BAB II INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK DI PASAR MODAL A. Pasar Modal 1. Pengertian Pasar Modal - Tanggung Jawab Akuntan Publik atas Laporan Keuangan yang Overstated di Pasar Modal

BAB II INDEPENDENSI AKUNTAN PUBLIK DI PASAR MODAL A. Pasar Modal

1. Pengertian Pasar Modal

  Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana efektif untuk mempercepat

  

  pembangunan suatu negara, karena pasar modal merupakan alat pembangunan yang menghubungkan para pemakai dana (dalam hal ini dunia usaha maupun pemerintah) dengan para pemasok dana (dalam hal ini masyarakat luas baik di dalam maupun di

  

  luar negeri). Pasar modal merupakan wahana yang dapat menggalang pengerahan dana jangka panjang dari masyarakat untuk disalurkan ke sektor-sektor produktif.

  Apabila pengetahuan dana masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan maupun pasar modal sudah dapat berjalan dengan baik, maka dana pembangunan yang

   bersumber dari luar negeri makin lama makin dikurangi.

  Pasar modal mirip dengan pasar-pasar lain pada dasarnya, yang membedakannya adalah komoditi yang diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan pasar abstrak, di mana yang diperjualbelikan adalah dana-dana jangka panjang yaitu dana yang keterikatannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Pasar modal memiliki peran penting dalam kegiatan ekonomi. Pasar modal di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, telah menjadi salah satu sumber kemajuan ekonomi, sebab 66 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti. Pangantar Pasar Modal. (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2001), hlm. 1. 67 Jusuf Anwar (1), Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: PT. Alumni, 2008), hlm. xiv. 68 Pandji Anoraga dan Piji Pakarti., Loc. cit. pasar modal dapat menjadi sumber dana alternatif bagi perusahaan. Perusahaan- perusahaan ini merupakan salah satu agen produksi, yang secara nasional akan membentuk gross domestic product (GDP). Perkembangan pasar modal akan menunjang peningkatan GDP atau dengan kata lain, berkembangnya pasar modal

   akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara.

  Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal merupakan landasan utama mengenai kebijakan pasar modal. Konsekuensi logis dari pengaturan ini adalah harus dilakukannya peningkatan kualitas seperti informasi, pelayanan, dan lain-lain. Peningkatan kualitas informasi merupakan faktor yang sangat penting dan merupakan jiwa pasar modal, tanpa informasi yang merata akan sulit bagi para pemodal untuk memberikan keputusan investasinya. Bapepam telah berupaya meningkatkan agar informasi yang berkaitan dengan keuangan sejajar dengan standar yang universal. Bapepam sebagai regulator pasar modal dapat dan mampu menyiapkan aturan-aturan yang berkaitan dengan masalah akuntansi dan keuangan lain bila diperlukan pasar. Bapepam harus menjamin adanya hukum yang melandasi aktivitas ekonomi yang sesuai dengan ekonomi pasar. Pemerintah tidak dapat berlepas tangan dalam pengembangan pasar modal. Seperti dikatakan Munir Fuady mengenai adanya kesalahan yang berulang dilakukan oleh pihak berwenang di pasar

69 Sawidji Widiatmodjo (1), Pasar Modal Indonesia, Pengantar dan Studi Kasus, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 11-13.

  modal, yakni adanya anggapan bahwa pengembangan pasar modal agar dibiarkan

   secara apa adanya tanpa diawasi.

  Robert Pardy mengatakan bahwa pengembangan pasar modal memerlukan adanya campur tangan pemerintah dalam bentuk pengawasan dan pembangunan

  

  yakni: a.

  Pengawasan (supervisory): dituangkan dalam bentuk kewenangan dalam menerbitkan peraturan perundang-undangan dalam format Lembaga Pengawas.

  b.

  Pembangunan (development): mengembangkan pasar modal termasuk dalam kebijakan fiskal dan moneter.

  Pengertian pasar modal, pada hakikatnya tidak berbeda dengan pasar barang atau pasar tradisional yang sudah dikenal masyarakat, yaitu tempat melakukan

   perdagangan atas suatu produk antara pihak pembeli dan pihak lain sebagai penjual.

  Prof. Hugh T. Patrick dan U Tun Wai menyebutkan 3 (tiga) defenisi pasar modal,

  

  yaitu: a.

  Pasar Modal dalam arti luas adalah keseluruhan sistem keuangan yang terorganisir termasuk bank-bank komersil dan semua perantara di bidang keuangan, surat berharga/klaim jangka pendek-panjang primer dan yang tidak langsung.

  b.

  Pasar Modal dalam arti menengah adalah semua pasar yang terorganisir dan lembaga-lembaga yang memperdagangkan warkat-warkat kredit (biasanya yang berjangka lebih dari 1 tahun) termasuk saham, obligasi, pinjaman berjangka, hipotik tabungan dan deposito berjangka.

  c.

  Pasar Modal dalam arti luas adalah tempat pasar terorganisir yang memperdagangkan saham dan obligasi dengan menggunakan jasa makelar dan

  underwriter . 70 71 Jusuf Anwar, Op. Cit., hlm. 68-69. 72 Rebert Pardy dalam Jusuf Anwar, Ibid., hlm. 69. 73 Ibid ., hlm. 70.

  Hugh T. Patrick dan U Tun Wai dalam Adrian Sutedi, Segi-segi Hukum Pasar Modal, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2009), hlm. 2.

74 Undang-undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 memberikan pengertian:

  Menurut Suad Husnan

  , pasar modal dapat didefenisikan sebagai pasar untuk berbagai instrumen keuangan (sekuritas jangka panjang yang dapat diperjualbelikan, baik dalam bentuk utang ataupun modal sendiri, baik yang diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta. Pasar modal merupakan satu bentuk kegiatan dari lembaga keuangan nonbank sebagai sarana untuk memperluas sumber-sumber pembiayaan perusahaan.

