Pengaruh Sistem Pengendalian Intern Terh (2)
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Pengar uh Sistem Pengendalian I nter n
Ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan
( Sur vei Pada Or ganisasi Per angkat Daer ah Pemda Cianjur )
Tuti Herawati
Dosen STIE STEM BI – Bandung Business School
Abstrak
Pengar uh sistem pengendalian inter n ber pengar uh positif dan signifikan
ter hadap kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah sebesar 83%. Secar a
par sial, lingkungan pengendalian, penilaian r esiko, kegiatan pengendalian,
infor masi dan komunikasi, dan pemantauan ber pengar uh positif ter hadap
kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah. Tetapi, hanya lingkungan
pengendalian, penilaian r esiko, dan infor masi dan komunikasi yang ber pengar uh
signifikan t er hadap kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah.
Kata Kunci : Sistem Pengendalian
Pemer intah Daer ah.
PENDAHULUAN
Nasution (2007) menyatakan ada
beber apa kelemahan dalam sistem keuangan
negar a Indonesia di er a or de bar u yaitu: (1)
kelemahan dalam desain dan pelaksanaan
sistem
pengendalian
inter n,
(2)
ketidakpatuhan
ter hadap
per atur an
per undang-undangan,
(3)
penyimpanan
keuangan negar a yang semraw ut, (4) tidak
adanya infor masi tentang aset dan hutang
negar a, dan (5) pengungkapan lapor an
keuangan pemer intah yang tidak konsisten
dan tidak memadai. Untuk meningkatkan
tr anspar ansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, pemer intah er a r efor masi
telah melakukan kor eksi secar a menyelur uh.
Salah satu upaya yang dilakukan menyusun
paket undang-undang keuangan negar a yaitu:
Undang-undang (UU) nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negar a, UU nomor 01
tahun 2004 tentang Per bendahar aan Negara,
dan UU nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemer iksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jaw ab Keuangan Negara.
Pasal 31 ayat (1) UU nomor 17 tahun
2003
menyatakan
Guber nur /
Bupati/
Walikota
menyampaikan
r ancangan
per atur an
daer ah
(per da)
tentang
Inter n,
Kualitas
Lapor an
Keuangan
per tanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
kepada DPRD ber upa lapor an keuangan yang
telah diper iksa oleh Badan Pemer iksa
Keuangan (BPK) selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran
ber akhir . Sedang Pasal 31 ayat (2) UU nomor
17 tahun 2003 menyatakan lapor an keuangan
meliputi Lapor an Realisasi APBD, Ner aca,
Lapor an Ar us Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan, yang dilampir i dengan laporan
keuangan per usahaan daer ah. Salah satu
upaya
konkr it
untuk
mew ujudkan
tr anspar ansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara adalah penyampaian
lapor an
per tanggungjawaban
keuangan
pemer intah yang memenuhi pr insip-pr insip
tepat w aktu dan disusun dengan mengikuti
standar akuntansi pemer intahan yang telah
diter ima secara umum. Pada tahun 2010
Pemer intah
menetapkan
Per aturan
Pemer intah (PP) Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemer intahan
(Nasution (2007).
Standar ini dibutuhkan dalam rangka
penyusunan lapor an per tanggungjawaban
pelaksanaan APBN/ APBD. Lapor an keuangan
pemer intah daer ah (pemda) har us disusun
ber dasar kan sistem pengendalian inter n (SPI)
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
1
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
seper ti yang diamanatkan dalam pasal 56 ayat
(4) UU nomor 01 tahun 2004 yang
menyatakan kepala Or ganisasi Perangkat
Daer ah selaku pengguna anggaran/ pengguna
bar ang member ikan per nyataan bahw a
pengelolaan APBD di lingkungan tempat
ker janya telah diselenggar akan ber dasar kan
sistem pengendalian inter n yang memadai
dan lapor an keuangan telah diselenggarakan
sesuai
dengan
standar
akuntansi
pemer intahan. Per an SPI adalah untuk
meningkatkan kiner ja, transpar ansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara.
Pr esiden
selaku
Kepala Pemer intahan
mengatur dan menyelenggar akan sistem
pengendalian
inter n
di
lingkungan
pemer intahan secar a menyelur uh.” Pada
tahun
2010
Pemer intah
menetapkan
Per atur an Pemer intah (PP) yang mengatur
Sistem pengendalian inter n bar u ditetapkan
pada tahun 2008 yaitu PP nomor 60 tahun
2008 tentang sistem pengendalian inter n
pemer intah (SPIP)(Nasution (2007).
Pasal 15 ayat (1) UU nomor 15 tahun
2004
menyatakan
pemer iksa
(BPK)
menyusun lapor an hasil pemer iksaan (LHP)
setelah pemer iksaan selesai dilakukan. Pasal
16 ayat (1) UU nomor 15 tahun 2004
menyatakan lapor an hasil pemer iksaan atas
lapor an keuangan pemer intah memuat opini.
Opini adalah per nyataan pr ofesional sebagai
kesimpulan pemer iksa mengenai tingkat
kew ajar an infor masi yang disajikan dalam
lapor an keuangan. Di dalam melaksanakan
pemer iksaan atas lapor an keuangan, BPK
w ajib menguji dan menilai SPI pemda yang
ber sangkutan, seper ti diamanatkan dalam
pasal 12 UU nomor 15 tahun 2004 ber bunyi
“Dalam r angka pemer iksaan keuangan
dan/ atau kiner ja, pemer iksa melakukan
pengujian dan penilaian atas pelaksanaan
sistem pengendalian inter n pemer intah.”
Tujuan SPI adalah untuk meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
pelaksanaan
pemer iksaan yang dilakukan oleh BPK dan
bagi pemda digunakan untuk memper baiki
sistem pengendalian dan kiner ja pemer iksaan
inter n. (Nasution (2007).
Tabel 1.1
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Tahun 2005-2010 Berdasarkan Tingkat
Pemerintahan
Sumber : w w w .bpk.go.id
Semest er I Tahun 2011)
(Ikht isar
Hasil
Pemeriksaan
Dar i tabel 1.1 di atas ter lihat bahw a
r ata-rata opini LKPD Tahun 2005 s.d. 2010
pada pemer intahan tingkat pr ovinsi dan kota
lebih baik dibandingkan dengan pemer intah
tingkat kabupaten. Pemerintah pr ovinsi dan
kota memper oleh opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian) dan WDP (Wajar Dengan
Pengecualian) sekitar 81% dan 82% dar i
keselur uhan entitas pr ovinsi dan kota,
dibandingkan pemer intah kabupaten yang
memper oleh opini WTP dan WDP hanya
sekitar 70%.
Hasil evaluasi menunjukkan bahw a
pengendalian inter n pemer intah daer ah yang
lapor an keuangannya memper oleh opini WTP
pada umumnya telah memadai sedangkan
yang opininya WDP cukup memadai. Adapun
pemer intah
daer ah
yang
lapor an
keuangannya memper oleh opini TMP dan TW
memer lukan per baikan pengendalian inter n
dalam hal keandalan infor masi yang disajikan
dalam lapor an keuangan. Salah satu
penyebabnya adalah adanya kelemahan di
dalam sistem pengendalian inter n (SPI)
pemda.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
dapat diber ikan auditor apabila telah
dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan
standar auditing, penyajian lapor an keuangan
sesuai dengan pr insip akuntansi yang ber laku
umum, dan tidak ter dapat kondisi atau
keadaan ter tentu yang memer lukan bahasa
penjelas.
Pendapat
Wajar
Dengan
Pengecualian diber ikan apabila: 1) Tidak ada
bukti yang kompeten dan mencukupi atau
adanya pembatasan lingkup audit yang
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
2
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
mater ial tetapi tidak mempengar uhi laporan
keuangan secar a keselur uhan, 2) Auditor
yakin bahwa lapor an keuangan ber isi
penyimpangan dar i pr insip akuntansi yang
ber laku umum dan ber dampak mater ial tetapi
tidak mempengar uhi laporan keuangan
secar a keselur uhan. Pendapat Tidak Wajar
menyatakan bahwa lapor an keuangan tidak
menyajikan secar a wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan ar us kas sesuai dengan
pr insip akuntansi yang ber laku umum.
Per nyataan Tidak Member ikan Pendapat
apabila: 1) Ada pembatasan yang sangat
mater ial ter hadap lingkup audit, 2) Auditor
tidak independen t er hadap klien. Ter dapat
penyimpangan yang mater ial dar i pr insip
akuntansi yang ber laku umum. Auditor tidak
diper kenankan
mencantumkan
par agr af
lingkup audit apabila ia menyatakan untuk
tidak
member ikan
pendapat
(I ndra,
2011:194-196).
Dar i ber bagai ur aian diatas dapat
ditar ik
kesimpulan
bahw a
system
pengendalian inter n mempunyai pengar uh
ter hadap kualitas lapor an keuangan.
KAJI AN PUSTAKA DAN HI POTESI S
Sistem Pengendalian I ntern
Menur ut
I
Gusti
Agung
Rai
(2008:283) “Sistem pengendalian inter n
adalah kebijakan dan pr osedur yang
dir ancang untuk member ikan keyakinan yang
memadai bagi manajemen bahwa or ganisasi
mencapai tujuan dan sasarannya.”
Menur ut Per aturan Pemerintah No.
60 Tahun 2008 “Sistem Pengendalian Inter n
adalah pr oses yang integr al pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secar a ter us
mener us oleh pimpinan dan selur uh pegawai
untuk member ikan keyakinan memadai atas
ter capainya
tujuan
or ganisasi
melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelapor an keuangan, pengamanan asset
negar a dan ketaatan ter hadap per aturan
per undang-undangan.”
Unsur-unsur Sistem Pengendalian I ntern
Unsur sistem pengendalian inter n yang
ber fungsi sebagai pedoman penyelenggar aan
dan tolak ukur
pengujian efektivitas
penyelenggar aan system pengendalian inter n.
Pengembangan unsur system pengendalian
inter n per lu memper timbangkan aspek biaya
manfaat ( cost and benefit ), sumber daya
manusia, kejelasan cr iter ia pengukur an
efektivitas dan per kembangan teknologi
infor masi
ser ta
dilakukan
secar a
komper hensif.
Menur ut
Peraturan
Pemerintah
No.60 Tahun 2008 bahwa unsur sistem
pengendalian
inter n
dalam
Per atur an
Pemer intah ini mengacu pada unsur Sistem
Pengendalian Inter n yang t elah dipr aktikan di
lingkungan pemer intah di ber bagai Negara,
yang meliputi :
1. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan
pengendalian
menggambar kan
keselur uhan sikap or ganisasi yang
memengar uhi kesadar an dan tindakan
per sonel
or ganisasi
mengenai
pengendalian. Ber bagai faktor yang
membentuk lingkungan pengendalian
dalam suatu entitas (I ndra, 2011:11)
adalah :
a)
Nilai
intr egr itas
dan
etika.
Memelihar a
suasana
etika
or ganisasi, menjadi teladan untuk
tindakan-tindakan
yang benar .
Menghilangkan
godaan-godaan
untuk melakukan tindakan yang
tidak etis dan menegakkan disiplin
sebagaimana mestinya;
b) Komitmen ter hadap kompetensi.
Mengidentifikasi dan menetapkan
kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelasaikan tugas dan fungsi
pada masing-masing oisisi dalam
instansi pemer intah.
c) Filosofi
dan
gaya
oper asi
manajemen; f). Pimpinan instansi
pemer intah memiliki sikap yang
selalu memper timbangkan r isiko
dalam mengambil keputusan;
d) Stuktur or ganisasi; h). Ker angka
ker ja bagi manajement; i). dalam
per encanaan,pengar ahan,
dan
pengendalian or ganisasi
dalam
mencapai tujuan-tujuan or ganisasi;
e) Pembagian
w ew enang
dan
pembebanan
tanggung
jawab.
Satuan usaha membatasi garis
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
3
Tuti Herawati
2.
3.
ISSN : 1693-4482
tanggung jawab dan w ewang yang
ada;
f) Kebijakan dan pr aktik sumber daya
manusia.
Penyusunan
dan
pener apan kebijakan yang sehat
tentang pembinaan SDM. Penetapan
pr aktik-pr aktik yang layak dalam
hal per olehan, or ientasi, pelatihan,
evaluasi,
pembinan,
pr omosi,
kompensasi dan tindakan disiplin
bagi sumber daya manusia.
Penilaian
Risiko.
Menur ut
I ndra
(2011:12) Untuk tujuan pelapor an
keuangan adalah pr oses identifikasi,
analisis, dan pengelolaan r esiko entitas
yang ber kaitan dengan penyusunan
lapor an keuangan sesuai dengan pr insip
akuntansi yang ber laku umum. Diawali
dengan penetapan maksud dan tujuan
instansi Pemer intah yang jelas dan
konsisten baik pada tingkat kegiatan.
Selanjutnya
Instansi
Pemer intah
mengidentifikasi secar a efisien dan
efektif r isiko yang dapat menghambat
pencapian tujuan ter sebut, baik yang
ber sumber dar i dalam maupun luar
instansi. Penaksiran r isiko mencakup:
a. Identifikasi
Resiko.
Mengindentifikasi secara efisien
dan efektif r isiko yang dapat
menghambat pencapaian tujuan
instansi, baik yang ber sumber dari
dalam maupun luar instansi.
b. Analisis
Resiko.
Menentukan
dampak dar i r esiko yang telah
diidentifikasi ter hadap pencapaian
tujuan instansi.
Kegiatan Pengendalian. Menur ut I ndra
(2011:12)
Aktivitas
pengendalian
adalah k ebijakan dan pr osedur yang
dibuat untuk memastikan pelaksanaan
petunjuk yang dibuat oleh manajemen.
kebijakan dan pr osedur yang dibangun
oleh manajemen untuk mencapai tujuan
lapor an keuangan yang obyektif, yang
mencakup :
a. Otor isasi yang memadai. Pimpinan
instansi pemer intah menetapkan
dan mengkomunikasikan syar at dan
ketentuan
otor isasi
kepada
pegawai.
b.
4.
5.
Per ancangan
dan
penggunaan
dokumen
dan
catatan
yang
memadai.
c. Pengecekan secar a independen.
d. Pemisahan fungsi yang memadai.
