ANALISIS IMPLEMENTASI UNIVERSAL MOBILE T

ANALISIS IMPLEMENTASI UNIVERSAL MOBILE TELECOMMUNICATION
SERVICE (UMTS) PADA HIGH ALTITUDE PLATFORM STATION (HAPS)
DI JAKARTA
ABSTRAK
Saat ini, sistem komunikasi UMTS semakin berkembang dan meluas. Sistem UMTS
ini dapat melayani data rate yang tinggi, namun terbatas dengan area cakupan yang sempit.
Coverage area dari UMTS adalah 1-2 km. Dengan kemampuan coverage yang sempit ini,
tentu membutuhkan banyak sel untuk dapat melayani suatu wilayah yang luas. Dengan
menggunakan High Altitude Platform System (HAPS) dapat dibangun sebuah sel makro yang
dapat melayani sebuah area yang luas. High Altitude Platform System (HAPS) adalah sebuah
teknologi yang menyediakan layanan telekomunikasi wireless, yang mirip dengan satelit.
HAPS dioperasikan pada ketinggian 5-20 km dari permukaan bumi atau pada lapisan
stratosfer. Sistem ini memiliki prinsip kerja yang hampir sama dengan sistem satelit,
namun memiliki jangkauan area yang lebih kecil. HAPS memiliki keunggulan dari segi
biaya, pemeliharaan, dan pengembangan karena mudah untuk dinaik turunkan dan dipindah
tempatkan. Dengan kelebihannya yang dapat dipindahkan, ini dapat diatur sesuai dengan
keadaan trafik yang ada. HAPS dapat menggunakan wahana seperti pesawat atau balon
udara.
Pada penelitian ini akan dilakukan penentuan sel HAPS yang digunakan dan
konfigurasi sel optimal untuk dapat mengcover wilayah Jakarta yang memiliki luas wilayah
662,3 km2 dan memiliki jumlah penduduk hingga 9,5 juta jiwa. Untuk mendapatkan jumlah

sell yang paling optimum, akan digunakan dua buah metode yaitu Planning Base on
Capacity dan metode Planning Base on Coverage. Metode planning Base on capacity adalah
metode planning yang menitikberatkan pada kemampuan suatu site untuk melayani
penggunaan kanal trafik. Sedangkan planning base on coverage adalah suatu metode planning
yang menitikberatkan kemampuaan site untuk mengcover suatu lokasi yang diukur
berdasarkan parameter-parameter radio. Setelah dilakukan perencanaan dengan kedua metode
tersebut kemudian hasil yang diperoleh dibandingkan dan selanjutnya menentukan berapa
konfigurasi sel yang paling optimum untuk mengcover dan menampung penggunaan saluran
di daerah tersebut.
Hasil pengerjaan tugas akhir ini adalah menghitung jumlah sel yang dapat dihasilkan
pada satu buah HAPS untuk bisa diimplementasikan di Jakarta. Untuk menyelesaikan
permasalahan diatas, parameter yang harus diperhatikan adalah Rx Level, sensitifitas
penerima, Free Space Loss, jarak antar sel, traffic tiap pelanggan, jumlah pelanggan, luas
wilayah dan beamwidth antena pemancar.

Kata Kunci : HAPS, UMTS, sel, antena