  

  “Pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.” Berdasarkan defenisi mengenai pasar modal diatas, dapat disimpulkan bahwa pasar modal merupakan tempat kegiatan perusahaan dalam rangka mencari dana untuk pembiayaan usahanya. Transaksi atau jual beli modal tersebut bisa berbentuk pinjaman dan dapat pula berbentuk penyertaan.

  

2. Peranan dan Manfaat Pasar Modal

  Pasar modal menjembatani hubungan antara pemilik dana (investor) dan pengguna dana

  

  (emiten)

  

  74 Suad Husnan dalam Adrian Sutedi, Ibid.

  , dapat dikatakan bahwa pasar modal adalah wahana investasi bagi investor dan wahana sumber dana bagi pengguna dana. Peranan lain 75 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Pasal 1 angka 13. 76 Adrian Sutedi, Op. Cit., hlm. 4. 77 Jusuf Anwar, Op. Cit., hlm. 121. 78 Juli Irmayanto, dkk, Bank dan Lembaga Keuangan, (Jakarta: Universitas Trisakti, 2009), hlm. 289. dari pasar modal adalah mengumpulkan dan mengerahkan tabungan masyarakat untuk keperluan investasi. Pasar modal tergolong dalam pengertian “financial

  

market ” yang bertujuan untuk mengadakan alokasi tabungan (saving) secara efisien

dari pemilik dana (saver) kepada pemakai dana terakhir (ultimate user).

  Kapasitas produksi akan meningkat dengan meningkatnya investasi, yang berarti menambah barang dan jasa yang diperlukan masyarakat serta memperluas lapangan kerja. Sektor swasta menjadi lebih kompetitif dan pasar modal yang maju terutama bagian sekuritasnya memungkinkan individu, bagaimana pun kecilnya kontribusi mereka, menikmati kemakmuran karena adanya sektor swasta yang kompetitif.

   Manfaat lain dari keberadaan pasar modal dapat disebutkan sebagai berikut: a.

  Memperbaiki struktur permodalan perusahaan.

  Perusahaan dapat meningkatkan permodalannya tidak hanya dalam bentuk pinjaman, tetapi juga bentuk ekuitas melalui penerbitan saham di pasar modal, oleh karena itu, bagi perusahaan yang memiliki perbandingan antara modal sendiri dan hutang yang tidak seimbang (over leverage) dapat memperkecil tingkat leveragenya melalui penerbitan saham, dengan cara ini struktur permodalan perusahaan akan semakin sehat.

  b.

  Meningkatkan efisiensi alokasi sumber-sumber dana Tersedianya berbagai instrumen pasar modal, perusahaan akan memperoleh alternatif yang lebih luas untuk mendapatkan dana dengan biaya yang paling rendah, 79 Jusuf Anwar, Op. Cit., hlm. 121-122. oleh karena itu, pasar modal berfungsi menciptakan pengalokasian sumber dana dengan cara yang lebih efisien.

  c.

  Menunjang terciptanya perekonomian yang sehat.

  Keharusan melakukan keterbukaan di pasar modal akan melahirkan budaya

  

fairness yang selanjutnya akan menciptakan “good corporate governance” di pasar

  modal, sehingga akan berpengaruh bagi terciptanya ekonomi yang sehat. Perusahaan publik merupakan pelopor praktik “good corporate governance”.

   d.

  Meningkatkan penerimaan Negara Penerimaan Negara melalui pasar modal, yakni melalui pemungutan pajak dapat lebih ditingkatkan. Ini dimungkinkan karena berkembangnya pasar modal akan memacu keterbukaan yang pada akhirnya dapat mendorong kepatuhan emiten sebagai wajib pajak. Semakin besar transaksi di bursa, semakin besar pula potensi pemungutan pajak atas transaksi tersebut, khususnya pajak badan (korporasi) dan pajak perorangan.

  e.

  Mengurangi hutang luar negeri pihak pemerintah maupun swasta Sudah saatnya kebutuhan akan pembiayaan pembangunan tidak hanya diperoleh dari hutang luar negeri, tetapi dapat dipenuhi melalui mobilisasi dana di pasar modal. Berkurangnya hutang luar negeri Pemerintah maupun pihak swasta, tekanan pada neraca pembayaran dan anggaran pemerintah dalam memenuhi “debt

  service ” akan dapat dikurangi.

  f.

  Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pembangunan 80 Ibid., hlm. 123-124.

  Masyarakat dimungkinkan untuk dapat memiliki saham-saham perusahaan go

  

public melalui pasar modal. Dana yang diperoleh perusahaan akan digunakan untuk

  pengembangan usaha yang selanjutnya akan meningkatkan produksi nasional, menambah kesempatan kerja, memperbesar penyediaan barang dan jasa yang diperlukan serta memanfaatkan sumber daya yang dimiliki oleh rumah tangga.

   g.

  Pasar modal sebagai alternatif pembiayaan pemerintah Besarnya utang luar negeri yang saat ini dimiliki pemerintah telah memberikan risiko dan kewajiban bunga serta cicilan pokok yang tidak kecil.

  Tantangan beban fiskal pada masa yang akan datang demikian besar yang mengharuskan pemerintah mencari sumber dana baru yang tingkat risikonya relatif kecil. Kebijakan anggaran berimbang sudah ditinggalkan dan dianut sistem defisit. Defisit maksudnya dapat ditutup antara lain dengan menerbitkan obligasi pemerintah di dalam negeri melalui pasar modal.

3. Sejarah Pasar Modal Indonesia

  Pasar modal Indonesia dimulai ketika pemerintah Hindia Belanda mendirikan

  

   Bursa Efek di Batavia (sekarang Jakarta) pada tanggal 14 Desember 1912 oleh

84 Vereniging voor de Effectenhandel . Efek-efek yang diperdagangkan dalam bursa

  ini terdiri atas saham-saham dan obligasi yang diterbitkan perusahaan milik Belanda yang beroperasi di Indonesia, obligasi pemerintah Hindia Belanda dan efek-efek Belanda lain. Pendirian bursa efek oleh pemerintah Belanda tersebut bertujuan untuk 81 82 Ibid., hlm. 124-125. 83 Juli Irmayanto, dkk, Op. Cit., hlm. 291. 84 Aristides Katoppo, Op. Cit., hlm. 5.

  Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, dan Achmad Abror, Lembaga Keuangan, (Jakarta: PT. Rineka Citra, 2005), hlm. 162. memobilisasi dana dalam rangka membiayai perkebunan milik Belanda yang saat itu

  

sedang dikembangkan secara besar-besaran.

  Pendirian bursa efek di Batavia tersebut diikuti dengan pendirian bursa efek di Semarang dan Surabaya pada tahun 1925. Bursa efek yang didirikan tersebut mengalami perkembangan yang cukup pesat sampai akhirnya kegiatannya terhenti

   karena pecahnya perang dunia kedua menjelang invasi Jepang pada tahun 1942.

  Aktivitas bursa efek ini diaktifkan kembali dengan penerbitan obligasi pemerintah Republik Indonesia tahun 1950. Pengaktifan kembali aktivitas bursa efek ini disokong dengan penerbitan Undang-Undang Darurat tentang Bursa Nomor 13 Tahun 1951. Undang-undang ini kemudian diganti dengan Undang-Undang RI Nomor 15 tahun 1952 untuk mempertegas dan memperkuat aturan dan landasan hukumnya

  

  sehingga institusi bursa efek tersebut dapat berkembang baik. Penyelenggaraan bursa efek yang telah dibuka di Jakarta tersebut dilakukan oleh Perserikatan Perdagangan Uang dan Efek-efek (PPUE) dimana Bank Indonesia terlibat sebagai

  

  penasehat. Perkembangan institusi ini ternyata relatif kurang memuaskan dan kurang mendapat sambutan dari masyarakat luas. Aktivitas bursa efek ini kemudian berhenti lagi pada tahun 1956 karena pemerintah melakukan kebijakan nasionalisasi terhadap perusahaan-perusahaan asing. 85 Dahlan Siamat, Manajemen Lembaga Keuangan, Kebijakan Moneter dan Perbankan, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2005), hlm. 487. 86 87 Juli Irmayanto, dkk, Loc. Cit. 88 Frianto Pandia, Elly Santi Ompusunggu, dan Achmad Abror, Loc. Cit. 89 Irsyad Lubis, Bank dan Lembaga Keuangan, (Medan: USU Press, 2010), hlm.152-153.

  Juli Irmayanto, dkk, Loc. Cit. Bursa efek atau pasar modal ini kemudian diaktifkan kembali pada tanggal 10 Agustus 1977 oleh Presiden Soeharto dengan membentuk Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM) yang kemudian (1992) berubah menjadi Badan Pengawas Pasar Modal. Dasar hukum eksistensi dan pelaksanaan institusi pasar modal yakni Undang- undang RI Nomor 15 Tahun 1992 kemudian diganti dengan Undang-Undang RI

90 Nomor 8 Tahun 1995.

  Pemerintah melakukan deregulasi di sektor keuangan dan perbankan termasuk pasar modal. Deregulasi yang dapat dianggap sangat mempengaruhi perkembangan pasar modal Indonesia antara lain Pakto 27, 1988 dan Pakdes 20, 1988, sebelum itu telah dikeluarkan Paket 24 Desember 1987 yang berkaitan dengan usaha

  

  pengembangan pasar modal meliputi pokok-pokok sebagai berikut: a.

  Kemudahan syarat go public antara lain tidak harus mencapai 10%.

  b.

  Penghapusan pungutan-pungutan seperti fee pendaftaran dan pencatatan di bursa yang sebelumnya dipungut oleh Bapepam.

  c.

  Investor asing boleh memiliki saham perusahaan yang go public.

  d.

  Saham boleh diterbitkan atas tunjuk.

  e.

  Batasan fluktuasi harga saham di Bursa Efek sebesar 4 % dari kurs sebelum ditiadakan.

  f.

  Proses emisi harus sudah diselesaikan Bapepam dalam waktu selambat-lambatnya 20 hari sejak dilengkapi persyaratan.

  Dampak dari deregulasi tersebut diatas adalah meningkatnya minat emiten maupun investor secara drastis yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan bagi perusahaan di satu pihak dan sarana investasi bagi pemodal. Meningkatnya minat emiten mencari dana melalui pasar modal tercermin dari 90 91 Irsyad Lubis, Loc. Cit.

  Juli Irmayanto, dkk, Op. Cit., hlm. 292. banyaknya perusahaan yang melakukan emisi saham dan obligasi serta naiknya

   jumlah kapasitas dana.

  Penerbitan Pakto 27 1988 dan Pakdes 20 1988 memberikan perbaikan terhadap perkembangan pasar modal Indonesia misalnya terbukti dengan beroperasinya Bursa Efek Surabaya sejak tanggal 16 Juni 1989. Perkembangan selanjutnya adalah privatisasi Bursa Efek Jakarta (1992) sehingga BAPEPAM berubah fungsi menjadi Badan Pengawas Pasar Modal sedangkan Bursa Paralel Indonesia dimergerkan dengan Bursa Efek Surabaya (1995). Perkembangan terakhir (2007) Bursa Efek Surabaya dimergerkan dengan Bursa Efek Jakarta yang kemudian

   berubah nama menjadi Bursa Efek Indonesia.

4. Instrumen Pasar Modal

   Instrumen yang diperdagangkan di pasar modal adalah efek. Efek adalah

  surat berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, kontrak

  

  berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek. Meskipun efek terdiri atas berbagai macam surat berharga, tetapi Instrumen utama di Pasar Modal adalah saham

   dan obligasi.

  92 93 Ibid. 94 Irsyad Lubis, Op. Cit., hlm. 154.

  Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Hukum Pasar Modal Indonesia. (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), hlm. 18. 95 96 Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

  Tavinayati dan Yulia Qamariyanti. Loc. Cit. Saham adalah klaim terhadap penghasilan bersih dan aset perusahaan, yaitu dividen yang dibagikan kepada stockholder (pemegang saham) setelah perusahaan memenuhi semua kewajibannya, seperti membayar gaji karyawan, pajak, dan kewajiban utangnya, termasuk kewajibannya kepada bondholder (pemegang obligasi). Saham disebut juga residual claimant, dan pemegang saham memperoleh penghasilan yang berfluktuasi, berhubungan dengan keuntungan atau kerugian perusahaan penerbit sahamnya. Share (dana penyertaan) dalam saham menyatakan hak kepemilikan (ownership).

  Obligasi adalah surat utang jangka panjang yang memberikan bunga tetap secara periodik dan mengembalikan pinjaman pokoknya pada waktu jatuh tempo.

  Pemegang obligasi memperoleh penghasilan yang tetap sampai waktu jatuh tempo,

   tidak dipengaruhi oleh kondisi keuntungan atau kerugian perusahaan penerbitnya.

  Ada instrumen lain yang merupakan pengembangan dari efek utama yaitu

  

Indonesian Depository Receipt dan Efek Beragun Aset. Indonesian Depository

Receipt disebut juga Sertifikat Penitipan Efek Indonesia yaitu efek yang memberikan

  hak kepada pemegangnya atas efek utama yang dititipkan secara kolektif pada bank

   kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam.

  Efek beragun aset adalah efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial, tagihan kartu kredit, tagihan yang 97 98 Ktut Silvanita, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Erlangga, 2009), hlm. 104.

  Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2004), hlm. 194. timbul di kemudian hari (future receivables), pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, Sarana Peningkatan Kredit (credit enhancement)/Arus Kas (cash flow), serta aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan

   tersebut.

  Efek-efek derivatif yang terdapat di pasar modal antara lain right, warrant,

  

option . Right adalah penerbitan surat hak kepada pemegang saham lama perusahaan

  publik untuk membeli saham baru yang hendak diterbitkan. Pemegang saham lama berhak untuk didahulukan mendapatkan penawaran beli dari perusahaan secara proporsional pada harga yang telah ditetapkan sebelumnya untuk jangka waktu pendek, tetapi pemilik right tidak mendapatkan dividen, karena ia bukan bukti

   kepemilikan (equity).

  Option adalah hak kontraktual, tetapi bukan merupakan kewajiban yang

  diberikan kepada pemilik hak untuk menjual atau membeli sejumlah tertentu saham dengan harga tertentu pada suatu waktu tertentu. Option mempunyai dua tipe, yaitu

  

call option dan put option. Call option adalah opsi yang memberikan hak kepada

  pemegangnya untuk membeli tidak hanya saham, tetapi juga aset keuangan (financial

  

asset ) yang telah ditentukan jumlah, harga, dan waktunya. Put Option adalah opsi

  yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk menjual tidak hanya saham, tetapi juga aset keuangan (financial asset) yang telah ditentukan jumlah, harga dan 99 100 Ibid ., hlm. 196.

  Ibid ., hlm. 203.

  

  waktunya. Menurut penjelasan Pasal 1 angka 5 Opsi adalah hak yang dimiliki oleh pihak untuk membeli atau menjual kepada pihak lain sejumlah efek pada harga dan

   dalam waktu tertentu.

  Warrant atau waran adalah suatu opsi untuk membeli sejumlah tertentu

  instrumen keuangan (saham) pada waktu tertentu dengan harga tertentu. Warrant ini pada dasarnya sama dengan option, yaitu hak untuk membeli sejumlah saham, namun

   warrant dikeluarkan oleh pihak issuer atau perusahaan yang menerbitkan efek.

  Menurut Penjelasan Pasal 1 angka 5 waran adalah efek yang diterbitkan oleh suatu perusahaan yang memberi hak kepada pemegang efek untuk memesan saham dari perusahaan tersebut pada harga setelah 6 (enam) bulan atau lebih sejak efek dimaksud

   diterbitkan.

5. Pelaku Pasar Modal

  Pasar modal merupakan sarana terbaik untuk memobilisasi sekaligus membuat perusahaan menjadi lebih profesional. Pasar modal akan menjadi wahana alternatif investasi yang menjanjikan keuntungan dan sekaligus menyebar risiko bagi investor. Pelaksanaan go public harus memperhatikan segala kebutuhan administrasi intern perusahaan dan mengatur strategi, yang juga penting adalah menjalin kerja sama dengan pihak-pihak yang berkaitan dengan upaya go public. Investor juga perlu memahami mekanisme go public dan para pihak yang terlibat dalam mekanisme 101 102 Ibid ., hlm. 204. 103 Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 104 Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Loc. Cit.

  Penjelasan Pasal 1 angka 5 Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. investasi, agar jika terjadi hal-hal yang tidak diinginkan maka bisa melakukan klaim pada pihak yang bertanggung jawab sesuai dengan tugasnya masing-masing.

  Pelaku pasar modal harus mengetahui tanggung jawabnya masing-masing agar menjamin terjadinya fairness dalam bertransaksi. Semua informasi hanya bisa diperoleh dari prospektus dan produk informasi lain yang diterbitkan oleh pihak- pihak yang berhak, padahal tidak semua pihak terutama investor mampu membaca informasi yang dituangkan dalam prospektus, di samping pengetahuan tentang informasi yang dimiliki, juga jaminan tentang kebenaran informasi tersebut tidak tersedia. Semua informasi yang dikeluarkan harus divalidasi oleh pelaku pasar modal yang berkompetensi. Laporan keuangan, misalnya, harus diaudit oleh akuntan

   publik.

  Investor harus menggunakan jasa perusahaan broker atau pialang untuk membeli saham atau obligasi, tidak bisa langsung mendatangi bursa. Perusahaan yang mau go public pun tidak bisa tiba-tiba mendatangi bursa untuk menjual sahamnya, harus mengandalkan bantuan underwriter.