Pimpinan
instansi
pemer intah
har us menjamin bahw a selur uh
aspek
utama
tr ansaksi
atau
kejadian tidak dikendalikan oleh
1(satu) or ang.
e. Pengendalian fisik atas kekayaan
pemda dan catatan. Pimpinan
instansi pemer intah menetapkan,
mengimplementasikan,
dan
mengkomunikasikan
r encana
identifikasi,
kebijakan,
dan
pr osedur pengamanan fisik kepada
selur uh pegaw ai.
f.
Peninjauan atas kiner ja. Memantau
pencapaian
kiner ja
instansi
pemer intah ter sebut dibandingkan
dengan r encana sebagi tolak ukur
kiner ja.
Infor masi dan Komunikasi. Kebijakan
dan
pr osedur
pengendalian
yang
ber kaitan dengan sistem akuntansi
adalah bahw a tr ansaksi dilaksanakan
dengan mencegah ter jadinya salah saji
potensial
ter hadap
per nyataan
manajemen dalam lapor an keuangan
(I ndra, 2011:12). Instansi pemer intah
har us memiliki infor masi yang r elevan
dan dapat diandalkan baik infor masi
keuangan maupun non keuangan, yang
ber hubungan
dengan
per istiwaper istiwa ekster nal dan int er nal, yang
menyediakan
dan
memanfaatkan
ber bagai bentuk dan sarana komunikasi
ser ta mengelola, mengembangkan dan
memper bar ui sistem infor masi secar a
ter us mener us.
Pemantauan. Pr oses penilaian kualitas
kiner ja dar i str uktur pengendalian
inter nal sepanjang w aktu (I ndra,
2011:13).
Dilaksanakan
melalui
pemantauan ber kelanjutan, evaluasi
ter pisah, dan tindak lanjut r ekomendasi
hasil
audit
dan r eview
lainnya.
Pemantauan
ber kelanjutan
diselenggar akan
melalui
kegiatan
pengelolaan
r utin,
super visi,
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
4
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
pembandingan,
r ekonsiliasi,
dan
tindakan lain yang ter kait dalam
pelaksanakan tugas. Evaluasi ter pisah
diselenggar akan
melalui
penilaian
sendir i, r eview , dan pengujian efektivitas
sistem pengendalian inter n yang dapat
dilakukan oleh apar at pengawasan
inter n pemer intah atau pihak ekster nal
pemer intah. Tindak lanjut r ekomendasi
hasil audit dan r eview lainnya har us
seger a diselesaikan dan dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme penyelesaian
r ekomendasi hasil audit dan r eview
lainnya yang ditetapkan.
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Fenomena yang dapat diamati dalam
per kembangan sektor publik dewasa ini
adalah
semakin
menguatnya tuntutan
pelaksanaan
akuntabilitas publik
oleh
or ganisasi
sektor publik (seper ti :
pemer intah pusat dan daer ah, unit-unit ker ja
pemer intah, depar temen dan lembagalembaga negara). Tuntutan akuntabilitas
sektor publik ter kait dengan per lunya
dilakukan tr anspar ansi dan pember ian
infor masi kepada publik dalam r angka
pemenuhan
hak-hak
publik.
(Mardiasmo:2009:20).
Menur ut
Mardiasmo
(2009:20)
akuntabilitas publik adalah kew ajiban pihak
pemegang
amanah
(agent)
untuk
member ikan
per tanggungjaw aban,
menyajikan,
melapor kan,
dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pember i amanah (pr incipal) yang
memiliki hak dan kew enangan untuk
meminta per tanggungjaw aban ter sebut.
Akuntabilitas publik ter dir i atas dua
macam, yaitu : (1) akuntabilitas ver tikal
(ver tical accuntability) , dan (2) akuntabilitas
hor isontal
(hor izontal
accountabilit y) .
Per tanggung jaw aban ver tikal (ver tical
accountability) adalah per tanggungjawaban
atas pengelolaan dana kepada otor itas yang
lebih tinggi, misalnya per tanggung jawaban
unit-unit ker ja (dinas) kepada pemer intah
daer ah, per tanggung jawaban pemer intah
daer ah kepada pemer intah pusat, dan
pemer intah pusat kepada MPR. Per tanggung
jawaban hor isontal (hor izontal accountabilit y)
adalah
per tanggung
jaw aban
kepada
masyar akat luas. Dalam konteks or ganisasi
pemer intah, akuntabilitas publik adalah
pember ian infor masi dan disclosur e atas
aktivitas dan kiner ja finansial pemer intah
kepada pihak-pihak yang ber kepentingan
dengan lapor an ter sebut. Pemer intah, baik
pusat maupun daer ah, har us bisa menjadi
subyek pember i infor masi dalam r angka
pemenuhan
hak-hak
publik.
(Mardiasmo:2009:21).
Menur ut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 adalah:
“Lapor an keuangan daer ah disusun untuk
menyediakan
infor masi
yang
r elevan
mengenai posisi keuangan dan selur uh
tr ansaksi yang dilakukan oleh pemer intah
daer ah selama satu per iode pelapor an”.
Menur ut Mahmudi (2007:11) definisi
lapor an keuangan adalah: “Lapor an keuangan
adalah infor masi yang disajikan untuk
membantu stakeholder s dalam membuat
keputusan sosial, politik dan ekonomi
sehingga keputusan yang diambil bisa lebih
ber kualitas”.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Kar akter istik kualitatif
laporan
keuangan adalah ukur an-ukuran nor matif
yang per lu diw ujudkan dalam infor masi
akuntansi
sehingga
dapat
memenuhi
tujuannya. Menurut Peraturan Pemerintah
No. 71 Tahun 2010 , Keempat karakter istik
ber ikut ini mer upakan pr asyar at nor matif
yang diper lukan agar lapor an
keuangan
pemer intah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki, yaitu :
1. Relevan.
Lapor an
keuangan
bisa
dikatakan r elevan apabila infor masi yang
ter muat
didalamnya
dapat
mempengar uhi keputusan pengguna
dengan membantu mer eka mengevaluasi
per istiwa masa lalu atau masa kini, dan
mempr ediksi
masa
depan,
ser ta
menegaskan atau mengor eksi hasil
evaluasi mer eka di masa lalu. Dengan
demikian, infor masi lapor an keuangan
yang r elevan dapat dihubungkan dengan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
5
Tuti Herawati
2.
ISSN : 1693-4482
maksud penggunaannya. Infor masi yang
r elevan, yaitu :
a. Memiliki manfaat umpan balik
(feedback
value).
Infor masi
memungkinkan pengguna untuk
menegaskan
atau
mengor eksi
ekspektasi mer eka di masa lalu.
b. Memiliki
manfaat
pr ediktif
(pr edictive value). Infor masi dapat
membantu
pengguna
untuk
mempr ediksi masa yang akan
datang ber dasar kan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu. Infor masi disajikan
tepat
w aktu
sehingga
dapat
ber pengar uh dan ber guna dalam
pengambilan keputusan.
d. Lengkap.
Infor masi
akuntansi
keuangan pemer intah disajikan
selengkap
mungkin, mencakup
semua infor masi akuntansi yang
dapat mempengar uhi pengambilan
keputusan dengan memper hatikan
kendala yang ada. Infor masi yang
melatar belakangi setiap butir
infor masi utama yang ter muat
dalam
lapor an
keuangan
diungkapkan dengan jelas agar
kekelir uan
dalam
penggunaan
infor masi ter sebut dapat dicegah.
Andal.
Infor masi
dalam
lapor an
keuangan bebas dari penger tian yang
menyesatkan dan kesalahan mater ial,
menyajikan setiap fakta secara jujur ,
ser ta dapat diver ifikasi. Infor masi
mungkin r elevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan infor masi ter sebut
secar a potensial dapat menyesatkan.
Infor masi
yang
andal
memenuhi
kar akter istik, yaitu:
a. Penyajian
jujur .
Infor masi
menggambar kan
dengan
jujur
tr ansaksi ser ta per istiwa lainnya
yang sehar usnya disajikan atau
yang secar a wajar dapat dihar apkan
untuk disajikan.
b. Dapat diver ifikasi (ver ifiability).
Infor masi disajikan dalam lapor an
keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari
3.
4.
sekali oleh pihak yang ber beda,
hasilnya
tetap
menunjukkan
simpulan yang tidak ber beda jauh.
c. Netr alitas. Infor masi diar ahkan
pada kebutuhan umum dan tidak
ber pihak pada kebutuhan pihak
tetentu.
Dapat dibandingkan. Infor masi yang
ter muat dalam laporan keuangan akan
lebih ber guna jika dapat dibandingkan
dengan lapor an keuangan per iode
sebelumnya atau lapor an keuangan
entitas lapor an lain pada umumnya.
Per bandingan dapat dilakukan secar a
inter nal dan ekster nal. Per bandingan
secar a inter nal dapat dilakukan bila
entitas diper bandingkan mener apkan
kebijakan akuntansi yang sama dar i
tahun ke tahun. Per bandingan secar a
ekster nal dapat dilakukan bila entitas
yang diper bandingkan
mener apkan
kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas
pemer intah
mener apkan
kebijakan akuntansi yang lebih baik dar i
pada kebijakan akuntansi sekar ang
diter apkan,
per ubahan
ter sebut
diungkapkan pada per iode ter jadinya
per ubahan.
Dapat
dipahami.
Infor masi
yang
disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk ser ta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman
par a pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan
oper asi entitas pelapor an, ser ta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajar i
infor masi yang dimaksud.
Hubungan Sistem Pengendalian I ntern
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Tujuan sistem pengendalian inter nal
menur ut Warren et all (2005) salah satunya
adalah untuk mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Dengan sistem
akuntansi, r isiko ter jadinya kekelir uan dan
kesalahan pencatatan atau per hitungan dapat
diminimalisasi
sehingga
mengur angi
kemungkinan pemer intah daer ah mengalami
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
6
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
kekelir uan. Suatu sistem yang ber kualitas,
dir ancang, dibangun dan dapat beker ja
dengan baik apabila bagian-bagian yang
ter integr asi
dengan
sistem
ter sebut
ber oper asi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di
dalam sistem infor masi akuntansi yang
menunjang kelancaran ker ja sistem infor masi
akuntansi ter sebut adalah pengendalian
inter nal (inter nal contr ol).
Weygandt
et
all
(2005)
mengungkapkan
bahw a:
“Jika
suatu
pengendalian inter nal telah ditetapkan maka
semua oper asi, sumber daya fisik, dan data
akan dimonitor ser ta ber ada di baw ah
kendali, tujuan akan ter capai, r isiko menjadi
kecil, dan infor masi yang dihasilkan akan
lebih ber kualitas. Dengan ditetapkannya
pengendalian
inter nal
dalam
sistem
akuntansi, maka sistem akuntansi akan
menghasilkan infor masi akuntansi yang lebih
ber kualitas (tepat waktu, r elevan, akurat, dan
lengkap), dan dapat diaudit (Auditabel).
Hall (2007:182) mengemukakan
fungsi dar i sistem pengendalian inter nal yaitu
sebagai pelindung yang melindungi aktiva
per usahaan dar i banyaknya per istiw a yang
tidak diinginkan yang menyer ang per usahaan.
Ini semua meliputi usaha untuk akses secar a
tidak sah ke aktiva per usahaan, penipuan
yang dilakukan oleh or ang dalam dan luar
per usahaan, kesalahan kar ena kar yawan
tidak kompeten, pr ogr am komputer salah
data input yang r usak, dan lain sebagainya.
Mahmudi (2007: 27) menyatakan
bahw a untuk menghasilkan lapor an keuangan
pemer intah daer ah diper lukan pr oses dan
tahap-tahap yang har us dilalui yang diatur
dalam sistem akuntansi pemer intah daer ah.
Sistem akuntansi di dalamnya mengatur
tentang sistem pengendalian inter n (SPI),
kualitas lapor an keuangan sangat dipengar uhi
oleh bagus tidaknya sistem pengendalian
inter n yang dimiliki pemer intah daer ah.
Darya
Setia
Nugraha
(2010)
melakukan penelitian dengan judul penelitian
“The Influence Of Int er nal Contr ol System To
The Reliability Of Local Gover ment Financial
Statement”. Populasi dar i penelitian ini adalah
37 OPD, dimana sampel dar i penelitian ini
adalah 29 OPD. Pemilihan sampel didasar kan
pada OPD yang ter letak di daer ah Bandung,
OPD yang dijadikan sampel tidak ter masuk
r umah sakit daer ah, dan r esponden dar i OPD
yang dijadikan sampel dipr ior itaskan kepada
par a pegawai pada bagian keuangan yang
meliputi fungsi penyimpanan / pemegang
uang, fungsi penatausahaan / ver ifikasi, dan
fungsi pencatatan / akuntansi / pembukuan.
Kesimpulan dar i penelitian ini adalah sistem
pengendalian inter n yang ter dir i dar i
lingkungan pengendalian, penilaian r esiko,
kegiatan
pengendalian,
infor masi
dan
komunikasi ser ta pemantauan ber pengar uh
positif dan signifikan ter hadap keandalan
lapor an keuangan.
Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari
( 2009) melakukan penelitian dengan Judul
penelitian “Pengar uh Pengawasan Inter n dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daer ah Ter hadap Kiner ja Pemer intah Daer ah”
(Sur vey pada Or ganisasi Per angkat Daer ah
Kota Tasikmalaya). Dar i hasil penelitian
menyatakan bahw a nilai yang diper oleh dar i
per hitungan ter hadap tanggapan r esponden
mengenai Pengawasan Inter n pada Dinas
Kota Tasikmalaya Pengaw asan Inter n yang
dilakukan atasan langsung ter hadap bawahan
telah dilakukan dengan baik pada Dinas Kota
Tasikmalaya, atau dengan kata lain Dinas Kota
Tasikmalaya telah melakukan Pengawasan
Inter n dengan baik.
Hubungan Lingkungan Pengendalian (X1 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Lingkungan pengendalian mer upakan
pengendalian
yang
mempengar uhi
keselur uhan or ganisasi dan menjadi “atmosfir
individu or ganisasi di dalam melakukan
aktivitas dan melaksanakan tanggung jaw ab
atas pengendalian yang menjadi bagiannya.
