PENGARUH PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD), KOMPETENSI EKSEKUTIF, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

PENGARUH PERAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD), KOMPETENSI EKSEKUTIF, DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

  1) 2) 3) 1) Nurhasmah , Nadirsyah , Syukriy Abdullah .

  Magister Akuntansi Pascasarjana Universitas Syiah Kuala Banda Aceh 2,3) Staf Pengajar Universitas Syiah Kuala Banda Aceh.

  Abstract: This research aims to examine the influence of legislative ’s role, executive competence, and

organizational commitment simultaneously and partially on preparation of local government budget in

North Aceh District. The population of this research was the employees involved in preparation of the

budget, they are: the member of TAPD, the member of secretary TAPD, the head of unit agencies, and

the head of sub division of planning and program at local government Agencies (SKPD), totaling at

136 persons. The source of data in this research was primary data that collected by questionnaires.

The data analysis method used in this study was multiple linear regression analysis. The result of study

showed that the legislative

  ’s role, executive competence, and organizational commitment

simultaneously have an effect on preparation of local government budget (APBD). The result partially

also confirmed that each variable of legislative ’s role, executive competence, and organizational commitment was influential on budgeting in North Aceh District. Keywords: legislative’s role, executive competencies, organizational commitment and budgeting

  Abstrak: Tujuan penelitian ini untuk menguji pengaruh peran DPRD, kompetensi eksekutif dan komitmen organisasi terhadap penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah Kabupaten Aceh Utara baik secara simultan maupun parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang terlibat dalam penyusunan anggaran yaitu: anggota tim anggaran pemerintah daerah, anggota sekretariat TAPD, kepala SKPD dan Kasubbag/kasubbid perencanaan dan program pada SKPD dilingkungan Kabupaten Aceh Utara berjumlah 136 orang. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner kepada reponden penelitian. Metode analisi data yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran DPRD, kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap penyusunan APBD Kabupaten Aceh Utara. Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa masing-masing variabel peran DPRD, kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap penyusunan APBD Kabupaten Aceh Utara.

  .

  Kata kunci: peran legislatif, kompetensi eksekutif, komitmen organisasi dan penyusunan APBD PENDAHULUAN

  31 Desember atau 1 bulan sebelum tahun Anggaran Pendapatan dan Belanja anggaran berkenaan (Permendagri 13/2006). Daerah (APBD) merupakan rencana keuangan Fenomena yang terjadi saat ini masih tahunan yang disusun oleh pemerintah daerah banyak daerah yang belum dapat kemudian dibahas dan disetujui secara bersama menyelesaikan APBDnya tepat waktu sehingga oleh pemerintah daerah dan Dewan Perwakilan memberikan dampak yang buruk terhadap

  Rakyat Daerah (DPRD), dan selanjutnya pelaksanaan program kegiatan yang dapat ditetapkan menjadi peraturan daerah (Pasal 1 berpengaruh pada pelayanan publik terhadap PP Nomor 58 Tahun 2005). Mekanisme masyarakat, dan kinerja pemerintah terhadap penyusunan anggaran daerah berupa jadwal dan tahapan penyusunan serta penetapan APBD pencapaian visi misi (Darise, 2008:153). ditetapkan oleh pemerintah paling terlambat per

  Kabupaten Aceh Utara selama lima tahun terakhir masih mengalami keterlambatan dari data yang diperoleh untuk tahun 2009-2013 dapat dilihat pada Tabel 1.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

  Tabel 1 Penetapan APBD Aceh Utara N o Penetapan APBD Aceh Utara Keterlamb atan penetapan Tah un Tanggal 1 2009

  16 Maret 2009 3 bulan 2 2010

  10 Maret 2010 3 bulan 3 2011

  24 Januari 2011 1 bulan 4 2012

  17 Februari 2012 2 bulan 5 2013

  7 Januari 2013 1 bulan Sumber: APBD Aceh Utara (Berbagai Tahun)

  Keterlambatan pengesahan APBD ini sering terjadi pada tahap pembahasan DPRD, baik pada pembahasan penyusunan KUA/PPAS maupun Rancangan Anggaran (RAPBD). Ketika rancangan anggaran diusulkan menjadi anggaran yang ditetapkan seringkali harus melalui perdebatan dan negosiasi di antara legislatif dan eksekutif (Abdullah dan Asmara, 2007). Oleh karena itu selain peran legislatif, kompetensi dan komitmen juga dibutuhkan karena keberhasilan suatu organisasi ditentukan oleh orang-orang yang bekerja didalamnya (Rivai dan Sagala, 2009:298).