  Pelaku pasar modal adalah seluruh unsur, bisa individu atau organisasi, yang melakukan kegiatan di bidang pasar modal sehingga pasar modal bisa melakukan

  

  kegiatan sehari-hari. Pelaku pasar modal dikelompokkan menjadi:

  (1) Pengawas

  Tugas pengawasan, secara resmi dilakukan oleh Bapepam-LK (Badan Pengawas Pasar Modal Lembaga Keuangan). Bapepam-LK adalah lembaga pemerintah di bawah Departemen Keuangan. Lembaga inilah yang bertugas membuat 105 106 Sawidji Widoatmodjo (1), Op. Cit., hlm. 31.

  Ibid ., hlm. 32-33. peraturan-peraturan sebagai pedoman bagi seluruh pelaku pasar modal. Bapepam-LK mengawasi pelaksanaan peraturan yang telah dibuatnya tersebut dan bila terjadi pelanggaran, Bapepam-LK akan memberikan sanksi. Lembaga ini hanya ada satu,

  

  yaitu berkantor pusat di Gedung Departemen Keuangan. Bapepam-LK berperan: a.

  Mengawasi kegiatan perdagangan efek agar tidak menyimpang dari peraturan yang ada, terutama terhadap Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.

  b.

  Melakukan perjanjian terhadap semua personil yang menyandang profesi tertentu di pasar modal, seperti pialang, manajer investasi, penasehat investasi, dan yang lainnya.

  c.

  Memberikan izin kepada perusahaan yang ingin melakukan kegiatan di pasar modal.

  Bapepam-LK merupakan pintu gerbang bagi masuknya efek masyarakat, maka emiten harus meyakinkan Bapepam-LK bahwa perusahaan yang akan dijual ke masyarakat adalah perusahaan yang sehat dan bisa memberikan keuntungan bagi investor, namun demikian, Bapepam-LK tidak menjamin kebenaran informasi yang disampaikan emiten.

  Berlakunya Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (UU-OJK) ada perubahan terhadap industri keuangan di Indonesia karena berdasarkan UU-OJK pengaturan serta pengawasan industri jasa keuangan di Indonesia yang termasuk di dalamnya pasar modal menjadi berubah. Perubahan ini dapat dilihat dari peratuan peralihan UU-OJK khususnya Pasal 55 ayat (1) yang

  

  menyatakan: 107 108 Ibid ., hlm. 33.

  Hamud M. Balfas, Op. Cit., hlm. 7. Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal, Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya beralih dari Menteri Keuangan dan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga

   Keuangan ke OJK.

  Peraturan tersebut menentukan bahwa sejak tanggal 31 Desember 2012, Bapepam-LK yang selama ini merupakan institusi yang melakukan regulasi dan pengawasan atas kegiatan di pasar modal akan diserap dan digantikan serta menjadi

   bagian dari OJK.

  (2) Penyelenggara Bursa

  Bursa Efek Indonesia mempunyai tugas menyelenggarakan bursa (perdagangan surat berharga). Tugas utama bursa adalah menyediakan fasilitas perdagangan agar proses transaksi bisa berjalan dengan fair dan efisien. Bursa Efek Indonesia (BEI) harus terus memperbaiki teknologi yang dimilikinya untuk bisa

   menjalankan tugas ini.

  Perusahaan yang ingin melakukan go public harus melalui BEI, kecuali ingin melakukan dual listing dengan melakukan pencatatan di bursa luar negeri, demikian pula investor yang ingin membeli surat berharga di dalam negeri juga hanya di BEI. BEI adalah perusahaan swasta yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT). Pemegang saham atau pemilik bursa efek adalah para anggota bursa yang bersangkutan, yaitu para perusahaan pialang yang melakukan aktivitas di bursa tersebut. Jadi, jika 109 110

Pasal 55 Undang-undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan.

111 Hamud M. Balfas, Op. Cit., hlm. 8.

  Sawidji Widoatmodjo (1), Op. Cit., hlm. 34. perusahaan pialang yang ingin melakukan aktivitas perdagangan di BEI, harus

  

  terlebih dahulu menjadi anggota BEI. Peran Bursa Efek adalah: a.

  Mengorganisasikan dan menyediakan fasilitas bagi anggotanya sehingga semua anggota bursa dapat melakukan perdagangan secara adil, efisien, dan transparan.

  b.

  Melakukan pencatatan, pembekuan perdagangan, dan pencabutan (delisting) atas efek yang listing di bursa bersangkutan.

  Hubungan bursa efek dengan emiten adalah: a. Karena bursa efek merupakan tempat ditransaksikannya efek, maka pihak yang paling mengetahui perkembangan sehari-hari efek suatu emiten adalah bursa efek. Karena itu, bursa efek juga perlu memantau atau paling tidak meminta informasi kepada emiten jika terjadi sesuatu yang luar biasa atas saham emiten tersebut. Dengan demikian, emiten seharusnya menjalin hubungan yang harmonis dengan bursa efek.

  b.

  Bursa efek melakukan pemantauan kegiatan dalam rangka melindungi investor dari praktik-praktik yang dilarang oleh peraturan perundang-undangan lain yang berlaku. Karena itu, emiten harus benar-benar memahami segala peraturan yang berlaku yang berhubungan dengan perlindungan investor, sebab eksistensi emiten akan ditentukan oleh investor ini. Jika investor tidak berminat membeli efek emiten, maka emiten tidak akan bisa masuk bursa efek.

  (3) Pelaku utama

  Pelaku utama adalah pihak-pihak yang paling berperan dalam perdagangan surat berharga, yakni investor dan emiten. Pelaku utama ini tidak bisa melakukan transaksi secara langsung, mereka harus dibantu oleh tenaga profesional yang dinyatakan telah lulus ujian profesi dan dibuktikan dengan kepemilikan sertifikat.

  

  Para pelaku utama terdiri atas: 112 113 Ibid. , hlm. 34-35.

  Ibid .