Dengan kata lain, Lingkungan Pengendalian
mer upakan pondasi dasar yang mendasar i
suatu sistem pengendalian inter n pemer intah.
Apabila
Lingkungan
Pengendalian
menunjukan kondisi yang baik, maka dapat
member i pengar uh yang cukup baik bagi
suatu or ganisasi, namun sebaliknya, apabila
lingkungan
pengendalian
jelek,
mengindikasikan bahwa or ganisasi ter sebut
tidak sehat (Tony, 2008:5).
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
7
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Hubungan Penilaian Resiko (X2 ) dengan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Penilaian
r esiko
ter kait
dengan
aktivitas
bagaimana
entitas
mengidentifikasikan dan mengelola r esiko
sehingga entitas dapat meminimalisasi
ter jadinya kegagalan dalam mencapai tujuan
or ganisasi. Melalui pr oses penilaian r esiko ini,
maka setiap entitas dapat mengantisipasi
setiap kejadian yang dapat menghambat
pencapaian tujuan or ganisasi secar a optimal
(Tony, 2008:6).
Menur ut
Anindita
(2006:229) ,
penilaian r esiko untuk tujuan pelapor an
keuangan adalah identifikasi, analisis dan
pengelolaan r esiko dar i suatu pemer intahan
daer ah yang ber kaitan dengan penyusunan
lapor an keuangan, sesuai dengan pr insip
akuntansi
yang
ber laku
umum
dan
disesuaikan dengan ketetapan per atur an
per undang-undangan.
Hubungan Kegiatan Pengendalian (X3 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Menur ut
Anindita
(2006:230)
Aktivitas pengendalian yang r elevan dengan
audit
atas
lapor an
keuangan
dapat
digolongkan sebagai ber ikut:
a. Pengendalian Umum, meliputi or ganisasi
pusat pengolahan data, pr osedur dan
standar untuk per ubahan pr ogr am,
pengembangan
sistem
dan
pengoper asian fasilitas pengolahan data.
b. Pengendalian
Aplikasi,
mempunyai
tujuan untuk menjamin bahwa semua
tr ansaksi yang telah dipr oses sekali saja
secar a lengkap, menjamin bahwa data
tr ansaksi lengkap dan teliti, menjamin
bahw a hasil pengolahan data dan
tr ansaksi benar dan sesuai keadaan,
menjamin bahw a hasil pengolahan data
dimanfaatkan untuk tujuan yang telah
ditetapkan, dan menjamin bahwa
aplikasi dapat ter us mener us ber fungsi.
Hubungan I nformasi dan Komunikasi (X4 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Lapor an keuangan yang dihasilkan
melalui sistem akuntansi adalah salah satu
bentuk infor masi yang paling penting kar ena
diciptakan
untuk
mengidentifikasikan,
mer akit, menganalisa dan melapor kan
tr ansaksi
ser ta
menyelenggar akan
per tanggung jaw aban kekayaan dan utang
dar i suatu pemer intah daer ah, sedangkan
komunikasi yang baik yang ter jalin antar
per sonel
pemer intah
daer ah
dapat
memudahkan
ter jadinya
per putar an
infor masi, hal ini akhir nya dapat menambah
akur asi dar i suatu lapor an keuangan
(Anindita, 2006:230).
Hubungan Pemantauan (X5 ) dengan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Menur ut
Wawan
(2009:578)
pelaksanaan
pengawasan
inter n
yang
dilakukan secar a efektif dapat mengakibatkan
sistem akuntansi keuangan daer ah yang
ditetapkan ber jalan dengan baik, agar tidak
ter jadi penyimpangan dan penyelew engan
dalam
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan daerah, pemeber ian w ew enang dan
keleluasaan har us diikuti dengan pengawasan
yang kuat. Oleh kar ena itu, pengawasan yang
dilakuakan dapat menjadi jaminan yang
cukup tidak hanya untuk sistem akuntansi
keuangan daerah, namun member ikan pula
jaminan yang cukup bagi sasaran kiner ja yang
ingin dicapai, dilaksanakannya pengawasan
inter n yang efektif dan kontinyu pada
kegiatan dapat menjamin kiner ja pemer intah
daer ah ter capai dengan baik.
Ber dasar kan penelusur an t eor i dan
hasil peneilitian, maka model penelitian dapat
dibuat dalam paradigma seper ti dibaw ah ini :
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
8
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Gambar 1.
M odel Penelit ian
Hypothesis
Hipotesis penelitan
sebagai ber ikut :
dapat
disajikan
H0 :
Lingkungan
Pengendalian,Penilaian
Resiko
Aktivitas
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi
dan
Pemantauan tidak memiliki pengar uh
ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan.
H1 :
Lingkungan
Pengendalian,Penilaian
Resiko
Aktivitas
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi
dan
Pemantauan
memiliki
pengar uh
ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan.
OBJEK DAN METODE PENELI TI AN
Objek penelitian mer upakan sesuatu
yang akan dibahas dalam sebuah penelitian
( Sugiyono; 2009:41) . Dalam penelitian ini
objek yang akan diteliti adalah sistem
pengendalian inter n dan kualitas laporan
keuangan pemer intah daer ah. Penelitian ini
dilaksanakan pada OPD (Or ganisasi Perangkat
Daer ah) di kabupaten Cianjur . Data hasil
penelitian mer upakan data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang ber bentuk angka
atau data kuantitatif yang diangkakan
( Skor ing) (Sugiyono, 2011:23) .
Sementar a itu jika dilihat ber dasar kan
metode yang digunakan, maka penelitian yang
dilakukan oleh penulis ter masuk ke dalam
metode penelitian sur vey. Menur ut Sugiyono
(2006:7) penelitian sur vey adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dar i sampel yang diambil dar i populasi
ter sebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian r elatif, distr ibusi, dan hubunganhubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.
Menur ut
Sugiyono
(2010:389)
populasi
diar tikan
sebagai
w ilayah
gener alisasi yang ter dir i atas : obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakter istik
ter tentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajar i
dan
kemudian
ditar ik
kesimpulannya. Sedangkan menur ut Umi
Narimawati (2008:161) , populasi adalah
objek atau subjek yang memiliki karakter istik
ter tentu sesuai infor masi yang ditetapkan
oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Or ganisasi Per angkat Daer ah yang ada di
Kabupaten Cianjur yang ber jumlah 74 OPD.
Menur ut Sugiyono (2010:389) sampel
adalah sebagian dar i populasi itu. Sedangkan
menur ut Umi Narimawati (2008:161)
Sampel adalah sebagian dar i populasi yang
ter pilih untuk menjadi unit pengamatan
dalam penelitian ini. Apa yang dipelajar i dar i
sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diber lakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dar i populasi har us
betul-betul r epr esentatif (mew akili).
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling Pur posive, ar tinya
penentuan sampel dengan per timbangan
ter tentu. Kr iter ia yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu Sekr etar iat DPRD, lembaga
teknis daer ah dan dinas daer ah di Kabupaten
Cianjur . Adapun jumlah sampel yang diteliti
dar i OPD yang ber ada di Kabupaten Cianjur
yaitu ber jumlah 31 OPD. Subjek yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Or ganisasi
Per angkat Daer ah. Adapun yang menjadi
r eponden dalam penelitian ini adalah
Inspektor at Daer ah yang membina dan
mengaw asi OPD (Or ganisasi Perangkat
Daer ah) di kabupaten Cianjur .
Menur ut Sugiyono (2010:401) teknik
pengumpulan data mer upakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, kar ena tujuan
utama dar i penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
9
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan dua
cara, yaitu Studi kepustakaan (Librar y
Resear ch) dan penelitian Lapangan (Field
Resear ch) . Pengumpulan data pr imer dan
sekunder dilakukan dengan cara :
1. Studi Kepustakaan (Libr ar y Resear ch).
Penelitian ini dilakukan melalui studi
kepustakaan atau studi liter atur dengan
cara mempelajar i, meneliti, mengkaji
ser ta menelah liter atur ber upa bukubuku ( text book ), per atur an per undangundangan, majalah, sur at kabar , ar tikel,
situs w eb dan penelitian-penelitian
sebelumnya yang memiliki hubungan
dengan masalah yang diteliti. Studi
kepustakaan
ini
ber tujuan
untuk
memper oleh sebanyak mungkin teor i
yang diharapkan akan dapat menunjang
data
yang
dikumpulkan
dan
pengolahannya lebih lanjut dalam
penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Resear ch).
Dalam teknik pengumpulan data pr imer
seper ti kuesioner mer upakan teknik
yang digunakan oleh par a peneliti dalam
pengumpulan data penelitian ini yang
akan diolah untuk menjaw ab hipotesis.
Metode yang digunakan adalah metode
sur vei.
Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik kuesioner secar a
per sonal dimana kuesioner disampaikan dan
dikumpulkan langsung oleh peneliti dar i
Inspektor at Daer ah Kabupaten Cianjur . Data
yang diper oleh melalui penyebar an kuesioner
dibuat ber upa skor ing untuk masing-masing
per nyataan (Sugiyono, 2011:13). Skala yang
digunakan
dalam
penelitian
untuk
pembobotan
item
kuesioner
adalah
menggunakan Skala Liker t.
Menur ut (Sugiyono, 2011: 267)
Validitas mer upakan der ajat ketepatan antar a
data yang ter jadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilapor kan oleh
peneliti. Ter dapat dua macam validitas
penelitian, yaitu validitas inter nal yang
ber kenaan dengan der ajat akur asi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai, dan
validitas ekster nal yang ber kenaan dengan
der ajat akur asi apakah hasil penelitian dapat
digener alisasikan atau diter apkan pada
populasi di mana sampel ter sebut diambil.
Untuk
pengujian
kualitas
data
digunakan uji validitas, Menur ut (Sugiyono,
2011: 267) Validitas mer upakan der ajat
ketepatan antara data yang ter jadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilapor kan
oleh
peneliti.
Pengujian
validitas
menggunakan kor elasi Pr oduct Moment.
Setelah dilakukan pengujian validitas, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan
pengujian r eliabilitas. Sugiyono (2011:130)
menyatakan bahwa : ”Pengujian r eliabilitas
instr umen dapat dilakukan secara ekster nal
maupun inter nal. Secar a ekster nal pengujian
dapat dilakukan dengan test-r etest (stabilit y) ,
equivalent , dan gabungan keduanya. Secar a
inter nal r eliabilitas instr umen dapat diuji
dengan menganalisis konsistensi butir -butir
yang ada dengan teknik ter tentu”.
Pengujian
r eliabilitas
pengujian
r eliabilitas instr umen menggunakan inter nal
consistency, dimana instr umen dicobakan
sekali saja. Data yang diper oleh kemudian
dianalisis, dalam hal ini digunakan teknik
belah dua dar i Spearman Br own (Split half) .
Pengujian analisis data
dalam
penelitian ini menggunakan analisis jalur .
Harun (2001:7-9) menyatakan bahw a
langkah ker ja yang disar ankan untuk diikuti
adalah sebagai ber ikut :
1) Gambar kan dengan jelas diagr am jalur
yang mencer minkan pr oposisi hipotetik
yang
diajukan,
lengkap
dengan
per samaan str uktur nya. Di sini kita
har us bisa menter jemahkan hipotesis
penelitian yang kita ajukan kedalam
diagram jalur , sehingga bisa tampak jelas
var iabel apa saja yang mer upakan
var iabel eksogenus dan apa yang
menjadi var iabel endogenusnya.
2) Hitung matr iks kor elasi antar var iabel.
3) Identifikasikan
sub-str uktur
dan
per samaan yang akan dihitung koefisien
jalur nya. Misalkan saja dalam substr uktur yang telah kita identifikasi
ter dapat k buah var iabel eksogenus, dan
sebuah (selalu hanya sebuah) var iabel
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
10
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
edogenus Y yang dinyatakan oleh
per samaan :
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρyx4 X4 + ρyx5 X5 + ε
4)
5)
6)
7)
Hitung matr iks kor elasi antar var iabel
eksogenus yang menyusun sub-str uktur
ter sebut.
Hitung matr iks inver s R-1
Hitung semua koefisien jalur ρYxi, i =
1,2,3,4,5,...,k melalui r umus
R2Y(X1,X2, X2, X3,X4,X5)) yaitu koefisien yang
menyatakan
Deter minasi
total
X1,X2,X3,X4,X5 (dalam analisis r egr esi
koefisien
ini
disebut
Koefisien
Deter minasi Multipel)
Hitung ρYε (koefisien jalur variabel
lainnya)
Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan menggunakan dua car a yaitu:
pengujian secar a ber sama-sama (simultan)
dan pengujian secara individual (par sial).
HASI L PENELI TI AN DAN PEMBAHASAN
Analisis
data
dalam
penelitian
menggunakan metode analisis jalur (path
analysis. Adapun dalam pr oses analisisnya
menggunakan bantuan softwar e Lisr el 8.80
for Windows. Per samaan yang diper oleh dar i
pr oses analisis adalah sebagai ber ikut :
Model Per samaan
Y = 0.37 X1 + 0.20 X2 + 0.27 X3 + 0.25 X4 + 0.03 X5 + ε
ε = Errorvar = 0.17, R2 = 0.83
Dar i per samaan diatas dapat diuraikan
sebagai ber ikut :
1. Koefisien r egr esi X1 adalah 0.37, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel
Lingkungan
Pengendalian
sebesar
satu
satuan
nilai
akan
meningkatkan
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah sebesar
0.37 satuan nilai atau 37% dengan
asumsi var iabel lainnya adalah konstan.
2. Koefisien r egr esi X2 adalah 0.20, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Penilaian Resiko sebesar satu
satuan nilai akan meningkatkan Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah
sebesar 0.20 satuan nilai atau 20%
dengan asumsi variabel lainnya adalah
konstan.
3. Koefisien r egr esi X3 adalah 0.27, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Kegiatan Pengendalian sebesar
satu satuan nilai akan meningkatkan
Kualitas Lapor an Keuangan Pemer intah
Daer ah sebesar 0.27 satuan nilai atau
27% dengan asumsi var iabel lainnya
adalah konstan.