  Tujuan dari makalah ini adalah untuk menguji pengaruh peran legislatif, kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi terhadap penyusunan anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten aceh utara baik secara simultan maupun parsial. Selain itu, hasil penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran terhadap peningkatan penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara, dan juga memberikan kontribusi referensi, baik kepada peneliti maupun para akedemisi tentang penyusunan anggaran daerah. DPRD memiliki peran untuk mengajukan usulan perubahan pada sisi pendapatan dan belanja atas RAPBD yang diajukan pemerintah (Undang-undang Nomor

  Penelitian ini dimulai dengan membahas kajian pustaka mengenai anggaran daerah, peran DPRD, kompetensi ekekutif, dan komitmen organisasi; dilanjutkan dengan metodologi yang digunakan dalam penelitian, dan pembahasan mengenai hasil penelitian kemudian memberikan kesimpulan dan saran.

  Anggaran Pemerintah Daerah

  Anggaran merupakan dokumen penting sebagai hasil keputusan kebijakan mengenai prioritas dan tujuan program yang menggambarkan upaya pelayanan pemerintah dan untuk mengukur kinerja atas dampak dan efektifitas kegiatan secara keseluruhan (Steiss, 2003: 217). Penyusunan APBD mengacu pada Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja). (Mahsun, et al., 2011:78). Satuan kerja perangkat daerah menyusun dokumen usulan anggaran berupa RKA yang kemudian diteliti kelayakannya oleh tim anggaran eksekutif untuk dirangkum dalam RAPBD yang akan disampaikan kepada legislatif untuk ditetapkan sebagai peraturan daerah (Halim dan Kusufi, 2013:30).

  Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal (21) menyatakan APBD merupakan dasar pengelolaan keuangan daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal

  1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. Pasal (106) menjelaskan apabila daerah mengalami keterlambatan, maka pengeluaran setiap bulan setinggi-tingginya sebesar angka APBD tahun anggaran sebelumnya dan dibatasi hanya untuk belanja yang bersifat mengikat dan belanja yang bersifat wajib.

  Peran DPRD

  Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 menyatakan bahwa legislatif adalah lembaga perwakilan rakyat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintah daerah. Dalam pasal (41) dan (42) dinyatakan bahwa legislatif memiliki tiga fungsi utama, yaitu: fungsi legislasi, fungsi pengawasan dan fungsi anggaran yaitu wewenang untuk membahas dan memberikan persetujuan atau tidak terhadap rancangan peraturan pemerintah tentang APBD yang diajukan oleh kepala daerah. Legislatif bertanggung jawab untuk memberlakukan anggaran atau menyetujui secara resmi di tingkat hukum formal (Norton dan Elson, 2002).

  17 Tahun 2003 pasal (20) tentang Keuangan Negara). Fungsi anggaran legislatif berkenaan dengan pelaksanaan kebijakan dalam bentuk program-program kerja dan pembangunan pemerintahan yang disusun berdasarkan kebutuhan dan disahkan menjadi produk hukum yang mengikat, juga sebagai alat ukur yang menunjukkan keberpihakan DPRD terhadap rakyat (Asshiddiqie, 2011). Menurut Schick (2002), peran legislatif selain mewakili kepentingan rakyat juga meningkatkan alokasi uang rakyat dan merangsang entitas administratif untuk mengelola kegiatan mereka secara lebih efisien.

  Kompetensi Eksekutif

  Kompetensi merupakan karakteristik yang mendasar berupa keahlian, kentrampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang dan dapat berpengaruh langsung terhadap pekerjaannya (McClelland, 1973). Kompetensi menyangkut kewenangan setiap individu untuk melakukan tugas atau mengambil keputusan sesuai dengan perannya dalam organisasi yang relevan dengan keahlian, pengetahuan dan kemampuan yang dimilikinya (Rivai dan Sagala, 2009:290).

  Kompetensi memainkan peran penting dalam meningkatkan prestasi kerja (Hsieh, et al., 2012). Juga sangat menentukan tujuan organisasi melalui keberhasilan individu dalam mencapai tujuan (Vathanophas dan Thai-ngam, 2007). Dalam proses penyusunan anggaran dibutuhkan kompetensi dari setiap individu eksekutif dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, serta dalam pengambilan keputusan, oleh karena itu penguatan penyusunan anggaran dan proses eksekusi juga sangat dibutuhkan dalam rangka meningkatkan efisiensi pendapatan dan belanja pemerintah

  (Lawanson dan Adeoye, 2013).