  (a) Emiten

  Emiten adalah perusahaan swasta atau BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang mencari modal dari bursa efek dengan cara menerbitkan efek (saham, obligasi,

  

right issue , dan waran). Istilah emiten secara internasional dikenal dengan sebutan

  “issuer” yang berasal dari perkataan “issuing company” artinya suatu perusahaan

  

  yang menerbitkan dan menawarkan efek untuk dijual kepada masyarakat. Peran

  

  Emiten adalah: 1)

  Menerbitkan efek, yang kemudian dijual kepada investor guna mendapatkan modal; 2)

  Untuk bisa menerbitkan efek yang laku dijual, emiten harus memiliki prestasi yang baik dan tidak memiliki cacat hukum. Emiten berperan menjamin efek yang diterbitkannya sah menurut hukum;

  3) Emiten merupakan sumber pertama informasi mengenai efeknya. Kebenaran informasi dari emiten merupakan tanggung jawab emiten bersangkutan.

  (b) Investor

  Investor adalah individu atau organisasi yang membelanjakan uangnya di pasar modal. Semua pihak, pada prinsipnya, bisa menjadi investor. Sebuah organisasi yang membentuk lembaga atau dana pensiun juga bisa menggunakan uang dana

  

  pensiun itu untuk membeli saham atau obligasi. Peran investor diantaranya: 1)

  Investor merupakan sumber aktivitas bursa efek, sebab dengan adanya uang yang dibelanjakan investor di pasar modal, pialang bisa mendapatkan order jual atau beli, emiten bisa mendapatkan modal, bursa efek bisa menyelenggarakan perdagangan.

  114 115 Ibid . 116 Juli Irmayanto, dkk, Op. Cit., hlm. 296. 117 Sawidji Widoatmodjo (1), Op. Cit., hlm. 36.

  Ibid ., hlm. 37.

  2) Dalam melakukan investasi (membelanjakan uang di pasar modal), investor bisa meminta informasi dari pihak-pihak yang berkepentingan seperti dari emiten, penjamin emisi, bursa efek atau perusahaan pialang.

  3) Meskipun investor bisa mendapatkan informasi dari berbagai pihak, tetapi keputusan investasi tetap berada di tangan investor. Investor harus menanggung risiko atas keputusan yang dibuatnya.

  4) Sebagai salah satu pelaku pasar modal, investor mempunyai tanggung jawab atas risiko yang terjadi.

  Investor memiliki kedudukan yang setara dengan emiten, maka hubungan di antara keduanya sangat erat, bahkan dapat dikatakan eksistensi masing-masing mutlak diperlukan, artinya apabila salah satu tidak ada, maka tidak akan pernah ada yang namanya pasar modal. Hubungan antara investor dengan emiten, di antaranya:

  

  1) Investor merupakan pemasok dana kepada emiten, dengan demikian, seandainya tidak ada investor yang bersedia membeli efek para emiten, maka bisa dikatakan emiten gagal melakukan go public.

  2) Dalam struktur organisasi perusahaan emiten, investor merupakan pemegang kekuasaan tertinggi. Dengan demikian, investor bisa menentukan arah kebijaksanaan perusahaan emiten.

  3) Meskipun investor terutama investor individu kurang mampu mengambil keputusan sendiri dalam menentukan pilihan investasinya, namun sebagai pemilik dana, tetap saja keputusan terakhir ada pada investor sehingga emiten tidak bisa mengabaikan investor, sekalipun investor tersebut awam.

  4) Dalam RUPS, investor memiliki hak suara sehingga bisa menentukan keputusan, terutama dalam hal menentukan pembagian dividen. Dengan demikian, investor bisa memengaruhi kinerja keuangan emiten di tahun-tahun berikutnya.

  (c) Penjamin Emisi

  Penjamin emisi yang merupakan terjemahan dari underwriter adalah perusahaan swasta atau BUMN yang menjadi penanggung jawab atas terjualnya efek

  118 Ibid ., hlm. 37.

  

  emiten kepada investor. Penjamin emisi membuat kontrak dengan emiten untuk melakukan penawaran umum bagi kepentingan emiten dengan atau tanpa kewajiban

  

  membeli sisa efek yang tidak terjual. Sebelum pernyataan pendaftaran diajukan ke Bapepam-LK emiten harus menunjuk penjamin emisi. Sebenarnya, penjamin emisi inilah yang menjual efek, sedangkan emiten hanya menerbitkannya. Mekanismenya, setelah emiten menerbitkan saham, maka emiten menawarkan kepada penjamin emisi untuk menjual efek tersebut. Selanjutnya, penjamin emisi akan melayani pembelian oleh para perusahaan pialang, yang mewakili investor atau untuk portofolionya sendiri. Penjamin emisi lebih banyak membantu kepentingan emiten dibanding

  

  kepentingan investor. Peran penjamin emisi dalam perdagangan efek, di antaranya: 1)

  Penjamin emisi menjamin terjualnya efek yang diterbitkan emiten, dengan demikian, jika melihat posisi keuangan penjamin emisi, maka ia lebih banyak mewakili kepentingan emiten. 2)

  Besarnya jaminan tergantung pada perjanjian antara emiten dengan penjamin emisi, bila penjamin emisi menjamin penuh (full commitment), maka jika penjamin emisi tidak berhasil menjual seluruh efek, penjamin emisi bersangkutan wajib membeli sisa efek yang tidak terjual. Sedangkan apabila penjaminan dilakukan secara best effort, penjamin emisi hanya melaksanakan penjualan sesuai harga yang ditetapkan. Jika saham yang dijamin tidak laku semuanya dengan harga tersebut, maka penjamin emisi tidak berkewajiban membeli saham tersebut. 3)

  Besarnya tanggung jawab penjamin emisi, selain dalam soal komitmen penjualan saham, juga tergantung pada perannya dalam proses penawaran umum. Penjamin emisi utama lebih besar tanggung jawabnya dari penjamin emisi peserta.

  

  Hubungan penjamin emisi dengan emiten di antaranya: 1)

  Penjamin emisi memberi nasihat dan bernegosiasi dengan emiten dalam hal penetapan harga efek pada saat penjualan perdana (penjualan sebelum melalui 119 120 Ibid ., hlm. 38. 121 Endang Purwaningsih, Hukum Bisnis, (Bogor: Ghalia Indonesia), hlm. 28. 122 Sawidji Widoatmodjo (1), Loc. Cit.