4. Koefisien r egr esi X4 adalah 0.25, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Infor masi dan Komunikasi
sebesar
satu
satuan
nilai
akan
meningkatkan
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah sebesar
0.25 satuan nilai atau 25% dengan
asumsi var iabel lainnya adalah konstan.
5. Koefisien r egr esi X5 adalah 0.03, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Penilaian Resiko sebesar satu
satuan nilai akan meningkatkan Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah
sebesar 0.03 satuan nilai atau 3%
dengan asumsi variabel lainnya adalah
konstan.
Nilai Er r or var yaitu sebesar 0.17
memper lihatkan besar nya pengar uh faktor
lain di luar Lingkungan Pengendalian,
Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
Infor masi dan Komunikasi, dan Pemantauan
ter hadap
Kualitas
Lapor an
Keuangan
Pemer intah Daer ah yaitu sebesar 17%.
Sementar a itu nilai R2 atau koefisien
deter minasi
multipel
sebesar
0.83
memper lihatkan
besar nya
pengar uh
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Kegiatan
Pengendalian, Infor masi
dan
Komunikasi,
dan
Pemantauan
secar a
keselur uhan ter hadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemer intah Daer ah yaitu sebesar
83%.
Secara simultan dalam penelitian ini
dapat kita lihat, bahw a hasil dar i pengujian
hipotesis yang diajukan yakni ter dapat
pengar uh sistem pengendalian inter n yang
meliputi lingkungan pengendalian, penilaian
r esiko, kegiatan pengendalian, infor masi dan
komunikasi, dan pemantauan. Ber dasar kan
nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan
nilai F tabel dimana diper oleh nilai Fhitung
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
11
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
sebesar 24.41 dan nilai Ftabel 2.52 ter nyata
lebih besar dar i nilai F di tabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Atau
dengan kata lain sistem pengendalian inter n
yang ter dir i dari Lingkungan Pengendalian
(X1) , Penilaian
Resiko (X2) , Kegiatan
Pengendalian (X3) , Infor masi dan Komunikasi
(X4) , dan Pemantauan (X5) ber pengar uh positif
dan signifikan ter hadap Kualitas Laporan
Keuangan
Pemer intah
Daer ah.
Untuk
pengujian secara par sial memper lihatkan
besar nya nilai t hitung yang dihasilkan melalui
per hitungan dengan bantuan softwar e Lisr el
8.80 for windows adalah sebagai ber ikut :
Tabel 2.
Kesimpulan Pengujian Secara Individual
Var
t hitung
t tabel
X1
2.00
1.6957
Posit if dan signifikan
Kesimpulan
X2
2.04
1.6957
Posit if dan signifikan
X3
X4
1.68
2.12
1.6957
1.6957
Posit if dan t idak signifikan
Posit if dan signifikan
X5
0.20
1.6957
Posit if dan t idak signifikan
Dar i tabel 2 diatas ter lihat bahw a X1,
X2, dan X4 memiliki pengar uh yang positif dan
signifikan. Ar tinya apabila ter jadi per ubahan
sedikit saja pada var iabel X1 (Lingkungan
Pengendalian), X2 (Penilaian Resiko), X4
(Infor masi dan komunikasi) maka akan
langsung ter jadi per ubahan yang ber ar ti pada
var iabel Y (Kualitas Lapor an Keuangan
Pemer intah Daer ah), selain itu pengar uhnya
dapat digener alisir ter hadap selur uh populasi
OPD di Kabupaten Cianjur . Sedangkan X3 dan
X5 memiliki pengar uh positif dan tidak
signifikan. Ar tinya var iabel X3 (Kegiatan
Pengendalian), X5 (Pemantauan) pengar uhnya
tidak dapat digener alisir ter hadap selur uh
populasi OPD di Kabupaten Cianjur .
Gambar 2
Hasil Analisis Jalur
Dengan menggunakan analisis jalur
(path analysis) kita dapat mengetahui
pengar uh secara langsung dan tidak langsung
tiap var iabel bebas (X) ter hadap var iabel
ter kait (Y). Dar i hasil per hitungan diatas
dapat disimpulkan sebagai ber ikut :
Tabel 4.
Tot al Pengaruh
Var
X1
X2
X3
X4
X5
Pengaruh
Langsung
0.1369
0.04
0.0729
0.0625
0.0009
Pengaruh Tidak Langsung
X2
X3
X4
0.027
0.083
0.062
0.027
0.022
0.004
0.083
0.022
0.036
0.062
0.004
0.036
0.008
0.002
0.005
0.004
Pengaruh Total
X1
X5
0.008
0.002
0.005
0.004
Total
0.319
0.096
0.221
0.170
0.021
0.829
Atas dasar per hitungan diatas hasil
penelitian yang dapat dikemukakan adalah
sebagai ber ikut :
1. Lingkungan Pengendalian (X1) secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
13.69% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Penilaian
r esiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) sebesar 31.9199%.
2. Penilaian Resiko (X2) secar a langsung
menentukan
per ubahan-per ubahan
Kualitas Lapor an keuangan Pemer intah
Daer ah (Y) adalah sebesar 4% dan secara
tidak langsung yang melalui hubungannya
dengan Lingkungan Pengendalian (X1),
Kegiatan Pengendalian (X3), Infor masi dan
Komunikasi (X4), dan Pemantauan (X5)
sebesar 9.678%.
3. Kegiatan Pengendalian (X3)
secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
7.29% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Lingkungan
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) sebesar 22.1454%.
4. Infor masi dan Komunikasi (X4) secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
6.25% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Lingkungan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
12
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Kegiatan
Pengendalian
(X3),
dan
Pemantauan (X5) sebesar 17.0625%.
5. Pemantauan
(X5)
secar a
langsung
menentukan
per ubahan-per ubahan
Kualitas Lapor an keuangan Pemer intah
Daer ah (Y) adalah sebesar 0.09% dan
secar a tidak langsung yang melalui
hubungannya
dengan
Lingkungan
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Kegiatan Pengendalian (X3), dan Infor masi
dan Komunikasi (X4) sebesar 2.1006%.
6. Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian
Resiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) secar a ber sama-sama
mempengar uhi
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah (Y) sebesar
83%.
Besar nya
pengar uh
secara
pr opor sional yang disebabkan oleh
var iabel lainnya di luar var iabel diatas
yaitu sebesar 17%.
Hasil
per hitungan
diatas
memper lihatkan
bahwa
Lingkungan
Pengendalian memiliki por si pengar uh yang
Paling besar dibandingkan dengan var iabel
lainnya.
KESI MPULAN DAN SARAN
Penelitian mengenai pengar uh Sistem
Pengendalian Inter n yang ter dir i dar i
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Kegiatan
Pengendalian, Infor masi
dan
Komunikasi, Pemantauan ter hadap Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah dapat
ditar ik beber apa kesimpulan sebagai ber ikut :
1. Ter dapat pengar uh signifikan antar a
Lingkungan Pengendalian, Penilaian
Resiko,
Kegiatan
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi,
dan
Pemantauan ter hadap Kualitas Lapor an
Keuangan secara simultan;
2. Secara par sial, Ter dapat pengar uh
signifikan
antara
Lingkungan
Pengendalian, Penilaian Resiko, dan
Infor masi dan Komunikasi ter hadap
Kualitas Lapor an Keuangan.
3. Secara par sial, Ter dapat pengar uh tidak
signifikan antar a Kegiatan Pengendalian
dan Pemantauan ter hadap Kualitas
Lapor an Keuangan.
Saran
Or ganisasi Per angkat Daer ah (OPD)
har us
meningkatkan
lingkungan
pengendalian
dengan
memper hatikan
komitmen ter hadap kompetensi dan memiliki
pr osedur yang efektif untuk memantau hasil
kew enangan dan tanggung jawab yang
didelegasikan. Dalam meningkatkan penilaian
r esiko,
Instansi
Pemer intah
memiliki
mekanisme
untuk
mengantisipasi,
mengidentifikasi, dan ber eaksi ter hadap
r isiko yang diakibatkan oleh per ubahanper ubahan dalam pemer intahan, ekonomi,
industr i, per atur an, oper asional atau kondisi
lain yang dapat mempengar uhi ter capainya
maksud dan tujuan Instansi Pemer intah
secar a keselur uhan atau maksud dan tujuan
suatu kegiatan. Or ganisasi Per angkat Daer ah
(OPD) har us meningkatkan infor masi dan
komunikasi dengan menggunakan ber bagai
bentuk komunikasi yang sesuai dengan
kebutuhannya
ser ta
mengelola,
mengembangkan, dan memper baiki sistem
infor masinya dalam upaya meningkatkan
komunikasi secar a ber kesinambungan.
Untuk dapat meningkatkan kualitas
lapor an keuangan Pemer intah daer ah,
pemer intah
daer ah
har us
senantiasa
meningkatkan kegiatan pengendalian dengan
memper timbangkan pelimpah tugas secar a
sistematik
ke sejumlah or ang untuk
member ikan keyakinan adanya checks and
balances. Sebaiknya apar at pengawasan
(Inspektor at Daer ah) hendaknya lebih efektif
dalam
melakukan
pembinaan
seper ti
melakukan kontr ol secar a r utin pada OPDOPD di lingkungan Pemer intah Kabupaten
Cianjur .
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Pr imastuti. 2006. Kualitas Sistem
Pengendalian Inter n Sebagai Penentu
Tingkat Keper cayaan Lapor an Keuangan
Suatu Pemer intah Daer ah. Widyapr aja, Vol.
32, No. 3, Tahun 2006.
Anw ar Nasution. 2007. Per baikan Pengelolaan
Keuangan Negar a dan Keuangan Daer ah.
Jakar ta : IAI-KSAP.
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
13
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Dar ya Setia Nugraha. 2010. The Influence Of
Inter nal Contr ol System To The Reliability
Of Local Gover ment Financial Statement
(Case Study at Pemer intah Pr ovinsi Jawa
Bar at). Jur nal
Ekonomi, Keuangan,
Per bankan, dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2
November 2010).
Har un, Al-Rasyid. 2001. Analisis Jalur (Path
Analisis). Bandung : Pasca Sar jana
Univer sitas Padjadjar an.
Hall, James A. 2007. Accounting Infor mation
System: Sistem
Infor masi
Akuntansi.
Jakar ta: Salemba Empat.
I Gusti Agung Rai. 2010. Audit Kiner ja pada
Sektor Publik . Jakar ta : Selemba Empat.
Indr a Bastian. 2011. Audit Sektor Publik .
Jakar ta : Salemba Empat.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kiner ja Sektor
Publik. Yogyakar ta : UPP STIM YKPN.
Mar diasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik .
Yogyakar ta : ANDI.
Per atur an Pemer intah Nomor 71 Tahun 2010.
Standar
Akuntansi
Pemer intahan.
Fokusmedia.
Per atur an Pemer intah Republik Indonesia
Nomor
60
Tahun
2008.
Sistem
Pengendalian Inter n Pemer intah. Nuansa
Aulia.
Per mendagr i No.13 Tahun 2006. Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daer ah.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitat if dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistika unt uk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Tony, Tr iyulianto. 2008. Sistem Pengendalian
Inter n Pemer intah (SPIP) Ber sama Kita
Bisa Menyongsong Masa Depan BPKP yang
Lebih Cer ah. Bulletin Per wakilan BPKP
Pr ovinsi Sulaw esi Selatan, Vol. 1, No. 4, 24
Oktober 2008.
Umi Nar imawati. 2007. Teknik-teknik Analisis
Multivar iat . Yogyakar ta : Graha Ilmu.
Undang-undang Nomor 17
tentang Keuangan Negar a.
Tahun
2003
War r en, S.Car l., and Reeve, M.James., and Fess,
E.Philip.
2005.
Cor por ate Financial
Accounting. South Wester n: Thomson.
Wawan Sukmana dan Lia Anggar sari. 2009.
Pengar uh
Pengawasan
Inter n
dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daer ah Ter hadap Kiner ja Pemer intah
Daer ah (Sur vei pada Satuan Ker ja
Per angkat Daer ah Kota Tasikmalaya) .
Jur nal Akuntansi FE UNSIL, Vol. 4, No. 1,
2009.
Weygandt, J.J., et al. (2005). Accounting
pr inciples. New Yor k: John Wiley & Sons.
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
14
ISSN : 1693-4482
Pengar uh Sistem Pengendalian I nter n
Ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan
( Sur vei Pada Or ganisasi Per angkat Daer ah Pemda Cianjur )
Tuti Herawati
Dosen STIE STEM BI – Bandung Business School
Abstrak
Pengar uh sistem pengendalian inter n ber pengar uh positif dan signifikan
ter hadap kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah sebesar 83%. Secar a
par sial, lingkungan pengendalian, penilaian r esiko, kegiatan pengendalian,
infor masi dan komunikasi, dan pemantauan ber pengar uh positif ter hadap
kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah. Tetapi, hanya lingkungan
pengendalian, penilaian r esiko, dan infor masi dan komunikasi yang ber pengar uh
signifikan t er hadap kualitas lapor an keuangan pemer intah daer ah.
Kata Kunci : Sistem Pengendalian
Pemer intah Daer ah.
PENDAHULUAN
Nasution (2007) menyatakan ada
beber apa kelemahan dalam sistem keuangan
negar a Indonesia di er a or de bar u yaitu: (1)
kelemahan dalam desain dan pelaksanaan
sistem
pengendalian
inter n,
(2)
ketidakpatuhan
ter hadap
per atur an
per undang-undangan,
(3)
penyimpanan
keuangan negar a yang semraw ut, (4) tidak
adanya infor masi tentang aset dan hutang
negar a, dan (5) pengungkapan lapor an
keuangan pemer intah yang tidak konsisten
dan tidak memadai. Untuk meningkatkan
tr anspar ansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara, pemer intah er a r efor masi
telah melakukan kor eksi secar a menyelur uh.
Salah satu upaya yang dilakukan menyusun
paket undang-undang keuangan negar a yaitu:
Undang-undang (UU) nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negar a, UU nomor 01
tahun 2004 tentang Per bendahar aan Negara,
dan UU nomor 15 tahun 2004 tentang
Pemer iksaan Pengelolaan dan Tanggung
Jaw ab Keuangan Negara.