  Komitmen Organisasi

  Menurut Luthans (2006:249), komitmen organisasi didefinisikan sebagai (1) keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu, (2) keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi dan, (3) keyakinan atas penerimaan nilai dan tujuan organisasi. Moyday, et al. (1979) juga menyatakan komitmen organisasi sebagai sikap merefleksikan loyalitas karyawan pada organisasi dan proses berkelanjutan di mana anggota organisasi mengekspresikan perhatiannya terhadap organisasi dan keberhasilan serta kemajuan yang berkelanjutan. Komitmen organisasi yang tinggi sangat diperlukan dalam sebuah organisasi, karena terciptanya komitmen yang tinggi akan mempengaruhi situasi kerja yang profesional (Zurnali, 2010:70).

  Dimensi komitmen organisasional merupakan tingkat dimana individu memihak dan ingin secara kontinyu berpartisipasi aktif dalam organisasi, Allen dan Meyer (1990) mengklasifikasikan komitmen organisasional ke dalam tiga dimensi, yaitu: komitmen afektif (affective commitment), komitmen continuance (continuance commitment), dan komitmen normatif (normative commitment).

METODE PENELITIAN

  Penelitian ini merupakan pengujian hipotesis dengan tujuan untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Penelitian ini merupakan studi lapangan yang bersifat kausalitas, dimana variabel independen menjelaskan atau mempengaruhi suatu variabel dependen dengan kondisi lingkungan penelitian yang natural. Horizon waktu yang digunakan dalam pengumpulan data adalah studi satu tahap.

  Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai yang terlibat dalam penyusunan APBD, yang terdiri dari anggota Tim Anggaran Pemerintah Daerah, anggota sekretariat TAPD, kepala SKPD, dan kasubbid/kasubbag program dan perencanaan pada SKPD dilingkungan Kabupaten Aceh Utara yang berjumlah 136 orang. Pemilihan responden dilakukan secara sensus dengan meneliti seluruh elemen populasi.

  Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari penyebaran kuisioner ke reponden penelitian. Kuisioner yang disebarkan disusun dalam bentuk pernyataan-pernyataan secara terstruktur dimana setiap responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Item pernyataan yang digunakan bersifat positif (favourable) dan negatif (unfavorable) terhadap masalah yang diteliti, untuk setiap item kuisioner akan diberikan bobot 1 sampai 5 terhadap tingkat setuju sedangkan untuk tingkat tidak setuju bobot yang diberikan sebaliknya. Penelitian ini menggunakan skala interval dalam bentuk skala likert dengan 5 alternatif jawaban.

  Operasionalisasi Variabel Penelitian

  Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu variabel dependen (penyusunan APBD), variabel independen (peran DPRD, kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi). Operasionalisasi variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a.

  Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (Y) merupakan kegiatan merencanakan anggaran tahunan pemerintah daerah dalam masa 1 (satu) tahun anggaran terhitung mulai tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal

  31 Desember (Permendagri Nomor 13 Tahun 2006). Penyusunan APBD dapat diukur dengan menggunakan indikator kesesuaian terhadap peraturan dan ketepatan waktu. Pengukuran menggunakan skala interval dalam bentuk skala Likert 5 alternatif jawaban.

  b.

  Peran DPRD (X 1 ) memiliki wewenang untuk membahas dan memberikan persetujuan terhadap rancangan perda tentang APBD dan berhak untuk mengajukan usulan perubahan RAPBD berdasarkan kebutuhan yang menunjukan keberpihakan DPRD terhadap rakyat (Peraturan Pemerintah Nomor

  16 Tahun 2010). Indikator pengukuran variabel peran DPRD dalam penyusunan APBD berupa pembahasan anggaran, memberikan persetujuan terhadap anggaran, mengajukan usulan perubahan anggaran. Pengukuran menggunakan skala interval, dengan skala

  likert 5 alternatif jawaban.

  c.

  Kompetensi Eksekutif (X 2 ) merupakan karakteristik yang mendasar berupa keahlian, kentrampilan, pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki seorang eksekutif yang dapat berpengaruh langsung terhadap penyusunan APBD (McClelland, 1973). Indikator pengukuran variabel ini berupa kemampuan memahami peraturan, pengetahuan terhadap penyusunan anggaran, pendidikan dan pelatihan yang ikuti, kemampuan dalam pengambilan keputusan. Pengukuran menggunakan skala interval, dalam bentuk skala Likert 5 alternatif jawaban. Peran DPRD (X ) 0, 0,094 1 d. 3 ) merupakan

  Komitmen Organisasi (X

  212 Kompetensi Eksekutif 0, 0,094

  perasaan kuat dalam diri seseorang untuk

  (X ) 046 2 Komitmen Organisasi 0, 0,117

  melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai

  (X ) 564 3 a R = 0,595 F Predictor

  bentuk kesepakatan yang dibuat oleh

  R Square = 0,354 = (constan) : Peran Adjusted R Square = 24,07 DPRD, Kompetensi

  pihak-pihak di dalam organisasi dalam

  0,339 Eksekutif, Si Komitmen α = 5% Std. Error = g .= Organisasi

  mewujudkan visi, misi, sasaran, dan tujuan b

  0,35216 0,000 Dependen variable : dari organisasi (Luthans, 2006:249).