  Ibid ., hlm. 39. bursa efek). Jadi, tinggi rendahnya harga saham perdana yang akan dibeli investor tergantung pada kesepakatan antara penjamin emisi dengan emiten. 2)

  Penjamin emisi melakukan penjatahan, bila penawaran efek mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed).

  (d) Pialang

  Pialang atau broker adalah perusahaan swasta atau BUMN yang aktivitas utamanya adalah melakukan penjualan atau pembelian efek di pasar sekunder (setelah efek dicatatkan di bursa). Peranannya juga diperlukan pada pasar perdana, yaitu membantu penjamin emisi dalam memasarkan efek; sebagai agen penjual.

  Perusahaan pialang bisa atau bertindak atas nama investor kalau sedang melaksanakan amanah investor atau bertindak atas kepentingannya sendiri ketika melakukan transaksi untuk portofolionya sendiri. Perusahaan pialang sangat berperan

  

  dalam perdagangan efek, di antaranya: 1)

  Menjadi anggota bursa sehingga mempunyai hak melakukan transaksi di bursa tersebut. Untuk kepentingan ini, perusahaan pialang harus memiliki wakil yang sudah teruji oleh standar profesi yang ditempatkan di lantai bursa. Jadi, untuk bisa melakukan transaksi di suatu bursa, perusahaan pialang harus menjadi anggota bursa bersangkutan. Misalnya, untuk bertransaksi di Bursa Efek Indonesia, maka perusahaan pialang harus menjadi anggota Bursa Efek Indonesia. 2)

  Melakukan transaksi efek untuk kepentingan perusahaan sendiri atau kepentingan investor.

3) Melakukan riset dan memberikan nasihat investasi kepada investor.

  4) Melakukan pemasaran untuk mencari investor sehingga bisa meningkatkan investor saham atau obligasi emiten tertentu.

  123 Ibid ., hlm. 39-40.

  Pialang merupakan pelaku yang paling erat hubungannya dengan investor, karena pialang mewakili kepentingan investor. Hubungan antara perusahaan pialang dengan emiten, antara lain sebagai berikut:

  

  1) Pialang mampu membaca prospektus dan laporan keuangan dengan baik, maka dalam menghadapi pialang ini, emiten harus berhati-hati, bukan tidak mungkin informasi yang tidak terbaca oleh investor justru terbaca oleh pialang, dan kemudian pialang akan merekomendasikan investor untuk mengambil keputusan yang merugikan harga saham emiten.

  2) Perusahaan pialang yang baik menyediakan fasilitas riset dan mampu memberikan nasihat kepada investor dalam melakukan investasi sehingga pialang ini bisa menentukan nasib saham emiten.

  3) Perusahaan pialang bisa menjadi sumber informasi yang pertama dan terdekat bagi investor, oleh karena itu, teruslah memberikan informasi yang positif kepada pialang agar disampaikan kepada investor.

  4) Jasa yang diberikan perusahaan pialang kepada investor itu, investor harus membayar fee yang besarnya tergantung pada negosiasi. Fee itu dikenakan setiap terjadi transaksi, baik beli atau jual, jadi emiten fee atas jasa pialang, fee yang harus dibayar emiten adalah listing fee dan annual fee, yang dibayarkan kepada bursa.

  (e) Manajer Investasi

  Manajer Investasi (MI) adalah perusahaan yang kegiatannya menyelenggarakan pengelolaan portofolio efek. Perusahaan inilah yang menerbitkan sertifikat reksadana. Manajer Investtasi (MI) dalam melakukan investasi, bisa menggunakan modalnya sendiri (dari promoter) dan ditambah dengan modal yang dikumpulkan dari para investor, jadi hampir sama dengan perusahaan pialang, MI juga bisa mewakili kepentingan investor. Manajer Investasi berkewajiban

  124 Ibid ., hlm. 40. memberikan imbalan kepada investor, sedangkan perusahaan tidak. Peran Manajer

  

  Investasi antara lain sebagai berikut: 1)

  Manajer Investasi bisa mewujudkan skala ekonomis dalam berinvestasi. Jika investasi dilakukan oleh masing-masing investor, maka nilai investasi masing- masing adalah kecil, di sisi lain biaya investasi menjadi mahal. Manajer Investasi bisa melakukan investasi dengan nilai yang besar dan biaya murah melalui mekanisme reksadana. 2)

  Manajer Investasi mempunyai peran dalam lebih mengaktifkan perdagangan di bursa efek, sebab Manajer Investasi memiliki perangkat analisis yang bisa mempercepat pengambilan keputusan sehingga frekuensi perdagangan menjadi meningkat. 3)

  Manajer Investasi bisa meningkatkan jumlah pemodal, sebab dengan ketersediaan tenaga pemasaran, Manajer Investasi bisa aktif menjaring investor.

  Manajer Investasi mirip dengan perusahaan pialang, kemiripan ini lebih jelas lagi kalau ditinjau dari hubungan yang erat dengan investor, di antaranya berikut

  

  ini: 1)

  Jika investor merasa awam tentang pasar modal, maka lebih aman melakukan investasi melalui manajer investasi, yaitu dengan cara membeli reksa dana. 2)

  Investasi pada reksadana memang lebih aman, namun penghasilan yang diberikan belum tentu lebih tinggi dari kalau investor langsung membeli saham. 3)

  Manajer Investasi mengumpulkan dana dari investor dengan cara menjual sertifikat reksadana, setelah dana terkumpul, maka akan digunakan untuk membeli surat-surat berharga, baik di pasar modal maupun di pasar uang. Investor bisa memilih reksadana yang sesuai dengan tujuan investasinya, misalnya reksadana yang menginvestasikan dananya pada saham biasanya akan memberikan distribusi yang lebih tinggi daripada yang melakukan investasi pada obligasi. 4)

  Manajer Investasi sebenarnya yang menjadi investor secara riil, karena itu, emiten harus menjalin hubungan yang baik dengan manajer investasi agar saham atau obligasinya menjadi bagian dari portofolio manajer investasi.