Pasal 31 ayat (1) UU nomor 17 tahun
2003
menyatakan
Guber nur /
Bupati/
Walikota
menyampaikan
r ancangan
per atur an
daer ah
(per da)
tentang
Inter n,
Kualitas
Lapor an
Keuangan
per tanggungjawaban
pelaksanaan
APBD
kepada DPRD ber upa lapor an keuangan yang
telah diper iksa oleh Badan Pemer iksa
Keuangan (BPK) selambat-lambatnya 6
(enam) bulan setelah tahun anggaran
ber akhir . Sedang Pasal 31 ayat (2) UU nomor
17 tahun 2003 menyatakan lapor an keuangan
meliputi Lapor an Realisasi APBD, Ner aca,
Lapor an Ar us Kas, dan Catatan atas Laporan
Keuangan, yang dilampir i dengan laporan
keuangan per usahaan daer ah. Salah satu
upaya
konkr it
untuk
mew ujudkan
tr anspar ansi dan akuntabilitas pengelolaan
keuangan negara adalah penyampaian
lapor an
per tanggungjawaban
keuangan
pemer intah yang memenuhi pr insip-pr insip
tepat w aktu dan disusun dengan mengikuti
standar akuntansi pemer intahan yang telah
diter ima secara umum. Pada tahun 2010
Pemer intah
menetapkan
Per aturan
Pemer intah (PP) Nomor 71 tahun 2010
tentang Standar Akuntansi Pemer intahan
(Nasution (2007).
Standar ini dibutuhkan dalam rangka
penyusunan lapor an per tanggungjawaban
pelaksanaan APBN/ APBD. Lapor an keuangan
pemer intah daer ah (pemda) har us disusun
ber dasar kan sistem pengendalian inter n (SPI)
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
1
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
seper ti yang diamanatkan dalam pasal 56 ayat
(4) UU nomor 01 tahun 2004 yang
menyatakan kepala Or ganisasi Perangkat
Daer ah selaku pengguna anggaran/ pengguna
bar ang member ikan per nyataan bahw a
pengelolaan APBD di lingkungan tempat
ker janya telah diselenggar akan ber dasar kan
sistem pengendalian inter n yang memadai
dan lapor an keuangan telah diselenggarakan
sesuai
dengan
standar
akuntansi
pemer intahan. Per an SPI adalah untuk
meningkatkan kiner ja, transpar ansi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan Negara.
Pr esiden
selaku
Kepala Pemer intahan
mengatur dan menyelenggar akan sistem
pengendalian
inter n
di
lingkungan
pemer intahan secar a menyelur uh.” Pada
tahun
2010
Pemer intah
menetapkan
Per atur an Pemer intah (PP) yang mengatur
Sistem pengendalian inter n bar u ditetapkan
pada tahun 2008 yaitu PP nomor 60 tahun
2008 tentang sistem pengendalian inter n
pemer intah (SPIP)(Nasution (2007).
Pasal 15 ayat (1) UU nomor 15 tahun
2004
menyatakan
pemer iksa
(BPK)
menyusun lapor an hasil pemer iksaan (LHP)
setelah pemer iksaan selesai dilakukan. Pasal
16 ayat (1) UU nomor 15 tahun 2004
menyatakan lapor an hasil pemer iksaan atas
lapor an keuangan pemer intah memuat opini.
Opini adalah per nyataan pr ofesional sebagai
kesimpulan pemer iksa mengenai tingkat
kew ajar an infor masi yang disajikan dalam
lapor an keuangan. Di dalam melaksanakan
pemer iksaan atas lapor an keuangan, BPK
w ajib menguji dan menilai SPI pemda yang
ber sangkutan, seper ti diamanatkan dalam
pasal 12 UU nomor 15 tahun 2004 ber bunyi
“Dalam r angka pemer iksaan keuangan
dan/ atau kiner ja, pemer iksa melakukan
pengujian dan penilaian atas pelaksanaan
sistem pengendalian inter n pemer intah.”
Tujuan SPI adalah untuk meningkatkan
efisiensi
dan
efektifitas
pelaksanaan
pemer iksaan yang dilakukan oleh BPK dan
bagi pemda digunakan untuk memper baiki
sistem pengendalian dan kiner ja pemer iksaan
inter n. (Nasution (2007).
Tabel 1.1
Opini Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Tahun 2005-2010 Berdasarkan Tingkat
Pemerintahan
Sumber : w w w .bpk.go.id
Semest er I Tahun 2011)
(Ikht isar
Hasil
Pemeriksaan
Dar i tabel 1.1 di atas ter lihat bahw a
r ata-rata opini LKPD Tahun 2005 s.d. 2010
pada pemer intahan tingkat pr ovinsi dan kota
lebih baik dibandingkan dengan pemer intah
tingkat kabupaten. Pemerintah pr ovinsi dan
kota memper oleh opini WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian) dan WDP (Wajar Dengan
Pengecualian) sekitar 81% dan 82% dar i
keselur uhan entitas pr ovinsi dan kota,
dibandingkan pemer intah kabupaten yang
memper oleh opini WTP dan WDP hanya
sekitar 70%.
Hasil evaluasi menunjukkan bahw a
pengendalian inter n pemer intah daer ah yang
lapor an keuangannya memper oleh opini WTP
pada umumnya telah memadai sedangkan
yang opininya WDP cukup memadai. Adapun
pemer intah
daer ah
yang
lapor an
keuangannya memper oleh opini TMP dan TW
memer lukan per baikan pengendalian inter n
dalam hal keandalan infor masi yang disajikan
dalam lapor an keuangan. Salah satu
penyebabnya adalah adanya kelemahan di
dalam sistem pengendalian inter n (SPI)
pemda.
Pendapat Wajar Tanpa Pengecualian
dapat diber ikan auditor apabila telah
dilaksanakan atau diselesaikan sesuai dengan
standar auditing, penyajian lapor an keuangan
sesuai dengan pr insip akuntansi yang ber laku
umum, dan tidak ter dapat kondisi atau
keadaan ter tentu yang memer lukan bahasa
penjelas.
Pendapat
Wajar
Dengan
Pengecualian diber ikan apabila: 1) Tidak ada
bukti yang kompeten dan mencukupi atau
adanya pembatasan lingkup audit yang
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
2
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
mater ial tetapi tidak mempengar uhi laporan
keuangan secar a keselur uhan, 2) Auditor
yakin bahwa lapor an keuangan ber isi
penyimpangan dar i pr insip akuntansi yang
ber laku umum dan ber dampak mater ial tetapi
tidak mempengar uhi laporan keuangan
secar a keselur uhan. Pendapat Tidak Wajar
menyatakan bahwa lapor an keuangan tidak
menyajikan secar a wajar posisi keuangan,
hasil usaha, dan ar us kas sesuai dengan
pr insip akuntansi yang ber laku umum.
Per nyataan Tidak Member ikan Pendapat
apabila: 1) Ada pembatasan yang sangat
mater ial ter hadap lingkup audit, 2) Auditor
tidak independen t er hadap klien. Ter dapat
penyimpangan yang mater ial dar i pr insip
akuntansi yang ber laku umum. Auditor tidak
diper kenankan
mencantumkan
par agr af
lingkup audit apabila ia menyatakan untuk
tidak
member ikan
pendapat
(I ndra,
2011:194-196).
Dar i ber bagai ur aian diatas dapat
ditar ik
kesimpulan
bahw a
system
pengendalian inter n mempunyai pengar uh
ter hadap kualitas lapor an keuangan.
KAJI AN PUSTAKA DAN HI POTESI S
Sistem Pengendalian I ntern
Menur ut
I
Gusti
Agung
Rai
(2008:283) “Sistem pengendalian inter n
adalah kebijakan dan pr osedur yang
dir ancang untuk member ikan keyakinan yang
memadai bagi manajemen bahwa or ganisasi
mencapai tujuan dan sasarannya.”
Menur ut Per aturan Pemerintah No.
60 Tahun 2008 “Sistem Pengendalian Inter n
adalah pr oses yang integr al pada tindakan
dan kegiatan yang dilakukan secar a ter us
mener us oleh pimpinan dan selur uh pegawai
untuk member ikan keyakinan memadai atas
ter capainya
tujuan
or ganisasi
melalui
kegiatan yang efektif dan efisien, keandalan
pelapor an keuangan, pengamanan asset
negar a dan ketaatan ter hadap per aturan
per undang-undangan.”
Unsur-unsur Sistem Pengendalian I ntern
Unsur sistem pengendalian inter n yang
ber fungsi sebagai pedoman penyelenggar aan
dan tolak ukur
pengujian efektivitas
penyelenggar aan system pengendalian inter n.
Pengembangan unsur system pengendalian
inter n per lu memper timbangkan aspek biaya
manfaat ( cost and benefit ), sumber daya
manusia, kejelasan cr iter ia pengukur an
efektivitas dan per kembangan teknologi
infor masi
ser ta
dilakukan
secar a
komper hensif.
Menur ut
Peraturan
Pemerintah
No.60 Tahun 2008 bahwa unsur sistem
pengendalian
inter n
dalam
Per atur an
Pemer intah ini mengacu pada unsur Sistem
Pengendalian Inter n yang t elah dipr aktikan di
lingkungan pemer intah di ber bagai Negara,
yang meliputi :
1. Lingkungan Pengendalian. Lingkungan
pengendalian
menggambar kan
keselur uhan sikap or ganisasi yang
memengar uhi kesadar an dan tindakan
per sonel
or ganisasi
mengenai
pengendalian. Ber bagai faktor yang
membentuk lingkungan pengendalian
dalam suatu entitas (I ndra, 2011:11)
adalah :
a)
Nilai
intr egr itas
dan
etika.
Memelihar a
suasana
etika
or ganisasi, menjadi teladan untuk
tindakan-tindakan
yang benar .
Menghilangkan
godaan-godaan
untuk melakukan tindakan yang
tidak etis dan menegakkan disiplin
sebagaimana mestinya;
b) Komitmen ter hadap kompetensi.
Mengidentifikasi dan menetapkan
kegiatan yang dibutuhkan untuk
menyelasaikan tugas dan fungsi
pada masing-masing oisisi dalam
instansi pemer intah.
c) Filosofi
dan
gaya
oper asi
manajemen; f). Pimpinan instansi
pemer intah memiliki sikap yang
selalu memper timbangkan r isiko
dalam mengambil keputusan;
d) Stuktur or ganisasi; h). Ker angka
ker ja bagi manajement; i). dalam
per encanaan,pengar ahan,
dan
pengendalian or ganisasi
dalam
mencapai tujuan-tujuan or ganisasi;
e) Pembagian
w ew enang
dan
pembebanan
tanggung
jawab.
Satuan usaha membatasi garis
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
3
Tuti Herawati
2.
3.
ISSN : 1693-4482
tanggung jawab dan w ewang yang
ada;
f) Kebijakan dan pr aktik sumber daya
manusia.
Penyusunan
dan
pener apan kebijakan yang sehat
tentang pembinaan SDM. Penetapan
pr aktik-pr aktik yang layak dalam
hal per olehan, or ientasi, pelatihan,
evaluasi,
pembinan,
pr omosi,
kompensasi dan tindakan disiplin
bagi sumber daya manusia.
Penilaian
Risiko.
Menur ut
I ndra
(2011:12) Untuk tujuan pelapor an
keuangan adalah pr oses identifikasi,
analisis, dan pengelolaan r esiko entitas
yang ber kaitan dengan penyusunan
lapor an keuangan sesuai dengan pr insip
akuntansi yang ber laku umum. Diawali
dengan penetapan maksud dan tujuan
instansi Pemer intah yang jelas dan
konsisten baik pada tingkat kegiatan.
Selanjutnya
Instansi
Pemer intah
mengidentifikasi secar a efisien dan
efektif r isiko yang dapat menghambat
pencapian tujuan ter sebut, baik yang
ber sumber dar i dalam maupun luar
instansi. Penaksiran r isiko mencakup:
a. Identifikasi
Resiko.
Mengindentifikasi secara efisien
dan efektif r isiko yang dapat
menghambat pencapaian tujuan
instansi, baik yang ber sumber dari
dalam maupun luar instansi.
b. Analisis
Resiko.
Menentukan
dampak dar i r esiko yang telah
diidentifikasi ter hadap pencapaian
tujuan instansi.
Kegiatan Pengendalian. Menur ut I ndra
(2011:12)
Aktivitas
pengendalian
adalah k ebijakan dan pr osedur yang
dibuat untuk memastikan pelaksanaan
petunjuk yang dibuat oleh manajemen.
kebijakan dan pr osedur yang dibangun
oleh manajemen untuk mencapai tujuan
lapor an keuangan yang obyektif, yang
mencakup :
a. Otor isasi yang memadai. Pimpinan
instansi pemer intah menetapkan
dan mengkomunikasikan syar at dan
ketentuan
otor isasi
kepada
pegawai.
b.
4.
5.
Per ancangan
dan
penggunaan
dokumen
dan
catatan
yang
memadai.
c. Pengecekan secar a independen.
d. Pemisahan fungsi yang memadai.
Pimpinan
instansi
pemer intah
har us menjamin bahw a selur uh
aspek
utama
tr ansaksi
atau
kejadian tidak dikendalikan oleh
1(satu) or ang.
e. Pengendalian fisik atas kekayaan
pemda dan catatan. Pimpinan
instansi pemer intah menetapkan,
mengimplementasikan,
dan
mengkomunikasikan
r encana
identifikasi,
kebijakan,
dan
pr osedur pengamanan fisik kepada
selur uh pegaw ai.
f.
Peninjauan atas kiner ja. Memantau
pencapaian
kiner ja
instansi
pemer intah ter sebut dibandingkan
dengan r encana sebagi tolak ukur
kiner ja.
Infor masi dan Komunikasi. Kebijakan
dan
pr osedur
pengendalian
yang
ber kaitan dengan sistem akuntansi
adalah bahw a tr ansaksi dilaksanakan
dengan mencegah ter jadinya salah saji
potensial
ter hadap
per nyataan
manajemen dalam lapor an keuangan
(I ndra, 2011:12). Instansi pemer intah
har us memiliki infor masi yang r elevan
dan dapat diandalkan baik infor masi
keuangan maupun non keuangan, yang
ber hubungan
dengan
per istiwaper istiwa ekster nal dan int er nal, yang
menyediakan
dan
memanfaatkan
ber bagai bentuk dan sarana komunikasi
ser ta mengelola, mengembangkan dan
memper bar ui sistem infor masi secar a
ter us mener us.