  Penyusunan APBD Sumber: data diolah (2015)

  Indikator pengukuran yang digunakan Dari persamaam regresi tersebut adalah kepedulian terhadap organisasi, menunjukan bahwa konstanta sebesar 1,015 bermakna bahwa jika variabel peran legislatif, kemauan kuat untuk bekerja, keterlibatan kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi dalam penyusunan APBD, dan tanggung dianggap konstan, maka besarnya nilai yang diperoleh dari variabel penyusunan APBD jawab terhadap tugas yang diberikan. adalah sebesar 1,015. Koefisien regresi peran

  Pengukuran menggunakan skala interval, 1 DPRD (X ) sebesar 0,212 menyatakan bahwa setiap penambahan satu nilai pada variabel X 1 dengan skala Likert 5 alternatif jawaban. akan memberi kenaikan nilai sebesar 0,212 atau 21,2% terhadap ketepatan waktu penyusunan

  Rancangan Pengujian Hipotesis

  APBD. Koefisien regresi kompetensi eksekutif Penelitian ini menggunakan analisis

  (X 2 ) adalah sebesar 0,046 artinya setiap regresi linear berganda dengan model 2 penambahan satu nilai pada variabel X akan memberikan kenaikan nilai kualitas dan persamaan sebagai berikut: 1 1 2 2 3 3 ketepatan waktu penyusunan APBD sebesar

  Y =

   X X Dimana: Y = + + X + , α + β β β

  0,046 atau 4,6 %. Koefisien regresi komitmen variabel penyusunan APBD, α = konstanta, β = organisasi (X 3 ) adalah sebesar 0,564 bahwa koefisien regresi, variabel peran DPRD (X 1) , setiap penambahan satu nilai atau pada variabel

  X 3 maka kualitas dan ketepatan waktu variabel kompetensi eksekutif (X 2 ), variabel penyusunan APBD akan mengalami kenaikan komitmen organisasi (X 3 ), = error term. nilai sebesar 0,564 atau 56,4%.

  Pengaruh Peran DPRD, Kompetensi Eksekutif

HASIL PENELITIAN DAN

  dan Komitmen Organisasi terhadap PEMBAHASAN

  Penyusunan APBD

  Sebelum data dianalisis, data terlebih dahulu dilakukan pengujian kualitas data. Hasil Berdasarkan hasil pengujian nilai uji kualitas data berupa uji validitas dan koefisien setiap variabel yang diperoleh tidak reliabilitas menunjukkan bahwa data yang sama dengan nol dan koefisien determinasi (R²) diperoleh valid dan reliabel. Tahap berikutnya diperoleh nilai sebesar 0,354, hal ini adalah melakukan evaluasi dan interprestasi menunjukkan bahwa secara simultan variasi dengan menggunakan analisis regresi linear variabel peran legislatif, kompetensi eksekutif berganda dengan bantuan alat stastistik program dan komitmen organisasi dapat menjelaskan SPSS. Hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 2. variasi penyusunan APBD sebesar 35,4%

  Tabel 2 Hasil Pengujian Hipotesis

  sedangkan sisanya 64,6% dijelaskan oleh

  Persamaan Regresi Linear Berganda

  variabel lain yang tidak tercakup dalam model

  Y = + X + +

  X X α + β 1 1 β 2 2 β 3 3 regresi ini. 1 2 3 + Y = 1,015 + 0,212 X + 0,046X + 0,564X Nama Variabel Standar Error

  Maka disimpulkan bahwa H ditolak

  Β Konstanta ( 1, 0,406 α)

  dan tidak menolak Ha. Artinya, peran legislatif,

  015 kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi secara simultan atau bersama-sama berpengaruh terhadap penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara. Hal ini berarti bahwa penyusunan APBD yang baik dan tepat waktu dapat dicapai dengan adanya koordinasi dan tanggunggjawab legislatif dalam menjalankan perannya sebagai fungsi anggaran, tingginya kompetensi eksekutif dan komitmen organisasi yang dimiliki oleh penyusun APBD, karena penyusunan APBD merupakan proses penganggaran yang terdiri atas formulasi kebijakan anggaran dan perencanaan operasional anggaran (Darise, 2008:142). Ketiga faktor tersebut mampu mempengaruhi penyusunan APBD. Semakin baik peran DPRD yang dijalankan, kompetensi eksekutif yang dimiliki dan komitmen organisasi yang kuat akan semakin meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu penyusunan APBD.

