran anggaran, kualitas sumber dan Peran Manajerial Pengelola daya manusia dan komitmen organisasi, Keuangan Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja Perangkat diduga masih ada variabel lain yang Daerah. Jurnal Fairness. Vol.1 No.3 :243-253.

  Ak. Universitas Pendidikan Ganesha. Vol.2. No.1. http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/index /search/titles?searchPage=116.

  Luthan, Fred. 2006. Perilaku Organisasi.

  Rahayu, Ni Luh Sri, Ni Luh Gede, Erni Sulindawati, dan Ni Kadek Sinarwati. 2014. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran, Kualitas Sumber Daya Manusia dan Penerapan Sisitem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Pemerintah Daerah. E-Journal S1

  Journal S1 Ak. Universitas Pendidikan Ganesha Vol.2 No.1. http://ejournal.undiksha.ac.id/index. php/S1ak/article/view/295.

  Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Efektivitas Pengendalian Internal terhadap Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Studi Kasus pada SKPD Kabupaten Klungkung). E-

  Primayoni, Ni Kadek Rima, I Made Pradana Adiputra, dan Edy Sujana. 2014.

  Behavior . Vol 14:224-235.

  Mowday, R. R. Steers dan L. Porter. 1979. The Measurement of Organizational Commitment, Journal of Vocational

  Manusia. Cetakan kedua. Jakarta: Gramedia Widia Sarana Indonesia.

  Matutina. 2001. Manajemen Sumber daya

  Sumber Daya Manusia (SDM), Komunikasi dan Komitmen Organisasi Terhadap kinerja Pegawai Satuan Perangkat Daerah (SKPD) Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Karimun. Tesis. Universitas Terbuka.

  Yogakarta: Andi. Marwoto, Nuki. 2012. Pengaruh Kualitas

  Yogyakarta: Andi. Mardisamo. 2002. Otonomi dan Manajemen Keuangan Daerah . Yogyakarta: Andi.

  and science of competency models: Pinpointing critical success factors in organizations . San Francisco: Jossey- Bass.

  Gomez, Faustino Cardaso. 2003. Manajemen

  Sarjana Akuntansi Unsyiah. Lucia, A. D dan R, Lepsinger. 1999. The art

  Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran dan Desentralisasi terhadap Kinerja SKPK Pemerintah Kabupaten Nagan Raya . Tesis. Pasca

  Lintas, Ahmad. 2013. Pengaruh Partisipasi

  Lembaga Administrasi Negara dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta: LAN.

  untuk Bisnis dan Ekonomi . Jakarta: Erlangga.

   Kuncoro, Mudrajarad. 2009. Metode Riset

  competency database:What the leaders do . from

  Koswara, E. 2001. Dinamika Informasi dalam Era Global . Jakarta: CV. Rajawali. Kravetz, D. J. 2008. Building a job

  Kenis, I. 1979. Effect of Budgetary Goal Characteristics on Managerial Attitude and Performance. Accounting Review . October: 707-721.

  1995, Professionalism Its Consequences: A Study of Internal Auditors, Auditing: A Journal of Practice. Vol. 14. No. 1 Pg.64-86.

  Kalbers, Lawrence P, dan Timothy J. Forgaty.

  Sumber Daya Manusia . Jakarta: Grasindo.

  • . 2009. Akuntansi Sektor Publik.

  Republik Indonesia, Undang-undang Nomor 17 Sekaran, Uma. 2006. Research Methods for

  Tentang Keuangan Negara Business, Edisi

  4 buku 1, Terjemahan Yon, Kwan. Jakarta: ----------------------, Undang-undang Nomor 32 Salemba Empat.

  Tentang Pemerintah Daerah

  • , Uma. 2006. Research Methods for
    • , Peraturan Menteri Business, Edisi 4 buku 2, Terjemahan Pendayagunaan Aparatur Negara Yon, Kwan. Jakarta: Salemba Empat.

  Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 Tahun 2007 tentang Pedoman Syafrial. 2009. Pengaruh Ketepatan Skedul Umum Penetapan Indikator Kinerja Penyusunan Anggaran, Kejelasan Utama di Lingkungan Instansi Sasaran Anggaran, dan Partisipasi

  .

  Pemerintah Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Satuan Kerja

  • , Peraturan Menteri Dalam Perangkat Daerah . Tesis. Universitas Negeri No.21 Tahun 2011 Tentang Sumatera Utara.

  Perubahan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang Suharto, Agus Ali. 2012. Pengaruh Kualitas

  Sumber Daya Manusia, Komitmen

  Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

  dan Motivasi Terhadap Kinerja Pegawai Pada Inspektorat Kabupaten ------------------------, Peraturan Menteri Dalam Kediri. Jurnal Ilmu Manajemen. Vol.

  Negeri Nomor 13 tahun 2006 Tentang 1(3): 67- 79. Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif,

  Kualitatif, dan R&amp;D . Bandung: CV.

  • ------------------------, Peraturan Pemerintah Alfabeta.

  Nomor 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Suwandi dan Nur Indriantoro. 1999. Pengujian

  Model Turnover Pasewark dan Robbins, Stephen and Timothy A. Judge. 2007. Strawser: Studi Empiris pada

  Organizational Behavior . New Lingkungan Akuntansi Publik. Jurnal

  Jersey: Prentice Hall. Riset Akuntansi Indonesia, Vol:2:173- 195. Ruky, Achmad S. 2003. Sumber Daya Manusia

  Berkualitas Mengubah Visi Menjadi Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Realitas . Jakarta: PT. Gramedia Andi.

  pustaka Utama.

  Wiprastini, Gusti Ayu Ketut Yuli, Ni Kadek, Samuel, Abel Tanta Sembiring. 2008. Pengaruh Sinarwati, dan Nyoman, Trisna,

  Partisipasi Anggaran dan Kejelasan Herawati. 2014. Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Sasaran Anggaran terhadap Kinerja Manajerial dengan Motivasi sebagai Manajerial dengan Desentralisasi Variabel Intervening (Pada dan Ketidakpastian Lingkungan Kawasan Industri Medan. Tesis. sebagai Variabel Pemoderasi (Studi

  Pasca Sarjana USU. Empiris Pada 15 SKPD Berupa Dinas di Kabupaten Buleleng). E-

  Sedarmayanti. 2007. Manajemen Sumber Daya Journal S1 Ak. Universitas Manusia: Reformasi Birokrasi dan Pendidikan Ganesha Vol.2 No.1.

  Manajemen Pegawai Negeri Sipil , http://ejournal.undiksha.ac.id/index.

  Bandung: PT Refika Aditama. php/index/search/titles?searchPage

Dokumen yang terkait

IMPLEMENTASI GOOD CORPORATE GOVERNANCE DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PADA PT PLN WILAYAH ACEH Almira Keumala Ulfah

0 0 12

PENGARUH PROFESIONALISME, ETIKA KERJA DAN MOTIVASI TERHADAP KINERJA AUDITOR INTERN PADA INSPEKTORAT KABUPATENKOTA DI PROVINSI ACEH

0 6 10

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN MUSYARAKAH TERHADAP PROFITABILITAS (Studi pada BPR Syariah di Indonesia)

0 0 9

PENGARUH PENERAPAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN, SISTEM PENGENDALIAN INTERN PEMERINTAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN TERHADAP AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KOTA BANDA ACEH

1 3 10

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)

0 3 10

PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAAN SISTEM, KEMANFAATAN SISTEM DAN KEAHLIAN KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGELOLAAAN KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH

0 0 12

PENGARUH PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS SRI-KEHATI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL DALAM RANGKA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (Studi Kasus pada CV. Makmur Jaya Mulia di Bandar Lampung) Thontowie Maryanti Syamsu Rizal Abstrak - Analisis Perbandingan Lapo

0 0 16

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PROSES REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH INSPEKTORAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT KABUP

0 0 13