Pemantauan. Pr oses penilaian kualitas
kiner ja dar i str uktur pengendalian
inter nal sepanjang w aktu (I ndra,
2011:13).
Dilaksanakan
melalui
pemantauan ber kelanjutan, evaluasi
ter pisah, dan tindak lanjut r ekomendasi
hasil
audit
dan r eview
lainnya.
Pemantauan
ber kelanjutan
diselenggar akan
melalui
kegiatan
pengelolaan
r utin,
super visi,
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
4
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
pembandingan,
r ekonsiliasi,
dan
tindakan lain yang ter kait dalam
pelaksanakan tugas. Evaluasi ter pisah
diselenggar akan
melalui
penilaian
sendir i, r eview , dan pengujian efektivitas
sistem pengendalian inter n yang dapat
dilakukan oleh apar at pengawasan
inter n pemer intah atau pihak ekster nal
pemer intah. Tindak lanjut r ekomendasi
hasil audit dan r eview lainnya har us
seger a diselesaikan dan dilaksanakan
sesuai dengan mekanisme penyelesaian
r ekomendasi hasil audit dan r eview
lainnya yang ditetapkan.
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah
Fenomena yang dapat diamati dalam
per kembangan sektor publik dewasa ini
adalah
semakin
menguatnya tuntutan
pelaksanaan
akuntabilitas publik
oleh
or ganisasi
sektor publik (seper ti :
pemer intah pusat dan daer ah, unit-unit ker ja
pemer intah, depar temen dan lembagalembaga negara). Tuntutan akuntabilitas
sektor publik ter kait dengan per lunya
dilakukan tr anspar ansi dan pember ian
infor masi kepada publik dalam r angka
pemenuhan
hak-hak
publik.
(Mardiasmo:2009:20).
Menur ut
Mardiasmo
(2009:20)
akuntabilitas publik adalah kew ajiban pihak
pemegang
amanah
(agent)
untuk
member ikan
per tanggungjaw aban,
menyajikan,
melapor kan,
dan
mengungkapkan segala aktivitas dan kegiatan
yang menjadi tanggung jawabnya kepada
pihak pember i amanah (pr incipal) yang
memiliki hak dan kew enangan untuk
meminta per tanggungjaw aban ter sebut.
Akuntabilitas publik ter dir i atas dua
macam, yaitu : (1) akuntabilitas ver tikal
(ver tical accuntability) , dan (2) akuntabilitas
hor isontal
(hor izontal
accountabilit y) .
Per tanggung jaw aban ver tikal (ver tical
accountability) adalah per tanggungjawaban
atas pengelolaan dana kepada otor itas yang
lebih tinggi, misalnya per tanggung jawaban
unit-unit ker ja (dinas) kepada pemer intah
daer ah, per tanggung jawaban pemer intah
daer ah kepada pemer intah pusat, dan
pemer intah pusat kepada MPR. Per tanggung
jawaban hor isontal (hor izontal accountabilit y)
adalah
per tanggung
jaw aban
kepada
masyar akat luas. Dalam konteks or ganisasi
pemer intah, akuntabilitas publik adalah
pember ian infor masi dan disclosur e atas
aktivitas dan kiner ja finansial pemer intah
kepada pihak-pihak yang ber kepentingan
dengan lapor an ter sebut. Pemer intah, baik
pusat maupun daer ah, har us bisa menjadi
subyek pember i infor masi dalam r angka
pemenuhan
hak-hak
publik.
(Mardiasmo:2009:21).
Menur ut Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 adalah:
“Lapor an keuangan daer ah disusun untuk
menyediakan
infor masi
yang
r elevan
mengenai posisi keuangan dan selur uh
tr ansaksi yang dilakukan oleh pemer intah
daer ah selama satu per iode pelapor an”.
Menur ut Mahmudi (2007:11) definisi
lapor an keuangan adalah: “Lapor an keuangan
adalah infor masi yang disajikan untuk
membantu stakeholder s dalam membuat
keputusan sosial, politik dan ekonomi
sehingga keputusan yang diambil bisa lebih
ber kualitas”.
Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Kar akter istik kualitatif
laporan
keuangan adalah ukur an-ukuran nor matif
yang per lu diw ujudkan dalam infor masi
akuntansi
sehingga
dapat
memenuhi
tujuannya. Menurut Peraturan Pemerintah
No. 71 Tahun 2010 , Keempat karakter istik
ber ikut ini mer upakan pr asyar at nor matif
yang diper lukan agar lapor an
keuangan
pemer intah dapat memenuhi kualitas yang
dikehendaki, yaitu :
1. Relevan.
Lapor an
keuangan
bisa
dikatakan r elevan apabila infor masi yang
ter muat
didalamnya
dapat
mempengar uhi keputusan pengguna
dengan membantu mer eka mengevaluasi
per istiwa masa lalu atau masa kini, dan
mempr ediksi
masa
depan,
ser ta
menegaskan atau mengor eksi hasil
evaluasi mer eka di masa lalu. Dengan
demikian, infor masi lapor an keuangan
yang r elevan dapat dihubungkan dengan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
5
Tuti Herawati
2.
ISSN : 1693-4482
maksud penggunaannya. Infor masi yang
r elevan, yaitu :
a. Memiliki manfaat umpan balik
(feedback
value).
Infor masi
memungkinkan pengguna untuk
menegaskan
atau
mengor eksi
ekspektasi mer eka di masa lalu.
b. Memiliki
manfaat
pr ediktif
(pr edictive value). Infor masi dapat
membantu
pengguna
untuk
mempr ediksi masa yang akan
datang ber dasar kan hasil masa lalu
dan kejadian masa kini.
c. Tepat waktu. Infor masi disajikan
tepat
w aktu
sehingga
dapat
ber pengar uh dan ber guna dalam
pengambilan keputusan.
d. Lengkap.
Infor masi
akuntansi
keuangan pemer intah disajikan
selengkap
mungkin, mencakup
semua infor masi akuntansi yang
dapat mempengar uhi pengambilan
keputusan dengan memper hatikan
kendala yang ada. Infor masi yang
melatar belakangi setiap butir
infor masi utama yang ter muat
dalam
lapor an
keuangan
diungkapkan dengan jelas agar
kekelir uan
dalam
penggunaan
infor masi ter sebut dapat dicegah.
Andal.
Infor masi
dalam
lapor an
keuangan bebas dari penger tian yang
menyesatkan dan kesalahan mater ial,
menyajikan setiap fakta secara jujur ,
ser ta dapat diver ifikasi. Infor masi
mungkin r elevan, tetapi jika hakikat atau
penyajiannya tidak dapat diandalkan
maka penggunaan infor masi ter sebut
secar a potensial dapat menyesatkan.
Infor masi
yang
andal
memenuhi
kar akter istik, yaitu:
a. Penyajian
jujur .
Infor masi
menggambar kan
dengan
jujur
tr ansaksi ser ta per istiwa lainnya
yang sehar usnya disajikan atau
yang secar a wajar dapat dihar apkan
untuk disajikan.
b. Dapat diver ifikasi (ver ifiability).
Infor masi disajikan dalam lapor an
keuangan dapat diuji, dan apabila
pengujian dilakukan lebih dari
3.
4.
sekali oleh pihak yang ber beda,
hasilnya
tetap
menunjukkan
simpulan yang tidak ber beda jauh.
c. Netr alitas. Infor masi diar ahkan
pada kebutuhan umum dan tidak
ber pihak pada kebutuhan pihak
tetentu.
Dapat dibandingkan. Infor masi yang
ter muat dalam laporan keuangan akan
lebih ber guna jika dapat dibandingkan
dengan lapor an keuangan per iode
sebelumnya atau lapor an keuangan
entitas lapor an lain pada umumnya.
Per bandingan dapat dilakukan secar a
inter nal dan ekster nal. Per bandingan
secar a inter nal dapat dilakukan bila
entitas diper bandingkan mener apkan
kebijakan akuntansi yang sama dar i
tahun ke tahun. Per bandingan secar a
ekster nal dapat dilakukan bila entitas
yang diper bandingkan
mener apkan
kebijakan akuntansi yang sama. Apabila
entitas
pemer intah
mener apkan
kebijakan akuntansi yang lebih baik dar i
pada kebijakan akuntansi sekar ang
diter apkan,
per ubahan
ter sebut
diungkapkan pada per iode ter jadinya
per ubahan.
Dapat
dipahami.
Infor masi
yang
disajikan dalam laporan keuangan dapat
dipahami oleh pengguna dan dinyatakan
dalam bentuk ser ta istilah yang
disesuaikan dengan batas pemahaman
par a pengguna. Untuk itu, pengguna
diasumsikan memiliki pengetahuan yang
memadai atas kegiatan dan lingkungan
oper asi entitas pelapor an, ser ta adanya
kemauan pengguna untuk mempelajar i
infor masi yang dimaksud.
Hubungan Sistem Pengendalian I ntern
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah
Tujuan sistem pengendalian inter nal
menur ut Warren et all (2005) salah satunya
adalah untuk mengecek ketelitian dan
keandalan data akuntansi. Dengan sistem
akuntansi, r isiko ter jadinya kekelir uan dan
kesalahan pencatatan atau per hitungan dapat
diminimalisasi
sehingga
mengur angi
kemungkinan pemer intah daer ah mengalami
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
6
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
kekelir uan. Suatu sistem yang ber kualitas,
dir ancang, dibangun dan dapat beker ja
dengan baik apabila bagian-bagian yang
ter integr asi
dengan
sistem
ter sebut
ber oper asi sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya masing-masing. Salah satu bagian di
dalam sistem infor masi akuntansi yang
menunjang kelancaran ker ja sistem infor masi
akuntansi ter sebut adalah pengendalian
inter nal (inter nal contr ol).
Weygandt
et
all
(2005)
mengungkapkan
bahw a:
“Jika
suatu
pengendalian inter nal telah ditetapkan maka
semua oper asi, sumber daya fisik, dan data
akan dimonitor ser ta ber ada di baw ah
kendali, tujuan akan ter capai, r isiko menjadi
kecil, dan infor masi yang dihasilkan akan
lebih ber kualitas. Dengan ditetapkannya
pengendalian
inter nal
dalam
sistem
akuntansi, maka sistem akuntansi akan
menghasilkan infor masi akuntansi yang lebih
ber kualitas (tepat waktu, r elevan, akurat, dan
lengkap), dan dapat diaudit (Auditabel).
Hall (2007:182) mengemukakan
fungsi dar i sistem pengendalian inter nal yaitu
sebagai pelindung yang melindungi aktiva
per usahaan dar i banyaknya per istiw a yang
tidak diinginkan yang menyer ang per usahaan.
Ini semua meliputi usaha untuk akses secar a
tidak sah ke aktiva per usahaan, penipuan
yang dilakukan oleh or ang dalam dan luar
per usahaan, kesalahan kar ena kar yawan
tidak kompeten, pr ogr am komputer salah
data input yang r usak, dan lain sebagainya.
Mahmudi (2007: 27) menyatakan
bahw a untuk menghasilkan lapor an keuangan
pemer intah daer ah diper lukan pr oses dan
tahap-tahap yang har us dilalui yang diatur
dalam sistem akuntansi pemer intah daer ah.
Sistem akuntansi di dalamnya mengatur
tentang sistem pengendalian inter n (SPI),
kualitas lapor an keuangan sangat dipengar uhi
oleh bagus tidaknya sistem pengendalian
inter n yang dimiliki pemer intah daer ah.
Darya
Setia
Nugraha
(2010)
melakukan penelitian dengan judul penelitian
“The Influence Of Int er nal Contr ol System To
The Reliability Of Local Gover ment Financial
Statement”. Populasi dar i penelitian ini adalah
37 OPD, dimana sampel dar i penelitian ini
adalah 29 OPD. Pemilihan sampel didasar kan
pada OPD yang ter letak di daer ah Bandung,
OPD yang dijadikan sampel tidak ter masuk
r umah sakit daer ah, dan r esponden dar i OPD
yang dijadikan sampel dipr ior itaskan kepada
par a pegawai pada bagian keuangan yang
meliputi fungsi penyimpanan / pemegang
uang, fungsi penatausahaan / ver ifikasi, dan
fungsi pencatatan / akuntansi / pembukuan.
Kesimpulan dar i penelitian ini adalah sistem
pengendalian inter n yang ter dir i dar i
lingkungan pengendalian, penilaian r esiko,
kegiatan
pengendalian,
infor masi
dan
komunikasi ser ta pemantauan ber pengar uh
positif dan signifikan ter hadap keandalan
lapor an keuangan.
Wawan Sukmana dan Lia Anggarsari
( 2009) melakukan penelitian dengan Judul
penelitian “Pengar uh Pengawasan Inter n dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daer ah Ter hadap Kiner ja Pemer intah Daer ah”
(Sur vey pada Or ganisasi Per angkat Daer ah
Kota Tasikmalaya). Dar i hasil penelitian
menyatakan bahw a nilai yang diper oleh dar i
per hitungan ter hadap tanggapan r esponden
mengenai Pengawasan Inter n pada Dinas
Kota Tasikmalaya Pengaw asan Inter n yang
dilakukan atasan langsung ter hadap bawahan
telah dilakukan dengan baik pada Dinas Kota
Tasikmalaya, atau dengan kata lain Dinas Kota
Tasikmalaya telah melakukan Pengawasan
Inter n dengan baik.
Hubungan Lingkungan Pengendalian (X1 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Lingkungan pengendalian mer upakan
pengendalian
yang
mempengar uhi
keselur uhan or ganisasi dan menjadi “atmosfir
individu or ganisasi di dalam melakukan
aktivitas dan melaksanakan tanggung jaw ab
atas pengendalian yang menjadi bagiannya.
Dengan kata lain, Lingkungan Pengendalian
mer upakan pondasi dasar yang mendasar i
suatu sistem pengendalian inter n pemer intah.