  Pengaruh Peran Legislatif terhadap Penyusunan APBD

  Berdasarkan hasil pengujian menunjukkan nilai koefisien regresi β 1 yang diperoleh sebesar 0,212 dan menunjukkan bahwa β 1 ≠ 0, maka H a tidak ditolak. Artinya, peran legislatif berpengaruh terhadap penyusunan APBD. Dengan demikian, semakin baik DPRD dalam menjalankan peran dan tugasnya sebagai fungsi anggaran maka penyusunan APBD juga akan semakin baik dan tepat waktu.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Dobell dan Ulrich (2002), Pramita dan Andriyani (2010), Schick (2002), Abdullah (2012), Santiso (2004b) bahwa legislatif memiliki peran penting dan berpengaruh terhadap kualitas penyusunan anggaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran legislatif dalam penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara cukup besar namun kondisi penyusunan APBD beberapa tahun belakangan ini sering mengalami keterlambatan penetapan APBD. Hal ini disebabkan karena penyalahgunaan wewenang atas peran DPRD yang begitu besar dalam pembahasan dan penetapan APBD tidak dijalankan dengan baik sehingga kemungkinan DPRD menggunakan kekuasaannya terkait pengalokasian anggaran dalam APBD, sebagaimana yang diungkapakan Abdullah (2012) bahwa adanya prilaku oportunistik legislatif dalam penganggaran selain itu juga karena adanya beberapa permasalahan yang terjadi dalam pembahasan APBD.

  Pengaruh Kompetensi Eksekutif terhadap Penyusunan APBD

  Hasil penelitian menunjukkan nilai koefisien regresi β 2 diperoleh sebesar 0,046 dan menunjukkan bahwa β 2 ≠ 0, maka H a tidak ditolak artinya, kompetensi eksekutif berpengaruh terhadap penyusunan APBD. semakin tinggi kompetensi eksekutif yang dimiliki oleh penyusun APBD maka akan semakin meningkatkan kualitas dan ketepatan waktu penyusunan APBD.

  Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Butler dan Fleming (2002); Puttri (2011); Vathanophas dan Thai-Ngam (2007); Lotunani, et al. (2014);

  Šiugždinienė (2006); kompetensi mampu meningkatkan kualitas penyusnan APBD. Namun penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian Rumenser (2014).

  Kompetensi eksekutif dalam penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara sangat dibutuhkan dan perlu ditingkat karena selama ini penyusunan dan penetapan APBD masih kurang baik dan belum tepat waktu, pengesahan APBD selama lima tahun terakhir dari tahun 2009-2013 belum sesuai dengan ketentuan waktu yang ditetapkan dalam Permendagri. Selain itu hasil penelitian juga menunjukkan kompetensi eksekutif masih sangat rendah dalam memberikan pengaruh terhadap penyusunan APBD Kabupaten Aceh Utara. Dalam merancang kebijakan anggaran (KUA), menentukan prioritas anggaran (PPAS), serta pengalokasian anggaran secara tepat masih banyak kendala yang dihadapi baik itu kendala dari kompetensi eksekutif sendiri maupun tekanan dari luar.

  Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Penyusunan APBD

  Dari hasil penelitian nilai koefisien regresi β 3 diperoleh sebesar 0,564 dan menunjukkan bahwa β 3 ≠ 0, maka H a tidak ditolak artinya, komitmen organisasi berpengaruh terhadap penyusunan APBD. Semakin besar komitmen organisasi yang dimiliki maka akan semakin baik penyusunan APBD.

KESIMPULAN DAN SARAN

  Konsep komitmen organisasi dalam penelitian ini berhubungan dengan komitmen dalam pencapaian tujuan anggaran dimana para penyusun APBD hendaknya memiliki komitmen yang tinggi dalam proses perencanaan dan pelaksanaan anggaran agar penyusunan APBD semakin baik dan tepat waktu. pegawai yang memiliki komitmen tinggi terhadap organisasi akan merasa berpartisipasi dalam penyusunan anggaran dan akan melakukan usaha yang terbaik dalam mencapai tujuan anggaran yang merupakan tujuan dari organisasinya (Supriyono, 2006). Penelitian ini mendukung penelitian Mubar, et al. (2010); Rachman (2014); Murtaza, et al., (2011); Astuty (2014); Wentzel (2002); Mulyasari dan Sugiri (2005); Chong dan Chong (2002) menunjukkan bahwa Individu yang memiliki komitmen tinggi terhadap tujuan anggaran akan meningkatkan usaha atau bekerja maksimal untuk mencapai tujuan tersebut, dan akan berpengaruh terhadap kinerja. Namun penelitian ini tidak mendukung penelitian Rumenser (2014) yang menunjukkan bahwa komitmen organisasi tidak berpengaruh terhadap kemampuan menyusun APBD.