  Pekerjaan Manajer Investasi pada hakikatnya adalah melakukan investasi, maka sebenarnya manajer investasi tak ubahnya investor, hanya saja, manajer 125 126 Ibid ., hlm. 41.

  Ibid . investasi jauh lebih profesional dibanding investor kebanyakan. Hubungan antara manajer investasi dengan emiten juga sama dengan hubungan investor dengan emiten, hanya saja dalam menghadapi manajer investasi ini, emiten harus lebih berhati-hati sebab manajer investasi merupakan investor lembaga yang profesional dan jumlah investasinya bisa sangat besar sehingga memiliki pengaruh yang besar kepada emiten.

  (f) Penasehat Investasi

  Penasehat Investasi adalah perusahaan atau perorangan yang kegiatan usahanya memberi nasihat, membuat analisis, dan membuat laporan mengenai efek kepada pihak lain, seperti manajer investasi, lembaga pengelola dana pensiun ataupun pemodal perorangan. Peran penasehat investasi adalah mempermudah dalam pengambilan keputusan untuk membentuk portofolio, misalnya berapa persen dana yang diinvestasikan pada saham, berapa persen untuk obligasi, dan yang lainnya.

  

  Hubungan penasehat investasi dengan emiten di antaranya: 1)

  Investor bisa memanfaatkan jasa penasehat investasi untuk melakukan analisis atas efek yang diinginkan, maka nasib saham atau obligasi emiten sebagian ada di tangan penasehat investasi ini, karena itu, berhati-hatilah menghadapi penasehat investasi ini.

2) Penasehat investasi bisa mengunjungi emiten, baik di kantor maupun di pabrik.

  Penasehat investasi akan mengorek informasi yang tidak secara resmi diumumkan emiten, oleh karena itu, lebih baik menjawab semua pertanyaan penasehat investasi dan memberikan informasi yang dibutuhkannya.

  (4) Lembaga dan profesi penunjang pasar modal

  Pelaku lembaga dan profesi penunjang pasar modal adalah sangat penting bagi calon perusahaan publik, karena akan membantu proses penerbitan saham. Tugas utama penunjang penerbitan adalah membantu terselenggaranya penerbitan efek. 127 Ibid ., hlm. 42. Efek adalah kata lain dari surat berharga, termasuk di dalamnya saham, obligasi, dan instrumen investasi lain, seperti right issue, waran obligasi konversi, dan yang lainnya. Penunjang atau pendukung ini terdiri atas dua kelompok, yaitu lembaga penunjang pasar modal dan profesi penunjang pasar modal.

  Lembaga penunjang pasar modal yang membantu penerbitan efek terdiri

  

  atas:

  (a) Biro Administrasi Efek (BAE)

  Biro Administrasi Efek (BAE) adalah perusahaan yang berdasarkan kontrak tertentu dengan emiten, menyediakan jasa-jasa: berupa melaksanakan pembukuan, transfer dan pencatatan, pembayaran dividen, pembagian hak opsi, dan emisi sertifikat atau laporan tahunan untuk emiten. Biro Administrasi Efek banyak membantu emiten. Peran Biro Administrasi Efek si antaranya: 1)

  Biro Administrasi Efek membantu kelancaran pengadministrasian efek yang diterbitkan oleh emiten sehingga bisa mengurangi pekerjaan emiten.

  2) Adanya Biro Administrasi Efek yang khusus menangani administrasi efek, menjadikan pengelolaan efek lebih profesional.

  

  Hubungan Biro Administrasi Efek dengan emiten adalah: 1)

  Biro Administrasi Efek lebih banyak bertanggung jawab kepada emiten, namun tidak berarti bahwa Biro Administrasi Efek tidak punya tanggung jawab kepada investor. Kesalahan yang terjadi pada Biro Administrasi Efek bisa mengakibatkan kerugian pada investor, karena itu emiten harus melakukan cross

  check atas dokumen yang ada pada emiten dengan yang berada di Biro Administrasi Efek.

  2) Menjaga sebaik-baiknya catatan pembukuan dalam penanganannya dan menyimpannya di tempat yang aman sehingga bila investor mendapat kesulitan yang berkaitan dengan efek, Biro Administrasi Efek bisa menyelesaikannya, 128 129 Ibid ., hlm. 43.

  Ibid ., hlm. 43-44. misalnya kehilangan saham, ketidakcocokan nomor saham, dan lain sebagainya, dengan demikian bisa menghindarkan emiten dari kesalahan para investor.

  (b) Tempat Penitipan Harta

  Tempat penitipan harta (custodian) adalah perusahaan yang memberikan jasa menyelenggarakan penyimpanan harta (efek) yang dititipkan oleh pihak lain. lembaga

  

  ini banyak membantu kepentingan investor. Peran custodian diantaranya: 1)

  Custodian berperan menjamin keamanan sebab custodian bertugas menjaga sebaik-baiknya harta yang berada di bawah penitipan dan membuat salinan dari catatan pembukuan atas semua harta yang dititipkan serta menyimpannya di tempat yang aman;

  2) Custodian juga bisa menyelenggarakan jasa penagihan dividen, bunga atau hak- hak lain, pemindahan pemilikan, penyerahan atau penerimaan sertifikat, pelaporan, dan jasa administrasi penitipan lainnya.

  Hubungan custodian dengan emiten, antara lain: 1)

  Custodian bisa membantu menjaga keselamatan efek yang diterbitkan emiten dengan cara investor menitipkan efek yang sudah dibeli kepada custodian sehingga mudah untuk dilakukan penggantian jika ada efek yang hilang atau rusak;

  2) Membantu emiten mengurus kepentingannya, terutama dalam hal pembayaran dividen sebab custodian bisa membantu investor untuk menagih dividen.

  (c) Wali Amanat