Apabila
Lingkungan
Pengendalian
menunjukan kondisi yang baik, maka dapat
member i pengar uh yang cukup baik bagi
suatu or ganisasi, namun sebaliknya, apabila
lingkungan
pengendalian
jelek,
mengindikasikan bahwa or ganisasi ter sebut
tidak sehat (Tony, 2008:5).
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
7
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Hubungan Penilaian Resiko (X2 ) dengan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Penilaian
r esiko
ter kait
dengan
aktivitas
bagaimana
entitas
mengidentifikasikan dan mengelola r esiko
sehingga entitas dapat meminimalisasi
ter jadinya kegagalan dalam mencapai tujuan
or ganisasi. Melalui pr oses penilaian r esiko ini,
maka setiap entitas dapat mengantisipasi
setiap kejadian yang dapat menghambat
pencapaian tujuan or ganisasi secar a optimal
(Tony, 2008:6).
Menur ut
Anindita
(2006:229) ,
penilaian r esiko untuk tujuan pelapor an
keuangan adalah identifikasi, analisis dan
pengelolaan r esiko dar i suatu pemer intahan
daer ah yang ber kaitan dengan penyusunan
lapor an keuangan, sesuai dengan pr insip
akuntansi
yang
ber laku
umum
dan
disesuaikan dengan ketetapan per atur an
per undang-undangan.
Hubungan Kegiatan Pengendalian (X3 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Menur ut
Anindita
(2006:230)
Aktivitas pengendalian yang r elevan dengan
audit
atas
lapor an
keuangan
dapat
digolongkan sebagai ber ikut:
a. Pengendalian Umum, meliputi or ganisasi
pusat pengolahan data, pr osedur dan
standar untuk per ubahan pr ogr am,
pengembangan
sistem
dan
pengoper asian fasilitas pengolahan data.
b. Pengendalian
Aplikasi,
mempunyai
tujuan untuk menjamin bahwa semua
tr ansaksi yang telah dipr oses sekali saja
secar a lengkap, menjamin bahwa data
tr ansaksi lengkap dan teliti, menjamin
bahw a hasil pengolahan data dan
tr ansaksi benar dan sesuai keadaan,
menjamin bahw a hasil pengolahan data
dimanfaatkan untuk tujuan yang telah
ditetapkan, dan menjamin bahwa
aplikasi dapat ter us mener us ber fungsi.
Hubungan I nformasi dan Komunikasi (X4 )
dengan Kualitas Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (Y)
Lapor an keuangan yang dihasilkan
melalui sistem akuntansi adalah salah satu
bentuk infor masi yang paling penting kar ena
diciptakan
untuk
mengidentifikasikan,
mer akit, menganalisa dan melapor kan
tr ansaksi
ser ta
menyelenggar akan
per tanggung jaw aban kekayaan dan utang
dar i suatu pemer intah daer ah, sedangkan
komunikasi yang baik yang ter jalin antar
per sonel
pemer intah
daer ah
dapat
memudahkan
ter jadinya
per putar an
infor masi, hal ini akhir nya dapat menambah
akur asi dar i suatu lapor an keuangan
(Anindita, 2006:230).
Hubungan Pemantauan (X5 ) dengan
Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah (Y)
Menur ut
Wawan
(2009:578)
pelaksanaan
pengawasan
inter n
yang
dilakukan secar a efektif dapat mengakibatkan
sistem akuntansi keuangan daer ah yang
ditetapkan ber jalan dengan baik, agar tidak
ter jadi penyimpangan dan penyelew engan
dalam
pelaksanaan
sistem
akuntansi
keuangan daerah, pemeber ian w ew enang dan
keleluasaan har us diikuti dengan pengawasan
yang kuat. Oleh kar ena itu, pengawasan yang
dilakuakan dapat menjadi jaminan yang
cukup tidak hanya untuk sistem akuntansi
keuangan daerah, namun member ikan pula
jaminan yang cukup bagi sasaran kiner ja yang
ingin dicapai, dilaksanakannya pengawasan
inter n yang efektif dan kontinyu pada
kegiatan dapat menjamin kiner ja pemer intah
daer ah ter capai dengan baik.
Ber dasar kan penelusur an t eor i dan
hasil peneilitian, maka model penelitian dapat
dibuat dalam paradigma seper ti dibaw ah ini :
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
8
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Gambar 1.
M odel Penelit ian
Hypothesis
Hipotesis penelitan
sebagai ber ikut :
dapat
disajikan
H0 :
Lingkungan
Pengendalian,Penilaian
Resiko
Aktivitas
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi
dan
Pemantauan tidak memiliki pengar uh
ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan.
H1 :
Lingkungan
Pengendalian,Penilaian
Resiko
Aktivitas
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi
dan
Pemantauan
memiliki
pengar uh
ter hadap Kualitas Lapor an Keuangan.
OBJEK DAN METODE PENELI TI AN
Objek penelitian mer upakan sesuatu
yang akan dibahas dalam sebuah penelitian
( Sugiyono; 2009:41) . Dalam penelitian ini
objek yang akan diteliti adalah sistem
pengendalian inter n dan kualitas laporan
keuangan pemer intah daer ah. Penelitian ini
dilaksanakan pada OPD (Or ganisasi Perangkat
Daer ah) di kabupaten Cianjur . Data hasil
penelitian mer upakan data kuantitatif. Data
kuantitatif adalah data yang ber bentuk angka
atau data kuantitatif yang diangkakan
( Skor ing) (Sugiyono, 2011:23) .
Sementar a itu jika dilihat ber dasar kan
metode yang digunakan, maka penelitian yang
dilakukan oleh penulis ter masuk ke dalam
metode penelitian sur vey. Menur ut Sugiyono
(2006:7) penelitian sur vey adalah penelitian
yang dilakukan pada populasi besar maupun
kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data
dar i sampel yang diambil dar i populasi
ter sebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian r elatif, distr ibusi, dan hubunganhubungan antar variabel sosiologis maupun
psikologis.
Menur ut
Sugiyono
(2010:389)
populasi
diar tikan
sebagai
w ilayah
gener alisasi yang ter dir i atas : obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakter istik
ter tentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajar i
dan
kemudian
ditar ik
kesimpulannya. Sedangkan menur ut Umi
Narimawati (2008:161) , populasi adalah
objek atau subjek yang memiliki karakter istik
ter tentu sesuai infor masi yang ditetapkan
oleh peneliti, sebagai unit analisis penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah
Or ganisasi Per angkat Daer ah yang ada di
Kabupaten Cianjur yang ber jumlah 74 OPD.
Menur ut Sugiyono (2010:389) sampel
adalah sebagian dar i populasi itu. Sedangkan
menur ut Umi Narimawati (2008:161)
Sampel adalah sebagian dar i populasi yang
ter pilih untuk menjadi unit pengamatan
dalam penelitian ini. Apa yang dipelajar i dar i
sampel itu, kesimpulannya akan dapat
diber lakukan untuk populasi. Untuk itu
sampel yang diambil dar i populasi har us
betul-betul r epr esentatif (mew akili).
Teknik pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampling Pur posive, ar tinya
penentuan sampel dengan per timbangan
ter tentu. Kr iter ia yang menjadi sampel dalam
penelitian ini yaitu Sekr etar iat DPRD, lembaga
teknis daer ah dan dinas daer ah di Kabupaten
Cianjur . Adapun jumlah sampel yang diteliti
dar i OPD yang ber ada di Kabupaten Cianjur
yaitu ber jumlah 31 OPD. Subjek yang akan
diteliti dalam penelitian ini adalah Or ganisasi
Per angkat Daer ah. Adapun yang menjadi
r eponden dalam penelitian ini adalah
Inspektor at Daer ah yang membina dan
mengaw asi OPD (Or ganisasi Perangkat
Daer ah) di kabupaten Cianjur .
Menur ut Sugiyono (2010:401) teknik
pengumpulan data mer upakan langkah yang
paling utama dalam penelitian, kar ena tujuan
utama dar i penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan
data, maka peneliti tidak akan mendapatkan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
9
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
data yang memenuhi standar data yang
ditetapkan.
Teknik
pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini dengan dua
cara, yaitu Studi kepustakaan (Librar y
Resear ch) dan penelitian Lapangan (Field
Resear ch) . Pengumpulan data pr imer dan
sekunder dilakukan dengan cara :
1. Studi Kepustakaan (Libr ar y Resear ch).
Penelitian ini dilakukan melalui studi
kepustakaan atau studi liter atur dengan
cara mempelajar i, meneliti, mengkaji
ser ta menelah liter atur ber upa bukubuku ( text book ), per atur an per undangundangan, majalah, sur at kabar , ar tikel,
situs w eb dan penelitian-penelitian
sebelumnya yang memiliki hubungan
dengan masalah yang diteliti. Studi
kepustakaan
ini
ber tujuan
untuk
memper oleh sebanyak mungkin teor i
yang diharapkan akan dapat menunjang
data
yang
dikumpulkan
dan
pengolahannya lebih lanjut dalam
penelitian ini.
2. Penelitian Lapangan (Field Resear ch).
Dalam teknik pengumpulan data pr imer
seper ti kuesioner mer upakan teknik
yang digunakan oleh par a peneliti dalam
pengumpulan data penelitian ini yang
akan diolah untuk menjaw ab hipotesis.
Metode yang digunakan adalah metode
sur vei.
Adapun teknik yang digunakan dalam
penelitian ini adalah teknik kuesioner secar a
per sonal dimana kuesioner disampaikan dan
dikumpulkan langsung oleh peneliti dar i
Inspektor at Daer ah Kabupaten Cianjur . Data
yang diper oleh melalui penyebar an kuesioner
dibuat ber upa skor ing untuk masing-masing
per nyataan (Sugiyono, 2011:13). Skala yang
digunakan
dalam
penelitian
untuk
pembobotan
item
kuesioner
adalah
menggunakan Skala Liker t.
Menur ut (Sugiyono, 2011: 267)
Validitas mer upakan der ajat ketepatan antar a
data yang ter jadi pada objek penelitian
dengan daya yang dapat dilapor kan oleh
peneliti. Ter dapat dua macam validitas
penelitian, yaitu validitas inter nal yang
ber kenaan dengan der ajat akur asi desain
penelitian dengan hasil yang dicapai, dan
validitas ekster nal yang ber kenaan dengan
der ajat akur asi apakah hasil penelitian dapat
digener alisasikan atau diter apkan pada
populasi di mana sampel ter sebut diambil.
Untuk
pengujian
kualitas
data
digunakan uji validitas, Menur ut (Sugiyono,
2011: 267) Validitas mer upakan der ajat
ketepatan antara data yang ter jadi pada objek
penelitian dengan daya yang dapat dilapor kan
oleh
peneliti.
Pengujian
validitas
menggunakan kor elasi Pr oduct Moment.
Setelah dilakukan pengujian validitas, maka
langkah selanjutnya adalah melakukan
pengujian r eliabilitas. Sugiyono (2011:130)
menyatakan bahwa : ”Pengujian r eliabilitas
instr umen dapat dilakukan secara ekster nal
maupun inter nal. Secar a ekster nal pengujian
dapat dilakukan dengan test-r etest (stabilit y) ,
equivalent , dan gabungan keduanya. Secar a
inter nal r eliabilitas instr umen dapat diuji
dengan menganalisis konsistensi butir -butir
yang ada dengan teknik ter tentu”.
Pengujian
r eliabilitas
pengujian
r eliabilitas instr umen menggunakan inter nal
consistency, dimana instr umen dicobakan
sekali saja. Data yang diper oleh kemudian
dianalisis, dalam hal ini digunakan teknik
belah dua dar i Spearman Br own (Split half) .
Pengujian analisis data
dalam
penelitian ini menggunakan analisis jalur .
Harun (2001:7-9) menyatakan bahw a
langkah ker ja yang disar ankan untuk diikuti
adalah sebagai ber ikut :
1) Gambar kan dengan jelas diagr am jalur
yang mencer minkan pr oposisi hipotetik
yang
diajukan,
lengkap
dengan
per samaan str uktur nya. Di sini kita
har us bisa menter jemahkan hipotesis
penelitian yang kita ajukan kedalam
diagram jalur , sehingga bisa tampak jelas
var iabel apa saja yang mer upakan
var iabel eksogenus dan apa yang
menjadi var iabel endogenusnya.
2) Hitung matr iks kor elasi antar var iabel.
3) Identifikasikan
sub-str uktur
dan
per samaan yang akan dihitung koefisien
jalur nya. Misalkan saja dalam substr uktur yang telah kita identifikasi
ter dapat k buah var iabel eksogenus, dan
sebuah (selalu hanya sebuah) var iabel
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
10
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
edogenus Y yang dinyatakan oleh
per samaan :
Y = ρyx1 X1 + ρyx2 X2 + ρyx3 X3 + ρyx4 X4 + ρyx5 X5 + ε
4)
5)
6)
7)
Hitung matr iks kor elasi antar var iabel
eksogenus yang menyusun sub-str uktur
ter sebut.
Hitung matr iks inver s R-1
Hitung semua koefisien jalur ρYxi, i =
1,2,3,4,5,...,k melalui r umus
R2Y(X1,X2, X2, X3,X4,X5)) yaitu koefisien yang
menyatakan
Deter minasi
total
X1,X2,X3,X4,X5 (dalam analisis r egr esi
koefisien
ini
disebut
Koefisien
Deter minasi Multipel)
Hitung ρYε (koefisien jalur variabel
lainnya)
Pengujian hipotesis dalam penelitian
ini dilakukan menggunakan dua car a yaitu:
pengujian secar a ber sama-sama (simultan)
dan pengujian secara individual (par sial).
HASI L PENELI TI AN DAN PEMBAHASAN
Analisis
data
dalam
penelitian
menggunakan metode analisis jalur (path
analysis. Adapun dalam pr oses analisisnya
menggunakan bantuan softwar e Lisr el 8.80
for Windows. Per samaan yang diper oleh dar i
pr oses analisis adalah sebagai ber ikut :
Model Per samaan
Y = 0.37 X1 + 0.20 X2 + 0.27 X3 + 0.25 X4 + 0.03 X5 + ε
ε = Errorvar = 0.17, R2 = 0.83
Dar i per samaan diatas dapat diuraikan
sebagai ber ikut :
1. Koefisien r egr esi X1 adalah 0.37, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel
Lingkungan
Pengendalian
sebesar
satu
satuan
nilai
akan
meningkatkan
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah sebesar
0.37 satuan nilai atau 37% dengan
asumsi var iabel lainnya adalah konstan.