  Komitmen sangat dibutuhkan dalam perencanaan anggaran mulai dari tingkat SKPD, TAPD, legislatif dan pembuat kebijakan/keputusan. Penyusun rencana kerja pada SKPD bertanggung jawab terhadap tugas mereka dan menjadi kewajiban yang harus selesaikannya sesuai dengan waktu yang tentukan. Begitu juga halnya dengan legislatif dan pembuat kebijakan, komitmen eksekutif- legislatif dalam ketepatan waktu, menetukan prioritas anggaran dan kegiatan yang dituangkan dalam PPAS dan RAPBD dan pendistribusian anggaran yang adil dan optimal.

  Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa peran DPRD, kompetensi eksekutif, dan komitmen organisasi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas dan ketepatan waktu penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara. Secara parsial hasil menunjukkan bahwa masing-masing variabel yaitu, peran DPRD, kompetensi eksekutif dan komitmen organisasi berpengaruh terhadap kualitas dan ketepatan waktu penyusunan APBD pada Kabupaten Aceh Utara.

  Dari kesimpulan penelitian tersebut, maka untuk meningkatkan kualitas penyusunan anggaran daerah dan sebagai acuan bagi peneliti selanjutnya. Adapun saran- saran yang dapat diberikan oleh peneliti untuk perbaikan selanjutnya, yaitu:

  (1) Bagi pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk mempertimbangkan peningkatan kompetensi dan komitmen dalam tim penyusun anggaran daerah agar penyusunan APBD menjadi lebih baik dan tepat waktu. (2) Dari hasil penelitian yang diperoleh bahwa kompetensi eksekutif masih sangat rendah, dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten Aceh Utara untuk meningkatkan pembekalan pengetahuan bagi penyusun APBD, agar mereka benar-benar paham dengan permasalahan dan solusi yang dapat diambil dalam penyusunan APBD. (3) Oleh karena peran DPRD berpengaruh terhadap penyusunan APBD, maka seluruh anggota Research in Accounting, Finance and

  Management Sciences. Vol.4, No. 4,

  DPRD juga seharusnya mendapat pemahaman October 2014: 191-204. (bintek, workshop) yang cukup tentang

  Butler, Michelle and Sile Fleming. 2002. The berbagai aspek penyusunan, pelaksanaan, dan

  Effective Use of Competencies In the Irish Civil Service. Institute of Public

  pertanggungjawaban APBD. (4) Bagi peneliti Administration Ireland. selanjutnya untuk mempertimbangkan faktor- http://www.ipa.ie faktor lain yang dapat mempengaruhi Chong, Vincent K. and Kar Ming Chong. 2002. penyusunan anggaran. seperti politik anggaran,

  Budget Goal Commitment and Informational Effect of Budget pengetahuan dewan dan hubungan eksekutif Participation on Performance: A legislatif, dan menambah data sekunder dengan Structural Equation Modeling Approach. Behavioral Research In teknik wawancara terstruktur serta dilengkapi

  Acoounting. Vol 14: 65-86.

  pertanyaan terbuka dalam kuisioner sehingga Darise, Nurlan. 2008. Akuntansi Keuangan dapat mengembangkan penelitian yang telah

  Daerah (Akuntansi Sektor Publik) .

  dilakukan ini.

  Jakarta: PT. Indeks. Dobell, Peter and Martin Ulrich. 2002.

  Parliament’s Performance in the Budget

  DAFTAR PUSTAKA Process: A Case Study. Policy Matter.

  Vol. 3, No. 5, May: 1- Abdullah, Syukriy. 2012. Perilaku Oportunistik

  Halim, Abdul dan M.S. Kusufi. 2013. Akuntansi

  Legislatif dan Faktor-Faktor yang Sektor Publik: Akuntansi Keuangan Mempengaruhinya: (Bukti Empiris Daerah . Jakarta: Salemba Empat. Penganggaran Pemerintah Daerah di Indonesia). Disertasi Doktor Ilmu-ilmu

  Hsieh, Su Chin, Jui Shin Lin and Hung Chung Ekonomi. Yogyakarta: Universitas

  Lee. 2012. Analysis on Literature Gadjah Mada. Review of Competency. International Review of Business and Economics.

  Abdullah, Syukriy dan J.A. Asmara. 2007.