2. Koefisien r egr esi X2 adalah 0.20, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Penilaian Resiko sebesar satu
satuan nilai akan meningkatkan Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah
sebesar 0.20 satuan nilai atau 20%
dengan asumsi variabel lainnya adalah
konstan.
3. Koefisien r egr esi X3 adalah 0.27, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Kegiatan Pengendalian sebesar
satu satuan nilai akan meningkatkan
Kualitas Lapor an Keuangan Pemer intah
Daer ah sebesar 0.27 satuan nilai atau
27% dengan asumsi var iabel lainnya
adalah konstan.
4. Koefisien r egr esi X4 adalah 0.25, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Infor masi dan Komunikasi
sebesar
satu
satuan
nilai
akan
meningkatkan
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah sebesar
0.25 satuan nilai atau 25% dengan
asumsi var iabel lainnya adalah konstan.
5. Koefisien r egr esi X5 adalah 0.03, hal ini
menunjukkan bahwa setiap peningkatan
var iabel Penilaian Resiko sebesar satu
satuan nilai akan meningkatkan Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah
sebesar 0.03 satuan nilai atau 3%
dengan asumsi variabel lainnya adalah
konstan.
Nilai Er r or var yaitu sebesar 0.17
memper lihatkan besar nya pengar uh faktor
lain di luar Lingkungan Pengendalian,
Penilaian Resiko, Kegiatan Pengendalian,
Infor masi dan Komunikasi, dan Pemantauan
ter hadap
Kualitas
Lapor an
Keuangan
Pemer intah Daer ah yaitu sebesar 17%.
Sementar a itu nilai R2 atau koefisien
deter minasi
multipel
sebesar
0.83
memper lihatkan
besar nya
pengar uh
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Kegiatan
Pengendalian, Infor masi
dan
Komunikasi,
dan
Pemantauan
secar a
keselur uhan ter hadap Kualitas Laporan
Keuangan Pemer intah Daer ah yaitu sebesar
83%.
Secara simultan dalam penelitian ini
dapat kita lihat, bahw a hasil dar i pengujian
hipotesis yang diajukan yakni ter dapat
pengar uh sistem pengendalian inter n yang
meliputi lingkungan pengendalian, penilaian
r esiko, kegiatan pengendalian, infor masi dan
komunikasi, dan pemantauan. Ber dasar kan
nilai F hitung kemudian dibandingkan dengan
nilai F tabel dimana diper oleh nilai Fhitung
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
11
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
sebesar 24.41 dan nilai Ftabel 2.52 ter nyata
lebih besar dar i nilai F di tabel. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Atau
dengan kata lain sistem pengendalian inter n
yang ter dir i dari Lingkungan Pengendalian
(X1) , Penilaian
Resiko (X2) , Kegiatan
Pengendalian (X3) , Infor masi dan Komunikasi
(X4) , dan Pemantauan (X5) ber pengar uh positif
dan signifikan ter hadap Kualitas Laporan
Keuangan
Pemer intah
Daer ah.
Untuk
pengujian secara par sial memper lihatkan
besar nya nilai t hitung yang dihasilkan melalui
per hitungan dengan bantuan softwar e Lisr el
8.80 for windows adalah sebagai ber ikut :
Tabel 2.
Kesimpulan Pengujian Secara Individual
Var
t hitung
t tabel
X1
2.00
1.6957
Posit if dan signifikan
Kesimpulan
X2
2.04
1.6957
Posit if dan signifikan
X3
X4
1.68
2.12
1.6957
1.6957
Posit if dan t idak signifikan
Posit if dan signifikan
X5
0.20
1.6957
Posit if dan t idak signifikan
Dar i tabel 2 diatas ter lihat bahw a X1,
X2, dan X4 memiliki pengar uh yang positif dan
signifikan. Ar tinya apabila ter jadi per ubahan
sedikit saja pada var iabel X1 (Lingkungan
Pengendalian), X2 (Penilaian Resiko), X4
(Infor masi dan komunikasi) maka akan
langsung ter jadi per ubahan yang ber ar ti pada
var iabel Y (Kualitas Lapor an Keuangan
Pemer intah Daer ah), selain itu pengar uhnya
dapat digener alisir ter hadap selur uh populasi
OPD di Kabupaten Cianjur . Sedangkan X3 dan
X5 memiliki pengar uh positif dan tidak
signifikan. Ar tinya var iabel X3 (Kegiatan
Pengendalian), X5 (Pemantauan) pengar uhnya
tidak dapat digener alisir ter hadap selur uh
populasi OPD di Kabupaten Cianjur .
Gambar 2
Hasil Analisis Jalur
Dengan menggunakan analisis jalur
(path analysis) kita dapat mengetahui
pengar uh secara langsung dan tidak langsung
tiap var iabel bebas (X) ter hadap var iabel
ter kait (Y). Dar i hasil per hitungan diatas
dapat disimpulkan sebagai ber ikut :
Tabel 4.
Tot al Pengaruh
Var
X1
X2
X3
X4
X5
Pengaruh
Langsung
0.1369
0.04
0.0729
0.0625
0.0009
Pengaruh Tidak Langsung
X2
X3
X4
0.027
0.083
0.062
0.027
0.022
0.004
0.083
0.022
0.036
0.062
0.004
0.036
0.008
0.002
0.005
0.004
Pengaruh Total
X1
X5
0.008
0.002
0.005
0.004
Total
0.319
0.096
0.221
0.170
0.021
0.829
Atas dasar per hitungan diatas hasil
penelitian yang dapat dikemukakan adalah
sebagai ber ikut :
1. Lingkungan Pengendalian (X1) secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
13.69% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Penilaian
r esiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) sebesar 31.9199%.
2. Penilaian Resiko (X2) secar a langsung
menentukan
per ubahan-per ubahan
Kualitas Lapor an keuangan Pemer intah
Daer ah (Y) adalah sebesar 4% dan secara
tidak langsung yang melalui hubungannya
dengan Lingkungan Pengendalian (X1),
Kegiatan Pengendalian (X3), Infor masi dan
Komunikasi (X4), dan Pemantauan (X5)
sebesar 9.678%.
3. Kegiatan Pengendalian (X3)
secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
7.29% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Lingkungan
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) sebesar 22.1454%.
4. Infor masi dan Komunikasi (X4) secara
langsung
menentukan
per ubahanper ubahan Kualitas Laporan keuangan
Pemer intah Daer ah (Y) adalah sebesar
6.25% dan secar a tidak langsung yang
melalui hubungannya dengan Lingkungan
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
12
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Kegiatan
Pengendalian
(X3),
dan
Pemantauan (X5) sebesar 17.0625%.
5. Pemantauan
(X5)
secar a
langsung
menentukan
per ubahan-per ubahan
Kualitas Lapor an keuangan Pemer intah
Daer ah (Y) adalah sebesar 0.09% dan
secar a tidak langsung yang melalui
hubungannya
dengan
Lingkungan
Pengendalian (X1), Penilaian Resiko (X2),
Kegiatan Pengendalian (X3), dan Infor masi
dan Komunikasi (X4) sebesar 2.1006%.
6. Lingkungan Pengendalian (X1), Penilaian
Resiko (X2), Kegiatan Pengendalian (X3),
Infor masi dan Komunikasi (X4), dan
Pemantauan (X5) secar a ber sama-sama
mempengar uhi
Kualitas
Lapor an
Keuangan Pemer intah Daer ah (Y) sebesar
83%.
Besar nya
pengar uh
secara
pr opor sional yang disebabkan oleh
var iabel lainnya di luar var iabel diatas
yaitu sebesar 17%.
Hasil
per hitungan
diatas
memper lihatkan
bahwa
Lingkungan
Pengendalian memiliki por si pengar uh yang
Paling besar dibandingkan dengan var iabel
lainnya.
KESI MPULAN DAN SARAN
Penelitian mengenai pengar uh Sistem
Pengendalian Inter n yang ter dir i dar i
Lingkungan Pengendalian, Penilaian Resiko,
Kegiatan
Pengendalian, Infor masi
dan
Komunikasi, Pemantauan ter hadap Kualitas
Lapor an Keuangan Pemer intah Daer ah dapat
ditar ik beber apa kesimpulan sebagai ber ikut :
1. Ter dapat pengar uh signifikan antar a
Lingkungan Pengendalian, Penilaian
Resiko,
Kegiatan
Pengendalian,
Infor masi
dan
Komunikasi,
dan
Pemantauan ter hadap Kualitas Lapor an
Keuangan secara simultan;
2. Secara par sial, Ter dapat pengar uh
signifikan
antara
Lingkungan
Pengendalian, Penilaian Resiko, dan
Infor masi dan Komunikasi ter hadap
Kualitas Lapor an Keuangan.
3. Secara par sial, Ter dapat pengar uh tidak
signifikan antar a Kegiatan Pengendalian
dan Pemantauan ter hadap Kualitas
Lapor an Keuangan.
Saran
Or ganisasi Per angkat Daer ah (OPD)
har us
meningkatkan
lingkungan
pengendalian
dengan
memper hatikan
komitmen ter hadap kompetensi dan memiliki
pr osedur yang efektif untuk memantau hasil
kew enangan dan tanggung jawab yang
didelegasikan. Dalam meningkatkan penilaian
r esiko,
Instansi
Pemer intah
memiliki
mekanisme
untuk
mengantisipasi,
mengidentifikasi, dan ber eaksi ter hadap
r isiko yang diakibatkan oleh per ubahanper ubahan dalam pemer intahan, ekonomi,
industr i, per atur an, oper asional atau kondisi
lain yang dapat mempengar uhi ter capainya
maksud dan tujuan Instansi Pemer intah
secar a keselur uhan atau maksud dan tujuan
suatu kegiatan. Or ganisasi Per angkat Daer ah
(OPD) har us meningkatkan infor masi dan
komunikasi dengan menggunakan ber bagai
bentuk komunikasi yang sesuai dengan
kebutuhannya
ser ta
mengelola,
mengembangkan, dan memper baiki sistem
infor masinya dalam upaya meningkatkan
komunikasi secar a ber kesinambungan.
Untuk dapat meningkatkan kualitas
lapor an keuangan Pemer intah daer ah,
pemer intah
daer ah
har us
senantiasa
meningkatkan kegiatan pengendalian dengan
memper timbangkan pelimpah tugas secar a
sistematik
ke sejumlah or ang untuk
member ikan keyakinan adanya checks and
balances. Sebaiknya apar at pengawasan
(Inspektor at Daer ah) hendaknya lebih efektif
dalam
melakukan
pembinaan
seper ti
melakukan kontr ol secar a r utin pada OPDOPD di lingkungan Pemer intah Kabupaten
Cianjur .
DAFTAR PUSTAKA
Anindita, Pr imastuti. 2006. Kualitas Sistem
Pengendalian Inter n Sebagai Penentu
Tingkat Keper cayaan Lapor an Keuangan
Suatu Pemer intah Daer ah. Widyapr aja, Vol.
32, No. 3, Tahun 2006.
Anw ar Nasution. 2007. Per baikan Pengelolaan
Keuangan Negar a dan Keuangan Daer ah.
Jakar ta : IAI-KSAP.
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
13
Tuti Herawati
ISSN : 1693-4482
Dar ya Setia Nugraha. 2010. The Influence Of
Inter nal Contr ol System To The Reliability
Of Local Gover ment Financial Statement
(Case Study at Pemer intah Pr ovinsi Jawa
Bar at). Jur nal
Ekonomi, Keuangan,
Per bankan, dan Akuntansi, Vol. 2, No. 2
November 2010).
Har un, Al-Rasyid. 2001. Analisis Jalur (Path
Analisis). Bandung : Pasca Sar jana
Univer sitas Padjadjar an.
Hall, James A. 2007. Accounting Infor mation
System: Sistem
Infor masi
Akuntansi.
Jakar ta: Salemba Empat.
I Gusti Agung Rai. 2010. Audit Kiner ja pada
Sektor Publik . Jakar ta : Selemba Empat.
Indr a Bastian. 2011. Audit Sektor Publik .
Jakar ta : Salemba Empat.
Mahmudi. 2007. Manajemen Kiner ja Sektor
Publik. Yogyakar ta : UPP STIM YKPN.
Mar diasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik .
Yogyakar ta : ANDI.
Per atur an Pemer intah Nomor 71 Tahun 2010.
Standar
Akuntansi
Pemer intahan.
Fokusmedia.
Per atur an Pemer intah Republik Indonesia
Nomor
60
Tahun
2008.
Sistem
Pengendalian Inter n Pemer intah. Nuansa
Aulia.
Per mendagr i No.13 Tahun 2006. Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daer ah.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitat if dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Sugiyono. 2011. Statistika unt uk Penelitian.
Bandung : Alfabeta.
Tony, Tr iyulianto. 2008. Sistem Pengendalian
Inter n Pemer intah (SPIP) Ber sama Kita
Bisa Menyongsong Masa Depan BPKP yang
Lebih Cer ah. Bulletin Per wakilan BPKP
Pr ovinsi Sulaw esi Selatan, Vol. 1, No. 4, 24
Oktober 2008.
Umi Nar imawati. 2007. Teknik-teknik Analisis
Multivar iat . Yogyakar ta : Graha Ilmu.
Undang-undang Nomor 17
tentang Keuangan Negar a.
Tahun
2003
War r en, S.Car l., and Reeve, M.James., and Fess,
E.Philip.
2005.
Cor por ate Financial
Accounting. South Wester n: Thomson.
Wawan Sukmana dan Lia Anggar sari. 2009.
Pengar uh
Pengawasan
Inter n
dan
Pelaksanaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daer ah Ter hadap Kiner ja Pemer intah
Daer ah (Sur vei pada Satuan Ker ja
Per angkat Daer ah Kota Tasikmalaya) .
Jur nal Akuntansi FE UNSIL, Vol. 4, No. 1,
2009.
Weygandt, J.J., et al. (2005). Accounting
pr inciples. New Yor k: John Wiley & Sons.
STAR – Study & Accounting Resear ch | Vol XI, No. 1 - 2014
14