  Vol.2. October: 25-50. Perilaku Oportunistik Legislatif dalam Penganggaran Daerah: (Bukti Empiris Lawanson, Olukemi I and B. W. Adeoye. 2013. atas Aplikasi Agency Theory di Sektor

  Public Sector Reform: Implications for Publik). Jurnal Riset Akuntansi

  Human Resource Management in Indonesia . Vol.10, No.1, Januari: 20-42. Nigeria. British Journal Publishing, Inc. Vol.13, No. II: 188-202. Asshiddiqie, Jimly. 2011. Fungsi Anggaran

  Dewan Perwakilan Rakyat . Makalah

  Lotunani, Alamsyah, M.S Idrus, Eka Afnan, and disampaikan dalam Rapat Dengar Margono Setiawan. 2014. The Effect of

  Pendapat Umum (RDPU) Badan Competence on Commitment,

  Anggaran DPR-RI, Jakarta: Rabu, 6 Performance and Satisfaction with Juli. http://www.jimly.com. [30/10/14].

  Reward as a Moderating Variable (A Study on Designing Work plans in

  Astuty, Widia. 2014. An Analysis on the Impact Kendari City Government, Southeast of Participatory Budgeting and Sulawesi). International Journal of

  Procedural Fairness Toward Manager’s Business and Management Invention. Commitment and Performance.

  Vol. 3, Issue 2. February: 18-25.

  International Journal of Academic

  58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan Daerah.

  • , Peraturan Pemerintah Nomor 16

  Pramita, Yulinda Devi dan Lilik Andriyani.

  2010. Determinasi Hubungan Pengetahuan Dewan tentang Anggaran dengan Pengawasan Dewan pada Keuangan Daerah. Simposium Nasional

  Akuntansi XIII Purwokerto. Universitas Jenderal Sudirman. Purwokerto.

  Puttri, Daniati. 2011. Pengaruh Kompetensi,

  Motivasi Terhadap Kualitas Anggaran dengan Regulasi sebagai Variabel Moderasi . Tesis. Akutansi Pemerintahan. Universitas Andalas.

  Republik Indonesia, Peraturan Pemerintah

  Nomor

  Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Peraturan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

  • , Peraturan Menteri Dalam Negeri

  Development, UK (DFID). http://www.unicef.org.

  Nomor

  13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

  • , Undang- Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
  • , Undang- Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
  • -------------, Undang- Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

  Rachman, Andry A. 2014. The Effect of Organization Commitment and Procedural Fairness on Participative Budgeting and Its Implication to Performance Moderating by Management Accounting Information (A Survey on Province Local Government Unit Agencies of West Java). Review of Integrative Business

  and Economics Research. Vol. 3, No. 1: 201-218.

  Rivai, Veithzal dan J.E. Sagala. 2009.

  Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan. Jakarta: PT.

  Behind the Budget? Politics, Rights and Accountability in the Budget Process.

  Programme Human Rights for Poor People . Department for International

  1979. The Measure of Organizational Commitment. Journal of Vocational Behavior. Vol. 14: 288.

  Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi

  10. Terjemahan Vivin Andika Yuwono, Shekar Purwanti, Theresia Arie P, dan Winong Rosari. Yogyakarta: ANDI.

  Mahsun, Moh., Firma Sulistyowati dan H.A.

  Purwanugraha. 2011. Akuntansi Sektor Publik . Edisi ketiga. Cetakan Pertama. Yogyakarta: BPFE. McClelland, David. C. 1973. Testing for Competence rather than for Intelligence.

  American Psychologist. Vol. 28, No. 1.

  Januari: 1-14. Moyday R. T., R. M. Steers, and L. W. Porter.

  Mubar, NR., Muhammad Ali dan Nurjannah Hamid. 2010. Faktor-Faktor yang

  Issue 29: 73-80. Norton, Andy and Diane Elson. 2002. What’s

  Mempengaruhi Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja . Tesis Ekonomi.

  UNHAS. Makassar. Mulyasari, W dan Slamet, Sugiri. 2005.

  Keadilan, Komitmen pada Tujuan, dan Job Relevant Information dalam Penganggaran Partisipatif. Jurnal Riset

  Akuntansi Indonesia. Vol.8, No.3:310- 324.

  Murtaza, Ghulam, Ikramullah Shad, Khurram Shahzad, M. Kamal Shah, Nadeem Ahmed Khan. 2011. Impact of Distributive and Procedural Justice on Employees’ Commitment: A Case of Public Sector Organization of Pakistan.

  European Journal of Economics, Finance and Administrative Sciences.

  Rajagravindo Persada.

  Rumenser, Peggy. 2014. Pengaruh Komitmen, Managers Performance in a Budget Kualitas Sumberdaya Manusia, Gaya Setting. Behavioral Research in Kepemimpinan terhadap Kemampuan Accounting. Vol. 14: 247:271 Penyusunan Anggaran pada Pemerintah Kota Manado. Tesis. Akutansi

  Zurnali, Cut. 2010. Learning Organization, Pemerintahan. Universitas Andalas.

  Competency, Organizational Commitment, dan Customer Orientation: Knowledge

  Santiso, Carlos. 2004b. Legislatures and

  Worker - Kerangka Riset Manajemen

  Budget Oversight in Latin America: Sumberdaya Manusia di Masa Depan. Strengthening Public Finance Bandung: Unpad Press. Accountability in Emerging Economies. OECD Journal on Budgeting. Vol. 4, No. 2.

  Schick, Allen. 2002. Can National Legislatures Regain an Effective Voice in Budget Policy? OECD

  Journal on Budgeting. Vol. 1, No. 3: 15-42.

  Steiss, Alan W. 2003. Strategic Manajement for Public and Nonprofit Organizations.

  Virginia Polytechnic Institute and State University. NewYork: Marcel Dekker. Šiugždinienė, Jurgita. 2006. Competency

  Management in the Contex of Public Management Reform. Vie

  šoji Politika Ir Administravimas. Nr. 18. Slovak

  Republic: Bratislava Regional Centre for Europe and CIS. Sulistyowati. 2011. Ketidakadilan DPR-RI dalam Menjalankan Fungsinya. Forum.

  Vol. 39, No. 2: 75-80. Supriyono, R.A. 2005. The Effect of

  Organization Commitment, Social Desire and Information Asymmetry to The Relationship of Budgetary Participation and Managerial Performance. Economic and Indonesia Vol. 20. No.1: 40-56.

  Bussines Journal.

  Vathanophas, Vichita., Jintawee Thai-ngam.

  2007. Competency Requirements for Effective Job Performance in The Thai Public Sector. Contemporary

  Management Research. Vol.3, No.1, March: 45-47.

  Wentzel K. 2002. The Influence of Fairness Perceptions and Goal Commitment on

Dokumen yang terkait

PENGARUH KOMPETENSI SUMBER DAYA MANUSIA, SISTEM INFORMASI, REGULASI, DAN KOMPENSASI TERHADAP MANAJEMEN ASET (Studi Pada Satuan Kerja Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional di Indonesia)

0 3 10

PENGARUH KEMUDAHAN PENGGUNAAAN SISTEM, KEMANFAATAN SISTEM DAN KEAHLIAN KOMPUTER TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM PENGELOLAAAN KEUANGAN DAERAH DI PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH

0 0 12

PENGENDALIAN INTERN ATAS PEMBERIAN PINJAMAN DAN PENERIMAAN ANGSURAN DALAM HUBUNGANNYA DENGAN DITAATINYA KEBIJAKAN MANAJEMEN (Studi Kasus pada PT. Sumber Nasional Motor di Bandar Lampung) Herry Goenawan Soedarsa Henny Haninun Abstract - Pengendalian Intern

0 0 10

PENGARUH PROFITABILITAS DAN FINANCIAL LEVERAGE TERHADAP PENGUNGKAPAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY SERTA DAMPAKNYA TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM INDEKS SRI-KEHATI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

0 0 10

PENGARUH LIKUIDITAS, FINANCIAL LEVERAGEDAN PROFITABILITAS TERHADAP DIVIDEN TUNAI PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DALAM JAKARTA ISLAMIC INDEX

0 0 8

ANALISIS PERBANDINGAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL DAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL DALAM RANGKA MENGHITUNG PAJAK PENGHASILAN TERUTANG (Studi Kasus pada CV. Makmur Jaya Mulia di Bandar Lampung) Thontowie Maryanti Syamsu Rizal Abstrak - Analisis Perbandingan Lapo

0 0 16

PENGARUH PEMAHAMAN TENTANG STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP PROSES REVIU LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH OLEH INSPEKTORAT DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH PADA INSPEKTORAT KABUP

0 0 13

PENGARUH KEJELASAN SASARAN ANGGARAN, KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIADAN KOMITMEN ORGANISASITERHADAP KINERJA PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI LINGKUNGAN PEMERINTAH ACEH

0 0 14

PENGARUH METODE PENILAIAN PERSEDIAAN TERHADAP PENENTUAN HARGA POKOK PENJUALAN (Study kasus pada PT. Dirgantara Pancapersada di Bandar Lampung) Goenawan Alvina Susantolie Yunus Fiscal Abstract - Pengaruh Metode Penilaian Persediaan Terhadap Penentuan Harga

0 0 12

PENGARUH PENERAPAN E-KINERJA DAN PENGHARGAAN (REWARD) TERHADAP KINERJA APARATUR PENGELOLAAN KEUANGAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA BANDA ACEH

2 11 10